Dokumen tersebut membahas tentang perumusan permasalahan dalam penelitian, meliputi penemuan permasalahan secara formal dan informal, cara-cara penemuan permasalahan, keterkaitan antara rumusan permasalahan dengan hipotesis dan temuan penelitian, serta karakteristik dari rumusan permasalahan yang baik.
2. 2
Pendahuluan
“Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari
pekerjaan penelitian”
“Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu
masih hidup atau tidak adalah memastikan apakah bidang
ilmu tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan …
Tidak satu pun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu
yang sudah mati” [Mario Bunge]
Permasalahan yg ditemukan, selanjutnya perlu dirumuskan ke
dalam suatu pernyataan (problem statement)
3. 3
Penemuan permasalahan
Kegiatan menemukan permasalahan
didukung oleh survei ke perpustakaan
mengenali perkembangan bidang yg
diteliti deskripsi “latar belakang
permasalahan”
Definisi : Permasalahan sebagai
kesenjangan antara fakta dengan
harapan, antara tren perkembangan
dengan keinginan pengembangan,
antara kenyataan dengan ide.
Cara menemukan permasalahan :
‘formal’ atau ‘informal’. Formal
melibatkan prosedur yg sesuai dg
metodologi ttt
informal bersifat subjektif dan tidak
‘rutin’
5. 5
Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan
1. Rekomendasi suatu riset. Kesimpulan & saran penelitian lain (sebelumnya) kemungkinan
penelitian lanjutan
2. Analogi. Adalah suatu cara penemua permasalahan dg cara “mengambil” pengetahuan dari bidang
ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yg akan diteliti. Contoh “Apakah proses perancangan
perangkat lunak dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural ?”
3. Renovasi. Cara ini dipt dipakai utk mengganti komponen yg tdk cocok lagi dari suatu teori.
Tujuannya adlh untuk meningkatkan kemantapan suatu teori.
4. Dialektika, Peneliti dpt mengusulkan pendapat untuk menghasilkan suatu teori yg merupakan
tandingan dari teori yg ada.
5. Ekstrapolasi. Adl cara untuk menempukan permasalahan dengan membuat tren suatu teori
(permasalahan) yg dihadapi
6. Morfologi. Adl suatu cara utk mengkaji kemungkinan2 kombinasi yg terkandung dlm suatu
permasalahan yg kompleks
7. Dekomposisi. Mrpk cara penjabaran suatu permasalahan ke dlm komponen-komponennya
8. Agregasi. Mrpk kebalikan dari dekomposisi, peneliti mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dr
beberapa penelitian (bidang) dan mengumpulkannya utk membentuk suatu permasalhan yg lbh
rumit dan kompleks
6. 6
Keterkaitan antara Rumusan Permasalahan dg Hipotesis dan
Temuan Penelitian
Adanya “benang merah” antara rumusan permasalahan dengan
hipotesis (jawaban sementara thdp permasalahan penelitian)
Adanya keterkaitan tiap rincian dalam temuan (sebagai jawaban
nyata terhadap permasalahan) dg tiap rincian dlm rumusan
permasalahan
‘Permasalahan, hipotesis, dan temuan’ berkaitan scr substantif dg
tinjauan pustaka (sebagai kajian terhadap isi khazanah ilmu
pengetahuan yg berkaitan dg permasalahan penelitian)
7. 7
Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan
1. Konjektur (naluriah). Naluri mrpk fakta apresiasi individu
terhadap lingkungannya.
2. Fenomenologi. Permasalahan dikaitkan dg fenomena (kejadian,
perkembangan) yg dpt diamati. Misal : Fenomena pemakaian
komputer sebagai alat bantu analisis seperti apakah
pendayagunaan komputer dlm proses perancangan aristektural.
3. Konsensus. Misal Konsensus : Kemiskinan bukan masalah lagi
bagi Indonesia
4. Pengalaman. Sumber bagi permasalahan (pengalaman
keberhasilan atau pun kegagalan)
8. 8
Perumusan Permasalahan
Pernyataan permasalahan merupakan
kesimpulan dari uraian ‘latar
belakang’.
Pernyataan permasalahan merupakan
‘jantung’ penelitian dan berfungsi sbg
pengarah bagi semua upaya dlm
kegiatan penelitian tsb.
Bentuk Rumusan permasalahan :
Satu pertanyaan (question)
Satu pertanyaan umum disusul oleh
beberapa pertanyaan yg spesifik
Satu pernyataan (statement) disusul
oleh beberapa pertanyaan
Hipotesis
Pernyataan umum disusul oleh
beberapa hipotesis
Topik Umum
Topik Khusus
Rumusan
Permasalahan
T
o
p
i
k
U
m
u
m
9. 9
Karakteristik Rincian Permasalahan
1. Setiap rincian permasalahan haruslah merupakan satuan yg dpt
diteliti
2. Setiap rincian terkait dg interpretasi data
3. Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi menjadi satu
kesatuan permasalahan yg lebih besar
4. Rincian yg penting saja yg diteliti (tdk perlu semua rincian
permasalahan diteliti)
5. Hindari rincian permasalahan yg tidak realistik
10. 10
Tambahan
Penelitian seharusnya sesuatu yang baru, menambahkan
pengetahuan baru pada bidang penelitian yang sebelumnya tidak
pernah dieksplorasi, atau belum dieksplorasi secara detail, dan atau
tidak dieksplorasi dengan cara yang diterapkan dalam penelitian
yang dikerjakan. Dengan kata lain, perlu diberikan alasan rasional
bagi penelitian yang dikerjakan (yaitu menjelaskan mengapa hal
tersebut dilakukan).
Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang akan dicari solusinya.
Masalah dapat diungkapkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
Masalah pertanyaan didefinisikan dengan mengajukan sebuah
pertanyaan yang jawabannya belum diketahui, dan yang dikaji dalam
penelitian yang kita kerjakan. Untuk mempermudah dapat pula
digunakan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau
tidak.
Hal-hal yang harus kamu perhatikan adalah sebagai berikut : Batasi
masalah. Pilih masalah yang dapat dipecahkan.
11. 11
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu ide untuk menyelesaikan suatu masalah. Hipotesis
merupakan kunci keberhasilan suatu eksperimen. Hipotesis merupakan salah
satu bentuk konkrit dari perumusan masalah.
Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk
membenarkan atau menolak hipotesis.
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan
hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang
diteliti.
Hipotesis berperan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan
memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien.
Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan
pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan
hipotesis.
Hipotesis menghubungkan dua faktor. Sebagai contoh, pada penelitian jamur
dengan judul apakah lampu mempengaruhi perkembang biakan jamur? , dua
faktor yang berhubungan adalah adalah lampu dan pertumbuhan jamur.
Hipotesis yang mungkin muncul untuk menjawab pertanyaan di atas adalah
saya percaya bahwa jamur tidak memerlukan cahaya untuk berkembang
biak.
12. 12
Hipotesis mengkonkritkan dan memperjelas masalah
yang diselediki, karena dalam hipotesis secara tidak
langsung ditetapkan lingkup persoalan dan jawabannya.
hipotesis memberikan arah dan tujuan pelaksanaan
penelitian, sehingga terhindarkan adanya penelitian
yang tak bertujuan.
Dengan hipotesis yang dirumuskan secara baik, proses
penelitian lebih terjamin akan berlangsung secara
teratur, logis dan sistematis menuju pada tujuan akhir
penelitian.
hipotesis, memberikan jalan yang cepat dan efisien ke
arah penyelesaian masalah. Tanpa hipotesis,
pengumpulan data dan informasi akan dilakukan secara
membabi-buta. Hipotesis memberikan batasan data
yang diperlukan atau sesuai dengan kebutuhan
penelitian
Hipotesis (cont.)
13. Tugas Mandiri
Analisalah apakah perumusan masalah yang Anda
lakukan di tugas (kuliah sebelumnya) sudah sesuai
dengan teori pada kuliah saat ini ?
Jika belum sesuai, perbaikilah !
13