Dokumen tersebut membahas tentang indikator makroekonomi utama di Indonesia seperti Produk Domestik Bruto, inflasi, pengangguran, dan kemiskinan. Produk Domestik Bruto menunjukkan nilai ekonomi suatu negara, inflasi mengukur kenaikan harga barang dan jasa, pengangguran menunjukkan jumlah penduduk yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan, sedangkan kemiskinan diukur dengan garis kemiskinan untuk menentukan
1. INDIKATOR MAKRO EKONOMI DI INDONESIA
I. GROSS NATIONAL PRODUCT (GDP/ PDB)
PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun.
Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
1. Menurut Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu:
i. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
ii. Pertambangan dan Penggalian
iii. Industri Pengolahan
iv. Listrik, Gas dan Air Bersih
v. Konstruksi
vi. Perdagangan, Hotel dan Restoran
vii. Pengangkutan dan Komunikasi
viii. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
ix. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi
menjadi sub-sub sektor.
2. Menurut Pendekatan Pendapatan
PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah,
Yuca Siahaan
2. bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak
langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :
i. pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba
ii. pengeluaran konsumsi pemerintah
iii. pembentukan modal tetap domestik bruto
iv. perubahan inventori, dan
v. ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).
Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi,
jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan
harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi.
GDP (Current US$)
Indonesia, 2002-2011
YEAR
GDP (US$)
2002
195.660.611.034
2003
234.772.458.818
2004
256.836.883.305
2005
285.868.610.017
2006
364.570.525.997
2007
432.216.737.775
2008
510.244.548.960
2009
539.355.489.060
2010
706.558.240.892
2011
807.906.678.994*
Sumber : Website World Bank
Yuca Siahaan
3. II. INFLASI
Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan
dari inflasi disebut deflasi.
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi, yaitu:
i.
ii.
iii.
Indeks Harga Konsumen (IHK). Indikator ini adalah yang paling sering digunakan.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa
dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun
2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu
komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama
dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama
atas suatu komoditas.
Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga
barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri).
Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan
PDB atas dasar harga konstan.
INFLATION Consumer Price (% annual)
Indonesia 2002-2011
YEAR
Inflation (%)
2002
11,9
2003
6,6
2004
6,2
2005
10,5
2006
13,1
2007
6,4
2008
9,8
2009
4,8
2010
5,1
2011
Sumber : Website World Bank
Yuca Siahaan
4. III. PENGANGGURAN
Pengangguran yaitu pada bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi tidak
tersedia dan sedang mencari pekerjaan. Definisi angkatan kerja dan pengangguran ini berbeda
menurut negara.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. (di Indonesia)
Unemployment, total (% of total labour force)
Indonesia, 2002-2011
YEAR
UNEMPLOYMENT (% of total labour force)
2002
9,1
2003
9,5
2004
9,9
2005
11,2
2006
10,3
2007
9,1
2008
8,4
2009
7,9
2010
2011
Sumber data: World Bank
Yuca Siahaan
5. IV. KEMISKINAN
Penduduk Miskin
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Panel Modul Konsumsi dan Kor.
Garis Kemiskinan (GK)
Yaitu penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan
dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
-
-
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket
komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian,
umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan,
minyak dan lemak, dll)
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non
makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di
pedesaan.
GK = GKM + GKNM
Dimana:
GK= Garis Kemiskinan
GKM= Garis Kemiskinan Makanan
GKNM= Garis Kemiskinan Non Makan
a. Rumus Penghitungan GKM
Formula dasar dalam menghitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah :
Dimana :
GKMj = Gris Kemiskinan Makanan daerah j (sebelum disetarakan
menjadi 2100 kilokalori).
Pjk = Harga komoditi k di daerah j.
Qjk = Rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j.
Vjk = Nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j.
j = Daerah (perkotaan atau pedesaan)
Selanjutnya GKMj tersebut disetarakan dengan 2100 kilokalori dengan mengalikan
2100 terhadap harga implisit rata-rata kalori menurut daerah j dari penduduk referensi,
sehingga :
Yuca Siahaan
6. Dimana :
Kjk = Kalori dari komoditi k di daerah j
HKj = Harga rata-rata kalori di daerah j
Dimana :
Fj = Kebutuhan minimum makanan di daerah j, yaitu yang
menghasilkan energi setara dengan 2100 kilokalori/kapita/hari.
b. Rumus Penghitungan GKNM :
Dimana:
NFp = Pengeluaran minimun non-makanan atau garis kemiskinan non
makanan daerah p (GKNMp).
Vi = Nilai pengeluaran per komoditi/sub-kelompok non-makanan
daerah p (dari Susenas modul konsumsi).
ri = Rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok non-makanan
menurut daerah (hasil SPPKD 2004).
i = Jenis komoditi non-makanan terpilih di daerah p.
p = Daerah (perkotaan atau pedesaan).
-
Persentase Penduduk Miskin / Head Count Index (HCI-P0), adalah persentase
penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan (GK).
Rumus Penghitungan :
Dimana :
α=0
z = garis kemiskinan.
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
n = jumlah penduduk.
-
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) adalah ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran peduduk dari garis
kemiskinan.
Rumus Penghitungan :
Yuca Siahaan
7. Dimana :
α=1
z = garis kemiskinan.
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
n = jumlah penduduk.
-
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) yaitu gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Rumus Penghitungan :
Dimana :
α=2
z = garis kemiskinan.
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
n = jumlah penduduk.
Poverty gap at national poverty line (%)
(Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan Nasional) Indonesia, 2002-2011
Poverty gap at national poverty line
YEAR
(%)
2002
2003
3,1
2004
3,0
2005
2,9
2006
3,7
2007
5,1
2008
2,8
2009
2,5
2010
2,2
2011
Sumber data: World Bank
Poverty gap at national poverty line (batas garis kemiskinan nasional)
=> kekurangan dari garis kemiskinan (kekurangan nol dihitung sebagai tidak
miskin ) sebagai persentase dari garis kemiskinan. Ukuran ini mencerminkan
dalamnya kemiskinan serta insidennya.
Yuca Siahaan
8. Referensi:
Website World Bank http://data.worldbank.org/
Diakses 18 Maret 2012
Website Badan Pusat Statistik http://www.bps.go.id
Diakses 19 Maret 2012
Website Bank Indonesia http://www.bi.go.id
Diakses 19 Maret 2012
Yuca Siahaan