1. BAB I
PENDAHULUAN
Makroekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian.
Analisisnya bersifat umum dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
unit-unit kecil (konsumen) dalam perekonomian.
Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga
(household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis
cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijakan seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain :
1. pendapatan nasional
2. kesempatan kerja dan atau pengangguran
3. jumlah uang beredar
4. laju inflasi
5. pertumbuhan ekonomi
6. neraca pembayaran internasional
Dalam pandangan ekonomi makro terdapat beberapa masalah yang dihadapi.
Masalah tersebut adalah penganguran yang relatif tinggi, inflasi, neraca pembayaran
internasional, kurs atau nilai tukar rupiah yang tidak stabil, pertumbuhan ekonomi, serta
kemiskinan dan ketinpangan distribusi pendapatan.
Ilmu ekonomimakro dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Dalam
perkembangannya, terdapat perbedaan - perbedaan pemikiran dan kebijakan dari ahli – ahli
ekononomi. Berikut akan dibahas pokok pemikiran mulai dari aliran klasik, keynesian,
monetarist, neo-klasik, neo-keynes, new klasik, hingga new keynesian.
Yuca Siahaan
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. Aliran Klasik
Pemikiran dan Kebijakan
a. Kekayaan sesuatu Negara
“The Wealth of Nation”, berusaha untuk menerangkan bagaimana
kekayaan sesuatu negara bertambah, dan bagaimana kekayaan tersebut
didistribusikan. (Hal tersebut juga merupakan tema dasar dari ekonomi modern).
Masalah-masalah dasar yang dihadapi oleh setiap perekonomian adalah :
Barang-barang dan jasa-jasa apakah akan dihasilkan
Bagaimanakah cara menghasilkan barang-barang serta jasa-jasa tersebut.
Bagaimanakah barang-barang serta jasa-jasa tadi dibagikan.
Jadi secara singkat : masalah alokasi sumber daya ekonomi, masalah
teknologi, dan masalah distribusi Pendapatan Nasional.
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal kekayaan, adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat
dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara,
dicapai dari surplus ekspor.
b. Pembagian Kerja
Alat-alat dasar dengan apa produksi diperbesar, menurut Adam Smith adalah :
Pembagian kerja
Penggunaan mesin-mesin
c. Nilai
Seperti diketahui, Aristoteles sudah pernah mengemukakan perbedaan
antara nilai pakai dan nilai tukar. Adam Smith juga menggunakan perbedaan
tersebut. Hal itu menyebabkan timbulnya salah satu paradoks ekonomi yang
terkenal (Proudhon menyatakannya sebagai “Contradiction economique”) yaitu
bahwa : air dan udarayang mempunyai nilai pakai sangat tinggi, mempunyai nilai
tukar yang sangat rendah, sedangkan intan yang hampir tidak mempunyai nilai
pakai, mempunyai nilai tukar yang sangat tinggi.
Yuca Siahaan
3. d. Ajaran nilai
Tenaga kerja menurut Adam Smith sekaligus merupakan sebab dan
alat pengukur nilai. Menurut David Ricardo guna merupakan syarat mutlak bagi
nilai tukar : terlepas dari bagaimana langka (jarang) sesuatu barang ataupun
berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkannya – bilamana
sesuatu barang tidak akan mempunyai nilai tukar sama sekali.
Menurut Ricardo harus diadakan pembagian barang-barang sebagai berikut :
Barang-barang yang dapat diproduksi begitu saja.
Barang-barang yang tidak dapat diproduksi begitu saja. Dalam kategori
terakhir dapat disebut, misalnya lukisan-lukisan kuno, uang logam kuno,
dan benda-benda antik. Harga benda demikian tergantung dari jumlah
yang suka dibayar oleh para calon pembeli.
Harga alamiah (natuurlijke prijs) menurut Adam Smith adalah harga
yang timbul apabila segala sesuatu berlangsung dengan “sendirinya”, dalam arti
pada suatu masyarakat dimana terdapat kebebasan bertindak, dimana semua
orang bebas untuk menghasilakan apa yang diinginkannya, dan menukar apa
yang disukainya.
Harga pasar dapat menyimpang dari harga alamiah tersebut, karena
pada saat tertentu, penawaran tidak segera dapat menyesuaikan diri dengan
permintaan, atau disebabkan karena sesuatu tindakan pemerintah penyesuaian
demikian dipersulit, atau tidak mungkin dilakukan. Akan tetapi harga-harga
demikian, senantiasa akan merupakan pusat tendensi semua harga-harga pasar.
e.
Konsep Homo Economicus
Adam Smith dalam uraian-urainnya menggunakan tipe manusia yang
dinamakannya Homo Economicus ( manusia ekonomis).
Definisi tradisional untuk manusia Ekonomis adalah : manusia yang
berusaha untuk mencapai pemuaan kebutuhan maksimal dengan pengurbanan
seminimalnya. Pengikut-pengikut Adam Smith menganggap konsep tersebut
sebagai sesuatu yang logis, sedangkan pihak lain menganggapnya sebagai tipe
manusia yang tidak pernah ada. Perokonomian dianggap analog oleh Adam Smith
Yuca Siahaan
4. dengan tubuh manusia. Tubuh manusia diberi oleh alam kekuatan-kekuatan,
untuk menghadapi “serangan-serangan” dari luar.
Self
intereset
(kepentingan
diri
sendiri),
mengatur
tubuh
perokonomian, dan menyebabakan betambahnya kekeyaan, serta kesejahteraan
suatu Negara.
f.
Perekonomian Laisser – Faire
Adam
Smith
mengharapkan
bahwa
liberalismenya,
karena
kepentingan diri sendiri individu ditonjolkan, bukan saja akan menimbulkan
efisiensi yang lebih besar melainkan pula menyebabkan kegiatan ekonomi yang
lebih meluas. Dalam hal ini Quesnay, Adam Smith mencerminkan kepercayaan
yang berlebih-lebihan dalam proses ekonomi, yang dapat memperbaiki diri
sendiri dan yang dapat mengatur diri sendiri. Mekanisme harga, dianggap Adam
smith (lebih-lebih lagi oleh Jean Baptiste Say) sebagai obat mujarab.
Apabila terdapat penggunaan tenaga kerja dan modal uang, maka
sesuai dengan teori Adam Smith, persaingan antara para pekerja dan kaum
kapitalis, untuk mempekerjakan sumber daya mereka secara efektif, akan
menyebabkan turunnya upah dan bunga modal, hingga dengan demikian bagi
para pengusaha akan menarik lagi, untuk menggunakan tenaga kerja kembali
serta untuk meminjam uang.
Dengan demikian suatu depresi ekonomi hanya timbul, bilamana
upah dan tingkat bunga adalah terlampau tinggi, mekanisme harga akhirnya akan
menyebabkannya menjadi normal kembali.
Kelemahan Pandangan Klasik
Kekurangyakinannya terhadap keampuhan mekanisme pasar jika tidak
dicampurtangani pemerintah.
Uang tidak hanya sekedar alat transaksi melainkan juga sebagai alat
penyimpan
nilai
atau
penyimpan
kekayaan.
Fungsi
ininlah
yang
memungkinkan uang dapat digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan
(spekulasi)
Yuca Siahaan
5. 2. Keynesian
Keynes ada pada posisi yang unik dalam sejarah pemikiran ekonomi barat,
karena pada saat-saat krisis ideologi Keynes dapat menawarkan suatu pemecahan
yang merupakan jalan tengah. Dia berpendapat bahwa untuk menolong sistem
perekonomian
negara-negara
tersebut,
orang
harus
bersedia
meninggalkan
ideologi laissez taire yang murni. Tidak bisa tidak, pemerintah harus melakukan
campur tangan lebih banyak dalam mengendalikan perekonomian nasional.
Keynes mengatakan bahwa kegiatan produksi dan pemilikan faktor-faktor
produksi masih tetap bisa dipegang oleh swasta, tetapi pemerintah wajib melakukan
kebijakan-kebijakan yang secara aktif akan mempengaruhi gerak perekonomian.
Sebagai contoh, pada saat terjadi depresi, pemerintah harus bersedia melakukan
program atau kegiatan yang langsung dapat meyerap tenaga kerja (yang tidak
tertampung di sektor swasta), meskipun itu membutuhkan biaya besar.
Inti dari ideologi Keynesianisme adalah Keynes tidak percaya akan
kekuatan hakiki dari sistem laissez faire untuk mengoreksi diri sendiri sehingga
tercapai kondisi efisien (full employment) secara otomatis, tetapi kondisi fullemployment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan terencana.
Pandangan Keynisian tentang Pasar
Menurut Keynesian, pasar dalam kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan
kaum klasik,dimana struktur pasar cendrung monopolisik,informasi tidak
sempurna dan asimetris. Sementara ouyput dan input yang dipertukarkan juga
heterogen. Kondisi ini menyebabkan harga cendrung kaku(rigrid) dalam arti sulit
berubah dalam seketika. Kekakuan harga( price rigidities) menyebabkan pasar
tidak mampu melakukan keseimbangan.Akibatnya gangguan perekonomian
cendrung untuk memunculkan resesi.
Pandangan Keynisian tentang Uang
Keynesian mewariskan pandangan revolusioner tentang uang. Menurutnya uang
bukan hanya sekedar alat transaksi, tetapi juga sebagai penyimpan nilai.fungsi
penyimpanan nilai inilah yang memungkinkan uang degunakan sebagai alat
memperoleh keuntugan melakukan tindakan spekulasi. Karena itu uang tidak
bersifat netral, dalam artian uang tidak dapat mempengaruhi variabel2 riil.
Yuca Siahaan
6. Implikasi pandangan keynisian adalah diperlukannya peranan pemerintah dalam
pengelolaan perekonomian, baik melalui kebijakan fiskal maupun moneter
3. Monetarist
Selama tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, di bawah pimpinan
ekonom terkenal Milton Friedman dari Chicago University (kini hijrah ke Stanford
University) telah berkembang suatu aliran pemikiran (school of thought) di dalam
makroekonomi yang dikenal sebagai aliran moneteris(monetarism). Para ekonom
dari aliran moneteris ini menyerang pandangan dari aliran Keynesian, terutama
menyangkut penentuan pendapatan yang dinilai oleh mereka sebagai tidak benar.
Kaum moneteris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan memberi
penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) di dalam
perekonomian. Perdebatan yang lain menyangkut : efektifitas antara kebijakan fiskal
dan kebijakan moneter, peranan kebijakan pemerintah, dan tentang kurva
Phillips (kurva yang menunjukkan bahwa hubungan antara pengangguran dan inflasi
adalah saling berkebalikan).
Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu
utama dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga di dalam suatu perekonomian.
Dalam jangka pendek (short run), jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output
dan kesempatan kerja; sedangkan dalam jangka panjang (long run) jumlah uang
beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Menurut Milton Friedman “inflasi
ada di mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Pertumbuhan moneter
atau uang beredar yang berlebihan dalam hal ini bertanggung jawab atas timbulnya
inflasi, dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab atas timbulnya
gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena pertumbuhan moneter sangat
berpengaruh terhadap variabilitas, baik variabilitas dalam tingkat harga maupun
pertumbuhan output (GNP), maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah
sedapat mungkin haruslah dapat menjamin terciptanya suatu tingkat pertumbuhan
moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan tetap terkendali pada tingkat
yang rendah.
Yuca Siahaan
7. Adapun gagasan pokok dari aliran moneteris yang dianggap penting di
antaranya adalah :
1. Sektor atau perekonomian swasta pada dasarnya adalah stabil.
2. Kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya
akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk. Bahkan secara
ekstrim mereka mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang aktif
itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”.
Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur
tangan pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian.
3. Seperti halnya dengan aliran Klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa
harga-harga dan upah di dalam perekonomian adalah relatif fleksibel, yang
akan menjamin keadaan keseimbangan di dalam perekonomian selalu bisa
diwujudkan.
4. Jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang sangat penting dari
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas, memiliki
implikasi kebijakan yang penting , yaitu :
1. Stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan kunci dari
stabilitas makroekonomi, dan bukan kebijakan makroekonomi aktif yang
menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi
penentu kestabilan makroekonomi.
2. Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil,
baik terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal;
dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat
stabilisasi yang efektif.
Yuca Siahaan
8. 4. Neo Classical (Neo-klasik)
Pemikiran dan Kebijakan
Pada dasarnya munculnya aliran pemikiran ini karena terjadi perubahan
fenomena perekonomian setelah era golden age macroeconomics (1940-1970) mulai
berakhir. Di tahun 70-an (1974-1975) terjadi oil shock dalam perekonomian dunia
dimana harga minyak di pasar dunia meningkat sangat tinggi (oil boom) sehingga
harga-harga meningkat (inflasi) yang sangat mempengaruhi kondisi ekonomi
Amerika.
Aliran pemikiran ini mengkombinasikan pemikiran monetaris dengan
beberapa ide yang dulu telah dikemukakan oleh aliran klasik, yakni : pasar tenaga
kerja dan pasar kapital akan menyesuaikan secara penuh. Untuk itu, berdasarkan
asumsi bahwa individu mampu mengefisienkan penggunaan informasi yang tersedia
dalam membuat peramalan. Dengan menggunakan tiga alat dari monetaris, market
clearing (mekanisme pasar), dan rational expectation (ekspektasi rasional). Pemikiran
ini melumpuhkan pemikiran Keynesian, dengan menekankan lagi pada tidak perlunya
intervensi pemerintah seperti yang dikemukakan aliran klasik sebelumnya (Galbraith
dan Darity, 1994).
Pemikir pada aliran ini yang terkenal adalah Edward Prescott. Ia dan
pengikutnya mengembangkan model yang dikenal dengan model siklus bisnis riil
(Real Business Cycle Model atau Model RBC). Model ini mengasumsikan bahwa
output selalu akan berada pada tingkat natural. Jadi semua fluktuasi output hanyalah
pergerakan dari dan ke tingkat output natural atau dalam kondisi full
employment (tidak ada pengangguran).
Pergerakan output disebabkan karena adanya kemajuan teknologi
(technological progress). Apabila ada penemuan baru, produktivitas akan meningkat
dan menyebabkan output akan meningkat pula. Peningkatan produktivitas akan
meningkatkan upah yang akan membuat tenaga kerja semakin giat bekerja. Dengan
demikian produktivitas akan meningkatkan output dan kesempatan kerja.
Kelebihan mahzab neo-klassik
Mahzab neoklasik mampu merepresentasikan ekonomi secara matematis dan ilmiah
dan juga mampu untuk memberikan indikasi-indikasi akan arah atau tindakan
ekonomi yang harus diambil.
Yuca Siahaan
9. 5. Neo Keynesian
Penganut aliran New Keynesian berpendapat bahwa sintesis yang timbul
sebagai respon terhadap kritik ekspektasi rasional pada dasarnya adalah benar, yakni
asumsi yang menyatakan bahwa nilai-nilai ekspektasi perlu menjadi pertimbangan
dalam menentukan perekonomian nasional, dimana nilai tersebut harus serasional
mungkin berdasarkan informasi yang tersedia. Mereka juga berargumentasi bahwa
masih cukup banyak yang harus dipelajari tentang sifat-sifat dan karakteristik yang
tidak selalu sempurna dalam kondisi pasar yang berbeda, disamping juga tentang
implikasi dari ketidak-sempurnaan tersebut bagi evolusi makroekonomi.
Salah satu kajiannya berfokus pada aspek menentukan tingkat upah
dalam pasar tenaga kerja. Tingkat upah yang efisien muncul dari suatu gagasan yang
apabila upah yang diterima oleh pekerja adalah terlalu rendah mengakibatkan hal-hal
seperti (a) pekerja tidak termotivasi untuk menghasilkan ouput yang optimal
(bermalas-malasan), (b) masalah tentang moral dalam suatu perusahaan, (c) kesulitan
didalam mendapatkan dan mempertahankan pekerja yang berkualitas, dan lain
sebagainya. Salah seorang yang sangat berpengaruh terhadap issue tersebut
adalah George Akerlof dari Berkeley, yang mempunyai gagasan tentang suatu
“norma”, yang mengkaji apa yang sebenarnya disebut dengan “fair” dan “unfair”.
Penelitian ini menggali aspek sosiologi dan psikologi yang selama ini ditinggalkan,
serta menjelaskan implikasinya terhadap dunia makroekonomi.
Hal lain yang juga diteliti oleh aliran New Keynesian adalah peran dari
ketidaksempurnaan dalam pasar kredit. Diasumsikan bahwa dampak dari kebijakan
moneter akan bekerja melalui tingkat suku bunga, dimana perusahaan atau individu
dapat meminjam uang dengan tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Didalam
kenyataannya, perusahaan dan individu tersebut meminjam uang dari bank, dimana
bank sering merendahkan potensi yang dimiliki oleh peminjam dibandingkan dengan
keinginan bank untuk memberikan pinjamannya pada tingkat suku bunga yang telah
ditentukan. Mengapa hal ini dapat terjadi, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi
pandangan kita tentang bekerjanya suatu kebijakan moneter menjadikan subyeksubyek kajian dari berbagai penelitian, utamanya oleh Ben Bernanke dari Princeton.
Hal lain yang juga dikaji adalah tentang kekakuan dari nilai
nominal. Fischer dan Taylor menyatakan bahwa keputusan untuk merubah tingkat
upah atau harga secara tiba-tiba akan mengakibatkan output dapat menyimpang dari
tingkat keseimbangan dalam waktu yang cukup lama. Kesimpulan ini menimbulkan
Yuca Siahaan
10. berbagai isu, apabila perubahan yang tidak terduga tersebut bertanggungjawab, paling
tidak sebagian, terhadap fluktuasi perekonomian, mengapa penentu tingkat upah atau
penentu tingkat harga tidak dapat mensinkronkan suatu keputusan? Mengapa harga
dan upah tidak disesuaikan lebih sering? Mengapa tidak semua harga dan upah
berubah, katakanlah setiap tanggal 1 setiap bulannya? Didalam menjawab issu-issu
tersebut, Akerlof dan N. Gregory Mankiw (Harvard University) telah menurunkan
suatu hasil yang sangat penting dan menakjubkan, yang sering disebut dengan biaya
menu untuk menerangkan fluktuasi output, yaitu: Setiap penentu harga atau upah
tidak akan sangat jauh berbeda sebagaimana kapan dan seberapa seringnya seseorang
merubah upah atau harganya sendiri (bagi pengecer, merubah harga setiap hari atau
setiap minggu tidak akan memberikan perbedaan yang mencolok terhadap
keuntungan). Oleh karenanya, meskipun biaya yang dipergunakan untuk melakukan
perubahan terhadap harga sangat kecil, seperti misalnya biaya untuk mencetak sebuah
menu, akan mengakibatkan penyesuaian harga yang sangat jarang dan tak terduga.
Hal ini secara umum dapat menyebabkan penyesuaian yang sangat lambat terhadap
tingkat harga, dan pada akhirnya kepada fluktuasi agregat output yang direspon oleh
pergerakan permintaan agregat. Singkatnya, keputusan-keputusan yang tidak banyak
berpengaruh pada tingkat individu (seberapa sering untuk merubah harga atau upah)
akan mengakibatkan dampak yang luas secara agregat (penyesuaian yang lambat dari
tingkat harga, dan karenanya pengaruh yang besar terhadap pergerakan dari
permintaan dan output agregat).
Dapat disimpulkan secara singkat bahwa aliran New Keynesian menggali
lebih dalam kepada isu-isu yang berkaitan dengan peranan dari ketidaksempurnaan
pasar terhadap fluktuasi perekonomian.
Yuca Siahaan
11. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Aliran klasik berpendapat bahwa tidak perlu campur tangan pemerintah dalam
perekonomian dengan adanya kepercayaan sistem laissez faire untuk mengoreksi
diri sendiri sehingga tercapai kondisi efisien (full employment) secara otomatis,
2. Aliran Keynesian tidak percaya akan kekuatan hakiki dari tetapi kondisi fullemployment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan terencana. Sehingga aliran
Keynesian justru berpendapat perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur
perekonomian
3. Jumlah uang beredar (money supply) merupakan faktor penentu yang penting dalam
perekonomian. Efektifitas antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, peranan
kebijakan pemerintah, dan tentang kurva Phillips (kurva yang menunjukkan bahwa
hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah saling berkebalikan).
4. Aliran Neo-klasik bahwa pasar tenaga kerja dan pasar kapital akan menyesuaikan
secara penuh dengan syarat individu mampu mengefisienkan penggunaan informasi
yang tersedia dalam membuat peramalan. Dengan menggunakan tiga alat dari
monetaris, market clearing (mekanisme pasar), dan rational expectation (ekspektasi
rasional).
5. Aliran Neo Keynesian berpendapat tingkat upah yang efisien muncul dari suatu
gagasan yang apabila upah yang diterima oleh pekerja adalah terlalu rendah
mengakibatkan hal-hal seperti (a) pekerja tidak termotivasi untuk menghasilkan ouput
yang optimal (bermalas-malasan), (b) masalah tentang moral dalam suatu perusahaan,
(c) kesulitan didalam mendapatkan dan mempertahankan pekerja yang berkualitas.
6. Aliran Neo klasik dan Neo keynesian sependapat bahwa nilai-nilai ekspektasi perlu
menjadi pertimbangan dalam menentukan perekonomian nasional.
Yuca Siahaan
12. Daftar Pustaka
Mankiw, Gregory. 2004. “Principles of Macroeconomics.” 3th edition. South Western of
Thomson Learning: AS
Samuelson, Paul and William D. Nordhaus. “Economics.” Eighteenth edition. Mc Graw
Hill: AS
Sadono Sukirno. 1994. “Makroekonomi: Teori Pengantar.” Edisi Ketiga. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Winardi, DRM. 1993. “Perkembangan ilmu ekonomi.”
Tarsito: Bandung
Alvin Hansen n Mc Graw Hilla: “a giude to keynes 1953 GEORGE SOUL, ideas of the great
economicst”
Budiono.2001.Ekonomi Makro.Yogyakarta :BPFE Yogyakarta
Warta Warga Gunadarma. 2011. "Rangkuman Ekonomi Makro."
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/rangkuman-ekonomi-makro/
Diakses 14 Juni 2012
Hero Eka Putra.2010. "Perkembangan Pemikiran Makroekonomi"
http://heroekaputra.blogspot.com/2010/12/perkembangan-pemikiran-makroekonomi.html
Diakses 14 Juni 2012
Wikipedia. "Ilmu Ekonomi."
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi
Diakses 14 Juni 2012
Wikipedia. "Neo klasik."
http://id.wikipedia.org/wiki/Neo_klasik
Diakses 14 Juni 2012
Yuca Siahaan