SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  65
Télécharger pour lire hors ligne
Air Conditioning System




AIR CONDITIONING
SYSTEM




Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih bahasa oleh Training Material & Development.
Buku ini tidak boleh diperbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company.


http://training.hmc.co.kr

daniyusuf@gmail.com



                                              1              Training Support & Development
Air Conditioning System


                                  KATA PENGANTAR


Penerbitan ini telah disiapkan untuk teknisi yang berminat belajat tentang sistem kontrol udara.

Sehubungan dengan hal itu, kami sudah mengembangkan kursus baru yang berjudul, “Air
conditioning system” sebagai bagian dari program pelatihan.

Kursus ini dirancang untuk diajar dalam dua segmen; pertama "Penyegaran" yaitu meninjau
ulang ”Prinsip dasar air conditioning system” dan kedua (dan paling utama), yaitu pelajaran ”Full
Automatic Temperature Control System”.

Kursus ini sebagian besar telah didisain untuk diajarkan pada lingkungan workshop dengan
tujuan mempertunjukkan praktek aplikasi dari isi kursus ini "dalam kendaraan".

Harapan kami agar penggunaan buku pelatihan ini dapat mengoptimalkan pengalaman peserta
dan akan menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya secara langsung pada kendaraan
yang diperbaiki di dealer-nya.

Kami berharap agar informasi yang diterima selama kursus ini akan meningkatkan pengetahuan
peseta tentang Air conditioning system. Kami juga membuat agar prosedur yang ditunjukkan
menjadi bagian dari diagnosa rutin yang dilakukan teknisi secara reguler dan diterapkan kapan
saja untuk membantu memastikan agar pelanggan dapat menerima servis yang terbaik.




                                                 2               Training Support & Development
Air Conditioning System


                                                                       Daftar Isi

1. Informasi umum ···································                          9        5. FATC system ······································ 37
 1.1 Heat transfer ····················································         9         5.1 FATC Input & output ···································            37

 1.2 Panas sensitif dan panas laten ······················                     11         5.2 Lokasi part ···················································    38

 1.3 Temperatur dan kelembaban ··························                      11         5.3 Blower Motor speed control ······················                  38

 1.4 Hubungan Tekanan - Temperatur ··················                          12         5.4 Actuator ·······················································   41

2. Pendinginan ·········································· 15                              5.5 Sensor ·························································   44

 2.1 Pendinginan ····················································          15       6. FATC Control panel ···························· 53
 2.2 Bahan pendingin/refrigerant ···························                   16         6.1 FATC dengan AQS ······································             53

3. Langkah pendinginan A C ··················· 21                                         6.2 FATC tanpa AQS ·········································           53

 3.1 Evaporasi ·························································       21         6.3 Perubahan temperature unit ······················                  54

 3.2 Kompresi ·························································        22         6.4 Fungsi switch ··············································       54

 3.3 Kondensasi ······················································         22       7. FATC Control logic ····························· 57
 3.4 Ekspansi ···························································      22       8. FATC Self diagnosis ·························· 59
4. Komponen air conditioner ·················· 23                                       9. Diagnosa A C ······································ 61
 4.1 Compressor ·····················································          23         9.1 Refrigerant AC ············································        61

 4.2 Magnetic clutch ···············································           24         9.2 Cara mencek & mentes bahan refrigerant                             66

 4.3 Safety valve (Pressure Relief Valve) ··············                       24       10. Troubleshooting A C·························· 67
 4.4 Fungsi belt lock safety ···································               25         10.1 Compressor tidak bekerja ························                 67

 4.5 Condenser ·······················································         26         10.2 Blower motor tidak bekerja ······················                 69

 4.6 Receiver drier ··················································         28         10.3 Actuators tidak bekerja ····························              70

 4.7 Pressure switch ··············································            29         10.4 Udara dingin tidak memancar ··················                    72

 4.8 Expansion valve ··············································            32

 4.9 Evaporator unit ················································          33

 4.10 Thermostat ····················································          34

  4.11 Heater unit ·····················································       35

  4.12 Air filter ··························································   36

  4.13 Blower motor assembly ·······························                   36




                                                                                    3                    Training Support & Development
Air Conditioning System

PERHATIAN:

Kesalahan mengikuti prosedur, atau mengabaikan perhatian, peringatan, dan catatan
dapat mengakibatkan cedera pada manusia dan/atau kerusakan /perbaikan kendaraan
yang tidak perlu.


PERINGATAN:

1. Sebelum memperbaiki setiap komponen elektrik, lepaskan kabel battery negatif. Bila tidak
   ada perintah itu, ignition switch harus dalam posisi “off” atau posisi “lock”.
2. Air conditioner system yang berisikan gas R-134a, membutuhkan penanganan khusus agar
   tidak terjadi kecelakaan manusia. Ikutilah selalu instruksi khusus dibawah ini dalam
   menanganinya:
   a) Gunakan selalu pelindung mata dan bungkus sekitar fitting, valve dan koneksinya dengan
      kain bersih saat merawat refrigerant system.
   b) Selalu bekerja pada tempat yang berventilasi dan hindari menghirup hembusan
      refrigerant.
   c) Jangan mengelas atau mencuci dengan steam atau memanaskan tiap pipa atau
      komponen air conditioner.
   d) Jangan membiarkan refrigerant bersentuhan langsung dengan kulit anda. Jika gas R-
      134a bersentuhan dengan bagian badan anda, basuhlan dengan air pada bagian itu dan
      segeralah mencari bantuan medis.
   e) Ketika menggantikan tabung R-134a, pasang kembali heavy metal screw cap setelah
      dilepaskan.
   f)   Jangan membawa refrigerant container dalam ruang penumpang kendaraan ketika
        mengisi gas R-134a
   g) Ketika mengisi gas tabung kecil R-134a dari tabung besar, jangan mengisi tabung itu
      secara penuh. Siapkan selalu ruang diatasnya untuk pengembang cairan gas itu.
3. Sebelum melakukan pelepasan, pembongkaran, atau penggantian tiap pipa atau komponen
   air conditioner, seluruh gas refrigerant harus benar-benar dihisap dengan menggunakan
   peralatan recovery untuk gas refrigerant yang diizinkan.
4. R-12 tidak cocok dengan R-134a. Mengunakan R-12 pada air conditioner system R-134a
   akan menyebabkan kerusakan system tersebut.
5. Jangan melepaskan penutup/caps dari fitting sampai tiap komponen siap untuk dipasangkan.
6. Jangan membiarkan gas refrigerant bocor ke udara. Gunakan peralatan gas refrigerant recy-
   cling saat anda membutuhkan untuk mengisi atau membuang gas dari air conditioner system.
7. Simpan tabung refrigerant pada tempat bersuhu dibawah 40°C (104°F).
8. Jangan membuang tabung gas refrigerant pada tempat bersuhu tinggi/sampah terbakar.




                                             4               Training Support & Development
Air Conditioning System

CATATAN:

1. Pasang kembali bolt pengikat pada lokasi yang sama setelah dilepaskan.
2. Selalu gunakan nomor part pengikat yang tepat.
3. Kencangkan selalu pengikat dan fittingnya dengan nilai torque yang tepat. Tidak tepatnya
   atau kelebihan pengencangan dapat menyebabkan kerusakan atau kebocoran pada air
   conditioner system.
4. Setiap waktu air conditioner system selalu berhubungan langsung ke atmospir, ia seharusnya
   secara benar dikeluarkan sebelum mengisi ulang R-134a.
5. Seluruh part harus ada dalam temperatur ruangan sebelum dibuka untuk mencegah dari kon-
   densasi uap air kedalam komponen-komponen.
6. O-ring dan seal harus dalam kondisi yang baik. Kotoran atau debu, pada permukaan sealing
   dapat menyebabkan refrigerant bocor.
7. Ketika mengencangkan O-ring fitting, pasangan fitting harus ditahan dengan kunci/wrench
   agar mencegah terpuntirnya seal dan berikanlah pengencangan yang benar.
8. Ingatlah untuk memasang kembali service valve caps setelah mengisi kembali air conditioner
   system.
9. Flexible hose lines janganlah bengkok dalam radius yang tidak lebih dari empat kali dari
   diameter hose-nya.
10. Flexible hose lines janganlah dibiarkan dekat dengan exhaust manifold sekurangnya berja-
    rak sekitar 2.5 inches (64mm) diantaranya.
11. Jagalah seluruh tools dan parts agar bersih dan kering.
12. Gunakan penutup pengaman untuk menghindari kerusakan pada body kendaraan.
13. Saat memasang air conditioner lines atau electrical harness, jalurnya harus benar jangan
    menyentuh bagian parts yang bergerak.




                                                5             Training Support & Development
Air Conditioning System


1. Informas umum
1.1 Penyerapan panas
Analisa penyerapan panas dikembangkan dari konversi massa dan energi dari hukum
thermodynamika, hukum kedua dari thermodynamika, dan tiga tingkat ekuasisi yang dijelaskan
sebagai berikut: konduksi, radiasi, dan konveksi.

Penyerapan panas dilakukan melalui bahan padat, digunakan sebagai konduksi, yang
melibatkan energi di tingkat molekul. Radiasi adalah suatu proses yang menyalurkan energi
melalui satuan energi pengembangan cahaya dari satu permukaan ke permukaan lainnya.
Konveksi adalah pemindahan panas yang tergantung pada tingkat konduksi dari permukaan
padat ke cairan yang berdekatan dan pergerakan cairan sepanjang permukaan atau menjauh
darinya. Dengan begitu mekanisme pemindahan panas jauh berbeda dari yang lain; sehingga,
mereka semua mempunyai karakteristik yang umum, karena tergantung pada temperatur dan
dimensi fisik dari objek yang dipertimbangkan.



1.1.1 Konduksi
Pertimbangan fluktuasi tenaga yang timbul dari
konduksi penghantar panas sepanjang batang padat,
hal itu sebanding dengan perbedaan temperatur dan
area   penampangnya      dan    berbanding    terbalik
dengan panjangnya.

Penghantar panas dan tingkat konduksi penyaluran
panas, dihubungkan dengan struktur molekul bahan
itu. Semakin dekat kemasan molekul yang teratur
                                                                Gambar1-1. Konduksi panas
dari suatu bahan akan dapat memindahkan energi
yang lebih baik dibanding molekul yang teracak dan
tidak padat dari bahan bukan metal.

Elektron bebas di dalam suatu metal juga berperan untuk menghantarkan panas yang tinggi.
Penghantaran panas pada bahan yang lebih sedikit tidak padat akan lebih rendah dari bahan
metal. Bahan organik dan berserat, seperti kayu, penghantar panasnya masih lebih rendah.
Penghantar panas dari bahan cairan nonmetallic biasanya lebih rendah dari bahan yang padat,
dan penghantar panas pada gas dalam tekanan atmospir adalah juga lebih rendah. Pengurangan
penghantaran panas ini bisa dihubungkan dengan ketidak-adanya bahan intermolecular kuat
yang mengikat dan ruang molekul yang ada secara luas seperti halnya cairan.


                                                    6         Training Support & Development
Air Conditioning System

1.1.2 Radiasi
Perpindahan radiant-energy dihasilkan ketika satuan energi
cahaya dipancarkan dari satu permukaan ke permukaan lain.
Ketika energi mencapai permukaan lain penyebaran satuan
energi cahaya diserap, direfleksikan, atau dipancarkan melalui
permukaan     itu.   Energi   tersebut     menyebar         dari    suatu
permukaan digambarkan dalam bentuk tenaga emisive. Hal
itu dapat ditunjukkan dari pemikiran thermodynamika bahwa
tenaga emissive adalah sebanding dengan tenaga keempat
dari temperatur absolut. Sifat penting dari pertukaran radiasi
                                                                                 Gambar 1-2. Radiasi
energi ini adalah radiasi yang meninggalkan suatu permukaan
itu disebarkan secara tidak bersamaan ke segala jurusan.
Oleh karena itu hubungan geometris antara dua permukaan
mempengaruhi pertukaran radiasi energi antara keduanya.
Karakteristik optimal dari permukaan itu juga mempengaruhi
tingkat perpindahan panasnya.



1.1.3 Konveksi
Tingkat   penyamaan      konveksi    pemindahan             panas
awalnya diusulkan oleh Newton pada tahun 1701,
tentang pengamatan atas gejala phisik, q=hc A (Ts-Tf).
Persamaan ini secara luas digunakan dalam rancang-
bangun walaupun itu adalah lebih merupakan definisi hc
dibandingkan sebagai hukum phenomenologik untuk
                                                                       Gambar 1-4. Alcohol menguap dari
konveksi (pemindahan panas). Jadi, inti dari analisa
                                                                       kulit.
konveksi pemindahan panas adalah evaluasi dari hc.
Hal itu merupakan suatu kerja, dimana panas ditransfer
sebagai gerakan gas atau cairan. Suhu panas yang                                      Gas
tinggi diangkat oleh float age (pelampung usia) dan sisi
panas yang rendah adalah dataran yang berkaitan
dengan      perubahan       kepadatan      udara        menurut
perbedaan     temperatur.     Pada       waktu   ini,       panas
dipindahkan sebagai cairan.                                                                    Panas
                                                                               Gambar 1-3. Konveksi




                                                        7                   Training Support & Development
Air Conditioning System

1.2 Panas sensitip dan panas latent
Disebut panas sensitip karena panas ditingkatkan atau diturunkan ketika temperatur dari suatu
bahan berubah, tetapi kondisinya tidak berubah saat panas itu sedang ditingkatkan atau
diturunkan. Disebut panas latent karena temperaturnya tidak berubah, tetapi status bahannya
(uap air, cairan dan kepadatan) berubah. (Contoh) Jika panas dinaikkan pada es (-150C) maka
temperatur akan diangkat. Kemudian suhu es akan menjadi 00 C, dan jika panas lebih lanjut
ditingkatkan es akan meleleh dan dirubah menjadi air. Temperatur berubah menjadi diatas 00 C.
Jika setelah es meleleh dipanaskan lagi maka              temperatur air akan diangkat ke 1000 C. Jika
panas ditingkatkan lagi maka temperatur menjadi lebih dari 1000C tetapi air akan mendidih
kemudian menguap, sehingga jumlah air akan berkurang. Jika panas ditingkatkan lagi pada uap
air itu maka temperatur uap air akan diangkat juga tetapi kondisinya tetap. Inilah apa yang
disebut panas sensitip dimana kondisinya tidak berubah ketika temperatur dinaikkan, dan disebut
panas latent dimana kondisinya berubah tetapi temperaturnya tidak berubah walau panas
ditambahkan.


1.3 Temperatur dan kelembaban udara
0
C dan 0F digunakan untuk mengukur kondisi panas/dingin dari suatu bahan.

Temperatur titik pengembunan: Jika air es ditaruh pada gelas di musim panas, maka embun
muncul di permukaan gelas. Hal ini disebut 'kondensasi', dan temperatur kondensasi ini disebut
'temperatur titik pengembunan'.

Udara kering: Adalah suatu kondisi udara yang sangat kering belum termasuk uap air
didalamnya, sebenarnya hal ini tidak benar-benar ada.

Kelembaban udara dan Kelembaban udara jenuh: Itu adalah pencampuran udara kering dan
uap air, dan hal ini disebut "kelembaban udara jenuh" dimana kondisi tersebut akan membuat air
turun karena air keluar dari udara ketika kelembaban udara menjadi jenuh.

Kelembaban udara mutlak: Hal itu menandakan kondisi kelembaban udara dimana berat air
yang ada terjadi dalam udara yang kering.

Titik kritis dan temperatur kritis: Uap air pada kelembaban udara yang jenuh ada diantara
sekitar cairan yang didinginkan berlebihan dan uap air yang dipanaskan.

Jika peningkatan penyetalan tekanan uap air dari kelembaban udara jenuh yang dilakukan
secara perlahan itu dihilangkan maka uap air itu akan berubah menjadi kondisi yang bukan
cairan ataupun uap air.

Titik itulah yang disebut temperatur 'titik-kritis' dan 'temperatur kritis'.


                                                      8                 Training Support & Development
Air Conditioning System

1.4. Hubungan Tekanan-Temperatur
Pelajaran tentang pisika menyangkut hukum yang menjelaskan hubungan antara tekanan dan
temperatur pada saat terjadi cairan kemudian berubah menjadi uap air itu dinamakan “titik
didih”.

Pernyataan hukum tersebut seperti berikut ini:

A. Jika tekanan berlaku atas cairan ditingkatkan, maka titik didih cairan itu akan meningkat.

B. Penurunan tekanan yang berlaku atas cairan, maka titik didih cairan itu akan menurun.

DaIam kata lain, air dalam tekanan vacuum akan mendidih pada temperatur yang kurang dari
100       sementara dimana air dalam sebuah pressure cooker atau cooling system sebuah
      •



kendaraan yang tertutup rapat akan mendidih pada temperatur yang lebih dari 100 .
                                                                                    •




(Contoh) Ketika cooling system ditutup dan dibawah tekanan, titik didih akan lebih tinggi dari
100 •. Tetapi ketika pressure cap dilepaskan, maka titik didih air pendingin itu akan segera
menurun.




                Air tidak menguap.


                     Suhu air
                   Diatas 100 •                                    Suhu air
                                                                 Diatas 100 •


             Pressure Cap Dipasangkan                      Pressure Cap Dilepaskan

                                Gambar 1-5. Hubungan Tekanan-Temperatur




                                                 9                Training Support & Development
Air Conditioning System

1.4.1. Hubungan Tekanan-Temperatur A/C system
Tekanan yang ditingkatkan oleh compressor A/C akan menaikkan titik didih dari bahan
pendinginnya (refrigerant). A/C system dirancang untuk beroperasi agar temperatur udara yang
tepat dapat dihasilkan untuk melepaskan panas dari udara ruangan penumpang.

Ada hubungan yang membatasi antara cairan bahan pendingin dan uap air dalam udara. Ketika
refrigerant yang terkurung dalam sistem A/C ditingkatkan temperaturnya maka ia akan selalu
menghasilkan peningkatan dalam tekanannya, walaupun compressor A/C tidak beroperasi pada
saat itu.

Titik didih dari R-12 di tempat ketinggian permukaan air laut adalah -29.79•. Tetapi temperatur
titik didih ini akan lebih rendah dari (-26.5•) pada system R-134a, dimana tekanan yang terbaca
juga cenderung menjadi lebih rendah karena hubungan tekanan-temperaturnya.

Tekanan A/C diekspresikan dalam gauge dengan tekanan positive dalam kg/cm2 atau tekanan
negative (Vacuum) dalam cmHg.
Sekarang anda telah mengulangi pelajaran dasar, sekarang marilah kita ambil pelajaran itu
semua sebagai pelajaran dasar untuk mempelajari bagaimana system A/C bekerja.



2. Pendinginan
2.1 Refrigerasi (proses pendinginan)
Proses ini akan membuat keadaan dimana temperatur bahan pendingin akan lebih rendah dari
suhu sekitarnya sehingga dapat melepaskan tenaga panas dari uadara disekitarnya. Bahan
pendingin akan dirubah menjadi padat, cair dan uap. Bahan itu dinamakan juga sebagai
“refrigerant” yaitu bahan pendingin yang digunakan pada saat ini.

2.1.1 Prinsip pendinginan:
Perubahan kondisi dari bahan pendingin itu mempunyai kemampuan merubah panas.             Pada
umumnya, alat pendingin (refrigerator) mengoperasikan refrigerant untuk menghisap panas
uadara disekelilingnya. Ada berbagai macam cara kerja refrigerator ini:

1)    Pendinginan dengan mengabutkan panas

     Cara ini akan membuat bahan cair pendingin mudah dikabutkan, maka ketika ia akan
     melakukan proses pendinginan ia akan menarik dan melepaskan panas dari bahan itu.
     Contoh system ini adalah:

     - Vapor compression refrigerator



                                               10                Training Support & Development
Air Conditioning System

     - Suction refrigerator
     - Nitrogen refrigerator
2) Pendinginan dengan menghilangkan panas

      Cara itu dilakukan dengan menghisap panas (79.68kcal/kg) pada suhu 0• ketika es dicairkan.

3)     Pendinginan dengan mensublimasi panas

      Cara itu digunakan pada es kering, dimana es kering akan menghisap panas dari udara
      sekitarnya sehingga membuat es kering itu menjadi gas.

      Saat itu juga ia akan membuat panas udara disekitarnya menurun karena suhu sublimasi dari
      es kering itu.

4)     Pendinginan dengan pemampatan bahan pendingin

      Jika uap cair bahan pendingin ini ditekan lalu disemburkan dan dikeluarkan pada ruang
      bertekanan rendah, temperaturnya akan meurun, sehingga akan membuat panas
      disekitarnya menurun.

                               Melepaskan Panas


                                                Uap
                               Kondensasi

                                         Refrigerant
                                                  Menguap

                                       Cairan

                                                           Menghisap Panas



                                   Gambar 2-1. Sifat dari refrigerant


2.2 Refrigerant
Bahan ini akan menyalurkan panas dari sisi temperatur rendah ke sisi temperatur tinggi, dimana
ia akan berubah dari cair ke gas pada tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di
tempat bertemperatur tinggi. Bahan pendingin ini harus dipadatkan dengan mudah di bawah
tekanan yang rendah.




                                                      11                Training Support & Development
Air Conditioning System

2.2.1. Kondisi refrigerant

   Titik didihnya rendah: Jika menggunakan bahan pendingin yang terlalu tinggi titik didihnya,
   tekanan hisapan compressor akan sangat rendah. Kemungkinan bahan yang dialirkan
   tercampur gas yang tidak dipadatkan dan bahan pendingin ini akan bocor jika perbedaan
   tekanan terjadi terlalu besar.
   Panas latent dalam menguapkan bahan pendingin ini harus tinggi: Jika panas latent saat
   penguapan tinggi, sungguhpun bahan pendingin ini tidak banyak diuapkan, pendinginan
   dapat dioperasikan secara efisien.
   Tekanan kondensasi harus selalu rendah: Jika tekanan gas itu terlalu rendah, maka gas yang
   tidak dikondensasi dapat dialirkan, tetapi jika tekanan gas terlalu tinggi, sistem itu akan
   mudah rusak.
   Volume uap airnya harus kecil: Semakin kecil volume uap air yang dihisap oleh compressor,
   maka semakin kecil juga jumlah uap air yang dikeluarkan.
   Gas yang dikeluarkan dari compressor harus rendah: Jika gas yang dikeluarkan compressor
   tinggi, maka tidak hanya efisiensi volume yang dikurangi tetapi juga oil akan jadi karbon atau
   dipastikan fungsi pelumasan akan dapat berkurang juga.
   Temperatur kritis harus cukup tinggi: Jika temperatur kritis rendah, hal itu tidak bisa
   digunakan sebagai bahan pendingin sebab bahan pendingin itu tidak dapat diuapkan.
   Karat yang rendah: Bahan pendingin tidak memerlukan bahan berkarat di dalam sistem itu.
   Non-conductor: Bahan itu selain harus tidak berkarat juga bukan pengantar, dan nilai voltase
   harus tinggi.


2.2.2. Tujuan penerapan R-134a

Efek kerusakan pada lapisan ozon dan lingkungan karena Chloro-Fluoro-Carbons (CFC), yang
digunakan pada air conditioning system kendaraan, merupakan masalah yang sudah diketahui.
Di tahun terakhir ini, dunia tengah membiayai dalam meningkatkan perhatian terhadap masalah
yang berhubungan dengan perlindungan lingkungan hidup. Perhatian terbesar di antara masalah
itu adalah kerusakan pada lapisan ozon.

Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar matahari ultra violet yang berbahaya, dengan
demikian perlindungan hidup di atas bumi dapat dilakukan. Untuk itu R-12 yang telah lama
digunakan sebagai bahan pendingin untuk proses air conditioning system kendaraan perlu
dipertimbangkan, ilmuwan telah menemukan bahwa R-12 adalah salah satu penyebab dari unsur
perusak lapisan ozon. Untuk menggantikannya sebagai bahan pendingin baru, R-134A, telah
dikembangkan.




                                              12                Training Support & Development
Air Conditioning System




 Gambar 2-2. Bentuk dan kerusakan ozone

 - Pemisahan oxygen                                  - Kerusakan ozone
        Naik ke atas                                        CFC naik ke atas
   O2    •    O   *    O (analysis)                      CCl2 F2(R-12) • CI + O3 • CIO * O2
 - Pembentukan ozone
   O2    +    O   •    O3 (Kombinasi)                    CIO + O   •     CI * O2

                            Name              Life (Year)               ODP            GWP

        CFC                CFC –11             47 ~ 80                   1.0            1.0

                           CFC – 12            85 ~ 150                0.9 ~ 1.0      2.8 ~ 3.4

                          CFC – 113            96 ~ 117                0.8 ~ 1.0      1.3 ~ 1.4

                          CFC – 114           210 ~ 320                0.6 ~ 0.8      3.7 ~ 4.1

                          CFC – 115           390 ~ 680                0.3 ~ 0.5      7.4 ~ 7.6

        HFC               HCFC – 22            15 ~ 23              0.04 ~ 0.05      0.32 ~ 0.37

                          HFC – 134a            8 ~ 11                    0          0.24 ~ 0.29


                               Daftar 2-1. Umur dari CFC dalam udara

R-134A telah terpilih sebagai cairan alternatif yang tidak punya potensi untuk merusak ozon,
dengan sifat termodinamik serupa dengan R-12 yang lalu. Ada perbedaan penting antara dua
bahan pendingin ini. Yang paling penting, oil yang digunakan dalam R-12 dan R-134A tidaklah
dapat dipertukarkan dan tidak bisa dicampur, walaupun sedikit. Artinya untuk mencegah
pencemaran dan penggunaan peralatan servis untuk masing-masing jenis bahan pendingin
diperlukan. Sebagai tambahan, R-134a jauh lebih dapat larut dalam air, maka fitter-driers harus
mempunyai penyerapan yang lebih besar dan A/C system yang menggunakan R-134a
memerlukan special hose sebab R-134A system beroperasi pada tekanan yang sedikit lebih
tinggi dibanding R-12 system pada temperatur yang sama.


                                                13                 Training Support & Development
Air Conditioning System

2.2.3. R-134a characteristics

Keuntungan:
   Tidak ada CI
   Menstabilkan struktur molekul.
   Struktur thermodynamika serupa dengan R-12.
   Tidak dapat terbakar dan tidak beracun.
Kerugian:
   Pendinginan menurun pada saat suhu kondensasi sama dengan R-12.
   Masalah penggunaan bahan karet dan plastik.
   Tidak – tercampur dengan compressor oil (Mineral oil).


2.2.4 Perhatian saat memelihara A C
   Haruslah diperhatikan terhadap penyerapan sendiri (self-suction) selama penyimpanan PAG
   cooling oil.
   NHBR sebagai bahan penutup harus digunakan.
   Nylon coating hose perlu digunakan sebab tingkat penyerapan atau pengisapan air pada
   refrigerant ini tinggi.
   Ketika mengisi refrigerant, peralatan khusus yang digunakan untuk memvacuum dan mengisi
   pada waktu yang sama, harus cocok untuk fitting yang baru.
   Jagalah tingkat kevacuuman yang sama dengan R-12.
   Jika pengisapan air dari cooling oil terlalu banyak, akan ada masalah ketika melumasi
   compressor, sehingga membuat ketahanan compressor lebih buruk.



2.2.5. Pernyatan rumusan refrigerant


   R–                               a          Menunjukkan keseimbangan
                                        Angka dalam satuan: Jumlah atom fluorine (n)
                                 Angka dalam puluhan: Jumlah atom hydrogen (n+1)
                     Angka dalam ratusan: Jumlah atom carbon (n-1)


                  R-12 (CFC – 12)                                     R – 134a (HFC –134a)

                       CCl2 F2                                              CH2 FCF3

                             F                                              F      F



                                                       14               Training Support & Development
Air Conditioning System

              Cl       C          Cl                              H       C        C       H

                       F                                                   F       F

                    C: n = 1                                               C: n = 2
                    H: n = 0                                               H: n = 2
                    F: n = 2                                               F: n = 4
                    Cl: n = 2



2.2.6. Perbandingan refrigerant


           REFRIGERANT                            R-134a                           R-12

           Rumus molekul                         CH2FCF3                         CCL2F2
            Berat molekul                         102.03                          120.91
         Titik didih (1atm,¡Æ )
                            C                      -26.14                         -29.79
            Titik beku (°C)                         -108                           -155
        Temperatur kritis (°C)                    101.29                          111.8

     Tekanan gas yang diizinkan             2.98 kg/ cm2 (0¡Æ )
                                                            C             3.15 kg/ cm2 (0¡Æ )
                                                                                          C
                                           17.11 kg/ cm2 (60¡Æ )
                                                             C           15.51 kg/ cm2 (60¡Æ )
                                                                                           C
                                          47.04 kcal/ cm2 (0¡Æ )
                                                             C           36.43 kcal/ cm2 (0¡Æ )
                                                                                            C
       Panas latent pengabutan
                                          33.18 kcal/ cm2 (60¡Æ )
                                                              C          27.33 kcal/ cm2 (60°C)
        Kemampuan terbakar                         Tidak                          Tidak
         Mengandung racun                   Mungkin (terbakar)                    Tidak
   W aktu bertahan dalam atmospir              8~11 Tahun                      95~150 Tahun


                                  Daftar 2-2. Perbandingan refrigerant




                                                  15                  Training Support & Development
Air Conditioning System


3. Langkah pendinginan air conditioning
Ada 4 langkah operasi pendinginan, dan refrigerant disirkulasikan berulang kali dengan
perubahan-perubahan sebagai berikut (Cair             Uap    Cair).



                 Panas sihisap
                                                       Evaporator

                                                             Blower Motor
                                                            Expansion Valve




                                                                 Compressor
                     Condenser



                                                                       Receiver Drier


                     Panas dilepaskan


                                  Gambar 3-1. Langkah pendinginan

3.1.    Evaporasi:
Refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh
hisapannya sendiri dimana saat proses evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar
evaporator.

Udara melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam kendaraan oleh
cooling fan; sambil menurunkan temperatur ruangan itu. Cairan refrigerant itu disalurkan dari
expansion valve di dalam evaporator kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan
itu terjadi berulang kali dari kondisi cair ke gas.

Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu berkaitan, jika tekanan di-set maka
temperatur juga akan di-set. Untuk pengabutan yang dilakukan saat temperatur lebih rendah dari
perubahan itu (Cair -> Gas) dalam kondisi seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus
dibuat tetap rendah. Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi secara
kontinyu keluar evaporator oleh hisapan compressor.


                                                      16              Training Support & Development
Air Conditioning System

Kompresi:
Refrigerant ditekan dalam compressor sampai kondisinya menjadi cair dengan temperature yang
tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator dihisap oleh compressor akan membuat tekanannya
tetap rendah didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara
dinamis pada temperature yang rendah (0•). Maka tekanan gas refrigerant ditekan dalam
cylinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan refrigerant akan mudah
menjadi cair walaupun proses pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi.


3.2.   Kondensasi:
Refrigerant dirubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari temperatur yang tinggi didalam
condenser. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu dipancarkan dalam
condenser menjadi cairan dan disalurkan ke receiver drier. Hal itu juga dinamakan proses
kondensasi panas. Panas yang tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh condenser
sehingga refrigerant menjadi dingin dan dapat melakukan proses penyerapan panas di ruangan
dalam kendaraan.


3.3.   Ekspansi:
Tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh expansion valve. Hal itu disebut proses ekspansi,
dimana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigerant
menjadi gas, dan expansion valve ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil menurunkan
tekanannya.
   Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator di-set oleh tingkat pendinginan yang
harus dilakukan dibawah temperatur pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah
refrigerant yang dibutuhkan dengan melakukan pengecekan yang benar.




                              Gambar 3-2. Kerja expansion valve


                                             17                Training Support & Development
Air Conditioning System


4. Komponen-komponen air conditioner
4.1. Compressor
4.1.1 Fungsi

Compressor merupakan unit tenaga dalam A/C system. Ia akan memompa gas refrigerant
dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi discharge (sisi tekanan tinggi dari system) dan
menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah).




                                Gambar 4-1. Compressor swash plate type



a) Fungsi penghisap: proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi dalam
   temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.

b) Fungsi penekanan: proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga membuat
   temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke condenser, dan dikabutkan pada
   temperatur yang tinggi.

c) Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan mensirkula-sikan
   refrigerant berdasarkan hisapan & kompresi.


4.1.2. Pelumasan

Oil pada compressor tersekat dalam ruang oil dan disalurkan ke tiap bagian bersama dengan
aliran tekanan gas refrigerant. Jika compressor dioperasikan, oil dalam compressor akan
dikirimkan karena tekanan yang dikirimkan ke block dibagian bawah dari kedua sisi penampang-


                                              18                  Training Support & Development
Air Conditioning System

rotary, needle bearing, dan shaft seal melalui lubang oil. Compressor akan mengakhiri
pelumasan, dan mengembalikan oil ke ruang bawah melalui suction hose.


4.2. Magnetic clutch
4.2.1. Fungsi

Magnetic clutch dipasangkan pada compressor pulley. Magnetic clutch berputar dan menyalurkan
putaran engine ke compressor, berdasarkan operasi thermostat dan operasi High / Low pressure
switch.

                                     No power                             B+ V


                             Compressor                         Compressor




                                Gambar 4-2. Magnetic clutch berhubungan


4.2.2. Operasi

a) Saat arus mengalir ke magnetic coil (ON)

   -      Pulley assembly (Armature & Rotor Frame) dan clutch pad masing-masing dihubungkan.

b) Saat arus diputus aliriannya ke magnetic coil (OFF)

   -      Pulley assembly (Armature & Rotor Frame) dan clutch pad masing-masing dilepaskan.
   -      Clutch pad tidak menghubungkan rotor dalam pulley assembly. Sehingga, V-belt berputar
          bebas.


4.3. Safety valve (Pressure Relief Valve)
Alat ini berfungsi menstabilkan A/C system ketika menyalurkan refrigerant dan oil melalui PRV
ketika tekanan tinggi terjadi dalam compressor untuk mencegah A/C system setelah dideteksi
bahwa tekanan A/C meningkat ketika condenser fan rusak, refrigerant overcharged (tekanan
melewati batas), dan A/C system terjadi penyumbatan.

Oleh karena itu, refrigerant dan oil harus diisi dan diinjeksi lagi ke dalam A/C system setelah
mengoperasikan PRV.



                                                19              Training Support & Development
Air Conditioning System



 - Tekanan operasi: 35.3~42.2kg/•




                                                Gambar 4-3 Safety valve


4.4. Fungsi pengaman belt lock safety
Ketika mengembangkan engine, jenis belt - 1 umumnya ditujukan untuk mengurangi tenaga yang
hilang. Jika bagian dalam A/C compressor dihubungkan ke belt - 1 terjadi kemacetan atau terjadi
clutch slip, maka belt itu bisa putus. Untuk itu fungsi belt lock control dipasangkan, dan ada
beberapa jenis belt seperti berikut ini.



1. Speed sensor type:

 Perlindungan ini dengan cara memutus tenaga compressor ke belt karena terlampauinya
 perbandingan batas slip normal yaitu perbandingan RPM engine dan RPM compressor dan hal
 itu diditeksi oleh speed sensor yang terpasang pada compressor.



2. Thermal fuse type

 Jenis ini melindungi belt dan engine agar tidak merusak pulley bearing atau menghilangkan
 clutch slip dengan menghentikan kerja clutch oleh pemutusan listrik ke coil yang dilakukan oleh
 temperature fuse (184• OFF) yang terpasang pada clutch compressor dan ia selalu
 mendeteksi panasnya clutch slip.




                                              20               Training Support & Development
Air Conditioning System




                                Gambar 4.4. Thermal fuse type


4.5. Condenser
Condenser didalam air conditioning system merupakan alat yang digunakan untuk merubah gas
refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan
menghilangkan panas dari refrigerant panas ke temperature atmospir. Condenser terdiri dari coil
dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Jenis air
conditioning condenser ini adalah aluminum serpentine type (R-12) dan parallel flow type (R-
134a) ditempatkan di depan radiator kendaraan.
Jenis parallel Flow type condenser lebih memperbaiki efisiensi dan meminimalkan fungsi
pendinginan dibandingkan dengan jenis serpentine Type.




                             Gambar 4-5. R-134A, Parallel flow type


                                              21                Training Support & Development
Air Conditioning System

4.5.1 Fungsi

Perubahan refrigerant dari bentuk gas yang bersuhu dan bertekanan tinggi menjadi cairan yang
bersuhu dan bertekanan tinggi juga belum cukup untuk proses pendinginan selanjutnya.
Karenanya gas refrigerant ini dimasukkan kedalam condenser agar panasnya disalurkan ke
udara luar atau disamakan dengan suhu atmospir.



4.5.2 Operasi

Dari sisi pandang panas, bila temperatur (sekitar 60•) dari refrigerant dalam condenser dan /
atau temperatur udara luar (sekitar 55•) merupakan kegagalan, karena suhu refrigerant akan
menjadi sekitar 57•. Walaupun suhu refrigerant diturunkan hanya sekitar 2~3•, ia tetap akan
berubah dari gas menjadi cairan, karena sifat alami refrigerant.

Condenser kendaraan, yang menggunakan refrigerant R-12 A/C system, adalah berjenis
corrugated type. Tetapi condenser, yang menggunakan refrigerant R-134a system, jenisnya
adalah parallel flow type untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek
pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.




          SERPENTINE TYPE                                  PARALLEL FLOW TYPE




                  (R-12)                                            (R-134a)


                                   Gambar 4-6. Condenser type




                                                22                 Training Support & Development
Air Conditioning System

4.6. Receiver drier
                               Receiver Drier                                       Fungsi



                  Outlet                        Inlet                          1) PENYARINGAN
                                                                                REFRIGERANT

                                                        Desiccant
                                                                               2) PENYIMPANAN
                                                                                REFRIGERANT
                                                        Filter
                                                                               3) PEMISAHAN
                                                                               GELEMBUNG GAS



                               Gambar 4-7. Receiver Drier


4.6.1. Fungsi

Receiver-drier merupakan tabung penyimpan refrigerant cair, dan ia juga berisikan fiber dan
desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi
refrigerant. Receiver-drier menerima cairan refrigerant bertekanan tinggi dari condenser dan
disalurkan ke expansion valve.
a. Jumlah sirkulasi refrigerant haruslah dapat berubah sesuai dengan perubahan beban dari
   langkah pendinginan. Maka, receiver drier akan membantu penyimpanan refrigerant dengan
   benar.
b. Ketika cairan refrigerant tercampur gelembung, fungsi pendinginan akan menurun. Dalam hal
   ini, receiver direr dapat menyalurkan hanya cairan refrigerant saja ke expansion valve dengan
   memisahkan gelembung dari cairan.
c. Ia juga menyaring benda-benda asing dan uap air dari refrigerant dengan menggunakan
   “Desiccant” dan “Filter”.
d. Jumlah refrigerant dapat diperiksa melalui sight glass (R-12).

4.6.2. Struktur dan operasi

Alat itu terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan side glass dlsb. Cairan refrigerant
dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke expansion valve melalui outlet pipe yang ditempatkan
pada bagian bawah main body setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan
desiccant.



                                                 23                 Training Support & Development
Air Conditioning System

4.7. Pressure switch
4.7.1. Dual pressure switch

Dual pressure switch dipasangkan pada refrigerant line di
antara condenser dan receiver drier atau pada receiver
drier. Dual pressure switch, sebagai alat pengaman,
berfungsi untuk menghentikan compressor dengan meng-
off-kan magnetic clutch, ketika tekanan pada high-
pressure line tidak normal tinggi atau rendah.

1. Low pressure:

Jika tidak ada refrigerant dalam system A/C, switch ini
                                                                           Gambar 4-8. Dual
akan terbuka, sehingga memutus pengiriman listrik ke                       pressure switch
compressor clutch.      Ia dapat melindungi kerusakan
compressor.

2. High pressure:

Ia mendeteksi tekanan refrigerant pada sisi tekanan tinggi, jika tekanan yang ada lebih tinggi dari
normal, maka switch akan terbuka dan memutus aliran listrik, untuk menjaga agar tekanan
system A/C tidak melampaui batasnya.




                            Gambar 4-9. Spesifikasi dari dual pressure switch




                                                 24              Training Support & Development
Air Conditioning System




             (Kondisi normal)                                 (Kerja high-pressure switch)
                                Gambar 4-10. Kerja dual pressure switch




4.7.2. Triple pressure switch

Ada 3 nilai dari tekanan yang di-set oleh switch ini, dan ia mengatasi fungsi-fungsi dual switch,
dan middle-pressure switch. Switch ini mendeteksi tekanan refrigerant dan jika tekanannya
dinaikkan, switch akan tertutup dan membuat cooling fan berputar pada posisi high-speed.




      HIGH                                      Low & high switch: Compressor control
                          ECM
    MIDDLE                                      Middle switch: Condenser fan control
      LOW



                                                                        ELECTRIC DIAGRAM

     MEDIUM                            MEDIUM

                                                                        LOW              HIGH

                                                                                MEDIUM


 LOW & HIGH (1)                      LOW & HIGH (2)
                                                                  (1)     (3)                   (4)
          Gambar 4-11. Triple pressure switch




                                                25               Training Support & Development
Air Conditioning System

1. Daftar Compressor & Condenser fan control

       PRESSURE
                               COMPESSOR             CONDENSER FAN             CATATAN
        (Kg/cm2)
        2.3 ~ 15.5                 ON                     OFF              Tekanan meningkat

          15.5 ~                   ON                     ON               Tekanan meningkat

            32                     OFF                    ON               Tekanan berlebiha n

       26.0 ~ 11.5                 ON                     ON               Tekanan menurun

        11.5 ~ 2.0                 ON                     OFF              Tekanan menurun


2. Tingkat Switch ON & OFF


• Low & high switch (kg/cm2)


                                          2.3±0.25              26±2.0
              ON




            OFF
                             2.0±0.2                                       32±2.0
                           (Low switch)                                  (High switch)



• Middle switch (kg/cm2)


                                                                    15.5±0.8
                 ON




              OFF
                                 11.5±1.2              (Middle switch)




                                                26               Training Support & Development
Air Conditioning System

4.8. Expansion valve
Tujuan dari expansion valve adalah membuat cairan tekanan yang tinggi untuk di semprotkan
masuk kedalam evaporator. Ia juga mengontrol, atau sebagai pengatur system untuk mencegah
evaporator dari peluapan dan pembekuan (freezing up).

Expansion valve merupakan jenis pemerata tekanan didalam (Block type). Diaphragm terpasang
dibagian atas dari expansion valve. Dan, ruangan diaphragm atas dihubungkan ke sensing bulb.




                              Gambar 4-12. Expansion Valve




       Gambar 3-2. Kerja expansion valve                 Gambar 4-13. Expansion valve unit




                                             27               Training Support & Development
Air Conditioning System

4.9. Evaporator unit
4.9.1 Fungsi
Evaporator adalah penyalur panas yang lain dalam air conditioning system. Ia memiliki coil dan
fin seperti condenser, tetapi fungsinya berbeda terbalik. Evaporator menerima atom cairan
refrigerant bertekanan rendah dan dingin dari expansion valve. Ketika refrigerant dingin ini
melewati coils dari evaporator, maka pengabutan refrigerant akan menyerap panas dari ruang
dalam kendaraan.




                                 Gambar 4-14. Evaporator unit


4.9.2. Operasi
Keadaan refrigerant setelah receiver drier adalah 100% cair. Segera setelah tekanan cairan itu
turun, mulailah terjadi gelembung, dan dengan demikian, gas itu akan menyerap panas. Panas
ini dilepaskan dari udara yang ditiup lewat cooling fins dari evaporator dan menyebabkan udara
menjadi dingin.
Refrigerant yang benar masuk kedalam evaporator haruslah semuanya cairan 100% setelah
melewati receiver drier dan menjadi 100% gas setelah berada di outlet.




          (Kerja normal)                                     (Evaporator membeku)
                                 Gambar 4-15. Kerja evaporator


                                              28                 Training Support & Development
Air Conditioning System

4.10. Thermostat
Jika temperatur evaporator fin, dimana suhu pengabutan refrigerant, menurun dibawah 0•,
beku/frost atau es akan terbentuk pada fin tersebut, yang menyebabkan menurunnya aliran
udara dan akibatnya akan menurunkana kapasitas pendinginan. Untuk mencegah seperti
pembekuan/frosting ini, dan agar temperature ruang dalam kendaraan dapat disetel sesuai
dengan suhu yang diinginkan, maka thermostats dipasangkan. Alat berupa switch ini terpasang
pada evaporator case dengan pipa kapilernya terpasang dan terbungkus rapat pada evaporator
inlet line.




                    (Struktur)                                 (Lokasi)

                                 Gambar 4-16. Thermostat

Alat itu dihubungkan ke magnetic clutch pada compressor secara serie. Dia akan melepaskan
magnetic clutch ketika temperature permukaan evaporator fin ada dibawah sekitar 0±1•.




              ON




              OFF
                                 0 ±1•                            4•




                                             29               Training Support & Development
Air Conditioning System

4.11. Heater unit
Ketika air pendingin engine dapat dialirkan ke bagian heater core, maka panas dari air
pendingin/coolant dapat disalurkan ke cooler, udara akan dialirkan melalui fin dari heater core
dan masuk ke ruangan penumpang sehingga ruang itu menjadi hangat.




                                       Gambar 4-17. Heater unit




                                    Gambar 4-18. Kerja heater unit




                                              30                  Training Support & Development
Air Conditioning System

4.12. Air filter
4.12.1. Penjelasan

Air filter ini menggunakan combination filter, untuk                  Air filter cover
menyaring debu dan bau dalam udara secara efektif.



4.12.2. Perawatan

Periode penggantian filter adalah 5000 ~ 12,000 km.
Tetapi hal ini dapat menjadi lebih pendek jika kondisi
jalan buruk yang menyebabkan debu dan asap hitam
lebih banyak dalam udara.                                   Gambar 4-19. Air filter cover



4.12.3. Cara melepas

* Lepaskan glove box.

* Tarik bagian pengunci dari air filter cover

PERHATIAN!!
Pastikan bahwa tanda panah pada filter menunjuk
kearah sisi evaporator core.


                                                         Gambar 4-20. Tanda panah air filter

4.13. Blower motor assembly
Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan
dalam penumpang dan mengirimkannya melalui
evaporator core dan heater core, jika dikehendaki.
Alat itu terdiri dari 12V electronic motor dan fan
blade jenis squirrel cage style.

Motor : magnet motor(•70)

1. Tingkat voltage: 12V2. tanpa beban

       - Kecepatan: 3300 rpm (min)

       - Arus: 3.0A (max)                                       + PIN        - PIN
                                                            Gambar 4-21. Blower motor




                                                31            Training Support & Development
Air Conditioning System

2. Dengan beban

      - Tingkat beban: 4.4 kgf-cm

      - Kecepatan : 2900 ±300 rpm

      - Arus : 18.3 ±1.3a (max)

3. Tingkat temperatur digunakan: -30°C ~ 80 °C




                                                 32   Training Support & Development
Air Conditioning System


5. FATC (Full Automatic Temperature Control)
Full Automatic Temperature Control (FATC) adalah suatu system AC yang menonjolkan
seluruh kendali otomatis terhadap kondisi udara yang dikeluarkan AC. FATC juga mengendalikan
sirkulasi dan kelembaban udara di dalam kendaraan. Dengan FATC, pengemudi dapat memilih
temperatur dan fungsi FATC untuk menjaga temperatur itu, dengan mengabaikan temperatur
udara luar yang berubah-ubah. Modul pengontrol FATC ini mengendalikan system air
conditioning, ventilasi, pemanasan, dan sistem defrosting.     Dan sistem pengontrol elektronik ini
secara otomatis melakukan penyetelan katup udara, kecepatan blower, dan langkah compressor.



5.1. FATC Input & output



     INPUT                                             OUTPUT

   AMB SENSOR                                                                      DISPLAY
   FIN SENSOR
                                                HI SPEED RELAY
  INCAR SENSOR

  PHOTO SENSOR                                                                  BLOWER SPEED
                                                    POWER TR
HUMIDITY SENOSR             FATC
   AUTO SWITCH           CONTROL
                                               TEMP ACTUATOR                      MIX DOOR
   OFF SWITCH             MODULE
    A/C SWITCH
                                               MODE ACTUATOR                     MODE DOOR
   AQS SWITCH

   AMB SWITCH
                                               INTAKE ACTUATOR
   TEMP SWITCH                                                                   INTAKE DOOR
                                                AQS CONTROL
   DEF SWITCH

 BLOWER SWITCH                                        ECM                       COMPRESSOR




                                               33                 Training Support & Development
Air Conditioning System

5.2. Lokasi parts

              Ambient Sensor                    AQS
                                                 AQS
                                                                  Triple switch
                                                                    Receiver & Drier
                  A/C Relay,
               Blower Relay
                                         Compressor                  Expansion Valve

                                                                        Blower Relay
                                               HEATER/EVAP
             Photo Sensor
                                                                         Hi Speed
                                                                       Blower Relay

                                       FATC            In-car
                                      Module        Sensor
                                                                   Power TR




                                        Humidity Sensor


                                  Gambar 5-1. Lokasi part FATC
                                 (Itu tergantung dari model-nya.)


5.3. Pengotrol kecepatan blower motor
5.3.1. Power TR

Kecepatan blower dikontrol oleh fan control switch dan power TR. Perubahan fan switch dari
posisi 1 ke 5, mengakibatkan fan berputar lebih cepat.

                                                 Base                                   Emitter




                                                                                         Collector
        Gambar 5-2. Lokasi power TR                             Gambar 5-3. Power TR



                                               34                   Training Support & Development
Air Conditioning System

1). Pemeriksaan power TR metode 1




2). Pemeriksaan power TR metode 2




                                    35   Training Support & Development
Air Conditioning System

5.3.2. High-speed blower relay

Ketika blower switch ada diposisi kecepatan 6th, FATC controller akan menerapkan ground ke sisi
pengontrol dari high-speed blower relay. Hal ini membuat battery voltage, mengalir melalui
kontaknya ke coil dalam high-speed blower relay. Ketika itu terjadi, blower motor beroperasi di
posisi kecepatan tinggi.




                               High-speed blower relay




                 Gambar 5-4. Lokasi high-speed blower relay (Itu tergantung dari model-nya.)


5.4. Actuators
5.4.1. Intake door actuator

Intake door actuator (fresh/recirculation actuator) merupakan 12V electric motor, yang
ditempatkan disisi blower motor assembly, dan dioperasikan oleh intake control switch.

Ia dapat membuat penumpang memilih antara udara segar/fresh (udara luar) atau udara
sirkulasi/recirculated didalam dengan merubah katup masuk (fresh/recirculation) ke posisi yang
diinginkan. Ketika katup itu telah mencapai posisi yang diinginkan, maka actuator akan berhenti.




                               Figure 5-5. Intake door actuator operation
                                      (It depends on the models.)




                                               36                Training Support & Development
Air Conditioning System

5.4.2. Temperature door actuator

TEMP DOOR ACTUATOR ditempatkan di bagian bawah heater unit. Actuator itu mengontrol
posisi dari temperature blend door berdasarkan pada sinyal voltase dari FATC module.
Potentiometer didalam actuator mengirimkan sinyal feedback ke controller dan controller akan
memutus sinyal voltase yang datang dari controller ketika posisi katup yang dikehendaki dicapai.

                                                          [KARAKTERISTIK POTENTIOMETER]




                                     connector
                                     1

                                     2   3   4   5




                                                          Potentiometer mengirimkan sinyal
                                                          feedback (perubahan voltase) ke
                                                          controller.




                     Gambar 5-6. Potentiometer didalam Temperature door actuator
                          mengirimkan sinyal feedback ke FATC controller




                                                 37             Training Support & Development
Air Conditioning System

5.4.3 Mode door actuator

Mode door actuator ditempatkan disisi heater unit.




                                   Gambar 5-7. Operasi mode door actuator




Pemeriksaan

1. Berilah tegangan 12V ke terminal 7 mode actuator dan ground ke terminal 6.

2. Pastikan bahwa mode actuator bekerja seperti dibawah ini ketika terminals 5, 4, 3, 2 dan 1
 diberi ground secara berurutan.

 VENT         BI/LEVEL         FLOOR         MIX         DEF




                                               38               Training Support & Development
Air Conditioning System

5.5. Sensors
5.5.1. FIN thermo sensor

1). Penjelasan

Fin sensor terpasang dalam evaporator untuk
mendeteksi temperatur dari evaporator. Ia menjaga
evaporator dari pembekuan/freezing.

2). Lokasi

: Dimasukkan kedalam evaporator pin


                                                       Gambar 5-8. Lokasi fin sensor


3). Karakteristik

  TEMP.       RESISTANCE        TEMP.     RESISTANCE       TEMP.      RESISTANCE
   (¡Æ )
     C            (§ Ù
                     )           (¡Æ )
                                   C          (§ Ù
                                                 )          (¡Æ )
                                                              C           (§ Ù
                                                                             )
    -10             18012.8       8          8015.1          26           3875.2
     -8             16387.9       10            7365         28           3590.8
     -6             14927.4       12         6774.5          30           3330.1
     -4             13612.9       14         6237.4          32           3090.9
     -2             12428.5       16         5748.4          34           2871.3
     0              11360         18         5302.8          36           2669.3
     2              10394.8       20         4896.3          38           2483.6
     4              9521.9        22            4525         40           2312.5
     6              8731.5        24         4185.7          42           2154.9


4). Temperatur ON/OFF:

   0 ~ 0.5°C: OFF

   3.5 ~ 4°C: ON




                                           39             Training Support & Development
Air Conditioning System

5). FATC control




                          FATC CONTROL MODULE
                                                    A/C OUTPUT




                     B B                                                  FIN SENSOR




                               A/C
                               RELAY
                                                 HIGH
                                                     MID
                                                                                M       M
        COMP.       A/C                          LOW
                                                                              RADI.    CON.
                                                                               FAN     FAN




                     A/C relay               A/C pressure        A/C “ON”
                      control                switch input          input         ECM

                                      Gambar 5-9. Diagram skema FATC


Ketika ignition switch ada di posisi ON, tegangan battery diberikan pada coil pada sisi pengontrol
dari A/C relay. Dengan A/C switch ON, voltase dialirkan melalui closed contact secara normal
dari triple switch, dan masuk ke ECM. Parameter operasi yang diijinkan, ketika ECM menerima
sinyal A/C ON, ia akan memberikan ground pada sisi kontrol dari A/C relay, dan membiarkan
kontak relay berhubungan. Lalu mengalirkan voltase battery, dimana selalu ada di sisi beban dari
A/C relay, untuk melewati kontak ke coil dalam A/C compressor magnetic clutch. Ketika ini terjadi,
A/C compressor mulai beroperasi.


                                               40                Training Support & Development
Air Conditioning System

5.5.2. In-car sensor

In-car sensor ditempatkan pada lower crash pad seperti ditunjukkan dalam gambar. Ia berisikan
thermister, yang mengkur temperatur udara didalam ruang dalam kendaraan. Ia akan mendeteksi
temperatur ruang dalam kendaraan, merubah nilai resistan, dan memasukkan voltase yang
berhubungan kedalam modul automatic temperature control (FATC).




                                  Gambar 5-10. Lokasi in-car sensor
                                  [Lokasinya tergantung dari model-nya]

Pemeriksaan

Periksalah resistan dari sensor antara terminal 1 dan
2. Thermistor negative type, dimana resistan akan
meningkat saat temperature turun, dan menurun
saat temperatur meningkat.



                                                 Gambar 5-11. In-car sensor dengan aspirator hose
                                                     [Lokasinya tergantung dari model-nya.]



                                                          TEMP.( °C)       RESISTANCE (§ )
                                                                                         Ù

                                                               18                 3403

                                                               21                 2976

                                                               25                 2500

                                                               28                 2199

                                                               32                 1862


                           Gambar 5-12. Pemeriksaan in-car sensor


                                               41                Training Support & Development
Air Conditioning System

5.5.3. Photo sensor

Photo sensor ditempatkan di sisi pengemudi dekat
dengan   defrost    nozzle.   Sensor    ini   responsif
terhadap tingkat intensitas sinar dalam kendaraan,
dan sensor ini akan mengirimkan sinyal ke control
module lalu ke pengotrol tingkat blower dan
pengaturan temperature udara.

Ia berisikan sebuah diode photovoltaic (sensitif
terhadap sinar matahari).
                                                           Gambar 5-13. Lokasi photo sensor
Pancarkan sinar secara langsung kearah sisi               [Lokasinya tergantung dari model-nya]
pengemudi     dan     sisi    penumpang         dengan
menggunakan lampu, dan periksa perubahan
voltase antara terminals 1 & 2




                    60W


                                      10 ~ 15cm




                      ^          (Over 0.45V)




      Gambar 5-14. Pemeriksaan photo sensor               Gambar 5-15. Karakteristik photo sensor




                                                  42             Training Support & Development
Air Conditioning System

5.5.4. Ambient Sensor

Ambient temperature sensor ditempatkan di depan
condenser fan shroud. Sensor ini mendeteksi
temperatur udara luar dan mengirimkan sinyal
voltase ke controller.




                                                             Gambar 5-16. Lokasi ambient sensor
                                                              [Lokasinya tergantung dari modelnya]

Output sensor ini akan digunakan untuk mengatur temperature udara, sensor fail-safe,
temperature door control, blower motor level control, mix mode control dan in-car humidity control.


                                                     * Resistan antara a & b

                                                     Temperature (°C) Resistance (§ Ú
                                                                                    )
                                                            -10                157.8
                                                             0                  95
                                                            10                 58.8
                                                            20                 37.3
                                                            30                 24.3




Sensor ini merupakan negative type thermistor; resistan akan meningkat ketika temperature turun,
dan akan menurun ketika temperatur meningkat.
                                  Resistan(•)




                                                        Temperatur(•)

                            Gambar 5-17. Karakteristik ambient sensor
                               [Lokasinya tergantung dari modelnya]




                                                43                Training Support & Development
Air Conditioning System

5.5.5. AQS (Air Quality System)

Umumnya kebanyakan pengemudi memilih mode
udara recirculation atau fresh secara manual dan
juga untuk menginterupsi aliran udara dari exhaust
gas yang berbahaya, dalam menghindari ketidak-
nyamanan dan bahaya ketika berkendara. Gas
berbahaya itu dapat menyebabkan kelelahan,
mengantuk atau batuk ketika berkendara.

Mereka akan mencium exhaust gas dan secara                  Gambar 5-18. AQS mendeteksi exhaust
                                                            gas dari kendaraan terdekat                 dan
manual menutup inlet udara kendaraan sementara              menginterupsi secara otomatis.
gas itu sudah terperangkap didalam, dan akan
terlambat bagi kesehatan mereka jika sudah
menghirup    exhaust     gas.   Kebalikannya,        jika                   S P E S F IK A S I

berkendara dengan inlet udara tertutup semua,                      V o lta se o p erasi          9 ~ 16V D C
cadangan udara kurang dan penumpukan carbon
                                                                  V o lta se ra ta-ra ta           12V DC
dioxide   (CO2)   akan    terjadi.     Hal    ini   akan
menyebabkan kelelahan, sakit kepala, lemas, dan                 T emp eratu r operasi            -30 ~ 105¡ É

mengantuk.                                                                     G as gaso-
                                                              G as y ang                         CXHY, CO
                                                                               line en g ine
                                                                dapat
System    AQS     memberikan         solusi   sempurna                         G as diesel
                                                              dideteksi                          NOX, SO2
                                                                                  en g ine
terhadap masalah ini. Air Quality System ini                                                     kurang dari
                                                                    W aktu reaksi
mendeteksi exhaust gas dari kendaraan terdekat                                                     1 detik

dan   menginterupsinya    secara       otomatis.    AQS
mengontrol inlet kendaraan secara otomatis dan
dapat dengan mudah dipasangkan pada kendaraan
yang ada. Panduan operasinya juga tersedia.



1). Lokasi

AQS ini ditempatkan di depan radiator engine.




                                                                    Gambar 5-19. Lokasi AQS
                                                               [Lokasinya tergantung dari modelnya]


                                                    44                Training Support & Development
Air Conditioning System

2). AQS switch




3). Diagram




                              Gambar 5-20. Diagram skema AQS


Ketika Air Quality System mendeteksi gas berbahaya dalam atmospir kurang dari nilai
pengesetan, sinyal High, i.e., 5V akan dihasilkan. FATC Module mengontrol Intake Actuator ke
posisi Fresh Mode berdasarkan pada sinyal itu.

Jika Air Quality System mendeteksi gas berbahaya dalam atmospir lebih dari nilai pengesetan,
sinyal Low, i.e., 0V akan dihasilkan. FATC Module mengontrol Intake Actuator ke posisi Re-
circulation Mode berdasarkan pada sinyal itu.




                                                 45          Training Support & Development
Air Conditioning System

5.5.6. Humidity sensor

Humidity     sensor        mendeteksi    hubungan
kelembaban dari ruang kabin kendaraan.      Sensor
ini akan menggantinya menjadi sinyal voltase dan
mengirimkan sinyal ke FATC controller.




                                                         Gambar 5-21. Lokasi humidity sensor
                                                          [Lokasinya tergantung dari modelnya]


                                        KELEMBABANVOLTASE (V)KELEMBABAN VOLTASE (V)
                                            30%      3.13        65%       1.29
                                            35%      3.07        70%       1.12
                                            40%      2.94        75%       1.05
                                            45%      2.67        80%       1.01
                                            50%      2.35        85%       0.98
                                            55%      2.01        90%       0.94
                                            60%      1.54


1). Karakteristik sensor




                              Gambar 5-22. Karakteristik humidity sensor


Jika temperature udara lingkungan atau kelembaban dalam kendaraan tingkatannya sama
dengan udara luar kendaraan, controller akan menghidupkan A/C untuk mengontrol kelembaban
udara itu untuk mencegah pengabutan dalam kendaraan.

Kerja air conditioner tergantung pada temperature udara lingkungan dan kelembaban udaranya.



                                               46               Training Support & Development
Air Conditioning System

2). Spesifikasi

1). Sensor type: High polymer impedance variation sensor
2). Voltase rata-rata: DC 5V.
3). Arus konsumsi: dibawah 10mA
4). Tingkat temperatur: 0 - 60°C
5). Tingkat kelembaban: dibawah 99% Kelembaban relatif
6). Terminals: 3 terminals (DC 5V, Ground, Sensor output)



3). Block diagram




                                              47            Training Support & Development
Air Conditioning System


6. FATC Control panel
6.1. FATC dengan AQS

  Blower speed              A/C AUTO           System OFF               Ambient

 u p / d o w n s w i tc h       s w i tc h        s w i tc h         temperature               Temperature
                                                                     c h e c k s w i tc h   u p / d o w n s w i tc h




                   Defrost                          Mode A/C ON/OFF                         Fre/Rec           AQS
                   s w i tc h                      s w i tc h    s w i tc h                  s w i tc h     s w i tc h



                                             Gambar 6-1. FATC controller panel dengan AQS
                                                 [Lokasinya tergantung dari modelnya]



6.2. FATC tanpa AQS




                                  Gambar 6-2. FATC controller panel tanpa AQS
                                      [Lokasinya tergantung dari modelnya]




                                                                48                     Training Support & Development
Air Conditioning System

6.3. Perubahan temperature unit
Pengendara mungkin memilih tanda temperatur antara °C dan °F.

Tekanlah temp down button selama 3 detik sambil menekan AMB button.

* Unit pengesetan: °C (Battery dilepaskan)


                                                           Tekan selama 3 detik
                                                                   atau lebih



                                                   Terus ditekan




                          Gambar 6-4. Dengan AMB Switch ditekan, saat itu tekan
                           temperature down switch selama 3 detik atau lebih.



6.4. Fungsi switch

              SWITCH                                          FUNGSI


   TEMP.                               - TINGKAT TEMPERATUR SET: 17 • 32°C
  SWITCH                               - INTERVAL TEMPERATUR: 0.5 °C


    AOTO                               - SYSTEM OFF atau MANUAL STATE             • AUTO SW
  SWITCH                               • A/C SYSTEM AUTOMATICALLY CONTROLLED

                                       - MODE DOOR: DEF MODE
 DEFROST                               - A/C: ON
  SWITCH                               - INTAKE DOOR: FRESH MODE
                                       - OTHERS: KEADAAN SAM SEPERTI 'OFF'
     A/C                               - A/C ON
  SWITCH                               - A/C OFF (JIKA SWITCH DITEKAN LAGI)

    AMB                                - AMBIENT TEMPERATURE DITAMPILKAN
  SWITCH                                (UNTUK 5 DETIK)



                                              49               Training Support & Development
Air Conditioning System



           SWITCH                             FUNGSI

                          - SYSTEM OFF: BLOWER, COMPRESSOR OFF
                          - TEMP DOOR: AUTOMATICALLY CONTROLLED
                          - MODE DOOR:
   OFF                     •AUTO CONTROL (JIKA 'AUTO' SEBELUM 'OFF')
  SWITCH                   •SAME POSITION (JIKA 'MANUAL' SEBELUM 'OFF')
                          - INTAKE DOOR
                           •REC (JIKA 'AUTO' SEBELUM 'OFF')
                           •POSISI SAMA (JIKA 'MANUAL' B)
   MODE
                          * VENT • B/L • FLOOR • MIX • VENT
  SWITCH


   REC.
                          - RECIRCULATION
  SWITCH


   AQS                    - ACTIVATION: AQS INDICATOR ON
  SWITCH                   (INTAKE DOOR: FRE • REC)




                                50            Training Support & Development
Air Conditioning System


7. FATC Control logic
A. Koreksi in-car temperatur
Saat in-car sensor mendeteksi perubahan temperatur yang tiba-tiba, controller memperbaiki
perbedaan temperatur dengan perlahan.
- 1°C naik / 4detik tunda
- 1°C turun / 4detik tunda

B. Koreksi ambient temperatur
Saat ambient sensor mendeteksi perubahan temperatur yang tiba-tiba, controller memperbaiki
perbedaan temperatur dengan perlahan.
- 1°C naik / 3 menit tunda (ex. Underground, tunnel)
- 1°C turun / 4detik tunda

C. Koreksi radiasi panas
Saat photo sensor mendeteksi perubahan radiasi sinar matahari, controller mengkompensasi-
kannya secara perlahan.
- 350 → 1000 (W/m2)          / 1 menit tunda
- 350 ← 1000 (W/m2)          / 5 menit tunda

D. Temp. Door control
Sudut terbuka temp. door (0% ~ 100%) secara otomatis dikontrol berdasarkan pada pemilihan
temperatur dan sinyal sensor lainnya.
: Tingkat pilihan temperatur tersedia
- MAX COOL: 17°C
- MAX HOT: 32°C
-17°C ↔ 32°C, 0.5°C step (62°F ↔ 90°F, 1°F step)

E. Blower speed control
- AUTO mode: linear control
- MANUAL mode: 7 step control

F. Mode control
-   AUTO: Mode berubah dengan otomatis berdasarkan pada pemilihan temperatur dan sinyal sensor
    lainnya.
-   Manual: Mode berubah saat mode switch dipilih.




                                               VENT → B/L → FLOOR → MIX → VENT




                                                       51         Training Support & Development
Air Conditioning System


G. Intake door mode
- Keadaan FRE/REC door dapat dirubah pada AUTO mode berdasarkan kombinasi input data.

H. Compressor on/off control (AUTO mode)
- Fin sensor: dibawah 0.5°C → Compressor OFF
                           diatas 3°C → Compressor ON

I. Fungsi Max. Panas (Saat 32°C dipilih pada AUTO mode)
- Temp door: MAX HOT side
- Mode door: Floor mode
- Intake door: FRE mode
- Compressor: OFF
- Blower speed: MAX high

J. Fungsi Max. Dingin (Saat 17°C dipilih pada AUTO mode)
- Temp door: MAX COOL side
- Mode door: VENT mode
- Intake door: REC mode
- Compressor: ON
- Blower speed: MAX HIGH

K. Fungsi pengaman udara hangat (Awal kerja A/C)


           KONDISI                       KONTROL                         OUTPUT

    - AUTO MODE                                            -     KECEPATAN BLOWER:
    - A/C ON                              FATC             • AUTO low: 12 detik
    - FIN sensor > 30•                                     • AUTO low •AUTO high: 30 detik



L. Fungsi pengaman udara dingin (musim dingin)




                                             52                Training Support & Development
Air Conditioning System


8. FATC Self diagnosis
Sifat FATC module self diagnosis test akan mendeteksi kesalahan elektrik dan memberikan kode
kesalahan untuk system components dengan kesalahan yang dicurigai.


                                   Ignition switch : OFF•ON


                       Tekan AMB switch lebih dari 4 kali dalam 2 detik
                                 sambil menekan Auto switch


                       Setelah VFD display berkedip 3 kali per 0.5 detik,
                                    mulailah self-diagnosis.


                               Self-diagnosis (Operasi kontinyu)


                    Tekan AUTO                                     Tekan AUTO      Tekan OFF


                               Self-diagnosis (Langkah operasi)


                                                    Tekan OFF

                                  Kembali ke kondisi semula




8.1 Daftar DTC & failsafe

    KODE
                       PENJELASAN                                   FAILSAFE
     DTC
      00       Normal                                                   -
      11       Putus In-car sensor circuit
                                                                   25 °C DISET
      12       Short In-car sensor circuit
      13       Putus Ambient sensor circuit
                                                                   20 °C DISET
      14       Short Ambient sensor circuit
      17       Putus Fin sensor circuit
                                                                   - 2 °C DISET
      18       Short Fin sensor circuit
               Putus atau short Temp. door
       19
               potentiometer                       SETTING TEMP. 17~25 °C : MAX COOL
               Rusak Temp. door                    SETTING TEMP. 25~32 °C : MAX HOT
       20
               potentiometer


                                              53                Training Support & Development
Air Conditioning System


9. Diagnosa A/C
9.1. A/C refrigerant
Refrigerant haruslah terjaga dengan baik agar performa A/C dan ketahanan Compressor dan
pengisiannya benar-benar membuat Compressor bisa menghasilkan pengisian dan kondisi
system A/C yang baik sebelum refrigerant diisikan. Untuk itu, A/C refrigerant haruslah diperiksa
seperti dibawah ini. Cara ini juga dibutuhkan ketika menggunakan peralatan pengisian otomatis
agar tidak terjadi kesalahan.


                                      Cek kebocoran gas


                                Pembuangan otomatis refrigerant


                                Proses vacuum (selama 15 min.)


                                    Cek kebocoran vacuum


                                     Proses vacuum ulang


                                     Pengisian refrigerant


                                 Tes kerja & cek kebocorannya




9.1.1. Pembuangan refrigerant

- Ketika menggunakan manifold gauge

a) Tutup high (low) pressure valve lalu hubungkan high (low) pressure hose coupling ke lubang
   charge/pengisian refrigerant dari A/C system.

   <Note> High (low) pressure valve dari manifold gauge haruslah tertutup sebelum hose
   dipasangkan ke A/C system. Jika high (low) pressure hose dihubungkan ke A/C system ketika
   valve ‘terbuka’, refrigerant dan oil banyak terbuang keluar, menyebabkan Compressor
   menjadi rusak.




                                              54                  Training Support & Development
Air Conditioning System

b) Dengan perlahan buka high valve hanya ketika hose telah terhubungkan ke lubang
   pengisian/charge port sehingga dapat membuat hanya refrigerant saja yang dapat terbuang
   keluar.



                      Low
                                           High



                                                          Gambar 9-1. Buka high valve hanya
                                                          sedikit. Jika refrigerant dibiarkan
                                                          keluar terlalu cepat, compressor oil
                      Tutup                               akan terbuang keluar dari system
                                                          Cek dengan lap handuk untuk
                                          Buka            meyakinkan bahwa tak ada oil yang
                                                          keluar. Jika oil ada, tutuplah hand
                      Ke low                              valve sedikit lagi.
                    pressure
                 service port
                                           Ke high
                                           pressure
                                           service port

   Untuk mengukur oil yang keluar bersama refrigerant pasanglah cup atau tabung pada ujung
   exhaust hose.

   <Note> Bahkan jika high pressure valve dibuka saat tekanan sisi high pressure port naik
   ketika mengeluar refrigerant tepat setelah A/C system dioperasikan, refrigerant dan oil akan
   banyak terbuang. Untuk itu, refrigerant jangan dikeluarkan sampai tekanan high (low) dari
   A/C system menjadi sama.

c) Jika refrigerant tidak keluar walaupun high-pressure valve dari manifold gauge dibuka, berarti
   refrigerant sudah tidak ada dalam A/C system.

   Untuk itu, hal itu dapat diasumsikan ada kebocoran pada parts yang rusak atau hubungan
   antara part bocor. Vacuumlah setelah memeriksa dan melakukan hal seperti dibawah ini.

   < Cara mencari kebocoran>

   1. Periksalah oil pada hubungan part dari tiap hose dan pipe
   2. Permukaan condenser apakah kotor karena debu dan oil yang bocor.
   3. Tercampurnya oil pada air kondensasi di drain hose bila evaporator bocor.




                                               55                  Training Support & Development
Air Conditioning System

9.1.2. Proses vacuum

Jika refrigerant sudah dikeluarkan, hubungkan exhaust hose ke vacuum pump. Operasikan
vacuum pump dan buka high (low) pressure valve. Ketika low-pressure gauge menunjukkan
sekitar 29.5 inHg (750mmHg), tutuplah kedua pressure valves dan matikanlah vacuum pump.


                                  Low       High




                           Buka                 Buka


                                                         Gambar 9-2. Hidupkan vacuum
                                                         pump dan lalu buka high and low
                                                         manifold pressure valves.
                       Udara



       Vacuum pump




<Note> Jika proses vacuum kurang, akan sulit untuk mengisi refrigerant. Jika air tidak
dikeluarkan dari A/C system maka ia akan menjadi es pada expansion valve, maka rangkaian
A/C dapat tertutup dan akan memburukkan performa A/C. Hal lainnya, compressor bisa rusak
karena tercampurnya air sehingga merusak compressor oil.

<Note> Jika kebocoran terjadi karena part yang rusak tidak diganti, maka oil bersama refrigerant
akan keluar. Untuk itu, isi oil sekitar 30cc. Ketika tidak ada kebocoran, isikan oil itu sebagai
drained oil.



9.1.3. Menjaga kevacuuman

Setelah proses vacuum cukup, pastikan apakah tekanan vacuum yang ada tetap sama selama 5
menit atau lebih. Jika tekanan itu berubah, berarti system ada kebocoran, dan perbaiki
seperlunya.

<Note> Periksa perubahan tekanan setelah high (low) valve dari manifold gauge ‘ditutup’.




                                              56               Training Support & Development
Air Conditioning System

9.1.4. Tes kebocoran

Tes ini dapat membuktikan apakah ada kebocoran pada hubungan antar tiap part, jika terjadi
perubahan pada high (low) pressure gauge. Periksa dan gunakan leak tester setelah mengisi
sedikit refrigerant.


<Note> Akan sulit bila ditemukan ada kebocoran yang kecil.

Untuk itu, periksalah dengan menaikkan tekanan ketika A/C ‘ON’ setelah mengisi refrigerant
secara normal.


9.1.5. Pengisian oil

Oil haruslah diisikan setelah mengganti part pada A/C karena cooling oil telah terbuang. Setelah
mengisi oil itu, refrigerant haruslah diisikan setelah proses kevacuuman dilakukan kembali.


< Cara mengisi cooling oil >

a) Hubungkan exhaust hose ke vacuum pump dan vacuum-lah selama 5 menit atau lebih.

    Kemudian, biarkan hose terpasang di bawah cylinder untuk mengalirkan oil ke A/C system
    dengan mengunci valve dan memasangkan hose pada tabung oil. Bukalah low-pressure
    valve agar oil dapat mengalir ke dalam A/C system.

    Ketika oil sudah dimasukkan secara normal, low-pressure valve haruslah ditutup.

    <Note> Hati-hatilah ketika menempatkan cooling oil karena kekuatan menghisap air dari
    cooling oil sangat kuat. Gunakan dengan benar dan letakkan oil itu dengan penutupnya.



9.1.6. Pengisian

Kuncilah manifold high (low) pressure valve setelah proses vacuum dan hubungkan exhaust
hose ke charge cylinder. Jika refrigerant telah cukup diisi dengan membuka hubungan part pada
exhaust hose dan manifold, tutuplah hubungan part itu.

Saat menggunakan tabung gas, isilah dengan menghubungkan tabung gas ke exhaust hose, dan
isilah refrigerant dengan dihangatkan air (dibawah 40•) ketika temperatur atmospir rendah.


<Note> Pengisian refrigerant haruslah ke sisi low-pressure. Pastikan agar tetap memposisikan
container keatas untuk mencegah cairan refrigerant masuk ke dalam system melalui sisi suction,



                                               57                Training Support & Development
Air Conditioning System

dan hal ini akan memungkinkan rusaknya compressor. Refrigerant haruslah diisikan setelah
kevacuuman cukup.


                                         Low    High




                                  Buka              Tutup




                            Refrigerant




9.2. Cara memeriksa & mengetes bahan fluorescent
1) Cek kebocoran dye inject       : Cek tanda ‘dye’ pada receiver drier dalam kendaraan yang
   terpasang injected leak dye.
2) Pengecekan dan pengisian refrigerant : Akan sulit bila ditemukan kebocoran karena
   kekurangan sedikit refrigerant karena oil tidak dapat bersirkulasi dengan normal.
3) Pengisian bahan fluorescent : Pada kendaraan yang tidak terpasang leak dye, masukkan
   bahan fluorescent (sekitar 5cc) kedalam sisi low-pressure.
4) Warming up A/C : Operasikan A/C (selama kira-kira 15 min.) untuk mengalirkan bahan
   fluorescent kedalam bagian yang bocor agar tercampur dengan oil.
5) Tes kebocoran : Temukan kebocoran dengan menggunakan UV lamp. Pada saat ini, A/C
   system line harus diperiksa seluruhnya.
6) Perbaikan dan pembersihan kebocoran : Bersihkan bahan fluorescent dengan menggunakan
   air pembersih setelah memperbaiki kebocoran agar tidak terjadi hubungan yang kurang baik
   sehingga kebocoran ada lagi saat pemeriksaan ulang.
7) Tandai kendaraan berinjeksi bahan fluorescent : Walaupun refrigerant telah diganti,
   kendaraan berinjeksi bahan fluorescent dapat diperiksa tanpa injeksi tambahan.




                                               58               Training Support & Development
Air Conditioning System

     < Flow chart test kebocoran fluorescent >


           Cek injeksi dye
                                 Jika tidak diinjeksi
                                                             Injeksikan dye
            Cek refrigerant
                                    Jika kurang
                                                             Isi refrigerant
            Tes kebocoran


         Perbaiki kebocoran


        Cek ulang kebocoran


               Selesai

10. A/C Trouble Shooting
10.1. Compressor tidak beroperasi.

   Cek fuse kendaraan                    Fuse putus                              Ganti fuse


     Cek A/C switch                  Switch tidak bekerja                      Periksa switch


                                                                           Cek setelah mengisi
Cek kebocoran refrigerant             Refrigerant bocor
                                                                                 refrigerant


 Cek low-pressure switch
Check low-pressure switch
                                     Switch tidak bekerja
                                                                          Ganti yang rusak
  Cek evaporator sensor            Evaporator sensor putus



   Cek pressure switch               Pressure s/w rusak                        Periksa switch


      Cek A/C relay                      Relay rusak                            Ganti relay


 Cek magnetic clutch coil              Field coil rusak                        Ganti field coil




                                              59              Training Support & Development
Air Conditioning System

10.1.1. Compressor bekerja on dan off kembali saat A/C bekerja.

      Cek refrigerant
      overcharging               Refrigerant overcharging           Recharge refrigerant
    Cek refrigerant low          Refrigerant low charging            lalu periksa ulang
         charging


    Cek pressure s/w                 Switch berbunyi                    Ganti switch


  Cek sisi high pressure            System tersumbat                 Ganti yang rusak




10.1.2. Compressor tidak bekerja setelah dimatikan mendadak.

  Cek water temp sensor          Water temp sensor rusak               Ganti sensor


  Cek temp sensor pada                 Sensor rusak                    Ganti sensor
       Compressor



10.1.3. A/C berbunyi; Compressor tidak bekerja saat A/C bekerja.

                                  Comp connection rusak              Perbaiki connector
Cek compressor connector
                                     Terminal bengkok              Perbaiki kebengkokan




                                           60               Training Support & Development
Air Conditioning System

10.2. Blower motor tidak beroperasi

     Cek Blower fuse                     Fuse putus                        Ganti fuse


     Cek Blower relay                   Relay rusak                       Ganti relay


Cek titik hubungan Blower             Hubungan rusak                  Ganti s/w & perbaiki
     s/w & connector                                                       connector


  Cek B/motor connector               Hubungan rusak                   Perbaiki connector



10.2.1. Blower motor beropersi hanya kecepatan tinggi.

 Cek blower resistor fuse                Fuse putus                     Ganti resistor


        Cek P/TR                          T/R short                     Ganti T/R

10.2.2. Blower beroperasi saat blower switch off.


        Cek P/TR                          T/R short                     Ganti T/R


10.2.3. Blower motor tidak beroperasi pada max- hi speed.


   Cek max-high speed              Controller tidak bekerja             Ganti controller


   Cek blower hi – relay              Blower s/w rusak                   Ganti hi-relay


10.2.4. Blower motor tidak beroperasi pada terminal spesifik.


     Cek blower s/w                     Switch rusak                    Ganti controller


   Resistor panel retak                Resistor rusak                    Ganti resistor




                                             61               Training Support & Development
Air Conditioning System

10.3. Actuators tidak beroperasi.

10.3.1. Tidak beroperasi airflow mode (vacuum type) & REC/FRE mode.

  Cek part berhubungan            Control s/w vacuum bocor
                                                                       Ganti part rusak
     dengan vacuum                  Vacuum hose bocor



10.3.2. Tidak beroperasi airflow mode (manual type) & REC/FRE mode.

 Cek mode control cable                Cable terlepas               Cable dipasang ulang


 Cek mode cable setting              Cable setting rusak               Reset cable itu


      Cek door shaft                  Door shaft rusak                Ganti blower unit



10.3.3. Tidak beroperasi airflow mode (FATC type) & REC/FRE mode


    Cek mode actuator                 Connector rusak                 Perbaiki connector



     Cek kerja signal                Kerja signal rusak                Ganti controller


    Cek kerja actuator              Kerja actuator rusak                Ganti actuator



10.3.4 Temperatur tidak disetel (Manual type).


  Cek temperature cable                Cable terlepas                Pasang ulang cable



  Cek temp cable setting             Cable setting rusak              Cable diset ulang


      Cek door shaft                  Door shaft rusak                Ganti heater unit


      Cek door seal                  Door seal terbuka                Ganti heater unit




                                             62              Training Support & Development
Air Conditioning System

10.3.5. FATC temp. tidak bekerja

    Cek temp actuator                  Connector rusak                 Perbaiki connector


     Cek kerja signal                    Signal rusak                   Ganti controller


    Cek kerja actuator               Kerja actuator rusak                Ganti actuator


    Cek kerja actuator               Kerja actuator rusak                Ganti actuator


      Cek door shaft                   Door shaft rusak                Ganti heater unit




10.4. Udara dingin tidak dipancarkan.

10.4.1. Blower motor bekerja, tetapi pendinginan udara tidak dipancarkan.

    Cek kerja A/C s/w                 A/C s/w ON putus                      Ganti s/w


   Cek temp s/w setting               Setel temp s/w hot              Setel temp s/w cool


      Cek refrigerant                 Refrigerant bocor              Isi refrigerant dan cek


     Cek kerja Comp                  Comp tidak bekerja             Cek part yang berkaitan


   Cek kerja temp door             Cek control temp cable &            Ganti yang rusak
                                           actuator


Cek tersumbat eva air filter          Air filter tersumbat               Ganti air filter




                                              63              Training Support & Development
Step 1-electrical air conditioning
Step 1-electrical air conditioning

Contenu connexe

Tendances

PMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdf
PMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdfPMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdf
PMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdfssuser990448
 
Gas medik dan vakum medik (2)
Gas medik dan vakum medik (2)Gas medik dan vakum medik (2)
Gas medik dan vakum medik (2)Dony Tri Laksono
 
Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikAhmad Faozi
 
proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015
proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015
proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015Tolak Ahmad Anwar
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)gunawanzharfan
 

Tendances (8)

PMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdf
PMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdfPMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdf
PMK_No._4_ttg_Penggunaan_Gas_Medik_dan_Vakum_Medik_Pada_FASYANKES_.pdf
 
Gas medik dan vakum medik (2)
Gas medik dan vakum medik (2)Gas medik dan vakum medik (2)
Gas medik dan vakum medik (2)
 
Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem Hidrolik
 
proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015
proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015
proposal uji kompetensi smk tunas etam teknik alat berat 2015
 
07.03a
07.03a07.03a
07.03a
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
J4012 unit2
J4012 unit2 J4012 unit2
J4012 unit2
 
Modul tuneup 1
Modul tuneup 1Modul tuneup 1
Modul tuneup 1
 

Similaire à Step 1-electrical air conditioning

Energy Efficiencyand Management Energy-Building.pdf
Energy Efficiencyand Management Energy-Building.pdfEnergy Efficiencyand Management Energy-Building.pdf
Energy Efficiencyand Management Energy-Building.pdfTotokSulistiyanto3
 
Pengukuran penyaman udara
Pengukuran penyaman udaraPengukuran penyaman udara
Pengukuran penyaman udaraPudin Mahari
 
3. Operatio & Safety Kalmar DRU 450-62 S5.pptx
3.  Operatio & Safety  Kalmar DRU 450-62 S5.pptx3.  Operatio & Safety  Kalmar DRU 450-62 S5.pptx
3. Operatio & Safety Kalmar DRU 450-62 S5.pptxMulyono930383
 
Prosedur mengoperasikan mesin bor jacro
Prosedur mengoperasikan mesin bor jacroProsedur mengoperasikan mesin bor jacro
Prosedur mengoperasikan mesin bor jacroErwinMalaidji
 
Service aircond rumah murah
Service aircond rumah murah  Service aircond rumah murah
Service aircond rumah murah sim jun trading
 
Dasar Refrigerasi
Dasar RefrigerasiDasar Refrigerasi
Dasar RefrigerasiKiki Amelia
 
Materi-operation-gas-engine-tarakan.pdf
Materi-operation-gas-engine-tarakan.pdfMateri-operation-gas-engine-tarakan.pdf
Materi-operation-gas-engine-tarakan.pdfyusuf699644
 
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEMHIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEMBagus Budiman
 
Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...
Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...
Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...Woro Handayani
 
Toshiba AC Cassette.pdf
Toshiba AC Cassette.pdfToshiba AC Cassette.pdf
Toshiba AC Cassette.pdfYudiTMT
 
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxJOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxAnjarKoeswara1
 
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Woro Handayani
 
MATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
MATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSIMATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
MATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSIIriantoDanda1
 
PowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor BensinPowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor BensinFirdika Arini
 
MATERI TUNE UP KARBURATOR.pptx
MATERI  TUNE UP KARBURATOR.pptxMATERI  TUNE UP KARBURATOR.pptx
MATERI TUNE UP KARBURATOR.pptxdidik92
 
4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf
4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf
4perawatan penyetelan sepeda motor.pdfWayanSantosa1
 
4 perawatan & penyetelan
4 perawatan & penyetelan4 perawatan & penyetelan
4 perawatan & penyetelanBisrul Tambunan
 

Similaire à Step 1-electrical air conditioning (20)

Energy Efficiencyand Management Energy-Building.pdf
Energy Efficiencyand Management Energy-Building.pdfEnergy Efficiencyand Management Energy-Building.pdf
Energy Efficiencyand Management Energy-Building.pdf
 
Pengukuran penyaman udara
Pengukuran penyaman udaraPengukuran penyaman udara
Pengukuran penyaman udara
 
3. Operatio & Safety Kalmar DRU 450-62 S5.pptx
3.  Operatio & Safety  Kalmar DRU 450-62 S5.pptx3.  Operatio & Safety  Kalmar DRU 450-62 S5.pptx
3. Operatio & Safety Kalmar DRU 450-62 S5.pptx
 
Prosedur mengoperasikan mesin bor jacro
Prosedur mengoperasikan mesin bor jacroProsedur mengoperasikan mesin bor jacro
Prosedur mengoperasikan mesin bor jacro
 
Service aircond rumah murah
Service aircond rumah murah  Service aircond rumah murah
Service aircond rumah murah
 
Tune up
Tune upTune up
Tune up
 
Dasar Refrigerasi
Dasar RefrigerasiDasar Refrigerasi
Dasar Refrigerasi
 
Materi-operation-gas-engine-tarakan.pdf
Materi-operation-gas-engine-tarakan.pdfMateri-operation-gas-engine-tarakan.pdf
Materi-operation-gas-engine-tarakan.pdf
 
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEMHIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
HIGH COMPRESSION CO2 FIRE FIGHTING SYSTEM
 
Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...
Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...
Paparan subditfasharkan ditpolair polda jambi; AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,A...
 
Modul produktif
Modul produktifModul produktif
Modul produktif
 
Toshiba AC Cassette.pdf
Toshiba AC Cassette.pdfToshiba AC Cassette.pdf
Toshiba AC Cassette.pdf
 
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxJOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
 
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
 
MATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
MATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSIMATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
MATERI INCLASS HINO 700 PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
 
PowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor BensinPowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor Bensin
 
B engine
B engineB engine
B engine
 
MATERI TUNE UP KARBURATOR.pptx
MATERI  TUNE UP KARBURATOR.pptxMATERI  TUNE UP KARBURATOR.pptx
MATERI TUNE UP KARBURATOR.pptx
 
4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf
4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf
4perawatan penyetelan sepeda motor.pdf
 
4 perawatan & penyetelan
4 perawatan & penyetelan4 perawatan & penyetelan
4 perawatan & penyetelan
 

Plus de Slamet Setiyono

Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Slamet Setiyono
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Slamet Setiyono
 
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Slamet Setiyono
 
Step 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricityStep 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricitySlamet Setiyono
 
Step 1-chassis-steering-suspension
Step 1-chassis-steering-suspensionStep 1-chassis-steering-suspension
Step 1-chassis-steering-suspensionSlamet Setiyono
 
Step 1-chassis-brake-system
Step 1-chassis-brake-systemStep 1-chassis-brake-system
Step 1-chassis-brake-systemSlamet Setiyono
 
Sistem air bag penumpang depan
Sistem air bag penumpang depanSistem air bag penumpang depan
Sistem air bag penumpang depanSlamet Setiyono
 
Bab 23-sistem-kontrol-parkir
Bab 23-sistem-kontrol-parkirBab 23-sistem-kontrol-parkir
Bab 23-sistem-kontrol-parkirSlamet Setiyono
 
Bab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarmBab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarmSlamet Setiyono
 
31d04 tires and_disc_wheels
31d04 tires and_disc_wheels31d04 tires and_disc_wheels
31d04 tires and_disc_wheelsSlamet Setiyono
 
Bab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstan
Bab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstanBab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstan
Bab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstanSlamet Setiyono
 

Plus de Slamet Setiyono (20)

9.b. transmisi manual
9.b. transmisi manual9.b. transmisi manual
9.b. transmisi manual
 
Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1
 
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3
 
Step 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricityStep 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricity
 
Step 1-chassis-steering-suspension
Step 1-chassis-steering-suspensionStep 1-chassis-steering-suspension
Step 1-chassis-steering-suspension
 
Step 1-chassis-brake-system
Step 1-chassis-brake-systemStep 1-chassis-brake-system
Step 1-chassis-brake-system
 
Step 2-chassis-air-bag
Step 2-chassis-air-bagStep 2-chassis-air-bag
Step 2-chassis-air-bag
 
Fungsi cara kerja srs
Fungsi cara kerja srsFungsi cara kerja srs
Fungsi cara kerja srs
 
Sistem air bag penumpang depan
Sistem air bag penumpang depanSistem air bag penumpang depan
Sistem air bag penumpang depan
 
Bab 23-sistem-kontrol-parkir
Bab 23-sistem-kontrol-parkirBab 23-sistem-kontrol-parkir
Bab 23-sistem-kontrol-parkir
 
Bab 22-sistem-navigasi
Bab 22-sistem-navigasiBab 22-sistem-navigasi
Bab 22-sistem-navigasi
 
Bab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarmBab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarm
 
Bab 24 epswiper
Bab 24 epswiperBab 24 epswiper
Bab 24 epswiper
 
31d04 tires and_disc_wheels
31d04 tires and_disc_wheels31d04 tires and_disc_wheels
31d04 tires and_disc_wheels
 
Bab 17-automatic-ac
Bab 17-automatic-acBab 17-automatic-ac
Bab 17-automatic-ac
 
Bab 16 -suspensi-aktif
Bab 16 -suspensi-aktifBab 16 -suspensi-aktif
Bab 16 -suspensi-aktif
 
Bab 18 car-audio-vidio
Bab 18 car-audio-vidioBab 18 car-audio-vidio
Bab 18 car-audio-vidio
 
Bab 14 abs-asr-esp
Bab 14 abs-asr-espBab 14 abs-asr-esp
Bab 14 abs-asr-esp
 
Bab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstan
Bab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstanBab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstan
Bab 13 sistem-pengtur-kecepatan-konstan
 

Dernier

Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 

Dernier (20)

Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 

Step 1-electrical air conditioning

  • 1. Air Conditioning System AIR CONDITIONING SYSTEM Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih bahasa oleh Training Material & Development. Buku ini tidak boleh diperbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company. http://training.hmc.co.kr daniyusuf@gmail.com 1 Training Support & Development
  • 2. Air Conditioning System KATA PENGANTAR Penerbitan ini telah disiapkan untuk teknisi yang berminat belajat tentang sistem kontrol udara. Sehubungan dengan hal itu, kami sudah mengembangkan kursus baru yang berjudul, “Air conditioning system” sebagai bagian dari program pelatihan. Kursus ini dirancang untuk diajar dalam dua segmen; pertama "Penyegaran" yaitu meninjau ulang ”Prinsip dasar air conditioning system” dan kedua (dan paling utama), yaitu pelajaran ”Full Automatic Temperature Control System”. Kursus ini sebagian besar telah didisain untuk diajarkan pada lingkungan workshop dengan tujuan mempertunjukkan praktek aplikasi dari isi kursus ini "dalam kendaraan". Harapan kami agar penggunaan buku pelatihan ini dapat mengoptimalkan pengalaman peserta dan akan menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya secara langsung pada kendaraan yang diperbaiki di dealer-nya. Kami berharap agar informasi yang diterima selama kursus ini akan meningkatkan pengetahuan peseta tentang Air conditioning system. Kami juga membuat agar prosedur yang ditunjukkan menjadi bagian dari diagnosa rutin yang dilakukan teknisi secara reguler dan diterapkan kapan saja untuk membantu memastikan agar pelanggan dapat menerima servis yang terbaik. 2 Training Support & Development
  • 3. Air Conditioning System Daftar Isi 1. Informasi umum ··································· 9 5. FATC system ······································ 37 1.1 Heat transfer ···················································· 9 5.1 FATC Input & output ··································· 37 1.2 Panas sensitif dan panas laten ······················ 11 5.2 Lokasi part ··················································· 38 1.3 Temperatur dan kelembaban ·························· 11 5.3 Blower Motor speed control ······················ 38 1.4 Hubungan Tekanan - Temperatur ·················· 12 5.4 Actuator ······················································· 41 2. Pendinginan ·········································· 15 5.5 Sensor ························································· 44 2.1 Pendinginan ···················································· 15 6. FATC Control panel ···························· 53 2.2 Bahan pendingin/refrigerant ··························· 16 6.1 FATC dengan AQS ······································ 53 3. Langkah pendinginan A C ··················· 21 6.2 FATC tanpa AQS ········································· 53 3.1 Evaporasi ························································· 21 6.3 Perubahan temperature unit ······················ 54 3.2 Kompresi ························································· 22 6.4 Fungsi switch ·············································· 54 3.3 Kondensasi ······················································ 22 7. FATC Control logic ····························· 57 3.4 Ekspansi ··························································· 22 8. FATC Self diagnosis ·························· 59 4. Komponen air conditioner ·················· 23 9. Diagnosa A C ······································ 61 4.1 Compressor ····················································· 23 9.1 Refrigerant AC ············································ 61 4.2 Magnetic clutch ··············································· 24 9.2 Cara mencek & mentes bahan refrigerant 66 4.3 Safety valve (Pressure Relief Valve) ·············· 24 10. Troubleshooting A C·························· 67 4.4 Fungsi belt lock safety ··································· 25 10.1 Compressor tidak bekerja ························ 67 4.5 Condenser ······················································· 26 10.2 Blower motor tidak bekerja ······················ 69 4.6 Receiver drier ·················································· 28 10.3 Actuators tidak bekerja ···························· 70 4.7 Pressure switch ·············································· 29 10.4 Udara dingin tidak memancar ·················· 72 4.8 Expansion valve ·············································· 32 4.9 Evaporator unit ················································ 33 4.10 Thermostat ···················································· 34 4.11 Heater unit ····················································· 35 4.12 Air filter ·························································· 36 4.13 Blower motor assembly ······························· 36 3 Training Support & Development
  • 4. Air Conditioning System PERHATIAN: Kesalahan mengikuti prosedur, atau mengabaikan perhatian, peringatan, dan catatan dapat mengakibatkan cedera pada manusia dan/atau kerusakan /perbaikan kendaraan yang tidak perlu. PERINGATAN: 1. Sebelum memperbaiki setiap komponen elektrik, lepaskan kabel battery negatif. Bila tidak ada perintah itu, ignition switch harus dalam posisi “off” atau posisi “lock”. 2. Air conditioner system yang berisikan gas R-134a, membutuhkan penanganan khusus agar tidak terjadi kecelakaan manusia. Ikutilah selalu instruksi khusus dibawah ini dalam menanganinya: a) Gunakan selalu pelindung mata dan bungkus sekitar fitting, valve dan koneksinya dengan kain bersih saat merawat refrigerant system. b) Selalu bekerja pada tempat yang berventilasi dan hindari menghirup hembusan refrigerant. c) Jangan mengelas atau mencuci dengan steam atau memanaskan tiap pipa atau komponen air conditioner. d) Jangan membiarkan refrigerant bersentuhan langsung dengan kulit anda. Jika gas R- 134a bersentuhan dengan bagian badan anda, basuhlan dengan air pada bagian itu dan segeralah mencari bantuan medis. e) Ketika menggantikan tabung R-134a, pasang kembali heavy metal screw cap setelah dilepaskan. f) Jangan membawa refrigerant container dalam ruang penumpang kendaraan ketika mengisi gas R-134a g) Ketika mengisi gas tabung kecil R-134a dari tabung besar, jangan mengisi tabung itu secara penuh. Siapkan selalu ruang diatasnya untuk pengembang cairan gas itu. 3. Sebelum melakukan pelepasan, pembongkaran, atau penggantian tiap pipa atau komponen air conditioner, seluruh gas refrigerant harus benar-benar dihisap dengan menggunakan peralatan recovery untuk gas refrigerant yang diizinkan. 4. R-12 tidak cocok dengan R-134a. Mengunakan R-12 pada air conditioner system R-134a akan menyebabkan kerusakan system tersebut. 5. Jangan melepaskan penutup/caps dari fitting sampai tiap komponen siap untuk dipasangkan. 6. Jangan membiarkan gas refrigerant bocor ke udara. Gunakan peralatan gas refrigerant recy- cling saat anda membutuhkan untuk mengisi atau membuang gas dari air conditioner system. 7. Simpan tabung refrigerant pada tempat bersuhu dibawah 40°C (104°F). 8. Jangan membuang tabung gas refrigerant pada tempat bersuhu tinggi/sampah terbakar. 4 Training Support & Development
  • 5. Air Conditioning System CATATAN: 1. Pasang kembali bolt pengikat pada lokasi yang sama setelah dilepaskan. 2. Selalu gunakan nomor part pengikat yang tepat. 3. Kencangkan selalu pengikat dan fittingnya dengan nilai torque yang tepat. Tidak tepatnya atau kelebihan pengencangan dapat menyebabkan kerusakan atau kebocoran pada air conditioner system. 4. Setiap waktu air conditioner system selalu berhubungan langsung ke atmospir, ia seharusnya secara benar dikeluarkan sebelum mengisi ulang R-134a. 5. Seluruh part harus ada dalam temperatur ruangan sebelum dibuka untuk mencegah dari kon- densasi uap air kedalam komponen-komponen. 6. O-ring dan seal harus dalam kondisi yang baik. Kotoran atau debu, pada permukaan sealing dapat menyebabkan refrigerant bocor. 7. Ketika mengencangkan O-ring fitting, pasangan fitting harus ditahan dengan kunci/wrench agar mencegah terpuntirnya seal dan berikanlah pengencangan yang benar. 8. Ingatlah untuk memasang kembali service valve caps setelah mengisi kembali air conditioner system. 9. Flexible hose lines janganlah bengkok dalam radius yang tidak lebih dari empat kali dari diameter hose-nya. 10. Flexible hose lines janganlah dibiarkan dekat dengan exhaust manifold sekurangnya berja- rak sekitar 2.5 inches (64mm) diantaranya. 11. Jagalah seluruh tools dan parts agar bersih dan kering. 12. Gunakan penutup pengaman untuk menghindari kerusakan pada body kendaraan. 13. Saat memasang air conditioner lines atau electrical harness, jalurnya harus benar jangan menyentuh bagian parts yang bergerak. 5 Training Support & Development
  • 6. Air Conditioning System 1. Informas umum 1.1 Penyerapan panas Analisa penyerapan panas dikembangkan dari konversi massa dan energi dari hukum thermodynamika, hukum kedua dari thermodynamika, dan tiga tingkat ekuasisi yang dijelaskan sebagai berikut: konduksi, radiasi, dan konveksi. Penyerapan panas dilakukan melalui bahan padat, digunakan sebagai konduksi, yang melibatkan energi di tingkat molekul. Radiasi adalah suatu proses yang menyalurkan energi melalui satuan energi pengembangan cahaya dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Konveksi adalah pemindahan panas yang tergantung pada tingkat konduksi dari permukaan padat ke cairan yang berdekatan dan pergerakan cairan sepanjang permukaan atau menjauh darinya. Dengan begitu mekanisme pemindahan panas jauh berbeda dari yang lain; sehingga, mereka semua mempunyai karakteristik yang umum, karena tergantung pada temperatur dan dimensi fisik dari objek yang dipertimbangkan. 1.1.1 Konduksi Pertimbangan fluktuasi tenaga yang timbul dari konduksi penghantar panas sepanjang batang padat, hal itu sebanding dengan perbedaan temperatur dan area penampangnya dan berbanding terbalik dengan panjangnya. Penghantar panas dan tingkat konduksi penyaluran panas, dihubungkan dengan struktur molekul bahan itu. Semakin dekat kemasan molekul yang teratur Gambar1-1. Konduksi panas dari suatu bahan akan dapat memindahkan energi yang lebih baik dibanding molekul yang teracak dan tidak padat dari bahan bukan metal. Elektron bebas di dalam suatu metal juga berperan untuk menghantarkan panas yang tinggi. Penghantaran panas pada bahan yang lebih sedikit tidak padat akan lebih rendah dari bahan metal. Bahan organik dan berserat, seperti kayu, penghantar panasnya masih lebih rendah. Penghantar panas dari bahan cairan nonmetallic biasanya lebih rendah dari bahan yang padat, dan penghantar panas pada gas dalam tekanan atmospir adalah juga lebih rendah. Pengurangan penghantaran panas ini bisa dihubungkan dengan ketidak-adanya bahan intermolecular kuat yang mengikat dan ruang molekul yang ada secara luas seperti halnya cairan. 6 Training Support & Development
  • 7. Air Conditioning System 1.1.2 Radiasi Perpindahan radiant-energy dihasilkan ketika satuan energi cahaya dipancarkan dari satu permukaan ke permukaan lain. Ketika energi mencapai permukaan lain penyebaran satuan energi cahaya diserap, direfleksikan, atau dipancarkan melalui permukaan itu. Energi tersebut menyebar dari suatu permukaan digambarkan dalam bentuk tenaga emisive. Hal itu dapat ditunjukkan dari pemikiran thermodynamika bahwa tenaga emissive adalah sebanding dengan tenaga keempat dari temperatur absolut. Sifat penting dari pertukaran radiasi Gambar 1-2. Radiasi energi ini adalah radiasi yang meninggalkan suatu permukaan itu disebarkan secara tidak bersamaan ke segala jurusan. Oleh karena itu hubungan geometris antara dua permukaan mempengaruhi pertukaran radiasi energi antara keduanya. Karakteristik optimal dari permukaan itu juga mempengaruhi tingkat perpindahan panasnya. 1.1.3 Konveksi Tingkat penyamaan konveksi pemindahan panas awalnya diusulkan oleh Newton pada tahun 1701, tentang pengamatan atas gejala phisik, q=hc A (Ts-Tf). Persamaan ini secara luas digunakan dalam rancang- bangun walaupun itu adalah lebih merupakan definisi hc dibandingkan sebagai hukum phenomenologik untuk Gambar 1-4. Alcohol menguap dari konveksi (pemindahan panas). Jadi, inti dari analisa kulit. konveksi pemindahan panas adalah evaluasi dari hc. Hal itu merupakan suatu kerja, dimana panas ditransfer sebagai gerakan gas atau cairan. Suhu panas yang Gas tinggi diangkat oleh float age (pelampung usia) dan sisi panas yang rendah adalah dataran yang berkaitan dengan perubahan kepadatan udara menurut perbedaan temperatur. Pada waktu ini, panas dipindahkan sebagai cairan. Panas Gambar 1-3. Konveksi 7 Training Support & Development
  • 8. Air Conditioning System 1.2 Panas sensitip dan panas latent Disebut panas sensitip karena panas ditingkatkan atau diturunkan ketika temperatur dari suatu bahan berubah, tetapi kondisinya tidak berubah saat panas itu sedang ditingkatkan atau diturunkan. Disebut panas latent karena temperaturnya tidak berubah, tetapi status bahannya (uap air, cairan dan kepadatan) berubah. (Contoh) Jika panas dinaikkan pada es (-150C) maka temperatur akan diangkat. Kemudian suhu es akan menjadi 00 C, dan jika panas lebih lanjut ditingkatkan es akan meleleh dan dirubah menjadi air. Temperatur berubah menjadi diatas 00 C. Jika setelah es meleleh dipanaskan lagi maka temperatur air akan diangkat ke 1000 C. Jika panas ditingkatkan lagi maka temperatur menjadi lebih dari 1000C tetapi air akan mendidih kemudian menguap, sehingga jumlah air akan berkurang. Jika panas ditingkatkan lagi pada uap air itu maka temperatur uap air akan diangkat juga tetapi kondisinya tetap. Inilah apa yang disebut panas sensitip dimana kondisinya tidak berubah ketika temperatur dinaikkan, dan disebut panas latent dimana kondisinya berubah tetapi temperaturnya tidak berubah walau panas ditambahkan. 1.3 Temperatur dan kelembaban udara 0 C dan 0F digunakan untuk mengukur kondisi panas/dingin dari suatu bahan. Temperatur titik pengembunan: Jika air es ditaruh pada gelas di musim panas, maka embun muncul di permukaan gelas. Hal ini disebut 'kondensasi', dan temperatur kondensasi ini disebut 'temperatur titik pengembunan'. Udara kering: Adalah suatu kondisi udara yang sangat kering belum termasuk uap air didalamnya, sebenarnya hal ini tidak benar-benar ada. Kelembaban udara dan Kelembaban udara jenuh: Itu adalah pencampuran udara kering dan uap air, dan hal ini disebut "kelembaban udara jenuh" dimana kondisi tersebut akan membuat air turun karena air keluar dari udara ketika kelembaban udara menjadi jenuh. Kelembaban udara mutlak: Hal itu menandakan kondisi kelembaban udara dimana berat air yang ada terjadi dalam udara yang kering. Titik kritis dan temperatur kritis: Uap air pada kelembaban udara yang jenuh ada diantara sekitar cairan yang didinginkan berlebihan dan uap air yang dipanaskan. Jika peningkatan penyetalan tekanan uap air dari kelembaban udara jenuh yang dilakukan secara perlahan itu dihilangkan maka uap air itu akan berubah menjadi kondisi yang bukan cairan ataupun uap air. Titik itulah yang disebut temperatur 'titik-kritis' dan 'temperatur kritis'. 8 Training Support & Development
  • 9. Air Conditioning System 1.4. Hubungan Tekanan-Temperatur Pelajaran tentang pisika menyangkut hukum yang menjelaskan hubungan antara tekanan dan temperatur pada saat terjadi cairan kemudian berubah menjadi uap air itu dinamakan “titik didih”. Pernyataan hukum tersebut seperti berikut ini: A. Jika tekanan berlaku atas cairan ditingkatkan, maka titik didih cairan itu akan meningkat. B. Penurunan tekanan yang berlaku atas cairan, maka titik didih cairan itu akan menurun. DaIam kata lain, air dalam tekanan vacuum akan mendidih pada temperatur yang kurang dari 100 sementara dimana air dalam sebuah pressure cooker atau cooling system sebuah • kendaraan yang tertutup rapat akan mendidih pada temperatur yang lebih dari 100 . • (Contoh) Ketika cooling system ditutup dan dibawah tekanan, titik didih akan lebih tinggi dari 100 •. Tetapi ketika pressure cap dilepaskan, maka titik didih air pendingin itu akan segera menurun. Air tidak menguap. Suhu air Diatas 100 • Suhu air Diatas 100 • Pressure Cap Dipasangkan Pressure Cap Dilepaskan Gambar 1-5. Hubungan Tekanan-Temperatur 9 Training Support & Development
  • 10. Air Conditioning System 1.4.1. Hubungan Tekanan-Temperatur A/C system Tekanan yang ditingkatkan oleh compressor A/C akan menaikkan titik didih dari bahan pendinginnya (refrigerant). A/C system dirancang untuk beroperasi agar temperatur udara yang tepat dapat dihasilkan untuk melepaskan panas dari udara ruangan penumpang. Ada hubungan yang membatasi antara cairan bahan pendingin dan uap air dalam udara. Ketika refrigerant yang terkurung dalam sistem A/C ditingkatkan temperaturnya maka ia akan selalu menghasilkan peningkatan dalam tekanannya, walaupun compressor A/C tidak beroperasi pada saat itu. Titik didih dari R-12 di tempat ketinggian permukaan air laut adalah -29.79•. Tetapi temperatur titik didih ini akan lebih rendah dari (-26.5•) pada system R-134a, dimana tekanan yang terbaca juga cenderung menjadi lebih rendah karena hubungan tekanan-temperaturnya. Tekanan A/C diekspresikan dalam gauge dengan tekanan positive dalam kg/cm2 atau tekanan negative (Vacuum) dalam cmHg. Sekarang anda telah mengulangi pelajaran dasar, sekarang marilah kita ambil pelajaran itu semua sebagai pelajaran dasar untuk mempelajari bagaimana system A/C bekerja. 2. Pendinginan 2.1 Refrigerasi (proses pendinginan) Proses ini akan membuat keadaan dimana temperatur bahan pendingin akan lebih rendah dari suhu sekitarnya sehingga dapat melepaskan tenaga panas dari uadara disekitarnya. Bahan pendingin akan dirubah menjadi padat, cair dan uap. Bahan itu dinamakan juga sebagai “refrigerant” yaitu bahan pendingin yang digunakan pada saat ini. 2.1.1 Prinsip pendinginan: Perubahan kondisi dari bahan pendingin itu mempunyai kemampuan merubah panas. Pada umumnya, alat pendingin (refrigerator) mengoperasikan refrigerant untuk menghisap panas uadara disekelilingnya. Ada berbagai macam cara kerja refrigerator ini: 1) Pendinginan dengan mengabutkan panas Cara ini akan membuat bahan cair pendingin mudah dikabutkan, maka ketika ia akan melakukan proses pendinginan ia akan menarik dan melepaskan panas dari bahan itu. Contoh system ini adalah: - Vapor compression refrigerator 10 Training Support & Development
  • 11. Air Conditioning System - Suction refrigerator - Nitrogen refrigerator 2) Pendinginan dengan menghilangkan panas Cara itu dilakukan dengan menghisap panas (79.68kcal/kg) pada suhu 0• ketika es dicairkan. 3) Pendinginan dengan mensublimasi panas Cara itu digunakan pada es kering, dimana es kering akan menghisap panas dari udara sekitarnya sehingga membuat es kering itu menjadi gas. Saat itu juga ia akan membuat panas udara disekitarnya menurun karena suhu sublimasi dari es kering itu. 4) Pendinginan dengan pemampatan bahan pendingin Jika uap cair bahan pendingin ini ditekan lalu disemburkan dan dikeluarkan pada ruang bertekanan rendah, temperaturnya akan meurun, sehingga akan membuat panas disekitarnya menurun. Melepaskan Panas Uap Kondensasi Refrigerant Menguap Cairan Menghisap Panas Gambar 2-1. Sifat dari refrigerant 2.2 Refrigerant Bahan ini akan menyalurkan panas dari sisi temperatur rendah ke sisi temperatur tinggi, dimana ia akan berubah dari cair ke gas pada tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di tempat bertemperatur tinggi. Bahan pendingin ini harus dipadatkan dengan mudah di bawah tekanan yang rendah. 11 Training Support & Development
  • 12. Air Conditioning System 2.2.1. Kondisi refrigerant Titik didihnya rendah: Jika menggunakan bahan pendingin yang terlalu tinggi titik didihnya, tekanan hisapan compressor akan sangat rendah. Kemungkinan bahan yang dialirkan tercampur gas yang tidak dipadatkan dan bahan pendingin ini akan bocor jika perbedaan tekanan terjadi terlalu besar. Panas latent dalam menguapkan bahan pendingin ini harus tinggi: Jika panas latent saat penguapan tinggi, sungguhpun bahan pendingin ini tidak banyak diuapkan, pendinginan dapat dioperasikan secara efisien. Tekanan kondensasi harus selalu rendah: Jika tekanan gas itu terlalu rendah, maka gas yang tidak dikondensasi dapat dialirkan, tetapi jika tekanan gas terlalu tinggi, sistem itu akan mudah rusak. Volume uap airnya harus kecil: Semakin kecil volume uap air yang dihisap oleh compressor, maka semakin kecil juga jumlah uap air yang dikeluarkan. Gas yang dikeluarkan dari compressor harus rendah: Jika gas yang dikeluarkan compressor tinggi, maka tidak hanya efisiensi volume yang dikurangi tetapi juga oil akan jadi karbon atau dipastikan fungsi pelumasan akan dapat berkurang juga. Temperatur kritis harus cukup tinggi: Jika temperatur kritis rendah, hal itu tidak bisa digunakan sebagai bahan pendingin sebab bahan pendingin itu tidak dapat diuapkan. Karat yang rendah: Bahan pendingin tidak memerlukan bahan berkarat di dalam sistem itu. Non-conductor: Bahan itu selain harus tidak berkarat juga bukan pengantar, dan nilai voltase harus tinggi. 2.2.2. Tujuan penerapan R-134a Efek kerusakan pada lapisan ozon dan lingkungan karena Chloro-Fluoro-Carbons (CFC), yang digunakan pada air conditioning system kendaraan, merupakan masalah yang sudah diketahui. Di tahun terakhir ini, dunia tengah membiayai dalam meningkatkan perhatian terhadap masalah yang berhubungan dengan perlindungan lingkungan hidup. Perhatian terbesar di antara masalah itu adalah kerusakan pada lapisan ozon. Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar matahari ultra violet yang berbahaya, dengan demikian perlindungan hidup di atas bumi dapat dilakukan. Untuk itu R-12 yang telah lama digunakan sebagai bahan pendingin untuk proses air conditioning system kendaraan perlu dipertimbangkan, ilmuwan telah menemukan bahwa R-12 adalah salah satu penyebab dari unsur perusak lapisan ozon. Untuk menggantikannya sebagai bahan pendingin baru, R-134A, telah dikembangkan. 12 Training Support & Development
  • 13. Air Conditioning System Gambar 2-2. Bentuk dan kerusakan ozone - Pemisahan oxygen - Kerusakan ozone Naik ke atas CFC naik ke atas O2 • O * O (analysis) CCl2 F2(R-12) • CI + O3 • CIO * O2 - Pembentukan ozone O2 + O • O3 (Kombinasi) CIO + O • CI * O2 Name Life (Year) ODP GWP CFC CFC –11 47 ~ 80 1.0 1.0 CFC – 12 85 ~ 150 0.9 ~ 1.0 2.8 ~ 3.4 CFC – 113 96 ~ 117 0.8 ~ 1.0 1.3 ~ 1.4 CFC – 114 210 ~ 320 0.6 ~ 0.8 3.7 ~ 4.1 CFC – 115 390 ~ 680 0.3 ~ 0.5 7.4 ~ 7.6 HFC HCFC – 22 15 ~ 23 0.04 ~ 0.05 0.32 ~ 0.37 HFC – 134a 8 ~ 11 0 0.24 ~ 0.29 Daftar 2-1. Umur dari CFC dalam udara R-134A telah terpilih sebagai cairan alternatif yang tidak punya potensi untuk merusak ozon, dengan sifat termodinamik serupa dengan R-12 yang lalu. Ada perbedaan penting antara dua bahan pendingin ini. Yang paling penting, oil yang digunakan dalam R-12 dan R-134A tidaklah dapat dipertukarkan dan tidak bisa dicampur, walaupun sedikit. Artinya untuk mencegah pencemaran dan penggunaan peralatan servis untuk masing-masing jenis bahan pendingin diperlukan. Sebagai tambahan, R-134a jauh lebih dapat larut dalam air, maka fitter-driers harus mempunyai penyerapan yang lebih besar dan A/C system yang menggunakan R-134a memerlukan special hose sebab R-134A system beroperasi pada tekanan yang sedikit lebih tinggi dibanding R-12 system pada temperatur yang sama. 13 Training Support & Development
  • 14. Air Conditioning System 2.2.3. R-134a characteristics Keuntungan: Tidak ada CI Menstabilkan struktur molekul. Struktur thermodynamika serupa dengan R-12. Tidak dapat terbakar dan tidak beracun. Kerugian: Pendinginan menurun pada saat suhu kondensasi sama dengan R-12. Masalah penggunaan bahan karet dan plastik. Tidak – tercampur dengan compressor oil (Mineral oil). 2.2.4 Perhatian saat memelihara A C Haruslah diperhatikan terhadap penyerapan sendiri (self-suction) selama penyimpanan PAG cooling oil. NHBR sebagai bahan penutup harus digunakan. Nylon coating hose perlu digunakan sebab tingkat penyerapan atau pengisapan air pada refrigerant ini tinggi. Ketika mengisi refrigerant, peralatan khusus yang digunakan untuk memvacuum dan mengisi pada waktu yang sama, harus cocok untuk fitting yang baru. Jagalah tingkat kevacuuman yang sama dengan R-12. Jika pengisapan air dari cooling oil terlalu banyak, akan ada masalah ketika melumasi compressor, sehingga membuat ketahanan compressor lebih buruk. 2.2.5. Pernyatan rumusan refrigerant R– a Menunjukkan keseimbangan Angka dalam satuan: Jumlah atom fluorine (n) Angka dalam puluhan: Jumlah atom hydrogen (n+1) Angka dalam ratusan: Jumlah atom carbon (n-1) R-12 (CFC – 12) R – 134a (HFC –134a) CCl2 F2 CH2 FCF3 F F F 14 Training Support & Development
  • 15. Air Conditioning System Cl C Cl H C C H F F F C: n = 1 C: n = 2 H: n = 0 H: n = 2 F: n = 2 F: n = 4 Cl: n = 2 2.2.6. Perbandingan refrigerant REFRIGERANT R-134a R-12 Rumus molekul CH2FCF3 CCL2F2 Berat molekul 102.03 120.91 Titik didih (1atm,¡Æ ) C -26.14 -29.79 Titik beku (°C) -108 -155 Temperatur kritis (°C) 101.29 111.8 Tekanan gas yang diizinkan 2.98 kg/ cm2 (0¡Æ ) C 3.15 kg/ cm2 (0¡Æ ) C 17.11 kg/ cm2 (60¡Æ ) C 15.51 kg/ cm2 (60¡Æ ) C 47.04 kcal/ cm2 (0¡Æ ) C 36.43 kcal/ cm2 (0¡Æ ) C Panas latent pengabutan 33.18 kcal/ cm2 (60¡Æ ) C 27.33 kcal/ cm2 (60°C) Kemampuan terbakar Tidak Tidak Mengandung racun Mungkin (terbakar) Tidak W aktu bertahan dalam atmospir 8~11 Tahun 95~150 Tahun Daftar 2-2. Perbandingan refrigerant 15 Training Support & Development
  • 16. Air Conditioning System 3. Langkah pendinginan air conditioning Ada 4 langkah operasi pendinginan, dan refrigerant disirkulasikan berulang kali dengan perubahan-perubahan sebagai berikut (Cair Uap Cair). Panas sihisap Evaporator Blower Motor Expansion Valve Compressor Condenser Receiver Drier Panas dilepaskan Gambar 3-1. Langkah pendinginan 3.1. Evaporasi: Refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana saat proses evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar evaporator. Udara melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam kendaraan oleh cooling fan; sambil menurunkan temperatur ruangan itu. Cairan refrigerant itu disalurkan dari expansion valve di dalam evaporator kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan itu terjadi berulang kali dari kondisi cair ke gas. Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu berkaitan, jika tekanan di-set maka temperatur juga akan di-set. Untuk pengabutan yang dilakukan saat temperatur lebih rendah dari perubahan itu (Cair -> Gas) dalam kondisi seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus dibuat tetap rendah. Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi secara kontinyu keluar evaporator oleh hisapan compressor. 16 Training Support & Development
  • 17. Air Conditioning System Kompresi: Refrigerant ditekan dalam compressor sampai kondisinya menjadi cair dengan temperature yang tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator dihisap oleh compressor akan membuat tekanannya tetap rendah didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara dinamis pada temperature yang rendah (0•). Maka tekanan gas refrigerant ditekan dalam cylinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan refrigerant akan mudah menjadi cair walaupun proses pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi. 3.2. Kondensasi: Refrigerant dirubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari temperatur yang tinggi didalam condenser. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu dipancarkan dalam condenser menjadi cairan dan disalurkan ke receiver drier. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi panas. Panas yang tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh condenser sehingga refrigerant menjadi dingin dan dapat melakukan proses penyerapan panas di ruangan dalam kendaraan. 3.3. Ekspansi: Tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh expansion valve. Hal itu disebut proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigerant menjadi gas, dan expansion valve ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil menurunkan tekanannya. Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator di-set oleh tingkat pendinginan yang harus dilakukan dibawah temperatur pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah refrigerant yang dibutuhkan dengan melakukan pengecekan yang benar. Gambar 3-2. Kerja expansion valve 17 Training Support & Development
  • 18. Air Conditioning System 4. Komponen-komponen air conditioner 4.1. Compressor 4.1.1 Fungsi Compressor merupakan unit tenaga dalam A/C system. Ia akan memompa gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi discharge (sisi tekanan tinggi dari system) dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah). Gambar 4-1. Compressor swash plate type a) Fungsi penghisap: proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan. b) Fungsi penekanan: proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke condenser, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi. c) Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan mensirkula-sikan refrigerant berdasarkan hisapan & kompresi. 4.1.2. Pelumasan Oil pada compressor tersekat dalam ruang oil dan disalurkan ke tiap bagian bersama dengan aliran tekanan gas refrigerant. Jika compressor dioperasikan, oil dalam compressor akan dikirimkan karena tekanan yang dikirimkan ke block dibagian bawah dari kedua sisi penampang- 18 Training Support & Development
  • 19. Air Conditioning System rotary, needle bearing, dan shaft seal melalui lubang oil. Compressor akan mengakhiri pelumasan, dan mengembalikan oil ke ruang bawah melalui suction hose. 4.2. Magnetic clutch 4.2.1. Fungsi Magnetic clutch dipasangkan pada compressor pulley. Magnetic clutch berputar dan menyalurkan putaran engine ke compressor, berdasarkan operasi thermostat dan operasi High / Low pressure switch. No power B+ V Compressor Compressor Gambar 4-2. Magnetic clutch berhubungan 4.2.2. Operasi a) Saat arus mengalir ke magnetic coil (ON) - Pulley assembly (Armature & Rotor Frame) dan clutch pad masing-masing dihubungkan. b) Saat arus diputus aliriannya ke magnetic coil (OFF) - Pulley assembly (Armature & Rotor Frame) dan clutch pad masing-masing dilepaskan. - Clutch pad tidak menghubungkan rotor dalam pulley assembly. Sehingga, V-belt berputar bebas. 4.3. Safety valve (Pressure Relief Valve) Alat ini berfungsi menstabilkan A/C system ketika menyalurkan refrigerant dan oil melalui PRV ketika tekanan tinggi terjadi dalam compressor untuk mencegah A/C system setelah dideteksi bahwa tekanan A/C meningkat ketika condenser fan rusak, refrigerant overcharged (tekanan melewati batas), dan A/C system terjadi penyumbatan. Oleh karena itu, refrigerant dan oil harus diisi dan diinjeksi lagi ke dalam A/C system setelah mengoperasikan PRV. 19 Training Support & Development
  • 20. Air Conditioning System - Tekanan operasi: 35.3~42.2kg/• Gambar 4-3 Safety valve 4.4. Fungsi pengaman belt lock safety Ketika mengembangkan engine, jenis belt - 1 umumnya ditujukan untuk mengurangi tenaga yang hilang. Jika bagian dalam A/C compressor dihubungkan ke belt - 1 terjadi kemacetan atau terjadi clutch slip, maka belt itu bisa putus. Untuk itu fungsi belt lock control dipasangkan, dan ada beberapa jenis belt seperti berikut ini. 1. Speed sensor type: Perlindungan ini dengan cara memutus tenaga compressor ke belt karena terlampauinya perbandingan batas slip normal yaitu perbandingan RPM engine dan RPM compressor dan hal itu diditeksi oleh speed sensor yang terpasang pada compressor. 2. Thermal fuse type Jenis ini melindungi belt dan engine agar tidak merusak pulley bearing atau menghilangkan clutch slip dengan menghentikan kerja clutch oleh pemutusan listrik ke coil yang dilakukan oleh temperature fuse (184• OFF) yang terpasang pada clutch compressor dan ia selalu mendeteksi panasnya clutch slip. 20 Training Support & Development
  • 21. Air Conditioning System Gambar 4.4. Thermal fuse type 4.5. Condenser Condenser didalam air conditioning system merupakan alat yang digunakan untuk merubah gas refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant panas ke temperature atmospir. Condenser terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Jenis air conditioning condenser ini adalah aluminum serpentine type (R-12) dan parallel flow type (R- 134a) ditempatkan di depan radiator kendaraan. Jenis parallel Flow type condenser lebih memperbaiki efisiensi dan meminimalkan fungsi pendinginan dibandingkan dengan jenis serpentine Type. Gambar 4-5. R-134A, Parallel flow type 21 Training Support & Development
  • 22. Air Conditioning System 4.5.1 Fungsi Perubahan refrigerant dari bentuk gas yang bersuhu dan bertekanan tinggi menjadi cairan yang bersuhu dan bertekanan tinggi juga belum cukup untuk proses pendinginan selanjutnya. Karenanya gas refrigerant ini dimasukkan kedalam condenser agar panasnya disalurkan ke udara luar atau disamakan dengan suhu atmospir. 4.5.2 Operasi Dari sisi pandang panas, bila temperatur (sekitar 60•) dari refrigerant dalam condenser dan / atau temperatur udara luar (sekitar 55•) merupakan kegagalan, karena suhu refrigerant akan menjadi sekitar 57•. Walaupun suhu refrigerant diturunkan hanya sekitar 2~3•, ia tetap akan berubah dari gas menjadi cairan, karena sifat alami refrigerant. Condenser kendaraan, yang menggunakan refrigerant R-12 A/C system, adalah berjenis corrugated type. Tetapi condenser, yang menggunakan refrigerant R-134a system, jenisnya adalah parallel flow type untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%. SERPENTINE TYPE PARALLEL FLOW TYPE (R-12) (R-134a) Gambar 4-6. Condenser type 22 Training Support & Development
  • 23. Air Conditioning System 4.6. Receiver drier Receiver Drier Fungsi Outlet Inlet 1) PENYARINGAN REFRIGERANT Desiccant 2) PENYIMPANAN REFRIGERANT Filter 3) PEMISAHAN GELEMBUNG GAS Gambar 4-7. Receiver Drier 4.6.1. Fungsi Receiver-drier merupakan tabung penyimpan refrigerant cair, dan ia juga berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi refrigerant. Receiver-drier menerima cairan refrigerant bertekanan tinggi dari condenser dan disalurkan ke expansion valve. a. Jumlah sirkulasi refrigerant haruslah dapat berubah sesuai dengan perubahan beban dari langkah pendinginan. Maka, receiver drier akan membantu penyimpanan refrigerant dengan benar. b. Ketika cairan refrigerant tercampur gelembung, fungsi pendinginan akan menurun. Dalam hal ini, receiver direr dapat menyalurkan hanya cairan refrigerant saja ke expansion valve dengan memisahkan gelembung dari cairan. c. Ia juga menyaring benda-benda asing dan uap air dari refrigerant dengan menggunakan “Desiccant” dan “Filter”. d. Jumlah refrigerant dapat diperiksa melalui sight glass (R-12). 4.6.2. Struktur dan operasi Alat itu terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan side glass dlsb. Cairan refrigerant dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke expansion valve melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan desiccant. 23 Training Support & Development
  • 24. Air Conditioning System 4.7. Pressure switch 4.7.1. Dual pressure switch Dual pressure switch dipasangkan pada refrigerant line di antara condenser dan receiver drier atau pada receiver drier. Dual pressure switch, sebagai alat pengaman, berfungsi untuk menghentikan compressor dengan meng- off-kan magnetic clutch, ketika tekanan pada high- pressure line tidak normal tinggi atau rendah. 1. Low pressure: Jika tidak ada refrigerant dalam system A/C, switch ini Gambar 4-8. Dual akan terbuka, sehingga memutus pengiriman listrik ke pressure switch compressor clutch. Ia dapat melindungi kerusakan compressor. 2. High pressure: Ia mendeteksi tekanan refrigerant pada sisi tekanan tinggi, jika tekanan yang ada lebih tinggi dari normal, maka switch akan terbuka dan memutus aliran listrik, untuk menjaga agar tekanan system A/C tidak melampaui batasnya. Gambar 4-9. Spesifikasi dari dual pressure switch 24 Training Support & Development
  • 25. Air Conditioning System (Kondisi normal) (Kerja high-pressure switch) Gambar 4-10. Kerja dual pressure switch 4.7.2. Triple pressure switch Ada 3 nilai dari tekanan yang di-set oleh switch ini, dan ia mengatasi fungsi-fungsi dual switch, dan middle-pressure switch. Switch ini mendeteksi tekanan refrigerant dan jika tekanannya dinaikkan, switch akan tertutup dan membuat cooling fan berputar pada posisi high-speed. HIGH Low & high switch: Compressor control ECM MIDDLE Middle switch: Condenser fan control LOW ELECTRIC DIAGRAM MEDIUM MEDIUM LOW HIGH MEDIUM LOW & HIGH (1) LOW & HIGH (2) (1) (3) (4) Gambar 4-11. Triple pressure switch 25 Training Support & Development
  • 26. Air Conditioning System 1. Daftar Compressor & Condenser fan control PRESSURE COMPESSOR CONDENSER FAN CATATAN (Kg/cm2) 2.3 ~ 15.5 ON OFF Tekanan meningkat 15.5 ~ ON ON Tekanan meningkat 32 OFF ON Tekanan berlebiha n 26.0 ~ 11.5 ON ON Tekanan menurun 11.5 ~ 2.0 ON OFF Tekanan menurun 2. Tingkat Switch ON & OFF • Low & high switch (kg/cm2) 2.3±0.25 26±2.0 ON OFF 2.0±0.2 32±2.0 (Low switch) (High switch) • Middle switch (kg/cm2) 15.5±0.8 ON OFF 11.5±1.2 (Middle switch) 26 Training Support & Development
  • 27. Air Conditioning System 4.8. Expansion valve Tujuan dari expansion valve adalah membuat cairan tekanan yang tinggi untuk di semprotkan masuk kedalam evaporator. Ia juga mengontrol, atau sebagai pengatur system untuk mencegah evaporator dari peluapan dan pembekuan (freezing up). Expansion valve merupakan jenis pemerata tekanan didalam (Block type). Diaphragm terpasang dibagian atas dari expansion valve. Dan, ruangan diaphragm atas dihubungkan ke sensing bulb. Gambar 4-12. Expansion Valve Gambar 3-2. Kerja expansion valve Gambar 4-13. Expansion valve unit 27 Training Support & Development
  • 28. Air Conditioning System 4.9. Evaporator unit 4.9.1 Fungsi Evaporator adalah penyalur panas yang lain dalam air conditioning system. Ia memiliki coil dan fin seperti condenser, tetapi fungsinya berbeda terbalik. Evaporator menerima atom cairan refrigerant bertekanan rendah dan dingin dari expansion valve. Ketika refrigerant dingin ini melewati coils dari evaporator, maka pengabutan refrigerant akan menyerap panas dari ruang dalam kendaraan. Gambar 4-14. Evaporator unit 4.9.2. Operasi Keadaan refrigerant setelah receiver drier adalah 100% cair. Segera setelah tekanan cairan itu turun, mulailah terjadi gelembung, dan dengan demikian, gas itu akan menyerap panas. Panas ini dilepaskan dari udara yang ditiup lewat cooling fins dari evaporator dan menyebabkan udara menjadi dingin. Refrigerant yang benar masuk kedalam evaporator haruslah semuanya cairan 100% setelah melewati receiver drier dan menjadi 100% gas setelah berada di outlet. (Kerja normal) (Evaporator membeku) Gambar 4-15. Kerja evaporator 28 Training Support & Development
  • 29. Air Conditioning System 4.10. Thermostat Jika temperatur evaporator fin, dimana suhu pengabutan refrigerant, menurun dibawah 0•, beku/frost atau es akan terbentuk pada fin tersebut, yang menyebabkan menurunnya aliran udara dan akibatnya akan menurunkana kapasitas pendinginan. Untuk mencegah seperti pembekuan/frosting ini, dan agar temperature ruang dalam kendaraan dapat disetel sesuai dengan suhu yang diinginkan, maka thermostats dipasangkan. Alat berupa switch ini terpasang pada evaporator case dengan pipa kapilernya terpasang dan terbungkus rapat pada evaporator inlet line. (Struktur) (Lokasi) Gambar 4-16. Thermostat Alat itu dihubungkan ke magnetic clutch pada compressor secara serie. Dia akan melepaskan magnetic clutch ketika temperature permukaan evaporator fin ada dibawah sekitar 0±1•. ON OFF 0 ±1• 4• 29 Training Support & Development
  • 30. Air Conditioning System 4.11. Heater unit Ketika air pendingin engine dapat dialirkan ke bagian heater core, maka panas dari air pendingin/coolant dapat disalurkan ke cooler, udara akan dialirkan melalui fin dari heater core dan masuk ke ruangan penumpang sehingga ruang itu menjadi hangat. Gambar 4-17. Heater unit Gambar 4-18. Kerja heater unit 30 Training Support & Development
  • 31. Air Conditioning System 4.12. Air filter 4.12.1. Penjelasan Air filter ini menggunakan combination filter, untuk Air filter cover menyaring debu dan bau dalam udara secara efektif. 4.12.2. Perawatan Periode penggantian filter adalah 5000 ~ 12,000 km. Tetapi hal ini dapat menjadi lebih pendek jika kondisi jalan buruk yang menyebabkan debu dan asap hitam lebih banyak dalam udara. Gambar 4-19. Air filter cover 4.12.3. Cara melepas * Lepaskan glove box. * Tarik bagian pengunci dari air filter cover PERHATIAN!! Pastikan bahwa tanda panah pada filter menunjuk kearah sisi evaporator core. Gambar 4-20. Tanda panah air filter 4.13. Blower motor assembly Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan dalam penumpang dan mengirimkannya melalui evaporator core dan heater core, jika dikehendaki. Alat itu terdiri dari 12V electronic motor dan fan blade jenis squirrel cage style. Motor : magnet motor(•70) 1. Tingkat voltage: 12V2. tanpa beban - Kecepatan: 3300 rpm (min) - Arus: 3.0A (max) + PIN - PIN Gambar 4-21. Blower motor 31 Training Support & Development
  • 32. Air Conditioning System 2. Dengan beban - Tingkat beban: 4.4 kgf-cm - Kecepatan : 2900 ±300 rpm - Arus : 18.3 ±1.3a (max) 3. Tingkat temperatur digunakan: -30°C ~ 80 °C 32 Training Support & Development
  • 33. Air Conditioning System 5. FATC (Full Automatic Temperature Control) Full Automatic Temperature Control (FATC) adalah suatu system AC yang menonjolkan seluruh kendali otomatis terhadap kondisi udara yang dikeluarkan AC. FATC juga mengendalikan sirkulasi dan kelembaban udara di dalam kendaraan. Dengan FATC, pengemudi dapat memilih temperatur dan fungsi FATC untuk menjaga temperatur itu, dengan mengabaikan temperatur udara luar yang berubah-ubah. Modul pengontrol FATC ini mengendalikan system air conditioning, ventilasi, pemanasan, dan sistem defrosting. Dan sistem pengontrol elektronik ini secara otomatis melakukan penyetelan katup udara, kecepatan blower, dan langkah compressor. 5.1. FATC Input & output INPUT OUTPUT AMB SENSOR DISPLAY FIN SENSOR HI SPEED RELAY INCAR SENSOR PHOTO SENSOR BLOWER SPEED POWER TR HUMIDITY SENOSR FATC AUTO SWITCH CONTROL TEMP ACTUATOR MIX DOOR OFF SWITCH MODULE A/C SWITCH MODE ACTUATOR MODE DOOR AQS SWITCH AMB SWITCH INTAKE ACTUATOR TEMP SWITCH INTAKE DOOR AQS CONTROL DEF SWITCH BLOWER SWITCH ECM COMPRESSOR 33 Training Support & Development
  • 34. Air Conditioning System 5.2. Lokasi parts Ambient Sensor AQS AQS Triple switch Receiver & Drier A/C Relay, Blower Relay Compressor Expansion Valve Blower Relay HEATER/EVAP Photo Sensor Hi Speed Blower Relay FATC In-car Module Sensor Power TR Humidity Sensor Gambar 5-1. Lokasi part FATC (Itu tergantung dari model-nya.) 5.3. Pengotrol kecepatan blower motor 5.3.1. Power TR Kecepatan blower dikontrol oleh fan control switch dan power TR. Perubahan fan switch dari posisi 1 ke 5, mengakibatkan fan berputar lebih cepat. Base Emitter Collector Gambar 5-2. Lokasi power TR Gambar 5-3. Power TR 34 Training Support & Development
  • 35. Air Conditioning System 1). Pemeriksaan power TR metode 1 2). Pemeriksaan power TR metode 2 35 Training Support & Development
  • 36. Air Conditioning System 5.3.2. High-speed blower relay Ketika blower switch ada diposisi kecepatan 6th, FATC controller akan menerapkan ground ke sisi pengontrol dari high-speed blower relay. Hal ini membuat battery voltage, mengalir melalui kontaknya ke coil dalam high-speed blower relay. Ketika itu terjadi, blower motor beroperasi di posisi kecepatan tinggi. High-speed blower relay Gambar 5-4. Lokasi high-speed blower relay (Itu tergantung dari model-nya.) 5.4. Actuators 5.4.1. Intake door actuator Intake door actuator (fresh/recirculation actuator) merupakan 12V electric motor, yang ditempatkan disisi blower motor assembly, dan dioperasikan oleh intake control switch. Ia dapat membuat penumpang memilih antara udara segar/fresh (udara luar) atau udara sirkulasi/recirculated didalam dengan merubah katup masuk (fresh/recirculation) ke posisi yang diinginkan. Ketika katup itu telah mencapai posisi yang diinginkan, maka actuator akan berhenti. Figure 5-5. Intake door actuator operation (It depends on the models.) 36 Training Support & Development
  • 37. Air Conditioning System 5.4.2. Temperature door actuator TEMP DOOR ACTUATOR ditempatkan di bagian bawah heater unit. Actuator itu mengontrol posisi dari temperature blend door berdasarkan pada sinyal voltase dari FATC module. Potentiometer didalam actuator mengirimkan sinyal feedback ke controller dan controller akan memutus sinyal voltase yang datang dari controller ketika posisi katup yang dikehendaki dicapai. [KARAKTERISTIK POTENTIOMETER] connector 1 2 3 4 5 Potentiometer mengirimkan sinyal feedback (perubahan voltase) ke controller. Gambar 5-6. Potentiometer didalam Temperature door actuator mengirimkan sinyal feedback ke FATC controller 37 Training Support & Development
  • 38. Air Conditioning System 5.4.3 Mode door actuator Mode door actuator ditempatkan disisi heater unit. Gambar 5-7. Operasi mode door actuator Pemeriksaan 1. Berilah tegangan 12V ke terminal 7 mode actuator dan ground ke terminal 6. 2. Pastikan bahwa mode actuator bekerja seperti dibawah ini ketika terminals 5, 4, 3, 2 dan 1 diberi ground secara berurutan. VENT BI/LEVEL FLOOR MIX DEF 38 Training Support & Development
  • 39. Air Conditioning System 5.5. Sensors 5.5.1. FIN thermo sensor 1). Penjelasan Fin sensor terpasang dalam evaporator untuk mendeteksi temperatur dari evaporator. Ia menjaga evaporator dari pembekuan/freezing. 2). Lokasi : Dimasukkan kedalam evaporator pin Gambar 5-8. Lokasi fin sensor 3). Karakteristik TEMP. RESISTANCE TEMP. RESISTANCE TEMP. RESISTANCE (¡Æ ) C (§ Ù ) (¡Æ ) C (§ Ù ) (¡Æ ) C (§ Ù ) -10 18012.8 8 8015.1 26 3875.2 -8 16387.9 10 7365 28 3590.8 -6 14927.4 12 6774.5 30 3330.1 -4 13612.9 14 6237.4 32 3090.9 -2 12428.5 16 5748.4 34 2871.3 0 11360 18 5302.8 36 2669.3 2 10394.8 20 4896.3 38 2483.6 4 9521.9 22 4525 40 2312.5 6 8731.5 24 4185.7 42 2154.9 4). Temperatur ON/OFF: 0 ~ 0.5°C: OFF 3.5 ~ 4°C: ON 39 Training Support & Development
  • 40. Air Conditioning System 5). FATC control FATC CONTROL MODULE A/C OUTPUT B B FIN SENSOR A/C RELAY HIGH MID M M COMP. A/C LOW RADI. CON. FAN FAN A/C relay A/C pressure A/C “ON” control switch input input ECM Gambar 5-9. Diagram skema FATC Ketika ignition switch ada di posisi ON, tegangan battery diberikan pada coil pada sisi pengontrol dari A/C relay. Dengan A/C switch ON, voltase dialirkan melalui closed contact secara normal dari triple switch, dan masuk ke ECM. Parameter operasi yang diijinkan, ketika ECM menerima sinyal A/C ON, ia akan memberikan ground pada sisi kontrol dari A/C relay, dan membiarkan kontak relay berhubungan. Lalu mengalirkan voltase battery, dimana selalu ada di sisi beban dari A/C relay, untuk melewati kontak ke coil dalam A/C compressor magnetic clutch. Ketika ini terjadi, A/C compressor mulai beroperasi. 40 Training Support & Development
  • 41. Air Conditioning System 5.5.2. In-car sensor In-car sensor ditempatkan pada lower crash pad seperti ditunjukkan dalam gambar. Ia berisikan thermister, yang mengkur temperatur udara didalam ruang dalam kendaraan. Ia akan mendeteksi temperatur ruang dalam kendaraan, merubah nilai resistan, dan memasukkan voltase yang berhubungan kedalam modul automatic temperature control (FATC). Gambar 5-10. Lokasi in-car sensor [Lokasinya tergantung dari model-nya] Pemeriksaan Periksalah resistan dari sensor antara terminal 1 dan 2. Thermistor negative type, dimana resistan akan meningkat saat temperature turun, dan menurun saat temperatur meningkat. Gambar 5-11. In-car sensor dengan aspirator hose [Lokasinya tergantung dari model-nya.] TEMP.( °C) RESISTANCE (§ ) Ù 18 3403 21 2976 25 2500 28 2199 32 1862 Gambar 5-12. Pemeriksaan in-car sensor 41 Training Support & Development
  • 42. Air Conditioning System 5.5.3. Photo sensor Photo sensor ditempatkan di sisi pengemudi dekat dengan defrost nozzle. Sensor ini responsif terhadap tingkat intensitas sinar dalam kendaraan, dan sensor ini akan mengirimkan sinyal ke control module lalu ke pengotrol tingkat blower dan pengaturan temperature udara. Ia berisikan sebuah diode photovoltaic (sensitif terhadap sinar matahari). Gambar 5-13. Lokasi photo sensor Pancarkan sinar secara langsung kearah sisi [Lokasinya tergantung dari model-nya] pengemudi dan sisi penumpang dengan menggunakan lampu, dan periksa perubahan voltase antara terminals 1 & 2 60W 10 ~ 15cm ^ (Over 0.45V) Gambar 5-14. Pemeriksaan photo sensor Gambar 5-15. Karakteristik photo sensor 42 Training Support & Development
  • 43. Air Conditioning System 5.5.4. Ambient Sensor Ambient temperature sensor ditempatkan di depan condenser fan shroud. Sensor ini mendeteksi temperatur udara luar dan mengirimkan sinyal voltase ke controller. Gambar 5-16. Lokasi ambient sensor [Lokasinya tergantung dari modelnya] Output sensor ini akan digunakan untuk mengatur temperature udara, sensor fail-safe, temperature door control, blower motor level control, mix mode control dan in-car humidity control. * Resistan antara a & b Temperature (°C) Resistance (§ Ú ) -10 157.8 0 95 10 58.8 20 37.3 30 24.3 Sensor ini merupakan negative type thermistor; resistan akan meningkat ketika temperature turun, dan akan menurun ketika temperatur meningkat. Resistan(•) Temperatur(•) Gambar 5-17. Karakteristik ambient sensor [Lokasinya tergantung dari modelnya] 43 Training Support & Development
  • 44. Air Conditioning System 5.5.5. AQS (Air Quality System) Umumnya kebanyakan pengemudi memilih mode udara recirculation atau fresh secara manual dan juga untuk menginterupsi aliran udara dari exhaust gas yang berbahaya, dalam menghindari ketidak- nyamanan dan bahaya ketika berkendara. Gas berbahaya itu dapat menyebabkan kelelahan, mengantuk atau batuk ketika berkendara. Mereka akan mencium exhaust gas dan secara Gambar 5-18. AQS mendeteksi exhaust gas dari kendaraan terdekat dan manual menutup inlet udara kendaraan sementara menginterupsi secara otomatis. gas itu sudah terperangkap didalam, dan akan terlambat bagi kesehatan mereka jika sudah menghirup exhaust gas. Kebalikannya, jika S P E S F IK A S I berkendara dengan inlet udara tertutup semua, V o lta se o p erasi 9 ~ 16V D C cadangan udara kurang dan penumpukan carbon V o lta se ra ta-ra ta 12V DC dioxide (CO2) akan terjadi. Hal ini akan menyebabkan kelelahan, sakit kepala, lemas, dan T emp eratu r operasi -30 ~ 105¡ É mengantuk. G as gaso- G as y ang CXHY, CO line en g ine dapat System AQS memberikan solusi sempurna G as diesel dideteksi NOX, SO2 en g ine terhadap masalah ini. Air Quality System ini kurang dari W aktu reaksi mendeteksi exhaust gas dari kendaraan terdekat 1 detik dan menginterupsinya secara otomatis. AQS mengontrol inlet kendaraan secara otomatis dan dapat dengan mudah dipasangkan pada kendaraan yang ada. Panduan operasinya juga tersedia. 1). Lokasi AQS ini ditempatkan di depan radiator engine. Gambar 5-19. Lokasi AQS [Lokasinya tergantung dari modelnya] 44 Training Support & Development
  • 45. Air Conditioning System 2). AQS switch 3). Diagram Gambar 5-20. Diagram skema AQS Ketika Air Quality System mendeteksi gas berbahaya dalam atmospir kurang dari nilai pengesetan, sinyal High, i.e., 5V akan dihasilkan. FATC Module mengontrol Intake Actuator ke posisi Fresh Mode berdasarkan pada sinyal itu. Jika Air Quality System mendeteksi gas berbahaya dalam atmospir lebih dari nilai pengesetan, sinyal Low, i.e., 0V akan dihasilkan. FATC Module mengontrol Intake Actuator ke posisi Re- circulation Mode berdasarkan pada sinyal itu. 45 Training Support & Development
  • 46. Air Conditioning System 5.5.6. Humidity sensor Humidity sensor mendeteksi hubungan kelembaban dari ruang kabin kendaraan. Sensor ini akan menggantinya menjadi sinyal voltase dan mengirimkan sinyal ke FATC controller. Gambar 5-21. Lokasi humidity sensor [Lokasinya tergantung dari modelnya] KELEMBABANVOLTASE (V)KELEMBABAN VOLTASE (V) 30% 3.13 65% 1.29 35% 3.07 70% 1.12 40% 2.94 75% 1.05 45% 2.67 80% 1.01 50% 2.35 85% 0.98 55% 2.01 90% 0.94 60% 1.54 1). Karakteristik sensor Gambar 5-22. Karakteristik humidity sensor Jika temperature udara lingkungan atau kelembaban dalam kendaraan tingkatannya sama dengan udara luar kendaraan, controller akan menghidupkan A/C untuk mengontrol kelembaban udara itu untuk mencegah pengabutan dalam kendaraan. Kerja air conditioner tergantung pada temperature udara lingkungan dan kelembaban udaranya. 46 Training Support & Development
  • 47. Air Conditioning System 2). Spesifikasi 1). Sensor type: High polymer impedance variation sensor 2). Voltase rata-rata: DC 5V. 3). Arus konsumsi: dibawah 10mA 4). Tingkat temperatur: 0 - 60°C 5). Tingkat kelembaban: dibawah 99% Kelembaban relatif 6). Terminals: 3 terminals (DC 5V, Ground, Sensor output) 3). Block diagram 47 Training Support & Development
  • 48. Air Conditioning System 6. FATC Control panel 6.1. FATC dengan AQS Blower speed A/C AUTO System OFF Ambient u p / d o w n s w i tc h s w i tc h s w i tc h temperature Temperature c h e c k s w i tc h u p / d o w n s w i tc h Defrost Mode A/C ON/OFF Fre/Rec AQS s w i tc h s w i tc h s w i tc h s w i tc h s w i tc h Gambar 6-1. FATC controller panel dengan AQS [Lokasinya tergantung dari modelnya] 6.2. FATC tanpa AQS Gambar 6-2. FATC controller panel tanpa AQS [Lokasinya tergantung dari modelnya] 48 Training Support & Development
  • 49. Air Conditioning System 6.3. Perubahan temperature unit Pengendara mungkin memilih tanda temperatur antara °C dan °F. Tekanlah temp down button selama 3 detik sambil menekan AMB button. * Unit pengesetan: °C (Battery dilepaskan) Tekan selama 3 detik atau lebih Terus ditekan Gambar 6-4. Dengan AMB Switch ditekan, saat itu tekan temperature down switch selama 3 detik atau lebih. 6.4. Fungsi switch SWITCH FUNGSI TEMP. - TINGKAT TEMPERATUR SET: 17 • 32°C SWITCH - INTERVAL TEMPERATUR: 0.5 °C AOTO - SYSTEM OFF atau MANUAL STATE • AUTO SW SWITCH • A/C SYSTEM AUTOMATICALLY CONTROLLED - MODE DOOR: DEF MODE DEFROST - A/C: ON SWITCH - INTAKE DOOR: FRESH MODE - OTHERS: KEADAAN SAM SEPERTI 'OFF' A/C - A/C ON SWITCH - A/C OFF (JIKA SWITCH DITEKAN LAGI) AMB - AMBIENT TEMPERATURE DITAMPILKAN SWITCH (UNTUK 5 DETIK) 49 Training Support & Development
  • 50. Air Conditioning System SWITCH FUNGSI - SYSTEM OFF: BLOWER, COMPRESSOR OFF - TEMP DOOR: AUTOMATICALLY CONTROLLED - MODE DOOR: OFF •AUTO CONTROL (JIKA 'AUTO' SEBELUM 'OFF') SWITCH •SAME POSITION (JIKA 'MANUAL' SEBELUM 'OFF') - INTAKE DOOR •REC (JIKA 'AUTO' SEBELUM 'OFF') •POSISI SAMA (JIKA 'MANUAL' B) MODE * VENT • B/L • FLOOR • MIX • VENT SWITCH REC. - RECIRCULATION SWITCH AQS - ACTIVATION: AQS INDICATOR ON SWITCH (INTAKE DOOR: FRE • REC) 50 Training Support & Development
  • 51. Air Conditioning System 7. FATC Control logic A. Koreksi in-car temperatur Saat in-car sensor mendeteksi perubahan temperatur yang tiba-tiba, controller memperbaiki perbedaan temperatur dengan perlahan. - 1°C naik / 4detik tunda - 1°C turun / 4detik tunda B. Koreksi ambient temperatur Saat ambient sensor mendeteksi perubahan temperatur yang tiba-tiba, controller memperbaiki perbedaan temperatur dengan perlahan. - 1°C naik / 3 menit tunda (ex. Underground, tunnel) - 1°C turun / 4detik tunda C. Koreksi radiasi panas Saat photo sensor mendeteksi perubahan radiasi sinar matahari, controller mengkompensasi- kannya secara perlahan. - 350 → 1000 (W/m2) / 1 menit tunda - 350 ← 1000 (W/m2) / 5 menit tunda D. Temp. Door control Sudut terbuka temp. door (0% ~ 100%) secara otomatis dikontrol berdasarkan pada pemilihan temperatur dan sinyal sensor lainnya. : Tingkat pilihan temperatur tersedia - MAX COOL: 17°C - MAX HOT: 32°C -17°C ↔ 32°C, 0.5°C step (62°F ↔ 90°F, 1°F step) E. Blower speed control - AUTO mode: linear control - MANUAL mode: 7 step control F. Mode control - AUTO: Mode berubah dengan otomatis berdasarkan pada pemilihan temperatur dan sinyal sensor lainnya. - Manual: Mode berubah saat mode switch dipilih. VENT → B/L → FLOOR → MIX → VENT 51 Training Support & Development
  • 52. Air Conditioning System G. Intake door mode - Keadaan FRE/REC door dapat dirubah pada AUTO mode berdasarkan kombinasi input data. H. Compressor on/off control (AUTO mode) - Fin sensor: dibawah 0.5°C → Compressor OFF diatas 3°C → Compressor ON I. Fungsi Max. Panas (Saat 32°C dipilih pada AUTO mode) - Temp door: MAX HOT side - Mode door: Floor mode - Intake door: FRE mode - Compressor: OFF - Blower speed: MAX high J. Fungsi Max. Dingin (Saat 17°C dipilih pada AUTO mode) - Temp door: MAX COOL side - Mode door: VENT mode - Intake door: REC mode - Compressor: ON - Blower speed: MAX HIGH K. Fungsi pengaman udara hangat (Awal kerja A/C) KONDISI KONTROL OUTPUT - AUTO MODE - KECEPATAN BLOWER: - A/C ON FATC • AUTO low: 12 detik - FIN sensor > 30• • AUTO low •AUTO high: 30 detik L. Fungsi pengaman udara dingin (musim dingin) 52 Training Support & Development
  • 53. Air Conditioning System 8. FATC Self diagnosis Sifat FATC module self diagnosis test akan mendeteksi kesalahan elektrik dan memberikan kode kesalahan untuk system components dengan kesalahan yang dicurigai. Ignition switch : OFF•ON Tekan AMB switch lebih dari 4 kali dalam 2 detik sambil menekan Auto switch Setelah VFD display berkedip 3 kali per 0.5 detik, mulailah self-diagnosis. Self-diagnosis (Operasi kontinyu) Tekan AUTO Tekan AUTO Tekan OFF Self-diagnosis (Langkah operasi) Tekan OFF Kembali ke kondisi semula 8.1 Daftar DTC & failsafe KODE PENJELASAN FAILSAFE DTC 00 Normal - 11 Putus In-car sensor circuit 25 °C DISET 12 Short In-car sensor circuit 13 Putus Ambient sensor circuit 20 °C DISET 14 Short Ambient sensor circuit 17 Putus Fin sensor circuit - 2 °C DISET 18 Short Fin sensor circuit Putus atau short Temp. door 19 potentiometer SETTING TEMP. 17~25 °C : MAX COOL Rusak Temp. door SETTING TEMP. 25~32 °C : MAX HOT 20 potentiometer 53 Training Support & Development
  • 54. Air Conditioning System 9. Diagnosa A/C 9.1. A/C refrigerant Refrigerant haruslah terjaga dengan baik agar performa A/C dan ketahanan Compressor dan pengisiannya benar-benar membuat Compressor bisa menghasilkan pengisian dan kondisi system A/C yang baik sebelum refrigerant diisikan. Untuk itu, A/C refrigerant haruslah diperiksa seperti dibawah ini. Cara ini juga dibutuhkan ketika menggunakan peralatan pengisian otomatis agar tidak terjadi kesalahan. Cek kebocoran gas Pembuangan otomatis refrigerant Proses vacuum (selama 15 min.) Cek kebocoran vacuum Proses vacuum ulang Pengisian refrigerant Tes kerja & cek kebocorannya 9.1.1. Pembuangan refrigerant - Ketika menggunakan manifold gauge a) Tutup high (low) pressure valve lalu hubungkan high (low) pressure hose coupling ke lubang charge/pengisian refrigerant dari A/C system. <Note> High (low) pressure valve dari manifold gauge haruslah tertutup sebelum hose dipasangkan ke A/C system. Jika high (low) pressure hose dihubungkan ke A/C system ketika valve ‘terbuka’, refrigerant dan oil banyak terbuang keluar, menyebabkan Compressor menjadi rusak. 54 Training Support & Development
  • 55. Air Conditioning System b) Dengan perlahan buka high valve hanya ketika hose telah terhubungkan ke lubang pengisian/charge port sehingga dapat membuat hanya refrigerant saja yang dapat terbuang keluar. Low High Gambar 9-1. Buka high valve hanya sedikit. Jika refrigerant dibiarkan keluar terlalu cepat, compressor oil Tutup akan terbuang keluar dari system Cek dengan lap handuk untuk Buka meyakinkan bahwa tak ada oil yang keluar. Jika oil ada, tutuplah hand Ke low valve sedikit lagi. pressure service port Ke high pressure service port Untuk mengukur oil yang keluar bersama refrigerant pasanglah cup atau tabung pada ujung exhaust hose. <Note> Bahkan jika high pressure valve dibuka saat tekanan sisi high pressure port naik ketika mengeluar refrigerant tepat setelah A/C system dioperasikan, refrigerant dan oil akan banyak terbuang. Untuk itu, refrigerant jangan dikeluarkan sampai tekanan high (low) dari A/C system menjadi sama. c) Jika refrigerant tidak keluar walaupun high-pressure valve dari manifold gauge dibuka, berarti refrigerant sudah tidak ada dalam A/C system. Untuk itu, hal itu dapat diasumsikan ada kebocoran pada parts yang rusak atau hubungan antara part bocor. Vacuumlah setelah memeriksa dan melakukan hal seperti dibawah ini. < Cara mencari kebocoran> 1. Periksalah oil pada hubungan part dari tiap hose dan pipe 2. Permukaan condenser apakah kotor karena debu dan oil yang bocor. 3. Tercampurnya oil pada air kondensasi di drain hose bila evaporator bocor. 55 Training Support & Development
  • 56. Air Conditioning System 9.1.2. Proses vacuum Jika refrigerant sudah dikeluarkan, hubungkan exhaust hose ke vacuum pump. Operasikan vacuum pump dan buka high (low) pressure valve. Ketika low-pressure gauge menunjukkan sekitar 29.5 inHg (750mmHg), tutuplah kedua pressure valves dan matikanlah vacuum pump. Low High Buka Buka Gambar 9-2. Hidupkan vacuum pump dan lalu buka high and low manifold pressure valves. Udara Vacuum pump <Note> Jika proses vacuum kurang, akan sulit untuk mengisi refrigerant. Jika air tidak dikeluarkan dari A/C system maka ia akan menjadi es pada expansion valve, maka rangkaian A/C dapat tertutup dan akan memburukkan performa A/C. Hal lainnya, compressor bisa rusak karena tercampurnya air sehingga merusak compressor oil. <Note> Jika kebocoran terjadi karena part yang rusak tidak diganti, maka oil bersama refrigerant akan keluar. Untuk itu, isi oil sekitar 30cc. Ketika tidak ada kebocoran, isikan oil itu sebagai drained oil. 9.1.3. Menjaga kevacuuman Setelah proses vacuum cukup, pastikan apakah tekanan vacuum yang ada tetap sama selama 5 menit atau lebih. Jika tekanan itu berubah, berarti system ada kebocoran, dan perbaiki seperlunya. <Note> Periksa perubahan tekanan setelah high (low) valve dari manifold gauge ‘ditutup’. 56 Training Support & Development
  • 57. Air Conditioning System 9.1.4. Tes kebocoran Tes ini dapat membuktikan apakah ada kebocoran pada hubungan antar tiap part, jika terjadi perubahan pada high (low) pressure gauge. Periksa dan gunakan leak tester setelah mengisi sedikit refrigerant. <Note> Akan sulit bila ditemukan ada kebocoran yang kecil. Untuk itu, periksalah dengan menaikkan tekanan ketika A/C ‘ON’ setelah mengisi refrigerant secara normal. 9.1.5. Pengisian oil Oil haruslah diisikan setelah mengganti part pada A/C karena cooling oil telah terbuang. Setelah mengisi oil itu, refrigerant haruslah diisikan setelah proses kevacuuman dilakukan kembali. < Cara mengisi cooling oil > a) Hubungkan exhaust hose ke vacuum pump dan vacuum-lah selama 5 menit atau lebih. Kemudian, biarkan hose terpasang di bawah cylinder untuk mengalirkan oil ke A/C system dengan mengunci valve dan memasangkan hose pada tabung oil. Bukalah low-pressure valve agar oil dapat mengalir ke dalam A/C system. Ketika oil sudah dimasukkan secara normal, low-pressure valve haruslah ditutup. <Note> Hati-hatilah ketika menempatkan cooling oil karena kekuatan menghisap air dari cooling oil sangat kuat. Gunakan dengan benar dan letakkan oil itu dengan penutupnya. 9.1.6. Pengisian Kuncilah manifold high (low) pressure valve setelah proses vacuum dan hubungkan exhaust hose ke charge cylinder. Jika refrigerant telah cukup diisi dengan membuka hubungan part pada exhaust hose dan manifold, tutuplah hubungan part itu. Saat menggunakan tabung gas, isilah dengan menghubungkan tabung gas ke exhaust hose, dan isilah refrigerant dengan dihangatkan air (dibawah 40•) ketika temperatur atmospir rendah. <Note> Pengisian refrigerant haruslah ke sisi low-pressure. Pastikan agar tetap memposisikan container keatas untuk mencegah cairan refrigerant masuk ke dalam system melalui sisi suction, 57 Training Support & Development
  • 58. Air Conditioning System dan hal ini akan memungkinkan rusaknya compressor. Refrigerant haruslah diisikan setelah kevacuuman cukup. Low High Buka Tutup Refrigerant 9.2. Cara memeriksa & mengetes bahan fluorescent 1) Cek kebocoran dye inject : Cek tanda ‘dye’ pada receiver drier dalam kendaraan yang terpasang injected leak dye. 2) Pengecekan dan pengisian refrigerant : Akan sulit bila ditemukan kebocoran karena kekurangan sedikit refrigerant karena oil tidak dapat bersirkulasi dengan normal. 3) Pengisian bahan fluorescent : Pada kendaraan yang tidak terpasang leak dye, masukkan bahan fluorescent (sekitar 5cc) kedalam sisi low-pressure. 4) Warming up A/C : Operasikan A/C (selama kira-kira 15 min.) untuk mengalirkan bahan fluorescent kedalam bagian yang bocor agar tercampur dengan oil. 5) Tes kebocoran : Temukan kebocoran dengan menggunakan UV lamp. Pada saat ini, A/C system line harus diperiksa seluruhnya. 6) Perbaikan dan pembersihan kebocoran : Bersihkan bahan fluorescent dengan menggunakan air pembersih setelah memperbaiki kebocoran agar tidak terjadi hubungan yang kurang baik sehingga kebocoran ada lagi saat pemeriksaan ulang. 7) Tandai kendaraan berinjeksi bahan fluorescent : Walaupun refrigerant telah diganti, kendaraan berinjeksi bahan fluorescent dapat diperiksa tanpa injeksi tambahan. 58 Training Support & Development
  • 59. Air Conditioning System < Flow chart test kebocoran fluorescent > Cek injeksi dye Jika tidak diinjeksi Injeksikan dye Cek refrigerant Jika kurang Isi refrigerant Tes kebocoran Perbaiki kebocoran Cek ulang kebocoran Selesai 10. A/C Trouble Shooting 10.1. Compressor tidak beroperasi. Cek fuse kendaraan Fuse putus Ganti fuse Cek A/C switch Switch tidak bekerja Periksa switch Cek setelah mengisi Cek kebocoran refrigerant Refrigerant bocor refrigerant Cek low-pressure switch Check low-pressure switch Switch tidak bekerja Ganti yang rusak Cek evaporator sensor Evaporator sensor putus Cek pressure switch Pressure s/w rusak Periksa switch Cek A/C relay Relay rusak Ganti relay Cek magnetic clutch coil Field coil rusak Ganti field coil 59 Training Support & Development
  • 60. Air Conditioning System 10.1.1. Compressor bekerja on dan off kembali saat A/C bekerja. Cek refrigerant overcharging Refrigerant overcharging Recharge refrigerant Cek refrigerant low Refrigerant low charging lalu periksa ulang charging Cek pressure s/w Switch berbunyi Ganti switch Cek sisi high pressure System tersumbat Ganti yang rusak 10.1.2. Compressor tidak bekerja setelah dimatikan mendadak. Cek water temp sensor Water temp sensor rusak Ganti sensor Cek temp sensor pada Sensor rusak Ganti sensor Compressor 10.1.3. A/C berbunyi; Compressor tidak bekerja saat A/C bekerja. Comp connection rusak Perbaiki connector Cek compressor connector Terminal bengkok Perbaiki kebengkokan 60 Training Support & Development
  • 61. Air Conditioning System 10.2. Blower motor tidak beroperasi Cek Blower fuse Fuse putus Ganti fuse Cek Blower relay Relay rusak Ganti relay Cek titik hubungan Blower Hubungan rusak Ganti s/w & perbaiki s/w & connector connector Cek B/motor connector Hubungan rusak Perbaiki connector 10.2.1. Blower motor beropersi hanya kecepatan tinggi. Cek blower resistor fuse Fuse putus Ganti resistor Cek P/TR T/R short Ganti T/R 10.2.2. Blower beroperasi saat blower switch off. Cek P/TR T/R short Ganti T/R 10.2.3. Blower motor tidak beroperasi pada max- hi speed. Cek max-high speed Controller tidak bekerja Ganti controller Cek blower hi – relay Blower s/w rusak Ganti hi-relay 10.2.4. Blower motor tidak beroperasi pada terminal spesifik. Cek blower s/w Switch rusak Ganti controller Resistor panel retak Resistor rusak Ganti resistor 61 Training Support & Development
  • 62. Air Conditioning System 10.3. Actuators tidak beroperasi. 10.3.1. Tidak beroperasi airflow mode (vacuum type) & REC/FRE mode. Cek part berhubungan Control s/w vacuum bocor Ganti part rusak dengan vacuum Vacuum hose bocor 10.3.2. Tidak beroperasi airflow mode (manual type) & REC/FRE mode. Cek mode control cable Cable terlepas Cable dipasang ulang Cek mode cable setting Cable setting rusak Reset cable itu Cek door shaft Door shaft rusak Ganti blower unit 10.3.3. Tidak beroperasi airflow mode (FATC type) & REC/FRE mode Cek mode actuator Connector rusak Perbaiki connector Cek kerja signal Kerja signal rusak Ganti controller Cek kerja actuator Kerja actuator rusak Ganti actuator 10.3.4 Temperatur tidak disetel (Manual type). Cek temperature cable Cable terlepas Pasang ulang cable Cek temp cable setting Cable setting rusak Cable diset ulang Cek door shaft Door shaft rusak Ganti heater unit Cek door seal Door seal terbuka Ganti heater unit 62 Training Support & Development
  • 63. Air Conditioning System 10.3.5. FATC temp. tidak bekerja Cek temp actuator Connector rusak Perbaiki connector Cek kerja signal Signal rusak Ganti controller Cek kerja actuator Kerja actuator rusak Ganti actuator Cek kerja actuator Kerja actuator rusak Ganti actuator Cek door shaft Door shaft rusak Ganti heater unit 10.4. Udara dingin tidak dipancarkan. 10.4.1. Blower motor bekerja, tetapi pendinginan udara tidak dipancarkan. Cek kerja A/C s/w A/C s/w ON putus Ganti s/w Cek temp s/w setting Setel temp s/w hot Setel temp s/w cool Cek refrigerant Refrigerant bocor Isi refrigerant dan cek Cek kerja Comp Comp tidak bekerja Cek part yang berkaitan Cek kerja temp door Cek control temp cable & Ganti yang rusak actuator Cek tersumbat eva air filter Air filter tersumbat Ganti air filter 63 Training Support & Development