1. ANALISIS KEAMANAN PANGAN
MINUMAN BERWARNA (ES SIRUP) DI
PEDAGANG KELILING
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis
Keamanan Pangan yang di bimbing oleh :
1. Drs. Almasyhuri, M.Si., Apt.
2. Mira Miranti, S.Tp., M.Si
Disusun Oleh:
Nama
: Vina Ramdiani
NPM
: 0661 12 072
Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan
Bogor
2013
1
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
2. Daftar Isi
Daftar Isi ........................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan......................................................................................1
I.1. Latar Belakang .............................................................................1
I.2. Tinjauan Pustaka..........................................................................2
I.2.1. Sanitasi Makanan dan Minuman.............................................2
I.2.2. Bahan Tambahan Pangan........................................................3
I.3. Rumusan Masalah .......................................................................5
I.4. Batasan Permasalahan ................................................................6
BAB II Tujuan Observasi ...........................................................................7
II.1. Pengertian Sirup .........................................................................7
II.2. Bahan Baku Sirup ......................................................................8
II.3. Proses Pembuatan Sirup ...........................................................8
II.4. Proses Distribusi ........................................................................8
2
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
3. BAB III Metode Observasi ........................................................................9
III.1. Jenis Observasi ........................................................................9
III.2. Lokasi dan Waktu Observasi .................................................9
III.2.1. Lokasi Observasi .................................................................9
III.2.2. Waktu Observasi .................................................................9
BAB IV Pembahasan ..................................................................................10
BAB V Kesimpulan dan Saran..............................................................13
V.1. Kesimpulan ....................................................................................13
V.2. Saran ................................................................................................14
Daftar Pustaka
3
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
4. BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
pemerintah telah melakukan berbagai upaya kesehatan seperti yang tercantum
dalam pasal 10 undang undang nomor 23 tahun 1992 yaitu dengan pemeliharaan
pendekatan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu dan
berkesinambungan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana di maksud dalam pasal 10
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, salah satunya adalah pengamanan
makanan dan minuman. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang pangan
mempengaruhi berbagai kebutuhan manusia khususnya membuat penemuanpenemuan baru dalam pengolahan makanan yang menjadi kebutuhan pokok bagi
sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat di berbagai usaha boga yang
memproduksi berbagai makanan dan minuman dengan menambahkan bahan
makanan yang lain sehingga mempengaruhi kualitas hidangan tersebut.
Penambahan bahan tambahan makanan yang disengaja pada
pengolahan,
pengemasan,
penyimpanan,
maupun
pada saat
pendistribusian
bukan
merupakan bahan utama (ingredient)..
Minuman jajanan di pasar tradisional merupakan industri skala kecil yang
biasanya kurang memperhatikan sanitasi dan keamanan pangan. Minuman jajanan
seperti es cendol, es teler, es kelapa muda dan es sirup yang rasanya enak, manis,
segar dan penampilannya yang menarik, menjadikan produk ini banyak disukai
oleh masyarakat. Minuman es sirup merupakan salah satu contoh minuman ringan
yang tidak lepas dari penggunaan bahan tambahan pangan seperti zat warna,
pengawet, zat pemanis dan aroma, dimana diberikan secara berlebihan dan tidak
memenuhi persyaratan kesehatan. Penggunaan zat pewarna yang berlebihan sering
4
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
5. dijumpai pada minuman es sirup yang dijual oleh pedagang minuman yang
berkeliling atau mangkal di pinggir jalan. selain pewarna minuman es sirup
menjadi salah satu contoh produk yang mencampurkan pemanis buatan. Dalam
produk ini, takarannya harus sesuai dengan syarat yang berlaku menurut Standar
Nasional Indonesia. Pemanis buatan yang tidak sesuai syarat pemakaian dalam
minuman jajanan menjadi salah satu masalah keamanan pangan. Sedangkan tujuan
penambahan pewarna pada minuman es sirup ini untuk menambah keanekaragaman
warna dari produknya serta menambah daya tarik para konsumen karena dipengaruhi
oleh tekstur warna yang memikat, cita rasa yang enak serta harga yang relatif
terjangkau untuk dikonsumsi. Penelitian yang dilakukan oleh Soleh (2003) dalam
Yuliarti (2007) terhadap 25 sampel makanan/minuman jajanan yang beredar di kota
Bandung terdapat 5 sampel yang mengandung Rhodamin B, 251 yang di periksa di
Bogor sebanyak 14,5 % mengandung rhodamin B. Timbulnya penyalahgunaan zat
pewarna dan pemanis tersebut antara lain di sebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
mengenai zat pewarna untuk pangan dan juga harga zat pewarna untuk industri lebih
murah dari pada zat pewarna untuk pangan. Selain itu, minuman es sirup sangat di
gemari anak-anak karena warnanya yang menarik, untuk itu penulis tertarik untuk
melakukan observasi pada es sirup yang di jual di depan pintu gerbang utama Kebun
Raya Bogor yang merupakan tempat wisata yang banyak di kunjungi keluarga beserta
anak-anaknya.
I.2. Tinjauan Pustaka
I.2.1. Sanitasi makanan dan minuman
Makanan/Minuman
jajanan
adalah
makanan/minuman
yang
tidak
mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair
yang mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang
dikemas dalam kemasan siap untuk di konsumsi (Cahyadi,2005). Makanan/minuman
jajanan adalah makanan dan minuman yang di persiapkan dan di jual oleh pedagang
kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan
atau di konsumsi tanpa pengolahan dan persiapan lebih lanjut. Makanan dan
minuman ini umumnya memiliki bentuk, cita rasa yang berbeda serta lebih mencolok
yang dapat menarik perhatian anak-anak. Makanan dan minuman merupakan bahan
5
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
6. yang sangat di butuhkan oleh makhluk hidup yang berguna bagi kelangsungan
hidupnya. makanan dan minuman yang kita butuhkan tidak hanya untuk pertumbuhan
dan perkembangan fisik saja, namun dengan demikian dapat pula menjadi sangat
membahayakan karena dapat menjadi perantara bagi berbagai penyakit, untuk
mendapatkan makanan yang terjamin baik secara kualitas maupun kuantitas di
perlukan adanya tindakan yaitu salah satunya adalah sanitasi makanan dan minuman
(Slamet 1994). adapun kegiatan-kegiatan dalam usaha sanitasi makanan dan minuman
adalah :
1. Keamanan makanan yang di sediakan
2. Hygiene perorangan dan praktek-praktek penanganan makanan dan minuman
oleh karyawan yang bersangkutan.
3. Keamanan terhadap penyediaan air.
4. Pengelolaan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan, penyajian, dan
penyimpanan.
5. Pengolahan pembuangan air limbah dan kotoran.
6. Penyucian, kebersihan, dan penyimpanan alat-alat.
Untuk hal tersebut di atas tidak terlepas dari pengawasan terhadap tenaga
pengolahan makanan, pedagang yang menyajikan makanan, alat-alat yang digunakan
pada saat pengolahan makanan dan minuman, serta tempat-tempat produksi yang
tidak saniter dan juga air yang digunakan dalam kegiatan tersebut tidak memenuhi
syarat.
I.2.2. Bahan Tambahan Pangan
Bahan tambahan pangan (Food Additive) adalah bahan atau campuran bahan
yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan.
Jadi bahan tambahan pangan ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar
memiliki kualitas yang meningkat (Budiyanto,2004). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan pangan atau
aditif adalah suatu bahan yang ditambahkan dan dicampurkan ke dalam bahan pangan
sewaktu pengolahan untuk meningkatkan mutu. Menurut Syah (2005) secara khusus
tujuan penggunaannya bahan tambahan adalah untuk membentuk makanan menjadi
lebih baik dan lebih enak di mulut, memberikan warna dan aroma yang lebih menarik
6
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
7. sehingga menambah selera , meningkatkan kualitas makanan, Menghemat biaya,dan
mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan.
Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah
satu ciri yang penting. Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk
menentukan kualitas makanan, antara lain warna dapat memberi petunjuk
mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan (deMan JM.
1997). Selain itu, beberapa warna spesifik dari buah juga dikaitkan dengan
kematangan. Warna juga mempengaruhi persepsi akan rasa. Oleh karena itu,
warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam memilih suatu
produk makanan dan minuman (Fennema OR. 1996; Smith J. 1991). Tujuan dari
penggunaan zat warna tersebut adalah untuk membuat penampilan makanan dan
minuman menjadi menarik, sehingga memenuhi keinginan konsumen. Awalnya,
makanan diwarnai dengan zat warna alami yang diperoleh dari tumbuhan, hewan,
atau mineral, akan tetapi proses untuk memperoleh zat warna alami adalah mahal.
Selain itu, zat warna alami umumnya tidak stabil terhadap pengaruh cahaya dan
panas sehingga sering tidak cocok untuk digunakan dalam industri makanan.
Maka, penggunaan zat warna sintetik pun semakin meluas. Keunggulankeunggulan zat warna sintetik adalah lebih stabil dan lebih tahan terhadap
berbagai kondisi lingkungan. Daya mewarnainya lebih kuat dan memiliki rentang
warna yang lebih luas. Selain itu, zat warna sintetik lebih murah dan lebih mudah
untuk digunakan (deMan JM. 1997; Smith J. 1991; Nollet LML. 1996). Sejak
pertama kali dibuat pada tahun 1856 hingga saat ini, telah banyak zat warna
sintetik yang diciptakan. Akan tetapi, ternyata banyak pula zat warna sintetik itu
memiliki sifat toksik (Marmion DM. 1984). Dalam suatu penelitian, diperoleh zat
warna azo (Amaranth, Allura Red, dan New Coccine) terbukti bersifat genotoksik
terhadap mencit (Tsuda S. et al. 2006). Selain itu, zat warna Red No. 3 juga
terbukti dapat merangsang terjadinya kanker payudara secara in vitro (Dees C. et
al. 2006). Maka, penggunaannya harus diatur secara tegas. Di Indonesia, zat
warna makanan termasuk dalam Bahan Tambahan Pangan yang diatur melalui
UU RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan pada bab II, bagian kedua, pasal 10.
Dalam UU tersebut, dinyatakan bahwa dalam makanan yang dibuat untuk
7
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
8. diedarkan, dilarang untuk ditambah dengan bahan apapun yang dinyatakan
dilarang atau melampaui batas ambang maksimal yang ditetapkan. Selain itu,
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/Menkes/Per/V/85 dan Kep. Dir.
Jend. POM Depkes RI Nomor: 00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 239/Menkes/Per/ V/85, terdapat 34 jenis zat
warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang penggunaannya
pada makanan (Utami ND. 2005; Dirjen POM 1997).
Makanan yang beredar di masyarakat memiliki warna yang bermacam- macam
dan kebanyakan menggunakan zat warna sintetik. Dengan adanya peraturan yang
telah ditetapkan, diharapkan keselamatan konsumen dapat terjamin. Akan tetapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Hal tersebut dapat dilihat pada penjual makanan
di pinggiran jalan, biasanya menggunakan bahan tambahan makanan, termasuk
zat warna, yang tidak di izinkan. Hal itu disebabkan karena bahan-bahan itu
mudah diperoleh dalam kemasan kecil di toko dan pasar dengan harga murah
(Maskar DH. 2004; Sihombing N. 1985). Oleh karena itu, adanya zat warna
sintetik yang tidak di izinkan dalam makanan, dapat terjadi karena kesengajaan
produsen makanan menggunakan zat warna sintetik itu, misalnya zat warna
tekstil, untuk menghasilkan warna yang lebih menarik. Atau, hal itu bisa terjadi
karena ketidaktahuan produsen makanan membeli zat warna sintetik yang
dikiranya aman, tetapi ternyata mengandung zat warna sintetik yang tidak di
izinkan.
I.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
observasi ini adalah :
1. Bagaimana cara pengolahan es sirup ?
2. Apa saja kandungannya?
3. Apakah pewarna yang di gunakan sudah memenuhi persyaratan?
4. Apakah kadar pewarna sudah sesuai dengan yang di tentukan oleh
pemerintah?
5. Apakah air yang digunakan sudah aman untuk di konsumsi?
8
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
9. 6. Bagaimana sanitasi lingkungan, pedagang, serta alat yang di gunakan?
I.4. Batasan Permasalahan
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan dana yang pemilik miliki
untuk meneliti keseluruhan permasalahan pada identifikasi masalah di atas, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas adalah apakah zat yang di
gunakan pada minuman sirup yang di jajakan di depan pintu gerbang Utama
Kebun Raya kota Bogor sudah sesuai dengan PerMenKes RI nomor
722/MenKes/Per/IX/1988. Selain ada atau tidaknya bahan tambahan pangan yang
dilarang, penulis juga memperhatikan sanitasi dari lingkungan maupun pedagang
yang bersangkutan.
9
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
10. BAB II
TUJUAN OBSERVASI
Untuk mengetahui keamanan minuman berdasarkan sanitasinya dan
penggunaan zat pemanis dan pewarna pada minuman es sirup yang di jajakan di
depan pintu gerbang utama Kebun Raya Bogor.
II.1. Pengertian Sirup
Sirup merupakan larutan yang terbuat dari air, gula, dan formulasi bahanbahan tambahan pangan. bahan tambahan pangan yang di gunakan bertujuan
untuk meningkatkan nilai organoleptik, menghambat pertumbuhan mikroba dan
memperpanjang masa simpan produk.
Gambar II.1. Es Sirup yang di jual di depan pintu gerbang utama Kebun Raya
Bogor
10
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
11. II.2. Bahan Baku Sirup
Sirup mempunyai variasi rasa dan aroma biasanya diambil dari ras buahbuahan. bahan yang digunakan dalam pembuatan sirup adalah buah segar, gula
pasir, asam sitrat, natrium benzoat, garam dapur dan air.
II.3. Proses Pembuatan Sirup
1. Memilih buah yang segar, tua, dan yang telah masak lalu di cuci.
2. Potong buah menjadi empat bagian.
3. Parut buah hingga menjadi bubur.
4. Tambahkan air, gula pasir, natrium benzoat, asam sitrat dan garam dapur.
5. Aduk sampai rata.
6. Kemudian bahan yang telah tercampur tersebut di panaskan hingga
mendidih dan biarkan sampai agak mengental.
7. Dalam keadaan panas saring hasilnya, setelah dingin segera masukan ke
dalam botol tertutup.
II.4. Proses Distribusi
Pedagang kaki lima mencampurkan sirup yang tadi dengan air dan di beri
es batu, kemudian di kemas dalam kemasan gelas plastik siap saji. lalu
menjajakannya di tempat-tempat ramai dengan menggunakan sepeda motor.
11
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
12. BAB III
METODE OBSERVASI
III.1. Jenis Observasi
Jenis dari observasi ini adalah survei yang bersifat deskriptif analitis
dimana penulis berusaha mendeskripsikan permasalahan dan menganalisisnya untuk
melihat gambaran jenis, dan kadar pewarna yang digunakan. Selain observasi langsung,
penulis pun mengambil data yang berhubungan dengan substansi yang di peroleh dari
literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis dan sangat relevan untuk
mendukung observasi ini.
III.2. Lokasi dan Waktu Observasi
III.2.1. Lokasi Observasi
Observasi dilakukan pada minuman sirup yang di jual di depan pintu gerbang
masuk utama Kebun Raya Bogor, kota Bogor. dikarenakan banyaknya penjual minuman
jajanan es sirup dengan variasi rasa seperti yang berwarna kuning dan cokelat.
III.2.2. Waktu Observasi
Observasi ini dilakukan dari tanggal 1 Juli 2013 sampai tanggal 6 Juli 2013.
12
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
13. BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan
masalahnya yaitu penggunaan bahan tambahan pangan pada makanan dan
minuman untuk berbagai keperluan. Diantara beberapa bahan tambahan makanan
yang sering digunakan salah satunya adalah pewarna sintetik. menurut Winarno
(1997), penggunaan zat pewarna pada makanan dan minuman adalah untuk
mempertajam atau menyeragamkan warna bahan makanan yang mengalami
perubahan pada saat atau proses pengolahan, memberi warna pada makanan yang
tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Pengamatan zat pewarna pada
minuman sirup dan sirup dilakukan karena mengingat banyaknya zat pewarna
yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan baik yang diizinkan maupun
yang tidak diizinkan. Menurut Permenkes RI nomor 722/menkes/per/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan bahwa tidak semua zat pewarna yang
digunakan merupakan zat pewarna yang diizinkan. Berdasarkan pemeriksaan yang
dilakukan oleh BPOM pada 195 Sekolah Dasar di 18 provinsi diantaranya
Surabaya, Semarang, Bandar lampung dan Denpasar sebanyak 681 sampel yaitu
minuman ringan, es sirup, saos, kerupuk dan makanan gorengan. hasil uji analisis
menunjukkan bahwa 46 sampel minuman es sirup mengandung Amaranth, dan 8
sampel minuman sirup mengandung methanyl yellow.
Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara/observasi langsung
dengan penjual minuman es sirup yang bertempat di depan pintu gerbang Kebun
Raya Bogor. Berdasarkan hasil dari wawancara dan pengamatan penulis bahwa
penjual menggunakan bahan tambahan makanan berupa zat pewarna dan pemanis
buatan, menurut penjual bahan tambahan pangan yang digunakan adalah bahan
tambahan pangan yang diizinkan badan POM yaitu Sunset yellow dan Tartrazine.
secara kasat matapun, penulis bisa menduga bahwa pedagang memang
menggunakan pemanis dan pewarna sintetik, dikarenakan tampilan warna kuning
dari es sirup tersebut sangat mencolok dan dapat menarik perhatian konsumen.
13
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
14. sedangkan untuk pemanis, terasa pahit di lidah. akan tetapi zat pewarna sintetik
tersebut memang diperbolehkan oleh badan POM selama masih dalam kadar yang
telah ditentukan, yaitu di bawah 70 mg/L. Dikarenakan keterbatasan penulis dan
media untuk melakukan penelitian lebih lanjut maka kita tidak dapat mengetahui
kebenaran akan hal yang di observasi melalui pemeriksaan laboratorium. Jadi
penulis hanya sebatas menyimpulkan dari hasil wawancara dan hasil pengamatan
secara langsung oleh penulis. Sedangkan apabila dilihat dari aspek sanitasi,
terlihat penjual cukup memahami pentingnya kebersihan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi minuman oleh mikroba ataupun cemaran kimia dan
cemaran fisik. Dikarenakan pedagang merupakan pedagang keliling yang
menggunakan sepeda motor jadi penulis tidak bisa secara langsung melihat proses
pembuatan es sirup tersebut sebab proses pembuatan dilakukan dirumah.
Sunset yellow merupakan jenis pewarna jingga sintetik yang sangat mudah
larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuningan yang biasa
digunakan dalam produk fermentasi yang telah mengalami proses pemanasan.
Pewarna ini biasa digunakan dalam pembuatan sirup (orange squash), jelly
orange, saus, dan pada bahan pangan lain yang mengandung warna kuning,
orange, dan kemerahan. Tartrazin merupakan pewarna kuning lemon yang umum
digunakan sebagai pewarna makanan di Afrika, Swedia dan Indonesia. Zat
pewarna lain adalah ponceau 4R, pewarna ini merupakan pewarna sintetis yang
berwarna merah. Penggunaan zat pewarna sintetis ini disenangi oleh pedagang
karena mempunyai variasi warna yang beragam dan mudah ditemukan di pasaran
dengan harga relatif murah serta pemakaiannya pun lebih praktis daripada
pewarna alami. Penggunaan bahan pewarna sintetis dalam makanan walaupun
mempunyai dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat
membuat suatu pangan lebih menarik, meratakan warna pangan, ternyata dapat
pula menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia. Menurut Cahyadi
(2006), ada hal-hal yang mungkin memberikan dampak negatif tersebut apabila :
1. Bahan pewarna sintetis dikonsumsi dalam jumlah kecil namun berulang.
2. Bahan pewarna sintetis dikonsumsi dalam waktu yang lama.
14
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
15. 3. Kelompok masyarakat yang luas dengan daya tahan yang berbeda-beda
yaitu tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan
sehari-hari dan keadaan fisik.
4. Beberapa masyarakat menggunakan bahan pewarna sintetis secara
berlebihan.
5. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang
tidak memenuhi persyaratan.
Sejumlah makanan yang kita konsumsi tidak mengandung zat yang berbahaya
menurut daftar zat warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya (Peraturan
Menteri
Kesehatan
nomor
722/menkes/per/IX/1988).
Namun
demikian,
penggunaan pewarna tersebut hendaknya dibatasi karena meskipun relatif aman
penggunaan dalam jumlah yang besar tetap dapat membahayakan kesehatan
konsumen. Penggunaan tartrazin ataupun sunset yellow secara berlebihan dapat
menyebabkan reaksi alergi khususnya bagi orang yang sensitif terhadap asam
asetilsiklik dan asam benzoat, selain dapat mengakibatkan asma dapat pula
mengakibatkan hiperaktif pada anak. Sunset yellow dalam jumlah yang besar
dapat menimbulkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntahmuntah, dan gangguan pencernaan.
Upaya pencegahan untuk menghindari agar pangan tidak meracuni atau
menimbulkan penyakit pada konsumen adalah tanggung jawab semua pihak yaitu
pedagang, pemerintah, masyarakat terutama para orang tua. Pasalnya ada juga
pedagang yang menggunakan bahan tambahan pangan dikarenakan ketidaktahuan,
oleh sebab itu pemerintah harus sering mengadakan penyuluhan terhadap para
pedagang tentang pentingnya keamanan pangan, dan juga pemerintah diharapkan
dapat lebih tegas terhadap para pedagang yang tidak bertanggung jawab. Sebagai
pedagang ataupun produsen berkewajiban untuk menghasilkan pangan yang aman
dan bermutu. selain pedagang dan pemerintah, masyarakat pun berperan penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan negara Indonesia. Masyarakat harus lebih
selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi, dan juga harus pro aktif
terhadap masalah-masalah keamanan pangan saat ini.
15
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
16. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan zat pewarna pada minuman es sirup yang dijual
di depan pintu gerbang utama Kebun Raya Bogor dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Penggunaan zat pewarna yang berlebihan sering dijumpai pada minuman
es sirup yang dijual oleh pedagang minuman yang berkeliling atau
mangkal di pinggir jalan.
2. Pedagang menggunakan zat pewarna sintetis yaitu sunset yellow dan
tartrazin.
3. Kadar yang digunakan masih sesuai persyaratan yaitu dibawah 70 mg/l.
4. Tujuan penambahan pewarna pada minuman es sirup ini untuk menambah
keanekaragaman warna dari produknya serta menambah daya tarik para
konsumen karena dipengaruhi oleh warna yang memikat, cita rasa yang enak
serta harga yang relatif terjangkau untuk dikonsumsi.
5. Walaupun termasuk zat pewarna yang diperbolehkan, akan tetapi
penggunaannya tetap harus dibatasi karena Penggunaan tartrazin dapat
menyebabkan reaksi alergi, dapat mengakibatkan asma dapat pula
mengakibatkan hiperaktif pada anak. Sunset yellow dapat menimbulkan
radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan
gangguan pencernaan.
6. Upaya pencegahan untuk menghindari agar pangan tidak meracuni atau
menimbulkan penyakit pada konsumen adalah tanggung jawab semua
pihak yaitu pedagang, pemerintah, masyarakat terutama para orang tua.
demi meningkatnya derajat kesehatan negara Indonesia.
16
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
17. V.2. Saran
1. Sebaiknya untuk mengamati keamanan pangan, terlebih kandungan ada
atau tidaknya bahan sintetis mahasiswa difasilitasi berupa laboratorium
untuk melakukan uji laboratorium.
2. Diharapkan terhadap instansi terkait khususnya BPOM untuk tetap
mengadakan pembinaan, pengawasan, serta evaluasi berkala kepada
produsen sirup mengenai penggunaan bahan tambahan sintetik pada
produk yang dihasilkan.
3. Bagi penjual sirup sebaiknya lebih memilih dan menggunakan sirup yang
tertera label pada kemasannya.
4. Bagi masyarakat harus lebih selektif dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi, dan juga harus pro aktif terhadap masalah-masalah keamanan
pangan saat ini. Jadilah masyarakat yang pintar dan berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan negara Indonesia.
17
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013
18. Daftar Pustaka
Purba, Elisabet R. 2010. Analisis zat pewarna pada minuman sirup yang dijual di
sekolah dasar kelurahan Lubuk Pakam III kecamatan Lubuk Pakam.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14661/1/10E00009.pdf.
(Diakses pada Rabu, 26 Juni 2013 pukul 12.49 WIB).
Mudjajanto, E. S. 2006. Tahu, makanan favorit yang keamanannya perlu
diwaspadai.http://www.fk.undip.ac.id./khasiat-alami/68-tahu-makananfavorit-yang-perlu-diwaspadai. (Diakses pada Jum’at 28 Juni 2013 pukul
08.26 WIB).
Winarno, FG. 1993. Pangan gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
18
Vina Ramdiani. Analisis Keamanan Pangan : Minuman berwarna ( Es Sirup ) yang dijual di depan pintu
gerbang utama Kebun Raya Bogor . 2012-2013