SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
PERATURAN BUPATI BEKASI
                           NOMOR 16 TAHUN 2010

                              TENTANG
            PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN
                RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI

                    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                                BUPATI BEKASI,

Menimbang :      a. bahwa di desa dan kelurahan dapat dibentuk Lembaga
                    Kemasyarakatan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 2
                    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang
                    Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
                 b. bahwa Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Kabupaten Bekasi telah
                    tumbuh dan berkembang atas prakarsa dan inisiatif masyarakat dan
                    telah berperan dalam upaya mewujudkan kerukunan tetangga dan
                    warga masyarakat maka dalam rangka penyelenggaraannya di
                    pandang perlu dibuatkan Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga
                    dan Rukun Warga ;
                 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada
                    huruf a dan huruf b di atas perlu menetapkan Peraturan Bupati
                    tentang Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga
                    di Kabupaten Bekasi.


Mengingat    :   1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
                    Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
                    (Berita Negara Tahun 1950);
                 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
                    Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
                    Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
                 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
                    125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
                    sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
                    Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
                    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
                    59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
                 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
                    Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
                    Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                    Nomor 4674).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
                    (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
                    Negara Nomor 4587) ;
                 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
                    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159,
                    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);
                 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Nomor 2005 tentang Pedoman
                    Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
                    Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
                    165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
                    4593);
                 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
                    Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
                    Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara
                    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
                    Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
                 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
                    Perangkat Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                    2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                    Nomor 4741);
                 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang
                     Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan
                 11. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang
                     Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun
                     2008 Nomor 2);
                 12. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang
                     Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah
                     Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 3);
                 13. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2008 tentang
                     Pembentukan Urusan Pemerintahan Kabupaten Bekasi (Lembaran
                     Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 6);
                 14. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 7 Tahun 2008 tentang
                     Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi
                     (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 7);



                                 MEMUTUSKAN

Menetapkan   :   PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN
                 RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI
                 KABUPATEN BEKASI
BAB I
                             KETENTUAN UMUM
                                  Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Bekasi.
2. Daerah adalah Kabupaten Bekasi
3. Bupati adalah Bupati Bekasi.
4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten
    Bekasi
5. Camat adalah Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi yang memimpin Kecamatan
6. Lurah adalah kepala kelurahan sebagai perangkat daerah Kabupaten Bekasi
    dalam wilayah kerja kecamatan
7. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten
    Bekasi dalam wilayah kerja kecamatan.
8. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
    kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
    untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
    asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
    Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan
    Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
10. Peraturan Lurah adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Lurah.
11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan
    Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa.
12. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
    yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
    Pemerintah Desa dan lurah dalam memberdayakan masyarakat
13. Rukun Warga, untuk selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adalah
    bagian dari kerja lurah dan desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui
    musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah
    Desa atau Lurah.
14. Rukun Tetangga, untuk selanjutnya disingkat RT atau sebutan lainnya adalah
    lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
    pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah
    Desa atau Lurah.
15. Pembentukan RT/RW adalah penggabungan beberapa RT/RW, atau bagian
    RT/RW yang bersandingan, atau pemekaran dari satu RT/RW menjadi dua
    RT/RW atau lebih, atau pembentukan RT/RW di luar RT/RW yang telah ada
16. Penduduk setempat adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia
    maupun orang asing yang secara de facto dan de jure bertempat tinggal di
    dalam wilayah RT dan RW yang bersangkutan.
17. Kepala Keluarga adalah penanggungjawab anggota keluarga yang terdaftar
    dalam kartu keluarga.
18. Penduduk dewasa adalah penduduk yang telah berusia 21 (dua puluh satu)
    tahun atau yang telah atau pernah kawin.
19. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat
    dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan
    kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam
    kelompok masyarakat itu.
20. Partisipasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam
    proses perencanaan pembangunan
21. Pembangunan adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah
    yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat di segala bidang baik di desa
    maupun kelurahan.
22. Pemberdayaan masyarakat adalah pengikutsertaan dalam perencanaan,
    pelaksanaan dan pemilikan.
23. Kartu Keluarga adalah kartu yang berisi data identitas kepala keluarga dan
    anggotanya yang telah dicatat oleh SKPD yang berwenang.
24. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi
    Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang
    berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
25. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan,
    penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi,
    supervisi, monitoring, pengawasan umum, dan evaluasi pelaksanaan
    penyelenggaran pemerintahan desa dan Kelurahan.

                                   BAB II
                                PEMBENTUKAN
                                      Pasal 2

Dalam rangka membantu kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan
desa/kelurahan, dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan atas prakarsa masyarakat
dan/atau atas usulan masyarakat yang difasilitasi pemerintah desa/kelurahan melalui
musyawarah mufakat.

                                  BAB III
                             MAKSUD DAN TUJUAN
                                      Pasal 3

(1) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 adalah Rukun
    Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)
(2) Pembentukan Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2
    ditetapkan dalam Peraturan Desa dan Keputusan Lurah
                                      Pasal 4

Maksud dan tujuan pembentukan RT dan RW sebagaimana dimaksud pada Pasal 3
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan kepada penduduk setempat sesuai dengan ketentuan
   yang berlaku;
b. Mengerjakan swadaya dan kegotongroyongan masyarakat;
c. Berpartisipasi dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat;
d. Berpartisipasi dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. Berpartisipasi dalam meningkatkan kondisi ketentraman, ketertiban dan
   kerukunan warga masyarakat;
f. Membantu menciptakan hubungan yang harmonis antar anggota masyarakat dan
   antara masyarakat dengan pemerintah;
g. Menjaga kualitas lingkungan;
h. Berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan
   fisik, ekonomi dan sosial yang biayanya bersumber dari swadaya
   masyarakat dan atau Pemerintah daerah serta memprtangungjawabkannya
   sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
i. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kelurahan dan Pemerintah Desa
   yang bersangkutan melalui mekanisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

                                  BAB IV
                             TUGAS DAN FUNGSI
                                     Pasal 5

(1) RT/RW mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Kelurahan dalam
    penyelenggaraan urusan pemerintahan.
(2) RT/RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    mempunyai fungsi:
     a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
     b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
     c. mengembangkan inisiatif dalam pelaksanaan pembangunan diwilayah
        masing-masing dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni
        masyarakat; dan
     d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
        wilayahnya.

                                  BAB V
                              RUKUN TETANGGA
                               Bagian Pertama
                          Mekanisme Pembentukan
                                     Pasal 6

(1) Pembentukan RT secara administrasi ditetapkan oleh Lurah/Kepala Desa atas
    usul masyarakat dan dengan memperhatikan kondisi lingkungannya.
(2) Setiap RT sekurang-kurangnya terdiri 40 kepala keluarga.
(3) Bagi penduduk yang bertempat tinggal di rumah susun, perumahan, apartemen
    atau yang sejenis dapat dibentuk RT tersendiri atau digabungkan dengan RT
    yang berdekatan.
(4) Dalam hal RT sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) menjadi RT tersendiri,
    ketentuan jumlah kepala keluarga tersebut sebagaimana dimaksud ayat (2)
    dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

                               Bagian Kedua
                      Penggabungan dan Penghapusan
                                     Pasal 7
(1) Rukun Tetangga yang karena perkembangan tidak lagi memenuhi syarat
    sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2), dapat dihapus atau digabung
    dengan RT lain;
(2) Penggabungan dan Penghapusan RT ditetapkan melalui keputusan Kepala
    Desa/Lurah;
                                 Bagian Ketiga
                                 Keanggotaan
                                     Pasal 8

Anggota RT adalah penduduk setempat yang terdaftar dalam Buku Data Induk
Penduduk RT bersangkutan.


                                Bagian Keempat
                              Hak dan Kewajiban
                                     Pasal 9

(1) Anggota RT mempunyai hak :
    a. memperoleh pelayanan administrasi dari RT setempat;
    b. mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RT;
    c.   memilih pengurus RT yang diwakili oleh setiap kepala keluarga
    d. Dalam hal kepala keluarga berhalangan, maka dapat mewakilkan kepada
       anggota keluarganya yang telah memenuhi persyaratan dan dibuktikan
       dengan Kartu Keluarga;
    e. dipilih sebagai pengurus RT;
    f.  turut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT.
(2) Anggota RT mempunyai kewajiban :
    a. melaksanakan keputusan musyawarah RT dan RW;
    b. menunjang terselenggaranya tugas dan kewajiban RT dan RW;
    c. berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT dan RW.
(3) Ketentuan ayat (1) dan (2) Pasal ini dapat ditambah dan dikurangi berdasarkan
    hasil keputusan musyawarah RT.
Bagian Kelima
                                    Pengurus
                                      Pasal 10
(1) Pengurus RT terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai
    dengan kebutuhan organisasi berdasarkan hasil keputusan musyawarah RT;
(2) Ketua RT terpilih mempunyai hak untuk menyusun kepengurusan RT
    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas.


                                      Pasal 11
(1) Untuk menjadi pengurus RT harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
     a. Warga setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk;
     b. Memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam rangka pelayanan
        pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
     c. Bersedia di calonkan menjadi pengurus RT yang dibuktikan dengan surat
        pernyataan bersedia dicalonkan;
     d. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh hasil keputusan musyawarah RT.
(2) Pengurus RT tidak boleh merangkap jabatan sebagai pengurus RW..


                                      Pasal 12
(1) Pemilihan ketua RT diselenggarakan oleh panitia pemilihan ketua RT;
(2) Panitia Pemilihan ketua RT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk
    melalui musyawarah warga;
(3) Panitia pemilihan menetapkan tata cara pemilihan ketua RT;
(4) Ketua RT terpilih ditetapkan dengan Keputusan Lurah/Kepala Desa.

                                      Pasal 13
Pengurus RT bertanggungjawab kepada warga masyarakat RT yang bersangkutan.

                                      Pasal 14
(1) Masa bakti pengurus RT adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkannya
    keputusan Kepala Desa / Lurah.
(2) Ketua RT dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya;
(3) Pembentukan panitia pemilihan ketua RT periode berikutnya sebagaimana
    dimaksud pada Pasal 11, dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum
    berakhir masa bakti kepengurusan RT dimaksud.
Pasal 15
(1) Pengurus RT berhenti karena :
   a. meninggal dunia;
   b. permintaan sendiri secara tertulis;
   c. pindah tempat tinggal keluar wilayah RT yang bersangkutan;
   d. telah dilantiknya Pengurus RT yang baru.
(2) Pengurus RT diberhentikan sebelum selesai masa baktinya karena:
    a. Berhalangan Tetap;
    b. Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang
       telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
    c. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma adat-istiadat
       masyarakat setempat;
    d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
(3) Ketua RT yang berhenti sebelum selesai masa baktinya diganti oleh salah
    seorang pengurus RT berdasarkan hasil keputusan musyawarah yang mendapat
    persetujuan 2/3 (dua pertiga) Kepala keluarga yang hadir dalam musyawarah
    tersebut sampai dengan selesai masa baktinya;
(4) Pemberhentian dan pergantian pengurus RT sebagaimana dimaksud dalam
    ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan secara administrasi dengan keputusan
    Lurah/Kepala Desa atas usulan ketua RW dengan melampirkan hasil Keputusan
    musyawarah RT.



                                Bagian Keenam
                               Musyawarah RT
                                    Pasal 16
(1) Musyawarah RT merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan
    tertinggi RT;
(2) Musyawarah RT sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berfungsi untuk :
    a. memilih Ketua RT;
    b. menentukan dan merumuskan program kerja;
    c. menerima dan mensahkan pertanggung jawaban pengurus
(3) Musyawarah RT terdiri dari pengurus RT dan penduduk dewasa anggota RT.
(4) Tata cara musyawarah ditentukan dalam musyawarah RT.
Bagian Ketujuh
                  Sumber dana dan pengelolaan keuangan
                                    Pasal 17

(1) Sumber dana RT dapat diperoleh dari swadaya masyarakat, bantuan
    Pemerintah Kabupaten, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain
    yang sah.
(2) Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    Pasal ini diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis serta
    disampaikan dalam musyawarah RT.
                                   BAB VI
                                RUKUN WARGA
                               Bagian Pertama
                          Mekanisme Pembentukan
                                    Pasal 18

(1) Pembentukan    RW       ditetapkan   oleh    Kepala desa/Lurah        dengan
    mempertimbangkan usulan masyarakat,          RT dan RW serta          dengan
    memperhatikan kondisi lingkungannya;
(2) Setiap RW sekurang-kurangnya terdiri dari 3 RT;
                               Bagian Kedua
                      Penggabungan dan Penghapusan
                                    Pasal 19
(1) Rukun Warga yang karena perkembangan tidak lagi memenuhi syarat
    sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (2), dapat dihapus atau digabung
    dengan RW lain;




(2) Penggabungan dan Penghapusan RW ditetapkan melalui keputusan Kepala
    Desa/Lurah.

                                 Bagian Ketiga
                              Hak dan Kewajiban
                                   Pasal 20
(1) Warga RW mempunyai hak :
    a. memperoleh pelayanan administrasi dari RW setempat;
    b. mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RW;
    c. memilih ketua RW yang diwakili oleh pengurus RT dan perwakilan warga
       setiap RT
    d. dipilih sebagai pengurus RW;
    e. turut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RW.
(2) Warga RW mempunyai kewajiban :
    a. melaksanakan keputusan musyawarah RW;
    b. menunjang terselenggaranya tugas dan kewajiban RW;
    c. berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RW.
(3) Ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini dapat ditambah dan dikurangi berdasarkan
    hasil keputusan musyawarah RW.

                                Bagian Keempat
                                  Pengurus
                                    Pasal 21
(1) Pengurus RW terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai
    dengan kebutuhan organisasi berdasarkan hasil keputusan musyawarah
    pengurus RW;
(2) Ketua RW terpilih mempunyai hak untuk menyusun kepengurusan RW
    sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

                                    Pasal 22
(1) Untuk menjadi pengurus RW harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
    a. Warga setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk;
    b. Memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam rangka pelayanan
       pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
    c. Bersedia di calonkan menjadi pengurus RW yang dibuktikan dengan surat
       pernyataan bersedia dicalonkan;
    d. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh hasil keputusan musyawarah RW.
(2) Pengurus RW tidak boleh merangkap jabatan sebagai RT.

                                    Pasal 23
(1) Pemilihan ketua RW diselenggarakan oleh panitia pemilihan ketua RW dalam
    musyawarah RW;


(2) Panitia pemilihan menetapkan tata tertib pemilihan ketua RW;
(3) Ketua RW terpilih ditetapkan keputusan Kepala Desa/Lurah

                                    Pasal 24
Pengurus RW bertanggungjawab kepada musyawarah RW.


                                      Pasal 25
(1) Masa bakti pengurus RW adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkannya
    keputusan Kepala Desa / Lurah.
(2) Ketua RW dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya;
(3) Pembentukan panitia pemilihan ketua RW periode berikutnya sebagaimana
    dimaksud pada Pasal 23, dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum
    berakhir masa bakti kepengurusan RW dimaksud.

                                     Pasal 26
(1) Pengurus RW berhenti karena :
    a. meninggal dunia;
    b. permintaan sendiri secara tertulis;
    c. pindah tempat tinggal keluar wilayah RW yang bersangkutan;
    d. telah dilantiknya Pengurus RW yang baru.
(2)   Pengurus RW diberhentikan sebelum selesai masa baktinya karena:
      a. Berhalangan Tetap;
      b. Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang
         telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
      c. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma adat-istiadat
         masyarakat setempat;
      d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 22.
(3)   Ketua RW yang berhenti sebelum selesai masa baktinya diganti oleh salah
      seorang pengurus RW berdasarkan hasil keputusan musyawarah yang
      mendapat persetujuan 2/3 (dua pertiga) Kepala keluarga yang hadir dalam
      musyawarah tersebut sampai dengan selesai masa baktinya;
(4)   Pemberhentian dan pergantian pengurus RW sebagaimana dimaksud ayat (2)
      dan ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Lurah/Kepala Desa atas usulan
      ketua RW dengan melampirkan hasil Keputusan musyawarah RW.

                                Bagian Kelima
                               Musyawarah RW
                                     Pasal 27
(1)   Musyawarah RW merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan
      tertinggi RW;
(2)   musyawarah RW terdiri dari pengurus RT dan RW;
(3)   Tata cara musyawarah ditentukan dalam musyawarah RW.
Bagian Keenam
                   Sumber dana dan pengelolaan keuangan
                                      Pasal 28
(1)   Sumber dana RW dapat diperoleh dari swadaya masyarakat, bantuan
      Pemerintah Daerah, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain
      yang sah.
(2)   Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
      Pasal ini diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis serta
      disampaikan dalam musyawarah RW.


                                 BAB VII
                        PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
                                      Pasal 29
Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui SKPD/Unit Kerja terkait melakukan pembinaan
dan pengawasan dalam rangka peningkatan kinerja RT dan RW sesuai ketentuan
yang berlaku


                                  BAB VIII
                            KETENTUAN PERALIHAN
                                      Pasal 30
(1)   RT dan RW yang ada pada saat berlakunya peraturan ini adalah tetap sebagai
      RT dan RW;
(2)   Pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud ayat (1) tetap melaksanakan
      kegiatannya sampai dengan masa baktinya berakhir.




                                     BAB IX
                               KETENTUAN PENUTUP
                                      Pasal 31

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditetapkan kemudian;
Pasal 32
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bekasi.


                                                Ditetapkan Cikarang Pusat
                                                pada tanggal 5 Mei 2010

                                                BUPATI BEKASI,

                                                      Ttd

                                                H. SA’DUDDIN


Di undangkan di Cikarang Pusat
Pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI,


         Ttd



H. DADANG MULYADI



BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 16
PENJELASAN
                                   ATAS

                        PERATURAN BUPATI BEKASI
                          NOMOR 16 TAHUN 2010

                            TENTANG
          PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN
              RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI


I. Umum
   Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007
   tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, di desa dan kelurahan
   dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan atas prakarsa masyarakat dan/atau
   atas usulan masyarakat yang difasilitasi pemerintah desa/kelurahan melalui
   musyawarah mufakat.
   Lembaga Kemasyarakatan yang dapat dibentuk didesa dan kelurahan, antara
   lain adalah Rukun Tetangga dan Rukun Warga, maka dalam rangka
   pelaksaaannya diperlukan suatu pedoman sebagai landasan hukum yang
   mengatur pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang ada di
   Desa/Kelurahan dalam suatu Peraturan Bupati.

II. Pasal demi Pasal

    Pasal 1
         Cukup jelas
    Pasal 2
         Yang dimaksud dengan "dapat dibentuk" adalah didasarkan atas
         pertimbangan bahwa kehadiran lembaga tersebut sangat dibutuhkan oleh
         masyarakat, maksud dan tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak
         tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada
    Pasal 3
         Ayat (1)
                 Cukup Jelas
          Ayat (2)
                 Cukup Jelas
    Pasal 4
          Cukup jelas
Pasal 5
     Ayat (1)
             Yang dimaksud membantu urusan pemerintahan antara lain ikut
             serta membantu pengaturan kehidupan masyarakat sesuai
             dengan kewenangannya seperti ikut serta dalam pembuatan
             peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan,
             memberikan informasi yang berkaitan dengan mekanisme dan
             permasalahan pelayanan masyarakat, ikut membantu pemecahan
             masalah atau pengambilan keputusan dalam pelayanan
             masyarakat, membina kerukunan hidup warga dan lain-lain.
     Ayat (2)
            Cukup Jelas

Pasal 6
     Ayat (1)
             Yang dimaksud dengan “memperhatikan kondisi lingkungannya”
             adalah memperhatikan jumlah Kepala Keluarga dan jangkauan
             pelayanan di wilayah RT setempat
     Ayat (2)
            Cukup Jelas
     Ayat (3)
            Cukup Jelas
     Ayat (4)
            Cukup Jelas

Pasal 7
     Ayat (1)
             penggabungan dan penghapusan RT dilakukan melalui
             musyawarah Kepala Keluarga atau yang mewakili dan dihadiri
             oleh Pengurus RT , Ketua RW dan Kepala Desa/Lurah setempat.
            Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara musyawarah
            yang dilampiri daftar hadir peserta musyawarah selanjutnya
            disampaikan kepada Kepala Desa/ Lurah untuk ditetapkan melalui
            keputusan Kepala Desa/Lurah
     Ayat (2)
            Cukup Jelas
Pasal 8
     Yang dimaksud “Buku Data Induk Penduduk RT bersangkutan” adalah
     buku yang berisikan data-data masyarakat/penduduk di wilayah kerja RT
     yang diperoleh berdasarkan pendataan secara menyeluruh oleh Ketua RT
     setempat

Pasal 9
     Ayat (1)
             Cukup Jelas
     Ayat (2)
            Cukup Jelas

Pasal 10
     Ayat (1)
            Yang dimaksud dengan Pengurus Rukun Tetangga adalah mitra
            kerja Ketua RT dan sesuai dengan kebutuhan. Pengurus RT
            ditunjuk oleh Ketua terpilih melalui musyawarah/mufakat dengan
            anggota RT yang diwakili oleh Kepala Keluarga atau tokoh-tokoh
            masyarakat setempat.
     Ayat (2)
            Cukup Jelas

Pasal 11
     Ayat (1)
             Cukup Jelas
     Ayat (2)
             Dalam hal seorang pengurus RW dipilih menjadi pengurus RT,
             maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri sebagai
             pengurus RW.

Pasal 12
     Ayat (1)
                Panitia Pemilihan Ketua RT terdiri dari:
                a. Ketua yang dipilih dari anggota masyarakat setempat;
                b. Sekretaris yang dipilih dari anggota masyarakat setempat atau
                   dapat dipilih dari perangkat Desa/kelurahan;
                c. Beberapa orang anggota yang ditentukan oleh Ketua bila
                   dipandang perlu.
Ayat (2)
                Panitia Pemilihan Ketua RT dibentuk melalui musyawarah warga
                yang difasilitasi oleh Kepala Desa/Lurah.
                Tugas Panitia Pemilihan Ketua RT adalah:
                a. Menerima nama-nama calon Ketua RT yang diusulkan dari
                   peserta musyawarah pemilihan;
                b. Melaksanakan pemilihan Ketua;
                c. Mengumumkan hasil pemilihan Ketua RT;
                d. Membuat Berita Acara Hasil Musyawarah Pemilihan.
     Ayat (3)
             Cukup Jelas
     Ayat (4)
             Cukup Jelas

Pasal 13
           Cukup Jelas

Pasal 14
     Ayat (1)
                Masa bakti pengurus RT selama 3 (tiga) tahun dipandang cukup
                ideal dan dengan masa bakti tersebut diharapkan pengurus
                dapat melaksanakan tugas secara optimal.
     Ayat (2)
                Cukup jelas
     Ayat (3)
                Cukup jelas

Pasal 15
     Ayat (1)
                huruf a
                    Pernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan surat
                    keterangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang
                Huruf b
                    Pernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis di atas
                    kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuan peraturan
                    perundang-undangan
Huruf c
               Cukup Jelas
           Huruf d
               Cukup Jelas
Ayat (2)
           huruf a
               “Berhalangan tetap” adalah menderita sakit yang
               mengakibatkan baik fisik maupun mental tidak berfungsi
               secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan
               dokter yang berwenang, tidak diketahui keberadaannya,
               dan/atau tidak hadir dalam rapat tanpa keterangan apa pun
               selama 3 (tiga) bulan berturut-turut
           Huruf b
               Cukup Jelas
           Huruf c
               Pengurus RT diberhentikan yang disebabkan karena
               Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma
               adat-istiadat masyarakat setempat ditetapkan melalui
               musyawarah Pengurus RT dengan melibatkan Kepala
               Desa/Lurah, Ketua RW dan Kepala Keluarga setempat atau
               yang mewakili untuk:
               a. Mengevaluasi, menentukan bersalah atau tidaknya,
                  memberhentikan dan mengganti pengurus RT yang
                  dianggap melanggar tersebut;
               b. Apabila hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada
                  huruf a menyepakati bahwa pengurus RT terbukti
                  melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan
                  perundang-undangan atau norma-norma kehidupan
                  masyarakat, maka dapat diberhentikan dengan
                  Keputusan Kepala Desa/Lurah dan selanjutnya dapat
                  dilakukan pergantian Pengurus RT
           Huruf d
               Cukup Jelas
Ayat (3)
       Cukup jelas
Ayat (4)
                Yang dimaksud Hasil Keputusan musyawarah RT adalah hasil
                keputusan yang dituangkan Berita Acara Hasil Musyawarah
                Pergantian Antar Waktu Pengurus RT yang ditandatangani oleh
                Pimpinan Musyawarah serta dilampiri dengan:
                a. Daftar hadir peserta;
                b. Susunan Pengurus RT Pergantian Antar Waktu

Pasal 16
     Ayat (1)
            Musyawarah RT dinyatakan sah dan dapat menetapkan suatu
            keputusan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah
            pengurus RT dan Kepala Keluarga atau yang mewakili di lingkup
            RT setempat.
     Ayat (2)
            Cukup jelas
     Ayat (3)
                Cukup jelas
     Ayat (4)
                Cukup jelas

Pasal 17
     Ayat (1)
            Yang dimaksud dengan bantuan dari Pemerintah Daerah adalah
            bantuan yang diberikan sesuai dengan kemampuan daerah.
     Ayat (2)
                Cukup jelas

Pasal 18
     Ayat (1)
            Yang dimaksud dengan “memperhatikan kondisi lingkungannya”
            adalah memperhatikan jumlah Kepala Keluarga, jumlah RT dan
            jangkauan pelayanan di wilayah RW setempat
     Ayat (2)
                Cukup jelas
Pasal 19
     Ayat (1)
            penggabungan dan penghapusan RW dilakukan melalui
            musyawarah Pengurus RT , pengurus RW dan Kepala Desa/Lurah
            setempat.
            Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara musyawarah
            yang dilampiri daftar hadir peserta musyawarah selanjutnya
            disampaikan kepada Kepala Desa/ Lurah untuk ditetapkan
            melalui keputusan Kepala Desa/Lurah
     Ayat (2)
                Cukup jelas

Pasal 20
     Ayat (1)
            Cukup Jelas
     Ayat (2)
                Cukup jelas
     Ayat (3)
                Cukup jelas

Pasal 21
     Ayat (1)
            Yang dimaksud dengan Pengurus Rukun Warga adalah mitra
            kerja Ketua RW dan sesuai dengan kebutuhan. Pengurus RW
            ditunjuk oleh Ketua terpilih melalui musyawarah/mufakat dengan
            seluruh pengurus RT.
     Ayat (2)
                Cukup Jelas

Pasal 22
     Ayat (1)
            Cukup Jelas
     Ayat (2)
                Dalam hal seorang pengurus RT dipilih menjadi pengurus RW,
                maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri sebagai
                pengurus RT.
Pasal 23
     Ayat (1)
             Panitia Pemilihan Ketua RW terdiri dari:
              a. Ketua yang dipilih dari anggota masyarakat setempat;
              b. Sekretaris yang dipilih dari anggota masyarakat setempat atau
                 dapat dipilih dari perangkat Desa/kelurahan;
              c. Beberapa orang anggota yang ditentukan oleh Ketua bila
                 dipandang perlu.
     Ayat (2)
                Panitia Pemilihan Ketua RW dibentuk melalui musyawarah warga
                yang difasilitasi oleh Kepala Desa/Lurah.
            Tugas Panitia Pemilihan Ketua RW adalah:
            a. Menerima nama-nama calon Ketua RW yang diusulkan dari
               peserta musyawarah pemilihan;
            b. Melaksanakan pemilihan Ketua;
            c. Mengumumkan hasil pemilihan Ketua RW;
            d. Membuat Berita Acara Hasil Musyawarah Pemilihan.
     Ayat (3)
                Cukup Jelas

Pasal 24
     Cukup Jelas

Pasal 25
     Ayat (1)
                Masa bakti pengurus RW selama 3 (tiga) tahun dipandang cukup
                ideal dan dengan masa bakti tersebut diharapkan pengurus
                dapat melaksanakan tugas secara optimal.
     Ayat (2)
                Cukup Jelas
     Ayat (3)
                Cukup Jelas

Pasal 26
     Ayat (1)
                huruf a
                    Pernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan surat
                    keterangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang
Huruf b
               Pernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis di atas
               kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuan peraturan
               perundang-undangan
           Huruf c
               Cukup Jelas
           Huruf d
               Cukup Jelas
Ayat (2)
           huruf a
               “Berhalangan tetap” adalah menderita sakit yang
               mengakibatkan baik fisik maupun mental tidak berfungsi
               secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan
               dokter yang berwenang, tidak diketahui keberadaannya,
               dan/atau tidak hadir dalam rapat tanpa keterangan apa pun
               selama 3 (tiga) bulan berturut-turut
           Huruf b
               Cukup Jelas
           Huruf c
               Pengurus RW diberhentikan yang disebabkan karena
               Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma
               adat-istiadat masyarakat setempat      ditetapkan melalui
               musyawarah Pengurus RW dengan melibatkan Kepala
               Desa/Lurah, dan seluruh Pengurus RT setempat untuk:
               c. Mengevaluasi, menentukan bersalah atau tidaknya,
                  memberhentikan dan mengganti pengurus RW yang
                  dianggap melanggar tersebut;
               d. Apabila hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada
                  huruf a menyepakati bahwa pengurus RW terbukti
                  melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan
                  perundang-undangan atau norma-norma kehidupan
                  masyarakat, maka dapat diberhentikan dengan
                  Keputusan Kepala Desa/Lurah dan selanjutnya dapat
                  dilakukan pergantian Pengurus RW
           Huruf d
               Cukup Jelas
Ayat (3)
                Cukup jelas
     Ayat (4)
                Yang dimaksud Hasil Keputusan musyawarah RW adalah hasil
                keputusan yang dituangkan Berita Acara Hasil Musyawarah
                Pergantian Antar Waktu Pengurus RW yang ditandatangani oleh
                Pimpinan Musyawarah serta dilampiri dengan:
                a. Daftar hadir peserta;
                b. Susunan Pengurus RW Pergantian Antar Waktu
Pasal 27
       Ayat (1)
                Musyawarah RW dinyatakan sah dan dapat menetapkan suatu
                keputusan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah
                Pengurus RW
       Ayat (2)
                Cukup Jelas
       Ayat (3)
                Cukup Jelas
Pasal 28
       Ayat (1)
                Yang dimaksud dengan bantuan dari Pemerintah Daerah adalah
                bantuan yang diberikan sesuai dengan kemampuan daerah.
       Ayat (2)
                Cukup Jelas
Pasal 29
           Cukup Jelas

Pasal 30
       Ayat (1)
                Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan toleransi terhadap
                keberadaan RT dan RW yang telah terbentuk sebelum
                berlakunya Peraturan Bupati ini, sehingga diharapkan program
                dan kegiatan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai
                dengan rencana setidak-tidaknya sampai akhir masa bakti
                kepengurusan masing-masing. Namun demikian ketentuan
                tersebut tidak dimaksudkan untuk menunda pelaksanaan
                Peraturan Bupati ini tanpa adanya alasan yang wajar
Ayat (2)
                     Cukup Jelas

    Pasal 31
               Cukup Jelas
     Pasal32
               Cukup Jelas




                                   Ditetapkan Cikarang Pusat
                                   pada tanggal 5 Mei 2010

                                   BUPATI BEKASI,

                                         Ttd

                                   H. SA’DUDDIN


Di undangkan di Cikarang Pusat
Pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI,


        ttd

H. DADANG MULYADI

More Related Content

What's hot

Laporan tahunan 10 program pkk sukahati
Laporan tahunan 10 program pkk sukahatiLaporan tahunan 10 program pkk sukahati
Laporan tahunan 10 program pkk sukahatiKiki Abdul Gani
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Suwondo Chan
 
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...NOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
Sk pengelola no. 15 tahun 2021 bumdes
Sk pengelola no.  15  tahun 2021  bumdesSk pengelola no.  15  tahun 2021  bumdes
Sk pengelola no. 15 tahun 2021 bumdesPemdes Seboro Sadang
 
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesBerita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesYudhi Aldriand
 
SK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEA
SK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEASK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEA
SK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEADarmin's Naqsyiabdy
 
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...Pemdes Wonoyoso
 
RPJMDes Cilayung
RPJMDes CilayungRPJMDes Cilayung
RPJMDes CilayungAbdul Kohar
 
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Pemdes Seboro Sadang
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desaYudhi Aldriand
 
2b. proses bpd antar waktu (1)
2b. proses bpd antar waktu (1)2b. proses bpd antar waktu (1)
2b. proses bpd antar waktu (1)Dede329437
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Sk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkkSk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkkAbdul Kohar
 
Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif Jusa Erza
 

What's hot (20)

Laporan tahunan 10 program pkk sukahati
Laporan tahunan 10 program pkk sukahatiLaporan tahunan 10 program pkk sukahati
Laporan tahunan 10 program pkk sukahati
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
 
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
 
Sk pengelola no. 15 tahun 2021 bumdes
Sk pengelola no.  15  tahun 2021  bumdesSk pengelola no.  15  tahun 2021  bumdes
Sk pengelola no. 15 tahun 2021 bumdes
 
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesBerita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
 
Sk nelayan baim
Sk nelayan baimSk nelayan baim
Sk nelayan baim
 
SK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEA
SK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEASK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEA
SK STAF BPD BUTON TENGAH WAKEAKEA
 
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI ANTARA KELEMBAGAAN...
 
RPJMDes Cilayung
RPJMDes CilayungRPJMDes Cilayung
RPJMDes Cilayung
 
Perdes kewenangan
Perdes kewenanganPerdes kewenangan
Perdes kewenangan
 
Penyusunan llpd desa
Penyusunan llpd desaPenyusunan llpd desa
Penyusunan llpd desa
 
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
 
2b. proses bpd antar waktu (1)
2b. proses bpd antar waktu (1)2b. proses bpd antar waktu (1)
2b. proses bpd antar waktu (1)
 
2. draft contoh naskah rkp des
2. draft contoh naskah rkp des2. draft contoh naskah rkp des
2. draft contoh naskah rkp des
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Sk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkkSk penetapan tp.pkk
Sk penetapan tp.pkk
 
Susunan panitian juri pkk kabupaten muna 2
Susunan panitian juri pkk kabupaten muna 2Susunan panitian juri pkk kabupaten muna 2
Susunan panitian juri pkk kabupaten muna 2
 
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaanSk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
 
Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif
 

Similar to Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun tetangga da rukun warga di kabupaten bekasi

Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...Yudhi Aldriand
 
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...Yudhi Aldriand
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
 Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desaYudhi Aldriand
 
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdesFormat f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdesYudhi Aldriand
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...Yudhi Aldriand
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...Yudhi Aldriand
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008Nandang Sukmara
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008Nandang Sukmara
 
Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)
Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)
Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)Khol Fathirius
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaArifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Arifuddin Ali
 
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Rachdian Yahya
 

Similar to Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun tetangga da rukun warga di kabupaten bekasi (20)

Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
 
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
 Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
 
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdesFormat f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdes
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
 
Juknis PembentukanBPD
Juknis PembentukanBPDJuknis PembentukanBPD
Juknis PembentukanBPD
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008
 
Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)
Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)
Perda nomor 11 tahun 2015 tentang perangkat desa (ld 221)
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
 
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
 
Pp no.72 th.2005
Pp no.72 th.2005Pp no.72 th.2005
Pp no.72 th.2005
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
 
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnyaPerda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
 
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
 
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
 
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
 
Sot 2008 revisi
Sot 2008 revisiSot 2008 revisi
Sot 2008 revisi
 

More from Yudhi Aldriand

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahYudhi Aldriand
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...Yudhi Aldriand
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiYudhi Aldriand
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Yudhi Aldriand
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...Yudhi Aldriand
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Yudhi Aldriand
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Yudhi Aldriand
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Yudhi Aldriand
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Yudhi Aldriand
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Yudhi Aldriand
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Yudhi Aldriand
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Yudhi Aldriand
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaYudhi Aldriand
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakYudhi Aldriand
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWYudhi Aldriand
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuYudhi Aldriand
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaYudhi Aldriand
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaYudhi Aldriand
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanYudhi Aldriand
 

More from Yudhi Aldriand (20)

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
 

Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun tetangga da rukun warga di kabupaten bekasi

  • 1. PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa di desa dan kelurahan dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; b. bahwa Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Kabupaten Bekasi telah tumbuh dan berkembang atas prakarsa dan inisiatif masyarakat dan telah berperan dalam upaya mewujudkan kerukunan tetangga dan warga masyarakat maka dalam rangka penyelenggaraannya di pandang perlu dibuatkan Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a dan huruf b di atas perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Kabupaten Bekasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674).
  • 2. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Nomor 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan 11. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 2); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 3); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Urusan Pemerintahan Kabupaten Bekasi (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 6); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2008 Nomor 7); MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI
  • 3. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Bekasi. 2. Daerah adalah Kabupaten Bekasi 3. Bupati adalah Bupati Bekasi. 4. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi 5. Camat adalah Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi yang memimpin Kecamatan 6. Lurah adalah kepala kelurahan sebagai perangkat daerah Kabupaten Bekasi dalam wilayah kerja kecamatan 7. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten Bekasi dalam wilayah kerja kecamatan. 8. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 10. Peraturan Lurah adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Lurah. 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa. 12. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dan lurah dalam memberdayakan masyarakat 13. Rukun Warga, untuk selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adalah bagian dari kerja lurah dan desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah. 14. Rukun Tetangga, untuk selanjutnya disingkat RT atau sebutan lainnya adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah. 15. Pembentukan RT/RW adalah penggabungan beberapa RT/RW, atau bagian RT/RW yang bersandingan, atau pemekaran dari satu RT/RW menjadi dua RT/RW atau lebih, atau pembentukan RT/RW di luar RT/RW yang telah ada 16. Penduduk setempat adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia maupun orang asing yang secara de facto dan de jure bertempat tinggal di dalam wilayah RT dan RW yang bersangkutan. 17. Kepala Keluarga adalah penanggungjawab anggota keluarga yang terdaftar dalam kartu keluarga. 18. Penduduk dewasa adalah penduduk yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau yang telah atau pernah kawin.
  • 4. 19. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu. 20. Partisipasi adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan pembangunan 21. Pembangunan adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial ke arah yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat di segala bidang baik di desa maupun kelurahan. 22. Pemberdayaan masyarakat adalah pengikutsertaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemilikan. 23. Kartu Keluarga adalah kartu yang berisi data identitas kepala keluarga dan anggotanya yang telah dicatat oleh SKPD yang berwenang. 24. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 25. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum, dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaran pemerintahan desa dan Kelurahan. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dalam rangka membantu kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan desa/kelurahan, dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan atas prakarsa masyarakat dan/atau atas usulan masyarakat yang difasilitasi pemerintah desa/kelurahan melalui musyawarah mufakat. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 adalah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) (2) Pembentukan Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ditetapkan dalam Peraturan Desa dan Keputusan Lurah Pasal 4 Maksud dan tujuan pembentukan RT dan RW sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan kepada penduduk setempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
  • 5. b. Mengerjakan swadaya dan kegotongroyongan masyarakat; c. Berpartisipasi dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat; d. Berpartisipasi dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; e. Berpartisipasi dalam meningkatkan kondisi ketentraman, ketertiban dan kerukunan warga masyarakat; f. Membantu menciptakan hubungan yang harmonis antar anggota masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah; g. Menjaga kualitas lingkungan; h. Berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik, ekonomi dan sosial yang biayanya bersumber dari swadaya masyarakat dan atau Pemerintah daerah serta memprtangungjawabkannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; i. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kelurahan dan Pemerintah Desa yang bersangkutan melalui mekanisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI Pasal 5 (1) RT/RW mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Kelurahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. (2) RT/RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai fungsi: a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya; b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; c. mengembangkan inisiatif dalam pelaksanaan pembangunan diwilayah masing-masing dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. BAB V RUKUN TETANGGA Bagian Pertama Mekanisme Pembentukan Pasal 6 (1) Pembentukan RT secara administrasi ditetapkan oleh Lurah/Kepala Desa atas usul masyarakat dan dengan memperhatikan kondisi lingkungannya. (2) Setiap RT sekurang-kurangnya terdiri 40 kepala keluarga. (3) Bagi penduduk yang bertempat tinggal di rumah susun, perumahan, apartemen atau yang sejenis dapat dibentuk RT tersendiri atau digabungkan dengan RT yang berdekatan.
  • 6. (4) Dalam hal RT sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) menjadi RT tersendiri, ketentuan jumlah kepala keluarga tersebut sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Bagian Kedua Penggabungan dan Penghapusan Pasal 7 (1) Rukun Tetangga yang karena perkembangan tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2), dapat dihapus atau digabung dengan RT lain; (2) Penggabungan dan Penghapusan RT ditetapkan melalui keputusan Kepala Desa/Lurah; Bagian Ketiga Keanggotaan Pasal 8 Anggota RT adalah penduduk setempat yang terdaftar dalam Buku Data Induk Penduduk RT bersangkutan. Bagian Keempat Hak dan Kewajiban Pasal 9 (1) Anggota RT mempunyai hak : a. memperoleh pelayanan administrasi dari RT setempat; b. mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RT; c. memilih pengurus RT yang diwakili oleh setiap kepala keluarga d. Dalam hal kepala keluarga berhalangan, maka dapat mewakilkan kepada anggota keluarganya yang telah memenuhi persyaratan dan dibuktikan dengan Kartu Keluarga; e. dipilih sebagai pengurus RT; f. turut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT. (2) Anggota RT mempunyai kewajiban : a. melaksanakan keputusan musyawarah RT dan RW; b. menunjang terselenggaranya tugas dan kewajiban RT dan RW; c. berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT dan RW. (3) Ketentuan ayat (1) dan (2) Pasal ini dapat ditambah dan dikurangi berdasarkan hasil keputusan musyawarah RT.
  • 7. Bagian Kelima Pengurus Pasal 10 (1) Pengurus RT terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan organisasi berdasarkan hasil keputusan musyawarah RT; (2) Ketua RT terpilih mempunyai hak untuk menyusun kepengurusan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas. Pasal 11 (1) Untuk menjadi pengurus RT harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk; b. Memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam rangka pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; c. Bersedia di calonkan menjadi pengurus RT yang dibuktikan dengan surat pernyataan bersedia dicalonkan; d. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh hasil keputusan musyawarah RT. (2) Pengurus RT tidak boleh merangkap jabatan sebagai pengurus RW.. Pasal 12 (1) Pemilihan ketua RT diselenggarakan oleh panitia pemilihan ketua RT; (2) Panitia Pemilihan ketua RT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk melalui musyawarah warga; (3) Panitia pemilihan menetapkan tata cara pemilihan ketua RT; (4) Ketua RT terpilih ditetapkan dengan Keputusan Lurah/Kepala Desa. Pasal 13 Pengurus RT bertanggungjawab kepada warga masyarakat RT yang bersangkutan. Pasal 14 (1) Masa bakti pengurus RT adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkannya keputusan Kepala Desa / Lurah. (2) Ketua RT dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya; (3) Pembentukan panitia pemilihan ketua RT periode berikutnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 11, dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum berakhir masa bakti kepengurusan RT dimaksud.
  • 8. Pasal 15 (1) Pengurus RT berhenti karena : a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri secara tertulis; c. pindah tempat tinggal keluar wilayah RT yang bersangkutan; d. telah dilantiknya Pengurus RT yang baru. (2) Pengurus RT diberhentikan sebelum selesai masa baktinya karena: a. Berhalangan Tetap; b. Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; c. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma adat-istiadat masyarakat setempat; d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (3) Ketua RT yang berhenti sebelum selesai masa baktinya diganti oleh salah seorang pengurus RT berdasarkan hasil keputusan musyawarah yang mendapat persetujuan 2/3 (dua pertiga) Kepala keluarga yang hadir dalam musyawarah tersebut sampai dengan selesai masa baktinya; (4) Pemberhentian dan pergantian pengurus RT sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan secara administrasi dengan keputusan Lurah/Kepala Desa atas usulan ketua RW dengan melampirkan hasil Keputusan musyawarah RT. Bagian Keenam Musyawarah RT Pasal 16 (1) Musyawarah RT merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan tertinggi RT; (2) Musyawarah RT sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berfungsi untuk : a. memilih Ketua RT; b. menentukan dan merumuskan program kerja; c. menerima dan mensahkan pertanggung jawaban pengurus (3) Musyawarah RT terdiri dari pengurus RT dan penduduk dewasa anggota RT. (4) Tata cara musyawarah ditentukan dalam musyawarah RT.
  • 9. Bagian Ketujuh Sumber dana dan pengelolaan keuangan Pasal 17 (1) Sumber dana RT dapat diperoleh dari swadaya masyarakat, bantuan Pemerintah Kabupaten, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah. (2) Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis serta disampaikan dalam musyawarah RT. BAB VI RUKUN WARGA Bagian Pertama Mekanisme Pembentukan Pasal 18 (1) Pembentukan RW ditetapkan oleh Kepala desa/Lurah dengan mempertimbangkan usulan masyarakat, RT dan RW serta dengan memperhatikan kondisi lingkungannya; (2) Setiap RW sekurang-kurangnya terdiri dari 3 RT; Bagian Kedua Penggabungan dan Penghapusan Pasal 19 (1) Rukun Warga yang karena perkembangan tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat (2), dapat dihapus atau digabung dengan RW lain; (2) Penggabungan dan Penghapusan RW ditetapkan melalui keputusan Kepala Desa/Lurah. Bagian Ketiga Hak dan Kewajiban Pasal 20 (1) Warga RW mempunyai hak : a. memperoleh pelayanan administrasi dari RW setempat; b. mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RW; c. memilih ketua RW yang diwakili oleh pengurus RT dan perwakilan warga setiap RT d. dipilih sebagai pengurus RW; e. turut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RW.
  • 10. (2) Warga RW mempunyai kewajiban : a. melaksanakan keputusan musyawarah RW; b. menunjang terselenggaranya tugas dan kewajiban RW; c. berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RW. (3) Ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini dapat ditambah dan dikurangi berdasarkan hasil keputusan musyawarah RW. Bagian Keempat Pengurus Pasal 21 (1) Pengurus RW terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan organisasi berdasarkan hasil keputusan musyawarah pengurus RW; (2) Ketua RW terpilih mempunyai hak untuk menyusun kepengurusan RW sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Pasal 22 (1) Untuk menjadi pengurus RW harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga setempat yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk; b. Memiliki kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam rangka pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; c. Bersedia di calonkan menjadi pengurus RW yang dibuktikan dengan surat pernyataan bersedia dicalonkan; d. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh hasil keputusan musyawarah RW. (2) Pengurus RW tidak boleh merangkap jabatan sebagai RT. Pasal 23 (1) Pemilihan ketua RW diselenggarakan oleh panitia pemilihan ketua RW dalam musyawarah RW; (2) Panitia pemilihan menetapkan tata tertib pemilihan ketua RW; (3) Ketua RW terpilih ditetapkan keputusan Kepala Desa/Lurah Pasal 24 Pengurus RW bertanggungjawab kepada musyawarah RW. Pasal 25 (1) Masa bakti pengurus RW adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkannya keputusan Kepala Desa / Lurah.
  • 11. (2) Ketua RW dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya; (3) Pembentukan panitia pemilihan ketua RW periode berikutnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 23, dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum berakhir masa bakti kepengurusan RW dimaksud. Pasal 26 (1) Pengurus RW berhenti karena : a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri secara tertulis; c. pindah tempat tinggal keluar wilayah RW yang bersangkutan; d. telah dilantiknya Pengurus RW yang baru. (2) Pengurus RW diberhentikan sebelum selesai masa baktinya karena: a. Berhalangan Tetap; b. Terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; c. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma adat-istiadat masyarakat setempat; d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 22. (3) Ketua RW yang berhenti sebelum selesai masa baktinya diganti oleh salah seorang pengurus RW berdasarkan hasil keputusan musyawarah yang mendapat persetujuan 2/3 (dua pertiga) Kepala keluarga yang hadir dalam musyawarah tersebut sampai dengan selesai masa baktinya; (4) Pemberhentian dan pergantian pengurus RW sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Lurah/Kepala Desa atas usulan ketua RW dengan melampirkan hasil Keputusan musyawarah RW. Bagian Kelima Musyawarah RW Pasal 27 (1) Musyawarah RW merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan tertinggi RW; (2) musyawarah RW terdiri dari pengurus RT dan RW; (3) Tata cara musyawarah ditentukan dalam musyawarah RW.
  • 12. Bagian Keenam Sumber dana dan pengelolaan keuangan Pasal 28 (1) Sumber dana RW dapat diperoleh dari swadaya masyarakat, bantuan Pemerintah Daerah, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah. (2) Pengelolaan keuangan yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diadministrasikan secara tertib dan dilaporkan secara tertulis serta disampaikan dalam musyawarah RW. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 29 Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui SKPD/Unit Kerja terkait melakukan pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan kinerja RT dan RW sesuai ketentuan yang berlaku BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 (1) RT dan RW yang ada pada saat berlakunya peraturan ini adalah tetap sebagai RT dan RW; (2) Pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud ayat (1) tetap melaksanakan kegiatannya sampai dengan masa baktinya berakhir. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditetapkan kemudian;
  • 13. Pasal 32 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bekasi. Ditetapkan Cikarang Pusat pada tanggal 5 Mei 2010 BUPATI BEKASI, Ttd H. SA’DUDDIN Di undangkan di Cikarang Pusat Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI, Ttd H. DADANG MULYADI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 16
  • 14. PENJELASAN ATAS PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI I. Umum Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, di desa dan kelurahan dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan atas prakarsa masyarakat dan/atau atas usulan masyarakat yang difasilitasi pemerintah desa/kelurahan melalui musyawarah mufakat. Lembaga Kemasyarakatan yang dapat dibentuk didesa dan kelurahan, antara lain adalah Rukun Tetangga dan Rukun Warga, maka dalam rangka pelaksaaannya diperlukan suatu pedoman sebagai landasan hukum yang mengatur pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang ada di Desa/Kelurahan dalam suatu Peraturan Bupati. II. Pasal demi Pasal Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Yang dimaksud dengan "dapat dibentuk" adalah didasarkan atas pertimbangan bahwa kehadiran lembaga tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maksud dan tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada Pasal 3 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 4 Cukup jelas
  • 15. Pasal 5 Ayat (1) Yang dimaksud membantu urusan pemerintahan antara lain ikut serta membantu pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangannya seperti ikut serta dalam pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, memberikan informasi yang berkaitan dengan mekanisme dan permasalahan pelayanan masyarakat, ikut membantu pemecahan masalah atau pengambilan keputusan dalam pelayanan masyarakat, membina kerukunan hidup warga dan lain-lain. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “memperhatikan kondisi lingkungannya” adalah memperhatikan jumlah Kepala Keluarga dan jangkauan pelayanan di wilayah RT setempat Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 7 Ayat (1) penggabungan dan penghapusan RT dilakukan melalui musyawarah Kepala Keluarga atau yang mewakili dan dihadiri oleh Pengurus RT , Ketua RW dan Kepala Desa/Lurah setempat. Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara musyawarah yang dilampiri daftar hadir peserta musyawarah selanjutnya disampaikan kepada Kepala Desa/ Lurah untuk ditetapkan melalui keputusan Kepala Desa/Lurah Ayat (2) Cukup Jelas
  • 16. Pasal 8 Yang dimaksud “Buku Data Induk Penduduk RT bersangkutan” adalah buku yang berisikan data-data masyarakat/penduduk di wilayah kerja RT yang diperoleh berdasarkan pendataan secara menyeluruh oleh Ketua RT setempat Pasal 9 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 10 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Pengurus Rukun Tetangga adalah mitra kerja Ketua RT dan sesuai dengan kebutuhan. Pengurus RT ditunjuk oleh Ketua terpilih melalui musyawarah/mufakat dengan anggota RT yang diwakili oleh Kepala Keluarga atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 11 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Dalam hal seorang pengurus RW dipilih menjadi pengurus RT, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri sebagai pengurus RW. Pasal 12 Ayat (1) Panitia Pemilihan Ketua RT terdiri dari: a. Ketua yang dipilih dari anggota masyarakat setempat; b. Sekretaris yang dipilih dari anggota masyarakat setempat atau dapat dipilih dari perangkat Desa/kelurahan; c. Beberapa orang anggota yang ditentukan oleh Ketua bila dipandang perlu.
  • 17. Ayat (2) Panitia Pemilihan Ketua RT dibentuk melalui musyawarah warga yang difasilitasi oleh Kepala Desa/Lurah. Tugas Panitia Pemilihan Ketua RT adalah: a. Menerima nama-nama calon Ketua RT yang diusulkan dari peserta musyawarah pemilihan; b. Melaksanakan pemilihan Ketua; c. Mengumumkan hasil pemilihan Ketua RT; d. Membuat Berita Acara Hasil Musyawarah Pemilihan. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Ayat (1) Masa bakti pengurus RT selama 3 (tiga) tahun dipandang cukup ideal dan dengan masa bakti tersebut diharapkan pengurus dapat melaksanakan tugas secara optimal. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 15 Ayat (1) huruf a Pernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan surat keterangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang Huruf b Pernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis di atas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 18. Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Ayat (2) huruf a “Berhalangan tetap” adalah menderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupun mental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang berwenang, tidak diketahui keberadaannya, dan/atau tidak hadir dalam rapat tanpa keterangan apa pun selama 3 (tiga) bulan berturut-turut Huruf b Cukup Jelas Huruf c Pengurus RT diberhentikan yang disebabkan karena Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma adat-istiadat masyarakat setempat ditetapkan melalui musyawarah Pengurus RT dengan melibatkan Kepala Desa/Lurah, Ketua RW dan Kepala Keluarga setempat atau yang mewakili untuk: a. Mengevaluasi, menentukan bersalah atau tidaknya, memberhentikan dan mengganti pengurus RT yang dianggap melanggar tersebut; b. Apabila hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf a menyepakati bahwa pengurus RT terbukti melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau norma-norma kehidupan masyarakat, maka dapat diberhentikan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah dan selanjutnya dapat dilakukan pergantian Pengurus RT Huruf d Cukup Jelas Ayat (3) Cukup jelas
  • 19. Ayat (4) Yang dimaksud Hasil Keputusan musyawarah RT adalah hasil keputusan yang dituangkan Berita Acara Hasil Musyawarah Pergantian Antar Waktu Pengurus RT yang ditandatangani oleh Pimpinan Musyawarah serta dilampiri dengan: a. Daftar hadir peserta; b. Susunan Pengurus RT Pergantian Antar Waktu Pasal 16 Ayat (1) Musyawarah RT dinyatakan sah dan dapat menetapkan suatu keputusan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah pengurus RT dan Kepala Keluarga atau yang mewakili di lingkup RT setempat. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 17 Ayat (1) Yang dimaksud dengan bantuan dari Pemerintah Daerah adalah bantuan yang diberikan sesuai dengan kemampuan daerah. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 18 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “memperhatikan kondisi lingkungannya” adalah memperhatikan jumlah Kepala Keluarga, jumlah RT dan jangkauan pelayanan di wilayah RW setempat Ayat (2) Cukup jelas
  • 20. Pasal 19 Ayat (1) penggabungan dan penghapusan RW dilakukan melalui musyawarah Pengurus RT , pengurus RW dan Kepala Desa/Lurah setempat. Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara musyawarah yang dilampiri daftar hadir peserta musyawarah selanjutnya disampaikan kepada Kepala Desa/ Lurah untuk ditetapkan melalui keputusan Kepala Desa/Lurah Ayat (2) Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 21 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Pengurus Rukun Warga adalah mitra kerja Ketua RW dan sesuai dengan kebutuhan. Pengurus RW ditunjuk oleh Ketua terpilih melalui musyawarah/mufakat dengan seluruh pengurus RT. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 22 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Dalam hal seorang pengurus RT dipilih menjadi pengurus RW, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri sebagai pengurus RT.
  • 21. Pasal 23 Ayat (1) Panitia Pemilihan Ketua RW terdiri dari: a. Ketua yang dipilih dari anggota masyarakat setempat; b. Sekretaris yang dipilih dari anggota masyarakat setempat atau dapat dipilih dari perangkat Desa/kelurahan; c. Beberapa orang anggota yang ditentukan oleh Ketua bila dipandang perlu. Ayat (2) Panitia Pemilihan Ketua RW dibentuk melalui musyawarah warga yang difasilitasi oleh Kepala Desa/Lurah. Tugas Panitia Pemilihan Ketua RW adalah: a. Menerima nama-nama calon Ketua RW yang diusulkan dari peserta musyawarah pemilihan; b. Melaksanakan pemilihan Ketua; c. Mengumumkan hasil pemilihan Ketua RW; d. Membuat Berita Acara Hasil Musyawarah Pemilihan. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 24 Cukup Jelas Pasal 25 Ayat (1) Masa bakti pengurus RW selama 3 (tiga) tahun dipandang cukup ideal dan dengan masa bakti tersebut diharapkan pengurus dapat melaksanakan tugas secara optimal. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 26 Ayat (1) huruf a Pernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan surat keterangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang
  • 22. Huruf b Pernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis di atas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Ayat (2) huruf a “Berhalangan tetap” adalah menderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupun mental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang berwenang, tidak diketahui keberadaannya, dan/atau tidak hadir dalam rapat tanpa keterangan apa pun selama 3 (tiga) bulan berturut-turut Huruf b Cukup Jelas Huruf c Pengurus RW diberhentikan yang disebabkan karena Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma adat-istiadat masyarakat setempat ditetapkan melalui musyawarah Pengurus RW dengan melibatkan Kepala Desa/Lurah, dan seluruh Pengurus RT setempat untuk: c. Mengevaluasi, menentukan bersalah atau tidaknya, memberhentikan dan mengganti pengurus RW yang dianggap melanggar tersebut; d. Apabila hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf a menyepakati bahwa pengurus RW terbukti melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau norma-norma kehidupan masyarakat, maka dapat diberhentikan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah dan selanjutnya dapat dilakukan pergantian Pengurus RW Huruf d Cukup Jelas
  • 23. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Yang dimaksud Hasil Keputusan musyawarah RW adalah hasil keputusan yang dituangkan Berita Acara Hasil Musyawarah Pergantian Antar Waktu Pengurus RW yang ditandatangani oleh Pimpinan Musyawarah serta dilampiri dengan: a. Daftar hadir peserta; b. Susunan Pengurus RW Pergantian Antar Waktu Pasal 27 Ayat (1) Musyawarah RW dinyatakan sah dan dapat menetapkan suatu keputusan apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah Pengurus RW Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 28 Ayat (1) Yang dimaksud dengan bantuan dari Pemerintah Daerah adalah bantuan yang diberikan sesuai dengan kemampuan daerah. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 29 Cukup Jelas Pasal 30 Ayat (1) Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan toleransi terhadap keberadaan RT dan RW yang telah terbentuk sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, sehingga diharapkan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana setidak-tidaknya sampai akhir masa bakti kepengurusan masing-masing. Namun demikian ketentuan tersebut tidak dimaksudkan untuk menunda pelaksanaan Peraturan Bupati ini tanpa adanya alasan yang wajar
  • 24. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 31 Cukup Jelas Pasal32 Cukup Jelas Ditetapkan Cikarang Pusat pada tanggal 5 Mei 2010 BUPATI BEKASI, Ttd H. SA’DUDDIN Di undangkan di Cikarang Pusat Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI, ttd H. DADANG MULYADI