SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
DOA


            Tuhanku
       Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
      Biar susah sungguh
 Mengingat Kau penuh seluruh
      Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
            Tuhanku
       Aku hilang bentuk
             Remuk
            Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
            Tuhanku
   Di Pintu-Mu aku mengetuk
    Aku tidak bisa berpaling




                                 (Karya: Chairil Anwar)
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Doa”


1. Tema : Ketuhanan.
2. Nada dan Suasana
     Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau
sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan
perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.
     Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan
betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan
pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca
menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan.
Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini
sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.
3. Perasaan
     Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi
”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu.
Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain:
termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa
berpaling.
4. Amanat
     Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat
kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan
Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung
(termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan
pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing”
yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait
terakhir sebagai berikut:
     Tuhanku,
     Di Puntu-Mu Aku mengetuk
     Aku tidak bisa berpaling
KARANGAN BUNGA


   Tiga anak kecil
   Dalam langkah malu-malu
   Datang ke Salemba
   Sore itu
         “Ini dari kami bertiga
         Pita hitam pada karangan bunga
         Sebab kami ikut berduka
         Bagi kakak yang ditembak mati
         siang tadi”.




                          Karya: Taufiq Ismail
Unsur Intrinsik Puisi “Karangan Bunga”


1. Tema: Kepahlawanan
2. Amanat
        Kita harus menghargai jasa para pahlawan
        Kita harus meneruskan perjuangan para pahlawan
3. Sudut Pandang: Orang ketiga
4. Nada dan suasana: Nada sedih menimbulkan suasana duka
5. Tipografi: Bentuknya rapi, terdiri dari 2 bait, bait pertama terdiri dari 4
    baris, bait kedua terdiri dari 5 baris.
6. Irama:
     Bait pertama bersajak a b c b
     Bait kedua bersajak a a a b b
7. Penginderaan/Citraan/Imaji
     Penglihatan:     bait pertama baris 1-4
                      bait kedua baris 1-2
                      bait kedua baris 4-5
     Perasaan : bait kedua baris 3
8. Bahasa:
     1) Ungkapan/Pilihan Kata
        Tiga anak kecil : tiga tuntunan rakyat yang mekar dan baru lahir.
        Pita hitam sebagai tanda berduka cita/berkabung.
        Kakak kami berarti orang yang dianggap sebagai kakak. ( AR Hakim)
        Salemba: markas mahasiswa UI yang tergabung dalam KAMI
     2) Majas
        Datang ke Salemba: Alegori
        Pita hitam pada karangan bunga: Metafora
BERDIRI AKU


   Berdiri aku di senja senyap
 Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang dating ubur terkembang


 Angin pulang menyeduk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
   Berayun-ayun di atas alas


  Benang raja mencelup ujung
  Naik marak menggerak corak
   Elang leka sayap tergulung
  Dimabuk warna berarak-arak


  Dalam rupa maha sempurna
  Rindu-sendu mengharu kalbu
  Ingin datang merasa sentosa
 Menyecap hidup bertentu tuju.




                                   Karya: Amir Hamzah
Unsur Intrinsik Puisi “Berdiri Aku”


1. Tema atau Sense
      Tema Umum
      Tema umum dari sajak ini adalah kesedihan.
       Tema Khusus
      Sajak “BerdiriAku” ini merupakan ekspresi kesedihan yang ditampilkan
      penyair dengan suasana sunyi. Kesedihan ini tidak lain dikarenakan
      oleh perpisahannya dengankekasihnya dan dia harus pulang ke
      Medan dan menikah dengan putrid pamannya. Perasan sedih yang
      sangat mendalam digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai
      disore hari. Dengan demikian penyair hanya mampu melihat
      keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapan te;ah
      hilang.
2. Feeling atau Rasa
     Dalam sajak berdiri aku tergambar sikap pesimis penyair dalam
mengadapi permasalahan hidupnya, sikap pesimis ini mejadikannya
melankolis.
3. Amanat
     Amir Hamzah ingin menyampaikan ide dan pemikiranya untuk yang
membacanya supaya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan karena hanya
dialah yang mampu memberi kepastian dalam kehidupan di dunia ini.
4. Tipograf / Tata Wajah
     Tifografi dalam sajak ini penyair memanfaatkan margin halaman kertas
dan dalam penulisan sajak ini. Penyair begitu memperhatikan EYD.
5. Diksi
     Kata-kata seperti, senyap, mengurai, mengempas, berayun-ayun dan
sayap tergulung identik dengan kesunyian. Kata-kata tersebut membentuk
makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang.
     Kata “maha sempurna” dalam akhir bait juga merupakan arti konotasi
dari tuhan yang maha sempurna. Kata “mengecap” memiliki arti yang ingin
dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan yang ditulis memang
sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang.
6. Citraan
     Sajak Berdiri Aku ini menimbulkan imaji penglihatan ”visualimagery”,
seolah-olah kita melihat suasana pantai yang indah. Dalam kalimat pertama
imaji kita akan merasakan kesejukan dengan kata-kata tersebut tetapi
satyang angin itulah yang menghempaskan harapan dan membawa lari
sehingga yang terasa hanyalah sunyi yang semakin dalam. Dengan berbagai
citraan yang mampu ditampilkan penyair ini pembaca akan ikut merasakan
apa yang ditulis oleh penyair dengan inderanya sendiri.
IBU

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir


bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar


Ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku disini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti


bila kasihmu ibarat samudra
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
Unsur Intrinsik Puisi “Ibu”


1. Rima, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada larik-larik sajak.
   Pada sajak “Ibu” tampak terutama berupa dominasi rima akhir, walau
   juga terdapat rima tengah.
2. Diksi, yaitu pilihan kata sebagai simbol, hal ini karena bukan makna yang
   sebenarnya. Pada sajak “Ibu” terdapat diksi pada kata gua pertapaanku
   sebagai simbol makna kehidupan di dalam kandungan. Kemudian kata
   pahlawan adalah sebagai simbol seseorang yang telah berjasa besar
   dan telah rela berkorban. Kata bidadari juga menyiratkan suatu simbol
   kecantikan lahiriah maupun keelokan akhlak/budi pekerti. Dan kata
   bianglala adalah pelangi sebagai suatu simbol keindahan.
3. Majas, adalah ungkapan gaya dan rasa bahasa yang menunjukkan
   kepiawaian penyair. Pada sajak “Ibu” pengarang menggunakan majas
   perbandingan yang disebut metafor.
4. Imaji (pencitraan) yakni pembayangan kembali (reproduksi mental suatu
   ingatan) terhadap pengalaman sensasional (perasaan) dan pengalaman
   persepsional (fikiran). Pencitraan pada sajak “Ibu” berupa imaji visual
   yaitu   pembayangan      kembali   pengalaman      sensasional-perseptual
   terhadap gambaran yang nampak, terdapat pada: sumur-sumur, daunan,
   reranting, mataair, airmata, ibu, mayang siwalan, bunga, langit, bumi,
   samudra, lautan, lumut, diri, pukat, sauh, lokan-lokan, mutiara, kembang
   laut, bidadari, bianglala. Kemudian imaji gerakan yaitu pembayangan
   kembali pengalaman sensasional-perseptual yang berhubungan dengan
   gerakan, terdapat pada: merantau, mengalir, ronta, meletakkan,
   menunjuk, mengangguk, mandi, mencuci, berlayar, menebar, melempar,
   ditanya, kusebut, tunjukkan, berselendang, dan menulis.
5. Amanat penyair yang disampaikan dalam sajak Ibu adalah ajakan
   menyukuri nikmat karunia Tuhan lewat sosok dan peranan seorang ibu,
   yang kasih sayangnya diibaratkan sepanjang jalan bila dibanding bakti
   anak yang hanya sepanjang galah.
KARAWANG BEKASI
                                Chairil Anwar


Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju
dan mendegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan
dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian


Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Unsur Intrinsik Puisi “Karawang Bekasi”


1. Tema
     Dalam puisi Karawang Bekasi kita dapat mengambil tema “Perjuangan”
2. Diksi
      Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah
makna konotasi dan makna denotasi
3.    Majas
      Majas yang digunakan dalam puisi Karawang Bekasi adalah Majas
Metafora, adapun kutipan dalam puisi tersebut adalah “Aku sekarang api
aku sekarang laut”, Sang Penyair mengibaratkan dirinya seperti laut dan
api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas.
4. Rima
      Adapun Rima yang digunakan adalah sebagai berikut :
     a) Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa}
     b) Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa},dan ada
        perulangan kata “Kami”
     c) Pada bait ke tiga terdapat rima terbuka dan bersajak {aa} antara
        suku”sa” dan “wa”.
     d) Pada bait ke empat terdapat rima tertutup dan bersajak {bab}.
     e) Pada bait ke lima terdapat rima sempurna (berkata-berkata) dan
        bersajak {bab}.
     f) Pada bait ke enam terdapat rima rangkai bersajak {aaaa}
     g) Pada bait ke tujuh terdapat rima berpeluk dan pengulangan kata aku
        dan kami.
5. Amanat
        Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan
        Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan.
        Semangat perjuangan harus selalu mengelora meskibun berada di
        daerah yang dianggap kecil.
SERENADA KELABU
                              Oleh : W.S. Rendra


1
Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
2
Ketika melewati kali
terbayang gelakmu.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh arti.
Pintu pun kubuka lebar-lebar.
Ketika aku duduk makan
kuingin benar bersama dirimu.
ANALISIS UNSUR INTRINSIK
1. TEMA
       Tema dari puisi Serenada Kelabu ini adalah kerinduan yang mendalam
dalam diri seseorang.
2. DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam puisi ini, Rendra menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga
menimbulkan daya / kekuatan yang diinginkannya. Seperti pada bait Ketika
melewati kali terbayang gelakmu. Penyair memilih kata gelak untuk
menggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis puisi.
Diksi (pilihan kata) dalam puisi ini cukup sederhana, namun dalam
kesederhanaan itulah letak kekuatan dan keindahan puisi Serenada Kelabu
ini.
4. RIMA
       Rima adalah pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi.
Dalam puisi Serenada Kelabu ini, Rendra juga bermain dengan bunyi untuk
mencapai keindahan. Seperti pada bait berikut ini, Rendra memanfaatkan
rima akhir –an untuk menambah nilai estetis puisi.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Rima akhir dengan vocal –i juga membantu menambah nilai keindahan puisi
:
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh arti.
5. TIPOGRAFI
       Tipografi adalah penataan bentuk larik / baris dalam puisi yang dapat
menambah aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair. Dalam hal ini, puisi
Serenada Kelabu memiliki tipografi atau bentuk yang biasa, Rendra tidak
melakukan eksperimen pada bentuk puisi. Namun isi dan unsur lain yang
terkandung dalam puisi ini sudah cukup untuk menjadi kekuatan makna dan
ekspresi Rendra.
Derai-Derai Cemara


Karya :Chairil Anwar


Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan ditingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam


aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada satu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini


hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah


1994
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “DERAI-DERAI CEMARA”


1. Tema: perubahan dalam diri manusia yang terpisah dari kehidupan masa
    lalu
2. Rasa: sedih
3. Nada: iba atau merengek
4. Amanat: kehidupan hanyalah perjalanan yang keras untuk ditempuh dan
    setiap manusia akan mati dengan tenang kalau apa yang harapkannya
    tercapai.
5. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini sangat sederhana dan dingin,
    sehingga pembaca seolah-olah mengalami pesakitan yang dialami oleh
    pengarang.
6. Imajinasi: imajinasi yang digunakan oleh pengarang sangat tinggi
    walaupun menggunakan kata-kata yang sederhana tetapi sangat
    menyentuh hati pembaca
7. Kata-kata konkret: kata-kata yang jika dilihat secara denotative sama,
    tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi
    pemakainya.
8. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat
    sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada
    klimaks yang ingin disampaikan
9. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah
10. Rima: unsur bunyi dalam sajak ini sangat dingin sehingga menimbulkan
    kemerduan puisi, dan dapat memberikan efek terhadap makna, nada
    dan suasana puisi tersebut
JALAN SEGARA


 Di sinilah penembakan
     Kepengecutan
        Dilakukan


 Ketika pawai bergerak
 Dalam panas matahari


Dan pelor pembayar pajak
        Negeri ini


Ditembuskan ke punggung
  Anak-anaknya sendiri


   Karya: Taufik Ismail
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “JALAN SEGARA”


1. Tema: keprihatinan terhadap suatu kondisi Negara.
2. Rasa: prihatin mengingat kejadian yang telah terjadi.
3. Nada: sedih
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna
   konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti
   layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini
   sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang
   mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan
6. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah
PADAMU JUA

         Habis kikis

segala cintaku hilang terbang
 pulang kembali aku padamu
       seperti dahulu

   Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
 melambai pulang perlahan
      sabar, setia selalu.

       Satu kekasihku
        aku manusia
          rindu rasa
         rindu rupa.

      Di mana engkau
         rupa tiada
        suara sayup
  hanya kata merangkai hati

       Engkau cemburu
        engkau ganas
 mangsa aku dalam cakarmu
bertukar tangkap dengan lepas

   Nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
 engkau pelik menarik ingin
  serupa dara di balik tirai

       Kasihmu sunyi
    menunggu seorang diri
 lalu waktu - bukan giliranku
 mati hari - bukan kawanku.



    Karya: Amir Hamzah
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “PADAMU JUA”


1. Tema: penantian
2. Rasa: kesedihan
3. Nada: sedih
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna
   konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti
   layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisiini
   sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang
   mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan
6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah
KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI
             Karya : Taufiq Ismail dari Tirani dan Benteng, 1993

Tidak ada lagi pilihan
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
berarti hancur

apakah akan kita jual keyakinan kita
dalam pengabdian tanpa harga
akan maukah kita duduk satu meja
dengan para pembunuh tahun yang lalu
dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku!”

Tidak ada lagi pilihan
Kita harus berjalan terus

Kita adalah manusia bermata sayu,
Yang di tepi jalan mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahan hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan
Kita harus berjalan terus
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “KITA ADALAH PEMILIK SYAH
                          REPUBLIK INI”


1. Tema: perjuangan
2. Rasa: semangat
3. Nada: keras dan penuh semangat
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna
   konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti
   layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisiini
   sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang
   mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan
6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah

More Related Content

What's hot

Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPABab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Tezzara Clara Sutjipto
 
Copy of proposal kegiatan buka bersama
Copy of proposal kegiatan buka bersamaCopy of proposal kegiatan buka bersama
Copy of proposal kegiatan buka bersama
Imran Iim
 
94901288 ringkasan-laskar-pelangi-1
94901288 ringkasan-laskar-pelangi-194901288 ringkasan-laskar-pelangi-1
94901288 ringkasan-laskar-pelangi-1
inanisrina
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Sa Ya
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
Dede Adi Nugraha
 

What's hot (20)

Makalah Kesenian Manajemen Pertunjukan
Makalah Kesenian Manajemen PertunjukanMakalah Kesenian Manajemen Pertunjukan
Makalah Kesenian Manajemen Pertunjukan
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
Rima dalam puisi
Rima dalam puisiRima dalam puisi
Rima dalam puisi
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPABab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
 
Alat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaAlat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannya
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Copy of proposal kegiatan buka bersama
Copy of proposal kegiatan buka bersamaCopy of proposal kegiatan buka bersama
Copy of proposal kegiatan buka bersama
 
Resensi novel hujan
Resensi novel hujanResensi novel hujan
Resensi novel hujan
 
Teks Ulasan Novel
Teks Ulasan NovelTeks Ulasan Novel
Teks Ulasan Novel
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
94901288 ringkasan-laskar-pelangi-1
94901288 ringkasan-laskar-pelangi-194901288 ringkasan-laskar-pelangi-1
94901288 ringkasan-laskar-pelangi-1
 
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
 
Contoh proposal bazar
Contoh proposal bazarContoh proposal bazar
Contoh proposal bazar
 
Contoh Surat lamaran kerja
Contoh Surat lamaran kerjaContoh Surat lamaran kerja
Contoh Surat lamaran kerja
 
Tugas bahasa indonesia struktur teks ulasan
Tugas bahasa indonesia struktur teks ulasanTugas bahasa indonesia struktur teks ulasan
Tugas bahasa indonesia struktur teks ulasan
 
Presentasi b. indonesia robohnya surau kami
Presentasi b. indonesia robohnya surau kamiPresentasi b. indonesia robohnya surau kami
Presentasi b. indonesia robohnya surau kami
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 

Viewers also liked (12)

Kumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuKumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi Sekolahku
 
Kd 3.16 4.16
Kd  3.16   4.16Kd  3.16   4.16
Kd 3.16 4.16
 
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
Tugas bahasa indonesia menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi AKU ...
 
Puisi perpisahan sekolah
Puisi perpisahan sekolahPuisi perpisahan sekolah
Puisi perpisahan sekolah
 
Menyesal - Ali Hasjmy
Menyesal - Ali HasjmyMenyesal - Ali Hasjmy
Menyesal - Ali Hasjmy
 
praktek kerja industri (PRAKERIN) SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO 2014
praktek kerja industri (PRAKERIN) SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO 2014praktek kerja industri (PRAKERIN) SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO 2014
praktek kerja industri (PRAKERIN) SMK TARUNA BAKTI KERTOSONO 2014
 
Pidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesiaPidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesia
 
Pidato singkat wahyu
Pidato singkat wahyuPidato singkat wahyu
Pidato singkat wahyu
 
Teks pidato
Teks pidatoTeks pidato
Teks pidato
 
B. Indonesia - Pidato Adiwiyata
B. Indonesia - Pidato AdiwiyataB. Indonesia - Pidato Adiwiyata
B. Indonesia - Pidato Adiwiyata
 
Pidato prakerin
Pidato prakerinPidato prakerin
Pidato prakerin
 
Puisi guru
Puisi guruPuisi guru
Puisi guru
 

Similar to Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya

Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
lebda wisesa
 
Menentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptx
Menentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptxMenentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptx
Menentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptx
TheodorusMortaman
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
ntysulastry
 
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptxMengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
Nina Arthayasa
 

Similar to Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya (20)

bahasa.docx
bahasa.docxbahasa.docx
bahasa.docx
 
Puisi berdiri aku amir hamzah
Puisi berdiri aku amir hamzahPuisi berdiri aku amir hamzah
Puisi berdiri aku amir hamzah
 
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiBin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
 
Puisi bagian 1
Puisi bagian 1Puisi bagian 1
Puisi bagian 1
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
 
Menentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptx
Menentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptxMenentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptx
Menentukan_Unsur_unsur_Pembentuk_Puisi (Senin 7-10-22).pptx
 
Puisi dan Majas
Puisi dan MajasPuisi dan Majas
Puisi dan Majas
 
Unsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisiUnsur fisik batin puisi
Unsur fisik batin puisi
 
Unsur instrinsik puisi Doa
Unsur instrinsik puisi DoaUnsur instrinsik puisi Doa
Unsur instrinsik puisi Doa
 
analisis
analisisanalisis
analisis
 
Teori puisi
Teori puisiTeori puisi
Teori puisi
 
Bhs indonesi mu
Bhs indonesi muBhs indonesi mu
Bhs indonesi mu
 
Puisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.pptPuisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.ppt
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Puisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa IndonesiaPuisi Bahasa Indonesia
Puisi Bahasa Indonesia
 
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptxMengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
 
Puisi kontemporer
Puisi kontemporerPuisi kontemporer
Puisi kontemporer
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
 
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxPowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
 
Teori sastra
Teori sastraTeori sastra
Teori sastra
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya

  • 1. DOA Tuhanku Dalam termenung Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling (Karya: Chairil Anwar)
  • 2. Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Doa” 1. Tema : Ketuhanan. 2. Nada dan Suasana Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”. 3. Perasaan Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling. 4. Amanat Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut: Tuhanku, Di Puntu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling
  • 3. KARANGAN BUNGA Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu “Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati siang tadi”. Karya: Taufiq Ismail
  • 4. Unsur Intrinsik Puisi “Karangan Bunga” 1. Tema: Kepahlawanan 2. Amanat Kita harus menghargai jasa para pahlawan Kita harus meneruskan perjuangan para pahlawan 3. Sudut Pandang: Orang ketiga 4. Nada dan suasana: Nada sedih menimbulkan suasana duka 5. Tipografi: Bentuknya rapi, terdiri dari 2 bait, bait pertama terdiri dari 4 baris, bait kedua terdiri dari 5 baris. 6. Irama: Bait pertama bersajak a b c b Bait kedua bersajak a a a b b 7. Penginderaan/Citraan/Imaji Penglihatan: bait pertama baris 1-4 bait kedua baris 1-2 bait kedua baris 4-5 Perasaan : bait kedua baris 3 8. Bahasa: 1) Ungkapan/Pilihan Kata Tiga anak kecil : tiga tuntunan rakyat yang mekar dan baru lahir. Pita hitam sebagai tanda berduka cita/berkabung. Kakak kami berarti orang yang dianggap sebagai kakak. ( AR Hakim) Salemba: markas mahasiswa UI yang tergabung dalam KAMI 2) Majas Datang ke Salemba: Alegori Pita hitam pada karangan bunga: Metafora
  • 5. BERDIRI AKU Berdiri aku di senja senyap Camar melayang menepis buih Melayah bakau mengurai puncak Berjulang dating ubur terkembang Angin pulang menyeduk bumi Menepuk teluk mengempas emas Lari ke gunung memuncak sunyi Berayun-ayun di atas alas Benang raja mencelup ujung Naik marak menggerak corak Elang leka sayap tergulung Dimabuk warna berarak-arak Dalam rupa maha sempurna Rindu-sendu mengharu kalbu Ingin datang merasa sentosa Menyecap hidup bertentu tuju. Karya: Amir Hamzah
  • 6. Unsur Intrinsik Puisi “Berdiri Aku” 1. Tema atau Sense Tema Umum Tema umum dari sajak ini adalah kesedihan. Tema Khusus Sajak “BerdiriAku” ini merupakan ekspresi kesedihan yang ditampilkan penyair dengan suasana sunyi. Kesedihan ini tidak lain dikarenakan oleh perpisahannya dengankekasihnya dan dia harus pulang ke Medan dan menikah dengan putrid pamannya. Perasan sedih yang sangat mendalam digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai disore hari. Dengan demikian penyair hanya mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapan te;ah hilang. 2. Feeling atau Rasa Dalam sajak berdiri aku tergambar sikap pesimis penyair dalam mengadapi permasalahan hidupnya, sikap pesimis ini mejadikannya melankolis. 3. Amanat Amir Hamzah ingin menyampaikan ide dan pemikiranya untuk yang membacanya supaya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan karena hanya dialah yang mampu memberi kepastian dalam kehidupan di dunia ini. 4. Tipograf / Tata Wajah Tifografi dalam sajak ini penyair memanfaatkan margin halaman kertas dan dalam penulisan sajak ini. Penyair begitu memperhatikan EYD. 5. Diksi Kata-kata seperti, senyap, mengurai, mengempas, berayun-ayun dan sayap tergulung identik dengan kesunyian. Kata-kata tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang. Kata “maha sempurna” dalam akhir bait juga merupakan arti konotasi dari tuhan yang maha sempurna. Kata “mengecap” memiliki arti yang ingin
  • 7. dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan yang ditulis memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang. 6. Citraan Sajak Berdiri Aku ini menimbulkan imaji penglihatan ”visualimagery”, seolah-olah kita melihat suasana pantai yang indah. Dalam kalimat pertama imaji kita akan merasakan kesejukan dengan kata-kata tersebut tetapi satyang angin itulah yang menghempaskan harapan dan membawa lari sehingga yang terasa hanyalah sunyi yang semakin dalam. Dengan berbagai citraan yang mampu ditampilkan penyair ini pembaca akan ikut merasakan apa yang ditulis oleh penyair dengan inderanya sendiri.
  • 8. IBU kalau aku merantau lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir bila aku merantau sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar Ibu adalah gua pertapaanku dan ibulah yang meletakkan aku disini saat bunga kembang menyerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku.
  • 9. Unsur Intrinsik Puisi “Ibu” 1. Rima, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada larik-larik sajak. Pada sajak “Ibu” tampak terutama berupa dominasi rima akhir, walau juga terdapat rima tengah. 2. Diksi, yaitu pilihan kata sebagai simbol, hal ini karena bukan makna yang sebenarnya. Pada sajak “Ibu” terdapat diksi pada kata gua pertapaanku sebagai simbol makna kehidupan di dalam kandungan. Kemudian kata pahlawan adalah sebagai simbol seseorang yang telah berjasa besar dan telah rela berkorban. Kata bidadari juga menyiratkan suatu simbol kecantikan lahiriah maupun keelokan akhlak/budi pekerti. Dan kata bianglala adalah pelangi sebagai suatu simbol keindahan. 3. Majas, adalah ungkapan gaya dan rasa bahasa yang menunjukkan kepiawaian penyair. Pada sajak “Ibu” pengarang menggunakan majas perbandingan yang disebut metafor. 4. Imaji (pencitraan) yakni pembayangan kembali (reproduksi mental suatu ingatan) terhadap pengalaman sensasional (perasaan) dan pengalaman persepsional (fikiran). Pencitraan pada sajak “Ibu” berupa imaji visual yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual terhadap gambaran yang nampak, terdapat pada: sumur-sumur, daunan, reranting, mataair, airmata, ibu, mayang siwalan, bunga, langit, bumi, samudra, lautan, lumut, diri, pukat, sauh, lokan-lokan, mutiara, kembang laut, bidadari, bianglala. Kemudian imaji gerakan yaitu pembayangan kembali pengalaman sensasional-perseptual yang berhubungan dengan gerakan, terdapat pada: merantau, mengalir, ronta, meletakkan, menunjuk, mengangguk, mandi, mencuci, berlayar, menebar, melempar, ditanya, kusebut, tunjukkan, berselendang, dan menulis. 5. Amanat penyair yang disampaikan dalam sajak Ibu adalah ajakan menyukuri nikmat karunia Tuhan lewat sosok dan peranan seorang ibu, yang kasih sayangnya diibaratkan sepanjang jalan bila dibanding bakti anak yang hanya sepanjang galah.
  • 10. KARAWANG BEKASI Chairil Anwar Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
  • 11. Aku sudah cukup lama dengan bicaramu dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
  • 12. Unsur Intrinsik Puisi “Karawang Bekasi” 1. Tema Dalam puisi Karawang Bekasi kita dapat mengambil tema “Perjuangan” 2. Diksi Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah makna konotasi dan makna denotasi 3. Majas Majas yang digunakan dalam puisi Karawang Bekasi adalah Majas Metafora, adapun kutipan dalam puisi tersebut adalah “Aku sekarang api aku sekarang laut”, Sang Penyair mengibaratkan dirinya seperti laut dan api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas. 4. Rima Adapun Rima yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa} b) Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa},dan ada perulangan kata “Kami” c) Pada bait ke tiga terdapat rima terbuka dan bersajak {aa} antara suku”sa” dan “wa”. d) Pada bait ke empat terdapat rima tertutup dan bersajak {bab}. e) Pada bait ke lima terdapat rima sempurna (berkata-berkata) dan bersajak {bab}. f) Pada bait ke enam terdapat rima rangkai bersajak {aaaa} g) Pada bait ke tujuh terdapat rima berpeluk dan pengulangan kata aku dan kami. 5. Amanat Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan. Semangat perjuangan harus selalu mengelora meskibun berada di daerah yang dianggap kecil.
  • 13. SERENADA KELABU Oleh : W.S. Rendra 1 Bagai daun yang melayang. Bagai burung dalam angin. Bagai ikan dalam pusaran. Ingin kudengar beritamu! 2 Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Ketika melewati rumputan terbayang segala kenangan. Awan lewat indah sekali. Angin datang lembut sekali. Gambar-gambar di rumah penuh arti. Pintu pun kubuka lebar-lebar. Ketika aku duduk makan kuingin benar bersama dirimu.
  • 14. ANALISIS UNSUR INTRINSIK 1. TEMA Tema dari puisi Serenada Kelabu ini adalah kerinduan yang mendalam dalam diri seseorang. 2. DIKSI (PILIHAN KATA) Dalam puisi ini, Rendra menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga menimbulkan daya / kekuatan yang diinginkannya. Seperti pada bait Ketika melewati kali terbayang gelakmu. Penyair memilih kata gelak untuk menggantikan kata tawa, dengan tujuan untuk menambah nilai estetis puisi. Diksi (pilihan kata) dalam puisi ini cukup sederhana, namun dalam kesederhanaan itulah letak kekuatan dan keindahan puisi Serenada Kelabu ini. 4. RIMA Rima adalah pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi. Dalam puisi Serenada Kelabu ini, Rendra juga bermain dengan bunyi untuk mencapai keindahan. Seperti pada bait berikut ini, Rendra memanfaatkan rima akhir –an untuk menambah nilai estetis puisi. Ketika melewati rumputan terbayang segala kenangan. Rima akhir dengan vocal –i juga membantu menambah nilai keindahan puisi : Awan lewat indah sekali. Angin datang lembut sekali. Gambar-gambar di rumah penuh arti. 5. TIPOGRAFI Tipografi adalah penataan bentuk larik / baris dalam puisi yang dapat menambah aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair. Dalam hal ini, puisi Serenada Kelabu memiliki tipografi atau bentuk yang biasa, Rendra tidak melakukan eksperimen pada bentuk puisi. Namun isi dan unsur lain yang terkandung dalam puisi ini sudah cukup untuk menjadi kekuatan makna dan ekspresi Rendra.
  • 15. Derai-Derai Cemara Karya :Chairil Anwar Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan ditingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada satu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1994
  • 16. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “DERAI-DERAI CEMARA” 1. Tema: perubahan dalam diri manusia yang terpisah dari kehidupan masa lalu 2. Rasa: sedih 3. Nada: iba atau merengek 4. Amanat: kehidupan hanyalah perjalanan yang keras untuk ditempuh dan setiap manusia akan mati dengan tenang kalau apa yang harapkannya tercapai. 5. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini sangat sederhana dan dingin, sehingga pembaca seolah-olah mengalami pesakitan yang dialami oleh pengarang. 6. Imajinasi: imajinasi yang digunakan oleh pengarang sangat tinggi walaupun menggunakan kata-kata yang sederhana tetapi sangat menyentuh hati pembaca 7. Kata-kata konkret: kata-kata yang jika dilihat secara denotative sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. 8. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan 9. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah 10. Rima: unsur bunyi dalam sajak ini sangat dingin sehingga menimbulkan kemerduan puisi, dan dapat memberikan efek terhadap makna, nada dan suasana puisi tersebut
  • 17. JALAN SEGARA Di sinilah penembakan Kepengecutan Dilakukan Ketika pawai bergerak Dalam panas matahari Dan pelor pembayar pajak Negeri ini Ditembuskan ke punggung Anak-anaknya sendiri Karya: Taufik Ismail
  • 18. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “JALAN SEGARA” 1. Tema: keprihatinan terhadap suatu kondisi Negara. 2. Rasa: prihatin mengingat kejadian yang telah terjadi. 3. Nada: sedih 4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain. 5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan 6. Irama: irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah
  • 19. PADAMU JUA Habis kikis segala cintaku hilang terbang pulang kembali aku padamu seperti dahulu Kaulah kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap melambai pulang perlahan sabar, setia selalu. Satu kekasihku aku manusia rindu rasa rindu rupa. Di mana engkau rupa tiada suara sayup hanya kata merangkai hati Engkau cemburu engkau ganas mangsa aku dalam cakarmu bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku, gila sasar sayang berulang padamu jua engkau pelik menarik ingin serupa dara di balik tirai Kasihmu sunyi menunggu seorang diri lalu waktu - bukan giliranku mati hari - bukan kawanku. Karya: Amir Hamzah
  • 20. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “PADAMU JUA” 1. Tema: penantian 2. Rasa: kesedihan 3. Nada: sedih 4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain. 5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisiini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan 6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah
  • 21. KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI Karya : Taufiq Ismail dari Tirani dan Benteng, 1993 Tidak ada lagi pilihan Kita harus berjalan terus Karena berhenti atau mundur berarti hancur apakah akan kita jual keyakinan kita dalam pengabdian tanpa harga akan maukah kita duduk satu meja dengan para pembunuh tahun yang lalu dalam setiap kalimat yang berakhiran “Duli Tuanku!” Tidak ada lagi pilihan Kita harus berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, Yang di tepi jalan mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahan hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka Kita yang tak punya dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada lagi pilihan Kita harus berjalan terus
  • 22. UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI “KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI” 1. Tema: perjuangan 2. Rasa: semangat 3. Nada: keras dan penuh semangat 4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain. 5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisiini sangat sederhana, dan dengan kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan 6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah