SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  44
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NO 45 TAHUN
2013 TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN APBN
OUTLINE
1.

Pejabat Perbendaharaan;

2.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;

3.

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan;

4.

Pelaksanaan Anggaran Belanja;

5.

Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja;

6.

Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan;

7.

8.

Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Anggaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran;
Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan
Bencana;

9.

Penatausahaan pelaksanaan anggaran;

10.

Sistem informasi Keuangan Negara
Pejabat
Perbendaharaan
Pejabat Perbendaharaan
PRESIDEN
PRESIDEN
BUN
BUN

PA

delegatif

delegatif

KUASA
KUASA
BUN
BUN

KUASA PA

Ex
officio
penugasan

Fungsional
Perintah bayar

BENDAHA
RA

PPSPM

PPK
PEJABAT PERBENDAHARAAN

PA

• Kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan anggaran
yang menjadi tanggung jawabnya (Psl.3)
• Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan
kebijakan anggaran (Psl.4)
• Menkeu selaku PA atas BA yang tidak dikelompokkan dalam BA
K/L yang kegiatannya bukan merupakan tugas dan fungsi Menkeu
hanya bertanggung jawab dari sisi formal (Psl.4).
• Pelimpahan kewenangan penunjukan pejabat perbendaharaan
negara kepada KPA (Psl.5)

•
•

KPA
•

Penunjukan KPA bersifat ex officio (Psl.6)
Penunjukan KPA atas pelaksanaan UB dan TP dilakukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota
atau dapat didelegasikan kepada kepala daerah (Psl.7)
Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan
kegiatan yang berada pada penguasaannya (Psl.10)
PEJABAT PERBENDAHARAAN

PPK

• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara (Psl.11-12)
• PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang
timbul dari penggunaan bukti hak tagih kepada negara (Psl.13)

PP
SPM

• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan
dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara (Psl. 14-15)
• PPSPM bertanggung jawab terhadap kebenaran, kelengkapan, dan
keabsahan administrasi dokumen hak tagih pembayaran dan akibat
yang timbul dari pengujian yang dilakukan (Psl.16)

BENDA
HARA

• Pendelegasian
kewenangan
pengangkatan
bendahara
penerimaa/pengeluaran dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
kepala satuan kerja (Psl.18)
• Persyaratan sertifikasi bendahara bagi pejabat/pegawai yang akan
diangkat menjadi bendahara penerimaan/pengeluaran yang akan
diatur lebih lanjut dengan Perpres (Psl.21, Psl.25, Psl.28)
• Pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu untuk peningkatan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran (Psl.27)
Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran
PENYUSUNAN DIPA
31/10

APBN
DITETAPKAN

Pemberitahuan
ke K/L utk
menyampaikan
DIPA

30/11

PENYUSUNAN
KEPPRES
RINCIAN APBN

Penyusunan,
Penyampaian,
dan
Pengesahan
DIPA

Pasal 29

1/1

Pelaksanaan
Penerimaan/p
engeluaran
dimulai
Distribusi
DIPA ke
satker
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Penyus
unan

• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA
(Psl.29)
• DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang dirinci
menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja (Psl.30)

Penge
sahan

• Kewenangan Menkeu selaku BUN untuk mengesahkan DIPA
• Kewenangan pengujian kesesuaian isi DIPA sebelum pengesahan
• Fungsi pengesahan DIPA sebagai pernyataan kesiapan BUN dalam
pelaksanaan anggaran sesuai rencana penarikan dana. (Psl 35)

Revisi

• Pengaturan sebab sebab revisi DIPA karena alasan administratif,
alokatif, perubahan rencana penarikan dana, dan/atau perubahan
rencana penerimaan dana (Psl.38)
Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan Negara
PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN NEGARA
Penyetora
n
pendapata
n negara

Pengelola
an PNBP

Hibah

• Penyetoran pendapatan negara melalui bank sentral atau bank
umum dan badan lannya (Psl 43)
• Kewajiban penyetoran ke kas negara tepat waktu dan adanya
pengenaan sanksi administratif berupa denda (Psl 46)
• Penetapan wajib pungut pajak kpd setiap PA/KPA dan/atau
bendahara (Psl 47)
• Tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga yang memiliki
sumber PNBP untuk melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menetapkan
pejabat yang bertugas melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
• Kewenangan dan tanggungjawab KPA untuk memperhitungkan
PNBP yang terutang dari pembayaran yang dilakukannya (Psl 53)

• Tanggungjawab Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal atas
pelaksanaan pendapatan hibah (Psl 56)
• Keharusan pendapatan hibah dikelola dalam APBN (Psl 56)
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Penyetoran Penerimaan Negara
PRINSIP

Kas
Negara

W
ajib
Bayar
SEKUEN 1
W
ajib
Bayar

Rekening
Bendahara
Penerimaan

SEKUEN 2
W
ajib
Bayar

Rekening
Bendahara
Penerimaan
Pasal 49-50

Sore hari

Berkala (atas
persetujuan
Menkeu)

Kas
Negara

Kas
Negara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Mekanisme Penatausahaan dan Pelaporan PNBP

W
ajib
Bayar

PEJABAT
PEMUNGUT
PNBP

Kas
Negara

W
ajib
Bayar
PEJABAT
PEMUNGUT
PNBP

Bendahara
Penerimaan

KEPALA
SATKER

KEPALA
SATKER

MENTERI/
PIMPINAN
LEMBAGA

MENTERI/
PIMPINAN
LEMBAGA

Kas
Negara
Pelaksanaan
Anggaran Belanja
Alur Pelaksanaan Belanja
Pelaksanaan
Komitmen

KPA

Penga
daan
barang
/
jasa

Perja
njian

Penagi
han

Prestasi
kerja

SPP

Doelmatigheid

Pembebanan
dan Perintah
Bayar

Perintah
Bayar

Pembeban

Pengujian
tagihan
• Wetmatigheid
• Rechtmatigheid

Kuasa
BUN

Pencairan
Pencairan
Dana
Dana

Pengujian
• Wetmatigheid
• Rechtmatigheid

Pencairan Dana
Pelaksanaan Anggaran Belanja
Jenis-jenis pembuatan komitmen

PEMBUATAN
KOMITMEN

SURAT
KEPUTUSAN

PERORANGAN

BERSAMA

PERJANJIAN

KONTRAK/
SPK

BUKTI
PEMBELIAN/
PEMBAYARAN
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Pelaksana
an
komitmen

• Pagu Anggaran yang sudah terikat komitmen tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan lain (Psl.57)
• Proses pengadaan barang dan jasa sebelum tahun anggaran
dimulai setelah RKA disetujui oleh DPR (Psl.59)
• Izin pejabat yang berwenang atas perjanjian yang
membebani anggaran lebih dari satu tahun anggaran (Psl.61)
• Perjanjian menggunakan valas dapat membebani DIPA
rupiah murni dengan nilai ekuivalen valas (Psl.63)
• Kewajiban menyetorkan uang hak negara yg berasal dr
komisi, rabat, potongan, dan penerimaan lain (Psl.64)
Pelaksanaan Anggaran Belanja
Penyelesaian tagihan
PRINSIP
LANGSUNG (LS)
PIHAK
KETIGA

R KUN
SEKUEN 1
LANGSUNG (LS)

R KUN

Bendahara
Pengeluaran

Segera

PIHAK
KETIGA

SEKUEN 2
UP

R KUN

Bendahara
Pengeluaran

Pembayaran

PIHAK
KETIGA
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Penyelesai
an tagihan

• Penyelesaian tagihan kepada negara dilaksanakan berdasarkan hak
dan bukti yg sah untuk memperoleh pembayaran (Psl.65)
• Kewenangan bendahara pengeluaran utk melakukan pembayaran
atau menolak perintah bayar dr KPA (Psl.66)
• Kewajiban PPK utk mengesahkan bukti pembelian/pembayaran
sebagai hak tagih kepada negara (Psl.67)
• Penyampaian SPM oleh KPA dilengkapi dengan pernyataan
kebenaran perhitungan dan tagihan dan/atau data perjajian (Psl.67)
• Pembayaran dapat dilakukan sebelum barang/jasa dengan
menyampaikan jaminan atas pembayaran (Psl.68)
• Kewajiban memperhitungkan kewajiban apabila pihak ketiga masih
mempunyai utang kepada negara (Psl.69)
• Tanggung jawab PPK menatausahakan komitmen dan kewajiban
menyampaikan data komitmen kepada kuasa BUN (Psl.71)
• Dalam menerbitkan SP2D, Kuasa BUN melakukan pengujian SPM yg
diajukan oleh KPA (Psl.73)
• Hak tagih kepada negara diselesaikan paling lambat 30 hari kalender
(Psl.75)
Pelaksanaan
Anggaran Per Jenis
Belanja
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Pegawai

• Belanja Pegawai paling sedikit terdiri dari kompensasi
dalam bentuk uang atau barang, belanja pensiun dan uang
tunggu, dan kontribusi sosial lainnya (Psl.77)
• Pelaksanaan Belanja Pegawai dilakukan berdasarkan surat
keputusan kepegawaian da/atau peraturan perundangundangan dibidang kepegawaian (Psl.78)
• Kewenangan KPA utk menunjuk petugas pengelola dan
penatausahaan pembayaran belanja pegawai (Psl.79)
• Pengaturan pembayaran gaji dan/atau tunjangan atau
dalam bentuk lainnya yg dilaksanakan setiap bula pada hari
kerja pertama (Psl.80)
• Kewenangan Menkeu menetapkan satuan harga dan
bentuk pemberian tunjangan pangan/beras (Psl.82)
• Tanggung jawab KPA utk memperhitungkan kewajiban
pejabat negara dan pegawai negeri kepada penyelenggara
jaminanan sosial (Psl.83)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Barang
& modal

• Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang
dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan
dinas, dan belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat
(Psl.87)
• Pemberian honorarium kpd pegawai negeri, pejabat
negara, dan/atau pejabat lainnya yg terlibat dalam
tim/panitia/kel. kerja (Psl.88)
• Pengaturan ijin presiden atau pejabat yg ditunjuk terlebih
dahulu sebelum perjalanan dinas ke luar negeri (Psl.90)
• Pemberian uang pesangon kpd pegawai yg dipindahkan
kecuali ditempat yg baru mendapat perumahan (Psl.91)
• Pemberian dana oprasional bagi pimpinan lembaga negara
dan Menteri/Pimpinan Lembaga utk kegiatan yg bersifat
strategis dan khusus (Psl.92)
• Belanja modal utk memperoleh/menambah nilai aset tetap
dan/atau aset lainnya (Psl.93)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Subsidi

• Belanja subsidi utk memenuhi hajat hidup orang banyak
terdiri dari belanja subsidi energi dan non energi (Psl.94)
• Kewenangan Menkeu selaku pengelola fiskal utk mengelola
anggaran belanja subsidi (Psl.95)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menunjuk
pejabat es. 1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk
menjalankan fungsi PA (Psl.95)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi
menetapkan pejabat di lingkungan K/L yg membidangi
fungsi pelaksanaan pemberian subsidi sebagai KPA(Psl.95)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
subsidi dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan
(Psl.96)
• Subsidi yang belum dapat diperhitungkan sampai dgn akhir
tahun anggaran pembayarannya dilakukan berdasarkan
DIPA tahun anggaran berikutnya (Psl.97)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Bantuan
Sosial

• Belanja bantuan sosial utk melindungi masyarakat dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat
(Psl.97)
• Bentuk belanja bantuan sosial terdiri atas bantuan sosial yg
bersifat konsumtif, bantuan sosial yg bersifat produktif, dan
bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga
kesehatan dan lembaga tertentu (Psl.99)
• Pembayaran belanja bantuan sosial melalui lembaga
pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu
dilakukan melalui transfer uang, transfer barang, dan/atau
transfer jasa (Psl.99)
• Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan secara langsung
kepada masyarakat dan/atau kelompok masyarakat
(Psl.101)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Hibah

• Belanja hibah terdiri atas belanja hibah ke pemerintah
daerah, BUMN, BUMD, dan ke pemeritah asing/lembaga
asing (Psl.102)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menunjuk
pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk
menjalankan fungsi PA (Psl.103)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah
menetapkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan
selaku KPA (Psl.103)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
hibah dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.104)
• Pembayaran belanja hibah dilakukan secara langsung dari
rekening kas negara ke rekening penerima tujuan hibah
(Psl.105)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Lain-lain

• Untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak,
tidak terduga, strategis, serat diharapkan tidak berulang
disediakan alokasi anggaran belanja lain-lain. (Psl 107)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain
menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian
Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.108)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain
menetapkan pejabat pada K/L yang menggunakan
anggaran belanja lain-lain selaku KPA (Psl.108)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja
lain-lain dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan
(Psl.109)
• Untuk mengurangi resiko fiskal terhadap APBN, Menkeu
dapat melakukan kontrak manajemen resiko untuk
memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan,
ekonomi dan bencana alam dengan melibatkan penyesia
jasa asuransi (Psl.111)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PER JENIS BELANJA

Belanja
Transfer
ke
daerah

• Menkeu bertindak selaku PA untuk mengelola anggaran
transfer ke daerah (Psl. 113)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke
daerah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian
Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.113)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke
daerah menetapkan pejabat pada kementerian keuangan
yang menggunakan anggaran belanja transfer ke daerah
selaku KPA (Psl.113)
• KPA menerbitkan Surat Keputusan mengeni rincian
alokasi anggaran ke daaerah untuk melaksanakan
anggaran transfer ke daerah (Psl.115)
PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA
Belanja
yang
bersumbe
r dari
hibah

Penggun
aan
PNBP
untuk
kegiatan
tertentu
Penyeles
aian
keterlanju
ran
pembayar
an

• Belanja untuk kebutuhan K/L dapat bersumber dari hibah (Psl. 117)
• Hibah dapat diterima langsung oleh K/L dari pemberi hibah (Psl.117)
• Sebagian dana PNBP dpt digunakan untk kegiatn tertentu(Psl 119).
• Pencairan
penggunaan
dana
PNBP
kegiatan
tertentu
memperhatikan batas maksimum pencairan (Psl 120)
• Setoran PNBP yang boleh digunakan sampai dengan akhir tahun
anggaran dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tahun
anggaran berikutnya (Psl.120)
• Pembayaran kepada pihak yang tidak berhak dan atau dibayarkan
melebihi haknya harus disetorkan kembali ke kas negara (Psl 122)
• Peyetoran ke kas negara diperlakukan sebagai koreksi atas
keterlanjuran pembayaran (Psl 122)
• Setelah dilakukan koreksi dapat dilakukan pembayaran kembali atas
beban rekening kas negara (Psl 122)
PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA

Pembaya
ran
pengemb
alian
penerima
an

• Setiap keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara dapat
dimintakan kelebihannya (Psl 123)
• Pembayaran pengembalian kelebihan peberimaan negara harus
diperhitungka terlebih dahlu dengan utang kepada negara (Psl
123)
• Saker dapat meminta APIP untuk melakukan pemeriksaan untuk
memberikan keyakinan adanya keterlanjuran setoran/kelebihan
penerimaan negara (Psl 123)

Anggaran
belanja
pada
satker/
atase RI
di luar
negeri

• Anggaran belanja pada satker/atase RI dalam negeri
menggunakan mata uang asing (Psl 128)
• Penyediaan DIPA dengan nilai ekuivalen valuta asing (Psl 128)
• Ekuivalen valuta asing menjadi acuan dalam pembayaran
pencairan dana (Psl 128)
• Pencatatan transaksi atas pembayaran menggunakan nilai
ekuivalen rupiah berdasarkan kurs BI (Psl 128)
PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA

Monev
pelaksan
aan
anggaran
belanja

Likuidasi
Kementeri
an/Lemba
ga/Satker

• Menteri/pimpinan lembaga selaku PA melakukan monev
pelaksanaan anggaran belanja pada K/L yang
dipimpinnya (Psl 131)
• Menkeu selaku BUN melakukan monev pelaksanaan
anggaran belanja K/L (Psl 131)
• Menteri/Pimpinan lembaga selaku PA menyampaikan
laporan monev kepada Menkeu (Psl 131)
• Menteri selaku PA anggaran transfer ke daerah
melakukan monev terhadap penyerapan dan penggunaan
dana (Psl 132)
Setiap K/L/Satker yang dilikuidasi harus menyelesaikan
seluruh hak dan kewajibannya meliputi piutang negara dan
utang
pada
pihak
ketiga,
UP
yang
belum
dipertanggungjawabkan serta hak dan kewajiban lainnya (Psl
133)
PELAKSANAAN
ANGGARAN
PEMBIAYAAN
PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA

Tujuan
Pembiayaan

Sumber
pembiayaan








menutup defisit;
mengelola portofolio utang;
investasi dan penyertaan modal negara;
pemberian pinjaman dan/atau penjaminan;
penerusan pinjaman; dan
pembiayaan lain (Psl 134)

 saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya;
 pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman
dan/atau penerbitan surat berharga negara;
 pembiayaan non-utang melalui penjualan aset
pemerintah, privatisasi BUMN, dan pengembalian
penerusan pinjaman dan pembiayaan non-utang
lainnya; dan/atau
 surplus anggaran (Psl 134)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN

Penyelesaian
Piutang pada
K/L

Pengeloaan
Portofolio
utang

 Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/Pengguna
BMN wajib melaksanakan penyelesaian Piutang
Negara yang berada dalam pengelolaan dan/atau
tanggung jawabnya secara tepat waktu (Psl 138)
 Debitur perorangan maupun lembaga melakukan
pembayaran atas Piutang Negara langsung ke
rekening Kas Negara (Psl 139)
 Pengelolaan portofolio utang dilaksanakan melalui
restrukturisasi utang dan Transaksi lindung nilai.
 Biaya yang timbul dalam pengelolaan portofolio utang
disediakan dalam APBN. (Psl 140)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN

Pembayaran
Kewajiban
Utang

Pelaksanaan
Penjaminan

 Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal
berwenang mengelola anggaran utang.
 Dalam rangka pengelolaan anggaran Menteri
Keuangan bertindak selaku PA atas anggaran
utang. (Psl 141)
 Untuk menjaga kredibilitas negara, pembayaran
utang dapat melampaui pagu DIPA, mendahului
ditetapkannya revisi DIPA (Psl 143).
 Menteri Keuangan selaku BUN berwenang
memberikan jaminan atas nama Pemerintah.
 Jaminan
dilakukan
terhadap
pembayaran
kewajiban pihak terjamin sesuai perjanjian
pinjaman/kerja sama kepada penerima jaminan
atau risiko penerima jaminan (Psl 144)
PELAKSANAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN

Penyaluran
Pinjaman
dan/atau
Hibah yang
Diteruspinj
amkan

Pelaksana
an
Anggaran
Investasi
Pemerintah

 Menkeu selaku pengelola fiskal berwenang mengelola
anggaran pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan (Psl
149)
 Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas penetapan,
perhitungan biaya, dan penggunaan anggaran yang berasal
dari pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan ke daerah
(Psl 150)
 Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja
pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan diwujudkan
dalam naskah perjanjian penerusan pinjaman (Psl 151)
 Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengelola investasi
Pemerintah (Psl 153)
 Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja
investasi Pemerintah diwujudkan dalam suatu naskah
perjanjian investasi Pemerintah (Psl 155)
PELAKSANAAN
PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN
ANGGARAN NEGARA
PADA AKHIR TAHUN
ANGGARAN
PELAKSANAAN ANGGARAN
PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN

Pelaksanaan
Penerimaan

 Kewenangan Menkeu menetapkan kebijakan penerimaan
negara terkait batas waktu Penerimaan Negara untuk
mengendalikan saldo kas negara serta persiapan tutup buku
pada akhir tahun anggaran (Psl 157)
 Pada akhir tahun anggaran, bank sentral, bank umum, dan
badan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan wajib
menerima setoran penerimaan negara selama jam buka
pelayanan sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama (Psl
158)
 Ketentuan batasan waktu akhir tahun dalam penyampaian

Pelaksanaan
Pengeluaran

SPM (Psl 159)
 Penyelesaian Uang Persediaan pada akhir tahun anggaran
(Psl 160)
 Pengaturan sisa pagu DIPA yang tidak terealisasi sampai akhir
tahun anggaran (Psl 162)
 Pengaturan sisa pekerjaan sampai dengan akhir tahun
anggaran (Psl 163)
Pelaksanaan
Anggaran dalam
Penanggulangan
Bencana
PELAKSANAAN ANGGARAN
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Anggaran
dan
pelaksan
aan

Pertangg
ungjawab
an

 Menteri Keuangan selaku BUN dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya untuk
pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap
tanggap darurat bencana (Psl 166)
 PA yang membidangi tugas koordinasi penanggulangan
bencana dapat menunjuk pejabat pada K/L Lainnya atau
pejabat Pemda selaku KPA/PPK/PPSPM/BP/BPP(Ps166)
 Dalam hal terdapat sisa pagu DIPA atas Kegiatan
penanggulangan bencana dan yang tidak dapat
diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran, sisa
pagu DIPA tersebut dapat ditampung dalam satu
rekening penampung (Psl 168)
 Pertanggungjawaban pnggulangan bencana saat tangggap
darurat diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi
kedaruratan dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas
dan transparansi (Psl 166)
Penatausahaan
Pelaksanaan
Anggaran
PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Penatausaha
an transaksi
keuangan

 Pejabat
Perbendaharaan
bertangungjawab
menatausahakan setiap transaksi keuangan (Psl 173)
 Penatausahaan transaksi keuangan dilakukan untuk
menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan anggaran (Psl 174)
 Pejabat

Penatausaha
an dokumen

Perbendaharaan
bertangungjawab
atas
penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi
keuangan (Psl 177)
 Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan standar
dikumen transaksi keuangan (Psl 177)
Sistem Informasi
Keuangan Negara
SISTEM INFORMASI KEUANGAN NEGARA

Sistem
Informasi
Keuangan
Negara

 Menkeu selaku BUN menyelenggaran sistem
informasi data mengenai pihak yang melakukan
perjanjian dengan pemerintah (Psl179).
 Sistem informasi data paling sedikit memuat
informasi mengenai nama, NPWP, No Rek Bank,
dan alamat dari pihak yang melakukan perjajian
(Psl179).
 Menkeu menyelenggarakan sistem informasi
keuangan negara yang terintegrasi meliputi sistem
informasi pada K/L dan pemerintah daerah yang
berkaitan dengan keuangan negara dan keuangan
derah (Psl 180)
TERIMA KASIH…

Contenu connexe

Tendances

Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013Guruh Permadi
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahkomar_adi
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaTatang Suwandi
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaInspektorat
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaInspektorat
 
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranDeddi Nordiawan
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjkppnpelaihari
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantauSekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantauMng Tri Mulyono Prasetyo
 
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019Ayu U.
 
Penyelesaian kas di bendahara pengeluaran
Penyelesaian kas di bendahara pengeluaranPenyelesaian kas di bendahara pengeluaran
Penyelesaian kas di bendahara pengeluaranAhmad Abdul Haq
 
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahPergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahrazitakhalyla
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanDeddi Nordiawan
 
Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010
Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010
Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010imppapsi surabaya
 

Tendances (20)

Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
Sosialisasi pmk 162 pmk.05 2013
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendahara
 
Tupoksi pptk
Tupoksi pptkTupoksi pptk
Tupoksi pptk
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendahara
 
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
 
Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
1 gambaran umum
1 gambaran umum1 gambaran umum
1 gambaran umum
 
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantauSekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
 
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
[1 1] hamdani - paparan pp 12 2019
 
Penyelesaian kas di bendahara pengeluaran
Penyelesaian kas di bendahara pengeluaranPenyelesaian kas di bendahara pengeluaran
Penyelesaian kas di bendahara pengeluaran
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahPergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
 
pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable melalui akuntansi berbasir...
pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable melalui akuntansi berbasir...pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable melalui akuntansi berbasir...
pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable melalui akuntansi berbasir...
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
 
Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010
Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010
Prosedur Manual Penatausahaan Keuangan Daerah 2010
 

Similaire à PP 45 Tahun 2013

Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfyudouyami
 
Wajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.ppt
Wajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.pptWajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.ppt
Wajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.pptTito Franky
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Evan Evianto
 
MEKANISME UP_TUP_LS.ppt
MEKANISME UP_TUP_LS.pptMEKANISME UP_TUP_LS.ppt
MEKANISME UP_TUP_LS.pptputragosoma
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022suryasaputro4
 
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxMateri 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxSapriyandaYand
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfWidiastutiRiduan1
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxKharizaUmami1
 
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)Muljati Muli
 
Penatausahaan piutang grand zuri fix
Penatausahaan piutang grand zuri fixPenatausahaan piutang grand zuri fix
Penatausahaan piutang grand zuri fixAmbara Sugama
 
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptxBUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptxoperatorkomputer
 
Taklimat Kewangan (POLISAS)-1.ppt
Taklimat Kewangan (POLISAS)-1.pptTaklimat Kewangan (POLISAS)-1.ppt
Taklimat Kewangan (POLISAS)-1.ppthanif242949
 
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptxSosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptxMalaAhdina1
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negaraatambua
 
Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)ssuser8f1e591
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaraatambua
 
Tata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwil
Tata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwilTata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwil
Tata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwilpresent_ku
 
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negaraPengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negararindwaadhi
 

Similaire à PP 45 Tahun 2013 (20)

Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
 
Wajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.ppt
Wajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.pptWajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.ppt
Wajajakkmannajiajakajakqkmmmmmmmmmmm.ppt
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
 
MEKANISME UP_TUP_LS.ppt
MEKANISME UP_TUP_LS.pptMEKANISME UP_TUP_LS.ppt
MEKANISME UP_TUP_LS.ppt
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
 
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxMateri 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
 
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
 
Penatausahaan piutang grand zuri fix
Penatausahaan piutang grand zuri fixPenatausahaan piutang grand zuri fix
Penatausahaan piutang grand zuri fix
 
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptxBUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
BUKTI-BUKTI PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN(1).pptx
 
Taklimat Kewangan (POLISAS)-1.ppt
Taklimat Kewangan (POLISAS)-1.pptTaklimat Kewangan (POLISAS)-1.ppt
Taklimat Kewangan (POLISAS)-1.ppt
 
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptxSosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 
Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)Bendahara PPT (slide pajak)
Bendahara PPT (slide pajak)
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 
Tata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwil
Tata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwilTata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwil
Tata Cara Revisi DIPA TA 2014_Paparan sosialisasi-kanwil
 
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negaraPengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
 

Plus de Tatang Suwandi

Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTatang Suwandi
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Tatang Suwandi
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Tatang Suwandi
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfTatang Suwandi
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 Tatang Suwandi
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriTatang Suwandi
 
Sistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMNSistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMNTatang Suwandi
 

Plus de Tatang Suwandi (20)

Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standar
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Dasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar AkuntansiDasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar Akuntansi
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrual
 
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
 
UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004
 
UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004
 
UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003
 
Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013 Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
Motivasi Achievement
Motivasi AchievementMotivasi Achievement
Motivasi Achievement
 
Service Excellence
Service ExcellenceService Excellence
Service Excellence
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
 
Sistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMNSistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMN
 

Dernier

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 

Dernier (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 

PP 45 Tahun 2013

  • 1. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NO 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN APBN
  • 2. OUTLINE 1. Pejabat Perbendaharaan; 2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran; 3. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan; 4. Pelaksanaan Anggaran Belanja; 5. Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja; 6. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan; 7. 8. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Anggaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran; Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan Bencana; 9. Penatausahaan pelaksanaan anggaran; 10. Sistem informasi Keuangan Negara
  • 5. PEJABAT PERBENDAHARAAN PA • Kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya (Psl.3) • Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan kebijakan anggaran (Psl.4) • Menkeu selaku PA atas BA yang tidak dikelompokkan dalam BA K/L yang kegiatannya bukan merupakan tugas dan fungsi Menkeu hanya bertanggung jawab dari sisi formal (Psl.4). • Pelimpahan kewenangan penunjukan pejabat perbendaharaan negara kepada KPA (Psl.5) • • KPA • Penunjukan KPA bersifat ex officio (Psl.6) Penunjukan KPA atas pelaksanaan UB dan TP dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota atau dapat didelegasikan kepada kepala daerah (Psl.7) Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan kegiatan yang berada pada penguasaannya (Psl.10)
  • 6. PEJABAT PERBENDAHARAAN PPK • Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara (Psl.11-12) • PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang timbul dari penggunaan bukti hak tagih kepada negara (Psl.13) PP SPM • Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara (Psl. 14-15) • PPSPM bertanggung jawab terhadap kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi dokumen hak tagih pembayaran dan akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukan (Psl.16) BENDA HARA • Pendelegasian kewenangan pengangkatan bendahara penerimaa/pengeluaran dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada kepala satuan kerja (Psl.18) • Persyaratan sertifikasi bendahara bagi pejabat/pegawai yang akan diangkat menjadi bendahara penerimaan/pengeluaran yang akan diatur lebih lanjut dengan Perpres (Psl.21, Psl.25, Psl.28) • Pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran (Psl.27)
  • 8. PENYUSUNAN DIPA 31/10 APBN DITETAPKAN Pemberitahuan ke K/L utk menyampaikan DIPA 30/11 PENYUSUNAN KEPPRES RINCIAN APBN Penyusunan, Penyampaian, dan Pengesahan DIPA Pasal 29 1/1 Pelaksanaan Penerimaan/p engeluaran dimulai Distribusi DIPA ke satker
  • 9. DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN Penyus unan • Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA (Psl.29) • DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang dirinci menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja (Psl.30) Penge sahan • Kewenangan Menkeu selaku BUN untuk mengesahkan DIPA • Kewenangan pengujian kesesuaian isi DIPA sebelum pengesahan • Fungsi pengesahan DIPA sebagai pernyataan kesiapan BUN dalam pelaksanaan anggaran sesuai rencana penarikan dana. (Psl 35) Revisi • Pengaturan sebab sebab revisi DIPA karena alasan administratif, alokatif, perubahan rencana penarikan dana, dan/atau perubahan rencana penerimaan dana (Psl.38)
  • 11. PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA Penyetora n pendapata n negara Pengelola an PNBP Hibah • Penyetoran pendapatan negara melalui bank sentral atau bank umum dan badan lannya (Psl 43) • Kewajiban penyetoran ke kas negara tepat waktu dan adanya pengenaan sanksi administratif berupa denda (Psl 46) • Penetapan wajib pungut pajak kpd setiap PA/KPA dan/atau bendahara (Psl 47) • Tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga yang memiliki sumber PNBP untuk melakukan pemungutan PNBP (Psl 48) • Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan PNBP (Psl 48) • Kewenangan dan tanggungjawab KPA untuk memperhitungkan PNBP yang terutang dari pembayaran yang dilakukannya (Psl 53) • Tanggungjawab Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal atas pelaksanaan pendapatan hibah (Psl 56) • Keharusan pendapatan hibah dikelola dalam APBN (Psl 56)
  • 12. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Penyetoran Penerimaan Negara PRINSIP Kas Negara W ajib Bayar SEKUEN 1 W ajib Bayar Rekening Bendahara Penerimaan SEKUEN 2 W ajib Bayar Rekening Bendahara Penerimaan Pasal 49-50 Sore hari Berkala (atas persetujuan Menkeu) Kas Negara Kas Negara
  • 13. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Mekanisme Penatausahaan dan Pelaporan PNBP W ajib Bayar PEJABAT PEMUNGUT PNBP Kas Negara W ajib Bayar PEJABAT PEMUNGUT PNBP Bendahara Penerimaan KEPALA SATKER KEPALA SATKER MENTERI/ PIMPINAN LEMBAGA MENTERI/ PIMPINAN LEMBAGA Kas Negara
  • 15. Alur Pelaksanaan Belanja Pelaksanaan Komitmen KPA Penga daan barang / jasa Perja njian Penagi han Prestasi kerja SPP Doelmatigheid Pembebanan dan Perintah Bayar Perintah Bayar Pembeban Pengujian tagihan • Wetmatigheid • Rechtmatigheid Kuasa BUN Pencairan Pencairan Dana Dana Pengujian • Wetmatigheid • Rechtmatigheid Pencairan Dana
  • 16. Pelaksanaan Anggaran Belanja Jenis-jenis pembuatan komitmen PEMBUATAN KOMITMEN SURAT KEPUTUSAN PERORANGAN BERSAMA PERJANJIAN KONTRAK/ SPK BUKTI PEMBELIAN/ PEMBAYARAN
  • 17. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA Pelaksana an komitmen • Pagu Anggaran yang sudah terikat komitmen tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain (Psl.57) • Proses pengadaan barang dan jasa sebelum tahun anggaran dimulai setelah RKA disetujui oleh DPR (Psl.59) • Izin pejabat yang berwenang atas perjanjian yang membebani anggaran lebih dari satu tahun anggaran (Psl.61) • Perjanjian menggunakan valas dapat membebani DIPA rupiah murni dengan nilai ekuivalen valas (Psl.63) • Kewajiban menyetorkan uang hak negara yg berasal dr komisi, rabat, potongan, dan penerimaan lain (Psl.64)
  • 18. Pelaksanaan Anggaran Belanja Penyelesaian tagihan PRINSIP LANGSUNG (LS) PIHAK KETIGA R KUN SEKUEN 1 LANGSUNG (LS) R KUN Bendahara Pengeluaran Segera PIHAK KETIGA SEKUEN 2 UP R KUN Bendahara Pengeluaran Pembayaran PIHAK KETIGA
  • 19. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA Penyelesai an tagihan • Penyelesaian tagihan kepada negara dilaksanakan berdasarkan hak dan bukti yg sah untuk memperoleh pembayaran (Psl.65) • Kewenangan bendahara pengeluaran utk melakukan pembayaran atau menolak perintah bayar dr KPA (Psl.66) • Kewajiban PPK utk mengesahkan bukti pembelian/pembayaran sebagai hak tagih kepada negara (Psl.67) • Penyampaian SPM oleh KPA dilengkapi dengan pernyataan kebenaran perhitungan dan tagihan dan/atau data perjajian (Psl.67) • Pembayaran dapat dilakukan sebelum barang/jasa dengan menyampaikan jaminan atas pembayaran (Psl.68) • Kewajiban memperhitungkan kewajiban apabila pihak ketiga masih mempunyai utang kepada negara (Psl.69) • Tanggung jawab PPK menatausahakan komitmen dan kewajiban menyampaikan data komitmen kepada kuasa BUN (Psl.71) • Dalam menerbitkan SP2D, Kuasa BUN melakukan pengujian SPM yg diajukan oleh KPA (Psl.73) • Hak tagih kepada negara diselesaikan paling lambat 30 hari kalender (Psl.75)
  • 21. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Belanja Pegawai • Belanja Pegawai paling sedikit terdiri dari kompensasi dalam bentuk uang atau barang, belanja pensiun dan uang tunggu, dan kontribusi sosial lainnya (Psl.77) • Pelaksanaan Belanja Pegawai dilakukan berdasarkan surat keputusan kepegawaian da/atau peraturan perundangundangan dibidang kepegawaian (Psl.78) • Kewenangan KPA utk menunjuk petugas pengelola dan penatausahaan pembayaran belanja pegawai (Psl.79) • Pengaturan pembayaran gaji dan/atau tunjangan atau dalam bentuk lainnya yg dilaksanakan setiap bula pada hari kerja pertama (Psl.80) • Kewenangan Menkeu menetapkan satuan harga dan bentuk pemberian tunjangan pangan/beras (Psl.82) • Tanggung jawab KPA utk memperhitungkan kewajiban pejabat negara dan pegawai negeri kepada penyelenggara jaminanan sosial (Psl.83)
  • 22. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Belanja Barang & modal • Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat (Psl.87) • Pemberian honorarium kpd pegawai negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya yg terlibat dalam tim/panitia/kel. kerja (Psl.88) • Pengaturan ijin presiden atau pejabat yg ditunjuk terlebih dahulu sebelum perjalanan dinas ke luar negeri (Psl.90) • Pemberian uang pesangon kpd pegawai yg dipindahkan kecuali ditempat yg baru mendapat perumahan (Psl.91) • Pemberian dana oprasional bagi pimpinan lembaga negara dan Menteri/Pimpinan Lembaga utk kegiatan yg bersifat strategis dan khusus (Psl.92) • Belanja modal utk memperoleh/menambah nilai aset tetap dan/atau aset lainnya (Psl.93)
  • 23. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Belanja Subsidi • Belanja subsidi utk memenuhi hajat hidup orang banyak terdiri dari belanja subsidi energi dan non energi (Psl.94) • Kewenangan Menkeu selaku pengelola fiskal utk mengelola anggaran belanja subsidi (Psl.95) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menunjuk pejabat es. 1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.95) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menetapkan pejabat di lingkungan K/L yg membidangi fungsi pelaksanaan pemberian subsidi sebagai KPA(Psl.95) • Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja subsidi dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.96) • Subsidi yang belum dapat diperhitungkan sampai dgn akhir tahun anggaran pembayarannya dilakukan berdasarkan DIPA tahun anggaran berikutnya (Psl.97)
  • 24. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Bantuan Sosial • Belanja bantuan sosial utk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat (Psl.97) • Bentuk belanja bantuan sosial terdiri atas bantuan sosial yg bersifat konsumtif, bantuan sosial yg bersifat produktif, dan bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu (Psl.99) • Pembayaran belanja bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu dilakukan melalui transfer uang, transfer barang, dan/atau transfer jasa (Psl.99) • Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan secara langsung kepada masyarakat dan/atau kelompok masyarakat (Psl.101)
  • 25. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Belanja Hibah • Belanja hibah terdiri atas belanja hibah ke pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan ke pemeritah asing/lembaga asing (Psl.102) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.103) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menetapkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan selaku KPA (Psl.103) • Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja hibah dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.104) • Pembayaran belanja hibah dilakukan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penerima tujuan hibah (Psl.105)
  • 26. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Belanja Lain-lain • Untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak, tidak terduga, strategis, serat diharapkan tidak berulang disediakan alokasi anggaran belanja lain-lain. (Psl 107) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.108) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain menetapkan pejabat pada K/L yang menggunakan anggaran belanja lain-lain selaku KPA (Psl.108) • Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja lain-lain dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.109) • Untuk mengurangi resiko fiskal terhadap APBN, Menkeu dapat melakukan kontrak manajemen resiko untuk memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan, ekonomi dan bencana alam dengan melibatkan penyesia jasa asuransi (Psl.111)
  • 27. PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA Belanja Transfer ke daerah • Menkeu bertindak selaku PA untuk mengelola anggaran transfer ke daerah (Psl. 113) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke daerah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.113) • Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke daerah menetapkan pejabat pada kementerian keuangan yang menggunakan anggaran belanja transfer ke daerah selaku KPA (Psl.113) • KPA menerbitkan Surat Keputusan mengeni rincian alokasi anggaran ke daaerah untuk melaksanakan anggaran transfer ke daerah (Psl.115)
  • 28. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA Belanja yang bersumbe r dari hibah Penggun aan PNBP untuk kegiatan tertentu Penyeles aian keterlanju ran pembayar an • Belanja untuk kebutuhan K/L dapat bersumber dari hibah (Psl. 117) • Hibah dapat diterima langsung oleh K/L dari pemberi hibah (Psl.117) • Sebagian dana PNBP dpt digunakan untk kegiatn tertentu(Psl 119). • Pencairan penggunaan dana PNBP kegiatan tertentu memperhatikan batas maksimum pencairan (Psl 120) • Setoran PNBP yang boleh digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tahun anggaran berikutnya (Psl.120) • Pembayaran kepada pihak yang tidak berhak dan atau dibayarkan melebihi haknya harus disetorkan kembali ke kas negara (Psl 122) • Peyetoran ke kas negara diperlakukan sebagai koreksi atas keterlanjuran pembayaran (Psl 122) • Setelah dilakukan koreksi dapat dilakukan pembayaran kembali atas beban rekening kas negara (Psl 122)
  • 29. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA Pembaya ran pengemb alian penerima an • Setiap keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara dapat dimintakan kelebihannya (Psl 123) • Pembayaran pengembalian kelebihan peberimaan negara harus diperhitungka terlebih dahlu dengan utang kepada negara (Psl 123) • Saker dapat meminta APIP untuk melakukan pemeriksaan untuk memberikan keyakinan adanya keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara (Psl 123) Anggaran belanja pada satker/ atase RI di luar negeri • Anggaran belanja pada satker/atase RI dalam negeri menggunakan mata uang asing (Psl 128) • Penyediaan DIPA dengan nilai ekuivalen valuta asing (Psl 128) • Ekuivalen valuta asing menjadi acuan dalam pembayaran pencairan dana (Psl 128) • Pencatatan transaksi atas pembayaran menggunakan nilai ekuivalen rupiah berdasarkan kurs BI (Psl 128)
  • 30. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA Monev pelaksan aan anggaran belanja Likuidasi Kementeri an/Lemba ga/Satker • Menteri/pimpinan lembaga selaku PA melakukan monev pelaksanaan anggaran belanja pada K/L yang dipimpinnya (Psl 131) • Menkeu selaku BUN melakukan monev pelaksanaan anggaran belanja K/L (Psl 131) • Menteri/Pimpinan lembaga selaku PA menyampaikan laporan monev kepada Menkeu (Psl 131) • Menteri selaku PA anggaran transfer ke daerah melakukan monev terhadap penyerapan dan penggunaan dana (Psl 132) Setiap K/L/Satker yang dilikuidasi harus menyelesaikan seluruh hak dan kewajibannya meliputi piutang negara dan utang pada pihak ketiga, UP yang belum dipertanggungjawabkan serta hak dan kewajiban lainnya (Psl 133)
  • 32. PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA Tujuan Pembiayaan Sumber pembiayaan       menutup defisit; mengelola portofolio utang; investasi dan penyertaan modal negara; pemberian pinjaman dan/atau penjaminan; penerusan pinjaman; dan pembiayaan lain (Psl 134)  saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya;  pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman dan/atau penerbitan surat berharga negara;  pembiayaan non-utang melalui penjualan aset pemerintah, privatisasi BUMN, dan pengembalian penerusan pinjaman dan pembiayaan non-utang lainnya; dan/atau  surplus anggaran (Psl 134)
  • 33. PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN Penyelesaian Piutang pada K/L Pengeloaan Portofolio utang  Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/Pengguna BMN wajib melaksanakan penyelesaian Piutang Negara yang berada dalam pengelolaan dan/atau tanggung jawabnya secara tepat waktu (Psl 138)  Debitur perorangan maupun lembaga melakukan pembayaran atas Piutang Negara langsung ke rekening Kas Negara (Psl 139)  Pengelolaan portofolio utang dilaksanakan melalui restrukturisasi utang dan Transaksi lindung nilai.  Biaya yang timbul dalam pengelolaan portofolio utang disediakan dalam APBN. (Psl 140)
  • 34. PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN Pembayaran Kewajiban Utang Pelaksanaan Penjaminan  Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal berwenang mengelola anggaran utang.  Dalam rangka pengelolaan anggaran Menteri Keuangan bertindak selaku PA atas anggaran utang. (Psl 141)  Untuk menjaga kredibilitas negara, pembayaran utang dapat melampaui pagu DIPA, mendahului ditetapkannya revisi DIPA (Psl 143).  Menteri Keuangan selaku BUN berwenang memberikan jaminan atas nama Pemerintah.  Jaminan dilakukan terhadap pembayaran kewajiban pihak terjamin sesuai perjanjian pinjaman/kerja sama kepada penerima jaminan atau risiko penerima jaminan (Psl 144)
  • 35. PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN Penyaluran Pinjaman dan/atau Hibah yang Diteruspinj amkan Pelaksana an Anggaran Investasi Pemerintah  Menkeu selaku pengelola fiskal berwenang mengelola anggaran pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan (Psl 149)  Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas penetapan, perhitungan biaya, dan penggunaan anggaran yang berasal dari pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan ke daerah (Psl 150)  Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan diwujudkan dalam naskah perjanjian penerusan pinjaman (Psl 151)  Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengelola investasi Pemerintah (Psl 153)  Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja investasi Pemerintah diwujudkan dalam suatu naskah perjanjian investasi Pemerintah (Psl 155)
  • 37. PELAKSANAAN ANGGARAN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN Pelaksanaan Penerimaan  Kewenangan Menkeu menetapkan kebijakan penerimaan negara terkait batas waktu Penerimaan Negara untuk mengendalikan saldo kas negara serta persiapan tutup buku pada akhir tahun anggaran (Psl 157)  Pada akhir tahun anggaran, bank sentral, bank umum, dan badan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan wajib menerima setoran penerimaan negara selama jam buka pelayanan sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama (Psl 158)  Ketentuan batasan waktu akhir tahun dalam penyampaian Pelaksanaan Pengeluaran SPM (Psl 159)  Penyelesaian Uang Persediaan pada akhir tahun anggaran (Psl 160)  Pengaturan sisa pagu DIPA yang tidak terealisasi sampai akhir tahun anggaran (Psl 162)  Pengaturan sisa pekerjaan sampai dengan akhir tahun anggaran (Psl 163)
  • 39. PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Anggaran dan pelaksan aan Pertangg ungjawab an  Menteri Keuangan selaku BUN dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya untuk pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat bencana (Psl 166)  PA yang membidangi tugas koordinasi penanggulangan bencana dapat menunjuk pejabat pada K/L Lainnya atau pejabat Pemda selaku KPA/PPK/PPSPM/BP/BPP(Ps166)  Dalam hal terdapat sisa pagu DIPA atas Kegiatan penanggulangan bencana dan yang tidak dapat diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran, sisa pagu DIPA tersebut dapat ditampung dalam satu rekening penampung (Psl 168)  Pertanggungjawaban pnggulangan bencana saat tangggap darurat diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi kedaruratan dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi (Psl 166)
  • 41. PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN Penatausaha an transaksi keuangan  Pejabat Perbendaharaan bertangungjawab menatausahakan setiap transaksi keuangan (Psl 173)  Penatausahaan transaksi keuangan dilakukan untuk menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran (Psl 174)  Pejabat Penatausaha an dokumen Perbendaharaan bertangungjawab atas penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi keuangan (Psl 177)  Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan standar dikumen transaksi keuangan (Psl 177)
  • 43. SISTEM INFORMASI KEUANGAN NEGARA Sistem Informasi Keuangan Negara  Menkeu selaku BUN menyelenggaran sistem informasi data mengenai pihak yang melakukan perjanjian dengan pemerintah (Psl179).  Sistem informasi data paling sedikit memuat informasi mengenai nama, NPWP, No Rek Bank, dan alamat dari pihak yang melakukan perjajian (Psl179).  Menkeu menyelenggarakan sistem informasi keuangan negara yang terintegrasi meliputi sistem informasi pada K/L dan pemerintah daerah yang berkaitan dengan keuangan negara dan keuangan derah (Psl 180)