SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
CIRI-CIRI JAMUR

Fusarium oxysporum f.sp. licopersici
Sistematika
Adapun klasifikasi Fusarium oxysporum f.sp. licopersici menurut
Semangun (1996) adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Mycetaceae

Divisio

: Ascomycota

Class

: Sordariomycetes

Ordo

: Hypocreales

Famili

: Nectriaceae

Genus

: Fusarium

Spesies

: Fusarium oxysporum f.sp. licopersici

Ciri-ciri Fusarium oxysporum f.sp. licopersici
Jamur membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan baik pada
bermacam-macam media agar yang mengandung ekstrak sayuran. Mula-mula
miselium tidak berwarna, semakin tua warna menjadi krem, akhirnya koloni
tampak mempunyai benang-benang berwarna oker. Pada miselium yang lebih tua
terbentuk klamidospora yang berdinding tebal. Jamur membentuk banyak
mikrokonidium

bersel

1,

tidak

berwarna,

lonjong

atau

bulat

telur,

6-15 x 2,5-4 μm. Mikrokonidium dapat dibentuk dalam pembuluh kayu dan
terangkat ke atas bersama-sama dengan air dan hara tanah. Makrokonidium lebih
jarang terdapat, berbentuk kumparan, tidak berwarna, kebanyakan bersekat dua
atau tiga, berukuran 25-33 x 3,5-5,5 μm (Semangun, 1996).
Jamur ini adalah jamur tanah atau yang lazim disebut sebagai soil
inhabitant. Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini.
Tanpa adanya tumbuhan inang, jamur dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10
tahun. Jamur mengadakan infeksinya pada akar, terutama melalui luka-luka atau
melalui luka yang terjadi akibat munculnya akar lateral (Semangun, 1996).
Morfologi fusarium oxysporum, yaitu koloninya tumbuh dengan cepat,
mencapai diamter 4,5-6,5 cm dalam waktu empat hari pada suhu 25°C. Miselium
permukaan jarang sampai berlimpah, berwarna putih atau krem muda, tetapi
biasanya dengan warna ungu, lebih kuaat pada permukaan agar stroma. Beberapa
isolat mempunyai ciri-ciri bau aroma seperti bunga bungur, beberapa
menghasilkan sporodokium dengan lendir oranye dari makrokonidiumnya
(Soesanto, 2008)
Gejala Serangan
Gejala awal dari penyakit ini adalah menjadi pucatnya tulang-tulang daun,
terutama daun-daun atas, kemudian diikuti dengan menggulungnya daun yang
lebih tua (epinasti) karena merunduknya tangkai daun, dan akhirnya tanaman
menjadi layu secara keseluruhan. Kadang-kadang layu didahului dengan layunya
daun-daun bawah. Pada batang kadang-kadang terbentuk akar adventif. Tanaman
kerdil dan merana tumbuhnya. Jika tanaman yang sakit dipotong dengan pisau
dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin cokelat dekat berkas pembuluh.
Pada tanaman yang masih sangat muda dapat menyebabkan matinya tanaman
secara mendadak karena pada pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang
menggelang. (Semangun, 1996).
Gejala

serangan

(Fusarium

oxyporum

Lycopersici)

pada

tomat

(Lycopersicum esculentum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas
menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total
dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada
jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat.
Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah
dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang
telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk
perkembangan penyakit ini ( Irzayanti, 2008).

Sclerotium rolfsii
Sistematika
Adapun klasifikasi Sclerotium rolfsii menurut Tindaon
sebagai berikut :
Kingdom

: Mycetaceae

Divisio

: Mycopyta

Class

: Deuteromycetes

Ordo

: Mycelia steril

Famili

: Agonomicetaceae

Genus

: Sclerotium

Spesies

: Sclerotium rolfsii

(2008) adalah
Ciri-ciri Sclerotium folfsi
Jamur ini memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia.
Permukaan koloninya berwarna ungu, tepinya bergerigi, permukaannya kasar
berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini membentuk konidium.
Konidiofor bercabang-cabang dan makro konidium berbentuk sabit, bertangkai
kecil, sering kali berpasangan. Miselium terutama terdapat di dalam sel khususnya
di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang terdapat di antara sel-sel,
yaitu di dalam kulit dan di jaringan parenkim di dekat terjadinya infeksi.
Mikronidia adalah spora dengan satu atau dua sel yang dihasilkan Fusarium pada
semua kondisi dan dapat menginfeksi tanaman. Makronidia adalah fungi dengan
tiga sampai lima sel biasanya ditemukan pada permukaan. Klamidospora adalah
spora dengan sel selain diatas, dan pada waktu dorman dapat menginfeksi
tanaman, sporanya dapat tumbuh di air (http://sciweb.nybg.org, 2011).
Biasanya Sclerotium rolfsii ini paling antagonis. Ini adalah suatu massa
hifa yang rapat atau padat, yang sel-selnya memendek dan membesar. Sklerotium
terdiri dari jaringan pseudoparenkim yang sel-selnya saling menekan dan berisi
banyak makanan cadangan. Sel-sel yang membentuk lapisan luar (lapisan
pelindung) mempunyai dinding yang tebal. Lapisan luar ini dapat mempunyai
warna muda, tetapi kebanyakan berwarna coklat atau hitamSemangun, 1996).
Gejala Serangan
Populasi patogen dapat bertahan secara alami di dalam tanah dan pada
akar-akar tanaman sakit. Apabila terdapat tanaman peka, melalui akar yang luka
dapat segera menimbulkan infeksi. Sehingga perkembangan klamidospora
dirangsang oleh keadaan akar tanaman yang lemah, pelukaan pada akar akan
memproduksi zat-zat (seperti asam amino, glutamin) yang dapat mendorong
pertumbuhan spora (Damayanti, 2009).
Pertama sekali menyerang batang, meskipun menginfeksi beberapa bagian
tanaman dibawah kondisi lingkungan yang sesuai termasuk akar, buah, petiole
daun dan bunga. Tanda pertama infeks imeskipun biasanya

tidak terdeteksi

adalah coklat gelap pada batang. Gejala pertama yang mungkin adalah proses
penguningan dan kelayuan pada daun. Gejala berikutnya terlihat jamur lapisan
putih

atau

benang

miselium

pada

jaringan

yang

terinfeksi

(Fereira and Boley, 2006).
Trichoderma harzianum
Sistematika
Adapun klasifikasi Trichoderma harzianum menurut semangun (1996)
adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Mycetaceae

Divisio

: Amastigomycota

Class

: Deuteromycetes

Ordo

: Moniliales

Famili

: Moniliceae

Genus

: Trichoderma

Spesies

: Trichoderma harzianum
Ciri-ciri Trichoderma harzianum
Trichoderma sp. konidiofor hyaline, bercabang dan pyramidal. Konidia
(dengan diameter rata – rata 3 µm) berbentuk sel tunggal dan bulat permukaannya
halus dan kasar. Trichoderma sp. umumnya penghuni tanah, khususnya pada
tanah organik. Cendawan ini dapat hidup sebagai saprofitik atau parasitik terhadap
cendawan lain, bersifat antagonistik dan banyak digunakan sebagai pengendalian
biologi (http://ekyowinnersnews.com, 2010).
Trichorderma harzianum sangat umum ditemukan di daerah yang beiklim
panas, suhu optimum untuk pertumbuhan Trichorderma harzianum adalah 15-310
C, tetapi pertumbuhan terbaik rata-rata pada suhu 300 C dan untuk suhu
maksimum 300–360 C. Pertumbuhan normal untuk cendawan Trichorderma
harzianum pada pH 3,7-4,7 (Sudarmo, 1992).
Manfaat dan Keunggulan
T. harzianum merupakan kelompok jamur yang paling sering
digunakan dalam pengendalian hayati, karena memiliki beberapa keunggulan
komparatif dibandingkan dengan organisme lain yaitu kisaran lingkungan yang
luas, bersifat mikoparasitik nekrotrops, mampu berkompetisi dalam memperoleh
ruang dan menghasilkan antibiotik dan enzim yang merugikan patogen
(Riskiandi, 2008).
Trichoderma sp. dapat bersifat antagonis terhadap banyak cendawan
karena mempunyai banyak cara untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan
cendawan lain. Ada tiga mekanisme antagonis cendawan Trichoderma harzianum
terhadap patogen tular tanah yaitu sebagai kompetitor baik ruang maupun nutrisi,
(http://ekyowinnersnews.com, 2011).
Trichoderma koningii
Sistematika
Adapun klasifikasi Trichoderma koningii menurut Semangun

(1996)

adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Mycetaceae

Divisio

: Amastigomycota

Class

: Deuteromycetes

Ordo

: Moniliales

Famili

: Moniliceae

Genus

: Trichoderma

Spesies

: Trichoderma koningii

Ciri-ciri Trichoderma koningii
Trichoderma merupakan jamur inperfekti (tak sempurna) dari Subdivisi
Deuteromycotina, Kelas Hyphomycetes, Ordo Moniliaceae. Konidiofor tegak,
bercabang banyak, agak berbentuk kerucut, dapat membentuk klamidospora, pada
umumnya koloni dalam biakan tumbuh dengan cepat, berwarna putih sampai
hijau (Cook dan Baker, 1989).
Trichoderma koningii dan Trichoderma viride dapat menghambat secara
nyata terhadap cendawan Fusairum annosus dan Rhizocthonia solani dengan
antibiotika menguap yang dihasilkannya. Disamping itu Trichoderma koningii
dan Trichoderma viride juga dapat menggulung Fusarium annosus dan
Rhizocthonia solani. Trichoderma koningii dapat mempengarui Phytophthora
Palmivora cendawan penyebab panyakit busuk buah kakao dengan perubahan
warna menjadi kuning. Diduga hal ini karena adanya antibiotika yang dikeluarkan
oleh Trichoderma koningii tersebut (hhtp://ekyowinnersnews.com, 2011).
Manfaat dan Keunggulan
Diketahui bahwa beberapa spesies Trichoderma mampu menghasilkan
metabolit gliotoksin dan viridin sebagai antibiotik dan beberapa spesies juga
diketahui

dapat

mengeluarkan

enzim 1,3-glukanase

dan kitinase

yang

menyebabkan eksolisis pada hifa inangnya, tapi proses yang terpenting adalah
kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang kuat dengan patogen
(Cook and Baker, 1989).
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, Trichoderma spp. berperan
sebagai mikoparasit terhadap Phytium apanidermatum, Rhizoctonia solani, dan
Sclerotium ralfsii. Mikoparasitisme dari Trichoderma spp. merupakan suatu
proses yang kompleks dan terdiri dari beberapa tahap dalam menyerang inangnya.
Interaksi awal dari Trichoderma spp. yaitu dengan cara hifanya membelok ke arah
jamur inang yang diserangnya, Ini menunjukkan adanya fenomena respon
kemotropik pada Trichoderma spp. karena adanya rangsangan dari hyfa inang
ataupun senyawa kimia yang dikeluarkan oleh jamur inang. Ketika mikoparasit itu
mencapai inangnya, hifanya kemudian membelit atau menghimpit hifa inang
tersebut dengan membentuk struktur seperti kait (hook-like structure), mikoparasit
ini juka terkadang mempenetrasi miselium inang dengan mendegradasi sebagian
dinding sel inang (Chet, 1987).
Gliocladium spp.
Sistematika
Adapun klasifikasi Gliocladium spp menurut Semangun (1996) adalah
sebagai berikut :
Kingdom

: Fungi

Divisio

: Ascomycota

Class

: Ascomycetes

Ordo

: Hypocreales

Famili

: Hypocreaceae

Genus

: Gliocladium

Spesies

: Gliocladium spp.

Ciri-ciri Gliocladium spp
Gliocladium spp. memiliki konidiofor yang berseptadan bercabang ke atas
dengan struktur sikat yang penicilate. Masing-masing percabangan membentuk
alur berputar yang memiliki 4-5 kelompok konidia. Konidia berbentuk lonjong
sampai pipih dan hyalin. Gliocladium mempunyai konidiofor bersepta bening dan
tidak berwarna, bercabang pada ujungnya, mempunyai bentuk peniculate dan
kepalanya menghasilkan spora licin, sel spora genus falid dan kadang-kadang
berbentuk botol, konvek pada satu sisi fialosporanya berwarna kuning
(Semangun, 1996).
Jamur Gliocladium mempunyai stadium bentuk teleo. Koloni tumbuh
sangat cepat dan mencapai diameter 5-8 cm dalam waktu lima hari pada suhu
20°C dimedium OA. Perbedaannya dengan Trichoderma adalah fialidanya seperti
tertekan dan memunculkan satu tetes besar konidium berwarna hijau, yang
membentuk massa laendir, pada setiap gulungan. Konidiumnya berbentuk bulat
telur pendek, berdinding halus, agak besar, dan kebanyakan berukuran (4,5-6) x
(3,5-4) µm (Soesanto, 2008).
Manfaat dan Keunggulan
Inokulasi jamur ini ke dalam tanah dapat menekan serangan penyakit layu
yang menyerang di pesemaian, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh toksin
yang dihasilkan jamur ini yang dapat diisolasi dari biakan yang ditumbuhan di
dalam petri. Spesies lain dari jamur ini telah diketahui bersifat antagonistik atau
parasitik terhadap jamur patogen tular tanah yang banyak menimbulkan kerugian
pada tanaman pertanian (http://acehpedia.org, 2008).
Kelebihan/kebaikan Agens Hayati, antara lain :
• Selektifitasnya tinggi dan tidak dapat menimbulkan ledakan hama baru dan
resurgensi hama.
• Faktor pengendali (agens) yang digunakan tersedia di lapang.
• Agens hayati (parasitoid dan predator) dapat mencari sendiri inang atau
mangsanya.
• Agens hayati (parasitoid dan predator, patogen) dapat berkembang biak dan
(http://wijiyono.multiply.com, 2011).
Pseudomonas flourecens
Sistematika
Adapun klasifikasi Pseudomonas flourecens Semangun (1996) adalah
sebagai berikut :
Kingdom

: Fungi

Divisio

: Protophyta

Class

: Schizomycetes

Ordo

: Pseudomonadales

Famili

: Pseudomonadaceae

Genus

: Pseudomonas

Spesies

: Pseudomonas flourecens

Ciri-ciri Pseudomonas flourecens
Pseudomonas flourecens berbentuk batang lurus atau agak lengkung,
berukuran (0,5-1,0) x (1,5-5,0) µm, tidak spiral, bergerak dengan satu atau
beberapa flagelum polar, dan bersifat gram negatif. Bakteri hidup secara aerob,
mempunyai tipr pernapasan secara tegas dari metabolisme, dengan oksigen
sebagai penerima elektron akhir (terminal) (Soesanto, 2008).
Pada penyakit pembuluh karena bakteri (Pseudomonas solanacearum,
P.syzgii), jika batang atau akar tumbuhan sakit dipotong melintang akan keluar
lendir bakteri seperri susu kental yang disebut nenes (ooze). Lendir akan keluar
lebih banyak jika batang atau akar diletakkan dalam ruangan yang lembab. Pada
penyakit layu bakteri (Erwihiya tracherphila) pada suku labu-labuan nenes ini
kental dan lekat, sehingga dapat ditarik menjadi benang yang panjangnya 2,5 cm
atau lebih (Semangun, 1996).
Manfaat dan Keunggulan
Jamur antagonis ini menghasilkan enzim hidrolosis, glukanase dan
kitinase, yang mampu menguraikan dan menyebabkan lisis dinding jamur patogen
tanaman. Beberapa spesies juga diketahui dapat mengeluarkan enzim 1,3glukanase dan kitinase yang menyebabkan eksolisis pada hifa inangnya, tapi
proses yang terpenting adalah kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang
kuat dengan patogen (Soesanto, 2008).
Pythium spp
Sistematika
Adapun klasifikasi Pythium spp menurut Semangun(1996) adalah sebagai berikut
:
Kingdom

: Fungi

Divisio

: Protophyta

Class

: Schizomycetes

Ordo

: Hypocreales

Famili

: Hypocreaceae

Genus

: Pythium

Spesies

: Pythium spp
Ciri-ciri Pythium spp
Jamur antagonis Pythium oligandrum termasuk kedalam famili pythiaceae,
yang mempunyai koloni dengan pertumbuhan sangan cepat, yaitu pertambahan
2,7-3,0 cm per hari pada suhu 25°C dimedium CMA. Koloninya sangat tipis dan
disebabkan penuaan hifa, hifa sangat sukar dilihat setelah satu minggu atau lebih.
Sporangiumnya terbentuk dibagian ujung atau kebanyakan dibagian tengah
sporangiofor, kadang-kadang terdiri atass 2-5 sporangium tak beraturan, agak
bulat, dan berdiameter 24-25 µm (soesanto, 2008).
Jamur antagonis Pythium oligandrum termasuk kedalam famili pythiaceae,
yang mempunyai koloni dengan pertumbuhan sangan cepat, yaitu pertambahan
2,7-3,0 cm per hari pada suhu 25°C dimedium CMA. Koloninya sangat tipis dan
disebabkan penuaan hifa, hifa sangat sukar dilihat setelah satu minggu atau lebih.
Sporangiumnya terbentuk dibagian ujung atau kebanyakan dibagian tengah
sporangiofor, kadang-kadang terdiri atass 2-5 sporangium tak beraturan, agak
bulat, dan berdiameter 24-25 µm (Soesanto, 2008).
Gejal Serangan Pythium spp
Gejala dapat bermacam-macam tergantung dari umur dan stadia
perkembangan semai jeruk. Biji menjadi busuk sebelum berkecambah atau
sebelum muncul dipermukaan tanah. Biji yang terinfeksi ini menyebabkan
kualitas biji jeruk buruk (daya kecambah rendah). Busuk pangkal batang pada
perkembangan semai biji menyebabkan pembusukan semai yang dekat dengan
permukaan tanah, bagian busuk berwarna coklat (Djatnika, dkk, 2003).
Serangan Pythium sp. selalu dimulai dari ujung akar (akar pokok dan atau
akar lateral). Serangan selalu dimulai dari bagian tanaman di dalam tanah.
Serangan Pythium sp. menyebabkan tanaman menjadi layu dan kulit akar busuk
basah. Disamping itu, daun atau tunas-tunas dapat terjangkit dengan gejala busuk
coklat.(Djatnika, dkk, 2003).

Contenu connexe

Tendances

Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
Jurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraJurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraSurya Agus
 
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkutJaringan pengangkut
Jaringan pengangkutsavirra45
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
 

Tendances (20)

Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
 
Laporan anveg
Laporan anvegLaporan anveg
Laporan anveg
 
Jamur tiram
Jamur tiramJamur tiram
Jamur tiram
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Jurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraJurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT Orthoptera
 
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkutJaringan pengangkut
Jaringan pengangkut
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 

En vedette

Ciri ciri fungi (jamur)
Ciri ciri fungi (jamur)Ciri ciri fungi (jamur)
Ciri ciri fungi (jamur)Hafidz Aliyufa
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungDesti Diana Putri
 
Ppt Interaktif PERANAN JAMUR
Ppt Interaktif PERANAN JAMURPpt Interaktif PERANAN JAMUR
Ppt Interaktif PERANAN JAMURZulfiana Ulfi
 
Jamur Fusarium
Jamur FusariumJamur Fusarium
Jamur Fusariumrufairah
 
Laporan ekowan behaviour
Laporan ekowan behaviour Laporan ekowan behaviour
Laporan ekowan behaviour musa alfatah
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiWarnet Raha
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur111NURUL
 
Klasifikasi Jamur/Fungi
Klasifikasi Jamur/FungiKlasifikasi Jamur/Fungi
Klasifikasi Jamur/Fungirezaprawira
 
PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014afrays iwd
 
Fermentasi pada donat
Fermentasi pada donatFermentasi pada donat
Fermentasi pada donatdewi anjani
 
Bab 5 jamur
Bab 5 jamurBab 5 jamur
Bab 5 jamurRudy LP
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)nhkmh
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Biocomunity Bekasi
 
Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Menerapkan Ragam Hias pada Bahan TekstilMenerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Menerapkan Ragam Hias pada Bahan TekstilRitio Quarter's
 

En vedette (20)

Ciri ciri fungi (jamur)
Ciri ciri fungi (jamur)Ciri ciri fungi (jamur)
Ciri ciri fungi (jamur)
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
Ppt Interaktif PERANAN JAMUR
Ppt Interaktif PERANAN JAMURPpt Interaktif PERANAN JAMUR
Ppt Interaktif PERANAN JAMUR
 
Jamur Fusarium
Jamur FusariumJamur Fusarium
Jamur Fusarium
 
Macam macam fungi
Macam macam fungiMacam macam fungi
Macam macam fungi
 
Pola pertahanan pada hewan
Pola pertahanan pada hewanPola pertahanan pada hewan
Pola pertahanan pada hewan
 
Laporan ekowan behaviour
Laporan ekowan behaviour Laporan ekowan behaviour
Laporan ekowan behaviour
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
Klasifikasi Jamur/Fungi
Klasifikasi Jamur/FungiKlasifikasi Jamur/Fungi
Klasifikasi Jamur/Fungi
 
Penelitian ekologi hewan
Penelitian ekologi hewanPenelitian ekologi hewan
Penelitian ekologi hewan
 
Ekologi hewan
Ekologi hewan Ekologi hewan
Ekologi hewan
 
PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014
 
Fermentasi pada donat
Fermentasi pada donatFermentasi pada donat
Fermentasi pada donat
 
Trichokompos power point
Trichokompos power pointTrichokompos power point
Trichokompos power point
 
Bab 5 jamur
Bab 5 jamurBab 5 jamur
Bab 5 jamur
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
 
Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Menerapkan Ragam Hias pada Bahan TekstilMenerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
 

Similaire à Jenis dan Ciri-Ciri Jamur

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanLaporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANdilaaasf
 
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis JamurHasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis JamurEuodia Prastika
 
Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...
Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...
Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Basidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptxBasidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptxmaulidinapk
 
Ciri ciri xanthomonas
Ciri   ciri xanthomonasCiri   ciri xanthomonas
Ciri ciri xanthomonasDesa Wonorejo
 
Ganoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria FomesGanoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria FomesJosua Sitorus
 
Hama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetHama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetfebrianiwijaya7
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptxvinm2245
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optAdiluhungAhsan1
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Jamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxJamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxalfahri9
 
PPT Deutromycota
PPT DeutromycotaPPT Deutromycota
PPT Deutromycotaidnalk
 

Similaire à Jenis dan Ciri-Ciri Jamur (20)

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanLaporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
 
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis JamurHasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
 
Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...
Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...
Presentasi no 3 2_penggolongan jamur dan karakteristik penyakit yang disebabk...
 
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Basidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptxBasidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptx
 
Ciri ciri xanthomonas
Ciri   ciri xanthomonasCiri   ciri xanthomonas
Ciri ciri xanthomonas
 
Ganoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria FomesGanoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria Fomes
 
Hama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetHama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karet
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
 
Pengenalan Cendawan
Pengenalan CendawanPengenalan Cendawan
Pengenalan Cendawan
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Jamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxJamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptx
 
PPT Deutromycota
PPT DeutromycotaPPT Deutromycota
PPT Deutromycota
 
Mikr3
Mikr3Mikr3
Mikr3
 

Plus de Rosma Susiwaty Situmeang

Plus de Rosma Susiwaty Situmeang (9)

Biologi Hama Nezara viridula
Biologi Hama Nezara viridulaBiologi Hama Nezara viridula
Biologi Hama Nezara viridula
 
Hama Spodoptera litura dan Snellenius manila
Hama Spodoptera litura  dan  Snellenius manilaHama Spodoptera litura  dan  Snellenius manila
Hama Spodoptera litura dan Snellenius manila
 
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas HerbisidaPengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Proses pengolahan karet
Proses pengolahan karetProses pengolahan karet
Proses pengolahan karet
 
Aglaonema
AglaonemaAglaonema
Aglaonema
 
Mikroorganisme Selulotik
Mikroorganisme SelulotikMikroorganisme Selulotik
Mikroorganisme Selulotik
 
Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Nitrifikasi dan DenitrifikasiNitrifikasi dan Denitrifikasi
Nitrifikasi dan Denitrifikasi
 
Etika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitian
Etika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitianEtika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitian
Etika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitian
 

Dernier

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 

Dernier (20)

POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 

Jenis dan Ciri-Ciri Jamur

  • 1. CIRI-CIRI JAMUR Fusarium oxysporum f.sp. licopersici Sistematika Adapun klasifikasi Fusarium oxysporum f.sp. licopersici menurut Semangun (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Mycetaceae Divisio : Ascomycota Class : Sordariomycetes Ordo : Hypocreales Famili : Nectriaceae Genus : Fusarium Spesies : Fusarium oxysporum f.sp. licopersici Ciri-ciri Fusarium oxysporum f.sp. licopersici Jamur membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan baik pada bermacam-macam media agar yang mengandung ekstrak sayuran. Mula-mula miselium tidak berwarna, semakin tua warna menjadi krem, akhirnya koloni tampak mempunyai benang-benang berwarna oker. Pada miselium yang lebih tua terbentuk klamidospora yang berdinding tebal. Jamur membentuk banyak mikrokonidium bersel 1, tidak berwarna, lonjong atau bulat telur, 6-15 x 2,5-4 μm. Mikrokonidium dapat dibentuk dalam pembuluh kayu dan terangkat ke atas bersama-sama dengan air dan hara tanah. Makrokonidium lebih
  • 2. jarang terdapat, berbentuk kumparan, tidak berwarna, kebanyakan bersekat dua atau tiga, berukuran 25-33 x 3,5-5,5 μm (Semangun, 1996). Jamur ini adalah jamur tanah atau yang lazim disebut sebagai soil inhabitant. Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini. Tanpa adanya tumbuhan inang, jamur dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10 tahun. Jamur mengadakan infeksinya pada akar, terutama melalui luka-luka atau melalui luka yang terjadi akibat munculnya akar lateral (Semangun, 1996). Morfologi fusarium oxysporum, yaitu koloninya tumbuh dengan cepat, mencapai diamter 4,5-6,5 cm dalam waktu empat hari pada suhu 25°C. Miselium permukaan jarang sampai berlimpah, berwarna putih atau krem muda, tetapi biasanya dengan warna ungu, lebih kuaat pada permukaan agar stroma. Beberapa isolat mempunyai ciri-ciri bau aroma seperti bunga bungur, beberapa menghasilkan sporodokium dengan lendir oranye dari makrokonidiumnya (Soesanto, 2008) Gejala Serangan Gejala awal dari penyakit ini adalah menjadi pucatnya tulang-tulang daun, terutama daun-daun atas, kemudian diikuti dengan menggulungnya daun yang lebih tua (epinasti) karena merunduknya tangkai daun, dan akhirnya tanaman menjadi layu secara keseluruhan. Kadang-kadang layu didahului dengan layunya daun-daun bawah. Pada batang kadang-kadang terbentuk akar adventif. Tanaman kerdil dan merana tumbuhnya. Jika tanaman yang sakit dipotong dengan pisau dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin cokelat dekat berkas pembuluh. Pada tanaman yang masih sangat muda dapat menyebabkan matinya tanaman
  • 3. secara mendadak karena pada pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang menggelang. (Semangun, 1996). Gejala serangan (Fusarium oxyporum Lycopersici) pada tomat (Lycopersicum esculentum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini ( Irzayanti, 2008). Sclerotium rolfsii Sistematika Adapun klasifikasi Sclerotium rolfsii menurut Tindaon sebagai berikut : Kingdom : Mycetaceae Divisio : Mycopyta Class : Deuteromycetes Ordo : Mycelia steril Famili : Agonomicetaceae Genus : Sclerotium Spesies : Sclerotium rolfsii (2008) adalah
  • 4. Ciri-ciri Sclerotium folfsi Jamur ini memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia. Permukaan koloninya berwarna ungu, tepinya bergerigi, permukaannya kasar berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini membentuk konidium. Konidiofor bercabang-cabang dan makro konidium berbentuk sabit, bertangkai kecil, sering kali berpasangan. Miselium terutama terdapat di dalam sel khususnya di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang terdapat di antara sel-sel, yaitu di dalam kulit dan di jaringan parenkim di dekat terjadinya infeksi. Mikronidia adalah spora dengan satu atau dua sel yang dihasilkan Fusarium pada semua kondisi dan dapat menginfeksi tanaman. Makronidia adalah fungi dengan tiga sampai lima sel biasanya ditemukan pada permukaan. Klamidospora adalah spora dengan sel selain diatas, dan pada waktu dorman dapat menginfeksi tanaman, sporanya dapat tumbuh di air (http://sciweb.nybg.org, 2011). Biasanya Sclerotium rolfsii ini paling antagonis. Ini adalah suatu massa hifa yang rapat atau padat, yang sel-selnya memendek dan membesar. Sklerotium terdiri dari jaringan pseudoparenkim yang sel-selnya saling menekan dan berisi banyak makanan cadangan. Sel-sel yang membentuk lapisan luar (lapisan pelindung) mempunyai dinding yang tebal. Lapisan luar ini dapat mempunyai warna muda, tetapi kebanyakan berwarna coklat atau hitamSemangun, 1996). Gejala Serangan Populasi patogen dapat bertahan secara alami di dalam tanah dan pada akar-akar tanaman sakit. Apabila terdapat tanaman peka, melalui akar yang luka dapat segera menimbulkan infeksi. Sehingga perkembangan klamidospora
  • 5. dirangsang oleh keadaan akar tanaman yang lemah, pelukaan pada akar akan memproduksi zat-zat (seperti asam amino, glutamin) yang dapat mendorong pertumbuhan spora (Damayanti, 2009). Pertama sekali menyerang batang, meskipun menginfeksi beberapa bagian tanaman dibawah kondisi lingkungan yang sesuai termasuk akar, buah, petiole daun dan bunga. Tanda pertama infeks imeskipun biasanya tidak terdeteksi adalah coklat gelap pada batang. Gejala pertama yang mungkin adalah proses penguningan dan kelayuan pada daun. Gejala berikutnya terlihat jamur lapisan putih atau benang miselium pada jaringan yang terinfeksi (Fereira and Boley, 2006). Trichoderma harzianum Sistematika Adapun klasifikasi Trichoderma harzianum menurut semangun (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Mycetaceae Divisio : Amastigomycota Class : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Famili : Moniliceae Genus : Trichoderma Spesies : Trichoderma harzianum
  • 6. Ciri-ciri Trichoderma harzianum Trichoderma sp. konidiofor hyaline, bercabang dan pyramidal. Konidia (dengan diameter rata – rata 3 µm) berbentuk sel tunggal dan bulat permukaannya halus dan kasar. Trichoderma sp. umumnya penghuni tanah, khususnya pada tanah organik. Cendawan ini dapat hidup sebagai saprofitik atau parasitik terhadap cendawan lain, bersifat antagonistik dan banyak digunakan sebagai pengendalian biologi (http://ekyowinnersnews.com, 2010). Trichorderma harzianum sangat umum ditemukan di daerah yang beiklim panas, suhu optimum untuk pertumbuhan Trichorderma harzianum adalah 15-310 C, tetapi pertumbuhan terbaik rata-rata pada suhu 300 C dan untuk suhu maksimum 300–360 C. Pertumbuhan normal untuk cendawan Trichorderma harzianum pada pH 3,7-4,7 (Sudarmo, 1992). Manfaat dan Keunggulan T. harzianum merupakan kelompok jamur yang paling sering digunakan dalam pengendalian hayati, karena memiliki beberapa keunggulan komparatif dibandingkan dengan organisme lain yaitu kisaran lingkungan yang luas, bersifat mikoparasitik nekrotrops, mampu berkompetisi dalam memperoleh ruang dan menghasilkan antibiotik dan enzim yang merugikan patogen (Riskiandi, 2008). Trichoderma sp. dapat bersifat antagonis terhadap banyak cendawan karena mempunyai banyak cara untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan cendawan lain. Ada tiga mekanisme antagonis cendawan Trichoderma harzianum
  • 7. terhadap patogen tular tanah yaitu sebagai kompetitor baik ruang maupun nutrisi, (http://ekyowinnersnews.com, 2011). Trichoderma koningii Sistematika Adapun klasifikasi Trichoderma koningii menurut Semangun (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Mycetaceae Divisio : Amastigomycota Class : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Famili : Moniliceae Genus : Trichoderma Spesies : Trichoderma koningii Ciri-ciri Trichoderma koningii Trichoderma merupakan jamur inperfekti (tak sempurna) dari Subdivisi Deuteromycotina, Kelas Hyphomycetes, Ordo Moniliaceae. Konidiofor tegak, bercabang banyak, agak berbentuk kerucut, dapat membentuk klamidospora, pada umumnya koloni dalam biakan tumbuh dengan cepat, berwarna putih sampai hijau (Cook dan Baker, 1989). Trichoderma koningii dan Trichoderma viride dapat menghambat secara nyata terhadap cendawan Fusairum annosus dan Rhizocthonia solani dengan antibiotika menguap yang dihasilkannya. Disamping itu Trichoderma koningii
  • 8. dan Trichoderma viride juga dapat menggulung Fusarium annosus dan Rhizocthonia solani. Trichoderma koningii dapat mempengarui Phytophthora Palmivora cendawan penyebab panyakit busuk buah kakao dengan perubahan warna menjadi kuning. Diduga hal ini karena adanya antibiotika yang dikeluarkan oleh Trichoderma koningii tersebut (hhtp://ekyowinnersnews.com, 2011). Manfaat dan Keunggulan Diketahui bahwa beberapa spesies Trichoderma mampu menghasilkan metabolit gliotoksin dan viridin sebagai antibiotik dan beberapa spesies juga diketahui dapat mengeluarkan enzim 1,3-glukanase dan kitinase yang menyebabkan eksolisis pada hifa inangnya, tapi proses yang terpenting adalah kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang kuat dengan patogen (Cook and Baker, 1989). Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, Trichoderma spp. berperan sebagai mikoparasit terhadap Phytium apanidermatum, Rhizoctonia solani, dan Sclerotium ralfsii. Mikoparasitisme dari Trichoderma spp. merupakan suatu proses yang kompleks dan terdiri dari beberapa tahap dalam menyerang inangnya. Interaksi awal dari Trichoderma spp. yaitu dengan cara hifanya membelok ke arah jamur inang yang diserangnya, Ini menunjukkan adanya fenomena respon kemotropik pada Trichoderma spp. karena adanya rangsangan dari hyfa inang ataupun senyawa kimia yang dikeluarkan oleh jamur inang. Ketika mikoparasit itu mencapai inangnya, hifanya kemudian membelit atau menghimpit hifa inang tersebut dengan membentuk struktur seperti kait (hook-like structure), mikoparasit
  • 9. ini juka terkadang mempenetrasi miselium inang dengan mendegradasi sebagian dinding sel inang (Chet, 1987). Gliocladium spp. Sistematika Adapun klasifikasi Gliocladium spp menurut Semangun (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Fungi Divisio : Ascomycota Class : Ascomycetes Ordo : Hypocreales Famili : Hypocreaceae Genus : Gliocladium Spesies : Gliocladium spp. Ciri-ciri Gliocladium spp Gliocladium spp. memiliki konidiofor yang berseptadan bercabang ke atas dengan struktur sikat yang penicilate. Masing-masing percabangan membentuk alur berputar yang memiliki 4-5 kelompok konidia. Konidia berbentuk lonjong sampai pipih dan hyalin. Gliocladium mempunyai konidiofor bersepta bening dan tidak berwarna, bercabang pada ujungnya, mempunyai bentuk peniculate dan kepalanya menghasilkan spora licin, sel spora genus falid dan kadang-kadang berbentuk botol, konvek pada satu sisi fialosporanya berwarna kuning (Semangun, 1996).
  • 10. Jamur Gliocladium mempunyai stadium bentuk teleo. Koloni tumbuh sangat cepat dan mencapai diameter 5-8 cm dalam waktu lima hari pada suhu 20°C dimedium OA. Perbedaannya dengan Trichoderma adalah fialidanya seperti tertekan dan memunculkan satu tetes besar konidium berwarna hijau, yang membentuk massa laendir, pada setiap gulungan. Konidiumnya berbentuk bulat telur pendek, berdinding halus, agak besar, dan kebanyakan berukuran (4,5-6) x (3,5-4) µm (Soesanto, 2008). Manfaat dan Keunggulan Inokulasi jamur ini ke dalam tanah dapat menekan serangan penyakit layu yang menyerang di pesemaian, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh toksin yang dihasilkan jamur ini yang dapat diisolasi dari biakan yang ditumbuhan di dalam petri. Spesies lain dari jamur ini telah diketahui bersifat antagonistik atau parasitik terhadap jamur patogen tular tanah yang banyak menimbulkan kerugian pada tanaman pertanian (http://acehpedia.org, 2008). Kelebihan/kebaikan Agens Hayati, antara lain : • Selektifitasnya tinggi dan tidak dapat menimbulkan ledakan hama baru dan resurgensi hama. • Faktor pengendali (agens) yang digunakan tersedia di lapang. • Agens hayati (parasitoid dan predator) dapat mencari sendiri inang atau mangsanya. • Agens hayati (parasitoid dan predator, patogen) dapat berkembang biak dan (http://wijiyono.multiply.com, 2011).
  • 11. Pseudomonas flourecens Sistematika Adapun klasifikasi Pseudomonas flourecens Semangun (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Fungi Divisio : Protophyta Class : Schizomycetes Ordo : Pseudomonadales Famili : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas Spesies : Pseudomonas flourecens Ciri-ciri Pseudomonas flourecens Pseudomonas flourecens berbentuk batang lurus atau agak lengkung, berukuran (0,5-1,0) x (1,5-5,0) µm, tidak spiral, bergerak dengan satu atau beberapa flagelum polar, dan bersifat gram negatif. Bakteri hidup secara aerob, mempunyai tipr pernapasan secara tegas dari metabolisme, dengan oksigen sebagai penerima elektron akhir (terminal) (Soesanto, 2008). Pada penyakit pembuluh karena bakteri (Pseudomonas solanacearum, P.syzgii), jika batang atau akar tumbuhan sakit dipotong melintang akan keluar lendir bakteri seperri susu kental yang disebut nenes (ooze). Lendir akan keluar lebih banyak jika batang atau akar diletakkan dalam ruangan yang lembab. Pada penyakit layu bakteri (Erwihiya tracherphila) pada suku labu-labuan nenes ini
  • 12. kental dan lekat, sehingga dapat ditarik menjadi benang yang panjangnya 2,5 cm atau lebih (Semangun, 1996). Manfaat dan Keunggulan Jamur antagonis ini menghasilkan enzim hidrolosis, glukanase dan kitinase, yang mampu menguraikan dan menyebabkan lisis dinding jamur patogen tanaman. Beberapa spesies juga diketahui dapat mengeluarkan enzim 1,3glukanase dan kitinase yang menyebabkan eksolisis pada hifa inangnya, tapi proses yang terpenting adalah kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang kuat dengan patogen (Soesanto, 2008). Pythium spp Sistematika Adapun klasifikasi Pythium spp menurut Semangun(1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Fungi Divisio : Protophyta Class : Schizomycetes Ordo : Hypocreales Famili : Hypocreaceae Genus : Pythium Spesies : Pythium spp
  • 13. Ciri-ciri Pythium spp Jamur antagonis Pythium oligandrum termasuk kedalam famili pythiaceae, yang mempunyai koloni dengan pertumbuhan sangan cepat, yaitu pertambahan 2,7-3,0 cm per hari pada suhu 25°C dimedium CMA. Koloninya sangat tipis dan disebabkan penuaan hifa, hifa sangat sukar dilihat setelah satu minggu atau lebih. Sporangiumnya terbentuk dibagian ujung atau kebanyakan dibagian tengah sporangiofor, kadang-kadang terdiri atass 2-5 sporangium tak beraturan, agak bulat, dan berdiameter 24-25 µm (soesanto, 2008). Jamur antagonis Pythium oligandrum termasuk kedalam famili pythiaceae, yang mempunyai koloni dengan pertumbuhan sangan cepat, yaitu pertambahan 2,7-3,0 cm per hari pada suhu 25°C dimedium CMA. Koloninya sangat tipis dan disebabkan penuaan hifa, hifa sangat sukar dilihat setelah satu minggu atau lebih. Sporangiumnya terbentuk dibagian ujung atau kebanyakan dibagian tengah sporangiofor, kadang-kadang terdiri atass 2-5 sporangium tak beraturan, agak bulat, dan berdiameter 24-25 µm (Soesanto, 2008). Gejal Serangan Pythium spp Gejala dapat bermacam-macam tergantung dari umur dan stadia perkembangan semai jeruk. Biji menjadi busuk sebelum berkecambah atau sebelum muncul dipermukaan tanah. Biji yang terinfeksi ini menyebabkan kualitas biji jeruk buruk (daya kecambah rendah). Busuk pangkal batang pada perkembangan semai biji menyebabkan pembusukan semai yang dekat dengan permukaan tanah, bagian busuk berwarna coklat (Djatnika, dkk, 2003).
  • 14. Serangan Pythium sp. selalu dimulai dari ujung akar (akar pokok dan atau akar lateral). Serangan selalu dimulai dari bagian tanaman di dalam tanah. Serangan Pythium sp. menyebabkan tanaman menjadi layu dan kulit akar busuk basah. Disamping itu, daun atau tunas-tunas dapat terjangkit dengan gejala busuk coklat.(Djatnika, dkk, 2003).