2. Pengertian SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi
pertikel zat terlarutnya.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat
koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit
5. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut didalam setiap 1 liter
larutan, secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
Ket:
• M = molaritas larutan (mol L-1 )
• n = jumlah mol zat terlarut (g/mol)
• V = Volume Larutan (Liter)
6. Molalitas (M)
Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg
(1000gram) pelarut Molalitas didefinisikan dengan persamaan berikut:
Ket:
• m = molalitas larutan (mol/kg)
• n = jumlah mol zat terlarut (g/mol)
• P = jumlah massa zat (kg)
7. Fraksi Mol (X)
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen
larutannya dinyatakan berdasarkan mol. Fraksi mol komponen i,
dilambangkan dengan xi adalah jumlah mol komponen i dibagi dengan
jumlah mol semua komponen dalam larutan. Fraksi mol j adalah xj dan
seterusnya. Jumlah fraksi mol dari semua komponen adalah 1.
Persamaannya dapat ditulis dengan:
8. Normalitas (N)
Normalitas adalah banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter
larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk
mendapat satu muatan. Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter
larutan, H = 1, S = 32 dan O = 16, kita dapat tentukan gram
ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal konsep ionisasi. 1 mol
H2SO4 = 98 gram. (Ingat konsep mol).
9. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak
bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi
bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat
koligatif terdiri dari:
• Penurunan Tekanan Uap ( )
• Kenaikan Titik Didih ( b)
• Penurunan Titik Beku ( f)
• Tekanan Osmoti ( )
10. Penurunan Tekanan Uap ( )
Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi
pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat
terlarut yang tidak menguap, maka partikel - partikel zat terlarut ini akan
mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair, persamaan penurunan
tekanan uap dituliskan:
0
P0>P
Ket:
• P0 = tekanan uap zat cair murni
• P = tekanan uap larutan
11. Kenaikan Titik Didih ( b )
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu
ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Persamaannya
dapat ditulis:
• Tb = kenaikan titik didih (oC)
• kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC kg/mol)
• m = molalitas larutan (mol/kg)
• Mr = massa molekul relatif
• P = jumlah massa zat (kg)
12. Penurunan Titik beku ( f )
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih
kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai
berikut :
Ket:
• Tf = penurunan titik beku (oC)
• kf = tetapan perubahan titik beku (oC kg/mol)
• m = molalitas larutan (mol/kg)
• Mr = massa molekul relatif
• P = jumlah massa zat (kg)
13. Tekanan Osmoti ( )
Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan
zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan. tekanan
osmotik larutan dirumuskan :
Ket:
• = tekanan osmotik
• M = molaritas larutan
• R = tetapan gas (0,082)
• T = suhu mutlak
14. TERIMA KASIH
Semoga bermanfaat
Sumber : 1. www.wikipedia.com
2. Buku Kimia Erlangga kelas XII