SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
                        NOMOR 21 TAHUN 2007

                                  TENTANG

  PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH, PENGANGGARAN DAN
 PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL
     PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SERTA TATA CARA
 PENGEMBALIAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF DAN DANA OPERASIONAL

                DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                          MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang   : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14A ayat (6), Pasal 24E dan
              Pasal 29A ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
              Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
              Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
              terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007, perlu
              menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengelompokan
              Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban
              Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan
              Perwakilan Rakyat Daerah serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan
              Komunikasi Intensif dan Dana Operasional;

Mengingat   : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
                 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125,
                 Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437),
                 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
                 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
                 Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-
                 Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
                 Undang-Undang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005
                 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
                 4548);
             2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
                Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
                Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004
                Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
                4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
                Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara
                Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran
                Negara Republik lndonesia Nomor 4712);
             3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
                Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005
                Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
                4578);
             4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang
                Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
             5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
                Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Memperhatikan : Surat Menteri Keuangan Nomor : S-143/MK.07/2007 tanggal 30 Maret
                2007 dan Nomor S-173/MK.07/2007 tanggal 23 April 2007 Hal
                Penyampaian Masukan atas Rancangan Peraturan Menteri Dalam
                Negeri tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah,
                Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja
                Penunjang Operasional Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
                serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana
                Operasional;

                                  MEMUTUSKAN:

Menetapkan     : PERATURAN     MENTERI   DALAM   NEGERI  TENTANG
                 PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH,
                 PENGANGGARAN        DAN      PERTANGGUNGJAWABAN
                 PENGGUNAAN     BELANJA   PENUNJANG   OPERASIONAL
                 PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SERTA
                 TATA CARA PENGEMBALIAN TUNJANGAN KOMUNIKASI
                 INTENSIF DAN DANA OPERASIONAL.


                                     BAB I
                                KETENTUAN UMUM

                                       Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DPRD
   sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang
   Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
   Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Pimpinan DPRD adalah ketua dan wakil-wakil ketua DPRD.
3. Anggota DPRD adalah mereka yang diresmikan keanggotaannya sebagai Anggota
   DPRD dan telah mengucapkan sumpah/janji berdasarkan ketentuan peraturan
   perundang-undangan.
4. Daerah adalah provinsi dan kabupaten/kota.
5. Tunjangan Komunikasi Intensif yang selanjutnya disingkat TKI adalah uang yang
   diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD setiap bulan dalam rangka mendorong
   peningkatan kinerja Pimpinan dan Anggota DPRD.
6. Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD yang selanjutnya disebut BPO
   Pimpinan DPRD adalah dana yang disediakan bagi Pimpinan DPRD setiap bulan untuk
   menunjang kegiatan operasional yang berkaitan dengan representasi, pelayanan, dan
   kebutuhan lain guna melancarkan pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD sehari-hari.
7. Kelompok kemampuan keuangan daerah adalah klasifikasi/klaster suatu daerah untuk
   menentukan kelompok kemampuan keuangan daerah tertentu yang ditetapkan dengan
   formula sebagai dasar penghitungan besaran Tunjanga Komunikasi Intensif dan
   Belanja Penunjang Operasional Pimpinan pada setiap klaster.
8. Penganggaran adalah rencana keuangan tahunan yang digunakan untuk mendanai
   kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan dan Anggota DPRD sesuai dengan tujuan
   yang ditetapkan dan didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi dan efektifitas
   alokasi dana.
9. Pertanggungjawaban adalah laporan yang memuat pengelolaan sumber daya yang
   digunakan untuk kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD sesuai dengan tujuan
   yang ditetapkan secara periodik.


                                BAB II
               PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

                                        Pasal 2
Kemampuan keuangan daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu:
a. tinggi;
b, sedang; dan
c. rendah.

                                        Pasal 3
(1) Penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam
   Pasal 2 dihitung dengan menggunakan formula kemampuan keuangan daerah sama
   dengan pendapatan umum daerah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah
   (PNSD).
(2) Pendapatan umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
    pendapatan asli daerah ditambah dana bagi hasil dan dana alokasi umum.
(3) Belanja PNSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas gaji dan tunjangan
    Pegawai Negeri Sipil Daerah yang meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan
    jabatan, tunjangan beras, dan tunjangan pajak penghasilan (PPh Pasal 21).

                                        Pasal 4
(1) Data yang digunakan sebagai dasar penghitungan kemampuan keuangan daerah
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja
    Daerah (APBD) Induk tahun anggaran berjalan/berkenaan.
(2) Penghitungan kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

                                        Pasal 5
(1) Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk provinsi, diatur sebagai berikut:
    a. di atas Rp.1.500.000.000.000,00 (satu trilyun lima ratus milyar rupiah)
       dikelompokkan pada kemampuan keuangan daerah tinggi;
    b. antara   Rp.600.000.000.000,00      (enam      ratus    milyar)    sampai   dengan
       Rp.1.500.000.000.000,00 (satu trilyun lima ratus miliar rupiah) dikelompokkan pada
       kemampuan keuangan daerah sedang; dan
    c. di bawah Rp.600.000.000.000,00 (enam ratus milyar) dikelompokkan pada
       kemampuan keuangan daerah rendah.
(2) Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk kabupaten/kota, diatur sebagai
    berikut:
    a. di atas Rp.400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada
        kemampuan keuangan daerah tinggi;
    b. antara    Rp.200.000.000.000,00    (dua   ratus   milyar)    sampai   dengan
        Rp.400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada
        kemampuan keuangan daerah sedang; dan
    c. di bawah Rp.200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) dikelompokkan pada
kemampuan keuangan daerah rendah

                                        Pasal 6
(1) Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok tinggi, Tunjangan
    Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota
    diberikan paling banyak sebesar 3 (tiga) kali uang representasi Ketua DPRD.
(2) Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok sedang, Tunjangan
    Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota
    diberikan paling banyak sebesar 2 (dua) kali uang representasi Ketua DPRD.
(3) Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok rendah, Tunjangan
    Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota
    diberikan paling banyak sebesar 1 (satu) kali uang representasi Ketua DPRD.


                                      Pasal 7
(1) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah tinggi, BPO Pimpinan DPRD
    disediakan paling banyak sebesar 6 (enam) kali uang representasi Ketua DPRD
    ditambah 4 (empat) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil Ketua DPRD.
(2) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang, BPO Pimpinan DPRD
    disediakan paling banyak sebesar 4 (empat) kali uang representasi Ketua DPRD
    ditambah 21/2 (dua seperdua) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil Ketua DPRD.
(3) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah rendah, BPO Pimpinan DPRD
    disediakan paling banyak sebesar 2 (dua) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah
    11/2 (satu seperdua) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil Ketua DPRD.

                                      Pasal 8
Besaran TKI bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dan BPO Pimpinan DPRD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah sesuai
dengan kemampuan APBD.


                             BAB III
     PENGANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA PENUNJANG
                           OPERASIONAL

                                        Pasal 9
(1) Sekretaris DPRD menyusun anggaran BPO Pimpinan DPRD secara kolektif
    berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7.
(2) BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk:
    a. representasi, antara lain menyampaikan berbagai informasi dan permasalahan yang
       ada di masyarakat, melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD kepada
       seluruh Anggota DPRD.
    b. Pelayanan, antara lain untuk pelayanan keamanan dan transportasi.
    c. kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti upacara kenegaraan, upacara
       peringatan hari jadi daerah, pelantikan pejabat daerah, melakukan koordinasi dan
       konsultasi kepada kepala daerah, musyawarah pimpinan daerah, dan tokoh-tokoh
       masyarakat, menjadi juru bicara DPRD dan pemberian bantuan kepada masyarakat/
       kelompok masyarakat yang sifatnya insidental.
Pasal 10
BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dianggarkan dalam Pos
Sekretariat DPRD.

                                      Pasal 11
(1) Sekretaris DPRD menyusun BPO Pimpinan DPRD yang diformulasikan ke dalam
    Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat
    DPRD.
(2) Penganggaran BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan kedalam jenis belanja
    pegawai, obyek belanja penunjang operasional dan rincian obyek belanja penunjang
    operasional Pimpinan DPRD.

                                      Pasal 12
(1) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bertanggung jawab
    atas pengelolaan BPO Pimpinan DPRD.
(2) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mengajukan Surat
    Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) untuk pencairan BPO Pimpinan DPRD sebesar
    1/12 (satu perduabelas) dari pagu 1 (satu) tahun anggaran kepada Bendahara Umum
    Daerah dengan melampirkan:
    a. kuitansi sebagai tanda terima yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/
       Pengguna Barang; dan
    b. pakta integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan DPRD yang menjelaskan
       penggunaan dana akan sesuai dengan peruntukannya.
(3) Pengajuan pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat dilakukan sepanjang
   penggunaan dana yang sudah diterima telah dipertanggungjawabkan

                                      Pasal 13
(1) Dalam rangka pertanggungjawaban BPO Pimpinan DPRD, Pimpinan DPRD wajib
    menandatangani pakta integritas yang menjelaskan penggunaan dana telah sesuai
    dengan peruntukannya.
(2) Pertanggungjawaban penggunaan BPO Pimpinan DPRD dibuktikan dengan laporan
    hasil pelaksanaan tugas yang dilengkapi dengan rincian penggunaan BPO Pimpinan
    DPRD.
(3) Rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
   memuat kegiatan, tujuan, penerima (masyarakat/Kelompok masyarakat) dan waktu
   penggunaan dana yang ditandatangani Pimpinan DPRD.
(4) Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
    disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat tanggal 5
    bulan berikutnya.


                              BAB IV
     TATA CARA PENGEMBALIAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF
     BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD DAN DANA OPERASIONAL
                       BAGI PIMPINAN DPRD

                                     Pasal 14
(1) Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah menerima Tunjangan Komunikasi Intensif dan
   Pimpinan DPRD yang telah menerima Dana Operasional sebagaimana dimaksud
   dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 dan belum mengembalikan
   seluruhnya, harus menyetorkan kembali ke Kas Umum Daerah melalui Sekretaris
   DPRD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa bakti sebagai Anggota
   DPRD periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2009.
(2) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menetapkan jumlah
    pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing Pimpinan dan Anggota DPRD.
(3) Penetapan jumlah pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah
    dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah disetor ke Kas Negara.
(4) Penganggaran dana pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan dana
    Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan pada jenis pendapatan
    Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, obyek pendapatan dari pengembalian,
    rincian obyek pendapatan dari pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21.
(5) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menerima dan
    menyetorkan pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional
    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ke Kas Umum Daerah

                                       Pasal 15
(1) Dalam hal Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
    (1) berhenti antar waktu atau diberhentikan antar waktu sebelum berakhir masa
    baktinya, wajib mengembalikan seluruh Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana
    Operasional paling lambat 1 (satu) bulan setelah yang bersangkutan dinyatakan
    berhenti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal Pimpinan dan Anggota DPRD berhenti antar waktu karena meninggal dunia
    sebelum berakhir masa baktinya, pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan
    Dana Operasional menjadi tanggungjawab ahli warisnya sesuai dengan ketentuan
    peraturan perundang-undangan.

                                       Pasal 16
(1) Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana
    dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) dapat dilakukan dengan cara
    sekaligus/tunai atau diangsur setiap bulan.
(2) Pengembalian dengan cara sekaligus/tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dilakukan pada awal periode pengembalian atau dapat dilakukan pelunasan terhadap
    sisa angsuran.
(3) Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana
    dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhitung mulai tanggal 1 April 2007.
(4) Pimpinan dan Anggota DPRD yang mengembalikan Tunjangan Komunikasi intensif dan
    Dana Operasional secara diangsur dilakukan dengan pemotongan penghasilan
    Pimpinan dan Anggota DPRD yang bersangkutan oleh Sekertaris DPRD.
(5) Besarnya pemotongan penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana
    dimaksud pada ayat (4) setiap bulan sejumlah pengembalian dibagi jumlah bulan hingga
    1 (satu) bulan sebelum berakhir masa baktinya.

                                       Pasal 17
(1) Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah disetor ke Kas Negara oleh masing-masing
    Pimpinan dan Anggota DPRD menjdi piutang daerah yang harus dikembalikan ke Kkas
    Umu Daerah.
(2) Cara pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui konpensasi
    pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


                                       BAB V
                                 KETENTUAN PENUTUP

                                         Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

                                                    Ditetapkan di Jakarta
                                                    pada tanggal 30 April 2007

                                                    MENTERI DALAM NEGERI a.i,

                                                                  ttd

                                                               WIDODO AS.

Contenu connexe

Tendances

Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Winarto Winartoap
 
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
dena sundari alief
 
2012 Perda parpol
2012 Perda parpol2012 Perda parpol
2012 Perda parpol
PA_Klaten
 

Tendances (20)

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana PerimbanganPeraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
 
138
138138
138
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DA...
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
 
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan KehakimanMakalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
 
Peraturan petinggi standarisasi honor kegiatan
Peraturan petinggi standarisasi honor kegiatanPeraturan petinggi standarisasi honor kegiatan
Peraturan petinggi standarisasi honor kegiatan
 
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususUndang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
 
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
 
Undang-undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Undang-undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa KeuanganUndang-undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Undang-undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
 
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
Implementasi pemerintah daerah uu 12 tahun 2008
 
2012 Perda parpol
2012 Perda parpol2012 Perda parpol
2012 Perda parpol
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 

En vedette

Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)
Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)
Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)
M. Adli
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Dadang DjokoKaryanto
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Marobo United
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
komar_adi
 
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahPermendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
GusTi Ani
 

En vedette (17)

Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
 
Fungsi dprd slide
Fungsi dprd slideFungsi dprd slide
Fungsi dprd slide
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
 
Optimalisasi Peran Badan Legislasi dalam Meningkatkan Kinerja DPRD Serta Peng...
Optimalisasi Peran Badan Legislasi dalam Meningkatkan Kinerja DPRD Serta Peng...Optimalisasi Peran Badan Legislasi dalam Meningkatkan Kinerja DPRD Serta Peng...
Optimalisasi Peran Badan Legislasi dalam Meningkatkan Kinerja DPRD Serta Peng...
 
Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)
Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)
Laporan Reses 26 OKTOBER s.d 18 NOVEMBER 2012 (Lampiran I)
 
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Analisis Standar Belanja
Analisis Standar BelanjaAnalisis Standar Belanja
Analisis Standar Belanja
 
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Peranan DPRD dalam Percepatan Pembangunan Daerah
Peranan DPRD dalam Percepatan Pembangunan DaerahPeranan DPRD dalam Percepatan Pembangunan Daerah
Peranan DPRD dalam Percepatan Pembangunan Daerah
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...
 
Berfikir, Bersikap, dan Berbicara untuk Membangun Karakter Positif
Berfikir, Bersikap, dan Berbicara untuk Membangun Karakter PositifBerfikir, Bersikap, dan Berbicara untuk Membangun Karakter Positif
Berfikir, Bersikap, dan Berbicara untuk Membangun Karakter Positif
 
Lki perjalanan dinas baru 2015
Lki perjalanan dinas baru 2015Lki perjalanan dinas baru 2015
Lki perjalanan dinas baru 2015
 
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahPermendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerah
 

Similaire à Permen no.21 2007 didalamnya mengatur kedudukan keuangan dprd

Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
ppbkab
 
2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng
PA_Klaten
 
Peraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibah
Peraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibahPeraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibah
Peraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibah
ppbkab
 
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
Dodi Palowan
 
Pedoman pokmas 2014 cetak kecil
Pedoman pokmas 2014 cetak kecilPedoman pokmas 2014 cetak kecil
Pedoman pokmas 2014 cetak kecil
Aditya Prima
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
Medan Comonity
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Ismed Nur
 

Similaire à Permen no.21 2007 didalamnya mengatur kedudukan keuangan dprd (20)

Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
 
Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007
 
2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibahNo. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
No. 4 Tentang pedoman umum penyaluran bantuan hibah
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
 
Peraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibah
Peraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibahPeraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibah
Peraturan bupati-no.-4-ttg-pedoman-umum-penyaluran-bantuan-hibah
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf
 
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
 
Pedoman pokmas 2014 cetak kecil
Pedoman pokmas 2014 cetak kecilPedoman pokmas 2014 cetak kecil
Pedoman pokmas 2014 cetak kecil
 
Permen No.59-2007.pdf
Permen No.59-2007.pdfPermen No.59-2007.pdf
Permen No.59-2007.pdf
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN D...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN D... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN D...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN D...
 
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialNo. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Permen no.37 2010
Permen no.37 2010Permen no.37 2010
Permen no.37 2010
 
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
Peraturan menteri dalam negeri no.37 tahun 2010
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
 
Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011
 
Perbup No 3 Tahun 2018
Perbup No 3 Tahun 2018Perbup No 3 Tahun 2018
Perbup No 3 Tahun 2018
 

Permen no.21 2007 didalamnya mengatur kedudukan keuangan dprd

  • 1. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH, PENGANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SERTA TATA CARA PENGEMBALIAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF DAN DANA OPERASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14A ayat (6), Pasal 24E dan Pasal 29A ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4548); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4712); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4578); 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
  • 2. Memperhatikan : Surat Menteri Keuangan Nomor : S-143/MK.07/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan Nomor S-173/MK.07/2007 tanggal 23 April 2007 Hal Penyampaian Masukan atas Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH, PENGANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SERTA TATA CARA PENGEMBALIAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF DAN DANA OPERASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DPRD sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2. Pimpinan DPRD adalah ketua dan wakil-wakil ketua DPRD. 3. Anggota DPRD adalah mereka yang diresmikan keanggotaannya sebagai Anggota DPRD dan telah mengucapkan sumpah/janji berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Daerah adalah provinsi dan kabupaten/kota. 5. Tunjangan Komunikasi Intensif yang selanjutnya disingkat TKI adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD setiap bulan dalam rangka mendorong peningkatan kinerja Pimpinan dan Anggota DPRD. 6. Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD yang selanjutnya disebut BPO Pimpinan DPRD adalah dana yang disediakan bagi Pimpinan DPRD setiap bulan untuk menunjang kegiatan operasional yang berkaitan dengan representasi, pelayanan, dan kebutuhan lain guna melancarkan pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD sehari-hari. 7. Kelompok kemampuan keuangan daerah adalah klasifikasi/klaster suatu daerah untuk menentukan kelompok kemampuan keuangan daerah tertentu yang ditetapkan dengan formula sebagai dasar penghitungan besaran Tunjanga Komunikasi Intensif dan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan pada setiap klaster. 8. Penganggaran adalah rencana keuangan tahunan yang digunakan untuk mendanai kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan dan Anggota DPRD sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi dan efektifitas alokasi dana.
  • 3. 9. Pertanggungjawaban adalah laporan yang memuat pengelolaan sumber daya yang digunakan untuk kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD sesuai dengan tujuan yang ditetapkan secara periodik. BAB II PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH Pasal 2 Kemampuan keuangan daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu: a. tinggi; b, sedang; dan c. rendah. Pasal 3 (1) Penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dihitung dengan menggunakan formula kemampuan keuangan daerah sama dengan pendapatan umum daerah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD). (2) Pendapatan umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pendapatan asli daerah ditambah dana bagi hasil dan dana alokasi umum. (3) Belanja PNSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras, dan tunjangan pajak penghasilan (PPh Pasal 21). Pasal 4 (1) Data yang digunakan sebagai dasar penghitungan kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Induk tahun anggaran berjalan/berkenaan. (2) Penghitungan kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Pasal 5 (1) Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk provinsi, diatur sebagai berikut: a. di atas Rp.1.500.000.000.000,00 (satu trilyun lima ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada kemampuan keuangan daerah tinggi; b. antara Rp.600.000.000.000,00 (enam ratus milyar) sampai dengan Rp.1.500.000.000.000,00 (satu trilyun lima ratus miliar rupiah) dikelompokkan pada kemampuan keuangan daerah sedang; dan c. di bawah Rp.600.000.000.000,00 (enam ratus milyar) dikelompokkan pada kemampuan keuangan daerah rendah. (2) Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk kabupaten/kota, diatur sebagai berikut: a. di atas Rp.400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada kemampuan keuangan daerah tinggi; b. antara Rp.200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) sampai dengan Rp.400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada kemampuan keuangan daerah sedang; dan c. di bawah Rp.200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) dikelompokkan pada
  • 4. kemampuan keuangan daerah rendah Pasal 6 (1) Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok tinggi, Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota diberikan paling banyak sebesar 3 (tiga) kali uang representasi Ketua DPRD. (2) Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok sedang, Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota diberikan paling banyak sebesar 2 (dua) kali uang representasi Ketua DPRD. (3) Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok rendah, Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota diberikan paling banyak sebesar 1 (satu) kali uang representasi Ketua DPRD. Pasal 7 (1) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah tinggi, BPO Pimpinan DPRD disediakan paling banyak sebesar 6 (enam) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 4 (empat) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil Ketua DPRD. (2) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang, BPO Pimpinan DPRD disediakan paling banyak sebesar 4 (empat) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 21/2 (dua seperdua) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil Ketua DPRD. (3) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah rendah, BPO Pimpinan DPRD disediakan paling banyak sebesar 2 (dua) kali uang representasi Ketua DPRD ditambah 11/2 (satu seperdua) kali jumlah uang representasi seluruh Wakil Ketua DPRD. Pasal 8 Besaran TKI bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dan BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah sesuai dengan kemampuan APBD. BAB III PENGANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL Pasal 9 (1) Sekretaris DPRD menyusun anggaran BPO Pimpinan DPRD secara kolektif berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7. (2) BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk: a. representasi, antara lain menyampaikan berbagai informasi dan permasalahan yang ada di masyarakat, melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD kepada seluruh Anggota DPRD. b. Pelayanan, antara lain untuk pelayanan keamanan dan transportasi. c. kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti upacara kenegaraan, upacara peringatan hari jadi daerah, pelantikan pejabat daerah, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada kepala daerah, musyawarah pimpinan daerah, dan tokoh-tokoh masyarakat, menjadi juru bicara DPRD dan pemberian bantuan kepada masyarakat/ kelompok masyarakat yang sifatnya insidental.
  • 5. Pasal 10 BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD. Pasal 11 (1) Sekretaris DPRD menyusun BPO Pimpinan DPRD yang diformulasikan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat DPRD. (2) Penganggaran BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan kedalam jenis belanja pegawai, obyek belanja penunjang operasional dan rincian obyek belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD. Pasal 12 (1) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bertanggung jawab atas pengelolaan BPO Pimpinan DPRD. (2) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mengajukan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) untuk pencairan BPO Pimpinan DPRD sebesar 1/12 (satu perduabelas) dari pagu 1 (satu) tahun anggaran kepada Bendahara Umum Daerah dengan melampirkan: a. kuitansi sebagai tanda terima yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang; dan b. pakta integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan DPRD yang menjelaskan penggunaan dana akan sesuai dengan peruntukannya. (3) Pengajuan pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat dilakukan sepanjang penggunaan dana yang sudah diterima telah dipertanggungjawabkan Pasal 13 (1) Dalam rangka pertanggungjawaban BPO Pimpinan DPRD, Pimpinan DPRD wajib menandatangani pakta integritas yang menjelaskan penggunaan dana telah sesuai dengan peruntukannya. (2) Pertanggungjawaban penggunaan BPO Pimpinan DPRD dibuktikan dengan laporan hasil pelaksanaan tugas yang dilengkapi dengan rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD. (3) Rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat kegiatan, tujuan, penerima (masyarakat/Kelompok masyarakat) dan waktu penggunaan dana yang ditandatangani Pimpinan DPRD. (4) Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. BAB IV TATA CARA PENGEMBALIAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD DAN DANA OPERASIONAL BAGI PIMPINAN DPRD Pasal 14
  • 6. (1) Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah menerima Tunjangan Komunikasi Intensif dan Pimpinan DPRD yang telah menerima Dana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 dan belum mengembalikan seluruhnya, harus menyetorkan kembali ke Kas Umum Daerah melalui Sekretaris DPRD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa bakti sebagai Anggota DPRD periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. (2) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menetapkan jumlah pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing Pimpinan dan Anggota DPRD. (3) Penetapan jumlah pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah disetor ke Kas Negara. (4) Penganggaran dana pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan dana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan pada jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, obyek pendapatan dari pengembalian, rincian obyek pendapatan dari pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21. (5) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menerima dan menyetorkan pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ke Kas Umum Daerah Pasal 15 (1) Dalam hal Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) berhenti antar waktu atau diberhentikan antar waktu sebelum berakhir masa baktinya, wajib mengembalikan seluruh Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional paling lambat 1 (satu) bulan setelah yang bersangkutan dinyatakan berhenti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam hal Pimpinan dan Anggota DPRD berhenti antar waktu karena meninggal dunia sebelum berakhir masa baktinya, pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional menjadi tanggungjawab ahli warisnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 (1) Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) dapat dilakukan dengan cara sekaligus/tunai atau diangsur setiap bulan. (2) Pengembalian dengan cara sekaligus/tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada awal periode pengembalian atau dapat dilakukan pelunasan terhadap sisa angsuran. (3) Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhitung mulai tanggal 1 April 2007. (4) Pimpinan dan Anggota DPRD yang mengembalikan Tunjangan Komunikasi intensif dan Dana Operasional secara diangsur dilakukan dengan pemotongan penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD yang bersangkutan oleh Sekertaris DPRD. (5) Besarnya pemotongan penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setiap bulan sejumlah pengembalian dibagi jumlah bulan hingga 1 (satu) bulan sebelum berakhir masa baktinya. Pasal 17 (1) Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah disetor ke Kas Negara oleh masing-masing Pimpinan dan Anggota DPRD menjdi piutang daerah yang harus dikembalikan ke Kkas Umu Daerah.
  • 7. (2) Cara pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui konpensasi pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 April 2007 MENTERI DALAM NEGERI a.i, ttd WIDODO AS.