SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
1.1. Latar Belakang 
Kesulitan siswa dalam belajar matematika merupakan permasalahan yang sering 
dihadapi oleh guru Matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain berkenaan 
dengan memahami konsep matematika, pemecahan masalah, penalaran matematika, 
mengkaitkan pelajaran terdahulu dengan yang dihadapi, komunikasi matematika , 
menterjemahkan soal cerita dan lain-lain. 
Sebagai seorang guru tentu saja kita tidak berdiam diri apabila permasalahan 
itu muncul pada situasi kita mengajar, harus ada upaya-upaya yang dilakukan demi 
memperbaiki dan menolong siswa agar dalam menerima pelajaran matematika tidak 
mengalami kesulitan yang berarti. Dan pemahaman serta penguasaan terhadap 
pelajaran matematika dapat tercapai dengan baik. 
Banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu pelajaran selama 
45 menit dengan melakukan kegiatan sebagai berikut : 
30 menit, membahas soal-soal yang lalu. 
10 menit , memberi pelajaran baru. 
5 menit , memberi tugas kepada murid-murid. 
Pendekatan ini yang rutin dilakukan hampir setiap hari, hal ini hanya dapat 
dikategorikan sebagai tiga M : 
Membosankan, 
Membahayakan, 
Merusak seluruh minat siswa. 
Meskipun penting untuk membahas tugas-tugas yang telah diberikan , tetapi 
seorang guru tidak perlu memulai pelajaran seperti cara diatas, dan seharusnya tidak 
menggunakan sebagian besar waktunya dikelas untuk membahas tugas-tugas yang 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
BAB I 
PENDAHULUAN 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 1
lalu. Lima menit pertama sering berarti sebagai sukses atau gagalnya suatu pelajaran . 
Dengan demikian penting sekali untuk membahas cara-cara memulai pelajaran agar 
dapat menarik perhatian siswa. (Max.A.Sobel, dan Evan M.Maletsky ,2003 : 2) 
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal yang utama yang 
didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sebagai upaya untuk 
meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran matematika pada masa sekarang , 
telah banyak dikembangkan metode-metode yang bersifat behavioristik ( 
memanusiakan manusia), seperti : student active learning , quantum learning, 
quantum teaching dan accelerated learning. Seluruh metode tersebut digunakan dalam 
rangka revolusi belajar yang melibatkan guru dan siswa sebagai satu kesatuan yang 
mempunyai hubungan timbal balik. Guru berperan sebagai pengajar sekaligus 
fasilitator sedangkan siswa merupakan individu yang belajar. 
Untuk mengatasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar perlu 
disusun model pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran matematika 
sesuai dengan tujuan. Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu 
mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi kecendrungan 
untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut, sehingga ada perubahan dalam hal 
pembelajaran matematika yaitu dari pembelajaran yang terpusat pada guru di ubah 
menjadi pembelajaran terpusat pada siswa. Salah satu alternatif untuk mengubah 
pembelajaran tersebut yakni model pembelajaran matematika dengan cara 
eksplorasi. 
Eksplorasi adalah bentuk pembelajaran yang menuntut siswa untuk 
menghubung-hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan dan data 
lainnya, menyimpulkan dan melakukan analisis yang logis membuat model 
matematikanya, menyusun dugaan dan berabtraksi. Dan intinya siswa dapat 
meningkatkan kemampuan berimajinasi, berintuisi, berpikir divergen, melahirkan 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 2
karya yang orisinal, memprediksi dan menduga, mencoba-coba serta untuk 
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa. (Fadjar sadiq - p3gq@yahoo.com ) 
1.2. Identifikasi Masalah 
Sebelum menentukan bentuk pendekatan dalam proses pembelajaran 
matematika, terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah yang menyangkut 
kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran matematika. 
1.2.1 Kondisi Siswa 
1.2.2. Kondisi Guru 
a.Kurangnya kepercayaan guru terhadap kemampuan siswa. 
b. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan model 
c. Minimnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran. 
1.2. 3. Kondisi Pelaksanaan Pembelajaran 
a. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ceramah. 
b. Komunikasi searah, interaksi kurang. 
1.3. Rumusan Masalah 
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 
1.3.1. Apakah siswa sudah mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar 
matematika dan bagaimana cara untuk meningkatkan motivasi 
tersebut. 
1.3.2. Apakah siswa selalu siap dalam mengikuti pelajaran matematika, dan 
bagaimana usaha guru agar siswa mau dan berusaha untuk siap 
mengikuti pembelajaran matematika.. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
a. Kurangnya Motivasi dalam belajar. 
b. Kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. 
c. Kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. 
d. Potensi siswa belum dimanfaatkan secara optimal. 
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 3
1.3.3. Bagaimana meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar 
mengajar untuk memecahkan masalah yang meliputi kemampuan 
memahami masalah, merancang model matematika ,menyelesaikan 
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh ? 
1.3.4. Bagaimana caranya guru memanfaatkan potensi siswa secara 
maksimal dalam setiap kegiatan belajar mengajar, dan menggali 
kemampuan-kemampuan matematika dasar siswa dalam kaitannya 
untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan ? 
1.3.5. Apakah guru sudah timbul rasa kepercayaannya terhadap kemampuan 
siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran matematika ? 
1.3.6. Bagaimana meningkatkan pengetahuan guru matematika tentang 
model-model pembelajaran yang membantu dalam kegiatan belajar 
mengajar ? 
1.3.7. Apakah guru matematika sudah mulai mengurangi cara pengajaran 
yang konvensional dan mengalihkannya kepada cara pengajaran yang 
berpusat pada siswa ? 
1.4. Tujuan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 
1.4.1. Memberikan alternatif tentang bagaimana meningkatkan motivasi 
belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. 
1.4.2. Agar pembaca dapat meningkatkan kompetensi dalam mengelola 
pembelajaran matematika di sekolah khususnya dengan munggunakan 
cara eksplorasi. 
1.4.3. Dapat dijadikan sebagai referensi di perpustakaan. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 4
1.5. Batasan Masalah 
Masalah yang di kemukakan pada Karya Tulis ini hanya berkenaan dengan 
Model Pembelajaran Matematika dengan Cara Eksplorasi pada Materi 
Trigonometri, dalam menentukan rumus Luas Daerah Segitiga. 
1.6. Metode Penulisan 
Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan Karya Tulis ini adalah : 
1.6.1. Metode Kepustakaan, yaitu cara mengumpulkan informasi dengan 
membaca referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang 
ditulis. 
1.6.2. Metode Observasi, yaitu cara mengumpulkan data dengan melihat 
kondisi langsung di lapangan terkait dengan permasalahan (terutama 
dilingkungan kelas pada saat guru mengajar). 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 5
2.1. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENURUT BEBERAPA 
AHLI 
Belajar adalah berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh 
ilmu pengetahuan, berusaha agar dapat terampil mengerjakan sesuatu. (Prof.Dr.Js 
Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia , 1996 : 19). 
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai 
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Jadi siswa merupakan 
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat 
siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungannya. Lingkungan yang dipelajari 
siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau 
hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut 
tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.(Dimyati,2006:7). 
Beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli dapat di paparkan 
sebagai berikut : 
2.1.1.Teori Belajar Menurut Jerome S. Brunner ( dalam Hudoyo, 1990 : 48), yang 
dikutip oleh Suciptoardi pada blognya 
(http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-belajar-gagne/) 
Belajar matematika adalah belajar mengenai konsep dan struktur-struktur 
matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari 
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. 
Bruner membagi perkembangan intelektual anak dalam tiga kategori, 
yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Penjelasan ini mengemukakan bahwa belajar 
melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
BAB II 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 6
informasi baru, transformasi informasi dan menuju relevansi dan ketepatan 
pengetahuan. 
Bruner mengemukakan 4 dalil yang penting dalam pembelajaran 
matematika ; 
2.1.1.1. Dalil Penyusunan. 
Konsep dalam matematika akan lebih bermakna jika siswa 
mempelajarinya melalui penyusunan representasi obyek yang dimaksud dan 
dilakukan secara langsung. Misalnya jika seorang guru menjelaskan arti bilangan 9 
(sembilan), maka seyogyanya guru meminta siswa untuk menyajikan sebuah 
himpunan yang jumlah anggotanya sembilan. Dari beberapa pandangan tentang 
dalil penyusunan Bruner, maka dapat disimpulkan bahwa siswa hendaknya belajar 
melalui partisipasi aktif dalam memahami konsep, prinsip, aturan dan teori. Hal ini 
dapat diperoleh melalui pengalaman dalam melakukan eksprimen atau percobaan 
yang memungkinkan siswa untuk memahami konsep, prinsip, aturan dan teori itu 
sendiri. 
2.1.1.2. Dalil Notasi 
Notasi memiliki peranan yang penting dalam penyajian konsep. 
Penggunaan notasi dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan 
dengan tahap perkembangan mental anak. Penyajiannya dilakukan dengan 
pendekatan spiral, dimana setiap ide-ide matematika disajikan secara sistematis 
dengan, menggunakan notasi-notasi yang bertingkat. 
2.1.1.3 Dalil Kekontrasan dan Keanekaragaman. 
Pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan 
pengubahan konsep, dipahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang 
banyak sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 7
2.1.1.4 . Dalil Pengaitan 
Materi dalam pelajaran matematika dikenal dengan hirarki yang sangat 
ketat. Suatu topik akan menjadi sulit dipahami oleh siswa manakala belum 
menguasai materi prasarat yang dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa kaitan antara 
satu konsep dengan konsep yang lain dan satu teori dengan teori yang lain sangat 
erat. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa siswa harus diberi kesempatan 
sebanyak-banyaknya dalam melihat atau mengkaji kaitan antara suatu topik 
dengan topik yang lain atau satu konsep dengan konsep yang lain, yang 
dipelajarinya. 
2.2. Teori Belajar Robert M.Gagne 
Pandangan Gagne tentang belajar dikelompokkan menjadi 8 tipe : 
Kedelapan tipe tersebut adalah belajar dengan (1) isyarat (signal) ,(2) stimulus 
respon, (3) rangkaian gerak ( motor chaining), (4) rangkaian verbal (verbal 
chaining), (5) memperbedakan ( diskrimination learning), (6) Pembentukan 
konsep (concepst formation), (7) Pembentukan aturan (principle formation),(8) 
Pemecahan masalah (problem solving). 
Diantara 8 tipe belajar yang dikemukakan Gagne yang erat kaitannya 
dengan permasalahan Matematika ada 2 macam yaitu : 
2.2.1. Rangkaian Verbal 
Rangkaian verbal dalam pembelajaran matematika dapat berarti 
mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan konsep, simbol, 
definisi,aksioma, lemma atau teorema dalil atau rumus.Sedangkan pengertian 
rangkaian verbal itu sendiri menurut Ruseffendi (1988), yang dikuatip oleh 
(Sucipto dalam blog-nya) adalah perbuatan lisan terurut dari dua rangkaian 
kegiatan atau lebih stimulus respon. Dengan memperhatikan pengertian di atas 
maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian verbal dapat mengantarkan 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 8
siswa dalam mengaitkan antara skemata yang telah dimiliki siswa dengan unsur-unsur 
dalam matematika yang akan dipelajarinya. 
2.2.2. Pemecahan Masalah (Problem Solving) 
Pengajuan masalah matematika merupakan pengembangan dari 
pembelajaran dengan pemecahan masalah matematika. Tuntutan kemampuan 
siswa untuk memahami masalah, merencanakan dan menjalankan strategi 
penyelesaian masalah. Untuk meningkatkan kemampuan siswa memecahkan 
masalah matematika , maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan 
jalan membiasakan siswa mengajukan masalah,soal atau pertanyaan matematika 
sesuai dengan situasi yang diberikan oleh guru. (Dikutip oleh Sucipto dalam 
Sutawijaya ( 1998) ) 
Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek 
tak langsung. Objek langsung antara lain : kemampuan menyelidiki,kemampuan 
memecahkan masalah, ketekunan, ketelitian, disiplin diri, bersikap positif 
terhadap matematika. 
Sedangkan objek tak langsung berupa ; fakta, keterampilan, konsep dan 
prinsip. 
Menurut Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993:5), yang dikutip 
oleh Edi Prajitno (2007:7), Pembelajaran adalah merupakan suatu proses belajar 
dan mengajar dengan segala interaksi didalamnya. 
Menurut kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 6) dalam Edi Prajitno (2007 : 
8 ). Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan aktivitas 
kreatif, yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan 
mengembangkan pemikiran , divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat 
prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. 
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran 
matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif. Untuk 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 9
mewujudkan tujuan itu dalam pembelajaran matematika guru hendaknya 
memilih dan menggunakan metode/pendekatan yang banyak melibatkan siswa 
secara aktif dalam belajar baik secara mental, fisik maupun sosial. Siswa dibawa 
kearah memahami, menebak, berbuat, mencoba, mampu menjawab pertanyaan 
mengapa dan kalau mungkin mendebat. Prinsif belajar aktif inilah yang 
diharapkan mampu menumbuhkan sasaran pembelajaran matematika yang kreatif 
dan kritis. (Edi Prajitno, 2007 :8). 
A. Memotivasi Pembelajaran Matematika 
Max.A sobel,(2003 :31). Mengatakan bahwa hampir setiap guru 
matematika setuju akan pentingnya motivasi yang benar untuk mengajarkan 
matematika. Murid-murid kecuali yang memang secara alami sudah senang 
terhadap matematika , perlu diberi rangsangan melalui teknik dan cara pengajaran 
yang tepat agar senang terhadap matematika. Hanya dengan cara yang demikian 
kita dapat menghilangkan masalah-masalah seperti kegelisahan terhadap 
matematika, yang merupakan masalah umum bertahun-tahun. 
Murid-murid akan belajar secara efektif jika mereka benar-benar tertarik 
terhadap pelajarannya. Akan tetapi sulit bagi kebanyakan guru untuk menemukan 
persediaan gagasan tentang penyampaian matematika secara menarik. Banyak 
guru yang terlibat dalam rutinitas menyampaikan materi pelajaran sehingga 
mereka kehilangan waktu dan energi untuk mencari hal-hal yang dapat memotivasi 
murid-muridnya. 
Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan dalam memotivasi siswa belajar 
yaitu : 
1. Menyediakan kesempatan untuk menduga dan memperkirakan. 
Memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk menduga jawaban 
dari sebuah persoalan , tidak hanya akan memberi motivasi yang kuat dalam 
pengajaran, tetapi dapat juga membantu menemukan jawabannya. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 10
Untuk membuat sebuah penemuan, pertama kali perlu membuat suatu 
dugaan dan dugaannyapun bisa jadi gegabah.Walaupun memang seharusnya 
demikian keadaannya , tetapi dugaan-dugaan ini perlu diikuti dengan pengujian 
agar menjadi bukti pendukung atas dugaan. 
2. Menggunakan sesuatu yang bersifat “Matemagis” (Permainan Matematika). 
Permainan matematika dapat juga digunakan sebagai hal yang bisa 
memotivasi siswa dalam belajar matematika 
3. Memperkenalkan Eksplorasi Matematika yang tidak umum. 
Hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika adalah 
melibatkan siswa secara aktif di dalam kelas daripada hanya sekedar sebagai 
pendengar yang pasif. Beberapa hal yang bisa membuat siswa aktif dalam 
pembelajaran, misalnya : Menghitung dengan jari tangan, bilangan-bilangan ajaib, 
perhitungan dengan cara cepat dan lain-lain. 
4. Gunakan tantangan geometri 
Setiap guru seharusnya memiliki koleksi tentang geometri yang menarik 
seperti teka-teki sederhana, persoalan dan hal-hal aneh yang menimbulkan rasa 
ingin tahu dalam geometri untuk mengawali pelajaran, memperoleh perhatian, 
melibatkan dan memberi tantangan, sehingga memelihara minat siswa atau 
sekedar untuk memberi perubahan langkah. Misalnya tentang Poliomino yaitu 
sekumpulan persegi yang dihubungkan sepanjang sisi-sisinya. Bentuk yang paling 
sederhana adalah sebuah persegi yang disebut monomino. Dua persegi yang 
terhubung dinamakan domino, tiga persegi yang terhubung dinamakan triomino 
dan empat persegi yang terhubung dinamakan tetramino.Di dalam topik ini kita 
dihadapkan dengan banyak penyusunan yang mungkin dari gambar-gambar 
sedemikian hingga tidak ada yang kongruen satu sama lain. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 11
Motivasi yang sesuai tergantung pada antusias dan imajinasi dari para 
guru dan motivasi tidak akan berguna bila guru tidak menunjukkan 
ketertarikannya pada pelajaran yang sedang diajarkan. 
B. Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 
Menurut Tran Vui (2001:1), yang dikutip oleh Markaban (2007:8) 
menyatakan “ Inquiry learning, which is the tecnical term ascribed to investigative 
and exploratory educational activities,.... “artinya pembelajaran inkuiri (inquiri 
Learning) merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan kegiatan investigasi dan 
eksplorasi. Berkaitan dengan kegiatan investigasi dan eksplorasi tentunya ada hal-hal 
kegiatan yang sama dan juga kegiatan yang berbeda pada kegiatan tersebut. Ini 
sesungguhnya yang dipentingkan adalah pada aktivitas (activity) yang dapat 
ditampilkan siswa . 
Eksplorasi, yaitu guided exploration (eksplorasi terbimbing), modified exploration 
(eksplorasi yang di modifikasi) dan free exploration (eksplorasi bebas). Pembagian 
ini seperti halnya pada metode penemuan (discovery) ataupun pembelajaran inkuiri 
yaitu penemuan bebas dan penemuan terbimbing. 
Jerome Brunner dalam Cooney, Davis (197,...138) yang dikutip oleh 
Markaban (2007:9), penemuan adalah suatu proses atau suatu jalan dalam mendekati 
permasalahan, bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Proses 
penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan 
praktek membentuk dan menguji hipotesis. Didalam pandangan Bruner, belajar 
dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa 
dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa 
dapat mencari jalan pemecahan. 
Tran vui (2001:1) dalam Markaban (2007:9), menyatakan bahwa ada tiga 
proses dalam kegiatan eksplorasi, yaitu : 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
Menurut Tran Vui (2001:3) menyatakan juga tentang tiga bentuk 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 12
(1). Siswa memformulasikan masalah yang akan dipecahkannya. 
(2). Siswa berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. 
(3). Selama proses eksplorasi ini , siswa mempelajari, pengetahuan, teknik-teknik 
pemecahan masalah, konsep-konsep dasar dan percaya diri. 
Dalam kegiatan pembelajaran siswa diarahkan untuk menemukan sesuatu, 
merumuskan suatu hipotesa atau menarik suatu kesimpulan sendiri, karena eksplorasi 
ini merupakan suatu kegiatan dimana terjadi proses berpikir pada diri siswa sendiri , 
sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan (konsep atau prinsip). Kadang-kadang 
model eksplorasi ini memerlukan waktu lebih lama untuk seluruh kelas atau 
kelompok kecil siswa dalam menemukan pengetahuan tersebut. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
BAB III 
PEMBELAJARAN DENGAN CARA EKSPLORASI 
MATERI TRIGONOMETRI 
DALAM MENENTUKAN RUMUS LUAS SEGITIGA 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 13
A. STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN CARA 
EKSPLORASI 
L.Logan (1988:1) dalam Markaban (2007:13) menyatakan suatu alternatif 
dalam strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru yang digambarkan sebagai 
berikut : 
Exploratory 
activity by 
students 
Class 
discussion 
and 
Conclusion 
Consolidation 
and Practice 
Pada kegiatan exploratory activity by student, siswa bekerja secara 
berpasangan atau kelompok, siswa diberi kegiatan yang didasari ide yang akan 
dipelajari. Dari berpikir dan berdiskusi secara aktif para siswa akan mendapat 
pemahaman dari kegiatan ini. Sebagai tambahan untuk mengembangkan kemampuan 
matematika, kegiatan ini membantu pengembangan dari proses seperti penyelidikan, 
hipotesis, generalisasi dan berdiskusi. 
Pada kegiatan Class discussion and Conclusion, ini para siswa akan memulai 
berdiskusi dengan apa yang telah mereka temukan. Guru seharusnya memberi 
masukan untuk mengembangkan ide dan membuat kesimpulan dan selanjutnya 
kegiatan Consolidation and practice melibatkan para siswa untuk berlatih contoh-contoh 
pada level yang tepat sehingga keterampilan mereka menjadi lebih baik dan 
konsepnya menjadi jelas. 
Berdasar penjelasan di atas maka siswa dalam pembelajaran matematika 
haruslah melibatkan diri untuk melakukan, mengungkapkan dan merekam apa yang 
telah dipelajarinya secara terus menerus, sehingga proses tersebut dapat digambarkan 
sebagai berikut : 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
Melakukan 
(do) 
Merekam 
(record) 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 14 
Mengungkapkan 
(talk)
Pembelajaran dengan cara eksplorasi ini dapat diselenggarakan secara 
individu atau kelompok dan sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika 
sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika tersebut. Dengan cara ini siswa 
diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses mengerjakan atau melakukan kegiatan 
matematika dan dihadapkan pada situasi dimana siswa bebas menyelidiki yang terkait 
dengan pengetahuan matematika,mendapatkan pola atau keteraturan menyusun 
dugaan, mencari data yang dapat mendukung dugaan, menyusun kesimpulan dengan 
dukungan data . Terkaan intuisi dan mencoba-coba hendaknya dianjurkan dan guru 
sebagi penunjuk jalan dan membantu siswa agar menggunakan ide , konsep dan 
keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. 
Dalam pembelajaran dengan cara eksplorasi,peran siswa cukup besar karena 
pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. Guru memulai kegiatan 
belajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir 
kelas untuk kegiatan seperti pemecahan masalah, investigasi atau aktivitas lainnya. 
Pemecahan masalah merupakan suatu tahap yang penting dan menentukan. Karena 
dengan membiasakan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dapat diharapkan 
akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika , karena 
siswa dilibatkan dalam berpikir matemtika pada saat manipulasi, eksprimen dan 
menyelesaikan masalah. 
B. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 
Agar pelaksanaan pembelajaran matematika dengan cara eksplorasi ini 
berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika 
sebagi berikut : 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 15
1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data 
secukupnya, perumusannya harus jelas , hindari pernyataan yang 
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. 
2. Dari data yang diberikan guru, usahakan siswa melakukan kegiatan : 
misalnya untuk mencoba-coba , membuat diagram,mengumpulkan data 
membuat table, menentukan pola menyusun dugaan, mencari data lain 
yang dapat mendukung penyelesaian dan menyusun kesimpulan dengan 
dukungan data yang ada. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan 
sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa 
untuk melangkah kearah yang hendak dituju, misalnya melalui 
pertanyaan-pertanyaan. 
3. Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya. 
4. Bila dipandang perlu prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut diatas 
diperiksa guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran 
prakiraan siswa, sehingga menuju arah yang hendak dicapai. 
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan tersebut , 
maka verbalisasi prakiraan sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk 
menyusunnya. Disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak 
menjamin 100% kebenaran prakiraan. 
6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan 
soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan 
itu benar. 
7. 
C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 
1. Kelebihan dari Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 
a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 16
b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-menemukan). 
c. Mendukung kemampuan problem solving siswa. 
d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan 
guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa 
Indonesia yang baik dan benar. 
e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan tinggi dan 
lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses 
menemukannya. 
2. Kekurangan dari Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi antara lain adalah: 
a. Untuk materi tertentu , waktu yang tersita lebih lama. 
b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 
Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti 
dengan model ceramah. 
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya 
topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan 
dengan cara eksplorasi. 
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi dalam menentukan 
Luas Daerah Segitiga , yang dihubungkan dengan Fungsi Trigonometri. 
Berdasarkan uraian diatas bahwa Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 
dapat diterapkan dalam Pelajaran Matematika, dan penulis mencoba mengambil 
salah satu Kompetensi yang ada pada Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) kelas X 
Jurusan Teknologi , Kesehatan dan Pertanian Yaitu Materi Trigonometri mengnai 
Luas Daerah Segitiga. 
Luas daerah Segitiga pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), sudah 
diajarkan dengan menggunakan rumus L= 
atau disimbolkan dengan L = 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
1 
2 
(alas × tinggi) atau L = 
푎푙푎푠 ×푡푖푛푔푔퐼 
2 
1 
2 
at , dengan a adala alas dan t adalah tinggi. 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 17
Rumus diturunkan dari rumus Luas sebuah persegi panjang, dimana luas 
sebuah persegi panjang yang dibagi dua maka akan mengasilkan luas sebuah 
segitiga yang dibentuk dari persegi panjang tersebut. Secara geometri dapat kita 
perhatikan gambar berikut : 
A B 
D C 
Panjang (P)= alas(a) 
Lebar (l) = tinggi (t) 
Dari gambar diatas dapat kita nyatakan bahwa luas Persegi Panjang ABCD 
adalah L = p × l, dan apabila Persegi panjang itu dibagi menjadi dua bagian sama 
besar menurut diagonal AC, maka akan terdapat dua daerah segitiga yang 
mempunyai luas yang sama yaitu Δ ABC dan ΔACD, sehingga luas segitiga 
tersebut bisa ditentukan dengan membagi luas persegi panjang tersebut menjadi 
dua. Atau jika dinyatakan dalam bentuk rumusan maka : 
L( Δ ABC) = 
panjang Persegi panjang merupakan alas dari Δ ABC, dan lebar persegi panjang 
Δ ABC. Sehingga secara umum rumus Luas Segitiga adalah ; L = 
푡푖푛푔푔푖) atau dengan lambang , alas = a, dan tinggi = b, maka L = 
Pada materi Trigonometri SMK kelas x Jurusan Teknologi , Kesehatan dan 
Pertanian ,mengenai luas daerah segitiga turut disampaikan, namun rumusnya 
dikaitkan dengan fungsi trigonometri. 
Pembelajaran Materi Trigonometri mengenai luas daerah segitiga dengan 
cara Eksplorasi , akan penulis coba sampaikan yaitu dalam bentuk Rencana 
Pelaksanaan Pembelajarannya. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
풑 × 풍 
ퟐ 
atau data dinyatakan sebagai L( Δ ABC) = 
풂 × 풕 
ퟐ 
, karena 
1 
2 
(푎푙푎푠 × 
1 
2 
at. 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 18
Dalam pembelajaran ini yang harus dipersiapkan oleh guru adalah 
Lembar Tugas dan Lembar Kerja Siswa untuk menemukan Luas Daerah Segitiga 
dalam kaitannya dengan fungsi trigonometri atau bentuk lain yang berbeda dengan 
bentuk yang sudah diajarkan sewaktu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 
seperti yang sudah dibicarakan di atas. 
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru masih melakukan bimbingan 
namun siswa tetap diberikan kesempatan untuk menemukan luas segitiga dalam 
bentuk lain tersebut. 
Model Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi ini yang penulis bahas hanya 
satu indikator, masih perlu dikembangkan indikator yang lain. Rencana 
Pelaksanaan Pembelajarannya dapat disajikan sebagai berikut : 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
(RPP) 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 19
Satuan Pendidikan : SMK 
Mata Pelajaran : Matematika 
Kelas/Semester : X/2 
Standar Kompeteni :7.MenerapkanPerbandingan fungsi, persamaan 
dan identitas trigonometri dalam pemecahan maalah. 
Kompetensi Dasar : 7.4. Menentukan Luas Segitiga 
Indikator : Luas daerah segitiga dapat ditemukan 
rumusnya. 
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. 
A.Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menentukan 
rumus luas daerah segitigayang terkait dengan fungsi trigonometri . 
B. Model Pembelajaran,metode pembelajaran dan Sarana 
Model Pembelajaran : Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 
Metode : 
1. Pemberian Tugas. 
2. Tanya jawab 
3. Diskusi kelompok. 
Sarana : Materi ajar/buku paket/modul/LKS/LT 
C. MATERI 
LUAS SEGITIGA 
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 
1. Kegiatan Pendahuluan (kegiatan awal) 
a. Guru menginformasika tujuan belajar dan pokok-pokok materi 
yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 20
b. Guru melakukakan apersepsi berupa eksplorasi yaitu dengan Tanya 
jawab guru mengingatkan tentang luas daerah segitiga dan rumusnya 
yang sudah dipelajari pada jejang pendidikan sebelumnya. 
c. Guru memberikan penjelasan tentang cara belajar siswa. 
2. Kegiatan inti 
a. Guru mengemukakan permasalahan kontekstual yang berkaitan 
dengan luas daerah segitiga, misalnya dengan memberikan tugas 
kepada siswa untuk membuat segitiga sembarang dari kertas kemudian 
diminta mencari luasnya. Dari kegiatan tersebut bagaimana untuk 
mendapatkan luas daerah segitiga tersebut , berikan penjelasan dengan 
tanya jawab apabila siswa mengalami kesulitan, dengn cara 
mengadakan eksplorasi dimulai dengan kertas yasng dilipat seperti 
berikut : 
(1). Dengan menggunakan segitiga ABC, lipat titik sudut C ke sisi BC, 
sedemikian sehingga lipatan ,melalui titik A. 
(2). Lipatan AD merupakan tinggi segitiga melalui titik A. 
(3). Keterangan di atas dapat digambarkan sebagai berikut : 
A 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
D 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 21 
C 
B 
C 
A 
B 
A 
C 
C/D B 
Tinggi segitiga 
ABC 
A
Kemudian guru mengajak siswa untuk menyelesaikan tugas yang harus 
diselesaikan siswa secara berkelompok (kelompok kecil) dari kegiatan eksplorasi di 
atas. 
b. Dengan bimbingan guru, siswa akan menyelidiki dan menemukan suatu 
kesimpulan jawaban dari tugas yang diberikan yaitu setelah siswa 
melakukan aktivitas dengan diskusi didalam kelompoknya untuk 
menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kemudian guru berkeliling untuk 
mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja siswa serta gutu 
membimbing dengan dialog yang memperlihatkan interaksi antara guru 
dengan beberapa siswa sehingga siswa dapat menarik kesimpulan. 
c. Guru memberi Lembar Kerja Siswa yang berisi tentang menentukan Luas 
Daerah Segitiga dengan bentuk lain kepada siswa untuk diselesaikan. 
d. Siswa menyelesaikan lember kerja. 
e. Siswa wakil kelompok atau yang ditunjuk guru menjawab pertanyaan yang 
diajukan guru dari hasil yang diperoleh kelompoknya. 
f. Dengan tanya jawab, guru dan siswanya menyimpulkan tentang jawaban 
yang benar. 
g. Kegiatan refleksi, yaitu dengan tanya jawab guru menggali tentang apa-apa 
yang belum dikuasai oleh siswa dengan beberapa pertanyaan dari guru 
mengenai luas daerah segitiga. 
3. Kegiatan Akhir (Penutup) 
a. Siswa diminta untuk merangkum (membuat catatan-catatan penting ) dari 
kegiatan berikut ini . 
b. Guru memberi tugas pekerjaan rumah (PR). 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 22
E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 
1. Modul Trigonometri. 
2. Lembar Tugas. 
3. Lembar Kerja Siswa. 
F. PENILAIAN 
Penilaian diberikan secara on going Assesment pada waktu kegiatan 
pembelajaran berlangsung yakni dilaksanakan pada saat siswa mengerjakan tugas 
dan tanya jawab pada waktu menemukan rumus luas daerah segitiga. 
Drs.Firdaus,MM 
NIP 1970306 199503 1 001 
BAB IV 
PENUTUP 
1. Kesimpulan 
Dari pemaparan menganai Pembelajaran Matematika dengan Cara 
Eksplorasi dapat penulis simpulkan bahwa : 
a. Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran 
matematika pada masa sekarang , telah banyak dikembangkan metode-metode 
yang bersifat behavioristik ( memanusiakan manusia), seperti :student active 
learning , quantum learning, quantum teaching dan accelerated learning. 
b. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada 
dilingkungannya 
c. Istilah Eksplorasi sudah muncul pada Kurikulum 2004. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
Banjarbaru, Jan. 2012 
Guru Mata Pelajaran 
Mengetahui 
Kepala Sekolah Akhmad Hanafiah,S.Pd 
NIP 19670822 199501 1001 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 23
d. Dalam pembelajaran dengan cara eksplorasi,peran siswa cukup besar karena 
pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. 
e. Pembelajaran dengan cara Eksplorasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. 
f. Cara eksplorasi bisa digunakan untuk meningktakan kemampuan berpikir 
siswa dan juga sebagai motivasi dalam mempelajari matematika, jika guru 
kreatif dalam memanfaatkannya. 
2. Saran-Saran 
a. Model pembelajaran dengan cara Eksplorasi ini hanyalah salah satu alternatif 
model pembelajaran dalam pengajaran matematika, guru dapat menggunakan 
model yang lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Jadi tidak 
ada model pembelajaran yang lebih baik tanpa usaha guru untuk memperbaiki 
proses pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan materi tersebut. 
b. Guru diharapkan dapat lebih mengembangkan lagi model pembelajaran ini 
dan lebih baik memperaktekkannya terlebih dahulu kedalam kelas, kemudian 
mengembangkan model tersebut kedalam materi yang lain supaya proses 
pembelajaran lebih bermakna. 
c. Untuk lebih mengarah kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa 
hendaknya guru matematika lebih banyak menguasai macam-macam model 
pembelajaran. 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 24
DAFTAR PUSTAKA 
Badudu-Zain.1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia : Jakarta Pustaka Sinar Harapan 
Max A.Sobel. 2004. Mengajar Matematika. Jakarta : Penerbit Erlangga. 
Markaban. 2007. Pembelajaran Matematika Dengan Cara Eksplorasi.Yogyakarta 
Suciptoardi .2010.Teori Belajar. (http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-belajar- 
Fadjar Sadiq.2006. Bagaimana Mengintegrasikan Kegiatan Eksplorasi Di Kelas ? . 
Edi Prasyitno.2006.MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Yogyakarta.UNY. 
Dimyati Dr dan Mudjiono.Drs.2006. Belajar dan Pembelajaran :Penerbit RINEKA 
Colin Rose dan Malcolm J.Nicholl 2006 : Cara Belajar Cepat Abad XXI : Penerbit 
Muh.Uzer Usman.1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja 
Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 
:P4TK 
gagne/ 
(fadjar_p3g@yahoo.com &www.fadjarp3g.wordprees.com) 
CIPTA 
Nuansa. 
Rosdakarya. 
(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 25

Contenu connexe

Tendances

RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013
RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013
RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013Yoshiie Srinita
 
RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13randiramlan
 
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013Fardyani Narwis
 
Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013
Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013
Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013Zulyy Zelyytta
 
Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)
Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)
Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)Vivin Dolpin
 
Rpp pecahan Problem basic Learning
Rpp pecahan Problem basic LearningRpp pecahan Problem basic Learning
Rpp pecahan Problem basic LearningChyntia Avianti
 
Rpp aturan_sinus_dan_kosinus
Rpp aturan_sinus_dan_kosinusRpp aturan_sinus_dan_kosinus
Rpp aturan_sinus_dan_kosinusAli Tamam
 
5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat
5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat
5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minatMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learningcontoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learningrikoagustinus57
 
RPP BILANGAN KURIKULUM 2013
RPP BILANGAN KURIKULUM 2013RPP BILANGAN KURIKULUM 2013
RPP BILANGAN KURIKULUM 2013Ana Safrida
 
Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)eli priyatna laidan
 
Rpp matematika sma xi wajib bab 4
Rpp matematika sma xi wajib bab 4Rpp matematika sma xi wajib bab 4
Rpp matematika sma xi wajib bab 4eli priyatna laidan
 
RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013randiramlan
 
Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013
Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013
Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013umar fauzi
 
RPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, Statistika
RPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, StatistikaRPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, Statistika
RPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, Statistikaidapurnama7475
 
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCHMEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCHUniversitas Pendidikan Indonesia
 
RPP Statistik
RPP StatistikRPP Statistik
RPP Statistikxak1g13
 
Rpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematikaRpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematikaluqmanabdulaziz
 

Tendances (20)

RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013
RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013
RPP Transformasi SMP Kelas VII Kurikulum 2013
 
RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13
 
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
Rpp pertidaksamaan rasional dan irasional kurikulum 2013
 
Rpp statistika
Rpp statistikaRpp statistika
Rpp statistika
 
Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013
Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013
Rpp Statistika kelas XI Kurikulum 2013
 
Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)
Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)
Rpp ict (ahmad feri muhtadin, reynaldi ariyanto, dan pipin ridmaningsih)
 
Rpp pecahan Problem basic Learning
Rpp pecahan Problem basic LearningRpp pecahan Problem basic Learning
Rpp pecahan Problem basic Learning
 
Rpp pecahan
Rpp pecahanRpp pecahan
Rpp pecahan
 
Rpp aturan_sinus_dan_kosinus
Rpp aturan_sinus_dan_kosinusRpp aturan_sinus_dan_kosinus
Rpp aturan_sinus_dan_kosinus
 
5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat
5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat
5. geometri bidang datar - rpp x mia peminatan - rpp x iis lintas minat
 
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learningcontoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
 
RPP BILANGAN KURIKULUM 2013
RPP BILANGAN KURIKULUM 2013RPP BILANGAN KURIKULUM 2013
RPP BILANGAN KURIKULUM 2013
 
Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)
Rpp matematika sma xii peminatan bab 5 (dimensi tiga)
 
Rpp matematika sma xi wajib bab 4
Rpp matematika sma xi wajib bab 4Rpp matematika sma xi wajib bab 4
Rpp matematika sma xi wajib bab 4
 
RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
RPP PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
 
Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013
Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013
Rpp peluang pertemuan 1dan 2 kelas 7 kur 2013
 
RPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, Statistika
RPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, StatistikaRPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, Statistika
RPP Kurikulum 2013,LATIHAN SCIENTIFIC, Statistika
 
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCHMEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
 
RPP Statistik
RPP StatistikRPP Statistik
RPP Statistik
 
Rpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematikaRpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematika
 

Similaire à Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiCha Aisyah
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Iip Muzdalipah
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiasinaramdhani
 
Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikVeronika Citra
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 

Similaire à Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga (20)

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
 
A410050066
A410050066A410050066
A410050066
 
Latihan ptk anjur, sman4 merlung
Latihan ptk anjur, sman4 merlungLatihan ptk anjur, sman4 merlung
Latihan ptk anjur, sman4 merlung
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
 
Karil Muhamad Syahril
Karil Muhamad SyahrilKaril Muhamad Syahril
Karil Muhamad Syahril
 
Skripsi yang benar
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benar
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Agissssss
AgissssssAgissssss
Agissssss
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Pendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistikPendekatan Pembelajaran realistik
Pendekatan Pembelajaran realistik
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18  teboPtk ilham dani,s.pd sma n 18  tebo
Ptk ilham dani,s.pd sma n 18 tebo
 

Dernier

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 

Dernier (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 

Pembelajaran materi trigonometri dalam menentukan luas daerah segitiga

  • 1. 1.1. Latar Belakang Kesulitan siswa dalam belajar matematika merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh guru Matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain berkenaan dengan memahami konsep matematika, pemecahan masalah, penalaran matematika, mengkaitkan pelajaran terdahulu dengan yang dihadapi, komunikasi matematika , menterjemahkan soal cerita dan lain-lain. Sebagai seorang guru tentu saja kita tidak berdiam diri apabila permasalahan itu muncul pada situasi kita mengajar, harus ada upaya-upaya yang dilakukan demi memperbaiki dan menolong siswa agar dalam menerima pelajaran matematika tidak mengalami kesulitan yang berarti. Dan pemahaman serta penguasaan terhadap pelajaran matematika dapat tercapai dengan baik. Banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu pelajaran selama 45 menit dengan melakukan kegiatan sebagai berikut : 30 menit, membahas soal-soal yang lalu. 10 menit , memberi pelajaran baru. 5 menit , memberi tugas kepada murid-murid. Pendekatan ini yang rutin dilakukan hampir setiap hari, hal ini hanya dapat dikategorikan sebagai tiga M : Membosankan, Membahayakan, Merusak seluruh minat siswa. Meskipun penting untuk membahas tugas-tugas yang telah diberikan , tetapi seorang guru tidak perlu memulai pelajaran seperti cara diatas, dan seharusnya tidak menggunakan sebagian besar waktunya dikelas untuk membahas tugas-tugas yang Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi BAB I PENDAHULUAN (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 1
  • 2. lalu. Lima menit pertama sering berarti sebagai sukses atau gagalnya suatu pelajaran . Dengan demikian penting sekali untuk membahas cara-cara memulai pelajaran agar dapat menarik perhatian siswa. (Max.A.Sobel, dan Evan M.Maletsky ,2003 : 2) Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal yang utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran matematika pada masa sekarang , telah banyak dikembangkan metode-metode yang bersifat behavioristik ( memanusiakan manusia), seperti : student active learning , quantum learning, quantum teaching dan accelerated learning. Seluruh metode tersebut digunakan dalam rangka revolusi belajar yang melibatkan guru dan siswa sebagai satu kesatuan yang mempunyai hubungan timbal balik. Guru berperan sebagai pengajar sekaligus fasilitator sedangkan siswa merupakan individu yang belajar. Untuk mengatasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar perlu disusun model pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran matematika sesuai dengan tujuan. Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi kecendrungan untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut, sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu dari pembelajaran yang terpusat pada guru di ubah menjadi pembelajaran terpusat pada siswa. Salah satu alternatif untuk mengubah pembelajaran tersebut yakni model pembelajaran matematika dengan cara eksplorasi. Eksplorasi adalah bentuk pembelajaran yang menuntut siswa untuk menghubung-hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan dan data lainnya, menyimpulkan dan melakukan analisis yang logis membuat model matematikanya, menyusun dugaan dan berabtraksi. Dan intinya siswa dapat meningkatkan kemampuan berimajinasi, berintuisi, berpikir divergen, melahirkan Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 2
  • 3. karya yang orisinal, memprediksi dan menduga, mencoba-coba serta untuk memfasilitasi rasa ingin tahu siswa. (Fadjar sadiq - p3gq@yahoo.com ) 1.2. Identifikasi Masalah Sebelum menentukan bentuk pendekatan dalam proses pembelajaran matematika, terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah yang menyangkut kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran matematika. 1.2.1 Kondisi Siswa 1.2.2. Kondisi Guru a.Kurangnya kepercayaan guru terhadap kemampuan siswa. b. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan model c. Minimnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran. 1.2. 3. Kondisi Pelaksanaan Pembelajaran a. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ceramah. b. Komunikasi searah, interaksi kurang. 1.3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1.3.1. Apakah siswa sudah mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar matematika dan bagaimana cara untuk meningkatkan motivasi tersebut. 1.3.2. Apakah siswa selalu siap dalam mengikuti pelajaran matematika, dan bagaimana usaha guru agar siswa mau dan berusaha untuk siap mengikuti pembelajaran matematika.. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi a. Kurangnya Motivasi dalam belajar. b. Kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. c. Kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. d. Potensi siswa belum dimanfaatkan secara optimal. pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 3
  • 4. 1.3.3. Bagaimana meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika ,menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh ? 1.3.4. Bagaimana caranya guru memanfaatkan potensi siswa secara maksimal dalam setiap kegiatan belajar mengajar, dan menggali kemampuan-kemampuan matematika dasar siswa dalam kaitannya untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan ? 1.3.5. Apakah guru sudah timbul rasa kepercayaannya terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran matematika ? 1.3.6. Bagaimana meningkatkan pengetahuan guru matematika tentang model-model pembelajaran yang membantu dalam kegiatan belajar mengajar ? 1.3.7. Apakah guru matematika sudah mulai mengurangi cara pengajaran yang konvensional dan mengalihkannya kepada cara pengajaran yang berpusat pada siswa ? 1.4. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1.4.1. Memberikan alternatif tentang bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. 1.4.2. Agar pembaca dapat meningkatkan kompetensi dalam mengelola pembelajaran matematika di sekolah khususnya dengan munggunakan cara eksplorasi. 1.4.3. Dapat dijadikan sebagai referensi di perpustakaan. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 4
  • 5. 1.5. Batasan Masalah Masalah yang di kemukakan pada Karya Tulis ini hanya berkenaan dengan Model Pembelajaran Matematika dengan Cara Eksplorasi pada Materi Trigonometri, dalam menentukan rumus Luas Daerah Segitiga. 1.6. Metode Penulisan Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan Karya Tulis ini adalah : 1.6.1. Metode Kepustakaan, yaitu cara mengumpulkan informasi dengan membaca referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang ditulis. 1.6.2. Metode Observasi, yaitu cara mengumpulkan data dengan melihat kondisi langsung di lapangan terkait dengan permasalahan (terutama dilingkungan kelas pada saat guru mengajar). Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 5
  • 6. 2.1. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENURUT BEBERAPA AHLI Belajar adalah berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, berusaha agar dapat terampil mengerjakan sesuatu. (Prof.Dr.Js Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia , 1996 : 19). Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Jadi siswa merupakan penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungannya. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.(Dimyati,2006:7). Beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli dapat di paparkan sebagai berikut : 2.1.1.Teori Belajar Menurut Jerome S. Brunner ( dalam Hudoyo, 1990 : 48), yang dikutip oleh Suciptoardi pada blognya (http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-belajar-gagne/) Belajar matematika adalah belajar mengenai konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Bruner membagi perkembangan intelektual anak dalam tiga kategori, yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Penjelasan ini mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi BAB II TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 6
  • 7. informasi baru, transformasi informasi dan menuju relevansi dan ketepatan pengetahuan. Bruner mengemukakan 4 dalil yang penting dalam pembelajaran matematika ; 2.1.1.1. Dalil Penyusunan. Konsep dalam matematika akan lebih bermakna jika siswa mempelajarinya melalui penyusunan representasi obyek yang dimaksud dan dilakukan secara langsung. Misalnya jika seorang guru menjelaskan arti bilangan 9 (sembilan), maka seyogyanya guru meminta siswa untuk menyajikan sebuah himpunan yang jumlah anggotanya sembilan. Dari beberapa pandangan tentang dalil penyusunan Bruner, maka dapat disimpulkan bahwa siswa hendaknya belajar melalui partisipasi aktif dalam memahami konsep, prinsip, aturan dan teori. Hal ini dapat diperoleh melalui pengalaman dalam melakukan eksprimen atau percobaan yang memungkinkan siswa untuk memahami konsep, prinsip, aturan dan teori itu sendiri. 2.1.1.2. Dalil Notasi Notasi memiliki peranan yang penting dalam penyajian konsep. Penggunaan notasi dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan mental anak. Penyajiannya dilakukan dengan pendekatan spiral, dimana setiap ide-ide matematika disajikan secara sistematis dengan, menggunakan notasi-notasi yang bertingkat. 2.1.1.3 Dalil Kekontrasan dan Keanekaragaman. Pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep, dipahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang banyak sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 7
  • 8. 2.1.1.4 . Dalil Pengaitan Materi dalam pelajaran matematika dikenal dengan hirarki yang sangat ketat. Suatu topik akan menjadi sulit dipahami oleh siswa manakala belum menguasai materi prasarat yang dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa kaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain dan satu teori dengan teori yang lain sangat erat. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya dalam melihat atau mengkaji kaitan antara suatu topik dengan topik yang lain atau satu konsep dengan konsep yang lain, yang dipelajarinya. 2.2. Teori Belajar Robert M.Gagne Pandangan Gagne tentang belajar dikelompokkan menjadi 8 tipe : Kedelapan tipe tersebut adalah belajar dengan (1) isyarat (signal) ,(2) stimulus respon, (3) rangkaian gerak ( motor chaining), (4) rangkaian verbal (verbal chaining), (5) memperbedakan ( diskrimination learning), (6) Pembentukan konsep (concepst formation), (7) Pembentukan aturan (principle formation),(8) Pemecahan masalah (problem solving). Diantara 8 tipe belajar yang dikemukakan Gagne yang erat kaitannya dengan permasalahan Matematika ada 2 macam yaitu : 2.2.1. Rangkaian Verbal Rangkaian verbal dalam pembelajaran matematika dapat berarti mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan konsep, simbol, definisi,aksioma, lemma atau teorema dalil atau rumus.Sedangkan pengertian rangkaian verbal itu sendiri menurut Ruseffendi (1988), yang dikuatip oleh (Sucipto dalam blog-nya) adalah perbuatan lisan terurut dari dua rangkaian kegiatan atau lebih stimulus respon. Dengan memperhatikan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian verbal dapat mengantarkan Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 8
  • 9. siswa dalam mengaitkan antara skemata yang telah dimiliki siswa dengan unsur-unsur dalam matematika yang akan dipelajarinya. 2.2.2. Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pengajuan masalah matematika merupakan pengembangan dari pembelajaran dengan pemecahan masalah matematika. Tuntutan kemampuan siswa untuk memahami masalah, merencanakan dan menjalankan strategi penyelesaian masalah. Untuk meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah matematika , maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membiasakan siswa mengajukan masalah,soal atau pertanyaan matematika sesuai dengan situasi yang diberikan oleh guru. (Dikutip oleh Sucipto dalam Sutawijaya ( 1998) ) Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung antara lain : kemampuan menyelidiki,kemampuan memecahkan masalah, ketekunan, ketelitian, disiplin diri, bersikap positif terhadap matematika. Sedangkan objek tak langsung berupa ; fakta, keterampilan, konsep dan prinsip. Menurut Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993:5), yang dikutip oleh Edi Prajitno (2007:7), Pembelajaran adalah merupakan suatu proses belajar dan mengajar dengan segala interaksi didalamnya. Menurut kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 6) dalam Edi Prajitno (2007 : 8 ). Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan aktivitas kreatif, yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran , divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif. Untuk Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 9
  • 10. mewujudkan tujuan itu dalam pembelajaran matematika guru hendaknya memilih dan menggunakan metode/pendekatan yang banyak melibatkan siswa secara aktif dalam belajar baik secara mental, fisik maupun sosial. Siswa dibawa kearah memahami, menebak, berbuat, mencoba, mampu menjawab pertanyaan mengapa dan kalau mungkin mendebat. Prinsif belajar aktif inilah yang diharapkan mampu menumbuhkan sasaran pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis. (Edi Prajitno, 2007 :8). A. Memotivasi Pembelajaran Matematika Max.A sobel,(2003 :31). Mengatakan bahwa hampir setiap guru matematika setuju akan pentingnya motivasi yang benar untuk mengajarkan matematika. Murid-murid kecuali yang memang secara alami sudah senang terhadap matematika , perlu diberi rangsangan melalui teknik dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap matematika. Hanya dengan cara yang demikian kita dapat menghilangkan masalah-masalah seperti kegelisahan terhadap matematika, yang merupakan masalah umum bertahun-tahun. Murid-murid akan belajar secara efektif jika mereka benar-benar tertarik terhadap pelajarannya. Akan tetapi sulit bagi kebanyakan guru untuk menemukan persediaan gagasan tentang penyampaian matematika secara menarik. Banyak guru yang terlibat dalam rutinitas menyampaikan materi pelajaran sehingga mereka kehilangan waktu dan energi untuk mencari hal-hal yang dapat memotivasi murid-muridnya. Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan dalam memotivasi siswa belajar yaitu : 1. Menyediakan kesempatan untuk menduga dan memperkirakan. Memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk menduga jawaban dari sebuah persoalan , tidak hanya akan memberi motivasi yang kuat dalam pengajaran, tetapi dapat juga membantu menemukan jawabannya. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 10
  • 11. Untuk membuat sebuah penemuan, pertama kali perlu membuat suatu dugaan dan dugaannyapun bisa jadi gegabah.Walaupun memang seharusnya demikian keadaannya , tetapi dugaan-dugaan ini perlu diikuti dengan pengujian agar menjadi bukti pendukung atas dugaan. 2. Menggunakan sesuatu yang bersifat “Matemagis” (Permainan Matematika). Permainan matematika dapat juga digunakan sebagai hal yang bisa memotivasi siswa dalam belajar matematika 3. Memperkenalkan Eksplorasi Matematika yang tidak umum. Hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika adalah melibatkan siswa secara aktif di dalam kelas daripada hanya sekedar sebagai pendengar yang pasif. Beberapa hal yang bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran, misalnya : Menghitung dengan jari tangan, bilangan-bilangan ajaib, perhitungan dengan cara cepat dan lain-lain. 4. Gunakan tantangan geometri Setiap guru seharusnya memiliki koleksi tentang geometri yang menarik seperti teka-teki sederhana, persoalan dan hal-hal aneh yang menimbulkan rasa ingin tahu dalam geometri untuk mengawali pelajaran, memperoleh perhatian, melibatkan dan memberi tantangan, sehingga memelihara minat siswa atau sekedar untuk memberi perubahan langkah. Misalnya tentang Poliomino yaitu sekumpulan persegi yang dihubungkan sepanjang sisi-sisinya. Bentuk yang paling sederhana adalah sebuah persegi yang disebut monomino. Dua persegi yang terhubung dinamakan domino, tiga persegi yang terhubung dinamakan triomino dan empat persegi yang terhubung dinamakan tetramino.Di dalam topik ini kita dihadapkan dengan banyak penyusunan yang mungkin dari gambar-gambar sedemikian hingga tidak ada yang kongruen satu sama lain. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 11
  • 12. Motivasi yang sesuai tergantung pada antusias dan imajinasi dari para guru dan motivasi tidak akan berguna bila guru tidak menunjukkan ketertarikannya pada pelajaran yang sedang diajarkan. B. Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi Menurut Tran Vui (2001:1), yang dikutip oleh Markaban (2007:8) menyatakan “ Inquiry learning, which is the tecnical term ascribed to investigative and exploratory educational activities,.... “artinya pembelajaran inkuiri (inquiri Learning) merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan kegiatan investigasi dan eksplorasi. Berkaitan dengan kegiatan investigasi dan eksplorasi tentunya ada hal-hal kegiatan yang sama dan juga kegiatan yang berbeda pada kegiatan tersebut. Ini sesungguhnya yang dipentingkan adalah pada aktivitas (activity) yang dapat ditampilkan siswa . Eksplorasi, yaitu guided exploration (eksplorasi terbimbing), modified exploration (eksplorasi yang di modifikasi) dan free exploration (eksplorasi bebas). Pembagian ini seperti halnya pada metode penemuan (discovery) ataupun pembelajaran inkuiri yaitu penemuan bebas dan penemuan terbimbing. Jerome Brunner dalam Cooney, Davis (197,...138) yang dikutip oleh Markaban (2007:9), penemuan adalah suatu proses atau suatu jalan dalam mendekati permasalahan, bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek membentuk dan menguji hipotesis. Didalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Tran vui (2001:1) dalam Markaban (2007:9), menyatakan bahwa ada tiga proses dalam kegiatan eksplorasi, yaitu : Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi Menurut Tran Vui (2001:3) menyatakan juga tentang tiga bentuk (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 12
  • 13. (1). Siswa memformulasikan masalah yang akan dipecahkannya. (2). Siswa berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. (3). Selama proses eksplorasi ini , siswa mempelajari, pengetahuan, teknik-teknik pemecahan masalah, konsep-konsep dasar dan percaya diri. Dalam kegiatan pembelajaran siswa diarahkan untuk menemukan sesuatu, merumuskan suatu hipotesa atau menarik suatu kesimpulan sendiri, karena eksplorasi ini merupakan suatu kegiatan dimana terjadi proses berpikir pada diri siswa sendiri , sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan (konsep atau prinsip). Kadang-kadang model eksplorasi ini memerlukan waktu lebih lama untuk seluruh kelas atau kelompok kecil siswa dalam menemukan pengetahuan tersebut. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi BAB III PEMBELAJARAN DENGAN CARA EKSPLORASI MATERI TRIGONOMETRI DALAM MENENTUKAN RUMUS LUAS SEGITIGA (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 13
  • 14. A. STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN CARA EKSPLORASI L.Logan (1988:1) dalam Markaban (2007:13) menyatakan suatu alternatif dalam strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru yang digambarkan sebagai berikut : Exploratory activity by students Class discussion and Conclusion Consolidation and Practice Pada kegiatan exploratory activity by student, siswa bekerja secara berpasangan atau kelompok, siswa diberi kegiatan yang didasari ide yang akan dipelajari. Dari berpikir dan berdiskusi secara aktif para siswa akan mendapat pemahaman dari kegiatan ini. Sebagai tambahan untuk mengembangkan kemampuan matematika, kegiatan ini membantu pengembangan dari proses seperti penyelidikan, hipotesis, generalisasi dan berdiskusi. Pada kegiatan Class discussion and Conclusion, ini para siswa akan memulai berdiskusi dengan apa yang telah mereka temukan. Guru seharusnya memberi masukan untuk mengembangkan ide dan membuat kesimpulan dan selanjutnya kegiatan Consolidation and practice melibatkan para siswa untuk berlatih contoh-contoh pada level yang tepat sehingga keterampilan mereka menjadi lebih baik dan konsepnya menjadi jelas. Berdasar penjelasan di atas maka siswa dalam pembelajaran matematika haruslah melibatkan diri untuk melakukan, mengungkapkan dan merekam apa yang telah dipelajarinya secara terus menerus, sehingga proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi Melakukan (do) Merekam (record) (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 14 Mengungkapkan (talk)
  • 15. Pembelajaran dengan cara eksplorasi ini dapat diselenggarakan secara individu atau kelompok dan sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika tersebut. Dengan cara ini siswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses mengerjakan atau melakukan kegiatan matematika dan dihadapkan pada situasi dimana siswa bebas menyelidiki yang terkait dengan pengetahuan matematika,mendapatkan pola atau keteraturan menyusun dugaan, mencari data yang dapat mendukung dugaan, menyusun kesimpulan dengan dukungan data . Terkaan intuisi dan mencoba-coba hendaknya dianjurkan dan guru sebagi penunjuk jalan dan membantu siswa agar menggunakan ide , konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. Dalam pembelajaran dengan cara eksplorasi,peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. Guru memulai kegiatan belajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti pemecahan masalah, investigasi atau aktivitas lainnya. Pemecahan masalah merupakan suatu tahap yang penting dan menentukan. Karena dengan membiasakan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dapat diharapkan akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika , karena siswa dilibatkan dalam berpikir matemtika pada saat manipulasi, eksprimen dan menyelesaikan masalah. B. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi Agar pelaksanaan pembelajaran matematika dengan cara eksplorasi ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika sebagi berikut : Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 15
  • 16. 1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas , hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. 2. Dari data yang diberikan guru, usahakan siswa melakukan kegiatan : misalnya untuk mencoba-coba , membuat diagram,mengumpulkan data membuat table, menentukan pola menyusun dugaan, mencari data lain yang dapat mendukung penyelesaian dan menyusun kesimpulan dengan dukungan data yang ada. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan. 3. Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya. 4. Bila dipandang perlu prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga menuju arah yang hendak dicapai. 5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan tersebut , maka verbalisasi prakiraan sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran prakiraan. 6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. 7. C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi 1. Kelebihan dari Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 16
  • 17. b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-menemukan). c. Mendukung kemampuan problem solving siswa. d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya. 2. Kekurangan dari Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi antara lain adalah: a. Untuk materi tertentu , waktu yang tersita lebih lama. b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan cara eksplorasi. D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi dalam menentukan Luas Daerah Segitiga , yang dihubungkan dengan Fungsi Trigonometri. Berdasarkan uraian diatas bahwa Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi dapat diterapkan dalam Pelajaran Matematika, dan penulis mencoba mengambil salah satu Kompetensi yang ada pada Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) kelas X Jurusan Teknologi , Kesehatan dan Pertanian Yaitu Materi Trigonometri mengnai Luas Daerah Segitiga. Luas daerah Segitiga pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), sudah diajarkan dengan menggunakan rumus L= atau disimbolkan dengan L = Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 1 2 (alas × tinggi) atau L = 푎푙푎푠 ×푡푖푛푔푔퐼 2 1 2 at , dengan a adala alas dan t adalah tinggi. (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 17
  • 18. Rumus diturunkan dari rumus Luas sebuah persegi panjang, dimana luas sebuah persegi panjang yang dibagi dua maka akan mengasilkan luas sebuah segitiga yang dibentuk dari persegi panjang tersebut. Secara geometri dapat kita perhatikan gambar berikut : A B D C Panjang (P)= alas(a) Lebar (l) = tinggi (t) Dari gambar diatas dapat kita nyatakan bahwa luas Persegi Panjang ABCD adalah L = p × l, dan apabila Persegi panjang itu dibagi menjadi dua bagian sama besar menurut diagonal AC, maka akan terdapat dua daerah segitiga yang mempunyai luas yang sama yaitu Δ ABC dan ΔACD, sehingga luas segitiga tersebut bisa ditentukan dengan membagi luas persegi panjang tersebut menjadi dua. Atau jika dinyatakan dalam bentuk rumusan maka : L( Δ ABC) = panjang Persegi panjang merupakan alas dari Δ ABC, dan lebar persegi panjang Δ ABC. Sehingga secara umum rumus Luas Segitiga adalah ; L = 푡푖푛푔푔푖) atau dengan lambang , alas = a, dan tinggi = b, maka L = Pada materi Trigonometri SMK kelas x Jurusan Teknologi , Kesehatan dan Pertanian ,mengenai luas daerah segitiga turut disampaikan, namun rumusnya dikaitkan dengan fungsi trigonometri. Pembelajaran Materi Trigonometri mengenai luas daerah segitiga dengan cara Eksplorasi , akan penulis coba sampaikan yaitu dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi 풑 × 풍 ퟐ atau data dinyatakan sebagai L( Δ ABC) = 풂 × 풕 ퟐ , karena 1 2 (푎푙푎푠 × 1 2 at. (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 18
  • 19. Dalam pembelajaran ini yang harus dipersiapkan oleh guru adalah Lembar Tugas dan Lembar Kerja Siswa untuk menemukan Luas Daerah Segitiga dalam kaitannya dengan fungsi trigonometri atau bentuk lain yang berbeda dengan bentuk yang sudah diajarkan sewaktu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) seperti yang sudah dibicarakan di atas. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru masih melakukan bimbingan namun siswa tetap diberikan kesempatan untuk menemukan luas segitiga dalam bentuk lain tersebut. Model Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi ini yang penulis bahas hanya satu indikator, masih perlu dikembangkan indikator yang lain. Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya dapat disajikan sebagai berikut : Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 19
  • 20. Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/2 Standar Kompeteni :7.MenerapkanPerbandingan fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan maalah. Kompetensi Dasar : 7.4. Menentukan Luas Segitiga Indikator : Luas daerah segitiga dapat ditemukan rumusnya. Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. A.Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menentukan rumus luas daerah segitigayang terkait dengan fungsi trigonometri . B. Model Pembelajaran,metode pembelajaran dan Sarana Model Pembelajaran : Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi Metode : 1. Pemberian Tugas. 2. Tanya jawab 3. Diskusi kelompok. Sarana : Materi ajar/buku paket/modul/LKS/LT C. MATERI LUAS SEGITIGA D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Pendahuluan (kegiatan awal) a. Guru menginformasika tujuan belajar dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 20
  • 21. b. Guru melakukakan apersepsi berupa eksplorasi yaitu dengan Tanya jawab guru mengingatkan tentang luas daerah segitiga dan rumusnya yang sudah dipelajari pada jejang pendidikan sebelumnya. c. Guru memberikan penjelasan tentang cara belajar siswa. 2. Kegiatan inti a. Guru mengemukakan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan luas daerah segitiga, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat segitiga sembarang dari kertas kemudian diminta mencari luasnya. Dari kegiatan tersebut bagaimana untuk mendapatkan luas daerah segitiga tersebut , berikan penjelasan dengan tanya jawab apabila siswa mengalami kesulitan, dengn cara mengadakan eksplorasi dimulai dengan kertas yasng dilipat seperti berikut : (1). Dengan menggunakan segitiga ABC, lipat titik sudut C ke sisi BC, sedemikian sehingga lipatan ,melalui titik A. (2). Lipatan AD merupakan tinggi segitiga melalui titik A. (3). Keterangan di atas dapat digambarkan sebagai berikut : A Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi D (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 21 C B C A B A C C/D B Tinggi segitiga ABC A
  • 22. Kemudian guru mengajak siswa untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok (kelompok kecil) dari kegiatan eksplorasi di atas. b. Dengan bimbingan guru, siswa akan menyelidiki dan menemukan suatu kesimpulan jawaban dari tugas yang diberikan yaitu setelah siswa melakukan aktivitas dengan diskusi didalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kemudian guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja siswa serta gutu membimbing dengan dialog yang memperlihatkan interaksi antara guru dengan beberapa siswa sehingga siswa dapat menarik kesimpulan. c. Guru memberi Lembar Kerja Siswa yang berisi tentang menentukan Luas Daerah Segitiga dengan bentuk lain kepada siswa untuk diselesaikan. d. Siswa menyelesaikan lember kerja. e. Siswa wakil kelompok atau yang ditunjuk guru menjawab pertanyaan yang diajukan guru dari hasil yang diperoleh kelompoknya. f. Dengan tanya jawab, guru dan siswanya menyimpulkan tentang jawaban yang benar. g. Kegiatan refleksi, yaitu dengan tanya jawab guru menggali tentang apa-apa yang belum dikuasai oleh siswa dengan beberapa pertanyaan dari guru mengenai luas daerah segitiga. 3. Kegiatan Akhir (Penutup) a. Siswa diminta untuk merangkum (membuat catatan-catatan penting ) dari kegiatan berikut ini . b. Guru memberi tugas pekerjaan rumah (PR). Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 22
  • 23. E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Modul Trigonometri. 2. Lembar Tugas. 3. Lembar Kerja Siswa. F. PENILAIAN Penilaian diberikan secara on going Assesment pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung yakni dilaksanakan pada saat siswa mengerjakan tugas dan tanya jawab pada waktu menemukan rumus luas daerah segitiga. Drs.Firdaus,MM NIP 1970306 199503 1 001 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Dari pemaparan menganai Pembelajaran Matematika dengan Cara Eksplorasi dapat penulis simpulkan bahwa : a. Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran matematika pada masa sekarang , telah banyak dikembangkan metode-metode yang bersifat behavioristik ( memanusiakan manusia), seperti :student active learning , quantum learning, quantum teaching dan accelerated learning. b. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungannya c. Istilah Eksplorasi sudah muncul pada Kurikulum 2004. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi Banjarbaru, Jan. 2012 Guru Mata Pelajaran Mengetahui Kepala Sekolah Akhmad Hanafiah,S.Pd NIP 19670822 199501 1001 (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 23
  • 24. d. Dalam pembelajaran dengan cara eksplorasi,peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. e. Pembelajaran dengan cara Eksplorasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. f. Cara eksplorasi bisa digunakan untuk meningktakan kemampuan berpikir siswa dan juga sebagai motivasi dalam mempelajari matematika, jika guru kreatif dalam memanfaatkannya. 2. Saran-Saran a. Model pembelajaran dengan cara Eksplorasi ini hanyalah salah satu alternatif model pembelajaran dalam pengajaran matematika, guru dapat menggunakan model yang lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Jadi tidak ada model pembelajaran yang lebih baik tanpa usaha guru untuk memperbaiki proses pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan materi tersebut. b. Guru diharapkan dapat lebih mengembangkan lagi model pembelajaran ini dan lebih baik memperaktekkannya terlebih dahulu kedalam kelas, kemudian mengembangkan model tersebut kedalam materi yang lain supaya proses pembelajaran lebih bermakna. c. Untuk lebih mengarah kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa hendaknya guru matematika lebih banyak menguasai macam-macam model pembelajaran. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 24
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Badudu-Zain.1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia : Jakarta Pustaka Sinar Harapan Max A.Sobel. 2004. Mengajar Matematika. Jakarta : Penerbit Erlangga. Markaban. 2007. Pembelajaran Matematika Dengan Cara Eksplorasi.Yogyakarta Suciptoardi .2010.Teori Belajar. (http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-belajar- Fadjar Sadiq.2006. Bagaimana Mengintegrasikan Kegiatan Eksplorasi Di Kelas ? . Edi Prasyitno.2006.MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Yogyakarta.UNY. Dimyati Dr dan Mudjiono.Drs.2006. Belajar dan Pembelajaran :Penerbit RINEKA Colin Rose dan Malcolm J.Nicholl 2006 : Cara Belajar Cepat Abad XXI : Penerbit Muh.Uzer Usman.1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi :P4TK gagne/ (fadjar_p3g@yahoo.com &www.fadjarp3g.wordprees.com) CIPTA Nuansa. Rosdakarya. (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 25