SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  64
HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH
BY:
Muhamad Yogi
Islamic University of Nusantara
PENDAHULUAN
 Istilah dan Pengertian
1. Hukum
2. Pemerintahan
3. Daerah
 Apakah yang dimaksud dengan hukum ?
1. Penggolongan hukum
2. Unsur-unsur hukum
Hukum
Tidak Tertulis
Hk. Adat
Hk.Kebiasaan
Tertulis
Per-UU-an
Jurisprudensi
Traktat
Dikodifikasi
Tdk Dikodifikasi
Unsur-unsur Hukum
 Kumpulan peraturan
 Perintah
 Larangan
 Sanksi bagi yang melanggar
PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN
 Pemerintahan = bestuurvoering =
pelaksanaan tugas pemerintah
 Pemerintah = organ/alat atau aparat
yang menjalankan pemerintahan
 Pemerintah :
- Luas (in the broad sense) = semua alat
kelengkapan negara
- Sempit (in the narrow sense) = kekuasaan
eksekutif
ISTILAH PEMERINTAHAN
 Pemerintahan sbg fungsi (bestuur als
functie) = melaksanakan tugas-2
pemerintahan
 Pemerintahan sbg organisasi (bestuur
als orgaan) = mempelajari ketentuan-2
susunan organisasi, termasuk di
dalamnya fungsi, penugasan,
kewenangan, dan kewajiban masing-2
departemen, badan, dinas dan instansi
pemerintahan
Pengertian Daerah
 Kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai :
1. batas wilayah tertentu
2. berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat
setempat
3. atas prakarsa sendiri
KESIMPULAN
 Hukum Pemerintahan Daerah
Kumpulan peraturan baik tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur
penyelenggaraan pemerintahan dari
suatu kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas wilayah
tertentu yang berhak mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat
LAHIRNYA PEMERINTAHAN DAERAH
 Konsekuensi adanya teorti pembagian
kekuasaan
1. pembagian kekuasaan secara horizontal
a. eksekutif
b. legislatif
c. yudikatif
2. Pembagian kekuasaan secara vertikal
a. satuan pemerintah pusat
b. satuan pemerintah daerah
 Dianutnya konsep negara kesatuan
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “Negara Indonesia ialah
Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”
 Negara Kesatuan ? :
1. kedaulatan tertinggi ada pada pemerintah nasional;
2. penyerahan suatu kekuasaan atau wewenang
kepada satuan pemerintah local hanya dapat
dilaksanakan atas kuasa undang-undang yang dibuat
oleh badan legislatif nasional;
3. tidak ada satuan pemerintah yang lebih rendah yang
mempunyai sifat staat.
ALASAN PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA
VERTIKAL
 Kemampuan Pemerintah berikut perangkatnya yang
ada di daerah terbatas;
 Wilayah negara sangat luas, terdiri lebih dari 3000
pulau-pulau besar dan kecil;
 Pemerintah tidak mungkin mengetahui seluruh dan
segala macam kepentingan dan kebutuhan rakyat
yang tersebar di seluruh pelosok negara;
 Hanya rakyat setempatlah yang mengetahui
kebutuhan, kepentingan dan masalah yang dihadapi
dan hanya mereka yang mengetahui bagaimana cara
yang sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut;
 Dilihat dari segi hukum, Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 18 menjamin adanya daerah dan wilayah;
 Adanya sejumlah urusan pemerintahan yang bersifat
kedaerahan dan memang lebih berdaya guna jika
dilaksanakan oleh daerah;
 Daerah mempunyai kemampuan dan perangkat yang
cukup memadahi untuk menyelenggarakan urusan rumah
tangganya, maka desentralisasi dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Azas Penyelenggaraan Pemerintahan
 azas desentralisasi,
 azas dekonsentrasi,
 azas tugas pembantuan (medebewind)
 azas Kebijaksanaan (vrijsbestuur)
DESENTRALISASI
 Secara etimologis  berasal dari bahasa latin  berarti
de = lepas dan centrum = pusat  melepaskan dari
pusat
 sudut ketatanegaraan  pelimpahan kekuasaan
Pemerintah dari Pusat kepada Daerah-daerah yang
mengurus rumah tangganya sendiri
 the transfer of planing, decission making, or
administrative authority from the central government
to its field organizations, local administrative units,
…….
 Pasal 1 huruf (e) UU No. 22 Tahun 1999 “Desentralisasi
adalah penyerahan wewenang pemerintahan dari
Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia”
 Pasal 1 ayat (7) UU No. 32 Tahun 2004  “Desentralisasi
adalah penyerahan wewenang pemrintahan oleh
Pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Keatuan Republik Indonesia”.
 KESIMPULAN : (1) desentralisasi baru terwujud
apabila terdapat “penyerahan” atau
overdragen wewenang pemerintahan
 KESIMPULAN
1. desentralisasi baru terwujud apabila
terdapat “penyerahan” atau overdragen
wewenang pemerintahan
2. pengakuan hanya ada satu bentuk
desentralisasi, yakni otonomi. Padahal 
otonomi hanyalah salah satu bentuk dari
desentralisasi, di samping tugas pembantuan
(zelfsbestuur).
ALASAN DIANUTNYA DESENTRALISASI
 memperlancar roda pemerintahan
 luasnya wilayah Indonesia
 ketidak mampuan Pemerintah Pusat
untuk menyelenggarakan semua urusan
pemerintahan;
 Keadaan Indonesia yang pluralistik;
 Untuk terciptanya daya guna dan hasil
guna pemerintahan dan pembangunan.
 Dilihat dari aspek pemberian wewenang,  Terdapat
pemberian wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk :
melaksanakan atau menangani urusan-urusan
pemerintahan tertentu sebagai urusan rumah tangga
sendiri
 Ditinjau dari sudut penyelenggaraan pemerintahan,
desentralisasi antara lain bertujuan :
1. “meringankan” beban pekerjaan Pusat.
2. tugas dan pekerjaan dialihkan kepada Daerah.
3. Pusat dengan demikian dapat memusatkan perhatian
pada hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan
nasional atau negara secara keseluruhan
DESENTRALISASI DIDASARKAN
KEPADA :
 sudut politik sebagai permainan kekuasaan,
 untuk mencegah penumpukan kekuasaan
pada satu pihak ;
 desentralisasi  tindakan pendemokrasian,
untuk menarik rakyat ikut serta dalam
pemerintahan;
 Desentralisasi semata-mata untuk mencapai
suatu pemerintahan yang efisien
DIMENSI UTAMA DESENTRALISASI :
 dimensi ekonomi, dimana rakyat memperoleh kesempatan
dan kebebasan untuk mengembangkan kegiatan
ekonominya;
 dimensi politik, yakni berdayanya masyarakat secara
politik yang ditandai dengan lepasnya ketergantungan
organisasi-organisasi rakyat dari pemerintah;
 dimensi psikologis, yakni perasaan individu yang
terakumulasi menjadi perasaan kolektif (bersama) :
1. bahwa kebebasan menentukan nasib sendiri menjadi
sebuah keniscayaan demokrasi.
2. Tidak ada perasaan bahwa “orang pusat” lebih hebat
dari pada “orang daerah”, dan sebaliknya
Ciri-ciri atau indikator
desentralisasi
 bentuk pemencaran adalah
penyerahan
 pemencaran terjadi kepada
daerah (bukan perorangan);
 yang dipencarkan adalah urusan
pemerintahan; dan
 urusan pemerintahan yang
dipencarkan menjadi urusan
pemerintah daerah.
URUSAN PEMERINTAHANURUSAN PEMERINTAHAN
Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsiUrusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi
pemerintahan yang menjadi hak danpemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/ataukewajiban setiap tingkatan dan/atau
susunan pemerintahan untuk mengatursusunan pemerintahan untuk mengatur
dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yangdan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang
menjadi kewenangannya dalam rangkamenjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan,melindungi, melayani, memberdayakan,
dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1
(5) PP No. 38/2007)(5) PP No. 38/2007)
Urusan Pemerintahan Meliputi :Urusan Pemerintahan Meliputi :
Urusan pemerintahan terdiri atasUrusan pemerintahan terdiri atas
urusan pemerintahan yangurusan pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangansepenuhnya menjadi kewenangan
PemerintahPemerintah
urusan pemerintahan yang dibagiurusan pemerintahan yang dibagi
bersama antar tingkatan dan/ataubersama antar tingkatan dan/atau
susunan pemerintahan.susunan pemerintahan.
URUSAN PEMERINTAHAN PUSATURUSAN PEMERINTAHAN PUSAT
meliputi politik luar negeri;meliputi politik luar negeri;
PertahananPertahanan
KeamananKeamanan
YustisiYustisi
moneter dan fiskal nasionalmoneter dan fiskal nasional
serta agama.serta agama.
urusan pemerintahan yang dibagi bersamaurusan pemerintahan yang dibagi bersama
antar tingkatan dan/atau susunanantar tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan, meliputi :pemerintahan, meliputi :
pendidikan;pendidikan;
kesehatan;kesehatan;
pekerjaan umum;pekerjaan umum;
perumahan;perumahan;
penataan ruang;penataan ruang;
perencanaan pembangunan;perencanaan pembangunan;
perhubungan;perhubungan;
lingkungan hidup;lingkungan hidup;
pertanahan;pertanahan;
kependudukan dan catatan sipil;kependudukan dan catatan sipil;
pemberdayaan perempuan dan perlindunganpemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak;anak;
keluarga berencana dan keluarga sejahtera;keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
sosial;sosial;
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;
koperasi dan usaha kecil dan menengah;koperasi dan usaha kecil dan menengah;
penanaman modal;penanaman modal;
kebudayaan dan pariwisata;kebudayaan dan pariwisata;
kepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsakepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsa
dan politik dalam negeri;dan politik dalam negeri;
otonomi daerah, pemerintahan umum,otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkatadministrasi keuangan daerah, perangkat
daerah, kepegawaian, dan persandian;daerah, kepegawaian, dan persandian;
pemberdayaan masyarakat dan desa;pemberdayaan masyarakat dan desa;
statistik;statistik;
kearsipan;kearsipan;
perpustakaan;perpustakaan;
komunikasi dan informatika;komunikasi dan informatika;
pertanian dan ketahanan pangan;pertanian dan ketahanan pangan;
kehutanan;kehutanan;
energi dan sumber daya mineral;energi dan sumber daya mineral;
kelautan dan perikanan;kelautan dan perikanan;
perdagangan; danperdagangan; dan
perindustrian.perindustrian.
Kelebihan Desentralisasi
 Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di Pusat
Pemerintahan;
 Dalam menghadapi masalah yang mendesak
yang membutuhkan tindakan yang cepat,
Daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi dari
Pemerintah Pusat;
 Dapat mengurangi birokrasi;
 Dapat diadakan pembedaan (defferensiasi) dan
pengkhususan (spesialisasi) yang berguna bagi
kepentingan tertentu.
 Mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan
dari Pemerintah Pusat;
 Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya
sendiri (selfgovernment);
 Meningkatkan kontrol masyarakat setempat.
KELEMAHAN DESENTRALISASI
 Karena besarnya organ-organ pemerintah, maka
struktur pemerintah bertambah kompleks yang
mempersulit koordinasi;
 Keseimbangan dan keserasian antara
bermacam-macam kepentingan dan daerah
dapat lebih terganggu;
 Khusus mengenai desentralisasi teritorial, dapat
mendorong timbulnya apa yang disebut dengan
daerahisme atau provinsialisme;
 Keputusan yang diambil memerlukan waktu
yang lambat karena memerlukan perundingan
yang bertele-tele;
 Dalam menyelenggarakan desentralisasi,
diperlukan biaya yang lebih banyak dan sulit
untuk memeperoleh keseragaman/uniformitas
dan kesederhanaan.
PENGGOLONGAN DESENTRALISASI
 desentralisasi jabatan (ambtelijke
decentralisatie)  pemencaran kekuasaan
dari atasan kepada bawahan sehubungan
dengan kepegawaian atau jabatan (ambt)
dengan maksud untuk meningkatkan
kelancaran kerja
 desentralisasi kenegaraan (staatkundig
decentralisatie)  penyerahan kekuasaan
untuk mengatur daerah dalam lingkungannya
sebagai usaha untuk mewujudkan asas
demokrasi dalam pemerintahan negara
 desentralisasi teritorial (territoriale
decentralisastie)  penyerahan kekuasaan
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri (autonomie), batas pengaturan
tersebut adalah daerah
 desentralisasi fungsional (functionele
decentralisatie)  pelimpahan kekuasaan untuk
mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tertentu
TUJUAN DIANUTNYA DESENTRALISASI
 tidak terjadi penumpukan kekuasaan
(concentration of power)
 diharapkan terjadi distribusi
kekuasaan (distribution of power)
maupun transfer kekuasaan (transfer
of power )
 terciptanya pelayanan masyarakat
(public services) yang efektif, efisien
dan ekonomis
 terwujudanya pemerintahan yang
demokratis (democratic government)
NILAI
DESENTRALISASI
BAGI PEMERINTAH
PUSAT
• pendidikan
politik (political
education)
• latihan
kepemimpinan
(trainning of
leadership)
• stabilitas politik.
NILAI DESENTRALISASI
BAGI PEMDA
• political equality
• local
accountability
• local
responsiveness
DEKONSENTRASI
 pelimpahan wewenang dari alat
perlengkapan negara tingkatan lebih
atas kepada bawahannya guna
melancarkan pekerjaan di dalam
melaksanakan tugas pemerintahan
 UU No. 5 Tahun 1974 Pasal 1 huruf (f)
“Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang dari pemerintah atau
Kepala Wilayah atau Kepala Instansi
Vertikal tingkat atasnya kepada
pejabat-pejabatnya di daerah”.
 berdasarkan Pasal 1 huruf (f) UU No. 22 Tahun
1999 yang menentukan bahwa : “Dekonsentrasi
adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan
atau perangkat pusat di daerah”.
 Pasal 1 ayat (8) UU No. 32 Tahun 2004 :
“dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemrintah kepada Gubernur
sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu”.
CIRI-CIRI DEKONSENTRASI
 bentuk pemencaran adalah pelimpahan;
 pemencaran terjadi kepada pejabat sendiri (perorangan);
 yang dipencarkan (bukan urusan pemerintahan) tetapi wewenang untuk
melaksanakan sesuatu;
 yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.
KEUNTUNGAN DEKONSENTRASI
 mengurangi keluhan-keluhan daerah
 membantu pemerintah dalam
merumuskan perencanaan dan
pelaksanaan melalui aliran
informasi yang intensif yang
disampaikan dari daerah ke pusat
 memungkinkan terjadinya kontak
secara langsung antara Pemerintah
dengan yang diperintah/rakyat
HUBUNGAN DESENTRALISASI DAN
DEKONSENTRASI
 pertama dekonsentrasi hakekatnya sama dengan
desentralisasi, hal ini disebabkan keduanya
mengandung “pemencaran”
 Kedua dekonsentrasi hakekatnya merupakan
subsistem desentralisasi, karena desentraslisasi
bersifat kenegaraan, sehingga penyelenggaraan
desentralisasi merupakan bagian dari organisasi
negara dan menunjukan tatanan penyelenggaraan
negara. Sedangkan dekonsentrasi bersifat
kepegawaian (ambtelijke)
 Dekonsentrasi adalah unsur
desentralisasi Dekonsentrasi tidak
lain dari pada salah satu jenis
desentralisasi, dekonsentrasi adalah
pasti desentralisasi tetapi
desentralisasi tidak selalu berarti
dekonsentrasi
DESENTRALISASI >< SENTRALISASI
 Sentralisasi = pemusatan, desentralisasi =
pemencaran
 Kelebihan sentralisasi :
 menjadi landasan kesatuan
kebijaksanaan lembaga atau masyarakat;
 mencegah nafsu memisahkan diri dari
negara dan dapat meningkatkan rasa
persatuan;
 meningkatkan rasa persamaan dalam
perundang-undangan, pemerintahan dan
pengadilan sepanjang meliputi kepentingan
serluruh wilayah dan bersifat serupa
 terdapat hasrat lebih mengutamakan umum
dari pada kepentingan daerah, golongan atau
perorangan
 Sentralisasi meletakan (dasar) kesatuan
politik masyarakat (de politieke eenheid van
de gemeenschap);
 memperkokoh perasaan persatuan
(perasaan setia kawan) (versterking
van het saamhorigheidsgevoel);
 Mendorong kesatuan dalam
pelaksanaan hukum (de eenheid van
rechtsbedeling);
 membawa kepada penggalangan
kekuatan (bundeling van krachten);
ASAS OTONOMI DAN
TUGAS PEMBANTUAN
 Bentuk desentralisasi  otonomi dan
tugas pembantuan (medebewind)
 Secara etimologi otonomi berasal dari
kata oto (auto = sendiri) dan nomoi
(= nomoi = nomos = undang-
undang/aturan) yang berarti mengatur
sendiri, wilayah atau bagian negara
atau kelompok yang memerintah
sendiri
 Di dalam tata pemerintahan
otonomi diartikan sebagai mengurus
dan mengatur rumah tangga sendiri
 Otonomi juga diartikan sebagai
sesuatu yang bermakna kebebasan
atau kemandirian (Zelfstandigheid)
tetapi bukan kemerdekaan
(Onafhankelijkheid).
 KESIMPULAN :
otonomi tidak lain adalah suatu
kemandirian atau kebebasan daerah
untuk mengatur sendiri
(selfregeling) atau (zelfwetgeving)
dan menyelenggarakan urusan
serta kepentingannya berdasarkan
inisiatif dan prakarsa serta
aspirasi masyarakat daerah
JENIS OTONOMI
 OTONOMI MATERIIL
 urusan yang diserahkan menjadi
urusan rumah tangga diperinci secara
tegas, pasti dan diberi batas-batar
(limitative), “zakelijk”
 dalam prakteknya penyerahan ini
dilakukan dalam UU pembentukan
Daerah yang bersangkutan
 OTONOMI FORMAL
 urusan yang diserahkan tidak dibatasi
dan tidak “zakelijk”
 Daerah mempunyai kebebasan untuk
mengatur dan mengurus segala sesuatu
yang menurut pandangannya adalah
kepentingan Daerah
 Daerah tidak boleh mengatur urusan
yang telah diatur oleh undang-undang
atau peraturan yang lebih tinggi
tingkatannya.
 OTONOMI RIIL
 merupakan kombinasi atau campuran otonomi
materiil dan otonomi formal
 Pemerintah Pusat menentukan urusan- urusan
yang dijadikan pangkal untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga Daerah  unsur materiil
 setiap waktu Daerah dapat meminta tambahan
urusan kepada Pemerintah Pusat untuk dijadikan
urusan rumah tangganya sesuai dengan
kesanggupan dan kemampuan Daerah  unsur
formal
TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND)
 Secara etimologis tugas
pembantuan merupakan terjemahan
dari bahasa belanda medebewind
yang berasal dari kata mede =
serta, turut dan bewind = berkuasa
atau memerintah
 di Belanda disebut dengan
medebewind atau zelfbestuur yang
merupakan terjemahan dari Bahasa
Inggris selfgovernment
 zelfbestuur diartikan menjadi pembantu
penyelenggaraan kepentingan-kepentingan dari
pusat atau daerah-daerah yang tingkatannya lebih
atas oleh alat-alat perlengkapan dari daerah-daerah
yang lebih bawah
 Pasal 1 huruf (g) UU No.22 Tahun 1999 Tugas
pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah
kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa
untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya
kepada yang menugaskan
 Pasal 1 huruf (d) UU No. 5 Tahun
1974 dimaksud dengan tugas
pembantuan adalah tugas untuk
turut serta dalam melaksanakan
urusan pemerintahan yang
ditugaskan kepada Pemerintah
Daerah oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah tingkat atasnya
dengan kewajiban
mempertanggung jawabkan kepada
yang menugaskannya
 Pasal 1 ayat (9) UU No. 32 Tahun
2004
Tugas pembantuan adalah
penugasan dari Pemerintah kepada
Daerah dan/atau Desa dari
pemerinthan provinsi kepada
Kabupaten/Kota dan/atau Desa
serta dari Pemerintah
Kabupaten/Kota kepada Desa untuk
melaksanakan tugas tertentu
Dasar pertimbangan perlunya asas
tugas pembantuan :
 Keterbatasan kemampuan
pemerintah Pusat atau Daerah yang
lebih tinggi dalam hal yang
berhubungan dengan perangkat
atau sumber daya menusia maupun
biaya
 Untuk mencapai daya guna dan hasil
guna yang lebih baik dalam
penyelenggaraan pemerintahan
 Sifat urusan yang dilaksanakan
PARAMETER MATERI MUATAN
TUGAS PEMBANTUAN
 urusan tersebut berakibat langsung
kepada masyarakat;
 urusan yang secara tidak langsung tidak
memberi dampak terhadap kepentingan
masyarakat, karena semata-mata
membantu urusan pusat;
 urusan yang meningkatkan efisiensi dan
keefektifan pelayanan;
 urusan yang tidak bersifat strategis
nasional dan urusan yang tidak
memerlukan keseragaman nasional.
HUBUNGAN OTONOMI DAN
TUGAS PEMBANTUAN
• Tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan
tugas pembantuan
• tugas pembantuan terkandung unsur otonomi
(walaupun terbatas pada cara melaksanakannya)
• Tugas pembantuan sama halnya dengan otonomi,
mengandung unsur “penyerahan” (overdragen)
bukan “penugasan” (opdragen).
• otonomi adalah penyerahan penuh, sedangkan
tugas pembantuan adalah penyerahan tidak
penuh
LANJUTAN JENIS OTONOMI
AJARAN RUMAH TANGGA DAERAH
 Pengertian
Sistem Rumah Tangga Daerah  tatanan yang
 bersangkutan  dengan  cara-cara :
 membagi  wewenang,
 tugas  dan tanggung  jawab  mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan antara  Pusat
 dan Daerah
 Penggolongan Sistem Rumah Tangga Daerah
 sistem rumah tangga  formal;
 sistem rumah tangga materiil
 sistem rumah tangga  nyata (riil)
Rumah Tangga Formal (formale
 huishoundingsbe­grip)
 tatanan  pembagian wewenang,  tugas
dan danggung jawab antara Pusat dan
 Daerah untuk  mengatur  dan mengurus
urusan  pemerintahan  tidak ditetapkan
secara inci;
 urusan-urusan  yang  menjadi
  kewenangan Daerah  tidak  ditentukan
 secara  limitatif  di  dalam peraturan
perundangan;
 didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan yang rasional  dan praktis,
 sehingga  dapat  dilaksanakan sebaik-
baiknya  dan berhasil guna serta dapat
dipertanggungjawabkan
Kesulitan Sistem Rumah Tangga Formal :
 Tingkat  hasil  guna dan daya guna  sistem
 rumah  tangga formal sangat tergantung
pada kreatifitas dan  aktifitas Daerah;
 Hambatan  lain  adalah aspek  keuangan
 Daerah;
 hambatan teknis  Daerah tidak dapat
secara  mudah mengetahui  urusan
 yang  belum diselenggarakan oleh Pusat
atau pemerintah Daerah tingkat lebih
atas.
SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL
(materiele huis  hound­ ingsbegrip)
 berpangkal tolak pada pemikiran bahwa
memang ada perbedaan  mendasar
 antara  urusan  pemerintah  Pusat  dan
Daerah;
 pembagian tugas, wewenang,  dan
 tanggung jawab  antara Pusat dan Daerah
ditentukan secara pasti  atau limitatif;
 Otonomi  daerah menurut sistem rumah
tangga  materiil sifatnya terbatas
 Daerah yang bersangkutan tidak
 mempunyai peluang  untuk
berinisiatif atas pemanfaatan dan
 peruntukan sumber-sumber
 keuangan  Daerah;
 tidak menguntungkan untuk
mewujudkan  hubungan  antara
Pusat dan Daerah yang baik.
KELEMAHAN SISTEM RUMAH TANGGA
MATERIIL
(materiele huis  hound­ ingsbegrip)
 Sistem rumah tangga materiil bertolak dari asumsi
yang keliru,  yaitu  menganggap urusan  pemerintahan
 dapat dirinci dan karena itu dapat dibagi-bagi secara
 rinci pula;
 Sistem  rumah tangga materiil lebih merasa
 mengekang, karena  terikat pada urusan
pemerintahan  yang  secara rinci ditetapkan sebagai
urusan rumah tangga;
 Sistem  rumah  tangga materiil  akan  lebih  banyak
mengandung spanning hubungan antara Pusat dan
Daerah
Sistem  Rumah Tangga Riil  (reele
 huis­houndingsbegrip)
 Jalan tengah atau  "midle range" antara
sistem materiil dan formil;
 Isi rumah tangga daerah didasarkan pada
keadaan dan faktor-faktor yang nyata.
 Ciri-ciri Sistem  Rumah Tangga :
 Adanya urusan pangkal yang
 ditetapkan  pada saat pembentukan
 suatu  daerah  otonom,   membe
rikankepastian mengenai urus dan
 rumah  tangga  daerah
 Daerah-daerah dalam rumah tangga
 nyata,  dapat mengatur dan mengurus
 pula  urusan pemerintahan  yang  menurut
pertimbangan  adalah  penting bagi
daerahnya sepanjang belum diatur dan
 diurus  oleh Pusat atau Daerah tingkat
lebih atas;
 didasarkan pada faktor-faktor  nyata
 suatu  daerah.  

Contenu connexe

Tendances

2. peristilahan dan pengertian han
2. peristilahan dan pengertian han2. peristilahan dan pengertian han
2. peristilahan dan pengertian hannurul khaiva
 
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comhukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikFKP2B Cikarang
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1Abid Zamzami
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraIr. Zakaria, M.M
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahIsaka Yoga
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidanaNuelimmanuel22
 

Tendances (20)

Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
2. peristilahan dan pengertian han
2. peristilahan dan pengertian han2. peristilahan dan pengertian han
2. peristilahan dan pengertian han
 
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comhukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baik
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
 
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
 
Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
 

En vedette

Ppt softskill etika profesi akuntansi
Ppt softskill etika profesi akuntansiPpt softskill etika profesi akuntansi
Ppt softskill etika profesi akuntansiMuhamadArdyansyah26
 
konsep pemerintahan
konsep pemerintahankonsep pemerintahan
konsep pemerintahanYaqeen Noor
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Dasar dasar pemerintahan
Dasar dasar pemerintahanDasar dasar pemerintahan
Dasar dasar pemerintahanaliluqman
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Yudhi Aldriand
 
Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Teguh Aafila
 
National Income Concepts
National Income ConceptsNational Income Concepts
National Income ConceptsArnab Ghosh
 

En vedette (12)

Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Ppt softskill etika profesi akuntansi
Ppt softskill etika profesi akuntansiPpt softskill etika profesi akuntansi
Ppt softskill etika profesi akuntansi
 
Teori belajar kognitivistik
Teori belajar kognitivistikTeori belajar kognitivistik
Teori belajar kognitivistik
 
materi etika profesi
materi etika profesimateri etika profesi
materi etika profesi
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
konsep pemerintahan
konsep pemerintahankonsep pemerintahan
konsep pemerintahan
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Dasar dasar pemerintahan
Dasar dasar pemerintahanDasar dasar pemerintahan
Dasar dasar pemerintahan
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
 
Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014Materi kelembagaan-uu232014
Materi kelembagaan-uu232014
 
National Income Concepts
National Income ConceptsNational Income Concepts
National Income Concepts
 

Similaire à Hukum Pemerintahan Daerah

Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanNina Muhaemin
 
Pengertian Sistem dan Negara.ppt
Pengertian Sistem dan Negara.pptPengertian Sistem dan Negara.ppt
Pengertian Sistem dan Negara.pptAbdulRahman161511
 
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kataDengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kataIntan Saputri
 
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptxKonsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptxCandraAdikurnia1
 
Administrasi publik one number
Administrasi publik one numberAdministrasi publik one number
Administrasi publik one numberHarles Janang
 
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptxKel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptxnesyanurhalimah1
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaHIA Class.
 

Similaire à Hukum Pemerintahan Daerah (20)

Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
 
Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
12063332 (1).ppt
12063332 (1).ppt12063332 (1).ppt
12063332 (1).ppt
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Materi 4 5-san (1)
Materi 4 5-san (1)Materi 4 5-san (1)
Materi 4 5-san (1)
 
Presentasi ppkn
Presentasi ppknPresentasi ppkn
Presentasi ppkn
 
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenangTinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
 
Pengertian Sistem dan Negara.ppt
Pengertian Sistem dan Negara.pptPengertian Sistem dan Negara.ppt
Pengertian Sistem dan Negara.ppt
 
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kataDengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
 
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptxKonsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
 
my bab 2 exp
my bab 2 expmy bab 2 exp
my bab 2 exp
 
Nama kelompok 4
Nama kelompok 4Nama kelompok 4
Nama kelompok 4
 
Ppkn materi 9
Ppkn materi 9Ppkn materi 9
Ppkn materi 9
 
Administrasi publik one number
Administrasi publik one numberAdministrasi publik one number
Administrasi publik one number
 
3. pemerintahan
3. pemerintahan3. pemerintahan
3. pemerintahan
 
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptxKel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Ali R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan DaerahAli R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan Daerah
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 

Plus de Muhamad Yogi

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik ModerenMuhamad Yogi
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanMuhamad Yogi
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALMuhamad Yogi
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANMuhamad Yogi
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Muhamad Yogi
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015Muhamad Yogi
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaMuhamad Yogi
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...Muhamad Yogi
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation pptMuhamad Yogi
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014Muhamad Yogi
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMuhamad Yogi
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorMuhamad Yogi
 

Plus de Muhamad Yogi (20)

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUAL
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan Islam
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan Islam
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
BENTUK NEGARA
BENTUK NEGARABENTUK NEGARA
BENTUK NEGARA
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
 
Pilar Belajar
Pilar BelajarPilar Belajar
Pilar Belajar
 
Prasangka Sosial
Prasangka SosialPrasangka Sosial
Prasangka Sosial
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai Motivator
 

Dernier

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Dernier (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Hukum Pemerintahan Daerah

  • 1. HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH BY: Muhamad Yogi Islamic University of Nusantara
  • 2. PENDAHULUAN  Istilah dan Pengertian 1. Hukum 2. Pemerintahan 3. Daerah  Apakah yang dimaksud dengan hukum ? 1. Penggolongan hukum 2. Unsur-unsur hukum
  • 4. Unsur-unsur Hukum  Kumpulan peraturan  Perintah  Larangan  Sanksi bagi yang melanggar
  • 5. PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN  Pemerintahan = bestuurvoering = pelaksanaan tugas pemerintah  Pemerintah = organ/alat atau aparat yang menjalankan pemerintahan  Pemerintah : - Luas (in the broad sense) = semua alat kelengkapan negara - Sempit (in the narrow sense) = kekuasaan eksekutif
  • 6. ISTILAH PEMERINTAHAN  Pemerintahan sbg fungsi (bestuur als functie) = melaksanakan tugas-2 pemerintahan  Pemerintahan sbg organisasi (bestuur als orgaan) = mempelajari ketentuan-2 susunan organisasi, termasuk di dalamnya fungsi, penugasan, kewenangan, dan kewajiban masing-2 departemen, badan, dinas dan instansi pemerintahan
  • 7. Pengertian Daerah  Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai : 1. batas wilayah tertentu 2. berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat 3. atas prakarsa sendiri
  • 8. KESIMPULAN  Hukum Pemerintahan Daerah Kumpulan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dari suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
  • 9. LAHIRNYA PEMERINTAHAN DAERAH  Konsekuensi adanya teorti pembagian kekuasaan 1. pembagian kekuasaan secara horizontal a. eksekutif b. legislatif c. yudikatif 2. Pembagian kekuasaan secara vertikal a. satuan pemerintah pusat b. satuan pemerintah daerah
  • 10.  Dianutnya konsep negara kesatuan Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”  Negara Kesatuan ? : 1. kedaulatan tertinggi ada pada pemerintah nasional; 2. penyerahan suatu kekuasaan atau wewenang kepada satuan pemerintah local hanya dapat dilaksanakan atas kuasa undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif nasional; 3. tidak ada satuan pemerintah yang lebih rendah yang mempunyai sifat staat.
  • 11. ALASAN PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL  Kemampuan Pemerintah berikut perangkatnya yang ada di daerah terbatas;  Wilayah negara sangat luas, terdiri lebih dari 3000 pulau-pulau besar dan kecil;  Pemerintah tidak mungkin mengetahui seluruh dan segala macam kepentingan dan kebutuhan rakyat yang tersebar di seluruh pelosok negara;  Hanya rakyat setempatlah yang mengetahui kebutuhan, kepentingan dan masalah yang dihadapi dan hanya mereka yang mengetahui bagaimana cara yang sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan tersebut;  Dilihat dari segi hukum, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 menjamin adanya daerah dan wilayah;
  • 12.  Adanya sejumlah urusan pemerintahan yang bersifat kedaerahan dan memang lebih berdaya guna jika dilaksanakan oleh daerah;  Daerah mempunyai kemampuan dan perangkat yang cukup memadahi untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya, maka desentralisasi dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
  • 13. Azas Penyelenggaraan Pemerintahan  azas desentralisasi,  azas dekonsentrasi,  azas tugas pembantuan (medebewind)  azas Kebijaksanaan (vrijsbestuur)
  • 14. DESENTRALISASI  Secara etimologis  berasal dari bahasa latin  berarti de = lepas dan centrum = pusat  melepaskan dari pusat  sudut ketatanegaraan  pelimpahan kekuasaan Pemerintah dari Pusat kepada Daerah-daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri  the transfer of planing, decission making, or administrative authority from the central government to its field organizations, local administrative units, …….
  • 15.  Pasal 1 huruf (e) UU No. 22 Tahun 1999 “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”  Pasal 1 ayat (7) UU No. 32 Tahun 2004  “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemrintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Keatuan Republik Indonesia”.  KESIMPULAN : (1) desentralisasi baru terwujud apabila terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintahan
  • 16.  KESIMPULAN 1. desentralisasi baru terwujud apabila terdapat “penyerahan” atau overdragen wewenang pemerintahan 2. pengakuan hanya ada satu bentuk desentralisasi, yakni otonomi. Padahal  otonomi hanyalah salah satu bentuk dari desentralisasi, di samping tugas pembantuan (zelfsbestuur).
  • 17. ALASAN DIANUTNYA DESENTRALISASI  memperlancar roda pemerintahan  luasnya wilayah Indonesia  ketidak mampuan Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintahan;  Keadaan Indonesia yang pluralistik;  Untuk terciptanya daya guna dan hasil guna pemerintahan dan pembangunan.
  • 18.  Dilihat dari aspek pemberian wewenang,  Terdapat pemberian wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk : melaksanakan atau menangani urusan-urusan pemerintahan tertentu sebagai urusan rumah tangga sendiri  Ditinjau dari sudut penyelenggaraan pemerintahan, desentralisasi antara lain bertujuan : 1. “meringankan” beban pekerjaan Pusat. 2. tugas dan pekerjaan dialihkan kepada Daerah. 3. Pusat dengan demikian dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional atau negara secara keseluruhan
  • 19. DESENTRALISASI DIDASARKAN KEPADA :  sudut politik sebagai permainan kekuasaan,  untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak ;  desentralisasi  tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan;  Desentralisasi semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien
  • 20. DIMENSI UTAMA DESENTRALISASI :  dimensi ekonomi, dimana rakyat memperoleh kesempatan dan kebebasan untuk mengembangkan kegiatan ekonominya;  dimensi politik, yakni berdayanya masyarakat secara politik yang ditandai dengan lepasnya ketergantungan organisasi-organisasi rakyat dari pemerintah;  dimensi psikologis, yakni perasaan individu yang terakumulasi menjadi perasaan kolektif (bersama) : 1. bahwa kebebasan menentukan nasib sendiri menjadi sebuah keniscayaan demokrasi. 2. Tidak ada perasaan bahwa “orang pusat” lebih hebat dari pada “orang daerah”, dan sebaliknya
  • 21. Ciri-ciri atau indikator desentralisasi  bentuk pemencaran adalah penyerahan  pemencaran terjadi kepada daerah (bukan perorangan);  yang dipencarkan adalah urusan pemerintahan; dan  urusan pemerintahan yang dipencarkan menjadi urusan pemerintah daerah.
  • 22. URUSAN PEMERINTAHANURUSAN PEMERINTAHAN Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsiUrusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak danpemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/ataukewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatursusunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yangdan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangkamenjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan,melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1dan menyejahterakan masyarakat. (Ps. 1 (5) PP No. 38/2007)(5) PP No. 38/2007)
  • 23. Urusan Pemerintahan Meliputi :Urusan Pemerintahan Meliputi : Urusan pemerintahan terdiri atasUrusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yangurusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangansepenuhnya menjadi kewenangan PemerintahPemerintah urusan pemerintahan yang dibagiurusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/ataubersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.susunan pemerintahan.
  • 24. URUSAN PEMERINTAHAN PUSATURUSAN PEMERINTAHAN PUSAT meliputi politik luar negeri;meliputi politik luar negeri; PertahananPertahanan KeamananKeamanan YustisiYustisi moneter dan fiskal nasionalmoneter dan fiskal nasional serta agama.serta agama.
  • 25. urusan pemerintahan yang dibagi bersamaurusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunanantar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan, meliputi :pemerintahan, meliputi : pendidikan;pendidikan; kesehatan;kesehatan; pekerjaan umum;pekerjaan umum; perumahan;perumahan; penataan ruang;penataan ruang; perencanaan pembangunan;perencanaan pembangunan; perhubungan;perhubungan; lingkungan hidup;lingkungan hidup; pertanahan;pertanahan; kependudukan dan catatan sipil;kependudukan dan catatan sipil;
  • 26. pemberdayaan perempuan dan perlindunganpemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera;keluarga berencana dan keluarga sejahtera; sosial;sosial; ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; koperasi dan usaha kecil dan menengah;koperasi dan usaha kecil dan menengah; penanaman modal;penanaman modal; kebudayaan dan pariwisata;kebudayaan dan pariwisata; kepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsakepemudaan dan olah raga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;dan politik dalam negeri;
  • 27. otonomi daerah, pemerintahan umum,otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkatadministrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;daerah, kepegawaian, dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan desa;pemberdayaan masyarakat dan desa; statistik;statistik; kearsipan;kearsipan; perpustakaan;perpustakaan; komunikasi dan informatika;komunikasi dan informatika; pertanian dan ketahanan pangan;pertanian dan ketahanan pangan; kehutanan;kehutanan;
  • 28. energi dan sumber daya mineral;energi dan sumber daya mineral; kelautan dan perikanan;kelautan dan perikanan; perdagangan; danperdagangan; dan perindustrian.perindustrian.
  • 29. Kelebihan Desentralisasi  Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di Pusat Pemerintahan;  Dalam menghadapi masalah yang mendesak yang membutuhkan tindakan yang cepat, Daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi dari Pemerintah Pusat;  Dapat mengurangi birokrasi;  Dapat diadakan pembedaan (defferensiasi) dan pengkhususan (spesialisasi) yang berguna bagi kepentingan tertentu.  Mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari Pemerintah Pusat;  Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri (selfgovernment);  Meningkatkan kontrol masyarakat setempat.
  • 30. KELEMAHAN DESENTRALISASI  Karena besarnya organ-organ pemerintah, maka struktur pemerintah bertambah kompleks yang mempersulit koordinasi;  Keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan dan daerah dapat lebih terganggu;  Khusus mengenai desentralisasi teritorial, dapat mendorong timbulnya apa yang disebut dengan daerahisme atau provinsialisme;  Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lambat karena memerlukan perundingan yang bertele-tele;  Dalam menyelenggarakan desentralisasi, diperlukan biaya yang lebih banyak dan sulit untuk memeperoleh keseragaman/uniformitas dan kesederhanaan.
  • 31. PENGGOLONGAN DESENTRALISASI  desentralisasi jabatan (ambtelijke decentralisatie)  pemencaran kekuasaan dari atasan kepada bawahan sehubungan dengan kepegawaian atau jabatan (ambt) dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran kerja  desentralisasi kenegaraan (staatkundig decentralisatie)  penyerahan kekuasaan untuk mengatur daerah dalam lingkungannya sebagai usaha untuk mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan negara
  • 32.  desentralisasi teritorial (territoriale decentralisastie)  penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (autonomie), batas pengaturan tersebut adalah daerah  desentralisasi fungsional (functionele decentralisatie)  pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tertentu
  • 33. TUJUAN DIANUTNYA DESENTRALISASI  tidak terjadi penumpukan kekuasaan (concentration of power)  diharapkan terjadi distribusi kekuasaan (distribution of power) maupun transfer kekuasaan (transfer of power )  terciptanya pelayanan masyarakat (public services) yang efektif, efisien dan ekonomis  terwujudanya pemerintahan yang demokratis (democratic government)
  • 34. NILAI DESENTRALISASI BAGI PEMERINTAH PUSAT • pendidikan politik (political education) • latihan kepemimpinan (trainning of leadership) • stabilitas politik. NILAI DESENTRALISASI BAGI PEMDA • political equality • local accountability • local responsiveness
  • 35. DEKONSENTRASI  pelimpahan wewenang dari alat perlengkapan negara tingkatan lebih atas kepada bawahannya guna melancarkan pekerjaan di dalam melaksanakan tugas pemerintahan  UU No. 5 Tahun 1974 Pasal 1 huruf (f) “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabatnya di daerah”.
  • 36.  berdasarkan Pasal 1 huruf (f) UU No. 22 Tahun 1999 yang menentukan bahwa : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat di daerah”.  Pasal 1 ayat (8) UU No. 32 Tahun 2004 : “dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemrintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu”.
  • 37. CIRI-CIRI DEKONSENTRASI  bentuk pemencaran adalah pelimpahan;  pemencaran terjadi kepada pejabat sendiri (perorangan);  yang dipencarkan (bukan urusan pemerintahan) tetapi wewenang untuk melaksanakan sesuatu;  yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.
  • 38. KEUNTUNGAN DEKONSENTRASI  mengurangi keluhan-keluhan daerah  membantu pemerintah dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran informasi yang intensif yang disampaikan dari daerah ke pusat  memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara Pemerintah dengan yang diperintah/rakyat
  • 39. HUBUNGAN DESENTRALISASI DAN DEKONSENTRASI  pertama dekonsentrasi hakekatnya sama dengan desentralisasi, hal ini disebabkan keduanya mengandung “pemencaran”  Kedua dekonsentrasi hakekatnya merupakan subsistem desentralisasi, karena desentraslisasi bersifat kenegaraan, sehingga penyelenggaraan desentralisasi merupakan bagian dari organisasi negara dan menunjukan tatanan penyelenggaraan negara. Sedangkan dekonsentrasi bersifat kepegawaian (ambtelijke)
  • 40.  Dekonsentrasi adalah unsur desentralisasi Dekonsentrasi tidak lain dari pada salah satu jenis desentralisasi, dekonsentrasi adalah pasti desentralisasi tetapi desentralisasi tidak selalu berarti dekonsentrasi
  • 41. DESENTRALISASI >< SENTRALISASI  Sentralisasi = pemusatan, desentralisasi = pemencaran  Kelebihan sentralisasi :  menjadi landasan kesatuan kebijaksanaan lembaga atau masyarakat;  mencegah nafsu memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa persatuan;
  • 42.  meningkatkan rasa persamaan dalam perundang-undangan, pemerintahan dan pengadilan sepanjang meliputi kepentingan serluruh wilayah dan bersifat serupa  terdapat hasrat lebih mengutamakan umum dari pada kepentingan daerah, golongan atau perorangan  Sentralisasi meletakan (dasar) kesatuan politik masyarakat (de politieke eenheid van de gemeenschap);
  • 43.  memperkokoh perasaan persatuan (perasaan setia kawan) (versterking van het saamhorigheidsgevoel);  Mendorong kesatuan dalam pelaksanaan hukum (de eenheid van rechtsbedeling);  membawa kepada penggalangan kekuatan (bundeling van krachten);
  • 44. ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN  Bentuk desentralisasi  otonomi dan tugas pembantuan (medebewind)  Secara etimologi otonomi berasal dari kata oto (auto = sendiri) dan nomoi (= nomoi = nomos = undang- undang/aturan) yang berarti mengatur sendiri, wilayah atau bagian negara atau kelompok yang memerintah sendiri
  • 45.  Di dalam tata pemerintahan otonomi diartikan sebagai mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri  Otonomi juga diartikan sebagai sesuatu yang bermakna kebebasan atau kemandirian (Zelfstandigheid) tetapi bukan kemerdekaan (Onafhankelijkheid).
  • 46.  KESIMPULAN : otonomi tidak lain adalah suatu kemandirian atau kebebasan daerah untuk mengatur sendiri (selfregeling) atau (zelfwetgeving) dan menyelenggarakan urusan serta kepentingannya berdasarkan inisiatif dan prakarsa serta aspirasi masyarakat daerah
  • 47. JENIS OTONOMI  OTONOMI MATERIIL  urusan yang diserahkan menjadi urusan rumah tangga diperinci secara tegas, pasti dan diberi batas-batar (limitative), “zakelijk”  dalam prakteknya penyerahan ini dilakukan dalam UU pembentukan Daerah yang bersangkutan
  • 48.  OTONOMI FORMAL  urusan yang diserahkan tidak dibatasi dan tidak “zakelijk”  Daerah mempunyai kebebasan untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu yang menurut pandangannya adalah kepentingan Daerah  Daerah tidak boleh mengatur urusan yang telah diatur oleh undang-undang atau peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
  • 49.  OTONOMI RIIL  merupakan kombinasi atau campuran otonomi materiil dan otonomi formal  Pemerintah Pusat menentukan urusan- urusan yang dijadikan pangkal untuk mengatur dan mengurus rumah tangga Daerah  unsur materiil  setiap waktu Daerah dapat meminta tambahan urusan kepada Pemerintah Pusat untuk dijadikan urusan rumah tangganya sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan Daerah  unsur formal
  • 50. TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND)  Secara etimologis tugas pembantuan merupakan terjemahan dari bahasa belanda medebewind yang berasal dari kata mede = serta, turut dan bewind = berkuasa atau memerintah  di Belanda disebut dengan medebewind atau zelfbestuur yang merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris selfgovernment
  • 51.  zelfbestuur diartikan menjadi pembantu penyelenggaraan kepentingan-kepentingan dari pusat atau daerah-daerah yang tingkatannya lebih atas oleh alat-alat perlengkapan dari daerah-daerah yang lebih bawah  Pasal 1 huruf (g) UU No.22 Tahun 1999 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan
  • 52.  Pasal 1 huruf (d) UU No. 5 Tahun 1974 dimaksud dengan tugas pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya
  • 53.  Pasal 1 ayat (9) UU No. 32 Tahun 2004 Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa dari pemerinthan provinsi kepada Kabupaten/Kota dan/atau Desa serta dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu
  • 54. Dasar pertimbangan perlunya asas tugas pembantuan :  Keterbatasan kemampuan pemerintah Pusat atau Daerah yang lebih tinggi dalam hal yang berhubungan dengan perangkat atau sumber daya menusia maupun biaya  Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang lebih baik dalam penyelenggaraan pemerintahan  Sifat urusan yang dilaksanakan
  • 55. PARAMETER MATERI MUATAN TUGAS PEMBANTUAN  urusan tersebut berakibat langsung kepada masyarakat;  urusan yang secara tidak langsung tidak memberi dampak terhadap kepentingan masyarakat, karena semata-mata membantu urusan pusat;  urusan yang meningkatkan efisiensi dan keefektifan pelayanan;  urusan yang tidak bersifat strategis nasional dan urusan yang tidak memerlukan keseragaman nasional.
  • 56. HUBUNGAN OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN • Tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan tugas pembantuan • tugas pembantuan terkandung unsur otonomi (walaupun terbatas pada cara melaksanakannya) • Tugas pembantuan sama halnya dengan otonomi, mengandung unsur “penyerahan” (overdragen) bukan “penugasan” (opdragen). • otonomi adalah penyerahan penuh, sedangkan tugas pembantuan adalah penyerahan tidak penuh
  • 57. LANJUTAN JENIS OTONOMI AJARAN RUMAH TANGGA DAERAH  Pengertian Sistem Rumah Tangga Daerah  tatanan yang  bersangkutan  dengan  cara-cara :  membagi  wewenang,  tugas  dan tanggung  jawab  mengatur dan mengurus urusan pemerintahan antara  Pusat  dan Daerah  Penggolongan Sistem Rumah Tangga Daerah  sistem rumah tangga  formal;  sistem rumah tangga materiil  sistem rumah tangga  nyata (riil)
  • 58. Rumah Tangga Formal (formale  huishoundingsbe­grip)  tatanan  pembagian wewenang,  tugas dan danggung jawab antara Pusat dan  Daerah untuk  mengatur  dan mengurus urusan  pemerintahan  tidak ditetapkan secara inci;  urusan-urusan  yang  menjadi   kewenangan Daerah  tidak  ditentukan  secara  limitatif  di  dalam peraturan perundangan;  didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan yang rasional  dan praktis,  sehingga  dapat  dilaksanakan sebaik- baiknya  dan berhasil guna serta dapat dipertanggungjawabkan
  • 59. Kesulitan Sistem Rumah Tangga Formal :  Tingkat  hasil  guna dan daya guna  sistem  rumah  tangga formal sangat tergantung pada kreatifitas dan  aktifitas Daerah;  Hambatan  lain  adalah aspek  keuangan  Daerah;  hambatan teknis  Daerah tidak dapat secara  mudah mengetahui  urusan  yang  belum diselenggarakan oleh Pusat atau pemerintah Daerah tingkat lebih atas.
  • 60. SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL (materiele huis  hound­ ingsbegrip)  berpangkal tolak pada pemikiran bahwa memang ada perbedaan  mendasar  antara  urusan  pemerintah  Pusat  dan Daerah;  pembagian tugas, wewenang,  dan  tanggung jawab  antara Pusat dan Daerah ditentukan secara pasti  atau limitatif;  Otonomi  daerah menurut sistem rumah tangga  materiil sifatnya terbatas
  • 61.  Daerah yang bersangkutan tidak  mempunyai peluang  untuk berinisiatif atas pemanfaatan dan  peruntukan sumber-sumber  keuangan  Daerah;  tidak menguntungkan untuk mewujudkan  hubungan  antara Pusat dan Daerah yang baik.
  • 62. KELEMAHAN SISTEM RUMAH TANGGA MATERIIL (materiele huis  hound­ ingsbegrip)  Sistem rumah tangga materiil bertolak dari asumsi yang keliru,  yaitu  menganggap urusan  pemerintahan  dapat dirinci dan karena itu dapat dibagi-bagi secara  rinci pula;  Sistem  rumah tangga materiil lebih merasa  mengekang, karena  terikat pada urusan pemerintahan  yang  secara rinci ditetapkan sebagai urusan rumah tangga;  Sistem  rumah  tangga materiil  akan  lebih  banyak mengandung spanning hubungan antara Pusat dan Daerah
  • 63. Sistem  Rumah Tangga Riil  (reele  huis­houndingsbegrip)  Jalan tengah atau  "midle range" antara sistem materiil dan formil;  Isi rumah tangga daerah didasarkan pada keadaan dan faktor-faktor yang nyata.  Ciri-ciri Sistem  Rumah Tangga :  Adanya urusan pangkal yang  ditetapkan  pada saat pembentukan  suatu  daerah  otonom,   membe rikankepastian mengenai urus dan  rumah  tangga  daerah
  • 64.  Daerah-daerah dalam rumah tangga  nyata,  dapat mengatur dan mengurus  pula  urusan pemerintahan  yang  menurut pertimbangan  adalah  penting bagi daerahnya sepanjang belum diatur dan  diurus  oleh Pusat atau Daerah tingkat lebih atas;  didasarkan pada faktor-faktor  nyata  suatu  daerah.