SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  36
Kata Pengantar 
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat 
dan karunianya, kami dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “.KERAJAAN 
HINDU BUDHA DI INDONESIA.” 
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu / Bapak guru yang telah 
membimbing kami dalam menger;jakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih 
kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak 
langsung dalam pembuatan makalah ini. 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik 
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi 
kesempurnaan makalah ini. 
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang 
lebih baik lagi. 
Sariwangi, 23 Oktober 2014 
Penyusun : 
Kelompok 1 
 Siti Sofia Nurarofah 
 Ai Dini Karlina 
 Ari Ardiana 
 Iking Gunaryaring 
 Lida Ahdiah Hasanah
Daftar Isi 
Kata Pengantar..................................................................................................................i 
Daftar isi..............................................................................................................................ii 
Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................1 
1.1 Latar Belakang………....................................................................................................1 
2.1 Rumusan Masalah...........................................................................................................1 
3.1 Tujuan Makalah...............................................................................................................1 
Bab 2 Pembahasan.................................................................................................................. 
2.1 Kerajaan Kediri………………………………................................................................. 
2.2 Kerajaan Singosari................................................................................................... 
Bab 3 Penutup........................................................................................................................... 
3.1 Simpulan ............................................................................................................................. 
3.2 Saran................................................................................................................................... 
BAB I
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri 
berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. 
Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya adalah raja 
terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja 
Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya 
dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. Peninggalan-peninggalan Kerajaan 
Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan 
Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan 
Empu Triguna, dan Candi Panataran. 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Kapan berdirinya Kerajaan Kediri? 
2. Bagaimana kehidupan sosial di Kerajaan Kediri? 
3. Bagaimana kehidupan ekonomi Masyarakat Kediri? 
C. TUJUAN 
1. Memahami Berdirinya Kerajaan Kediri. 
2. Memahami kehidupan sosial di Kerajaan Kediri. 
3. Memahami kehidupan ekonomi masyarakat Kediri.
KERAJAAN KEDIRI 
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad 
ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya 
terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. 
A. Berdirinya Kerajaan Kediri 
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai 
peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak 
informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca 
yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya 
ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat. 
Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan 
menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang 
terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan 
Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung 
Kawi dan sungai Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab
Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan 
menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian. 
Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan 
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan, sedangkan 
Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibu kotanya 
Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa 
berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan. 
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya 
karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta.Putra yang bernama Sri 
Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu 
Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur 
bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat dikuasai 
Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti 
Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. 
Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada 
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan menguasai 
seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan Kediri dimana 
bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga 
melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil 
karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha 
yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan 
Kediri/Panjalu atas Jenggala. 
B. Perkembangan Kerajaan Kediri 
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi 
besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala 
ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh 
tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan 
Kerajaan Jenggala. Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185- 
1222) berselisih dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel 
Tunggul Ametung. 
Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas Kerajaan 
Kediri inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada di 
bawah kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara 
(1268 – 1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang 
selama ini tunduk kepada Singasari bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk 
menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya pada tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan 
Kertanegara dan membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.
1. Perkembangan politik kerajaan Kediri 
Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji Alanjung 
(1052 – 1059 M). Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. 
Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun 
tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja 
Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri. 
Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga 
kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Raja Bameswara menggunakan 
lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang biasa disebut 
Candrakapala. Setelah Bameswara turun takhta, ia digantikan Jayabaya yang dalam masa 
pemerintahannya itu berhasil mengalahkan Jenggala. 
Pada tahun 1019 M Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga 
berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan 
berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke 
Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. 
Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan 
menjadi pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M. 
Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri 
Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih menjadi 
pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk menghindari perang 
saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan ibu kota 
Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut 
mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi 
kerajaan yang subur dan makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan 
dibayang- bayangi Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan 
suasana gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja 
– raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan jenggala, 
kerajaan kembali dipersatukandi bawah kekuasaan Kediri. 
1. Kehidupan Politik Masyarakat Kediri 
 Hubungan antara raja dan pejabat menengah kerajaan dapat bersifat langsung 
 Kalangan intelektual dari kalangan brahma diundang untuk ikut serta dalam 
pemerintahan 
 Organisasi meliter diperkuat. Tindakan ini dilakukan untuk memenangkan persaingan 
melawan Ganggak dan menciptakan keamanan 
 Pengaturan penyaluran air dimedernisasikan untuk meningkatkan ekonomi
C. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri 
Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, 
adapun raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah: 
a. Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu 
Jayawarsa adalah raja pertama kerajaan Kediri dengan prasastinya yang berangka tahun 
1104. Ia menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu. 
b. Kameshwara 
Raja ke dua kerajaan Kediri yang bergelar Sri Maharajarake Sirikan Shri Kameshwara 
Sakalabhuwanatushtikarana Sarwwaniwaryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa, yang 
lebih dikenal sebagai kameshwara I (1115 – 1130). Lancana kerajaanya adalah tengkorak 
yang bertaring disebut Candrakapala. Dalam masa pemerintahannya Mpu Darmaja telah 
mengubah kitab samaradana. Dalam kitab ini sang raja di puji–puji sebagai titisan dewa 
Kama, dan ibukotanya yang keindahannya dikagumi seluruh dunia bernama Dahana. 
Permaisurinya bernama Shri Kirana, yang berasal dari Janggala. 
c. Jayabaya 
Raja kediri ketiga yang bergelar Shri Maharaja Shri Kroncarryadipa 
Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayotunggadewanama Shri Gandra. Dengan 
prasatinya pada tahun 1181. Raja Kediri paling terkenal adalah Prabu Jayabaya, di bawah 
pemerintahannya Kediri mencapai kejayaan. Keahlian sebagai pemimpin politik yang ulung 
Jayabaya termasyur dengan ramalannya. Ramalan–ramalan itu dikumpulkan dalam satu kitab 
yang berjudul jongko Joyoboyo. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dan hal 
budaya dan kesusastraan tidak tanggung–tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh 
kedepan menjadikan prabu Jayabaya layak dikenang. 
d. Prabu Sarwaswera 
Sebagai raja yang taat beragama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh 
prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah 
engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah mooksa, 
yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang 
menuju kearah kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar. 
e. Prabu Kroncharyadipa 
Namanya yang berarti beteng kebenaran, sang prabu memang senantiasa berbuat adil 
pada masyarakatnya. Sebagai plemeluk agama yang taat mengendalikan diri dari 
pemerintahannya dengan prinsip, sad kama murka, yakni enam macam musuh dalam diri 
manusia. Keenam itu adalah kroda (marah), moha (kebingungan), kama (hawa nafsu), loba 
(rakus), mada (mabuk), matsarya (iri hati).
f. Srengga Kertajaya 
Srengga Kertajaya tak henti–hentinya bekerja keras demi bangsa negaranya. 
Masyarakat yang aman dan tentram sangat dia harapkan. Prinsip kesucian prabu Srengga 
menurut para dalang wayang dilukiskan oleh prapanca. Pemerintahan Kertajaya Raja terakhir 
pada masa Kediri. Kertajaya raja yang mulia serta sangat peduli dengan rakyat. Kertajaya 
dikenal dengan catur marganya yang berarti empat jalan yaitu darma, arta, kama, moksa. 
2. Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kediri 
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat 
meningkat masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, 
bersih, dan rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang Kediri 
telah memakai kain sampai di bawah lutut. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan 
damai maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni 
sastra. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang. 
Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi 
sebelumnya juga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab Hariwangsa dan 
Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya, kitab Simaradahana karya 
Mpu Darmaja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya Mpu Tan Akung, kitab Kresnayana 
karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka karya Mpu Monaguna. Semuanya itu 
dihasilkan pada masa pemerintahan Kameswara. 
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai 
peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak 
informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca 
yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya 
ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat. 
Kehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam 
kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M. Kitab tersebut 
menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya 
diurai. Rumah-rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang 
berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memerhatikan keadaan rakyatnya 
sehingga pertanian, peternakan, dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup pesat. 
Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan 
kedudukan dalam pemerintahan kerajaan: 
1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam 
lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya. 
2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para 
pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah). 
3. Golongan masyarakat non pemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak 
mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau 
masyarakat wiraswasta. Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus 
dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Di samping itu, ada 1.000 pegawai
rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, 
dan gedung persediaan makanan. 
Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000- 
1049). Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara anak-anak selirnya. 
Tidak ada bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi beberapa 
bagian. Dalam babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima bagian. Tetapi dalam 
perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut, yaitu Kediri (Pangjalu) dan 
Jenggala. Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan mendapat ibukota lama, yaitu 
Dahanaputra, dan nama kerajaannya diubah menjadi Pangjalu atau dikenal juga sebagai 
Kerajaan Kediri. 
Kondisi Ekonomi pada Jaman Kerajaan Kadiri 
Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. 
Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Dengan demikian dipandang 
dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan 
kerajaan memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya dibayar dengan hasil bumi. 
Keterangan ini diperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta. 
3. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Kediri 
Kehidupan ekonomi kerajaan Kediri bersumber pada usaha pertanian, peternakan, dan 
perdagangan. Penduduk kerajaan Kediri menanam kapas dan memelihara ulat sutera. Hasil 
pertanian utamanya adalah berupa beras. 
Karya Sastra dan Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri 
Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri diantaranya yaitu: 
 Prasasti Banjaran yang berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu 
atau Kadiri atas Jenggala 
 Prasasti Hantang tahun 1135 atau 1052 M menjelaskan Panjalu atau Kadiri pada 
masa Raja Jayabaya.Pada prasasti ini terdapat semboyan Panjalu Jayati yang artinya 
Kadiri Menang.Prasasti ini di keluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk 
penduduk Desa Ngantang yang setia pada Kadiri selama perang dengan Jenggala.Dan 
dari Prasasti tersebut dapat di ketahui kalau Raja Jayabhaya adalah raja yang berhasil 
mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kadiri. 
 Prasasti Jepun 1144 M 
 Prasasti Talan 1136 M Seni sastra juga mendapat banyak perhatian pada zaman 
Kerajaan Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah 
dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi 
kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan, kemenangan. 
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 
1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab 
ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai 
kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.
Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. 
Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang 
menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat 
pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang 
menulis Kresnayana. 
Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita Cina 
yang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri 
yang tidak ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina tersebut disusun melalui kitab yang 
berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi 
yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M. Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra 
maupun kitab yang ditulis orang-orang Cina tersebut perkembangan Kediri. 
Runtuhnya Kediri 
Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi 
pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar 
agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta 
perlindungan Ken Arok , akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di 
desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan 
Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri. 
Setelah berhasil mengalahkan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah 
pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari, Raden Wijaya, 
berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang 
memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat 
tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan 
untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya 
untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura 
di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan 
Jayakatwang mudah dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri. 
Kitab-kitab yang terdapat pada Kerajaan Kediri : 
a. Kitab Arjuna Wiwaha 
Penulis : Mpu Kanwa (abad ke-10 M) 
Judul : Arjuna Wiwaha 
Isi : Kakimpoi ini menceritakan sang Arjuna ketika ia bertapa di gunung 
Mahameru. Lalu ia diuji oleh para Dewa, dengan dikirim tujuh bidadari. Bidadari ini 
diperintahkan untuk menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan 
Tilottama. Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Batara Indra datang sendiri 
menyamar menjadi seorang brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra 
menyatakan jati dirinya dan pergi. Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk 
dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang 
datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah batara Siwa. Setelah itu Arjuna 
diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. 
Arjuna berhasil dalam tugasnya dan diberi anugerah boleh mengawini tujuh bidadari ini.
b. Kitab Bharatayudha 
Penulis : Mpu Sedah dan Mpu Panuluh (abad ke-12 M) 
Judul : Bharatayudha 
Isi : Mencerutakan perang saudara 18 hari antara keluarga Pandhawa dan Kurawa. 
Kitab ini menurut banyak ahli sejarah sebenarnya gambaran Kediri semasa perang saudara 
Pangjalu dan Daha yang rebutan kekuasaan antara kakak-adik yang terdpat pada prasasti 
Ngantang. Kisah Kakimpoi Bharatayuddha kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Baru 
dengan judul Serat Bratayuda oleh pujangga Yasadipura I pada zaman Kasunanan Surakarta. 
c. Kitab Simaradahana 
Penulis : Mpu Darmaja 
Judul : Simaradahana 
Isi : Mengisahkan hilangnya suami istri, Dewa Kama dan Dewi Ratih, karena api 
yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa. Kama dan Ratih menjelma menjadi manusia dan 
mengembara di dunia untuk menggoda manusia. Kitab itu dikarang oleh Mpu Dharmaja pada 
masa Sri Kameswara yang dalam Smaradahana dianggap sebagai titisan Dewa Kama. istriSri 
kameswara yang bernama Sri Kirana yang sangat cantik, dianggap sebagai titisan Dewi 
Ratih. Sri Kirana adalah putri kerajaan Janggala. Sri Kameswara dalamkesusastraan Jawa 
disebut panji Inu Kertapati atau Panji Kudawanengpati. Sri Kirana yang disebut juga 
candrakirana merupakan dasar cerita Panji. 
d. Kitab Krisnaya 
Penulis : MpuTriguna (abad ke-5 M) 
Judul : Krisnaya 
Isi : Dewi Rukmini, putri prabu Bismaka di negeri Kundina, sudah dijodohkan 
dengan Suniti, raja negerei Cedi. Tetapi ibu Rukmini, Dewi Pretukirti lebih suka jika putrinya 
menikah dengan Kresna. Maka karena hari besar sudah hampir tiba, lalu Suniti dan 
Jarasanda, pamannya, sama-sama datang di Kundina. Pretukirti dan Rukmini diam-diam 
memberi tahu Kresna supaya datang secepatnya. Kemudian Rukmini dan Kresna diam-diam 
melarikan diri. Mereka dikejar oleh Suniti, Jarasanda dan Rukma, adik Rukmini, beserta para 
bala tentara mereka. Kresna berhasil membunuh semuanya dan hampir membunuh Rukma 
namun dicegah oleh Rukmini. Kemudian mereka pergi ke Dwarawati dan melangsungkan 
pesta pernikahan.
e. Kitab Hariwangsa 
Penulis : Mpu Panuluh 
Judul : Hariwangsa 
Isi : Menceritakan asal-usul Kresna (Krishna), sepupu Pandawa yang menjadi 
penasehat Pandawa dalam perang Bharatayudha. Kresna pula yang menyemangati Arjuna 
yang patah semangat untuk berperang melawan Kurawa karena ia harus berhadapan dan 
membunuh guru, leluhur, dan sanak-saudaranya sendiri. 
f. Kitab Gatutkacasraya 
Penulis : Mpu Panuluh 
Judul : Gatutkacasraya 
Isi : Menceritakan perkawinan Abimayu, putra Arjuna dengan Siti Sundari atas 
bantuan Gataotkaca, puta Bima. 
g. Kitab Mahabrata 
Penulis : Resi Wiyasa 
Judul : Mahabrata 
Isi : Menceritakan pertikaian antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapura, 
yakni Pandawa sebagai pihak kebaikan melawan pihak Kurawa sebagai pihak kebatilan. 
Pandawa (lima bersaudara) dan Kurawa (seratus bersaudara: 99 laki-laki, 1 wanita) adalah 
saudara sepupu dari garis ayah. Peperangan antara mereka dikenal dengan Bharatayudha 
(Peperangan antara keturunan Bharata), yang berlangsung di lapang Kurusetra dan 
dimenangkan pihak Pandawa. Meski menang, banyak saudara dan raja pembantu dari 
Pandawa yang gugur dalam perang. 
h. Kitab Lubdaka dan Kitab Warasancaya 
Penulis : Mpu Tan Akung (abad ke-11 M) 
Judul : Lubdaka dan Warasancaya 
Isi : Menceritakan seseorang yang bernama Lubdaka yang dilukiskan sebagai 
pemburu yang tentu saja gemar membunuh binatang-binatang buruan di hutan. Pada suatu 
hari, ia tidak dapat binatang buruan, kemudian kemalaman dan dia naik pohon maja. Karena 
takut terjatuh dan akan menjadi santapan binatang buas (padahal binatangnya tidak ada) ia 
memetik daun maja dan dijatuhkannya ke tanah. Maksudnya supaya bisa ia bisa menahan 
kantuk. Sebagai tanda terima kasih dewa Syiwa kemudian mengijinkan Lubdaka masuk 
kedalam taman sorga dan dosa-dosanya di ampuni. Cerita ini merupakan saduran dari 
mitologi India yang bertalian dengan upacara kegamaan Shiwaratri yang pada jaman 
majapahit sudah
i. Kitab Ling Way Taita 
Penulis : Chou Ku Fei (1178 M) 
Judul : Ling Way Taita 
Isi : Berisi kehidupan tata pemerintahan dan keadaan di istanaatau benteng pada 
masa kerajaan kediri. 
j. Kitab Chu Fang Chi 
Penulis : Chau Ju Kua (1225 M) 
Judul : Chu Fang Chi 
Isi : Menceritakan bahwa Asia Tenggara tumbuh dua kerajaan besar dan kaya 
yaitu Jawa dan Sriwijaya. Kitab ini juga menceritakan keadaan tanah jajahan dan sifat rakyat 
kedua negara itu. 
Raja-raja di Kerajaan Kediri : 
1. Raja Sri Jayawarsa 
Hanya dapat diketahui dari prasasti Sirah Keting (1104 M). Pada masa 
pemerintahannya Raja Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda 
penghargaan, karena rakyat telah berjasa kepada Raja. Dari prasasti itu diketahui Raja 
Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada masyarakat (rakyat) dan berupaya meningkatkan 
kesejahteraan rakyatnya. 
2. Raja Bameswara (1117M) 
Banyak meninggalkan Prasasti seperti yang ditemukan didaerah Tulung Agung dan 
Kertosono. Prasasti seperti yang ditemukan itu lebih banyak memuat masalah-masalah 
keagamaan sehigga sangat baik diketahui keadaan pemerintahannya. 
3. Raja Jayabaya (1135-1157M) 
Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika diperintah oleh Prabu Jayabaya. 
Sukses gemilang Kerajaan Kediri didukung oleh tampilnya cendekiawan terkemuka Empu 
Sedah, Panuluh, Darmaja, Triguna dan Manoguna. Mereka adalah jalma sulaksana, manusia 
paripurna yang telah memperoleh derajat oboring jagad raya. Di bawah kepemimpinan Prabu 
Jayabaya, Kerajaan Kediri mencapai puncak peradaban terbukti dengan lahirnya kitab-kitab 
hukum dan kenegaraan sebagaimana terhimpun dalam kakawin Baratayuda, Gathutkacasraya, 
dan Hariwangsa yang hingga kini merupakan warisan ruhani bermutu tinggi. 
Strategi kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya memang 
sangat mengagumkan (Gonda, 1925 : 111). Kerajaan yang beribukota di Dahono Puro bawah 
kaki Gunung Kelud ini tanahnya amat subur, sehingga segala macam tanaman tumbuh 
menghijau. Pertanian dan perkebunan hasilnya berlimpah ruah. Di tengah kota membelah 
aliran sungai Brantas. Airnya bening dan banyak hidup aneka ragam ikan, sehingga makanan
berprotein dan bergizi selalu tercukupi. Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala, 
dekat Surabaya, dengan naik perahu menelusuri sungai. Roda perekonomian berjalan lancar 
sehingga kerajaan Kediri benar-benar dapat disebut sebagai negara yang gemah ripah loh 
jinawi tata tentrem karta raharja. 
Prabu Jayabaya memerintah antara 1130 – 1157 M. Dukungan spiritual dan material 
dari Prabu Jayabaya dalam hal hukum dan pemerintahan tidak tanggung-tanggung. Sikap 
merakyat dan visinya yang jauh ke depan menjadikan Prabu Jayabaya layak dikenang 
sepanjang masa. Kalau rakyat kecil hingga saat ini ingat pada beliau, hal itu menunjukkan 
bahwa pada masanya berkuasa tindakannya selalu bijaksana dan adil terhadap rakyatnya. 
Di samping sebagai raja besar. Raja Jayabaya juga terkenal sebagai ahli nujum atau 
ahli ramal. Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam sebuah kitab Jongko Joyoboyo.Dalam 
ramalannya, Raja Jayabaya menyebutkan beberapa hal seperti ratu adil yang akan datang 
memerintah Indonesia. 
4. Raja Sri Saweswara (berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti 
Kahyunan (1161) 
Sebagai raja yang taat beragama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh 
prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah 
engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah moksa, yaitu 
pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju 
kearah kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar. 
5. Raja Sri Aryeswara (berdasarkan prasasti Angin (1171) 
Sri Aryeswara adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1171. Nama gelar 
abhisekanya ialah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. 
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya 
berupa prasasti Angin, 23 maret 1171. Lambang kerajaan Kadiri saat itu adalah Ganesha. 
Tidak diketahui pula kapan ia pemerintahannya berakhir. Raja Kadiriselanjutnya berdasarkan 
prasasti Jaring adalah Sri Gandra. 
6. Raja Sri Gandra 
Masa pemerintahan Raja Gandra (1181 M) dapat diketahui dari Prasasti Jaring, yaitu tentang 
penggunaan nama hewan dalam kepangkatan seperti nama gajah, kebo dan tikus. Nama-nama 
tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana. 
7. Raja Sri Kameswara (berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin 
Smaradahana) 
Pada masa pemerintahan Raja Kameswara (1182-1185 M), seni sastra mengalami 
perkembangan yang sangat pesat. Di antaranya Empu Dharmaja mengarang Smaradhana. 
Bahkan pada masa pernerintahannya juga dikenal cerita-cerita panji seperti cerita Panji 
Semirang.
8. Raja Sri Kertajaya (1190-1222 M) ( berdasarkan prasasti Galunggung (1194), 
Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), 
Nagarakretagama, dan Pararaton). 
Merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kediri. Raja Kertajaya juga dikenal dengan 
sebutan Dandang Gendis. Selama masa pemerintahannya, kestabilan kerajaan menurun. Hal 
ini disebabkan Raja Kertajaya mempunyai maksud mengurangi hak-hak kaum Brahmana. 
Keadaan ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan Kediri 
semakin tidak aman. 
Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel yang saat itu 
diperintah oleh Ken Arok. Mengetahui hal ini. Raja Kertajaya kemudian mempersiapkan 
pasukan untuk menyerang Tumapel. Sementara itu. Ken Arok dengan dukungan kaum 
Brahmana melakukan serangan ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat 
Ganter (1222 M). Dalam pertempuran itu pasukan dari Kediri berhasil dihancurkan. Raja 
Kertajaya berhasil meloloskan diri (namun nasibnya tidak diketahui secara pasti). Kekuasaan 
Kerajaan Kediri berakhir dan menjadi daerah bawahan Kerajaan Tumapel.
10 Benda-benda dan Bangunan Peningalan 
Kerajaan Kediri 
Siapa sih yang tidak tahu Kerajaan Kediri?? kerajaan yang sangat tersohor di Jawa Timur 
ini merupakan salah satu kerajaan terbesar d Indonesia. Namun, hanya ada sedikit 
peninggalan mengenai kerajaan ini, dan inilah beberapa peninggalan Kerajaan Kediri yang 
berhasil saya temukan dan kutip dari berbagai website... 
1. Candi Penataran 
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, 
di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian 
candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar 
tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, 
Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. 
2. Candi Gurah
http://bumikediri.blogspot.com 
Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957 pernah 
ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs Tondowongso yang 
dinamakan Candi Gurah namun karena kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur 
kembali. 
3. Candi Tondowongso 
Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada awal tahun 
2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini 
dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun 
terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun Prof.Soekmono
pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini 
diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat. 
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai 
peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat politik 
dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah 
karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil 
pahatan. 
4. Arca Buddha Vajrasattva 
Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan 
sekarang merupakan Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman. 
5. Prasasti Kamulan
http://dimassahrul.files.wordpress.com 
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini 
dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, 
atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek 
sendiri tepatnya pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194. 
6. Prasasti Galunggung 
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar bawah 75 cm. 
Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di sekeliling prasasti Galunggung banyak 
terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang 
masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran 
rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah 
lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 
1123 C di salah satu sisi prasasti. 
(from http://www.radartulungagung.co.id) 
7. Prasasti Jaring
http://travellers2009.wordpress.com 
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa pengabulan 
permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja 
sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama 
hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri, misalnya 
Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning. 
8. Candi Tuban 
(dok. Kompas / Dody Wisnu Pribadi) 
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung. Aksi 
Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan dan benda yang dianggap
berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang 
melarang merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker. 
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi ini terletak di 
Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Candi ini 
terletak sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki 
candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang 
kambing, ayam dan bebek. 
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira – kira setengah 
sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa tersingkap dan relatif masih 
utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban 
menggambarkan tokoh laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang 
laki – laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan. 
(from http://sebuah-dongeng.blogspot.com) 
9. Prasasti Panumbangan 
http://tatkalam.blogspot.com 
Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan prasasti Panumbangan 
tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas 
daun lontar ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa Panumbangan 
sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja 
sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.
10. Prasasti Talan 
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini berangka 
tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk Garudhamukalancana 
pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta 
bersayap. Isi prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk 
wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan 
Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 
1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari 
kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas 
batu dengan cap kerajaan Narasingha. 
Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang amat sangat 
terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.
KERAJAAN SINGOSARI/SINGHASARI 
Kerajaan Singosari / Singhasari (1222 M – 1293 M) 
Adalah sebuah Kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 
1222. Lokasi Kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Kabupaten 
Malang. Dan merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Majapahit (1293 M – awal abad ke 
6 M). Nama resmi Kerajaan Singosari sendiri sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. 
Menurut Kitab Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan 
Tumapel bernama Kutaraja. Seperti yang tertulis pula pada Prasasti Kudadu.Menurut Kitab 
Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahanKerajaan Kadiri/Kediri. Yang 
menjabat sebagai akuwu (setara jabatan Camat jaman sekarang) Tumapel saat itu adalah 
Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang 
bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. 
Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. 
Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri.Pada tahun 
1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya (Raja Kediri) melawan kaum brahmana. Para 
brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi Raja 
pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kediri 
meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok. 
Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak 
ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra 
peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang 
menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga 
menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar 
adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja 
dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di 
Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes 
istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan 
kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum 
Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M 
/1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada
pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel 
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. 
Sistem Pemerintahan Kerajaan Singasari 
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi 
pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton 
menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati 
(1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh 
Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang 
memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama 
Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya 
adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah 
Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung. 
Prasasti Mula Malurung 
Kejayaan Kerajaan Singasari 
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 – 
1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luarJawa.Pada 
tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai 
benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra 
adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya 
dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari 
Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara. 
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada 
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta 
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol.Namun permintaan itu ditolak tegas oleh 
Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar 
Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali,Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
Sumber sejarah : 
Adapun sumber sejarah dalam mempelajari kerajaan Singasari dapat diperoleh dari 
berbagai prasasti, karyasastra, catatan, maupun bangunan candi. Sumber tersebut meliputi : 
A. Kitab Pararaton 
Kitab ini berisi cerita mitos daririwayat Ken Arok yang penuh keajaiban hingga 
riwayat raja-raja Singasari. 
B. Kitab Negarakertagama 
Kitab ini merupakan karya Mpu Prapanca (1365) yang berisi perkembangan 
kehidupan kerajaan Majapahit dan memuat pula raja yang berkuasa di Singasari. 
C. Kidung Harsawijaya 
Kidung ini menyebutkan raja Jayakatwang sebagai samantharaja (raja bawahan) yang 
patuh kepada Kertanegara. Namun dalam perkembangannya, Jayakatwang pada akhirnya 
menyerang kedudukan Kertanegara. 
Perkembangan kerajaan Singasari banyak diwarnai dengan pembunuhan. Hal ini 
dapat dilihat dari raja yang memerintah : 
1. Ken Arok (1222–1227 M) 
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja 
Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya 
Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni 
Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah 
selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang 
suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam 
bangunan Siwa–Buddha. 
2. Anusapati (1227–1248 M) 
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan 
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak 
melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung 
ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra 
Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung 
ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk 
mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, 
secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan 
langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan 
di Candi Kidal.
Candi Kidal 
3. Tohjoyo (1248 M) 
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh 
Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati 
yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa 
Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian 
menduduki singgasana. 
4. Ranggawuni (1248–1268 M) 
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya 
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi 
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan 
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M 
Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja 
muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada 
tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago 
sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
Candi Jago 
5. Kertanegara (1268-1292 M) 
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita 
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri 
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang 
mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk 
dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot 
dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide 
dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat 
diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan 
ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai 
Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya 
atas perintah Raja Kertanegara. 
Arca Amoghapasa 
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, 
Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan
persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan 
Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan 
termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan 
melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai 
Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke 
Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan 
Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. 
Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan 
dari arah selatan merupakan pasukan inti. 
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil 
masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. 
Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja 
berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil 
menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan 
kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan 
dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama 
Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka 
Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan 
Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai 
Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama 
Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya. 
KEHIDUPAN KERAJAAN 
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika 
Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan 
masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada 
pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia 
larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial 
masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf 
kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari 
pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri. 
Politik Dalam Negeri : 
 Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata 
digantikan oleh Aragani, dll. 
 Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang 
(Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya. 
 Memperkuat angkatan perang. 
Politik Luar Negeri : 
 Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta 
melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka. 
 Menguasai Bali. 
 Menguasai Jawa Barat. 
 Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi 
Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah 
patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung 
Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan 
perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun 
Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran 
Tantrayana). 
Kehidupan Politik 
Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah 
Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut. 
Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan 
Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan 
baru dengan nama Kerajaan Singasari. 
Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa 
Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti 
Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa 
sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar 
keturunan-keturunan Ken Arok (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh 
perilaku dan tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok 
memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, 
saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes 
dengan suami pertamanya Tunggul Ametung). 
Raja Anusapati Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung 
dipegang oleh Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (1227- 
1248 M), Anusapati tidak melakukan pembaruan-pembaruan, karena Anusapati larut dengan 
kegemarannya sendiri, yaitu menyabung ayam. 
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai kepada putra Ken Arok 
dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka 
menyabung ayam, karena itu Anusapati diundang untuk menyabung ayam di Gedong Jiwa 
(tempat kediaman Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat aduan ayamnya, secara 
tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandring yang dibawa Anusapati dan langsung 
menusukkan ke punggung Anusapati hingga ia meninggal. 
Raja Tohjaya Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh 
Tohjaya. Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), 
karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati. 
Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta kerajaan kepada 
Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa 
Cempaka. Rencana Tohjaya telah diketahui oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, 
sehingga keduanya melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya menangkap mereka. 
Untuk menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya 
mengirim pasukan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal akhirnya 
menyadari bahwa yang berhak atas tahta kerajaan ternyata Ranggawuni, maka ia berbalik
memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka 
dan Lembu Ampal berhasil merebut tahta kerajaan dari tangan Tohjaya. Selanjutnya 
Ranggawuni menduduki tahta Kerajaan Singasari. 
Raja Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Sri 
JayaWisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka 
memerintah bersama Kerajaan Singasari (1248-1268 M). Wisnuwardhana sebagai raja, 
Narasinghamurti sebagai Ratu Angabhaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa 
keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya 
sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan maksud untuk mempersiapkan putranya yang bernama 
Kertanegara menjadi seorang raja besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana 
meninggal dunia (dialah satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan 
Singasari), tahta KerajaaSingasari beralih kepada Kertanegara. 
Raja Kertanegara Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja terkemuka dan 
raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Singasari 
mencapai masa kejayaannya. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintahan 
Raja Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani. 
Setelah keadaaan Jawa Timur dianggap baik, Raja Kertanegara melangkah ke luar Jawa 
Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan 
Singasari. 
Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam 
dan luar negeri. Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja 
Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut. 
a.Kebijakan dalam negeri 
 Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak. 
 Memelihara keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan 
kerukunan dan politik yang stabil. 
b.Kebijakan Luar Negeri 
 Menggalang persatuan ‘Nusantara’ dengan mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke 
Kerajaan Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang. 
 Menggalang kerjasama dengan kerajaan lain. Contohnya menjalin persekutuan 
dengan kerajaan Campa. 
Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, di satu sisi Kertanegara berhasil 
mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisi yang lain 
muncul beberapa ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yang muncul 
dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegara tidak mau 
mengakui kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-chi. Dari dalam 
adanya serangan dari Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya 
Wiraraja Bupati Sumenep yang tidak diduga sebelumnya. Kertanegara terbunuh, maka 
jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri. Setelah Kertanegara 
meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawi sebagai Syiwa Budha, di 
candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina (Wairocana) bersama
permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman Anda, tentang candi Singosari 
tempat Kertanegari di muliakan, 
Kehidupan Ekonomi 
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada 
kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena Singosari 
merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo 
sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran. 
Kehidupan Budaya 
Gambaran perkembangan kebudayaan sejak berdirinya kerajaan Singosari terlihat dari 
di temukannya peninggalan berupa candi – candi dan patung yang di bangun dari zaman 
kekuasaan Singosari. Diantaranya seperti candi Kidal, Jago, dan candi Singosari. Sedangkan 
patung yang di temukan adalah patung Ken Dedes sebagai dewi Prajnaparamita lambing 
kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam bentuk Joko Dolok yang di temuksn dekat 
Surabaya dan patung Amoghapasa juga perwujudan dari raja Kertanegara yang dikirim ke 
Dharmacraya ibu kota kerajaan Melayu. Kedua perwujudan patung tersebut dapat di ketahui 
bahwa raja Kertanegara beragama Budha beraliran Tantrayana (Tantriisme). 
Peniggalan – peninggalan Kerajaan Singasari 
1. Candi Singosari 
Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada 
lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada 
Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman 
komplek candi, candi ini merupakan tempat “pendharmaan” bagi raja Singasari terakhir, 
Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara 
Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai 
dibangun.
2. Candi Jago 
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik, 
karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar 
petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan 
keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit. 
3. Candi Sumberawan 
Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. 
Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan 
Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi ini 
sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah 
yang memberi nama Candi Rawan.
4. Arca Dwarapala 
Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs 
sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga 
saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari. 
5. Prasasti Manjusri 
Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca 
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang tersimpan di 
Museum Nasional Jakarta. 
6. Prasasti Mula Malurung 
Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan 
desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan 
tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas 
perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari. 
Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang 
berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa 
Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual 
barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat 
ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
7. Prasasti Singosari 
Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten 
Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara 
Jawa. 
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi 
pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini 
merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda 
angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara 
pembangunan sebuah caitya. 
8. Candi Jawi 
Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan – Kecamatan 
Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat 
peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan 
abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada 
Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan 
tempat peribadatan Raja Kertanegara. 
9. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca 
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti 
Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21 
November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara 
dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat Jina 
(Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada bagian bawahnya. 
10. Candi Kidal 
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini 
dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari 
Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 – 1248). Kematian Anusapati dibunuh 
oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai 
bagian dari kutukan Mpu Gandring.
RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI 
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung 
singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang 
kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk 
mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami 
keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati 
Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara 
sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, 
Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan 
Tumapel-Singasari pun berakhir.

Contenu connexe

Tendances

sejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnyaFitriHastuti2
 
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKSEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKmaghfiraputeri
 
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Indonesia - Kerajaan SriwijayaSejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijayahanakamilah4
 
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...Mulia Fathan
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningAgoeng R Aiueo
 
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa  Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa Akbarul Umam
 
Sejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit newSejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit newPurna Senda
 
Kerajaan holing atau kerajaan kalingga ppt
Kerajaan holing atau kerajaan kalingga pptKerajaan holing atau kerajaan kalingga ppt
Kerajaan holing atau kerajaan kalingga pptFaradina Tshania Laily
 
Perang padri sejarah wajib
Perang padri sejarah wajibPerang padri sejarah wajib
Perang padri sejarah wajibRakha Al
 
Makalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa Darma
Makalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa DarmaMakalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa Darma
Makalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa DarmaThufailah Mujahidah
 
Kerajaan kalingga power point
Kerajaan kalingga power pointKerajaan kalingga power point
Kerajaan kalingga power pointSiti Nur Khotimah
 

Tendances (20)

Sejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediriSejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediri
 
Voc vs Mataram
Voc vs MataramVoc vs Mataram
Voc vs Mataram
 
sejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan ternate tidore poltik ekonomi dan letak geografisnya
 
Ppt 3 kerajaan bali
Ppt 3 kerajaan baliPpt 3 kerajaan bali
Ppt 3 kerajaan bali
 
Kerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri LengkapKerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri Lengkap
 
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKSEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
 
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Indonesia - Kerajaan SriwijayaSejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
 
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
Kelompok 4. Kerajaan Pajang (Sejarah kelas II SMA/MA ~ Kerajaan Islam di Indo...
 
Kerajaan Kalingga
Kerajaan KalinggaKerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga
 
Presentasi demak
Presentasi demakPresentasi demak
Presentasi demak
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
 
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa  Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
 
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-TalloKerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo
 
Sejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit newSejarah lengkap kerajaan majapahit new
Sejarah lengkap kerajaan majapahit new
 
Kerajaan holing atau kerajaan kalingga ppt
Kerajaan holing atau kerajaan kalingga pptKerajaan holing atau kerajaan kalingga ppt
Kerajaan holing atau kerajaan kalingga ppt
 
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan  Mataram  IslamKerajaan  Mataram  Islam
Kerajaan Mataram Islam
 
Perang padri sejarah wajib
Perang padri sejarah wajibPerang padri sejarah wajib
Perang padri sejarah wajib
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Makalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa Darma
Makalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa DarmaMakalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa Darma
Makalah Kerajaan Buleleng dan Dinasti Wangsa Darma
 
Kerajaan kalingga power point
Kerajaan kalingga power pointKerajaan kalingga power point
Kerajaan kalingga power point
 

En vedette

Syahwat kekuasaan di garut by mustafa fatah
Syahwat kekuasaan di garut by mustafa fatahSyahwat kekuasaan di garut by mustafa fatah
Syahwat kekuasaan di garut by mustafa fatahDiana Pusfita
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesiaxak3d
 
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Sandyarini Melati Irawan
 
Soal latihan ujian sekolah ips sd
Soal latihan ujian sekolah ips sdSoal latihan ujian sekolah ips sd
Soal latihan ujian sekolah ips sdmardiyanto83
 

En vedette (7)

Syahwat kekuasaan di garut by mustafa fatah
Syahwat kekuasaan di garut by mustafa fatahSyahwat kekuasaan di garut by mustafa fatah
Syahwat kekuasaan di garut by mustafa fatah
 
SEJARAH KELAS X K13
SEJARAH KELAS X K13SEJARAH KELAS X K13
SEJARAH KELAS X K13
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 
Kerajaan kediri
Kerajaan kediriKerajaan kediri
Kerajaan kediri
 
kerajaan kediri
kerajaan kedirikerajaan kediri
kerajaan kediri
 
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
 
Soal latihan ujian sekolah ips sd
Soal latihan ujian sekolah ips sdSoal latihan ujian sekolah ips sd
Soal latihan ujian sekolah ips sd
 

Similaire à KERAJAAN KEDIRI

Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Vichrista Arista
 
Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Vichrista Arista
 
Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Vichrista Arista
 
Sejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediriSejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediriPuput Ym
 
kerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docxkerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docxlenytrisusilo
 
Kerajaan Singasari.pptx
Kerajaan Singasari.pptxKerajaan Singasari.pptx
Kerajaan Singasari.pptxwahyualhadi3
 
KERAJAAN_KEDIRI.pptx
KERAJAAN_KEDIRI.pptxKERAJAAN_KEDIRI.pptx
KERAJAAN_KEDIRI.pptxakunbotcoc111
 
Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari
Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari
Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari Debby Zalina
 
Kerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 Purworejo
Kerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 PurworejoKerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 Purworejo
Kerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 Purworejoshaayu
 
Karya ilmiah kerajaan singasari
Karya ilmiah kerajaan singasariKarya ilmiah kerajaan singasari
Karya ilmiah kerajaan singasariwrindra
 
Sejarah Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan SingasariSejarah Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan SingasariAprilia Dewi
 

Similaire à KERAJAAN KEDIRI (20)

Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)
 
Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)
 
Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)Yovita kristin (090210302079)
Yovita kristin (090210302079)
 
Sejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediriSejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediri
 
Sejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediriSejarah kerajaan kediri
Sejarah kerajaan kediri
 
Kerajaan Kediri
Kerajaan KediriKerajaan Kediri
Kerajaan Kediri
 
ppt ppkn.pdf
ppt ppkn.pdfppt ppkn.pdf
ppt ppkn.pdf
 
kerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docxkerajaan kediri.docx
kerajaan kediri.docx
 
Kerajaan Singasari.pptx
Kerajaan Singasari.pptxKerajaan Singasari.pptx
Kerajaan Singasari.pptx
 
Presentation sejarah
Presentation sejarahPresentation sejarah
Presentation sejarah
 
Tugas sejarah (2)
Tugas sejarah (2)Tugas sejarah (2)
Tugas sejarah (2)
 
KERAJAAN_KEDIRI.pptx
KERAJAAN_KEDIRI.pptxKERAJAAN_KEDIRI.pptx
KERAJAAN_KEDIRI.pptx
 
KERAJAAN_KEDIRI.pptx
KERAJAAN_KEDIRI.pptxKERAJAAN_KEDIRI.pptx
KERAJAAN_KEDIRI.pptx
 
Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari
Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari
Sejarah kelas X SMA - Kerajaan Singasari
 
kerajaan singhasari
kerajaan singhasarikerajaan singhasari
kerajaan singhasari
 
Kerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 Purworejo
Kerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 PurworejoKerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 Purworejo
Kerajaan Singasari XI IIS3 SMA 7 Purworejo
 
Karya ilmiah kerajaan singasari
Karya ilmiah kerajaan singasariKarya ilmiah kerajaan singasari
Karya ilmiah kerajaan singasari
 
sejarah wajib
 sejarah wajib sejarah wajib
sejarah wajib
 
Kerajaan Kediri
Kerajaan KediriKerajaan Kediri
Kerajaan Kediri
 
Sejarah Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan SingasariSejarah Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan Singasari
 

Dernier

Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Dernier (20)

Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

KERAJAAN KEDIRI

  • 1. Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “.KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA.” Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu / Bapak guru yang telah membimbing kami dalam menger;jakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Sariwangi, 23 Oktober 2014 Penyusun : Kelompok 1  Siti Sofia Nurarofah  Ai Dini Karlina  Ari Ardiana  Iking Gunaryaring  Lida Ahdiah Hasanah
  • 2. Daftar Isi Kata Pengantar..................................................................................................................i Daftar isi..............................................................................................................................ii Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................1 1.1 Latar Belakang………....................................................................................................1 2.1 Rumusan Masalah...........................................................................................................1 3.1 Tujuan Makalah...............................................................................................................1 Bab 2 Pembahasan.................................................................................................................. 2.1 Kerajaan Kediri………………………………................................................................. 2.2 Kerajaan Singosari................................................................................................... Bab 3 Penutup........................................................................................................................... 3.1 Simpulan ............................................................................................................................. 3.2 Saran................................................................................................................................... BAB I
  • 3. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan Candi Panataran. B. RUMUSAN MASALAH 1. Kapan berdirinya Kerajaan Kediri? 2. Bagaimana kehidupan sosial di Kerajaan Kediri? 3. Bagaimana kehidupan ekonomi Masyarakat Kediri? C. TUJUAN 1. Memahami Berdirinya Kerajaan Kediri. 2. Memahami kehidupan sosial di Kerajaan Kediri. 3. Memahami kehidupan ekonomi masyarakat Kediri.
  • 4. KERAJAAN KEDIRI Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. A. Berdirinya Kerajaan Kediri Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat. Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab
  • 5. Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian. Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan, sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibu kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan. Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta.Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala. B. Perkembangan Kerajaan Kediri Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala. Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185- 1222) berselisih dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung. Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas Kerajaan Kediri inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada di bawah kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara (1268 – 1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang selama ini tunduk kepada Singasari bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya pada tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara dan membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.
  • 6. 1. Perkembangan politik kerajaan Kediri Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji Alanjung (1052 – 1059 M). Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri. Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Raja Bameswara menggunakan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang biasa disebut Candrakapala. Setelah Bameswara turun takhta, ia digantikan Jayabaya yang dalam masa pemerintahannya itu berhasil mengalahkan Jenggala. Pada tahun 1019 M Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M. Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja – raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan jenggala, kerajaan kembali dipersatukandi bawah kekuasaan Kediri. 1. Kehidupan Politik Masyarakat Kediri  Hubungan antara raja dan pejabat menengah kerajaan dapat bersifat langsung  Kalangan intelektual dari kalangan brahma diundang untuk ikut serta dalam pemerintahan  Organisasi meliter diperkuat. Tindakan ini dilakukan untuk memenangkan persaingan melawan Ganggak dan menciptakan keamanan  Pengaturan penyaluran air dimedernisasikan untuk meningkatkan ekonomi
  • 7. C. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah: a. Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu Jayawarsa adalah raja pertama kerajaan Kediri dengan prasastinya yang berangka tahun 1104. Ia menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu. b. Kameshwara Raja ke dua kerajaan Kediri yang bergelar Sri Maharajarake Sirikan Shri Kameshwara Sakalabhuwanatushtikarana Sarwwaniwaryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa, yang lebih dikenal sebagai kameshwara I (1115 – 1130). Lancana kerajaanya adalah tengkorak yang bertaring disebut Candrakapala. Dalam masa pemerintahannya Mpu Darmaja telah mengubah kitab samaradana. Dalam kitab ini sang raja di puji–puji sebagai titisan dewa Kama, dan ibukotanya yang keindahannya dikagumi seluruh dunia bernama Dahana. Permaisurinya bernama Shri Kirana, yang berasal dari Janggala. c. Jayabaya Raja kediri ketiga yang bergelar Shri Maharaja Shri Kroncarryadipa Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayotunggadewanama Shri Gandra. Dengan prasatinya pada tahun 1181. Raja Kediri paling terkenal adalah Prabu Jayabaya, di bawah pemerintahannya Kediri mencapai kejayaan. Keahlian sebagai pemimpin politik yang ulung Jayabaya termasyur dengan ramalannya. Ramalan–ramalan itu dikumpulkan dalam satu kitab yang berjudul jongko Joyoboyo. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dan hal budaya dan kesusastraan tidak tanggung–tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh kedepan menjadikan prabu Jayabaya layak dikenang. d. Prabu Sarwaswera Sebagai raja yang taat beragama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah mooksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju kearah kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar. e. Prabu Kroncharyadipa Namanya yang berarti beteng kebenaran, sang prabu memang senantiasa berbuat adil pada masyarakatnya. Sebagai plemeluk agama yang taat mengendalikan diri dari pemerintahannya dengan prinsip, sad kama murka, yakni enam macam musuh dalam diri manusia. Keenam itu adalah kroda (marah), moha (kebingungan), kama (hawa nafsu), loba (rakus), mada (mabuk), matsarya (iri hati).
  • 8. f. Srengga Kertajaya Srengga Kertajaya tak henti–hentinya bekerja keras demi bangsa negaranya. Masyarakat yang aman dan tentram sangat dia harapkan. Prinsip kesucian prabu Srengga menurut para dalang wayang dilukiskan oleh prapanca. Pemerintahan Kertajaya Raja terakhir pada masa Kediri. Kertajaya raja yang mulia serta sangat peduli dengan rakyat. Kertajaya dikenal dengan catur marganya yang berarti empat jalan yaitu darma, arta, kama, moksa. 2. Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kediri Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, bersih, dan rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang Kediri telah memakai kain sampai di bawah lutut. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang. Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya juga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya, kitab Simaradahana karya Mpu Darmaja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya Mpu Tan Akung, kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka karya Mpu Monaguna. Semuanya itu dihasilkan pada masa pemerintahan Kameswara. Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat. Kehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M. Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memerhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan, dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan: 1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya. 2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah). 3. Golongan masyarakat non pemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta. Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Di samping itu, ada 1.000 pegawai
  • 9. rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan makanan. Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000- 1049). Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara anak-anak selirnya. Tidak ada bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi beberapa bagian. Dalam babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima bagian. Tetapi dalam perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut, yaitu Kediri (Pangjalu) dan Jenggala. Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan mendapat ibukota lama, yaitu Dahanaputra, dan nama kerajaannya diubah menjadi Pangjalu atau dikenal juga sebagai Kerajaan Kediri. Kondisi Ekonomi pada Jaman Kerajaan Kadiri Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan ini diperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta. 3. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Kediri Kehidupan ekonomi kerajaan Kediri bersumber pada usaha pertanian, peternakan, dan perdagangan. Penduduk kerajaan Kediri menanam kapas dan memelihara ulat sutera. Hasil pertanian utamanya adalah berupa beras. Karya Sastra dan Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri diantaranya yaitu:  Prasasti Banjaran yang berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atau Kadiri atas Jenggala  Prasasti Hantang tahun 1135 atau 1052 M menjelaskan Panjalu atau Kadiri pada masa Raja Jayabaya.Pada prasasti ini terdapat semboyan Panjalu Jayati yang artinya Kadiri Menang.Prasasti ini di keluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk Desa Ngantang yang setia pada Kadiri selama perang dengan Jenggala.Dan dari Prasasti tersebut dapat di ketahui kalau Raja Jayabhaya adalah raja yang berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kadiri.  Prasasti Jepun 1144 M  Prasasti Talan 1136 M Seni sastra juga mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan, kemenangan. Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.
  • 10. Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana. Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita Cina yang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M. Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra maupun kitab yang ditulis orang-orang Cina tersebut perkembangan Kediri. Runtuhnya Kediri Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok , akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri. Setelah berhasil mengalahkan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari, Raden Wijaya, berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri. Kitab-kitab yang terdapat pada Kerajaan Kediri : a. Kitab Arjuna Wiwaha Penulis : Mpu Kanwa (abad ke-10 M) Judul : Arjuna Wiwaha Isi : Kakimpoi ini menceritakan sang Arjuna ketika ia bertapa di gunung Mahameru. Lalu ia diuji oleh para Dewa, dengan dikirim tujuh bidadari. Bidadari ini diperintahkan untuk menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan Tilottama. Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Batara Indra datang sendiri menyamar menjadi seorang brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra menyatakan jati dirinya dan pergi. Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah batara Siwa. Setelah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. Arjuna berhasil dalam tugasnya dan diberi anugerah boleh mengawini tujuh bidadari ini.
  • 11. b. Kitab Bharatayudha Penulis : Mpu Sedah dan Mpu Panuluh (abad ke-12 M) Judul : Bharatayudha Isi : Mencerutakan perang saudara 18 hari antara keluarga Pandhawa dan Kurawa. Kitab ini menurut banyak ahli sejarah sebenarnya gambaran Kediri semasa perang saudara Pangjalu dan Daha yang rebutan kekuasaan antara kakak-adik yang terdpat pada prasasti Ngantang. Kisah Kakimpoi Bharatayuddha kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Baru dengan judul Serat Bratayuda oleh pujangga Yasadipura I pada zaman Kasunanan Surakarta. c. Kitab Simaradahana Penulis : Mpu Darmaja Judul : Simaradahana Isi : Mengisahkan hilangnya suami istri, Dewa Kama dan Dewi Ratih, karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa. Kama dan Ratih menjelma menjadi manusia dan mengembara di dunia untuk menggoda manusia. Kitab itu dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa Sri Kameswara yang dalam Smaradahana dianggap sebagai titisan Dewa Kama. istriSri kameswara yang bernama Sri Kirana yang sangat cantik, dianggap sebagai titisan Dewi Ratih. Sri Kirana adalah putri kerajaan Janggala. Sri Kameswara dalamkesusastraan Jawa disebut panji Inu Kertapati atau Panji Kudawanengpati. Sri Kirana yang disebut juga candrakirana merupakan dasar cerita Panji. d. Kitab Krisnaya Penulis : MpuTriguna (abad ke-5 M) Judul : Krisnaya Isi : Dewi Rukmini, putri prabu Bismaka di negeri Kundina, sudah dijodohkan dengan Suniti, raja negerei Cedi. Tetapi ibu Rukmini, Dewi Pretukirti lebih suka jika putrinya menikah dengan Kresna. Maka karena hari besar sudah hampir tiba, lalu Suniti dan Jarasanda, pamannya, sama-sama datang di Kundina. Pretukirti dan Rukmini diam-diam memberi tahu Kresna supaya datang secepatnya. Kemudian Rukmini dan Kresna diam-diam melarikan diri. Mereka dikejar oleh Suniti, Jarasanda dan Rukma, adik Rukmini, beserta para bala tentara mereka. Kresna berhasil membunuh semuanya dan hampir membunuh Rukma namun dicegah oleh Rukmini. Kemudian mereka pergi ke Dwarawati dan melangsungkan pesta pernikahan.
  • 12. e. Kitab Hariwangsa Penulis : Mpu Panuluh Judul : Hariwangsa Isi : Menceritakan asal-usul Kresna (Krishna), sepupu Pandawa yang menjadi penasehat Pandawa dalam perang Bharatayudha. Kresna pula yang menyemangati Arjuna yang patah semangat untuk berperang melawan Kurawa karena ia harus berhadapan dan membunuh guru, leluhur, dan sanak-saudaranya sendiri. f. Kitab Gatutkacasraya Penulis : Mpu Panuluh Judul : Gatutkacasraya Isi : Menceritakan perkawinan Abimayu, putra Arjuna dengan Siti Sundari atas bantuan Gataotkaca, puta Bima. g. Kitab Mahabrata Penulis : Resi Wiyasa Judul : Mahabrata Isi : Menceritakan pertikaian antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapura, yakni Pandawa sebagai pihak kebaikan melawan pihak Kurawa sebagai pihak kebatilan. Pandawa (lima bersaudara) dan Kurawa (seratus bersaudara: 99 laki-laki, 1 wanita) adalah saudara sepupu dari garis ayah. Peperangan antara mereka dikenal dengan Bharatayudha (Peperangan antara keturunan Bharata), yang berlangsung di lapang Kurusetra dan dimenangkan pihak Pandawa. Meski menang, banyak saudara dan raja pembantu dari Pandawa yang gugur dalam perang. h. Kitab Lubdaka dan Kitab Warasancaya Penulis : Mpu Tan Akung (abad ke-11 M) Judul : Lubdaka dan Warasancaya Isi : Menceritakan seseorang yang bernama Lubdaka yang dilukiskan sebagai pemburu yang tentu saja gemar membunuh binatang-binatang buruan di hutan. Pada suatu hari, ia tidak dapat binatang buruan, kemudian kemalaman dan dia naik pohon maja. Karena takut terjatuh dan akan menjadi santapan binatang buas (padahal binatangnya tidak ada) ia memetik daun maja dan dijatuhkannya ke tanah. Maksudnya supaya bisa ia bisa menahan kantuk. Sebagai tanda terima kasih dewa Syiwa kemudian mengijinkan Lubdaka masuk kedalam taman sorga dan dosa-dosanya di ampuni. Cerita ini merupakan saduran dari mitologi India yang bertalian dengan upacara kegamaan Shiwaratri yang pada jaman majapahit sudah
  • 13. i. Kitab Ling Way Taita Penulis : Chou Ku Fei (1178 M) Judul : Ling Way Taita Isi : Berisi kehidupan tata pemerintahan dan keadaan di istanaatau benteng pada masa kerajaan kediri. j. Kitab Chu Fang Chi Penulis : Chau Ju Kua (1225 M) Judul : Chu Fang Chi Isi : Menceritakan bahwa Asia Tenggara tumbuh dua kerajaan besar dan kaya yaitu Jawa dan Sriwijaya. Kitab ini juga menceritakan keadaan tanah jajahan dan sifat rakyat kedua negara itu. Raja-raja di Kerajaan Kediri : 1. Raja Sri Jayawarsa Hanya dapat diketahui dari prasasti Sirah Keting (1104 M). Pada masa pemerintahannya Raja Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda penghargaan, karena rakyat telah berjasa kepada Raja. Dari prasasti itu diketahui Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada masyarakat (rakyat) dan berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 2. Raja Bameswara (1117M) Banyak meninggalkan Prasasti seperti yang ditemukan didaerah Tulung Agung dan Kertosono. Prasasti seperti yang ditemukan itu lebih banyak memuat masalah-masalah keagamaan sehigga sangat baik diketahui keadaan pemerintahannya. 3. Raja Jayabaya (1135-1157M) Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika diperintah oleh Prabu Jayabaya. Sukses gemilang Kerajaan Kediri didukung oleh tampilnya cendekiawan terkemuka Empu Sedah, Panuluh, Darmaja, Triguna dan Manoguna. Mereka adalah jalma sulaksana, manusia paripurna yang telah memperoleh derajat oboring jagad raya. Di bawah kepemimpinan Prabu Jayabaya, Kerajaan Kediri mencapai puncak peradaban terbukti dengan lahirnya kitab-kitab hukum dan kenegaraan sebagaimana terhimpun dalam kakawin Baratayuda, Gathutkacasraya, dan Hariwangsa yang hingga kini merupakan warisan ruhani bermutu tinggi. Strategi kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya memang sangat mengagumkan (Gonda, 1925 : 111). Kerajaan yang beribukota di Dahono Puro bawah kaki Gunung Kelud ini tanahnya amat subur, sehingga segala macam tanaman tumbuh menghijau. Pertanian dan perkebunan hasilnya berlimpah ruah. Di tengah kota membelah aliran sungai Brantas. Airnya bening dan banyak hidup aneka ragam ikan, sehingga makanan
  • 14. berprotein dan bergizi selalu tercukupi. Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala, dekat Surabaya, dengan naik perahu menelusuri sungai. Roda perekonomian berjalan lancar sehingga kerajaan Kediri benar-benar dapat disebut sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja. Prabu Jayabaya memerintah antara 1130 – 1157 M. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dalam hal hukum dan pemerintahan tidak tanggung-tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh ke depan menjadikan Prabu Jayabaya layak dikenang sepanjang masa. Kalau rakyat kecil hingga saat ini ingat pada beliau, hal itu menunjukkan bahwa pada masanya berkuasa tindakannya selalu bijaksana dan adil terhadap rakyatnya. Di samping sebagai raja besar. Raja Jayabaya juga terkenal sebagai ahli nujum atau ahli ramal. Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam sebuah kitab Jongko Joyoboyo.Dalam ramalannya, Raja Jayabaya menyebutkan beberapa hal seperti ratu adil yang akan datang memerintah Indonesia. 4. Raja Sri Saweswara (berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161) Sebagai raja yang taat beragama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah moksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju kearah kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar. 5. Raja Sri Aryeswara (berdasarkan prasasti Angin (1171) Sri Aryeswara adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1171. Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Angin, 23 maret 1171. Lambang kerajaan Kadiri saat itu adalah Ganesha. Tidak diketahui pula kapan ia pemerintahannya berakhir. Raja Kadiriselanjutnya berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri Gandra. 6. Raja Sri Gandra Masa pemerintahan Raja Gandra (1181 M) dapat diketahui dari Prasasti Jaring, yaitu tentang penggunaan nama hewan dalam kepangkatan seperti nama gajah, kebo dan tikus. Nama-nama tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana. 7. Raja Sri Kameswara (berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana) Pada masa pemerintahan Raja Kameswara (1182-1185 M), seni sastra mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di antaranya Empu Dharmaja mengarang Smaradhana. Bahkan pada masa pernerintahannya juga dikenal cerita-cerita panji seperti cerita Panji Semirang.
  • 15. 8. Raja Sri Kertajaya (1190-1222 M) ( berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton). Merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kediri. Raja Kertajaya juga dikenal dengan sebutan Dandang Gendis. Selama masa pemerintahannya, kestabilan kerajaan menurun. Hal ini disebabkan Raja Kertajaya mempunyai maksud mengurangi hak-hak kaum Brahmana. Keadaan ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan Kediri semakin tidak aman. Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel yang saat itu diperintah oleh Ken Arok. Mengetahui hal ini. Raja Kertajaya kemudian mempersiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel. Sementara itu. Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter (1222 M). Dalam pertempuran itu pasukan dari Kediri berhasil dihancurkan. Raja Kertajaya berhasil meloloskan diri (namun nasibnya tidak diketahui secara pasti). Kekuasaan Kerajaan Kediri berakhir dan menjadi daerah bawahan Kerajaan Tumapel.
  • 16. 10 Benda-benda dan Bangunan Peningalan Kerajaan Kediri Siapa sih yang tidak tahu Kerajaan Kediri?? kerajaan yang sangat tersohor di Jawa Timur ini merupakan salah satu kerajaan terbesar d Indonesia. Namun, hanya ada sedikit peninggalan mengenai kerajaan ini, dan inilah beberapa peninggalan Kerajaan Kediri yang berhasil saya temukan dan kutip dari berbagai website... 1. Candi Penataran Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. 2. Candi Gurah
  • 17. http://bumikediri.blogspot.com Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur kembali. 3. Candi Tondowongso Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun Prof.Soekmono
  • 18. pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat. Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil pahatan. 4. Arca Buddha Vajrasattva Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan sekarang merupakan Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman. 5. Prasasti Kamulan
  • 19. http://dimassahrul.files.wordpress.com Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194. 6. Prasasti Galunggung Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu sisi prasasti. (from http://www.radartulungagung.co.id) 7. Prasasti Jaring
  • 20. http://travellers2009.wordpress.com Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning. 8. Candi Tuban (dok. Kompas / Dody Wisnu Pribadi) Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan dan benda yang dianggap
  • 21. berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker. Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang kambing, ayam dan bebek. Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira – kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki – laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan. (from http://sebuah-dongeng.blogspot.com) 9. Prasasti Panumbangan http://tatkalam.blogspot.com Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.
  • 22. 10. Prasasti Talan Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha. Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.
  • 23. KERAJAAN SINGOSARI/SINGHASARI Kerajaan Singosari / Singhasari (1222 M – 1293 M) Adalah sebuah Kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi Kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Kabupaten Malang. Dan merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Majapahit (1293 M – awal abad ke 6 M). Nama resmi Kerajaan Singosari sendiri sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Kitab Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja. Seperti yang tertulis pula pada Prasasti Kudadu.Menurut Kitab Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahanKerajaan Kadiri/Kediri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara jabatan Camat jaman sekarang) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri.Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya (Raja Kediri) melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi Raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kediri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok. Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada
  • 24. pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Sistem Pemerintahan Kerajaan Singasari Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung. Prasasti Mula Malurung Kejayaan Kerajaan Singasari Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 – 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luarJawa.Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol.Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali,Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
  • 25. Sumber sejarah : Adapun sumber sejarah dalam mempelajari kerajaan Singasari dapat diperoleh dari berbagai prasasti, karyasastra, catatan, maupun bangunan candi. Sumber tersebut meliputi : A. Kitab Pararaton Kitab ini berisi cerita mitos daririwayat Ken Arok yang penuh keajaiban hingga riwayat raja-raja Singasari. B. Kitab Negarakertagama Kitab ini merupakan karya Mpu Prapanca (1365) yang berisi perkembangan kehidupan kerajaan Majapahit dan memuat pula raja yang berkuasa di Singasari. C. Kidung Harsawijaya Kidung ini menyebutkan raja Jayakatwang sebagai samantharaja (raja bawahan) yang patuh kepada Kertanegara. Namun dalam perkembangannya, Jayakatwang pada akhirnya menyerang kedudukan Kertanegara. Perkembangan kerajaan Singasari banyak diwarnai dengan pembunuhan. Hal ini dapat dilihat dari raja yang memerintah : 1. Ken Arok (1222–1227 M) Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha. 2. Anusapati (1227–1248 M) Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
  • 26. Candi Kidal 3. Tohjoyo (1248 M) Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana. 4. Ranggawuni (1248–1268 M) Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
  • 27. Candi Jago 5. Kertanegara (1268-1292 M) Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Arca Amoghapasa Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan
  • 28. persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti. Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya. KEHIDUPAN KERAJAAN Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri. Politik Dalam Negeri :  Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.  Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.  Memperkuat angkatan perang. Politik Luar Negeri :  Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.  Menguasai Bali.  Menguasai Jawa Barat.  Menguasai Malaka dan Kalimantan.
  • 29. Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana). Kehidupan Politik Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut. Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan baru dengan nama Kerajaan Singasari. Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul Ametung). Raja Anusapati Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang oleh Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (1227- 1248 M), Anusapati tidak melakukan pembaruan-pembaruan, karena Anusapati larut dengan kegemarannya sendiri, yaitu menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai kepada putra Ken Arok dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka menyabung ayam, karena itu Anusapati diundang untuk menyabung ayam di Gedong Jiwa (tempat kediaman Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandring yang dibawa Anusapati dan langsung menusukkan ke punggung Anusapati hingga ia meninggal. Raja Tohjaya Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati. Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta kerajaan kepada Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya telah diketahui oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya menangkap mereka. Untuk menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya mengirim pasukan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas tahta kerajaan ternyata Ranggawuni, maka ia berbalik
  • 30. memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasil merebut tahta kerajaan dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta Kerajaan Singasari. Raja Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Sri JayaWisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama Kerajaan Singasari (1248-1268 M). Wisnuwardhana sebagai raja, Narasinghamurti sebagai Ratu Angabhaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan maksud untuk mempersiapkan putranya yang bernama Kertanegara menjadi seorang raja besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana meninggal dunia (dialah satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan Singasari), tahta KerajaaSingasari beralih kepada Kertanegara. Raja Kertanegara Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja terkemuka dan raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani. Setelah keadaaan Jawa Timur dianggap baik, Raja Kertanegara melangkah ke luar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan Singasari. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut. a.Kebijakan dalam negeri  Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.  Memelihara keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan kerukunan dan politik yang stabil. b.Kebijakan Luar Negeri  Menggalang persatuan ‘Nusantara’ dengan mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke Kerajaan Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang.  Menggalang kerjasama dengan kerajaan lain. Contohnya menjalin persekutuan dengan kerajaan Campa. Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, di satu sisi Kertanegara berhasil mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisi yang lain muncul beberapa ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegara tidak mau mengakui kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-chi. Dari dalam adanya serangan dari Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenep yang tidak diduga sebelumnya. Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri. Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawi sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina (Wairocana) bersama
  • 31. permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman Anda, tentang candi Singosari tempat Kertanegari di muliakan, Kehidupan Ekonomi Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran. Kehidupan Budaya Gambaran perkembangan kebudayaan sejak berdirinya kerajaan Singosari terlihat dari di temukannya peninggalan berupa candi – candi dan patung yang di bangun dari zaman kekuasaan Singosari. Diantaranya seperti candi Kidal, Jago, dan candi Singosari. Sedangkan patung yang di temukan adalah patung Ken Dedes sebagai dewi Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam bentuk Joko Dolok yang di temuksn dekat Surabaya dan patung Amoghapasa juga perwujudan dari raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibu kota kerajaan Melayu. Kedua perwujudan patung tersebut dapat di ketahui bahwa raja Kertanegara beragama Budha beraliran Tantrayana (Tantriisme). Peniggalan – peninggalan Kerajaan Singasari 1. Candi Singosari Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat “pendharmaan” bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.
  • 32. 2. Candi Jago Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit. 3. Candi Sumberawan Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
  • 33. 4. Arca Dwarapala Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari. 5. Prasasti Manjusri Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta. 6. Prasasti Mula Malurung Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari. Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
  • 34. 7. Prasasti Singosari Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa. Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya. 8. Candi Jawi Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan – Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara. 9. Prasasti Wurare
  • 35. Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada bagian bawahnya. 10. Candi Kidal Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 – 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.
  • 36. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.