Masyarakat praaksara di Indonesia hidup berpindah-pindah dalam kelompok kecil untuk mencari makanan, berburu binatang, dan mengumpulkan tumbuhan liar. Mereka mulai mengenal konsep kematian dan kepercayaan roh. Teknologi mereka sangat sederhana, terdiri atas alat-alat batu, tulang, dan kayu untuk berburu, meramu makanan, dan kebutuhan lainnya.
Tradisi sejarah masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan dan
Sejarah
1. Kehidupan Manusia Pada Masa
Praaksara di Indonesia
Nama Kelompok :
1. ADAM RIZKYANA
2. ASKAR F
3. ATIKA
4. ANITA AGUSTIN
5. FUAD A.G
6. TITI SUGIARTI
2. Sistem Kepercayaan
Pada saat itu masyarakat sudah mengenal
kepercayaan pada tingkat awal. Mereka yakin
bahwa ada hubungan antara orang yang sudah
meninggal dan yang masih hidup.
Mereka telah mengenal kepercayaan sistem
penguburan sebagai bukti penghormatan terakhir
kepada orang yang meninggal. Hal ini terbukti
dengan didirikan kuburan sebagai bukti
penghormatan terakhir pada orang yang
meninggal.
3. Hal ini menunjukkan bahwa telah muncul kepercayaan pada masa
berburu dan meramu. Dengan penguburan berarti telah muncul
konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang
sudah meninggal dengan yang masih hidup.
Kepercayaan terhadap roh inilah dikenal dengan istilah Aninisme.
Aninisme berasal dari kata Anima artinya jiwa atau roh, sedangkan
isme artinya paham atau kepercayaan. Di samping adanya
kepercayaan animisme, juga terdapat kepercayaan Dinamisme.
Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu
yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contohnya yaitu kapak yang
dibuat dari batu chalcedon (batu indah) dianggap memiliki
kekuatan.
Manusia purba di Indonesia pada masa ini diperkirakan sudah
mengenal bahwa jenazah manusia itu harus dikubur. Kesadaraan
akan adanya kekuatan gaib di luar perhitungan manusia. Itulah yang
menjadi dasar kepercayaan.
4. Kehidupan sosial
1. Pada masyarakat food gathering, mereka sangat
menggantungkan diri pada alam. Dimana daerah yang
mereka tempati harus dapat memberikan persediaan
yang cukup untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu
mereka selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup berpindah-pindah adalah sebagai
berikut:
• Binatang buruan dan umbi-umbian semakin berkurang di
tempat yang mereka diami.
• Musim kemarau menyebabkan binatang buruan berpindah
tempat untuk mencari sumber air yang lebih baik.
• Mereka berusaha menemukan tempat dimana kebutuhan
mereka tersedia lebih banyak dan mudah diperoleh.
5. 2. Mereka masih hidup mengembara. Tempat tinggal sementara di
gua-gua. Ada pula kelompok yang tinggal di daerah pantai
3. Mencari makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan
liar di tepi sungai atau danau. Mereka mencari kerang sebagai
makanannya.
4. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan
pergerakan dalam mengikuti binatang buruan atau mengumpulkan
makanan.
5. Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas
kerja, laki-laki pada umumnya melakukan perburuan. Sementara
itu, para wanita mengumpulkan bahan makanan seperti buah-
buahan dan merawat anak. Mereka yang memilih dan meramu
makanan yang akan di makan.
6. Hubungan antar anggota sangat erat, mereka bekerjasama untuk
memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari
serangan kelompok lain ataupun dari binatang buas.
7. Populasi pertumbuhan penduduk sangat kecil karena situasi yang
berat, dengan peralatan yang masih sangat primitif membuat
mereka tidak dapat selamat dari berbagai bahaya.
6. Ciri-ciri sosial masyarakatnya:
1. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil
2. Hidup mengembara
3. Mencari makanan berupa binatang buruan dan
tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau.
4. Kelompok-kelompok lainnya yang tiggal di daerah
pantai. Mereka mencari binatang kerang sebagai
makanannya. Kulit-kulit kerang menjadi menumpuk
seperti bukit yang keras.
5. Kemungkinan kematian karena kecelakaan atau
karena diterkam binatang buas sangat besar, sehingga
pertumbuhan penduduk sangat kecil.
7. Kebudayaan
1. Dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula bisa
membuat rakit, lama kelamaan mereka membuat perahu.
2. Mereka belum mampu membuat gerabah, oleh karena itu, mereka
belum mengenal cara memasak makanan, salah satunya yaitu
dengan cara membakar.
3. Mereka sudah mengenal perhiasan yang sanagat primitif yaitu
dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
4. Untuk mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat
dari batu, tulang, dan kayu.
5. Pada masa itu mereka memilih untuk tinggal di gua-gua, dari
tempat tersebut ditemukan peninggalan berupa alat-alat
kehidupan yang digunakan pada masa itu, seperti:
• Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak genggam, Pahat genggam,
Alat serpih, Alat-alat dari tulang, dll.
8. Ciri-ciri Budaya :
1. Hidup dalam kelompok kecil. Sudah mempunyai cara
pembagian kerja.
2. Ruang gerak dibatasi oleh sungai-sungai besar, danau-
danau, serta hutan-hutan lebat dengan binatang buas
berkeliaran.
3. Mula-mula bisa membuat rakit. Lama-kelamaan mereka
bisa membuat perahu.
4. Belum mengenal cara memasak makanan, satu-satunya
cara hanya dengan membakar.
5. Sudah mengenal perhiasan yang sangat primitif yaitu
dengan cara merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
9. Teknologi
Teknologi masa food gathering masih sangat
rendah. Hampir semua alat-alat yang digunakan
masih sangat sederhana sekedar untuk membantu
pekerjaan mereka.