Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
Makalah ekspositori
1. MAKALAH
INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
“Strategi Pembelajaran Matematika Ekspositori ”
Pengampu : Bp. Setiyawan
Oleh:
ZUHDHA BASOFI NUGROHO
A410090204
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI P. MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2. 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur Alkhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa membimbing dan memberikan cinta serta petunjuk-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah IPM yang membahas tentang Strategi
pembelajaran matematika secara ekspositori ini.
Strategi ekspositori adalah Strategi pembelajaran yang digunakan dengan memberikan
keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan
contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab
dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan
Strategi ekspositori merupakan Strategi pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi
pelajaran kepada siswa secara langsung.
Penggunaan Strategi ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta,
konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Strategi ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Strategi
ekspositori sering dianalogikan dengan Strategi ceramah, karena sifatnya sama-sama
memberikan informasi. Sehingga, Model ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran
Matematika.
Penulis menyadari banyak keterbatasan dalam menyusun makalah ini, maka
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
2
Juni 2012
3. Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar….…………………………………………………………………… 2
Daftar Isi……….……………………………………………………………………. 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 4
B. Tujuan Penulisan..…………………………………………………………… 5
C. Ruang Lingkup Materi………………………………………………………. 5
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian……………………………………………………………………. 6
B. Karakteristik Strategi Pembelajaran Matematika Secara Ekspositori……..… 8
C. Prinsip penggunaan Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori….. 9
D. Langkah-langkah Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori …….
10
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 14
3
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk
menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Untuk menghadapi keadaan demikian yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif tersebut artiya siswa harus memiliki kemampuan matematika. Kemampuan
matematika yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan minimal yang
diajarkan di sekolah tempat mereka belajar. Dalam pelaksanaan Pembelajaran
matematika dalam kelas, guru harus dapat membantu siswa untuk belajar matematika.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau
memberikan pelayanan agar murid-murid belajar. Dalam menciptakan suasana atau
pelayanan, hal yang esensial bagi guru adalah memahami bagaimana murid-muridnya
memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses
pemerolehan pengetahuan, maka ia dapat menentukan Strategi pembelajaran
pembelajaran yang tepat bagi murid- muridnya ( Rusdi A sirod).
Salah satu Strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran Matematika
adalah Strategi ekspositori. Penggunaan Strategi pembelajaran ekspositori merupakan
4
5. Strategi pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa
secara langsung.
Penggunaan Strategi ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri faktafakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan Strategi ekspositori cenderung berpusat kepada
guru. Guru
aktif
memberikan penjelasan atau
informasi pembelajaran secara
terperinci tentang materi pembelajaran. Strategi ekspositori sering dianalogikan
dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.
Pada umumnya guru lebih suka menggunakan Strategi ceramah dikombinasikan
dengan ode metanya jawab. Strategi ceramah banyak dipilih karena mudah
dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu
langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam
kelas. Popham & Baker (1992 : 79) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi
secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan
biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya
berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, tetapi
penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan penggunaannya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan
“Strategi Pembelajaran Matematika Secara Ekspositori”.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika
3. Menambah
pengetahuan
pembaca/insan
pendidik
tentang
“Strategi
Pembelajaran Matematika Secara Ekspositori”
C. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian “Strategi Pembelajaran Matematika Secara Ekspositori”
2. Karakteristik Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori.
3. Prinsip penggunaan Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori.
4. Langkah-langkah Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori
5
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi ekspositori adalah Strategi pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan terlebih dahulu keterangan, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran
serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah,
demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh
guru secara cermat. Penggunaan Strategi ekspositori merupakan Strategi pembelajaran
mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Seperti kita ketahui pada Strategi ceramah pusat pengajarnya terletak pada
guru; guru yang banyak bicara menyampaikan materi pelajaran (informasi), sedangkan
pekerjaan murid pada umumnya mencatat dan sebagian kecil bertanya. dominasi guru
pada Strategi ekspositori ini banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, Apakah siswa
atau mahasiswa itu mengerti atau tidak, tetapi guru memberikan informasi hanya pada
saat-saat atau bagian bagian yang diperlukan; misalnya pada permulaan pengajaran,
pada topik yang baru, pada waktu memberikan contoh-contoh soal dan sebagainya.
Karena itu dilihat dari terpusatnya kepada guru, metoda lebih murni dari metoda
ekspositori.
Pada Strategi ini, setelah guru beberapa saat memberikan informasi (ceramah)
guru mulai dengan menerangkan suatu konsep mendemonstrasikan keterampilannya
mengenai pola / aturan / dalil tentang konsep itu, siswa bertanya, guru memeriksa
(mengecek) apakah siswa sudah mengerti atau belum. Kegiatan selanjutnya ialah guru
memberikan contoh-contoh soal aplikasi konsep selanjutnya merninta murid untuk
menyelesaikan soal-soal di papan tulis atau di mejanya. Siswa mungkin bekerja
individual atau bekerja sama dengan teman yang duduk di sampingnya, dan sedikit ada
tanya jawab. Dan kegiatan terakhir ialah siswa mencatat materi yang telah
diterangkan
yang
mungkin
dilengkapi
dengan
soal-soal
pekerjaan
rumah.
Jadi Strategi ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa (tradisional) kita
pakai pada pengajaran matematika.
6
7. Sering Strategi ekspositori ini disamakan dengan Strategi ceramah atau kuliah
karena sama-sama sifatnya memberikan informasi; pengajaran berpusatkan kepada
guru. Di sini saya bedakan Strategi ekspositori dari Strategi ceramah mengingat.
David P.Ausubel berpendapat bahwa Strategi ekspositori yang baik adalah cara
mengajar yang paling efektif daan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Pada
tahun lima puluhan banyak pendidik matematika berpendapat bahwa Strategi
ekspositori (ceramah) itu hanya menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak
banyak makna (tanpa banyak mengerti). Karena pengajaran matematika (modern)
meng utamakan antara lain kepada pengertian daripada kepada caranvil menyelesaikan
soal, maka pada tahun enampuiuhan Strategi itu diganti sebagian oleh Strategi baru
misalnya dengan laboraturium, penemuan,dan permainan.
Tetapi D.P. Ausubel percaya bahwa cara ekspositori (ceramah) itu tidak sejelek
seperti yang dituduhkan orang. Malahan sebaliknya ia percaya bahwa cara ceramah itu
merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien yang dapat menyebabkan
siswa belajar secara bermakna. Sebaiknya. Strategi baru se¬perti laboratorium,
penemuan, permainan dan semacamnya itu : dapat menyebabkan pengajaran tidak
efektif, tidak efisien, dan bila tidak hati-hati dapat ngawur. Karena itu ia berperdapat
cara-cara ini supaya jarang dipakai. Meskipun demikian ia menyetujui pengajaran yang
menggunakan Strategi: pemecahan masalah, inkuiri, dan Strategi belajar yang dapat
menumbuhkan berfikir kreatif dan kritis; mengajarkan materi yang berguna bagi
menghadapi kehidupan, Peningkatan kebudayaan dan ketrampilan dasar pada
umumnya.
Somantri (2001 : 45) membedakan Strategi ekspositori dan Strategi ceramah.
Dominasi guru dalam Strategi ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara,
informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang diperlukan, seperti di awal
pemebelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan
contoh kasus di lapangan dan sebaginya. Strategi ekspositori adalah suatu cara
menyampaikan gagasan atau ide
dalam memberikan informasi dengan lisan atau
tulisan.
Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133)
Strategi ekspositori dapat meliputi
gabungan Strategi ceramah, Strategi drill, Strategi tanya jawab, Strategi penemuan dan
7
8. Strategi peragaan. Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran
menggunakan Strategi ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding
metode ceramah, dalam Strategi ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika
dibanding dengan Strategi demonstrasi, Strategi ini masih nampak lebih banyak.
Kegiatan guru berbicara pada Strategi ekspositori hanya dilakukan pada saatsaat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi, memberikan
contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau
memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini
siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan
seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan
latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan
kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum
sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan secara klasikal.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa Strategi ekspositori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mengobinasikan Strategi ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan rumah)
yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi
adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada
umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan
atau tes buatan guru.
B. Karakteristik Strategi Pembelajaran Matematika Secara Ekspositori
Karakteristik Strategi pembelajaran ekspositori antara lain:
Strategi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama
dalam melakukan Strategi pembelajaran ini, oleh karena itu sering orang
mengidentikannya dengan ceramah.
Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
8
9.
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi
yang telah diuraikan.
C. Prinsip penggunaan Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori
Dalam penggunaan Strategi pembelajaran ekspositori, terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu:
1. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
Strategi pembelajaran pembelajaran ekspositori melalui Strategi ceramah,
namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran.
Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan
Strategi pembelajaran ini. Karena itu sebelum Strategi pembelajaran ini
diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur.
2. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan)
kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin
disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun
sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi
guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima
pesan. Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi
urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan.
3. Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan,
terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara
fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
9
10. 4. Prinsip Berkelanjutan
Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui
proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan
atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan
penggunaanStrategi pembelajaran
ekspositori sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.
D. Langkah-langkah Strategi pembelajaran matematika secara ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan Strategi pembelajaran ekspositori, yaitu:
1. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam Strategi pembelajaran ekspositori, langkah persiapan merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada langkah
persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya
adalah:
a. Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
b. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
c. Bukalah file dalam otak siswa.
2. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Dalam fase penyajian ini, hal yang
perlu diingan oleh guru adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan
mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan
10
11. bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4)
menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
3. Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya.
4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah
yang sangat penting dalam Strategi pembelajaran ekspositori, sebab melalui
langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses
penyajian.
5. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang
sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah
ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada
langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi
yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi
pelajaran yang telah disajikan.
11
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi ekspositori adalah Strategi pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan terlebih dahulu keterangan, definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam
bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti
pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan Strategi ekspositori
merupakan Strategi pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi
pelajaran kepada siswa secara langsung.
Strategi ekspositori mengobinasikan Strategi ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan
rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil belajar
yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai
yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan
adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.
Keunggulan Strategi pembelajaran ekspositori, di antaranya:
1. Dengan Strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui Strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus
siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Keuntungan lain adalah Strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
12
13.
Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, Strategi ekspositori juga memiliki
kelemahan, di antaranya:
1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk
siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan Strategi
lain.
2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.n
3. Karena Strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4. Keberhasilan Strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada
apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin
berhasil.
13