Penjelasan Editorial Plan dalam Bahasa Indonesia oleh Tri Aditya Respati
Sebagai Tim Kreatif atau Konten Kreator, kita semua tahu kalau content itu “senjata” penting untuk bersaing dan memenangkan kompetisi dalam pemasaran digital.
Karenanya, kita tidak bisa asal membuat dan mempublikasikan konten-konten pemasaran begitu saja.
Kita butuh perencanaan konten atau Editorial Plan agar pemasaran konten kita terkonsep dan terjadwal dengan baik sehingga, sehingga tujuan bisnis yang diinginkan perlahan dapat diwujudkan.
Memahami editorial plan merupakan suatu hal yang perlu agar strategi pemasaran digital kita dapat terlaksana dengan baik.
Berikut penjelasang singkat tentang editorial plan.
2. Pendahuluan
• Sebagai Tim Kreatif atau Konten Kreator, kita semua tahu kalau content itu
“senjata” penting untuk bersaing dan memenangkan kompetisi dalam
pemasaran digital.
• Karenanya, kita tidak bisa asal membuat dan mempublikasikan konten-konten
pemasaran begitu saja. Kita butuh perencanaan konten atau Editorial
Plan agar pemasaran konten kita terkonsep dan terjadwal dengan baik
sehingga, sehingga tujuan bisnis yang diinginkan perlahan dapat diwujudkan.
• Memahami editorial plan merupakan suatu hal yang perlu agar strategi
pemasaran digital kita dapat terlaksana dengan baik. Kuy, sama-sama kita
kupas-tuntas tentang editorial plan.
3. Apa itu Editorial Plan?
Basically, editorial plan mencakup seluruh rencana
eksekusi dan pengembangan konten, mulai dari
topik konten, jenis konten dan gaya bahasanya,
platform yang akan digunakan, hingga waktu
publikasinya agar campaign activity dapat berjalan
selaras dengan strategi bisnis Anda dan dapat
mencapai target yang diinginkan.
4. Editorial plan ≠ Content Strategy
• Sebelum membuat editorial plan untuk suatu business as usual (BAU), digital
campaign, dan sebagainya, hal yang perlu Anda pahami dengan benar terlebih
dahulu adalah content strategy-nya.
• Terkesan mirip, namun editorial plan dan content strategy merupakan dua hal
yang terpisah. Orang yang mengerjakannya pun berbeda.
• Content/digital strategist adalah profesi yang bertanggung jawab dalam
pembuatan content strategy, sedangkan pengerjaan editorial plan menjadi
tanggung jawab seorang content editor atau content creator.
5. Editorial plan ≠ Content Strategy
• Secara singkat, content strategy adalah wujud dari proses mengubah target/tujuan
bisnis menjadi sebuah perencanaan dan pengelolaan konten.
• Untuk membuatnya, Anda perlu melakukan riset untuk memahami sejumlah data
terkait target audience, brand positioning, product knowledge, dan digital
platform yang akan digunakan sehingga Anda dapat menyusun strategi konten
yang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan bisnis pun KPI yang telah disepakati.
• Apabila content strategy sudah rampung, baru Anda dapat melanjutkan ke tahap
pembuatan editorial plan untuk persiapan content execution. Perlu Anda
ingat, content editorial ini umumnya merupakan perencanaan konten pemasaran
minimal untuk sebulan kedepan dan pembuatannya akan terus Anda perbarui
selama project atau campaign berlangsung.
6. Langkah-langkah
Membuat Editorial Plan
Pada tahap pembuatan editorial, sudah sewajarnya Anda
mendapatkan insights yang berasal dari content strategy.
Saat ini posisi Anda seharusnya sudah paham betul minimal
mengenai nama project/campaign, tujuan campaign, target
audience, brand communication, USP produk, dan digital
platform yang akan digunakan.
Saatnya Anda mulai mengeksekusi konten-konten
pemasaran, namun sebelumnya buatlah editorial plan agar
proses eksekusi terarah, teratur, dan terukur.
7. Berikut langkah-langkah dalam pembuatan editorial plan:
1. Menentukan Tujuan Konten
Setiap konten yang Anda buat harus memiliki tujuan, namun ingat, jangan
biasakan menyamaratakan tujuan dari setiap pembuatannya. Buatlah content
category berdasarkan tujuan pembuatannya.
Kategorikan konten mana yang tujuannya untuk growth audiens, mana yang
tujuannya untuk membangun hubungan dengan konsumen, dan mana yang
tujuannya cenderung untuk hard selling. Ini adalah cara paling umum untuk
membedakan fungsi konten yang satu dengan yang lainnya.
Namun tentu saja, Anda boleh mengelompokan fungsi/tujuan konten sesuai
dengan kebutuhan brand Anda.
8. Berikut langkah-langkah dalam pembuatan editorial plan:
2. Riset Topik dan Tentukan Jumlah Pembuatan Konten
Cari tahu tren konten dan tren topik terkini, lalu sesuaikan keduanya dengan kebutuhan brand dan
target audience Anda. Contoh, sebagai perusahaan fintech yang bergerak di bidang investasi syariah,
Anda hendak menjangkau new audience melalui konten-konten di Instagram.
Apa yang bisa Anda lakukan? Lakukan riset dan mulai pahami, tipe-tipe konten yang berpeluang besar
untuk menjangkau new user di Instagram. Lalu untuk topik, siapa target audience Anda? Karena ingin
menjangkau new user yang berusia 20-35 tahun misalnya, Anda pun bisa membuat konten edukasi
ringan seperti “mengenal investasi syariah dari nol” atau “5 jenis investasi syariah”.
Kemudian, riset kembali, total konten ideal yang perlu diunggah dalam sebulan. Jumlah konten ini
nantinya akan terus menyesuaikan kebutuhan. Bisa jadi Anda perlu posting konten setiap hari untuk
beberapa bulan ke depan, lalu setelah memahami behaviour audiens Anda atau sudah mencapai target
tertentu, jumlah unggahan konten pun dapat berkurang. Jadi hanya tiga kali seminggu, misalnya.
9. Berikut langkah-langkah dalam pembuatan editorial plan:
3. Menentukan Jenis Konten
Jika topik dan jumlah konten sudah ditentukan maka Anda bisa tentukan jenis konten. Biasakan untuk
selalu memvariasikan content marketing Anda.
Hindari mengunggah jenis konten yang sama secara terus-menerus (lebih dari 1 atau 2 tahun) terutama
di media sosial. Variasikan content marketing Anda, buat konten dalam bentuk video, infografis,
carousel, reels, podcast dan sebagainya.
Hal ini penting untuk mencegah rasa jenuh audiens Anda sekaligus menyesuaikan tren konten terkini dan
menguji jenis konten mana yang paling menguntungkan brand Anda.
Kemudian, brand Anda mungkin mengelola beberapa akun media sosial bahkan punya blog juga and
that’s really great! Hal ini berguna untuk menjangkau lebih banyak audiens dari berbagai kalangan.
Namun, hindari kebiasaan hanya membuat satu jenis konten, lalu diunggah ke berbagai platform digital
Anda.
10. Berikut langkah-langkah dalam pembuatan editorial plan:
4. Membuat Jadwal Posting
Nah, ini dia salah satu fungsi utama dari editorial plan, Anda mampu mengunggah atau
mempublikasikan konten secara teratur. Setiap hari apa, pukul berapa, dan konten yang mana,
semuanya dapat terjadwal dengan baik waktu publikasinya.
Catatan penting untuk menentukan jadwal posting, jika Anda memiliki lebih dari satu platform digital,
hindari unggah konten mirroring terlalu sering. Mengapa? Setiap platform digital itu memiliki peak
hour yang berbeda, dan hal yang paling penting adalah audience behaviour dari setiap platform
digital yang Anda kelola sudah pasti berbeda. Nah, ini yang wajib banget Anda pelajari.
Pastikan Anda memahami peak hour dari para konsumen Anda di platform digital dan jadwalkanlah
unggahan konten pada jam-jam tersebut. Namun Anda juga perlu ingat, penjadwalan konten itu
enggak perlu kaku. Kadang terdapat hal-hal urgent atau ingin riding the moment sehingga Anda harus
segera mengunggah sebuah konten.
11. Special Insights
for Editorial Plan
Ada 5 (lima) prinsip dasar, yaitu Findable; apakah konten Anda
mudah ditemukan oleh audiens, Readable; apakah audiens
Anda dapat membacanya dengan mudah, Understandable;
apakah konten Anda dapat dimengerti dengan mudah oleh
audiens, Actionable; apakah audiens Anda terpacu untuk
melakukan sesuatu setelah melihat konten Anda, Shareable;
apakah konten tersebut dapat dibagikan ke orang lain oleh
audiens.
- by Jodi Harris, Director of Content Strategy di Informa Connect