SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
Télécharger pour lire hors ligne
Bidang Akuntansi Private : 1. Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal (AKPM)

       PENGARUH DIVERSIFIKASI KORPORAT TERHADAP EXCESS VALUE
 PERUSAHAAN MANUFAKTUR, PERDAGANGAN GROSIR DAN ECERAN, SERTA
   PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2005 - 2007
                                      Annaria Setionoputri
                            Institut Bisnis dan Informatika Indonesia
                                         Carmel Meiden
                            Institut Bisnis dan Informatika Indonesia
                                       Dergibson Siagian
                            Institut Bisnis dan Informatika Indonesia


                                          ABSTRACT
         In recently years, The increases of corporate diversification will become a core of
debate, whether that diversification would bring an advantage for corporate or bring negative
influence in a long term on competitive excellent company value. The Purpose of this research is
to test the influence of corporate diversification to excess value. In this research, we estimated
that diversification strategy will increase firm value, especially in manufacture, trading
wholesale & retail, and properti & real estate sector in Indonesia. In relation with firm
characteristics it shows that leverage, tobinsq, size, age of company, and total segment
significantly related with firm value.


Key words: diversification, excess value, firm value, segment sales.


   I. Pendahuluan

           Beberapa tahun terakhir ini, kecenderungan peningkatan Diversifikasi Korporat

    telah menjadi pokok perdebatan apakah diversifikasi dapat membawa manfaat bagi

    perusahaan ataupun justru membawa dampak negatif terhadap keunggulan kompetitif dalam

    jangka panjang.     Dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak

    perusahaan terutama yang sudah menjadi perusahaan go public merupakan bagian dari

    kelompok bisnis. Bentuk usaha konglomerasi yang dibangun dari perusahaan keluarga

                                                1
merupakan ciri khas perusahaan menengah dan besar di Indonesia. Perusahaan tersebut

biasanya dipimpin oleh holding company yang membawahi berbagai anak perusahaan yang

tersebar dalam berbagai segmen usaha. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan tersebut

pada umumnya merupakan perusahaan yang terdiversifikasi.


      Untuk melihat level diversifikasi perusahaan, salah satunya dapat menggunakan

ukuran jumlah segmen usaha yang dimiliki perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh

dari laporan keuangan perusahaan, dimana berdasarkan PSAK No. 05 Revisi 2000

mewajibkan setiap perusahaan yang memiliki berbagai segmen usaha dan geografis yang

masing- masing segmennya telah memenuhi kriteria penjualan, aktiva dan laba usaha

tertentu untuk melaporkan segmen usaha tersebut sebagai bagian dari laporan keuangan

yang diterbitkan.


       Perdebatan mengenai strategi diversifikasi perusahaan terhadap nilai perusahaan

telah berlangsung lama. Pihak-pihak yang memandang manfaat positif diversifikasi

menyatakan bahwa diversifikasi memudahkan koordinasi pada perusahaan yang memiliki

banyak divisi yang berbeda yang dapat melakukan transaksi secara internal (Chatterjee dan

Wernerfelt, 1991:36). Hal ini yang disebut mekanisme pasar intern (internal capital market).

Disamping itu alokasi sumber daya yang lebih efisien dapat tercipta karena menurunnya

biaya transaksi. Manfaat lain yang dirasakan adalah pengurangan pajak dikarenakan

mekanisme transaksi secara internal (Berger dan Ofek, 1995:40).


      Pada sisi lain, diversifikasi dapat menimbulkan dampak negatif. Perusahaan multi

segmen diduga menempatkan investasi yang terlalu besar pada lini usahanya dengan

kesempatan investasi yang rendah. Sedangkan Jensen (1986:2) mengemukakan bahwa


                                           2
manajer perusahaan yang memiliki free cashflow yang besar cenderung untuk mengambil

investasi yang menurunkan nilai (value decreasing) dan proyek yang memiliki net present

value yang negatif ketika mengalokasikan pada segmen usaha mereka. Billett dan Mauer

(1998:2) mengatakan bahwa perusahaan multi segmen melakukan investasi secara tidak

optimal dengan memberikan subsidi kepada segmen usaha yang kinerjanya buruk dengan

sumber daya yang berasal dari segmen usaha yang kinerjanya menguntungkan sehingga

pada akhirnya perusahaan memiliki mekanisme pasar intern yang menurunkan nilai

perusahaan.


       Sebenarnya diversifikasi perusahaan tidak selalu memiliki dampak negatif. Hal ini

dibuktikan oleh Li dan Wong (2003:260) yang meneliti hubungan diversifikasi perusahaan

dengan kinerja pada perusahaan-perusahaan besar di Cina. Pemilihan strategi yang tepat

akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Mereka menemukan bahwa strategi

diversifikasi pada bidang yang saling terkait (related diversification) menjadi kurang

optimal akibat ketidakpastian perilaku institusional. Sedangkan jika hanya melakukan

diversifikasi pada bidang yang tidak berkaitan (unrelated diversification) justru akan

menurunkan nilai perusahaan. Matching antara strategi diversifikasi yang berkaitan dengan

diversifikasi yang tidak berkaitan merupakan strategi optimal yang akan menghasilkan

kinerja perusahaan yang lebih baik.


      Berdasarkan perbedaan-perbedaan hasil penelitian mengenai Pengaruh Diversifikasi

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan, maka penelitian ini bermaksud menguji Pengaruh

beberapa variabel diversifikasi terhadap Excess Value Perusahaan.




                                          3
II. Kerangka Teoritis, Penelitian Terdahulu, dan Pengembangan Hipotesis.

II.1      Pengertian Diversifikasi dan Excess Value

          Diversifikasi Korporat didefinisikan sebagai perluasan bagi perusahaan yang aktif

   secara bersamaan dalam bisnis-bisnis yang berbeda.(Pitt and Hopkins (1982) dalam Wim

   A.Van der Stede (2001:33). Sedangkan Menurut Bettis dan Mahajan (1985) dalam Yeni

   Absah (2007:9) diversifikasi bisnis adalah keanekaragaman jenis usaha baik yang saling

   berkaitan (related business) maupun yang tidak saling berkaitan (unrelated business).


          Excess Value of Firm (EXVAL) adalah selisih kinerja perusahaan diversifikasi

   dibandingkan dengan perusahaan segmen tunggal. Nilai kinerja ini didapatkan dengan

   membagi nilai perusahaan sesungguhnya (market capitalization) dengan nilai yang sudah

   disesuaikan dengan pengaruh industri yang disebut imputed value. Imputed value

   menunjukkan tingkat kinerja perusahaan pada level individual (single firm). Nilai ini

   menunjukkan bagaimana kinerja masing-masing segmen perusahaan dihasilkan ketika

   mereka dianggap seolah-olah merupakan perusahaan individu yang independen.


          Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik

   bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua

   individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal

   diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka

   di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa

   kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.

   (Ahmad Kurnia, 2009).




                                           4
Dalam konteks tersebut maka Diversifikasi sebagai kebijakan perusahaan menjadi

   kurang optimal. Manajer yang melakukan diversifikasi akan mengarahkan diversifikasi

   sesuai dengan kepentingannya, yaitu dengan mengaitkan kinerja manajerial dengan

   tingkat penjualan, sehingga diversifikasi menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan

   omset perusahaan, meskipun investasi tersebut tidak memberikan hasil Net Present Value

   yang menggembirakan dan justru berakibat menurunkan nilai perusahaan (Firm Value).

   Fenomena ini sering disebut dengan Diversification Discount.(Puji Harto,2007:207).


II.2      Penelitian Terdahulu

          Pengaruh diversifikasi korporat telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah

   satunya adalah Puji Harto (2007) yang meneliti perusahaan-perusahaan pada sektor

   industri properti dan real estat, infrastruktur dan utilitas, serta perdagangan dan jasa yang

   terdaftar di bursa efek jakarta 2003-2004. Hasil penelitian Puji Harto mengatakan bahwa

   variabel ukuran perusahaan (size), dan leverage berpengaruh positif secara signifikan

   terhadap kinerja perusahaan, dan jumlah segmen usaha, jenis sektor industri berpengaruh

   negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan, dan umur perusahaan, earning growth,

   level diversifikasi, serta tingkat kesempatan investasi perusahaan tidak terbukti

   perpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.

          Phillip G. Berger dan Eli Ofek (1995) juga melakukan penelitian serupa dengan

   menggunakan objek penelitian perusahaan yang terdaftar dalam compustat Industri

   segment tahun 1986-1991 yang memeiliki penjualan min $20juta dan tidak memiliki

   segmen usaha di bidang jasa keuangan. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa

   jumlah segmen usaha berpengaruh negatif terhadap excess value, dan level diversifikasi,



                                             5
ukuran perusahaan, operating margin, dan rasio capital expenditur penjualan

   berpengaruh positif terhadap excess value.

II.3Pengaruh Diversifikasi Korporat terhadap Excess Value

II.3.1 Level Diversifikasi (DIVER) dengan Excess Value.

          Level diversifikasi perusahaan, yang diukur dengan Indeks Herfindahl,

    menunjukkan seberapa terkonsentrasinya suatu perusahaan dalam segmen usaha yang

    dimilikinya. Semakin suatu perusahaan terkonsentrasi pada satu segmen usaha, maka

    indeks Herfindahl-nya semakin mendekati angka satu. Berdasarkan penelitian

    sebelumnya, Berger dan Ofek (1995:49) yang menyatakan hubungan positif signifikan

    antara level diversifikasi perusahaan dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi level

    diversifikasi perusahaan, semakin besar value loss yang dialaminya. hasil yang

    ditemukan oleh Puji Harto (2007:215) menyebutkan bahwa level diversifikasi

    perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap excess value.


II.3.2 Leverage (LEV) dengan Excess Value.

          Leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh banyak dana

    dari kreditor. Hal ini seharusnya menunjukkan adanya kesempatan investasi yang lebih

    tinggi karena banyaknya dana yang tersedia dari kreditor tersebut. Hutang akan

    mengurangi konsumsi yang berlebihan manajemen atas uang perusahaan sehingga akan

    meningkatkan nilai perusahaan. Pemikiran ini didukung oleh Puji Harto (2007:215) dan

    Maramis (2007:1)      yang menemukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

    kinerja perusahaan.




                                           6
II.3.3 Tobin’s Q (TOBINS) dengan Excess Value.

         Tobin’s Q yang lebih tinggi berarti bahwa perusahaan memiliki tingkat

    kesempatan investasi yang lebih baik, dan juga mengindikasikan baiknya kinerja

    manajemen dalam mengelola aset yang dimilikinya, sehingga dapat dikatakan bahwa

    tingkat kesempatan investasi perusahaan berpengaruh positif terhadap excess value.

    Pernyataan ini serupa dengan hasil penelitian Lang dan Stulz (1994:1250) yang

    menemukan bahwa Tobin’s Q dari perusahaan multi segmen lebih rendah dibandingkan

    dengan perusahaan segmen tunggal.


II.3.4 Earning Growth (EARNGROWTH) dengan Excess Value.

         Earning growth suatu perusahaan yang diukur dengan laba per lembar saham

      (earning per share) menunjukkan semakin tinggi earning per share suatu perusahaan,

      kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba juga makin tinggi, maka

      kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham juga

      meningkat, hal tersebut dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang makin baik pula.

      Akan tetapi hasil berbeda ditemukan oleh Puji Harto (2007:214) yang menyebutkan

      bahwa Earning Growth perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap excess value.


II.3.5 Size (LnASSET) dengan Excess Value.

         Semakin besar ukuran suatu perusahaan, Semakin besar asset suatu perusahaan,

      maka semakin besar pula peluang perusahaan untuk mengelola perusahaan         dan

      memiliki kinerja (Excess Value) yang tinggi juga. Pemikiran ini didukung oleh Puji

      Harto (2007:215) yang menemukan bahwa Size perusahaan (lognormal total asset)

      berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan penelitian Chatterjee dan


                                         7
Wernerfelt (1991 : 43) yang menunjukkan bahwa variabel Size (lognormal Asset)

      juga berpengaruh positif terhadap selisih diversifikasi indeks.


II.3.6 Umur dengan Excess Value.

         Semakin besar umur perusahaan, semakin lama perusahaan beroperasi, semakin

      tinggi pula peluang peruahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui

      implementasi berbagai strategi korporasi berdasarkan pengalaman managerial yang

      sudah terlatih. Maka dapat dikatakan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap

      Excess Value. Akan tetapi berdasarkan penelitian Puji Harto (2007:214) berbanding

      terbalik, yaitu justru variabel umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap excess

      value.


II.3.7 Jumlah Segmen Usaha (DUMSEG) dengan Excess Value.

         Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki

     lebih dari satu segmen usaha memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan

     perusahaan segmen tunggal. Ini berarti bahwa jumlah segmen usaha berpengaruh

     negatif terhadap excess value. Salah satu penelitian yang menyebutkan hal demikian

     adalah Puji Harto (2007:213) dan Berger dan Ofek (1995:49) yang menyatakan bahwa

     perusahaan multi segmen memiliki kinerja yang underperform dibandingkan dengan

     perusahaan yang berada pada segmen tunggal.


II.3.8 Jenis Sektor Industri Manufaktur (DUMSEKT 1) dengan Excess Value.

         Berdasarkan penelitian sebelumnya Puji Harto (2007:214) mengatakan bahwa

      perusahaan multi segmen memiliki Excess Value yang lebih rendah dibanding

      perusahaan segmen tunggal, maka untuk mengukur pengaruh sektor industri terhadap


                                           8
Excess Value diurutkan berdasar proporsi segmen tunggal dari setiap sektor industri

      yang menjadi sampel penelitian ini, yaitu Sektor industri manufaktur kemudian sektor

      industri properti dan real estat serta yang terakhir adalah sektor industri perdagangan

      grosir dan eceran. Maka dari itu dikatakan bahwa sektor industri manufaktur memiliki

      excess value yang lebih tinggi dibandingkan sektor industri properti dan real estat.


II.3.9 Jenis Sektor Industri Properti dan Real Estat (DUMSEKT 2) dengan Excess

      Value.

          Dilihat dari proporsi jumlah perusahaan segmen tunggal pada setiap jenis sektor

       industri yang diteliti, sektor industri properti dan real estat berada pada urutan kedua.

       Dikatakan bahwa sektor industri properti dan real estat memiliki excess value yang

       lebih tinggi dibandingkan sektor industri perdagangan grosir dan eceran. Puji Harto

       (2007: 214)


        Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis

    accepted sebagai berikut :


   H1: Level diversifikasi perusahaan berpengaruh terhadap excess value.


      H2: Leverage berpengaruh positif terhadap excess value.


      H3: Tobin’s Q berpengaruh positif terhadap excess value.


      H4: Earning Growth berpengaruh positif terhadap excess value.


      H5: Size perusahaan berpengaruh positif terhadap excess value.


      H6: Umur berpengaruh positif terhadap excess value.


                                            9
H7: Jumlah segmen usaha berpengaruh negatif terhadap excess value.


        H8: Sektor industri Manufaktur berpengaruh positif terhadap excess value.


        H9: Sektor industri Properti dan Real Estat berpengaruh positif terhadap excess value.


III.Metodologi Penelitian

III.1      Sampel dan Data

           Untuk pengambilan sampel penelitian, digunakan non-probability sampling, yaitu

   dengan judgement sampling, di mana sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

   1. Perusahaan sampel telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah

   menerbitkan laporan keuangan tahun 2005, 2006, dan 2007; 2. Bergerak di sektor industri

   Manufaktur, Properti dan real estat, serta Perdagangan       grosir   dan     eceran;    3.

   Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode pengamatan; 4. Memiliki

   laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan laporan segmen yang lengkap untuk

   tahun 2005, 2006 dan 2007.

           Penelitian ini menggunakan data sekunder , yaitu : Data total penjualan, jumlah

   segmen usaha dan total penjualan setiap segmen, total aktiva, total hutang, dan umur

   perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan konsolidasian perusahaan. Laporan ini

   sendiri diperoleh dari situs BEI (www.idx.co.id) dan Pusat Data Pasar Modal IBII. Data

   mengenai nilai pasar ekuitas perusahaan, leverage, dan earning per share diperoleh dari

   Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2006, 2007 dan 2008.

III.2      Variabel dan Pengukurannya

           Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Excess Value of Firm (EXVAL)

   adalah selisih kinerja perusahaan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan segmen


                                            10
tunggal. Kinerja perusahaan diterjemahkan dalam excess value dengan rumus (Berger

   dan Ofek, 1995:60):

                         MC 
              EXVAL = ln
                         IV *) 
                                
                               

                              n
                                                 MC 
         *) IVi.t =         ∑    segsales ∗ Ind        
                            i= 1                 sales     j


      Keterangan:
      MC                          = nilai pasar ekuitas saham + nilai buku hutang
      IVi.t                       = Imputed Value

      segsales                    = penjualan masing-masing segmen
        V 
   Ind        
        sales     j             = rasio median dari V terhadap penjualan untuk perusahaan segmen
                                   individual dalam satu industri



Variabel Independen dalam penelitian ini terdiri dari :

  a. Diversifikasi perusahaan (DIVER), Variabel ini diukur dengan menggunakan indeks

      Herfindahl, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
                                                         2
                        n
                                            n       
              H =       ∑
                        i=1
                              segsales 2 /  ∑ sales 
                                            i=1     


      Keterangan: Segsales : Penjualan masing-masing segmen.

                              Sales       : total penjualan.

      Semakin indeks Herfindahl mendekati angka satu, maka penjualan perusahaan akan

      semakin terkonsentrasi pada segmen tertentu.

  b. Leverage, yaitu merupakan proporsi hutang yang ada didalam perusahaan. Variabel ini

      diukur dengan rasio total hutang terhadap total aset (Debt to Asset).

                                                             11
c. Tobins Q, yaitu merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesempatan investasi




   perusahaan. Rumusnya: Q = ( MVS + D )
                                 TA

    Keterangan :
    MVS : nilai pasar ekuitas, yang diperoleh dengan mengalikan jumlah saham beredar
          perusahaan (outstanding stock) dengan harga penutupan saham.
    D    : nilai buku total hutang
    TA   : nilai buku total asset.


d. Earning Growth, merupakan indikator pertumbuhan laba perusahaan.
                             ( epst −epst − 1 )
   Rumusnya :      ∆ eps =
                                  epst − 1
   Keterangan : ∆eps : selisih nilai earning per share tahun t di kurang tahun
                               sebelumnya dibagi earning per share tahun sebelumnya.
                epst : pertumbuhan laba per lembar saham tahun t
                epst-1 : pertumbuhan laba per lembar saham tahun sebelumnya.
e. Size, merupakan variabel kontrol yang menunjukkan level ukuran perusahaan yang

   diukur dengan nilai log normal total asset perusahaan.

f. Umur, merupakan variabel kontrol yang diukur dengan jumlah tahun mulai

   perusahaan berdiri sampai dengan tahun pengamatan.

g. Dummy Segmen Usaha , merupakan variabel dummy yang digunakan untuk

   mengontrol efek dari jumlah segmen usaha perusahaan.

h. Dummy jenis sektor industri, merupakan variabel dummy yang digunakan untuk

   mengontrol efek industri berdasarkan karakteristik sampel yang terdiri dari 3 industri

   yang berbeda. Kriteria eliminasi dummy sektor industri adalah jumlah segmen tunggal

   sektor industri dan bukan jumlah sampel industri total.



                                             12
Variabel dummy yang pertama (DUMSEKT1) untuk sektor industri perusahaan

        manufaktur. Variabel dummy kedua (DUMSEKT 2), untuk sektor industri perusahaan

        properti dan real estat.

III.3       Model Empiris

    Model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

    EXVAL        =   α + β1DIVER + β2LEV + β3TOBINS + β4EARNINGROWTH +

                  β5LnASSET        +   β6UMUR      +   β7DUMMYSE        +   β8DUMSEKT1      +

                  β9DUMSEKT2 + ε


    Keterangan :

    EXVAL                   : excess value, merupakan ukuran kinerja.
    α                       : penduga bagi intersep.
    β1 ,…, β9               : koefisien regresi.
    DIVER                   :. level diversifikasi perusahaan.
    LEV                     : perbandingan total hutang dan total aset.
    TOBINS                  : Tobin’s Q (tingkat kesempatan investasi perusahaan)
    EARNINGROWTH            : pertumbuhan laba perusahaan.
    LnASSET                 : lognormal total asset, yang menunjukkan ukuran perusahaan.
    UMUR                    : jumlah tahun mulai perusahaan berdiri sampai dengan tahun
                                      pengamatan.
    DUMMYSE                 : variabel dummy (1 = perusahaan multi segmen, 0 = segmen
                                      tunggal)
    DUMSEKT1                : variabel dummy (1 = sektor industri Manufaktur, 0 = sektor
                                       industri Perdagangan Grosir dan Eceran, serta Properti
                         dan                  Real Estat)
    DUMSEKT2                : variabel dummy (1 = sektor industri properti dan real estat, 0 =
                                        sektor industri Perdagangan Grosir dan Eceran serta
                                               manufaktur)
    ε                       : faktor kesalahan acak


III.4       Model Analisis

                                              13
Untuk menganalisis model di atas digunakan teknik regresi linier berganda.

       Selanjutnya akan dilakukan pengujian pertama yaitu uji kesamaan koefisien dengan

       pengujian time effects : the dummy variable approach untuk menentukan apakah data

       penelitian yang ada dapat di-pooling atau tidak. Pengujian kedua adalah uji asumsi

       klasik yang meliputi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

            Pengujian yang terkahir adalah F-test, t-test, dan Uji R 2 tiap-tiap variabel. Dari

       hasil uji R2 akan dapat dilihat korelasi koefisien dari variabel independen manakah

       yang paling berkaitan erat dan signifikan terhadap variabel dependen (excess value).

IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1        Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

            Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,185, bahwa

   variabel level diversifikasi perusahaan (DIVER) tidak berpengaruh terhadap excess value

   (EXVAL). Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal, bahwa level diversifikasi

   perusahaan berpengaruh terhadap excess value. Penafsiran dari hasil ini adalah kurang

   kuatnya pandangan orang bahwa level diversifikasi perusahaan yang dihitung dari Indeks

   Herfindal dapat mempengaruhi Excess Value. Penelitian yang dilakukan Puji Harto

   (2007:215) menunjukkan hasil yang sama yaitu bahwa level diversifikasi perusahaan

   tidak cukup bukti berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, yang diukur dengan excess

   value. Penelitian ini tidak cukup signifikan mendukung hasil penelitian Berger dan Ofek

   (1995:49).




IV.2        Hasil Pengujian Hipotesis Kedua


                                              14
Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan 0,260. Ini menunjukkan

   bahwa semakin tinggi leverage perusahaan maka semakin tinggi pula excess value. Hasil

   ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif leverage terhadap excess

   value. Hasil ini mendukung penelitian Puji Harto (2007:215) yang menemukan cukup

   bukti hubungan positif antara leverage dengan kinerja perusahaan, yang diukur dengan

   excess value. Tingginya leverage seharusnya menunjukkan adanya kesempatan investasi

   yang lebih tinggi dengan pemakaian dana eksternal dari kreditor (hutang). Penelitian

   yang dilakukan oleh Maramis (2007:1) juga mengemukakan pengaruh positif leverage

   terhadap nilai perusahaan.


IV.3      Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

          Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,320. Hasil

   ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif Tobin’s Q terhadap excess

   value. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Tobin’s Q perusahaan maka semakin

   tinggi pula excess value-nya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan Tobin’s Q

   yang tinggi, atau lebih besar dari 1, umumnya memiliki tingkat kesempatan investasi

   yang lebih baik, memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, dan juga

   mengindikasikan baiknya kinerja manajemen dalam mengelola aset yang dimilikinya

   (Wolfe, 2003:155).


IV.4      Hasil Pengujian Hipotesis Keempat

          Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,001, namun

   tidak signifikan berpengaruh terhadap excess value. Hal ini tidak sesuai hipotesis awal

   dimana earning growth berpengaruh positif terhadap Excess Value. Hal ini tidak sesuai


                                         15
dengan penelitian Puji Harto (2007 : 214) dimana variabel EARNGROWTH

   menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap Excess Value.


IV.5      Hasil Pengujian Hipotesis Kelima

          Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,094. Hasil

   ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif LnASSET terhadap excess

   value. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi LnASSET perusahaan maka semakin

   tinggi pula excess value-nya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Puji Harto (2007 : 214)

   dan Berger dan Ofek (1995:50) dimana ukuran perusahaan, yang dalam hal ini diukur

   dari total asset yang dimiliki perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap Excess

   Value Perusahaan.


IV.6      Hasil Pengujian Hipotesis Keenam

          Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar -0,014. Hasil

   ini tidak sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif Umur terhadap excess

   value. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar umur suatu perusahaan maka semakin

   rendah excess value-nya. Hasil ini perlu ditafsirkan secara hati-hati kemungkinan

   penjelasan terhadap hal ini adalah ada faktor eksternal yang turut mempengaruhi

   hubungan negatif ini, diantaranya: faktor turn over sumberdaya di perusahaan yang

   cukup besar, dan tingkat kompetisi pasar yang tinggi. Hal ini sesuai pula dengan hasil

   penelitian Puji Harto (2007 : 214), dimana koefisien variabel umur berpengaruh negatif

   sebesar -0,002.




IV.7      Hasil Pengujian Hipotesis Ketujuh

                                          16
Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai (-0,153), yang artinya

   bahwa perusahaan multi segmen memiliki excess value lebih rendah 0,153 dari

   perusahaan segmen tunggal. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh

   negatif jumlah segmen usaha terhadap excess value. Hasil ini sesuai dengan penelitian

   Mackey (2006:7) dan Puji Harto (2007:213) yang mengatakan bahwa perusahaan multi

   segmen memiliki excess value yang lebih rendah dibandingkan perusahaan segmen

   tunggal. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jandik dan

   Makhija (2004:6). Yang menemukan bahwa diversifikasi justru menciptakan nilai

   (diversification premium) bagi perusahaan dengan mencegah terjadinya over-investment

   pada industri listrik.


IV.8       Hasil Pengujian Hipotesis Kedelapan

           Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai -0,060. Artinya adalah

   bahwa perusahaan pada sektor industri manufaktur memiliki excess value 0,060 lebih

   rendah dibandingkan dua sektor industri lainnya. Namun hasil ini tidak cukup signifikan

   berpengaruh terhadap excess value. Hasil penelitian Puji Harto (2007:214) menunjukkan

   hasil yang berbeda bahwa sektor industri perdagangan dan jasa, yang memiliki proporsi

   jumlah segmen tunggal terbesar (kriteria eliminasi dummy sektor industri) menunjukkan

   hasil yang signifikan positif (0,002) dengan koefisien (-1,300).


IV.9       Hasil Pengujian Hipotesis Kesembilan

           Variabel dummy sektor Properti dan real estat (DUMSEKT2) tidak signifikan

   berpengaruh positif terhadap excess value (EXVAL) sebesar 0,002. Artinya adalah bahwa

   perusahaan pada sektor Properti dan Real Estat memiliki excess value 0,002 lebih tinggi

   dibandingkan sektor perdagangan grosir dan eceran. Hasil ini berbeda dengan hasil
                                           17
penelitian Puji Harto (2007:214) yang menunjukkan hasil signifikan (0,017) dan

   koefisien (-1,057).


V. Kesimpulan dan Saran

V.1Kesimpulan

         Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti menarik

   beberapa kesimpulan, yaitu : Leverage dan tingkat kesempatan investasi Tobin’s Q

   berpengaruh positif signifikan terhadap excess value, sedangkan Umur dan Jumlah

   segmen usaha berpengaruh negatif signifikan          terhadap excess value, dan Level

   Diversifikasi, Earning Growth, serta Jenis Sektor industri manufaktur dan properti real

   estat tidak berpengaruh signifikan terhadap excess value.


V.2Saran

         Bagi investor maupun calon investor dapat menggunakan informasi keuangan

   leverage, Tobins Q rasio, ukuran perusahaan (Size), Umur dan Jumlah Segmen Usaha

   sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang

   terdiversifikasi di indonesia, khususnya pada sektor industri sampel. Bagi penelitian

   selanjutnya disarankan untuk menambah periode pengamatan yang lebih panjang, dan

   menambahkan proxy yang membagi diversifikasi pada bidang yang berkaitan (related

   diversification) dan diversifikasi pada bidang yang tidak berkaitan (unrelated

   diversification) agar hasil yang diperoleh dapat semakin menunjukkan pengaruh

   diversifikasi secara lebih luas lagi.

                                           REFERENSI

Ahmad     Kurnia     (2009),    Mengenal     Teori      Keagenan,        Sumber:      http
    ://elqorni.wordpress.com/2009/02/26/mengenal-teori-keagenan/.

                                            18
Beams, Floyd A., Joseph H. Anthony., Robin P. Clement., dan Suzanne H. Lowensohnl
     (2007), Akuntansi Lanjutal, Edisi 8, Jilid 2, Jakarta: PT Indeks.
Berger. P.G. dan Ofek E (1995), Diversification’s Effect On Firm Value, Journal Of
      Financial Economics, vol 37.
Billet, Mathew T. dan David C. Maurer (1998), Diversificationand the value of Internal
       Capital Market : The Case Of Trading Stock, Working Paper Southern Methodist
       University, Dallas.
Chatterjee, S. dan B.Wernerfelt (1991), The Link Between Resources And Type of
      Diversification: Theory and Evidence, Strategic Management Journal Vol 12.
Gujarati, N. Damodar dan DawnC. Porter (2009), Basic Econometrics, Fifth Edition,
      International Edition, New York: Mc Graw Hill Irwin.
Hadlock, Charles J., Michael Ryngaert., dan Shawn Thomas (2001), Corporate Structure
     and Equity Offerings: Are There Benefits to Diversification?, Journal Of Business Vol
     74.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2007), Pedoman Standart Akuntansi Keuangan per 1 September
       2007, Jakarta: Salemba Empat.
Jandik T. dan A.K. Makhija (2005), Can Diversification create Value? Evidence from The
      Electric Utility Industry, Financial Management Journal, Spring 61-93.
Jensen, Michael C. (1986), Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Take
      Overs, American Economic Review Vol 76.
Lang, L.H.D. dan R.E. Stulz (1994), TobinsQ, Corporate Diversification and Firm
      Performance, Journal Of Political Economy, Vol 102.
Li, Ming Fang dan Yim Yu Wong (2003), Diversification and Economic Performance: An
      Empirical Assessment Of Chinese Firms, Asian Pacific Journal Of Management, Vol
      20.
Mackey, Tyson Brighton (2006), Essay On Corporate Diversificationand Firm Value
     Dissertation, Ohio University.
Maramis, Joubert B. (2007), Pengaruh Besaran Perusahaan Terhadap Konsistensi
     Kepemilikan Saham, Likuiditas Saham, Free Cash Flow, Diversifikasi Usaha,
     Leverage, dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia, Post
     Graduate Airlangga University.
Puji Harto (2007), Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan, Jurnal
      Akuntansi dan Keuangan Vol 1.
Van, Wim A der Stede (2001), The Effect Of Corporate Diversification and Business Unit
     Strategy On The Presence Of Slack in Business Unit Budgets, Accounting, Auditing
     and Accountability Journal, Vol 14.
                                          19
Wijoyo Kusumo (2006), Skripsi: Analisis Hubungan Financial Leverage Terhadap Earning
     Per Share PT London Sumatra Tbk Periode 1999-2005, Universitas Atmajaya,
     Jakarta.
Wolfe, Joseph dan Antonio Carlos Aidar Savaia (2003), The Tobin q as a Company
      Performance Indicator, Development in Business Simulation & Experiential Learning,
      Vol 30.
Yeni Absah (2007), Disertasi: Pengaruh Kemampuan Pembelajaran Organisasi Terhadap
     Kompetensi Tingkat Diversifikasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera
     Utara,         Universitas            Airlangga,      Surabaya.          Sumber:
     http://www.damandiri.or.id/detail.php




                                          Tabel 1
                               Prosedur Pemilihan Sampel
               Keterangan                 Tahun       Tahun      Tahun      Total
                                           2005        2006       2007



                                         20
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek               339              343                393          1075
    Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan
    laporan keuangan tahun 2005, 2006,
    dan 2007.
2. Perusahaan yang tidak bergerak disektor               (149)           (152)           (171)             (472)
    industri sampel:
3. Perusahaan sampel yang mengalami de-                    (3)              (4)           (35)              (42)
     listing.
 4. Perusahaan tidak memiliki laporan                     (21)             (21)           (21)              (63)
     konsolidasi dan pengungkapan segmen
     yang lengkap.
Jumlah sampel yang dapat dipakai                          166              166                166           498


                                          Tabel 6
                                     Uji Kesamaan Koefisien
                                Unstandardized            Standardized

 Model                          B          Std. Error            Beta             t                 Sig.

         (Constant)             -2.575            .545                            -4.728               .000

         DIVER                      .176          .123                  .063       1.433               .152

         LEV                        .264          .086                  .122       3.058               .002

         TOBINSQ                    .317          .028                  .450      11.146               .000

         EARNGROWTH                 .001          .003                  .008          .221             .825

         LNASSET                    .093          .021                  .185       4.519               .000

         UMUR                     -.014           .003                  -.240     -5.722               .000

         DUMSE                    -.157           .090                  -.080     -1.744               .082

         DUMSEKT1                 -.059           .106                  -.035         -.557            .578

         DUMSEKT2                   .000          .124                  .000          -.002            .999

         DUMT05                   -.103           .070                  -.065     -1.471               .142

         DUMT06               3.238E-5            .069                  .000          .000            1.000
 a. Dependent Variable: EXVAL
                                              Tabel 3

                           Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas




                                                21
Unstandardized           Standardized                                Collinearity

Model                           B          Std. Error       Beta           t           Sig.      Tolerance    VIF

1       (Constant)              -2.632           .542                      -4.859         .000

        DIVER                       .185         .123              .066        1.500      .134         .745    1.342

        LEV                         .260         .086              .120        3.014      .003         .921    1.086

        TOBINSQ                     .320         .028              .456    11.327         .000         .901    1.110

        EARNGROWTH                  .001         .003              .008         .205      .838         .993    1.007

        LNASSET                     .094         .021              .186        4.528      .000         .864    1.157

        UMUR                     -.014           .003              -.237   -5.657         .000         .829    1.206

        DUMSE                    -.153           .090              -.078   -1.700         .090         .698    1.432

        DUMSEKT1                 -.060           .106              -.035       -.569      .570         .377    2.653

        DUMSEKT2                    .002         .124              .001         .012      .990         .366    2.729

a. Dependent Variable: EXVAL




                                              Tabel 4
                     Uji Asumsi Klasik Autokolinearitas – Breusch Godffrey Test




                                                          22
Unstandardized Coefficients     Standardized

Model                             B           Std. Error         Beta           t              Sig.

1       (Constant)                    -.066           .542                          -.121         .904

        DIVER                         -.031           .124              -.013       -.248         .804

        LEV                           .002            .086              .001            .020      .984

        TOBINSQ                       -.002           .028              -.004       -.085         .933

        EARNGROWTH                    .000            .003              -.002       -.045         .964

        LNASSET                       .003            .021              .008            .160      .873

        UMUR                          .000            .003              .005            .109      .913

        DUMSE                         -.003           .090              -.002       -.030         .976

        DUMSEKT1                      -.008           .106              -.006       -.077         .939

        DUMSEKT2                      -.010           .124              -.006       -.083         .934

        RES_2                         .064            .046              .064        1.396         .163

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual



                                          Tabel 5
                 Uji Asumsi Klasik Heterokedastisitas – Koenker Bassett Test



                                  Unstandardized             Standardized
                                   Coefficients              Coefficients
Model                             B           Std. Error         Beta               t          Sig.
1       (Constant)                    .371            .039                      9.456             .000
        PRE_1KUADR                    .106            .063               .075   1.684             .093
        AT
a. Dependent Variable: RES_1KUADRAT




                                         Tabel 6
                  Uji Asumsi Klasik Normalitas – Kolmogorov Smirnov Test




                                                 23
Unstandardize
                                                           d Residual
          N                                                         498
                              a,,b
          Normal Parameters          Mean                       .0000000
                                     Std. Deviation            .62389469
          Most Extreme               Absolute                       .052
Model     Differences Sum of              df
                                     Positive    Mean Square     F .046 Sig.
                       Squares Negative                            -.052
1       Regression       78.693
          Kolmogorov-Smirnov Z          9              8.744    22.056
                                                                   1.171   .000a
        Residual Sig. (2-tailed)
          Asymp.             193.455      488           .396        .129
        Total
          a. Test distribution is Normal. 497
                             272.147
          b. Calculated from data.



                                       Tabel 7
                                        Uji F




                                       Tabel 8

                                        Uji t




                                         24
Unstandardized             Standardized
                               Coefficients              Coefficients
Model                         B           Std. Error           Beta               t          Sig.
1       (Constant)               -2.632           .542                        -4.859           .000
        DIVER                     .185            .123                .066        1.500        .134
        LEV                       .260            .086                .120        3.014        .003
        TOBINSQ                   .320            .028                .456    11.327           .000
        EARNGROWT                 .001            .003                .008            .205     .838
        H
        LNASSET                   .094            .021                .186        4.528        .000
        UMUR                      -.014           .003            -.237       -5.657           .000
        DUMSE                     -.153           .090            -.078       -1.700           .090
        DUMSEKT1                  -.060           .106            -.035           -.569        .570
        DUMSEKT2                  .002            .124                .001            .012     .990
a. Dependent Variable: EXVAL




                                                       Tabel 9
                                            Koefisien Determinasi

                                                  Adjusted R     Std. Error of the
                     Model   R        R Square     Square              Estimate

                     1        .538a        .289           .276               .629622

                     a. Predictors: (Constant), DUMSEKT2, EARNGROWTH,
                     DUMSE, TOBINSQ, LNASSET, LEV, UMUR, DIVER,
                     DUMSEKT1




                                                  25

Contenu connexe

Tendances

Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...Siti Mabrur Rachmah
 
Strategic management for corporate parenting
Strategic management for corporate parentingStrategic management for corporate parenting
Strategic management for corporate parentingArif Partono
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisKacung Abdullah
 
Dinamika persaingan
Dinamika persainganDinamika persaingan
Dinamika persainganRoup Purohim
 
2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...
2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...
2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...ana_sari
 

Tendances (6)

Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. prof hapzi ali. multi business strategy...
 
Strategic management for corporate parenting
Strategic management for corporate parentingStrategic management for corporate parenting
Strategic management for corporate parenting
 
Analisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaanAnalisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
 
Dinamika persaingan
Dinamika persainganDinamika persaingan
Dinamika persaingan
 
2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...
2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...
2,sm,lusianasari,prof.dr.hapzi ali,cma,visimisilongtermobyectivecorporatecult...
 

Similaire à DIVERSIFIKASI DAN EXCESS VALUE

22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_12314006522. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065Josh Marcell Munthe
 
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...Trisnadi Wijaya
 
Analisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusahaAnalisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusahaNur Hikmatuz Zaimah
 
Artikel emma lilianti & Reva Maria
Artikel emma lilianti & Reva MariaArtikel emma lilianti & Reva Maria
Artikel emma lilianti & Reva MariaAries Veronica
 
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdfWibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdfBimoKunDwiCahyo
 
Jurnal 2 (deitiana)
Jurnal 2 (deitiana)Jurnal 2 (deitiana)
Jurnal 2 (deitiana)Tika Tikitik
 
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2Andreas Jiman
 
Jurnal pasar modal pak imam subekti
Jurnal pasar modal pak imam subektiJurnal pasar modal pak imam subekti
Jurnal pasar modal pak imam subektiSri Apriyanti Husain
 
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...Trisnadi Wijaya
 
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...Affrial Siarfi
 
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...KJA Romi Hendra SE Ak, CA
 
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa SulitDwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulitdwiagustinus
 
Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...
Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...
Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...KikiNurjanah1
 
Rakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdf
Rakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdfRakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdf
Rakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdfBimoKunDwiCahyo
 
Transfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newstTransfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newstLanang Gesang
 
Transfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newstTransfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newstNIngrum Murtiasih
 

Similaire à DIVERSIFIKASI DAN EXCESS VALUE (20)

Madpen 2
Madpen 2Madpen 2
Madpen 2
 
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_12314006522. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
22. JURNAL_JOSMAR MUNTHE_123140065
 
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
 
Ppt neli
Ppt neliPpt neli
Ppt neli
 
Analisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusahaAnalisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusaha
 
Artikel emma lilianti & Reva Maria
Artikel emma lilianti & Reva MariaArtikel emma lilianti & Reva Maria
Artikel emma lilianti & Reva Maria
 
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdfWibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
 
Jurnal 2 (deitiana)
Jurnal 2 (deitiana)Jurnal 2 (deitiana)
Jurnal 2 (deitiana)
 
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 2
 
Jurnal pasar modal pak imam subekti
Jurnal pasar modal pak imam subektiJurnal pasar modal pak imam subekti
Jurnal pasar modal pak imam subekti
 
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...
 
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
 
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
 
K akpm21
K akpm21K akpm21
K akpm21
 
B200040345
B200040345B200040345
B200040345
 
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa SulitDwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
 
Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...
Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...
Kiki nurjanah 11160017 6 f mkp struktur modal profitabilitas dan nilai perusa...
 
Rakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdf
Rakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdfRakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdf
Rakhmawati dan Chuuinma 2020,Chr (++), Prof (+-).pdf
 
Transfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newstTransfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newst
 
Transfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newstTransfer informasi intra industri newst
Transfer informasi intra industri newst
 

Dernier

Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexPengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexquotex
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
PPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptx
PPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptxPPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptx
PPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptxsailimuna9
 
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxmanajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxMyusuf852079
 
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptxPresentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx3042220030irene
 
Teori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptx
Teori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptxTeori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptx
Teori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptxPutraAgung19
 
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptmengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptharis916240
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 

Dernier (9)

ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexPengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
PPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptx
PPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptxPPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptx
PPT UTANG JANGA PENDEK DAN BERSYARAT.pptx
 
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxmanajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
 
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptxPresentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
 
Teori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptx
Teori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptxTeori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptx
Teori Biaya Produksi dalam Ekonomi Mikro.pptx
 
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptmengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 

DIVERSIFIKASI DAN EXCESS VALUE

  • 1. Bidang Akuntansi Private : 1. Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal (AKPM) PENGARUH DIVERSIFIKASI KORPORAT TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR, PERDAGANGAN GROSIR DAN ECERAN, SERTA PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2005 - 2007 Annaria Setionoputri Institut Bisnis dan Informatika Indonesia Carmel Meiden Institut Bisnis dan Informatika Indonesia Dergibson Siagian Institut Bisnis dan Informatika Indonesia ABSTRACT In recently years, The increases of corporate diversification will become a core of debate, whether that diversification would bring an advantage for corporate or bring negative influence in a long term on competitive excellent company value. The Purpose of this research is to test the influence of corporate diversification to excess value. In this research, we estimated that diversification strategy will increase firm value, especially in manufacture, trading wholesale & retail, and properti & real estate sector in Indonesia. In relation with firm characteristics it shows that leverage, tobinsq, size, age of company, and total segment significantly related with firm value. Key words: diversification, excess value, firm value, segment sales. I. Pendahuluan Beberapa tahun terakhir ini, kecenderungan peningkatan Diversifikasi Korporat telah menjadi pokok perdebatan apakah diversifikasi dapat membawa manfaat bagi perusahaan ataupun justru membawa dampak negatif terhadap keunggulan kompetitif dalam jangka panjang. Dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak perusahaan terutama yang sudah menjadi perusahaan go public merupakan bagian dari kelompok bisnis. Bentuk usaha konglomerasi yang dibangun dari perusahaan keluarga 1
  • 2. merupakan ciri khas perusahaan menengah dan besar di Indonesia. Perusahaan tersebut biasanya dipimpin oleh holding company yang membawahi berbagai anak perusahaan yang tersebar dalam berbagai segmen usaha. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan tersebut pada umumnya merupakan perusahaan yang terdiversifikasi. Untuk melihat level diversifikasi perusahaan, salah satunya dapat menggunakan ukuran jumlah segmen usaha yang dimiliki perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, dimana berdasarkan PSAK No. 05 Revisi 2000 mewajibkan setiap perusahaan yang memiliki berbagai segmen usaha dan geografis yang masing- masing segmennya telah memenuhi kriteria penjualan, aktiva dan laba usaha tertentu untuk melaporkan segmen usaha tersebut sebagai bagian dari laporan keuangan yang diterbitkan. Perdebatan mengenai strategi diversifikasi perusahaan terhadap nilai perusahaan telah berlangsung lama. Pihak-pihak yang memandang manfaat positif diversifikasi menyatakan bahwa diversifikasi memudahkan koordinasi pada perusahaan yang memiliki banyak divisi yang berbeda yang dapat melakukan transaksi secara internal (Chatterjee dan Wernerfelt, 1991:36). Hal ini yang disebut mekanisme pasar intern (internal capital market). Disamping itu alokasi sumber daya yang lebih efisien dapat tercipta karena menurunnya biaya transaksi. Manfaat lain yang dirasakan adalah pengurangan pajak dikarenakan mekanisme transaksi secara internal (Berger dan Ofek, 1995:40). Pada sisi lain, diversifikasi dapat menimbulkan dampak negatif. Perusahaan multi segmen diduga menempatkan investasi yang terlalu besar pada lini usahanya dengan kesempatan investasi yang rendah. Sedangkan Jensen (1986:2) mengemukakan bahwa 2
  • 3. manajer perusahaan yang memiliki free cashflow yang besar cenderung untuk mengambil investasi yang menurunkan nilai (value decreasing) dan proyek yang memiliki net present value yang negatif ketika mengalokasikan pada segmen usaha mereka. Billett dan Mauer (1998:2) mengatakan bahwa perusahaan multi segmen melakukan investasi secara tidak optimal dengan memberikan subsidi kepada segmen usaha yang kinerjanya buruk dengan sumber daya yang berasal dari segmen usaha yang kinerjanya menguntungkan sehingga pada akhirnya perusahaan memiliki mekanisme pasar intern yang menurunkan nilai perusahaan. Sebenarnya diversifikasi perusahaan tidak selalu memiliki dampak negatif. Hal ini dibuktikan oleh Li dan Wong (2003:260) yang meneliti hubungan diversifikasi perusahaan dengan kinerja pada perusahaan-perusahaan besar di Cina. Pemilihan strategi yang tepat akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Mereka menemukan bahwa strategi diversifikasi pada bidang yang saling terkait (related diversification) menjadi kurang optimal akibat ketidakpastian perilaku institusional. Sedangkan jika hanya melakukan diversifikasi pada bidang yang tidak berkaitan (unrelated diversification) justru akan menurunkan nilai perusahaan. Matching antara strategi diversifikasi yang berkaitan dengan diversifikasi yang tidak berkaitan merupakan strategi optimal yang akan menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan perbedaan-perbedaan hasil penelitian mengenai Pengaruh Diversifikasi Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan, maka penelitian ini bermaksud menguji Pengaruh beberapa variabel diversifikasi terhadap Excess Value Perusahaan. 3
  • 4. II. Kerangka Teoritis, Penelitian Terdahulu, dan Pengembangan Hipotesis. II.1 Pengertian Diversifikasi dan Excess Value Diversifikasi Korporat didefinisikan sebagai perluasan bagi perusahaan yang aktif secara bersamaan dalam bisnis-bisnis yang berbeda.(Pitt and Hopkins (1982) dalam Wim A.Van der Stede (2001:33). Sedangkan Menurut Bettis dan Mahajan (1985) dalam Yeni Absah (2007:9) diversifikasi bisnis adalah keanekaragaman jenis usaha baik yang saling berkaitan (related business) maupun yang tidak saling berkaitan (unrelated business). Excess Value of Firm (EXVAL) adalah selisih kinerja perusahaan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan segmen tunggal. Nilai kinerja ini didapatkan dengan membagi nilai perusahaan sesungguhnya (market capitalization) dengan nilai yang sudah disesuaikan dengan pengaruh industri yang disebut imputed value. Imputed value menunjukkan tingkat kinerja perusahaan pada level individual (single firm). Nilai ini menunjukkan bagaimana kinerja masing-masing segmen perusahaan dihasilkan ketika mereka dianggap seolah-olah merupakan perusahaan individu yang independen. Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. (Ahmad Kurnia, 2009). 4
  • 5. Dalam konteks tersebut maka Diversifikasi sebagai kebijakan perusahaan menjadi kurang optimal. Manajer yang melakukan diversifikasi akan mengarahkan diversifikasi sesuai dengan kepentingannya, yaitu dengan mengaitkan kinerja manajerial dengan tingkat penjualan, sehingga diversifikasi menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan omset perusahaan, meskipun investasi tersebut tidak memberikan hasil Net Present Value yang menggembirakan dan justru berakibat menurunkan nilai perusahaan (Firm Value). Fenomena ini sering disebut dengan Diversification Discount.(Puji Harto,2007:207). II.2 Penelitian Terdahulu Pengaruh diversifikasi korporat telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah Puji Harto (2007) yang meneliti perusahaan-perusahaan pada sektor industri properti dan real estat, infrastruktur dan utilitas, serta perdagangan dan jasa yang terdaftar di bursa efek jakarta 2003-2004. Hasil penelitian Puji Harto mengatakan bahwa variabel ukuran perusahaan (size), dan leverage berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, dan jumlah segmen usaha, jenis sektor industri berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan, dan umur perusahaan, earning growth, level diversifikasi, serta tingkat kesempatan investasi perusahaan tidak terbukti perpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Phillip G. Berger dan Eli Ofek (1995) juga melakukan penelitian serupa dengan menggunakan objek penelitian perusahaan yang terdaftar dalam compustat Industri segment tahun 1986-1991 yang memeiliki penjualan min $20juta dan tidak memiliki segmen usaha di bidang jasa keuangan. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa jumlah segmen usaha berpengaruh negatif terhadap excess value, dan level diversifikasi, 5
  • 6. ukuran perusahaan, operating margin, dan rasio capital expenditur penjualan berpengaruh positif terhadap excess value. II.3Pengaruh Diversifikasi Korporat terhadap Excess Value II.3.1 Level Diversifikasi (DIVER) dengan Excess Value. Level diversifikasi perusahaan, yang diukur dengan Indeks Herfindahl, menunjukkan seberapa terkonsentrasinya suatu perusahaan dalam segmen usaha yang dimilikinya. Semakin suatu perusahaan terkonsentrasi pada satu segmen usaha, maka indeks Herfindahl-nya semakin mendekati angka satu. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Berger dan Ofek (1995:49) yang menyatakan hubungan positif signifikan antara level diversifikasi perusahaan dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi level diversifikasi perusahaan, semakin besar value loss yang dialaminya. hasil yang ditemukan oleh Puji Harto (2007:215) menyebutkan bahwa level diversifikasi perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap excess value. II.3.2 Leverage (LEV) dengan Excess Value. Leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh banyak dana dari kreditor. Hal ini seharusnya menunjukkan adanya kesempatan investasi yang lebih tinggi karena banyaknya dana yang tersedia dari kreditor tersebut. Hutang akan mengurangi konsumsi yang berlebihan manajemen atas uang perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Pemikiran ini didukung oleh Puji Harto (2007:215) dan Maramis (2007:1) yang menemukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. 6
  • 7. II.3.3 Tobin’s Q (TOBINS) dengan Excess Value. Tobin’s Q yang lebih tinggi berarti bahwa perusahaan memiliki tingkat kesempatan investasi yang lebih baik, dan juga mengindikasikan baiknya kinerja manajemen dalam mengelola aset yang dimilikinya, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesempatan investasi perusahaan berpengaruh positif terhadap excess value. Pernyataan ini serupa dengan hasil penelitian Lang dan Stulz (1994:1250) yang menemukan bahwa Tobin’s Q dari perusahaan multi segmen lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan segmen tunggal. II.3.4 Earning Growth (EARNGROWTH) dengan Excess Value. Earning growth suatu perusahaan yang diukur dengan laba per lembar saham (earning per share) menunjukkan semakin tinggi earning per share suatu perusahaan, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba juga makin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham juga meningkat, hal tersebut dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang makin baik pula. Akan tetapi hasil berbeda ditemukan oleh Puji Harto (2007:214) yang menyebutkan bahwa Earning Growth perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap excess value. II.3.5 Size (LnASSET) dengan Excess Value. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, Semakin besar asset suatu perusahaan, maka semakin besar pula peluang perusahaan untuk mengelola perusahaan dan memiliki kinerja (Excess Value) yang tinggi juga. Pemikiran ini didukung oleh Puji Harto (2007:215) yang menemukan bahwa Size perusahaan (lognormal total asset) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan penelitian Chatterjee dan 7
  • 8. Wernerfelt (1991 : 43) yang menunjukkan bahwa variabel Size (lognormal Asset) juga berpengaruh positif terhadap selisih diversifikasi indeks. II.3.6 Umur dengan Excess Value. Semakin besar umur perusahaan, semakin lama perusahaan beroperasi, semakin tinggi pula peluang peruahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui implementasi berbagai strategi korporasi berdasarkan pengalaman managerial yang sudah terlatih. Maka dapat dikatakan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap Excess Value. Akan tetapi berdasarkan penelitian Puji Harto (2007:214) berbanding terbalik, yaitu justru variabel umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap excess value. II.3.7 Jumlah Segmen Usaha (DUMSEG) dengan Excess Value. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki lebih dari satu segmen usaha memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan segmen tunggal. Ini berarti bahwa jumlah segmen usaha berpengaruh negatif terhadap excess value. Salah satu penelitian yang menyebutkan hal demikian adalah Puji Harto (2007:213) dan Berger dan Ofek (1995:49) yang menyatakan bahwa perusahaan multi segmen memiliki kinerja yang underperform dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada segmen tunggal. II.3.8 Jenis Sektor Industri Manufaktur (DUMSEKT 1) dengan Excess Value. Berdasarkan penelitian sebelumnya Puji Harto (2007:214) mengatakan bahwa perusahaan multi segmen memiliki Excess Value yang lebih rendah dibanding perusahaan segmen tunggal, maka untuk mengukur pengaruh sektor industri terhadap 8
  • 9. Excess Value diurutkan berdasar proporsi segmen tunggal dari setiap sektor industri yang menjadi sampel penelitian ini, yaitu Sektor industri manufaktur kemudian sektor industri properti dan real estat serta yang terakhir adalah sektor industri perdagangan grosir dan eceran. Maka dari itu dikatakan bahwa sektor industri manufaktur memiliki excess value yang lebih tinggi dibandingkan sektor industri properti dan real estat. II.3.9 Jenis Sektor Industri Properti dan Real Estat (DUMSEKT 2) dengan Excess Value. Dilihat dari proporsi jumlah perusahaan segmen tunggal pada setiap jenis sektor industri yang diteliti, sektor industri properti dan real estat berada pada urutan kedua. Dikatakan bahwa sektor industri properti dan real estat memiliki excess value yang lebih tinggi dibandingkan sektor industri perdagangan grosir dan eceran. Puji Harto (2007: 214) Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis accepted sebagai berikut : H1: Level diversifikasi perusahaan berpengaruh terhadap excess value. H2: Leverage berpengaruh positif terhadap excess value. H3: Tobin’s Q berpengaruh positif terhadap excess value. H4: Earning Growth berpengaruh positif terhadap excess value. H5: Size perusahaan berpengaruh positif terhadap excess value. H6: Umur berpengaruh positif terhadap excess value. 9
  • 10. H7: Jumlah segmen usaha berpengaruh negatif terhadap excess value. H8: Sektor industri Manufaktur berpengaruh positif terhadap excess value. H9: Sektor industri Properti dan Real Estat berpengaruh positif terhadap excess value. III.Metodologi Penelitian III.1 Sampel dan Data Untuk pengambilan sampel penelitian, digunakan non-probability sampling, yaitu dengan judgement sampling, di mana sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu: 1. Perusahaan sampel telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan laporan keuangan tahun 2005, 2006, dan 2007; 2. Bergerak di sektor industri Manufaktur, Properti dan real estat, serta Perdagangan grosir dan eceran; 3. Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode pengamatan; 4. Memiliki laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan laporan segmen yang lengkap untuk tahun 2005, 2006 dan 2007. Penelitian ini menggunakan data sekunder , yaitu : Data total penjualan, jumlah segmen usaha dan total penjualan setiap segmen, total aktiva, total hutang, dan umur perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan konsolidasian perusahaan. Laporan ini sendiri diperoleh dari situs BEI (www.idx.co.id) dan Pusat Data Pasar Modal IBII. Data mengenai nilai pasar ekuitas perusahaan, leverage, dan earning per share diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2006, 2007 dan 2008. III.2 Variabel dan Pengukurannya Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Excess Value of Firm (EXVAL) adalah selisih kinerja perusahaan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan segmen 10
  • 11. tunggal. Kinerja perusahaan diterjemahkan dalam excess value dengan rumus (Berger dan Ofek, 1995:60):  MC  EXVAL = ln  IV *)     n  MC  *) IVi.t = ∑ segsales ∗ Ind   i= 1  sales  j Keterangan: MC = nilai pasar ekuitas saham + nilai buku hutang IVi.t = Imputed Value segsales = penjualan masing-masing segmen  V  Ind    sales  j = rasio median dari V terhadap penjualan untuk perusahaan segmen individual dalam satu industri Variabel Independen dalam penelitian ini terdiri dari : a. Diversifikasi perusahaan (DIVER), Variabel ini diukur dengan menggunakan indeks Herfindahl, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2 n  n  H = ∑ i=1 segsales 2 /  ∑ sales   i=1  Keterangan: Segsales : Penjualan masing-masing segmen. Sales : total penjualan. Semakin indeks Herfindahl mendekati angka satu, maka penjualan perusahaan akan semakin terkonsentrasi pada segmen tertentu. b. Leverage, yaitu merupakan proporsi hutang yang ada didalam perusahaan. Variabel ini diukur dengan rasio total hutang terhadap total aset (Debt to Asset). 11
  • 12. c. Tobins Q, yaitu merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesempatan investasi perusahaan. Rumusnya: Q = ( MVS + D ) TA Keterangan : MVS : nilai pasar ekuitas, yang diperoleh dengan mengalikan jumlah saham beredar perusahaan (outstanding stock) dengan harga penutupan saham. D : nilai buku total hutang TA : nilai buku total asset. d. Earning Growth, merupakan indikator pertumbuhan laba perusahaan. ( epst −epst − 1 ) Rumusnya : ∆ eps = epst − 1 Keterangan : ∆eps : selisih nilai earning per share tahun t di kurang tahun sebelumnya dibagi earning per share tahun sebelumnya. epst : pertumbuhan laba per lembar saham tahun t epst-1 : pertumbuhan laba per lembar saham tahun sebelumnya. e. Size, merupakan variabel kontrol yang menunjukkan level ukuran perusahaan yang diukur dengan nilai log normal total asset perusahaan. f. Umur, merupakan variabel kontrol yang diukur dengan jumlah tahun mulai perusahaan berdiri sampai dengan tahun pengamatan. g. Dummy Segmen Usaha , merupakan variabel dummy yang digunakan untuk mengontrol efek dari jumlah segmen usaha perusahaan. h. Dummy jenis sektor industri, merupakan variabel dummy yang digunakan untuk mengontrol efek industri berdasarkan karakteristik sampel yang terdiri dari 3 industri yang berbeda. Kriteria eliminasi dummy sektor industri adalah jumlah segmen tunggal sektor industri dan bukan jumlah sampel industri total. 12
  • 13. Variabel dummy yang pertama (DUMSEKT1) untuk sektor industri perusahaan manufaktur. Variabel dummy kedua (DUMSEKT 2), untuk sektor industri perusahaan properti dan real estat. III.3 Model Empiris Model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: EXVAL = α + β1DIVER + β2LEV + β3TOBINS + β4EARNINGROWTH + β5LnASSET + β6UMUR + β7DUMMYSE + β8DUMSEKT1 + β9DUMSEKT2 + ε Keterangan : EXVAL : excess value, merupakan ukuran kinerja. α : penduga bagi intersep. β1 ,…, β9 : koefisien regresi. DIVER :. level diversifikasi perusahaan. LEV : perbandingan total hutang dan total aset. TOBINS : Tobin’s Q (tingkat kesempatan investasi perusahaan) EARNINGROWTH : pertumbuhan laba perusahaan. LnASSET : lognormal total asset, yang menunjukkan ukuran perusahaan. UMUR : jumlah tahun mulai perusahaan berdiri sampai dengan tahun pengamatan. DUMMYSE : variabel dummy (1 = perusahaan multi segmen, 0 = segmen tunggal) DUMSEKT1 : variabel dummy (1 = sektor industri Manufaktur, 0 = sektor industri Perdagangan Grosir dan Eceran, serta Properti dan Real Estat) DUMSEKT2 : variabel dummy (1 = sektor industri properti dan real estat, 0 = sektor industri Perdagangan Grosir dan Eceran serta manufaktur) ε : faktor kesalahan acak III.4 Model Analisis 13
  • 14. Untuk menganalisis model di atas digunakan teknik regresi linier berganda. Selanjutnya akan dilakukan pengujian pertama yaitu uji kesamaan koefisien dengan pengujian time effects : the dummy variable approach untuk menentukan apakah data penelitian yang ada dapat di-pooling atau tidak. Pengujian kedua adalah uji asumsi klasik yang meliputi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Pengujian yang terkahir adalah F-test, t-test, dan Uji R 2 tiap-tiap variabel. Dari hasil uji R2 akan dapat dilihat korelasi koefisien dari variabel independen manakah yang paling berkaitan erat dan signifikan terhadap variabel dependen (excess value). IV. Hasil dan Pembahasan IV.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,185, bahwa variabel level diversifikasi perusahaan (DIVER) tidak berpengaruh terhadap excess value (EXVAL). Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal, bahwa level diversifikasi perusahaan berpengaruh terhadap excess value. Penafsiran dari hasil ini adalah kurang kuatnya pandangan orang bahwa level diversifikasi perusahaan yang dihitung dari Indeks Herfindal dapat mempengaruhi Excess Value. Penelitian yang dilakukan Puji Harto (2007:215) menunjukkan hasil yang sama yaitu bahwa level diversifikasi perusahaan tidak cukup bukti berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, yang diukur dengan excess value. Penelitian ini tidak cukup signifikan mendukung hasil penelitian Berger dan Ofek (1995:49). IV.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua 14
  • 15. Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan 0,260. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage perusahaan maka semakin tinggi pula excess value. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif leverage terhadap excess value. Hasil ini mendukung penelitian Puji Harto (2007:215) yang menemukan cukup bukti hubungan positif antara leverage dengan kinerja perusahaan, yang diukur dengan excess value. Tingginya leverage seharusnya menunjukkan adanya kesempatan investasi yang lebih tinggi dengan pemakaian dana eksternal dari kreditor (hutang). Penelitian yang dilakukan oleh Maramis (2007:1) juga mengemukakan pengaruh positif leverage terhadap nilai perusahaan. IV.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,320. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif Tobin’s Q terhadap excess value. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Tobin’s Q perusahaan maka semakin tinggi pula excess value-nya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan Tobin’s Q yang tinggi, atau lebih besar dari 1, umumnya memiliki tingkat kesempatan investasi yang lebih baik, memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, dan juga mengindikasikan baiknya kinerja manajemen dalam mengelola aset yang dimilikinya (Wolfe, 2003:155). IV.4 Hasil Pengujian Hipotesis Keempat Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,001, namun tidak signifikan berpengaruh terhadap excess value. Hal ini tidak sesuai hipotesis awal dimana earning growth berpengaruh positif terhadap Excess Value. Hal ini tidak sesuai 15
  • 16. dengan penelitian Puji Harto (2007 : 214) dimana variabel EARNGROWTH menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap Excess Value. IV.5 Hasil Pengujian Hipotesis Kelima Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar 0,094. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif LnASSET terhadap excess value. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi LnASSET perusahaan maka semakin tinggi pula excess value-nya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Puji Harto (2007 : 214) dan Berger dan Ofek (1995:50) dimana ukuran perusahaan, yang dalam hal ini diukur dari total asset yang dimiliki perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap Excess Value Perusahaan. IV.6 Hasil Pengujian Hipotesis Keenam Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai sebesar -0,014. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh positif Umur terhadap excess value. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar umur suatu perusahaan maka semakin rendah excess value-nya. Hasil ini perlu ditafsirkan secara hati-hati kemungkinan penjelasan terhadap hal ini adalah ada faktor eksternal yang turut mempengaruhi hubungan negatif ini, diantaranya: faktor turn over sumberdaya di perusahaan yang cukup besar, dan tingkat kompetisi pasar yang tinggi. Hal ini sesuai pula dengan hasil penelitian Puji Harto (2007 : 214), dimana koefisien variabel umur berpengaruh negatif sebesar -0,002. IV.7 Hasil Pengujian Hipotesis Ketujuh 16
  • 17. Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai (-0,153), yang artinya bahwa perusahaan multi segmen memiliki excess value lebih rendah 0,153 dari perusahaan segmen tunggal. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal mengenai pengaruh negatif jumlah segmen usaha terhadap excess value. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mackey (2006:7) dan Puji Harto (2007:213) yang mengatakan bahwa perusahaan multi segmen memiliki excess value yang lebih rendah dibandingkan perusahaan segmen tunggal. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jandik dan Makhija (2004:6). Yang menemukan bahwa diversifikasi justru menciptakan nilai (diversification premium) bagi perusahaan dengan mencegah terjadinya over-investment pada industri listrik. IV.8 Hasil Pengujian Hipotesis Kedelapan Hasil uji-t yang terdapat pada Lampiran menunjukkan nilai -0,060. Artinya adalah bahwa perusahaan pada sektor industri manufaktur memiliki excess value 0,060 lebih rendah dibandingkan dua sektor industri lainnya. Namun hasil ini tidak cukup signifikan berpengaruh terhadap excess value. Hasil penelitian Puji Harto (2007:214) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa sektor industri perdagangan dan jasa, yang memiliki proporsi jumlah segmen tunggal terbesar (kriteria eliminasi dummy sektor industri) menunjukkan hasil yang signifikan positif (0,002) dengan koefisien (-1,300). IV.9 Hasil Pengujian Hipotesis Kesembilan Variabel dummy sektor Properti dan real estat (DUMSEKT2) tidak signifikan berpengaruh positif terhadap excess value (EXVAL) sebesar 0,002. Artinya adalah bahwa perusahaan pada sektor Properti dan Real Estat memiliki excess value 0,002 lebih tinggi dibandingkan sektor perdagangan grosir dan eceran. Hasil ini berbeda dengan hasil 17
  • 18. penelitian Puji Harto (2007:214) yang menunjukkan hasil signifikan (0,017) dan koefisien (-1,057). V. Kesimpulan dan Saran V.1Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti menarik beberapa kesimpulan, yaitu : Leverage dan tingkat kesempatan investasi Tobin’s Q berpengaruh positif signifikan terhadap excess value, sedangkan Umur dan Jumlah segmen usaha berpengaruh negatif signifikan terhadap excess value, dan Level Diversifikasi, Earning Growth, serta Jenis Sektor industri manufaktur dan properti real estat tidak berpengaruh signifikan terhadap excess value. V.2Saran Bagi investor maupun calon investor dapat menggunakan informasi keuangan leverage, Tobins Q rasio, ukuran perusahaan (Size), Umur dan Jumlah Segmen Usaha sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang terdiversifikasi di indonesia, khususnya pada sektor industri sampel. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode pengamatan yang lebih panjang, dan menambahkan proxy yang membagi diversifikasi pada bidang yang berkaitan (related diversification) dan diversifikasi pada bidang yang tidak berkaitan (unrelated diversification) agar hasil yang diperoleh dapat semakin menunjukkan pengaruh diversifikasi secara lebih luas lagi. REFERENSI Ahmad Kurnia (2009), Mengenal Teori Keagenan, Sumber: http ://elqorni.wordpress.com/2009/02/26/mengenal-teori-keagenan/. 18
  • 19. Beams, Floyd A., Joseph H. Anthony., Robin P. Clement., dan Suzanne H. Lowensohnl (2007), Akuntansi Lanjutal, Edisi 8, Jilid 2, Jakarta: PT Indeks. Berger. P.G. dan Ofek E (1995), Diversification’s Effect On Firm Value, Journal Of Financial Economics, vol 37. Billet, Mathew T. dan David C. Maurer (1998), Diversificationand the value of Internal Capital Market : The Case Of Trading Stock, Working Paper Southern Methodist University, Dallas. Chatterjee, S. dan B.Wernerfelt (1991), The Link Between Resources And Type of Diversification: Theory and Evidence, Strategic Management Journal Vol 12. Gujarati, N. Damodar dan DawnC. Porter (2009), Basic Econometrics, Fifth Edition, International Edition, New York: Mc Graw Hill Irwin. Hadlock, Charles J., Michael Ryngaert., dan Shawn Thomas (2001), Corporate Structure and Equity Offerings: Are There Benefits to Diversification?, Journal Of Business Vol 74. Ikatan Akuntansi Indonesia (2007), Pedoman Standart Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, Jakarta: Salemba Empat. Jandik T. dan A.K. Makhija (2005), Can Diversification create Value? Evidence from The Electric Utility Industry, Financial Management Journal, Spring 61-93. Jensen, Michael C. (1986), Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Take Overs, American Economic Review Vol 76. Lang, L.H.D. dan R.E. Stulz (1994), TobinsQ, Corporate Diversification and Firm Performance, Journal Of Political Economy, Vol 102. Li, Ming Fang dan Yim Yu Wong (2003), Diversification and Economic Performance: An Empirical Assessment Of Chinese Firms, Asian Pacific Journal Of Management, Vol 20. Mackey, Tyson Brighton (2006), Essay On Corporate Diversificationand Firm Value Dissertation, Ohio University. Maramis, Joubert B. (2007), Pengaruh Besaran Perusahaan Terhadap Konsistensi Kepemilikan Saham, Likuiditas Saham, Free Cash Flow, Diversifikasi Usaha, Leverage, dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia, Post Graduate Airlangga University. Puji Harto (2007), Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 1. Van, Wim A der Stede (2001), The Effect Of Corporate Diversification and Business Unit Strategy On The Presence Of Slack in Business Unit Budgets, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol 14. 19
  • 20. Wijoyo Kusumo (2006), Skripsi: Analisis Hubungan Financial Leverage Terhadap Earning Per Share PT London Sumatra Tbk Periode 1999-2005, Universitas Atmajaya, Jakarta. Wolfe, Joseph dan Antonio Carlos Aidar Savaia (2003), The Tobin q as a Company Performance Indicator, Development in Business Simulation & Experiential Learning, Vol 30. Yeni Absah (2007), Disertasi: Pengaruh Kemampuan Pembelajaran Organisasi Terhadap Kompetensi Tingkat Diversifikasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera Utara, Universitas Airlangga, Surabaya. Sumber: http://www.damandiri.or.id/detail.php Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Tahun Tahun Tahun Total 2005 2006 2007 20
  • 21. 1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek 339 343 393 1075 Indonesia (BEI) dan telah menerbitkan laporan keuangan tahun 2005, 2006, dan 2007. 2. Perusahaan yang tidak bergerak disektor (149) (152) (171) (472) industri sampel: 3. Perusahaan sampel yang mengalami de- (3) (4) (35) (42) listing. 4. Perusahaan tidak memiliki laporan (21) (21) (21) (63) konsolidasi dan pengungkapan segmen yang lengkap. Jumlah sampel yang dapat dipakai 166 166 166 498 Tabel 6 Uji Kesamaan Koefisien Unstandardized Standardized Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -2.575 .545 -4.728 .000 DIVER .176 .123 .063 1.433 .152 LEV .264 .086 .122 3.058 .002 TOBINSQ .317 .028 .450 11.146 .000 EARNGROWTH .001 .003 .008 .221 .825 LNASSET .093 .021 .185 4.519 .000 UMUR -.014 .003 -.240 -5.722 .000 DUMSE -.157 .090 -.080 -1.744 .082 DUMSEKT1 -.059 .106 -.035 -.557 .578 DUMSEKT2 .000 .124 .000 -.002 .999 DUMT05 -.103 .070 -.065 -1.471 .142 DUMT06 3.238E-5 .069 .000 .000 1.000 a. Dependent Variable: EXVAL Tabel 3 Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas 21
  • 22. Unstandardized Standardized Collinearity Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -2.632 .542 -4.859 .000 DIVER .185 .123 .066 1.500 .134 .745 1.342 LEV .260 .086 .120 3.014 .003 .921 1.086 TOBINSQ .320 .028 .456 11.327 .000 .901 1.110 EARNGROWTH .001 .003 .008 .205 .838 .993 1.007 LNASSET .094 .021 .186 4.528 .000 .864 1.157 UMUR -.014 .003 -.237 -5.657 .000 .829 1.206 DUMSE -.153 .090 -.078 -1.700 .090 .698 1.432 DUMSEKT1 -.060 .106 -.035 -.569 .570 .377 2.653 DUMSEKT2 .002 .124 .001 .012 .990 .366 2.729 a. Dependent Variable: EXVAL Tabel 4 Uji Asumsi Klasik Autokolinearitas – Breusch Godffrey Test 22
  • 23. Unstandardized Coefficients Standardized Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.066 .542 -.121 .904 DIVER -.031 .124 -.013 -.248 .804 LEV .002 .086 .001 .020 .984 TOBINSQ -.002 .028 -.004 -.085 .933 EARNGROWTH .000 .003 -.002 -.045 .964 LNASSET .003 .021 .008 .160 .873 UMUR .000 .003 .005 .109 .913 DUMSE -.003 .090 -.002 -.030 .976 DUMSEKT1 -.008 .106 -.006 -.077 .939 DUMSEKT2 -.010 .124 -.006 -.083 .934 RES_2 .064 .046 .064 1.396 .163 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Tabel 5 Uji Asumsi Klasik Heterokedastisitas – Koenker Bassett Test Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) .371 .039 9.456 .000 PRE_1KUADR .106 .063 .075 1.684 .093 AT a. Dependent Variable: RES_1KUADRAT Tabel 6 Uji Asumsi Klasik Normalitas – Kolmogorov Smirnov Test 23
  • 24. Unstandardize d Residual N 498 a,,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .62389469 Most Extreme Absolute .052 Model Differences Sum of df Positive Mean Square F .046 Sig. Squares Negative -.052 1 Regression 78.693 Kolmogorov-Smirnov Z 9 8.744 22.056 1.171 .000a Residual Sig. (2-tailed) Asymp. 193.455 488 .396 .129 Total a. Test distribution is Normal. 497 272.147 b. Calculated from data. Tabel 7 Uji F Tabel 8 Uji t 24
  • 25. Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -2.632 .542 -4.859 .000 DIVER .185 .123 .066 1.500 .134 LEV .260 .086 .120 3.014 .003 TOBINSQ .320 .028 .456 11.327 .000 EARNGROWT .001 .003 .008 .205 .838 H LNASSET .094 .021 .186 4.528 .000 UMUR -.014 .003 -.237 -5.657 .000 DUMSE -.153 .090 -.078 -1.700 .090 DUMSEKT1 -.060 .106 -.035 -.569 .570 DUMSEKT2 .002 .124 .001 .012 .990 a. Dependent Variable: EXVAL Tabel 9 Koefisien Determinasi Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 .538a .289 .276 .629622 a. Predictors: (Constant), DUMSEKT2, EARNGROWTH, DUMSE, TOBINSQ, LNASSET, LEV, UMUR, DIVER, DUMSEKT1 25