SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN IV
“SANITASI LINGKUNGAN”
Disusun Oleh :
NAMA : RUKMANA
STAMBUK : G 301 12 008
KELOMPOK : III (TIGA)
JURUSAN : KIMIA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat semua makhluk hidup bernaung,
tumbuh dan beraktifitas mulai dari makhli hidup tingkat rendah samapai
tingkat tinggi, dari yang bersel tunggal (unisel) sampai kepada yang bersel
banyak (multisel). Mikroorganisme merupakan salah satu dari makhluk
hidup yang menempati lingkungan dalam segala aktivitasnya walaupun
tidak dapat terlihat dalam bentuk sel tunggalnya tetapi dapat di lihat dalam
bentuk koloninya (populasinya) dengan mata telanjang. Mikroorganisme
tersebut dapat menempati berbagai tempat dan media seperti udara, air,
tanah, permukaan tubuh, sampai ke dalam organ tubuh makhluk hidup dapat
di tempati oleh mikroorganisme sepanjang tempat-tempat tersebut sesuai
dengan kebutuhan hidupnya.
Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi setiap saat yang terkadang
tidak disertai keberadaannya. Oleh karena itu, uji sanitasi lingkungan adalah
sangat perlu di ketahui terutama bagi mereka yang akan bekerja dalam
bidang mikrobiologi atau pengolahan bahan makanan atau industri.
Sanitasi yang di lakukan terhadap wadah dan alat dengan melakukan
pencucian untuk menghilangkan kontaminasi kotoran dan sisa bahan
kemudian di lanjutkan dengan proses sanitasi germisidal.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
jenis-jenis mikroba yang tumbuh pada medium NA (Nutrient Agar) dan
PDA (Potato Ekstrak Agar).
63
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses sanitasi wadah dan alat ditujukan untuk membunuh sebagian besar
atau semua mikroorganisme yang terdapat pada bagian permukaan. Sanitizer yang
sering digunakan misalnya air panas, uap panas, halogen (khlorin atau iodine)
turunan halogen dan komponen ammonium quaternair (Dwyana, 2012).
Sanitasi yang dilakukan terhadap wadah dan alat meliputi pencucian untuk
menghilangkan kotoran dan sisa-sisa bahan, diikuti dengan perlakuan sanitasi
dengan menggunakan germisidal dalam pencucian menggunakan air, biasanya
menggunakan detergen untuk membantu proses pembersihan. Penggunaan
detergen mempunyai beberapa keuntungan karena detergen dapat melunakkan air,
mengemulsikan lemak, melarutkan mineral dan komponenlarut lainnya sebanyak
mungkin. Detergen yang digunakan untuk mencuci wadah dan alat pengolahan
tidak boleh bersifat korosit dan mudah dicuci dari permukaan (Dwyna, 1012).
Sanitasi adalah perlakuan disengaja dalam pembudayaa hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik,
mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait.
Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja
manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik
(cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian). Bahan buangan industri dan
bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan
menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan
buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik
kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Defenisi lain
dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
64
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa defenisi
lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber
penularanyya dan pengendalian lingkungan (Wikipedia, 2011).
Proses sanitasi terhadap mikroorganisme pertlu diperhatikan karena
banyaknya mikroorganisme penyebab penyakit yang bisa menginfeksi manusia
melalui, udara, alat, ataupun dari tangan dan bahkan dari bahan pangan
(Wikipedia, 2011).
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari
Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21% dan gas lainnya 1%. Selain gas juga
terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan
medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya
mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia. Hewan, zat-zat
organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis
bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering
(Pelczar, 1988).
Udara sebenarnya bukan merupakan habitat untuk mikroorganisme. Sel-
sel mikroorganisme dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan
tetesan lidah. Mikroorganisme yang bayak terdapat di udara adlah bakteri dan
jamur atau khamir. Mikroba tersebut ada si udara dalam bentuk vegetatif atau
dalam bentuk generatif. Mikroorganisme yang berada di atmosfer merupakan
spesies yang ada dari sumber dimana mikroorganisme tersebut sebelumnya.
Mikroorganisme yang bersal dari tanah terbawa debu angin, demikian juga
mikroorganisme yang berasal perairan, mikroba dibawa oleh tetesan air atau angin
ke udara. Bakteri yang mampu hidup di lingkungan udara umumnya bakteri gram
positif berbentuk batang berspora dan kokus, sedangkan bakteri dari lingkungan
laut yang mampu berada di udara adalah bakteri gram negatif berbentuk batang,
sebagian adalah yang membentuk spora (Anonim, 2010).
Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi
mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi
65
dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai
mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang
mengalami infeksi saluran pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam
fermentasi dan seabagainya. Mikroba yang terdapat di udara biasanya melekat
pada bahan padat, misalnya debu, atau terdapat dalam droplet air (Dwyana, 2012).
Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup
dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas
organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada
partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di
udara. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme,
kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara (Volk dan
Wheeler, 1984).
Mikroba yang sering terdapat pada kulit, misalnya bakteri pembentuk
spora dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu
penelitiaan menunjukkan bahwa masusia dapat mengeluarkan 10 sampai
organisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung
lingkungan disekitarnya (Dwyana, 2012).
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri
termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri
dapat pula mengubah pH dari media tempat ia hidup, perubahan ini disebut
perubahan secara kimia (Lay, 1992).
Jumlah mikroba yang terdapat di udara tergantung pada aktivitas
linngkungan misalnya udara di atas padang pasir atau gunung kering, dimana
aktivitas kehidupan relatif sedikit maka jumlah mikroba juga sedikit. Contoh lain
udara disekitar rumah, pemotongan hewan, kandang hewan ternak, tempat
pembuangan sampah maka jumlah mikroba relatif banyak (Pelczar, 1988).
Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen,
maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan
66
anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai
produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan
bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah
protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup
yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di
alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan
jamur (fungi) (Sumarsih, 2003).
Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen yang ditularkan
melalui udara, misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang
dapat ditularkan melalui udara pernapasan. Beberapa cara yang digunkan untuk
membersihkan udara yaitu (Volk dan Wheeler, 1984).
Metode hitung cawan di dasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat
hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul
pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup
yang terkandung dalam sampel (Hadioetomo, 1990).
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam
bahan pangan terdiri dari metode hitung cawan (Most probable Number) dan
metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut metode
hitungan cawan paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode
turbidimetri. Tetapi metode ini sukar diterapkan pada bahan pangan, misalnya sari
buah, biasanya mengandung komponen-komponen yang menyebabkan kekeruhan
sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat
di dalamnya (Dwijoseputro, 1987).
Alkohol juga merupakan denaturan protein, suatu sifat yang terutama
memberikan aktifitas antimikrobial pada alkohol. Di samping itu alkohol juga
merupakan pelarut lipid sehingga dapat pula merusak membran sel (Pelczar,
1988).
67
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal : Sabtu, 14 Desember 2013
Pukul : 10.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA
UNTAD
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Cawan petri
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Erlenmeyer
5. Incubator
6. Colony counter
B. Bahan
1. Medium PDA (Potato Dekstrose Agar)
2. Medium NA (Nutrient Agar)
3. Mikroba dari udara
4. Mikroba dari tangan
5. Mikroba dari rambut
6. Mikroba dari lipatan kulit
7. Mikroba dari dalam mulut
8. Alkohol 70%
68
9. Kertas Koran
10.Spritus
11.Sabun
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Menyiapkan cawan petri, bunsen dan medium yang digunakan yaitu
NA dan PDA serta memberikan label NA dan PDA pada masing-
masing cawan petri.
2. Membuka penutup Erlenmeyer (aluminium foil dan kapas penyumbat)
dan memanasi tepi lubang Erlenmeyer hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kontaminasi bakteri dari udara karena bagian tersebut akan
dialiri medium.
3. Dalam waktu yang bersamaan memanasi tepi cawan petri yang akan
dibuka sebagai tempat menuang cairan atau medium dari Erlenmeyer.
Menopang cawan petri dengan tiga jari (jari tengah, kelingking anak
jari) menahan bagian belakang dengan jari telunjuk dan membuka
penutup cawan petri (cukup sedikit terbuka) dengan ibu jari.
4. Kemudian melakukan penuangan dibagian belakang api bunsen.
Perlakuan ini sama dengan kedua jenis medium. Mendinginkan medium
yang berada dalam cawan petri dengan keadaan tetap tertutup, sebelum
dilakukan isolasi.
 Untuk uji kontaminasi dengan udara,
1) Meletakkan cawan petri yang telah disiapkan berisi NA dan PDA
dalam ruangan tertutup.
2) Mendiamkan dalam keadaan terbuka selama 20 menit. Kemudian
cawan petri ditutup dan di inkubasi dalam keadaan terbalik pada
suhu 300
C selama 1-2 x 24 jam.
3) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.
 Untuk uji kebersihan tangan
69
1) Langkah pertama yang dilakukan adalah mencuci tangan
menggunakan sabun dan kemudian dikeringkan.
2) Menyiapkan media NA dan PDA.
3) Menyentuhkan tangan pada media NA dan PDA selama 5 detik.
4) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik
pada suhu 300
C selama 2 hari.
5) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.
 Untuk uji mikroba pada mulut
1) Menyiapkan media NA.
2) Menghembuskan udara ke dalam medium melalui mulut
3) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik
pada suhu 300
C selama 2 hari.
4) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.
 Uji Kontaminasi mikroba pada kulit/ lipatan kulit
1) Menyiapkan media NA dan PDA.
2) Memasukkan sampel kulit ke dalam medium melalui mulut
3) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik
pada suhu 300
C selama 2 hari.
4) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.
 Uji Kontaminasi Mikroba pada rambut
1) Menyiapkan media PDA.
2) Mengusapkan ujung rambutke dalam medium.
70
3) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik
pada suhu 300
C selama 2 hari.
4) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
No. Sampel
Gambar
Jumlah
Koloni Jenis
Kontaminasi
NA PDA NA PDA
1. Udara 1 1 Rhizopus,
Trichoderma,
Aspergillus
Orange
2. Tangan 1 1 Rizhopus,
Aspergillus
71
3. Rambut
1 Rhizopus,
Aspergillus
4. Kulit 5 3 Rhizopus,
Aspergillus,
Trichoderma,
Aspergillus
Kuning,
5. Mulut 3 Rhizopus,
Aspergillus,
4.2. Pembahasan
Lingkungan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya makhluk
hidup, baik organisme tingkat rendah maupun tingkat tinggi, uniseluler
ataupun multiseluler. Mikroorganisme uniseluler dapat berada dalam air,
udara, tanah bahkan pada tangan yang telah dibersihkan dengan sabun
antiseptik pun masih ditempati oleh mikroorganisme tersebut. Pada percobaan
ini akan dilakukan pengujian sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk
mengetahui kandungan/jumlah mikroorganisme yang terdapat di berbagai
tempat dan medium.
Uji sanitasi lingkungan adalah pengujian atau metode yang digunakan
untuk mengamati tingkat pertumbuhan mikroba yang ada pada sekitar
lingkungan. Percobaan ini di lakukan dengan menggunakan beberapa sampel
yaitu mikroba yang di ambil pada udara bebas di dalam laboratorium, udara
dalam mulut, lipatan kulit manusia, dan rambut.
72
Medium yang digunakan pada percobaan ini yaitu medium NA
(Nutrient Agar), medium PDA (Potato Dextrose Agar). Medium yang akan
digunakan, sebelumnya dipanaskan dengan hotplate sekitar ± 15 menit untuk
mengencerkan dan mensterilkan medium. Medium kemudian dituang
kedalam cawan petri yang sebelumnya telah difiksasi, penuangan medium
dilakukan dengan steril diatas nyala api bunsen dan tidak boleh banyak bicara
untuk menghindari masuknya mikroba mulut dan mikroba dari udara
disekitarnya. Medium kemudian dibiarkan hingga padat agar tidak rusak
ketika digunakan untuk menguji sanitasi lingkungan.
Uji mikroba pada udara lingkungan laboratorium, pada medium PDA
mempunyai jumlah koloni 1 yang berwarna putih. Pada medium NA
koloninya juga berjumlah 1 dan berwarna putih susu. Brdasarkan hasil
pengamatan dapat dilihat pada medium NA mikroba-mikroba lain yang
merupakan kontaminasi lebih banyak dibandingkan pada medium PDA, hal
ini menandakan bahwa pada medium tersebut terdapat nutrisi yang lebih yang
merupakan makanan dari mikroba .
Perlakuan selanjutnya yaitu uji mikroba pada lipatan tangan. Untuk
medium NA berwarna putih susu dan memiliki jumlah koloni 1. Sedangkan
untuk medium PDA jumlah koloni 1. Berdasarkan pengamatan pada medium
PDA itu lebih banyak ditumbuhi mikroba karena nutrisi untuk mikroba lebih
banyak.
Untuk uji mikroba pada mulut dilakukan dengan meniupkan udara
dari mulut pada cawan petri yang telah dituangkan medium, medium yang
digunakan disini hanyalah medium NA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam mulut ada mikroba atau tidak. Setelah itu, medium disimpan di
dalam inkubator dan akan diamati selama 2 hari. Setelah dua hari diperoleh
hasil pengamatan pada medium NA ditumbuhi oleh satu mikroba saja yang
berjenis bakteri dengan jumlah koloni 3.
Selanjutnya dilakukan uji mikroba pada permukaan kulit. Medium
yang digunakan sebagai tempat pengembang biakkan adalah PDA dan NA.
Kedua medium ini dituangkan ke dalam cawan petri. Setelah itu mengoleskan
73
swap pada permukaan kulit. Setelah itu, melakukan penggoresan dengan cara
gerakan zig-zag pada permukaan masing-masing medium. Setelah diinkubasi
dipeoleh hasil pada medium NA jumlah koloni mikroba adalah 5 koloni. Dan
pada medium PDA juga berjumlah 3 koloni. Dan pada perlakuan terakhir itu
juga dilakukan pengujian terhadap rambut dengan menggunakan medium
PDA dan diperoleh hasil setelah diinkbasi jumlah koloninya adalah 1.
Pada percobaan ini terjadi kesalahan dimana pengamatan dilakukan
tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. Sehingga jumlah koloni yang
dihasilkan tidak sesuai dengan yang semestinya karena telah bergabung
menjadi 1 koloni yang lebih besar.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain faktor
nuktrisi juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Berdasarkan kisaran suhunya,
bakteri diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, salah satunya yaitu
kelompok bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°
– 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C. Bakteri-bakteri yang kami uji
dalam percobaan ini tergolong dalam kelompok ini. Sedangkan untuk
pertumbuhan kapang, suhu yang diperlukan berkisar 16° - 28 °C, dengan
suhu optimum 20° – 25 °C. Untuk kapang memiliki suhu pertumbuhan
optimal yaitu 25°– 30 °C, dengan suhu maksimal 35° – 47 °C. Selain suhu
pertumbuhan miroba dipengaruhi juga oleh pH (keasaman). Bakteri dapat
tumbuh baik pada medium yang memiliki pH sekitar 7,2-7,6 karena pada
kadar pH tersebut banyak mengandung protein. Sedangkan fungi (kapang dan
khamir) lebih menyukai suasana asam pH 5,2-5,8 karena pada kadar pH yang
asam banyak terdapat karbohidrat yang cukup sebagai sumber makanannya.
74
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji sanitasi lingkungan adalah pengujian atau metode yang digunakan
untuk mengamati tingkat pertumbuhan yang ada pada sekitar lingkungan.
2. Jenis mikroba yang tumbuh pada NA yaitu bakteri yang bentuknya
coccus dan bacillus yang berwarna putih susu dan putih kecokelataan.
Dimana jumlah koloni bakterinya semakin bertambah. Sedangkan pada
PDA yang tumbuh adalah kapang yang berwarna putih, bentuk
morfologinya bulat dan memanjang serta terdapat hifa. Dimana jumlah
koloninya semakin bertambah.
3. Faktor lingkungan sangat penting dalam usaha pengendalian kegiatan
mikroba baik untuk kepentingan proses maupun pengendalian.
75
5.2. Saran
Untuk prakikum selanjutnya agar berusaha untuk menjaga kesterilan
dalam melakukan praktikum, agar mikroba/media dapat lebih mudah diamati
dan tidak terkontaminasi oleh mikroba-mikroba lain.
Daftar Pustaka
Pelczar, Michael W., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, UI-Press, Jakarta.
Volk, 1998, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta.
Dwyana, 2011, Mikrobiologi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dwyana, 2012, Mikrobiologi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Yani, 2010, Laporan Praktikum Mikrobiologi ( http://www.scribd.com/doc/71890
640/Laporan-Praktikum-i-Yani.html), Diakses 28 Desember 2013, Palu.
.
76

Contenu connexe

Tendances

Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismeKalisthiana Yi Ku
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agarシズカ 近松
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 

Tendances (20)

Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTASKROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTAS
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 

Similaire à Sanitasi Udara

Similaire à Sanitasi Udara (20)

laporan akhir objek 1 print
laporan akhir objek 1 printlaporan akhir objek 1 print
laporan akhir objek 1 print
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
 
Mikroorganisme kelompok 1
Mikroorganisme kelompok 1Mikroorganisme kelompok 1
Mikroorganisme kelompok 1
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
 
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docxMAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
MAKALAH MIKROBIOLOGI(LINGKUNGAN).docx
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Vektor penyakit.pptx
Vektor penyakit.pptxVektor penyakit.pptx
Vektor penyakit.pptx
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
226443010 tugas-makalah-mikrobiologi
226443010 tugas-makalah-mikrobiologi226443010 tugas-makalah-mikrobiologi
226443010 tugas-makalah-mikrobiologi
 
makhluk hidup dan lingkungannya
makhluk hidup dan lingkungannyamakhluk hidup dan lingkungannya
makhluk hidup dan lingkungannya
 
Ayu
AyuAyu
Ayu
 
Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
 
Makalah partikel debu
Makalah partikel debuMakalah partikel debu
Makalah partikel debu
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)
 
Makalah tumbuhan
Makalah tumbuhanMakalah tumbuhan
Makalah tumbuhan
 
Makalah tumbuhan
Makalah tumbuhanMakalah tumbuhan
Makalah tumbuhan
 
Bab 1 ipa
Bab 1 ipaBab 1 ipa
Bab 1 ipa
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 

Plus de Rukmana Suharta

Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoRukmana Suharta
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaRukmana Suharta
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obatRukmana Suharta
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)Rukmana Suharta
 

Plus de Rukmana Suharta (8)

Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Makalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia SelMakalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia Sel
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Bahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasiBahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasi
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
 

Dernier

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Dernier (20)

SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Sanitasi Udara

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN IV “SANITASI LINGKUNGAN” Disusun Oleh : NAMA : RUKMANA STAMBUK : G 301 12 008 KELOMPOK : III (TIGA) JURUSAN : KIMIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO 2013 62
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan tempat semua makhluk hidup bernaung, tumbuh dan beraktifitas mulai dari makhli hidup tingkat rendah samapai tingkat tinggi, dari yang bersel tunggal (unisel) sampai kepada yang bersel banyak (multisel). Mikroorganisme merupakan salah satu dari makhluk hidup yang menempati lingkungan dalam segala aktivitasnya walaupun tidak dapat terlihat dalam bentuk sel tunggalnya tetapi dapat di lihat dalam bentuk koloninya (populasinya) dengan mata telanjang. Mikroorganisme tersebut dapat menempati berbagai tempat dan media seperti udara, air, tanah, permukaan tubuh, sampai ke dalam organ tubuh makhluk hidup dapat di tempati oleh mikroorganisme sepanjang tempat-tempat tersebut sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi setiap saat yang terkadang tidak disertai keberadaannya. Oleh karena itu, uji sanitasi lingkungan adalah sangat perlu di ketahui terutama bagi mereka yang akan bekerja dalam bidang mikrobiologi atau pengolahan bahan makanan atau industri. Sanitasi yang di lakukan terhadap wadah dan alat dengan melakukan pencucian untuk menghilangkan kontaminasi kotoran dan sisa bahan kemudian di lanjutkan dengan proses sanitasi germisidal. 1.2. Tujuan Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis mikroba yang tumbuh pada medium NA (Nutrient Agar) dan PDA (Potato Ekstrak Agar). 63
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses sanitasi wadah dan alat ditujukan untuk membunuh sebagian besar atau semua mikroorganisme yang terdapat pada bagian permukaan. Sanitizer yang sering digunakan misalnya air panas, uap panas, halogen (khlorin atau iodine) turunan halogen dan komponen ammonium quaternair (Dwyana, 2012). Sanitasi yang dilakukan terhadap wadah dan alat meliputi pencucian untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa bahan, diikuti dengan perlakuan sanitasi dengan menggunakan germisidal dalam pencucian menggunakan air, biasanya menggunakan detergen untuk membantu proses pembersihan. Penggunaan detergen mempunyai beberapa keuntungan karena detergen dapat melunakkan air, mengemulsikan lemak, melarutkan mineral dan komponenlarut lainnya sebanyak mungkin. Detergen yang digunakan untuk mencuci wadah dan alat pengolahan tidak boleh bersifat korosit dan mudah dicuci dari permukaan (Dwyna, 1012). Sanitasi adalah perlakuan disengaja dalam pembudayaa hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian). Bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Defenisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya 64
  • 4. kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa defenisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularanyya dan pengendalian lingkungan (Wikipedia, 2011). Proses sanitasi terhadap mikroorganisme pertlu diperhatikan karena banyaknya mikroorganisme penyebab penyakit yang bisa menginfeksi manusia melalui, udara, alat, ataupun dari tangan dan bahkan dari bahan pangan (Wikipedia, 2011). Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21% dan gas lainnya 1%. Selain gas juga terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia. Hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1988). Udara sebenarnya bukan merupakan habitat untuk mikroorganisme. Sel- sel mikroorganisme dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan tetesan lidah. Mikroorganisme yang bayak terdapat di udara adlah bakteri dan jamur atau khamir. Mikroba tersebut ada si udara dalam bentuk vegetatif atau dalam bentuk generatif. Mikroorganisme yang berada di atmosfer merupakan spesies yang ada dari sumber dimana mikroorganisme tersebut sebelumnya. Mikroorganisme yang bersal dari tanah terbawa debu angin, demikian juga mikroorganisme yang berasal perairan, mikroba dibawa oleh tetesan air atau angin ke udara. Bakteri yang mampu hidup di lingkungan udara umumnya bakteri gram positif berbentuk batang berspora dan kokus, sedangkan bakteri dari lingkungan laut yang mampu berada di udara adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, sebagian adalah yang membentuk spora (Anonim, 2010). Udara dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi 65
  • 5. dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam fermentasi dan seabagainya. Mikroba yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu, atau terdapat dalam droplet air (Dwyana, 2012). Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di udara. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara (Volk dan Wheeler, 1984). Mikroba yang sering terdapat pada kulit, misalnya bakteri pembentuk spora dan stapilokoki, sedangkan pada rambut sering terdapat kapang. Suatu penelitiaan menunjukkan bahwa masusia dapat mengeluarkan 10 sampai organisme hidup setiap menit, dimana jumlah dan jenisnya tergantung lingkungan disekitarnya (Dwyana, 2012). Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH dari media tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan secara kimia (Lay, 1992). Jumlah mikroba yang terdapat di udara tergantung pada aktivitas linngkungan misalnya udara di atas padang pasir atau gunung kering, dimana aktivitas kehidupan relatif sedikit maka jumlah mikroba juga sedikit. Contoh lain udara disekitar rumah, pemotongan hewan, kandang hewan ternak, tempat pembuangan sampah maka jumlah mikroba relatif banyak (Pelczar, 1988). Mikroba di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan 66
  • 6. anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri dan jamur (fungi) (Sumarsih, 2003). Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen yang ditularkan melalui udara, misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang dapat ditularkan melalui udara pernapasan. Beberapa cara yang digunkan untuk membersihkan udara yaitu (Volk dan Wheeler, 1984). Metode hitung cawan di dasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel (Hadioetomo, 1990). Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan terdiri dari metode hitung cawan (Most probable Number) dan metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode turbidimetri. Tetapi metode ini sukar diterapkan pada bahan pangan, misalnya sari buah, biasanya mengandung komponen-komponen yang menyebabkan kekeruhan sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat di dalamnya (Dwijoseputro, 1987). Alkohol juga merupakan denaturan protein, suatu sifat yang terutama memberikan aktifitas antimikrobial pada alkohol. Di samping itu alkohol juga merupakan pelarut lipid sehingga dapat pula merusak membran sel (Pelczar, 1988). 67
  • 7. BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah: Hari/ Tanggal : Sabtu, 14 Desember 2013 Pukul : 10.00 WITA - Selesai Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA UNTAD 3.2. Alat Dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : A. Alat 1. Cawan petri 2. Pipet tetes 3. Bunsen 4. Erlenmeyer 5. Incubator 6. Colony counter B. Bahan 1. Medium PDA (Potato Dekstrose Agar) 2. Medium NA (Nutrient Agar) 3. Mikroba dari udara 4. Mikroba dari tangan 5. Mikroba dari rambut 6. Mikroba dari lipatan kulit 7. Mikroba dari dalam mulut 8. Alkohol 70% 68
  • 8. 9. Kertas Koran 10.Spritus 11.Sabun 3.3. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu : 1. Menyiapkan cawan petri, bunsen dan medium yang digunakan yaitu NA dan PDA serta memberikan label NA dan PDA pada masing- masing cawan petri. 2. Membuka penutup Erlenmeyer (aluminium foil dan kapas penyumbat) dan memanasi tepi lubang Erlenmeyer hal ini dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi bakteri dari udara karena bagian tersebut akan dialiri medium. 3. Dalam waktu yang bersamaan memanasi tepi cawan petri yang akan dibuka sebagai tempat menuang cairan atau medium dari Erlenmeyer. Menopang cawan petri dengan tiga jari (jari tengah, kelingking anak jari) menahan bagian belakang dengan jari telunjuk dan membuka penutup cawan petri (cukup sedikit terbuka) dengan ibu jari. 4. Kemudian melakukan penuangan dibagian belakang api bunsen. Perlakuan ini sama dengan kedua jenis medium. Mendinginkan medium yang berada dalam cawan petri dengan keadaan tetap tertutup, sebelum dilakukan isolasi.  Untuk uji kontaminasi dengan udara, 1) Meletakkan cawan petri yang telah disiapkan berisi NA dan PDA dalam ruangan tertutup. 2) Mendiamkan dalam keadaan terbuka selama 20 menit. Kemudian cawan petri ditutup dan di inkubasi dalam keadaan terbalik pada suhu 300 C selama 1-2 x 24 jam. 3) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.  Untuk uji kebersihan tangan 69
  • 9. 1) Langkah pertama yang dilakukan adalah mencuci tangan menggunakan sabun dan kemudian dikeringkan. 2) Menyiapkan media NA dan PDA. 3) Menyentuhkan tangan pada media NA dan PDA selama 5 detik. 4) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik pada suhu 300 C selama 2 hari. 5) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.  Untuk uji mikroba pada mulut 1) Menyiapkan media NA. 2) Menghembuskan udara ke dalam medium melalui mulut 3) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik pada suhu 300 C selama 2 hari. 4) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.  Uji Kontaminasi mikroba pada kulit/ lipatan kulit 1) Menyiapkan media NA dan PDA. 2) Memasukkan sampel kulit ke dalam medium melalui mulut 3) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik pada suhu 300 C selama 2 hari. 4) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk.  Uji Kontaminasi Mikroba pada rambut 1) Menyiapkan media PDA. 2) Mengusapkan ujung rambutke dalam medium. 70
  • 10. 3) Menutup cawan petri dan di inkubasi dalam keadaan terbalik pada suhu 300 C selama 2 hari. 4) Menghitung jumlah koloni yang terbentuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan No. Sampel Gambar Jumlah Koloni Jenis Kontaminasi NA PDA NA PDA 1. Udara 1 1 Rhizopus, Trichoderma, Aspergillus Orange 2. Tangan 1 1 Rizhopus, Aspergillus 71
  • 11. 3. Rambut 1 Rhizopus, Aspergillus 4. Kulit 5 3 Rhizopus, Aspergillus, Trichoderma, Aspergillus Kuning, 5. Mulut 3 Rhizopus, Aspergillus, 4.2. Pembahasan Lingkungan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup, baik organisme tingkat rendah maupun tingkat tinggi, uniseluler ataupun multiseluler. Mikroorganisme uniseluler dapat berada dalam air, udara, tanah bahkan pada tangan yang telah dibersihkan dengan sabun antiseptik pun masih ditempati oleh mikroorganisme tersebut. Pada percobaan ini akan dilakukan pengujian sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk mengetahui kandungan/jumlah mikroorganisme yang terdapat di berbagai tempat dan medium. Uji sanitasi lingkungan adalah pengujian atau metode yang digunakan untuk mengamati tingkat pertumbuhan mikroba yang ada pada sekitar lingkungan. Percobaan ini di lakukan dengan menggunakan beberapa sampel yaitu mikroba yang di ambil pada udara bebas di dalam laboratorium, udara dalam mulut, lipatan kulit manusia, dan rambut. 72
  • 12. Medium yang digunakan pada percobaan ini yaitu medium NA (Nutrient Agar), medium PDA (Potato Dextrose Agar). Medium yang akan digunakan, sebelumnya dipanaskan dengan hotplate sekitar ± 15 menit untuk mengencerkan dan mensterilkan medium. Medium kemudian dituang kedalam cawan petri yang sebelumnya telah difiksasi, penuangan medium dilakukan dengan steril diatas nyala api bunsen dan tidak boleh banyak bicara untuk menghindari masuknya mikroba mulut dan mikroba dari udara disekitarnya. Medium kemudian dibiarkan hingga padat agar tidak rusak ketika digunakan untuk menguji sanitasi lingkungan. Uji mikroba pada udara lingkungan laboratorium, pada medium PDA mempunyai jumlah koloni 1 yang berwarna putih. Pada medium NA koloninya juga berjumlah 1 dan berwarna putih susu. Brdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada medium NA mikroba-mikroba lain yang merupakan kontaminasi lebih banyak dibandingkan pada medium PDA, hal ini menandakan bahwa pada medium tersebut terdapat nutrisi yang lebih yang merupakan makanan dari mikroba . Perlakuan selanjutnya yaitu uji mikroba pada lipatan tangan. Untuk medium NA berwarna putih susu dan memiliki jumlah koloni 1. Sedangkan untuk medium PDA jumlah koloni 1. Berdasarkan pengamatan pada medium PDA itu lebih banyak ditumbuhi mikroba karena nutrisi untuk mikroba lebih banyak. Untuk uji mikroba pada mulut dilakukan dengan meniupkan udara dari mulut pada cawan petri yang telah dituangkan medium, medium yang digunakan disini hanyalah medium NA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam mulut ada mikroba atau tidak. Setelah itu, medium disimpan di dalam inkubator dan akan diamati selama 2 hari. Setelah dua hari diperoleh hasil pengamatan pada medium NA ditumbuhi oleh satu mikroba saja yang berjenis bakteri dengan jumlah koloni 3. Selanjutnya dilakukan uji mikroba pada permukaan kulit. Medium yang digunakan sebagai tempat pengembang biakkan adalah PDA dan NA. Kedua medium ini dituangkan ke dalam cawan petri. Setelah itu mengoleskan 73
  • 13. swap pada permukaan kulit. Setelah itu, melakukan penggoresan dengan cara gerakan zig-zag pada permukaan masing-masing medium. Setelah diinkubasi dipeoleh hasil pada medium NA jumlah koloni mikroba adalah 5 koloni. Dan pada medium PDA juga berjumlah 3 koloni. Dan pada perlakuan terakhir itu juga dilakukan pengujian terhadap rambut dengan menggunakan medium PDA dan diperoleh hasil setelah diinkbasi jumlah koloninya adalah 1. Pada percobaan ini terjadi kesalahan dimana pengamatan dilakukan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. Sehingga jumlah koloni yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang semestinya karena telah bergabung menjadi 1 koloni yang lebih besar. Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain faktor nuktrisi juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Berdasarkan kisaran suhunya, bakteri diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, salah satunya yaitu kelompok bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C. Bakteri-bakteri yang kami uji dalam percobaan ini tergolong dalam kelompok ini. Sedangkan untuk pertumbuhan kapang, suhu yang diperlukan berkisar 16° - 28 °C, dengan suhu optimum 20° – 25 °C. Untuk kapang memiliki suhu pertumbuhan optimal yaitu 25°– 30 °C, dengan suhu maksimal 35° – 47 °C. Selain suhu pertumbuhan miroba dipengaruhi juga oleh pH (keasaman). Bakteri dapat tumbuh baik pada medium yang memiliki pH sekitar 7,2-7,6 karena pada kadar pH tersebut banyak mengandung protein. Sedangkan fungi (kapang dan khamir) lebih menyukai suasana asam pH 5,2-5,8 karena pada kadar pH yang asam banyak terdapat karbohidrat yang cukup sebagai sumber makanannya. 74
  • 14. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Uji sanitasi lingkungan adalah pengujian atau metode yang digunakan untuk mengamati tingkat pertumbuhan yang ada pada sekitar lingkungan. 2. Jenis mikroba yang tumbuh pada NA yaitu bakteri yang bentuknya coccus dan bacillus yang berwarna putih susu dan putih kecokelataan. Dimana jumlah koloni bakterinya semakin bertambah. Sedangkan pada PDA yang tumbuh adalah kapang yang berwarna putih, bentuk morfologinya bulat dan memanjang serta terdapat hifa. Dimana jumlah koloninya semakin bertambah. 3. Faktor lingkungan sangat penting dalam usaha pengendalian kegiatan mikroba baik untuk kepentingan proses maupun pengendalian. 75
  • 15. 5.2. Saran Untuk prakikum selanjutnya agar berusaha untuk menjaga kesterilan dalam melakukan praktikum, agar mikroba/media dapat lebih mudah diamati dan tidak terkontaminasi oleh mikroba-mikroba lain. Daftar Pustaka Pelczar, Michael W., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, UI-Press, Jakarta. Volk, 1998, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta. Dwyana, 2011, Mikrobiologi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dwyana, 2012, Mikrobiologi, Universitas Hasanuddin, Makassar. Yani, 2010, Laporan Praktikum Mikrobiologi ( http://www.scribd.com/doc/71890 640/Laporan-Praktikum-i-Yani.html), Diakses 28 Desember 2013, Palu. . 76