SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga
setiap orang perlu dijamin dalam memperoleh pangan yang bermutu dan aman. Bahan
pangan yang tidak diproduksi dengan cara yang baik dan benar dapat menjadi sumber
mikroorganisme dan kontaminan kimia yang dapat berbahaya dan menyebabkan penyakit
kepada manusia. Terjadinya kasus – kasus keracunan pangan seharusnya tidak perlu terjadi
apabila produk pangan diolah dengan prosedur pengolahan yang benar (BPOM, 2007).
Secara umum PBM (Penyakit Bawaan Makanan) dapat diakibatkan oleh bahaya
biologi dan kimia. Keamanan pangan merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan dengan
ilmu sanitasi dan hygiene makanan, umumnya melalui peningkatan kualitas kesehatan pada
tempat mengolah makanan. Masalah ini akan semakin komplek dan merupakan tantangan
yang akan kita hadapi di masa mendatang, karena disatu pihak masyarakat akan semakin
peka terahadap tuntutan untuk memperoleh makanan dengan kualitas yang lebih baik.
Makanan yang berkualitas, aman dan menarik dapat diperoleh melalui perlakuan yang
tepat pada setiap tahapan produksi, mulai dari persiapan, pengolahan, penyimpanan,
pemasaran dan penggunaannya. Makanan yang tidak aman jika dikonsumsi dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan berakibat pada kematian (Suryana, 1994).
Selain itu juga, keamanan pangan merupakan karakterisik yang sangat penting dalam
kehidupan, baik olehprodusen pangan maupun oleh konsumen. Kebersihan suatu produk
pangan sangat berperan penting dalam menembus pasar internasional. Di lain pihak sebagai
konsumen sebaiknya mengetahui bagaimana cara menentukan dan mengkonsumsi makanan
yang aman. Bahan-bahan atau organisme yang mungkin terdapat dalam makanan yang dapat
mnimbulkan keracunan atau penyakit menular yang terdiri dari bahan kimia beracun ( Obat-
obatan, bahan tambahan makanan, logam dan pestisida).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keamanan dan kesehatan pangan ?
2. Bagaimana etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan ?
3. Bagaimana dampak dancara penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keamanan dan kesehatan pangan
2. Untuk mengetahui etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan
3. Untuk mengetahui dampak dan penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi keamanan dan kesehatan pangan
2. Dapat mengetahui etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan
3. Dapat mengetahui dampak dan penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEAMANAN DAN KESEHATAN PANGAN
Keamanan pangan adalah jaminan bahwapangan tidak menyebabkan bahaya kepada
konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaanya
(FAO/WHO 1997).
Keamanan pangan (food safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Kantor Menteri Negara
UrusanPangan).
Winarno (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud keamanan makanan dapat
diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dpat membahayakan
kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan yang
digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau
makanan jadi.
Seperti dikemukakan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (1996), dalam pedoman
Cara Produksi Makanan Yang Baik menggunakan istilah “Keamanan Pangan” dan
“Kelayakan Pangan”. Yang dimaksud dengan keamanan pangan adalah suatu kondisi yang
menjamin bahwa pangan yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan berbahaya yang
dapat mengakibatkan imbulnya penyakit, keracunan atau kecelakaan yang dapat merugikan
konsumen. Kelayakan pangan adalah kondisi yang akan menjamin bahwa pangan yang telah
dipoduksi sesuai tahapan yang normal tidak mengalami kerusakan, bau busuk, kotor,
menjijikan, tercemar atau terurai sehingga pangan tersebut layak untuk dikonsumsi.
Keamanan pangan menurut Undang undang No 7 tentang Pangan adalah kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia
dan benda lian yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehaan manusia.
Definisi lainnya keamanan pangan diarikan sebagai terbatasnya makanan dari zat-zat atau
bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara
alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau
tidak sengaja kedalm bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi, 2000).
Keamanan pangan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman
akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Mutu
makanan harus terjamin, terutama bagi penyelenggaraan makanan institusi rumah sakit,
dimana pasien yang dirawat di rumah sakit, yang tubuhnya dalam keadaan lemah, sehingga
sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit penyakit yang ditularkan
melalui makanan. Keamanan pangan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan,
gizi dan safety. Hygiene sanitasi makanan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan disebut
penyehatan makanan, merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang
dan makanan yang dapat atau mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan
makanan. Tujuan penyehatan makanan di rumah sakit adalah tersedianya makanan yang
bermutu baik dan aman untuk pasien dan konsumen, serta terwujudnya perilaku kerja yang
sehat dan higienis dalam penanganan makanan, sehingga pasien dan konsumen lainnya
terhindar dari resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan dan keracunan makanan.
(Krisnamurni, 2007).
Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan
pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan
peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang
sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung
bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa
manusia. Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah mengikuti
peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan sanitasi di setiap
rantai pangan, yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan peredarannya
serta penerapan cara produksi makanan yang baik (CPMB).
2.2 ETIKA DAN MORAL KEAMANAN DAN KESEHATAN PANGAN
Etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya
dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.Pelanggaran adalah suatu tindakan
yang menyimpang dari norma-norma atau aturan (norma agama, norma hukum, adat-istiadat,
dan lain sebagainya) yang berlaku di dalam kehidupan
Jadi, pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan adalah suatu
tindakan yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
mengenai kesehatan makanan, minuman dan obat-obatan, mulai dari proses pembuatan,
pengolahan, pengadaan, sampai dengan pengedaran/penyebarluasannya.
MACAM-MACAM PELANGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN
DAN OBAT-OBATAN
Macam-Macam Zat Berbahaya serta dampak yang ditimbulkan dari zat – zat yang
membahayakan, yang kebanyakan dipakai sebagai bahan tambahan produk pangan tersebut
yaitu :
1. Formalin
Formalin adalah larutan 37% Formaldehida dalam air yang biasanya mengandung 10
– 15% methanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin banyak digunaan sebagai
desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian, sebagai germisida dan
fungisida pada tanaman dan Sayuran , serta sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya.
Menurut BPOM penggunaan formalin pada produk pangan sangat membahayakan kesehatan
karena dapat menyebabkan efek jangka pendek dan panjang tergantung dari besarnya paparan
pada tubuh. Dampak formalin pada tubuh manusia dapat bersifat :
Akut : Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : Seperti iritasi, alergi, kemerahan,
mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.
Kronik : Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama
dan berulang : Seperti iritasi parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal,
pancreas, system saraf pusat, dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker
sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen. Mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terlihat dalam waktu jangka panjang, karena terjadi
akumulasi formalin dalam tubuh. Formalin sangat mudah diserap oleh tubuh melalui saluran
pernafasan dan pencernaan. Penggunaan formalin dalam jangka panjang dapat berakibat
buruk pada organ tubuh. Karena beracun, pada kemasan formalin diberi label yang
bertuliskan “Jangan menggunakan formalin untuk mengawetkan pangan seperti mie dan
tahu”.
2. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan
tekana normal. Dalam air borak berubah menjadi Natrium Hidroksida dan Asam Borat.
Boraks umumnya digunakan untuk memantri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai
pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.Asam Borat maupun Boraks adalah racun bagi sel – sel
tubuh, berbahaya bagi susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Jangan mengunakan Boraks
dalam pembuatan bakso, kerupuk, mie dan sejenisnya.
3. Rhodamin B
Rhodamin – B adalah zat pewarna sintetis berbentuk serbuk Kristal, berwarna hijau
atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwarna merah terang berflourenses.
Rhodamin – B ummnya digunakan sebagai pewarna kertas dan tekstil. Percobaan pada
binatang menunjukan bahwa zat ini diserap lebih banyak pada saluran pencernaan.Kerusakan
pada hati tikus terjadi sebagai akibat pakannya mengandung Rhodamin – B dalam
konsentrasi yang tinggi. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan bias menngakibatkan kanker hati. Jangan
mewarnai pangan dengan Rhodamin – B.
4. Metanil Yellow
Metanil Yellow adalah zat pewarna sintesis berbentuk serbuk bewarna kuning
kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam benzene, eter, dan sedikit larut dalam aseton.
Metanil Yelow umumnya dugunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta sebagai indicator
reaksi netralisasi asam – basa. Zat ini adalah senyawa kimia dari Azo Aromatik yang dapat
menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau
jaringan kulit. Jangan mewarnai pangan dengan Metanil Yellow.Dari berbagai jenis bahan –
bahan yang telah disebutkan diatas dan dinyatakan sangat berbahaya bagi tubuh dan
kesehatan manusia dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari produksi,
eksport – import, pendistribusian barang, maupun penjualan dan pemasarannya haruslah
dilakukan pengawasan yang ketat sehingga tidak ada lagi pelaku usaha yang menggunakan
bahan berbahaya tersebut sebagai bahan tambahan makanan pada produk – produk pangan
yang beredar dimasyarakat
PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN
· Penggunaan bahan aditif makanan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya yang
dapat merusak sistem organ dalam tubuh manusia.
Contoh :
Rodamin-B atau yang lebih dikenal sebagai pewarna tekstil, sering digunakan untuk
memberi warna pada makanan, minuman, kecap, dan lain sebagainya.
Formalin atau yang lebih dikenal sebagai pengawet mayat, sering digunakan untuk
mengawetkan makanan, seperti ; tahu, bakso, dll.
Penggunaan bahan tambahan makanan melebihi dosis normal.
Contoh :
Penggunaan sakarin atau zat pemanis buatan pada konsentrasi tinggi dapat
menimbulkan rasa pahit-getir (nimbrah) dan dapat menyebabkan rasa mual dan
pusing.
Beberapa contoh lain pelanggaran etika terhadap makanan adalah :
 Makanan kadaluarsa yang kini banyak beredar berupa parcel dan produk-produk
kadaluarsa pada dasarnya sangat berbahaya karena berpotensi ditumbuhi jamur dan
bakteri yang akhirnya bisa menyebabkan keracunan.
 Masih ditemukan ikan yang mengandung formalin dan boraks, seperti kita ketahui
bahwa kedua jenis cairan kimia ini sangat berbahaya jika dikontaminasikan dengan
bahan makanan, ditambah lagi jika bahan makanan yang sudah terkontaminasi dengan
formalin dan boraks tersebut dikonsumsi secara terus-menerus akibat ketidaktahuan
konsumen maka kemungkinan besar yang terjadi adalah timbulnya sel-sel kanker
yang pada akhirnya dapat memperpendek usia hidup atau menyebabkan kematian.
 Daging sisa atau bekas dari hotel dan restoran yang diolah kembali, beberapa waktu
lalu public digemparkan dengan isu mengenai daging bekas hotel dan restoran yang
diolah kembali atau dikenal dengan sebutan daging limbah atau daging sampah.
Mendengar namanya saja kita akan merasa jijik dan seakan-akan tidak percaya pada
hal tersebut, namun fakta menyebutkan bahwa dikawasan cengkareng, Jakarta Barat
telah ditemukan serta ditangkap seorang pelaku pengolahan daging sampah. Dalam
pengakuannya pelaku menjelaskan tahapan-tahapan yang ia lakukan, yaitu ; Limbah
daging dibersihkan lalu dicuci dengan cairan formalin, selanjutnya diberi pewarna
tekstil dan daging digoreng kembali sebelum dijual dalam berbagai bentuk seperti
sup, daging empal dan bakso sapi. Dan hal yang lebih mengejutkan lagi adalah pelaku
mengaku bahwa praktik tersebut sudah ia jalani selama 5 (lima) tahun lebih.
 Produk susu China yang mengandung melamin. Berita yang sempat menghebohkan
publik China dan juga Indonesia adalah ditemukannya kandungan melamin di dalam
produk-produk susu buatan China. Zat melamin itu sendiri merupakan zat yang biasa
digunakan dalam pembuatan perabotan rumah tangga atau plastik. Namun jika zat
melamin ini dicampurkan dengan susu maka secara otomatis akan meningkatkan
kandungan protein pada susu. Walaupun demikian, hal ini bukan menguntungkan para
konsumen justru sebaliknya hal ini sangat merugikan konsumen. Kandungan melamin
yang ada pada susu ini menimbulkan efek samping yang sangat berbahaya.
Faktanyabanyak bayi yang mengalami penyakit-penyaktit tidak lazim seperti, gagal
ginjal, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia.
PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MINUMAN
Penggunaan zat pewarna tekstil pada minuman.
Penggunaan zat pemanis buatan yang berlebihan dan membuat rasa manis
minuman yang terlalu tajam.
Pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai jenis zat-zat kimia yang
berbahaya bagi tubuh manusia.
Mengkonsumsi minuman beralkohol dengan dosis yang berlebihan, sehingga
menyebabkan hilangnya kesadaran.
Penyebarluasan dan penjualan minuman beralkohol secara illegal, tidak
mempunyai ijin bea-cukai
Sediaan Farmasi
Sediaan farmasi digolongkan menjadi 5 bagian yaitu obat bebas, obatbebas terbatas,
obat keras serta obat narkotika dan psikotropika.
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Padakemasan ditandai
dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatanberwarna hijau yang dapat dilihat dengan lebih
jelas pada Gambar II. 2.Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat,
namadan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping, nomor batch, nomor
registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya.
b. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobatipenyakit ringan yang
dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebasterbatas termasuk obat keras dimana pada
setiap takaran yangdigunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaranhitam
mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan SuratKeputusan Menteri Kesehatan
No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5November 1975, disertai tanda peringatan P. No.1 sampai P.
No. 6 danharus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obatyang
bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yangdigunakan, nomor batch, tanggal
kadaluarsa, nomor registrasi, namadan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara
pemakaian,peringatan serta kontra indikasi.
c. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resepdokter, dimana
pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan denganlingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Tanda dapat dilihat dengan lebih
jelaspada Gambar II. 5. Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras iniadalah obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secaraparenteral, baik dengan cara suntikan
maupun dengan cara pemakaianlain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum
tercantumdalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia sertaobat-obat
yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusanMenkes Republik Indonesia.
PENYEBAB TIMBULNYA PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN,
MINUMAN DAN OBAT-OBATAN
Faktor yang menyebabkan timbulnya pelanggaran etika :
a) Faktor ekonomi
Tingkat ekonomi yang rendah biasanya cenderung mendorong seseorang untuk
menghalalkan segala cara agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Faktor sosial
Lingkungan tempat tinggal, organisasi, dan pergaulan sangat berperan dalam menunjang
pembentukan karakter suatu individu.
c) Faktor psikis atau mental
Banyaknya permasalahan, baik dari dalam keluarga, diri sendiri, maupun masalah antar
individu dapat menyebabkan kondisi psikis seseorang menjadi labil.
d) Faktor rohani
Kurangnya pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak dini, dapat membuat
anak menjadi kehilangan arah dan pedoman hidup.
DAMPAK PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN
OBAT-OBATAN
a) Dampak moral
Melemahkan nilai-nilai moral yang telah sejak lama menjadi pedoman hidup manusia.
b) Dampak sosial
Menyebabkan timbulnya sikap diskriminatif di lingkungan sosial.
c) Dampak kesehatan
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi
bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama
setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.
d) Dampak ekonomi
Berkurangnya pendapatan masyarakat yang memiliki usaha sejenis.
UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN,
MINUMAN DAN OBAT-OBATAN
a) Peran Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota
keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan
remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut.
Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya
agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan
menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat
terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.
b) Peran Anggota Masyarakat
Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap
anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang dan juga dampak
dari memproduksi atau mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif yang
berbahaya. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada
pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.
c) Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika
serta menjaga keamanan pangan dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan
tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan
penyimpan narkoba serta zat aditif yang berbahaya untuk pengolahan makanan dan
minuman perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan
mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.
BAB III
KESIMPULAN
Etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan haruslah diperhatikan
seksama, dengan tidak memakai zat-zat kimia, dan zat-zat tambahan lainnya yang tidak
sesuai dan melanggar peraturan yang berlaku. Dampak yang ditimbulkan jika melanggar
etika dan moral terhadap makanan, minuman dan obat-obatan dapat merusak moral, sosial,
kesehatan dan ekonomi. Peran penting keluarga, masyarakat, lingkungan dan pemerintah
sangatlah dibutuhkan dalam meningkatkan mutu kemanan dan kesehatan produk pangan,
Penegakkan hukum harus lebih berani dalam memberikan sanksi, agar tidak semakin
merajalelanya pelanggaran moral dan etika yang merugikan masyarakat.

Contenu connexe

Tendances

Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
232448
 
Bab 6 sanitasi makanan 2
Bab 6 sanitasi makanan 2Bab 6 sanitasi makanan 2
Bab 6 sanitasi makanan 2
nuruljannah13
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
232448
 
Jenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsionalJenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsional
hieldza
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakat
Khoirul Anam
 

Tendances (20)

Tugas rahman
Tugas rahmanTugas rahman
Tugas rahman
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
 
Keamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolahKeamanan pangan di sekolah
Keamanan pangan di sekolah
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
 
Bab 6 sanitasi makanan 2
Bab 6 sanitasi makanan 2Bab 6 sanitasi makanan 2
Bab 6 sanitasi makanan 2
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
 
Pangan tradisional
Pangan tradisionalPangan tradisional
Pangan tradisional
 
Fungsional Foods (Makanan Fungsional)
Fungsional  Foods (Makanan Fungsional)Fungsional  Foods (Makanan Fungsional)
Fungsional Foods (Makanan Fungsional)
 
Jenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsionalJenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsional
 
DASAR ILMU GIZI
DASAR ILMU GIZIDASAR ILMU GIZI
DASAR ILMU GIZI
 
Fungsional food
Fungsional foodFungsional food
Fungsional food
 
Klasifikasi makanan fungsional
Klasifikasi makanan fungsionalKlasifikasi makanan fungsional
Klasifikasi makanan fungsional
 
Pangan Fungsional
Pangan FungsionalPangan Fungsional
Pangan Fungsional
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakat
 
Uu. no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Uu. no 23 tahun 1992 tentang kesehatanUu. no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Uu. no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 

En vedette

En vedette (8)

Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor daging
 
Etika dan keamanan dalam teknologi informasi
Etika dan keamanan dalam teknologi informasiEtika dan keamanan dalam teknologi informasi
Etika dan keamanan dalam teknologi informasi
 
Makalah etika profesi teknologi informasi
Makalah etika profesi teknologi informasiMakalah etika profesi teknologi informasi
Makalah etika profesi teknologi informasi
 
Bahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makananBahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makanan
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
Berkas persyaratan brigadir
Berkas persyaratan brigadirBerkas persyaratan brigadir
Berkas persyaratan brigadir
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusiaKeamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
 

Similaire à Tugas makalah etprof bu widya

Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
hamrirendi27
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
232448
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmHygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
adisalim
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
232448
 
Sanitasi Makanan
Sanitasi MakananSanitasi Makanan
Sanitasi Makanan
Sri Sumarni
 
materi materi pengantar-kpktp power point
materi materi pengantar-kpktp power pointmateri materi pengantar-kpktp power point
materi materi pengantar-kpktp power point
AriesMIqbal
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Neneng Rukmawati
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
adham50
 

Similaire à Tugas makalah etprof bu widya (20)

PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptxPPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
Hygiene, Sanitasi dan K3_rev - P2.pptx
Hygiene, Sanitasi dan K3_rev - P2.pptxHygiene, Sanitasi dan K3_rev - P2.pptx
Hygiene, Sanitasi dan K3_rev - P2.pptx
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmHygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasiKeamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
Keamanan makanan, foodborn disease dan pengendalian kontaminasi
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
 
Sanitasi Makanan
Sanitasi MakananSanitasi Makanan
Sanitasi Makanan
 
AKL MAKANAN.pdf
AKL MAKANAN.pdfAKL MAKANAN.pdf
AKL MAKANAN.pdf
 
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptxHYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
HYGIENE SANITASI PANGAN.pptx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanPenambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
 
materi materi pengantar-kpktp power point
materi materi pengantar-kpktp power pointmateri materi pengantar-kpktp power point
materi materi pengantar-kpktp power point
 
Gmp
GmpGmp
Gmp
 
Mekanisme terjadinya pencemaran makanan
Mekanisme terjadinya pencemaran makananMekanisme terjadinya pencemaran makanan
Mekanisme terjadinya pencemaran makanan
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
 

Plus de Aila Yumeko

inovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung beras
inovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung berasinovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung beras
inovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung beras
Aila Yumeko
 
inovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepung
inovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepunginovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepung
inovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepung
Aila Yumeko
 
efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...
efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...
efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...
Aila Yumeko
 
Tugas 2 presentasi gandum
Tugas 2 presentasi gandumTugas 2 presentasi gandum
Tugas 2 presentasi gandum
Aila Yumeko
 

Plus de Aila Yumeko (20)

Top 10 food trend
Top 10 food trendTop 10 food trend
Top 10 food trend
 
Joetgal : korean traditional fermented fish product
Joetgal : korean traditional fermented fish productJoetgal : korean traditional fermented fish product
Joetgal : korean traditional fermented fish product
 
pengaruh efek posisi pertama terhadap respon emosional
pengaruh efek posisi pertama terhadap respon emosionalpengaruh efek posisi pertama terhadap respon emosional
pengaruh efek posisi pertama terhadap respon emosional
 
inovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung beras
inovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung berasinovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung beras
inovasi yogurt beras merah kajian perbedaan ukuran artikel tepung beras
 
inovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepung
inovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepunginovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepung
inovasi yogurt berasal dari beras merah kajian perbedaan partikel tepung
 
Research and development PT. Coca cola company
Research and development PT. Coca cola companyResearch and development PT. Coca cola company
Research and development PT. Coca cola company
 
Pengembangan produk indomie
Pengembangan produk indomiePengembangan produk indomie
Pengembangan produk indomie
 
Proses fermentasi angkak
Proses fermentasi angkakProses fermentasi angkak
Proses fermentasi angkak
 
Polaritas solvent
Polaritas solventPolaritas solvent
Polaritas solvent
 
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalevaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
 
efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...
efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...
efek pemanasan ohmic terhadap e coli O157:H7, salmonella enterica thypinurium...
 
komoditas kacang kacangan
komoditas kacang kacangankomoditas kacang kacangan
komoditas kacang kacangan
 
umbi umbian (ubi kayu ubi jalar dan bentul)
umbi umbian (ubi kayu ubi jalar dan bentul)umbi umbian (ubi kayu ubi jalar dan bentul)
umbi umbian (ubi kayu ubi jalar dan bentul)
 
proses printing pada kemasan logam
proses printing pada kemasan logamproses printing pada kemasan logam
proses printing pada kemasan logam
 
Water scarcity and food security
Water scarcity and food securityWater scarcity and food security
Water scarcity and food security
 
soil quality and food security
soil quality and food securitysoil quality and food security
soil quality and food security
 
soil quality and food security
soil quality and food securitysoil quality and food security
soil quality and food security
 
Kerusakan pada umbi
Kerusakan pada umbiKerusakan pada umbi
Kerusakan pada umbi
 
yogurt
yogurtyogurt
yogurt
 
Tugas 2 presentasi gandum
Tugas 2 presentasi gandumTugas 2 presentasi gandum
Tugas 2 presentasi gandum
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Tugas makalah etprof bu widya

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga setiap orang perlu dijamin dalam memperoleh pangan yang bermutu dan aman. Bahan pangan yang tidak diproduksi dengan cara yang baik dan benar dapat menjadi sumber mikroorganisme dan kontaminan kimia yang dapat berbahaya dan menyebabkan penyakit kepada manusia. Terjadinya kasus – kasus keracunan pangan seharusnya tidak perlu terjadi apabila produk pangan diolah dengan prosedur pengolahan yang benar (BPOM, 2007). Secara umum PBM (Penyakit Bawaan Makanan) dapat diakibatkan oleh bahaya biologi dan kimia. Keamanan pangan merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan dengan ilmu sanitasi dan hygiene makanan, umumnya melalui peningkatan kualitas kesehatan pada tempat mengolah makanan. Masalah ini akan semakin komplek dan merupakan tantangan yang akan kita hadapi di masa mendatang, karena disatu pihak masyarakat akan semakin peka terahadap tuntutan untuk memperoleh makanan dengan kualitas yang lebih baik. Makanan yang berkualitas, aman dan menarik dapat diperoleh melalui perlakuan yang tepat pada setiap tahapan produksi, mulai dari persiapan, pengolahan, penyimpanan, pemasaran dan penggunaannya. Makanan yang tidak aman jika dikonsumsi dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan berakibat pada kematian (Suryana, 1994). Selain itu juga, keamanan pangan merupakan karakterisik yang sangat penting dalam kehidupan, baik olehprodusen pangan maupun oleh konsumen. Kebersihan suatu produk pangan sangat berperan penting dalam menembus pasar internasional. Di lain pihak sebagai konsumen sebaiknya mengetahui bagaimana cara menentukan dan mengkonsumsi makanan yang aman. Bahan-bahan atau organisme yang mungkin terdapat dalam makanan yang dapat mnimbulkan keracunan atau penyakit menular yang terdiri dari bahan kimia beracun ( Obat- obatan, bahan tambahan makanan, logam dan pestisida). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan keamanan dan kesehatan pangan ?
  • 2. 2. Bagaimana etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan ? 3. Bagaimana dampak dancara penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi keamanan dan kesehatan pangan 2. Untuk mengetahui etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan 3. Untuk mengetahui dampak dan penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan 1.4 Manfaat 1. Dapat mengetahui definisi keamanan dan kesehatan pangan 2. Dapat mengetahui etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan 3. Dapat mengetahui dampak dan penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI KEAMANAN DAN KESEHATAN PANGAN Keamanan pangan adalah jaminan bahwapangan tidak menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaanya (FAO/WHO 1997). Keamanan pangan (food safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Kantor Menteri Negara UrusanPangan). Winarno (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud keamanan makanan dapat diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dpat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi. Seperti dikemukakan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (1996), dalam pedoman Cara Produksi Makanan Yang Baik menggunakan istilah “Keamanan Pangan” dan “Kelayakan Pangan”. Yang dimaksud dengan keamanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin bahwa pangan yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan berbahaya yang dapat mengakibatkan imbulnya penyakit, keracunan atau kecelakaan yang dapat merugikan konsumen. Kelayakan pangan adalah kondisi yang akan menjamin bahwa pangan yang telah dipoduksi sesuai tahapan yang normal tidak mengalami kerusakan, bau busuk, kotor, menjijikan, tercemar atau terurai sehingga pangan tersebut layak untuk dikonsumsi. Keamanan pangan menurut Undang undang No 7 tentang Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lian yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehaan manusia. Definisi lainnya keamanan pangan diarikan sebagai terbatasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja kedalm bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi, 2000). Keamanan pangan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Mutu
  • 4. makanan harus terjamin, terutama bagi penyelenggaraan makanan institusi rumah sakit, dimana pasien yang dirawat di rumah sakit, yang tubuhnya dalam keadaan lemah, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan. Keamanan pangan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi dan safety. Hygiene sanitasi makanan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan disebut penyehatan makanan, merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Tujuan penyehatan makanan di rumah sakit adalah tersedianya makanan yang bermutu baik dan aman untuk pasien dan konsumen, serta terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan higienis dalam penanganan makanan, sehingga pasien dan konsumen lainnya terhindar dari resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan dan keracunan makanan. (Krisnamurni, 2007). Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan sanitasi di setiap rantai pangan, yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan peredarannya serta penerapan cara produksi makanan yang baik (CPMB). 2.2 ETIKA DAN MORAL KEAMANAN DAN KESEHATAN PANGAN Etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.Pelanggaran adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma atau aturan (norma agama, norma hukum, adat-istiadat, dan lain sebagainya) yang berlaku di dalam kehidupan Jadi, pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan adalah suatu tindakan yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai kesehatan makanan, minuman dan obat-obatan, mulai dari proses pembuatan, pengolahan, pengadaan, sampai dengan pengedaran/penyebarluasannya.
  • 5. MACAM-MACAM PELANGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN OBAT-OBATAN Macam-Macam Zat Berbahaya serta dampak yang ditimbulkan dari zat – zat yang membahayakan, yang kebanyakan dipakai sebagai bahan tambahan produk pangan tersebut yaitu : 1. Formalin Formalin adalah larutan 37% Formaldehida dalam air yang biasanya mengandung 10 – 15% methanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin banyak digunaan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian, sebagai germisida dan fungisida pada tanaman dan Sayuran , serta sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya. Menurut BPOM penggunaan formalin pada produk pangan sangat membahayakan kesehatan karena dapat menyebabkan efek jangka pendek dan panjang tergantung dari besarnya paparan pada tubuh. Dampak formalin pada tubuh manusia dapat bersifat : Akut : Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : Seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. Kronik : Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : Seperti iritasi parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pancreas, system saraf pusat, dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat dalam waktu jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. Formalin sangat mudah diserap oleh tubuh melalui saluran pernafasan dan pencernaan. Penggunaan formalin dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada organ tubuh. Karena beracun, pada kemasan formalin diberi label yang bertuliskan “Jangan menggunakan formalin untuk mengawetkan pangan seperti mie dan tahu”. 2. Boraks Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekana normal. Dalam air borak berubah menjadi Natrium Hidroksida dan Asam Borat. Boraks umumnya digunakan untuk memantri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.Asam Borat maupun Boraks adalah racun bagi sel – sel tubuh, berbahaya bagi susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Jangan mengunakan Boraks dalam pembuatan bakso, kerupuk, mie dan sejenisnya.
  • 6. 3. Rhodamin B Rhodamin – B adalah zat pewarna sintetis berbentuk serbuk Kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwarna merah terang berflourenses. Rhodamin – B ummnya digunakan sebagai pewarna kertas dan tekstil. Percobaan pada binatang menunjukan bahwa zat ini diserap lebih banyak pada saluran pencernaan.Kerusakan pada hati tikus terjadi sebagai akibat pakannya mengandung Rhodamin – B dalam konsentrasi yang tinggi. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan bias menngakibatkan kanker hati. Jangan mewarnai pangan dengan Rhodamin – B. 4. Metanil Yellow Metanil Yellow adalah zat pewarna sintesis berbentuk serbuk bewarna kuning kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam benzene, eter, dan sedikit larut dalam aseton. Metanil Yelow umumnya dugunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta sebagai indicator reaksi netralisasi asam – basa. Zat ini adalah senyawa kimia dari Azo Aromatik yang dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau jaringan kulit. Jangan mewarnai pangan dengan Metanil Yellow.Dari berbagai jenis bahan – bahan yang telah disebutkan diatas dan dinyatakan sangat berbahaya bagi tubuh dan kesehatan manusia dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari produksi, eksport – import, pendistribusian barang, maupun penjualan dan pemasarannya haruslah dilakukan pengawasan yang ketat sehingga tidak ada lagi pelaku usaha yang menggunakan bahan berbahaya tersebut sebagai bahan tambahan makanan pada produk – produk pangan yang beredar dimasyarakat PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN · Penggunaan bahan aditif makanan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat merusak sistem organ dalam tubuh manusia. Contoh : Rodamin-B atau yang lebih dikenal sebagai pewarna tekstil, sering digunakan untuk memberi warna pada makanan, minuman, kecap, dan lain sebagainya.
  • 7. Formalin atau yang lebih dikenal sebagai pengawet mayat, sering digunakan untuk mengawetkan makanan, seperti ; tahu, bakso, dll. Penggunaan bahan tambahan makanan melebihi dosis normal. Contoh : Penggunaan sakarin atau zat pemanis buatan pada konsentrasi tinggi dapat menimbulkan rasa pahit-getir (nimbrah) dan dapat menyebabkan rasa mual dan pusing. Beberapa contoh lain pelanggaran etika terhadap makanan adalah :  Makanan kadaluarsa yang kini banyak beredar berupa parcel dan produk-produk kadaluarsa pada dasarnya sangat berbahaya karena berpotensi ditumbuhi jamur dan bakteri yang akhirnya bisa menyebabkan keracunan.  Masih ditemukan ikan yang mengandung formalin dan boraks, seperti kita ketahui bahwa kedua jenis cairan kimia ini sangat berbahaya jika dikontaminasikan dengan bahan makanan, ditambah lagi jika bahan makanan yang sudah terkontaminasi dengan formalin dan boraks tersebut dikonsumsi secara terus-menerus akibat ketidaktahuan konsumen maka kemungkinan besar yang terjadi adalah timbulnya sel-sel kanker yang pada akhirnya dapat memperpendek usia hidup atau menyebabkan kematian.  Daging sisa atau bekas dari hotel dan restoran yang diolah kembali, beberapa waktu lalu public digemparkan dengan isu mengenai daging bekas hotel dan restoran yang diolah kembali atau dikenal dengan sebutan daging limbah atau daging sampah. Mendengar namanya saja kita akan merasa jijik dan seakan-akan tidak percaya pada hal tersebut, namun fakta menyebutkan bahwa dikawasan cengkareng, Jakarta Barat telah ditemukan serta ditangkap seorang pelaku pengolahan daging sampah. Dalam pengakuannya pelaku menjelaskan tahapan-tahapan yang ia lakukan, yaitu ; Limbah daging dibersihkan lalu dicuci dengan cairan formalin, selanjutnya diberi pewarna tekstil dan daging digoreng kembali sebelum dijual dalam berbagai bentuk seperti sup, daging empal dan bakso sapi. Dan hal yang lebih mengejutkan lagi adalah pelaku mengaku bahwa praktik tersebut sudah ia jalani selama 5 (lima) tahun lebih.  Produk susu China yang mengandung melamin. Berita yang sempat menghebohkan publik China dan juga Indonesia adalah ditemukannya kandungan melamin di dalam produk-produk susu buatan China. Zat melamin itu sendiri merupakan zat yang biasa
  • 8. digunakan dalam pembuatan perabotan rumah tangga atau plastik. Namun jika zat melamin ini dicampurkan dengan susu maka secara otomatis akan meningkatkan kandungan protein pada susu. Walaupun demikian, hal ini bukan menguntungkan para konsumen justru sebaliknya hal ini sangat merugikan konsumen. Kandungan melamin yang ada pada susu ini menimbulkan efek samping yang sangat berbahaya. Faktanyabanyak bayi yang mengalami penyakit-penyaktit tidak lazim seperti, gagal ginjal, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia. PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MINUMAN Penggunaan zat pewarna tekstil pada minuman. Penggunaan zat pemanis buatan yang berlebihan dan membuat rasa manis minuman yang terlalu tajam. Pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai jenis zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Mengkonsumsi minuman beralkohol dengan dosis yang berlebihan, sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran. Penyebarluasan dan penjualan minuman beralkohol secara illegal, tidak mempunyai ijin bea-cukai Sediaan Farmasi Sediaan farmasi digolongkan menjadi 5 bagian yaitu obat bebas, obatbebas terbatas, obat keras serta obat narkotika dan psikotropika. a. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Padakemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatanberwarna hijau yang dapat dilihat dengan lebih jelas pada Gambar II. 2.Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat, namadan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya.
  • 9. b. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobatipenyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebasterbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yangdigunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaranhitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan SuratKeputusan Menteri Kesehatan No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5November 1975, disertai tanda peringatan P. No.1 sampai P. No. 6 danharus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obatyang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yangdigunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, namadan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian,peringatan serta kontra indikasi. c. Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resepdokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan denganlingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Tanda dapat dilihat dengan lebih jelaspada Gambar II. 5. Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras iniadalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secaraparenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaianlain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum tercantumdalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia sertaobat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusanMenkes Republik Indonesia. PENYEBAB TIMBULNYA PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN OBAT-OBATAN Faktor yang menyebabkan timbulnya pelanggaran etika : a) Faktor ekonomi Tingkat ekonomi yang rendah biasanya cenderung mendorong seseorang untuk menghalalkan segala cara agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. b) Faktor sosial Lingkungan tempat tinggal, organisasi, dan pergaulan sangat berperan dalam menunjang pembentukan karakter suatu individu. c) Faktor psikis atau mental Banyaknya permasalahan, baik dari dalam keluarga, diri sendiri, maupun masalah antar individu dapat menyebabkan kondisi psikis seseorang menjadi labil. d) Faktor rohani
  • 10. Kurangnya pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak dini, dapat membuat anak menjadi kehilangan arah dan pedoman hidup. DAMPAK PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN OBAT-OBATAN a) Dampak moral Melemahkan nilai-nilai moral yang telah sejak lama menjadi pedoman hidup manusia. b) Dampak sosial Menyebabkan timbulnya sikap diskriminatif di lingkungan sosial. c) Dampak kesehatan Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. d) Dampak ekonomi Berkurangnya pendapatan masyarakat yang memiliki usaha sejenis. UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN OBAT-OBATAN a) Peran Anggota Keluarga Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah. b) Peran Anggota Masyarakat Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang dan juga dampak dari memproduksi atau mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif yang berbahaya. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.
  • 11. c) Peran Pemerintah Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika serta menjaga keamanan pangan dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba serta zat aditif yang berbahaya untuk pengolahan makanan dan minuman perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama. BAB III KESIMPULAN Etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan haruslah diperhatikan seksama, dengan tidak memakai zat-zat kimia, dan zat-zat tambahan lainnya yang tidak sesuai dan melanggar peraturan yang berlaku. Dampak yang ditimbulkan jika melanggar etika dan moral terhadap makanan, minuman dan obat-obatan dapat merusak moral, sosial, kesehatan dan ekonomi. Peran penting keluarga, masyarakat, lingkungan dan pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam meningkatkan mutu kemanan dan kesehatan produk pangan, Penegakkan hukum harus lebih berani dalam memberikan sanksi, agar tidak semakin merajalelanya pelanggaran moral dan etika yang merugikan masyarakat.