[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tata cara pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencakup pengaturan pejabat perbendaharaan, penyusunan dan pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pelaksanaan anggaran pendapatan, pelaksanaan anggaran belanja termasuk per jenis belanja seperti pegawai, barang dan modal, subsidi, dan bantuan sosial, serta penatausahaan pelaks
2. OUTLINE
1.
Pejabat Perbendaharaan;
2.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
3.
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan;
4.
Pelaksanaan Anggaran Belanja;
5.
Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja;
6.
Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan;
7.
8.
Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Anggaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran;
Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan
Bencana;
9.
Penatausahaan pelaksanaan anggaran;
10.
Sistem informasi Keuangan Negara
5. PEJABAT PERBENDAHARAAN
PA
• Kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan anggaran
yang menjadi tanggung jawabnya (Psl.3)
• Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan
kebijakan anggaran (Psl.4)
• Menkeu selaku PA atas BA yang tidak dikelompokkan dalam BA
K/L yang kegiatannya bukan merupakan tugas dan fungsi Menkeu
hanya bertanggung jawab dari sisi formal (Psl.4).
• Pelimpahan kewenangan penunjukan pejabat perbendaharaan
negara kepada KPA (Psl.5)
•
•
KPA
•
Penunjukan KPA bersifat ex officio (Psl.6)
Penunjukan KPA atas pelaksanaan UB dan TP dilakukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota
atau dapat didelegasikan kepada kepala daerah (Psl.7)
Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan
kegiatan yang berada pada penguasaannya (Psl.10)
6. PEJABAT PERBENDAHARAAN
PPK
• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara (Psl.11-12)
• PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang
timbul dari penggunaan bukti hak tagih kepada negara (Psl.13)
PP
SPM
• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan
dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara (Psl. 14-15)
• PPSPM bertanggung jawab terhadap kebenaran, kelengkapan, dan
keabsahan administrasi dokumen hak tagih pembayaran dan akibat
yang timbul dari pengujian yang dilakukan (Psl.16)
BENDA
HARA
• Pendelegasian
kewenangan
pengangkatan
bendahara
penerimaa/pengeluaran dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
kepala satuan kerja (Psl.18)
• Persyaratan sertifikasi bendahara bagi pejabat/pegawai yang akan
diangkat menjadi bendahara penerimaan/pengeluaran yang akan
diatur lebih lanjut dengan Perpres (Psl.21, Psl.25, Psl.28)
• Pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu untuk peningkatan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran (Psl.27)
8. PENYUSUNAN DIPA
31/10
APBN
DITETAPKAN
Pemberitahuan
ke K/L utk
menyampaikan
DIPA
30/11
PENYUSUNAN
KEPPRES
RINCIAN APBN
Penyusunan,
Penyampaian,
dan
Pengesahan
DIPA
Pasal 29
1/1
Pelaksanaan
Penerimaan/p
engeluaran
dimulai
Distribusi
DIPA ke
satker
9. DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
Penyus
unan
• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA
(Psl.29)
• DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang dirinci
menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja (Psl.30)
Penge
sahan
• Kewenangan Menkeu selaku BUN untuk mengesahkan DIPA
• Kewenangan pengujian kesesuaian isi DIPA sebelum pengesahan
• Fungsi pengesahan DIPA sebagai pernyataan kesiapan BUN dalam
pelaksanaan anggaran sesuai rencana penarikan dana. (Psl 35)
Revisi
• Pengaturan sebab sebab revisi DIPA karena alasan administratif,
alokatif, perubahan rencana penarikan dana, dan/atau perubahan
rencana penerimaan dana (Psl.38)
11. PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN NEGARA
Penyetora
n
pendapata
n negara
Pengelola
an PNBP
Hibah
• Penyetoran pendapatan negara melalui bank sentral atau bank
umum dan badan lannya (Psl 43)
• Kewajiban penyetoran ke kas negara tepat waktu dan adanya
pengenaan sanksi administratif berupa denda (Psl 46)
• Penetapan wajib pungut pajak kpd setiap PA/KPA dan/atau
bendahara (Psl 47)
• Tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga yang memiliki
sumber PNBP untuk melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menetapkan
pejabat yang bertugas melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
• Kewenangan dan tanggungjawab KPA untuk memperhitungkan
PNBP yang terutang dari pembayaran yang dilakukannya (Psl 53)
• Tanggungjawab Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal atas
pelaksanaan pendapatan hibah (Psl 56)
• Keharusan pendapatan hibah dikelola dalam APBN (Psl 56)
12. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Penyetoran Penerimaan Negara
PRINSIP
Kas
Negara
W
ajib
Bayar
SEKUEN 1
W
ajib
Bayar
Rekening
Bendahara
Penerimaan
SEKUEN 2
W
ajib
Bayar
Rekening
Bendahara
Penerimaan
Pasal 49-50
Sore hari
Berkala (atas
persetujuan
Menkeu)
Kas
Negara
Kas
Negara
13. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Mekanisme Penatausahaan dan Pelaporan PNBP
W
ajib
Bayar
PEJABAT
PEMUNGUT
PNBP
Kas
Negara
W
ajib
Bayar
PEJABAT
PEMUNGUT
PNBP
Bendahara
Penerimaan
KEPALA
SATKER
KEPALA
SATKER
MENTERI/
PIMPINAN
LEMBAGA
MENTERI/
PIMPINAN
LEMBAGA
Kas
Negara
16. Pelaksanaan Anggaran Belanja
Jenis-jenis pembuatan komitmen
PEMBUATAN
KOMITMEN
SURAT
KEPUTUSAN
PERORANGAN
BERSAMA
PERJANJIAN
KONTRAK/
SPK
BUKTI
PEMBELIAN/
PEMBAYARAN
17. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Pelaksana
an
komitmen
• Pagu Anggaran yang sudah terikat komitmen tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan lain (Psl.57)
• Proses pengadaan barang dan jasa sebelum tahun anggaran
dimulai setelah RKA disetujui oleh DPR (Psl.59)
• Izin pejabat yang berwenang atas perjanjian yang
membebani anggaran lebih dari satu tahun anggaran (Psl.61)
• Perjanjian menggunakan valas dapat membebani DIPA
rupiah murni dengan nilai ekuivalen valas (Psl.63)
• Kewajiban menyetorkan uang hak negara yg berasal dr
komisi, rabat, potongan, dan penerimaan lain (Psl.64)
18. Pelaksanaan Anggaran Belanja
Penyelesaian tagihan
PRINSIP
LANGSUNG (LS)
PIHAK
KETIGA
R KUN
SEKUEN 1
LANGSUNG (LS)
R KUN
Bendahara
Pengeluaran
Segera
PIHAK
KETIGA
SEKUEN 2
UP
R KUN
Bendahara
Pengeluaran
Pembayaran
PIHAK
KETIGA
19. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Penyelesai
an tagihan
• Penyelesaian tagihan kepada negara dilaksanakan berdasarkan hak
dan bukti yg sah untuk memperoleh pembayaran (Psl.65)
• Kewenangan bendahara pengeluaran utk melakukan pembayaran
atau menolak perintah bayar dr KPA (Psl.66)
• Kewajiban PPK utk mengesahkan bukti pembelian/pembayaran
sebagai hak tagih kepada negara (Psl.67)
• Penyampaian SPM oleh KPA dilengkapi dengan pernyataan
kebenaran perhitungan dan tagihan dan/atau data perjajian (Psl.67)
• Pembayaran dapat dilakukan sebelum barang/jasa dengan
menyampaikan jaminan atas pembayaran (Psl.68)
• Kewajiban memperhitungkan kewajiban apabila pihak ketiga masih
mempunyai utang kepada negara (Psl.69)
• Tanggung jawab PPK menatausahakan komitmen dan kewajiban
menyampaikan data komitmen kepada kuasa BUN (Psl.71)
• Dalam menerbitkan SP2D, Kuasa BUN melakukan pengujian SPM yg
diajukan oleh KPA (Psl.73)
• Hak tagih kepada negara diselesaikan paling lambat 30 hari kalender
(Psl.75)
21. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Belanja
Pegawai
• Belanja Pegawai paling sedikit terdiri dari kompensasi
dalam bentuk uang atau barang, belanja pensiun dan uang
tunggu, dan kontribusi sosial lainnya (Psl.77)
• Pelaksanaan Belanja Pegawai dilakukan berdasarkan surat
keputusan kepegawaian da/atau peraturan perundangundangan dibidang kepegawaian (Psl.78)
• Kewenangan KPA utk menunjuk petugas pengelola dan
penatausahaan pembayaran belanja pegawai (Psl.79)
• Pengaturan pembayaran gaji dan/atau tunjangan atau
dalam bentuk lainnya yg dilaksanakan setiap bula pada hari
kerja pertama (Psl.80)
• Kewenangan Menkeu menetapkan satuan harga dan
bentuk pemberian tunjangan pangan/beras (Psl.82)
• Tanggung jawab KPA utk memperhitungkan kewajiban
pejabat negara dan pegawai negeri kepada penyelenggara
jaminanan sosial (Psl.83)
22. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Belanja
Barang
& modal
• Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang
dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan
dinas, dan belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat
(Psl.87)
• Pemberian honorarium kpd pegawai negeri, pejabat
negara, dan/atau pejabat lainnya yg terlibat dalam
tim/panitia/kel. kerja (Psl.88)
• Pengaturan ijin presiden atau pejabat yg ditunjuk terlebih
dahulu sebelum perjalanan dinas ke luar negeri (Psl.90)
• Pemberian uang pesangon kpd pegawai yg dipindahkan
kecuali ditempat yg baru mendapat perumahan (Psl.91)
• Pemberian dana oprasional bagi pimpinan lembaga negara
dan Menteri/Pimpinan Lembaga utk kegiatan yg bersifat
strategis dan khusus (Psl.92)
• Belanja modal utk memperoleh/menambah nilai aset tetap
dan/atau aset lainnya (Psl.93)
23. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Belanja
Subsidi
• Belanja subsidi utk memenuhi hajat hidup orang banyak
terdiri dari belanja subsidi energi dan non energi (Psl.94)
• Kewenangan Menkeu selaku pengelola fiskal utk mengelola
anggaran belanja subsidi (Psl.95)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menunjuk
pejabat es. 1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk
menjalankan fungsi PA (Psl.95)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi
menetapkan pejabat di lingkungan K/L yg membidangi
fungsi pelaksanaan pemberian subsidi sebagai KPA(Psl.95)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
subsidi dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan
(Psl.96)
• Subsidi yang belum dapat diperhitungkan sampai dgn akhir
tahun anggaran pembayarannya dilakukan berdasarkan
DIPA tahun anggaran berikutnya (Psl.97)
24. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Bantuan
Sosial
• Belanja bantuan sosial utk melindungi masyarakat dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat
(Psl.97)
• Bentuk belanja bantuan sosial terdiri atas bantuan sosial yg
bersifat konsumtif, bantuan sosial yg bersifat produktif, dan
bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga
kesehatan dan lembaga tertentu (Psl.99)
• Pembayaran belanja bantuan sosial melalui lembaga
pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu
dilakukan melalui transfer uang, transfer barang, dan/atau
transfer jasa (Psl.99)
• Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan secara langsung
kepada masyarakat dan/atau kelompok masyarakat
(Psl.101)
25. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Belanja
Hibah
• Belanja hibah terdiri atas belanja hibah ke pemerintah
daerah, BUMN, BUMD, dan ke pemeritah asing/lembaga
asing (Psl.102)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menunjuk
pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk
menjalankan fungsi PA (Psl.103)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah
menetapkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan
selaku KPA (Psl.103)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
hibah dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.104)
• Pembayaran belanja hibah dilakukan secara langsung dari
rekening kas negara ke rekening penerima tujuan hibah
(Psl.105)
26. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Belanja
Lain-lain
• Untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak,
tidak terduga, strategis, serat diharapkan tidak berulang
disediakan alokasi anggaran belanja lain-lain. (Psl 107)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain
menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian
Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.108)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain
menetapkan pejabat pada K/L yang menggunakan
anggaran belanja lain-lain selaku KPA (Psl.108)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
lain-lain dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan
(Psl.109)
• Untuk mengurangi resiko fiskal terhadap APBN, Menkeu
dapat melakukan kontrak manajemen resiko untuk
memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan,
ekonomi dan bencana alam dengan melibatkan penyesia
jasa asuransi (Psl.111)
27. PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA
Belanja
Transfer
ke
daerah
• Menkeu bertindak selaku PA untuk mengelola anggaran
transfer ke daerah (Psl. 113)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke
daerah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian
Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.113)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke
daerah menetapkan pejabat pada kementerian keuangan
yang menggunakan anggaran belanja transfer ke daerah
selaku KPA (Psl.113)
• KPA menerbitkan Surat Keputusan mengeni rincian
alokasi anggaran ke daaerah untuk melaksanakan
anggaran transfer ke daerah (Psl.115)
28. PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA
Belanja
yang
bersumbe
r dari
hibah
Penggun
aan
PNBP
untuk
kegiatan
tertentu
Penyeles
aian
keterlanju
ran
pembayar
an
• Belanja untuk kebutuhan K/L dapat bersumber dari hibah (Psl. 117)
• Hibah dapat diterima langsung oleh K/L dari pemberi hibah (Psl.117)
• Sebagian dana PNBP dpt digunakan untk kegiatn tertentu(Psl 119).
• Pencairan
penggunaan
dana
PNBP
kegiatan
tertentu
memperhatikan batas maksimum pencairan (Psl 120)
• Setoran PNBP yang boleh digunakan sampai dengan akhir tahun
anggaran dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tahun
anggaran berikutnya (Psl.120)
• Pembayaran kepada pihak yang tidak berhak dan atau dibayarkan
melebihi haknya harus disetorkan kembali ke kas negara (Psl 122)
• Peyetoran ke kas negara diperlakukan sebagai koreksi atas
keterlanjuran pembayaran (Psl 122)
• Setelah dilakukan koreksi dapat dilakukan pembayaran kembali atas
beban rekening kas negara (Psl 122)
29. PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA
Pembaya
ran
pengemb
alian
penerima
an
• Setiap keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara dapat
dimintakan kelebihannya (Psl 123)
• Pembayaran pengembalian kelebihan peberimaan negara harus
diperhitungka terlebih dahlu dengan utang kepada negara (Psl
123)
• Saker dapat meminta APIP untuk melakukan pemeriksaan untuk
memberikan keyakinan adanya keterlanjuran setoran/kelebihan
penerimaan negara (Psl 123)
Anggaran
belanja
pada
satker/
atase RI
di luar
negeri
• Anggaran belanja pada satker/atase RI dalam negeri
menggunakan mata uang asing (Psl 128)
• Penyediaan DIPA dengan nilai ekuivalen valuta asing (Psl 128)
• Ekuivalen valuta asing menjadi acuan dalam pembayaran
pencairan dana (Psl 128)
• Pencatatan transaksi atas pembayaran menggunakan nilai
ekuivalen rupiah berdasarkan kurs BI (Psl 128)
30. PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA
Monev
pelaksan
aan
anggaran
belanja
Likuidasi
Kementeri
an/Lemba
ga/Satker
• Menteri/pimpinan lembaga selaku PA melakukan monev
pelaksanaan anggaran belanja pada K/L yang
dipimpinnya (Psl 131)
• Menkeu selaku BUN melakukan monev pelaksanaan
anggaran belanja K/L (Psl 131)
• Menteri/Pimpinan lembaga selaku PA menyampaikan
laporan monev kepada Menkeu (Psl 131)
• Menteri selaku PA anggaran transfer ke daerah
melakukan monev terhadap penyerapan dan penggunaan
dana (Psl 132)
Setiap K/L/Satker yang dilikuidasi harus menyelesaikan
seluruh hak dan kewajibannya meliputi piutang negara dan
utang
pada
pihak
ketiga,
UP
yang
belum
dipertanggungjawabkan serta hak dan kewajiban lainnya (Psl
133)
32. PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA
Tujuan
Pembiayaan
Sumber
pembiayaan
menutup defisit;
mengelola portofolio utang;
investasi dan penyertaan modal negara;
pemberian pinjaman dan/atau penjaminan;
penerusan pinjaman; dan
pembiayaan lain (Psl 134)
saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya;
pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman
dan/atau penerbitan surat berharga negara;
pembiayaan non-utang melalui penjualan aset
pemerintah, privatisasi BUMN, dan pengembalian
penerusan pinjaman dan pembiayaan non-utang
lainnya; dan/atau
surplus anggaran (Psl 134)
33. PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN
Penyelesaian
Piutang pada
K/L
Pengeloaan
Portofolio
utang
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/Pengguna
BMN wajib melaksanakan penyelesaian Piutang
Negara yang berada dalam pengelolaan dan/atau
tanggung jawabnya secara tepat waktu (Psl 138)
Debitur perorangan maupun lembaga melakukan
pembayaran atas Piutang Negara langsung ke
rekening Kas Negara (Psl 139)
Pengelolaan portofolio utang dilaksanakan melalui
restrukturisasi utang dan Transaksi lindung nilai.
Biaya yang timbul dalam pengelolaan portofolio utang
disediakan dalam APBN. (Psl 140)
34. PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN
Pembayaran
Kewajiban
Utang
Pelaksanaan
Penjaminan
Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal
berwenang mengelola anggaran utang.
Dalam rangka pengelolaan anggaran Menteri
Keuangan bertindak selaku PA atas anggaran
utang. (Psl 141)
Untuk menjaga kredibilitas negara, pembayaran
utang dapat melampaui pagu DIPA, mendahului
ditetapkannya revisi DIPA (Psl 143).
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang
memberikan jaminan atas nama Pemerintah.
Jaminan
dilakukan
terhadap
pembayaran
kewajiban pihak terjamin sesuai perjanjian
pinjaman/kerja sama kepada penerima jaminan
atau risiko penerima jaminan (Psl 144)
35. PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN
Penyaluran
Pinjaman
dan/atau
Hibah yang
Diteruspinj
amkan
Pelaksana
an
Anggaran
Investasi
Pemerintah
Menkeu selaku pengelola fiskal berwenang mengelola
anggaran pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan (Psl
149)
Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas penetapan,
perhitungan biaya, dan penggunaan anggaran yang berasal
dari pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan ke daerah
(Psl 150)
Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja
pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan diwujudkan
dalam naskah perjanjian penerusan pinjaman (Psl 151)
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengelola investasi
Pemerintah (Psl 153)
Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja
investasi Pemerintah diwujudkan dalam suatu naskah
perjanjian investasi Pemerintah (Psl 155)
37. PELAKSANAAN ANGGARAN
PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN
Pelaksanaan
Penerimaan
Kewenangan Menkeu menetapkan kebijakan penerimaan
negara terkait batas waktu Penerimaan Negara untuk
mengendalikan saldo kas negara serta persiapan tutup buku
pada akhir tahun anggaran (Psl 157)
Pada akhir tahun anggaran, bank sentral, bank umum, dan
badan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan wajib
menerima setoran penerimaan negara selama jam buka
pelayanan sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama (Psl
158)
Ketentuan batasan waktu akhir tahun dalam penyampaian
Pelaksanaan
Pengeluaran
SPM (Psl 159)
Penyelesaian Uang Persediaan pada akhir tahun anggaran
(Psl 160)
Pengaturan sisa pagu DIPA yang tidak terealisasi sampai akhir
tahun anggaran (Psl 162)
Pengaturan sisa pekerjaan sampai dengan akhir tahun
anggaran (Psl 163)
39. PELAKSANAAN ANGGARAN
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Anggaran
dan
pelaksan
aan
Pertangg
ungjawab
an
Menteri Keuangan selaku BUN dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya untuk
pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap
tanggap darurat bencana (Psl 166)
PA yang membidangi tugas koordinasi penanggulangan
bencana dapat menunjuk pejabat pada K/L Lainnya atau
pejabat Pemda selaku KPA/PPK/PPSPM/BP/BPP(Ps166)
Dalam hal terdapat sisa pagu DIPA atas Kegiatan
penanggulangan bencana dan yang tidak dapat
diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran, sisa
pagu DIPA tersebut dapat ditampung dalam satu
rekening penampung (Psl 168)
Pertanggungjawaban pnggulangan bencana saat tangggap
darurat diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi
kedaruratan dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas
dan transparansi (Psl 166)
43. SISTEM INFORMASI KEUANGAN NEGARA
Sistem
Informasi
Keuangan
Negara
Menkeu selaku BUN menyelenggaran sistem
informasi data mengenai pihak yang melakukan
perjanjian dengan pemerintah (Psl179).
Sistem informasi data paling sedikit memuat
informasi mengenai nama, NPWP, No Rek Bank,
dan alamat dari pihak yang melakukan perjajian
(Psl179).
Menkeu menyelenggarakan sistem informasi
keuangan negara yang terintegrasi meliputi sistem
informasi pada K/L dan pemerintah daerah yang
berkaitan dengan keuangan negara dan keuangan
derah (Psl 180)