2. Bahan obat merupakan bahan atau resep yang akan di formulasi
untuk membentuk suatu sediaan farmasi.Bahan Obat jarang
diberikan sendiri-sendiri, tetapi lebih sering merupakan suatu
formula yang dikombinasikan dengan satu atau lebih zat bukan obat
yang bermanfaat untuk kegunaan farmasi yang bermacam-macam
dan khusus.
Bahan farmasi ini melarutkan,
mensuspensi, mengentalkan, mengencerkan,
mengemulsi, menstabilkan, mengaweetkan
mewarnai , pewangi dan menciptakan
bermacam-macam zat obat memjadi berbagai
bentuk sediaan farmasi yang manjur dan
menarik.
3. BAHAN OBAT DiBAGi MENJADi
, YAiTU :
BAHAN
TERAPEUTIK
Senyawa kimia yang digunakan dalam
suatu sediaan farmasi dan
dimaksudkan untuk memberikan
efek farmakologis tertentu (disebut
pula BAHAN OBAT).
5. Kemanjuran terapeutik suatu produk dapat
bergantung pada sejumlah faktor dalam 3
golongan besar :
1) FAKTOR PENULISAN RESEP
Umumnya terdiri dari hal-hal yang melingkupi terapi obat yang rasional
misalnya : obat, dosis dan bentuk sediaan yang tepat, dengan petunjuk
yang cocok bagi pasien dan memantau efek obat.
2) FAKTOR PASIEN
Mencakup segala hal yang menunjang dosis penyerapan, metabolisme dan
kemanjuran obat.
3) FAKTOR FARMASETIK
Yang berhubungan dengan rancangan dan pembuatan bentuk sediaan,
tersedianya obat secara biologis sesudah pemberian, pengemasan, penandaan,
distribusi, penyimpanan serta penyebarannya.
6. BAHAN FARMASEUTIK
Senyawa kimia yang ditambahkan
dalam bahan obat
untuk maksud tertentu agar
dapat dibuat menjadi suatu bentuk sediaan.
Pelarut digunakan untuk melarutkan zat obat
Pengawet dapat ditambahkan untuk memcegah
pertumbuhan mikroba
Penstabil digunakan untuk mencegah peruraian obat
Pemberi warna dan pemberi rasa ditambahkan
untuk menambahkan penampilan produk
8. SIFAT DAN KARAKTERISTIK
Setiap bahan obat memiliki ciri-ciri kimiawi dan
fisika yang membuatnya unik. Ciri-ciri ini
digunakan untuk menyusun standar identifikasi
bahan dan untuk pengujian.
DAYA LARUT
Suatu obat yang diberiikan dengan cara apapun dia
harus memiliki daya larut dalam air untuk
kemanjuran terapeutiknya. Daya larut dalam air
yang ditingkatkan dari senyawa-senyawa ini
mungkin dicapai dengan menyiapkan lebih banyak
turunan yang larut, seperti garam dan ester.
9. KOEFISIEN PERTISI DAN Pka
Koefisien partisi harus dipertimbangkan dalam
pengembangan bahan obat menjadi bentuk obat.
Koefisien partisi menggambarkan rasio
pendistribusian obat kedalam pelarut sistem 2
fase, yaitu pelarut organik dan air.
Penetapan konstanta disosiasi pKA
penting karena mungkin merupakan
petunjuk dan ciri-ciri daya larut
obat
10. BENTUK DAN LAJU LARUT
Untuk senyawa kimia bentuk asam , basa dan
garam aka melahirkan perbedaanperbedaan yang penting pada laju larut.
Ukuran partikel obat , bentuk kristal dan
sifat permukaan dapat juga mempengaruhi
STABILITAS
daya larut.
Sterilitas obat harus diselidiki berkali-kali
pada suhu
penyimpanan ( seperti pada suhu 50 oc, 60 oc, 70
oc) dan
dengan adanya kelembapan, cahaya, oksigen
dan pengaruhpengaruh potential lainnya yang
11. SELEKSi BAHAN OBAT DAN
PENGGUNAANNYA
1) Bahan obat yang paling tepat dipilih
berdasarkan suatu daignosis yang akurat dan
disajikan kepada pasien sesuai dengan rencana
pengobatan yang dirancang dengan baik
2) Pembuat resep dan ahli farmasi mempunyai
pengetahuan
yang
menyeluruh
tentang
farmakologi bahan obat, termasuk manfaat dan
bahaya pemakaiannya
3) Bahan obat disajikan dalam bentuk bahan kimia
yang tepat (garam, ester dan sebagainya) dan
diberikan dalam bentuk sediaan yang paling
12. 4) Bagi pasien diberikan petunjuk tentang
pemakaian obat yang tepat dengan
tekanan pada kenyamanan pasien dan
kebutuhan untuk melaporkan tandatanda obat yang tidak efektif.
5) Bahan obat cocok dengan semua
makanan dan obat-obatan lain yang
dimakan dalam waktu bersamaan oleh
pasien.