1. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran....................................................................................................2
1.4 Manfaat Tulisan............................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan .........................................................................................................2
BAB II STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)................3
2.1 Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM ........................................................................3
2.2 Hakikat Masalah Dalam SPBM.....................................................................................5
2.3 Teori Belajar yang Melandasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah................5
2.4 Tahapan-tahapan SPBM................................................................................................6
2.5 Hasil SPBM...................................................................................................................10
2.6 Keunggulan dan Kelemahan SPBM..............................................................................10
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran-saran ....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................13
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang disusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan
menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, tetapi juga memberi pemahaman dan
pengusaan tentang “mengapa hal itu terjadi”. Berpijak pada permasalahan tersebut,
maka pembelajaran pemecahan masalah menjadi sangat penting untuk diajarkan (Wena,
2009 : 52)
Menurut Arends (dalam Trianto, 2010 : 90) : “ it’s strange that we expect student
to learn yet seldom teach then about learning, we expect student to solve teach then
about problem solving,” yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk
belajar dan jarang memberikan pelajaran bagaimana siswa untuk belajar, guru juga
untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya
menyelesaikan masalah.
Hal tersebut dapat dilihat pada kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal
konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Bahkan, siswa kurang
mampu menentukan masalah dan merumuskannya, serta kurang mampu
menghubungkan antar apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru.
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa
depannya, sehingga strategi pembelajaran berbasis masalah sangat diperlukan. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Bruner (dalam Trianto, 2010 : 91), bahwa berusaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan
berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu
pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan
masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi
peserta didik.
3. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut , pada makalah ini akan dibahas :
(1) Apa itu Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)?
(2) Apa karateristik SPBM?
(3) Bagaiman hakikat masalah dalam SPBM?
(4) Teori-teori belajar apa saja yang melandasi SPBM?
(5) Apa saja tahapan-tahapan dalam SPBM?
(6) Apa hasil dari SPBM?
(7) Apa keunggulan dan kelemahan SPBM?
1.3 Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah
ini adalah:
(1) Untuk mengetahui konsep dasar dan karateristik SPMB
(2) Untuk mengetahui hakikat masalah dalam SPBM
(3) Untuk mengetahui teori-teori yang melandasi SPBM
(4) Untuk mengetahui tahapan-tahapan dan hasil SPBM
(5) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan SPBM
1.4 Manfaat Tulisan
Manfaat tulisan makalah ini :
(1) Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Starategi pembelajaran Matematika
(2) Untuk mempermudah mempelajari Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM)
(3) Untuk menambah wawasan mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPMB)
1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode penulisan kepustakaan.
4. BAB II
STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH (SPBM)
2.1 Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Menurut Boud dan Felleti (1997) dan Fogarty (1997) (dalam Wena, 2009 : 91) strategi
belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau
open-ended melalui stimulus dalam belajar.
Terdapat 3 ciri utama dari SPBM. Pertama, SPBM merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan siswa. SPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan,
mencatat, kemudian menghapalkan materi pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa
masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir
ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan
melalui tahap-tahap tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Sedangkan Savoie dan Hughes (1994)(dalam Wena, 2009 : 91) menyatakan bahwa
strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karateristik antara lain sebagai berikut.
a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.
c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin
ilmu.
5. d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara
langsung proses belajar mereka sendiri.
e. Menggunakan kelompok kecil.
f. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk
produk dan kinerja.
Menurut Arends (2001 : 349), berbagai pengembang pengjaran berdasarkan masalah
telah memberikan model pengajaran itu memiliki karateristik sebagai berikut (Krajcik,
1999; Krajcik, Blumenfeld, Marx, & Soloway, 1994; Slavin, Maden, Dolan, & Wasik,
1992, 1994; Cognition & Technology Group at Vanderbilt, 1990).
(1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
(2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin
(3) Penyelidikan autentik
(4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
(5) Kolaborasi
Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang
memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa di ambil dari
buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkungan
sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan :
Mana kala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi
pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa,
yaitu keterampilan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki
dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta
mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta
membuat tantangan intelektual siswa.
Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).
6. 2.2 Hakikat Masalah Dalam SPBM
Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari
masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan
kemungkinan jawaban. Dengan demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa
untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. tujuan yang ingin di capai oleh SPBM adalah
kemampuan siswa untuk berfikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan
alternative pemecahan masalah melalui eksporasi data secara empiris dalam rangka
menumbuhkan sikap ilmiah.
Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan
kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.
Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau
kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topic tidak terbatas pada materi
pelajaran yang bersumber pada buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari
peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini
diberikan criteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.
1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue)
yang bisa bersumber dari berita, rekaman video, dan yang lainnya.
2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap
siswa dapat mengikutinya dengan baik.
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang
banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya.
4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang
harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk
mempelajarinya.
2.3 Teori Belajar yang Melandasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel
7. Ausubel (Suparno, 1997) membedakan antara belajar bermakna (meaningfull learning)
dengan belajar menghafal (rote learning). Belajar bermakna merupakan proses belajar
dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki
seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal, diperlukan bila seseorang memperoleh
informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak ada hubungan dengan yang
telah diketahuinya. Kaitan dengan SPBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
2. Teori Belajar Vigotsky
Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman
baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
dimunculkan. Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemudian
membangun pengetahuan baru. Ibrahim dan Nur (2000:19) Vigotsky meyakini bahwa
interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembangan intelektual siswa. Kaitan dengan SPBM dalam hal mengaitkan informasi
baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar
dalam interaksi social dengan teman lain.
3. Teori Belajar Jerome S. Bruner
Metode penemuan merupakan metode di mana siswa menemukan kembali, bukan
menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan
pencarian pengetahuan secara aktif manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang
lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung oleh
pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna (Dahar, 1989 :103).
2.4 Tahapan-tahapan SPBM
Banyak ahli yang menjelaskan untuk penerapan SPBM. John Dewey seorang ahli
pendidikan berkembangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah SPBM yang kemudian dia
namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipechkan.
8. 2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai
sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah.
5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan
sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan
rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan
rumusan kesimpulan.
David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui kegiatan
kelompok.
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan di kaji.
Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu
hangat yang menarik untuk dipecahkan.
2. Mendiagonis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta
menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang
dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam
diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-
tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang
diperkirakan.
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirmuskan
melalui diskusi kelas. Pada tahap ini setiap siswa didorong untuk berpikir
mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang
dapat dilakukan.
4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang
strategi mana yang dapat dilakukan.
9. 5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses
adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi
hasil adalah evaluasi terhadapa akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.
Menurut Fogarty (1997), tahap-tahap strategi belajar berbasis masalah adalah sebagai
berikut :
1. menemukan masalah,
2. mendefinisikan maslah,
3. mengumpulkan fakta,
4. menyusun hipotesis (dugaan sementara),
5. melakukan penyelidikan,
6. menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan,
7. menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan
8. melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.
Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa
bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli, maka secara umum SPBM bisa dilakukan
dengan langkah-langkah :
1. Menyadari Masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya
kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan
yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau
menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada
tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat
mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji
baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil atau bahkan individu.
2. Merumuskan Masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topic yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya
difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting,
sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dari keasmaan persepsi tentang
masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk
menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah
10. siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya
untuk mengkaji, memerinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul
rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.
3. Merumuskan Hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan
induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh
ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa
dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis
sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai
kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan
selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
4. Mengumpulkan Data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah
merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah
bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh
karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.
Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk
mengumpulkan dan memilah data,kemudian memetakan dan mengkajikannya dalam
berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.
5. Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang
diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan
ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus memahasnya untuk melihat
hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat
mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan Pilihan Penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan
yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternative penyelesaian yang
memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan
11. terjadi sehubungan dengan alternative yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat
yang akan terjadi pada setiap pilihan.
2.5 Hasil SPBM
Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010: 72), hasil belajar utama siswa
dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah meliputi :
a. Keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah
b. Mendapatkan perilaku peran orang dewasa
c. Menjadi siswa mandiri atau siswa otonom
Alasannya :
a) Pembelajaran Berdasarkan Masalah menggunakan psikologi kognitif sebagai sumber
teoritisnya
b) Visi pembelajaran Berdasarkan Masalah atau pembelajaran bermakna mengikuti fitrah
manusia yang ingin mengeksplorasi situasi-situasi bermakna secara pribadi yang
berhubungan filosofi pendidikan dan pendadogi Dewey
c) Pembelajaran Berdasarkan Masalah juga dilandasi oleh paham persfektif kognitif-
kontruktivis yang dirintis oleh Piaget.
d) Lev Vygotsky menekankan aspek pembelajaran sosial, dimana siswa dapat belajar
melalui interaksi denfan guru dan teman sebaya.
e) Jerome Bruner, ahli psikologi Harvard bersama koleganya memberikan dukungan
teoritis dengan Model Pembelajaran Penemuan atau discovery learning, yang
menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide-ide pokok
disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dan keyakinan bahwa
pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi.
f) Richard Suchman mengembangkan pendekatan inquiry training dimana guru
menyajikan suatu diserepant events untuk memicu rasa ingin tahu dan memotivasi
inkuiri siswa
2.6 Keunggulan dan Kelemahan SPBM
1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya :
a. Pemecahan masalah ( problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pelajaran.
12. b. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
d. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan yata.
e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk
melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada
dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan diskusi
siwa.
h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk
secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
2.Kelemahan
Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya :
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajara apa yang mereka ingin pelajari.
13. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan SPBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu
yang berada dalam sebuah kelompok / lingkungan untuk memecahkan masalah yang
bermakna, relevan, dan kontekstual.
Penerapan SPBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang
harus berperan sebagai seorang fasilitator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut
dapat memahami secara utuh dari setiap bagian konsep SPBM dan menjadi penengah yang
mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.
Bagi para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa,
salah satunya Pembelajaran Berbasis Masalah, perlu ditingkatkan karena tantangan
kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang akan semakin kompleks dan
menuntut setiap orang secra individual mampu menghadapinya dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan
lebih efektif apabila individu, khususnya siswa dapat mengalaminya sendiri, bukan hanya
menunggu materi dan informasi dari guru, tetapi berdasarkan usaha sendiri untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru dan kemudian mengintegrasikannya
dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
3.2 Saran-saran
Saran bagi seluruh pembaca makalah ini adalah dalam penentuan metode, model atau
strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan
disampaikan dan juga kondisi siswa.
14. DAFTAR PUSTAKA
Amrin, S. dan Ahmadi, Iif Khoiru. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. Jakarta: Pustakarya.
Gulo,W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Nasution, S. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : Bumi
Aksara
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Gorup
Wena, Made.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional.Jakarta: Bumi Aksara.