Dokumen tersebut membahas tentang pengertian desain organisasi, jenis-jenis organisasi, pengembangan organisasi, dan budaya organisasi. Secara khusus, dibahas mengenai organisasi struktur sederhana, birokrasi, struktur matriks, jenis organisasi mekanistik, organik, dan campuran, serta unsur-unsur pengembangan dan budaya organisasi seperti efisiensi, efektivitas, dan cara berpikir karyawan.
3. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan
terlepas dari lingkungannya. Kepribadian seseorang
akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar
kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan
perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh
suatu norma yang diakui tentang kebenanrannya dan
dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak.
Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada
dalam kehidupan organisasi berusaha untuk
menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat
mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam
menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan
berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing
individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah
budaya dimana individu berada, seperti nilai,
keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya.
4. Organisasi terdiri dari kelompok orang-orang atau dapat
dikatakan juga terdiri dari kelompok-kelompok tenaga
kerja (dalam hal organisasi perusahaan) yang bekerja
untuk mencapai tujuan organisasinya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
dikembangkan dan dipertahankan pola-pola perilaku
tertentu yang cukup stabil dan dapat diperkirakan
sebelumnya.
Pengembangan dan pertahanan pola-pola tersebut
akan tetap berlangsung, meskipun orang-orangnya
berganti atau anggota organisasinya berubah-ubah. Tiga
dimensi dari organisasi ialah : kemajemukan
(complexity), formalisasi (formalization), dan
pemusatan (centralization).
5. Kemajemukan atau complexity diartikan bergamnya
kegiatan, fungsi, pekerjaan dan jumlah lapis dalam
organisasi.
Dalam organisasi ini akan dijumpai masalah-masalah
kendali dan koordinasi yang lebih banyak.
Makin berkembangnya perusahaan akan terjadi
pembedaan mendatar dan tegak.
Pada pembedaan mendatar terjadi pengkhususan kerja,
tugas-tugas dalam organisasi dipisah-pisahkan ke dalam
pekerjaan-pekerjaan yang lebih khusus, pekerjaan-
pekerjaan dikelompokkan fungsi tertentu.
Pada pembedaan tegak terjadi penambahan tingkat
organisasi, sekelompok pekerja di supervisi oleh seorang
supervisor, seorang supervisor dipimpin oleh seorang
manajer. Makin tinggi kedudukannya dalam tingkat
organisasi makin majemuk dan besar tanggung jawabnya.
6. Formalisasi atau formalization mengacu pada adanya
kebijakan, prosedur, dan aturan yang membatasi pilihan
dari para anggotanya.
Para anggotanya diharapkan berperilaku sesuai dengan
kebijakan, prosedur dan aturan yang berlaku.
Makin organisasi formalized, semakin terbatas kebebasan
anggota utuk mengambil keputusan.
Selama organisasi masih merupakan organisasi kecil atau
usaha perorangan, maka derajat formalisasinya masih
rendah.
Semakin organisasinya besar, makin majemuk
organisasinya, cenderung makin besar pula derajat
formalisasinya.
Ada pekerjaan-oekerjaan tertentu yang memang perlu
diformalisasi, perlu ada aturan-aturan tertentu yang harus
diikuti. Namun ada pekerjaan lain yang pelaksanaan
tugas-tugas pekerjaannya tidak dapat diatur secara ketat.
7. Pemusatan atau centralization berkaitan
dengan penyebaran dari daya (power) dan
wewenang (authority).
Pada centralization organizations, daya (power)
dan wewenang (authority) ada pada kedudukan
tinggi dalam organisasi.
Pada decentralized organizations, hak dan
tanggung jawab mengambil keputusan
didelegasikan ke tingkat-tingkat lebih rendah dari
organisasi.
8. Pendapat Bliss (1999) mengatakan bahwa didalam
budaya terdapat kesepakatan yang mengacu pada
suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh
anggota organisasi dalam membedakan organisasi
yang satu dengan yang lainnya. Lain halnya dengan
Robbins (1996:289); budaya organisasi merupakan
suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem
makna bersama.
10. Organisasi Struktur Sederhana
Dengan struktur sederhana ditandai oleh
departementalization, yang sedikit, span of control yang
lebar, kewenangan dipegang terpusat pada satu orang,
dan formalisasi sedikit. Rancangan ini biasanya dapat
ditemukan pada organisasi usaha yang kecil, dimana
pemimpinya juga menjadi pemilik.
11. Birokrasi
Adalah satu struktur dengan tugas-tugas yang beroperasi
sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi. Pelaksanaan
tugas-tugas administrasi kepegawaian misalnya, tugas
perhitugan penggajian setiap bulan ditambah dengan
tambahan intensif yang dihitung berdasarkan peraturan-
peraturan tertentu, yang telah diformalisasi, merupakan
tugas rutin yang setiap bulan harus dilakukan. Disamping
itu dapat ditemukan tugas-tugas yang dikelompokkan ke
dalam bagian-bagian fungsional tertentu, misalnya bagian
produksi, bagian distribusi, bagian keuangan, bagian
akuntansi dan sebagainya.
12. Struktur Matriks
Merupakan rancangan organisasi lain yang populer. Bila
pada kedua rancangan organisasi di atas berlaku prinsip
“one man, one boss” bahwa setiap bawahan hanya
memiliki satu atasan. Pada struktur matriks, setiap
bawahan memiliki dua atasan, Matriks mengkombinasi
dua bentuk departementalisasi, yaitu fungsional dan
produk.
Struktur matriks dapat ditemukan dalam organisasi
periklanan, perguruan tinggi, rumah sakit, perusahaan
konsultan management dan sebagainya.
13. Tosi, Rizzo, Carroll membedakan empat jenis generic
organisasi, diantaranya :
Organisasi Mekanistik (OM)
Organisasi Organik (OO)
Organisasi Campuran Dominansi Teknologi (OCDT)
Organisasi Campuran Dominansi Pasar (OCDP)
14. Satu organisasi yang formalisasinya tinggi. Ciri-cirinya antara
lain:
kerja yang berulang-ulang, pembagian kerja yang ketat,
tingkat keterampilan rendah,
pekerjaan terumuskan dengan jelas dan baik,
saluran distribusi yang terpatok,
sumber supply yang jelas dan mantap,
sistem yang sederhana,
sumber informasi yang baik dan lengkap,
perangkat peraturan untuk menafsirkan lingkungan,
anggaran yang distandarisasi,
data yang standar dan biaya yang lampau,
pengambilan keputusan secara terpusat,
tata tingkat yang kaku,
konflik antara eselon tinggi dan rendah.
15. Organisasi yang formalisasinya rendah. Ciri-cirinya antara
lain:
Kerja tidak rutin,
Batasan pekerjaan tidak ketat,
Beragam sistem untuk distribusi,
Memerlukan orang dengan keterampilan tinggi,
Keterampilan klinikal diperlukan untuk menilai
perubahan-perubahan,
Penggunaan minimal dari data sejarah,
Pengambilan keputusan yang decentralized,
struktur dan tugas-tugas kerja yang lentur,
konflik antar para profesional
16. Formalisasi di bidang pemasaran tinggi, dibidang
teknologi rendah. Ciri-cirinya antara lain:
Teknologi yang intensif dan tepat guna
(mediating),
Staf yang sangat terampil,
R & D yang luas dan sangat berpengaruh,
Kendali dalam fungsi-fungsi teknikal
didesentralisasi,
Kendali bertata tingkat dalam pemasaran,
Interface management problems.
17. Formalisasi di bidang teknologi tinggi, di bidang
pemasaran rendah. Ciri-cirinya antara lain:
Teknologi dengan jaringan panjang dan/atau
repetitif,
Saluran-saluran distribusi dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan ‘gaya’,
Lebih menjadi promoters daripada sales person,
R & D sedikit,
Pemasaran berpengaruh besar,
Biaya baku dalam bidang teknikal dan produksi,
Kendali yang disentralisasi dalam fungsi pemasaran,
Kendali yang disentralisasi dalam bidang-bidang lain,
Interface management problems.
18. Pengembangan Organisasi adalah suatu
proses sadar dan trencana untuk
mengembangkan kemampuan suatu
organisasi, sehingga mencapai dan
mempertahankan suatu tingkat optimum
prestasi yang diukur berdasarkan efisien,
efektivitas dan kesehatan.
19. Pengembangan organisasi dirumuskan dalam
berbagai cara:
(1) Yang direncanakan,
(2) Yang dampaknya mencangkup seluruh
organisasi,
(3) Yang dimanajemeni oleh puncak,
(4) Meningkatkan efektivitas dan kesehatan
organisasi melalui intervensi-intervensi yang
direncanakan ke dalam proses-proses
organisasi dengan menggunakan pengetahuan
keperilakuan.
20. Efisiensi menurut McGill dapat di ukur
dengan perbandingan antara masukan dan
keluaran dan dirumuskan sebagai “Minimaks”
masukan minimum dan keluaran maksimum.
Sedangkan efektivitas adalah suatu tingkat
prestasi organisasi dalam mencapai
tujuannya, artinya sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai.
Efektivitas dapat dirumuskan sebagai
“Maksimaks”. Memaksimumkan tujuan dan
memaksimumkan pencapaian tujuan.
21. Budaya organisasi terdiri dari asumsi-asumsi
dasar yang dipelajari baik sebagai hasil
memecahkan masalah yang timbul dalam proses
penyesuaian dengan lingkungannya, maupun
sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul
dari dalam organisasi, antar unit-unit organisasi
yang berkaitan dengan integrasi.
Budaya timbul sebagai hasil belajar bersama
dari para anggota organisasi agar dapat tetap
bertahan.
22. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll (1994) budaya
organisasi adalah cara-cara berpikir,
berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang
ada pada bagian-bagian organisasi.
Merupakan satu mental programming dari
organisasi, yang merupakan pencerminan dari
‘modal’ kepribadian organisasi.
‘Modal’ kepribadian organisasi ialah derajat
homogenitas dan kekuatan dari satu orientasi
kepribadian khusus dalam satu organisasi.
23. Disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat diungkapkan sebagai
cara berpikir, cara bekerja, cara laku para karyawan satu
perusahaan dalam melakukan tugas pekerjaan mereka masing-
masing.
Budaya organisasi dapat diungkapkan berubah, yaitu bila asumsi
dasar yang digunakan dalam memecahkan masalah (eksternal dan
internal) ternyata tidak absah dan perlu diganti dengan asumsi
dasar lain.
Tinggi rendahnya produktivitas satu perusahaan dihasilkan oleh
asumsi-asumsi dasar dari budaya organisasi yang dimiliki
perusahaan tersebut.
24. Zuliana Zookefli, Khalil Md Nor. (2008).
Hubungan Budaya Organisasi Dengan
Perkongsian Pengetahuan. Journal of
Humanity.
HT, Koesmono. (2006). Jurnal Managemen
dan Kewirausahaan, 16362.
http://myrahdika.ueuo.com/jurnal/Hubung
an%20budaya%20organisasi.pdf