SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
PERNIKAHAN




               Disusun Oleh:

        Ady Setiawan (111714043)

    M. Mahmud Thohari (111714001)

       Arfiatur Radhia (111714038)

  Novika Ekawati Nur Laily (111714033)
                Kelas 2011 A

                  Dosen:

   Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd.



Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
      Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

  Program Studi Manajemen Pendidikan

                   2011
A. PENGERTIAN

Nikah (bahasa) adalah adl-dlommu wal jam-‘u, artinya berkumpul

       (syara’) adalah suatu aqad (lahir batin antara seorang pria dengan wanita)
       yang mengandung dibolehkannya wat’iy (hubungan badan suami istri)
       dengan menggunakan lafadz nikah atau tazwij dengan ketentuan dan syarat
       tertentu. (Syeh Zainuddin Abdul Aziz Milyabariy)

Menurut UU. Perkawinan 1974: Nikah adalah ikatan lahir batin antara suami istri
dalam suatu rumah tangga berdasarkan kepada tuntunan agama.

B. DALIL NIKAH :




Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya;
dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’: 1)




Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(QS. A-Ruum:21)

       Surah An-Nisaa': ayat 1 & 3
       Surah An-Nuur: ayat 32
       Surah An-Nahl: ayat 72
       Surah Yaasin: ayat 36
       Surah Ar-Rum: ayat 21
       Surah Adz-Dzariyaat: ayat 49
       Surah Luqman: ayat 10
       Surah Qaf: ayat 7
       Surah Asy-Syu’araa: ayat 7

C. HUKUM NIKAH

       Sunah, jumhurul ‘ulama sepakat bahwa hokum asal pernikahan adalah
       Sunah. {an-Nuur : 32} dan Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa
       Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung-
       Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini
       perempuan. Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku."
       Muttafaq Alaihi.
Wajib, mampu jasmani, rohani dan materi sedang dorongan seksual telah
       mencapai puncak untuk segera disalurkan, apabila tidak maka sangat
       mungkin akan terjebak pada perbuatan fakhisyah (zina).
       Mubah, bagi seseorang yang tidak mempunyai factor pendorong/melarang
       untuk nikah (sedang2 saja)
       Makruh, bagi orang yang secara jasmani dan rohani cukup matang tapi
       secara materi masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
       Haram, bagi seseorang yg tujuan menikahnya hanya sekedar ingin menyakiti
       wanita/mempermainkan wanita.

D. KHITBAH (LAMARAN NIKAH)

       Adalah seorang laki-laki meminang/melamar seorang perempuan untuk
diajak menikah. Meminang diperbolehkan dan dianjurkan agar tak ada penyesalan
nantinya.

Cara mengkhitbah:

       Kepada gadis/janda yang telah habis masa ‘iddahnya. Bila belum habis, maka
       cukup dengan sindiran saja {al-Baqoroh:235}
       Wanita yang dipinang harus tidak terikat dengan aqad nikah atau pinangan
       orang lain.
       Laki-laki dapat melihat wajah dan telapak tangan wanita atau kedua telapak
       kakinya. Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
       "Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa
       memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia
       lakukan." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat
       dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim.

E. MAHRAM

       Adalah wanita-wanita yang haram dinikahi oleh seorang laki-laki yang
disebabkan hubungan keturunan, persusuan dan perkawinan.

      Keturunan: ibu, nenek dan seterusnya keatas, anak dan seterusnya kebawah,
       saudara perempuan sekandung, saudara perempuan seayah, saudara
       perempuan seibu, saudara perempuan ayah, saudara perempuan ibu, anak
       perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya kebawah, anak perempuan
       dari saudara perempuan dan seterusnya kebawah.
      Persusuan: ibu yang menyusui, saudara perempuan sepersusuan
      Perkawinan: ibu dari istri (mertua), anak tiri (jika ibunya telah digauli), istri
       dari anak, istri ayah (menantu). {QS. an-Nisa:22-23}

F. RUKUN DAN SYARAT NIKAH

    Calon suami : muslim, merdeka, berakal, benar-benar laki-laki, adil, tidak
     beristri empat, bukan mahram, tidak sedang ihram atau umrah
    Calon istri : muslimah, benar-benar perempuan, izin wali, tidak sdg bersuami
     atau dalam masa iddah, bukan mahram, tidak ihram atau umrah
    Syighah ijab Qhobul : lafadz, bukan kata kinayah, tidak dikaitkan dengan
     syarat tertentu, satu majlis
    Wali : muslim, baligh, tidak fasik, laki-laki, memiliki hak wali.
    Dua saksi : muslim, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, adil, pendengaran dan
     penglihatan normal, memahami bahasa ijab qobul, tidak ihram atau umrah.
G. WALI

         Adalah orang yang berhak menikahkan seorang perempuan dengan seorang
laki-laki sesuai dengan syariat islam. Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak sah nikah kecuali dengan wali." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits
shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya
hadits mursal.

Urutan wali dalam pernikahan:

Ayah kandung, kakek dari pihak ayah dan seterusnya, saudara laki-laki sekandung,
saudara laki-laki kandung seayah, anak laki-laki saudara laki-laki kandung, anak laki-
laki saudara laki-laki, paman (saudara ayah sekandung), paman (saudara ayah)
kandung, anak laki-laki dari paman kandung, anak laki-laki dari paman seayah, wali
hakim.

Macam-macam wali:

   1. Wali mujbir, berhak tanpa meminta izin dan menanyakan dahulu pendapat
      orang lain.
   2. Wali hakim, hak kewalian kepada hakim yang disebabkan dua hal; terjadi
      pertentangan diantara wali dan tidak adanya wali nasab, baik karena hilang,
      meninggal atau ghoib.
   3. Wali ‘adl, wali yang menolak menikahkan perempuan yang ada dibawah
      kewaliannya. (rasional ‘wali hakim’ dan tidak rasional ‘wali nasab’)

H. IJAB-QOBUL

       Ijab; lafadz penyerahan (tanggungjawab terhadap wanita) yang disampaikan
wali kepada mempelai laki-laki. Qobul; lafadz penerimaan (kesanggupan laki-laki
menerima tanggungjawab) yang telah diserahkan sepenuhnya kepadanya.

I. KHUTBAH NIKAH

       Suatu khutbah yang dilakukan sebelum prosesi akad nikah dilakukan. Berisi
peringatan, pengajaran, dan bekal mental khususnya bagi mempelai. Hukumnya
adalah mubah (jumhurul ‘ulama) kecuali kelompok Abu Daud Dahiri yang
mensyari’atkan Ijab Qobul.

J. MAHAR (MASKAWIN)

       Pemberian sesuatu yang bernilai dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan
yang disebabkan terjadinya aqdun nikah. Bahasa al-Qur’an Maskawin; shoduqot,
ujur, nihlah, fariidhah, habaa, uqr, alaaiq, taul. Maskawin bukan uang beli
(kehormatan) istri, tapi sebagai symbol kesanggupan suami atas istrinya (nafkah lahir
dan batin) secara ihlas. {QS. An-Nisa’:4}

Macamnya: Mahar Musamma (disebutkan) dan Mahar Misil (sebanding) sesuai
dengan kebiasaan setempat serta layak dengan martabat mempelai wanita sekalipun
tidak disebutkan secara terperinci dalan ijab qobul.

Ukuran tidak ditentukan secara pasti, tergantung kesanggupan dan kemampuan
calon suami.
K. WALIMATUL’ARUSY (PESTA PERNIKAHN)

Walimah = makanan, pesta, kenduri, resepsi.

Walimatul’arusy adalah pesta yang digelar oleh seseoang/keluarga setelah
dilangsungkannya akad nikah.

Hukum menurut mayoritas ulama adalah Sunah Mu’akad, dan menurut imam Malik
hukumnya wajib.

Dan hukum menghadirinya adalah Wajib bagi yang diundang.

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila seorang di antara kamu diundang ke walimah, hendaknya ia
menghadirinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Apabila salah seorang
di antara kamu mengundang saudaranya, hendaknya ia memenuhi undangan
tersebut, baik itu walimah pengantin atau semisalnya.

L. MACAM-MACAM PERNIKAHAN
   a. Nikah mut’ah
      Adalah nikah yang menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad.
      Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
      pernah memberi kelonggaran untuk nikah mut’ah selama tiga hari pada
      tahun Authas (tahun penaklukan kota Mekkah), kemudian bleiau
      melarangnya. Riwayat Muslim.

   b. Nikah syighar
       Adalah pernikahan dua jodoh (4 orang) dengan menjadikan kedua
       perempuan itu sebagai mahar masing-masing.
       Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
       Bahwa Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Dan nikah syighar ialah
       seorang lelaki mengawinkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang
       itu mengawinkannya dengan putrinya tanpa mahar antara keduanya.
       (Shahih Muslim No.2537)

   c. Nikah tachlil
       Bahasa=menghalalkan, membolehkan
       Syari’ah= nikah yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghalalkan
       perempuan yang dinikahinya, dinikahi lagi oleh bekas suaminya yang telah
       mentalak tiga.
       Laki-laki yang berusaha untuk tujuan tersebut disebut Muhalil, dan mantan
       suami yang menjatuhkan talak tiga yang diusahakan disebut Muhalillahu.
       Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat
       muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar
       perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan suaminya) dan muhallal
       lah (laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya agar istri
       tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat Ahmad, Nasa'i, Dan
       Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.

   d. Nikah silang
       Adalah pernikahan yang salah satu dari mempelai bukan muslim
       (Qs.Albaqarah:221 dan Almaidah: 5)


   e. Nikah khadan
Bahasa= gundik, piaraan
       Syara’ = nikah sembunyi yang mana laki-laki menjadikan wanita-wanita
       simpanan sebagai istri tanpa melalui nikah yang sah menurut syara’, atau
       sebaliknya. (QS. Al-Maidah:5, dan QS. An-Nisa’: 25)

M. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI

Keawajiban Suami:

      Membayar maskawin
      Member nafkah lahir yang ma’ruf
      Menggauli istri dengan ma’ruf
      Memimpin keluarga dengan bijaksana
      Bersikap adil dan bijaksana, dll

Kewajiban Istri:

      Mentaati suami, selama kebaikan
      Menjaga diri dan kehormatan keluarga
      Menjaga harta suami
      Mengatur rumah tangga
      Mendidik anak, dll

Kewajiban bersama:

      Menjaga nama baik seluruh keluarga
      Menghormati dan berbuat baik pada seluruh keluarga
      Memelihara kehormatan dan rahasia keluarga
      Mewujudkan lingkungan keluarga yang baik
      Memelihara dan mendidik putra dengan penuh kasih saying
      Saling mema’afkan kesalahan
      Sabar dan saling menyadari kekurangan
      Bijaksana dalam memecahkan masalah, dll

   N. HIKMAH-HIKMAH PERNIKAHAN

Bagi Individu dan Keluarga:

       Keluarga menjadi tenang, tentram, sejahtera
       Terpelihara dari zina
       Melanggengkan keturunan dengan jelas dan bersih
       Memperkokoh kekeluargaan dan persaudaraan.
       Mendorong individu lebih giat beramal.
       Memudahkan seseorang dalam mendapat pahala dan ridha Allah SWT
       Menjadikan individu lebih dewasa, bijaksana, dll

Bagi masyarakat:

   1. Terpeliharanya ketenangan hidup
   2. Memudahkan pengaturan dan pengendalian masyarakat
   3. Memperkuat kesataun dan persatuan.
   4. Mempercepat kemajuan bangsa.
   5. Kehidupan menjadi berkah
   6. Terhindar dari penyakit HIV
   7. Memudahkan ampunan dan pertolongan Allah SWT
O. KONSEP YANG DIHARAMKAN DALAM ISLAM
a. Konsep rahbaniyah, Perkataan rahbaniyah bermasud kerahiban atau
   kependetaan, atau kehidupan paderi
b. Konsep ibahiyah, Istilah ibahiyah diambil dari perkataan yang bermaksud
   membolehkan. Selain itu, ibahiyah membawa maksud membolehkan atau
   membebaskan tanpa batas seperti pergaulan seks bebas, homoseksual,
   lesbian dan sebagainya. Gejala sebegini wujud kerana sikap mereka yang
   menolak konsep institusi perkahwinan.
       Pergaulan bebas
       Amalan seks bebas
       Homoseksual & Lesbian

Contenu connexe

Tendances

Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaYulia Fauzi
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharikafia maulidia
 
PAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab MunakahatPAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab Munakahatpawzonfire
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaYoollan MW
 
Bab pernikahan
Bab pernikahanBab pernikahan
Bab pernikahansuhendi8
 
Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)uliecha
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Diah eka wahyudi
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Micing
 
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaIndahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaCecep Azka Noberic
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikYunus Thariq
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanAhmad Haris Miftah
 
121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahan121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahanlailaaprina1
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinanDicky Arpakh
 

Tendances (19)

Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
PAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab MunakahatPAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab Munakahat
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
 
Bab pernikahan
Bab pernikahanBab pernikahan
Bab pernikahan
 
Materi nikah
Materi nikahMateri nikah
Materi nikah
 
Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)
 
Fiqh munakahat
Fiqh munakahatFiqh munakahat
Fiqh munakahat
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaIndahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
 
121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahan121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahan
 
PPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 MazhabPPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 Mazhab
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
 

Similaire à 01 nikah

Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPower Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPortalEdukasi1
 
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranataSeluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranataWahyu Dwi Pranata
 
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxB12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxssuser6a561b
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islamaamridwan
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Yaya Nicky
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukAlfin Berrtrand
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggayaka29
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleYunus Thariq
 
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikahPerintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikahMuhsin Hariyanto
 
rumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptxrumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptxDaifanFadilah
 
Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Iyeh Solichin
 

Similaire à 01 nikah (20)

Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPower Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranataSeluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
 
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxB12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islam
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting People
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikahPerintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
Perintah untuk menikahkan orang yang belum menikah
 
rumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptxrumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptx
 
Siiap
SiiapSiiap
Siiap
 
Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1
 

Plus de adysintang

Presentations tips
Presentations tipsPresentations tips
Presentations tipsadysintang
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasiadysintang
 
Curiculum vitae radith
Curiculum vitae radithCuriculum vitae radith
Curiculum vitae radithadysintang
 
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN  3 Surabaya.dochasil observasi SMAN  3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.docadysintang
 
Dua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanDua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanadysintang
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiadysintang
 
analisis film DMC
analisis film DMCanalisis film DMC
analisis film DMCadysintang
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologiadysintang
 
02 okultasi venus
02 okultasi venus02 okultasi venus
02 okultasi venusadysintang
 
01 metode ilmiah
01 metode ilmiah01 metode ilmiah
01 metode ilmiahadysintang
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologiadysintang
 
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiPerubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiadysintang
 
Merancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaMerancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaadysintang
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 
Hasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaHasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaadysintang
 
Bioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan AplikasinyaBioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan Aplikasinyaadysintang
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiadysintang
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 

Plus de adysintang (20)

Presentations tips
Presentations tipsPresentations tips
Presentations tips
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasi
 
Curiculum vitae radith
Curiculum vitae radithCuriculum vitae radith
Curiculum vitae radith
 
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN  3 Surabaya.dochasil observasi SMAN  3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
 
Dua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanDua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaan
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
analisis film DMC
analisis film DMCanalisis film DMC
analisis film DMC
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologi
 
02 okultasi venus
02 okultasi venus02 okultasi venus
02 okultasi venus
 
01 metode ilmiah
01 metode ilmiah01 metode ilmiah
01 metode ilmiah
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
 
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiPerubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
 
Merancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaMerancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesa
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Hasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaHasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabaya
 
Bioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan AplikasinyaBioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan Aplikasinya
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 

01 nikah

  • 1. PERNIKAHAN Disusun Oleh: Ady Setiawan (111714043) M. Mahmud Thohari (111714001) Arfiatur Radhia (111714038) Novika Ekawati Nur Laily (111714033) Kelas 2011 A Dosen: Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011
  • 2. A. PENGERTIAN Nikah (bahasa) adalah adl-dlommu wal jam-‘u, artinya berkumpul (syara’) adalah suatu aqad (lahir batin antara seorang pria dengan wanita) yang mengandung dibolehkannya wat’iy (hubungan badan suami istri) dengan menggunakan lafadz nikah atau tazwij dengan ketentuan dan syarat tertentu. (Syeh Zainuddin Abdul Aziz Milyabariy) Menurut UU. Perkawinan 1974: Nikah adalah ikatan lahir batin antara suami istri dalam suatu rumah tangga berdasarkan kepada tuntunan agama. B. DALIL NIKAH : Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama- Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’: 1) Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. A-Ruum:21) Surah An-Nisaa': ayat 1 & 3 Surah An-Nuur: ayat 32 Surah An-Nahl: ayat 72 Surah Yaasin: ayat 36 Surah Ar-Rum: ayat 21 Surah Adz-Dzariyaat: ayat 49 Surah Luqman: ayat 10 Surah Qaf: ayat 7 Surah Asy-Syu’araa: ayat 7 C. HUKUM NIKAH Sunah, jumhurul ‘ulama sepakat bahwa hokum asal pernikahan adalah Sunah. {an-Nuur : 32} dan Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung- Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku." Muttafaq Alaihi.
  • 3. Wajib, mampu jasmani, rohani dan materi sedang dorongan seksual telah mencapai puncak untuk segera disalurkan, apabila tidak maka sangat mungkin akan terjebak pada perbuatan fakhisyah (zina). Mubah, bagi seseorang yang tidak mempunyai factor pendorong/melarang untuk nikah (sedang2 saja) Makruh, bagi orang yang secara jasmani dan rohani cukup matang tapi secara materi masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Haram, bagi seseorang yg tujuan menikahnya hanya sekedar ingin menyakiti wanita/mempermainkan wanita. D. KHITBAH (LAMARAN NIKAH) Adalah seorang laki-laki meminang/melamar seorang perempuan untuk diajak menikah. Meminang diperbolehkan dan dianjurkan agar tak ada penyesalan nantinya. Cara mengkhitbah: Kepada gadis/janda yang telah habis masa ‘iddahnya. Bila belum habis, maka cukup dengan sindiran saja {al-Baqoroh:235} Wanita yang dipinang harus tidak terikat dengan aqad nikah atau pinangan orang lain. Laki-laki dapat melihat wajah dan telapak tangan wanita atau kedua telapak kakinya. Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim. E. MAHRAM Adalah wanita-wanita yang haram dinikahi oleh seorang laki-laki yang disebabkan hubungan keturunan, persusuan dan perkawinan.  Keturunan: ibu, nenek dan seterusnya keatas, anak dan seterusnya kebawah, saudara perempuan sekandung, saudara perempuan seayah, saudara perempuan seibu, saudara perempuan ayah, saudara perempuan ibu, anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya kebawah, anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya kebawah.  Persusuan: ibu yang menyusui, saudara perempuan sepersusuan  Perkawinan: ibu dari istri (mertua), anak tiri (jika ibunya telah digauli), istri dari anak, istri ayah (menantu). {QS. an-Nisa:22-23} F. RUKUN DAN SYARAT NIKAH  Calon suami : muslim, merdeka, berakal, benar-benar laki-laki, adil, tidak beristri empat, bukan mahram, tidak sedang ihram atau umrah  Calon istri : muslimah, benar-benar perempuan, izin wali, tidak sdg bersuami atau dalam masa iddah, bukan mahram, tidak ihram atau umrah  Syighah ijab Qhobul : lafadz, bukan kata kinayah, tidak dikaitkan dengan syarat tertentu, satu majlis  Wali : muslim, baligh, tidak fasik, laki-laki, memiliki hak wali.  Dua saksi : muslim, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, adil, pendengaran dan penglihatan normal, memahami bahasa ijab qobul, tidak ihram atau umrah.
  • 4. G. WALI Adalah orang yang berhak menikahkan seorang perempuan dengan seorang laki-laki sesuai dengan syariat islam. Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah nikah kecuali dengan wali." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya hadits mursal. Urutan wali dalam pernikahan: Ayah kandung, kakek dari pihak ayah dan seterusnya, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki kandung seayah, anak laki-laki saudara laki-laki kandung, anak laki- laki saudara laki-laki, paman (saudara ayah sekandung), paman (saudara ayah) kandung, anak laki-laki dari paman kandung, anak laki-laki dari paman seayah, wali hakim. Macam-macam wali: 1. Wali mujbir, berhak tanpa meminta izin dan menanyakan dahulu pendapat orang lain. 2. Wali hakim, hak kewalian kepada hakim yang disebabkan dua hal; terjadi pertentangan diantara wali dan tidak adanya wali nasab, baik karena hilang, meninggal atau ghoib. 3. Wali ‘adl, wali yang menolak menikahkan perempuan yang ada dibawah kewaliannya. (rasional ‘wali hakim’ dan tidak rasional ‘wali nasab’) H. IJAB-QOBUL Ijab; lafadz penyerahan (tanggungjawab terhadap wanita) yang disampaikan wali kepada mempelai laki-laki. Qobul; lafadz penerimaan (kesanggupan laki-laki menerima tanggungjawab) yang telah diserahkan sepenuhnya kepadanya. I. KHUTBAH NIKAH Suatu khutbah yang dilakukan sebelum prosesi akad nikah dilakukan. Berisi peringatan, pengajaran, dan bekal mental khususnya bagi mempelai. Hukumnya adalah mubah (jumhurul ‘ulama) kecuali kelompok Abu Daud Dahiri yang mensyari’atkan Ijab Qobul. J. MAHAR (MASKAWIN) Pemberian sesuatu yang bernilai dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang disebabkan terjadinya aqdun nikah. Bahasa al-Qur’an Maskawin; shoduqot, ujur, nihlah, fariidhah, habaa, uqr, alaaiq, taul. Maskawin bukan uang beli (kehormatan) istri, tapi sebagai symbol kesanggupan suami atas istrinya (nafkah lahir dan batin) secara ihlas. {QS. An-Nisa’:4} Macamnya: Mahar Musamma (disebutkan) dan Mahar Misil (sebanding) sesuai dengan kebiasaan setempat serta layak dengan martabat mempelai wanita sekalipun tidak disebutkan secara terperinci dalan ijab qobul. Ukuran tidak ditentukan secara pasti, tergantung kesanggupan dan kemampuan calon suami.
  • 5. K. WALIMATUL’ARUSY (PESTA PERNIKAHN) Walimah = makanan, pesta, kenduri, resepsi. Walimatul’arusy adalah pesta yang digelar oleh seseoang/keluarga setelah dilangsungkannya akad nikah. Hukum menurut mayoritas ulama adalah Sunah Mu’akad, dan menurut imam Malik hukumnya wajib. Dan hukum menghadirinya adalah Wajib bagi yang diundang. Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu diundang ke walimah, hendaknya ia menghadirinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Apabila salah seorang di antara kamu mengundang saudaranya, hendaknya ia memenuhi undangan tersebut, baik itu walimah pengantin atau semisalnya. L. MACAM-MACAM PERNIKAHAN a. Nikah mut’ah Adalah nikah yang menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad. Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi kelonggaran untuk nikah mut’ah selama tiga hari pada tahun Authas (tahun penaklukan kota Mekkah), kemudian bleiau melarangnya. Riwayat Muslim. b. Nikah syighar Adalah pernikahan dua jodoh (4 orang) dengan menjadikan kedua perempuan itu sebagai mahar masing-masing. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Dan nikah syighar ialah seorang lelaki mengawinkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang itu mengawinkannya dengan putrinya tanpa mahar antara keduanya. (Shahih Muslim No.2537) c. Nikah tachlil Bahasa=menghalalkan, membolehkan Syari’ah= nikah yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghalalkan perempuan yang dinikahinya, dinikahi lagi oleh bekas suaminya yang telah mentalak tiga. Laki-laki yang berusaha untuk tujuan tersebut disebut Muhalil, dan mantan suami yang menjatuhkan talak tiga yang diusahakan disebut Muhalillahu. Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan suaminya) dan muhallal lah (laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya agar istri tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat Ahmad, Nasa'i, Dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi. d. Nikah silang Adalah pernikahan yang salah satu dari mempelai bukan muslim (Qs.Albaqarah:221 dan Almaidah: 5) e. Nikah khadan
  • 6. Bahasa= gundik, piaraan Syara’ = nikah sembunyi yang mana laki-laki menjadikan wanita-wanita simpanan sebagai istri tanpa melalui nikah yang sah menurut syara’, atau sebaliknya. (QS. Al-Maidah:5, dan QS. An-Nisa’: 25) M. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI Keawajiban Suami:  Membayar maskawin  Member nafkah lahir yang ma’ruf  Menggauli istri dengan ma’ruf  Memimpin keluarga dengan bijaksana  Bersikap adil dan bijaksana, dll Kewajiban Istri:  Mentaati suami, selama kebaikan  Menjaga diri dan kehormatan keluarga  Menjaga harta suami  Mengatur rumah tangga  Mendidik anak, dll Kewajiban bersama:  Menjaga nama baik seluruh keluarga  Menghormati dan berbuat baik pada seluruh keluarga  Memelihara kehormatan dan rahasia keluarga  Mewujudkan lingkungan keluarga yang baik  Memelihara dan mendidik putra dengan penuh kasih saying  Saling mema’afkan kesalahan  Sabar dan saling menyadari kekurangan  Bijaksana dalam memecahkan masalah, dll N. HIKMAH-HIKMAH PERNIKAHAN Bagi Individu dan Keluarga: Keluarga menjadi tenang, tentram, sejahtera Terpelihara dari zina Melanggengkan keturunan dengan jelas dan bersih Memperkokoh kekeluargaan dan persaudaraan. Mendorong individu lebih giat beramal. Memudahkan seseorang dalam mendapat pahala dan ridha Allah SWT Menjadikan individu lebih dewasa, bijaksana, dll Bagi masyarakat: 1. Terpeliharanya ketenangan hidup 2. Memudahkan pengaturan dan pengendalian masyarakat 3. Memperkuat kesataun dan persatuan. 4. Mempercepat kemajuan bangsa. 5. Kehidupan menjadi berkah 6. Terhindar dari penyakit HIV 7. Memudahkan ampunan dan pertolongan Allah SWT O. KONSEP YANG DIHARAMKAN DALAM ISLAM
  • 7. a. Konsep rahbaniyah, Perkataan rahbaniyah bermasud kerahiban atau kependetaan, atau kehidupan paderi b. Konsep ibahiyah, Istilah ibahiyah diambil dari perkataan yang bermaksud membolehkan. Selain itu, ibahiyah membawa maksud membolehkan atau membebaskan tanpa batas seperti pergaulan seks bebas, homoseksual, lesbian dan sebagainya. Gejala sebegini wujud kerana sikap mereka yang menolak konsep institusi perkahwinan. Pergaulan bebas Amalan seks bebas Homoseksual & Lesbian