SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
BAB I

                                 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

       Hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan
yang   dibuat   oleh   pihak   yang   berwenang    sehingga    dapat   dipaksakan
pemberlakuannya berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya
ketertiban disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya. Salah satu bidang hukum
yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan
hubungan antara subyek hukum adalah Hukum perdata yang disebut pula hukum
privat atau hukum sipil .maka hukum perdata mengatur hubungan antara
penduduk   atau warga negara sehari-hari,         seperti   misalnya kedewasaan
seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, kebendaan, kegiatan
usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya. Manusia sebagai
subjek hukum adalah sebagai pengguna hak dan kewajiban.[1] Dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban itu perlu di dukung oleh pendukung hak dan
kewajiban sebagai objek hukum.

       Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang berlaku di
Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek
(atau dikenal dengan BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di
Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk
Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai
1859. Hukum perdata Belanda sendiri didasarkan dari hukum perdata yang
berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum
perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu: Buku I tentang
Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu
hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek
hokum. Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu
hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang
berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan.
Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud yang tidak bergerak


                                        Benda Berwujud dan Tak Berwujud    1
(misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu); (ii) benda
berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang dianggap
sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak berwujud (misalnya
hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah, sebagian ketentuan-
ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor
5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan
hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku. Buku III tentang Perikatan; mengatur
tentang hukum perikatan (atau kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah
ini sesunguhnya mempunyai makna yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur
tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan. Buku IV
tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban subyek hukum
(khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam
hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian.

         Hubungan Hukum antara seorang (subjek Hukum) dengan benda yang
diatur dalam buku Ke-II Kitab Undang-undang Perdata menimbulkan kekuasaan
langsung kepada seseorang yang berhak untuk menguasai suatu benda di dalam
tangan siapapun juga benda itu berada, dengan demikian hak kebendaan bersifat
mutlak dalam arti dapat dipertahankan dan berlaku terhadap siapapun juga dan
setiap orang harus menghormatinya serta dalam hak kebendaan ini selalu ada
hubungan langsung antara orang yang berhak dengan benda meskipun ada
campur tangan dari pihak lain.Jumlah hak kebendaan bersifat terbatas dalam arti
hanya ada hak-hak sepanjang yang sudah ditentukan oleh Undang-undang.
karenanya ketentuan yang terdapat dalam buku ke-II Kitab undang-undang
Perdata umumnya bersifat Dwingenrechts (memaksa). Segala apa yang karena
hukum perlekatan termasuk dalam sesuatu kebendaan sepertipun segala hasil
dari kebendaan itu, baik hasil karena alam maupun hasil karena pekerjaan orang,
selama yang akhir-akhir ini melekat pada kebendaan itu laksana dahan dan akar
terpaut pada tanahnya kesemuanya itu adalah bagian dari kebendaan.

[1] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.117.

[2] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.118




                                                    Benda Berwujud dan Tak Berwujud             2
Yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang Buku II yaitu hukum
kebendaan yang lebih tepatnya lagi adalah benda berwujud dan benda tidak
berwujud .sebelum kita membahas lebih jauh tentang benda berwujud dan benda
tidak berwujud terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari
benda dan hukum kebendaan .Kata benda merupakan terjemahan dari kata zaak
(Belanda) atau material (Inggris).

        Benda berarti semua barang yang dapat menjadi alat atau hasil manusia,
yaitu semua barang, hewan dan hak-hak yang dapat dimiliki oleh orang atau
badan hukum. Hukum Benda adalah Peraturan –peraturan hukum yang mengatur
tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht).
Benda merupakan objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna dan
mendukung subjek hukum. Kata benda berasal dari bahasa inggris yaitu material
dan bahasa Belanda yaitu zaaken. Dalam KUH Perdata dianut di dalamnya
pengertian benda secara luas seperti tercantum pada pasal 499 KUH Perdata
yang menyebutkan kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang
dapat dikuasai oleh hak milik. Dapat kita tangkap maksudnya berarti hak milik itu
diakui untuk memiliki dan menguasai suatu benda.




1.2 PERUMUSAN MASALAH

A.Bagaimana kedudukan benda dalam hukum?

B.Apa yang menjadi dasar hukum benda?

C.Apa saja ruang lingkup hukum benda?

D.Bagaimana pembedaan benda berwujud dan benda tidak berwujud?




                                        Benda Berwujud dan Tak Berwujud    3
BAB II

                                           PEMBAHASAN

A. Pengertian Benda dalam Hukum


         Hukum Benda adalah Peraturan–peraturan hukum yang mengatur tentang
benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht).
Pengertian benda dapat dibedakan menjadi pengertian dalam arti sempit dan
dalam arti luas. Pengertian benda dalam arti sempit ialah setiap barang yang
dapat diihat saja (berwujud). Sedangkan pengertian benda dalam arti luas
disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu benda ialah tiap barang-barang dan
hak-hak yang dapat dikuasai dengan hak milik atau denga kata lain benda dalam
konteks hukum perdata adalah segala sesuatu yang dapat diberikan / diletakkan
suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak milik. Dengan demikian, yang
dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum, sedangkan sesuatu
yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum.


         Kebendaan menurut kitab Undang-undang Perdata adalah tiap-tiap hak
yang dapat dikuasai oleh hak milik serta dengan tidak mengurangi ketentuan-
ketentuan istimewa menurut Undang-undang atau karena perjanjian tiap-tiap
hasil perdata adalah bagian dari sesuatu kebendaan. Pengertian benda (zaak)
dinyatakan dalam pasal 499 KUH Perdata : “ Menurut paham undang-undang
yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang
dapat dikuasai oleh hak milik.”

         Berdasarkan ketentuan tersebut pengertian benda meliputi segala barang-
barang dan hak-hak yang dapat dimiliki oleh subjek hukum,[3] baik itu berupa
barang (goed) maupun hak (recht), sepanjang objek dari hak milik itu dapat
dikuasai oleh subjek hukum.Perspektif hukum perdata berdasarkan KUHPerdata
selain mengenal barang-barang berwujud juga mengenal barang-barang yang
tidak berwujud yang merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang, yang
juga bernilai ekonomi.

[3] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.118


                                                    Benda Berwujud dan Tak Berwujud             4
Kata “dapat” dalam pasal 499 KUH Perdata tersebut mempunyai arti
penting karena membuka berbagai kemungkinan yaitu pada saat tertentu
“sesuatu” itu belum berstatus objek hukum, namun pada saat lain merupakan
objek hukum.

         Dari ketentuan pasal 499 KUH Perdata jelas bahwa KUH Perdata
mengenal benda (zaken) yang dapat menjadi objek hak milik berupa benda
berwujud (bertubuh) dan benda tidak berwujud (bertubuh). Benda berwujud
adalah benda yang dapat dilihat dengan mata dan diraba dengan tangan,
sedangkan benda tidak berwujud adalah benda yang tidak dapat ditangkap
dengan pancaindra, yang berupa hak atau tagihan tertentu, seperti hak tagih,
hak klaim, saham, surat-surat berharga.

         Pengertian kebendaan secara hukum di sini juga termasuk kebendaan
yang karena hukum perlekatan menjadi satu kesatuan dengan kebendaan itu
atau kebendaan yang timbul karena hubungan tertentu atau hasil perdata. Hal ini
ditegaskan lebih lanjut oleh ketentuan dalam pasal-pasal 500, 501, dan 502 KUH
Perdata.

         Ketentuan dalam pasal 500 KUH Perdata menyatakan: “ Segala apa yang
karena hukum perlekatan termasuk dalam sesuatu kebendaan, seperti pun segala
hasil dari kebendaan itu, baik hasil karena alam maupun hasil karena pekerjaan
orang, selama yang akhir-akhir ini melekat pada kebendaan itu laksana dahan
dan akar terpaut pada tanahnya, kesemuanya itu adalah bagian dari kebendaan
tadi.”

         Selanjutnya dalam pasal 501 KUH Perdata dinyatakan:“Dengan tak
mengurangi ketentuan-ketentuan istimewa menurut undang-undang atau karena
perjanjian tiap-tiap hasil perdata adalah bagian dari sesuatu kebendaan, jika dan
selama hasil itu belum dapat ditagih”.Adapaun ketentuan dalam pasal 502 KUH
Perdata menyatakan:

“Yang dinamakan hasil karena alam ialah:

         1. Segala apa yang tumbuh timbul dari tanah sendiri;


                                          Benda Berwujud dan Tak Berwujud   5
2. Segala apa yang merupakan hasil dari atau dilahirkan oleh binatang-
             binatang.
             Hasil karena pekerjaan orang yang ditarik dari tanah ialah segala apa
             yang diperoleh karena penanaman di atasnya; yang dinamakan
             dengan hasil perdata ialah uang sewa, uang upeti, uang angsuran,
             dan uang bunga.

         Berdasarkan ketentuan dalam pasal-pasal 499, 500, 501, dan 502 KUH
Perdata maka pengertian kebendaan dapat diartikan dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Dalam arti sempit, kebendaan itu hanya barang (kebendaan yang
berwujud). Adapun dalam arti luas, kebendaan itu meliputi atas barang (benda
berwujud) dan hak (benda tidak berwujud).

         Pengertian       kebendaan        pada     KUHPer       senada       dengan        pendapat
Prof.Subekti , perkataan benda (zaak) dalam arti luas ialah segala sesuatu yang
dapat dihaki orang , dan perkataan benda dalam arti sempit ialah sebagai barang
yang dapat terlihat saja.[4].

         Sistem pengaturan hukum benda dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu : 1) sistem tertutup (closed system), dan 2) sistem terbuka (open system).
Sistem pengaturan hukum benda adalah tertutup yang diartikan dengan sistem
tertutup adalah orang tidak dapat mengadakan hak-hak kebendaan baru, selain
yang telah ditetapkan dalam undang-undang, sedangkan sistem pengaturan
hukum perikatan adalah sistem terbuka. Sistem terbuka artinya bahwa orang
dapat mengadakan perjanjian mengenai apapun juga baik yang sudah ada
aturannya di dalam KUH Perdata seperti jual beli, sewa menyewa, tukar menukar,
pinjam meminjam uang, perjanjian kerja, kongsi, dan pemberian kuasa.
Perjanjian jenis ini disebut perjanjian nominaat yang dikenal dan diatur dalam
KUH Perdata. Perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata seperti leasing, beli
sewa, kontrak rahim, pranchise, dan lain-lain. Perjanjian jenis ini disebut
innominaat yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata tetapi dikenal
dalam praktek.

[4] P.N.H. Simanjuntak, SH. , Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia,Djambatan , 2007, h.203



                                                   Benda Berwujud dan Tak Berwujud            6
B. Dasar Hukum Benda


    Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan
tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup,
artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari
yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat
memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,tidak boleh disimpangi,
termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang telah ditetapkan.


         Dalam hukum perdata, yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu
yang berwujud atau dapat diraba oleh pancaindera saja, melainkan termasuk
juga pengertian benda yang tidak berwujud, seperti misalnya kekayaan
seseorang. Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan, termasuk
didalamnya piutang, atau hak hak lainnya, misalnya bunga atas deposito.


         Meskipun pengertian zaak dalam BWI tidak hanya meliputi benda
berwujud saja, namun sebagian besar dari materi Buku II tentang Benda
mengatur tentang benda yang berwujud. Selain itu, istilah zaak didalam BWI
tidak selalu berarti benda, tetapi bisa berarti yang lain, seperti : “perbuatan
hukum “ (Ps.1792 BW), atau “kepentingan” (Ps.1354 BW), dan juga berarti
“kenyataan hukum” (Ps.1263 BW).


           Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur
dalam:


   1. Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak-hak
         kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang
         terkandung didalamnya.
   2. Undang-Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak
         atas penggunaan merek perusahaan dan merek perniagaan .
   3. Undang-Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak
         cipta sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik .




                                          Benda Berwujud dan Tak Berwujud   7
4. Undang-Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur
         tentang hak atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik
         dan crediet verband .


C. Ruang Lingkup Hukum Benda

Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu :

    1. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda.

         Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum.

    2. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan.

         Hak kebendaan adalah kewenangan untuk menguasai benda.

D. Perbedaan benda berwujud dan tidak berwujud

         Pembedaan kebendaan atas kebendaan berwujud dan kebendaan tidak
berwujud disebutkan dalam pasal 503 KUH Perdata yang menyatakan:

Tiap- tiap kebendaan adalah berwujud (bertubuh) atau tidak berwujud

1.Benda berwujud

Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat dengan
mata dan diraba oleh pancaindera. [5] Penyerahan kebendaan bergerak yang
berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari
tangan ke tangan.

Benda berwujud (pasal 500) yang timbul dari:

    1. Hasil karena alam (natuurlijke vruchten) (pasal 502 ayat 1)
         a.tumbuh timbul dari tanah sendiri, seperti buah-buahan yang berasal dari
         pohon
         b.hasil dari atau dilahirkan oleh binatang-binatang, seperti telur, susu
         sapi, atau anak dari binatang-binatang yang melahirkan.

[5] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.119



                                                    Benda Berwujud dan Tak Berwujud             8
2. Hasil pekerjaan manusia yang diperoleh karena penanaman di atasnya
       (pasal 502 ayat 2) , seperti ubi-ubian, wortel, atau kacang tanah.

2.Benda tidak berwujud

Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu atau hasil
perdata (burgerlijke vruchten) yang terdiri atas:

       1. Piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang belum dapat
             ditagih (pasal 501), berupa piutang atas nama (aan naam), piutang
             atas bawa (aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order);


       2. Penagihan-penagihan lainnya (pasal 502 ayat 2) berupa uang sewa,
             uang upeti, uang angsuran, atau uang bunga.


Arti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda
dimaksud, yaitu :


       Jika benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus
       secara nyata dari tangan ke tangan.
       Jika benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya
       harus dilakukan dengan balik nama.


Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk berbagai piutang dilakukan
dengan :


       Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie
       Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen
       yang bersangkutan dari tangan ke tangan
       Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta
       penyerahan dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan ( Ps. 163
       BWI).Benda menurut pasal 499 KUHPdt.


kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh
hak milik.



                                          Benda Berwujud dan Tak Berwujud   9
Berwujud dan tidak berwujud Properti

       Properti merupakan hal eksternal yang dapat dimiliki atau dikuasai.
Properti dapat dibagi menjadi dua kategori: tangible dan intangible. Kata nyata
mengacu pada sesuatu yang memiliki bentuk fisik didefinisikan yang dapat
dirasakan atau disentuh. Para berwujud kata mengacu pada sesuatu yang tidak
dapat dirasakan oleh indera.

Berwujud Properti


       Harta berwujud terdiri dari real properti dan harta pribadi. Real properti
adalah properti yang tidak bergerak seperti tanah dan hal-hal yang melekat pada
atau dibangun di atas tanah itu. Properti pribadi adalah properti yang dapat
dipindahkan atau harta berwujud lainnya yang dapat dimiliki. Milik pribadi disebut
juga harta benda. Harta benda yang melekat pada tanah dan yang tidak dapat
dihapus tanpa merusak tanah disebut perlengkapan. Contoh perlengkapan yang
built-in lemari buku dan penggemar langit-langit.


       Sebuah aset berwujud adalah sesuatu yang ada secara fisik. Jenis asset
biasanya dapat dilihat atau disentuh. Seorang individu yang mewarisi aset nyata
mungkin akan mendapatkan keuntungan dari aset ini segera. Sebuah rumah dan
kendaraan bermotor adalah dua contoh dari aset berwujud yang sering termasuk
dalam warisan. Jenis lain dari aset berwujud meliputi perhiasan, furnitur, dana
moneter, dana pensiun, dan pensiun. Sebuah aset nyata akan dialokasikan untuk
keluarga atau teman setelah kematian seseorang, baik berdasarkan spesifikasi
termasuk dalam / keinginannya, atau hukum atau wasiat.


Tidak Berwujud Properti

       Properti tidak berwujud terdiri dari properti yang tidak memiliki
keberadaan fisik. Contoh properti tidak berwujud termasuk memeriksa dan
rekening tabungan, pilihan untuk membeli atau menjual saham, niat baik dari
bisnis dan paten.Suatu aktiva tidak berwujud merupakan aset yang tidak secara
fisik atau material ada. Meskipun seseorang tidak mungkin dapat melihat atau
menyentuh aset tidak berwujud, masih bisa sangat berharga. Dalam kebanyakan

                                         Benda Berwujud dan Tak Berwujud   10
kasus, adalah perusahaan yang memiliki aktiva tidak berwujud, seperti kontrak
bisnis.

          Namun, ada beberapa kasus di mana seorang individu dapat menyimpan
jenis aset. Beberapa contoh dari aset tidak berwujud yang dapat dimiliki oleh
individu termasuk paten, merek dagang, dan hak cipta. Meskipun seorang
individu mungkin tidak dapat mengamati manfaat dari aset-aset ini segera,
mereka bisa sangat menguntungkan. Seperti semua aset, seorang individu
mungkin melimpahkan aktiva tidak berwujud pada orang yang dicintai dalam hal
ia / dia meninggal.




                                        Benda Berwujud dan Tak Berwujud   11
BAB III

                                  PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

       Hukum Benda adalah Peraturan–peraturan hukum yang mengatur tentang
benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Ruang
lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu ; Mengatur hubungan antara
subjek hukum dengan benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi
objek hukum ; Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan.
Hak kebendaan (zakelijkrecht) adalah kewenangan untuk menguasai benda.

       Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan
tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup,
artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari
yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat
memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,tidak boleh disimpangi,
termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang telah ditetapkan.

       Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu : Pertama,
mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda.Benda adalah segala
sesuatu yang dapat menjadi objek hukum.Kedua, mengatur hubungan antara
subjek hukum dengan hak kebendaan.Hak kebendaan adalah kewenangan untuk
menguasai benda.

       Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat
dengan mata dan diraba oleh pancaindera. Penyerahan kebendaan bergerak yang
berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari
tangan ke tangan. Jika benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah
tanganannya harus dilakukan dengan balik nama

       Benda yang tidak berwujud (benda immaterial) adalah segala macam hak.
Seperti: hak cipta, hak merek dagang, dan lain-lain.Berdasarkan KUHPerdata
mengenal barang-barang yang tidak berwujud yang merupakan bagian dari harta
kekayaan seseorang, yang juga bernilai ekonomi.



                                       Benda Berwujud dan Tak Berwujud   12
Daftar Pustaka

Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai
Pustaka, 1986,

P.N.H. Simanjuntak, SH. , Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia,Djambatan ,
2007

Salim Hs , Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, 2001

Maskun,Sadewi. Pengantar Hukum Perdata , Sinar Grafika, 1999




                                        Benda Berwujud dan Tak Berwujud   13

Contenu connexe

Tendances

22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slideMael Aja
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainRatri nia
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataBadan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataZainal Abidin
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
Contoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalContoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalJohanez Diaz
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 

Tendances (20)

Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataBadan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt
 
Contoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalContoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasional
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 

Similaire à HUKUM KE

1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxdonihasmanto
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumYeepe
 
Makalah ilmu hukum isman
Makalah ilmu hukum ismanMakalah ilmu hukum isman
Makalah ilmu hukum ismanBang Long Park
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisniswafa khairani
 
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docxMAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docxMuhammadAdityaSaputr
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2dina susiani
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataBetlehemKetarenR
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxdonihasmanto
 
Hukum Pada Umumnya
Hukum Pada UmumnyaHukum Pada Umumnya
Hukum Pada UmumnyaDiarta
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 

Similaire à HUKUM KE (20)

Tugas struktur 1
Tugas struktur 1Tugas struktur 1
Tugas struktur 1
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Phi pertemuan 6
Phi pertemuan 6Phi pertemuan 6
Phi pertemuan 6
 
hukum perdata.pptx
hukum perdata.pptxhukum perdata.pptx
hukum perdata.pptx
 
Bahan 3
Bahan 3Bahan 3
Bahan 3
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Makalah ilmu hukum isman
Makalah ilmu hukum ismanMakalah ilmu hukum isman
Makalah ilmu hukum isman
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
 
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docxMAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 2
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Hukum Pada Umumnya
Hukum Pada UmumnyaHukum Pada Umumnya
Hukum Pada Umumnya
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01
Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01
Hukumpadaumumnya 090617152131-phpapp01
 

Dernier

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

HUKUM KE

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuannya berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya. Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum adalah Hukum perdata yang disebut pula hukum privat atau hukum sipil .maka hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, kebendaan, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya. Manusia sebagai subjek hukum adalah sebagai pengguna hak dan kewajiban.[1] Dalam pelaksanaan hak dan kewajiban itu perlu di dukung oleh pendukung hak dan kewajiban sebagai objek hukum. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri didasarkan dari hukum perdata yang berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu: Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hokum. Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud yang tidak bergerak Benda Berwujud dan Tak Berwujud 1
  • 2. (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu); (ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah, sebagian ketentuan- ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku. Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan. Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian. Hubungan Hukum antara seorang (subjek Hukum) dengan benda yang diatur dalam buku Ke-II Kitab Undang-undang Perdata menimbulkan kekuasaan langsung kepada seseorang yang berhak untuk menguasai suatu benda di dalam tangan siapapun juga benda itu berada, dengan demikian hak kebendaan bersifat mutlak dalam arti dapat dipertahankan dan berlaku terhadap siapapun juga dan setiap orang harus menghormatinya serta dalam hak kebendaan ini selalu ada hubungan langsung antara orang yang berhak dengan benda meskipun ada campur tangan dari pihak lain.Jumlah hak kebendaan bersifat terbatas dalam arti hanya ada hak-hak sepanjang yang sudah ditentukan oleh Undang-undang. karenanya ketentuan yang terdapat dalam buku ke-II Kitab undang-undang Perdata umumnya bersifat Dwingenrechts (memaksa). Segala apa yang karena hukum perlekatan termasuk dalam sesuatu kebendaan sepertipun segala hasil dari kebendaan itu, baik hasil karena alam maupun hasil karena pekerjaan orang, selama yang akhir-akhir ini melekat pada kebendaan itu laksana dahan dan akar terpaut pada tanahnya kesemuanya itu adalah bagian dari kebendaan. [1] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.117. [2] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.118 Benda Berwujud dan Tak Berwujud 2
  • 3. Yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang Buku II yaitu hukum kebendaan yang lebih tepatnya lagi adalah benda berwujud dan benda tidak berwujud .sebelum kita membahas lebih jauh tentang benda berwujud dan benda tidak berwujud terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari benda dan hukum kebendaan .Kata benda merupakan terjemahan dari kata zaak (Belanda) atau material (Inggris). Benda berarti semua barang yang dapat menjadi alat atau hasil manusia, yaitu semua barang, hewan dan hak-hak yang dapat dimiliki oleh orang atau badan hukum. Hukum Benda adalah Peraturan –peraturan hukum yang mengatur tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Benda merupakan objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna dan mendukung subjek hukum. Kata benda berasal dari bahasa inggris yaitu material dan bahasa Belanda yaitu zaaken. Dalam KUH Perdata dianut di dalamnya pengertian benda secara luas seperti tercantum pada pasal 499 KUH Perdata yang menyebutkan kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik. Dapat kita tangkap maksudnya berarti hak milik itu diakui untuk memiliki dan menguasai suatu benda. 1.2 PERUMUSAN MASALAH A.Bagaimana kedudukan benda dalam hukum? B.Apa yang menjadi dasar hukum benda? C.Apa saja ruang lingkup hukum benda? D.Bagaimana pembedaan benda berwujud dan benda tidak berwujud? Benda Berwujud dan Tak Berwujud 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Benda dalam Hukum Hukum Benda adalah Peraturan–peraturan hukum yang mengatur tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Pengertian benda dapat dibedakan menjadi pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian benda dalam arti sempit ialah setiap barang yang dapat diihat saja (berwujud). Sedangkan pengertian benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu benda ialah tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai dengan hak milik atau denga kata lain benda dalam konteks hukum perdata adalah segala sesuatu yang dapat diberikan / diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum, sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum. Kebendaan menurut kitab Undang-undang Perdata adalah tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik serta dengan tidak mengurangi ketentuan- ketentuan istimewa menurut Undang-undang atau karena perjanjian tiap-tiap hasil perdata adalah bagian dari sesuatu kebendaan. Pengertian benda (zaak) dinyatakan dalam pasal 499 KUH Perdata : “ Menurut paham undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.” Berdasarkan ketentuan tersebut pengertian benda meliputi segala barang- barang dan hak-hak yang dapat dimiliki oleh subjek hukum,[3] baik itu berupa barang (goed) maupun hak (recht), sepanjang objek dari hak milik itu dapat dikuasai oleh subjek hukum.Perspektif hukum perdata berdasarkan KUHPerdata selain mengenal barang-barang berwujud juga mengenal barang-barang yang tidak berwujud yang merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang, yang juga bernilai ekonomi. [3] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.118 Benda Berwujud dan Tak Berwujud 4
  • 5. Kata “dapat” dalam pasal 499 KUH Perdata tersebut mempunyai arti penting karena membuka berbagai kemungkinan yaitu pada saat tertentu “sesuatu” itu belum berstatus objek hukum, namun pada saat lain merupakan objek hukum. Dari ketentuan pasal 499 KUH Perdata jelas bahwa KUH Perdata mengenal benda (zaken) yang dapat menjadi objek hak milik berupa benda berwujud (bertubuh) dan benda tidak berwujud (bertubuh). Benda berwujud adalah benda yang dapat dilihat dengan mata dan diraba dengan tangan, sedangkan benda tidak berwujud adalah benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindra, yang berupa hak atau tagihan tertentu, seperti hak tagih, hak klaim, saham, surat-surat berharga. Pengertian kebendaan secara hukum di sini juga termasuk kebendaan yang karena hukum perlekatan menjadi satu kesatuan dengan kebendaan itu atau kebendaan yang timbul karena hubungan tertentu atau hasil perdata. Hal ini ditegaskan lebih lanjut oleh ketentuan dalam pasal-pasal 500, 501, dan 502 KUH Perdata. Ketentuan dalam pasal 500 KUH Perdata menyatakan: “ Segala apa yang karena hukum perlekatan termasuk dalam sesuatu kebendaan, seperti pun segala hasil dari kebendaan itu, baik hasil karena alam maupun hasil karena pekerjaan orang, selama yang akhir-akhir ini melekat pada kebendaan itu laksana dahan dan akar terpaut pada tanahnya, kesemuanya itu adalah bagian dari kebendaan tadi.” Selanjutnya dalam pasal 501 KUH Perdata dinyatakan:“Dengan tak mengurangi ketentuan-ketentuan istimewa menurut undang-undang atau karena perjanjian tiap-tiap hasil perdata adalah bagian dari sesuatu kebendaan, jika dan selama hasil itu belum dapat ditagih”.Adapaun ketentuan dalam pasal 502 KUH Perdata menyatakan: “Yang dinamakan hasil karena alam ialah: 1. Segala apa yang tumbuh timbul dari tanah sendiri; Benda Berwujud dan Tak Berwujud 5
  • 6. 2. Segala apa yang merupakan hasil dari atau dilahirkan oleh binatang- binatang. Hasil karena pekerjaan orang yang ditarik dari tanah ialah segala apa yang diperoleh karena penanaman di atasnya; yang dinamakan dengan hasil perdata ialah uang sewa, uang upeti, uang angsuran, dan uang bunga. Berdasarkan ketentuan dalam pasal-pasal 499, 500, 501, dan 502 KUH Perdata maka pengertian kebendaan dapat diartikan dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, kebendaan itu hanya barang (kebendaan yang berwujud). Adapun dalam arti luas, kebendaan itu meliputi atas barang (benda berwujud) dan hak (benda tidak berwujud). Pengertian kebendaan pada KUHPer senada dengan pendapat Prof.Subekti , perkataan benda (zaak) dalam arti luas ialah segala sesuatu yang dapat dihaki orang , dan perkataan benda dalam arti sempit ialah sebagai barang yang dapat terlihat saja.[4]. Sistem pengaturan hukum benda dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1) sistem tertutup (closed system), dan 2) sistem terbuka (open system). Sistem pengaturan hukum benda adalah tertutup yang diartikan dengan sistem tertutup adalah orang tidak dapat mengadakan hak-hak kebendaan baru, selain yang telah ditetapkan dalam undang-undang, sedangkan sistem pengaturan hukum perikatan adalah sistem terbuka. Sistem terbuka artinya bahwa orang dapat mengadakan perjanjian mengenai apapun juga baik yang sudah ada aturannya di dalam KUH Perdata seperti jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, pinjam meminjam uang, perjanjian kerja, kongsi, dan pemberian kuasa. Perjanjian jenis ini disebut perjanjian nominaat yang dikenal dan diatur dalam KUH Perdata. Perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata seperti leasing, beli sewa, kontrak rahim, pranchise, dan lain-lain. Perjanjian jenis ini disebut innominaat yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata tetapi dikenal dalam praktek. [4] P.N.H. Simanjuntak, SH. , Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia,Djambatan , 2007, h.203 Benda Berwujud dan Tak Berwujud 6
  • 7. B. Dasar Hukum Benda Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang telah ditetapkan. Dalam hukum perdata, yang namanya benda itu bukanlah segala sesuatu yang berwujud atau dapat diraba oleh pancaindera saja, melainkan termasuk juga pengertian benda yang tidak berwujud, seperti misalnya kekayaan seseorang. Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan, termasuk didalamnya piutang, atau hak hak lainnya, misalnya bunga atas deposito. Meskipun pengertian zaak dalam BWI tidak hanya meliputi benda berwujud saja, namun sebagian besar dari materi Buku II tentang Benda mengatur tentang benda yang berwujud. Selain itu, istilah zaak didalam BWI tidak selalu berarti benda, tetapi bisa berarti yang lain, seperti : “perbuatan hukum “ (Ps.1792 BW), atau “kepentingan” (Ps.1354 BW), dan juga berarti “kenyataan hukum” (Ps.1263 BW). Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam: 1. Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak-hak kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya. 2. Undang-Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas penggunaan merek perusahaan dan merek perniagaan . 3. Undang-Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik . Benda Berwujud dan Tak Berwujud 7
  • 8. 4. Undang-Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur tentang hak atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet verband . C. Ruang Lingkup Hukum Benda Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu : 1. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum. 2. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan. Hak kebendaan adalah kewenangan untuk menguasai benda. D. Perbedaan benda berwujud dan tidak berwujud Pembedaan kebendaan atas kebendaan berwujud dan kebendaan tidak berwujud disebutkan dalam pasal 503 KUH Perdata yang menyatakan: Tiap- tiap kebendaan adalah berwujud (bertubuh) atau tidak berwujud 1.Benda berwujud Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat dengan mata dan diraba oleh pancaindera. [5] Penyerahan kebendaan bergerak yang berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari tangan ke tangan. Benda berwujud (pasal 500) yang timbul dari: 1. Hasil karena alam (natuurlijke vruchten) (pasal 502 ayat 1) a.tumbuh timbul dari tanah sendiri, seperti buah-buahan yang berasal dari pohon b.hasil dari atau dilahirkan oleh binatang-binatang, seperti telur, susu sapi, atau anak dari binatang-binatang yang melahirkan. [5] Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, h.119 Benda Berwujud dan Tak Berwujud 8
  • 9. 2. Hasil pekerjaan manusia yang diperoleh karena penanaman di atasnya (pasal 502 ayat 2) , seperti ubi-ubian, wortel, atau kacang tanah. 2.Benda tidak berwujud Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu atau hasil perdata (burgerlijke vruchten) yang terdiri atas: 1. Piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang belum dapat ditagih (pasal 501), berupa piutang atas nama (aan naam), piutang atas bawa (aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order); 2. Penagihan-penagihan lainnya (pasal 502 ayat 2) berupa uang sewa, uang upeti, uang angsuran, atau uang bunga. Arti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud, yaitu : Jika benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan. Jika benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik nama. Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk berbagai piutang dilakukan dengan : Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan ( Ps. 163 BWI).Benda menurut pasal 499 KUHPdt. kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik. Benda Berwujud dan Tak Berwujud 9
  • 10. Berwujud dan tidak berwujud Properti Properti merupakan hal eksternal yang dapat dimiliki atau dikuasai. Properti dapat dibagi menjadi dua kategori: tangible dan intangible. Kata nyata mengacu pada sesuatu yang memiliki bentuk fisik didefinisikan yang dapat dirasakan atau disentuh. Para berwujud kata mengacu pada sesuatu yang tidak dapat dirasakan oleh indera. Berwujud Properti Harta berwujud terdiri dari real properti dan harta pribadi. Real properti adalah properti yang tidak bergerak seperti tanah dan hal-hal yang melekat pada atau dibangun di atas tanah itu. Properti pribadi adalah properti yang dapat dipindahkan atau harta berwujud lainnya yang dapat dimiliki. Milik pribadi disebut juga harta benda. Harta benda yang melekat pada tanah dan yang tidak dapat dihapus tanpa merusak tanah disebut perlengkapan. Contoh perlengkapan yang built-in lemari buku dan penggemar langit-langit. Sebuah aset berwujud adalah sesuatu yang ada secara fisik. Jenis asset biasanya dapat dilihat atau disentuh. Seorang individu yang mewarisi aset nyata mungkin akan mendapatkan keuntungan dari aset ini segera. Sebuah rumah dan kendaraan bermotor adalah dua contoh dari aset berwujud yang sering termasuk dalam warisan. Jenis lain dari aset berwujud meliputi perhiasan, furnitur, dana moneter, dana pensiun, dan pensiun. Sebuah aset nyata akan dialokasikan untuk keluarga atau teman setelah kematian seseorang, baik berdasarkan spesifikasi termasuk dalam / keinginannya, atau hukum atau wasiat. Tidak Berwujud Properti Properti tidak berwujud terdiri dari properti yang tidak memiliki keberadaan fisik. Contoh properti tidak berwujud termasuk memeriksa dan rekening tabungan, pilihan untuk membeli atau menjual saham, niat baik dari bisnis dan paten.Suatu aktiva tidak berwujud merupakan aset yang tidak secara fisik atau material ada. Meskipun seseorang tidak mungkin dapat melihat atau menyentuh aset tidak berwujud, masih bisa sangat berharga. Dalam kebanyakan Benda Berwujud dan Tak Berwujud 10
  • 11. kasus, adalah perusahaan yang memiliki aktiva tidak berwujud, seperti kontrak bisnis. Namun, ada beberapa kasus di mana seorang individu dapat menyimpan jenis aset. Beberapa contoh dari aset tidak berwujud yang dapat dimiliki oleh individu termasuk paten, merek dagang, dan hak cipta. Meskipun seorang individu mungkin tidak dapat mengamati manfaat dari aset-aset ini segera, mereka bisa sangat menguntungkan. Seperti semua aset, seorang individu mungkin melimpahkan aktiva tidak berwujud pada orang yang dicintai dalam hal ia / dia meninggal. Benda Berwujud dan Tak Berwujud 11
  • 12. BAB III PENUTUP 1.1 KESIMPULAN Hukum Benda adalah Peraturan–peraturan hukum yang mengatur tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu ; Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum ; Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan. Hak kebendaan (zakelijkrecht) adalah kewenangan untuk menguasai benda. Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang telah ditetapkan. Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu : Pertama, mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda.Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum.Kedua, mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan.Hak kebendaan adalah kewenangan untuk menguasai benda. Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat dengan mata dan diraba oleh pancaindera. Penyerahan kebendaan bergerak yang berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari tangan ke tangan. Jika benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik nama Benda yang tidak berwujud (benda immaterial) adalah segala macam hak. Seperti: hak cipta, hak merek dagang, dan lain-lain.Berdasarkan KUHPerdata mengenal barang-barang yang tidak berwujud yang merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang, yang juga bernilai ekonomi. Benda Berwujud dan Tak Berwujud 12
  • 13. Daftar Pustaka Drs. C.S.T. Kansil, SH. , Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia,Balai Pustaka, 1986, P.N.H. Simanjuntak, SH. , Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia,Djambatan , 2007 Salim Hs , Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, 2001 Maskun,Sadewi. Pengantar Hukum Perdata , Sinar Grafika, 1999 Benda Berwujud dan Tak Berwujud 13