SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  60
Télécharger pour lire hors ligne
Pendidikan karakter
*




    PENDAHULUAN
A. KARAKTER
1. Karakter adalah watak atau tabi’at yaitu sifat batin
manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku
yang membedakan sseorang dari yang lainnya.
2. Menurut megawangi ( 2007) karakter (watak) adalah istilah
yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “to
mark”(menandai), yaitu menendai tindakan atau tingkah laku
seseorang.
3. Koesma(2007) mendefinisikan karakter sebagai kondisi
dinamis struktur antropologis individu, yang tidak mau sekedar
berhenti atas determinasi kodratinya,melainkan juga usaha
hidup untuk menjadi semakin integral mengatasi determinasi
alam dalam dirinya sebagai proses penyempurnaan dirinya
terus menerus.
3. DcRoche dkk.(1999) membedakan antara
karakter personal dengan karakter sipil, yaitu :

a). Karakter Personal : akumulasi dari sifat-sifat
  kebaikan yang mempengaruhi seseorang untuk
  bertindak benar, mencerminkan moralitas,
  menjadi pribadi yang baik, berbudi luhur.

b). Karakter Sipil : meliputi nilai-nilai baik personal
  di atas ditambah nilai-nilai seperti menghormati
  hukum dan otoritas pemerintah, bertanggung
  jawab, jujur,adil dan ikut terlibat dalam kegiatan
  masyarakat.
A. PENDIDIKAN KARAKTER
Haynes,    dkk    (2001).   Mendefinisikan,
pendidikan    karakter    adalah    gerakan
nasional   untuk    menciptakan    sekolah-
sekolah yang membantu perkembangan
budi   pekerti,  tangguang     jawab    dan
kepedulian    anak-anak    muda      dengan
keteladanan dan pengajaran karakter yang
baik berlandaskan pada nilai-nilai universal
yang disepakati bersama
De Roche,dkk (1999) mendefinisikan pendidikan
karakter adalah sebuah upaya komuitas, dalam
halk ini keluarga dan sekolah sebagai pemegang
peran utama, dalam mendidik anak-anak dan
remaja dengan nilai-nilai kepribadian dan
kewarganegaraan      yang    membuat    mereka
menjadi pribadindan warga negara yang baik

Covey (1997), “ Taburlah Gagasan, tuailah
perbuatan.    Taburlah      perbuatan,  tuailah
kebiasaan,Taburlah kebiasaan, tuailah karakter.
Taburlah karakter, tuailah nasib.
Ada tiga   komponen Pendidikan Karakter :
1. Moral   Knowing/Pengetahuan tentang
   Moral
2. Moral   Feeling/Perasaan tentang Moral
3. Moral   Acting/Perbuatan Moral
Moral Knowing adalah hal yang penting
 untuk diajarkan, terdiri dari enam hal,
 yaitu :

a)   Moral awareness(kesadaran moral)
b)   Knowing moral values(mengetahui nilai-
     nilai moral)
c)   Perspective taking(mengambil sudut
     pandang)
d)   Moral reasoning (pertimbangan moral)
e)   Decision making(membuat keputusan)
f)   Self knowledge (mengenal diri sendiri)
Moral Feeling adalah adalah aspek
  perasaan yang harus ditanamkan. Ada 6
  hal yang merupakan aspek emosi yang
  harus mampu dirasakan oleh seseorang
  untuk menjadi manusia berkarakter :
a) Conscience (nurani)
b) Self esteem (percaya diri)
c) Empathy (merasakan penderitaan orang
   lain)
d) Loving the good (mencintai kebenaran)
e) Self control (mampu mengontrol diri)
f) Humality (kerendahan hati)
BAB II

    PENTINGNYA
PENDIDIKAN KARAKTER
A. Makna Pendidikan Karakter
  Dengan mencermati uraian tentang
  pengertian dan tujuan pendidikan di
  dalam keluarga dan sekolah, akan
  terlihat bahwa pendidikan keluarga dan
  sekolah     sebenarnya    sangat   erat
  kaitannya dengan pendidikan karakter.
  Atau pendidikan nilai juga bertujuan
  agar peserta didik menjadi warga negara
  yang baik.
Pendidikan karakter merupakan proses
pembudayaan dan pemanusiaan. Pendidikan
karakter akan mengantarkan warga belajar
dengan potensi yang dimilikinya dapat
menjadi insan-insan yang beradab, dengan
tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
kemanusiaan, nilai-nilai kehambaan dan
kekhalifahan.
 Dalam konteks keindonesiaan pendidikan
  karakter adalah proses menyaturasakan
  sistem nilai kemanusiaan dan nilai-nilai
  budaya      indonesia    dalam  dinamika
  kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
  dan bernegara.
 Pendidikan karakter bangsa merupakan
  suatu      proses     pembudayaan    dan
  transformasi nilai-nilai kemanusiaan dan
  nilai-nilai budaya bangsa (indonesia)
  untuk melahirkan insan atau warga
  negara yang berperadaban tinggi, warga
  negara yang berkarakter.
Dengan demikian, Pendidikan Karakter
sebenarnya sebagai upaya kembali ke
hakikat pendidikan yang sesungguhnya.
Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang sisdiknas bahwa pendidikan
nasional    berfungsi   mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,          bertujuan       untuk
mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Paradigma Pendidikan Karakter di
    Indonesia
 Pemerintah        Indonesia       melalui
  Kementerian Pendidikan Nasional sudah
  mencanangkan      penetapan    pendidikan
  karakter untuk semua tingkat pendidikan
  , dari SD- Perguruan Tinggi.
 Menurut      Mendiknas,      Pembentukan
  karakter perlu dilakukan sejak usia dini,
  jika sudah terbentuk maka tidak akan
  mudah mengubah karakter seseorang.
   Munculnya gagasan program pendidikan
    karakter di Indonesia , bisa dimaklumi
    sebab selama ini dirasakan, proses
    pendidikan dirasakan belum berhasil
    membangun manusia Indonesia yang
    berkarakter.  Bahkan    banyak     yang
    menyebut pendidikan telah gagal, karena
    banyak lulusan sekolah/sarjana yang
    piawai dalam menjawab soal ujian,
    berotak cerdas, tetapi mental dan
    moralnya lemah.
Budayawan Mochtar Lubis (1977),
    memberikan deskripsi karakter bangsa
    Indonesia dengan sangat negatif.Mochtar
    Lubis mendeskripsikan ciri-ciri umum
    manusia Indonesia sebagai berikut
   Hipokratik
   Enggan bertanggung jawab
   Berjiwa Feodal
   Percaya Takhayul
   Lemah karakter
   Cenderung Boros
   Suka jalan pintas
Pendidikan Karakter adalah perkara besar.
Ini masalah bangsa yang sangat serius.
Bukan urusan Kementerian Pendidikan
semata. Presiden, menteri, anggota DPR,
dan para pejabat lainnya harus memberi
teladan. Jangan minta rakyat hidup
sederhana , hemat BBM, tapi rakyat dan
anak didik dengan jelas melihat para
pejabat   sama     sekali  tidak   hidup
sederhana
BAB III

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
   KARAKTER DI INDONESIA
A. Hakikat Pendidikan
   Hakikat      proses      pendidikan  adalah
   sebagai upaya untuk mengubah prilaku
   individu atau kelompok agar memiliki
   niilai-nilai yang disepakati berdasarkan
   agama,       filsafat,    ideologi,  politik,
   ekonomi,         sosial,     budaya,    dan
   pertahanan keamanan.
 Hakikat Pendidikan adalah kemampuan
  untuk mendidik diri sendiri.
 Dalam    konteks ajaran islam hakikat
  pendidikan adalah mengembalikan nilai-
  nilai ilahiyah pada manusia (fitrah)
  dengan bimbingan Al qur’an da assunnah
  (Hadits).sehingga menjadi manusia yang
  berakhlaqul karimah (insan kamil).
Hakikat Pendidikan dapat dirumuskan
 sebagai berikut :
 Pendidikan Merupakan proses interksi
  manusiawi.
 Pendidikan merupakan usaha penyiapan
  subjek.
 Pendidikan meningkatkan kualitas
  kehidupan pribadi dan masyarakat
 Pendidikan berlangsung seumur hidup
   Menurut Prof. Richy dalam buku “Planing
    for Teaching and Introduction to
    Education”
    Istilah pendidikan berkenaan dengan
    fungsi yang luas dari pemeliharaan dan
    perbaikan kehidupan suatu bangsa
    (masyarakat) terutama membawa warga
    masyarakat yang baru (generasi muda)
    bagi penunaian kewajiban dan tanggung
    jawabnya dalam masyarakat.
B. Pendidikan di Sekolah
 Sekolah memegang peranan penting
  dalam proses sosialisasi anak, walaupun
  sekolah merupakan hanya salah satu
  lembaga yang bertanggung jawab atas
  pendidikan anak.
 Anak itu mengalami suasana yang
  berbeda di Sekolah, ia bukan lagi anak
  istimewa yang diberi perhatian khusus
  oleh ibu guru, melainkan hanya seorang
  di antara puluhan murid lainnya di dalam
  kelas.
1. Sifat- Sifat Pendidikan Sekolah


 Tumbuh   sesudah Keluarga
 Lembaga Pendidikan Formal
 Lembaga Pendidikan Yang tak
  bersifat Kodrati
2. Fungsi dan Peranan Lembaga Sekolah
 Tentang fungsi sekolah yang dipaparkan oleh
 Suwarno, 1990 (dalam Hasbullah,1999) sebagai
 berikut :
 Mengembangakan kecerdasan pikiran dan
  memberikan pengetahuan
 Spesialisasi: Lembaga sosial yang
  spesialisasinya dalam bidang pendidikan
  dan pengajaran.
 Efisiensi : Lembaga sosial yang
  spesialisasinya dalam bidang pendidikan
  dan pengajaran dalam masyarakat
  menjadi efisien
3. Kurikulum Berkarakter
 Kurikulum pendidikan yang berlaku dalam
 persekolahan     di    Indonesia    telah
 mengalami     berbagai   penyempurnaan,
 terakhir dengan apa yang disebut sebagai
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 (KTSP), yang merupakan implementasi
 dari kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
 (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
 tentang sistem pendidikan nasional dan
 peratuaran pemerintah No.19 Th 2005
 tentang Standar Nasional Pendidikan)
C. Pendidikan Melalui Keluarga
  Lingkungan keluarga merupakan
  lingkungan pendidikan yang pertama,
  karena dalam keluarga inilah anak
  pertama-tama mendapatkan didikan dan
  bimbingan.
Ada 2 macam :
1. Perkembangan Fungsi dan Peranan
    Keluarga
2. Tujuan Sosialisasi dalam Keluarga
1.Perkembangan   Fungsi dan Peranan
  Keluarga
  Ada tiga fungsi yang melekat
  sebagai ciri hakiki keluarga :
a. Fungsi Bioligis
b. Fungsi Afeksi
c. Fungsi Sosialisasi
 Tujuan Sosialisasi dalam Keluarga
  Secara mendasar terdapat tiga tujuan
  sosialisasi di dalam keluarga, yakni :
a. Penguasaan diri
b. Nilai-nilai
c. Peran-peran Sosial
D. Pendidikan di Masyarakat dan Lingkungan
  (Milieu)
Ada 2 Macam :
1. Lingkungan Alam
2. Lingkungan Pergaulan / Masyarakat
   a. Lingkungan dalam rumah tangga
   b. Lingkungan Sekolah
   c. Lingkungan Pekerjaan
   d. Lingkungan Organisasi Jama’ah
   e. Lingkungan Kehidupan Ekonomi
   f. Lingkungan bersifat umum dam bebas
E. Peran Pemerintah
 Dalam    konteks    bersamaan,   Negara
 memiliki tanggung jawab moral untuk
 melakukan      melakukan      pendidikan
 karakter, budaya dan moral bangsa
 Indonesia, hal ini sesuai dengan prinsip
 sudah ditetapkan baik dalam UUD 1945
 maupun dalam Undang undang Sisdiknas
 Nomor 20 2003.
F. Permasalahan Pendidikan di Indonesia
  Berlangsungnya kehidupan sosial yang
  berlandaskan sekulerisme telah
  menyuburkan paradigma hedonisme
  (hura-hura), permisivisme (serba boleh),
  materialistik (money oriented). dan
  lainnya dalam kehidupan masyarakat.
Sesungguhnya diakui atau tidak, sistem
pendidikan kita adalah sisitem pendidikan
yang sekuler- materialistik. Hal ini dapat
di buktikan antara lain pada UU Sisdiknas
No. 20 tahun 2003 Bab IV tentang jalur,
jenjang dan jenis pendidikan, bagian
kesatu (umum). Pasal 15 yang berbunyi
:jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi,
advokasi, keagamaan, dan khusus.
BAB Iv

NILAI MORAL DALAM PENDIDIKAN
          KARAKTER
A.   Dimensi Pendidikan Nilai Moral
     Pendidikan moral tidak berarti hanya
     memberi pengertian tentang mana yang
     baik dan mana yang buruk menurut nilai
     atau. Dalam dunia modern, orang
     kelihatan kurang mengindahkan agama,
     anak-anak dibesarkan dan menjadi
     dewasa, tanpa mengenal pendidikan
     agama,terutama     pendidikan  agama
     dalam rumah tangga
Semakin jauh agama semakin susah
memlihara    moral   seseorang    dalam
masyarakat itu dan kacaulah suasana
karenamsemakin banyak pelanggar atas
hak, hukum serta nilai-nilai moral.
Pembinaan        moral       seharusnya
dilaksanakan sejak anak masih kecil,
disesuaikan dengan kemampuan dan
umurnya. Karena setiap anak belum
mengerti mana yang behnar dan mana
yang salahserta belum tentu tahu batas-
batas dan ketentuan moral yang berlaku
dalam lingkungannya.
1. Teori Perkembangan Moral
   Nilai    Moral  merupakan     penilaian
   terhadap tindakan yang       umumnya
   diyakini   oleh  anggota   masyarakat
   tertentu sebagai yang salah dan benar
   (Berkowitz, 1964 dikutip Muhaimin,
   2001 :215)
   Pertimbangan Moral adalah penilaian
   mengenai benar dan baiknya sebuah
   tindakan. Akan tetapi, tidak semua
   penilaian mengenai baik dan benar
   merupakan pertimbangan moral.
2. Pendidikan Nilai Moral
 Pendidikan Moral adlah pendidikan yang
 berusaha mengembangkan komponen-
 komponen integrasi pribadi. Integrasi
 pribadi    dapat   dilukiskan    sekurang-
 kurangnya      dengan     empat     gambar
 kepribadian, John P. Miller ( 1976 :5)
 a. Pribadi yang terintregasikan selalu
     melakukan       pertumbuhan        dan
     perkembangan.
 b. Pribadi yang terintegrasikan memiliki
     kesadaran akan jati dirinya dan
     identitasnya.
c.   Pribadi     yang      terintegrasikan
     senantiasa    terbuka    dan     peka
     terhadap kebutuhan      orang lain.
d.   Pribadi     yang      terintegrasikan
     menggambarkan      suatu    kebulatan
     kesadaran.
3. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
       pendekatan kompprehensif pendidikan
  nilai menurut Kirschenbaum dalam Damiyati
  Zuchdi,( 2008 36 :37)puti Meliputi
  Pendekatan :
a. Inculcating yaitu menanamkan nilai dan
   moralitas
b. Modelling, yaitu meneladankan nilai dan
   moralitas.
c. Facilitating, yaitu memudahkan
   perkembangan nilai dan moral
d. Skill development, yaitu pengembangan
   keterampilan untuk mencapai kehidupan
   pribadi yang tentram dan kehidupan sosial
   yang kondusif.
4. Metode dan teknik Pendidikan Nilai Moral
a. Metode Dogmatik adalah metode untuk
  mengajarkan nilai kepada peserta didik dengan
  menyajikan nilai-nilai kebenaran
b. Metode Deduktif adalh cara menyajikan nilai-
  nilai kebenaran dengan jalan menguraikan nilai
  kebenaran itu agar dapat di pahami peserta
  didik.
c. Metode induktif adalah sebagi kebalikan dari
  metode Deduktif, yakni membelajarkan nilai di
  mulai dengan mengenalkan kasus-kasus dalam
  kehidupan sehari-hari
d. Metode reflektif merup[akan gabungan metode
  induktif dan deduktif, yakni membelajarkan nilai
  dengan jalan mondar mandir antara memberikan
  konsep secara umum tentang nilai kebenaran
B. Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa
   Negara
     Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat
     negara, yaitu Indonesia , Malaysia , India, dan
     Cina. Empat negara itu dapt mewakili
     karakteristik bangsa dengan latar belakang
     ideologi yang berbeda.
a.    Indonesia
      Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak
      masih belum banyak menyentuh
      pemberdayaan dan pencerahan kesadaran
      dalam perspektif global. Persoalan pembenahan
      pendidikan masi terpaku padsa kurikulum
      nasional dan lokal yang belum pernah tuntas.
b. India
  Pendidikan nilai di India tampak lebih populer
  dibandingkan dengan di negara lain. Dalam
  pendidikan nasional India, Pendidikan nilai
  dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan
  kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan
  yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu
  sudut pandang agama.

c. Malaysia
  Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan
  pengembangannya dilakukan secara langsung dan
  tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai di
  ajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran
  agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara
  langsung dikembangkan melalui sejumlah mata
  pelajaran lainnya, seperti program pendidikan
  kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler.
d. Cina
 Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki
 hubungan erat dengan kewajiban moral.
 Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai
 sebagai bagian penting dalam percaturan
 pendidikan. Walaupun demikian, dalam
 perkembangannya, pendidikan nilai
 dihadapkan pada beberapa tantangan.
C. Pendidikan Moral sebagai Terapi Mental
 bangsa
 Langkah penyembuah dari penyimpangan
 perilaku fisik dan mental psikologis
 bangsa ini kita mulai dengan pendekatan
 agama, pendidikan dan kesejahteraan
 material dan spiritual. Yang utama
 memerlukan perhatian adalah
 membangkitkan kesedaran jiwa untuk
 menggairahkan peran hati nurani kiata
 sebagai makhluk Tuhan.
Lickona (1992) menekankan pentingnya
  tiga komponen karakter yang baik yaitu :
Moral Knowing.
Moral Feeling
Moral Action
BAB V

STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM
     PENDIDIKAN KARAKTER
Menyadari kelemahan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di Indonesia, maka
perlu dibangun strategi pelaksanaan
kebijakan pendidikan karakter yang
diharapkan menjadi model implementasi
kebijakan pendidikan karakter yang tepat
dan memenuhi dua pendekatan. Social
demand approach dan man power
approach.
Kurikulum Holistik Berbasis Karakter
a. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta
b. Tanggung Jawab, kedisplinan,dan
   Kemandirian
c. Kejujuran
d. Hormat dan Santun
e. Kasih sayang, Kepedulian, dan
   Kerjasama
f. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan
   Pantang Menyerah
g. Keadilan dan Kepemimpinan
h. Baik dan Rendah diri
i. Toleransi, cinta damai, dan Persatuan
Strategi kebijakan pendidikan holistik
  berbasis karakter akan berhasil bilamana
  dilaksanakan pada metode Pedagogi
  secara konsisten. Metode pedagogi
  menurut ratna P. (2004.20) memiliki
  keunggulan :
a. Menerapkan metode belajar yang
   melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu
   metode yang dapat meningkatkan
   motivasi murid.
b. Menciptakan lingkungan belajar yang
   kondusif (conducive learning
   community)
Sehingga anak dapat belajar dengan efektif di
  dalam suasana yang memberikan rasa aman,
  penghargaan, tanpa ancaman, dan
  memberikan semangat.
c. Memberikan pendidikan karakter secara
  eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan
  dangan melibatkan aspek knowing the
  good,loving the good and acting the good
d. Metode Pengajaran yang memperhatikan
  keunikan masing-masing anak, yaitu
  menerapkan kurikulum yang melibatkan juga
  9 aspek kecerdasan manusia.
e. Seluruh pendekatan di atas menrapkan
  prinsip –prinsip.
BAB VI

 MENUJU BANGSA
YANG BERKARAKTER
A.   Membangun Bangsa Berkarakter
     karakter bangsa terbangun atau tidak
     sangat tergantung kepada bangsa itu
     sendiri. Bila bangsa tersebut memberikan
     perhatian yang cukup untuk membangun
     karakter mak akan terciptalah bangsa yang
     berkarakter.
     Bila sekolah dapat memberikan
     pembangunan karakter kepada muridnya,
     maka akan tercipta pula murid berkarakter.
     Demikian pula sebaliknya. Kita faham Tuhan
     tidak merubah keadaan suatu kaum bial
     mereka tidak berusaha melakukan
     perubahan itu.
     Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia:
a) Transendensi : Menyadari bahwa manusia
  merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Dari
  kesadaran ini akan memunculkan sikap penghambaan
  semata-mata pada Tuhan yang Esa.
b) Humanisasi : Setiap manusia pada hakikatnya setar
  di mat Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang
  membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subyek
  yang memiliki potensi
c) Kebinekaan : kesadaran akan adanya sekian banyak
  perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil
  kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan, Persatuan
  Indonesia :
d) Liberasi : Pembebasan ats penindasan sesama
  manusia. Karenanya, tidak dibenarkan adanya
  penjajahan manusia oleh manusia.
e) Keadilan : Keadilan merupakan kunci kesejahteraan.
  Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional. Keadilan
  sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Penguatan Melalui Tri Pusat Pendidikan
 Perkembangan peserta didik sangat
 dipengaruhi oleh lingkungan, lingkungan
 sendiri sering diartikan sebagai situasi di
 sekitar kita, segala sesuatu di alam
 semesta ini yang berada di luar diri anak.
 Antara lingkungan dan manusia ada
 pengaruh timbal balik, artinya lingkungan
 mempengaruhi manusia, dan sebaliknya.
 Manusia juga mempengaruhi lingkungan
 di sekitarnya. Lingkungan tempat anak
 mendapat pendidikan disebut lingkungan
 pendidikan.
BAB VII

PENUTUP
Pendidikan karakter dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mangatasi
krisis moral yang terjadi di negara kita. Di
mana sering kita dengar di media audio
visual maupun media cetak hampir tiap
hari ad berita kekrasan, pergaulan seks
bebas, pencurian, pembunuhan yang
dilakukananak usia dini, korupsi bahkan
pemerkosaaan.
Bahkan di dunia pendidikan juga banyak kita
jumpai perilaku penyimpangan seperti jual
beli soal ujian, perilaku mencontek, etika
sopan santun dan masih banyak lagi
perilaku-perilaku yang menyimpang yang
terjadi saat ini.
Mengingat waktu terbanyak seorang anak
adlah di rumah dan sekolah mak lembaga
pendidikan dan didikan orang tua lah yang
akan sangat menentukan pembentukan
karakter anak hal ini juga tidak terlepas dari
peran pemerintah dalam bidang pendidikan
yakni kurikulum yang tepat untuk
membentuk calon penerus bangsa yang
mempunyai jiwa dan karakter yang matang.
.............................................................
  ...........................................................
  ...........................................................
  ......................THE END......................

Contenu connexe

Tendances

PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANharjunode
 
Humas dan Marketing Sekolah
Humas dan Marketing SekolahHumas dan Marketing Sekolah
Humas dan Marketing SekolahHerdinNurdin1
 
3. model layanan bk sma psp
3. model layanan bk sma psp3. model layanan bk sma psp
3. model layanan bk sma pspTengkuNielHafni
 
Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasiMotivasi berprestasi
Motivasi berprestasichilmansyarif
 
SPMI BERBASIS KKNI
SPMI BERBASIS KKNISPMI BERBASIS KKNI
SPMI BERBASIS KKNILSP3I
 
Pesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasiPesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasiyahyanursidik
 
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah Syarifatul Marwiyah
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Fandy Neta
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showSuedi Ahmad
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikIstna Zakia Iriana
 
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...Octaryo Susilo
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalAhmad Mansur
 
Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...
Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...
Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...ImaWidiyawati
 

Tendances (20)

PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
 
Humas dan Marketing Sekolah
Humas dan Marketing SekolahHumas dan Marketing Sekolah
Humas dan Marketing Sekolah
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
3. model layanan bk sma psp
3. model layanan bk sma psp3. model layanan bk sma psp
3. model layanan bk sma psp
 
Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasiMotivasi berprestasi
Motivasi berprestasi
 
SPMI BERBASIS KKNI
SPMI BERBASIS KKNISPMI BERBASIS KKNI
SPMI BERBASIS KKNI
 
Pesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasiPesantren dalam era globalisasi
Pesantren dalam era globalisasi
 
Soal bimbingan konseling
Soal bimbingan konselingSoal bimbingan konseling
Soal bimbingan konseling
 
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasional
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...
Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...
Powerpoint Filsafat Ilmu Pendidikan "Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendi...
 
Proposal pendirian sekolah
Proposal pendirian sekolahProposal pendirian sekolah
Proposal pendirian sekolah
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 

En vedette

Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Mas Rauf
 
Mentalitas penghambat pembangunan
Mentalitas penghambat pembangunan Mentalitas penghambat pembangunan
Mentalitas penghambat pembangunan tegarae
 
karakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara aseankarakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara aseanNasria Ika
 
Pendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamPendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamRasyeda Aufa
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakterpenggawa
 
Membuat Presentasi dengan Flash 8
Membuat Presentasi dengan Flash 8Membuat Presentasi dengan Flash 8
Membuat Presentasi dengan Flash 8Moerhadie Berbagi
 
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGAKARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGAMeeza Mija
 
Presentasi Pendekatan Pendidikan Karakter
Presentasi Pendekatan Pendidikan KarakterPresentasi Pendekatan Pendidikan Karakter
Presentasi Pendekatan Pendidikan KarakterAnis Rahman
 
Makna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baik
Makna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baikMakna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baik
Makna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baikUniversitas Intersional Batam
 
Budaya perusahaan dan etos kerja
Budaya perusahaan dan etos kerjaBudaya perusahaan dan etos kerja
Budaya perusahaan dan etos kerjaAnalgin Ginting
 
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...Mariske Myeke Tampi
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Yodhia Antariksa
 

En vedette (16)

Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
 
Mentalitas penghambat pembangunan
Mentalitas penghambat pembangunan Mentalitas penghambat pembangunan
Mentalitas penghambat pembangunan
 
Grand design-pend-karakter
Grand design-pend-karakterGrand design-pend-karakter
Grand design-pend-karakter
 
sifat manusia
sifat manusiasifat manusia
sifat manusia
 
karakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara aseankarakter nasional negara negara asean
karakter nasional negara negara asean
 
Pendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamPendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam Islam
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Membuat Presentasi dengan Flash 8
Membuat Presentasi dengan Flash 8Membuat Presentasi dengan Flash 8
Membuat Presentasi dengan Flash 8
 
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGAKARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
KARAKTER DIRI MENGIKUT SUSUNAN KELUARGA
 
Presentasi Pendekatan Pendidikan Karakter
Presentasi Pendekatan Pendidikan KarakterPresentasi Pendekatan Pendidikan Karakter
Presentasi Pendekatan Pendidikan Karakter
 
Makna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baik
Makna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baikMakna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baik
Makna dan Motivasi Kerja Karyawan Sehingga Memiliki Manajemen yang baik
 
Budaya perusahaan dan etos kerja
Budaya perusahaan dan etos kerjaBudaya perusahaan dan etos kerja
Budaya perusahaan dan etos kerja
 
Etos kerja
Etos kerjaEtos kerja
Etos kerja
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wadah Pengokohan Karakter Nasional...
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
 

Similaire à Pendidikan karakter

Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Christian Lokas
 
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...AfifSusanto1
 
P.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhaniP.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhaninilarahmadhani
 
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanManajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanEdwarn Abazel
 
Meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasar
Meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasarMeningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasar
Meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasarrizkywibowopambudi
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMara Sutan Siregar
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaAliffanin
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikanpresetya
 

Similaire à Pendidikan karakter (20)

Ppd
PpdPpd
Ppd
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)
 
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
7-artikel-pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-kultural-terbit-majalah-dinami...
 
P.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhaniP.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhani
 
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanManajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
 
Portofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar PendidikanPortofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar Pendidikan
 
tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
 
Makalah revitilisasi
Makalah revitilisasiMakalah revitilisasi
Makalah revitilisasi
 
Bowo
BowoBowo
Bowo
 
Meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasar
Meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasarMeningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasar
Meningkatkan peran guru untuk membentuk karakter anak sekolah dasar
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia
 
2 samino(1)
2 samino(1)2 samino(1)
2 samino(1)
 
Makalah generasi muda
Makalah generasi mudaMakalah generasi muda
Makalah generasi muda
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaanPendidikan karakter melalui kepramukaan
Pendidikan karakter melalui kepramukaan
 

Plus de Vaza Ienstinc

Plus de Vaza Ienstinc (7)

Interaksi sosial
Interaksi  sosialInteraksi  sosial
Interaksi sosial
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
E jurnal penelitian
E  jurnal penelitianE  jurnal penelitian
E jurnal penelitian
 
E jurnal penelitian
E  jurnal penelitianE  jurnal penelitian
E jurnal penelitian
 
Dr. rohmanu fauzi m.pd
Dr. rohmanu fauzi m.pdDr. rohmanu fauzi m.pd
Dr. rohmanu fauzi m.pd
 
Rochmanu, e jrnal
Rochmanu, e  jrnalRochmanu, e  jrnal
Rochmanu, e jrnal
 

Pendidikan karakter

  • 2. * PENDAHULUAN
  • 3. A. KARAKTER 1. Karakter adalah watak atau tabi’at yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku yang membedakan sseorang dari yang lainnya. 2. Menurut megawangi ( 2007) karakter (watak) adalah istilah yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “to mark”(menandai), yaitu menendai tindakan atau tingkah laku seseorang. 3. Koesma(2007) mendefinisikan karakter sebagai kondisi dinamis struktur antropologis individu, yang tidak mau sekedar berhenti atas determinasi kodratinya,melainkan juga usaha hidup untuk menjadi semakin integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya sebagai proses penyempurnaan dirinya terus menerus.
  • 4. 3. DcRoche dkk.(1999) membedakan antara karakter personal dengan karakter sipil, yaitu : a). Karakter Personal : akumulasi dari sifat-sifat kebaikan yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak benar, mencerminkan moralitas, menjadi pribadi yang baik, berbudi luhur. b). Karakter Sipil : meliputi nilai-nilai baik personal di atas ditambah nilai-nilai seperti menghormati hukum dan otoritas pemerintah, bertanggung jawab, jujur,adil dan ikut terlibat dalam kegiatan masyarakat.
  • 5. A. PENDIDIKAN KARAKTER Haynes, dkk (2001). Mendefinisikan, pendidikan karakter adalah gerakan nasional untuk menciptakan sekolah- sekolah yang membantu perkembangan budi pekerti, tangguang jawab dan kepedulian anak-anak muda dengan keteladanan dan pengajaran karakter yang baik berlandaskan pada nilai-nilai universal yang disepakati bersama
  • 6. De Roche,dkk (1999) mendefinisikan pendidikan karakter adalah sebuah upaya komuitas, dalam halk ini keluarga dan sekolah sebagai pemegang peran utama, dalam mendidik anak-anak dan remaja dengan nilai-nilai kepribadian dan kewarganegaraan yang membuat mereka menjadi pribadindan warga negara yang baik Covey (1997), “ Taburlah Gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan,Taburlah kebiasaan, tuailah karakter. Taburlah karakter, tuailah nasib.
  • 7. Ada tiga komponen Pendidikan Karakter : 1. Moral Knowing/Pengetahuan tentang Moral 2. Moral Feeling/Perasaan tentang Moral 3. Moral Acting/Perbuatan Moral
  • 8. Moral Knowing adalah hal yang penting untuk diajarkan, terdiri dari enam hal, yaitu : a) Moral awareness(kesadaran moral) b) Knowing moral values(mengetahui nilai- nilai moral) c) Perspective taking(mengambil sudut pandang) d) Moral reasoning (pertimbangan moral) e) Decision making(membuat keputusan) f) Self knowledge (mengenal diri sendiri)
  • 9. Moral Feeling adalah adalah aspek perasaan yang harus ditanamkan. Ada 6 hal yang merupakan aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter : a) Conscience (nurani) b) Self esteem (percaya diri) c) Empathy (merasakan penderitaan orang lain) d) Loving the good (mencintai kebenaran) e) Self control (mampu mengontrol diri) f) Humality (kerendahan hati)
  • 10. BAB II PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
  • 11. A. Makna Pendidikan Karakter Dengan mencermati uraian tentang pengertian dan tujuan pendidikan di dalam keluarga dan sekolah, akan terlihat bahwa pendidikan keluarga dan sekolah sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter. Atau pendidikan nilai juga bertujuan agar peserta didik menjadi warga negara yang baik.
  • 12. Pendidikan karakter merupakan proses pembudayaan dan pemanusiaan. Pendidikan karakter akan mengantarkan warga belajar dengan potensi yang dimilikinya dapat menjadi insan-insan yang beradab, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kehambaan dan kekhalifahan.
  • 13.  Dalam konteks keindonesiaan pendidikan karakter adalah proses menyaturasakan sistem nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya indonesia dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  Pendidikan karakter bangsa merupakan suatu proses pembudayaan dan transformasi nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya bangsa (indonesia) untuk melahirkan insan atau warga negara yang berperadaban tinggi, warga negara yang berkarakter.
  • 14. Dengan demikian, Pendidikan Karakter sebenarnya sebagai upaya kembali ke hakikat pendidikan yang sesungguhnya. Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • 15. B. Paradigma Pendidikan Karakter di Indonesia  Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penetapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan , dari SD- Perguruan Tinggi.  Menurut Mendiknas, Pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini, jika sudah terbentuk maka tidak akan mudah mengubah karakter seseorang.
  • 16. Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia , bisa dimaklumi sebab selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan banyak yang menyebut pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah/sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah.
  • 17. Budayawan Mochtar Lubis (1977), memberikan deskripsi karakter bangsa Indonesia dengan sangat negatif.Mochtar Lubis mendeskripsikan ciri-ciri umum manusia Indonesia sebagai berikut  Hipokratik  Enggan bertanggung jawab  Berjiwa Feodal  Percaya Takhayul  Lemah karakter  Cenderung Boros  Suka jalan pintas
  • 18. Pendidikan Karakter adalah perkara besar. Ini masalah bangsa yang sangat serius. Bukan urusan Kementerian Pendidikan semata. Presiden, menteri, anggota DPR, dan para pejabat lainnya harus memberi teladan. Jangan minta rakyat hidup sederhana , hemat BBM, tapi rakyat dan anak didik dengan jelas melihat para pejabat sama sekali tidak hidup sederhana
  • 19. BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA
  • 20. A. Hakikat Pendidikan Hakikat proses pendidikan adalah sebagai upaya untuk mengubah prilaku individu atau kelompok agar memiliki niilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.
  • 21.  Hakikat Pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.  Dalam konteks ajaran islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai- nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Al qur’an da assunnah (Hadits).sehingga menjadi manusia yang berakhlaqul karimah (insan kamil).
  • 22. Hakikat Pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :  Pendidikan Merupakan proses interksi manusiawi.  Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek.  Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat  Pendidikan berlangsung seumur hidup
  • 23. Menurut Prof. Richy dalam buku “Planing for Teaching and Introduction to Education” Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat) terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya dalam masyarakat.
  • 24. B. Pendidikan di Sekolah  Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak.  Anak itu mengalami suasana yang berbeda di Sekolah, ia bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya seorang di antara puluhan murid lainnya di dalam kelas.
  • 25. 1. Sifat- Sifat Pendidikan Sekolah  Tumbuh sesudah Keluarga  Lembaga Pendidikan Formal  Lembaga Pendidikan Yang tak bersifat Kodrati
  • 26. 2. Fungsi dan Peranan Lembaga Sekolah Tentang fungsi sekolah yang dipaparkan oleh Suwarno, 1990 (dalam Hasbullah,1999) sebagai berikut :  Mengembangakan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan  Spesialisasi: Lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.  Efisiensi : Lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi efisien
  • 27. 3. Kurikulum Berkarakter Kurikulum pendidikan yang berlaku dalam persekolahan di Indonesia telah mengalami berbagai penyempurnaan, terakhir dengan apa yang disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan implementasi dari kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peratuaran pemerintah No.19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan)
  • 28. C. Pendidikan Melalui Keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Ada 2 macam : 1. Perkembangan Fungsi dan Peranan Keluarga 2. Tujuan Sosialisasi dalam Keluarga
  • 29. 1.Perkembangan Fungsi dan Peranan Keluarga Ada tiga fungsi yang melekat sebagai ciri hakiki keluarga : a. Fungsi Bioligis b. Fungsi Afeksi c. Fungsi Sosialisasi
  • 30.  Tujuan Sosialisasi dalam Keluarga Secara mendasar terdapat tiga tujuan sosialisasi di dalam keluarga, yakni : a. Penguasaan diri b. Nilai-nilai c. Peran-peran Sosial
  • 31. D. Pendidikan di Masyarakat dan Lingkungan (Milieu) Ada 2 Macam : 1. Lingkungan Alam 2. Lingkungan Pergaulan / Masyarakat a. Lingkungan dalam rumah tangga b. Lingkungan Sekolah c. Lingkungan Pekerjaan d. Lingkungan Organisasi Jama’ah e. Lingkungan Kehidupan Ekonomi f. Lingkungan bersifat umum dam bebas
  • 32. E. Peran Pemerintah Dalam konteks bersamaan, Negara memiliki tanggung jawab moral untuk melakukan melakukan pendidikan karakter, budaya dan moral bangsa Indonesia, hal ini sesuai dengan prinsip sudah ditetapkan baik dalam UUD 1945 maupun dalam Undang undang Sisdiknas Nomor 20 2003.
  • 33. F. Permasalahan Pendidikan di Indonesia Berlangsungnya kehidupan sosial yang berlandaskan sekulerisme telah menyuburkan paradigma hedonisme (hura-hura), permisivisme (serba boleh), materialistik (money oriented). dan lainnya dalam kehidupan masyarakat.
  • 34. Sesungguhnya diakui atau tidak, sistem pendidikan kita adalah sisitem pendidikan yang sekuler- materialistik. Hal ini dapat di buktikan antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab IV tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan, bagian kesatu (umum). Pasal 15 yang berbunyi :jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagamaan, dan khusus.
  • 35. BAB Iv NILAI MORAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
  • 36. A. Dimensi Pendidikan Nilai Moral Pendidikan moral tidak berarti hanya memberi pengertian tentang mana yang baik dan mana yang buruk menurut nilai atau. Dalam dunia modern, orang kelihatan kurang mengindahkan agama, anak-anak dibesarkan dan menjadi dewasa, tanpa mengenal pendidikan agama,terutama pendidikan agama dalam rumah tangga
  • 37. Semakin jauh agama semakin susah memlihara moral seseorang dalam masyarakat itu dan kacaulah suasana karenamsemakin banyak pelanggar atas hak, hukum serta nilai-nilai moral. Pembinaan moral seharusnya dilaksanakan sejak anak masih kecil, disesuaikan dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak belum mengerti mana yang behnar dan mana yang salahserta belum tentu tahu batas- batas dan ketentuan moral yang berlaku dalam lingkungannya.
  • 38. 1. Teori Perkembangan Moral Nilai Moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah dan benar (Berkowitz, 1964 dikutip Muhaimin, 2001 :215) Pertimbangan Moral adalah penilaian mengenai benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi, tidak semua penilaian mengenai baik dan benar merupakan pertimbangan moral.
  • 39. 2. Pendidikan Nilai Moral Pendidikan Moral adlah pendidikan yang berusaha mengembangkan komponen- komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat dilukiskan sekurang- kurangnya dengan empat gambar kepribadian, John P. Miller ( 1976 :5) a. Pribadi yang terintregasikan selalu melakukan pertumbuhan dan perkembangan. b. Pribadi yang terintegrasikan memiliki kesadaran akan jati dirinya dan identitasnya.
  • 40. c. Pribadi yang terintegrasikan senantiasa terbuka dan peka terhadap kebutuhan orang lain. d. Pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan kesadaran.
  • 41. 3. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral pendekatan kompprehensif pendidikan nilai menurut Kirschenbaum dalam Damiyati Zuchdi,( 2008 36 :37)puti Meliputi Pendekatan : a. Inculcating yaitu menanamkan nilai dan moralitas b. Modelling, yaitu meneladankan nilai dan moralitas. c. Facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan moral d. Skill development, yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tentram dan kehidupan sosial yang kondusif.
  • 42. 4. Metode dan teknik Pendidikan Nilai Moral a. Metode Dogmatik adalah metode untuk mengajarkan nilai kepada peserta didik dengan menyajikan nilai-nilai kebenaran b. Metode Deduktif adalh cara menyajikan nilai- nilai kebenaran dengan jalan menguraikan nilai kebenaran itu agar dapat di pahami peserta didik. c. Metode induktif adalah sebagi kebalikan dari metode Deduktif, yakni membelajarkan nilai di mulai dengan mengenalkan kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari d. Metode reflektif merup[akan gabungan metode induktif dan deduktif, yakni membelajarkan nilai dengan jalan mondar mandir antara memberikan konsep secara umum tentang nilai kebenaran
  • 43. B. Isu Pendidikan Nilai Moral di Beberapa Negara Isu pendidikan nilai moral yang terjadi di empat negara, yaitu Indonesia , Malaysia , India, dan Cina. Empat negara itu dapt mewakili karakteristik bangsa dengan latar belakang ideologi yang berbeda. a. Indonesia Pendidikan nilai di Indonesia disadari atau tidak masih belum banyak menyentuh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masi terpaku padsa kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas.
  • 44. b. India Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingkan dengan di negara lain. Dalam pendidikan nasional India, Pendidikan nilai dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran nilai ilmiah, sosial, dan kewarganegaraan yang tidak secara khusus dikembangkan melalui satu sudut pandang agama. c. Malaysia Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pendidikan nilai di ajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama, sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara langsung dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya, seperti program pendidikan kewarganegaraan dan melalui kegiatan kokurikuler.
  • 45. d. Cina Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki hubungan erat dengan kewajiban moral. Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai sebagai bagian penting dalam percaturan pendidikan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya, pendidikan nilai dihadapkan pada beberapa tantangan.
  • 46. C. Pendidikan Moral sebagai Terapi Mental bangsa Langkah penyembuah dari penyimpangan perilaku fisik dan mental psikologis bangsa ini kita mulai dengan pendekatan agama, pendidikan dan kesejahteraan material dan spiritual. Yang utama memerlukan perhatian adalah membangkitkan kesedaran jiwa untuk menggairahkan peran hati nurani kiata sebagai makhluk Tuhan.
  • 47. Lickona (1992) menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik yaitu : Moral Knowing. Moral Feeling Moral Action
  • 48. BAB V STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER
  • 49. Menyadari kelemahan pelaksanaan kebijakan pendidikan di Indonesia, maka perlu dibangun strategi pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter yang diharapkan menjadi model implementasi kebijakan pendidikan karakter yang tepat dan memenuhi dua pendekatan. Social demand approach dan man power approach.
  • 50. Kurikulum Holistik Berbasis Karakter a. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta b. Tanggung Jawab, kedisplinan,dan Kemandirian c. Kejujuran d. Hormat dan Santun e. Kasih sayang, Kepedulian, dan Kerjasama f. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan Pantang Menyerah g. Keadilan dan Kepemimpinan h. Baik dan Rendah diri i. Toleransi, cinta damai, dan Persatuan
  • 51. Strategi kebijakan pendidikan holistik berbasis karakter akan berhasil bilamana dilaksanakan pada metode Pedagogi secara konsisten. Metode pedagogi menurut ratna P. (2004.20) memiliki keunggulan : a. Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid. b. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning community)
  • 52. Sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat. c. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan dangan melibatkan aspek knowing the good,loving the good and acting the good d. Metode Pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak, yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga 9 aspek kecerdasan manusia. e. Seluruh pendekatan di atas menrapkan prinsip –prinsip.
  • 53. BAB VI MENUJU BANGSA YANG BERKARAKTER
  • 54. A. Membangun Bangsa Berkarakter karakter bangsa terbangun atau tidak sangat tergantung kepada bangsa itu sendiri. Bila bangsa tersebut memberikan perhatian yang cukup untuk membangun karakter mak akan terciptalah bangsa yang berkarakter. Bila sekolah dapat memberikan pembangunan karakter kepada muridnya, maka akan tercipta pula murid berkarakter. Demikian pula sebaliknya. Kita faham Tuhan tidak merubah keadaan suatu kaum bial mereka tidak berusaha melakukan perubahan itu. Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia:
  • 55. a) Transendensi : Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Dari kesadaran ini akan memunculkan sikap penghambaan semata-mata pada Tuhan yang Esa. b) Humanisasi : Setiap manusia pada hakikatnya setar di mat Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subyek yang memiliki potensi c) Kebinekaan : kesadaran akan adanya sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan, Persatuan Indonesia : d) Liberasi : Pembebasan ats penindasan sesama manusia. Karenanya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia. e) Keadilan : Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 56. B. Penguatan Melalui Tri Pusat Pendidikan Perkembangan peserta didik sangat dipengaruhi oleh lingkungan, lingkungan sendiri sering diartikan sebagai situasi di sekitar kita, segala sesuatu di alam semesta ini yang berada di luar diri anak. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya. Manusia juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Lingkungan tempat anak mendapat pendidikan disebut lingkungan pendidikan.
  • 58. Pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mangatasi krisis moral yang terjadi di negara kita. Di mana sering kita dengar di media audio visual maupun media cetak hampir tiap hari ad berita kekrasan, pergaulan seks bebas, pencurian, pembunuhan yang dilakukananak usia dini, korupsi bahkan pemerkosaaan.
  • 59. Bahkan di dunia pendidikan juga banyak kita jumpai perilaku penyimpangan seperti jual beli soal ujian, perilaku mencontek, etika sopan santun dan masih banyak lagi perilaku-perilaku yang menyimpang yang terjadi saat ini. Mengingat waktu terbanyak seorang anak adlah di rumah dan sekolah mak lembaga pendidikan dan didikan orang tua lah yang akan sangat menentukan pembentukan karakter anak hal ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah dalam bidang pendidikan yakni kurikulum yang tepat untuk membentuk calon penerus bangsa yang mempunyai jiwa dan karakter yang matang.
  • 60. ............................................................. ........................................................... ........................................................... ......................THE END......................