SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
BAB 2
MKJI: SIMPANG BERSINYAL
Oleh:
Nuzul Barkah Prihutomo
A. Pendahuluan
KONSTRUKSI JALAN RAYA 2
1. Lingkup dan Tujuan
•   Menentukan waktu sinyal, kapasitas dan perilaku
    lalu lintas pada simpang bersinyal
•   MKJI digunakan untuk simpang bersinyal terisolir,
    kendali waktu tetap, bentuk geometri normal dan
    dilengkapi peralatan sinyal lalu lintas
•   Alasan penggunaan sinyal lalu lintas:
      Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik
       arus lalu lintas (kapasitas dpt dipertahankan)
      Memberi kesempatan kendaraan dan/atau pejalan kaki
       dari jalan minor utk memotong jalan utama
      Mengurangi jumlah kecelakaan akibat tabrakan antar
       kendaraan dan/atau pejalan kaki yang bertentangan
2. Karakteristik Sinyal Lalu lintas
•   Dengan sinyal, kapasitas dpt didistribusikan ke
    berbagai pendekat melalui pengalokasian waktu
    hijau
•   Penggunaan sinyal tiga lampu (hijau, kuning,
    merah) diterapkan utk memisahkan lintasan dari
    gerakan kendaraan yg saling bertentangan
•   Sinyal digunakan utk memisahkan konflik utama
    maupun konflik kedua
      Konflik utama = antara gerakan lalulintas dr pendekat
       yg saling berpotongan (termasuk pejalan kaki)
      Konflik kedua = antara gerakan lalulintas membelok dr
       lalulintas lurus melawan (termasuk pejalan kaki)
Konflik Utama dan Konflik Kedua


                                          Pemisahan Konflik Utama
                                           Dengan Sinyal Dua Fase
                                  (memiliki Kapasitas tertinggi dibandingkan
                                             pengaturan lainnya)
Periode Antar Hijau (inter green)
 ▫ Terdapat diantara 2 hijau dlm 2 fase yg berurutan
 ▫ Terdiri dari = waktu kuning + merah semua
 ▫ Memperingatkan lalulintas yg bergerak bahwa fase
   sudah berakhir (waktu kuning)
 ▫ Menjamin kendaraan pd fase hijau terakhir dpt keluar
   dr daerah konflik sblm kendaraan pertama fase
   selanjutnya (waktu merah semua)
                       antar hijau A-B

   Fase A

            Kuning A      merah semua A-B
   Fase B
• Arus Terlawan:
 ▫ Jika arus belok kanan yg ditinjau dan/atau dari arah
   berlawanan terjadi dalam satu fase dengan arus
   berangkat lurus dan belok kiri dari suatu pendekat.

    Terlawan




                            Terlawan
• Arus Terlindung:
 ▫ Jika arus belok kanan diberangkatkan pada fase yang
   berbeda dengan arus lurus dari arah berlawanan


    Terlindung




                 Terlindung                Terlindung
Sinyal 2 Fase

                                            Hanya memisahkan Konflik
                                            Utama
                                            Arus belok kanan dari semua
                                            arah merupakan arus
                                            terlawan
  QRT dari Barat dan   QRT dari Utara dan
   Timur Terlawan      Selatan Terlawan


Sinyal 3 Fase

                                                             Memisahkan
                                                             Konflik Utama
                                                             Arus belok kanan
                                                             terlindung
                                                             sebagian
  QRT dari Barat dan   QRT dari Utara dan   QRT dari Utara
   Timur Terlawan      Selatan Terlawan      Terlindung
Sinyal 3 Fase

                                                                 Memisahkan
                                                                 Konflik Utama
                                                                 Arus belok kanan
                                                                 terlindung
                                                                 sebagian
 QRT dari Barat dan    QRT dari Utara dan    QRT tidak ada
  Timur Terlawan       Selatan Terlindung



Sinyal 4 Fase




  QRT dari Barat dan      QRT tidak ada     QRT dari Utara dan       QRT tidak ada
  Timur Terlindung                          Selatan Terlindung
B. Metodologi
KONSTRUKSI JALAN RAYA 2
1. Prinsip Umum
•   Geometri
      Perhitungan utk setiap pendekat dilakukan terpisah
      Satu lengan simpang dapat terdiri dari satu pendekat yg
       dipisahkan menjadi dua atau lebih sub-pendekat
      Gerakan belok kanan dan/atau belok kiri pada fase yang
       berlainan dengan gerakan lurus


                                  • Lebar efektif (We) ditetapkan
                                  dengan mempertimbangkan
                                  denah dr bagian masuk dan
                                  keluar dari suatu simpang juga
                                  distribusi gerakan membelok
•   Arus lalu lintas
      Perhitungan dilakukan dlm periode per satuan jam atau
       lebih (misal didasarkan pd arus puncak pagi, siang,
       sore)
      Arus (Q) dikonversi menjadi smp menggunakan emp
       masing-masing tipe pendekat (terlindung/ terlawan)
•   Model dasar
      Kapasitas pendekat bersinyal (C = S x g/c)
      Kapasitas dipengaruhi oleh arus jenuh, waktu hijau dan
       waktu siklus
      Asumsi      : arus jenuh tetap selama waktu hijau
      Kenyataan : arus berangkat mulai dari 0, puncaknya
       setelah 10-15 detik, menurun sedikit sampai akhir
       waktu hijau
Waktu hijau efektif
 ▫ Waktu hijau efektif = tampilan waktu hijau –
   kehilangan awal + tambahan akhir
 ▫ Rata-rata kehilangan awal = Rata-rata kehilangan
   akhir
 ▫ Sehingga waktu hijau efektif = tampilan waktu hijau
Arus Jenuh
 ▫ S = S0 x F1 x F2 x F3 x F4 x … x Fn
 ▫ So = 600 x We
 ▫ Faktor penyesuaian utk:
    Ukuran kota, hambatan samping, kelandaian, parkir dan
     gerakan membelok
Penentuan waktu sinyal
 ▫ Menurut Webster (1966) terlebih dahulu ditentukan
   waktu siklus (c) dan selanjutnya waktu hijau (g i) pada
   masing-masing fase

 ▫ Waktu siklus (c)             c=
                                      (1.5 × LTI + 5)
                                       (1 − ∑ FR )crit



 ▫ Waktu hijau (gi)             gi   =
                                       ( c − LTI ) × FRcrit
                                            ∑ FR    crit

Kapasitas dan derajat kejenuhan
                                        Q Q×c
                                DS =     =
 ▫ Derajat kejenuhan (DS)               C C×g
Perilaku lalu lintas

  ▫ Jumlah rata-rata antrian                     NQ = NQ1 + NQ2
                                                            8 × ( DS − 0.5) 
  ▫ Dimana       NQ1 = 0.25 × C × ( DS − 1) +   ( DS − 1) +
                                                         2
                                                                             
                                                                   C        
                                           Untuk DS>0, selain itu NQ1=0

                                                       1 − GR1   Q
                                          NQ2 = c ×            ×
                                                    1 − GR × DS 3600
                                                               20
  ▫ Panjang antrian                              QL = NQmax ×
                                                              Wmasuk
NQ
▫ Angka henti (NS)                          NS = 0.9 ×       × 3600
                                                         Q×c

▫ Rasio kendaraan berhenti                     psv = min ( NS ,1)

▫ Tundaan                                        D j = DT j + DG j

  Tundaan lalu lintas (DT) DT = c × 0.5 × (1 − GR ) + NQ1 × 3600
                                                   2

                              j
                                     (1 − GR × DS )        C


  Tundaan geometri (DG) DG j = (1 − psv ) × pT × 6 × ( psv × 4 )
Pengaturan lalu lintas & alat pengatur lalu lintas
Pengaturan lalu lintas & alat pengatur lalu lintas
Terima Kasih
KONSTRUKSI JALAN RAYA 2

Contenu connexe

Tendances

Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Dokter Kota
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relikhwan215
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Bayu Janasuputra
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalJuleha Usmad
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
desain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaradesain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaraDedy Novrijal
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataPawanto Atmajaya
 

Tendances (20)

Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Perencanaan gording dan penggantung
Perencanaan gording dan penggantungPerencanaan gording dan penggantung
Perencanaan gording dan penggantung
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
desain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaradesain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandara
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
 
Kadar aspal
Kadar aspalKadar aspal
Kadar aspal
 

En vedette

(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Penanganan persimpangan
Penanganan persimpanganPenanganan persimpangan
Penanganan persimpanganReDy DeLano
 
05 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_205 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_2a_agung_kartika
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokAyu Fatimah Zahra
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayanovirma_sari
 
Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012
Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012
Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012Imam Basuki
 
14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang
14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang
14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidangReDy DeLano
 
Kuliah 7 rll simpang prioritas
Kuliah  7 rll   simpang prioritasKuliah  7 rll   simpang prioritas
Kuliah 7 rll simpang prioritasbangkit bayu
 
Basics of Signal Designing
Basics of Signal DesigningBasics of Signal Designing
Basics of Signal DesigningPranuthi Konda
 
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanPanduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanImam Basuki
 
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaFakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaSofhy Haizyahdrii
 
samsung company 4p marketing
samsung company 4p marketingsamsung company 4p marketing
samsung company 4p marketingGulee
 
Power point proposal 2003 pak mulkan
Power point proposal 2003 pak mulkanPower point proposal 2003 pak mulkan
Power point proposal 2003 pak mulkanRahmat Calvin
 
Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAsamsir07
 

En vedette (20)

Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
MKJI
MKJIMKJI
MKJI
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Penanganan persimpangan
Penanganan persimpanganPenanganan persimpangan
Penanganan persimpangan
 
05 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_205 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_2
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
 
Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012
Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012
Penetapan trase pm no.-11_tahun_2012
 
14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang
14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang
14.perencanaan+persimpangan+jalan+tak+sebidang
 
Kuliah 7 rll simpang prioritas
Kuliah  7 rll   simpang prioritasKuliah  7 rll   simpang prioritas
Kuliah 7 rll simpang prioritas
 
Basics of Signal Designing
Basics of Signal DesigningBasics of Signal Designing
Basics of Signal Designing
 
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanPanduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
 
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaFakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
 
samsung company 4p marketing
samsung company 4p marketingsamsung company 4p marketing
samsung company 4p marketing
 
Power point proposal 2003 pak mulkan
Power point proposal 2003 pak mulkanPower point proposal 2003 pak mulkan
Power point proposal 2003 pak mulkan
 
Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIA
 

Mkji simpang bersinyal

  • 1. BAB 2 MKJI: SIMPANG BERSINYAL Oleh: Nuzul Barkah Prihutomo
  • 3. 1. Lingkup dan Tujuan • Menentukan waktu sinyal, kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang bersinyal • MKJI digunakan untuk simpang bersinyal terisolir, kendali waktu tetap, bentuk geometri normal dan dilengkapi peralatan sinyal lalu lintas • Alasan penggunaan sinyal lalu lintas:  Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas (kapasitas dpt dipertahankan)  Memberi kesempatan kendaraan dan/atau pejalan kaki dari jalan minor utk memotong jalan utama  Mengurangi jumlah kecelakaan akibat tabrakan antar kendaraan dan/atau pejalan kaki yang bertentangan
  • 4. 2. Karakteristik Sinyal Lalu lintas • Dengan sinyal, kapasitas dpt didistribusikan ke berbagai pendekat melalui pengalokasian waktu hijau • Penggunaan sinyal tiga lampu (hijau, kuning, merah) diterapkan utk memisahkan lintasan dari gerakan kendaraan yg saling bertentangan • Sinyal digunakan utk memisahkan konflik utama maupun konflik kedua  Konflik utama = antara gerakan lalulintas dr pendekat yg saling berpotongan (termasuk pejalan kaki)  Konflik kedua = antara gerakan lalulintas membelok dr lalulintas lurus melawan (termasuk pejalan kaki)
  • 5.
  • 6. Konflik Utama dan Konflik Kedua Pemisahan Konflik Utama Dengan Sinyal Dua Fase (memiliki Kapasitas tertinggi dibandingkan pengaturan lainnya)
  • 7. Periode Antar Hijau (inter green) ▫ Terdapat diantara 2 hijau dlm 2 fase yg berurutan ▫ Terdiri dari = waktu kuning + merah semua ▫ Memperingatkan lalulintas yg bergerak bahwa fase sudah berakhir (waktu kuning) ▫ Menjamin kendaraan pd fase hijau terakhir dpt keluar dr daerah konflik sblm kendaraan pertama fase selanjutnya (waktu merah semua) antar hijau A-B Fase A Kuning A merah semua A-B Fase B
  • 8. • Arus Terlawan: ▫ Jika arus belok kanan yg ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam satu fase dengan arus berangkat lurus dan belok kiri dari suatu pendekat. Terlawan Terlawan
  • 9. • Arus Terlindung: ▫ Jika arus belok kanan diberangkatkan pada fase yang berbeda dengan arus lurus dari arah berlawanan Terlindung Terlindung Terlindung
  • 10. Sinyal 2 Fase Hanya memisahkan Konflik Utama Arus belok kanan dari semua arah merupakan arus terlawan QRT dari Barat dan QRT dari Utara dan Timur Terlawan Selatan Terlawan Sinyal 3 Fase Memisahkan Konflik Utama Arus belok kanan terlindung sebagian QRT dari Barat dan QRT dari Utara dan QRT dari Utara Timur Terlawan Selatan Terlawan Terlindung
  • 11. Sinyal 3 Fase Memisahkan Konflik Utama Arus belok kanan terlindung sebagian QRT dari Barat dan QRT dari Utara dan QRT tidak ada Timur Terlawan Selatan Terlindung Sinyal 4 Fase QRT dari Barat dan QRT tidak ada QRT dari Utara dan QRT tidak ada Timur Terlindung Selatan Terlindung
  • 12.
  • 14. 1. Prinsip Umum • Geometri  Perhitungan utk setiap pendekat dilakukan terpisah  Satu lengan simpang dapat terdiri dari satu pendekat yg dipisahkan menjadi dua atau lebih sub-pendekat  Gerakan belok kanan dan/atau belok kiri pada fase yang berlainan dengan gerakan lurus • Lebar efektif (We) ditetapkan dengan mempertimbangkan denah dr bagian masuk dan keluar dari suatu simpang juga distribusi gerakan membelok
  • 15. Arus lalu lintas  Perhitungan dilakukan dlm periode per satuan jam atau lebih (misal didasarkan pd arus puncak pagi, siang, sore)  Arus (Q) dikonversi menjadi smp menggunakan emp masing-masing tipe pendekat (terlindung/ terlawan) • Model dasar  Kapasitas pendekat bersinyal (C = S x g/c)  Kapasitas dipengaruhi oleh arus jenuh, waktu hijau dan waktu siklus  Asumsi : arus jenuh tetap selama waktu hijau  Kenyataan : arus berangkat mulai dari 0, puncaknya setelah 10-15 detik, menurun sedikit sampai akhir waktu hijau
  • 16.
  • 17. Waktu hijau efektif ▫ Waktu hijau efektif = tampilan waktu hijau – kehilangan awal + tambahan akhir ▫ Rata-rata kehilangan awal = Rata-rata kehilangan akhir ▫ Sehingga waktu hijau efektif = tampilan waktu hijau Arus Jenuh ▫ S = S0 x F1 x F2 x F3 x F4 x … x Fn ▫ So = 600 x We ▫ Faktor penyesuaian utk:  Ukuran kota, hambatan samping, kelandaian, parkir dan gerakan membelok
  • 18. Penentuan waktu sinyal ▫ Menurut Webster (1966) terlebih dahulu ditentukan waktu siklus (c) dan selanjutnya waktu hijau (g i) pada masing-masing fase ▫ Waktu siklus (c) c= (1.5 × LTI + 5) (1 − ∑ FR )crit ▫ Waktu hijau (gi) gi = ( c − LTI ) × FRcrit ∑ FR crit Kapasitas dan derajat kejenuhan Q Q×c DS = = ▫ Derajat kejenuhan (DS) C C×g
  • 19. Perilaku lalu lintas ▫ Jumlah rata-rata antrian NQ = NQ1 + NQ2  8 × ( DS − 0.5)  ▫ Dimana NQ1 = 0.25 × C × ( DS − 1) + ( DS − 1) + 2   C  Untuk DS>0, selain itu NQ1=0 1 − GR1 Q NQ2 = c × × 1 − GR × DS 3600 20 ▫ Panjang antrian QL = NQmax × Wmasuk
  • 20. NQ ▫ Angka henti (NS) NS = 0.9 × × 3600 Q×c ▫ Rasio kendaraan berhenti psv = min ( NS ,1) ▫ Tundaan D j = DT j + DG j  Tundaan lalu lintas (DT) DT = c × 0.5 × (1 − GR ) + NQ1 × 3600 2 j (1 − GR × DS ) C  Tundaan geometri (DG) DG j = (1 − psv ) × pT × 6 × ( psv × 4 )
  • 21.
  • 22. Pengaturan lalu lintas & alat pengatur lalu lintas
  • 23. Pengaturan lalu lintas & alat pengatur lalu lintas
  • 24.