Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Pengaruh kenaikan bbm terhadap perekonomian indonesia
1. TUGAS PENGANTAR EKONOMI MAKRO
“PENGARUH KENAIKAN BBM TERHADAP PEREKONOMIAN
INDONESIA”
NAMA : PUTRI WULANDARI
NPM : 1112210220
KELAS : A-MP
RUANG : 106
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri
menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh
naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa
ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit
perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai
dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi,
2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang ditawarkan
mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat permintaan
dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari
naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal
ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang
yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang
diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).
3. Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM
adalah kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini
terjadi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi
akibat komponen biaya yang mengalami kenaikan. Kondisi
perekonomian Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli
masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan
sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit
untuk dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses
produksi dan distribusi barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga
tidak dapat dihindari, karena membebani APBN. Sehingga Indonesia
sulit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat
investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain yang dapat
memajukan kondisi ekonomi nasional.
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau
kebijakan-kebijakan untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan
perekonomian nasional. Diperlukan kebijakan pemerintah, dalam hal
ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di
masyarakat ini berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi.
Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini adalah dampak
konkret dari kenaikan harga BBM.
4. Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi
masalah ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah
uang yang beredar di masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk
mengatasi inflasi ini adalah dengan mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan
menaikan dan menurunkan tingkat suku bunga ini dikenal dengan sebutan
politik diskonto yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter.
Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai “Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap
Tingkat Inflasi dan Perekonomian Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
mengenai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
perekonomian Indonesia, yang didalamnya juga berdampak pada tingkat
inflasi. Masalah ini diambil karena kenaikan harga BBM dapat
mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Dalam makalah ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan
perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi
yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM?
5. BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskriptif
Negara Indonesia dikenal dengan salah satu penghasil minyak dunia, namun saat ini Indonesia juga
merupakan salah satu negara pengimpor minyak. Hal ini disebabkan karena tiap tahun produksi
minyak Indonesia semakin berkurang, sedangkan pemakai akan konsumsi minyak atau BBM tersebut
semakin bertambah. Sehingga kenaikan harga minyak menjadi momok yang sangat menakutkan bagi
NKRI ini, selama ini pemerintah harus mengeluarkan dana subsidi untuk BBM yang diambil dari
APBN, sehingga kita dapat membeli BBM dengan murah akibat adanya subsidi BBM tersebut. Tetapi
dengan naiknya harga minyak di dunia pemerintah tidak dapat menjual BBM kepada masyarkat
dengan harga yang sama dengan harga yang sebelumnya karena hal itu dapat menyebabkan
pengeluaran APBN untuk subsidi BBM semakin tinggi, dan hal ini dapat membuat kacaunya RAPBN
yang telah dirumuskan oleh pemerintah sebelumnya. Maka pemerintah mengambil kebijakan untuk
menaikan harga bbm.
Ada indikasi terhadap penyelewengan – penyelewengan dalam pendistribusian bahan bakar minyak.
Di beberapa tempat bahkan muncul spekulasi akan kenaikan harga BBM jadi mereka melakukan
penimbunan BBM agar dapat dijual dengan harga tinggi pada saat harga BBM itu naik. Padahal untuk
saat ini tidak aka nada kenaikan untuk BBm bersubsidi yang ada adalah pengurangan BBm
bersubsidi itu sendiri maupun kenaikan harga pada sector BBm yang tidak bersubsidi. Pemerintah
pun menunda waktu pelaksanaan program BBm bersubsidi yang pernah dicanangkan bahwa BBm
bersubsidi haanya akan di berikan terhadap kendaraan kendaraan tertentu.Hal ini sedikit banyak
mempengaruhi perekonomian Indonesia karena dengan adanya penimbunan BBm tersebut
masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM. Dan kelangkaan itu sangat berpengaruh
terhadap harga BBM di pasaran. Hal ini pulalah ( harga BBM ) yang mempengaruhi sebagian besar
harga komoditas.
6. Karena harga BBM naik maka biaya pengangkutan juga akan naik, dan bila harga
pengangkutan naik maka harga kebutuhan bahan pokok juga akan naik, dan bila
harga kebutuhan pokok naik maka daya beli masyarakat terhadap suatu barang
akan menurun. Daya beli masyarakat yang menurun tentu dapat mempengaruhi
pendapatan nasional Indonesia. Dan oleh karena itu pemerintah diharapkan untuk
lebih untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap sepukaln BBM, karena
hanya dengan spekulasi harga BBM yang akan naik, “ hanya spekulasi “ hal itu
dapat sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Bahkan hanya karena spekulan ini, Indonesia pernah mengalami deficit sekitar 0.6
% di tahun 2010 lalu. Diharapkan tahun ini tidak akan terjadi kenikan BBM lagi.
Karena dikhawatirkan jika harga BBm naik maka tingkat Inflasi Indonesia juga akan
naik. Dan jika peraturan BBm bersubsidi telah diterapkan maka diperkirakan target
inflasi pemerintah sebesar 5 plus minus 1% akan sulit tercapai.
Terdapat empat faktor yang menyebabkan harga minyak naik pada saat ini antara
lain :
1.Invasi Amerika kepada Irak , ini menyebabkan ladang minyak di Irak tidak dapat
berfungsi secara optimal sehingga supply minyak menurun
2.Permintaan minyak yang cukup besar dari negara China & India
3.Badai katrina dan badai rita yang melanda melanda daerah Amerika Serikat dan
merusak kegiatan produksi yang berada di daerah teluk Meksiko
4.Ketidakmampuan OPEC menstabilkan harga minyak dunia
7. 2. Landasan Teori
Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi perekonomian rakyat
Indonesia?
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa
kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal,
sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144).
Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga
BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko
tinggi.
Berikut dampak yang di hasilkan apabila harga BBM dinaikkan :
1) Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya
biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
2) Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi
perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
3) Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga
bahan baku, beban transportasi dll.
4) Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan
terputus.
8. 5) Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya
biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.
6) Inflasi akan terjadi jika harga BBM mengalami kenaikan. Inflasi
yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau
jasa.
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya
inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini
premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan
merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara
untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM
akan naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak
tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat.
Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami
kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi
dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini terjadi
karena adanya kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat
berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan
sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga
akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan
iklim berinvestasi.
9. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya
produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga
barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena
penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya perekonomian akan
stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling
parah adalah semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha
menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta
penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika
tidak? Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat
juga. Meskipun negara kita merupakan penghasil minyak, dalam
kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan
impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan
pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi,
salah satunya adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan
harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor
komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit
mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya
harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk subsidi minyak.
10. Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari
terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di
masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam
masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi),
keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta
serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari
waktu ke waktu.
11. Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang
merasa dirugikan dan ada juga yang diuntungkan.
Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan
masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat
yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para
kreditur. Sementara golongan masyarakat yang
diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan
industriawan, dan para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator
untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara
atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan
perkembangan harga barang dan jasa secara umum
yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK).
Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi
daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan
disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari
suatu barang dan jasa.
12. 3. Terapan
Ada beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diambil pemerintah
dalam upaya :
1. Sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor
minyak, pemerintah seharusnya berupaya untuk meningkatkan
produksi minyak nasional dengan perbaikan iklim investasi di sektor
pertambangan minyak sehingga mampu menggairahkan kegiatan
eksplorasi dan eksplitasi minyak bumi.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan publik, pemerintah seharusnya
melakukan pembenahan dan audit Pertamina.
3. Upaya untuk menolong dunia usaha yang kian terpuruk akibat
kenaikan BBM, maka pemerintah dapat melakukan: penghapusan
ekonomi biaya tinggi, penghapusan berbagai pungutan resmi
maupun tidak resmi, penyederhanaan rantai perijinan.
4. Pemerintah harus bersikap dan bertindak tegas terhadap pengusaha
yang menggeser kenaikan harga BBM dengan menaikkan harga
secara tidak wajar dan tidak didukung data yang kuat.
5. Kenaikan kebutuhan bahan pokok dapat meningkatkan kemiskinan
secara tajam, oleh karena itu pemerintah seharusnya mampu
mengendalikan harga kebutuhan pokok ditingkat yang wajar
sehingga tidak memberatkan kalangan konsumen miskin dan
kalangan petani sebagai produsen.
13. 6. Pengalihan subsidi BBM ke subsidi langsung sebaiknya
diarahkan kearah kegiatan yang bersifat produktif,
jangka panjang, berkelanjutan dan mampu
meningkatkan kapasitas modal manusia seperti program
padat karya, pengembangan usaha kecil menengah,
pendidikan dasar dan kesehatan.
7. Raskin dan Subsidi Tunai Langsung secara masif
seperti saat ini harus diposisikan sebagai Jaring
Pengaman Sosial yang bersifat emergency dan
sementara. Subsidi Langsung Tunai untuk selanjutnya
seharusnya diberikan kepada kelompok usia non-
produktif diatas 60 tahun yang miskin sebagai Jaminan
Sosial. Sedangkan kelompok miskin usia produktif
diarahkan untuk berusaha dan bekerja.
8. Walaupun pencabutan subsidi BBM secara teori
ekonomi memiliki argumentasi yang kuat, pemerintah
juga harus memperhatikan faktor sosial dan politik
akibat pencabutan subsidi BBM.
14. Selain hal diatas, pemerintah juga dapat melakukan
perbaikan- perbaikan seperti: Pertama memperbaiki fasilitas
transportasi umum. Mayoritas masyarakat Indonesia
menggunakan kendaraan pribadi dalam melaksanakan
aktivitasnya. Hal ini tak pelak mengakibatkan konsumsi BBM
melonjak. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi akan
mengurangi konsumsi BBM secara signifikan. Namun,
sayangnya hingga saat ini tidak ada transportasi umum yang
cukup nyaman sehingga masyarakat beralih ke kendaraan
pribadi. Mudahnya memperoleh kendaraan dan pajak barah
mewah yang murah menjadikan para pejabat atau
masyarakat menengah ke atas untuk memiliki kendaraan
pribadi. Perlunya pengaturan kendaraan pribadi seperti di
Jepang dapat mengurangi pemakaian BBM dan sarana
angkutan umum dapat menjadi pilihan masyarakat.
Kedua Pemerintah harus melakukan efisiensi pada berbagai
lini/pos pengguna APBN terutama biaya operasional dan
belanja negara serta sarana prasarana pejabat yang dinilai
terlalu mewah.
15. Ketiga menekan penguasaan migas oleh asing dan mengembalikannya ke
dalam pengelolaan negara sesuai dengan amanatkan pasal 3 ayat (3) UUD
1945. Saat ini pihak asing sudah mengendalikan produksi dan penjualan
minyak dari hulu hingga hilir, setidaknya 89% migas dikuasai oleh asing
(Tribun Jabar, 24/3/2012). Kondisi ini diperparah dengan izin pengelolaan
sumur-sumur minyak seperti Blok cepu yang dikendalikan oleh Exxon Mobil
selama 30 tahun kedepan. Begitu juga sumur minyak yang tersebar di tanah
air hampir semuanya dikendalikan oleh asing. Walupun dulu mantan Dirut
Pertamina Wydia Purnama pernah menentang kepemilikan asing dan
mengatakan pertamina sanggup untuk mengelolanya namun naluri
pemerintah untuk menggadaikan asset negara ini pada asing semakin kuat
alhasil Wydia Purnama “disingkirkan” dari posisinya karena dinilai tidak
mendukung kebijakan pemerintah.
Jika minyak bumi dikelola oleh BUMN maka keuntungan akan lebih
dirasakan oleh masyarakat. Pengelolaan yang dominan oleh asing
menandakan negara gagal dalam memanfaatkan SDA yang ada. Kenaikan
harga BMM jelas tidak mensejahterakan rakyat, seharusnya pemerintah
memikirkan solusi cerdas seperti negara penghasil minyak lainnya yang
mengelola minyaknya dengan baik dan menjualnya lebih murah di dalam
negeri. Sebut saja harga bensin di Arab Saudi Rp 1.068,Bahrain Rp 2.403,
Kuwait Rp 1.689, Iran Rp 979, Mesir Rp 2.848, Nigeria Rp 890, Qatar Rp.
1.958, Turmekistan Rp 750, bahkan Venezuela menjual hanya Rp 495.
Bayangkan negara penghasil minyak sendiri tapi harga BBM melambung
tidak sesuai dengan ekonomi masyarakat,
16. Keempat hal penting yang perlu dilakukan
pemerintah adalah mengoptimalkan upaya
pemberantasan KKN. Praktek KKN sudah
menjadi penyakit yang akut. Survei TII tahun
2011 menempatkan Indonesia negara terkorup
ke 4 di dunia. Sungguh prestasi yang
menyakitkan, oleh karena itu sudah saatnya
hukuman mati dan pemiskinan bagi koruptor
tanpa tanpa tebang pilih. Jika KKN di negeri
yang kaya akan SDA ini teratasi penulis yakin
masyakat akan sejahtera dan tidak akan ada
gelombang penolakan terhadap kebijakan
pemerintah.
17. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan
berdampak bagi masyarakat.Dampak yang signifikan
akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi
perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM
terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada
tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula
pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi
perekonomian akan mengalami goncangan,
ketidakstabilan akan terjadi. Iklim investasi akan
menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan
kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan
moneter efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.
18. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis
merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang
tepat untuk mengeluarkan kebijakan menaikan
harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari
kebijakan pemerintah, diperlukan suatu langkah
yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi.
19. DAFTAR PUSTAKA
http://anaokta.blogspot.com/2013/05/tugas4dampak-kenaikan-harga-bahan-
bakar.html
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan
Kebijakan
Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.
Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka
Mandiri.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada
Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.
Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap
Kondisi Ekonomi Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-accumulation/dampak-
kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomi-indo.html. [21 Oktober
2012]
http://ikhwanbukhari.blogspot.com/2012/12/makalah-dampak-kenaikan-
harga-bahan.html