Penelitian ini menguji apakah terdapat Idul Fitri holiday effect di Bursa Efek Indonesia pada periode 2000-2010 dengan menggunakan regresi linier dan uji-t. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terjadi Idul Fitri holiday effect pada indeks LQ45 selama periode penelitian.
Tutorial LSPP AAMAI 104 - Asuransi Kendaraan Bermotor dan Liability, Maret 2020
IDUL FITRI HOLIDAY EFFECT
1. PENGUJIAN IDUL FITRI HOLIDAY EFFECT
TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2000-2010
AFRIANTO BUDI PURNOMO
No. Mhs. : 105001496/PS/MM
1
2. Catatan perubahan (dibandingkan dengan Seminar Proposal)
Dari periode penelitian 2006-2010 menjadi 2000-2010
Jumlah sampel 17 menjadi 35
Catatan perubahan (terdapat pada tesis)
Halaman 49 = “tiga hari” seharusnya “lima hari”
2
3. INTISARI
Anomali pasar: fenomena di pasar modal yang perilaku
harga sekuritasnya tidak dapat dijelaskan dengan beberapa
teori yang biasanya dipergunakan untuk memperkirakan
pergerakan sekuritas.
Beberapa di antaranya adalah holiday effect, size
effect, Januari effect, dan weekend effect.
Holiday effect memperlihatkan kecenderungan bahwa
tingkat pengembalian pada suatu hari libur akan lebih
tinggi daripada tingkat pengembalian saham pada hari-hari
biasa lainnya.
Idul Fitri effect adalah bagian dari holiday effect.
3
4. INTISARI
Penelitian ini menguji apakah terjadi Idul Fitri holiday
effect di Bursa Efek Indonesia, khususnya pada indeks
LQ45, pada periode 2000-2010.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi
linear variabel dummy dan t-test.
Hasil dari penelitian ini adalah tidak terjadi Idul Fitri
holiday effect di Bursa Efek Indonesia, khususnya pada
indeks LQ45, pada periode 2000-2010.
Kata-kata kunci: efisiensi pasar modal, anomali
pasar, Idul Fitri holiday effect, abnormal return.
4
5. BAB I
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Batasan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
5
6. LATAR BELAKANG
Pasar modal: memiliki fungsi ekonomi dan
keuangan.
Saham menjadi instrumen populer di Indonesia
(pertumbuhan dana sebesar 34% per tahun)
Informasi yang lengkap mendukung
pengambilan keputusan investasi yang optimal
dan menghasilkan keuntungan maksimal
6
7. LATAR BELAKANG
Pasar modal:
terpengaruh faktor Faktor ekonomi:
ekonomi dan non- makro dan mikro
ekonomi
Faktor non-ekonomi:
kondisi sosial, budaya
Faktor –faktor ini
dan agama, nilai-nilai
menyebabkan anomali
moral, kondisi politik
dan kelembagaan ,dst
7
8. LATAR BELAKANG
anomali perusahaan
(firm anomalies),
anomali musiman
(seasonal anomalies),
anomali peristiwa atau
kejadian (event
anomalies), dan
anomali akuntansi
(accounting anomalies)
8
(Tatang dan Elok, 2002).
9. LATAR BELAKANG
Holiday effect adalah salah satu bagian dari anomali
musiman(seasonal anomalies).
Holiday effect pertama kali diidentifikasi oleh Fields pada
tahun 1931 (Thaler, 1987).
Holiday effect: kecenderungan bahwa tingkat pengembalian
saham pada hari libur akan lebih tinggi daripada hari-hari
biasa lainnya.
9
10. LATAR BELAKANG
13 LIBUR
Imlek Idul Adha
NASIONAL
Tahun Baru Maulid
Waisak
Masehi Nabi
Tahun Baru Proklamasi
Nyepi Isra Mi’raj
Hijriyah HUT RI
Wafat Kenaikan
Idul Fitri Natal
Yesus Yesus
10
11. LATAR BELAKANG
penutupan
bursa
Lebih pada
terlama
fenomena
puncak budaya
hidup
masyarakat
hari raya Indonesia
terbesar
masyarakat
Indonesia
11
12. PERUMUSAN MASALAH
apakah rata-rata return saham
perusahaan di Bursa Efek Indonesia
antara hari-hari biasa (non-holiday)
dengan sebelum (pre-holiday) dan
sesudah (post-holiday) Idul Fitri berbeda?
Atau dengan kata lain, apakah terdapat
anomali pasar di Bursa Efek Indonesia
yang berupa Idul Fitri Holiday Effect?
12
13. BATASAN PENELITIAN
Sampel: semua saham indeks LQ45 periode I
tahun 2000 hingga periode II tahun 2010.
Minimal 10 kali tercatat sebagai emiten LQ45
Saham harus aktif diperdagangkan
(diperdagangkan minimal 200 hari tiap tahun
periode pengamatan)
Tidak mengeluarkan kebijakan dividen
saham, stock split, atau stock right dalam event
window periode penelitian
Periode penelitian ini dimulai sejak awal Januari
2000 sampai dengan akhir Desember 2010.
13
14. TUJUAN PENELITIAN
Menguji anomali pasar pada hari libur Idul Fitri (Idul
Fitri Holiday Effect) di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai anomali pasar di Indonesia dan memberikan
sumbangan terhadap perbedaan pendapat yang masih
ada mengenai pasar modal yang efisien.
14
15. MANFAAT PENELITIAN
Memberikan pemahaman mengenai fenomena-fenomena
penting yang terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya
mengenai Idul Fitri Holiday Effect.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan pedoman bagi investor Indonesia maupun
asing yang ingin menanamkan sahamnya di Indonesia
sehingga dapat membantu untuk mengambil keputusan
investasi dan memberikan return yang maksimal.
15
17. PENGERTIAN INVESTASI
Investasi: komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat
ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010).
Real Investment: menginvestasikan sejumlah dana
tertentu pada aset berwujud, seperti
tanah, emas, bangunan, mesin, dan lain-lain.
Financial Investment: menginvestasikan sejumlah
dana tertentu pada aset finansial, seperti dalam
bentuk deposito, saham, obligasi, dan lain-lain.
17
18. RISK DAN RETURN
RISK: adalah tingkat ketidakpastian akan
terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan pada suatu
kurun waktu atau periode tertentu (time
period) (Batuparan, 2000).
RETURN: adalah tingkat pengembalian
atau hasil yang diperoleh akibat
melakukan investasi (Rupert, 2004).
Return: realized return dan expected
return
18
19. SAHAM
Saham: suatu bentuk
sekuritas yang menyatakan
kepemilikan sesuai dengan
Keuntungan: capital
besarnya kepemilikian
gain, deviden, non-finansial
saham, tanpa dipengaruhi
(kebanggaan dan kekuasaan
oleh batasan waktu sehingga
dalam RUPS)
saham bernilai sepanjang
perusahaan masih beroperasi
atau belum dinyatakan bubar.
19
20. PASAR MODAL
efek bersifat ekuitas
merupakan pasar untuk (contoh: saham),
berbagai instrumen
keuangan jangka efek bersifat utang
panjang yang bisa (contoh: obligasi),
diperjualbelikan
produk derivatif (contoh:
waran, right, opsi),
Instrumen pasar modal
berupa efek atau surat
berharga terbagi produk reksadana, dan
menjadi lima kelompok
besar (Hariyani dan
Serfianto, 2010), yaitu: produk pasar modal
syariah.
20
21. INDEKS HARGA SAHAM
Ada 11 ISHG Sektoral LQ45
Indeks:
KOMPAS
PEFINDO 25 BISNIS-27 JII
100
PAPAN
PAPAN Indeks
SRI KEHATI PENGEM-
UTAMA Individual
BANGAN
21
22. TEORI EFISIENSI PASAR MODAL
Pasar efisien apabila tidak seorangpun mampu
memperoleh return tidak normal (abnormal
return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan
menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Dalam pasar yang efisien harga-harga aset atau
sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan
informasi yang tersedia tentang aset atau sekuritas
tersebut.
Kunci utama dalam mencapai pasar modal yang
efisien adalah informasi.
22
23. BENTUK EFISIENSI PASAR MODAL
Efisiensi dalam bentuk lemah
(Weak form)
Efisiensi dalam bentuk setengah
kuat (Semi-strong form)
Efisiensi dalam bentuk kuat
(Strong form)
23
24. ANOMALI PASAR
Sukamulja (2004) mengatakan bahwa anomali pasar adalah reaksi
investor yang berlebihan terhadap suatu informasi yang masuk
sehingga membuat pasar tidak efisien karena investor menjadi
tidak rasional (syarat pasar efisien tidak terpenuhi).
Penyimpangan tersebut lalu membentuk suatu pola musiman
karena terjadi pada waktu tertentu saja (misal: Jensen, 1978; De
Bondt dan Thaler, 1985).
24
25. ANOMALI PASAR
1 Anomali 1. Analysts’ Semakin banyak analis merekomendasi
Peristiwa Recomendataion untuk membeli suatu saham, semakin
tinggi peluang harga akan turun.
2. Insider Trading Semakin banyak saham yang dibeli oleh
insiders, semakin tinggi kemungkinan
harga akan naik.
3. Listings Harga sekuritas cenderung naik setelah
perusahaan mengumumkan akan
melakukan pencatatan saham di Bursa.
4. Value Line Harga sekuritas akan terus naik setelah
Rating Changes Value Line menempatkan rating
perusahaan pada urutan tinggi.
25
26. ANOMALI PASAR
2 Anomali 1. January Harga sekuritas cenderung naik di bulan
Musiman Januari, khususnya di hari-hari pertama.
2. Week-end Harga sekuritas cenderung naik hari Jum’at
dan turun hari Senin.
3. Time of Day Harga sekuritas cenderung naik di 45 menit
pertama dan 15 menit terakhir perdagangan.
4. End of Month Harga sekuritas cenderung naik di hari-hari
akhir tiap bulan.
5. Seasonal Saham perusahaan dengan penjualan
musiman tinggi cenderung naik selama
musim ramai.
6. Holidays Ditemukan return positif pada hari terakhir
26 sebelum liburan.
27. ANOMALI PASAR
3 Anomali 1. Size Return pada perusahaan kecil
Perusahaan cenderung lebih besar walaupun
sudah disesuaikan dengan risiko.
2. Closed-end Return pada close-end funds yang
Mutual funds dijual dengan potongan cenderung
lebih tinggi.
3. Neglect Perusahaan yang tidak diikuti oleh
banyak analis cenderung menghasil-
kan return lebih tinggi.
4. Institutional Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit
Holdings institusi cenderung memiliki return
27 lebih tinggi.
28. ANOMALI PASAR
4 Anomali 1. P/E Saham dengan P/E ratio rendah
Akuntansi cenderung memiliki return yang lebih
tinggi.
2. Earnings Saham dengan capaian earnings lebih
Surprise tinggi dari perkiraan cenderung
mengalami peningkatan harga.
3. Price/Sales Jika rasionya rendah cenderung
berkinerja lebih baik.
4. Price/Book Jika rasionya rendah cenderung
berkinerja lebih baik.
5. Dividend Yield Jika yield-nya tinggi cenderung ber-
kinerja lebih baik.
6. Earnings Saham perusahaan yang tingkat
Momentum pertumbuhan earnings-nya mening-kat
28
cenderung berkinerja lebih baik.
29. HOLIDAY EFFECT
Holiday effect: anomali musiman yang terjadi pada tingkat
pengembalian (return) saham dalam perdagangan sebelum
dan/atau sesudah libur (Sukamulja, 2004).
Holiday effect menunjukkan kecenderungan tingkat
pengembalian saham pada hari sebelum libur (pre-holiday
return) dan/atau sesudah libur (post-holiday return) akan lebih
tinggi daripada tingkat pengembalian saham pada hari-hari biasa
lainnya (non-holiday) (Brockman dan Michayluk, 1998).
29
30. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
1 Fields, M.J. 1934 Security Prices Menemukan adanya
and Stock perubahan harga pada
Exchange hari sebelum hari libur
Holidays in (pre-holiday) pada New
Relation to York Stock Exchange
Short Selling melalui DJIA
2 Lankonishok 1988 Are Seasonal Holiday effect memberi
dan Smidt Anomalies pengaruh 30% - 50%
Real? A Ninety- terhadap total
Year pendapatan pasar modal
Perspective US pada periode sebelum
tahun 1987.
30
31. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
3 Ariel 1990 HighStock Returns Hari perdagangan sebelum libur (pre-
Before Holiday: holiday), harga saham menunjukkan
Existence and rata-rata return yang lebih tinggi
Evidence on Possible sekitar sembilan sampai empat belas
Causes kali rata-rata return harian lainnya.
Hampir sepertiga dari seluruh return
berasal dari delapan hari
perdagangan yang jatuh sebelum
penutupan pasar karena hari libur
nasional
4 Kim dan Park 1994 Holiday Effect and Holiday effect di pasar modal Inggris
Stock Returns: Further dan Jepang terpisah dari holiday
Evidence effect di pasar modal Amerika. Tidak
seperti Januari dan weekend effect,
size effect tidak terjadi pada rata-rata
31 pre-holiday return
32. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
Brockman dan 1998 The Persistent Menemukan holiday effect di
5 Michayluk Holiday Effect: AS dengan menggunakan
Additional indikator pasar dari New York
Evidence Stock Exchange (NYSE),
AMEX, dan NASDAQ dari
tahun 1963-1987 dan 1987-
1993.
6 Vergin dan 1999 Revisiting the Holiday effect telah hilang
McGinnis holiday effect: Is pada perusahaan-
it on holiday? perusahaan besar tetapi
tetap ada pada perusahaan
kecil
32
33. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
7 Cadsby dan 1992 Turn-of-Month Signifikansi pre-holiday
Ratner and pre-Holiday yang mempengaruhi
Effects on Stock semua sampel pasar
Return: Some dengan pendapatan
International tertinggi terlihat pada
Evidence beberapa hari menjelang
liburan
8 Marrett dan 1997 An empirical holiday effect terjadi pada
Worthington note on the level pasar dengan
holiday effect pendapatan lima kali lebih
in the tinggi dibanding hari-hari
Australian stock lain. Pasar bursa Australia
market, berada pada efisiensi
1996-2006 tingkat lemah.
33
34. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
9 Tong 1992 An Analysis of the Return sebelum libur
January Effect of
Chinese New Year lebih
the United States,
Taiwan, and South
tinggi secara signifikan
Korean Stock daripada hari-hari lainnya
Returns
The Chinese New Year,
Lee, G. Yen, 1992 Return sebelum libur
Common Stock
10 dan C. Chang Chinese New Year lebih
Purchasing and
Cumulative Raw tinggi secara signifikan
Returns: Is Taiwan’s
Stock Market
daripada hari-hari lainnya
Informationally
Efficient?
34
35. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
11 Yen dan Shyy 1993 Chinese New Terjadinya return yang tinggi
Year Effect in secara signifikan sebelum
Asian Stock libur Chinese New Year di
Markets Hong Kong
12 Al-Saad dan 2005 The Holiday Tidak ada holiday effect di
M.Khalid Effect and Stock pasar bursa Kuwait
Return in The
Kuwait Stock
Exchange
13 Jin-Lung Lin dan 2003 Modelling Lunar Tidak ada holiday effect di
Tian-Syh Liu Calendar Holiday TAIEX
Effect in Taiwan
35
36. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
14 Chan, M.W.L., 1996 Seasonality and Di Thailand terjadi Chakri
Khanthavit, A., Cultural Effect, tetapi di India tidak
and Thomas, H. Influences on ditemukan adanya holiday
Four Asian Stock effect kecuali untuk “other
Markets Hindu Holidays.” Untuk
Singapura, hanya Chinese
New Year yang signifikan.
Untuk Malaysia, ditemukan
holiday effect selama Chinese
New Year, Maal Hijrah (Tahun
Baru Hijriyah) dan Vesak
(Waisak)
36
37. PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
Sukmawati 2004 Anomali Pasar Tidak terjadi Idul Fitri holiday
15 Sukamulja dan Idul Fitri effect di Bursa Efek Jakarta
Holiday Effect: pada tahun 1999-2003.
Kasus di Bursa
Efek Jakarta
37
38. HIPOTESIS
Terdapat perbedaan antara rata-rata return saham-saham
perusahaan di Bursa Efek Indonesia di hari-hari biasa (non-
holiday) dengan sebelum (pre-holiday) dan sesudah (post-
holiday) Idul Fitri.
38
40. METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Sampel: semua saham indeks LQ45 periode I
tahun 2000 hingga periode II tahun 2010.
Minimal 10 kali tercatat sebagai emiten LQ45
Saham harus aktif diperdagangkan
(diperdagangkan minimal 200 hari tiap tahun
periode pengamatan)
Tidak mengeluarkan kebijakan dividen
saham, stock split, atau stock right dalam event
window periode penelitian
Periode penelitian ini dimulai sejak awal Januari
2000 sampai dengan akhir Desember 2010.
40
41. PENGUMPULAN DATA
Data : harga saham (closing price) dari saham-saham
perusahaan yang pernah masuk dalam indeks LQ45 periode
I tahun 2000 hingga periode II tahun 2010.
Data tersebut diperoleh dari website resmi Bursa Efek
Indonesia, www.idx.co.id.
Data lain diperoleh dari Pojok BEI dan Galeri Vast Universitas
Atmajaya Yogyakarta
http://finance.yahoo.com.
41
42. SAHAM LQ45
Periode 2000-2010
PENGUMPULAN (jumlah: 115 saham)
DATA
Tercatat minimal 10 kali
sebagai emiten LQ-45 sejak Gugur: 74
2000-2010 saham
(jumlah: 41 saham)
Dari 115 saham tersebut, hanya Aktif diperdagangkan minimal
200 hari, dengan perhatikan
35 saham yang memenuhi ketersediaan data
Gugur 6 saham
syarat untuk dijadikan sampel (Jumlah: 35 saham)
yang tertulis dalam Tabel 3.1
Tidak melakukan
corporate governance
Gugur: 0 saham
saat event window
( Jumlah: 35 saham)
42 Total Sampel: 35 saham
43. Daftar Saham LQ45 yang Memenuhi Syarat
No Kode Nama Perusahaan Tercatat di LQ45
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 24 kali
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 24 kali
3 ASII Astra Internasional Tbk 24 kali
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 24 kali
5 ISAT Indosat Tbk 24 kali
6 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 24 kali
7 UNTR United Tractors Tbk 24 kali
8 KLBF Kalbe Farma Tbk 23 kali
9 MEDC Medco Energi Corporation Tbk 23 kali
10 TINS Tambang Timah (Persero) Tbk 22 kali
11 SMCB Semen Cibinong Tbk 21 kali
12 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk 20 kali
43 13 GGRM Gudang Garam Tbk 19 kali
44. Daftar Saham LQ45 yang Memenuhi Syarat
No Kode Nama Perusahaan Tercatat di LQ45
14 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 19 kali
15 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 18 kali
16 GJTL Gajah Tunggal Tbk 17 kali
17 SMGR Semen Gresik Tbk 16 kali
18 UNVR Unilever Indonesia Tbk 16 kali
19 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 15 kali
20 INCO International Nickel Ind. Tbk 15 kali
21 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 15 kali
22 BNII Bank International Indonesia Tbk 13 kali
23 BRPT Barito Pasific Timber Tbk 13 kali
24 BUMI Bumi Resources Tbk 13 kali
25 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 13 kali
44 26 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 13 kali
45. Daftar Saham LQ45 yang Memenuhi Syarat
No Kode Nama Perusahaan Tercatat di LQ45
27 JIHD Jakarta Intl Hotel & Dev Tbk 13 kali
28 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 13 kali
29 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 13 kali
30 AUTO Astra Otoparts Tbk 12 kali
31 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 12 kali
32 HMSP H M Sampoerna Tbk 11 kali
33 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 11 kali
34 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 10 kali
35 LTLS Lautan Luas Tbk 10 kali
45 36 ... 115 klik di sini
47. TEKNIK ANALISIS DATA
Mengklasifikasikan pre-holiday, post-holiday, dan
non-holiday (Brockman dan Michayluk, 1998)
Menentukan return harian masing-masing saham
Menentukan rata-rata return harian saham sampel
Menentukan event period pre- dan post-Idul Fitri
holiday effect.
Menentukan return pasar, abnormal return, dan
average abnormal return.
47
51. Penentuan pre- dan post-Idul
Fitri Holiday
b. Besarnya abnormal return dilakukan dengan
menggunakan model disesuaikan pasar (market-adjusted
model). Berdasarkan model tersebut, pengukuran abnormal
return dilakukan sebagai berikut (Peterson, 1989):
ARt = Rt – Rmt ............................................................. (4)
Keterangan:
ARt = abnormal return rata-rata saham pada hari perdagangan t
Rt = return rata-rata saham pada hari t
Rmt = return pasar pada hari perdagangan t
51
52. Penentuan pre- dan post-Idul
Fitri Holiday
b. Besarnya abnormal return dilakukan dengan
menggunakan model disesuaikan pasar (market-adjusted
model). Berdasarkan model tersebut, pengukuran abnormal
return dilakukan sebagai berikut (Peterson, 1989):
ARt = Rt – Rmt ............................................................. (4)
Keterangan:
ARt = abnormal return rata-rata saham pada hari perdagangan t
Rt = return rata-rata saham pada hari t
Rmt = return pasar pada hari perdagangan t
52
54. PENGUJIAN HIPOTESIS
H0 = tidak terdapat rata- H1 = terdapat rata-rata
rata return yang tinggi return yang tinggi pada
pada sebelum (pre- sebelum (pre-holiday) dan
holiday) dan sesudah sesudah (post-holiday)
(post-holiday) Idul Fitri. Idul Fitri.
54
55. REGRESI VARIABEL DUMMY
Dalam menguji hipotesis, digunakan model regresi
variabel dummy (lihat Chan et al., 1996; dan Cadsby dan
Ratner, 1992).
Rt = α1 + α2 . D LOCAL HOLIDAY + et .................................... (6)
Keterangan:
Rt = rata-rata return dari semua saham
α1 = koefisien regresi variabel dummy masing-masing hari
libur.
α2 = konstan / intercept
et = random error
55
57. PENGUJIAN HIPOTESIS
Jika probabilitas < 0,05, Jika probabilitas >
maka H0 ditolak artinya 0,05, maka H0 tidak
terdapat perbedaan dapat ditolak artinya
variance. terdapat kesamaan
variance.
57
58. BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis-analisis
terhadap hipotesis yang telah diajukan. Penelitian ini
meneliti Holiday Effect terhadap hari libur sebelum dan
sesudah Idul Fitri pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode penelitian Januari 2000 – Desember 2010.
58
59. ANALISA DATA
Analisis berupa hasil
statistik yang Saham harian dari ke-
menggunakan 35 sampel ada pada
formulasi-formulasi Lampiran 2a, b
pada bab sebelumnya
Uji hipotesis: analisis
regresi berganda Perhitungan abnormal
variabel dummy dan uji return ada pada
beda t (t-test) pada Lampiran 3
Lampiran 4
59
60. Penentuan Pre- dan Post-Idul Fitri Holiday
Terdapat ketidakseragaman pendefinisian pre-
holiday dan post-holiday dalam penelitian mengenai
holiday effect.
Oleh karena itu, Sukamulja (2004) menentukan
event period dengan membandingkan return
sebelum dan sesudah libur dalam satu periode
waktu dengan abnormal return yang terjadi.
Titik event window adalah saat sebelum pengaruh
hari libur Idul Fitri mulai nampak (pre-Idul Fitri), dan
saat pengaruh hari libur berangsur-angsur
menghilang (post-Idul Fitri).
Hasil dari event window libur Idul Fitri tersebut akan
diterapkan juga bagi hari ke-12 hari libur yang lain.
60
62. Grafik Return Harian dan Abnormal Return
0.015000
0.010000
0.005000
Rt
0.000000
Art
T - 10 T - 9 T - 8 T - 7 T - 6 T - 5 T - 4 T - 3 T - 2 T - 1 T 0 T + 1 T + 2 T + 3 T + 4 T + 5 T + 6 T + 7 T + 8 T + 9 T +
10
-0.005000
-0.010000
-0.015000
Sumber: data diolah dengan Microsoft Exel 2010
62
63. PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
berganda variabel dummy dan uji beda t. Model regresi linear
berganda berlandaskan serangkaian asumsi. Asumsi-asumsi
tersebut antara lain:
63
66. Data Outlier
Sumber: data diolah dengan SPSS versi 20
66 Grafik 4.4. Scatter Plot Rata-Rata Return dan Abnormal Return
67. Daftar Outlier Return Harian
No Waktu Perdagangan Bursa Rt Art
1 18 September 2000 -0,0943420 -0,0057160
2 06 Nopember 2000 -0,0537420 -0,0808040
3 13 Juni 2002 0,1059830 0,0723690
4 14 Oktober 2002 -0,1277580 0,0012140
5 10 Februari 2003 0,0620390 0,0546180
6 07 Maret 2003 0,0580960 0,0731620
7 10 Maret 2003 -0,0822710 -0,0619170
8 12 Agustus 2003 -0,0621480 -0,0694050
9 03 September 2003 -0,0228270 -0,0676460
10 23 Desember 2003 0,0888830 0,0808610
11 02 Januari 2004 -0,0794410 -0,1031410
12 17 Mei 2004 -0,1042630 -0,0176660
13 03 Agustus 2004 -0,0327680 -0,0439230
14 01 September 2004 0,0876290 0,0547030
15 03 Nopember 2004 -0,0358020 -0,0454380
16 14 September 2006 -0,0607580 -0,0698230
17 07 Agustus 2007 -0,0756390 -0,0696360
18 16 Agustus 2007 -0,0887640 -0,0271010
19 15 Januari 2008 -0,0884500 -0,0569270
20 12 Agustus 2008 -0,1104320 -0,0677890
67 21 03 Nopember 2008 0,1079100 0,0220180
Sumber: Data diolah dengan menggunakan SPSS 20, Scatter Plot
22 15 Desember 2008 0,0598040 -0,0432070
68. Uji Regresi Linear Variabel Dummy
Hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji regresi variabel dummy.
Pada pengujian ini, variabel terikat yaitu abnormal return saham dan untuk
variabel penjelas, digunakan variabel dummy untuk masing-masing hari libur
nasional, sejak awal Januari 2000 hingga akhir Desember 2010.
Dalam penelitian ini, pada hari libur yang saling berdekatan (misal: Idul
Fitri, Natal 2001, dan Tahun baru 2002), pemberian angka satu (1) hanya untuk
hari libur Idul Fitri. Sedangkan untuk hari libur Natal diberi angka nol (0).
Pengolahan statistika dengan SPSS secara detail pada Lampiran 4.
68
69. Uji Regresi Linear Variabel Dummy
Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 Tahun Baru 0,0003 0,0012 0,0052 0,2632 0,7924
2 Idul Adha -0,0006 0,0012 -0,0099 -0,5038 0,6144
3 Imlek 0,0002 0,0009 0,0038 0,1918 0,8479
4 1 Hijriah 0,0015 0,0009 0,0308 1,5637 0,1180
5 Nyepi 0,0004 0,0009 0,0093 0,4727 0,6365
6 Maulid Nabi -0,0020 0,0011 -0,0347 -1,7714 0,0766
7 Wafat Yesus 0,0004 0,0011 0,0068 0,3472 0,7284
8 Waisak 0,0013 0,0010 0,0249 1,2681 0,2049
9 Kenaikan Yesus -0,0007 0,0011 -0,0114 -0,5791 0,5626
10 HUT RI 0,0008 0,0009 0,0189 0,9595 0,3374
11 Isra Miraj -0,0004 0,0009 -0,0080 -0,4069 0,6841
12 Idul Fitri 0,0005 0,0008 0,0112 0,5657 0,5717
13 Natal 0,0015 0,0016 0,0183 0,9363 0,3492
Catatan:
F = 0,813 ; Sig F = 0,647b; R = 0,063; R2 = 0,004
Tidak signifikan pada 5%
69
70. Uji Regresi Linear Variabel Dummy
Secara parsial, dengan mengontrol hari libur yang
lain, dapat dilihat bahwa libur Idul Fitri tidak signifikan
terhadap return, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat Idul Fitri holiday effect di Bursa Efek
Indonesia (signifikansi t > 0,05).
Dari Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa p-value (sig = 0,5717)
lebih besar dari nilai α ( α = 0,05), sehingga H0 tidak
dapat ditolak yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata
abnormal return antara hari-hari sebelum dan sesudah
Idul Fitri dengan hari-hari biasa.
70
71. Untuk menghindari adanya bias yang diakibatkan oleh krisis
global, penulis membandingkan hasil uji regresi abnormal return saham
pada tahun 2000-2010 yang ada dengan abnormal return saham sebelum
dan sesudah tahun 2008. Hasilnya terdapat dalam Tabel 4.4.
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 Idul Fitri 0,0005 0,0008 0,0112 0,5657 0,5717
2000 - 2010
2 Idul Fitri 0,0004 0,0009 0,0104 0,4501 0,6527
2000 - 2007
3 Idul Fitri 0,0006 0,0017 0,0140 0,3696 0,7118
2008 - 2010
Catatan:
Dependent Variable: Abnormal Return
Tidak signifikan pada 5%
71
72. Perbandingan Pre dan Post-Krisis
Apabila koefisien abnormal return Idul Fitri tahun
2000-2010 dipisahkan menjadi dua, yaitu tahun 2000-
2007 dan tahun 2008-2010, tampak jelas bahwa
hasilnya pun tidak memperlihatkan signifikansi.
Dari hasil pengujian parsial maupun serempak terlihat
bahwa tidak terjadi Idul Fitri holiday effect di Bursa
Efek Indonesia selama periode pengamatan 2000-
2010.
72
73. Uji t (t-test)
Libur Idul Fitri sepanjang tahun 2000-2010 mengalami perubahan
lamanya hari libur. Perubahan tersebut diperlihatkan dalam Tabel 4.5.
Tanpa hari Sabtu Dengan hari Sabtu
Tahun
dan Minggu dan Minggu
Januari 2000 3 hari 5 hari
Desember 2000 4 hari 8 hari
2001 4 hari 6 hari
2002 4 hari 6 hari
2003 5 hari 8 hari
2004 4 hari 6 hari
2005 5 hari 7 hari
2006 5 hari 7 hari
2007 4 hari 5 hari
2008 5 hari 6 hari
2009 5 hari 7 hari
73 2010 5 hari 7 hari
74. Uji t (t-test)
Dari Tabel diketahui bahwa libur Idul Fitri merupakan libur yang panjang
dan mengakibatkan penutupan bursa yang lebih lama dibandingkan
dengan hari libur yang lain.
Meski demikian, dalam uji regresi tidak ditemukan adanya Idul Fitri
holiday effect.
Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi pengaruh hari libur Idul Fitri
terharap return selama setahun.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan abnormal return sebelum
dan sesudah Idul Fitri dengan return hari yang lain (ordinary days).
Hasil pengujian t-test atas abnormal return Idul Fitri masing-masing
tahun dibandingkan dengan abnormal return pada hari perdagangan
74
yang lain dapat dilihat pada Tabel 4.6.
76. Uji t (t-test)
Dari hasil analisis pada Tabel 4.6. di atas, terlihat bahwa mean abnormal
return libur Idul Fitri tahun 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2008, dan
2010 lebih tinggi dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya.
Namun setelah dilakukan pengujian statistik, hasilnya tidak signifikan.
Dari pengujian t-test antara abnormal return libur Idul Fitri dengan hari
biasa lainnya, tidak diidentifikasikan adanya Idul Fitri holiday effect
setiap tahunnya sepanjang periode pengamatan.
Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat rata-rata
return yang tinggi pada sebelum (pre-holiday) dan sesudah (post-
holiday) Idul Fitri tidak terbukti.
76
77. Uji t (t-test)
Analisis dalam karya tulis ini dilakukan dengan mengkasifikasikan hari
perdagangan saham ke dalam pre-holiday, post-holiday, dan non-holiday.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Brockman dan Michayluk
(1998).
Penelitian ini menguji apakah di Indonesia menunjukkan kecenderungan holiday
effect dengan kultur budaya yang dominan yang menimbulkan anomali, yaitu Idul
Fitri holiday effect.
Analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi anomali Idul Fitri holiday effect.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung hasil yang pernah dilakukan
sebelumnya yaitu bahwa anomali masih menjadi puzzle dalam teori efisiensi
pasar modal.
77
78. PENGUJIAN HIPOTESIS
Dalam analisis data terhadap saham di Bursa Efek Indonesia dengan
penelitian observasi selama 11 tahun (2000-2010), secara parsial (2000-
2007 dan 2008-2010) dan serempak (2000-2010) diketahui bahwa tidak
ada pengaruh anomali secara signifikan di Bursa Efek Indonesia.
Rata-rata abnormal return memang lebih tinggi dibandingkan dengan
non-holiday, tetapi secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di kawasan Asia bahwa
return yang diperoleh lebih tinggi pada pre-holiday (misal; Wong et
al., 1990; Tong, 1992; Cadsby dan Ratner, 1992; Lee et al., 1992; dan Yen
dan Shyy, 1993).
78
80. KESIMPULAN
Dalam uji regresi dengan variabel dummy, terlihat
bahwa rata-rata abnormal return pre-holiday dan
post-holiday Idul Fitri baik secara serempak maupun
secara parsial tidak memperlihatkan hasil yang
signifikan terhadap non-holiday. Dari data yang sudah
diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terjadi anomali Idul Fitri holiday effect terhadap return
saham di Bursa Efek Indonesia.
Rata-rata abnormal return keseluruhan yang tertinggi
ada pada event window Idul Fitri tahun 2003, yaitu
sebesar 0, 003777, dan yang terrendah pada tahun
2002 yaitu sebesar -0, 002821.
80
81. KESIMPULAN
Hasil uji beda t (t-test) untuk setiap tahun menunjukkan
bahwa rata-rata abnormal return pre-holiday dan post-
holiday Idul Fitri cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan non-holiday. Dari hasil analisis pada Tabel 4.6.,
terlihat bahwa rata-rata abnormal return Idul Fitri tahun
2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2008, dan 2010 lebih tinggi
dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya (non-
holiday) . Meski demikian, hasil dari uji t event window Idul
Fitri setiap tahunnya tidak menampakkan hasil yang
signifikan terhadap non-holiday. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi anomali Idul Fitri holiday
effect terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia.
81
82. SARAN
Penelitian ini dilakukan tanpa membedakan firm size
sampel yang digunakan. Ada beberapa penelitian yang
memperlihatkan bahwa firm size mempengaruhi hasil
pengujian (lihat misal: Pettenggill, 1989; Chatterjee dan
Maniam, 1997; dan Brochman dan Michayluk, 1997).
Sebaliknya, ada penelitian yang memperlihatkan bahwa
firm size tidak memberikan pengaruh apapun pada hasil
penelitian (lihat misal: Kim dan Park, 1994; dan
Dissanaike, 2002). Oleh karena itu, pada penelitian
selanjutnya dapat dilakukan dengan memasukan
variabel firm size sebagai variabel kontrol.
82
Notes de l'éditeur
Catatan: awalnya 2006-2010. 5 tahun dirasa kurang mampu untuk melihat Idul Fitri Holiday effect yang terjadi hanya sekali dalam setahun. Dengan menggunakan 11 tahun, diperoleh 12 hari idul fitri. Kenapa tidak sejak 2007 sekalian? Ketersediaan data & indeks LQ45 baru dimulai.
Pasar modal memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan (financial intermediaries), yaitu pihak yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) (Jalloh, 2009). Pasar modal memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji dan Fakhruddin, 2001).
Informasi ekonomi mikro meliputi kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau deviden perusahaan. Informasi ekonomi makro meliputi aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar. Artinya, pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau beberapa saham.
Penentuan waktu sepuluh hari perdagangan bursa sebelum dan sesudah Idul Fitri dibuat dengan pertimbangan bahwa sepuluh hari (dua minggu perdagangan bursa) dirasa sudah merefleksikan perubahan return pada hari-hari sebelum dan sesudah Idul Fitri. Selain itu, diharapkan penentuan event window tidak terlalu panjang untuk menghindari adanya gangguan yang disebabkan oleh peristiwa lain di sekitar tanggal tersebut. Eventperiod yang terlalu panjang dapat mengurangi kekuatan uji statistik dan dapat menyulitkan kontrol atas adanya confounding effect (Sukamulja, 2004).
Dari Grafik 4.1. dapat dilihat bahwa efek hari libur Idul Fitri dimulai pada saat t-5 dan menghilang pada saat t+5, atau tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah libur Idul Fitri. Dengan demikian, pre-holiday dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tiga hari perdagangan bursa sebelum hari libur dan post-holiday didefinisikan sebagai tiga hari perdagangan bursa sesudah hari libur.
Normal tidaknya suatu data juga dapat dideteksi melalui plot Grafik histogram. Histogram dari rata-rata return diperlihatkan dalam Grafik 4.3. Hasil tampilan histogram pada Grafik 4.3. menunjukkan bahwa variabel rata-rata return dan abnormal return terdistribusi secara normal.
Dengan menggunakan scatter plot yang tertera pada Grafik 4.4., didapat 22 waktu perdagangan bursa yang harus dikeluarkan. Return saham dikeluarkan dari pengamatan karena besarnya return terlalu tinggi atau pun terlalu rendah (ekstrim) dibandingkan dengan return saham yang lain. Data ekstrim akan menyebabkan sampel tidak homogen dan akan mengaburkan analisis (Gujarati, 1995). Outlier juga dikeluarkan dengan alasan untuk menghindari confounding effect yang ditimbulkan adanya duplikasi.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen adalah abnormal return dari semua saham, sedangkan variabel-variabel independennya adalah ke-13 hari libur yang ada di Indonesia. Pengolahan statistika dengan SPSS 20 dilakukan secara detail pada Lampiran 4. Hubungan rata-rata return masing-masing hari libur dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen adalah abnormal return dari semua saham, sedangkan variabel-variabel independennya adalah ke-13 hari libur yang ada di Indonesia. Pengolahan statistika dengan SPSS 20 dilakukan secara detail pada Lampiran 4. Hubungan rata-rata return masing-masing hari libur dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Dari Tabel 4.5. diketahui bahwa libur Idul Fitri merupakan libur yang panjang dan mengakibatkan penutupan bursa yang lebih lama dibandingkan dengan hari libur yang lain. Meski demikian, dalam uji regresi tidak ditemukan adanya Idul Fitri holiday effect.
Dari hasil analisis pada Tabel 4.6. di atas, terlihat bahwa mean abnormal return libur Idul Fitri tahun 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2008, dan 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Namun setelah dilakukan pengujian statistik, hasilnya tidak signifikan. Dari pengujian t-test antara abnormal return libur Idul Fitri dengan hari biasa lainnya, tidak diidentifikasikan adanya Idul Fitri holiday effect setiap tahunnya sepanjang periode pengamatan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat rata-rata return yang tinggi pada sebelum (pre-holiday) dan sesudah(post-holiday) Idul Fitri tidak terbukti.