SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Télécharger pour lire hors ligne
#TULISAN 3 & 4 PERILAKU KONSUMEN#
“SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN;
KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP”

NAMA:

YUSNIARI SINAGA
(NPM: 17211693)

KELAS : 3EA27
DOSEN: TOMI ADI SUMIARSO, SE

UNIVERSITAS GUNADARMA – KALIMALANG
TH. 2013/2014
I.

SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN 

Sumber daya konsumen dan pengetahuan memiliki 6 pembahasan, yaitu:
1.

Sumber daya ekonomi

2.

Sumber daya sementara

3.

Sumber daya kognitif

4.

Kandungan pengetahuan

5.

Organisasi pengetahuan

6.

Mengukur pengetahuan

1. Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada
dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang
dimiliki

baik

yang

tergolong

pada

sumber

daya

alam

(natural

resources/endowment factors) maupun potensi sumber daya manusia yang dapat
memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumber daya
secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain. Sumber daya
alam ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam rangka mendorong,
mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
Disamping komponen sumber daya alam, pada saat ini peranan sumber daya
manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi
termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor
sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam
telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumber daya
manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global,
nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada
pengembangan sumber daya manusia (human resources development) dianggap
sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi
terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an. Dengan kualitas sumber
daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan
produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan
ekonomi.

1 | P a g e  
 
Bagi kebayakan negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah
tergolong lebih maju, produktivitas sumber daya manusia secara teknis telah
dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju
pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural
perekonomiannya. Dalam era globalisasi, kualitas sumber daya manusia yang
handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau
persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara
tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin
kompetitif.

2. Sumber Daya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku
konsumen karena kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang
Amerika. Jam yang dihabiskan di tempat kerja setiap minggu (termasuk waktu
pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, dan pekerjaan sekolah) meningkat dari
40,6 jam pada tahun 1973 menjadi 47,3 pada tahun 1984. Pada waktu yang sama,
rata-rata jumlah jam yang tersedia untuk waktu senggang tuun dari 26,2 jam
menjadi 18,1 jam perminggu. Salah satu variabel yang paling individual dari
perilaku manusia berhubungan dengan bagaimana orang menggunakan anggaran
waktu mereka. Kebanyakan dihabiskan untuk bekerja, tidur, dan kegiatan wajib
lain. Namun, suatu bagian dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yang
disebut waktu senggang (leisure), yang mencerminkan baik keperibadian maupun
preferensi gaya hidup.

a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh:
Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan
pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan
waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food

2 | P a g e  
 
3. Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya
schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya—
dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru
dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam
konstruktivisme.

4. Kandungan Pengetahuan
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam :
1. Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai
produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk,
atribut atau fitur produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk.

Jenis Pengetahuan Produk:
a. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
b. Pengetahuan tentang manfaat produk
c. Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen

2. Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di
dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya
untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko
tersebut.

3 | P a g e  
 
Perilaku Membeli:
a. Store Contact, meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan
memasuki outlet.
b. Product Contact, Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil
produk tersebut dan membawanya ke kasir.
c. Transaction, Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai,
kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.

3. Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk
tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa
memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka
konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut
dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang
cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk.
Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen demi
kenyaman konsumen tersebut dalam penggunaan produknya.

5. Organisasi Pengetahuan
Organisasi pengetahuan merupakan sesuatu untuk mengatur atau struktur
organisasi untuk

mengelompokan sesuatu, organisasi ini di buat untuk

memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri atau juga bisa
mendeskripsikan dokumen, isi, fitur dan tujuan, serta membuat dokumendokumen dan bagian yang dapat diakses oleh orang-orang dalam mencari pesan
yang isinya meliputi pengetahuan.
Pengetahuan dalam suatu organisasi dapat menjadikan organisasi tersebut
memahami tujuan keberadaanya, diantara tujuan-tujuan tersebut yang terpenting
adalah bagaimana organisasi memahami cara mencapai tujuannya. Organisasiorganisasi yang sukses adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan
pengetahuan baru dan menyebarkanya secara menyeluruh didalam organisasinya
dan secara cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan
mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi, maka semua
4 | P a g e  
 
pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik,
sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya.

6. Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengatahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran
yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam
ingatan. Ukuran pengetahuan objektif, yang berfokus pada potongan informasi
khusus yang mungkin diketahui konsumen. Dan pilihan akhir untuk menilai
pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran pengetahuan subjektif
(subjective knowledge). Pengetahuan ini direflesikan oleh pengukuran yang
menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri.
Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan
dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran pengetahuan
subjektif berpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan total dan
keakraban mereka.
Akhirnya, pertimbangan diberikan pada metode alternatif untuk pengukuran
pengetahuan. Pengalaman pembelian atau pemakaian, walaupun tentu saja
berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus memberikan indikasi yang akurat
mengenai beberapa persisnya informasi yang dimiliki konsumen.
Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan
dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan
deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif
sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan
pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik
(mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia
seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian
bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam
pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.

5 | P a g e  
 
II. KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP 
 
1. Kepribadian Nilai
MAY mengartikan keperibadian sebagai “Personalitiy is a social stimus value”.
Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang
lain bereaksi terhadap kita, itulah kepribadian kita.

Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya
sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik.
Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan
yang bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
Ditandai adanya kecenderungan Trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh
dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia
sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia
tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di
pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada
orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing,
perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut
seringkali bayi menangis.
2. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
Ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai
batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri,
berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya,
tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam
berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa pra sekolah (Preschool Age)
Ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah
memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia
terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut
masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan
6 | P a g e  
 
tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu
dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
4. Masa Sekolah (School Age)
Ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari
perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari
apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat
terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasanketerbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi
kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat
menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Masa Remaja (adolescence)
Ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan
ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan
yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas
diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan,
sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering
diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok
sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran,
dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masingmasing anggota.
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa
sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun
pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif,
dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang
sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang
intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang
lainnya.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya
masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan
7 | P a g e  
 
segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak,
sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan
kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala
macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya
terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami
hambatan.
8. Masa hari tua (Senescence)
Ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu
telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan
didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu
pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki
beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal
itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu
merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan
kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga
keputusasaan acapkali menghantuinya.

Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur yang perlu dijelaskan, yaitu sebagai
berikut:
Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu
berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan
menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
Psikofisis, ini menunjukan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata material
fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara Aspek psikis dan fisik dalam
kesatuan kepribadian.
Istilah menetukan, berarti bahwa kepribadian mengandung kecenderungankecenderungan menentukan (determinasi) yang memainkan peran aktif dalam
tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu dalam melakukan sesuatu.
Kepribadian terletak dibelakang perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam
individu. Dalam arti kepribadian itu bukan hanya ada selama ada orang lain
bereaksi terhadapnya, tetapi lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi real
(keadan nayata), yang termasuk di dalamnya segi-segi neural dan fisiologis.
8 | P a g e  
 
Unique (khas), ini menunjukan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sama.

Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan
merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk ,
2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah
karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang
membedakannya

dengan

orang

lain..Kepribadian

bisa

dijelaskan

dengan

menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan,
kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi.
Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola
perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen
untuk berbagai situasi.

Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
Mencerminkan perbedaan individu
Kepribadian merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku, maka
kepribadian seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain sekalipun anak
kembar. Sehingga setiap konsumen tidak akam memberikan respon yang sama
untuk setiap stimuli pemasaran yang di sediakan konsumen. Bagi manajer
pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai acuan untuk membagi pasar
dalam beberapa kelompok.
Konsisten
Kepribadian memiliki keteraturan dan keseragaman perilaku. Intinya seseorang
bertindak dengan cara yang sama untuk berbagai situasi yang berbeda. Meskipun
kepribadian bersifat jangka panjang, namun perilaku yang Nampak dapat
bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan, social budaya, psokologis dan
situasional. Hal ini wajar karena kepribadian hanyalah satu dari sekian banyak
factor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian adalah konsep psikologis, namun para peneliti berpendapat bahwa
kepribadian juga dipengaruhi oleh proses biologis dan kebutuhan manusia.
9 | P a g e  
 
Akibat dari perilaku
Kepribadian tidak saja mempengaruhi bagaimana cara konsumen bertindak dan
merespon lingkungan tetapi juga cara mana yang digunakan.
Kepribadian dapat berubah
Dalam beberapa situasi yang signifikan kepribadian dapat berubah. Seorang
perempuan yang baru melahirkan anaknya akan mengalami perubahan
kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun demikian perubahan
kepribadian ini akan berjalan bertahap.
Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic
tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru. Sampai
sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari Negara tertentu
yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan memproduksi produkproduk yang berkualitas.

Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.

Dimensi kepribadian :
1. Ekstraversi
Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan
banyak bicara dan tegas.
2. Sifat menyenangkan
Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif
dan mempercayai.
3. Sifat mendengarkan kata hati
Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab,
dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. Kemantapan emosional
Suatu

dimensi

kepribadian

yang

mencirikan

seseorang

yang

tenang,

bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh
(negative).
10 | P a g e  
 
5. Keterbukaan terhadap pengalaman
Suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara
artistic peka dan intelektual.

2. Gaya Hidup
Berikut ini berbagai tanggapan mengenai Gaya Hidup, yaitu:
Menurut

Kottler

(Sakinah,2002),

gaya

hidup

merupakan

sebuah

penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya
Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003), gaya hidup adalah perpaduan
antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang
dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu banyak
diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan
lain sebagainya.
Menurut Plummer (1983), gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah
hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam
hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan,
persahabatan, dan cinta, sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002,) yang mengatakan bahwa pola hidup yang
berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh seseorang
berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu
keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan.

Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawankawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga,
11 | P a g e  
 
berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu
luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat
mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan
konsumsi seseorang.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan
oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan
tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup
membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan
dan perilaku pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan
untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi
pasar sasaran.
2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan
produk di pasar dengan menggunakan iklan.
3. Jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada
media-media yang paling cocok.
4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk
sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

Hubungan keduanya dalam perilaku konsumen
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan
tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi
barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompokkelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi
ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya,
stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah
dijadikan uang ).Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan
12 | P a g e  
 
oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang
secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

 
Refferensi: 
http://junaidichaniago.blogspot.com/2009/05/peranan‐sumberdaya‐ekonomi‐dalam.html 
http://dwichuswanda13.wordpress.com/2013/10/27/sumberdaya‐konsumen‐dan‐pengetahuan/ 
http://sahbudin.blogspot.com/2011/10/kepribadian‐nilai‐dan‐gaya‐hidup.html 
 

13 | P a g e  
 

Contenu connexe

Tendances

Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenBab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenJudianto Nugroho
 
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas PelangganBab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelangganarief kurniawan
 
strategi Penetapan harga & strategi distribusi
strategi Penetapan harga & strategi distribusistrategi Penetapan harga & strategi distribusi
strategi Penetapan harga & strategi distribusirotuaLam
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungAfdan Rojabi
 
MANAJEMEN OPERASI
MANAJEMEN OPERASIMANAJEMEN OPERASI
MANAJEMEN OPERASI yuniar putri
 
Bab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumenBab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumenvajri rahman
 
Pembangunan koperasi
Pembangunan koperasiPembangunan koperasi
Pembangunan koperasisevinadefi
 
Pengantar bisnis ( PPT )
Pengantar bisnis ( PPT )Pengantar bisnis ( PPT )
Pengantar bisnis ( PPT )pesta356
 
4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt
4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt
4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).pptRifkaMuliana1
 
Modul manajemen pemasaran
Modul manajemen pemasaranModul manajemen pemasaran
Modul manajemen pemasaranleocmptr
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAfathiyahfenny
 
Pasar dan Pemasaran dalam Kewirausahaan
Pasar dan Pemasaran dalam KewirausahaanPasar dan Pemasaran dalam Kewirausahaan
Pasar dan Pemasaran dalam KewirausahaanVivin Najihah
 
Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumensomayspartan
 
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen www.sekolahbisnisind...
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen  www.sekolahbisnisind...Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen  www.sekolahbisnisind...
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen www.sekolahbisnisind...SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Togar Simatupang
 
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLERNILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLERdiadzjeje
 
PPT Manajemen Strategi Klp 5.pptx
PPT Manajemen Strategi Klp 5.pptxPPT Manajemen Strategi Klp 5.pptx
PPT Manajemen Strategi Klp 5.pptxMuktiAlle
 
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar KonsumenMP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar KonsumenDayana Florencia
 

Tendances (20)

Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenBab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
 
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas PelangganBab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Bab V Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
 
strategi Penetapan harga & strategi distribusi
strategi Penetapan harga & strategi distribusistrategi Penetapan harga & strategi distribusi
strategi Penetapan harga & strategi distribusi
 
Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)
Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)
Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan Samsung
 
MANAJEMEN OPERASI
MANAJEMEN OPERASIMANAJEMEN OPERASI
MANAJEMEN OPERASI
 
Bab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumenBab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumen
 
Pembangunan koperasi
Pembangunan koperasiPembangunan koperasi
Pembangunan koperasi
 
Pengantar bisnis ( PPT )
Pengantar bisnis ( PPT )Pengantar bisnis ( PPT )
Pengantar bisnis ( PPT )
 
4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt
4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt
4-5.-nilai-kepuasan-dan-loyalitas-pelanggan (1).ppt
 
Modul manajemen pemasaran
Modul manajemen pemasaranModul manajemen pemasaran
Modul manajemen pemasaran
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Pasar dan Pemasaran dalam Kewirausahaan
Pasar dan Pemasaran dalam KewirausahaanPasar dan Pemasaran dalam Kewirausahaan
Pasar dan Pemasaran dalam Kewirausahaan
 
Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumen
 
Segmenting, tergeting dan positioning 2011
Segmenting, tergeting dan positioning 2011Segmenting, tergeting dan positioning 2011
Segmenting, tergeting dan positioning 2011
 
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen www.sekolahbisnisind...
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen  www.sekolahbisnisind...Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen  www.sekolahbisnisind...
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen www.sekolahbisnisind...
 
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
 
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLERNILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
 
PPT Manajemen Strategi Klp 5.pptx
PPT Manajemen Strategi Klp 5.pptxPPT Manajemen Strategi Klp 5.pptx
PPT Manajemen Strategi Klp 5.pptx
 
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar KonsumenMP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
 

Similaire à Konsumen

Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanNhofa Eriana
 
Tugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku KonsumenTugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku KonsumenMira Erviana
 
Psikologi industri dan organisasi revisi ii
Psikologi industri dan organisasi   revisi iiPsikologi industri dan organisasi   revisi ii
Psikologi industri dan organisasi revisi iiMercu Buana University
 
Makalah psikologi konsumen
Makalah psikologi konsumenMakalah psikologi konsumen
Makalah psikologi konsumen285114
 
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumen
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumenRangkuman mata kuliah perilaku konsumen
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumenDede Firmansah
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriYUSTUSSAKAN
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriYUSTUSSAKAN
 

Similaire à Konsumen (20)

Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuanSoftskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
Softskil 3 sumberdaya konsumen dan pengetahuan
 
indang.pptx
indang.pptxindang.pptx
indang.pptx
 
Tugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku KonsumenTugas Soft Skill Perilaku Konsumen
Tugas Soft Skill Perilaku Konsumen
 
Psikologi industri dan organisasi revisi ii
Psikologi industri dan organisasi   revisi iiPsikologi industri dan organisasi   revisi ii
Psikologi industri dan organisasi revisi ii
 
Psikologi Konsumen - PIO
Psikologi Konsumen - PIOPsikologi Konsumen - PIO
Psikologi Konsumen - PIO
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Makalah psikologi konsumen
Makalah psikologi konsumenMakalah psikologi konsumen
Makalah psikologi konsumen
 
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumen
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumenRangkuman mata kuliah perilaku konsumen
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumen
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 

Plus de Yusni Sinaga

Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan KonsumsiPengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan KonsumsiYusni Sinaga
 
Segmentasi pasar dan analisis demografis
Segmentasi pasar dan analisis demografisSegmentasi pasar dan analisis demografis
Segmentasi pasar dan analisis demografisYusni Sinaga
 
Tulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat MadaniTulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat MadaniYusni Sinaga
 
Tulisan1 Demokrasi
Tulisan1 DemokrasiTulisan1 Demokrasi
Tulisan1 DemokrasiYusni Sinaga
 

Plus de Yusni Sinaga (6)

Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan KonsumsiPengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi
 
Segmentasi pasar dan analisis demografis
Segmentasi pasar dan analisis demografisSegmentasi pasar dan analisis demografis
Segmentasi pasar dan analisis demografis
 
Tema : POLTRANAS
Tema : POLTRANASTema : POLTRANAS
Tema : POLTRANAS
 
Tulisan3 budaya
Tulisan3 budayaTulisan3 budaya
Tulisan3 budaya
 
Tulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat MadaniTulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat Madani
 
Tulisan1 Demokrasi
Tulisan1 DemokrasiTulisan1 Demokrasi
Tulisan1 Demokrasi
 

Dernier

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Dernier (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

Konsumen

  • 1. #TULISAN 3 & 4 PERILAKU KONSUMEN# “SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN; KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP” NAMA: YUSNIARI SINAGA (NPM: 17211693) KELAS : 3EA27 DOSEN: TOMI ADI SUMIARSO, SE UNIVERSITAS GUNADARMA – KALIMALANG TH. 2013/2014
  • 2. I. SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN  Sumber daya konsumen dan pengetahuan memiliki 6 pembahasan, yaitu: 1. Sumber daya ekonomi 2. Sumber daya sementara 3. Sumber daya kognitif 4. Kandungan pengetahuan 5. Organisasi pengetahuan 6. Mengukur pengetahuan 1. Sumber Daya Ekonomi Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumber daya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumber daya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumber daya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain. Sumber daya alam ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam rangka mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Disamping komponen sumber daya alam, pada saat ini peranan sumber daya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumber daya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumber daya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an. Dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. 1 | P a g e    
  • 3. Bagi kebayakan negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumber daya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam era globalisasi, kualitas sumber daya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif. 2. Sumber Daya Sementara Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen karena kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika. Jam yang dihabiskan di tempat kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, dan pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973 menjadi 47,3 pada tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang tersedia untuk waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu. Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan dengan bagaimana orang menggunakan anggaran waktu mereka. Kebanyakan dihabiskan untuk bekerja, tidur, dan kegiatan wajib lain. Namun, suatu bagian dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yang disebut waktu senggang (leisure), yang mencerminkan baik keperibadian maupun preferensi gaya hidup. a. Barang yang Menggunakan Waktu Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib) b. Barang Penghemat Waktu Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food 2 | P a g e    
  • 4. 3. Sumber Daya Kognitif Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme. 4. Kandungan Pengetahuan Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam : 1. Pengetahuan Produk Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk: a. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk b. Pengetahuan tentang manfaat produk c. Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen 2. Pengetahuan Pembelian Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. 3 | P a g e    
  • 5. Perilaku Membeli: a. Store Contact, meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet. b. Product Contact, Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir. c. Transaction, Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya. 3. Pengetahuan Pemakaian Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen demi kenyaman konsumen tersebut dalam penggunaan produknya. 5. Organisasi Pengetahuan Organisasi pengetahuan merupakan sesuatu untuk mengatur atau struktur organisasi untuk mengelompokan sesuatu, organisasi ini di buat untuk memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri atau juga bisa mendeskripsikan dokumen, isi, fitur dan tujuan, serta membuat dokumendokumen dan bagian yang dapat diakses oleh orang-orang dalam mencari pesan yang isinya meliputi pengetahuan. Pengetahuan dalam suatu organisasi dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan keberadaanya, diantara tujuan-tujuan tersebut yang terpenting adalah bagaimana organisasi memahami cara mencapai tujuannya. Organisasiorganisasi yang sukses adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkanya secara menyeluruh didalam organisasinya dan secara cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi, maka semua 4 | P a g e    
  • 6. pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya. 6. Mengukur Pengetahuan Pengukuran pengatahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan. Ukuran pengetahuan objektif, yang berfokus pada potongan informasi khusus yang mungkin diketahui konsumen. Dan pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran pengetahuan subjektif (subjective knowledge). Pengetahuan ini direflesikan oleh pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran pengetahuan subjektif berpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan total dan keakraban mereka. Akhirnya, pertimbangan diberikan pada metode alternatif untuk pengukuran pengetahuan. Pengalaman pembelian atau pemakaian, walaupun tentu saja berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus memberikan indikasi yang akurat mengenai beberapa persisnya informasi yang dimiliki konsumen. Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif. 5 | P a g e    
  • 7. II. KEPRIBADIAN NILAI DAN GAYA HIDUP    1. Kepribadian Nilai MAY mengartikan keperibadian sebagai “Personalitiy is a social stimus value”. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, itulah kepribadian kita. Perkembangan Kepribadian Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar: 1. Masa bayi (infancy) Ditandai adanya kecenderungan Trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis. 2. Masa kanak-kanak awal (early childhood) Ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya. 3. Masa pra sekolah (Preschool Age) Ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan 6 | P a g e    
  • 8. tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat. 4. Masa Sekolah (School Age) Ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasanketerbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri. 5. Masa Remaja (adolescence) Ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masingmasing anggota. 6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) Ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya. 7. Masa Dewasa (Adulthood) Ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan 7 | P a g e    
  • 9. segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan. 8. Masa hari tua (Senescence) Ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya. Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur yang perlu dijelaskan, yaitu sebagai berikut: Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan sebagai komponen kepribadian. Psikofisis, ini menunjukan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata material fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara Aspek psikis dan fisik dalam kesatuan kepribadian. Istilah menetukan, berarti bahwa kepribadian mengandung kecenderungankecenderungan menentukan (determinasi) yang memainkan peran aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu dalam melakukan sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam individu. Dalam arti kepribadian itu bukan hanya ada selama ada orang lain bereaksi terhadapnya, tetapi lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi real (keadan nayata), yang termasuk di dalamnya segi-segi neural dan fisiologis. 8 | P a g e    
  • 10. Unique (khas), ini menunjukan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain..Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi. Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu : Mencerminkan perbedaan individu Kepribadian merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku, maka kepribadian seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain sekalipun anak kembar. Sehingga setiap konsumen tidak akam memberikan respon yang sama untuk setiap stimuli pemasaran yang di sediakan konsumen. Bagi manajer pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai acuan untuk membagi pasar dalam beberapa kelompok. Konsisten Kepribadian memiliki keteraturan dan keseragaman perilaku. Intinya seseorang bertindak dengan cara yang sama untuk berbagai situasi yang berbeda. Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang, namun perilaku yang Nampak dapat bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan, social budaya, psokologis dan situasional. Hal ini wajar karena kepribadian hanyalah satu dari sekian banyak factor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Psikologis dan Fisiologis Kepribadian adalah konsep psikologis, namun para peneliti berpendapat bahwa kepribadian juga dipengaruhi oleh proses biologis dan kebutuhan manusia. 9 | P a g e    
  • 11. Akibat dari perilaku Kepribadian tidak saja mempengaruhi bagaimana cara konsumen bertindak dan merespon lingkungan tetapi juga cara mana yang digunakan. Kepribadian dapat berubah Dalam beberapa situasi yang signifikan kepribadian dapat berubah. Seorang perempuan yang baru melahirkan anaknya akan mengalami perubahan kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun demikian perubahan kepribadian ini akan berjalan bertahap. Kepribadian berinteraksi dengan situasi Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru. Sampai sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari Negara tertentu yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan memproduksi produkproduk yang berkualitas. Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Dimensi kepribadian : 1. Ekstraversi Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas. 2. Sifat menyenangkan Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai. 3. Sifat mendengarkan kata hati Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi 4. Kemantapan emosional Suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative). 10 | P a g e    
  • 12. 5. Keterbukaan terhadap pengalaman Suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual. 2. Gaya Hidup Berikut ini berbagai tanggapan mengenai Gaya Hidup, yaitu: Menurut Kottler (Sakinah,2002), gaya hidup merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003), gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya. Menurut Plummer (1983), gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta, sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri. Hawkins (dalam Nugroho, 2002,) yang mengatakan bahwa pola hidup yang berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh seseorang berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan. Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawankawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, 11 | P a g e    
  • 13. berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup. Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen : 1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. 2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan. 3. Jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok. 4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka. Hubungan keduanya dalam perilaku konsumen Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompokkelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan 12 | P a g e    
  • 14. oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.   Refferensi:  http://junaidichaniago.blogspot.com/2009/05/peranan‐sumberdaya‐ekonomi‐dalam.html  http://dwichuswanda13.wordpress.com/2013/10/27/sumberdaya‐konsumen‐dan‐pengetahuan/  http://sahbudin.blogspot.com/2011/10/kepribadian‐nilai‐dan‐gaya‐hidup.html    13 | P a g e