Tulisan ini membahas tentang pentingnya melestarikan budaya Indonesia untuk meningkatkan martabat bangsa. Penulis menjelaskan konsep budaya dan beberapa aspek pentingnya, serta menganalisis unsur-unsur budaya Indonesia yang perlu dilestarikan agar tetap mempertahankan identitas nasional.
1. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BUDAYA LESTARI BERPOTENSI
MENGANGKAT MARTABAT BANGSA
OLEH :
YUSNIARI SINAGA
NPM :17211693
KELAS : 2EA27
UNIVERSITAS GUNADARMA – KALIMALANG
TH. 2013
2. KATA PENGANTAR
Pertama sekali penulis ingin panjatkan Puji Syukur atas penyertaan Tuhan YME
dalam penyelesaian karya tulis yang singkat ini. Penulis juga hanturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas dukungan dari orang tua baik secara moral maupun materiil sehingga
karya ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada Pak Sri Waluyo selaku Dosen
Pembimbing saya dalam pembuatan karya tulis ini, yang memberikan pencerahan yang
dibutuhkan dalam pengerjaannya. Serta teman sekelas saya, kelas 2EA27 yang turut
berkontribusi memberikan saran ataupun kritik saat proses pengerjaan karya tulis yang
berjudul “Budaya Lestari Mengangkat Martabat Bangsa” ini.
Pada makalah ketiga ini, sesuai dengan saran atau tema yang diberikan dosen, yaitu
mengenai Ketahanan Nasional, saya mengangkat Budaya Lestari Mengangkat Martabat
Bangsa sebagai topik yang akan dibahas karena menurut pandangan penulis bahwa dengan
melestarikan budaya yang ada maka kehidupan national atau ciri khas nasional akan tetap
hidup dan itu membuat negeara tetap bertahan dan berkembang sehingga dikenal oleh negara-
negara lain.
Harapan penulis agar melalui tulisan ini dapat memberi sesuatu yang berguna bagi
para pembaca. Disamping itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan penulisan berikutnya.
Sekian dan terima kasih.
Bekasi, Mei 2013
Penulis
i
3. ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………....... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Sasaran ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………… 3
2.1 Konsep Kebudayaan ....................................................................................... 3
2.2 Beberapa Anggapan Dasar Mengenai Kebudayaan ...................................... 4
2.3 Menilik Budaya Indonesia............................................................................... 6
2.4 Elemen Penting dalam Mempertahankan Budaya Bangsa ......................... 8
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………. 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………...…………….………………………… 12
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di dunia ini pasti memiliki budaya. Budaya yang
dimaksud adalah sebagai kebiasaan yang telah melekat di dalam dirinya sejak dia ada.
Untuk melakukan proses interaksi dengan habitatnya, setiap individu melakukannya
berdasarkan pengetahuan atau sifat adaptif menurut kelompok masing-masing sejak
zaman Sebelum Masehi.
Misalnya kita bagi atas kelompok binatang dengan kelompok manusia.
Kelompok binatang, sebut saja monyet, jika diperhatikan dengan saksama, mereka
akan selalu melakukan hal yang telah terbiasa dalam keseharian mereka. Tentang apa
yang harus dilakukan untuk mendapat makanan, bayi monyet selalu digendong
kemanapun indungnya melangkah, mencari dan memakan kutu sesamanya dikala
senggang, terjadi perkawinan silang antara jantan dengan betina, berinteraksi dengan
bahasa yang saling dimengerti. Kebiasaan untuk bertahan hidup seperti ini disebut
sebagai “budaya monyet”.
Kelompok manusia juga demikian, hidup ditengah budaya yang telah
mendarah daging dalam suatu wilayah. Jika sekelompok manusia hidup dalam habitat
yang bukan asalnya, maka dibutuhkan adaptasi yang cepat dari orang-orang tersebut
karena kalau tidak, mereka pasti akan terasing sendiri sebab tidak mengenal kebiasaan
yang telah terlahir dan berkembang di daerah yang dimaksud. Ini akan sangat
mempersulit proses kelangsungan hidup mereka.
Budaya itu sendiri berbeda-beda berdasarkan kepercayaan masing-masing
kelompok, kebiasaan yang mendarah daging dan tidak sedikit juga budaya tercipta
secara impulsive di tengah pesatnya perkembangan era globalisasi ini. Hampir segala
cara dapat menciptakan budaya baru, yang dulunya sama sekali tidak
dikenal/dipandang leluhur sebagai budaya yang layak dipertontonkan ataupun
dilakoni, tetapi sekarang sudah menjadi bulan-bulanan bagi mereka yang memiliki
rasa penasaran yang terlalu tinggi melalui perkembangan IPTEK. Sejalan dengan hal
tersebut, lemahnya pondasi untuk mengangkat budaya sendiri tidak akan mampu
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
1
5. membawa budaya untuk tetap berdiri kokoh di era sekarang. Hal ini akan membawa
dampak negative dalam hal Ketahanan Nasional pada konteks “budaya”, sebab
budaya kita yang seharusnya menjadi salah satu alasan kita bisa tegak memandang
dunia luar telah menjadi sirna dikarenakan musnahnya budaya sendiri.
Sejalan dengan hal itu, akan lebih memalukan lagi jika terdapat negara asing
yang dengan tangan terbuka dan besar hati mengadopsi budaya-budaya kita serta
mengatasnamakan diri mereka sebagai pemilik budaya yang dimaksud. Untuk
menghindari hal tersebut, diperlukan kerja sama setiap insan dalam Negara ini agar
tetap bersedia menjaga serta melestarikan budaya yang tercipta karena budaya lestari
berpotensi mengangkat martabat bangsa dan Negara.
1.2 Ruang Lingkup
Penulis telah membatasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini. Adapun
lingkup tentang budaya yang akan diungkit dalam tulisan ini ialah:
1. Konsep kebudayaan
2. Beberapa anggaran dasar mengenai kebudayaan
3. Menilik budaya Indonesia
4. Unsur-unsur penting demi mempertahankan budaya bangsa
1.3 Tujuan dan Sasaran Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini dilakukan adalah untuk memenuhi tugas
berupa tulisan yang memiliki tenggat waktu yang telah ditentukan oleh Dosen.
Tulisan ini sekaligus ditujukan bagi para pembaca yang ingin menambah informasi
seputar konsep budaya itu sendiri serta sekilas budaya Indonesia.
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
2
6. BAB II
PEMBAHASAN
Bila kita memperhatikan suatu masyarakat, dapat diperhatikan bahwa
walaupun para warganya memiliki sifat-sifat individual yang berbeda-beda, tetap saja
akan memberikan reaksi yang sama pada gejala-gejala tertentu. Karena mereka
memiliki sikap-sikap umum yang sama, nilai-nilai yang sama dan perilaku yang sama.
Hal-hal yang dimiliki bersama itulah yang dalam antropologi budaya dinamakan
kebudayaan.
2.1 Konsep Kebudayaan
A. Pengertian Kebudayaan
Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah
sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui
kehidupan sosial, seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan
pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. Menurut Koentjaraningrat
budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia
dengan cara belajar.
Kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan yang meliputi cara-cara
berperilaku, kepercayaan-kepercayan dan sikap-sikap dan juga mengacu pada
hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok
penduduk tertentu.
B. Kebudayaan sebagai hasil proses belajar
Kebudayaan merupakan implementasi terus-menerus dari hal yang dipelajari.
Kebudayaan tidak tergantung dari transmisi biologis atau pewarisan melalui unsur
genetis. Semua manusia dilahirkan dengan tingkah laku yang digerakkan oleh
insting dan naluri yang walaupun tidak termasuk bagian dari kebudayaan, namun
mempengaruhi kebudayaan.
Misalnya, kebutuhan akan makanan adalah kebutuhan dasar yang tidak
termasuk kebudayaan. Tetapi bagaimana kebutuhan-kebutuhan itu dipenuhi -apa
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
3
7. yang kita makan dan bagaimana cara kita makan- adalah bagian dari kebudayaan
kita. Jadi, semua orang makan, tetapi kebudayaan yang berbeda melakukan
kegiatan dasar itu dengan cara-cara yang sangat berbeda pula. Misalnya pada
1157-1199 perabot-perabot makan tidak menghiasi meja makan orang Inggris.
Makanan hanya diletakkan dengan panci-panci di atas meja saat orang-orang
sedang berkumpul untuk makan. Setiap orang mengambil makanannya sesukanya
dan sampai masa itu mereka makan masih dengan menggunakan tangan. Secara
berangsur-angsur, orang Inggris mulai makan dengan menggunakan kyua tau
logam.
Kita makan karena kita harus makan, tetapi penggunaan alat-alat untuk makan
adalah kebiasaan yang dipelajari dan dengan demikian menjadi bagian dari
kebudayaan kita.
C. Kebudayaan dimiliki bersama
Jika hanya terdapat satu orang yang memikirkan atau melakukan hal tertentu,
maka disebut sebagai kebiasaan pribadi, bukan suatu pola kebudayaan. Agar dapat
secara tepat tercakup dalam kebudayaan, ia harus dimiliki bersama oleh ssuatu
bangsa atau oleh sekelompok orang-orang. Jadi, para ahli antropologi barulah
berpendapat bahwa suatu bangsa mempunyai kebudayaan jika para warganya
memiliki pola pikir yang sama dan bersikap sebagai hasil dari proses belajar.
2.2 Beberapa Anggapan Dasar Mengenai Kebudayaan
A. Kebudayaan dapat disesuaikan
Kenyataan bahwa banyak kebudayaan dapat bertahan dan berkembang
menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu
masyarakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
lingkungannya. Hal ini tidak begitu mengherankan, mengingat hal yang jika sifat-
sifat budaya tidak disesuaikan dengan keadaan tertentu, maka kekuatan bertahan
masyarakat kemungkinan akan berkurang. Tiap-tiap adat yang meningkatkan
ketahanan suatu masyarakat dalam lingkungan tertentu merupakan adat yang
dapat disesuaikan.
Pada umumnya, kebudayaan dikatakan bersifat adaptif karena kebudayaan itu
melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
4
8. kebutuhan fisiologis dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-
geografis maupun pada lingkungan sosialnya.
B. Kebudayaan merupakan suatu integrasi
Kebudayaan merupakan suatu integrasi maksudnya adalah bahwa unsure-
unsur atau sifat-sifat yang terpadu menjadi suatu kebudayaan bukanlah
sekumpulan kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara acak-acakan saja.
Satu, alasan mengapa para ahli antropologi mengatakan bahwa kebudayaan
merupakan satu integrasi kelihatannya adalah bahwa sikap itu dianggap
bersumber pada sifat adaptif dari kebudayaan. Jika kebiasaan-kebiasaan tertentu
lebih adaptif dalam susunan tertentu, maka dapat diduga bahwa gumpalan unsure-
unsur itu akan ditemui berhubungan jika ditempatkan dalam keadaaan yang
bersamaan.
Kedua, karena kebudayaan yang unsure-unsurnya bertetangan satu sama lain
sukar mempertahankan hal yang bertentangan itu. Dalam masyarakat kita
misalnya, sudah merupakan kebiasaan bahwa seorang pengendara sepeda motor
berhenti jika lampu merah dan jalan saat lampu berganti hijau. Disaat yang sama,
tidak mungkin lagi dalam kebudayaan kita untuk mempunyai peraturan yang
menyatakan bahwa kendaraan yang lebih dulu sampai pada persimpangan jalan di
mana ada lampu lalu lintas berhak berjalan lebih dulu. Karena kedua peraturan
tersebut saling bertentangan. Jadi kebudayaan cenderung terdiri dari unsure-unsur
yang dapat disesuaikan satu sama lain.
C. Kebudayaan selalu berubah
Walaupun benar bahwa unsure-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat
dimasukkan ke dalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan
pada kebudyaan itu, kita harus mengingat bahwa kebudayaan tidaklah bersifat
statis. Ia selalu berubah. Tanpa adanya gangguan yang disebabkan oleh masuknya
unsure budaya asing sekalipun, ia akan berubah seiring berlalunya waktu.
Dalam setiap kebudayaan ada suatu kebebasan tertentu pada para individu dan
kebebasan individu memperkenalkan variasi dalam cara-cara berlaku dan variasi
itu yang pada akhirnya dapat menjadi milik bersama dan dengan demikian
dikemudian hari dapat menjadi bagian dari kebudayaan.
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
5
9. 2.3 Menilik Budaya Indonesia
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia
merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas
nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya
dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional
dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional
merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat
Pendukungnya, Semarang: P&K, 199
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa,
ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di
daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami
sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi
seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari
Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di
dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur
kreasi baru atau hasil invensi nasional.
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di
seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang
berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
Rumah Adat
Begitu banyaknya rumah adat yang memiliki spesifikasi tertentu, berbeda satu
dari yang lain yang tersebar di seluruh daerah di nusantara. Rumah adat ini
memiliki ciri khas tertentu yang membawa kekhasan tersendiri yang membuatnya
gampang dikenali oleh masyarakat, mulai dari bentuknya, bahan pembuatannya,
coraknya, ukurannya, teknik ukirannya dan unsure-unsur atau simbol-simbol
tertentu yang menunjukkan ciri khas dari daerah asalnya.
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
6
10. Tarian
Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional
Indonesia. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia,
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi
oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang
diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai
tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia.
Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni
tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah.
Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang
berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh
rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu
daerah ini tidak diketahui lagi alias noname. Selain lagu daerah, Indonesia juga
memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu
penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan. Perbedaan antara
lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan
secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya
merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri
khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh
Wage Rudolf Soepratman.
Musik
Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu
bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-
musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi,
terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan
berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari
Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali.
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang
bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
7
11. budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-
kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak
digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern
adalah pop dan dangdut.
Seni Gambar, Seni Patung, Pakaian Adat, Seni suara, Seni sastra, Jenis makanan
sampai ke Jenis film dan dunia perfilman, Indonesia tetap eksis dengan
menjunjung tinggi budaya yang tealh mendarah daging itu.
2.4 Elemen Penting dalam Mempertahankan Budaya Bangsa
Untuk mempertahankan budaya bangsa agar tetap eksis di jaman yang
berkembang pesat ini, diperlukan unsur-unsur penting yang memiliki peranan masing-
masing yang mampu memonitori dan mengangkat nama bangsa melalui budaya yang
ada, diantaranya:
Masyarakat
Disarankan agar rakyat yang berkompeten mengikuti ajang-ajang nasional serta
internasional untuk membawa nama negara dengan memamerkan salah satu
budaya di Indonesia, sehingga seluruh dunia bisa melihat bahwa ini adalah milik
Indonesia
Pemerintah
Dibutuhkan pemerintah yang bijak dan bekerja sesuai porsinya, terutama divisi
Departemen Seni Budaya, sehingga turut campur tangan secara langsung dalam
pengembangan budaya negara. Memperhatikan hak cipta dari semua “produk
seni” negara ataupun masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah yang
bijak. Departemen Pedidikan pun seharusnya turut memberikan andil dalam
memberikan sedikit tambahan waktu bagi sekolah-sekolah misalnya untuk
mendapat kesempatan belajar lebih detail mengenai budaya sendiri.
Media social
Media social turut memegang peranan penting saat ini. Karena mayoritas anak
bangsa sudah mampu mengoperasikan computer atau mengunjungi situs-situs
yang sebenarnya bukan semua hal di dalam sana layak untuk dijelajah. Pesatnya
perkembangan IPTEK membuat orang-orang semakin cepat lebih pintar. Pintar
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
8
12. yang dimaksud ialah mencakup dua sisi yang bertolak belakang, yaitu pintar
dalam artian positif dan pintar dalam artian menjelajahi hal-hal yang tidak
seharusnya dipertontonkan di muka publik.
Kehati-hatian sangat dianjurkan bagi anak yang masih di bawah umur untuk
menjelajahi situs-situs tertentu serta saat menyadari bahwa situs yang tidak
dikenal muncul atau iklan yang memberikan sedikit clue tentang hal yang rasanya
kurang layak dipertontonkan supaya segera menutup jendela yang dimaksud. Agar
tidak sampai mengalami apa yang disebut dengan ketagihan, sebab hal ini juga
akan memicu timbulnya budaya baru bagi individu tertentu dan dikemudian hari
bisa saja mempengaruhi teman sebayanya dan bersama-sama memperoleh
kebudayaan yang kurang begitu baik dikala usia masih pada tahap dini.
Bertolak belakang dengan hal yang di atas, media social juga bisa menjadi
tempat yang paling jitu untuk memperkenalkan budaya leluhur ke seluruh dunia
sebab kini kita dapat bersosialisasi melalui media elektronik internet di mana pun
kita berada. Maka media social itu memiliki dampak yang positif maupun
negative di dalamnya. Semuanya tergantung kepada usernya apakah akan
menggunakan media yang tak mungkin ditolak itu pada hal positif atau sebaliknya
hanya akan menggunakannya demi kepuasan batin yang bersifat tentatif belaka.
Wilayah potensi pariwisata
Hampir di seluruh provinsi di Indonesia berpotensi sebagai lokasi pariwisata.
Indonesia memang negeri yang penuh berkah sebab terdapat banyak sekali lokasi
pariwisata di sini, mulai dari Danau Toba di Sumatera Utara, Kebun Binatang
Ragunan di DKI Jakarta, Pantai Pangandaran di Jawa Barat, Borobudur di DI
Yogyakarta, Ubud di Bali dan lain sebagainya yang tidak mungkin saya sebut satu
persatu di sini dikarenakan banyaknya lokasi pariwisata di Indonesia.
Tidak sedikit wisatawan yang berkunjung ke wilayah tersebut untuk
melakukan tujuan wisata, baik wisatawan domestic maupun mancanegara. Hal ini
secara langsung memberitahukan kepada tourist asing tentang keindahan tanah air,
serta secara tidak langsung membisikkan kepada mereka bahwa warga sekitar
memiliki budaya tersendiri untuk menjaga agar lokasi tetap eksis dan memberi
kesan yang tidak memberi efek jera untuk berkunjung lagi.
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
9
13. Tentu saja untuk mencapai itu diperlukan kerja sama seluruh warga yang
berdomisili disekitar, menjaga agar para wisatawan merasa nyaman dan betah di
lokasi, budaya ramah tamah harus tetap terjaga.
Di sisi lain, lokasi potensi pariwisata merupakan latar yang sangat tepat untuk
memperkenalkan budaya sendiri, seperti jenis kuliner khas Indonesia, instrumental
tradisional serta souvenir khas Indonesia, dan tidak lupa dengan jenis tarian
tradisional bangsa. Hal ini akan menjadi nilai plus bagi mereka karena dapat
secara langsung bertatapan muka untuk menyaksikan adegan-adegan tadi,
sehingga mereka berniat untuk tetap mengunjungi tempat tersebut di lain
kesempatan.
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
10
14. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikaji pada bab sebelumnya, dapat penulis
simpulkan bahwa:
1. Kecintaan terhadap budaya berarti menaruh kecintaan terhadap leluhur dan
kecintaan terhadap tanah air.
2. Budaya lestari berperan dalam mengangkat harkat dan martabat bangsa dan
negara di hadapan dunia. Saat seorang anak tumbuh menjadi seorang yang
berprestasi di sekolah, orang-orang yang ingin kenal dengannya akan menanyakan
terlebih dahulu tentang asal usulnya atau keluarganya, dan akan dijadikan sebagai
clue adanya kemungkinan seseorang itu mengenal keluarga anak itu dan akan
lebih mudah mengenali/mendekatinya jika pertanyaan tadi sudah terjawab.
Demikaian halnya dengan budaya ini. Budaya, sebut saja batik, sebagai anak yang
berprestasi tadi, dan negara sebagai keluarga atau asal-usulnya. Saat pertama kali
seni batik di pamerkan ke seluruh dunia, mereka bertanya tentang asal-usul seni
dan/atau budaya batik, dan sesuai dengan yang diharapkan, tentu saja namanya
adalah Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat itu banyak wisatawan
mancanegara yang bahkan sampai berkunjung ke Indonesia untuk mencari ilmu
tentang batik/membatik dan akan disebarkan kenegaranya tentang ilmu yang tadi
telah diperoleh.
3.2 Saran
Fakta yang tak bisa dipungkiri bahwa globalisasi memberikan dampak yang ambigu
terhadap perkembangan budaya sendiri, yaitu dampak positif sekaligus dampak
negative. Positif saat budaya-budaya yang muncul di mata dunia mengatasnamakan
bangsa dan negara ini, tentunya akan mengharumkan nama bangsa dan negara kita di
belahan bumi ini. Kita bisa saja melakukan proses penerimaan terhadap budaya-
budaya asing yang masuk secara selektif. Hal ini dikenal dengan sebutan Akulturasi .
Kita serap budaya asing yang datang ke Indonesia dengan memilah mana yang sesuai
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
11
15. dengan budaya kita dengan memperhitungkannya ke norma yang berlaku di
masyarakat. Sebagai hal negatifnya yang harus kita hindari terletak pada kurang
kompeten nya masyarakat untuk memilah-milah mana budaya yang layak untuk
diterima dan dijadikan sebagai budaya baru dalam lingkungannya. Maka dari itu
dibutuhkan kesadaran norma yang sejalan dengan moral dan etika.
= = = = = SEKIAN & TERIMA KASIH = = = = =
Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
12
16. Budaya Lestari Berpotensi Mengangkat Martabat Bangsa
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Anonymous.1994.Pokok-pokok Antropologi Budaya.Cetakan ke-7.Terjemahan T.O.
Ihromi.Jakarta:Gramedia
Sumber internet:
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-budaya-kerja-dan-tujuan-manfaat-
penerapannya-pada-lingkungan-sekitar
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia