SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  43
BUDAYA LOKAL
MASYARAKAT JAWA
Oleh :
Nisya Ayu Ariesta (8)
Triningsih Wahyu Kristanti (10)
XI Bahasa
BUDAYA LOKAL MASYARAKAT BADUY
Letak Geografis :
Suku baduy terletak di daerah
Banten, secara geografis suku Baduy terletak
pada koordinat 6°27‟27” – 6°30‟0” LS dan
108°3‟9” – 106°4‟55” BT, suku Baduy
bermukim tepatnya di kaki gunung Kendeng
di desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak-
Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40
km dari kota Rangkasbitung. Suhu rata- rata
disana adalah 20 °C. Tiga desa utamanya
adalah Cikeusik, Cibeo dan Cikertawana.
Dilihat dari segi
geografisnya memang suku
baduy ini jauh dari tempat -
tempat umum dan terletak
dekat gunung sehingga
menyebabkan orang kanekes
lebih menutup diri terhadap
dunia luar seperti tidak mau
belajar baca tulis, mengenal
teknologi, dan hanya berpegang
teguh terhadap kepercayaan
dan adat istiadat yang mereka
anut.
Orang kanekes dibagi menjadi 2 yaitu
orang kanekes dalam dan orang kanekes luar.
Orang Kanekes Tangtu (Baduy Dalam) berada
diwilayah
Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisa
gu, Padawaras dan Sirahdayeuh. Sedangkan
orang Kanekes Panamping (Baduy Luar)
tinggal di berbagai kampung yang tersebar
mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti
Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisa
gu, dan lain sebagainya.
Masyarakat Kanekes
mempunyai moto “Lojor henteu
beunang dipotong, pendek
henteu beunang
disambung”, mereka
menganggap segala hal yang
sudah ada di dunia ini tidak
boleh diubah dalam bentuk
apapun, sehingga mereka tidak
menerima kemajuan dalam
bentuk apapun.
Bahasa :
Bahasa yang mereka gunakan adalah
Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk
berkomunikasi dengan penduduk luar mereka
lancar menggunakan Bahasa
Indonesia, walaupun mereka tidak
mendapatkan pengetahuan tersebut dari
sekolah.
Agama atau kepercayaan :
Agama yang dianut masyarakat Baduy
adalah agama Sunda Wiwitan, yakni sebuah
kepercayaan yang dianut masyarakat Sunda
jaman dahulu yang mendapatkan pengaruh
besar dari budaya Hindu. Namun ada juga
sebagian masyarakat Baduy Kanekes yang
memeluk agama Islam dan Budha.
Mata Pencaharian :
Mata pencaharian masyarakat Baduy
adalah menjadi petani. Namun seperti
semboyan yang dianutnya, mereka menanam
secara apa adanya, tidak mengubah atau
mengolah tanah. Mereka bertani padi huma.
Selain itu mereka juga mendapatkan
penghasilan tambahan dari menjual buah-
buahan yang mereka dapatkan di hutan
seperti durian dan asam keranji, serta madu
hutan.
Ritual :
Suku Baduy memiliki hari raya sendiri
yaitu Hari Raya Seren Taun, atau disebut juga
Kawalu yang lamanya hingga 3 bulan. Saat
perayaan Kawalu, pelancong tidak diizinkan
masuk hingga Baduy Dalam karena disana
digelar upacara adat.
Selain itu adapula Tradisi/ Ritual
Seba, ritual ini adalah bentuk silaturahim
Suku Baduy dengan Kepala Pemerintahan.
Terdapat 2 jenis Seba, pertama
adalah Seba kecil yaitu dilakukan di
lingkungan sendiri tanpa perlu
keluar kampung. Kedua, Seba besar
yaitu wajib hukumnya untuk
melakukan pertemuan dengan
pemimpin pemerintahan dengan
membawa hasil bumi, terutama
laksa (intisari padi hasil panen
seluruh masyarakat baduy yang
dikeringkan dan disatukan)
Tata Cara Pernikahan :
Orang Baduy menyebutnya perkawinan
sebagai rukun hidup, artinya bahwa
perkawinan harus dilakukan agar tidak
menyalahi kodratnya sebagai manusia.
Sebelum lamaran pertama
diajukan, pu‟un/kepala suku harus
mengetahui dan menyetujui rencana
pernikahan ini. Pu‟un juga ikut menentukan
hari yang baik untuk menikah. Dalam
setahun, setiap pu‟un hanya bisa menikahkan
sampai enam pasang. Jika permintaan
pernikahan lebih dari enam pada tahun
itu, pasangan yang terakhir harus menunggu
tahun berikutnya.
Cara Pemakaman:
Jenazah Suku Baduy akan dikuburkan di
tempat tertentu, setelah 7 hari 7 malam
kuburan tersebut dapat digunakan kembali
untuk berladang. Oleh sebab itu, kita tidak
akan pernah menemukan kuburan di Suku
Baduy.
Struktur masyarakat :
Pemerintahan yang digunakan di Kanekes
ada dua macam, yakni sistem adat dan sistem
nasional. Setiap Desa di Kanekes dipimpin
oleh kepala desa yang dalam budaya Kanekes
disebut jaro pamarentah. Namun dalam
sistem adat, seluruh masyarakat Baduy
dipimpin oleh seorang pemimpin adat tertinggi
yang disebut sebagai pu‟un.
Jabatan pu‟un tidak dibatasi oleh waktu
sehingga jabatan ini ditempati oleh orang yang
dianggap memiliki kharisma tinggi sebagai
pemimpin serta orang harus memiliki
kemampuan untuk bertahan selama mungkin
dalam jabatan tersebut. Dibawah pu‟un ada
jaro yang secara tidak langsung dapat juga
disebut sebagai bawahan pu‟un. Oleh karena
itu jika ada acara nasional, yang harus
mengikuti acara tersebut bukan pu‟un tapi
jaro pamarentah atau kepala desa.
BUDAYA LOKAL MASYARAKAT TENGGER
Letak Geografis :
Luas daerah Tengger kurang lebih 40km
dari utara ke selatan dan 20-30 km dari timur
ke barat, di atas ketinggian antara 1000 m -
3675 m. Daerah Tengger teletak pada bagian
dari empat kabupaten, yaitu :
Probolinggo, Pasuruan, Malang dan
Lumajang. Tipe permukaan tanahnya
bergunung-gunung dengan tebing-tebing yang
curam. Kaldera Tengger adalah lautan pasir
yang terluas, terletak pada ketinggian 2300
m, dengan panjang 5-10 km. Kawah Gunung
Bromo, dengan ketinggian 2392 m, dan masih
aktif. Di sebelah selatan menjulang puncak
Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 m.
Agama atau kepercayaan :
Masyarakat Suku Tengger menganut empat
agama, yaitu Hindu, Islam, Kristen dan Budha.
Namun sistem religi masyarakat Tengger di
Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura,
Kabupaten Probolinggo mayoritas beragama
Hindu.
Mata Pencaharian :
Warga Tengger pada umumnya bermata
pencaharian sebagai petani sayuran karena
kesuburan tanahnya yang tak lepas dari 2
gunung yang masih aktif. Hasil pertanian dari
Suku Tengger terkenal dengan kualitasnya
yang tahan lama dibandingkan hasil
pertanian daerah lain. Selain bertani, ada
sebagian masyarakat Suku Tengger yang
berprofesi menjadi pemandu wisatawan di
Bromo dan juga sebagian menjadi supir jeep.
Ritual :
Kasada
Kasada merupakan perayaan terbesar dan
merupakan hari raya khusus masyarakat
Tengger. Upacara kasada diperingati pada
bulan ke 12 dalam kalender Jawa. Tujuan
dari kasada adalah untuk sedekah bumi yaitu
hasil pertanian dan peternakan. Fungsi dari
upacara tersebut adalah untuk mengucap
syukur kepada Tuhan. Waktu pelaksanaan
Kasada dimulai jam 12 malam. Upacara
Kasada juga disebut sebagai Upacara labuh
Sesaji.
Upacara Galungan
Merupakan upacara adat yang dilakukan oleh
masyarakat Tengger dengan cara membawa berbagai
macam makanan yang kemudian dibawa ke Sanggar
dan bersembahyang bersama, setelah itu makanan
tersebut dimakan bersama.
Upacara Kuningan
Kuningan sejenis upacara sembahyang hari besar
sebelum kasada. Yang bertujuan untuk menyelamati
warga. Biasanya dilaksanakan pada Rabu Agung.
Upacara Karo
Upacara tersebut biasanya dilaksanakan pada
hari lebaran, yang tujuanya bersilaturahmi dengan
tetangga dan agar manusia kembali pada kesucian
untuk memperingati Sang Hyang Widhi. Upacara ini
disebut juga satya yoga, di lakukan setahun sekali
selama 120 hari.
Upacara Sadoran
Dilakukan untuk memperingati kelahiran
manusia dahulu kala. Dalam upacara ini terdapat
prosesi pemanggilan roh-roh halus.
Prosesi Kelahiran atau Sesayut
Dalam masyarakat Tengger ada beberapa
prosesi yang hanya dilakukan oleh orang-orang
tertentu, diantaranya adalah 7 bulanan yaitu
selamatan yang diadakan ketika usia
kandungan berumur 7 bulan. Selain itu ketika
bayi berusia 44 hari maka dilaksanakan acara
lek-lekan (adat Jawa) berupa nasi tumpeng.
Setelah itu upacara Turun Tanah atau biasa
disebut “Ngrosoki”. Ketika bayi beranjak dewasa
diadakan Selamatan yang disebut “Indung”.
Ada juga upacara “Potong-Tugel Kuncung” yaitu
prosesi potong rambut seperti halnya pada
sinkretisme masyarakat Jawa.
Perkawinan
Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan tercapainya suatu pernikahan.
Yang pertama adalah menanyakan hari dan
tanggal kepada kepala desa, dilakukan
mempelai pria. Yang kedua mencocokan
tanggal dan hari kepada dukun adat untuk
disesuakan dengan weton Jawa. Yang ketiga
lamaran dilakukan oleh orang tua pria.
Tata cara perkawinan ada dua yaitu
pawilahan atau ijab Kabul. Yang kedua
Walagara, atau temu manten. Upacara
perkawinan ini biasanya disebut dengan
upacara Praswata Gara.
Kematian
Masyarakat tengger mempunyai kawasan
dengan agama Islam di Jawa yaitu
dimakamkan dengan mengenakan kain kafan
tetapi dengan badan menghadap ke atas atau
terlentang dengan kepala diposisi selatan
menghadap kawah Gunung Bromo. Sesudah
dimakamkan dibuatkan boneka yang terbuat
dari daun-daun tertentu dan pelepah pisang
kemudian dibakar di Danyang atau pepunden.
Adapun tujuanya yaitu untuk penghapusan
dosa.
Struktur masyarakat :
Struktur masyarakat Tengger bersifat
abstrak. Mereka memiliki keunikan pola
kehidupan sosial budaya terkait dengan
perilaku positif masyarakatnya dalam
tindakan pemanfaatan ruang dan adaptasi
terhadap lingkungan di sekitarnya. Pola
kehidupan sosial budaya masyarakat Suku
Tengger bersumber dari nilai budaya, religi
dan adat-istiadat setempat yang kemudian
membentuk nilai-nilai kearifan lokal, salah
satunya dalam pemanfaatan ruang dan upaya
pemeliharaan lingkungan.
BUDAYA LOKAL MASYARAKAT JAWA
Letak geografis :
Suku Jawa merupakan suku bangsa
terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta.
Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia
merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga
propinsi tersebut, suku Jawa banyak
bermukim
di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera
Utara. Letak geografis pulau jawa 132.000
km², berbatasan dengan Laut Jawa di
utara, Jawa Tengah di timur, Samudera
Hindia di selatan, serta Banten dan DKI
Jakarta di barat.
Bahasa :
Suku bangsa Jawa sebagian besar
menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur
sehari-hari.
Kehidupan keagamaan/kepercayaan :
Orang Jawa sebagian besar menganut
agama Islam. Ada juga yang menganut agama
Protestan, Katolik, Budha dan Hindu. Tapi ada
orang suku jawa yang mempercayai agama
Kejawen. Kejawen merupakan sebuah
kepercayaan yang dianut di pulai Jawa oleh suku
Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di
Jawa.
Mata pencaharian :
Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai
petani, namun di perkotaan mereka
mendominasi pegawai negeri
sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat
eksekutif, pejabat legislatif, pejabat
kementerian dan militer. Orang Jawa adalah
etnis paling banyak di dunia artis dan model.
Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar
negeri, sebagai buruh kasar dan pembantu
rumah tangga.
Adat Istiadat atau Kebiasaan :
Selapanan
Selapanan, yaitu upacara pemberian
nama pada bayi yang baru lahir. Upacara itu
diadakan pada hari ke-35 setelah
kelahirannya. Upacara Selapanan bertujuan
memohon keselamatan bagi si bayi.
Tedhak Siten
Tedhak Siten, upacara ini diperuntukkan
bagi bayi yang berusia antara 5-6 bulan pada
saat pertama kali turun ke tanah.
Pernikahan :
Serah-Serahan
Dalam kesempatan ini pihak keluarga calon
mempelai putra menyerahkan barang-barang tertentu
kepada calon mempelai putri.
Pingitan
Saat-saat menjelang perkawinan, bagi calon
mempelai putri dilakukan 'pingitan„ selama lima atau
hanya cukup tiga hari saja. Selama itu calon mempelai
putri dilarang keluar rumah dan tidak boleh bertemu
dengan calon mempelai putra.
Pasang Bleketepe/ Tarup
Diawali dengan pemasangan 'bleketepe' (anyaman
daun kelapa) yang dilakukan oleh orangtua calon
mempelai putri, yang ditandai pula dengan pengadaan
sesajen.
Siraman
Makna upacara ini, secara simbolis merupakan
persiapan dan pembersihan diri lahir batin kedua calon
mempelai yang dilakukan dirumah masing-masing.
Juga merupakan media permohonan doa restu dari
para pinisepuh.
Paes/ Ngerik
Paes pada tahap 'ngalub-alubi'
(pendahuluan), sebagai lambang upaya memperindah
diri secara lahir dan batin.
Dodol Dawet
Dalam upacara ini, ibu calon mempelai putri
bertindak sebagai penjual dawet, didampingi dan
dipayungi oleh bapak calon mempelai putri. Keluarga
dan kerabat adalah pembeli dengan pembayaran
'kreweng' (pecahan genteng)
Midodareni
Ini adalah malam terakhir bagi kedua calon
mempelai sebagai bujang dan dara sebelum
melangsungkan pernikahan keesokan harinya.
Pernikahan
Pernikahan, merupakan upacara puncak yang
dilakukan menurut keyakinan agama si calon
mempelai.
Panggih (Temu)
Panggih' atau 'temu' adalah dipertemukannya
mempelai putri dan mempelai putra.
Pemakaman :
Tradisi Mendhak
Upacara tradisional ini dilaksanakan tiga kali dalam
seribu hari setelah hari kematian. Pertama disebut
Mendhak Pisan, upacara untuk memperingati satu tahun
kematian (365 hari). Kedua disebut Mendhak Pindho
sebagai upacara peringatan dua tahun kematian. Ketiga
disebut sebagai Mendhak Telu atau Pungkasan atau
Nyewu Dina, yang dilaksanakan pada hari ke seribu
setelah kematian.
Kematian surtanah
Tradisi ini bertujuan agar arwah atau roh orang mati
mendapat tempat yang layak di sisi Sang Maujud Agung.
Upacara nyewu dina
Inti dari upacara ini memohon pengampunan kepada
Tuhan.
Upacara Brobosan
Upacara Brobosan ini bertujuan untuk
menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga kepada
orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia.
Upacara Brobosan diselenggarakan di halaman rumah
orang yang meninggal, sebelum dimakamkan, dan
dipimpin oleh anggota keluarga yang paling tua.
Struktur masyarakat :
Pada dasarnya, struktur masyarakat
Jawa terbagi dalam 4 masa, antara lain yakni
feodalisme, kolonialisme, kemerdekaan, dan
kekinian. Masing-masing bagian memiliki
karakteristik berbeda yang membahas
mengenai system masyarakat yang ada di
dalamnya.
Feodalisme merupakan suatu
masa, dimana pada saat itu raja ditetapkan
sebagai pemilik kekuasaan tertinggi.
Pada masa kolonial, terdapat pembedaan
masyarakat ke dalam kelas-kelas
sosial, antara lain yakni Eropa yang terdiri
dari golongan para penjajah dan cenderung
memiliki kekuasaan tertinggi. Yang kedua
adalah kelompok Timur Asing yang terdiri dari
para pedagang dari bangsa Arab dan bangsa
China, kelompok ini merupakan kelompok
yang memiliki kekuasaan pertengahan. Dan
kelompok ketiga yaitu kelompok
pribumi, terdiri dari kalangan masyarakat asli
Indonesia yang mayoritas merupakan sebagai
budak.
Pada masa kemerdekaan hingga
kini, Indonesia sudah terlepas dari kaum
penjajah. Tidak ada pihak yang dominan yang
menjadi penguasa, dan tidak ada pula pihak
minoritas yang terjajah. Dalam sistem
kemasyarakatan mengenai status
sosial, dalam masyarakat ini masih berada
pada tataran yang wajar.
BUDAYA LOKAL MASYARAKAT SUNDA
Letak geografis :
Suku Sunda berdiam di wilayah Jawa
Barat dengan luas 46.300 km. Wilayah Jawa
Barat ini sering di sebut tanah Pasundan atau
Tatar Sunda. Daerahnya berbatasan dengan
Laut Jawa dan DKI Jakarta di sebelah utara,
Samudera Hindia di sebelah selatan, Selat
Sunda di sebelah barat dan Provinsi Jawa
Tengah di sebelah timur.
Bahasa :
Suku Sunda memakai bahasa Sunda
sebagai alat komunikasi. Bahasa Sunda
menunjukkan tingkatan-tingkatan yaitu
bahasa halus, kasar dan sedang. Di daerah
utara, bahasa Sunda sudah banyak yang
bercampur dengan bahasa Jawa, demikian
pula di daerah perbatasan Jawa Barat dengan
Jawa Tengah.
Mata pencaharian :
Mata pencaharian utama masyarakat
Sunda adalah bertani. Perkebunan banyak
terdapat di daerah ini karena tanahnya subur
dan iklimnya yang menguntungkan. Di daerah
ini terdapat perkebunan teh, karet, tebu dan
kelapa sawit. Selain pertanian dan
perkebunan, masyarakatnya juga berdagang.
Adat Istiadat atau Kebiasaan :
Kehamilan
Upacara kehamilan yang dilakukan :
 Upacara satu bulanan
 Upacara dua bulanan
 Upacara tiga bulanan atau madeking
 Upacara lima bulanan
 Upacara enam bulanan
 Upacara delapan bulanan
 Upacara Sembilan bulanan
Pernikahan
Pertama, tahap Nendeun Omong. Tahap
ini adalah pembicaraan orang tua kedua
pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya
jadi utusan pihak pria yang punya rencana
mempersunting seorang gadis sunda. Orang
tua atau sang utusan datang bersilaturahmi
dan menyimpan pesan bahwa kelak sang
gadis akan dilamar.
Kedua, tahap Lamaran. Tahap melamar
atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari
tahap pertama. Proses ini dilakukan orang tua
calon pengantin keluarga sunda dan keluarga
dekat.
Ketiga, tahap Tunangan. Tahap ini adalah
prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu
dilakukan penyerahan ikat pinggang warna
pelangi atau polos kepada si gadis.
Keempat, tahap Seserahan (3 – 7 hari
sebelum pernikahan). Calon pengantin pria
membawa uang, pakaian, perabot rumah
tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-
lain.
Kelima, tahap Ngeuyeuk seureuh
(opsional, jika ngeuyeuk seureuh tidak
dilakukan, maka seserahan dilaksanakan
sesaat sebelum akad nikah).
Keenam, tahap Membuat Lungkun. Dua
lembar sirih bertangkai saling dihadapkan.
Digulung menjadi satu memanjang. Diikat
dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang
tua dan para tamu yang hadir.
Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh
bila berlebihan dapat dibagikan kepada
saudara dan handai taulan.
Ketujuh, tahap berebut uang di bawah
tikar sambil disawer. Melambangkan
berlomba mencari rejeki dan disayang
keluarga.
Kedepalan, tahap Upacara Prosesi
Pernikahan
Upacara Adat Kematian
Pada garis besarnya rangkaian upacara adat
kematian dapat digambarkan sebagai berikut:
memandikan mayat, mengkafani
mayat, menyolatkan mayat, menguburkan
mayat, menyusur tanah dan tahlilan, yaitu
pembacaan do‟a dan zikir kepada Allah swt. Agar
arwah orang yang baru meninggal dunia itu
diampuni segala dosanya dan diterima amal
ibadahnya, juga mendo‟akan agar keluarga yang
ditinggalkannya tetap tabah dan beriman dalam
menghadapi cobaan. Tahlilan dilaksanakan di
rumahnya, biasanya sore/malam hari. Pada hari
pertama wafatnya (poena), tiluna (tiga
harinya), tujuhna (tujuh harinya), matangpuluh
(empat puluh harinya), natus (seratus
hari), mendak taun (satu tahunnya), dan newu
(seribu harinya).
Kehidupan keagamaan/kepercayaan :
Mayoritas orang Sunda beragama
Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang
beragama Kristen, Hindu dan Sunda
Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda
Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas
pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan
masyarakat Suku Baduy di Lebak Banten yang
berkerabat dekat dan dapat dikategorikan
sebagai suku Sunda.
Budaya lokal masyarakat Jawa

Contenu connexe

Tendances

Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Dessy Gary
 
Makalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-baratMakalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-baratPengetikan Wahyu
 
Power point suku sasak
Power point suku sasakPower point suku sasak
Power point suku sasakiisnuroctavia
 
Budaya Kaum India
Budaya Kaum IndiaBudaya Kaum India
Budaya Kaum Indiacikalyani
 
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak Lutfi Imansari
 
Adat tradisional masyarakat di malaysia
Adat tradisional masyarakat di malaysiaAdat tradisional masyarakat di malaysia
Adat tradisional masyarakat di malaysiaSJKC Kuang
 
Budaya Suku India Tamil di Indonesia
Budaya Suku India Tamil di IndonesiaBudaya Suku India Tamil di Indonesia
Budaya Suku India Tamil di Indonesiaafifahdhaniyah
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuceceliajeylus
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AKemala Sari
 
Keanekaragaman Suku di Indonesia - Suku Bali
Keanekaragaman Suku di Indonesia - Suku BaliKeanekaragaman Suku di Indonesia - Suku Bali
Keanekaragaman Suku di Indonesia - Suku BaliAdinda Dismay
 
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesiaAri susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesiaarisusilaningtyas03
 
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahHistory (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahDirective255
 

Tendances (20)

Ips suku sunda
Ips suku sundaIps suku sunda
Ips suku sunda
 
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
 
Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)
 
Makalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-baratMakalah nusa-tenggara-barat
Makalah nusa-tenggara-barat
 
kampung-adat-di-tatar-sunda
 kampung-adat-di-tatar-sunda kampung-adat-di-tatar-sunda
kampung-adat-di-tatar-sunda
 
Adat resam masyarakat iban
Adat resam masyarakat ibanAdat resam masyarakat iban
Adat resam masyarakat iban
 
Power point suku sasak
Power point suku sasakPower point suku sasak
Power point suku sasak
 
Budaya Kaum India
Budaya Kaum IndiaBudaya Kaum India
Budaya Kaum India
 
ISBD SUKU BIMA
ISBD SUKU BIMAISBD SUKU BIMA
ISBD SUKU BIMA
 
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
 
Adat tradisional masyarakat di malaysia
Adat tradisional masyarakat di malaysiaAdat tradisional masyarakat di malaysia
Adat tradisional masyarakat di malaysia
 
Budaya Suku India Tamil di Indonesia
Budaya Suku India Tamil di IndonesiaBudaya Suku India Tamil di Indonesia
Budaya Suku India Tamil di Indonesia
 
Sedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai sukuSedikit sebanyak info mengenai suku
Sedikit sebanyak info mengenai suku
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
 
Keanekaragaman Suku di Indonesia - Suku Bali
Keanekaragaman Suku di Indonesia - Suku BaliKeanekaragaman Suku di Indonesia - Suku Bali
Keanekaragaman Suku di Indonesia - Suku Bali
 
Hubungan etnik
Hubungan etnikHubungan etnik
Hubungan etnik
 
Suku aneuk jamee by Smanesta
Suku aneuk jamee by SmanestaSuku aneuk jamee by Smanesta
Suku aneuk jamee by Smanesta
 
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesiaAri susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
 
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahHistory (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
 

En vedette

Budaya Jawa - Manajemen Indonesia
Budaya Jawa - Manajemen IndonesiaBudaya Jawa - Manajemen Indonesia
Budaya Jawa - Manajemen IndonesiaFajar Syahruramdhan
 
Wanita dalam Budaya Jawa
Wanita dalam Budaya JawaWanita dalam Budaya Jawa
Wanita dalam Budaya Jawashofichofifah
 
Hubungan pergaulan dan sopan santun
Hubungan pergaulan dan sopan santunHubungan pergaulan dan sopan santun
Hubungan pergaulan dan sopan santunHindun Iin
 
(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
(D). Bentuk-Bentuk Interaksi SosialBagus Adhi Pratama
 
Cara mengatur waktu belajar secara efisien
Cara mengatur waktu belajar secara efisienCara mengatur waktu belajar secara efisien
Cara mengatur waktu belajar secara efisienIlham Permata
 
Teks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan SundaTeks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan SundaSiti Hadiarti
 
Tugas ilmu sosial dasar budaya jawa tengah
Tugas ilmu sosial dasar   budaya jawa tengahTugas ilmu sosial dasar   budaya jawa tengah
Tugas ilmu sosial dasar budaya jawa tengahabdurrahman_syaafi
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalmafle kh
 
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa BaratSosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa BaratAmin Herwansyah
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global Farah Della
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitVionitaVf
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahitghalih
 
Xi ipa 4 kerajaan majapahit
Xi ipa 4 kerajaan majapahitXi ipa 4 kerajaan majapahit
Xi ipa 4 kerajaan majapahitAtika Fauziyyah
 

En vedette (20)

Budaya Jawa - Manajemen Indonesia
Budaya Jawa - Manajemen IndonesiaBudaya Jawa - Manajemen Indonesia
Budaya Jawa - Manajemen Indonesia
 
MATERI PPT KEBUDAYAAN
MATERI PPT KEBUDAYAANMATERI PPT KEBUDAYAAN
MATERI PPT KEBUDAYAAN
 
The Lion and The Mouse story
The Lion and The Mouse storyThe Lion and The Mouse story
The Lion and The Mouse story
 
Wanita dalam Budaya Jawa
Wanita dalam Budaya JawaWanita dalam Budaya Jawa
Wanita dalam Budaya Jawa
 
Hubungan pergaulan dan sopan santun
Hubungan pergaulan dan sopan santunHubungan pergaulan dan sopan santun
Hubungan pergaulan dan sopan santun
 
(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
(D). Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
 
Cara mengatur waktu belajar secara efisien
Cara mengatur waktu belajar secara efisienCara mengatur waktu belajar secara efisien
Cara mengatur waktu belajar secara efisien
 
Central Java- Presentation
Central Java- Presentation Central Java- Presentation
Central Java- Presentation
 
Teks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan SundaTeks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
 
Tugas ilmu sosial dasar budaya jawa tengah
Tugas ilmu sosial dasar   budaya jawa tengahTugas ilmu sosial dasar   budaya jawa tengah
Tugas ilmu sosial dasar budaya jawa tengah
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global
 
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa BaratSosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
Kebudayaan aceh
Kebudayaan acehKebudayaan aceh
Kebudayaan aceh
 
Xi ipa 4 kerajaan majapahit
Xi ipa 4 kerajaan majapahitXi ipa 4 kerajaan majapahit
Xi ipa 4 kerajaan majapahit
 
Ppt presentasi kelas
Ppt presentasi kelasPpt presentasi kelas
Ppt presentasi kelas
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 

Similaire à Budaya lokal masyarakat Jawa

Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaancicinkura
 
Jejak langkah bersama biocita tampil
Jejak langkah bersama biocita   tampilJejak langkah bersama biocita   tampil
Jejak langkah bersama biocita tampilIndah Oktaviani
 
SUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptx
SUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptxSUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptx
SUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptxMAASSAKIENAH
 
Kearifan lokal suku baduy
Kearifan lokal suku baduyKearifan lokal suku baduy
Kearifan lokal suku baduyLa Meza
 
Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...
Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...
Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...Aryansa Dewi
 
Tentang Lampung
Tentang LampungTentang Lampung
Tentang LampungRaha Sia
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliDede Adi Nugraha
 
Kearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptx
Kearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptxKearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptx
Kearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptxDiandraNovitasari
 
Laporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduyLaporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduyAndhimaag
 
Kebudayaan Masyarakat Kampung Naga
Kebudayaan Masyarakat Kampung NagaKebudayaan Masyarakat Kampung Naga
Kebudayaan Masyarakat Kampung NagaMichelle Varellina
 
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahUpacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahNolis Marliati
 
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdfKelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdfMuhammadRipurio
 
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptxAdat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptxRetnoParamitasari
 
Makalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaMakalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaBilhad Hard
 
EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...
EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...
EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...Jat Anasiti
 

Similaire à Budaya lokal masyarakat Jawa (20)

Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
 
Jejak langkah bersama biocita tampil
Jejak langkah bersama biocita   tampilJejak langkah bersama biocita   tampil
Jejak langkah bersama biocita tampil
 
SUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptx
SUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptxSUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptx
SUKU BADUY_ABDULLAH_2281130168.pptx
 
Kearifan lokal suku baduy
Kearifan lokal suku baduyKearifan lokal suku baduy
Kearifan lokal suku baduy
 
Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...
Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...
Studi Komparasi Tradisi Mangaan Ulun Tinafa di Simeulue dan Tradisi Rasulan d...
 
Tentang Lampung
Tentang LampungTentang Lampung
Tentang Lampung
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Kearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptx
Kearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptxKearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptx
Kearifan lokal di Sasi,Maluku,dan kajang_kelompok 8.pptx
 
Laporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduyLaporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduy
 
Kebudayaan Masyarakat Kampung Naga
Kebudayaan Masyarakat Kampung NagaKebudayaan Masyarakat Kampung Naga
Kebudayaan Masyarakat Kampung Naga
 
Resume kebudayaan baduy
Resume kebudayaan baduyResume kebudayaan baduy
Resume kebudayaan baduy
 
LARUNG SAJI.pptx
LARUNG SAJI.pptxLARUNG SAJI.pptx
LARUNG SAJI.pptx
 
Suku baduy
Suku baduySuku baduy
Suku baduy
 
Bdy bwi kebo-keboan
Bdy bwi   kebo-keboanBdy bwi   kebo-keboan
Bdy bwi kebo-keboan
 
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahUpacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
 
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdfKelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
 
Pengaruh hindu dalam adat istiadat melayu
Pengaruh hindu dalam adat istiadat melayuPengaruh hindu dalam adat istiadat melayu
Pengaruh hindu dalam adat istiadat melayu
 
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptxAdat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
Adat_istiadat_dan_upacara_jawa.pptx
 
Makalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaMakalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung naga
 
EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...
EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...
EDU 3063 Penulisan etnik bajau serta implikasi kepelbagaian sosiobudaya terha...
 

Dernier

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Dernier (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Budaya lokal masyarakat Jawa

  • 1. BUDAYA LOKAL MASYARAKAT JAWA Oleh : Nisya Ayu Ariesta (8) Triningsih Wahyu Kristanti (10) XI Bahasa
  • 2. BUDAYA LOKAL MASYARAKAT BADUY Letak Geografis : Suku baduy terletak di daerah Banten, secara geografis suku Baduy terletak pada koordinat 6°27‟27” – 6°30‟0” LS dan 108°3‟9” – 106°4‟55” BT, suku Baduy bermukim tepatnya di kaki gunung Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak- Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Suhu rata- rata disana adalah 20 °C. Tiga desa utamanya adalah Cikeusik, Cibeo dan Cikertawana.
  • 3. Dilihat dari segi geografisnya memang suku baduy ini jauh dari tempat - tempat umum dan terletak dekat gunung sehingga menyebabkan orang kanekes lebih menutup diri terhadap dunia luar seperti tidak mau belajar baca tulis, mengenal teknologi, dan hanya berpegang teguh terhadap kepercayaan dan adat istiadat yang mereka anut.
  • 4. Orang kanekes dibagi menjadi 2 yaitu orang kanekes dalam dan orang kanekes luar. Orang Kanekes Tangtu (Baduy Dalam) berada diwilayah Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisa gu, Padawaras dan Sirahdayeuh. Sedangkan orang Kanekes Panamping (Baduy Luar) tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisa gu, dan lain sebagainya.
  • 5. Masyarakat Kanekes mempunyai moto “Lojor henteu beunang dipotong, pendek henteu beunang disambung”, mereka menganggap segala hal yang sudah ada di dunia ini tidak boleh diubah dalam bentuk apapun, sehingga mereka tidak menerima kemajuan dalam bentuk apapun.
  • 6. Bahasa : Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah.
  • 7. Agama atau kepercayaan : Agama yang dianut masyarakat Baduy adalah agama Sunda Wiwitan, yakni sebuah kepercayaan yang dianut masyarakat Sunda jaman dahulu yang mendapatkan pengaruh besar dari budaya Hindu. Namun ada juga sebagian masyarakat Baduy Kanekes yang memeluk agama Islam dan Budha.
  • 8. Mata Pencaharian : Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah menjadi petani. Namun seperti semboyan yang dianutnya, mereka menanam secara apa adanya, tidak mengubah atau mengolah tanah. Mereka bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah- buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
  • 9. Ritual : Suku Baduy memiliki hari raya sendiri yaitu Hari Raya Seren Taun, atau disebut juga Kawalu yang lamanya hingga 3 bulan. Saat perayaan Kawalu, pelancong tidak diizinkan masuk hingga Baduy Dalam karena disana digelar upacara adat. Selain itu adapula Tradisi/ Ritual Seba, ritual ini adalah bentuk silaturahim Suku Baduy dengan Kepala Pemerintahan.
  • 10. Terdapat 2 jenis Seba, pertama adalah Seba kecil yaitu dilakukan di lingkungan sendiri tanpa perlu keluar kampung. Kedua, Seba besar yaitu wajib hukumnya untuk melakukan pertemuan dengan pemimpin pemerintahan dengan membawa hasil bumi, terutama laksa (intisari padi hasil panen seluruh masyarakat baduy yang dikeringkan dan disatukan)
  • 11. Tata Cara Pernikahan : Orang Baduy menyebutnya perkawinan sebagai rukun hidup, artinya bahwa perkawinan harus dilakukan agar tidak menyalahi kodratnya sebagai manusia. Sebelum lamaran pertama diajukan, pu‟un/kepala suku harus mengetahui dan menyetujui rencana pernikahan ini. Pu‟un juga ikut menentukan hari yang baik untuk menikah. Dalam setahun, setiap pu‟un hanya bisa menikahkan sampai enam pasang. Jika permintaan pernikahan lebih dari enam pada tahun itu, pasangan yang terakhir harus menunggu tahun berikutnya.
  • 12. Cara Pemakaman: Jenazah Suku Baduy akan dikuburkan di tempat tertentu, setelah 7 hari 7 malam kuburan tersebut dapat digunakan kembali untuk berladang. Oleh sebab itu, kita tidak akan pernah menemukan kuburan di Suku Baduy.
  • 13. Struktur masyarakat : Pemerintahan yang digunakan di Kanekes ada dua macam, yakni sistem adat dan sistem nasional. Setiap Desa di Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang dalam budaya Kanekes disebut jaro pamarentah. Namun dalam sistem adat, seluruh masyarakat Baduy dipimpin oleh seorang pemimpin adat tertinggi yang disebut sebagai pu‟un.
  • 14. Jabatan pu‟un tidak dibatasi oleh waktu sehingga jabatan ini ditempati oleh orang yang dianggap memiliki kharisma tinggi sebagai pemimpin serta orang harus memiliki kemampuan untuk bertahan selama mungkin dalam jabatan tersebut. Dibawah pu‟un ada jaro yang secara tidak langsung dapat juga disebut sebagai bawahan pu‟un. Oleh karena itu jika ada acara nasional, yang harus mengikuti acara tersebut bukan pu‟un tapi jaro pamarentah atau kepala desa.
  • 15. BUDAYA LOKAL MASYARAKAT TENGGER Letak Geografis : Luas daerah Tengger kurang lebih 40km dari utara ke selatan dan 20-30 km dari timur ke barat, di atas ketinggian antara 1000 m - 3675 m. Daerah Tengger teletak pada bagian dari empat kabupaten, yaitu : Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Tipe permukaan tanahnya bergunung-gunung dengan tebing-tebing yang curam. Kaldera Tengger adalah lautan pasir yang terluas, terletak pada ketinggian 2300 m, dengan panjang 5-10 km. Kawah Gunung Bromo, dengan ketinggian 2392 m, dan masih aktif. Di sebelah selatan menjulang puncak Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 m.
  • 16. Agama atau kepercayaan : Masyarakat Suku Tengger menganut empat agama, yaitu Hindu, Islam, Kristen dan Budha. Namun sistem religi masyarakat Tengger di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo mayoritas beragama Hindu.
  • 17. Mata Pencaharian : Warga Tengger pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani sayuran karena kesuburan tanahnya yang tak lepas dari 2 gunung yang masih aktif. Hasil pertanian dari Suku Tengger terkenal dengan kualitasnya yang tahan lama dibandingkan hasil pertanian daerah lain. Selain bertani, ada sebagian masyarakat Suku Tengger yang berprofesi menjadi pemandu wisatawan di Bromo dan juga sebagian menjadi supir jeep.
  • 18. Ritual : Kasada Kasada merupakan perayaan terbesar dan merupakan hari raya khusus masyarakat Tengger. Upacara kasada diperingati pada bulan ke 12 dalam kalender Jawa. Tujuan dari kasada adalah untuk sedekah bumi yaitu hasil pertanian dan peternakan. Fungsi dari upacara tersebut adalah untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Waktu pelaksanaan Kasada dimulai jam 12 malam. Upacara Kasada juga disebut sebagai Upacara labuh Sesaji.
  • 19. Upacara Galungan Merupakan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Tengger dengan cara membawa berbagai macam makanan yang kemudian dibawa ke Sanggar dan bersembahyang bersama, setelah itu makanan tersebut dimakan bersama. Upacara Kuningan Kuningan sejenis upacara sembahyang hari besar sebelum kasada. Yang bertujuan untuk menyelamati warga. Biasanya dilaksanakan pada Rabu Agung. Upacara Karo Upacara tersebut biasanya dilaksanakan pada hari lebaran, yang tujuanya bersilaturahmi dengan tetangga dan agar manusia kembali pada kesucian untuk memperingati Sang Hyang Widhi. Upacara ini disebut juga satya yoga, di lakukan setahun sekali selama 120 hari. Upacara Sadoran Dilakukan untuk memperingati kelahiran manusia dahulu kala. Dalam upacara ini terdapat prosesi pemanggilan roh-roh halus.
  • 20. Prosesi Kelahiran atau Sesayut Dalam masyarakat Tengger ada beberapa prosesi yang hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, diantaranya adalah 7 bulanan yaitu selamatan yang diadakan ketika usia kandungan berumur 7 bulan. Selain itu ketika bayi berusia 44 hari maka dilaksanakan acara lek-lekan (adat Jawa) berupa nasi tumpeng. Setelah itu upacara Turun Tanah atau biasa disebut “Ngrosoki”. Ketika bayi beranjak dewasa diadakan Selamatan yang disebut “Indung”. Ada juga upacara “Potong-Tugel Kuncung” yaitu prosesi potong rambut seperti halnya pada sinkretisme masyarakat Jawa.
  • 21. Perkawinan Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan tercapainya suatu pernikahan. Yang pertama adalah menanyakan hari dan tanggal kepada kepala desa, dilakukan mempelai pria. Yang kedua mencocokan tanggal dan hari kepada dukun adat untuk disesuakan dengan weton Jawa. Yang ketiga lamaran dilakukan oleh orang tua pria. Tata cara perkawinan ada dua yaitu pawilahan atau ijab Kabul. Yang kedua Walagara, atau temu manten. Upacara perkawinan ini biasanya disebut dengan upacara Praswata Gara.
  • 22. Kematian Masyarakat tengger mempunyai kawasan dengan agama Islam di Jawa yaitu dimakamkan dengan mengenakan kain kafan tetapi dengan badan menghadap ke atas atau terlentang dengan kepala diposisi selatan menghadap kawah Gunung Bromo. Sesudah dimakamkan dibuatkan boneka yang terbuat dari daun-daun tertentu dan pelepah pisang kemudian dibakar di Danyang atau pepunden. Adapun tujuanya yaitu untuk penghapusan dosa.
  • 23. Struktur masyarakat : Struktur masyarakat Tengger bersifat abstrak. Mereka memiliki keunikan pola kehidupan sosial budaya terkait dengan perilaku positif masyarakatnya dalam tindakan pemanfaatan ruang dan adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Pola kehidupan sosial budaya masyarakat Suku Tengger bersumber dari nilai budaya, religi dan adat-istiadat setempat yang kemudian membentuk nilai-nilai kearifan lokal, salah satunya dalam pemanfaatan ruang dan upaya pemeliharaan lingkungan.
  • 24. BUDAYA LOKAL MASYARAKAT JAWA Letak geografis : Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Letak geografis pulau jawa 132.000 km², berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
  • 25. Bahasa : Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Kehidupan keagamaan/kepercayaan : Orang Jawa sebagian besar menganut agama Islam. Ada juga yang menganut agama Protestan, Katolik, Budha dan Hindu. Tapi ada orang suku jawa yang mempercayai agama Kejawen. Kejawen merupakan sebuah kepercayaan yang dianut di pulai Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa.
  • 26. Mata pencaharian : Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi pegawai negeri sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat eksekutif, pejabat legislatif, pejabat kementerian dan militer. Orang Jawa adalah etnis paling banyak di dunia artis dan model. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh kasar dan pembantu rumah tangga.
  • 27. Adat Istiadat atau Kebiasaan : Selapanan Selapanan, yaitu upacara pemberian nama pada bayi yang baru lahir. Upacara itu diadakan pada hari ke-35 setelah kelahirannya. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi. Tedhak Siten Tedhak Siten, upacara ini diperuntukkan bagi bayi yang berusia antara 5-6 bulan pada saat pertama kali turun ke tanah.
  • 28. Pernikahan : Serah-Serahan Dalam kesempatan ini pihak keluarga calon mempelai putra menyerahkan barang-barang tertentu kepada calon mempelai putri. Pingitan Saat-saat menjelang perkawinan, bagi calon mempelai putri dilakukan 'pingitan„ selama lima atau hanya cukup tiga hari saja. Selama itu calon mempelai putri dilarang keluar rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon mempelai putra. Pasang Bleketepe/ Tarup Diawali dengan pemasangan 'bleketepe' (anyaman daun kelapa) yang dilakukan oleh orangtua calon mempelai putri, yang ditandai pula dengan pengadaan sesajen. Siraman Makna upacara ini, secara simbolis merupakan persiapan dan pembersihan diri lahir batin kedua calon mempelai yang dilakukan dirumah masing-masing. Juga merupakan media permohonan doa restu dari para pinisepuh.
  • 29. Paes/ Ngerik Paes pada tahap 'ngalub-alubi' (pendahuluan), sebagai lambang upaya memperindah diri secara lahir dan batin. Dodol Dawet Dalam upacara ini, ibu calon mempelai putri bertindak sebagai penjual dawet, didampingi dan dipayungi oleh bapak calon mempelai putri. Keluarga dan kerabat adalah pembeli dengan pembayaran 'kreweng' (pecahan genteng) Midodareni Ini adalah malam terakhir bagi kedua calon mempelai sebagai bujang dan dara sebelum melangsungkan pernikahan keesokan harinya. Pernikahan Pernikahan, merupakan upacara puncak yang dilakukan menurut keyakinan agama si calon mempelai. Panggih (Temu) Panggih' atau 'temu' adalah dipertemukannya mempelai putri dan mempelai putra.
  • 30. Pemakaman : Tradisi Mendhak Upacara tradisional ini dilaksanakan tiga kali dalam seribu hari setelah hari kematian. Pertama disebut Mendhak Pisan, upacara untuk memperingati satu tahun kematian (365 hari). Kedua disebut Mendhak Pindho sebagai upacara peringatan dua tahun kematian. Ketiga disebut sebagai Mendhak Telu atau Pungkasan atau Nyewu Dina, yang dilaksanakan pada hari ke seribu setelah kematian. Kematian surtanah Tradisi ini bertujuan agar arwah atau roh orang mati mendapat tempat yang layak di sisi Sang Maujud Agung. Upacara nyewu dina Inti dari upacara ini memohon pengampunan kepada Tuhan. Upacara Brobosan Upacara Brobosan ini bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia. Upacara Brobosan diselenggarakan di halaman rumah orang yang meninggal, sebelum dimakamkan, dan dipimpin oleh anggota keluarga yang paling tua.
  • 31. Struktur masyarakat : Pada dasarnya, struktur masyarakat Jawa terbagi dalam 4 masa, antara lain yakni feodalisme, kolonialisme, kemerdekaan, dan kekinian. Masing-masing bagian memiliki karakteristik berbeda yang membahas mengenai system masyarakat yang ada di dalamnya. Feodalisme merupakan suatu masa, dimana pada saat itu raja ditetapkan sebagai pemilik kekuasaan tertinggi.
  • 32. Pada masa kolonial, terdapat pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial, antara lain yakni Eropa yang terdiri dari golongan para penjajah dan cenderung memiliki kekuasaan tertinggi. Yang kedua adalah kelompok Timur Asing yang terdiri dari para pedagang dari bangsa Arab dan bangsa China, kelompok ini merupakan kelompok yang memiliki kekuasaan pertengahan. Dan kelompok ketiga yaitu kelompok pribumi, terdiri dari kalangan masyarakat asli Indonesia yang mayoritas merupakan sebagai budak.
  • 33. Pada masa kemerdekaan hingga kini, Indonesia sudah terlepas dari kaum penjajah. Tidak ada pihak yang dominan yang menjadi penguasa, dan tidak ada pula pihak minoritas yang terjajah. Dalam sistem kemasyarakatan mengenai status sosial, dalam masyarakat ini masih berada pada tataran yang wajar.
  • 34. BUDAYA LOKAL MASYARAKAT SUNDA Letak geografis : Suku Sunda berdiam di wilayah Jawa Barat dengan luas 46.300 km. Wilayah Jawa Barat ini sering di sebut tanah Pasundan atau Tatar Sunda. Daerahnya berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Selat Sunda di sebelah barat dan Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur.
  • 35. Bahasa : Suku Sunda memakai bahasa Sunda sebagai alat komunikasi. Bahasa Sunda menunjukkan tingkatan-tingkatan yaitu bahasa halus, kasar dan sedang. Di daerah utara, bahasa Sunda sudah banyak yang bercampur dengan bahasa Jawa, demikian pula di daerah perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
  • 36. Mata pencaharian : Mata pencaharian utama masyarakat Sunda adalah bertani. Perkebunan banyak terdapat di daerah ini karena tanahnya subur dan iklimnya yang menguntungkan. Di daerah ini terdapat perkebunan teh, karet, tebu dan kelapa sawit. Selain pertanian dan perkebunan, masyarakatnya juga berdagang.
  • 37. Adat Istiadat atau Kebiasaan : Kehamilan Upacara kehamilan yang dilakukan :  Upacara satu bulanan  Upacara dua bulanan  Upacara tiga bulanan atau madeking  Upacara lima bulanan  Upacara enam bulanan  Upacara delapan bulanan  Upacara Sembilan bulanan
  • 38. Pernikahan Pertama, tahap Nendeun Omong. Tahap ini adalah pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya jadi utusan pihak pria yang punya rencana mempersunting seorang gadis sunda. Orang tua atau sang utusan datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang gadis akan dilamar. Kedua, tahap Lamaran. Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat.
  • 39. Ketiga, tahap Tunangan. Tahap ini adalah prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis. Keempat, tahap Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain- lain. Kelima, tahap Ngeuyeuk seureuh (opsional, jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah).
  • 40. Keenam, tahap Membuat Lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan. Ketujuh, tahap berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang keluarga. Kedepalan, tahap Upacara Prosesi Pernikahan
  • 41. Upacara Adat Kematian Pada garis besarnya rangkaian upacara adat kematian dapat digambarkan sebagai berikut: memandikan mayat, mengkafani mayat, menyolatkan mayat, menguburkan mayat, menyusur tanah dan tahlilan, yaitu pembacaan do‟a dan zikir kepada Allah swt. Agar arwah orang yang baru meninggal dunia itu diampuni segala dosanya dan diterima amal ibadahnya, juga mendo‟akan agar keluarga yang ditinggalkannya tetap tabah dan beriman dalam menghadapi cobaan. Tahlilan dilaksanakan di rumahnya, biasanya sore/malam hari. Pada hari pertama wafatnya (poena), tiluna (tiga harinya), tujuhna (tujuh harinya), matangpuluh (empat puluh harinya), natus (seratus hari), mendak taun (satu tahunnya), dan newu (seribu harinya).
  • 42. Kehidupan keagamaan/kepercayaan : Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat Suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.