1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga
setiap orang perlu dijamin dalam memperoleh pangan yang bermutu dan aman. Bahan
pangan yang tidak diproduksi dengan cara yang baik dan benar dapat menjadi sumber
mikroorganisme dan kontaminan kimia yang dapat berbahaya dan menyebabkan penyakit
kepada manusia. Terjadinya kasus – kasus keracunan pangan seharusnya tidak perlu terjadi
apabila produk pangan diolah dengan prosedur pengolahan yang benar (BPOM, 2007).
Secara umum PBM (Penyakit Bawaan Makanan) dapat diakibatkan oleh bahaya
biologi dan kimia. Keamanan pangan merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan dengan
ilmu sanitasi dan hygiene makanan, umumnya melalui peningkatan kualitas kesehatan pada
tempat mengolah makanan. Masalah ini akan semakin komplek dan merupakan tantangan
yang akan kita hadapi di masa mendatang, karena disatu pihak masyarakat akan semakin
peka terahadap tuntutan untuk memperoleh makanan dengan kualitas yang lebih baik.
Makanan yang berkualitas, aman dan menarik dapat diperoleh melalui perlakuan yang
tepat pada setiap tahapan produksi, mulai dari persiapan, pengolahan, penyimpanan,
pemasaran dan penggunaannya. Makanan yang tidak aman jika dikonsumsi dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan berakibat pada kematian (Suryana, 1994).
Selain itu juga, keamanan pangan merupakan karakterisik yang sangat penting dalam
kehidupan, baik olehprodusen pangan maupun oleh konsumen. Kebersihan suatu produk
pangan sangat berperan penting dalam menembus pasar internasional. Di lain pihak sebagai
konsumen sebaiknya mengetahui bagaimana cara menentukan dan mengkonsumsi makanan
yang aman. Bahan-bahan atau organisme yang mungkin terdapat dalam makanan yang dapat
mnimbulkan keracunan atau penyakit menular yang terdiri dari bahan kimia beracun ( Obat-
obatan, bahan tambahan makanan, logam dan pestisida).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keamanan dan kesehatan pangan ?
2. 2. Bagaimana etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan ?
3. Bagaimana dampak dancara penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keamanan dan kesehatan pangan
2. Untuk mengetahui etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan
3. Untuk mengetahui dampak dan penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi keamanan dan kesehatan pangan
2. Dapat mengetahui etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan
3. Dapat mengetahui dampak dan penanggulangan keamanan dan kesehatan pangan
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEAMANAN DAN KESEHATAN PANGAN
Keamanan pangan adalah jaminan bahwapangan tidak menyebabkan bahaya kepada
konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaanya
(FAO/WHO 1997).
Keamanan pangan (food safety) merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Kantor Menteri Negara
UrusanPangan).
Winarno (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud keamanan makanan dapat
diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dpat membahayakan
kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan yang
digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau
makanan jadi.
Seperti dikemukakan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (1996), dalam pedoman
Cara Produksi Makanan Yang Baik menggunakan istilah “Keamanan Pangan” dan
“Kelayakan Pangan”. Yang dimaksud dengan keamanan pangan adalah suatu kondisi yang
menjamin bahwa pangan yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan berbahaya yang
dapat mengakibatkan imbulnya penyakit, keracunan atau kecelakaan yang dapat merugikan
konsumen. Kelayakan pangan adalah kondisi yang akan menjamin bahwa pangan yang telah
dipoduksi sesuai tahapan yang normal tidak mengalami kerusakan, bau busuk, kotor,
menjijikan, tercemar atau terurai sehingga pangan tersebut layak untuk dikonsumsi.
Keamanan pangan menurut Undang undang No 7 tentang Pangan adalah kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia
dan benda lian yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehaan manusia.
Definisi lainnya keamanan pangan diarikan sebagai terbatasnya makanan dari zat-zat atau
bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara
alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau
tidak sengaja kedalm bahan makanan atau makanan jadi (Moehyi, 2000).
Keamanan pangan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman
akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Mutu
4. makanan harus terjamin, terutama bagi penyelenggaraan makanan institusi rumah sakit,
dimana pasien yang dirawat di rumah sakit, yang tubuhnya dalam keadaan lemah, sehingga
sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit penyakit yang ditularkan
melalui makanan. Keamanan pangan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan,
gizi dan safety. Hygiene sanitasi makanan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan disebut
penyehatan makanan, merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang
dan makanan yang dapat atau mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan
makanan. Tujuan penyehatan makanan di rumah sakit adalah tersedianya makanan yang
bermutu baik dan aman untuk pasien dan konsumen, serta terwujudnya perilaku kerja yang
sehat dan higienis dalam penanganan makanan, sehingga pasien dan konsumen lainnya
terhindar dari resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan dan keracunan makanan.
(Krisnamurni, 2007).
Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan
pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan
peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang
sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung
bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa
manusia. Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah mengikuti
peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan sanitasi di setiap
rantai pangan, yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan peredarannya
serta penerapan cara produksi makanan yang baik (CPMB).
2.2 ETIKA DAN MORAL KEAMANAN DAN KESEHATAN PANGAN
Etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya
dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.Pelanggaran adalah suatu tindakan
yang menyimpang dari norma-norma atau aturan (norma agama, norma hukum, adat-istiadat,
dan lain sebagainya) yang berlaku di dalam kehidupan
Jadi, pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan adalah suatu
tindakan yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
mengenai kesehatan makanan, minuman dan obat-obatan, mulai dari proses pembuatan,
pengolahan, pengadaan, sampai dengan pengedaran/penyebarluasannya.
5. MACAM-MACAM PELANGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN
DAN OBAT-OBATAN
Macam-Macam Zat Berbahaya serta dampak yang ditimbulkan dari zat – zat yang
membahayakan, yang kebanyakan dipakai sebagai bahan tambahan produk pangan tersebut
yaitu :
1. Formalin
Formalin adalah larutan 37% Formaldehida dalam air yang biasanya mengandung 10
– 15% methanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin banyak digunaan sebagai
desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian, sebagai germisida dan
fungisida pada tanaman dan Sayuran , serta sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya.
Menurut BPOM penggunaan formalin pada produk pangan sangat membahayakan kesehatan
karena dapat menyebabkan efek jangka pendek dan panjang tergantung dari besarnya paparan
pada tubuh. Dampak formalin pada tubuh manusia dapat bersifat :
Akut : Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : Seperti iritasi, alergi, kemerahan,
mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.
Kronik : Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama
dan berulang : Seperti iritasi parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal,
pancreas, system saraf pusat, dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker
sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen. Mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terlihat dalam waktu jangka panjang, karena terjadi
akumulasi formalin dalam tubuh. Formalin sangat mudah diserap oleh tubuh melalui saluran
pernafasan dan pencernaan. Penggunaan formalin dalam jangka panjang dapat berakibat
buruk pada organ tubuh. Karena beracun, pada kemasan formalin diberi label yang
bertuliskan “Jangan menggunakan formalin untuk mengawetkan pangan seperti mie dan
tahu”.
2. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan
tekana normal. Dalam air borak berubah menjadi Natrium Hidroksida dan Asam Borat.
Boraks umumnya digunakan untuk memantri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai
pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.Asam Borat maupun Boraks adalah racun bagi sel – sel
tubuh, berbahaya bagi susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Jangan mengunakan Boraks
dalam pembuatan bakso, kerupuk, mie dan sejenisnya.
6. 3. Rhodamin B
Rhodamin – B adalah zat pewarna sintetis berbentuk serbuk Kristal, berwarna hijau
atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwarna merah terang berflourenses.
Rhodamin – B ummnya digunakan sebagai pewarna kertas dan tekstil. Percobaan pada
binatang menunjukan bahwa zat ini diserap lebih banyak pada saluran pencernaan.Kerusakan
pada hati tikus terjadi sebagai akibat pakannya mengandung Rhodamin – B dalam
konsentrasi yang tinggi. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan bias menngakibatkan kanker hati. Jangan
mewarnai pangan dengan Rhodamin – B.
4. Metanil Yellow
Metanil Yellow adalah zat pewarna sintesis berbentuk serbuk bewarna kuning
kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam benzene, eter, dan sedikit larut dalam aseton.
Metanil Yelow umumnya dugunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta sebagai indicator
reaksi netralisasi asam – basa. Zat ini adalah senyawa kimia dari Azo Aromatik yang dapat
menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau
jaringan kulit. Jangan mewarnai pangan dengan Metanil Yellow.Dari berbagai jenis bahan –
bahan yang telah disebutkan diatas dan dinyatakan sangat berbahaya bagi tubuh dan
kesehatan manusia dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari produksi,
eksport – import, pendistribusian barang, maupun penjualan dan pemasarannya haruslah
dilakukan pengawasan yang ketat sehingga tidak ada lagi pelaku usaha yang menggunakan
bahan berbahaya tersebut sebagai bahan tambahan makanan pada produk – produk pangan
yang beredar dimasyarakat
PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN
· Penggunaan bahan aditif makanan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya yang
dapat merusak sistem organ dalam tubuh manusia.
Contoh :
Rodamin-B atau yang lebih dikenal sebagai pewarna tekstil, sering digunakan untuk
memberi warna pada makanan, minuman, kecap, dan lain sebagainya.
7. Formalin atau yang lebih dikenal sebagai pengawet mayat, sering digunakan untuk
mengawetkan makanan, seperti ; tahu, bakso, dll.
Penggunaan bahan tambahan makanan melebihi dosis normal.
Contoh :
Penggunaan sakarin atau zat pemanis buatan pada konsentrasi tinggi dapat
menimbulkan rasa pahit-getir (nimbrah) dan dapat menyebabkan rasa mual dan
pusing.
Beberapa contoh lain pelanggaran etika terhadap makanan adalah :
Makanan kadaluarsa yang kini banyak beredar berupa parcel dan produk-produk
kadaluarsa pada dasarnya sangat berbahaya karena berpotensi ditumbuhi jamur dan
bakteri yang akhirnya bisa menyebabkan keracunan.
Masih ditemukan ikan yang mengandung formalin dan boraks, seperti kita ketahui
bahwa kedua jenis cairan kimia ini sangat berbahaya jika dikontaminasikan dengan
bahan makanan, ditambah lagi jika bahan makanan yang sudah terkontaminasi dengan
formalin dan boraks tersebut dikonsumsi secara terus-menerus akibat ketidaktahuan
konsumen maka kemungkinan besar yang terjadi adalah timbulnya sel-sel kanker
yang pada akhirnya dapat memperpendek usia hidup atau menyebabkan kematian.
Daging sisa atau bekas dari hotel dan restoran yang diolah kembali, beberapa waktu
lalu public digemparkan dengan isu mengenai daging bekas hotel dan restoran yang
diolah kembali atau dikenal dengan sebutan daging limbah atau daging sampah.
Mendengar namanya saja kita akan merasa jijik dan seakan-akan tidak percaya pada
hal tersebut, namun fakta menyebutkan bahwa dikawasan cengkareng, Jakarta Barat
telah ditemukan serta ditangkap seorang pelaku pengolahan daging sampah. Dalam
pengakuannya pelaku menjelaskan tahapan-tahapan yang ia lakukan, yaitu ; Limbah
daging dibersihkan lalu dicuci dengan cairan formalin, selanjutnya diberi pewarna
tekstil dan daging digoreng kembali sebelum dijual dalam berbagai bentuk seperti
sup, daging empal dan bakso sapi. Dan hal yang lebih mengejutkan lagi adalah pelaku
mengaku bahwa praktik tersebut sudah ia jalani selama 5 (lima) tahun lebih.
Produk susu China yang mengandung melamin. Berita yang sempat menghebohkan
publik China dan juga Indonesia adalah ditemukannya kandungan melamin di dalam
produk-produk susu buatan China. Zat melamin itu sendiri merupakan zat yang biasa
8. digunakan dalam pembuatan perabotan rumah tangga atau plastik. Namun jika zat
melamin ini dicampurkan dengan susu maka secara otomatis akan meningkatkan
kandungan protein pada susu. Walaupun demikian, hal ini bukan menguntungkan para
konsumen justru sebaliknya hal ini sangat merugikan konsumen. Kandungan melamin
yang ada pada susu ini menimbulkan efek samping yang sangat berbahaya.
Faktanyabanyak bayi yang mengalami penyakit-penyaktit tidak lazim seperti, gagal
ginjal, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia.
PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MINUMAN
Penggunaan zat pewarna tekstil pada minuman.
Penggunaan zat pemanis buatan yang berlebihan dan membuat rasa manis
minuman yang terlalu tajam.
Pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai jenis zat-zat kimia yang
berbahaya bagi tubuh manusia.
Mengkonsumsi minuman beralkohol dengan dosis yang berlebihan, sehingga
menyebabkan hilangnya kesadaran.
Penyebarluasan dan penjualan minuman beralkohol secara illegal, tidak
mempunyai ijin bea-cukai
Sediaan Farmasi
Sediaan farmasi digolongkan menjadi 5 bagian yaitu obat bebas, obatbebas terbatas,
obat keras serta obat narkotika dan psikotropika.
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Padakemasan ditandai
dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatanberwarna hijau yang dapat dilihat dengan lebih
jelas pada Gambar II. 2.Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat,
namadan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping, nomor batch, nomor
registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya.
9. b. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobatipenyakit ringan yang
dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebasterbatas termasuk obat keras dimana pada
setiap takaran yangdigunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaranhitam
mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan SuratKeputusan Menteri Kesehatan
No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5November 1975, disertai tanda peringatan P. No.1 sampai P.
No. 6 danharus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obatyang
bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yangdigunakan, nomor batch, tanggal
kadaluarsa, nomor registrasi, namadan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara
pemakaian,peringatan serta kontra indikasi.
c. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resepdokter, dimana
pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan denganlingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Tanda dapat dilihat dengan lebih
jelaspada Gambar II. 5. Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras iniadalah obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secaraparenteral, baik dengan cara suntikan
maupun dengan cara pemakaianlain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum
tercantumdalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia sertaobat-obat
yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusanMenkes Republik Indonesia.
PENYEBAB TIMBULNYA PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN,
MINUMAN DAN OBAT-OBATAN
Faktor yang menyebabkan timbulnya pelanggaran etika :
a) Faktor ekonomi
Tingkat ekonomi yang rendah biasanya cenderung mendorong seseorang untuk
menghalalkan segala cara agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Faktor sosial
Lingkungan tempat tinggal, organisasi, dan pergaulan sangat berperan dalam menunjang
pembentukan karakter suatu individu.
c) Faktor psikis atau mental
Banyaknya permasalahan, baik dari dalam keluarga, diri sendiri, maupun masalah antar
individu dapat menyebabkan kondisi psikis seseorang menjadi labil.
d) Faktor rohani
10. Kurangnya pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak dini, dapat membuat
anak menjadi kehilangan arah dan pedoman hidup.
DAMPAK PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN
OBAT-OBATAN
a) Dampak moral
Melemahkan nilai-nilai moral yang telah sejak lama menjadi pedoman hidup manusia.
b) Dampak sosial
Menyebabkan timbulnya sikap diskriminatif di lingkungan sosial.
c) Dampak kesehatan
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi
bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama
setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.
d) Dampak ekonomi
Berkurangnya pendapatan masyarakat yang memiliki usaha sejenis.
UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN,
MINUMAN DAN OBAT-OBATAN
a) Peran Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota
keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan
remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut.
Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya
agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan
menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat
terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.
b) Peran Anggota Masyarakat
Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap
anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang dan juga dampak
dari memproduksi atau mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif yang
berbahaya. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada
pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.
11. c) Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika
serta menjaga keamanan pangan dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan
tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan
penyimpan narkoba serta zat aditif yang berbahaya untuk pengolahan makanan dan
minuman perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan
mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.
BAB III
KESIMPULAN
Etika dan moral dalam keamanan dan kesehatan pangan haruslah diperhatikan
seksama, dengan tidak memakai zat-zat kimia, dan zat-zat tambahan lainnya yang tidak
sesuai dan melanggar peraturan yang berlaku. Dampak yang ditimbulkan jika melanggar
etika dan moral terhadap makanan, minuman dan obat-obatan dapat merusak moral, sosial,
kesehatan dan ekonomi. Peran penting keluarga, masyarakat, lingkungan dan pemerintah
sangatlah dibutuhkan dalam meningkatkan mutu kemanan dan kesehatan produk pangan,
Penegakkan hukum harus lebih berani dalam memberikan sanksi, agar tidak semakin
merajalelanya pelanggaran moral dan etika yang merugikan masyarakat.