1. Andragogi adalah ilmu dan seni membantu orang dewasa belajar berdasarkan asumsi bahwa orang dewasa memiliki kebutuhan untuk belajar secara mandiri dan diterima pengalamannya.
2. Teori andragogi menekankan peran pendidik sebagai fasilitator dan partisipan sebagai pusat pembelajaran melalui pengalaman dan pemecahan masalah.
3. Empat tahap pembelajaran andragogi yaitu merumuskan tujuan
1. Andragogi : Teknologi Perlibatan
Pembelajaran Orang Dewasa
Disusun Oleh:
1. Nur Hidayatun (1201412029)
2. Noor Salamah (1201412046)
3. Falakhul Auliya (1201412048)
4. Andika Pratama (1201412053)
pbod
2. Pada tahun 1920an pendidikan orang dewasa
terorganisir secara sistematis, pendidik mulai
mengalami masalah dalam menerapkan
pedagogi (ilmu dan seni mengajar anak-anak)
diantaranya adalah berkenaan dengan
pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan
sebagai suatu proses transmisi pengetahuan
sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat modern karena pendidikan orang
dewasa merupakan proses inkuiri sepanjang
hayat dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
3. Andragogi merupakan ilmu atau seni
membantu orang dewasa belajar. Asumsi
yang mendasari andragogi adalah bahwa
pertisipan orang dewasa memiliki kebutuhan
psikologis yang bukan saja menjadi individu
swa-arah (self-directing), melainkan juga
kebutuhan untuk diterima oleh orang lain
sebagai individu yang mampu mengarahkan
dirinya sendiri (self-directing). Dalam model
andragogi peran pendidik adalah sebagai
teknisian, pembimbing, dan juga
narasumber.
4. Teori Andragogi dikembangkan oleh
Knowles, ia mendeskripsikan bahwa
andragogi sebagai seni dan ilmu
membantu orang dewasa belajar. Dia
percaya bahwa tindakan belajar paling
besar terjadi apabila metode pembelajaran
yang digunakan melibatkan pembelajaran
didalam inkuri yang diarahkan sendiri oleh
partisipan.
Andragogi sebagai Teknologi Pelibatan dalam
Pembelajaran
5. Pendidik hendaknya
menempatkan tanggung jawab
belajar ditangan partisipan.
Pendidik harus mampu
mengembangkan metode-metode
pembelajaran yang
memungkinkan partisipan
mengakses kebutuhannya sendiri
6. Pendidik hendaknya mampu
menciptakan lingkungan belajar
yang memiliki kekayaan informasi
atau pengalaman belajar
sehingga partisipan mampu
belajar optimal.
Pendidik hendaknya mampu
mempertahankan kondisi interaksi
kelompok dimana setiap
partisipan dapat memperoleh
keuntungan yang maksimum atas
tindakannya didalam kelompok.
7. 4 tahap yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang
pembelajaran
1
• Pendidik dan kelompok partisipan
bekerjasama merumuskan model perilaku,
kompetensi atau karakteristik yang perlu
dilakukan oleh partisipan
2
• Menyajikan pengalaman belajar yang
membantu partisipan mengakses
kompetensinya sekarang dengan
kompetensinya yang telah dirumuskan dalam
model.
8. 4 tahap yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang
pembelajaran
3
• Pendidik membantu partisipan menetapkan
kesenjangan atas kompetensi yang dimiliki
dengan kompetensi yang telah dirumuskan
dalam model.
4
• Berdasarkan pada rumus kesenjangan itu,
partisipan didorong untuk mengidentifikasi arah
belajarnya untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya.
10. 1.Konsep Diri
Yaitu pada dasarnya orang dewasa memandang
dirinya mampu mengatur dirinya sendiri.
Orang dewasa suka akan situasi belajar yang
memperlakukan mereka dengan penuh penghargaan
sehingga mereka akan melakukan proses belajar
dengan
penuh perlibatan diri secara mendalam.
11. 2. Peranan pengalaman belajar
• Sebagai akibat dari pengalaman diri sebagai sumber belajar,
orang dewasa memiliki kesempatan lebih banyak untuk
memberikan kontribusi di dalam proses belajar.
• Orang dewasa memiliki pengalaman yang lebih kaya yang
berkaitan dengan pengalaman baru sehingga mereka
cenderung mengambil makna dari pengalaman yang telah
dimiliki.
• Orang dewasa telah memiliki pola berpikir dan kebiasaan yang
pasti dan karena itu mereka cenderung kurang terbuka.
12. 3. Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar merupakan akibat dari peranan
sosial yang dilakukan orang dewasa dan masa
kesiapan untuk belajar yang dimilikinya. Peranan
sosial akan selalu berubah sejalan dengan
perubahan masa kedewasaan sehingga
mengakibatkan perubahan dalam kesiapan belajar.
13. 4. Orientasi Belajar
Yaitu bahwa orang dewasa memiliki perspektif
untuk secepatnya menerapkan apa yang telah
dipelajari. Oleh karena itu pendidikan bagi orang
dewasa dipandang sebagai proses peningkatan
kemampuan untuk memecahkan masalah
kehidupan yang dihadapi.
14. D. Implikasi Asumsi Dalam Praktik POD
a. Suasana belajar
b. Diagnosis Kebutuhan Belajar
c. Perencanaan Pembelajaran
d. Pelaksanaan Pengalaman
Belajar
e. Evaluasi belajar
Konsep Diri
15. a. Penekanan Pada Teknik Eksperiental
b. Penekanan Pada Penerapan Praktis
c. Belajar Dari Pengalaman
a. Waktu Belajar
b. Pengelompokan Partisipan
Peran Pengalaman
Kesiapan Belajar
16. a. Orientasi Pendidik
b. Pengorganisasian Materi Pembelajaran
c. Perancangan Pengalaman Belajar
Orientasi Belajar