SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  51
Suria Nataadmadja & Associates




PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN
                                         Pendidikan Khusus Profesi Advokat
                 Imran Ganie Education bekerjasama dengan 74 Law Institute

                                                 Oleh:
                         Suria Nataadmadja, S.H., LL.M.
                            Adi Febrianto Sudrajat, S.H.
I. PENGGABUNGAN
“Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan
atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada
yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan
diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan
dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri
berakhir karena hukum” Pasal 1 butir 9 UU PT dikenal juga dengan istilah
Merger

II. PELEBURAN
“Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang
karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan
diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena
hukum.” Pasal 1 butir 10 UU PT dikenal juga dengan istilah Konsolidasi

                                                 Suria Nataadmadja & Associates
III. PENGAMBILALIHAN
“Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham
Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas
Perseroan tersebut” Pasal 1 butir 11 UU PT, dikenal juga dengan istilah
Akuisisi

IV. PEMISAHAN
“Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perseroan
untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan
pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada dua Perseroan atau
lebih atau sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum
kepada satu Perseroan atau lebih.” Pasal 1 butir 12 UU PT, dikenal juga
dengan istilah spin off
                                              Suria Nataadmadja & Associates
1.   Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU
     PT) pada Pasal 1, 21, 29, 30, 62, 66, 87, 89, 122 s.d. 137
2.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1998
     Tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan
     Terbatas
3.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999
     Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank
4.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2010
     Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan
     Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan
     Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
5.   Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-
     52/PM/1997 Tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha
     Perusahaan Publik atau Emiten
                                            Suria Nataadmadja & Associates
Berdasarkan Pasal 126 ayat (1) UU PT perbuatan hukum
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan wajib
memperhatikan kepentingan:
1.Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan

2.Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan

3.Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha

Berdasarkan Pasal 126 ayat (2) UU PT pemegang saham yang tidak
setuju terhadap keputusan RUPS mengenai Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan boleh menggunakan
haknya untuk meminta Perseroan agar sahamnya dibeli dengan
harga wajar sebagaiman dimaksud dalam Pasal 62 UU PT

                                       Suria Nataadmadja & Associates
Akibat dari perbuatan hukum penggabungan sebagai berikut:
1. Penggabungan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan berakhir
   karena hukum, Pasal 122 ayat (1)
2. Berakhirnya Perseroan terjadi tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu,
   Pasal 122 ayat (2)
3. Dalam hal berakhirnya Perseroan, menurut Pasal 122 ayat (3):

    a. aktiva dan pasiva Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena
        hukum kepada Perseroan yang menerima Penggabungan;
    b. pemegang saham Perseroan yang menggabungkan diri karena hukum
        menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan;
        dan
    c. Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum
        terhitung sejak tanggal Penggabungan mulai berlaku.


                                                 Suria Nataadmadja & Associates
A+B=B
A+B=B, perseroan A bubar demi hukum tanpa diikuti proses
  likuidasi. Semua aktiva dan pasiva yang dimiliki oleh perseroan
  A beralih kepada perseroan B. Pemegang saham perseroan A
  menjadi pemegang saham perseroan B. Segala izin-izin usaha
  dan operasional perseroan A beralih pada perseroan B,
  walaupun demikian perlu ada penyesuaian berdasarkan
  peraturan perundang-undangan. B adalah Perseroan yang
  menerima Penggabungan/ surviving company
                                           Suria Nataadmadja & Associates
Pasal 123 ayat (2) mengenai Rancangan Penggabungan memuat
sekurang-kurangnya:
1.nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan;
2.alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan dan persyaratan Penggabungan;
3.tata  cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang
menggabungkan diri terhadap saham Perseroan yang menerima
Penggabungan;
4.rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan yang menerima
Penggabungan apabila ada;
5.laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari
setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;

                                           Suria Nataadmadja & Associates
6.    rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan
      yang akan melakukan Penggabungan
7.    neraca proforma Perseroan yang menerima Penggabungan sesuai
      dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
8.    cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan
      Komisaris, dan karyawan Perseroan yang akan melakukan
      Penggabungan diri;
9.    cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan
      menggabungkan diri terhadap pihak ketiga;
10.   cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
      Penggabungan Perseroan;
11.   nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium
      dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
      yang menerima Penggabungan;

                                                Suria Nataadmadja & Associates
12.   perkiraan jangka waktu pelaksanaan Penggabungan;
13.   laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang
      dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan;
14.   kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan
      Penggabungan dan perubahan yang terjadi selama tahun
      buku yang sedang berjalan; dan
15.   rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang
      berjalan yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan
      melakukan Penggabungan.




                                          Suria Nataadmadja & Associates
1.   Direksi Perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima Penggabungan
     menyusun rancangan Penggabungan, Pasal 123 ayat (1)
2.   Rancangan Penggabungan, Pasal 123 ayat (2)
3.   Rancangan Penggabungan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dari
     setiap Perseroan diajukan kepada RUPS masing-masing untuk mendapat
     persetujuan, Pasal 123 ayat (3)
4.   RUPS di masing-masing Perseroan yang akan Merger sesuai dengan Pasal 127
     ayat (1), memperhatikan ketentuan Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 terkait sahnya
     RUPS
5.   Direksi Perseroan yang akan melakukan Penggabungan wajib mengumumkan
     ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan
     mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan
     melakukan Penggabungan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
     sebelum pemanggilan RUPS. Pasal 127 ayat (2). Pengumuman memuat juga
     pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan
     Penggabungan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal pengumuman sampai
     tanggal RUPS diselenggarakan. Pasal 127 ayat (3)
                                                       Suria Nataadmadja & Associates
6.   Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka
     waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman
     mengenai Penggabungan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127
     ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan
     keberatan, kreditor dianggap menyetujui Penggabungan Pasal 127 ayat
     (5)
7.   Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan
     RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus
     disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6)
8.   Selama penyelesaian belum tercapai, Penggabungan tidak dapat
     dilaksanakan Pasal 127 ayat (7)
9.   Rancangan Penggabungan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam
     akta Penggabungan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa
     Indonesia. Pasal 128 ayat (1)


                                                  Suria Nataadmadja & Associates
10.   Berdasarkan Pasal 129 ayat (1) dan (2), Salinan akta Penggabungan
      Perseroan dilampirkan pada:
      a.   pengajuan permohonan untuk mendapatkan persetujuan Menteri sebagaimana
           dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1); atau
      b.   penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan anggaran
           dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3)
10.   Dalam hal Penggabungan Perseroan tidak disertai perubahan anggaran
      dasar, salinan akta Penggabungan harus disampaikan kepada Menteri untuk
      dicatat dalam daftar Perseroan.
11.   Berdasarkan Pasal 132, Ketentuan Pasal 29 (mengenai daftar perseroan,)
      dan Pasal 30 (mengenai Pengumuman di Tambahan Berita Negara, 14 hari
      setelah diterimanya Pemberitahuan) berlaku juga bagi Penggabungan
      Perseroan.
12.   Direksi Perseroan yang menerima Penggabungan wajib mengumumkan
      hasil Penggabungan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih dalam jangka
      waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya
      Penggabungan, Pasal 133 ayat (1)
                                                      Suria Nataadmadja & Associates
CONTOH ILUSTRASI JADWAL WAKTU PENGGABUNGAN

                                                                                                                          Persetujuan
                                                                                                                          Kemenhukham:
       Nota                                                                                                               •Perubahan AD surviving
                                                                                  •Penandatangan Akta                     company
  Kesepahaman
                                                                                  Merger
  Direksi Merging                                                                                                         •Pendaftaran AD surviving
                                                                                  •Penyampaian
   dan Surviving                                                                                                          company pada Daftar
     Company                                                                      Perubahan AD Ke
                                                                                  Kemenhukham                             Perseroan
   membuat draft
                                                                                  •Batas akhir Pengesahan                 •Merger berlaku efektif
  rencana merger
                                                                                  AD oleh Kemenhukham
                                                                                                                                                            Pengumuman
                                                                                                                                                            hasil merger +- 1
                      Dewan                          Pemanggila                                                                                             hari dalam surat
                    Komisaris                          n RUPS                                                                                               kabar harian (Psl.
                    menyetujui                        Psl. 82 (1)                                                                                           133 (1) UUPT)
                     Rencana
                      Merger

                                                 30 hari
                                                                                                            Maksimum 60 hari                  Maksimum 30 hari
                                                                                14-30 hari




                                 14 hari                            14 hari                                                                   14 hari



                                                                                                                                                    Pengumuman
                    Pengumuman                                                                                                                      AD        pada
                       rencana                                                                                                                      Tambahan
                     merger +- 1           Batas Akhir
                                             Kreditur                                                                                               Berita Negara
   31                hari di surat                                Keputusan                                      Aplikasi   Izin    Usaha
                                           menyampai                                                                                                (Psl   30   (2)
Desember            kabar harian &                                  RUPS                                         Merger ke BKPM dan
                                               kan                                                                                                  UUPT)
                    Pengumuman                                 •Eksekusi                                         mendapatkan Izin Usaha
                    pada karyawan           keberatan          Merger;                                           atau Izin Prinsip Merger
  Tutup
                     (Psl. 127 (2)             atas            •Perubahan                                        dari BKPM tidak lebih dari
  Buku
                        UUPT)                rencana           Anggaran Dasar                                    14 hari
 Laporan
                                              merger           tentang Merger
Keuangan
                                           (Psl 127 (4)
   utk
                                              UUPT)
 Laporan
 Merger




                                                                                                               Suria Nataadmadja & Associates
Akibat dari perbuatan hukum Peleburan sebagai berikut:
1. Peleburan mengakibatkan Perseroan yang meleburkan diri berakhir
   karena hukum, Pasal 122 ayat (1)
2. Berakhirnya Perseroan terjadi tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu,
   Pasal 122 ayat (2)
3. Dalam hal berakhirnya Perseroan, menurut Pasal 122 ayat (3):

    a. aktiva dan pasiva Perseroan yang meleburkan diri beralih karena
        hukum kepada Perseroan hasil Peleburan;
    b. pemegang saham Perseroan yang menggabungkan diri karena hukum
        menjadi pemegang saham Perseroan hasil Peleburan; dan
    c. Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum terhitung
        sejak tanggal Peleburan mulai berlaku.




                                                 Suria Nataadmadja & Associates
Pasal 123 ayat (2) mengenai Rancangan Peleburan memuat
sekurang-kurangnya:
1.nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan
melakukan Peleburan;
2.alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan
Peleburan dan persyaratan Peleburan;
3.tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang
melakukan Peleburan terhadap saham Perseroan hasil Peleburan;
4.Rancangan anggaran dasar perseroan hasil peleburan apabila
ada;
5.laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir
dari setiap Perseroan yang akan melakukan Peleburan;

                                         Suria Nataadmadja & Associates
6.    rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan
      yang akan melakukan Peleburan
7.    neraca proforma Perseroan hasil Peleburan sesuai dengan prinsip
      akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
8.    cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi,
      Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang akan melakukan
      Peleburan;
9.    cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan
      melakukan Peleburan terhadap pihak ketiga;
10.   cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
      Peleburan Perseroan;
11.   nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium
      dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
      yang menerima Peleburan;
                                               Suria Nataadmadja & Associates
12.   perkiraan jangka waktu pelaksanaan Peleburan;
13.   laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang
      dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan
      Peleburan;
14.   kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Peleburan
      dan perubahan yang terjadi selama tahun buku yang sedang
      berjalan; dan
15.   rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang
      berjalan yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan
      melakukan Peleburan.



                                          Suria Nataadmadja & Associates
Pasal 124 UU PT menyatakan bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123
mutatis mutandis berlaku bagi Perseroan yang meleburkan diri maka proses peleburan
perseroan sebagai berikut:
1.Direksi Perseroan yang akan meleburkan diri menyusun rancangan Peleburan, Pasal 123
ayat (1)
2.Rancangan Peleburan, Pasal 123 ayat (2)

3.Rancangan Peleburan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dari setiap
Perseroan diajukan kepada RUPS masing-masing untuk mendapat persetujuan, Pasal 123
ayat (3)
4.RUPS di masing-masing Perseroan yang akan melebur sesuai dengan Pasal 127 ayat (1),
memperhatikan ketentuan Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 terkait sahnya RUPS
5.Direksi Perseroan yang akan melakukan Peleburan wajib mengumumkan ringkasan
rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis
kepada karyawan dari Perseroan yang akan melakukan Peleburan, dalam jangka waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2).
Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat
memperoleh rancangan Peleburan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal
pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3)

                                                        Suria Nataadmadja & Associates
6.   Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka
     waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman
     mengenai Peleburan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat
     (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan
     keberatan, kreditor dianggap menyetujui Peleburan Pasal 127 ayat (5)
7.   Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan
     RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus
     disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6)
8.   Selama penyelesaian belum tercapai, Peleburan tidak dapat dilaksanakan
     Pasal 127 ayat (7)
9.   Rancangan Peleburan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta
     Peleburan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Pasal
     128 ayat (1), dimana akta Peleburan tersebut menjadi dasar pembuatan
     akta pendirian Perseroan hasil Peleburan Pasal 128 ayat (3)


                                                  Suria Nataadmadja & Associates
10.   Berdasarkan Pasal 130, salinan akta Peleburan dilampirkan pada
      pengajuan permohonan untuk mendapatkan Keputusan Menteri
      mengenai pengesahan badan hukum Perseroan hasil Peleburan
      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4).
11.   Berdasarkan Pasal 132, Ketentuan Pasal 29 (mengenai daftar perseroan,)
      dan Pasal 30 (mengenai Pengumuman di Tambahan Berita Negara, 14 hari
      setelah diterimanya Akta Pendirian Perseroan) berlaku juga bagi
      Penggabungan Perseroan.
12.   Direksi Perseroan hasil Peleburan wajib mengumumkan hasil Peleburan
      dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih dalam jangka waktu paling lambat
      30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya Peleburan, Pasal
      133 ayat (1)




                                                    Suria Nataadmadja & Associates
A+B=C
A+B=C, perseroan A dan B bubar demi hukum tanpa diikuti
  proses likuidasi dan diikuti membentuk perseroan hasil
  Peleburan, perseroan C. Semua aktiva dan pasiva yang dimiliki
  oleh perseroan A dan B beralih kepada perseroan C.
  Pemegang saham perseroan A dan B menjadi pemegang
  saham pendiri perseroan C.



                                         Suria Nataadmadja & Associates
   Pengambilalihan dilakukan dengan cara Pasal 125 ayat (1):
       pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan
        dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi Perseroan atau;
       langsung dari pemegang saham.
   Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang
    perseorangan, Pasal 125 ayat (2)
   Pengambilalihan saham mengakibatkan beralihnya pengendalian
    terhadap Perseroan tersebut, Pasal 125 ayat (3)
   Berdasarkan Pasal 125 ayat (4), dalam hal Pengambilalihan dilakukan
    oleh badan hukum berbentuk Perseroan, Direksi sebelum melakukan
    perbuatan hukum Pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS
    yang memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan
    pengambilan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.



                                              Suria Nataadmadja & Associates
Pasal 125 ayat (6) mengenai Rancangan Pengambilalihan memuat
sekurang-kurangnya:
1.nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil
alih dan Perseroan yang akan diambil alih;
2.alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih
dan Direksi Perseroan yang akan diambil alih;
3.laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2)
huruf a UU PT untuk tahun buku terakhir dari Perseroan yang akan
mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih;
4.tata cara penilaian dan konversi saham dari Perseroan yang akan
diambil alih terhadap saham penukarnya apabila pembayaran
Pengambilalihan dilakukan dengan saham;
5.jumlah saham yang akan diambil alih;

6.kesiapan pendanaan;
                                             Suria Nataadmadja & Associates
7.    neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambil alih
      setelah Pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip
      akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
8.    cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju
      terhadap Pengambilalihan;
9.    cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi,
      Dewan Komisaris, dan karyawan dari Perseroan yang akan diambil
      alih;
10.   perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengambilalihan, termasuk
      jangka waktu pemberian kuasa pengalihan saham dari pemegang
      saham kepada Direksi Perseroan;
11.   rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil
      Pengambilalihan apabila ada.

                                             Suria Nataadmadja & Associates
Prosedur pengalihan saham mengikuti Anggaran Dasar dengan
memperhatikan Pasal 57 UU PT yang berbunyi sebagai berikut:
1)Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak
atas saham, yaitu:
      a.   keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham
           dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;
      b.   keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ
           Perseroan; dan/atau
      c.   keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi
           yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
           undangan.
2)Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal
pemindahan hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum, kecuali
keharusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berkenaan dengan
kewarisan
                                                Suria Nataadmadja & Associates
A. Jika Proses Pengambilalihan dilakukan melalui Direksi Perseroan:
1. Pihak yang akan mengambilalih menyampaikan maksudnya untuk melakukan
    Pengambilalihan, ditujukan dan disampaikan pada Direksi, Pasal 125 ayat (5)
2. Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan mengambil
    alih dengan persetujuan Dewan Komisaris masing-masing menyusun
    rancangan Pengambilalihan, Pasal 126 ayat (6)
3. Berdasarkan Pasal 127 ayat (1), pengambilalihan harus mendapatkan
    Keputusan RUPS sesuai dengan ketentuan pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89
4. Direksi Perseroan yang akan melakukan Pengambilalihan dan yang akan
    diambilalih wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
    (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari
    Perseroan yang akan mengambilalih dan diambilalih, dalam jangka waktu paling
    lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2).
5. Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan
    dapat memperoleh rancangan Peleburan di kantor Perseroan terhitung sejak
    tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3)


                                                    Suria Nataadmadja & Associates
6.   Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka
     waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman
     mengenai Pengambilalihan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127
     ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan
     keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pengambilalihan pada Pasal 127
     ayat (5)
7.   Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan
     RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus
     disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6)
8.   Selama penyelesaian belum tercapai, Pengambilalihan tidak dapat
     dilaksanakan Pasal 127 ayat (7)
9.   Rancangan Pengambilalihan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke
     dalam akta Pengambilalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa
     Indonesia. Pasal 128 ayat (1)


                                                  Suria Nataadmadja & Associates
10.   Berdasarkan Pasal 131 ayat (1), salinan akta Pengambilalihan
      dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri
      tentang perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam
      Pasal 21 ayat (3).
11.   Pasal 133 ayat (2), mewajibkan Direksi Perseroan yang sahamnya
      diambil alih mengumumkan hasil Pengambilalihan dalam 1 (satu) surat
      kabar atau lebih, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
      terhitung sejak tanggal berlakunya Pengambilalihan.




                                                   Suria Nataadmadja & Associates
B. Jika Proses Pengambilalihan secara Langsung dari Pemegang Saham:
1. Pengambilalihan saham Perseroan lain langsung dari pemegang saham tidak
    perlu didahului dengan membuat rancangan Pengambilalihan, tetapi dilakukan
    langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan
    mengambil alih dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan
    anggaran dasar Perseroan yang diambil alih, Penjelasan Pasal 125 ayat (7) juga
    wajib memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan yang diambil alih
    tentang pemindahan hak atas saham dan perjanjian yang telah dibuat oleh
    Perseroan dengan pihak lain, Pasal 125 ayat (8)
2. Berdasarkan Pasal 127 ayat (8) yang menyatakan bahwa Ketentuan
    sebagaimana dimaksud pada Pasal 127 ayat (2), ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan
    ayat (7) mutatis mutandis berlaku bagi pengumuman dalam rangka
    Pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham, maka:




                                                     Suria Nataadmadja & Associates
3.   Direksi Perseroan yang akan melakukan Pengambilalihan atau yang akan diambilalih
     wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan
     mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan
     mengambilalih dan diambilalih, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
     sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2).
4.   Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat
     memperoleh rancangan Peleburan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal
     pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3)
5.   Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling
     lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Pengambilalihan sesuai
     dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut
     kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pengambilalihan
     pada Pasal 127 ayat (5)
6.   Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat
     diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna
     mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6)
7.   Selama penyelesaian belum tercapai, Pengambilalihan tidak dapat dilaksanakan Pasal
     127 ayat (7)
                                                         Suria Nataadmadja & Associates
8.   Kesepakatan pengambilalihan dituangkan dalam akta pengambilalihan
     sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2), berdasarkan
     Pasal 131 ayat (2), Dalam hal pengambilalihan saham dilakukan secara
     langsung dari pemegang saham, salinan akta pemindahan hak atas saham
     wajib dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri
     tentang perubahan susunan pemegang saham
9.   Sesuai dengan Pasal 133 ayat (2) yang menyatakan Pasal 133 ayat (2) berlaku
     juga bagi pengambilalihan saham dilakukan secara langsung dari pemegang
     saham, maka Direksi Perseroan yang diambilalih sahamnya wajib
     mengumumkan hasil pangambilalihan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih
     dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
     berlakunya Pengambilalihan.




                                                     Suria Nataadmadja & Associates
1.   Pemisahan berdasarkan Pasal 135 ayat (1) dapat dilakukan dengan
     cara:
     a.  Pemisahan murni; atau
     b.  Pemisahan tidak murni.
2.   Pemisahan murni mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
     Perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) Perseroan lain
     atau lebih yang menerima peralihan dan Perseroan yang
     melakukan Pemisahan tersebut berakhir karena hukum Pasal 135
     ayat (2).
3.   Pemisahan tidak murni mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva
     Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu) Perseroan lain
     atau lebih yang menerima peralihan, dan Perseroan yang
     melakukan Pemisahan tersebut tetap ada Pasal 135 ayat (3).

                                             Suria Nataadmadja & Associates
Pemisahan Murni
                   A                 B        A         B              A          B



                             X                     Y                         Z

Penjelasan:
Perseroan X mempunyai dua usaha yang dipisah menjadi milik perseroan Y dan perseroan Z. Selanjutnya
perseroan X berakhir

                                         Pemisahan Tidak Murni
                     A               B         A        B               A          B



                         X       Y                 X                          Y

Penjelasan:
Perseroan X mempunyai dua usaha yang dipisah sehingga selanjutnya satu usaha tetap milik perseroan X dan
usaha lainnya menjadi milik perseroan Y. Dengan demikian perseroan X tetap ada dan tidak berakhir

                                                                   Suria Nataadmadja & Associates
1.   Pemisahan dilakukan berdasarkan Keputusan RUPS
     sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127 ayat (1).
2.   Direksi Perseroan yang akan melakukan Pemisahan wajib
     mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
     (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada
     karyawan dari Perseroan yang akan melakukan Pemisahan,
     dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
     sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2).
     Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak
     yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan
     Pemisahan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal
     pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal
     127 ayat (3)
                                         Suria Nataadmadja & Associates
3.   Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka
     waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman
     mengenai Pemisahan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat
     (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan
     keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pemisahan Pasal 127 ayat (5)
4.   Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan
     RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus
     disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat
     (6)
5.   Selama penyelesaian belum tercapai, Pemisahan tidak dapat
     dilaksanakan Pasal 127 ayat (7)
6.   Rancangan Pemisahan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam
     akta Pemisahan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
7.   Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemisahan diatur dengan Peraturan
     Pemerintah berdasarkan Pasal 136.  PP belum ada

                                                 Suria Nataadmadja & Associates
Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
2010 Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan
Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP 57/ 2010)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan sebagai berikut:
1.Pelaku Usaha dilarang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan
Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat
mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak
Sehat, pasal 2 ayat (1) PP 57/ 2010, dalam hal ini diduga (pasal 2 ayat (2) PP
57/ 2010:
    a.  perjanjian yang dilarang;
    b.  kegiatan yang dilarang; dan/atau
    c.  penyalahgunaan posisi dominan.
                                                   Suria Nataadmadja & Associates
2. Komisi memberikan penilaian terhadap Penggabungan
   Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan
   saham perusahaan yang telah berlaku efektif secara yuridis
   dan diduga mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli
   dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat , Pasal 3 ayat (1) PP
   57/ 2010
3. Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan
   administratif terhadap Pelaku Usaha yang melakukan
   pelanggaran Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan
   Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang
   dapat mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan/atau
   Persaingan Usaha Tidak Sehat sesuai dengan ketentuan
   dalam Undang- Undang, Pasal 4 ayat (1) PP 57/ 2010
4. Penjatuhan sanksi tersebut dilakukan setelah melalui
   prosedur penanganan perkara oleh Komisi sesuai dengan
   ketentuan dalam Undang-Undang, Pasal 4 ayat (2) PP 57/
   2010
                                         Suria Nataadmadja & Associates
5.  Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
    Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset
    dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib
    diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga puluh)
    hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan
    Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
    perusahaan. (Pasal 5 ayat (1) PP 57/ 2010)
6. Apabila Jumlah tertentu tersebut di atas (Pasal 5 ayat (2) dan (3)
PP 57/2010) :
    a. nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus
         miliar rupiah); dan/atau
    b. nilai penjualan sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah.
    c. Bagi Pelaku Usaha di bidang perbankan berlaku jika nilai aset
         melebihi Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah).
Sanksi apabila tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis berupa denda
    administratif sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk
    setiap hari keterlambatan, dengan ketentuan denda administratif secara
    keseluruhan paling tinggi sebesar Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima
    miliar rupiah) sebagaimana diatur pada (Pasal 6 PP 57/ 2010),
    Pengecualian bagi perusahaan yang terafiliasi (Pasal 7 PP 57/ 2010)
                                                   Suria Nataadmadja & Associates
Tata cara penyampaian pemberitahuan sebagai berikut:
1.Mengisi formulir pemberitahuan yang telah ditetapkan oleh Komisi. (Pasal 8 ayat (1)
PP 57/ 2010)
2.Formulir tersebut paling sedikit memuat (Pasal 8 ayat (2) PP 57/ 2010) :
     a.   nama, alamat, nama pimpinan atau pengurus Badan Usaha yang melakukan
          Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan
          saham perusahaan lain;
     b.   ringkasan rencana Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
          Pengambilalihan saham perusahaan; dan
     c.   nilai aset atau nilai hasil penjualan Badan Usaha.
3.Formulir tersebut wajib (Pasal 8 ayat (3) PP 57/ 2010) :
     a.   ditandatangani oleh pimpinan atau pengurus Badan Usaha yang melakukan
          Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan
          saham perusahaan lain; dan
     b.   dilampiri dokumen pendukung yang berkaitan dengan Penggabungan Badan
          Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan.
4.Komisi memberikan Penilaian dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh)
hari kerja terhitung sejak tanggal dokumen pemberitahuan tertulis diterima Komisi
secara lengkap. (Pasal 9 ayat (2) PP 57/ 2010)
5.Dalam hal pendapat Komisi menyatakan adanya dugaan Praktik Monopoli dan/atau
Persaingan Usaha Tidak Sehat, Komisi akan melakukan tindakan sesuai dengan
kewenangannya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. (Pasal 8 ayat (4) PP 57/
2010)
                                                             Suria Nataadmadja & Associates
Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999
Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank (PP 28/ 1999)
Bank adalah Bank dan Bank Perkreditan Rakyat Umum (Pasal 1 ayat (1)PP 28/ 1999)
1.Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dapat dilakukan atas (Pasal 3 PP28/ 1999) :

     a. inisiatif Bank yang bersangkutan; atau

     b. permintaan Bank Indonesia; atau

     c. inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan
         perbankan.
2.Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank yang dilakukan atas inisiatif Bank yang
bersangkutan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia,
(Pasal 4 ayat (1) PP 28/ 1999)
3.Kewajiban untuk terlebih dahulu memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia,
berlaku pula untuk Merger dan Konsolidasi yang dilakukan atas inisiatif badan khusus
yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. (Pasal 4 ayat (2) PP 28/
1999)



                                                       Suria Nataadmadja & Associates
4. Merger, Konsolidasi dan Akuisisi hanya dapat dilakukan dengan
   persetujuan RUPS bagi Bank yang berbentuk Perseroan Terbatas
   atau rapat sejenis bagi Bank yang berbentuk hukum lainnya (Pasal
   7 ayat (1) PP 28/ 1999) berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri
   oleh pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya 3/4
   (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
   suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga
   per empat) bagian dari jumlah suara pemegang saham yang hadir
   (Pasal 7 ayat (2) PP 28/ 1999).
5. Apabila Bank berbentuk Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan
   keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham yang
   mewakili sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari
   jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui
   oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah
   suara pemegang saham yang hadir tidak tercapai, maka syarat
   kehadiran dan pengambilan keputusan keputusan ditetapkan
   sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
   bidang Pasar Modal. (Pasal 7 ayat (3) PP 28/ 1999)
                                            Suria Nataadmadja & Associates
MERGER dan KONSOLIDASI
1. Untuk dapat memperoleh izin Merger atau Konsolidasi, wajib
   dipenuhi persyaratan sebagai berikut (Pasal 8 ayat (2) PP 28/
   1999):
   a. Telah memperoleh persetujuan dari RUPS bagi Bank yang
       berbentuk Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bank
       yang berbentuk hukum lainnya.
   b. Pada saat terjadinya Merger atau Konsolidasi, jumlah aktiva
       Bank hasil Merger atau Konsolidasi tidak melebihi 20% (dua
       puluh per seratus) dari jumlah aktiva seluruh Bank di
       Indonesia;
   c. Permodalan Bank hasil Merger atau Konsolidasi harus
       memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal yang ditetapkan
       oleh Bank Indonesia.
   d. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang ditunjuk
       tidak tercantum dalam daftar orang yang melakukan
       perbuatan tercela di bidang perbankan.

                                          Suria Nataadmadja & Associates
TATA CARA MERGER

Tata cara Merger Bank hampir sama dengan Penggabungan berdasarkan UU
    PT dengan penambahan sebagai berikut:

1.   Dalam hal Bank akan melakukan Merger tergabung dalam 1 (satu) grup
     atau antar grup, usulan rencana Merger memuat neraca konsolidasi dan
     neraca proforma dari Bank hasil Merger, (Pasal 12 PP 28/ 1999)
2.   Sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing
     Bank, Direksi berkewajiban untuk mengumumkan ringkasan Rancangan
     Merger selambat-lambatnya (Pasal 14 PP 28/ 1999):
     a. 30 (tiga puluh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dalam 2
         (dua) surat kabar harian yang berperedaran luas;
     b. 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham
         kepada karyawan Bank secara tertulis.
     c. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat yang asetnya kurang dari Rp.
         10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), pengumuman
         sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan cara
         lain.

                                                Suria Nataadmadja & Associates
3.   Permohonan Izin Merger kepada Bank Indonesia (Pasal 16 PP 28/ 1999)
     a. Setelah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
          melakukan Merger, Direksi masing-masing Bank secara bersama-sama
          mengajukan permohonan izin Merger kepada Bank Indonesia dengan tembusan
          kepada Menteri Kehakiman.
     b. Permohonan izin Merger diajukan dengan melampirkan Akta Perubahan
          Anggaran Dasar beserta Akta Merger.
     c. Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin Merger diberikan oleh Bank
          Indonesia dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan
          diterima secara lengkap.
     d. Apabila dalam batas waktu Bank Indonesia tidak diberikan tanggapan atas
          permohonan izin Merger, maka Bank Indonesia dianggap telah menyetujui
          permohonan izin Merger.
     e. Dalam hal permohonan ditolak, maka penolakan tersebut harus diberitahukan
          kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya.
     f.   Tembusan persetujuan atau penolakan disampaikan kepada Menteri Hukum dan
          HAM.
3.   Direksi Bank hasil Merger wajib mengumumkan hasil Merger dalam 2 (dua) surat
     kabar harian yang berperedaran luas paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
     tanggal berlakunya Merger (Pasal 22 ayat (1) PP 28/ 1999)
4.   Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat yang asetnya kurang dari Rp.
     10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), pengumuman sebagaimana dimaksud
     dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan cara lain (Pasal 22 ayat (2) PP 28/ 1999)
                                                            Suria Nataadmadja & Associates
TATA CARA KONSOLIDASI
Tata cara Konsolidasi Bank hampir sama dengan Merger berdasarkan PP 28/ 1999 dengan
     penambahan sebagai berikut:
1. Dalam waktu yang bersamaan dengan pengajuan izin Konsolidasi kepada Bank
     Indonesia, Direksi Bank hasil Konsolidasi wajib mengajukan permohonan persetujuan
     Akta Pendirian Bank hasil Konsolidasi kepada Menteri Hukum dan HAM dengan
     tembusan kepada Bank Indonesia (Pasal 24 ayat (1) PP 28/ 1999)
2. Permohonan izin Konsolidasi, diajukan dengan melampirkan Akta Pendirian Bank hasil
     Konsolidasi dan Akta Konsolidasi (Pasal 24 ayat (2) PP 28/ 1999)
3. Menteri Hukum dan HAM hanya dapat memberikan persetujuan atas permohonan
     Akta Pengesahan Pendirian Bank hasil Konsolidasi setelah terlebih dahulu
     memperoleh izin Konsolidasi dari Bank Indonesia (Pasal 25 ayat (1) PP 28/ 1999)
4. Persetujuan atau penolakan Menteri Hukum dan HAM atas permohonan pengesahan
     diberikan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah diperolehnya
     izin Konsolidasi dari Bank Indonesia (Pasal 25 ayat (2) PP 28/ 1999)
5. Apabila dalam batas waktu Menteri Hukum dan HAM tidak memberikan tanggapan
     atas permohonan pengesahan, maka dianggap telah menyetujui permohonan
     pengesahan (Pasal 25 ayat (3) PP 28/ 1999)
6. Dalam hal permohonan pengesahan ditolak, maka penolakan tersebut harus
     diberitahukan kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya (Pasal 25 ayat (4) PP
     28/ 1999)

                                                          Suria Nataadmadja & Associates
AKUISISI
1. Akuisisi Bank dilakukan dengan cara mengambil alih seluruh atau
   sebagian saham yang mengakibatkan beralihnya pengendalian Bank
   kepada pihak yang mengakuisisi. (Pasal 9 ayat (1) PP 28/ 1999)
2. Pengambilalihan saham Bank baik secara langsung maupun melalui
   Bursa Efek, yang mengakibatkan kepemilikan saham oleh pemegang
   saham perorangan atau badan hukum menjadi lebih dari 25% (dua
   puluh lima per seratus) dari saham Bank yang telah dikeluarkan dan
   mempunyai hak suara, dianggap mengakibatkan beralihnya
   pengendalian Bank, kecuali yang bersangkutan dapat membuktikan
   sebaliknya. (Pasal 9 ayat (2) PP 28/ 1999)
3. Pengambilalihan saham Bank yang mengakibatkan kepemilikan
   saham oleh pihak yang mengambil alih menjadi 25% (dua puluh lima
   per seratus) atau kurang dari saham Bank yang telah dikeluarkan dan
   mempunyai hak suara dianggap tidak mengakibatkan beralihnya
   pengendalian Bank, kecuali yang bersangkutan menyatakan
   kehendaknya untuk mengendalikan atau dapat dibuktikan bahwa
   yang bersangkutan secara langsung atau tidak langsung
   mengendalikan Bank tersebut. (Pasal 9 ayat (3) PP 28/ 1999)
                                              Suria Nataadmadja & Associates
4. Untuk memperoleh izin Akuisisi wajib dipenuhi persyaratan
   sebagai berikut:
   a. Telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang
       Saham dari Bank yang akan diakuisisi atau rapat sejenis dari
       Bank yang berbadan hukum bukan Perseroan Terbatas
       sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
   b. Pihak yang melakukan akuisisi tidak tercantum dalam daftar
       orang yang melakukan perbuatan tercela di bidang perbankan.
   c. Dalam hal akuisisi dilakukan oleh Bank, maka Bank wajib
       memenuhi ketentuan mengenai penyertaan modal oleh Bank
       yang diatur oleh Bank Indonesia.
4. Tata cara Akuisisi Bank hampir sama dengan Merger dan
   Konsolidasi berdasarkan PP 28/ 1999 dengan pembeda sebagai
   berikut:
   a. Akuisisi Bank mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan
       Akta Akuisisi (Pasal 36 ayat (1) PP 28/ 1999)
   b. Akta Akuisisi dibuat dan ditandatangani setelah adanya izin
       Akuisisi dari Bank Indonesia (Pasal 36 ayat (2) PP 28/ 1999)
                                            Suria Nataadmadja & Associates
KEBERATAN ATAS MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK
(Pasal 57 PP 28/ 1999)

1.Kreditor dan para pemegang saham minoritas dapat mengajukan keberatan
kepada Bank paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham yang akan memutus mengenai rencana Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi yang telah dituangkan dalam Rancangan.
2.Apabila dalam jangka waktu kreditor dan para pemegang saham minoritas
tidak mengajukan keberatan, maka kreditor dan pemegang saham minoritas
dianggap menyetujui Merger, Konsolidasi dan Akuisisi.
3.Keberatan kreditor dan pemegang saham minoritas disampaikan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham guna mendapat penyelesaian.
4.Selama penyelesaian belum tercapai, maka Merger, Konsolidasi dan Akuisisi
tidak dapat dilaksanakan.




                                                 Suria Nataadmadja & Associates
1.   KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-52/PM/1997
     TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK
     ATAU EMITEN (PERATURAN NOMOR IX.G.1)
2.   KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
     NOMOR: KEP-412/BL/2009 TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN
     KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU (PERATURAN NOMOR IX.E.1)
3.   KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
     NOMOR: KEP-614/BL/2011 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN
     KEGIATAN USAHA UTAMA (PERATURAN NOMOR IX.E.2)
4.   KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
     NOMOR: KEP-264/BL/2011 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA
     (PERATURAN NOMOR IX.H.1)
5.   KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
     NOMOR: KEP-263/BL/2011 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA (PERATURAN
     NOMOR IX.F.1)
6.   KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-86/PM/1996
     TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI YANG HARUS SEGERA DIUMUMKAN KEPADA
     PUBLIK (PERATURAN NOMOR X.K.1)

                                                Suria Nataadmadja & Associates
disusun dan dipersiapkan oleh:
Suria Nataadmadja S.H., LL.M.

    Adi Febrianto Sudrajat, S.H.

Contenu connexe

Tendances

Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillFuturum2
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticAlfrianty Sauran
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarahcitra Joni
 
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMISiklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMIRani Nurrohmah
 
Membukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaanMembukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaanAmanda Sabila
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakaniyandri tiluk wahyono
 
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaContoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaEka Susi Utami
 
Contoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus AkuisisiContoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus AkuisisiLeks&Co
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Labanazilah_ laila
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanHengky Manurung
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPSujatmiko Wibowo
 
Perusahaan perseorangan (pptx)
Perusahaan perseorangan (pptx)Perusahaan perseorangan (pptx)
Perusahaan perseorangan (pptx)Ryan Satria Wibowo
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangRahmatia Azzindani
 

Tendances (20)

Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarah
 
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMISiklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
Siklus Pengeluaran _ Rani Nurrohmah _ STIAMI
 
Membukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaanMembukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaan
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modalHukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
 
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaContoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
 
Contoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus AkuisisiContoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus Akuisisi
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
 
PP ARUS KAS
PP ARUS KASPP ARUS KAS
PP ARUS KAS
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Merger dan akuisisi
Merger dan akuisisiMerger dan akuisisi
Merger dan akuisisi
 
Perusahaan perseorangan (pptx)
Perusahaan perseorangan (pptx)Perusahaan perseorangan (pptx)
Perusahaan perseorangan (pptx)
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
 

Similaire à PENGGABUNGAN

5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdfIzam17
 
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...risnadica
 
Organisasi Perusahaan
Organisasi PerusahaanOrganisasi Perusahaan
Organisasi PerusahaanAdi Sudradjat
 
10496-1-19264-1-10-20141014.pdf
10496-1-19264-1-10-20141014.pdf10496-1-19264-1-10-20141014.pdf
10496-1-19264-1-10-20141014.pdfRizkyFaris2
 
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasUu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasYesica Adicondro
 
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buanaHbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buanafahrunrz
 
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDFUU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDFImam Prastio
 
Mendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasMendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasDua Dunia
 
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdfPosmariaSianturi
 
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde   sesi 3-4 perikatan & badan hukumAhde   sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukumSentot Baskoro
 
Presentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.ppt
Presentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.pptPresentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.ppt
Presentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.pptIsmailMarzuki62
 
7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan
7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan
7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutanGindha Wayka
 
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatasUu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatasLegal Akses
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1adrielv
 
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hefti Juliza
 

Similaire à PENGGABUNGAN (20)

5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
 
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
 
Organisasi Perusahaan
Organisasi PerusahaanOrganisasi Perusahaan
Organisasi Perusahaan
 
10496-1-19264-1-10-20141014.pdf
10496-1-19264-1-10-20141014.pdf10496-1-19264-1-10-20141014.pdf
10496-1-19264-1-10-20141014.pdf
 
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasUu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
 
Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1
 
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buanaHbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buana
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum badan usaha, universitas mercu buana
 
Perkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.pptPerkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.ppt
 
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDFUU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.PDF
 
Mendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasMendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatas
 
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
 
Uu 12 1970
Uu 12 1970Uu 12 1970
Uu 12 1970
 
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde   sesi 3-4 perikatan & badan hukumAhde   sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
 
Aspek Hukum (new).ppt
Aspek Hukum (new).pptAspek Hukum (new).ppt
Aspek Hukum (new).ppt
 
Presentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.ppt
Presentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.pptPresentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.ppt
Presentasi Merger, Peleburan, Akuisisi, Pemisahan dan Ketentuan Lain.ppt
 
7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan
7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan
7. akuisisi, konsolidasi dan merger lanjutan
 
Pkol bw ppe-23_1847
Pkol bw ppe-23_1847Pkol bw ppe-23_1847
Pkol bw ppe-23_1847
 
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatasUu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
Uu tahun 2007 no. 40 tentang perseroan terbatas
 
Softskill1
Softskill1Softskill1
Softskill1
 
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
 

Plus de Adi Sudradjat

Tokyo Programme For Young Lawyer
Tokyo Programme For Young LawyerTokyo Programme For Young Lawyer
Tokyo Programme For Young LawyerAdi Sudradjat
 
Pengantar Praktek Corporate Lawyer
Pengantar Praktek Corporate LawyerPengantar Praktek Corporate Lawyer
Pengantar Praktek Corporate LawyerAdi Sudradjat
 
Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan RakyatPengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan RakyatAdi Sudradjat
 
Profesi-Profesi di Bidang Hukum
Profesi-Profesi di Bidang HukumProfesi-Profesi di Bidang Hukum
Profesi-Profesi di Bidang HukumAdi Sudradjat
 
Perencanaan Karier di Bidang Hukum
Perencanaan Karier di Bidang HukumPerencanaan Karier di Bidang Hukum
Perencanaan Karier di Bidang HukumAdi Sudradjat
 
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIHukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIAdi Sudradjat
 

Plus de Adi Sudradjat (6)

Tokyo Programme For Young Lawyer
Tokyo Programme For Young LawyerTokyo Programme For Young Lawyer
Tokyo Programme For Young Lawyer
 
Pengantar Praktek Corporate Lawyer
Pengantar Praktek Corporate LawyerPengantar Praktek Corporate Lawyer
Pengantar Praktek Corporate Lawyer
 
Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan RakyatPengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat
 
Profesi-Profesi di Bidang Hukum
Profesi-Profesi di Bidang HukumProfesi-Profesi di Bidang Hukum
Profesi-Profesi di Bidang Hukum
 
Perencanaan Karier di Bidang Hukum
Perencanaan Karier di Bidang HukumPerencanaan Karier di Bidang Hukum
Perencanaan Karier di Bidang Hukum
 
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTIHukum Perikatan utk PPA USAKTI
Hukum Perikatan utk PPA USAKTI
 

PENGGABUNGAN

  • 1. Suria Nataadmadja & Associates PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN Pendidikan Khusus Profesi Advokat Imran Ganie Education bekerjasama dengan 74 Law Institute Oleh: Suria Nataadmadja, S.H., LL.M. Adi Febrianto Sudrajat, S.H.
  • 2. I. PENGGABUNGAN “Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum” Pasal 1 butir 9 UU PT dikenal juga dengan istilah Merger II. PELEBURAN “Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.” Pasal 1 butir 10 UU PT dikenal juga dengan istilah Konsolidasi Suria Nataadmadja & Associates
  • 3. III. PENGAMBILALIHAN “Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut” Pasal 1 butir 11 UU PT, dikenal juga dengan istilah Akuisisi IV. PEMISAHAN “Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada dua Perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada satu Perseroan atau lebih.” Pasal 1 butir 12 UU PT, dikenal juga dengan istilah spin off Suria Nataadmadja & Associates
  • 4. 1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) pada Pasal 1, 21, 29, 30, 62, 66, 87, 89, 122 s.d. 137 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2010 Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 5. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP- 52/PM/1997 Tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten Suria Nataadmadja & Associates
  • 5. Berdasarkan Pasal 126 ayat (1) UU PT perbuatan hukum Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan wajib memperhatikan kepentingan: 1.Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan 2.Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan 3.Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha Berdasarkan Pasal 126 ayat (2) UU PT pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan boleh menggunakan haknya untuk meminta Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga wajar sebagaiman dimaksud dalam Pasal 62 UU PT Suria Nataadmadja & Associates
  • 6. Akibat dari perbuatan hukum penggabungan sebagai berikut: 1. Penggabungan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan berakhir karena hukum, Pasal 122 ayat (1) 2. Berakhirnya Perseroan terjadi tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu, Pasal 122 ayat (2) 3. Dalam hal berakhirnya Perseroan, menurut Pasal 122 ayat (3): a. aktiva dan pasiva Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima Penggabungan; b. pemegang saham Perseroan yang menggabungkan diri karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan; dan c. Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum terhitung sejak tanggal Penggabungan mulai berlaku. Suria Nataadmadja & Associates
  • 7. A+B=B A+B=B, perseroan A bubar demi hukum tanpa diikuti proses likuidasi. Semua aktiva dan pasiva yang dimiliki oleh perseroan A beralih kepada perseroan B. Pemegang saham perseroan A menjadi pemegang saham perseroan B. Segala izin-izin usaha dan operasional perseroan A beralih pada perseroan B, walaupun demikian perlu ada penyesuaian berdasarkan peraturan perundang-undangan. B adalah Perseroan yang menerima Penggabungan/ surviving company Suria Nataadmadja & Associates
  • 8. Pasal 123 ayat (2) mengenai Rancangan Penggabungan memuat sekurang-kurangnya: 1.nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan; 2.alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan Penggabungan dan persyaratan Penggabungan; 3.tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang menggabungkan diri terhadap saham Perseroan yang menerima Penggabungan; 4.rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan yang menerima Penggabungan apabila ada; 5.laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan; Suria Nataadmadja & Associates
  • 9. 6. rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan melakukan Penggabungan 7. neraca proforma Perseroan yang menerima Penggabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; 8. cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan diri; 9. cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan diri terhadap pihak ketiga; 10. cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Penggabungan Perseroan; 11. nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima Penggabungan; Suria Nataadmadja & Associates
  • 10. 12. perkiraan jangka waktu pelaksanaan Penggabungan; 13. laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan; 14. kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Penggabungan dan perubahan yang terjadi selama tahun buku yang sedang berjalan; dan 15. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang berjalan yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 11. 1. Direksi Perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima Penggabungan menyusun rancangan Penggabungan, Pasal 123 ayat (1) 2. Rancangan Penggabungan, Pasal 123 ayat (2) 3. Rancangan Penggabungan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dari setiap Perseroan diajukan kepada RUPS masing-masing untuk mendapat persetujuan, Pasal 123 ayat (3) 4. RUPS di masing-masing Perseroan yang akan Merger sesuai dengan Pasal 127 ayat (1), memperhatikan ketentuan Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 terkait sahnya RUPS 5. Direksi Perseroan yang akan melakukan Penggabungan wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan melakukan Penggabungan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS. Pasal 127 ayat (2). Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan Penggabungan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan. Pasal 127 ayat (3) Suria Nataadmadja & Associates
  • 12. 6. Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Penggabungan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Penggabungan Pasal 127 ayat (5) 7. Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6) 8. Selama penyelesaian belum tercapai, Penggabungan tidak dapat dilaksanakan Pasal 127 ayat (7) 9. Rancangan Penggabungan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Penggabungan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Pasal 128 ayat (1) Suria Nataadmadja & Associates
  • 13. 10. Berdasarkan Pasal 129 ayat (1) dan (2), Salinan akta Penggabungan Perseroan dilampirkan pada: a. pengajuan permohonan untuk mendapatkan persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1); atau b. penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) 10. Dalam hal Penggabungan Perseroan tidak disertai perubahan anggaran dasar, salinan akta Penggabungan harus disampaikan kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan. 11. Berdasarkan Pasal 132, Ketentuan Pasal 29 (mengenai daftar perseroan,) dan Pasal 30 (mengenai Pengumuman di Tambahan Berita Negara, 14 hari setelah diterimanya Pemberitahuan) berlaku juga bagi Penggabungan Perseroan. 12. Direksi Perseroan yang menerima Penggabungan wajib mengumumkan hasil Penggabungan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya Penggabungan, Pasal 133 ayat (1) Suria Nataadmadja & Associates
  • 14. CONTOH ILUSTRASI JADWAL WAKTU PENGGABUNGAN Persetujuan Kemenhukham: Nota •Perubahan AD surviving •Penandatangan Akta company Kesepahaman Merger Direksi Merging •Pendaftaran AD surviving •Penyampaian dan Surviving company pada Daftar Company Perubahan AD Ke Kemenhukham Perseroan membuat draft •Batas akhir Pengesahan •Merger berlaku efektif rencana merger AD oleh Kemenhukham Pengumuman hasil merger +- 1 Dewan Pemanggila hari dalam surat Komisaris n RUPS kabar harian (Psl. menyetujui Psl. 82 (1) 133 (1) UUPT) Rencana Merger 30 hari Maksimum 60 hari Maksimum 30 hari 14-30 hari 14 hari 14 hari 14 hari Pengumuman Pengumuman AD pada rencana Tambahan merger +- 1 Batas Akhir Kreditur Berita Negara 31 hari di surat Keputusan Aplikasi Izin Usaha menyampai (Psl 30 (2) Desember kabar harian & RUPS Merger ke BKPM dan kan UUPT) Pengumuman •Eksekusi mendapatkan Izin Usaha pada karyawan keberatan Merger; atau Izin Prinsip Merger Tutup (Psl. 127 (2) atas •Perubahan dari BKPM tidak lebih dari Buku UUPT) rencana Anggaran Dasar 14 hari Laporan merger tentang Merger Keuangan (Psl 127 (4) utk UUPT) Laporan Merger Suria Nataadmadja & Associates
  • 15. Akibat dari perbuatan hukum Peleburan sebagai berikut: 1. Peleburan mengakibatkan Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum, Pasal 122 ayat (1) 2. Berakhirnya Perseroan terjadi tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu, Pasal 122 ayat (2) 3. Dalam hal berakhirnya Perseroan, menurut Pasal 122 ayat (3): a. aktiva dan pasiva Perseroan yang meleburkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan hasil Peleburan; b. pemegang saham Perseroan yang menggabungkan diri karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan hasil Peleburan; dan c. Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum terhitung sejak tanggal Peleburan mulai berlaku. Suria Nataadmadja & Associates
  • 16. Pasal 123 ayat (2) mengenai Rancangan Peleburan memuat sekurang-kurangnya: 1.nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan melakukan Peleburan; 2.alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan Peleburan dan persyaratan Peleburan; 3.tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang melakukan Peleburan terhadap saham Perseroan hasil Peleburan; 4.Rancangan anggaran dasar perseroan hasil peleburan apabila ada; 5.laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang akan melakukan Peleburan; Suria Nataadmadja & Associates
  • 17. 6. rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan melakukan Peleburan 7. neraca proforma Perseroan hasil Peleburan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; 8. cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang akan melakukan Peleburan; 9. cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan melakukan Peleburan terhadap pihak ketiga; 10. cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Peleburan Perseroan; 11. nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima Peleburan; Suria Nataadmadja & Associates
  • 18. 12. perkiraan jangka waktu pelaksanaan Peleburan; 13. laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan Peleburan; 14. kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Peleburan dan perubahan yang terjadi selama tahun buku yang sedang berjalan; dan 15. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang berjalan yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan melakukan Peleburan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 19. Pasal 124 UU PT menyatakan bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 mutatis mutandis berlaku bagi Perseroan yang meleburkan diri maka proses peleburan perseroan sebagai berikut: 1.Direksi Perseroan yang akan meleburkan diri menyusun rancangan Peleburan, Pasal 123 ayat (1) 2.Rancangan Peleburan, Pasal 123 ayat (2) 3.Rancangan Peleburan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dari setiap Perseroan diajukan kepada RUPS masing-masing untuk mendapat persetujuan, Pasal 123 ayat (3) 4.RUPS di masing-masing Perseroan yang akan melebur sesuai dengan Pasal 127 ayat (1), memperhatikan ketentuan Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 terkait sahnya RUPS 5.Direksi Perseroan yang akan melakukan Peleburan wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan melakukan Peleburan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2). Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan Peleburan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3) Suria Nataadmadja & Associates
  • 20. 6. Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Peleburan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Peleburan Pasal 127 ayat (5) 7. Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6) 8. Selama penyelesaian belum tercapai, Peleburan tidak dapat dilaksanakan Pasal 127 ayat (7) 9. Rancangan Peleburan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Peleburan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Pasal 128 ayat (1), dimana akta Peleburan tersebut menjadi dasar pembuatan akta pendirian Perseroan hasil Peleburan Pasal 128 ayat (3) Suria Nataadmadja & Associates
  • 21. 10. Berdasarkan Pasal 130, salinan akta Peleburan dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk mendapatkan Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan hasil Peleburan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4). 11. Berdasarkan Pasal 132, Ketentuan Pasal 29 (mengenai daftar perseroan,) dan Pasal 30 (mengenai Pengumuman di Tambahan Berita Negara, 14 hari setelah diterimanya Akta Pendirian Perseroan) berlaku juga bagi Penggabungan Perseroan. 12. Direksi Perseroan hasil Peleburan wajib mengumumkan hasil Peleburan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya Peleburan, Pasal 133 ayat (1) Suria Nataadmadja & Associates
  • 22. A+B=C A+B=C, perseroan A dan B bubar demi hukum tanpa diikuti proses likuidasi dan diikuti membentuk perseroan hasil Peleburan, perseroan C. Semua aktiva dan pasiva yang dimiliki oleh perseroan A dan B beralih kepada perseroan C. Pemegang saham perseroan A dan B menjadi pemegang saham pendiri perseroan C. Suria Nataadmadja & Associates
  • 23. Pengambilalihan dilakukan dengan cara Pasal 125 ayat (1):  pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi Perseroan atau;  langsung dari pemegang saham.  Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan, Pasal 125 ayat (2)  Pengambilalihan saham mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap Perseroan tersebut, Pasal 125 ayat (3)  Berdasarkan Pasal 125 ayat (4), dalam hal Pengambilalihan dilakukan oleh badan hukum berbentuk Perseroan, Direksi sebelum melakukan perbuatan hukum Pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS yang memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89. Suria Nataadmadja & Associates
  • 24. Pasal 125 ayat (6) mengenai Rancangan Pengambilalihan memuat sekurang-kurangnya: 1.nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih; 2.alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan Direksi Perseroan yang akan diambil alih; 3.laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a UU PT untuk tahun buku terakhir dari Perseroan yang akan mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih; 4.tata cara penilaian dan konversi saham dari Perseroan yang akan diambil alih terhadap saham penukarnya apabila pembayaran Pengambilalihan dilakukan dengan saham; 5.jumlah saham yang akan diambil alih; 6.kesiapan pendanaan; Suria Nataadmadja & Associates
  • 25. 7. neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambil alih setelah Pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia; 8. cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Pengambilalihan; 9. cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan dari Perseroan yang akan diambil alih; 10. perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengambilalihan, termasuk jangka waktu pemberian kuasa pengalihan saham dari pemegang saham kepada Direksi Perseroan; 11. rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil Pengambilalihan apabila ada. Suria Nataadmadja & Associates
  • 26. Prosedur pengalihan saham mengikuti Anggaran Dasar dengan memperhatikan Pasal 57 UU PT yang berbunyi sebagai berikut: 1)Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas saham, yaitu: a. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya; b. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan; dan/atau c. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 2)Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum, kecuali keharusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berkenaan dengan kewarisan Suria Nataadmadja & Associates
  • 27. A. Jika Proses Pengambilalihan dilakukan melalui Direksi Perseroan: 1. Pihak yang akan mengambilalih menyampaikan maksudnya untuk melakukan Pengambilalihan, ditujukan dan disampaikan pada Direksi, Pasal 125 ayat (5) 2. Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan mengambil alih dengan persetujuan Dewan Komisaris masing-masing menyusun rancangan Pengambilalihan, Pasal 126 ayat (6) 3. Berdasarkan Pasal 127 ayat (1), pengambilalihan harus mendapatkan Keputusan RUPS sesuai dengan ketentuan pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 4. Direksi Perseroan yang akan melakukan Pengambilalihan dan yang akan diambilalih wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan mengambilalih dan diambilalih, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2). 5. Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan Peleburan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3) Suria Nataadmadja & Associates
  • 28. 6. Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Pengambilalihan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pengambilalihan pada Pasal 127 ayat (5) 7. Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6) 8. Selama penyelesaian belum tercapai, Pengambilalihan tidak dapat dilaksanakan Pasal 127 ayat (7) 9. Rancangan Pengambilalihan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Pengambilalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Pasal 128 ayat (1) Suria Nataadmadja & Associates
  • 29. 10. Berdasarkan Pasal 131 ayat (1), salinan akta Pengambilalihan dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3). 11. Pasal 133 ayat (2), mewajibkan Direksi Perseroan yang sahamnya diambil alih mengumumkan hasil Pengambilalihan dalam 1 (satu) surat kabar atau lebih, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya Pengambilalihan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 30. B. Jika Proses Pengambilalihan secara Langsung dari Pemegang Saham: 1. Pengambilalihan saham Perseroan lain langsung dari pemegang saham tidak perlu didahului dengan membuat rancangan Pengambilalihan, tetapi dilakukan langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan mengambil alih dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan anggaran dasar Perseroan yang diambil alih, Penjelasan Pasal 125 ayat (7) juga wajib memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan yang diambil alih tentang pemindahan hak atas saham dan perjanjian yang telah dibuat oleh Perseroan dengan pihak lain, Pasal 125 ayat (8) 2. Berdasarkan Pasal 127 ayat (8) yang menyatakan bahwa Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 127 ayat (2), ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) mutatis mutandis berlaku bagi pengumuman dalam rangka Pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham, maka: Suria Nataadmadja & Associates
  • 31. 3. Direksi Perseroan yang akan melakukan Pengambilalihan atau yang akan diambilalih wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan mengambilalih dan diambilalih, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2). 4. Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan Peleburan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3) 5. Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Pengambilalihan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pengambilalihan pada Pasal 127 ayat (5) 6. Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6) 7. Selama penyelesaian belum tercapai, Pengambilalihan tidak dapat dilaksanakan Pasal 127 ayat (7) Suria Nataadmadja & Associates
  • 32. 8. Kesepakatan pengambilalihan dituangkan dalam akta pengambilalihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2), berdasarkan Pasal 131 ayat (2), Dalam hal pengambilalihan saham dilakukan secara langsung dari pemegang saham, salinan akta pemindahan hak atas saham wajib dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan susunan pemegang saham 9. Sesuai dengan Pasal 133 ayat (2) yang menyatakan Pasal 133 ayat (2) berlaku juga bagi pengambilalihan saham dilakukan secara langsung dari pemegang saham, maka Direksi Perseroan yang diambilalih sahamnya wajib mengumumkan hasil pangambilalihan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya Pengambilalihan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 33. 1. Pemisahan berdasarkan Pasal 135 ayat (1) dapat dilakukan dengan cara: a. Pemisahan murni; atau b. Pemisahan tidak murni. 2. Pemisahan murni mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) Perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan dan Perseroan yang melakukan Pemisahan tersebut berakhir karena hukum Pasal 135 ayat (2). 3. Pemisahan tidak murni mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu) Perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan, dan Perseroan yang melakukan Pemisahan tersebut tetap ada Pasal 135 ayat (3). Suria Nataadmadja & Associates
  • 34. Pemisahan Murni A B A B A B X Y Z Penjelasan: Perseroan X mempunyai dua usaha yang dipisah menjadi milik perseroan Y dan perseroan Z. Selanjutnya perseroan X berakhir Pemisahan Tidak Murni A B A B A B X Y X Y Penjelasan: Perseroan X mempunyai dua usaha yang dipisah sehingga selanjutnya satu usaha tetap milik perseroan X dan usaha lainnya menjadi milik perseroan Y. Dengan demikian perseroan X tetap ada dan tidak berakhir Suria Nataadmadja & Associates
  • 35. 1. Pemisahan dilakukan berdasarkan Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127 ayat (1). 2. Direksi Perseroan yang akan melakukan Pemisahan wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan melakukan Pemisahan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, Pasal 127 ayat (2). Pengumuman memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan Pemisahan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan, Pasal 127 ayat (3) Suria Nataadmadja & Associates
  • 36. 3. Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Pemisahan sesuai dengan rancangan tersebut, Pasal 127 ayat (4). Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pemisahan Pasal 127 ayat (5) 4. Dalam hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Pasal 127 ayat (6) 5. Selama penyelesaian belum tercapai, Pemisahan tidak dapat dilaksanakan Pasal 127 ayat (7) 6. Rancangan Pemisahan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Pemisahan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemisahan diatur dengan Peraturan Pemerintah berdasarkan Pasal 136.  PP belum ada Suria Nataadmadja & Associates
  • 37. Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2010 Tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP 57/ 2010) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan sebagai berikut: 1.Pelaku Usaha dilarang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat, pasal 2 ayat (1) PP 57/ 2010, dalam hal ini diduga (pasal 2 ayat (2) PP 57/ 2010: a. perjanjian yang dilarang; b. kegiatan yang dilarang; dan/atau c. penyalahgunaan posisi dominan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 38. 2. Komisi memberikan penilaian terhadap Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan yang telah berlaku efektif secara yuridis dan diduga mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat , Pasal 3 ayat (1) PP 57/ 2010 3. Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat sesuai dengan ketentuan dalam Undang- Undang, Pasal 4 ayat (1) PP 57/ 2010 4. Penjatuhan sanksi tersebut dilakukan setelah melalui prosedur penanganan perkara oleh Komisi sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang, Pasal 4 ayat (2) PP 57/ 2010 Suria Nataadmadja & Associates
  • 39. 5. Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan. (Pasal 5 ayat (1) PP 57/ 2010) 6. Apabila Jumlah tertentu tersebut di atas (Pasal 5 ayat (2) dan (3) PP 57/2010) : a. nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar rupiah); dan/atau b. nilai penjualan sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah. c. Bagi Pelaku Usaha di bidang perbankan berlaku jika nilai aset melebihi Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah). Sanksi apabila tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis berupa denda administratif sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap hari keterlambatan, dengan ketentuan denda administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sebagaimana diatur pada (Pasal 6 PP 57/ 2010), Pengecualian bagi perusahaan yang terafiliasi (Pasal 7 PP 57/ 2010) Suria Nataadmadja & Associates
  • 40. Tata cara penyampaian pemberitahuan sebagai berikut: 1.Mengisi formulir pemberitahuan yang telah ditetapkan oleh Komisi. (Pasal 8 ayat (1) PP 57/ 2010) 2.Formulir tersebut paling sedikit memuat (Pasal 8 ayat (2) PP 57/ 2010) : a. nama, alamat, nama pimpinan atau pengurus Badan Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain; b. ringkasan rencana Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan; dan c. nilai aset atau nilai hasil penjualan Badan Usaha. 3.Formulir tersebut wajib (Pasal 8 ayat (3) PP 57/ 2010) : a. ditandatangani oleh pimpinan atau pengurus Badan Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain; dan b. dilampiri dokumen pendukung yang berkaitan dengan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan. 4.Komisi memberikan Penilaian dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal dokumen pemberitahuan tertulis diterima Komisi secara lengkap. (Pasal 9 ayat (2) PP 57/ 2010) 5.Dalam hal pendapat Komisi menyatakan adanya dugaan Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat, Komisi akan melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. (Pasal 8 ayat (4) PP 57/ 2010) Suria Nataadmadja & Associates
  • 41. Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank (PP 28/ 1999) Bank adalah Bank dan Bank Perkreditan Rakyat Umum (Pasal 1 ayat (1)PP 28/ 1999) 1.Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dapat dilakukan atas (Pasal 3 PP28/ 1999) : a. inisiatif Bank yang bersangkutan; atau b. permintaan Bank Indonesia; atau c. inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. 2.Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank yang dilakukan atas inisiatif Bank yang bersangkutan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia, (Pasal 4 ayat (1) PP 28/ 1999) 3.Kewajiban untuk terlebih dahulu memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia, berlaku pula untuk Merger dan Konsolidasi yang dilakukan atas inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. (Pasal 4 ayat (2) PP 28/ 1999) Suria Nataadmadja & Associates
  • 42. 4. Merger, Konsolidasi dan Akuisisi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan RUPS bagi Bank yang berbentuk Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bank yang berbentuk hukum lainnya (Pasal 7 ayat (1) PP 28/ 1999) berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara pemegang saham yang hadir (Pasal 7 ayat (2) PP 28/ 1999). 5. Apabila Bank berbentuk Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara pemegang saham yang hadir tidak tercapai, maka syarat kehadiran dan pengambilan keputusan keputusan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. (Pasal 7 ayat (3) PP 28/ 1999) Suria Nataadmadja & Associates
  • 43. MERGER dan KONSOLIDASI 1. Untuk dapat memperoleh izin Merger atau Konsolidasi, wajib dipenuhi persyaratan sebagai berikut (Pasal 8 ayat (2) PP 28/ 1999): a. Telah memperoleh persetujuan dari RUPS bagi Bank yang berbentuk Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bank yang berbentuk hukum lainnya. b. Pada saat terjadinya Merger atau Konsolidasi, jumlah aktiva Bank hasil Merger atau Konsolidasi tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah aktiva seluruh Bank di Indonesia; c. Permodalan Bank hasil Merger atau Konsolidasi harus memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. d. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang ditunjuk tidak tercantum dalam daftar orang yang melakukan perbuatan tercela di bidang perbankan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 44. TATA CARA MERGER Tata cara Merger Bank hampir sama dengan Penggabungan berdasarkan UU PT dengan penambahan sebagai berikut: 1. Dalam hal Bank akan melakukan Merger tergabung dalam 1 (satu) grup atau antar grup, usulan rencana Merger memuat neraca konsolidasi dan neraca proforma dari Bank hasil Merger, (Pasal 12 PP 28/ 1999) 2. Sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing Bank, Direksi berkewajiban untuk mengumumkan ringkasan Rancangan Merger selambat-lambatnya (Pasal 14 PP 28/ 1999): a. 30 (tiga puluh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dalam 2 (dua) surat kabar harian yang berperedaran luas; b. 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kepada karyawan Bank secara tertulis. c. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat yang asetnya kurang dari Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan cara lain. Suria Nataadmadja & Associates
  • 45. 3. Permohonan Izin Merger kepada Bank Indonesia (Pasal 16 PP 28/ 1999) a. Setelah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk melakukan Merger, Direksi masing-masing Bank secara bersama-sama mengajukan permohonan izin Merger kepada Bank Indonesia dengan tembusan kepada Menteri Kehakiman. b. Permohonan izin Merger diajukan dengan melampirkan Akta Perubahan Anggaran Dasar beserta Akta Merger. c. Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin Merger diberikan oleh Bank Indonesia dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan diterima secara lengkap. d. Apabila dalam batas waktu Bank Indonesia tidak diberikan tanggapan atas permohonan izin Merger, maka Bank Indonesia dianggap telah menyetujui permohonan izin Merger. e. Dalam hal permohonan ditolak, maka penolakan tersebut harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya. f. Tembusan persetujuan atau penolakan disampaikan kepada Menteri Hukum dan HAM. 3. Direksi Bank hasil Merger wajib mengumumkan hasil Merger dalam 2 (dua) surat kabar harian yang berperedaran luas paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya Merger (Pasal 22 ayat (1) PP 28/ 1999) 4. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat yang asetnya kurang dari Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan cara lain (Pasal 22 ayat (2) PP 28/ 1999) Suria Nataadmadja & Associates
  • 46. TATA CARA KONSOLIDASI Tata cara Konsolidasi Bank hampir sama dengan Merger berdasarkan PP 28/ 1999 dengan penambahan sebagai berikut: 1. Dalam waktu yang bersamaan dengan pengajuan izin Konsolidasi kepada Bank Indonesia, Direksi Bank hasil Konsolidasi wajib mengajukan permohonan persetujuan Akta Pendirian Bank hasil Konsolidasi kepada Menteri Hukum dan HAM dengan tembusan kepada Bank Indonesia (Pasal 24 ayat (1) PP 28/ 1999) 2. Permohonan izin Konsolidasi, diajukan dengan melampirkan Akta Pendirian Bank hasil Konsolidasi dan Akta Konsolidasi (Pasal 24 ayat (2) PP 28/ 1999) 3. Menteri Hukum dan HAM hanya dapat memberikan persetujuan atas permohonan Akta Pengesahan Pendirian Bank hasil Konsolidasi setelah terlebih dahulu memperoleh izin Konsolidasi dari Bank Indonesia (Pasal 25 ayat (1) PP 28/ 1999) 4. Persetujuan atau penolakan Menteri Hukum dan HAM atas permohonan pengesahan diberikan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah diperolehnya izin Konsolidasi dari Bank Indonesia (Pasal 25 ayat (2) PP 28/ 1999) 5. Apabila dalam batas waktu Menteri Hukum dan HAM tidak memberikan tanggapan atas permohonan pengesahan, maka dianggap telah menyetujui permohonan pengesahan (Pasal 25 ayat (3) PP 28/ 1999) 6. Dalam hal permohonan pengesahan ditolak, maka penolakan tersebut harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya (Pasal 25 ayat (4) PP 28/ 1999) Suria Nataadmadja & Associates
  • 47. AKUISISI 1. Akuisisi Bank dilakukan dengan cara mengambil alih seluruh atau sebagian saham yang mengakibatkan beralihnya pengendalian Bank kepada pihak yang mengakuisisi. (Pasal 9 ayat (1) PP 28/ 1999) 2. Pengambilalihan saham Bank baik secara langsung maupun melalui Bursa Efek, yang mengakibatkan kepemilikan saham oleh pemegang saham perorangan atau badan hukum menjadi lebih dari 25% (dua puluh lima per seratus) dari saham Bank yang telah dikeluarkan dan mempunyai hak suara, dianggap mengakibatkan beralihnya pengendalian Bank, kecuali yang bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya. (Pasal 9 ayat (2) PP 28/ 1999) 3. Pengambilalihan saham Bank yang mengakibatkan kepemilikan saham oleh pihak yang mengambil alih menjadi 25% (dua puluh lima per seratus) atau kurang dari saham Bank yang telah dikeluarkan dan mempunyai hak suara dianggap tidak mengakibatkan beralihnya pengendalian Bank, kecuali yang bersangkutan menyatakan kehendaknya untuk mengendalikan atau dapat dibuktikan bahwa yang bersangkutan secara langsung atau tidak langsung mengendalikan Bank tersebut. (Pasal 9 ayat (3) PP 28/ 1999) Suria Nataadmadja & Associates
  • 48. 4. Untuk memperoleh izin Akuisisi wajib dipenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dari Bank yang akan diakuisisi atau rapat sejenis dari Bank yang berbadan hukum bukan Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. b. Pihak yang melakukan akuisisi tidak tercantum dalam daftar orang yang melakukan perbuatan tercela di bidang perbankan. c. Dalam hal akuisisi dilakukan oleh Bank, maka Bank wajib memenuhi ketentuan mengenai penyertaan modal oleh Bank yang diatur oleh Bank Indonesia. 4. Tata cara Akuisisi Bank hampir sama dengan Merger dan Konsolidasi berdasarkan PP 28/ 1999 dengan pembeda sebagai berikut: a. Akuisisi Bank mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan Akta Akuisisi (Pasal 36 ayat (1) PP 28/ 1999) b. Akta Akuisisi dibuat dan ditandatangani setelah adanya izin Akuisisi dari Bank Indonesia (Pasal 36 ayat (2) PP 28/ 1999) Suria Nataadmadja & Associates
  • 49. KEBERATAN ATAS MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK (Pasal 57 PP 28/ 1999) 1.Kreditor dan para pemegang saham minoritas dapat mengajukan keberatan kepada Bank paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutus mengenai rencana Merger, Konsolidasi dan Akuisisi yang telah dituangkan dalam Rancangan. 2.Apabila dalam jangka waktu kreditor dan para pemegang saham minoritas tidak mengajukan keberatan, maka kreditor dan pemegang saham minoritas dianggap menyetujui Merger, Konsolidasi dan Akuisisi. 3.Keberatan kreditor dan pemegang saham minoritas disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham guna mendapat penyelesaian. 4.Selama penyelesaian belum tercapai, maka Merger, Konsolidasi dan Akuisisi tidak dapat dilaksanakan. Suria Nataadmadja & Associates
  • 50. 1. KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-52/PM/1997 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN (PERATURAN NOMOR IX.G.1) 2. KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-412/BL/2009 TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU (PERATURAN NOMOR IX.E.1) 3. KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-614/BL/2011 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA (PERATURAN NOMOR IX.E.2) 4. KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-264/BL/2011 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA (PERATURAN NOMOR IX.H.1) 5. KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-263/BL/2011 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA (PERATURAN NOMOR IX.F.1) 6. KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-86/PM/1996 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI YANG HARUS SEGERA DIUMUMKAN KEPADA PUBLIK (PERATURAN NOMOR X.K.1) Suria Nataadmadja & Associates
  • 51. disusun dan dipersiapkan oleh: Suria Nataadmadja S.H., LL.M. Adi Febrianto Sudrajat, S.H.