1. Teori kritikal Stanley Deetz menganalisis sistem kontrol manajerial perusahaan yang tidak melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.
2. Deetz menganjurkan model komunikasi partisipatif yang memberi suara setara kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan.
3. Demokrasi pemangku kepentingan diperlukan untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan
3. Stanley deetz adalah seorang profesor universitas colorado
di Boulder. Dan ia telah memenangkan penghargaan dari
buku – buku dan penelitiannya di bidang organisasi .
Contoh penelitian yang dia kaji yaitu pada perusahaan di
amerika yaitu perusaan Pasific Gas & Electric ( PG&E ), yang
mencemarkan air yang mengandung kromium hexavalen
disekitar aliran sungai dan meresap ke sumur –sumur di
pemukiman penduduk Hinkley , california , sehingga
mengakibatkan masalah kesehatan yang dasyat dalam
jangka panjang. Kesalahan ini terjadi karena sistem
managerial yang buruk di perusahan tersebut
4. Dalam teori ini deetz mengkritik sistem
managerial yang menggunakan kontorlnya
yang tidak melibatkan para stakeholders dalam
pembuatan keputusan.
5. Di critical theory of communication in organizations
of stanley deetz ini akan mengkaji beberapa aspek
yaitu ,
1. Tentang , corporate colonization and control of
everyday life
2. Information or communication : transmission or
the creation of meaning
3. Strategy : overt managerial moves to extend
control
4. Consent : unwitting allegiance to covert control
6. 5. Involvement : free expression of ideas , but no
voice
6. Participation : stakeholder democracy in action
7. Politically attentive relational constructionism
(PARC)
8. Critique : is workplace democracy just a dream
?
7. Deetz memandang perusahaan - perusahaan
multinasional sebagai kekuatan dominan
dalam masyarakat yang bahkan lebih kuat dari
pada negara , atau keluarga dalam
kemampuan mempengaruhi kehidupan
individu ,
8. Menurut Deetz, selama publik masih
menganggap bahwa komunikasi adalah proses
penyebaran informasi, maka secara tidak
langsung mereka menghidupkan dominasi
perusahaan di setiap aspek kehidupan.
Ia mengatakan bahwa komunikasi adalah media
utama dalam penyampaian informasi serta
tempat dimana realita sosial diproduksi dan
direproduksi.
Bahasa yang di produksi dalam komunikasi
tidak merepresentasikan hal yang sudah ada
karena bahasa adalah sesuatu yang kita
perlakukan sebagai bukti diri.
10. Managerial control adalah pembuatan
keputusan yang tidak melibatkan suara dari
orang-orang yang menjadi sasaran
keputusan.
Codetermination adalah kebalikan dari
managerial control dimana pembuatan
keputusan dilakukan menggunakan dialog
terbuka.
11. Disini Deetz menegaskan bahwa bukan manager
secara individu yang menyebabkan kontrol pada
perusahaan, melainkan yang disebut dengan
managerialism. Ini adalah sebuah ideologi yang
beranggapan bahwa mereka memiliki kontrol
atas segalanya, sehingga kontrol yang dilakukan
bisa melebihi kinerja perusahaan.
12. Contoh pimpinan yang menganut ideologi
managerialism.
“karena saya adalah boss”,
”karena saya mengatakan seperti itu”,
“jika kamu gasuka, keluar”,
dan sebagainnya yang diucapkan dari
pimpinannya.
13. Management menginginkan kesetiaan kepada
perusahaan di atas kesetiaan terhjadap teman,
agama, dan komunitas.
Melalui proses yang disebut Deetz consent inilah
sebagian besar karyawan memberikan kesetiaan
tanpa mendapatkan pengembalian yang cukup.
14. Menurut Deetz, consent adalah sesuatu yang
digunakan untuk mendesain variasi situasi dan proses
di mana seseorang secara aktif, meski mereka tidak
tahu, meraih kepentingan orang lain, sementara ia
menyangka sedang berusaha memenuhi
kepentingannya.
Sehingga dalam proses ini seseorang akan menjadikan
dirinya sendiri sebagai korban dan para karyawan akan
tetap setia pana managerial yang selalu ingin
memperluas control perusahaan tersebut .
15. Menurut Deetz, suara bukan hanya mengatakan sesuatu.
Tapi kenyataannya karyawan ini tidak melihat bahwa ide
mereka tercermin dalam keputusan yang diambil. Dari
situ mereka mulai bertanya, ‘lantas untuk apa kebebasan
berekspresi?’
Deetz sendiri melihatnya sebagai sesuatu yang tragis. Ia
menyatakan: “Kombinasi antara keyakinan dalam realitas
dan sinisme itu bencana bagi demokrasi. Keyakinan
bahwa klaim adalah opini, digunakan justru untuk
menghentikan diskusi, bukan memulainya
16. Salah satu tujuan dari teori ini adalah
menyatakan kemungkinan negosiasi pada
kekuasaan. Deetz menyebutnya dengan
stakeholder democracy.
17. ada enam kelompok stakeholder democracy dengan beragam kebutuhan dan
keinginan:
1. investors yang menginginkan jaminan keamanan atas investasi mereka.
2. Workers menginginkan upah yang layak, situasi kerja yang aman,
penhargaan dalam bekerja, serta waktu untuk keluarga.
3. Consumers ingin produk yang berkualitas serta pelayanan yang sesuai
dengan harga.
4. Suppliers menginginkan permintaan yang stabil untuk sumber daya mereka.
5. Host communities menginginkan pembayaran untuk layanan yang
disediakan, karyawan yang stabil, perawatan lingkungan, dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat.
6. Greater society and the world community menginginkan stabilisasi
ekonomi, kehidupan publik secara keseluruhan, perlakuan yang adil bagi
seluruh kelompok
18. Pendekatan parc adalah memeriksa standar
praktik perhitungannya khusunya untuk
mengungkap bagaimana terjadi keuntungan,
kerugiannya , pekerjaan , money , pollution ,
love , quality time , and anything else .
19. 1. Stakeholder yang memiliki kepentingan yang
berbeda, tidak mengatur posisi.
2. Stakeholder yang mengolah kedudukan atas
kemampuan berkomunikasinya,
3. Hubungan Otoritas dan posisi kekuasaan sisihkan.
4. All stakeholders memiliki kesempatan yang sama
untuk mengekspresikan diri ,
5. Stakeholders menginginkan secara terbuka untuk
menentukan kepentingan mereka ,
20. 6. Peserta transparan berbagi informasi dan
bagaimana keputusan dibuat ,
7. Fakta dan klaim pengetahuan yang ditinjau
untuk melihat bagaimana mereka dibuat,
8. Berfokus pada hasil dan kepentingan daripada
persaingan pada perundingan bersama,
9. Para Stakeholders bersama-sama membuat
keputusan bukan hanya “their say."
21. Deetz menegaskan pentingnya berpartisipasi
demokrasi, keadilan , kesetaraan , keragaman dan
kerja sama .
Tapi pada kenyataannya itu semua masih terhambut
, jika itu semua bertentangan dengan aturan AS.
Tidak ada kejelasan yang masuk akal bahwa kita
memiliki has untuk berpartisipasi dalam keputusan
untuk mempengaruhi kehidupan kita .
22. Menurut Geetz, penting untuk memberikan
kesempatan bagi segala pihak yang ada oleh
keputusan yang diambil perusahaan, untuk
berbicara dalam proses pembuatan keputusan.
Ia terus mengingatkan bahwa perusahaan
tidak terbentuk secara alami, kita yang
membentuknya.