SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Kiat-Kiat Menjadi Editor
Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu
Editor merupakan tulang punggung dalam penerbitan. Tidak hanya itu, editor memegang
peranan penting untuk menambah nilai sebuah karya. Peranan ini disertai tanggung jawab
yang berat. Editor yang cerdas, rajin, teliti, dan taktis, bisa mempererat kerja sama antara
penerbit dan pengarang. Sedangkan kecerobohan dan ketidaktaktisan seorang editor, bisa
mendatangkan bencana bagi hubungan penerbit dengan pengarang.
Selain dituntut untuk berlatih dengan metode "belajar dengan bekerja", editor juga
ditantang untuk terus memperkaya wawasannya dalam dunia pengeditan. Salah satunya
adalah dengan mengikuti tip-tip berikut ini.
Artikel Terkait
Langkah-langkah Meresensi Buku
Enam Langkah agar Tulisan Anda Dipublikasikan
Mengamati Budaya
Menyunting dan Menulis Ulang
Semua Orang Ingin Jadi Kritikus
Bagaimana Melakukan Kritik Terhadap Karya Sastra
Bagian-bagian serta Beberapa Hal yang Perlu Diketahui dalam Menulis Feature
1. Menguasai Tata Bahasa dan Ejaan
Ejaan dan tata bahasa adalah dua hal yang sangat penting dalam penyuntingan. Oleh
karena itu, editor harus betul-betul menguasai kedua hal ini. Tanpa penguasaan itu,
penyuntingan kelak akan berantakan. Penyuntingan naskah sebaiknya mengikuti
perkembangan bahasa dan istilah yang hidup dalam masyarakat dan dalam dunia ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, penyuntingan dilakukan berdasarkan bahasa yang aktual
dan berlaku pada saat itu.
2. Melatih Ketelitian
Ketelitian merupakan "hukum menulis" pertama yang harus diberlakukan oleh editor.
Jangan sampai sebuah kata tertinggal, terbalik-balik, atau kelebihan satu dua kata. Kata
yang terjalin dalam sebuah kalimat merupakan bangunan dari paragraf dan bangunan dari
tulisan. Tugas utama editor adalah memeriksa semua kata-kata yang ada di dalam tulisan,
baik secara tunggal maupun kalimat. Semuanya harus akurat sesuai dengan tata bahasa dan
rasa bahasa. Pemeriksaan kalimat dan kata penting bagi tulisan yang kukuh dan berbobot.
Keteledoran dalam penulisan kata akan berakibatkan pada kelemahan dalam tulisan itu.
Selain itu, kesalahan ketik dan kesalahan penulisan akan mengganggu pembaca yang sedang
tekun menyimak gagasan dalam sebuah tulisan. Oleh karena itu, editor perlu terus melatih
kejeliannya dalam memoles tulisan.
3. Memahami Ragam Tulisan
Setiap tulisan memunyai ciri sendiri sesuai dengan sasaran penulisan. Misalnya, tulisan
untuk akademis, untuk anak, untuk hiburan, dan sebagainya. Sebelum menyunting, editor
perlu memahami bidang tulisan [tertentu] dan sasaran pembacanya, agar baik penerbit dan
pembaca puas dengan hasil kerja editor.
4. Peka terhadap Pilihan Kata
Setelah memahami jenis tulisan yang diinginkan penerbit dan ditulis oleh penulis, editor
perlu peka terhadap kata-kata pilihannya. Misalnya, editor perlu ekstra hati-hati terhadap
unsur-unsur yang berbau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dan pornografi. Editor
perlu mempelajari apa yang layak diterbitkan atau tidak. Jika terjadi kelalaian dalam hal
ini, tentu saja penerbit atau redaksi akan mengalami kerugian.
5. Bekerja Sama dengan Penulis
Editor membantu penulis memoles karyanya. Oleh karena itu, editor tidak boleh
menempatkan diri pada posisi penulis naskah. Editor yang baik akan menjalin hubungan
yang baik dengan penulis. Dari segi penulisan naskah, pada dasarnya penulis di bagi
menjadi tiga golongan: penulis pemula, penulis semi-profesional, dan penulis profesional.
Dari segi watak, penulis juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dengan
mengenal penulis, editor akan lebih nyaman berkonsultasi dengan penulis saat ingin
memberi saran dan mengubah naskah.
Seorang editor tidak akan berhenti untuk belajar, karena dia akan terus menemukan hal
yang baru saat dia bekerja. Editor akan mencari waktu untuk berpikir jernih, berbahasa
benar, dan menemukan ungkapan yang segar. Mengingat bobot pekerjaannya, tentu saja
editor perlu mendapatkan penghargaan yang senilai dengan perjuangannya.
Dirangkum dari:
1. __________. "Editor Jobs - Top 10 Ways to be a Great Editor".
Dalamhttp://www.editingcrossing.com/
2. __________. "Tugas Editor". Dalam http://www.journalist-adventure.com/
3. Eneste, Pamusuk. "Buku Pintar Penyuntingan Naskah". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
4. Taryadi, Alfons dkk. "Visi Pelayanan Literatur". Yogyakarta: Yayasan Andi
Kompetensi Seorang Editor
---Anwar Holid
Saya memulai karir di dunia perbukuan sebagai 'asisten editor' di Mizan. Editor yang saya
layani terutama ialah Hernowo, Yuliani Liputo, Rachmat Taufiq Hidayat, Taufan Hidayat, Sari
Meutia, dan Tholib Anis. Tugas utama saya kira-kira mencakup copyediting, proofreading,
membuat indeks, mengawasi cetak coba, dan melayani segala kebutuhan editor. Sesekali
saya juga mendapat kepercayaan untuk bertugas sebagai editor---sebab itulah niat utama
saya bekerja di industri buku. Kadang-kadang saya diminta mendampingi atau menemui
penulis, meski belum benar-benar bekerja sama dengan mereka. Tapi minimal kami
berinteraksi.
Pada periode itu salah satu yang paling saya ingat ialah Hernowo---manajer kami---
tampaknya sedang memasuki masa transisi dalam karirnya. Gejalanya ialah hampir setelah
rapat mingguan dia memberi tulisan untuk kami baca, baik berhubungan langsung dengan
penerbitan maupun manajemen. Kami suka heran, ada apa nih mas Her kok agak berubah,
yaitu sering mengutarakan pikiran-pikirannya agar kami baca. Saya waktu itu masih anak
bawang di dunia kantor, jadi meskipun tulisan itu saya baca, ada kalanya langsung saya
taruh di laci setelah sekali baca.
Sebenarya hampir semua editor di Mizan juga suka menulis. Yuliani berkali-kali
mempublikasikan tulisan di Kompas, bahkan menimbulkan polemik. Sari Meutia, Rachmat
Taufiq Hidayat, Taufan Hidayat juga suka menulis di media lain. Tulisan saya pernah dimuat
Gatra dan Republika.
Suatu hari ketika datang ke Mizan lagi untuk mengerjakan order, di showroom saya
membuka-buka Mengikat Makna (2001) karya Hernowo. Saya kaget dan berteriak dalam
hati, "Loh, ini kan tulisan-tulisan mas Her yang dulu dia bagi-bagikan ke kami!" Rupanya dia
secara padu dan menarik mampu mengolah perca tulisan yang dulu kami anggap sebagai
buah kegelisahan menjadi buku tentang bacaan dan penulisan paling fenomenal di
Indonesia. Berani taruhan, sejak itulah namanya menjadi terkemuka tidak hanya sebagai
editor sebuah penerbit yang khas, melainkan menjadi diri sendiri. Saya pikir, Mengikat Makna
merupakan buah dari pengalaman dan pembelajarannya bertahun-tahun menjadi editor
senior di Mizan. Itu menakjubkan.
Karena gagal membangun karir di Mizan, saya berusaha belajar menjadi 'editor
sesungguhnya' secara serabutan, baik lewat ngantor maupun dengan menjadi editor
freelance, termasuk buat para penulis perorangan. Selalu ada pembelajaran menarik setiap
kali berinteraksi dengan sesama penulis dan editor. Saya kembali belajar dari Hernowo waktu
naskah saya akan diterbitkan MLC, meskipun akhirnya gagal. MLC ialah imprint Mizan yang
dulu banyak menerbitkan buku pembelajaran, penulisan, dan perbukuan.
Inilah rangkaian nasihat selama kami berinteraksi hendak menerbitkan buku:
1/ Yang lebih penting ialah lebih dulu "menemukan" diri sendiri--- penulis mau apa dengan
naskahnya, fokus atau kabur subjek yang dia jelajahi, bagaimana cara dia mengungkapkan
gagasan, apa harapannya terhadap naskah, dan kelengkapan lainnya.
2/ Yang sebaiknya memberi karakter pada naskah ialah penulis sendiri, bukan orang lain.
Idealnya yang memastikan sebuah buku mau diposisikan seperti apa bukan editor, penerbit,
atau orang di luar penulis.
3/ Lontarkan saja apa sebenarnya keinginan penulis atau bayangan buku seperti apa yang
penulis harapkan? Apakah buku ini misalnya bisa seperti buku Hernowo (Mengikat Makna)
atau buku Sofia Mansoor-Niksolihin (Pengantar Penerbitan)?
4/ Jadikan tulisan itu untuk membantu penulis menemukan diri, mulai dari keinginan,
harapan, karakter, apa pun. Bila menemukan sesuatu, penulis nanti akan menemukan
"konsep", "judul" atau apalah yang mewakili diri penulis berkaitan dengan naskahnya. Ini
akan membuat naskah jadi dahsyat.
5/ Selain menyusun naskah secara normatif---Eric Jensen menyebutnya sebagai "makna
yang dirumuskan" (reference meaning)---idealnya penulis berusaha menyentuh "makna yang
dihayati" (sense meaning). Tujuannya untuk mendapatkan makna terdalam sebuah naskah
dan menghindari menangani naskah secara kering dan normatif.
Saya juga mendapat masukan dari Ahmad Baiquni ketika menerbitkan buku di Mizania.
Dialah editor kedua buku saya. Dari Baiquni saya belajar tentang cara menyampaikan
gagasan secara halus dan persuasif. Ini bisa jadi dipengaruhi oleh kepekaan Baiquni yang
hebat terhadap bahasa dan kata. Dia awas terhadap efek bahasa dan kemungkinan
penerimaan pembaca terhadap cara ungkap. Apa sebuah kalimat akan membuat telinga
orang jadi panas atau membuat hatinya sejuk? Tentu sia-sia bila kita menulis sebuah buku
tentang agama, namun efeknya malah membuat orang jadi antipati terhadap agama tersebut.
Misinya gagal.
Menyimpulkan dari belajar gaya serabutan itu, menurut saya, kompetensi yang paling
dibutuhkan seorang editor antara lain:
1/ Peka bahasa, luwes menulis, jernih mengungkapkan gagasan. Kompetensi ini sangat
kualitatif, tapi efeknya gampang dilihat, misal dari enak-tidaknya buku dibaca, jelas-tidaknya
gagasan dalam sebuah buku. Kompetensi ini sudah saya saksikan sejak awal meniti karir.
Editor yang hebat pastilah pandai menulis---tak peduli apa dia pernah menerbitkan buku atau
tidak. Kompetensi ini akan melanggengkan karir seorang editor. Ini otomatis menggugurkan
adagium bahwa editor ialah penulis gagal. Bahkan bisa jadi sebaliknya, editor ialah penulis
yang sedang mengasah pena kepenulisannya.
2/ Menangkap gagasan terbaik dari penulis dan memberi saran untuk menciptakan visi
tentang sebuah buku. Dalam hal ini mari kita belajar dari Jonathan Karp, pendiri sekaligus
Editor in Chief di penerbit TWELVE. Yang paling menonjol dari TWELVE ialah cara Karp
menangani penulis dan naskah satu demi satu secara eksklusif untuk menghasilkan buku
yang benar-benar bermakna dan mengubah masyarakatnya---Amerika Serikat. Kinerja dia
membuktikan idealismenya. Dalam perjalanan karirnya, Karp mengaku sangat terkesan pada
Kate Medina, editor yang dia asistensi di Random House sebelum mendirikan TWELVE.
Inilah yang dia pelajari dari Medina:
Saya memperhatikan cara dia mendekonstruksi novel, atau manuskrip apa pun, dan
memandang naskah itu secara menyeluruh (holistically): dari sisi struktural, tematik, dan
seterusnya. Dia bisa memandang gambaran besar dan detailnya sekaligus. Dengan cara
positif, dia bisa menyetir penulis, untuk menciptakan karya yang lebih baik dan hidup. Yang
dia lakukan terutama ialah membuat novel itu jadi lebih jernih. Dan karena telah mengetikkan
lusinan memo selama bertahun-tahun, saya mulai belajar disiplin menjadi seorang editor.
Saya memperhatikan apa karakter-karakter itu terdengar nyata. Apa cara berceritanya
bergerak dengan tepat. Apa bahasa punya dampak tertentu atau tidak. Rasanya seperti
mendengar suara seseorang di dalam kepalamu. Saya mengenakan headphone itu dan
mendengarkan dia melaksanakan pengobatan editorialnya. Itu betul-betul membentuk diri
saya.
Sebenarnya ada banyak alasan kenapa Kate Medina jadi editor hebat. Saya kebetulan bisa
menguping semua percakapan dia via telepon, dan saya persis ingat sangat terkesan oleh
kenyataan bahwa dia tak pernah menyaringkan suaranya dan selalu ramah pada semua
orang. Waktu itu saya masih seorang lelaki pemarah berumur dua puluh limaan. Saya ingat
pernah masuk ruangannya dan berkata kepadanya, "Kate, kamu tidak pernah berteriak."
Balasnya, "Yah, aku menemukan selalu ada cara yang baik untuk menghadapi sesuatu." Itu
betul-betul mengubah saya. Saya menyaksikan profesionalismenya, caranya yang sangat
positif dan membangun dalam menghadapi orang. Saya juga memahami visinya.
Kita melihat editor memberi manfaat kepada penulis. Perhatikanlah para penulis yang tulus
berterima kasih pada editor, itu bukti bahwa sebagai orang luar, editor bisa memberi
masukan berharga baik pada naskah dan gagasan penulis. Editor dan penulis merupakan
tim; editor idealnya bisa memberi pendapat pada naskah dan memberi masukan untuk
keperluan penulis, apalagi demi kepentingan bersama. Dari dulu saya yakin bahwa bila
idenya menarik, sebuah naskah sebenarnya bisa dinegosiasikan buat diterbitkan, meski kita
tahu pertaruhan penerbit banyak dan mereka menuntut editornya untuk bekerja lebih hebat
mendatangkan keuntungan.
3/ Belajar terus dari sesama penulis dan editor. Kemungkinan ini terbuka luas sekali, apalagi
interaksi antarindividu sekarang bisa terjadi begitu mudah. Pelajaran bisa dipetik di mana-
mana. Kita bisa belajar apa saja, mulai dari penulisan hingga marketing. Saya mendapat
manual editing dari Yuliani, tahu Karp dari Sari Meutia, tahu cara editor fiksi menilai naskah
dari Hetih Rusli, masih sering membaca tulisan Hernowo, dan tahu makna menciptakan buku
beserta proses penulisannya dari sejumlah penulis.
4/ Editor harus berani mengungkapkan apa yang menurut pemikirannya benar, tapi harus
mampu menyampaikan pendapatnya dengan baik. Perhatikan cara editor menghadapi
penulis dengan baik. Kematangan Kate Medina bisa menjadi teladan. Atau editor harus
menguasai EQ dengan baik. Keberanian frontal hanya akan menciptakan musuh dan
membuat sebagian orang antipati, ini bisa menjadi bumerang. Sebab sebagian editor lain
kurang tahan kritik, begitu juga dengan penulis. Kalau sudah begini, bisa menimbulkan
konflik. Pelajarilah cara menyampaikan kritik yang baik, sepahit apa pun itu. Meski
maksudnya baik, jangan sampai kritik jadi ajang menjelek-jelekkan.
Contoh: Saya berpendapat ejaan kata untuk pekerjaan itu ialah 'karir', bukan 'karier', sebab
'karier' artinya 'pengangkut' atau dalam konteks biologi ialah gen pembawa sifat cacat.
5/ Berusaha menikmati dan menyelami segala jenis buku. Betul spesialisasi tampaknya
penting, tapi saya pikir menikmati segala jenis buku akan memperkaya khazanah dan makin
mengasah kemampuan berbahasa seorang editor, ujung-ujungnya akan membuat dirinya
awas betapa cara bertutur, menyampaikan, dan mengungkapkan gagasan itu dinamik dan
terus berkembang. Setelah sejak awal saya tertarik fiksi dan agama, akhir-akhir ini saya
tertarik dengan buku-buku nonfiksi seputar kreativitas dan manajerial. Ternyata banyak sekali
buku kreativitas yang sangat bermakna, misal Whatever You Think, Think The Opposite
karya Paul Arden. Kita bisa belajar menulis provokatif dari buku seperti itu, membolak-
balikkan logika, dan menantang kejumudan berpikir.
Terkait dengan itu semua, editor harus terus melatih kompetensi yang relevan dengan
pekerjaannya, baik menguasai perangkat penulis, menganalisis naskah, mulai dari kreativitas
hingga referensi, apalagi membaca dan menulis. Karena terus berhubungan dengan teks dan
gagasan, editor mestinya menikmati permainan bahasa, mengotak-atik, bereksperimen,
mencoba berbagai kemungkinan. Kalau setiap editor punya semangat belajar dan berlatih,
saya yakin industri perbukuan akan terus dinamik, dan generasi baru editor hebat akan terus
lahir.[]
Anwar Holid kini bekerja sebagai editor, penulis, dan publisis. Blogger @
http://halamanganjil.blogspot.com.
KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141
PS: Pointer dari esai ini saya presentasikan di pertemuan Writing for Editors, penerbit Mizan,
Bandung, 19 Mei 2010.

Contenu connexe

Dernier

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Dernier (20)

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

En vedette

PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...DevGAMM Conference
 
Barbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationBarbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationErica Santiago
 

En vedette (20)

PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
 
Barbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationBarbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy Presentation
 

Kiat menjadi seorang editor

  • 1. Kiat-Kiat Menjadi Editor Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu Editor merupakan tulang punggung dalam penerbitan. Tidak hanya itu, editor memegang peranan penting untuk menambah nilai sebuah karya. Peranan ini disertai tanggung jawab yang berat. Editor yang cerdas, rajin, teliti, dan taktis, bisa mempererat kerja sama antara penerbit dan pengarang. Sedangkan kecerobohan dan ketidaktaktisan seorang editor, bisa mendatangkan bencana bagi hubungan penerbit dengan pengarang. Selain dituntut untuk berlatih dengan metode "belajar dengan bekerja", editor juga ditantang untuk terus memperkaya wawasannya dalam dunia pengeditan. Salah satunya adalah dengan mengikuti tip-tip berikut ini. Artikel Terkait Langkah-langkah Meresensi Buku Enam Langkah agar Tulisan Anda Dipublikasikan Mengamati Budaya Menyunting dan Menulis Ulang Semua Orang Ingin Jadi Kritikus Bagaimana Melakukan Kritik Terhadap Karya Sastra Bagian-bagian serta Beberapa Hal yang Perlu Diketahui dalam Menulis Feature 1. Menguasai Tata Bahasa dan Ejaan Ejaan dan tata bahasa adalah dua hal yang sangat penting dalam penyuntingan. Oleh karena itu, editor harus betul-betul menguasai kedua hal ini. Tanpa penguasaan itu, penyuntingan kelak akan berantakan. Penyuntingan naskah sebaiknya mengikuti perkembangan bahasa dan istilah yang hidup dalam masyarakat dan dalam dunia ilmu pengetahuan. Dengan demikian, penyuntingan dilakukan berdasarkan bahasa yang aktual dan berlaku pada saat itu. 2. Melatih Ketelitian Ketelitian merupakan "hukum menulis" pertama yang harus diberlakukan oleh editor. Jangan sampai sebuah kata tertinggal, terbalik-balik, atau kelebihan satu dua kata. Kata yang terjalin dalam sebuah kalimat merupakan bangunan dari paragraf dan bangunan dari tulisan. Tugas utama editor adalah memeriksa semua kata-kata yang ada di dalam tulisan, baik secara tunggal maupun kalimat. Semuanya harus akurat sesuai dengan tata bahasa dan rasa bahasa. Pemeriksaan kalimat dan kata penting bagi tulisan yang kukuh dan berbobot. Keteledoran dalam penulisan kata akan berakibatkan pada kelemahan dalam tulisan itu. Selain itu, kesalahan ketik dan kesalahan penulisan akan mengganggu pembaca yang sedang tekun menyimak gagasan dalam sebuah tulisan. Oleh karena itu, editor perlu terus melatih kejeliannya dalam memoles tulisan.
  • 2. 3. Memahami Ragam Tulisan Setiap tulisan memunyai ciri sendiri sesuai dengan sasaran penulisan. Misalnya, tulisan untuk akademis, untuk anak, untuk hiburan, dan sebagainya. Sebelum menyunting, editor perlu memahami bidang tulisan [tertentu] dan sasaran pembacanya, agar baik penerbit dan pembaca puas dengan hasil kerja editor. 4. Peka terhadap Pilihan Kata Setelah memahami jenis tulisan yang diinginkan penerbit dan ditulis oleh penulis, editor perlu peka terhadap kata-kata pilihannya. Misalnya, editor perlu ekstra hati-hati terhadap unsur-unsur yang berbau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dan pornografi. Editor perlu mempelajari apa yang layak diterbitkan atau tidak. Jika terjadi kelalaian dalam hal ini, tentu saja penerbit atau redaksi akan mengalami kerugian. 5. Bekerja Sama dengan Penulis Editor membantu penulis memoles karyanya. Oleh karena itu, editor tidak boleh menempatkan diri pada posisi penulis naskah. Editor yang baik akan menjalin hubungan yang baik dengan penulis. Dari segi penulisan naskah, pada dasarnya penulis di bagi menjadi tiga golongan: penulis pemula, penulis semi-profesional, dan penulis profesional. Dari segi watak, penulis juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dengan mengenal penulis, editor akan lebih nyaman berkonsultasi dengan penulis saat ingin memberi saran dan mengubah naskah. Seorang editor tidak akan berhenti untuk belajar, karena dia akan terus menemukan hal yang baru saat dia bekerja. Editor akan mencari waktu untuk berpikir jernih, berbahasa benar, dan menemukan ungkapan yang segar. Mengingat bobot pekerjaannya, tentu saja editor perlu mendapatkan penghargaan yang senilai dengan perjuangannya. Dirangkum dari: 1. __________. "Editor Jobs - Top 10 Ways to be a Great Editor". Dalamhttp://www.editingcrossing.com/ 2. __________. "Tugas Editor". Dalam http://www.journalist-adventure.com/ 3. Eneste, Pamusuk. "Buku Pintar Penyuntingan Naskah". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 4. Taryadi, Alfons dkk. "Visi Pelayanan Literatur". Yogyakarta: Yayasan Andi
  • 3. Kompetensi Seorang Editor ---Anwar Holid Saya memulai karir di dunia perbukuan sebagai 'asisten editor' di Mizan. Editor yang saya layani terutama ialah Hernowo, Yuliani Liputo, Rachmat Taufiq Hidayat, Taufan Hidayat, Sari Meutia, dan Tholib Anis. Tugas utama saya kira-kira mencakup copyediting, proofreading, membuat indeks, mengawasi cetak coba, dan melayani segala kebutuhan editor. Sesekali saya juga mendapat kepercayaan untuk bertugas sebagai editor---sebab itulah niat utama saya bekerja di industri buku. Kadang-kadang saya diminta mendampingi atau menemui penulis, meski belum benar-benar bekerja sama dengan mereka. Tapi minimal kami berinteraksi. Pada periode itu salah satu yang paling saya ingat ialah Hernowo---manajer kami--- tampaknya sedang memasuki masa transisi dalam karirnya. Gejalanya ialah hampir setelah rapat mingguan dia memberi tulisan untuk kami baca, baik berhubungan langsung dengan penerbitan maupun manajemen. Kami suka heran, ada apa nih mas Her kok agak berubah, yaitu sering mengutarakan pikiran-pikirannya agar kami baca. Saya waktu itu masih anak bawang di dunia kantor, jadi meskipun tulisan itu saya baca, ada kalanya langsung saya taruh di laci setelah sekali baca. Sebenarya hampir semua editor di Mizan juga suka menulis. Yuliani berkali-kali mempublikasikan tulisan di Kompas, bahkan menimbulkan polemik. Sari Meutia, Rachmat Taufiq Hidayat, Taufan Hidayat juga suka menulis di media lain. Tulisan saya pernah dimuat Gatra dan Republika. Suatu hari ketika datang ke Mizan lagi untuk mengerjakan order, di showroom saya membuka-buka Mengikat Makna (2001) karya Hernowo. Saya kaget dan berteriak dalam hati, "Loh, ini kan tulisan-tulisan mas Her yang dulu dia bagi-bagikan ke kami!" Rupanya dia secara padu dan menarik mampu mengolah perca tulisan yang dulu kami anggap sebagai buah kegelisahan menjadi buku tentang bacaan dan penulisan paling fenomenal di Indonesia. Berani taruhan, sejak itulah namanya menjadi terkemuka tidak hanya sebagai editor sebuah penerbit yang khas, melainkan menjadi diri sendiri. Saya pikir, Mengikat Makna merupakan buah dari pengalaman dan pembelajarannya bertahun-tahun menjadi editor senior di Mizan. Itu menakjubkan. Karena gagal membangun karir di Mizan, saya berusaha belajar menjadi 'editor sesungguhnya' secara serabutan, baik lewat ngantor maupun dengan menjadi editor freelance, termasuk buat para penulis perorangan. Selalu ada pembelajaran menarik setiap kali berinteraksi dengan sesama penulis dan editor. Saya kembali belajar dari Hernowo waktu naskah saya akan diterbitkan MLC, meskipun akhirnya gagal. MLC ialah imprint Mizan yang dulu banyak menerbitkan buku pembelajaran, penulisan, dan perbukuan. Inilah rangkaian nasihat selama kami berinteraksi hendak menerbitkan buku: 1/ Yang lebih penting ialah lebih dulu "menemukan" diri sendiri--- penulis mau apa dengan naskahnya, fokus atau kabur subjek yang dia jelajahi, bagaimana cara dia mengungkapkan gagasan, apa harapannya terhadap naskah, dan kelengkapan lainnya. 2/ Yang sebaiknya memberi karakter pada naskah ialah penulis sendiri, bukan orang lain. Idealnya yang memastikan sebuah buku mau diposisikan seperti apa bukan editor, penerbit, atau orang di luar penulis. 3/ Lontarkan saja apa sebenarnya keinginan penulis atau bayangan buku seperti apa yang penulis harapkan? Apakah buku ini misalnya bisa seperti buku Hernowo (Mengikat Makna) atau buku Sofia Mansoor-Niksolihin (Pengantar Penerbitan)? 4/ Jadikan tulisan itu untuk membantu penulis menemukan diri, mulai dari keinginan, harapan, karakter, apa pun. Bila menemukan sesuatu, penulis nanti akan menemukan "konsep", "judul" atau apalah yang mewakili diri penulis berkaitan dengan naskahnya. Ini akan membuat naskah jadi dahsyat. 5/ Selain menyusun naskah secara normatif---Eric Jensen menyebutnya sebagai "makna
  • 4. yang dirumuskan" (reference meaning)---idealnya penulis berusaha menyentuh "makna yang dihayati" (sense meaning). Tujuannya untuk mendapatkan makna terdalam sebuah naskah dan menghindari menangani naskah secara kering dan normatif. Saya juga mendapat masukan dari Ahmad Baiquni ketika menerbitkan buku di Mizania. Dialah editor kedua buku saya. Dari Baiquni saya belajar tentang cara menyampaikan gagasan secara halus dan persuasif. Ini bisa jadi dipengaruhi oleh kepekaan Baiquni yang hebat terhadap bahasa dan kata. Dia awas terhadap efek bahasa dan kemungkinan penerimaan pembaca terhadap cara ungkap. Apa sebuah kalimat akan membuat telinga orang jadi panas atau membuat hatinya sejuk? Tentu sia-sia bila kita menulis sebuah buku tentang agama, namun efeknya malah membuat orang jadi antipati terhadap agama tersebut. Misinya gagal. Menyimpulkan dari belajar gaya serabutan itu, menurut saya, kompetensi yang paling dibutuhkan seorang editor antara lain: 1/ Peka bahasa, luwes menulis, jernih mengungkapkan gagasan. Kompetensi ini sangat kualitatif, tapi efeknya gampang dilihat, misal dari enak-tidaknya buku dibaca, jelas-tidaknya gagasan dalam sebuah buku. Kompetensi ini sudah saya saksikan sejak awal meniti karir. Editor yang hebat pastilah pandai menulis---tak peduli apa dia pernah menerbitkan buku atau tidak. Kompetensi ini akan melanggengkan karir seorang editor. Ini otomatis menggugurkan adagium bahwa editor ialah penulis gagal. Bahkan bisa jadi sebaliknya, editor ialah penulis yang sedang mengasah pena kepenulisannya. 2/ Menangkap gagasan terbaik dari penulis dan memberi saran untuk menciptakan visi tentang sebuah buku. Dalam hal ini mari kita belajar dari Jonathan Karp, pendiri sekaligus Editor in Chief di penerbit TWELVE. Yang paling menonjol dari TWELVE ialah cara Karp menangani penulis dan naskah satu demi satu secara eksklusif untuk menghasilkan buku yang benar-benar bermakna dan mengubah masyarakatnya---Amerika Serikat. Kinerja dia membuktikan idealismenya. Dalam perjalanan karirnya, Karp mengaku sangat terkesan pada Kate Medina, editor yang dia asistensi di Random House sebelum mendirikan TWELVE. Inilah yang dia pelajari dari Medina: Saya memperhatikan cara dia mendekonstruksi novel, atau manuskrip apa pun, dan memandang naskah itu secara menyeluruh (holistically): dari sisi struktural, tematik, dan seterusnya. Dia bisa memandang gambaran besar dan detailnya sekaligus. Dengan cara positif, dia bisa menyetir penulis, untuk menciptakan karya yang lebih baik dan hidup. Yang dia lakukan terutama ialah membuat novel itu jadi lebih jernih. Dan karena telah mengetikkan lusinan memo selama bertahun-tahun, saya mulai belajar disiplin menjadi seorang editor. Saya memperhatikan apa karakter-karakter itu terdengar nyata. Apa cara berceritanya bergerak dengan tepat. Apa bahasa punya dampak tertentu atau tidak. Rasanya seperti mendengar suara seseorang di dalam kepalamu. Saya mengenakan headphone itu dan mendengarkan dia melaksanakan pengobatan editorialnya. Itu betul-betul membentuk diri saya. Sebenarnya ada banyak alasan kenapa Kate Medina jadi editor hebat. Saya kebetulan bisa menguping semua percakapan dia via telepon, dan saya persis ingat sangat terkesan oleh kenyataan bahwa dia tak pernah menyaringkan suaranya dan selalu ramah pada semua orang. Waktu itu saya masih seorang lelaki pemarah berumur dua puluh limaan. Saya ingat pernah masuk ruangannya dan berkata kepadanya, "Kate, kamu tidak pernah berteriak." Balasnya, "Yah, aku menemukan selalu ada cara yang baik untuk menghadapi sesuatu." Itu betul-betul mengubah saya. Saya menyaksikan profesionalismenya, caranya yang sangat positif dan membangun dalam menghadapi orang. Saya juga memahami visinya. Kita melihat editor memberi manfaat kepada penulis. Perhatikanlah para penulis yang tulus berterima kasih pada editor, itu bukti bahwa sebagai orang luar, editor bisa memberi masukan berharga baik pada naskah dan gagasan penulis. Editor dan penulis merupakan
  • 5. tim; editor idealnya bisa memberi pendapat pada naskah dan memberi masukan untuk keperluan penulis, apalagi demi kepentingan bersama. Dari dulu saya yakin bahwa bila idenya menarik, sebuah naskah sebenarnya bisa dinegosiasikan buat diterbitkan, meski kita tahu pertaruhan penerbit banyak dan mereka menuntut editornya untuk bekerja lebih hebat mendatangkan keuntungan. 3/ Belajar terus dari sesama penulis dan editor. Kemungkinan ini terbuka luas sekali, apalagi interaksi antarindividu sekarang bisa terjadi begitu mudah. Pelajaran bisa dipetik di mana- mana. Kita bisa belajar apa saja, mulai dari penulisan hingga marketing. Saya mendapat manual editing dari Yuliani, tahu Karp dari Sari Meutia, tahu cara editor fiksi menilai naskah dari Hetih Rusli, masih sering membaca tulisan Hernowo, dan tahu makna menciptakan buku beserta proses penulisannya dari sejumlah penulis. 4/ Editor harus berani mengungkapkan apa yang menurut pemikirannya benar, tapi harus mampu menyampaikan pendapatnya dengan baik. Perhatikan cara editor menghadapi penulis dengan baik. Kematangan Kate Medina bisa menjadi teladan. Atau editor harus menguasai EQ dengan baik. Keberanian frontal hanya akan menciptakan musuh dan membuat sebagian orang antipati, ini bisa menjadi bumerang. Sebab sebagian editor lain kurang tahan kritik, begitu juga dengan penulis. Kalau sudah begini, bisa menimbulkan konflik. Pelajarilah cara menyampaikan kritik yang baik, sepahit apa pun itu. Meski maksudnya baik, jangan sampai kritik jadi ajang menjelek-jelekkan. Contoh: Saya berpendapat ejaan kata untuk pekerjaan itu ialah 'karir', bukan 'karier', sebab 'karier' artinya 'pengangkut' atau dalam konteks biologi ialah gen pembawa sifat cacat. 5/ Berusaha menikmati dan menyelami segala jenis buku. Betul spesialisasi tampaknya penting, tapi saya pikir menikmati segala jenis buku akan memperkaya khazanah dan makin mengasah kemampuan berbahasa seorang editor, ujung-ujungnya akan membuat dirinya awas betapa cara bertutur, menyampaikan, dan mengungkapkan gagasan itu dinamik dan terus berkembang. Setelah sejak awal saya tertarik fiksi dan agama, akhir-akhir ini saya tertarik dengan buku-buku nonfiksi seputar kreativitas dan manajerial. Ternyata banyak sekali buku kreativitas yang sangat bermakna, misal Whatever You Think, Think The Opposite karya Paul Arden. Kita bisa belajar menulis provokatif dari buku seperti itu, membolak- balikkan logika, dan menantang kejumudan berpikir. Terkait dengan itu semua, editor harus terus melatih kompetensi yang relevan dengan pekerjaannya, baik menguasai perangkat penulis, menganalisis naskah, mulai dari kreativitas hingga referensi, apalagi membaca dan menulis. Karena terus berhubungan dengan teks dan gagasan, editor mestinya menikmati permainan bahasa, mengotak-atik, bereksperimen, mencoba berbagai kemungkinan. Kalau setiap editor punya semangat belajar dan berlatih, saya yakin industri perbukuan akan terus dinamik, dan generasi baru editor hebat akan terus lahir.[] Anwar Holid kini bekerja sebagai editor, penulis, dan publisis. Blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com. KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141 PS: Pointer dari esai ini saya presentasikan di pertemuan Writing for Editors, penerbit Mizan, Bandung, 19 Mei 2010.