SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
BAB I

                                PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang

       Generator adalah converter yang sampai sekarang tetap digunakan untuk
mengubah energi – energi kimia atau kinetik menjadi energi listrik pada sebuah
pembangkit listrik. Baik pembangkit tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga uap,
dan yang lainnya. Meskipun memiliki bentuk dan model yang beragam, generator
memiliki peranan serta fungsi yang sangat penting dalam kelangsungan proses
kinerja sebuah pembangkit listrik. Kemampuan generator untuk mengconvert
suatu energi menjadi sebuah energi listrik yang sangat bermanfaat, akan ditunjang
pula oleh suatu perangkat dan controlling lainnya. Dimana perangkat dan
controlling tersebut berpengaruh terhadap kemampuan optimal sebuah generator
dalam menjalankan fungsinya yang berperan untuk memenuhi kebutuhan pasokan
listrik di lingkungan perusahaan dan menggunakan generator sebagai alat
converternya
       Listrik seperti diketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling
praktis digunakan oleh manusia, pada dasarnya listrik dihasilkan dari proses
konversi dari bahan baku seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi,
potensial air dan angin. Sistem pembangkitan listrik, umumnya digunakan adalah
mesin generator tegangan AC, yang digerakan oleh mesin-mesin utama, seperti:
mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian
generator, sering terjadi fluktuasi akibat jumlah beban yang berbeda,sehingga
umumnya disediakan dua atau lebih generator untuk dioperasikan secara terus-
menerus.
       Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah
suatu hal yang beresiko, kecuali dengan cara bergilir dengan sumber PLN . Untuk
memenuhi       peningkatan   beban   listrik   maka   generator-generator tersebut
dioperasikan secara paralel antar generator dengan sumber pasokan lain yang




                                          1
lebih besar, misalnya dari PLN. Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban
listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang
bekerja paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya.
        Kebutuhan akan listrik semakin lama semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Oleh karena itu, kualitas dari
variabel energi listrik tersebut juga harus diperhatikan, terutama frekuensi.
Terjadinya fluktuasi frekuensi akan berdampak buruk pada peralatan listrik
konsumen. Frekuensi akan mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya
beban yang terpasang, efek penambahan beban pada sebuah generator yaitu
terjadinya penurunan putaran
       Kenaikan frekuensi akan berpengaruh pada penambahan tegangan listrik
yang dihasilkan. Sasaran pertama untuk mengendalikan kestabilan kualitas energi
adalah frekuensi. Setelah frekuensi berada pada titik stabil, dilanjutkan pada
tegangan, secara teoritis dan perancangan, generator yang bekerja pada frekuensi
50 Hz sudah dapat menghasilkan tegangan sebesar 220 Volt, namun akibat adanya
penambahan beban akan mengakibatkan penurunan tegangan yang cukup besar.
Sasaran kedua adalah bagaimana mengatur arus penguat medan pada generator,
karena arus penguat medan langsung berpengaruh pada pengurangan dan
penambahan tegangan tanpa mengganggu besarnya frekuensi yang ada, karena
frekuensi hanya dipengaruhi oleh putaran sedangkan arus penguat medan
dipengaruhi oleh aliran arus listrik searah




                                          2
1.2    Tujuan Penulisan
Tulisan ini bertujuan ;

1.     Mempelajari, mengembangkan dan mendapatkan pengetahuan yang
       mendalam mengenai ilmu pengetahuan dibidang teknologi terutama dalam
       bidang pengontrolan

2.     Mempelajari dan menganalisis perancangan sebuah generator pada suatu
       Pembangkit Listrik

3.     Untuk mengetahui fungsi kerja dari generator yang digunakan Pembangkit
       Listrik

4.     Mempelajari sistem pengaturan terutama pengaturan generator dan
       membandingkannya dengan keilmuan yang didapat dari teori.


1.3    Batasan Masalah

1.     Analisis generator pada pembangkit tenaga listrik


2.     Analisis pada generator dan perangkat pelengkap yang digunakan.


3.     Konversi generator sinkron tiga fasa




                                        3
BAB II
   PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII TAMBAKSARI UNIT PLTA
                         CINANGLING SUBANG


2.1 Skema Pembangkit Listrik

Unit PLTA PTPN VIII yang terdapat di Cinangling adalah jenis Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil dengan kapasitas sampai 1.000 KW biasa
disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, disingkat dengan
PLTMH. Pembangkit listrik jenis ini memanfaatkan energi potensial air, sebuah
skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa
disebut ‘head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Secara skematis,
skema PLTMH ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut.




                   Gambar 2.1 Diagram Skematis PLTMH




                                     4
Struktur sipil PLTMH, terdiri atas :
1. bendung,

2. bangunan penyadap (intake),

3. saluran pembawa (headrace),

4. kolam pengendap (settling basin),

5. bak penenang (forebay),

6. rumah pembangkit (power house), dan

7. saluran pembuangan (tailrace).


Secara skematis, bagian-bagian penting suatu PLTMH ditunjukkan pada Gambar
2.2 berikut.




               Gambar 2.2 Diagram Skematis Bagian Penting PLTMH




                                       5
2.2 Persamaan dan Konversi


Persamaan konversi pada suatu PLTMH adalah sebagai berikut :


        Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (rugi-rugi)
                                             atau
        Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi


Persamaan di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang
kecil. Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro, adalah
daya kotor, Pgross. Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih, Pnet.
Efisiensi konversi disebut Eo. Dengan demikian, daya keluar suatu skema
PLTMH adalah :


               Pnet = Pgross × Eo .............................................................. 1


Daya kotor, Pgross, tergantung kepada head kotor (Hgross) dan debit air (Q) serta
gravitasi, g, dalam bentuk hubungan sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 2
berikut :



               Pgross = Hgross x Q x g ......................................................... 2


Daya kotor, Pgross, tergantung kepada head kotor (Hgross) dan debit air (Q) serta
gravitasi, g, dalam bentuk hubungan sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 2
berikut :


               Pgross = Hgross x Q x g ......................................................... 2




                                                 6
Dengan demikian, persamaan 1 dapat dirobah menjadi persamaan 3 berikut :


                 Pnet = Hgross x Q x g × Eo ................................................. 3


Bila Hgross dalam meter (m), Q dalam m3/detik dan g dalam m/detik2, maka
satuan Pnet adalah kW.
Efisiensi Eo adalah resultante efisiensi semua komponen PLTMH, yaitu efisiensi
konstruksi sipil, efisiensi penstock, efisiensi turbin, efisiensi generator, efsisiensi
sistem kontrol, efisiensi jaringan distribusi dan efisiensi transformator.
Efisiensi masing-masing komponen tersebut, secara empiris adalah sebagai
berikut :

                             Tabel 2.1. Tabel Efisiensi Komponen

             Efisiensi Komponen                                Rumus/Besaran Empirik
 Konstruksi sipil                                    1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/
                                                     Hgross
 Penstock                                            0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)
 Turbin                                              0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)
 Generator                                           0.80     ~     0.95     (tergantung          kapasistas
                                                     generator)
 Sistem Kontrol                                      > 0,97
 Jaringan Distribusi                                 0,90 ~ 0,98 (tergantung panjang jaringan)
 Transformator                                       0,98



Efisiensi konstruksi sipil dan Efisiensi penstock biasa diperhitungkan sebagai
kehilangan ketinggian Head Loss (Hloss). Dalam kasus ini, persamaan 3 di atas
dapat diubah ke persamaan 4 berikut.


  Pnet = g × (Hgross-Hloss) × Q × (Eo–Ekonstruksi sipil-Epenstock ) ............ 4




                                                7
Persamaan 4 di atas adalah inti dari semua desain pekerjaan pembangkit listrik
hidro. Penggunaan satuan masing-masing besaran haruslah benar agar didapat
satuan daya keluaran yang benar. Sebagai ilustrasi mekanik atas persamaan 4 di
atas, pada Gambar 3 berikut ditunjukkan diagram skematis dasar perhitungan
efisiensi suatu PLTMH.




         Gambar 2.2 Diagram Skematis Perhitungan Efisiensi PLTMH




                                      8
ANALISIS KERJA GENERATOR DAN PERANGKAT PEMBANTU
                   LAINNYA DI PTPN VIII TAMBAKSARI
                     UNIT PLTA CINANGLING SUBANG


3.1 Pemilihan Turbin

Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan dan
energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran
poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan
prinsip kerjanya , turbin air dibagi menjadi dua kelompok :


1.      Turbin impuls (cross-flow, pelton dan turgo), untuk jenis ini tekanan pada
        setiap sisi sudu geraknya lrunnernya - bagian turbin yang berputar - sama.

2.      Turbin reaksi ( francis, kaplanlpropeller)


Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa daerah
operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis turbin
pada daerah operasi yang overlaping memerlukan perhitungan yang lebih
mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut Keller2
dikelompokkan menjadi :
a. Low head power plant : tinggi jatuhan air (head) : S 10 M3,

b. Medium head power plant dengan tinggi jatuhan antara low head dan high
head,

c. High head power plant dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi persamaan :
18
H ≥ 100 (Q)0-113
           dimana, H =head, m; Q = desain debit, m.




                                         9
Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan PLTMH
dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m, dikategoirikan pada head rendah dan
medium. Pada tabel 3 berikut ditunjukkan daerah operasi turbin (dikaitkan dengan
head).
                          Tabel 3.1. Tabel Daerah Operasi Turbin

                           Jenis Turbin                    Variasi Head, m
         Kaplan dan Propeller                             2 < H < 20
         Francis                                          10 < H < 350
         Peiton                                           50 < H < 1000
         Crossfiow                                        6 < H < 100


         Turgo                                            50 H < 250



3.2 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan
masing-masing jenis turbin. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat
diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang
mempengaruhi sistem operasi turbin.

Parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin., yaitu :
1.       Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
         dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
         mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton
         efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat
         efektif beroperasi pada head rendah,

2.       Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
         yang tersedia,




                                           10
3.        Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator.
          Sebagai contoh, untuk sistem transmisi direct couple antara generator
          dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat
          mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow
          berputar sangat lambat (low speed), hal demikian menyebabkan sistem
          tidak beroperasi.


Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns",
didefinisikan dengan formula seperti ditunjukkan persamaan 1 berikut :
Ns = N x P.H ....................................................... 1
          dimana :
          N = kecepatan putaran turbin (rpm )
          P = maksimum turbin output (kW)
          H = head efektif (m)

Daya Output turbin dihitung dengan formula:
P = 9.81 xQxHx qt ..................................................... 2
dimana :
          Q = debit air (m3/detik)
          H = efektif head (m)
          qt = efisiensi turbin
= 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton
= 0.8 - 0.9 untuk turbin francis
= 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow
= 0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan
          Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu
berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air
adalah sebagai berikut :




                                                       11
Tabel 3.2. Kisaran Kecepatan Spesifik Beberapa Turbin Air

                             Turbin pelton                                 12≤Ns≤25

                             Turbin Francis                               60≤;Ns≤300

                         Turbin Crossflow                                 40≤Ns≤200

                         Turbin Propeller                                250≤Ns≤ 1000



Perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah jika kecepatan
spesifik turbin diketahui.
       Beberapa formula yang dikembangkan dari data eksperimental berbagai
jenis turbin dapat digunakan untuk melakukan estimasi perhitungan kecepatan
spesifik turbin, hasilnya adalah :

                     Tabel 3.3. Perhitungan Kecepatan Spesifik Turbin

 Turbin pelton (1 jet)                             Ns = 85.49/H0.243   (Siervo         &
                                                                       Lugaresi, 1978)
 Turbin Francis                                    Ns = 3763/H0.854    (Schweiger      &
                                                                       Gregory, 1989)

 Turbin Kaplan                                     Ns = 2283/H0.486    (Schweiger     &
                                                                       Gregory, 1989)

 Turbin Crossfiow                                  Ns             = (Kpordze      &
                                                   513.25/H0.505    Wamick, 1983)
 Turbin Propeller                                  Ns = 2702/H0.5   (USBR, 1976)



Berdasarkan besaran kecepatan spesifik turbin, dimensi dasar turbin dapat
diestimasi.
Pada PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang tersedia adalah :
1. Turbin propeller tipe open flume untuk head rendah s.d 6 m

2. Turbin crossflow 1 banki-mithell untuk head 6 m < H < 60 m.




                                              12
Pemilihan jenis turbin tersebut berdasarkan ketersediaan teknologi secara lokal
dan biaya pembuatan/pabrikasi yang lebih murah dibanding tipe lainnya seperti
pelton dan francis. Jenis turbin crossflow yang dipergunakan pada pembangkit ini
adalah crossfiow T-14 dengan diameter runner 0.3 m. Turbin tipe ini memiliki
efisiensi maksimum yang baik sebesar 0.74, pada debit 40% efisiensi masih cukup
tinggi, di atas 0.6. Turbin propeller open flume pabrikasi lokal, efisiensi turbin
adalah sekitar 0.75. Penggunaan kedua jenis turbin tersebut untuk pembangkit
tenaga air skala mikro (PLTMH), khususnya crossfIlow T-14 telah terbukti handal
di lapangan dibanding jenis crossfiow lainnya yang dikembangkan oleh berbagai
pihak (lembaga penelitian, pabrikan, import).


Putaran turbin propeller open flume head rendah ataupun turbin crossflow
memiliki kecepatan yang rendah. Pada sistem mekanik turbin digunakan transmisi
sabuk flatbelt dan pulley untuk menaikkan putaran menjadi 1500 rpm, sama
dengan putaran generator. Efisiensi sistem transmisi mekanik flat belt
diperhitungkan 0.98. Sementara pada sistem transmisi mekanik turbin propeller
open flume menggunakan sabuk V, dengan efisiensi 0.95.


Pada Tabel 3.4 berikut ditunjukkan data putaran nominal generator sinkron untuk
beberapa jenis generator yang berbeda kutub. Kemudian pada Tabel 4.5
ditunjukkan pula run-away speed beberapa jenis turbin.


                   Tabel 3.4. Putaran Generator Sinkron (rpm)

                   Jumlah Pole (kutub)          Frekuensi 50 Hz

                              2                       3000

                              4                       1500

                              6                       1000




                                       13
8                    750
                                  10                   600
                                  12                   500
                                  14                   429



                  Tabel 3.5. Run-away speed Turbin, N maks/N


               Jenis Turbin                 Putaran          Runaway speed
                                       Nominal, N (rpm)

      Semi Kaplan (single regulated)         75-100              2-2.4

      Kaplan (double regulated)              75-150             2.8-3.2

      Small-medium Kaplan                   250-700             2.8-3.2

      Francis (medium & high head)          500-1500            1.8-2.2

      Francis (low head)                    250-500             1.8-2.2

      Pelton                                500-1500             1.8-2

      Crossflow                             100-1000             1.8-2

      Turgo                                 600-1000               2




3.3 Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Jenis generator yang dapat digunakan pada PLTMH ini
adalah :
� Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan
penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).

� Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan
turbin propeller open flume




                                       14
� Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 ∅, 220/380V. Efisiensi
generator secara umum adalah :
       Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8

       Aplikasi 10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85

       Aplikasi 20 - 50 KVA efisiensi 0.85

       Aplikasi 50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9

       Aplikasi >. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95


Sistem kontrol yang digunakan pada PLTMH ini menggunakan pengaturan beban
sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan beban. Apabila terjadi
penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan ke sistem
pemanas udara (air heater) yang dikenal sebagai ballast load/dumy load.
Sistem pengaturan beban yang digunakan pada pembangkit ini adalah :
       Electronic Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron

       Induction Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMAG
Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti handal
pada penggunaan di PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol
(switch gear).
Fasillitas operasi panel kontrol minimum terdiri dari :
1.     Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual

2.     Stop/berhenti secara otomatis

3.     Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-
       under frekuensi

4.     Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)




                                         15
GENERATOR SINKRON TIGA FASA


4.1 Umum


       Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk
mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron
(alternator) merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan
tegangan bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi
listrik. Energi mekanis diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh
penggerak mula (prime mover), sedangkan energi listrik diperoleh dari proses
induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan rotornya.
       Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa
frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator
tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan penggerak mula (prime
mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan
menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar yang sama
dengan putaran rotor tersebut. Hubungan antara medan magnet pada mesin
dengan frekuensi listrik pada stator ditunjukan pada Persamaan 2.1 dibawah ini:

                      F=ns.p /120           ……………........................... (1)

dimana : = Frekuensi listrik (Hz) f

ns = Kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm)
p= Jumlah kutub


Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
(dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan
lain-lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga generator
dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan untuk
penerangan darurat yang sering disebut Generator Set atau generator cadangan.




                                       16
4.2 Komponen Generator Sinkron
Generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak-
balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang
memutar rotor, sedangkan energi listrik dihasilkan dari proses induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan-kumparan stator.
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bentuk penampang sederhana dari sebuah generator
sinkron.




                    Gambar 4.1. Konstruksi Generator Sinkron




Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara. Stator
merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah
bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus
searah dari Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor.




                                         17
1. Stator
Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar
generator.


b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus
yang terpasang ke rangka stator. Ketiga bentuk alur (slot) tersebut tampak seperti
pada Gambar 4.2 berikut :




        (terbuka)                (setengah terbuka)               (tertutup)
                          Gambar 4.2. Bentuk-Bentuk Alur


c. Alur (slot) dan Gigi
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga) bentuk
alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup.

d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan
tempat timbulnya ggl induksi.

2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan
oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip ring ini




                                         18
kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya
menempel pada slip ring.
b. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam
menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber
eksitasi tertentu.
c. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros
rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.


Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang
besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan
non salient pole (kutub silinder).

a. Jenis Kutub Menonjol (Salient Pole)
Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor.
Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh
Eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Bentuk
kutub menonjol generator sinkron tampak seperti pada Gambar 4.2 berikut :




                        Gambar 4.2. Rotor Kutub Menonjol




                                          19
Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan
kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti
ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit
listrik. Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang
karena:



• Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara bising
jika diputar dengan kecepatan tinggi.

• Konstruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis
apabila diputar dengan kecepatan tinggi.

b. Jenis Kutub Silinder (Non Salient Pole)
Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan
rotor. Jenis rotor ini terbuat dari baja tempa halus yang berbentuk silinder yang
mempunyai alur-alur terbuat di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada
alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang dienerjais oleh Eksiter. Gambaran
bentuk kutub silinder generator sinkron tampak seperti pada
Gambar 2.4 berikut :




                        Gambar 2.4. Rotor Kutub Silinder




                                        20
Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan
putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat pada pembangkit listrik
tenaga uap. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena :
       Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan
       putar tinggi
       Distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga
       lebih baik dari kutub menonjol.


4.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut :
1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan
menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.

2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.

3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan
diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang
terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya
terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu
kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut
hal tersebut sesuai dengan Persamaan 2 dan Persamaan 3 berikut :


                                 E=-N dφ/dt            ................................. (2)
                                E   N d maks Sin t
                                             dt
                                     N maksCos t
Bila              2 f
                  N 2 f maks Cos




                                         21
Bila           F np 120
                           np/120)       maksCos t
Maka                    Eeff = Cn maks................................................................(3)

dimana : Em = ggl induksi maksimum (Volt) ;
         Eeff = ggl induksi efektif (Volt)
         N = jumlah lilitan ; e = ggl induksi dalam keadaan transient (Volt)
         C = konstanta ; f = frekuensi (hz)
         n = putaran rotor (rpm)
       maks= fluks magnetik maksimum (Weber)


Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama
lain Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
menghasilkan energi listrik.




                                                  22
DAFTAR PUSTAKA



http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/422/jbptunikompp-gdl-davidmabru-21055-1-
analisis-k.pdf


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21771/4/Chapter%20II.pdf


http://www.google.com.



http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin.



______, (2007), Tinjauan Teoritik PLTA, Bandung.


Anonim, (2002), Selayang Pandang PT Perkebunan Tambaksari, Subang.


Sumanto, Motor Listrik Arus Bolak-Balik Motor Sinkron motor induksi, Penerbit
Andy Offset, Yogyakarta, 1993.




                                       23

Contenu connexe

Tendances

Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukIrfan Nurhadi
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirrezon arif
 
Presentation transformator
Presentation transformatorPresentation transformator
Presentation transformatorDanangHenriW
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]Mentari Halimun
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)Yohanes Sangkang
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Fathan Hakim
 
KOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUKKOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUKAng Annur
 
Pltg pdf
Pltg pdfPltg pdf
Pltg pdftchakap
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiNurFauziPamungkas
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arresteradiskurnia std
 

Tendances (20)

Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Presentation transformator
Presentation transformatorPresentation transformator
Presentation transformator
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir [PLTN]
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
 
KOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUKKOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
JTR ( JARINGAN TEGANGAN RENDAH)
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Pltg pdf
Pltg pdfPltg pdf
Pltg pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester
 

Similaire à GENERATOR DAN PERANGKAT PENDUKUNG

Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2haafizah
 
L2 f009102 mkp
L2 f009102 mkpL2 f009102 mkp
L2 f009102 mkpmadi345
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energiHamid Abdillah
 
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...Sudiantoro -
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 
Sistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi ElektrikSistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi ElektrikSyahrul Saleh
 
Tugas pembangkit tenaga listrik
Tugas pembangkit tenaga listrikTugas pembangkit tenaga listrik
Tugas pembangkit tenaga listrikRafli Guswandrii
 
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptxPPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptxYorukhanalfathirfarh
 
Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1UDIN MUHRUDIN
 
Penerapan mekatronika dalam Kincir angin
Penerapan mekatronika dalam Kincir anginPenerapan mekatronika dalam Kincir angin
Penerapan mekatronika dalam Kincir anginAgam Real
 
(Plta) pembangkit listrik tenaga air
(Plta) pembangkit listrik tenaga air(Plta) pembangkit listrik tenaga air
(Plta) pembangkit listrik tenaga airPutri Berlian Abadi
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1SPADAIndonesia
 
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxHarriPurnomo2
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1SPADAIndonesia
 
Generator &amp; transfometer
Generator &amp; transfometerGenerator &amp; transfometer
Generator &amp; transfometerAdila Fauziyah
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industriydwd11
 
Rekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajuk
Rekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajukRekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajuk
Rekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajukVino Valentino Friend
 

Similaire à GENERATOR DAN PERANGKAT PENDUKUNG (20)

Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2
 
L2 f009102 mkp
L2 f009102 mkpL2 f009102 mkp
L2 f009102 mkp
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KAPASITAS 25 KW DENGAN MENGG...
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
Sistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi ElektrikSistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi Elektrik
 
Tugas pembangkit tenaga listrik
Tugas pembangkit tenaga listrikTugas pembangkit tenaga listrik
Tugas pembangkit tenaga listrik
 
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptxPPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
 
mmmm
mmmmmmmm
mmmm
 
Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1
 
Penerapan mekatronika dalam Kincir angin
Penerapan mekatronika dalam Kincir anginPenerapan mekatronika dalam Kincir angin
Penerapan mekatronika dalam Kincir angin
 
(Plta) pembangkit listrik tenaga air
(Plta) pembangkit listrik tenaga air(Plta) pembangkit listrik tenaga air
(Plta) pembangkit listrik tenaga air
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
Generator &amp; transfometer
Generator &amp; transfometerGenerator &amp; transfometer
Generator &amp; transfometer
 
459 1613-1-pb
459 1613-1-pb459 1613-1-pb
459 1613-1-pb
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industri
 
Rekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajuk
Rekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajukRekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajuk
Rekayasa sistem studi perancangan plt angin di temajuk
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 

GENERATOR DAN PERANGKAT PENDUKUNG

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Generator adalah converter yang sampai sekarang tetap digunakan untuk mengubah energi – energi kimia atau kinetik menjadi energi listrik pada sebuah pembangkit listrik. Baik pembangkit tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga uap, dan yang lainnya. Meskipun memiliki bentuk dan model yang beragam, generator memiliki peranan serta fungsi yang sangat penting dalam kelangsungan proses kinerja sebuah pembangkit listrik. Kemampuan generator untuk mengconvert suatu energi menjadi sebuah energi listrik yang sangat bermanfaat, akan ditunjang pula oleh suatu perangkat dan controlling lainnya. Dimana perangkat dan controlling tersebut berpengaruh terhadap kemampuan optimal sebuah generator dalam menjalankan fungsinya yang berperan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di lingkungan perusahaan dan menggunakan generator sebagai alat converternya Listrik seperti diketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis digunakan oleh manusia, pada dasarnya listrik dihasilkan dari proses konversi dari bahan baku seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan angin. Sistem pembangkitan listrik, umumnya digunakan adalah mesin generator tegangan AC, yang digerakan oleh mesin-mesin utama, seperti: mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian generator, sering terjadi fluktuasi akibat jumlah beban yang berbeda,sehingga umumnya disediakan dua atau lebih generator untuk dioperasikan secara terus- menerus. Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yang beresiko, kecuali dengan cara bergilir dengan sumber PLN . Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut dioperasikan secara paralel antar generator dengan sumber pasokan lain yang 1
  • 2. lebih besar, misalnya dari PLN. Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya. Kebutuhan akan listrik semakin lama semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Oleh karena itu, kualitas dari variabel energi listrik tersebut juga harus diperhatikan, terutama frekuensi. Terjadinya fluktuasi frekuensi akan berdampak buruk pada peralatan listrik konsumen. Frekuensi akan mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya beban yang terpasang, efek penambahan beban pada sebuah generator yaitu terjadinya penurunan putaran Kenaikan frekuensi akan berpengaruh pada penambahan tegangan listrik yang dihasilkan. Sasaran pertama untuk mengendalikan kestabilan kualitas energi adalah frekuensi. Setelah frekuensi berada pada titik stabil, dilanjutkan pada tegangan, secara teoritis dan perancangan, generator yang bekerja pada frekuensi 50 Hz sudah dapat menghasilkan tegangan sebesar 220 Volt, namun akibat adanya penambahan beban akan mengakibatkan penurunan tegangan yang cukup besar. Sasaran kedua adalah bagaimana mengatur arus penguat medan pada generator, karena arus penguat medan langsung berpengaruh pada pengurangan dan penambahan tegangan tanpa mengganggu besarnya frekuensi yang ada, karena frekuensi hanya dipengaruhi oleh putaran sedangkan arus penguat medan dipengaruhi oleh aliran arus listrik searah 2
  • 3. 1.2 Tujuan Penulisan Tulisan ini bertujuan ; 1. Mempelajari, mengembangkan dan mendapatkan pengetahuan yang mendalam mengenai ilmu pengetahuan dibidang teknologi terutama dalam bidang pengontrolan 2. Mempelajari dan menganalisis perancangan sebuah generator pada suatu Pembangkit Listrik 3. Untuk mengetahui fungsi kerja dari generator yang digunakan Pembangkit Listrik 4. Mempelajari sistem pengaturan terutama pengaturan generator dan membandingkannya dengan keilmuan yang didapat dari teori. 1.3 Batasan Masalah 1. Analisis generator pada pembangkit tenaga listrik 2. Analisis pada generator dan perangkat pelengkap yang digunakan. 3. Konversi generator sinkron tiga fasa 3
  • 4. BAB II PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII TAMBAKSARI UNIT PLTA CINANGLING SUBANG 2.1 Skema Pembangkit Listrik Unit PLTA PTPN VIII yang terdapat di Cinangling adalah jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil dengan kapasitas sampai 1.000 KW biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, disingkat dengan PLTMH. Pembangkit listrik jenis ini memanfaatkan energi potensial air, sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Secara skematis, skema PLTMH ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Diagram Skematis PLTMH 4
  • 5. Struktur sipil PLTMH, terdiri atas : 1. bendung, 2. bangunan penyadap (intake), 3. saluran pembawa (headrace), 4. kolam pengendap (settling basin), 5. bak penenang (forebay), 6. rumah pembangkit (power house), dan 7. saluran pembuangan (tailrace). Secara skematis, bagian-bagian penting suatu PLTMH ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut. Gambar 2.2 Diagram Skematis Bagian Penting PLTMH 5
  • 6. 2.2 Persamaan dan Konversi Persamaan konversi pada suatu PLTMH adalah sebagai berikut : Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (rugi-rugi) atau Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi Persamaan di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang kecil. Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro, adalah daya kotor, Pgross. Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih, Pnet. Efisiensi konversi disebut Eo. Dengan demikian, daya keluar suatu skema PLTMH adalah : Pnet = Pgross × Eo .............................................................. 1 Daya kotor, Pgross, tergantung kepada head kotor (Hgross) dan debit air (Q) serta gravitasi, g, dalam bentuk hubungan sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 2 berikut : Pgross = Hgross x Q x g ......................................................... 2 Daya kotor, Pgross, tergantung kepada head kotor (Hgross) dan debit air (Q) serta gravitasi, g, dalam bentuk hubungan sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 2 berikut : Pgross = Hgross x Q x g ......................................................... 2 6
  • 7. Dengan demikian, persamaan 1 dapat dirobah menjadi persamaan 3 berikut : Pnet = Hgross x Q x g × Eo ................................................. 3 Bila Hgross dalam meter (m), Q dalam m3/detik dan g dalam m/detik2, maka satuan Pnet adalah kW. Efisiensi Eo adalah resultante efisiensi semua komponen PLTMH, yaitu efisiensi konstruksi sipil, efisiensi penstock, efisiensi turbin, efisiensi generator, efsisiensi sistem kontrol, efisiensi jaringan distribusi dan efisiensi transformator. Efisiensi masing-masing komponen tersebut, secara empiris adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Tabel Efisiensi Komponen Efisiensi Komponen Rumus/Besaran Empirik Konstruksi sipil 1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross Penstock 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya) Turbin 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin) Generator 0.80 ~ 0.95 (tergantung kapasistas generator) Sistem Kontrol > 0,97 Jaringan Distribusi 0,90 ~ 0,98 (tergantung panjang jaringan) Transformator 0,98 Efisiensi konstruksi sipil dan Efisiensi penstock biasa diperhitungkan sebagai kehilangan ketinggian Head Loss (Hloss). Dalam kasus ini, persamaan 3 di atas dapat diubah ke persamaan 4 berikut. Pnet = g × (Hgross-Hloss) × Q × (Eo–Ekonstruksi sipil-Epenstock ) ............ 4 7
  • 8. Persamaan 4 di atas adalah inti dari semua desain pekerjaan pembangkit listrik hidro. Penggunaan satuan masing-masing besaran haruslah benar agar didapat satuan daya keluaran yang benar. Sebagai ilustrasi mekanik atas persamaan 4 di atas, pada Gambar 3 berikut ditunjukkan diagram skematis dasar perhitungan efisiensi suatu PLTMH. Gambar 2.2 Diagram Skematis Perhitungan Efisiensi PLTMH 8
  • 9. ANALISIS KERJA GENERATOR DAN PERANGKAT PEMBANTU LAINNYA DI PTPN VIII TAMBAKSARI UNIT PLTA CINANGLING SUBANG 3.1 Pemilihan Turbin Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerjanya , turbin air dibagi menjadi dua kelompok : 1. Turbin impuls (cross-flow, pelton dan turgo), untuk jenis ini tekanan pada setiap sisi sudu geraknya lrunnernya - bagian turbin yang berputar - sama. 2. Turbin reaksi ( francis, kaplanlpropeller) Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis turbin pada daerah operasi yang overlaping memerlukan perhitungan yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut Keller2 dikelompokkan menjadi : a. Low head power plant : tinggi jatuhan air (head) : S 10 M3, b. Medium head power plant dengan tinggi jatuhan antara low head dan high head, c. High head power plant dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi persamaan : 18 H ≥ 100 (Q)0-113 dimana, H =head, m; Q = desain debit, m. 9
  • 10. Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan PLTMH dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m, dikategoirikan pada head rendah dan medium. Pada tabel 3 berikut ditunjukkan daerah operasi turbin (dikaitkan dengan head). Tabel 3.1. Tabel Daerah Operasi Turbin Jenis Turbin Variasi Head, m Kaplan dan Propeller 2 < H < 20 Francis 10 < H < 350 Peiton 50 < H < 1000 Crossfiow 6 < H < 100 Turgo 50 H < 250 3.2 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis turbin. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin. Parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin., yaitu : 1. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah, 2. Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia, 10
  • 11. 3. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh, untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed), hal demikian menyebabkan sistem tidak beroperasi. Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns", didefinisikan dengan formula seperti ditunjukkan persamaan 1 berikut : Ns = N x P.H ....................................................... 1 dimana : N = kecepatan putaran turbin (rpm ) P = maksimum turbin output (kW) H = head efektif (m) Daya Output turbin dihitung dengan formula: P = 9.81 xQxHx qt ..................................................... 2 dimana : Q = debit air (m3/detik) H = efektif head (m) qt = efisiensi turbin = 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton = 0.8 - 0.9 untuk turbin francis = 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow = 0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut : 11
  • 12. Tabel 3.2. Kisaran Kecepatan Spesifik Beberapa Turbin Air Turbin pelton 12≤Ns≤25 Turbin Francis 60≤;Ns≤300 Turbin Crossflow 40≤Ns≤200 Turbin Propeller 250≤Ns≤ 1000 Perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah jika kecepatan spesifik turbin diketahui. Beberapa formula yang dikembangkan dari data eksperimental berbagai jenis turbin dapat digunakan untuk melakukan estimasi perhitungan kecepatan spesifik turbin, hasilnya adalah : Tabel 3.3. Perhitungan Kecepatan Spesifik Turbin Turbin pelton (1 jet) Ns = 85.49/H0.243 (Siervo & Lugaresi, 1978) Turbin Francis Ns = 3763/H0.854 (Schweiger & Gregory, 1989) Turbin Kaplan Ns = 2283/H0.486 (Schweiger & Gregory, 1989) Turbin Crossfiow Ns = (Kpordze & 513.25/H0.505 Wamick, 1983) Turbin Propeller Ns = 2702/H0.5 (USBR, 1976) Berdasarkan besaran kecepatan spesifik turbin, dimensi dasar turbin dapat diestimasi. Pada PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang tersedia adalah : 1. Turbin propeller tipe open flume untuk head rendah s.d 6 m 2. Turbin crossflow 1 banki-mithell untuk head 6 m < H < 60 m. 12
  • 13. Pemilihan jenis turbin tersebut berdasarkan ketersediaan teknologi secara lokal dan biaya pembuatan/pabrikasi yang lebih murah dibanding tipe lainnya seperti pelton dan francis. Jenis turbin crossflow yang dipergunakan pada pembangkit ini adalah crossfiow T-14 dengan diameter runner 0.3 m. Turbin tipe ini memiliki efisiensi maksimum yang baik sebesar 0.74, pada debit 40% efisiensi masih cukup tinggi, di atas 0.6. Turbin propeller open flume pabrikasi lokal, efisiensi turbin adalah sekitar 0.75. Penggunaan kedua jenis turbin tersebut untuk pembangkit tenaga air skala mikro (PLTMH), khususnya crossfIlow T-14 telah terbukti handal di lapangan dibanding jenis crossfiow lainnya yang dikembangkan oleh berbagai pihak (lembaga penelitian, pabrikan, import). Putaran turbin propeller open flume head rendah ataupun turbin crossflow memiliki kecepatan yang rendah. Pada sistem mekanik turbin digunakan transmisi sabuk flatbelt dan pulley untuk menaikkan putaran menjadi 1500 rpm, sama dengan putaran generator. Efisiensi sistem transmisi mekanik flat belt diperhitungkan 0.98. Sementara pada sistem transmisi mekanik turbin propeller open flume menggunakan sabuk V, dengan efisiensi 0.95. Pada Tabel 3.4 berikut ditunjukkan data putaran nominal generator sinkron untuk beberapa jenis generator yang berbeda kutub. Kemudian pada Tabel 4.5 ditunjukkan pula run-away speed beberapa jenis turbin. Tabel 3.4. Putaran Generator Sinkron (rpm) Jumlah Pole (kutub) Frekuensi 50 Hz 2 3000 4 1500 6 1000 13
  • 14. 8 750 10 600 12 500 14 429 Tabel 3.5. Run-away speed Turbin, N maks/N Jenis Turbin Putaran Runaway speed Nominal, N (rpm) Semi Kaplan (single regulated) 75-100 2-2.4 Kaplan (double regulated) 75-150 2.8-3.2 Small-medium Kaplan 250-700 2.8-3.2 Francis (medium & high head) 500-1500 1.8-2.2 Francis (low head) 250-500 1.8-2.2 Pelton 500-1500 1.8-2 Crossflow 100-1000 1.8-2 Turgo 600-1000 2 3.3 Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang dapat digunakan pada PLTMH ini adalah : � Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing). � Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan turbin propeller open flume 14
  • 15. � Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 ∅, 220/380V. Efisiensi generator secara umum adalah : Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8 Aplikasi 10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85 Aplikasi 20 - 50 KVA efisiensi 0.85 Aplikasi 50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9 Aplikasi >. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95 Sistem kontrol yang digunakan pada PLTMH ini menggunakan pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan beban. Apabila terjadi penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan ke sistem pemanas udara (air heater) yang dikenal sebagai ballast load/dumy load. Sistem pengaturan beban yang digunakan pada pembangkit ini adalah : Electronic Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron Induction Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMAG Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti handal pada penggunaan di PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol (switch gear). Fasillitas operasi panel kontrol minimum terdiri dari : 1. Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual 2. Stop/berhenti secara otomatis 3. Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over- under frekuensi 4. Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih) 15
  • 16. GENERATOR SINKRON TIGA FASA 4.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator) merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi mekanis diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh penggerak mula (prime mover), sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan rotornya. Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan penggerak mula (prime mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar yang sama dengan putaran rotor tersebut. Hubungan antara medan magnet pada mesin dengan frekuensi listrik pada stator ditunjukan pada Persamaan 2.1 dibawah ini: F=ns.p /120 ……………........................... (1) dimana : = Frekuensi listrik (Hz) f ns = Kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p= Jumlah kutub Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik (dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan untuk penerangan darurat yang sering disebut Generator Set atau generator cadangan. 16
  • 17. 4.2 Komponen Generator Sinkron Generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak- balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang memutar rotor, sedangkan energi listrik dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan-kumparan stator. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bentuk penampang sederhana dari sebuah generator sinkron. Gambar 4.1. Konstruksi Generator Sinkron Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara. Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus searah dari Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor. 17
  • 18. 1. Stator Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu : a. Rangka Stator Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar generator. b. Inti Stator Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus yang terpasang ke rangka stator. Ketiga bentuk alur (slot) tersebut tampak seperti pada Gambar 4.2 berikut : (terbuka) (setengah terbuka) (tertutup) Gambar 4.2. Bentuk-Bentuk Alur c. Alur (slot) dan Gigi Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga) bentuk alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup. d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar) Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan tempat timbulnya ggl induksi. 2. Rotor Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu : a. Slip Ring Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip ring ini 18
  • 19. kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya menempel pada slip ring. b. Kumparan Rotor (kumparan medan) Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber eksitasi tertentu. c. Poros Rotor Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan non salient pole (kutub silinder). a. Jenis Kutub Menonjol (Salient Pole) Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh Eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Bentuk kutub menonjol generator sinkron tampak seperti pada Gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2. Rotor Kutub Menonjol 19
  • 20. Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik. Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena: • Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara bising jika diputar dengan kecepatan tinggi. • Konstruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi. b. Jenis Kutub Silinder (Non Salient Pole) Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor. Jenis rotor ini terbuat dari baja tempa halus yang berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur terbuat di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang dienerjais oleh Eksiter. Gambaran bentuk kutub silinder generator sinkron tampak seperti pada Gambar 2.4 berikut : Gambar 2.4. Rotor Kutub Silinder 20
  • 21. Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga uap. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena : Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan putar tinggi Distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga lebih baik dari kutub menonjol. 4.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut : 1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap. 2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya. 3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut hal tersebut sesuai dengan Persamaan 2 dan Persamaan 3 berikut : E=-N dφ/dt ................................. (2) E N d maks Sin t dt N maksCos t Bila 2 f N 2 f maks Cos 21
  • 22. Bila F np 120 np/120) maksCos t Maka Eeff = Cn maks................................................................(3) dimana : Em = ggl induksi maksimum (Volt) ; Eeff = ggl induksi efektif (Volt) N = jumlah lilitan ; e = ggl induksi dalam keadaan transient (Volt) C = konstanta ; f = frekuensi (hz) n = putaran rotor (rpm) maks= fluks magnetik maksimum (Weber) Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama lain Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik. 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/422/jbptunikompp-gdl-davidmabru-21055-1- analisis-k.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21771/4/Chapter%20II.pdf http://www.google.com. http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin. ______, (2007), Tinjauan Teoritik PLTA, Bandung. Anonim, (2002), Selayang Pandang PT Perkebunan Tambaksari, Subang. Sumanto, Motor Listrik Arus Bolak-Balik Motor Sinkron motor induksi, Penerbit Andy Offset, Yogyakarta, 1993. 23