Drama dapat dijadikan objek penelitian bahasa yang dapat dikaji baik secara struktur maupun fungsi. Dialog dalam drama mirip percakapan alami sehingga dapat merepresentasikan penggunaan bahasa sehari-hari. Penelitian bahasa dengan menggunakan pendekatan kualitatif meliputi proses pengumpulan data, reduksi data, pemaparan data, dan penarikan simpulan. Drama dapat dijadikan sumber data untuk meneliti bahasa se
1. DRAMA SEBUAH ALTERNATIF
OBJEK PENELITIAN BAHASA
Nani Sunarni
Abstrak: Dialog dalam drama dapat dijadikan objek
penelitian bahasa yang dapat dikaji dari segi struktur
(internal) maupun fungsi (eksternal).
Penelitian bahasa dengan menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif meliputi proses pengumpulan data,
reduksi data, pemaparan data, triangulasi dan penarikan
simpulan.
Kata kunci: Drama, struktur, fungsi, bahasa, penelitian.
1. Pendahuluan
Dewasa ini manusia sebagai pemilik bahasa berkembang secara
cepat. Begitu pula bahasa berkembang secara dinamis sejalan
perkembangan dinamika sosial masyarakat bahasa tersebut. Hal ini
merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah yang menyebakan
manusia untuk mencari jawabannya. Untuk mencari jawaban di atas,
diperlukan sebuah penelitian. Dengan demikian, seseorang melakukan
penelitian karena yang bersangkutan memiliki kebutuhan (need).
Dalam penelitian bahasa, supaya hasil penelitian diakui
keabsahannya, salah satu syaratnya yaitu penggunaan data yang valid
baik dalam tataran langue maupun parole. Data dalam penelitian bahasa
yaitu bahasa itu sendiri, baik bahasa lisan maupun tulisan.
Drama sebagai salah satu genre sastra yang bercerita lewat percakapan
sebagai gambaran penggunaan bahasa sehari-hari dapat dijadikan sebuah
alternatif data yang baik untuk penelitian bahasa (linguistik). Dialog-
dialog dalam drama Jepang merupakan suatu objek yang dapat dijadikan
data penelitian bahasa baik secara struktur maupun secara fungsi.
2. Drama sebagai Sumber Data
Bahasa dapat diteliti secara struktural atau dengan menggunakan
aliran Formalisme maupun secara pragmatik atau dengan menggunakan
aliran Fungsional atau secara gabungan dengan menggunakan kedua
aliran tersebut. Aliran Fungsional menggunakan data bahasa dalam
Nani Sunarni adalah dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Padjadjaran,
Bandung
61
2. Nani Sunarni, Drama Sebuah Alternatif Objek Penelitian Bahasa 62
tataran sintaksis dengan menganalisis data bahasa secara intrinsik
sedangkan, aliran Fungsional memandang bahasa dari segi linguistik dan
nonlinguistik secara eksternal. Aliran Formalisme menggunakan kalimat
yang merupakan hierarki satuan linguistik terbesar sebagai data. Aliran
Fungsional menggunakan tuturan yang dianggap wacana sebagai data.
Data tersebut salah satunya dapat ditemukan dalam video drama.
Percakapan-percakapan dalam drama merupakan satuan lingual
yang dapat diteliti secara struktur mulai dari kalimat sebagai kajian
sintaksis. Selain itu kalimat terdiri dari unsur-unsur yang lebih kecil yaitu
kata yang dapat dikaji secara morfologis. Mengingat kedua ilmu ini erat
kaitannya dengan makna, maka muncullah penelitian semantik, yaitu
meneliti makna dari kalimat atau kata yang terdapat dalam percakapan
drama tersebut. Kalimat dan kata tidak terlepas dari aksen dan
intonasinya, maka, kajian fonologi dapat diaplikasikan dalam
mendeskripsikan dan menginterpretasikan kedua unsur tersebut.
Sumber data dalam penelitian fungsi, mengacu pada pendapat
Maynard (2004:25) yang menjelaskan bahwa semua data berbentuk
danwa (wacana) yang digunakan untuk tujuan komunikasi, seperti media
masa siaran, komunikasi dalam internet, percakapan, novel, berbagai
tulisan atau karangan dapat dijadikan data dalam penelitian wacana.
Selain itu Fraser (dalam Hashiuchi, 1999:38) menambahkan drama
merupakan genre dalam seni yang menggunakan media bahasa dengan
cara dialog. Dialog dalam drama benar-benar mirip dengan dialog alami
atau dalam bahasa Jepang disebut giji shizen danwa dan dapat dijadikan
objek penelitian analisis wacana. Brown dan Yule (1996:20) menjelaskan
pula bahwa data studi mengenai analisis wacana diambil dari teks tertulis
atau pita rekaman. Soekemi (1996:9) menjelaskan pula data yang
digunakan penganalisis wacana dikumpulkan dari teks tertulis atau
dikumpulkan dari hasil perekaman dengan menggunakan tape recorder
atau video recorder.. Berdasarkan pendapat di atas, data sebagai objek
kajian fungsi merupakan wacana potongan yang berupa tuturan-tuturan
pemeran drama yang mengandung tindak tutur tertentu dari suatu episode
atau fragmen yang terdapat dalam wacana dialog suatu video drama atau
Jdorama.
3. Analisis Data
3. 63
Volume 8 No. 1, Agustus 2008
Miles dan Huberman, 1984:20 menjelaskan bahwa analisis bahasa
dengan menggunakan pendekatan kualitatif meliputi kegiatan koleksi
data, kemudian reduksi data, pemaparan data, dan penarikan simpulan
yang dapat digambarkan seperti berikut:
Koleksi data Pemaparan data
Reduksi data Triangulasi
Simpulan
Gambar 1: Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (1984)
Tahapan pada langkah-langkah koleksi dan analisis data di atas
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Teknik Koleksi Data
Langkah awal proses koleksi data dilakukan observasi pada
beberapa karya sastra modern atau klasik berupa video drama Jepang.
Observasi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi dan menemukan
drama yang mengandung peristiwa tutur yang dikehendaki.
Video drama yang terkumpul diproses menggunakan metode
simak, yaitu dengan menyimak video drama. Penggunaan metode simak
karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan
menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 90-91), yaitu menyimak
dialog-dialog yang terjadi dalam drama yang dijadikan objek penelitian.
Dalam penyimakan, peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan
bahasa yang terdapat dalam dialog. Oleh karena itu, metode simak yang
digunakan yaitu metode simak bebas libat cakap. Teknik dasar dari
metode simak yang digunakan, dalam penelitian ini adalah teknik sadap
dan teknik catat. Teknik sadap dilakukan dengan cara menyimak dan
menyadap pembicaraan atau penggunaan bahasa yang terdapat dalam
dialog drama. Dalam menyimak dan menyadap pembicaraan yang ada
4. Nani Sunarni, Drama Sebuah Alternatif Objek Penelitian Bahasa 64
dalam segmen-segmen video drama diikuti pula dengan teknik catat,
yaitu mencatat waktu peristiwa tutur yang ada dalam video drama.
Setelah mendapatkan fragmen dari drama yang mengandung
dialog peristiwa tutur yang dikehendaki, dilakukan pemotongan dengan
menggunakan teknik cutting. Teknik ini digunakan untuk memotong
video drama yang akan dijadikan data. Tata cara pemotongan dilakukan
dengan melakukan segmentasi video drama yang memenuhi kriteria
penelitian. Segmentasi ini dilakukan karena data fragmen video tadi di
dalamnya masih terdapat berbagai dialog yang mendukung fragmen.
Segmentasi yang dilakukan adalah segmentasi untuk mengambil kalimat
dari peristiwa tutur.
Tuturan-tuturan yang terdapat dalam peristiwa tutur yang terdapat
dalam segmen-segmen video drama yang akan dijadikan data ini lalu
ditranskripsikan. Bahasa yang memiliki huruf khusus seperti bahasa
Jepang, dalam proses penerjemahan untuk memberikan pemahaman yang
lebih baik perlu dilakukan transliterasi aksara, yaitu dengan transkripsi
ortografis atau alih tulis dalam bahasa Jepang disebut mojika. Proses
transkripsi pertama kali menggunakan huruf Jepang yang terdiri dari
kanji, hiragana, dan katakana (kana majiri).
Setelah melalui pentranskripsian, untuk mendapatkan data yang
sahih dilakukan trianggulasi data. Setelah data ditranskripsi, selanjutnya
dilakukan alih bahasa (transliterasi) dari bahasa Jepang sebagai bahasa
sumber (BSU) ke bahasa sasaran (BSA) bahasa Indonesia. Dalam proses
menerjemahkan data penelitian ini, pertama kali dilakukan penerjemahan
secara harafiah. Terjemahan ini merupakan glos kata masing-masing
yang menjadi pembentuk kalimat atau wacana tersebut. Selanjutnya, data
di atas diterjemahkan secara bebas-terikat konteks yang menitikberatkan
pada bahasa sasaran. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan supaya hasil
terjemahan tersebut komunikatif. Untuk mendapatkan kesahihan hasil
terjemahan, dilakukan triangulasi dengan cara pemeriksaan dan
pengecekan.
Selanjutnya untuk memudahkan analisis dan mengetahui
hubungan tuturan antara penutur dan petutur, tuturan dalam wacana
dialog dibubuhi pelambangan atau penomoran yang disebut coding
(kigouka 記 号 化 ). Keseluruhan alur proses pengumpulan data yang
bersumber dari video drama dapat divisualkan sebagai berikut.
5. 65
Volume 8 No. 1, Agustus 2008
DRAMA
METODE SIMAK
TEKNIK SADAP TEKNIK CATAT
TEKNIK CUTTING
TRANSLITERASI ALIH
AKSARA HURUF JEPANG
(KANA MAJIRI)
TRIANGULASI 1
EDIT
TRIANGULASI 2
TRANSLITERASI ALIH
AKSARA HURUF LATIN
TRANSLITERASI ALIH
BAHASA
TRIANGULASI 3
PENGODEAN
DATA
Gambar 2: Alur Proses Pengumpulan Data
6. Nani Sunarni, Drama Sebuah Alternatif Objek Penelitian Bahasa 66
2. Triangulasi (Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data)
Untuk mendapatkan kesahihan hasil sebuah penelitian, pertama
kali sebelum menentukan dan memutuskan analisis data, dilakukan
pemeriksaan kesahihan untuk mengetahui kebenaran dan keakuratan data
yang diperoleh dalam penelitian ini. Sunarto (2001:50-51) menjelaskan
bahwa triangulasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Triangulasi sumber, digunakan untuk menguji derajat ketepatan
dan kelengkapan data.
b. Triangulasi personal (informan), digunakan untuk menguji atau
mengecek derajat keakuratan atau kesahihan data.
c. Triangulasi teori, digunakan untuk menguji atau mengecek derajat
kepercayaan temuan atau hasil penelitian.
d. Triangulasi metode digunakan untuk menguji atau mengecek
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian.
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber yang dilakukan dengan cara mengecek, mengevaluasi, dan
mendiskusikan data dengan penutur asli dan pembimbing. Dalam
penelitian ini, data sebagai bahan baku sangat penting untuk diakui
derajat ketepatan dan kelengkapannya. Triangulasi data dilakukan sejak
waktu pengumpulan data sampai analisis data dilakukan. Triangulasi
pertama dilakukan setelah transkripsi atau alih tulis ke dalam tulisan
Jepang. Triangulasi tahap pertama ini dilakukan dengan cara mengecek
dan mendiskusikan data hasil transkripsi dengan data mentah berupa
potongan fragmen video drama. Langkah-langkah triangulasi ini pertama
dievaluasi kesesuaian peristiwa tutur dengan tema penelitian. Selanjutnya
dilakukan pengecekan terhadap kesesuaian tuturan sebelum proses
pengeditan.
Triangulasi data tahap kedua dilakukan seperti tahap pertama.
Triangulasi tahap ketiga dilakukan sebelum proses pengodean. Dan
triangulasi tahap selanjutnya dilakukan pula pada waktu menganalisis
data. Triangulasi pada saat ini, dapat dijadikan tolok ukur kesahihan data
karena mampu menemukan hal-hal yang dapat mencapai kebenaran
hasil. Yang dimaksud hal-hal tersebut, berasal dari ketidaksesuaian data
7. 67
Volume 8 No. 1, Agustus 2008
dengan hasil analisis. Pada waktu penganalisisan data selain dilakukan
triangulasi untuk mendapatkan ketepatan peristiwa tutur dan tuturan
penolakan dilakukan pula triangulasi yang berkaitan dengan emosi
petutur pada waktu menyampaikan tuturan. Triangulasi ini dilakukan
dengan cara mengecek tuturan penolakan dengan kondisi petutur dalam
potongan video drama .
3. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi data yang sudah
terkoleksi. Kegiatan ini bertujuan menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara demikian rupa hingga simpulan-simpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasi.
Dalam proses ini, data dapat dipilih sesuai tema penelitian.
Misalnya, dibatasi pada data verbal yang memiliki situasi formal atau
situasi nonformal.
4. Pemaparan Data
Kegiatan pada tahap ini adalah kegiatan-kegiatan analisis dalam
bentuk mengorganisasi dan menyusun data menjadi informasi bermakna
ke arah simpulan penelitian. Dalam pemaparan data Hashiuchi (1999:19)
menjelaskan bahwa teknis analisis wacana dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu: mulai dari struktur ke fungsi atau dari fungsi ke struktur.
Sebagai alternatif analisis data secara struktur dapat didekati
secara linguistik yang meliputi kajian struktur dan makna. Alternatif ke
dua dengan pendekatan pragmalinguistik, sedangkan alternatif ke tiga
analisis secara fungsi yang didekati secara sosiopragmatik (Leech,
1991:11).
Pendekatan struktur melihat data sebagai kalimat yang terdiri dari
unsur-unsur pembentuknya yang tersusun secara formal dengan memiliki
makna tertentu. Pendekatan pragmalinguistik memfokuskan pada
penganalisisan penggunaan bahasa yang berhubungan dengan tata
bahasa.
Kajian sosiopragmatik merupakan penelitian yang difokuskan
pada penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan sosiologi khususnya
sosiolinguistik. Penelitian ini diaplikasikan dalam mengkaji data dari segi
8. Nani Sunarni, Drama Sebuah Alternatif Objek Penelitian Bahasa 68
nonbahasa. Jadi, bagaimana mekanisme pragmatik yang terdapat dalam
data yang berupa wacana dialog tuturan penolakan.
Di bawah ini disinggung salah satu alternatif kegiatan analisis
data berdasarkan keterkaitan ilmu dalam penelitian dengan pendekatan
pragmatik. Wacana sebagai satuan linguistik terbesar memiliki struktur.
Struktur dianalisis secara internal linguistik yang berkaitan dengan
sintaksis. Salah satu faktor pembentuk wacana yaitu adanya bahasa yang
digunakan secara fenomena sosial. Hal ini erat kaitannya dengan
sosiolinguistik, yaitu bagaimana bahasa digunakan oleh masyarakat
Jepang. Untuk mengetahui makna dari tuturan-tuturan penolakan dari
wacana dialog ini, dilihat makna berdasarkan konteks. Hal ini erat
kaitannya dengan pragmatik. Keterkaitan antara ilmu-ilmu yang
diaplikasikan dalam penelitian di atas, maka data (wacana) dialog
dianalisis secara pragmalinguistik yaitu analisis wacana yang berkaitan
dengan linguistik dan sosiopragmatik yaitu analisis tentang keteraturan
secara sosial beroperasi dalam masyarakat Jepang. Analisis pragmatik
wacana dialog memerlukan kajian metalinguistik dan psikolinguistik.
Tuturan dalam sebuah dialog sangat ditentukan oleh kondisi baik
yang berasal dari penutur maupun dari luar. Oleh karena itu, tahapan
untuk mengkaji makna tuturan penolakan dalam wacana dialog ini
didukung oleh psikolinguistik dan neurolinguistik yang akan
mempengaruhi intonasi dari tuturan tersebut. Keterkaitan ilmu ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
WACANA DIALOG SOSIOLINGUISTIK
Pragmalinguistik SINTAKSI
PRAGMATIK S
sosiopragmatik
Psikolinguistik (emosi) Fonologi (intonasi)
Gambar 3. Teknik Analisis Pragmatik
(Modifikasi dari Hashiuchi, 1999:4)
5. Simpulan
9. 69
Volume 8 No. 1, Agustus 2008
Setiap kegiatan analisis data menggunakan pendekatan daur ulang
atau cyclical (Sunarto, 1997:13). Hal ini dilakukan guna mendalami,
memahami, memverifikasi analisis data sesuai keperluan. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk menemukan inti berbagai informasi yang
berhasil dijaring yang mengarah ke penemuan akhir yang relevan dengan
permasalahan penelitian yang sejak awal dikaji.
Drama sebagai sebuah gambaran kehidupan masyarakat bahasa
(Jepang) yang bercerita melalui percakapan. Percakapan-percakan
tersebut merupakan bahasa alami yang baik untuk dijadikan data dalam
penelitian bahasa baik secara struktur maupun fungsi.
Daftar Pustaka
Alwasilah, A.Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Brown and Yule. 1993. Discourse Analysis. New York: Cambridge Univ.
Press.
Hashiuchi, Takeshi. 1999. Deisukousu-Danwa no Orinasu Sekai. Tokyo:
Kuroshio.
Muhadjir, Noeng.2000. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta:Rake Sarasin.
Wooffitt, Robin. 2005. Conversation Analysis and Discourse Analysis.
London : SAGE Publications
Yule, George. 1995. Pragmatics. New York : Oxford University Press.