2. Hilgard bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
kegiataMenurut n, reaksi terhadap lingkungan, perubahan
tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh
pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti
kelelahan atau disebabkan obat-obatan.
Belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai berikut: “Suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.
Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas”.
3. JENIS-JENIS BELAJAR:
1. Kecakapan jasmaniah
2. Problem solving
3. Belajar Fakta Pengeyahuan
4. Belajar Cara
5. Belajar Sikap
6. Belajar Memperoleh Minat yang Mendalam
7. Belajar untuk Tranfered
4. Sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas komponen-kompinen
terpadu dan berproses untuk
mencapai suatu tujuan.
6. Teori didaktik metodik telah bergeser dalam menempatkan siswa
sebagai komponen proses belajar-mengajar (PBM). Siswa yang semula
dipandang sebagai objek Pendidikan bergeser sebagai subjek
Pendidikan. Sebagai subjek, siswa adalah kunci dari semua
pelaksanaan Pendidikan. Tiada Pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu,
siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak-hak dan
tanggungjawabnya sebagai siswa. Siswa adalah individu yang unik.
Mereka merupakan kesatuan psiko-fisis yang secara sosiologis
berinteraksi dengan teman sebaya, guru, pengelola sekolah, pegawai
administrasi, dan masyarakat pada umumnya. Mereka datang ke
sekolah telah membawa potensi psikologis dan latar belakang
kehidupan social. Masing-masing memiliki potensi dan kemampuan
yang berbeda. Potensi dan kemampuan inilah yang harus
dikembangkan oleh guru di sekolah.Berdasarkan filsafat pendidikan
Indonesia maka anak didik (siswa) adalah manusia yang membutuhkan
bantuan, agar kemungkinan (potensi) yang terdapat padanya dapat
berkembang secara harmonis, menjadi pribadi yang berguna bagi nusa
dan bangsa.
7. Guru adalah sebuah profesi. Oleh sebab itu, pelaksanaan tugas guru
harus profesional. Walaupun seorang guru sebagai individu memiliki
kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri sebagai pribadi,
namun guru mengemban tugas mengantarkan anak didiknya mencapai
tujuan. Untuk itu, guru harus menguasai seperangkat kemampuan
yang disebut kompetensi guru. Oleh sebab itu, tidak semua orang bisa
menjadi guru yang profesional. Kompetensi guru itu mencakup
menguasai siswa, menguasai tujuan, menguasai metode
pembelajaran, menguasai materi, menguasai cara mengevaluasi,
menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar.
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu.
Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa (i)
perencanaan kegiatan belajar, (ii) pengorganisasian kegiatan belajar,
(iii)penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan (iv)
fasilitas yang mempermudah belajar.
8. Tujuan yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan
berjenjang mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran,
sampai tujuan khusus pembelajaran. Proses belajar-mengajar
tanpa tujuan bagaikan hidup tanpa arah. Oleh sebab itu, tujuan
pendidikan secara keseluruhan harus dikuasai oleh guru. Tujuan
disusun berdasarkan ciri karakteristik anak dan arah yang ingin
dicapai.
9.
10. Metode mengajar adalah cara atau teknik penyampaian materi
pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Metode mengajar
ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran, serta
karakteristik anak.
JENIS METODE:
1. Ceramah
2. Ceramah denagan Tanyajawab
3. Diskusi Kelompok
4. Permainan Peran (Role Play)
5. Permainan (Gaming)
6. Simulation (Peniruan)
7. Studi kasus
8. Demonstrasi
9. Kunjungan ke Lapangan
10. Kerja Lapangan
11. Evaluasi adalah suatu proses kontinu; hasil penilaian yang diperoleh pada
suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil penilaian
sebelum dan sesudahnya. Selain dari itu bahwa evaluasi merupakan
proses bersama antara yang dinilai dan yang menilai. Dengan penilaian
dimaksudkan untuk mengukur kemajuan suatu usaha berdasarkan tujuan
yang hendak dicapai. Yang dinilai meliputi tiga aspek yaitu:
• Evaluasi tentang prestasi
• Evaluasi tentang nilai
• Evaluasi tentang proses
Dengan evaluasi dapat menentukan hasil suatu rencana atau mengukur
kemajuan suatu usaha dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Secara
khusus evaluasi pendidikan bertujuan untuk menilai perkembangan dan
kemajuan siswa dalam penguasaan mata pelajaran yang terdapat dalam
kurikulum. Secara teoritis evaluasi mengandung tujuan umum yaitu: (1)
mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam
mencapai tujuan yang diharapkan, (2) memungkinkan guru/pendidik
menilai aktifitas/pengalaman yang didapat, (3) menilai metode mengajar
yang digunakan.
12. Lingkungan pembelajaran merupakan komponen PBM yang
sangat penting demi suksesnya belajar siswa. Lingkungan ini
mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan alam,
dan lingkungan psikologis pada waktu PBM berlangsung.
Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu pergaulan, yang
dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial
tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu.
Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan,
peranan, dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan
tersebut terjadi pergaulan, seperti hubungan akrab, kerjasama,
berkompetisi, bersaing.
13. Prasarana pembelajaran meliputi gedung Sekolah, ruang belajar,
lapangan olah raga, ruang Ibadah, ruang kesenian, dan peralatan
olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku
bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan barbagai
media pengajaran yang lain.