SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Tugas kimia makalah 
klasifikasi materi 
Nama : eko prayitno 
Kelas : x tmo-b
Kimia: Klasifikasi Materi 
Para ilmuwan mengklasifikasikan materi menjadi dua kelompok yaitu : 
1. zat tunggal (unsur dan senyawa) 
2. campuran 
1. Zat tunggal adalah materi yang memiliki susunan partikel yang tidak mudah 
dirubah dan memilik komposisi yang tetap. Zat tunggal dapat diklasifikasikan sebagai unsur 
dan senyawa. 
a. UNSUR 
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi 
kimia biasa. 
Di alam terdapat 92 jenis unsur alami dan sisanya unsur buatan. Jumlah keseluruhan di 
alam kira-kira terdapat 106 unsur. 
Unsur dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu : 
1. Unsur logam 
2. Unsur non Logam 
3. Unsur Semi Logam 
b. SENYAWA 
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur yang terbentuk melalui rekasi kimia.
Di alam senyawa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu senyawa Organik dan 
senyawa Anorganik, pengelompokkan didasari pada unsur-unsur pembentuknya, lihat 
Gambar 1.12. 
 Senyawa Organik didefinisikan sebagai senyawa yang dibangun oleh unsur karbon sebagai 
kerangka utamanya. Senyawa-senyawa ini umumnya berasal dari makhluk hidup atau yang 
terbentuk oleh makhluk hidup (organisme). 
Senyawa ini mudah kita jumpai seperti ureum atau ure terdapat pada air seni (urin). Gula pasir 
atau sakarosa yang banyak terdapat didalam tebu dan alkohol merupakan hasil fermentasi dari 
lautan gula. 
 Senyawa Anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari atom karbon, 
umumnya senyawa ini ditemukan di alam, beberapa contoh senyawa ini seperti garam dapur 
(Natrium klorida) dengan lambang NaCl, alumunium hdroksida yang dijumpai pada obat maagh, 
memiliki lambang Al(OH)3. Demikian juga dengan gas yang terlibat dalam proses respirasi yaitu gas 
oksigen dengan lambang O 2 dan gas karbon dioksida dengan lambang CO2. Asam juga merupakan 
salah satu senyawa anorganik yang mudah kita kenal misalnya asam nitrat (HNO3), asam klorida 
(HCl) dan lainnya. 
2. CAMPURAN 
Campuran adalah gabungan beberapa zat dengan perbandingan tidak tetap tanpa 
melalui reaksi kimia.Campuran adalah materi yang disusun oleh beberapa zat tunggal baik berupa 
unsur atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Dalam campuran sifat dari materi 
penyusunnya tidak berubah.Contoh sederhana dari campuran dapat kita jumpai di dapur misalnya 
saus tomat. Campuran ini mengandung karbohidrat, protein, vitamin C dan masih banyak zat zat 
lainnya. Sifat karbohidrat, protein dan vitamin C tidak berubah.
Campuran dapat kita bagi menjadi dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran 
heterogen. Campuran homogen adalah campuran serba sama yang materi-materi 
penyusunnya berinteraksi, namun tidak membentuk zat baru. Untuk lebih jelasnya kita 
perhatikan contohnya larutan gula dalam sebuah gelas 
Larutan ini merupakan campuran air dengan gula, jika kita coba rasakan, maka rasa larutan 
diseluruh bagian gelas adalah sama manisnya, baik yang dipermukaan ditengah maupun dibagian 
bawah. Campuran homogen yang memiliki pelarut air sering disebut juga dengan larutan lihat 
Gambar 1.13. 
Campuran homogen dapat pula berbentuk sebagai campuran antara logam dengan logam, seperti 
emas 23 karat merupakan campuran antara logam emas dan perak. Kedua logam tersebut 
memadu sehingga tidak tampak lagi bagian emas atau bagian peraknya. Campuran logam lain 
seperti perunggu, alloy, amalgam dan lain sebagainya.Campuran heterogen adalah campuran 
serbaneka, dimana materi-materi penyusunnya tidak berinteraksi, sehingga kita dapat 
mengamati dengan jelas dari materi penyusun campuran tersebut (Gambar 1.13). 
Campuran heterogen tidak memerlukan komposisi yang tetap seperti halnya senyawa, jika kita 
mencampurkan dua materi atau lebih maka akan terjadi campuran. Contoh yang paling mudah 
kita amati dan kita lakukan adalah mencampur minyak dengan air, kita dapat menentukan bagian 
minyak dan bagian air dengan indera mata kita. Perhatikan pula susu campuran yang kompleks, 
terdiri dari berbagai macam zat seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan E dan mineral 
(Gambar 1.13). 
Sebuah partikel dalam kotak satu dimensi 
Ditulis oleh Koichi Ohno pada 03-01-2009 
Jalan terbaik untuk memahami prosedur untuk menyelesaikan persamaan gelombang dan 
pentingnya solusi adalah dengan mempelajari beberapa contoh. Marilah kita menyelesaikan 
persamaan Shrödinger bebas waktu ??ψ = Eψ untuk sebuah partikel dengan massa m yang
terkurung pada daerah (0 < x < L) pada sumbu-x (kotak satu dimensi). Hamiltonian untuk sistem 
ini dituliskan sebagai berikut 
U(x) adalah energi potensial dari sistem yang dipelajari. Pembatasan terhadap gerakan partikel 
dilakukan pada U(x) dengan ketentuan sebagai berikut (Gambar 1.13) 
(1.43) 
Perlakuan ini secara alami akan menuju pada ketidakmungkinan untuk menemukan partikel di 
luar kotak. Jika ψ(x) ≠ 0 pada U(x) = +∞, maka kedua sisi pada persamaan ??ψ = Eψ akan 
divergen. 
Gambar 1.13 Energi potensial U(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah kotak satu dimensi. 
Karena U(x) = 0 di dalam kotak, persamaan gelombang ??ψ = Eψ akan menjadi bentuk yang 
sangat sederhana yaitu 
(1.44) 
dimana 
(1.45)
Solusi umum dari persamaan (1.44) telah diketahui dengan baik dan dituliskan sebagai berikut 
(1.46) 
Substitusi dari ekspresi ini pada sisi kiri persamaan (1.44) akan menghasilkan suku di sisi kanan. 
Agar dapat mengambil makna atau interpretasi fisis dari ψ(x) dalam persamaan (1.46) dalam 
konteks teori kuantum , kita harus memperhatikan sifat kontinyu dari fungsi gelombang. Dalam 
kasus ini, ψ(x) harus kontinyu pada kedua sisi kotak (x = 0 dan x = L). Dengan demikian, kondisi 
berikut harus diperlukan. 
Pada perbatasan kotak (x = 0), 
dan pada perbatasan kotak yang lain (x = L), 
(1.47) 
(1.48) 
Karena nilai yang mungkin untuk nilai eigen energi E tidak muncul, kita harus melakukan 
klasifikasi atas kasus-kasus yang mungkin sebagai berikut. 
1) (E < 0) 
Dari persamaan (1.45) κ adalah murni bilangan imajiner, dan kerenanya suku dalam tanda 
kurung pada sisi kiri persamaan (1.48) tidak dapat sama dengan nol. Ini akan mengakibatkan a + 
b = 0 dan kemudian ψ(x) = aeikx + be &minusikx = 0 untuk seluruh nilai x (0 < x < L). Jelas, ini 
tidak konsisten dengan dengan asumsi kita tentang partikel dalam kotak. 
2) (E = 0) 
Dari persamaan (1.45) κ = 0 dan ψ(x) = a + b = 0 untuk seluruh x (0 < x < L). Ini juga tidak 
sesuai dengan asumsi dari partikel dalam kotak. 
3) (E > 0) 
Dalam kasus ini κ > o dan karenanya suku dalam kurung pada sisi kiri di persamaan (1.48) dapat 
menjadi sama dengan 0. Kondisi ini dapat dinyatakan sebagai 
(1.49) 
Perlu dicatat bahwa e2ikL = 1 adalah untuk κ yang merupakan bilangan bulat sem barang. Dengan 
demikian nilai-nilai untuk κ (κ > 0) yang mungkin harus memenuhi kondisi berikut
(1.50) 
Dengan memasukkan nilai κ ke dalam persamaan (1.45), kita akan mendapatkan nilai-nilai yang 
mungkin untuk energi E dengan nilai integer n. 
(1.51) 
Ini adalah formula untuk tingkat-tingkat energi dari sebuah partikel yang berada dalam sebuah 
kotak satu dimensi. Untuk energi yang bernilai lain selain yang diberikan pada persamaan (1.51), 
tidak ada solusinya. Munculnya tingkat-tingkat energi yang bersifat diskrit adalah sebuah 
konsekuensi dari kuantisasi energi. Tingkat energi yang terkuantisasi diklasifikasikan dengan 
bilangan bulat positif n. Bilangan-bilangan ini merepresentasikan keadaan terkuantisasi dan 
disebut sebagai bilangan kuantum. 
Fungsi gelombang yang berkorespondensi dengan tingkat-tingkat energi Eω, dapat ditentukan 
melalui persamaan (1.46), (1.47) dan (1.50). 
Di sini, rumus eiθ = cos θ + i sin θ digunakan dan 2ai ditulis sebagai c. Nilai dari c ditentukan 
melalui persyaratan normalisasi. 
Nilai dari integral terakhir adalah L/2 dan c2 ·(L/2) = 1. Dengan demikian maka c = √2/L, dan 
kita memperoleh solusi di dalam kotak sebagai berikut. 
Tingkat energi En dan fungsi gelombang ψn(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah kotak satu 
dimensi dengan panjang L ditunjukkan pada Gambar 1.14. 
Tingkat energi terendah dengan bilangan kuantum n = 1 adalah keadaan 
dasar dari sebuah partikel dalam kotak. Probabilitas untuk menemukan 
partikel yang terbesar adalah pada posisi di tengah kotak dan kemudian 
menurun jika bergeser ke arah sisi-sisi kotak. Dalam dunia makroskopik, 
kita dapat meletakkan sebuah partikel di mana saja di dalam sebuah
kotak. Akan tetapi di dalam dunia kuantum, hanya probabilitas saja yang 
dapat ditentukan. Hal sangat aneh adalah energi tingkat dasar E1 = h 
2/8mL2 > 0 adalah lebih besar dari energi potensial yang ada dalam kotak 
tersebut U = 0. Dalam sebuah sistem makroskopik, keadaan energi 
minimum dari sebuah partikel adalah keadaan keadaan di mana tidak 
ada gerak dan energi akan sama dengan energi potensial minimum Umin 
(dalam kasus ini Umin = 0). Fakta yang menyatakan bahwa E1 − Umin > 0 
menunjukkan bahwa sebuah partikel dapat bergerak dengan energi 
sebesar E1 − Umin, bahkan pada temperatur absolut nol di mana tidak ada 
energi yang dapat dipindahkan dari sistem lagi. Karenanya energi 
sebesar E1 − Umin disebut sebagai energi titik-nol (zero-point energy) 
dan gerakan pada keadaan dasar disebut sebagai gerakan titik-nol (zero-point 
motion). Dalam dunia makroskopik, masa dari materi m, dan 
panjang dari kotak L adalah sangat besar dan karenanya energi sebesar 
E1 = h2/8mL2 dapat dikatakan sangat kecil. Ini akan menyebabkan 
bahwa energi titik-nol dan gerakan titik-nol dalam dunia makroskopik 
dapat diabaikan. Nilai diskrit yang definit hanya diperbolehkan untuk 
keadaan tereksitasi dari sebuah partikel dalam kotak dan hal ini sangat 
berlawanan dengan dunia makroskopik di mana semua nilai energi 
diperbolehkan. Tingkat energi untuk sebuah sistem makroskopik dapat 
ditinjau sebagai hal yang kontinyu disebabkan oleh nilai m da n L yang 
sangat besar. Sebagaimana dapat dilihat pada fungsi gelombang pada 
gambar 1.14, terdapat beberapa posisi di mana tidak ada probabilitas 
untuk menemukan partikel dalam keadaan tereksitasi, meskipun partikel 
tersebut bergerak dalam kotak. Posisi geometris di mana ψ = 0 disebut 
sebagai sebuah noda. Jumlah dari noda-noda dalam kotak adalah n-1, 
yang akan meningkat dengan meningkatnya bilangan kuantum n. 
Gelombang dengan noda yang banyak secara umum memiliki energi 
yang lebih besar. Sifat ini perlu dicatat dan diingat dan ini akan sangat 
berguna untuk memahami sifat dari gelombang elektron yang bergerak 
dalam materi.
Gambar 1.14 Tingkat-tingkat energi En = h2/8mL2 dan fungsi gelombang ψn(x) untuk partikel 
dalam sebuah kotak satu dimensi. 
Contoh 1.11. Tunjukkan hubungan berikut akan terjadi di antara fungsi gelombang ψn(x) dan 
ψm(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah kotak satu dimensi. 
δ nm adalah Kronecker delta di mana akan sama dengan 1 jika n = m dan 0 jika n ≠ m. 
(Jawaban) Fungsi gelombang dengan bilangan kuantum n dalam sebuah kotak ( 0 < x < L) 
dengan panjang L diberikan oleh persamaan 
(1.52) 
Untuk posisi di luar kotak ψn(x) = 0 . Marilah kita menyebutkan integral yang menjadi masalah 
sebagai Inm.
Rumus penjumlahan sudut untuk fungsi trigonometri 
akan menghasilkan 
Dengan demikian 
Inm = I(−) − I(+) 
Disini 
Dengan menuliskan θ = πx/L dan dengan menggunakan dθ = (π/L)dx , kita akan memperoleh 
Ketika (n ± m) tidak sama dengan 0, 
Ketika (n − m = 0), 
Karenanya, 
1. Untuk n = m, Inm = 1 − 0 = 1 dan 
2. Untuk n ≠ m, Inm = 0 − 0 = 0, dengan menggunakan delta Kronecker, kita akan 
memperoleh Inm = δnm.
Integral dari contoh ini dengan n = m adalah kondisi normalisasi, dengan diberikan bahwa fungsi 
gelombangnya telah dinormalisasi terlebih dahulu. Untuk n ≠ m, integralnya akan sama dengan 
0, di mana dua fungsi gelombangnya dikatakan saling ortogonal dan memenuhi sifat 
ortogonalitas. Sifat ortogonalitas berlaku secara umum antara sembarang fungsi gelombang yang 
berkorespondensi dengan nilai eigen yang berbeda. Ketika fungsi-fungsi ternormalisasi dan 
saling ortogonal, maka himpunan fungsi- fungsi tersebut dikatakan ortonormal dan mengikuti 
sifat ortonormalisasi. 
Partikel bermuatan pembentuk materi dan 
gaya Coulomb 
Ditulis oleh Koichi Ohno pada 03-01-2009 
Elemen dari semua material adalah inti dan elektron yang masing-masing memiliki muatan 
positif dan negatif. Kombinasi dan interaksi dari partikel-partikel ini memberikan berbagai 
struktur, sifat dan reaksi-reaksi material. Pertama, adalah hal yang sangat penting untuk 
memahami aspek fundamental dari interaksi listrik. Sebuah atom terdiri dari sebuah inti dan 
beberapa elektron; muatan listrik positif dari inti dan jumlah elektron yang mengelilingi inti 
adalah sama dengan bilangan atomik (Z). Ketika sebuah atom kehilangan atau mendapat 
tambahan elektron, ia akan menjadi ion positif atau negatif. Kecenderungan dari sebuah atom 
menjadi sebuah ion dengan kehilangan atau memperoleh tambahan sebuah elektron adalah 
berbeda dan bergantung pada jenis unsur kimianya yang diklasifikasikan dengan bilangan 
atomnya. Kecenderungan ini sangat berkaitan erat dengan sifat kimia dari unsur. 
Contoh 1.1 Hitung e, yang merupakan besar muatan listrik sebuah elektron dengan 
menggunakan konstanta Faraday, 96485 C.mol-1 dan bilangan Avogadro, 6,022 x 1023 mol-1. (1 
C adalah muatan listrik yang dibawa oleh sebuah arus listrik sebesar 1 A selama 1 detik). 
(Jawaban) Muatan listrik dari 1 mol elektron adalah 96485 C.mol -1 yang berasal dari konstanta 
Faraday dan jumlah dari partikel untuk setiap 1 mol berasal dari bilangan Avogadro. Dengan 
menggunakan nilai- nilai ini, muatan listrik dari sebuah elektron dihitung sebagai berikut 
Secara umum, material kehilangan sebuah elektron akan membawa muatan positif dan material 
yang memperoleh tambahan elektron akan membawa muatan negatif. Material yang membawa 
muatan listrik akan memberikan gaya satu dengan lainnya pada arah-arah yang saling 
menghubungankan mereka. Sepasang muatan dengan tanda yang sama akan saling tolak-menolak 
satu sama lain dan muatan dengan tanda yang berlawanan akan saling tarik-menarik. 
Gaya F yang bekerja pada muatan memiliki besaran yang berbanding dengan produk perkalian 
antara muatan Q1 dan Q2 dan berbanding terbalik dengan dengan kuadrat jarak antara kedua 
muatan tersebut, r. Inilah yang disebut sebagai hukum Coulomb dan dinyatakan oleh persamaan 
sebagai berikut:
(1.1) 
Di sini, ε0 adalah konstanta fisika fundamental yang disebut sebagai permivitas dalam vakum. 
Meskipun hukum Coulomb ditemukan dengan mengamati gaya pada benda-benda bermuatan, 
hukum ini juga dapat diaplikasikan pada partikel yang sangat kecil seperti pada elektron dan inti 
atom. Karenanya, hukum Coulomb sangat dalam, berkaitan dengan sifat atom baik itu secara 
fisika (contoh, warna dari cahaya yang dipancarkan dan diserap) dan secara kimia (contoh, 
kecenderungan untuk terionisasi dan reaktivitas). 
Partikel yang memiliki masa akan menghasilkan gaya tarik-menarik antara satu dengan yang 
lainnya yang dikenal sebagai gaya gravitasi. Akan tetapi, untuk partikel yang memiliki masa 
yang kecil seperti elektron dan ion molekul, gaya gravitasi dapat diabaikan karena terlalu kecil 
dibandingkan dengan gaya yang diberikan oleh hukum Coulomb (gaya Coulomb). 
Contoh 1.2. Jika sebuah satuan muatan negatif diletakkan pada suatu titik di tengah antara dua 
buah muatan positif yang dipisahkan oleh jarak, R maka gaya manakah dari gaya-gaya yang 
bekerja pada muatan positif itu yang lebih besar, yakni apakah gaya yang diberikan oleh muatan 
negatif atau gaya yang disebabkan oleh muatan positif yang lain? Carilah arah di mana muatan 
positif memiliki kecenderungan untuk bergerak. 
(Jawaban) Sebuah muatan positif akan mengalami gaya tarik-menarik yang dinyatakan dengan 
F- = -1/4πε 0(R/2)2 dan disebabkan oleh muatan negatif yang diletakkan pada jarak R/2 dan gaya 
tolak-menolak yang dinyatakan dengan F+ = -1/4πε0R 2 yang disebabkan oleh muatan positif 
yang lain yang berada pada jarak R. Karena gaya tolak-menolak 4 kali lebih besar dari gaya 
tarik-menarik maka setiap muatan positif akan cenderung bergerak kearah muatan positif yang 
lain. (Dengan aksi yang diberikan oleh suatu muatan negatif, muatan-muatan positif dapat terikat 
satu dengan yang lainnya. Ini berkaitan dengan fenomena bahwa inti-inti yang bermuatan positif 
dapat digabung dalam suatu bahan dengan bantuan atau keterlibatan elektron-elektron). 
Jika sebuah partikel bermuatan diletakkan di antara pasangan plat logam yang memiliki suatu 
perbedaan potensial listrik (tegangan), maka sebuah muatan positif akan dikenakan gaya yang 
mengarah pada plat yang memiliki potensial listrik yang rendah dan muatan negatif akan 
bergerak ke arah plat yang memiliki potensial listrik tinggi. Besarnya gaya akan berbanding lurus 
dengan nilai absolut dari muatan listriknya. Dengan demikian, pada beda potensial yang sama, 
gaya yang bekerja pada sebuah elektron dan yang bekerja pada ion positif monovalensi memiliki 
besaran yang sama meskipun arahnya berbeda.
Jika sebuah elektron dalam keadaan diam dan kemudian dipercepat dari sebuah plat logam yang 
memiliki potensial listrik rendah menuju plat yang lain yang memiliki potensial listrik tinggi 
dengan perbedaan potensial sebesar 1 volt (V), energi kinetik dari elektron tersebut adalah 
sebesar 1 elektron volt (eV). Kerja yang dilakukan untuk membawa sebuah muatan positif yang 
memiliki muatan sebesar 1 Coulomb (C) hingga mencapai posisi di mana potensial listrik 1 V 
lebih tinggi dari titik awalnya adalah sebesar 1 Joule (J) atau 1 eV = 1,602 x 10-19 J. Sebuah 
tabung Brown yang digunakan pada televisi (Tabung sinar katoda atau Cathode Ray Tube/CRT) 
dilengkapi dengan sebuah sumber elektron (electron gun) yang mana elektron akan dipancarkan 
dan dipercepat dengan beda potensial sebesar 10 kV. Pancaran elektron yang dihasilkan itu 
kemudian akan difokuskan pada layar floresens dengan menggunakan sebuah lensa elektron 
yang terbuat dari kumparan defleksi magnetik dan kemudian akan membentuk titik yang 
memancarkan cahaya pada layar. 
Contoh 1.3. Hitung kecepatan sebuah elektron yang memiliki energi kinetik sebesar 1 eV. 
(Jawaban) Energi kinetik dari sebuah elektron (di mana m adalah masa elektron) dinyatakan 
dengan rumusan ½mv2 dan 1 eV = 1,602 x 10-19 J. Dengan demikian, ½mv2 = 1,602 x 10-19 J. 
Jika diketahui masa elektron sebesar m = 9,109 x 10-31 kg, maka dapat diperoleh kecepatan 
elektron sebagai berikut: 
Dapat kita lihat pada contoh-contoh di atas, kecepatan sebuah elektron yang memiliki energi 
sebesar 1 eV adalah sekitar 600 km.s-1. Kecepatan sebuah ion, dengan energi kinetik sebesar 1 
eV lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan sebuah elektron. Hal ini disebabkan oleh masa 
sebuah ion, M sangat besar dibandingkan dengan masa sebuah elektron, m. Bahkan untuk ion 
teringan, ion hidrogen (proton), masanya (M) adalah sekitar 1836 kali lebih besar dari m. 
Karenanya, kecepatan sebuah proton dengan energi kinetik sebesar 1 eV adalah sekitar 1,38 x 
104 m.s-1. Analisa energi kinetik (analisa kecepatan) elektron dan ion yang dilepaskan oleh suatu 
bahan adalah hal yang sangat penting dalam mempelajari struktur dan masa dari bahan tersebut. 
Pemisahan Dengan Kromatografi Tipis dan 
Kromatografi Kolom 
a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 
KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap 
maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang 
hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan u ntuk 
menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni 
dalam skala kecil.
Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat 
kelarutan senyawa yang dianalisis. Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena 
tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi ayng reakstif. 
Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna 
untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatu senyawa dalam sampel 
dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni. 
Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa 
pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai 
fase gerak. 
b. Kromatografi Kolom. 
Kromatografi kolom digunakan untukdigunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. 
Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, 
silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut. 
Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian atas dari kolom, kemudian 
dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan 
didorong oleh fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh 
fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi kolom adalah fase diam yang 
digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan 
alir elusi. Gambar 18.22. Kolom kromatografi 
Tutorial : Kromatografi Cair
1.Garis besar syarat-syarat instrumental dari High Performance Liquid 
Chromatograph modern 
2. Apa yang Anda ketahui tentang istilah-istilah berikut : 
 Normal Phase Chromatography 
 Reverse Phase Chromatography 
 -Isocratic Operation 
-Gradient Elution 
-Flow Programming 
 -Porous 
-Pellicular 
-Hydrophyllic 
-Lipophyllic 
3.Garis besar mekanisme yang merupakan dasar pemisahan dalam 
bentuk kromatografi berikut : 
 Kromatografi Cair Padat (Adsorpsi) 
 Kromatografi Cair Cair ( utamanya bonded phase) 
 Kromatografi Pasangan Ion 
 Kromatografi Pertukaran Ion 
 Size Exclusion Chromatography

Contenu connexe

Tendances

LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITLAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Milantika Dyah Puspitasari
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahOlivia Tifani
 
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)noviyanty
 
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam AirFaktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam AirVina Widya Putri
 
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxLkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxmonggaviranita
 
Model atom niels bohr dan konfigurasi elektron
Model atom niels bohr dan konfigurasi elektronModel atom niels bohr dan konfigurasi elektron
Model atom niels bohr dan konfigurasi elektronMonich Rhd
 
Pertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanPertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanDenara Putri
 
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksiLaporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garamditanovia
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksCha Cha D Talo
 
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalenIkatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalenFitriHastuti2
 
4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint
4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint
4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpointMastudiar Daryus
 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannyapilatussibale
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszKlara Tri Meiyana
 

Tendances (20)

LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITLAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
 
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
Laporan Praktikum Kimia- Koloid (materi kelas 11 IPA)
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanah
 
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Persamaan reaksi kimia
Persamaan reaksi kimiaPersamaan reaksi kimia
Persamaan reaksi kimia
 
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam AirFaktor-Faktor yang Memengaruhi  Kelarutan Gula dalam Air
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Gula dalam Air
 
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxLkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
 
Model atom niels bohr dan konfigurasi elektron
Model atom niels bohr dan konfigurasi elektronModel atom niels bohr dan konfigurasi elektron
Model atom niels bohr dan konfigurasi elektron
 
Pertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluanPertemuan 1 pendahuluan
Pertemuan 1 pendahuluan
 
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
 
Isomer e dan z
Isomer e dan zIsomer e dan z
Isomer e dan z
 
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksiLaporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garam
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
 
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalenIkatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
 
4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint
4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint
4.laju dan orde reaksi 13 1011 powerpoint
 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannya
 
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan IngenhouszLaporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
Laporan praktikum biologi Percobaan Ingenhousz
 

En vedette

Bab klasifikasi zat
Bab klasifikasi zatBab klasifikasi zat
Bab klasifikasi zatWahyu Rifai
 
1 konsep dasar janin
1 konsep dasar janin1 konsep dasar janin
1 konsep dasar janinhasbiani
 
Pemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus Empiris
Pemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus EmpirisPemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus Empiris
Pemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus EmpirisAbulkhair Abdullah
 
Partikel Materi - SMP IPA
Partikel Materi - SMP IPAPartikel Materi - SMP IPA
Partikel Materi - SMP IPAAdisa Alifya
 
Perubahan Kimia dan Fisika
Perubahan Kimia dan FisikaPerubahan Kimia dan Fisika
Perubahan Kimia dan Fisikafitri21
 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannyaaganharera56
 
Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"
Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"
Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"Putri Alfisyahrini
 
Bab 2 Atom, Molekul dan Ion
Bab 2 Atom, Molekul dan IonBab 2 Atom, Molekul dan Ion
Bab 2 Atom, Molekul dan IonJajang Sulaeman
 
systema-genitalia-feminina
systema-genitalia-femininasystema-genitalia-feminina
systema-genitalia-femininashafhandustur
 
Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3
Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3
Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3Tias Mutiara
 

En vedette (14)

Kekuatan asam dan basa
Kekuatan asam dan basaKekuatan asam dan basa
Kekuatan asam dan basa
 
Bab klasifikasi zat
Bab klasifikasi zatBab klasifikasi zat
Bab klasifikasi zat
 
1 konsep dasar janin
1 konsep dasar janin1 konsep dasar janin
1 konsep dasar janin
 
Pemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus Empiris
Pemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus EmpirisPemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus Empiris
Pemisahan Senyawa dari Campuran dan Penentuan Rumus Empiris
 
Klasifikasi materi
Klasifikasi materiKlasifikasi materi
Klasifikasi materi
 
Partikel Materi - SMP IPA
Partikel Materi - SMP IPAPartikel Materi - SMP IPA
Partikel Materi - SMP IPA
 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannya
 
Perubahan Kimia dan Fisika
Perubahan Kimia dan FisikaPerubahan Kimia dan Fisika
Perubahan Kimia dan Fisika
 
Materi dan perubahannya
Materi dan perubahannyaMateri dan perubahannya
Materi dan perubahannya
 
Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"
Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"
Fisika "Atom, Molekul, dan Ion"
 
Bab 2 Atom, Molekul dan Ion
Bab 2 Atom, Molekul dan IonBab 2 Atom, Molekul dan Ion
Bab 2 Atom, Molekul dan Ion
 
systema-genitalia-feminina
systema-genitalia-femininasystema-genitalia-feminina
systema-genitalia-feminina
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3
Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3
Klasifikasi benda dan makhluk hidup 3
 

Similaire à Kimia klasifikasi materi

Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1Pujiati Puu
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidPTPN VI
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksiWarnet Raha
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-smaaiiuk
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikBandung
 
Rumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia smaRumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia smaHeri Java
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiyahyakurnia23
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiyahyakurnia23
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Sulistiyo Wibowo
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
Bab 2 termokimia
Bab 2 termokimiaBab 2 termokimia
Bab 2 termokimiawafiqasfari
 

Similaire à Kimia klasifikasi materi (20)

Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan david
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi
 
Persamaan kimia
Persamaan kimiaPersamaan kimia
Persamaan kimia
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
 
Rumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimiaRumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimia
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Struktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodikStruktur atom dan sistem periodik
Struktur atom dan sistem periodik
 
Rumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia smaRumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia sma
 
PP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
PP STRUKTUR ATOM HIDROGENPP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
PP STRUKTUR ATOM HIDROGEN
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas ii
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas ii
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Bab 2 termokimia
Bab 2 termokimiaBab 2 termokimia
Bab 2 termokimia
 

Plus de Linkin Park News

Plus de Linkin Park News (20)

Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
Sejarah perlawanan pangeran diponegoro terhadap belanda
 
Navigasi darat
Navigasi darat Navigasi darat
Navigasi darat
 
The hunting party lyrics
The hunting party lyrics The hunting party lyrics
The hunting party lyrics
 
Http
Http Http
Http
 
Digital booklet minutes to midnight
Digital booklet   minutes to midnightDigital booklet   minutes to midnight
Digital booklet minutes to midnight
 
The hunting party lyrics
The hunting party lyrics The hunting party lyrics
The hunting party lyrics
 
Reanimation lyrics
Reanimation lyrics Reanimation lyrics
Reanimation lyrics
 
Not alone lyrics
Not alone lyrics Not alone lyrics
Not alone lyrics
 
New divide lyrics
New divide lyrics New divide lyrics
New divide lyrics
 
Minutes to midnight lyrics
Minutes to midnight lyrics Minutes to midnight lyrics
Minutes to midnight lyrics
 
Meteora lyrics
 Meteora lyrics Meteora lyrics
Meteora lyrics
 
Living things lyrics
Living things lyrics Living things lyrics
Living things lyrics
 
It's goin down lyrics
It's goin down lyrics It's goin down lyrics
It's goin down lyrics
 
Hybrid theory lyrics
Hybrid theory lyrics Hybrid theory lyrics
Hybrid theory lyrics
 
Collison course lyrics
Collison course lyrics Collison course lyrics
Collison course lyrics
 
Blackbirds lyrics
Blackbirds lyrics Blackbirds lyrics
Blackbirds lyrics
 
A thousand suns lyrics
A thousand suns lyrics A thousand suns lyrics
A thousand suns lyrics
 
A light that never comes lyrics
A light that never comes lyrics A light that never comes lyrics
A light that never comes lyrics
 
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zatKelompok 2 a sifat mekanik zat
Kelompok 2 a sifat mekanik zat
 
Informasi mengenai nama unsur
Informasi mengenai nama unsurInformasi mengenai nama unsur
Informasi mengenai nama unsur
 

Dernier

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Dernier (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Kimia klasifikasi materi

  • 1. Tugas kimia makalah klasifikasi materi Nama : eko prayitno Kelas : x tmo-b
  • 2.
  • 3. Kimia: Klasifikasi Materi Para ilmuwan mengklasifikasikan materi menjadi dua kelompok yaitu : 1. zat tunggal (unsur dan senyawa) 2. campuran 1. Zat tunggal adalah materi yang memiliki susunan partikel yang tidak mudah dirubah dan memilik komposisi yang tetap. Zat tunggal dapat diklasifikasikan sebagai unsur dan senyawa. a. UNSUR Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa. Di alam terdapat 92 jenis unsur alami dan sisanya unsur buatan. Jumlah keseluruhan di alam kira-kira terdapat 106 unsur. Unsur dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu : 1. Unsur logam 2. Unsur non Logam 3. Unsur Semi Logam b. SENYAWA Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur yang terbentuk melalui rekasi kimia.
  • 4. Di alam senyawa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu senyawa Organik dan senyawa Anorganik, pengelompokkan didasari pada unsur-unsur pembentuknya, lihat Gambar 1.12.  Senyawa Organik didefinisikan sebagai senyawa yang dibangun oleh unsur karbon sebagai kerangka utamanya. Senyawa-senyawa ini umumnya berasal dari makhluk hidup atau yang terbentuk oleh makhluk hidup (organisme). Senyawa ini mudah kita jumpai seperti ureum atau ure terdapat pada air seni (urin). Gula pasir atau sakarosa yang banyak terdapat didalam tebu dan alkohol merupakan hasil fermentasi dari lautan gula.  Senyawa Anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari atom karbon, umumnya senyawa ini ditemukan di alam, beberapa contoh senyawa ini seperti garam dapur (Natrium klorida) dengan lambang NaCl, alumunium hdroksida yang dijumpai pada obat maagh, memiliki lambang Al(OH)3. Demikian juga dengan gas yang terlibat dalam proses respirasi yaitu gas oksigen dengan lambang O 2 dan gas karbon dioksida dengan lambang CO2. Asam juga merupakan salah satu senyawa anorganik yang mudah kita kenal misalnya asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl) dan lainnya. 2. CAMPURAN Campuran adalah gabungan beberapa zat dengan perbandingan tidak tetap tanpa melalui reaksi kimia.Campuran adalah materi yang disusun oleh beberapa zat tunggal baik berupa unsur atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Dalam campuran sifat dari materi penyusunnya tidak berubah.Contoh sederhana dari campuran dapat kita jumpai di dapur misalnya saus tomat. Campuran ini mengandung karbohidrat, protein, vitamin C dan masih banyak zat zat lainnya. Sifat karbohidrat, protein dan vitamin C tidak berubah.
  • 5. Campuran dapat kita bagi menjadi dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran serba sama yang materi-materi penyusunnya berinteraksi, namun tidak membentuk zat baru. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contohnya larutan gula dalam sebuah gelas Larutan ini merupakan campuran air dengan gula, jika kita coba rasakan, maka rasa larutan diseluruh bagian gelas adalah sama manisnya, baik yang dipermukaan ditengah maupun dibagian bawah. Campuran homogen yang memiliki pelarut air sering disebut juga dengan larutan lihat Gambar 1.13. Campuran homogen dapat pula berbentuk sebagai campuran antara logam dengan logam, seperti emas 23 karat merupakan campuran antara logam emas dan perak. Kedua logam tersebut memadu sehingga tidak tampak lagi bagian emas atau bagian peraknya. Campuran logam lain seperti perunggu, alloy, amalgam dan lain sebagainya.Campuran heterogen adalah campuran serbaneka, dimana materi-materi penyusunnya tidak berinteraksi, sehingga kita dapat mengamati dengan jelas dari materi penyusun campuran tersebut (Gambar 1.13). Campuran heterogen tidak memerlukan komposisi yang tetap seperti halnya senyawa, jika kita mencampurkan dua materi atau lebih maka akan terjadi campuran. Contoh yang paling mudah kita amati dan kita lakukan adalah mencampur minyak dengan air, kita dapat menentukan bagian minyak dan bagian air dengan indera mata kita. Perhatikan pula susu campuran yang kompleks, terdiri dari berbagai macam zat seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan E dan mineral (Gambar 1.13). Sebuah partikel dalam kotak satu dimensi Ditulis oleh Koichi Ohno pada 03-01-2009 Jalan terbaik untuk memahami prosedur untuk menyelesaikan persamaan gelombang dan pentingnya solusi adalah dengan mempelajari beberapa contoh. Marilah kita menyelesaikan persamaan Shrödinger bebas waktu ??ψ = Eψ untuk sebuah partikel dengan massa m yang
  • 6. terkurung pada daerah (0 < x < L) pada sumbu-x (kotak satu dimensi). Hamiltonian untuk sistem ini dituliskan sebagai berikut U(x) adalah energi potensial dari sistem yang dipelajari. Pembatasan terhadap gerakan partikel dilakukan pada U(x) dengan ketentuan sebagai berikut (Gambar 1.13) (1.43) Perlakuan ini secara alami akan menuju pada ketidakmungkinan untuk menemukan partikel di luar kotak. Jika ψ(x) ≠ 0 pada U(x) = +∞, maka kedua sisi pada persamaan ??ψ = Eψ akan divergen. Gambar 1.13 Energi potensial U(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah kotak satu dimensi. Karena U(x) = 0 di dalam kotak, persamaan gelombang ??ψ = Eψ akan menjadi bentuk yang sangat sederhana yaitu (1.44) dimana (1.45)
  • 7. Solusi umum dari persamaan (1.44) telah diketahui dengan baik dan dituliskan sebagai berikut (1.46) Substitusi dari ekspresi ini pada sisi kiri persamaan (1.44) akan menghasilkan suku di sisi kanan. Agar dapat mengambil makna atau interpretasi fisis dari ψ(x) dalam persamaan (1.46) dalam konteks teori kuantum , kita harus memperhatikan sifat kontinyu dari fungsi gelombang. Dalam kasus ini, ψ(x) harus kontinyu pada kedua sisi kotak (x = 0 dan x = L). Dengan demikian, kondisi berikut harus diperlukan. Pada perbatasan kotak (x = 0), dan pada perbatasan kotak yang lain (x = L), (1.47) (1.48) Karena nilai yang mungkin untuk nilai eigen energi E tidak muncul, kita harus melakukan klasifikasi atas kasus-kasus yang mungkin sebagai berikut. 1) (E < 0) Dari persamaan (1.45) κ adalah murni bilangan imajiner, dan kerenanya suku dalam tanda kurung pada sisi kiri persamaan (1.48) tidak dapat sama dengan nol. Ini akan mengakibatkan a + b = 0 dan kemudian ψ(x) = aeikx + be &minusikx = 0 untuk seluruh nilai x (0 < x < L). Jelas, ini tidak konsisten dengan dengan asumsi kita tentang partikel dalam kotak. 2) (E = 0) Dari persamaan (1.45) κ = 0 dan ψ(x) = a + b = 0 untuk seluruh x (0 < x < L). Ini juga tidak sesuai dengan asumsi dari partikel dalam kotak. 3) (E > 0) Dalam kasus ini κ > o dan karenanya suku dalam kurung pada sisi kiri di persamaan (1.48) dapat menjadi sama dengan 0. Kondisi ini dapat dinyatakan sebagai (1.49) Perlu dicatat bahwa e2ikL = 1 adalah untuk κ yang merupakan bilangan bulat sem barang. Dengan demikian nilai-nilai untuk κ (κ > 0) yang mungkin harus memenuhi kondisi berikut
  • 8. (1.50) Dengan memasukkan nilai κ ke dalam persamaan (1.45), kita akan mendapatkan nilai-nilai yang mungkin untuk energi E dengan nilai integer n. (1.51) Ini adalah formula untuk tingkat-tingkat energi dari sebuah partikel yang berada dalam sebuah kotak satu dimensi. Untuk energi yang bernilai lain selain yang diberikan pada persamaan (1.51), tidak ada solusinya. Munculnya tingkat-tingkat energi yang bersifat diskrit adalah sebuah konsekuensi dari kuantisasi energi. Tingkat energi yang terkuantisasi diklasifikasikan dengan bilangan bulat positif n. Bilangan-bilangan ini merepresentasikan keadaan terkuantisasi dan disebut sebagai bilangan kuantum. Fungsi gelombang yang berkorespondensi dengan tingkat-tingkat energi Eω, dapat ditentukan melalui persamaan (1.46), (1.47) dan (1.50). Di sini, rumus eiθ = cos θ + i sin θ digunakan dan 2ai ditulis sebagai c. Nilai dari c ditentukan melalui persyaratan normalisasi. Nilai dari integral terakhir adalah L/2 dan c2 ·(L/2) = 1. Dengan demikian maka c = √2/L, dan kita memperoleh solusi di dalam kotak sebagai berikut. Tingkat energi En dan fungsi gelombang ψn(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah kotak satu dimensi dengan panjang L ditunjukkan pada Gambar 1.14. Tingkat energi terendah dengan bilangan kuantum n = 1 adalah keadaan dasar dari sebuah partikel dalam kotak. Probabilitas untuk menemukan partikel yang terbesar adalah pada posisi di tengah kotak dan kemudian menurun jika bergeser ke arah sisi-sisi kotak. Dalam dunia makroskopik, kita dapat meletakkan sebuah partikel di mana saja di dalam sebuah
  • 9. kotak. Akan tetapi di dalam dunia kuantum, hanya probabilitas saja yang dapat ditentukan. Hal sangat aneh adalah energi tingkat dasar E1 = h 2/8mL2 > 0 adalah lebih besar dari energi potensial yang ada dalam kotak tersebut U = 0. Dalam sebuah sistem makroskopik, keadaan energi minimum dari sebuah partikel adalah keadaan keadaan di mana tidak ada gerak dan energi akan sama dengan energi potensial minimum Umin (dalam kasus ini Umin = 0). Fakta yang menyatakan bahwa E1 − Umin > 0 menunjukkan bahwa sebuah partikel dapat bergerak dengan energi sebesar E1 − Umin, bahkan pada temperatur absolut nol di mana tidak ada energi yang dapat dipindahkan dari sistem lagi. Karenanya energi sebesar E1 − Umin disebut sebagai energi titik-nol (zero-point energy) dan gerakan pada keadaan dasar disebut sebagai gerakan titik-nol (zero-point motion). Dalam dunia makroskopik, masa dari materi m, dan panjang dari kotak L adalah sangat besar dan karenanya energi sebesar E1 = h2/8mL2 dapat dikatakan sangat kecil. Ini akan menyebabkan bahwa energi titik-nol dan gerakan titik-nol dalam dunia makroskopik dapat diabaikan. Nilai diskrit yang definit hanya diperbolehkan untuk keadaan tereksitasi dari sebuah partikel dalam kotak dan hal ini sangat berlawanan dengan dunia makroskopik di mana semua nilai energi diperbolehkan. Tingkat energi untuk sebuah sistem makroskopik dapat ditinjau sebagai hal yang kontinyu disebabkan oleh nilai m da n L yang sangat besar. Sebagaimana dapat dilihat pada fungsi gelombang pada gambar 1.14, terdapat beberapa posisi di mana tidak ada probabilitas untuk menemukan partikel dalam keadaan tereksitasi, meskipun partikel tersebut bergerak dalam kotak. Posisi geometris di mana ψ = 0 disebut sebagai sebuah noda. Jumlah dari noda-noda dalam kotak adalah n-1, yang akan meningkat dengan meningkatnya bilangan kuantum n. Gelombang dengan noda yang banyak secara umum memiliki energi yang lebih besar. Sifat ini perlu dicatat dan diingat dan ini akan sangat berguna untuk memahami sifat dari gelombang elektron yang bergerak dalam materi.
  • 10. Gambar 1.14 Tingkat-tingkat energi En = h2/8mL2 dan fungsi gelombang ψn(x) untuk partikel dalam sebuah kotak satu dimensi. Contoh 1.11. Tunjukkan hubungan berikut akan terjadi di antara fungsi gelombang ψn(x) dan ψm(x) untuk sebuah partikel dalam sebuah kotak satu dimensi. δ nm adalah Kronecker delta di mana akan sama dengan 1 jika n = m dan 0 jika n ≠ m. (Jawaban) Fungsi gelombang dengan bilangan kuantum n dalam sebuah kotak ( 0 < x < L) dengan panjang L diberikan oleh persamaan (1.52) Untuk posisi di luar kotak ψn(x) = 0 . Marilah kita menyebutkan integral yang menjadi masalah sebagai Inm.
  • 11. Rumus penjumlahan sudut untuk fungsi trigonometri akan menghasilkan Dengan demikian Inm = I(−) − I(+) Disini Dengan menuliskan θ = πx/L dan dengan menggunakan dθ = (π/L)dx , kita akan memperoleh Ketika (n ± m) tidak sama dengan 0, Ketika (n − m = 0), Karenanya, 1. Untuk n = m, Inm = 1 − 0 = 1 dan 2. Untuk n ≠ m, Inm = 0 − 0 = 0, dengan menggunakan delta Kronecker, kita akan memperoleh Inm = δnm.
  • 12. Integral dari contoh ini dengan n = m adalah kondisi normalisasi, dengan diberikan bahwa fungsi gelombangnya telah dinormalisasi terlebih dahulu. Untuk n ≠ m, integralnya akan sama dengan 0, di mana dua fungsi gelombangnya dikatakan saling ortogonal dan memenuhi sifat ortogonalitas. Sifat ortogonalitas berlaku secara umum antara sembarang fungsi gelombang yang berkorespondensi dengan nilai eigen yang berbeda. Ketika fungsi-fungsi ternormalisasi dan saling ortogonal, maka himpunan fungsi- fungsi tersebut dikatakan ortonormal dan mengikuti sifat ortonormalisasi. Partikel bermuatan pembentuk materi dan gaya Coulomb Ditulis oleh Koichi Ohno pada 03-01-2009 Elemen dari semua material adalah inti dan elektron yang masing-masing memiliki muatan positif dan negatif. Kombinasi dan interaksi dari partikel-partikel ini memberikan berbagai struktur, sifat dan reaksi-reaksi material. Pertama, adalah hal yang sangat penting untuk memahami aspek fundamental dari interaksi listrik. Sebuah atom terdiri dari sebuah inti dan beberapa elektron; muatan listrik positif dari inti dan jumlah elektron yang mengelilingi inti adalah sama dengan bilangan atomik (Z). Ketika sebuah atom kehilangan atau mendapat tambahan elektron, ia akan menjadi ion positif atau negatif. Kecenderungan dari sebuah atom menjadi sebuah ion dengan kehilangan atau memperoleh tambahan sebuah elektron adalah berbeda dan bergantung pada jenis unsur kimianya yang diklasifikasikan dengan bilangan atomnya. Kecenderungan ini sangat berkaitan erat dengan sifat kimia dari unsur. Contoh 1.1 Hitung e, yang merupakan besar muatan listrik sebuah elektron dengan menggunakan konstanta Faraday, 96485 C.mol-1 dan bilangan Avogadro, 6,022 x 1023 mol-1. (1 C adalah muatan listrik yang dibawa oleh sebuah arus listrik sebesar 1 A selama 1 detik). (Jawaban) Muatan listrik dari 1 mol elektron adalah 96485 C.mol -1 yang berasal dari konstanta Faraday dan jumlah dari partikel untuk setiap 1 mol berasal dari bilangan Avogadro. Dengan menggunakan nilai- nilai ini, muatan listrik dari sebuah elektron dihitung sebagai berikut Secara umum, material kehilangan sebuah elektron akan membawa muatan positif dan material yang memperoleh tambahan elektron akan membawa muatan negatif. Material yang membawa muatan listrik akan memberikan gaya satu dengan lainnya pada arah-arah yang saling menghubungankan mereka. Sepasang muatan dengan tanda yang sama akan saling tolak-menolak satu sama lain dan muatan dengan tanda yang berlawanan akan saling tarik-menarik. Gaya F yang bekerja pada muatan memiliki besaran yang berbanding dengan produk perkalian antara muatan Q1 dan Q2 dan berbanding terbalik dengan dengan kuadrat jarak antara kedua muatan tersebut, r. Inilah yang disebut sebagai hukum Coulomb dan dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut:
  • 13. (1.1) Di sini, ε0 adalah konstanta fisika fundamental yang disebut sebagai permivitas dalam vakum. Meskipun hukum Coulomb ditemukan dengan mengamati gaya pada benda-benda bermuatan, hukum ini juga dapat diaplikasikan pada partikel yang sangat kecil seperti pada elektron dan inti atom. Karenanya, hukum Coulomb sangat dalam, berkaitan dengan sifat atom baik itu secara fisika (contoh, warna dari cahaya yang dipancarkan dan diserap) dan secara kimia (contoh, kecenderungan untuk terionisasi dan reaktivitas). Partikel yang memiliki masa akan menghasilkan gaya tarik-menarik antara satu dengan yang lainnya yang dikenal sebagai gaya gravitasi. Akan tetapi, untuk partikel yang memiliki masa yang kecil seperti elektron dan ion molekul, gaya gravitasi dapat diabaikan karena terlalu kecil dibandingkan dengan gaya yang diberikan oleh hukum Coulomb (gaya Coulomb). Contoh 1.2. Jika sebuah satuan muatan negatif diletakkan pada suatu titik di tengah antara dua buah muatan positif yang dipisahkan oleh jarak, R maka gaya manakah dari gaya-gaya yang bekerja pada muatan positif itu yang lebih besar, yakni apakah gaya yang diberikan oleh muatan negatif atau gaya yang disebabkan oleh muatan positif yang lain? Carilah arah di mana muatan positif memiliki kecenderungan untuk bergerak. (Jawaban) Sebuah muatan positif akan mengalami gaya tarik-menarik yang dinyatakan dengan F- = -1/4πε 0(R/2)2 dan disebabkan oleh muatan negatif yang diletakkan pada jarak R/2 dan gaya tolak-menolak yang dinyatakan dengan F+ = -1/4πε0R 2 yang disebabkan oleh muatan positif yang lain yang berada pada jarak R. Karena gaya tolak-menolak 4 kali lebih besar dari gaya tarik-menarik maka setiap muatan positif akan cenderung bergerak kearah muatan positif yang lain. (Dengan aksi yang diberikan oleh suatu muatan negatif, muatan-muatan positif dapat terikat satu dengan yang lainnya. Ini berkaitan dengan fenomena bahwa inti-inti yang bermuatan positif dapat digabung dalam suatu bahan dengan bantuan atau keterlibatan elektron-elektron). Jika sebuah partikel bermuatan diletakkan di antara pasangan plat logam yang memiliki suatu perbedaan potensial listrik (tegangan), maka sebuah muatan positif akan dikenakan gaya yang mengarah pada plat yang memiliki potensial listrik yang rendah dan muatan negatif akan bergerak ke arah plat yang memiliki potensial listrik tinggi. Besarnya gaya akan berbanding lurus dengan nilai absolut dari muatan listriknya. Dengan demikian, pada beda potensial yang sama, gaya yang bekerja pada sebuah elektron dan yang bekerja pada ion positif monovalensi memiliki besaran yang sama meskipun arahnya berbeda.
  • 14. Jika sebuah elektron dalam keadaan diam dan kemudian dipercepat dari sebuah plat logam yang memiliki potensial listrik rendah menuju plat yang lain yang memiliki potensial listrik tinggi dengan perbedaan potensial sebesar 1 volt (V), energi kinetik dari elektron tersebut adalah sebesar 1 elektron volt (eV). Kerja yang dilakukan untuk membawa sebuah muatan positif yang memiliki muatan sebesar 1 Coulomb (C) hingga mencapai posisi di mana potensial listrik 1 V lebih tinggi dari titik awalnya adalah sebesar 1 Joule (J) atau 1 eV = 1,602 x 10-19 J. Sebuah tabung Brown yang digunakan pada televisi (Tabung sinar katoda atau Cathode Ray Tube/CRT) dilengkapi dengan sebuah sumber elektron (electron gun) yang mana elektron akan dipancarkan dan dipercepat dengan beda potensial sebesar 10 kV. Pancaran elektron yang dihasilkan itu kemudian akan difokuskan pada layar floresens dengan menggunakan sebuah lensa elektron yang terbuat dari kumparan defleksi magnetik dan kemudian akan membentuk titik yang memancarkan cahaya pada layar. Contoh 1.3. Hitung kecepatan sebuah elektron yang memiliki energi kinetik sebesar 1 eV. (Jawaban) Energi kinetik dari sebuah elektron (di mana m adalah masa elektron) dinyatakan dengan rumusan ½mv2 dan 1 eV = 1,602 x 10-19 J. Dengan demikian, ½mv2 = 1,602 x 10-19 J. Jika diketahui masa elektron sebesar m = 9,109 x 10-31 kg, maka dapat diperoleh kecepatan elektron sebagai berikut: Dapat kita lihat pada contoh-contoh di atas, kecepatan sebuah elektron yang memiliki energi sebesar 1 eV adalah sekitar 600 km.s-1. Kecepatan sebuah ion, dengan energi kinetik sebesar 1 eV lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan sebuah elektron. Hal ini disebabkan oleh masa sebuah ion, M sangat besar dibandingkan dengan masa sebuah elektron, m. Bahkan untuk ion teringan, ion hidrogen (proton), masanya (M) adalah sekitar 1836 kali lebih besar dari m. Karenanya, kecepatan sebuah proton dengan energi kinetik sebesar 1 eV adalah sekitar 1,38 x 104 m.s-1. Analisa energi kinetik (analisa kecepatan) elektron dan ion yang dilepaskan oleh suatu bahan adalah hal yang sangat penting dalam mempelajari struktur dan masa dari bahan tersebut. Pemisahan Dengan Kromatografi Tipis dan Kromatografi Kolom a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan u ntuk menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil.
  • 15. Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi ayng reakstif. Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatu senyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni. Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase gerak. b. Kromatografi Kolom. Kromatografi kolom digunakan untukdigunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut. Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi kolom adalah fase diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir elusi. Gambar 18.22. Kolom kromatografi Tutorial : Kromatografi Cair
  • 16. 1.Garis besar syarat-syarat instrumental dari High Performance Liquid Chromatograph modern 2. Apa yang Anda ketahui tentang istilah-istilah berikut :  Normal Phase Chromatography  Reverse Phase Chromatography  -Isocratic Operation -Gradient Elution -Flow Programming  -Porous -Pellicular -Hydrophyllic -Lipophyllic 3.Garis besar mekanisme yang merupakan dasar pemisahan dalam bentuk kromatografi berikut :  Kromatografi Cair Padat (Adsorpsi)  Kromatografi Cair Cair ( utamanya bonded phase)  Kromatografi Pasangan Ion  Kromatografi Pertukaran Ion  Size Exclusion Chromatography