SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
SEJARAH HUKUM PERDATA
              INTERNASIONAL
       Awal Perkembangan
       Masa Pertumbuhan Asas Personal
       Pertumbuhan Asas Teritorial
       Pertumbuhan Statuta di Italia
       Pertumbuhan Statuta di Perancis
       Pertumbuhan Statuta di Belanda




1   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2            04/17/13
MASA KEKAISARAN ROMAWI
        (Abad ke-2 SM s/d Abad ke-6
                    SM)
    Masa Kekaisaran Romawi dapat dianggap sebagai awal
    perkembangan HPI.
    Pada masa ini pola hubungan internasional dalam wujud sederhana
    sudah mulai tampak dengan adanya hubungan-hubungan antara :
    a.Warga (cives) Romawi dengan penduduk propinsi-propinsi
    atau Municipia (untuk wilayah di Italia, kecuali Roma) yang
    menjadi bagian dari wilayah kekaisaran karena pendudukan.
    Penduduk asli propinsi-propinsi ini dianggap sebagai orang
    asing, dan ditundukkan pada hukum mereka sendiri.
    b.Penduduk propinsi atau orang asing yang berhubungan satu
    sama lain di wilayah kekaisaran Romawi, sehingga masing-
    masing pihak dapat dianggap sebagai subjek hukum dari
    beberapa yurisdiksi yang berbeda.


2   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                              04/17/13
Untuk menyelesaikan sengketa dalam hubungan-hubungan
    tersebut, dibentuk peradilan khusus yang disebut Praetor
    Peregrinis.
                       Ius Civile telah disesuaikan untuk
    kebutuhan pergaulan “antar bangsa”, yang kemudian
    berkembang menjadi Ius Gentium.


                                             Ius Publicum, mengatur persoalan-persoalan
     Ius Privatuum, mengatur
                                             kewenangan negara sebagai kekuasaan publik.
     persoalan-persoalan hukum orang-
                                             Ius Publicum berkembang menjadi sekumpulan
     perorangan. Ius Privatuum inilah yang
                                             asas dan kaidah hukum yang mengatur
     menjadi cikal bakal HPI yang
                                             hubungan antara Kekaisaran Romawi dengan
     berkembang dalam tradisi Eropa
                                             negara-negara lain (cikal bakal Hukum
     Kontinental.
                                             Internasional Publik).

3       INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                              04/17/13
Prinsip HPI pada masa ini dilandasi asas teritorial. Asas-asas HPI yang
      tumbuh dan berkembang pada masa ini dan menjadi asas-asas penting
      HPI modern :
    Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs)
      Perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak
      (immovable) tunduk pada hukum dari tempat benda itu berada /
      terletak.
    Asas Lex Domicili
      Hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari
      tempat seseorang berkediaman tetap.
    Asas Lex Loci Contractus
      Terhadap perjanjian-perjanjian berlaku hukum dari tempat
      pembuatan perjanjian.


4       INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                  04/17/13
MASA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL HPI
    (Abad ke-6 s/d Abad ke-10)
    Akhir abad ke-6 Kekaisaran Romawi ditaklukkan oleh
    bangsa barbar bekas jajahan Romawi.

    Wilayah bekas Romawi diduduki oleh pelbagai suku bangsa
    yang dibedakan secara genealogis dan bukan teritorial.
    Dalam menyelesaikan sengketa antar suku bangsa,
    ditetapkan terlebih dahulu sistem-sistem hukum adat mana
    yang relevan dengan perkara, kemudian baru dipilih
    hukum mana yang harus diberlakukan.
    Tumbuh beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar asas
    Genealogis :

5   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                        04/17/13
a.    Asas umum yang menetapkan bahwa dalam setiap proses penyelesaian
          hukum, maka hukum yang digunakan adalah hukum dari pihak tergugat;

    b.    Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian bagi seseorang harus
          dilakukan berdasarkan hukum personal dari masing-masing pihak;

    c.    Proses pewarisan harus dilangsungkan berdasarkan hukum personal dari
          pihak pewaris;

    d.    Peralihan hak atas benda harus dilaksanakan sesuai dengan hukum dari
          pihak transferor;

    e.    Penyelesaian perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum harus dilakukan
          berdasarkan hukum dari pihak pelaku perbuatan yang melanggar hukum;

    f.    Pengesahan suatu perkawinan harus dilakukan berdasarkan hukum dari
          pihak suami.

6        INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                    04/17/13
PERTUMBUHAN ASAS TERITORIAL
      (Abad ke-11 s/d Abad ke -12)

    Eropa Utara                                         Eropa Selatan

        Feodalistik                             Pusat Perdagangan

Tuan Tanh         hak asing                    Kota Otonom             Hukum Lokal



HPI tidak Berkembang                                         Asas Teritorial
  Asas PERSONAL GENEALOGIS semakin sulit untuk dipertahankan akibat terjadinya
  transformasi struktur masyarakat yang semakin condong ke arah masyarakat yang
  teritorialistik di seluruh wilayah Eropa. 2 Kawasan Eropa yang sangat mencolok proses
  transformasinya sebagaimana bagan di atas
      INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2
7                                                                            04/17/13
PERTUMBUHAN TEORI STATUTA
    (Abad ke-13 s/d abad ke-15)
    Semakin meningkatnya intensitas perdagangan antar kota di Italia
    menyebabkan asas teritorial perlu ditinjau kembali.

    Mis :
    Seorang warga Bologna yang berada di Florence, dan mengadakan
    perjanjian di Florence. Karena berdasarkan prinsip teritorial, selama
    ia berada di kota Florence ia harus tunduk pada kewenangan hukum
    di kota Florence.

    Pemasalahannya :
    -Sejauh mana putusan hukum atau hakim Florence memiliki daya
    berlaku di Bologna ?
    -       Sejauh mana perjanjian jual beli tersebut dapat dilaksanakan
    di Bologna ?


8   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                    04/17/13
PERKEMBANGAN STATUTA ITALIA


              Perdagangan                                   Sistem Hukum Lokal
        Post Glossators

    Ahli hukum            Tafsir Baru (abad 14 s/d ke-15)         kaidah yg adil, wajar ilmiah


    Gagasan Accursius (Dasar Statuta)
       “Bila seseorang yang berasa dari kota tertentu di Italia, digugat di sebuah kota
      lain, maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena
      ia bukan subjek hukum dari kota lain itu”.


9      INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                                    04/17/13
 Gagasan Accursius menarik perhatian Bartolus de Sassoferato (Bapak HPI).
 Bartolus mencetuskan Teori Statuta, yang dianggap sebagai teori pertama yang mendekati persoalan-persoalan
     hukum perselisihan secara metodik dan sistematik. Statuta-statuta suatu kota dapat diklasifikasikan ke
     dalam 3 kelompok :

     STATUTA PERSONALIA:            Statuta-statuta yang berkenaan dengan kedudukan
                                   hukum atau status personal orang.

     Objek pengaturan                          : orang dalam persoalan-persoalan hukum yang menyangkut
                                                        pribadi dan keluarga.

     Lingkup berlaku                          : ekstra-teritorial, berlaku juga di luar wilayah.

     Statuta personalia hanya berlaku terhadap warga kota yang berkediaman tetap di wilayah kota yang
     bersangkutan, namun statuta ini akan tetap melekat dan berlaku atas mereka, diamana pun mereka berada.

     STATUTA REALIA: Statuta-statuta yang berkenaan dengan status benda.

     Objek pengaturan              : benda dan status hukum dari benda.
     Lingkup berlaku                : prinsip territorial, hanya berlaku di dalam wilayah kota kekuasaan
                                   penguasa.

     Statuta ini akan tetap berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupuan pendatang / orang asing)
     yang berada dalam teritorial yang bersangkutan


10        INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                                               04/17/13
STATUTA MIXTA :   Statuta-statutayang
                          berkenaan dengan
                          perbuatan-perbuatan
                          hukum.
        Ojek pengaturan :      perbuatan-perbuatan
                          hukum oleh subjek hukum
                          atau perbuatan
                          perbuatan hukum
                          terhadap benda-benda.

     Lingkup berlaku : prinsip teritorial, berlaku atas
        semua perbuatan hukum yang terjadi atau
        dilangsungkan dalam wilayah pengusaan kota.


11     INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                 04/17/13
PENGGUNAAN TEORI STATUTA
                DALAM HPI
     Pembedaan ke dalam statuta Personalia, Realia, dan Mixta tidak lagi
     dilihat sebagai hukum yang mengatur suatu kota akan tetapi sebagai
     kategori untuk mengkualifikasikan pokok perkara yang sedang dihadapi
     dan kemudian digunakan sebagai titik tolak untuk menentukan lex cause.

     Dalam menentukan Lex Cause, maka bila perkara dikualifikasikan
     sebagai perkara tentang:
        Status benda, maka lex causenya adalah hukum dari tempat dimana benda
         terletak / berada (lex situs).

         Dalam perkembangan HPI, asas di atas hanya cocok untuk benda tidak
         bergerak (immovables). Sedang untuk benda-benda bergerak digunakan asas
         lain, yaitu Mobilia Sequntuur Personam, yaitu mengenai benda-benda
         bergerak maka hukum yang mengatur adalah hukum dari tempat pemilik
         benda bergerak tersebut.

12      INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                     04/17/13
   Status orang / badan hukum, maka lex cause yang harus digunakan adalah
    hukum dari tempat dimana orang atau subjek hukum itu berkediaman tetap (lex
    domicili) (atau berkewarganegaraan / Lex patriae).

   Status perbuatan-perbuatan hukum, maka lex cause-nya adalah hukum
    dari tempat dimana perbuatan itu dijalankan (lex loci actus).

Contoh :
A berasal dari kota Milan, berdasarkan statuta Milan melakukan transaksi jual beli dengan B
     dari Venesia. Objek jual beli adalah sebidang tanah di kota Roma. Bila timbul perkara
     tentang status pemilikan tanah di Roma tersebut, bagaimana penyelesaiakn menurut
     teori statuta?
Perkara akan dikualifikasi sebagai perkara realia, perkara ini harus diselesaikan
    berdasarkan hukum tanah Roma.

C adalah warga yang berkediaman tetap di kota Genoa. Di kota ini, C dianggap sebagai
    orang yang sudah mampu melakukan perbuatan hukum secara mandiri. Namun dimikian
    di kota Florence, karena kaidah-kaidah hukum yang berbeda, C dianggap belum mampu
    melakukan perbuatan hukum sendiri. Seandainya pekara ini dipersoalkan di Pengadilan
    Florence, maka bagaimana penyelesaian berdasarkan teori statuta ?

Perkara akan dikualifikasi sebagai perkara Personalia, dan status personal C akan
13
    ditentukan berdasarkan LAW 2 Genoa sebagai Lex Cause.
      INTERNATIONAL PRIVAT hukum                                         04/17/13
D adalah warga kota Turin. Ketika ia berada di kota Pisa, ia telah melakukan
       perbuatan yang merugikan E, seorang warga Pisa, dan E kemudian menuntut
       ganti kerugian dari D di pengadilan Pisa. Apabila perkara diajukan di
       Pengadilan Pisa, maka bagaimana penyelesaiannya berdasarkan teori statuta ?

     Perkara akan dikualifikasi sebagai perkara mixta, dan pengadilan Pisa
       akan menetapkan apakah D telah melakukan perbuatan melawan
       hukum dan E berhak atas ganti kerugian berdasarkan hukum Pisa
       sebagai hukum dari tempat dimana perbuatan dilaksanakan.




14       INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                        04/17/13
Kelemahan :
     Upaya untuk menetapkan dengan tegas perkara-perkara apa yang harus
       diklasifikasikan ke dalam kaidah-kaidah realia, personalia atau mixta ternyata
       tidak selalu mudah dilaksanakan.

     Mis.: Kemampuan hukum seseorang untuk mengalihkan hak milik atas
       tanah. Apakah Personalia atau Realia?

            Perbuatan hukum yang sasarannya adalah  benda tetap. Apakah
            Realia atau Mixta ?
     Bartolus menjawab kritik semacam ini dengan menggunakan Penafsiran
       Gramatikal :

     Suatu statuta adalah realia, bila rumusan statuta itu diawali dengan istilah benda
       terlebih dahulu, demikian pula suatu statuta adalah personalia, bila
       perumusannya diawali dengan penyebutan tentang orang dan subjek
       hukumnya terlebih dahulu.


15       INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                            04/17/13
PERKEMBANGAN TEORI STATUTA DI PRANCIS
                (Abad ke-16)
      Kota-kota di Perancis secara de facto merupakan wilayah-wilayah
      yang berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan.

      Kenyataan menunjukkan bahwa :

      -         Masing-masing propinsi memiliki sistem hukum lokalnya
      sendiri (Coutume). Statuta = hukum lokal provinsi-provinsi.

      -         Meningkatnya aktivitas perdagangan antar provinsi di
      Perancis mengakibatkan bertemunya kaidah-kaidah hukum pelbagai
      provinsi dalam konflik-konflik hukum antara provinsi.



16    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                              04/17/13
TEORI STATUTA PERANCIS

     Pusat perdagangan         Sistem Hukum Lokal         Hukum Perselishan

                         Modifikasi Statuta Italia

Charles Dumouli                                              Betrand D Argentre


                                             Memperluas ruang lingkup Statuta
 Ingin memperluas ruang lingkup
                                            Realia, dan memasukkan perjanjian-
 Statuta Personalia Bartolus dan
                                             perjanjian dan perbuatan melawan
 memasukkan Perjanjian sebagai
                                              hukum lainnya ke dalam lingkup
 Statuta Personalia.
                                                       Statuta Realia.
17       INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                      04/17/13
TEORI STATUTA BELANDA ABAD 17
     Kedaulatan Eksklusif Negara. Jadi statuta yang dimaksud adalah
     Hukum Suatu Negara yang berlaku di dalam teritorial suatu Negara.

     Tokoh Statuta Belanda :
     a. Ulrik Huber (1636 – 1694)
     b. Jonannes Voet (1647 – 1714)




18   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                04/17/13
Pandangan Ulrik Huber
Untuk menyelesaikan Perkara HPI, harus bertitik tolak pada 3
prinsip dasar :
1.Hukum Negara hanya berlaku pada batas-batas teritorial
negara itu.
2.Semua orang yang secara tetap atau sementara berada dalam
teritorial suatu negara berdaulat :
     - Merupakan subjek hukum dari negara tersebut;
     - Tunduk serta terikat pada hukum negara tersebut
1.Namun demikian berdasarkan prinsip Sopan Santun Antara Negara
(comitas gentium), hukum yang harus berlaku di negara asalnya tetap
memiliki kekuatan berlaku dimana-mana, sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan subjek hukum dari negara pemberi
pengakuan.
19      INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                           04/17/13
Suatu perbuatan hukum yang dilakukan di suatu tempat tertentu :
 -Dianggap sebagai perbuatan hukum yang sah menurut hukum setempat,
 harus diakui / dianggap sah juga di negara-negara lain, (termasuk di negara
 forum) meskipun hukum negara lain itu mengganggap perbuatan semacam
 itu batal; atau
 -Dianggap sebagai perbuatan melawan hukum menurut hukum setempat,
 akan dianggap batal di manapun juga termasuk di dalam wilayah negara
 forum.

 KESIMPULAN :
 -Setiap negara memiliki kedaulatan, sehingga negara memiliki kewenangan
 penuh untuk menetapkan kaidah-kaidah HPI-nya; tetapi

 -Dalam kenyataan, negara-negara itu tidak dapat bertindak secara bebas,
 dalam arti bahwa berdasarkan asas Comitas Gentium negara itu harus
 mengakui pelaksanaan suatu hak yang telah diperoleh secara sah di negara
 lain itu.
20    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                    04/17/13
Pandangan Johannes Voet
 Pemberlakuan hukum asing di suatu negara bukan merupakan
 kewajiban Hukum Internasional (Publik) atau karena sifat hubungan
 HPI-nya.
 Suatu negara asing tidak dapat menuntut pengakuan /
 pemberlakuan kaidah hukumnya di dalam wilayah hukum suatu
 negara lain.
  Karena itu, pengakuan atas berlakunya suatu hukum asing hanya
  dilakukan demi sopan santun pergaulan antarnegara (Comitas Gentium).
  Namun demikian, asas Comitas Gentium ini harus ditaati oleh setiap negara,
  dan asas ini harus dianggap sebagai bagian dari sistem hukum nasional
  negara itu.
  Salah satu asas yang berkembang dari Statuta Belanda adalah asas Locus
  Regit Actum, yaitu “tempat dimana perbuatan dilakukan akan
21menentukan bentuk hukum dari perbuatan itu”.
       INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                     04/17/13
TEORI HPI UNIVERSAL
                       (Abad XIX)


     Pencetus Teori HPI Universal adalah Freidrich Carl v. Savigny
       di Jerman, didahului oleh pemikir ahli hukum Jerman lain,
                          C.G. von Wachter.




22   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                             04/17/13
Pandangan C.G. Von Wachter
     Mengkritik Statuta Italia, karena dianggap menimbulkan
     ketidakpastian hukum, dan ia menolak sifat ekstrateritorial
     karena akan menyebabkan timbulkan kewajiban hukum di
     negara asing.

     Asumsi Wachter :
     Hukum intern forum hanya dapat diterapkan pada kasus-
     kasus hukum lokal saja. Karena itu, dalam perkara-perkara
     HPI, forumlah yang harus menyediakan kaidah-kaidah HPI
     atau yang menentukan hukum apa yang harus berlaku.

23   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                           04/17/13
Wachter berusaha meninggalkan klasifikasi ala teori Statuta, dan
 memusatkan perhatiannya          pada penetapan hukum yang
 seharusnya berlaku terhadap hubungan hukum tertentu.
 Titik tolak penentuan hukum yang seharusnya diberlakukan
 adalah hukum dari tempat yang merupakan LEGAL SEAT
 (tempat kedudukan) dari dimulainya suatu hubungan hukum
 tertentu.
 Perkara HPI sebagai suatu hubungan hukum mulai ada sejak
 perkara itu diajukan di suatu forum tertentu.
 Karena itu forum pengadilan itulah yang harus dianggap sebagai
 tempat kedudukan hukum (LEGAL SEAT) perkara yang
 bersangkutan.
 Karena forum merupakan “LEGAL SEAT”, maka Lex Fori-lah
 yang harus diberlakukan sebagai hukum yang berwenang
 menentukan hukum apa yang dapat berlaku dalam perkara 04/17/13
24    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                          HPI.
PANDANGAN F.C VON SAVIGNY
 Menggunakan konsepsi “Legal Seat” dengan asumsi bahwa untuk
 setiap jenis hubungan hukum, dapat ditentukan Legal Seat / Tempat
 Kedudukan Hukum, dengan melihat pada hakikat hubungan itu.

 Bila hendak menentukan aturan hukum yang seharusnya
 diberlakukan, Hakim wajib menentukan tempat kedudukan hukum /
 legal seat dari hubungan itu.
 Caranya : dengan melokalisasi tempat kedudukan hukum dan
 hubungan hukum itu dengan bantuan titik-titik taut.

 Bila tempat kedudukan hukum dari suatu jenis hubungan hukum
 telah dapat ditentukan, maka Sistem Hukum dari Tempat itulah yang
 digunakan sebagai Lex Cause.
25   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                             04/17/13
Setelah tempat kedudukan hukum itu dilokalisasi, maka dibentuklah asas
 hukum yang bersifat universal yang dapat digunakan untuk menentukan
 hukum yang berlaku.

 Terpusatnya titik-titik taut pada suatu tempat tertentu akan menunjukkan
 bahwa tempat tersebutlah yang menjadi centre of gravity (pusat gaya
 berat).

 Perlu disadari bahwa sebuah kaidah HPI berdasarkan pendekatan ini
 sebenarnya digunakan untuk menunjuk ke arah sistem hukum suatu negara
 yang akan menjadi Lex Cause, atau yang akan digunakan untuk menyelesaikan
 suatu persoalan hukum.

 Lex Cause ini yang harus diberlakuan untuk menjawab semua legal issues dari
 perkara yang dihadapi.
26    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                                    04/17/13
CONTOH :

 SARAH, merupakan seorang pengusaha berkewarganegaraan Inggris
   dan keturunan India. SARAH mengadakan perjanjian jual beli
   mobil dengan Beni, seorang pelajar berkewarganegaraan
   Indonesia yang sedang menjalankan studinya di Belanda. Perjanjian
   jual beli mobil tersebut dibuat di Indonesia dengan menggunakan
   bahasa Inggris. Setelah perjanjian ditandatangani, Sarah kemudian
   secara sepihak membatalkan perjanjian dan menjual mobil tersebut
   kepada orang lain. Beni yang tidak menerima perbuatan Sarah tersebut
   kemudian mengajukan gugatan ke Pengadilan Indonesia.

 STATUTA ITALIA :
 Perkara dikualifikasikan sebagai Statuta Mixta.
 Lex Cause : Indonesia (tempat perbuatan dilakukan)
27    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                               04/17/13
STATUTA PERANCIS (Dumolin) :
 Perkara dikualifikasikan sebagai statuta Personalia.
 Lex Cause : Inggris (tempat kewarganegaraan Sarah)

 STATUTA PERANCIS (D’Argentre):
 Perkara dikualifikasikan sebagai statuta Realia.
 Lex Cause : Indonesia
 HPI UNIVERSAL :
 Titik Taut :
 - Kewarganegaraan Tergugat (Ing)
 - Kewarganegaraan Penggugat (Ind)
 - Tempat Pembuatan Perjanjian (Ind)
 Legal Seat = Lex Cause = Indonesia
28    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                        04/17/13
CONTOH :
 Acong merupakan warga negara Indonesia yang menikah
 dengan Windy, warga negara Inggris. Setelah menikah,
 Acong menjual tanahnya yang terletak di India kepada Windy.
 Perjanjian dibuat di Indonesia. 1 tahun kemudian, Acong
 hendak membatalkan perjanjian jual beli tersebut, karena
 berdasarkan hukum Indonesia perjanjian antara suami istri adalah
 dilarang. Acong mengajukan pembatalan di pengadilan India.

 Statuta Belanda (Ulrik Hubert) :
 Perjanjian dianggap tidak sah, karena berdasarkan hukum
 Indonesia perjanjian tersebut adalah tidak sah (Commitas Gentium).
29   INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                             04/17/13
Bila perkara diajukan di Pengadilan Inggris, dan Hukum Inggris
 menyatakan perjanjian jual beli antara suami istri adalah sah, maka :

 Perjanjian akan dianggap sebagai perjanjian yang sah, karena terdapat
 kepentingan subjek hukum Inggris sehingga commitas gentium tidak
 belaku.




30    INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2                              04/17/13

Contenu connexe

Tendances

Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxNaomiPoppyMoore
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adatnatal kristiono
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3Adi Nugraha
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Rio Cahya Nandika
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

Tendances (20)

Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Makalah Hukum Laut
Makalah Hukum LautMakalah Hukum Laut
Makalah Hukum Laut
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 

En vedette

Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalIca Diennissa
 
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2daron malakiano
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanAdhy Djr
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanAdhy Djr
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalPerda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
La sostenibiltà
La sostenibiltàLa sostenibiltà
La sostenibiltàvoltafano
 
My weekend at prssa 2014 national assembly
My weekend at prssa 2014 national assemblyMy weekend at prssa 2014 national assembly
My weekend at prssa 2014 national assemblyShania Jackson
 

En vedette (20)

Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
 
Resume HPI
Resume HPIResume HPI
Resume HPI
 
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalPerda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAANHUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
Stop aids
Stop aidsStop aids
Stop aids
 
La sostenibiltà
La sostenibiltàLa sostenibiltà
La sostenibiltà
 
Dear Mr. Kilmer
Dear Mr. KilmerDear Mr. Kilmer
Dear Mr. Kilmer
 
Erik j. robinson
Erik j. robinsonErik j. robinson
Erik j. robinson
 
Company Profile
Company ProfileCompany Profile
Company Profile
 
elective_marketing_aCipolla_3EMBAPT
elective_marketing_aCipolla_3EMBAPTelective_marketing_aCipolla_3EMBAPT
elective_marketing_aCipolla_3EMBAPT
 
My weekend at prssa 2014 national assembly
My weekend at prssa 2014 national assemblyMy weekend at prssa 2014 national assembly
My weekend at prssa 2014 national assembly
 
La Adolescencia
La AdolescenciaLa Adolescencia
La Adolescencia
 

Similaire à Hukum perdata internasional 2

materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docJhonTrey1
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataBetlehemKetarenR
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxdonihasmanto
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalJesica Grace
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 yesiferamefranda
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxwinanti6
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hkSentot Baskoro
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptxHukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptxriansaputra79
 
HK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptx
HK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptxHK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptx
HK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptxriansaputra79
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01ahmad akhyar
 
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxHUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxRismaMawar1
 

Similaire à Hukum perdata internasional 2 (20)

materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
 
Bahan 3
Bahan 3Bahan 3
Bahan 3
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
Phi pertemuan 6
Phi pertemuan 6Phi pertemuan 6
Phi pertemuan 6
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
hukum perdata.pptx
hukum perdata.pptxhukum perdata.pptx
hukum perdata.pptx
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hk
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptxHukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
 
HK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptx
HK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptxHK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptx
HK PERDATA PENGANTAR DOMICILE DAN TEMPAT TINGGAL.pptx
 
Penggolongan hukum
Penggolongan hukum Penggolongan hukum
Penggolongan hukum
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
 
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptxHUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
HUKUM PERDATA DAN BISNIS.pptx
 

Dernier

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 

Dernier (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Hukum perdata internasional 2

  • 1. SEJARAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Awal Perkembangan Masa Pertumbuhan Asas Personal Pertumbuhan Asas Teritorial Pertumbuhan Statuta di Italia Pertumbuhan Statuta di Perancis Pertumbuhan Statuta di Belanda 1 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 2. MASA KEKAISARAN ROMAWI (Abad ke-2 SM s/d Abad ke-6 SM) Masa Kekaisaran Romawi dapat dianggap sebagai awal perkembangan HPI. Pada masa ini pola hubungan internasional dalam wujud sederhana sudah mulai tampak dengan adanya hubungan-hubungan antara : a.Warga (cives) Romawi dengan penduduk propinsi-propinsi atau Municipia (untuk wilayah di Italia, kecuali Roma) yang menjadi bagian dari wilayah kekaisaran karena pendudukan. Penduduk asli propinsi-propinsi ini dianggap sebagai orang asing, dan ditundukkan pada hukum mereka sendiri. b.Penduduk propinsi atau orang asing yang berhubungan satu sama lain di wilayah kekaisaran Romawi, sehingga masing- masing pihak dapat dianggap sebagai subjek hukum dari beberapa yurisdiksi yang berbeda. 2 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 3. Untuk menyelesaikan sengketa dalam hubungan-hubungan tersebut, dibentuk peradilan khusus yang disebut Praetor Peregrinis. Ius Civile telah disesuaikan untuk kebutuhan pergaulan “antar bangsa”, yang kemudian berkembang menjadi Ius Gentium. Ius Publicum, mengatur persoalan-persoalan Ius Privatuum, mengatur kewenangan negara sebagai kekuasaan publik. persoalan-persoalan hukum orang- Ius Publicum berkembang menjadi sekumpulan perorangan. Ius Privatuum inilah yang asas dan kaidah hukum yang mengatur menjadi cikal bakal HPI yang hubungan antara Kekaisaran Romawi dengan berkembang dalam tradisi Eropa negara-negara lain (cikal bakal Hukum Kontinental. Internasional Publik). 3 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 4. Prinsip HPI pada masa ini dilandasi asas teritorial. Asas-asas HPI yang tumbuh dan berkembang pada masa ini dan menjadi asas-asas penting HPI modern : Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs) Perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak (immovable) tunduk pada hukum dari tempat benda itu berada / terletak. Asas Lex Domicili Hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat seseorang berkediaman tetap. Asas Lex Loci Contractus Terhadap perjanjian-perjanjian berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian. 4 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 5. MASA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL HPI (Abad ke-6 s/d Abad ke-10) Akhir abad ke-6 Kekaisaran Romawi ditaklukkan oleh bangsa barbar bekas jajahan Romawi. Wilayah bekas Romawi diduduki oleh pelbagai suku bangsa yang dibedakan secara genealogis dan bukan teritorial. Dalam menyelesaikan sengketa antar suku bangsa, ditetapkan terlebih dahulu sistem-sistem hukum adat mana yang relevan dengan perkara, kemudian baru dipilih hukum mana yang harus diberlakukan. Tumbuh beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar asas Genealogis : 5 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 6. a. Asas umum yang menetapkan bahwa dalam setiap proses penyelesaian hukum, maka hukum yang digunakan adalah hukum dari pihak tergugat; b. Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian bagi seseorang harus dilakukan berdasarkan hukum personal dari masing-masing pihak; c. Proses pewarisan harus dilangsungkan berdasarkan hukum personal dari pihak pewaris; d. Peralihan hak atas benda harus dilaksanakan sesuai dengan hukum dari pihak transferor; e. Penyelesaian perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak pelaku perbuatan yang melanggar hukum; f. Pengesahan suatu perkawinan harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak suami. 6 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 7. PERTUMBUHAN ASAS TERITORIAL (Abad ke-11 s/d Abad ke -12) Eropa Utara Eropa Selatan Feodalistik Pusat Perdagangan Tuan Tanh hak asing Kota Otonom Hukum Lokal HPI tidak Berkembang Asas Teritorial Asas PERSONAL GENEALOGIS semakin sulit untuk dipertahankan akibat terjadinya transformasi struktur masyarakat yang semakin condong ke arah masyarakat yang teritorialistik di seluruh wilayah Eropa. 2 Kawasan Eropa yang sangat mencolok proses transformasinya sebagaimana bagan di atas INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 7 04/17/13
  • 8. PERTUMBUHAN TEORI STATUTA (Abad ke-13 s/d abad ke-15) Semakin meningkatnya intensitas perdagangan antar kota di Italia menyebabkan asas teritorial perlu ditinjau kembali. Mis : Seorang warga Bologna yang berada di Florence, dan mengadakan perjanjian di Florence. Karena berdasarkan prinsip teritorial, selama ia berada di kota Florence ia harus tunduk pada kewenangan hukum di kota Florence. Pemasalahannya : -Sejauh mana putusan hukum atau hakim Florence memiliki daya berlaku di Bologna ? - Sejauh mana perjanjian jual beli tersebut dapat dilaksanakan di Bologna ? 8 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 9. PERKEMBANGAN STATUTA ITALIA Perdagangan Sistem Hukum Lokal Post Glossators Ahli hukum Tafsir Baru (abad 14 s/d ke-15) kaidah yg adil, wajar ilmiah Gagasan Accursius (Dasar Statuta) “Bila seseorang yang berasa dari kota tertentu di Italia, digugat di sebuah kota lain, maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia bukan subjek hukum dari kota lain itu”. 9 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 10.  Gagasan Accursius menarik perhatian Bartolus de Sassoferato (Bapak HPI).  Bartolus mencetuskan Teori Statuta, yang dianggap sebagai teori pertama yang mendekati persoalan-persoalan hukum perselisihan secara metodik dan sistematik. Statuta-statuta suatu kota dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok : STATUTA PERSONALIA: Statuta-statuta yang berkenaan dengan kedudukan hukum atau status personal orang. Objek pengaturan : orang dalam persoalan-persoalan hukum yang menyangkut pribadi dan keluarga. Lingkup berlaku : ekstra-teritorial, berlaku juga di luar wilayah. Statuta personalia hanya berlaku terhadap warga kota yang berkediaman tetap di wilayah kota yang bersangkutan, namun statuta ini akan tetap melekat dan berlaku atas mereka, diamana pun mereka berada. STATUTA REALIA: Statuta-statuta yang berkenaan dengan status benda. Objek pengaturan : benda dan status hukum dari benda. Lingkup berlaku : prinsip territorial, hanya berlaku di dalam wilayah kota kekuasaan penguasa. Statuta ini akan tetap berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupuan pendatang / orang asing) yang berada dalam teritorial yang bersangkutan 10 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 11. STATUTA MIXTA : Statuta-statutayang berkenaan dengan perbuatan-perbuatan hukum. Ojek pengaturan : perbuatan-perbuatan hukum oleh subjek hukum atau perbuatan perbuatan hukum terhadap benda-benda. Lingkup berlaku : prinsip teritorial, berlaku atas semua perbuatan hukum yang terjadi atau dilangsungkan dalam wilayah pengusaan kota. 11 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 12. PENGGUNAAN TEORI STATUTA DALAM HPI Pembedaan ke dalam statuta Personalia, Realia, dan Mixta tidak lagi dilihat sebagai hukum yang mengatur suatu kota akan tetapi sebagai kategori untuk mengkualifikasikan pokok perkara yang sedang dihadapi dan kemudian digunakan sebagai titik tolak untuk menentukan lex cause. Dalam menentukan Lex Cause, maka bila perkara dikualifikasikan sebagai perkara tentang:  Status benda, maka lex causenya adalah hukum dari tempat dimana benda terletak / berada (lex situs). Dalam perkembangan HPI, asas di atas hanya cocok untuk benda tidak bergerak (immovables). Sedang untuk benda-benda bergerak digunakan asas lain, yaitu Mobilia Sequntuur Personam, yaitu mengenai benda-benda bergerak maka hukum yang mengatur adalah hukum dari tempat pemilik benda bergerak tersebut. 12 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 13. Status orang / badan hukum, maka lex cause yang harus digunakan adalah hukum dari tempat dimana orang atau subjek hukum itu berkediaman tetap (lex domicili) (atau berkewarganegaraan / Lex patriae).  Status perbuatan-perbuatan hukum, maka lex cause-nya adalah hukum dari tempat dimana perbuatan itu dijalankan (lex loci actus). Contoh : A berasal dari kota Milan, berdasarkan statuta Milan melakukan transaksi jual beli dengan B dari Venesia. Objek jual beli adalah sebidang tanah di kota Roma. Bila timbul perkara tentang status pemilikan tanah di Roma tersebut, bagaimana penyelesaiakn menurut teori statuta? Perkara akan dikualifikasi sebagai perkara realia, perkara ini harus diselesaikan berdasarkan hukum tanah Roma. C adalah warga yang berkediaman tetap di kota Genoa. Di kota ini, C dianggap sebagai orang yang sudah mampu melakukan perbuatan hukum secara mandiri. Namun dimikian di kota Florence, karena kaidah-kaidah hukum yang berbeda, C dianggap belum mampu melakukan perbuatan hukum sendiri. Seandainya pekara ini dipersoalkan di Pengadilan Florence, maka bagaimana penyelesaian berdasarkan teori statuta ? Perkara akan dikualifikasi sebagai perkara Personalia, dan status personal C akan 13 ditentukan berdasarkan LAW 2 Genoa sebagai Lex Cause. INTERNATIONAL PRIVAT hukum 04/17/13
  • 14. D adalah warga kota Turin. Ketika ia berada di kota Pisa, ia telah melakukan perbuatan yang merugikan E, seorang warga Pisa, dan E kemudian menuntut ganti kerugian dari D di pengadilan Pisa. Apabila perkara diajukan di Pengadilan Pisa, maka bagaimana penyelesaiannya berdasarkan teori statuta ? Perkara akan dikualifikasi sebagai perkara mixta, dan pengadilan Pisa akan menetapkan apakah D telah melakukan perbuatan melawan hukum dan E berhak atas ganti kerugian berdasarkan hukum Pisa sebagai hukum dari tempat dimana perbuatan dilaksanakan. 14 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 15. Kelemahan : Upaya untuk menetapkan dengan tegas perkara-perkara apa yang harus diklasifikasikan ke dalam kaidah-kaidah realia, personalia atau mixta ternyata tidak selalu mudah dilaksanakan. Mis.: Kemampuan hukum seseorang untuk mengalihkan hak milik atas tanah. Apakah Personalia atau Realia? Perbuatan hukum yang sasarannya adalah benda tetap. Apakah Realia atau Mixta ? Bartolus menjawab kritik semacam ini dengan menggunakan Penafsiran Gramatikal : Suatu statuta adalah realia, bila rumusan statuta itu diawali dengan istilah benda terlebih dahulu, demikian pula suatu statuta adalah personalia, bila perumusannya diawali dengan penyebutan tentang orang dan subjek hukumnya terlebih dahulu. 15 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 16. PERKEMBANGAN TEORI STATUTA DI PRANCIS (Abad ke-16) Kota-kota di Perancis secara de facto merupakan wilayah-wilayah yang berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan. Kenyataan menunjukkan bahwa : - Masing-masing propinsi memiliki sistem hukum lokalnya sendiri (Coutume). Statuta = hukum lokal provinsi-provinsi. - Meningkatnya aktivitas perdagangan antar provinsi di Perancis mengakibatkan bertemunya kaidah-kaidah hukum pelbagai provinsi dalam konflik-konflik hukum antara provinsi. 16 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 17. TEORI STATUTA PERANCIS Pusat perdagangan Sistem Hukum Lokal Hukum Perselishan Modifikasi Statuta Italia Charles Dumouli Betrand D Argentre Memperluas ruang lingkup Statuta Ingin memperluas ruang lingkup Realia, dan memasukkan perjanjian- Statuta Personalia Bartolus dan perjanjian dan perbuatan melawan memasukkan Perjanjian sebagai hukum lainnya ke dalam lingkup Statuta Personalia. Statuta Realia. 17 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 18. TEORI STATUTA BELANDA ABAD 17 Kedaulatan Eksklusif Negara. Jadi statuta yang dimaksud adalah Hukum Suatu Negara yang berlaku di dalam teritorial suatu Negara. Tokoh Statuta Belanda : a. Ulrik Huber (1636 – 1694) b. Jonannes Voet (1647 – 1714) 18 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 19. Pandangan Ulrik Huber Untuk menyelesaikan Perkara HPI, harus bertitik tolak pada 3 prinsip dasar : 1.Hukum Negara hanya berlaku pada batas-batas teritorial negara itu. 2.Semua orang yang secara tetap atau sementara berada dalam teritorial suatu negara berdaulat : - Merupakan subjek hukum dari negara tersebut; - Tunduk serta terikat pada hukum negara tersebut 1.Namun demikian berdasarkan prinsip Sopan Santun Antara Negara (comitas gentium), hukum yang harus berlaku di negara asalnya tetap memiliki kekuatan berlaku dimana-mana, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan subjek hukum dari negara pemberi pengakuan. 19 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 20. Suatu perbuatan hukum yang dilakukan di suatu tempat tertentu : -Dianggap sebagai perbuatan hukum yang sah menurut hukum setempat, harus diakui / dianggap sah juga di negara-negara lain, (termasuk di negara forum) meskipun hukum negara lain itu mengganggap perbuatan semacam itu batal; atau -Dianggap sebagai perbuatan melawan hukum menurut hukum setempat, akan dianggap batal di manapun juga termasuk di dalam wilayah negara forum. KESIMPULAN : -Setiap negara memiliki kedaulatan, sehingga negara memiliki kewenangan penuh untuk menetapkan kaidah-kaidah HPI-nya; tetapi -Dalam kenyataan, negara-negara itu tidak dapat bertindak secara bebas, dalam arti bahwa berdasarkan asas Comitas Gentium negara itu harus mengakui pelaksanaan suatu hak yang telah diperoleh secara sah di negara lain itu. 20 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 21. Pandangan Johannes Voet Pemberlakuan hukum asing di suatu negara bukan merupakan kewajiban Hukum Internasional (Publik) atau karena sifat hubungan HPI-nya. Suatu negara asing tidak dapat menuntut pengakuan / pemberlakuan kaidah hukumnya di dalam wilayah hukum suatu negara lain. Karena itu, pengakuan atas berlakunya suatu hukum asing hanya dilakukan demi sopan santun pergaulan antarnegara (Comitas Gentium). Namun demikian, asas Comitas Gentium ini harus ditaati oleh setiap negara, dan asas ini harus dianggap sebagai bagian dari sistem hukum nasional negara itu. Salah satu asas yang berkembang dari Statuta Belanda adalah asas Locus Regit Actum, yaitu “tempat dimana perbuatan dilakukan akan 21menentukan bentuk hukum dari perbuatan itu”. INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 22. TEORI HPI UNIVERSAL (Abad XIX) Pencetus Teori HPI Universal adalah Freidrich Carl v. Savigny di Jerman, didahului oleh pemikir ahli hukum Jerman lain, C.G. von Wachter. 22 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 23. Pandangan C.G. Von Wachter Mengkritik Statuta Italia, karena dianggap menimbulkan ketidakpastian hukum, dan ia menolak sifat ekstrateritorial karena akan menyebabkan timbulkan kewajiban hukum di negara asing. Asumsi Wachter : Hukum intern forum hanya dapat diterapkan pada kasus- kasus hukum lokal saja. Karena itu, dalam perkara-perkara HPI, forumlah yang harus menyediakan kaidah-kaidah HPI atau yang menentukan hukum apa yang harus berlaku. 23 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 24. Wachter berusaha meninggalkan klasifikasi ala teori Statuta, dan memusatkan perhatiannya pada penetapan hukum yang seharusnya berlaku terhadap hubungan hukum tertentu. Titik tolak penentuan hukum yang seharusnya diberlakukan adalah hukum dari tempat yang merupakan LEGAL SEAT (tempat kedudukan) dari dimulainya suatu hubungan hukum tertentu. Perkara HPI sebagai suatu hubungan hukum mulai ada sejak perkara itu diajukan di suatu forum tertentu. Karena itu forum pengadilan itulah yang harus dianggap sebagai tempat kedudukan hukum (LEGAL SEAT) perkara yang bersangkutan. Karena forum merupakan “LEGAL SEAT”, maka Lex Fori-lah yang harus diberlakukan sebagai hukum yang berwenang menentukan hukum apa yang dapat berlaku dalam perkara 04/17/13 24 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 HPI.
  • 25. PANDANGAN F.C VON SAVIGNY Menggunakan konsepsi “Legal Seat” dengan asumsi bahwa untuk setiap jenis hubungan hukum, dapat ditentukan Legal Seat / Tempat Kedudukan Hukum, dengan melihat pada hakikat hubungan itu. Bila hendak menentukan aturan hukum yang seharusnya diberlakukan, Hakim wajib menentukan tempat kedudukan hukum / legal seat dari hubungan itu. Caranya : dengan melokalisasi tempat kedudukan hukum dan hubungan hukum itu dengan bantuan titik-titik taut. Bila tempat kedudukan hukum dari suatu jenis hubungan hukum telah dapat ditentukan, maka Sistem Hukum dari Tempat itulah yang digunakan sebagai Lex Cause. 25 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 26. Setelah tempat kedudukan hukum itu dilokalisasi, maka dibentuklah asas hukum yang bersifat universal yang dapat digunakan untuk menentukan hukum yang berlaku. Terpusatnya titik-titik taut pada suatu tempat tertentu akan menunjukkan bahwa tempat tersebutlah yang menjadi centre of gravity (pusat gaya berat). Perlu disadari bahwa sebuah kaidah HPI berdasarkan pendekatan ini sebenarnya digunakan untuk menunjuk ke arah sistem hukum suatu negara yang akan menjadi Lex Cause, atau yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu persoalan hukum. Lex Cause ini yang harus diberlakuan untuk menjawab semua legal issues dari perkara yang dihadapi. 26 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 27. CONTOH : SARAH, merupakan seorang pengusaha berkewarganegaraan Inggris dan keturunan India. SARAH mengadakan perjanjian jual beli mobil dengan Beni, seorang pelajar berkewarganegaraan Indonesia yang sedang menjalankan studinya di Belanda. Perjanjian jual beli mobil tersebut dibuat di Indonesia dengan menggunakan bahasa Inggris. Setelah perjanjian ditandatangani, Sarah kemudian secara sepihak membatalkan perjanjian dan menjual mobil tersebut kepada orang lain. Beni yang tidak menerima perbuatan Sarah tersebut kemudian mengajukan gugatan ke Pengadilan Indonesia. STATUTA ITALIA : Perkara dikualifikasikan sebagai Statuta Mixta. Lex Cause : Indonesia (tempat perbuatan dilakukan) 27 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 28. STATUTA PERANCIS (Dumolin) : Perkara dikualifikasikan sebagai statuta Personalia. Lex Cause : Inggris (tempat kewarganegaraan Sarah) STATUTA PERANCIS (D’Argentre): Perkara dikualifikasikan sebagai statuta Realia. Lex Cause : Indonesia HPI UNIVERSAL : Titik Taut : - Kewarganegaraan Tergugat (Ing) - Kewarganegaraan Penggugat (Ind) - Tempat Pembuatan Perjanjian (Ind) Legal Seat = Lex Cause = Indonesia 28 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 29. CONTOH : Acong merupakan warga negara Indonesia yang menikah dengan Windy, warga negara Inggris. Setelah menikah, Acong menjual tanahnya yang terletak di India kepada Windy. Perjanjian dibuat di Indonesia. 1 tahun kemudian, Acong hendak membatalkan perjanjian jual beli tersebut, karena berdasarkan hukum Indonesia perjanjian antara suami istri adalah dilarang. Acong mengajukan pembatalan di pengadilan India. Statuta Belanda (Ulrik Hubert) : Perjanjian dianggap tidak sah, karena berdasarkan hukum Indonesia perjanjian tersebut adalah tidak sah (Commitas Gentium). 29 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13
  • 30. Bila perkara diajukan di Pengadilan Inggris, dan Hukum Inggris menyatakan perjanjian jual beli antara suami istri adalah sah, maka : Perjanjian akan dianggap sebagai perjanjian yang sah, karena terdapat kepentingan subjek hukum Inggris sehingga commitas gentium tidak belaku. 30 INTERNATIONAL PRIVAT LAW 2 04/17/13