Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Ni
1. contoh proposal skripsi PAI
PENGARUH KEGIATAN TAMBAHAN BELAJAR (LES)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS
DI MTs ASSALAM COKROAMINOTO MAJA KABUPATEN MAJALENGKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan yang pesat di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebabkan perubahan
dan perkembangan dalam segala bidang dan menyeluruh di semua lapisan dunia termasuk
Negara kita yaitu Indonesia.
Perubahan dan perkembangan zaman yang demikian pesat ini, menuntut kita untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cara mengikuti perkembangan yang bersifat positif serta
mengadakan antisipasi dan filterisasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun
langkah yang paling baik dan sangat dibutuhkan untuk hal tersebut adalah dengan kegiatan
pendidikan terutama untuk kalangan remaja atau generasi muda.
Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional menyatakan
bahwa :
“Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan
kemajuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab, memiliki daya
saing dan mampu menghadapi tantangan global”
Dengan melihat kenyataanyangkita hadapi dan program pemerintah dalam bidang
pendidikan, maka saya berpendapat bahwa anak-anak (generasi muda) sebagai peserta didik
harus dibekali dengan pendidikan yang seimbang antara pengetahuan umum dan pengetahuan
agama. Lembaga pendidikan yang sangat sesuai dengan hal tersebut adalah madrasah yang
salah satunya adalah madrasah Tsanawiyah (MTs.) untuk siswa lulusan SD/Mi yang jika
dilihat dari usianya sedang memasuki usia remaja.
Madrasah Tsanawiyah Assalam Cokroaminoto merupakan salah satu Madrasah di Kabupaten
Majalengka yang mempunyai kepedulian yang sangat tinggi dalam pembinaan peserta didik
sebagai generasi harapan bangsa. Dalam kiprahnya sebagai lembaga pendidikan, MTs.
Assalam Cokroaminoto Maja mempunyai Visi yaitu “ Terbentuknya Generasi Masa Depan
yang Beriman dan Bertaqwa, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Aktif “ (GEMA IMTAK CERIA).
Adapun penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikannya, MTs. Assalam Cokroaminoto
Maja menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP) sebagaimana tuntutan
peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dilengkapi dan disempurnakan dengan kurikulum yang bersifat muatan
lokal
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan untuk mencapai tujuan, berbagai langklah
dilakukan di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja baik kegiatan akademis maupun non
akademis, semua mata pelajaran diupayakan untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang tinggi terutama mata pelajaran agama termasuk didalamnya mata pelajaran
Qur’an Hasits.
Qur’an Hadits merupakan mata pelajaran Agma Islam pada Madrasah yang bertujuan
2. memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Qur’an dan Hadits sebagai sumber
ajaran Agama Islam sehingga peserta didik dapat menerapkan Qur’an dan Hadits sebagai
pedoman dalam hidup dan kehidupan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
Artinya : Aku Tinggalkan kepadamu dua perkara yang tidak akan menyesatkanmu selama
kamu berpegang teguh kepada keduanya yaitu kitab Allah Dan Sunnah Rasulullah “(H. R
Bukhori)
Dalam keberadaanya tersebut, implikasi dalam proses pembelajaran dan penialainya Quran
Hasits harus menekankan keterrpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
Dalam kenyataanya yang ada di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja, peserta didik kelas VII
memiliki latar belakang yang berbeda dan bermacam-macam sehingga menunjukan
perbedaan pula dalam tingkat pemahaman awal mereka terhadap pelajaran Qur’an Hadits,
berbagai langkah dilakukan oleh guru yang salah satunya dengan memberikan Tambahan
Belajar (Les). Dengan memberikan Tambahan Belajar (Les) diharapkan siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah atau mempunyai kesulitan dalam mata pelajaran Qur’an Hadits
dapat mengikuti dan berusaha menyesuaikan diri.Demikian pula yang kemampuan awal lebih
baik, mereka dapat lebih mengembangkan dan menyempurnakan kemampuannya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al Insyirah ayat 5-7 :
• • •
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain (Q.S. Al-isyrah ayat 5-7)
Dengan berdasarkan kepada latar belakang yang telah disampaikan dimuka, penulis ingin
mengetahui bagaimana proses dari pembelajaran tambahan tersebut, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap hasil belajar belajar siswa. Oleh karena itu dalam pembuatan skripsi
ini penulis mengambil judul : “ Pengaruh Kegiatan Tambahan Belajar (LES) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja
Kabupaten Majalengka”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
Pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja?
2. Bagaimana proses kegiatan tambahan belajar (les) mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs.
Assalam Cokroaminoto Maja ?
3. Apakah penerapan kegiatan tambahan belajar (les) berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ada dan pertanyaan yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah guru dalam meningkatkan hasil belajar
3. siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja
2. Untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan tambahan belajar (les) mata pelajaran
Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja
3. Unmtuk mengetahui apakah penerapan kegiatan tambahan belajar (les) dapat
meningkatkan hasil belajar Siswa pada mata pelajaran
4. Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja
D. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu pendapat yang telah diyakini oleh penulis untuk dijadikan titik
tolak dalam memecahkan permasalahan. Menurut Winarno Surachmad (1990 : 107), lebih
lanjut menje;laskan bahwa “ Anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran
yang kebenarannya diterima oleh penyidik”
Adapun anggapan dasar yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
a. Guru mampu melaksanakan pembelajaran Qur’an Hadits dengan baik menggunakan
kegiatan tambahan belajar (les) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajara
Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja
b. Hasil siswa pada tes awal menunjukan kemampuan yang tidak sama
c. Soal tes kompetensi diambil dari Bank soal sehingga dapat dianggap valid dan reliable
d. Nilai raport siswa kelas VII Semester I (gasl) menunjukan hasil siswa setelah mengikuti
tambahan belajar (les)
2. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya ( Winarno Surachmad 1990 : 58)
Berdasarkan pendapat diatas penulis mengemukakan hopotesis yaitu “terdapat pengaruh yang
signifikan penerapan kegiatan tambahan belajar (les) terhadap peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupaten
Majalengka.”
Hipotesis yang dirumuskan penulis adalah :
a. Ha : Adanya pengaruh penerapan kegiatan tanbahan belajar (les) terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupatena
Majalengka
b. Ho : Tidak adanya pengaruh penerapan kegiatan Tambahan belajar (les) terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja
Kabupaten Majalengka
E. Kerangka Berfikir
Kegiatan belajar mengajar sebagai satu bentuk kegiatan yang multi variabel merupakan
kegiatan pokok dalam kegiatan pendidikan.
Adapun hasil belajar sebagaimana dikemukakan Ahmadi (1984:3) adalah hasil yang di capai
dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa
yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes.
Dalam kenyataannya baik proses maupun hasil belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Muhibin Syah (1915:132), factor-faktor tersebut terrbagi atas tiga macam yaitu :
(1) Factor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti halnya minat, bakat
dan kemampuan.
(2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar siswa seperti keadaan
keluarga, latar belakang ekonomi dan kemampuan guru dalam mengajar
(3) Faktor pendekatan mengajar, berupa upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan pembelajaran
4. Dengan melihat hal tersebut, untuk m,enciptakan proses dan hasiol belajar yang tepat
dibutuhkan formula yang utuh dan menyeluruh dalam artti proses pembelajaran harus
melibatkan seluruh siswa. Hal ini tidak akan dapat terwujud jika perbedaan kemamp[uan
awal siswa sangat heterogen. Dengan tambahan belajar (les), siswa dapat saling beradaptasi
dal;am aktifitas belajarnya
Pada tahap awal, siswa diberikan test sebagai affersepsi untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Hasil test awal tersebut dianalisis untuk kemudian diadakan pemilahan siswa
berdasarkan nilai kedalam dua kelompok (batas atas dan batas bawah), siswa pada batas atas
dalah siswa dengan kemampuan menengah ke atas sedangkan siswa dengan kemampuan
rendah yang diindikasikan akan mempunyai kesulitanb dalam bel;ajar. Dari hasil analisis
tersebut, maka guru menyusun strategi mengajar dan merencanakann langkah-langkah untuk
memberikan tambahan belajar (les)
Dalam penelitian ini terdapat dua variable penelitian. Variabel pertama (variabel X) adalah
Kegiatan Tambahan Belajar (les) diharapkan mampu mempengaruhi terhadap variable kedua
(variabelY) yaitu hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Qur’an Hadits di MTs. Assalam
Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka tahun pelajaran 2010/2011
Dari uraian diatas, secara sistematis dapat dilihat alur penalarannya dalam skema dibawah ini
:
F. Kondisi Objektif Lapangan
a. Lokasi bertempat di MTs Assalam Cokroaminoto Maja kabupaten Majalengka, yang
terletak di pinggir Jalan Raya Maja Utara
Batas-batas lokasi Bangunan MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka
adalah sebagai berikut :
Sebelah Timur : Rumah penduduk
Sebelah Barat : Jalan Raya Maja utara
Sebelah Utara : Rumah penduduk
Sebelah selatan : Rumah penduduk
b. Kondisi MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka
1. Sarana dan Fasilitas MTs Assalam Coroaminoto Maja Kabupaten Majalengka
2. Keadaan Siswa
3. Keadaan guru
c. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Kegiatan Intrakulikuler
2. Kegiatan Ekstrakulikuler
5. BAB II
KERANGKA KAJIAN TEORITIS
A. Proses Pembelajaran
1. Penertian Belajar
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Kegiatan Belajar Mengajar
3. Pengertian Mengajar
B. Pelajara Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
1. Pengertian Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
2. Dasar Pelajaran Qur’an Hadits di Tsanawiyah
3. Tujuan Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
4. Ruang lingkup Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
C. Kegiatan Tambahan Belajar (les)
1. Pengertian Kegiatan Tambahan Belajar (les)
2. Fungsi Kegiatan Tambahan Belajar
3. Tujuan Kegiatan Tambahan Belajar
4. Langkah-langkah Kegiatan Tambahan Belajar
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
2. Factor-faktor yang Mempengaruhi efisiensi Hasil Belajar
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode
Metode penelitian yang penulis gunakan ialah metode deskriptif, yaitu metode penelitian
digunakan untuk meneliti di lapangan hal-hal yang sedang terjadi. Metode deskriptif berusaha
memberikan dengan sistematika dan menurut fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Winarno Surakhmad (1989 :139) menyatakan bahwa:
“Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.
Metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah penyelidikan yang menuturkan,
menganalisa, dan mengielasitikasi, penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik
interviu, angket, observasi, atau dengan teknik test; studi kasus, studi komperatif, studi waktu
dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional”.
Adapun alasan penulis menggunakan metode deskriptif, karena dalam penelitian ini bersifat
kesiswaan yang mana hal ini menuntut harus terjun ke
lapangan dalam rangka pemecahan masalah yang sedang penulis hadapi sekarang, yaitu
tentang Pengaruh Kegiatan tambahan belajar (les) terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran qur’an Hadits di MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka. Yaitu
mulamula dengan mengumpulkan data kemudian dianalisa untuk selanjutnya diadakan
penafsiran penafsiran seperlunya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti untuk memperoleh data
yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah masalah yang akan diselidiki, sebagaimana
dikemukakan oleh winarno surakhmad (1989:121) bahwa : “populasi adalah jumlah tertentu
dari manusia yang di selidiki secara nyatas.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs.
6. Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka. Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dan sebuah populasi yang memiliki sifat sama seperti populasi,
sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1989: 121) bahwa “sampel adalah
bagian dan sebuah populasi sebagaimana memiliki segala sifat utama populasi”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel total yaitu penarikan sampel ini ditiadakan
sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai sampel. Hal ini sesuai dengan
pendapat yan dikemukan oleh Winarno Surakhmad (1989:100) yaitu “sampel yang
jumlahnya sebesar populasi seringkali disebut sampel total”. Maka sampel dalam penelitian
ini sebanyak 30 orang
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Penentuan alat pengumpul data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulis akan tentukan alat-alat pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung atau tidak
langsungterhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung,baik disekolah maupun di luar
sekolah. ( I. Jumhur dan Moh. Surya, 1975 : 51)
Penulis mengadakan observasi atau pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian guna
memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi sebenarnya MTs. Assalam
Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka.
b. Wawancara
Adapun menurut Winarno Surakhmad (1989 : 1974) bahwa “ wawncara atu interviu
menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau sampel”. Dalam
hal ini pengadakan wawancara dengan kepala sekolah dan para guru di MTs Assalam
Cokroaminoto Maja
c. Angket
Angket adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi
dengan sumber data, jika wawancara dilakukan dengan komunikasi secara lisan, maka dalam
angket komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis”. (I. Jumhur Moh. Surya, 1975 : 55).
Dalam penggunaan ini menggunakan angket tertutup yaitu responden memberikan jawaban
secara tertulis dengan memilih salah satu alternative jawaban yang dianggap benar sesuai
dengan kenyataan, penggunaan angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang
bersifat kuantitatif dan mencakup indicator dari pariabel penelitian, yang menjadi obyek
pengumpiulan data yang menggunakan angket adalah siswa kelas VII MTs. Assalam
Cokroaminoto Maja
d. Dokumentasi
Yaitu berupa pencarian data dari dokumen, catatan dan arsip yang sesuai dengan pokok
pembahasan, seperti keadaan guru, tata usaha, keadaan murid, sarana dan fasilitas yang ada di
MTs Assalam Cokroaminoto Maja kabupaten Majalengka, demikian pula data tentang test
awal dari niali raport siswa kelas VII semester I (gasal) MTs. Assalam Cokroaminoto Maja,
mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
2. Penyusunan alat pengumpulan data
Sebagaimana telah penulis kemukakan diatas bahwa alat pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Maka alat pengumpulan data
tersebut penulis susun sebagai berikut :
a. Observasi
Masalah yang diangkat dalam teknik observasi ini adalah mengeani kondisi obyektif
lapangan penelitian, yaitu MTs. Assalam Cokroaminoto Maja kabupaten Majalengka .
7. adapun hal-hal yang di observasi secara terperinci yaitu:
Letak geografis MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka. Keadaan gedung
dan Fasilitas belajar MTs. Assalam Cokroaminoto Maja Kabupaten Majalengka
b. Wawancara
Sebelum melakukan wawancara dengan guru bidang study Qur’an Hadits, penulis membuat
suatu pedoman wawancara agar wawancara bias lebih terarah dan mencapai tujuan.
c. Angket
Angket penulis susun untuk lebih menguatkan data yang telah ada. Angket ini disusun dalam
bentuk peranyaan dengan lima alternative dari jawaban untuk di jawab oleh responden
Pertanyaan –pertanyaan angket diarahkan kepada siswa untuk mendapatkan data tentang
variable X (Pengaruh kegiatan tamabahn belajar (les). Untuk kepentingan ini penulis
membuat 20 item pertanyaan yang masing-masing ietem terdiri dari 5 option jawaban,
dengan variasi pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Disebabkan data yang diharapkan
adalah data yang bersifat kuantitatif, maka tiap-tiap item pertanyaan diberi skor dengan
berdasarkan kepada:
1) Setiap item mempunyai bobot skor tertinggi 5 (lima)
2) Bila pertanyaan positif skor tiap option secara berturut-turut dari a sampain e adalah 5-1.
Sehingga bila responden memilih option a diberi skor 5 (lima) dan bila menjawab option e di
beri skor 1 (satu)
3) Bila pertanyaan negatif: skor tiap option secara berturut-turut dari option a sampai e adalah
1-5. Sehungga bila responden menjawab a diberi skor 1 (satu) dan bila memilih alternatif
jawaban e diberi skor 5 (lima)
4) Skor tertinggi yang mungkin diperpoleh responden adalah 100 sedangkan skor terendah
adalah 20
d. Dokumentasi terfokus kepada upaya pencarian data (niali raport semester I kelas VII MTs
Assalam Cokroaminoto Maja, mengenai test awal dan prestasi belajar siswa dalam bidang
studi Qur’an Hadits.
1. Analisis Data
Data yang diolah dan di analisis berupa data kuantitatif yaitu skor angket variable X, dan nilai
raport variable Y, sedangkan tes awal merupakan bahan untuk dijadikan perbandingan
a. Pengolahan data
b. Dalam teknis pengolahan data, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
Setelah data dianalisis dilakukan interpretasi koefisien korelasi dengan menggunakan
kategori presentase berdasarkan kriteria Kuncoroningrat (dalam Maulana, 2002 : 52) seperti
dalam table berikut :
Pengelompokkan pengaruh
Skor Interpretasi
ρ² = 0%
0% < ρ² < 4%
4% < ρ² < 16%
16% < ρ² < 32%
32% < ρ² < 64%
ρ² = 64% Tidak ada pengaruh
Pengaruh rendah sekali
Pengaruh rendah
Pengaruh sedang
Pengaruh tinggi
Pengaruh tinggi sekali
8. c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian persyaratan statistik yang hasilnya menyatakan bahwa :
- Apabila hasil koefisien korelasi berada pada 32 % ke atas berarti terdapat pengaruh yang
tinggi dari tambahan belajar (les) terhadap hasil belajar siswa
- Apabila hasil koefisien korelasi berada pada 16 % ke atas berarti terdapat pengaruh yang
sedang dari tambahan belajar (les) terhadap hasil belajar siswa
- Apabila hasil koefisien korelasi berada pada 4% ke atas berarti terdapat pengaruh yang
rendah dari tambahan belajar (les) terhadap hasil belajar siswa
- Apabila hasil koefisien korelasi berada pada 0% ke atas berarti tidak ada pengaruh dari
tambahan belajar (les) terhadap hasil belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1998). “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. (edisi revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
Pengayaan.
Jakara (1989), Departemen Agama republic Indonesia, (Edisi Revisi) Al Quran Dan
Terjemahnya
Ridwan, (2005), Dasar-dasar Statistik, Bandung, Alfabet
Russeffendi, E.T. (2003), Dasar-dasar Penelitian Pendidikan, Bandung, Tarsito
Sudjana, (1989), Metode Statistika, Bandung, Tarsito
Surachmad, Winarno (1990), Pengantar Penelitian, Bandung ,Tarsito
Undang-Undang Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan (NSP)
Surya, I. Djumhur. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance and
Counseling) Bandung : CV. Ilmu
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Anggapan Dasar dan Hipotesis
E. Kondisi Objektif Lapangan
9. II. KERANGKA KAJIAN TEORITIS
A. Kegiatan Tambahan Belajar
B. Pelajaran Qur’an Hadits di MTs
C. Hasil Belajar
III. METODE PENELITIAN
A. Metode
B. Populasi dan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
Proposal Penelitian Kuantitatif (Skripsi)
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.
Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman
peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Format Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik
kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang
diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil
penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi
yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih
untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. (lihat pendahuluan )
Membuat Pendahuluan
Saya pernah membaca di salah satu artikel yang saya temukan internet, bahwa pendahuluan
setidaknya menjadi pertanyaan berikut ini.
What is this?
Why am I reading it?
What do you want me to do?
Kurang lebihnya jawaban yang harus Anda lakukan dalam membuat sebuah pendahuluan
skripsi, tesis, atau disertasi atau juga yang masih berupa proposal.
Set the context – lengkapi dengan informasi-informasi yang umum seputar ide pokok
sehingga mampu mengondisikan pembaca mendapatkan rasa dari apa yang kita bahas, serta
dari pembacaan informasi tersebut ciptakan mereka mendukung apa yang sedang Anda teliti.
10. State why the main idea is important – Tuliskan dengan membayangkan pembaca
pendahuluan penelitian Anda peduli terhadap apa yang Anda teliti dan menanti kelanjutan
dari penelitian Anda.
State your thesis/claim – karang barang satu atau dua kalimat yang menyatakan posisi atau
kedudukan Anda menghadapi masalah yang menjadi topik dalam penelitian Anda.
Kadangkala dalam penelitian dijumpai penulisan definisi istilah atau definisi operasional
yang bertujuan untuk menggiring pembaca dapat memahami situasi yang kita ciptakan.
Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan tingkat kepentingan apa yang menjadi topik
penelitian. Ditutup dengan batasan-batasan yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian
serta action apa saja yang diberikan dalam penelitian tersebut.
Struktur pendahuluan sendiri dapat dilihat pada jenis-jenis proposal yang saya sebutkan pada
bagian lain. Silahkan dilihat pada struktur proposal penelitian lapangan
(kualitatif/kuantitatif), kajian pustaka maupun penelitian pengembangan.
Apa yang saya jelaskan di atas merupakan sebuah gambaran pendahuluan yang sangat umum.
Untuk penelitian yang lebih khusus diperlukan struktur tambahan guna menyampaikan
gagasan penelitian.
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-
pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat,
padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-
variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji
secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP
dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?. (Tips membuat rumusan
masalah )
Tips Membuat Rumusan Masalah
11. Berikut beberapa tip untuk membuat rumusan masalah:
1. Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis.
Jenis Analitik Paper, yang merinci atau menjabarkan sebuah ide/gagasan menjadi
bagian-bagian, mengevaluasi ide/gagasan, dan mempresentasikan hasil
rincian/jabaran kepada khalayak.
Jenis Expository (Explanatory) Paper, yang menjelaskan sesuatu kepada khalayak.
Jenis Argumentative Paper, yang mengklaim sebuah topik dan menjustifikasi klaim
tersebut dengan fakta-fakta. Klaim bisa berupa opini, usaha perbaikan, atau evaluasi,
pernyataan sebab-akibat, atau intepretasi. Tujuan dari argumentative paper adalah
untuk meyakinkan audiens bahwa klaim itu berdasarkan kebenaran di atas bukti-bukti
yang mendukung.
2. Rumusan masalah haruslah se-spesifik mungkin. Artinya hanya mencakup apa yang akan
didiskusikan pada penelitian serta harus didukung bukti atau teori yang spesifik.
3. Rumusan masalah biasanya terlihat di akhir paragraf pertama dalam sebuah karya tulis
ilmiah.
4. Tema terkadang berubah pada waktu proses penulisan. Jadi dibutuhkan revisi untuk
merefleksikan kenyataan yang dipermasalahan pada penelitian.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan
kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
4. Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu
subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian
kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian
pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis
yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab
Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya
menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada
paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
12. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan
telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya
tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika
dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik
hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam
bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat
diuji secara empiris.
5. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari
uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah
yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
6. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan
pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan
asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini
ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif
atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian,
sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti,
populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan
penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan
penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali
diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada.
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam
penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan
ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik
penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala
yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi
peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
8. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul
perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak
diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan
konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa
suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan
masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung,
dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian
yang diberikan oleh peneliti.
13. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi
operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat
diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data
yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel. Contoh
definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang
aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan
desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau
konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan
definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang
dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. (Lihat Glossary)
9. Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup
aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4)
pengumpulan data, dan (5) analisis data.
a. Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan
untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian
diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental,
rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk
mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-
variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu
mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam
subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau
dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau
penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini
dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut. (Lihat beberapa kesalahan dalam desain penelitiian)
b. Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil
sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh
anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam
penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam
penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya
sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar
sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan
populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam
pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian
sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik
populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-
hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-
batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel,
serta (c) besarnya sampel.
c. Instrumen penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang
14. diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data
atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat
apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau
dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas.
Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.
Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban
untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang
perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode
terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan
secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang
dipakai.
Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena
belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab
instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
d. Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses
pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti
menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara
pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan
ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu
dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
e. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya,
ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan
jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena
itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya,
bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih
dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan
teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara
tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik
nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga
dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup
dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika
teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian
tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan
komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.
(lihat analisis )
10. Landasan
Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah
haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
15. mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian
Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi
juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua
hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan
tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I.
Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan
adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian
dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil
penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian
pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi,
laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan
resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah
terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat
dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah
diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks
permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada
perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan
disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka
berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka
yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk
penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah
ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat
berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal
serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan
untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
11. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks.
Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama
penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2.
tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.