2. Ekonomi Energi
• Prognosa pertumbuhan pemakaian energi
• Konservasi energi
• Pencemaran & Lingkungan hidup
• Kebijakan energi & alokasi SDE yang efisien
3. Ekonomi Energi
• Definisi :
Energi ekonomi adalah bidang yang mempelajari
pemanfaatan energi sebagai sumberdaya dan energi
sebagai komoditi
• Termasuk usaha untuk penyediaannya, konversinya,
pengirimannya dan pemanfaatannya.
• Struktur pasar dan peraturan pengendaliannya
• Distribusi dan dampak lingkungannya
• Pemanfaatannya secara efisien
5. EKONOMI SUMBER DAYA ALAM
DEFINISI
adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mencoba menerapkan
teori ekonomi (khususnya teori ekonomi mikro) dalam pengelolaan
sumber daya alam dan energi untuk memenuhi kebutuhan manusia
secara optimal (efisien) dan efektif) dan lestari
FUNGSI PRODUKSI
Pertumbuhan ekonomi agregat sering diartikan sebagai kenaikan
produksi nasional.
Fungsi Produksi menunjukkan hubungan antara keluaran (Output)
dengan jumlah masukan (input).
Secara sistematis dapat ditulis :
Y = f (L , K , R , T)
dimana
Y = jumlah produksi
L = jumlah tenaga kerja
K = kapital
T = Teknologi
R = jumlah barang sumberdaya alam
Dari fungsi produksi di atas sumberdaya alam bersama-sama
masukan lainnya menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi
6. PENTINGNYA SUMBERDAYA ALAM BAGI PEMBANGUNAN
EKONOMI
Sejarah menunjukkan masyarakat bisa mencapai kemakmuran karena berhasil
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.
Adam Smith : “ABSOLUTE COMPARATIVE ADVANTAGE” dengan teori tersebut
Adam Smith menyarankan agar setiap masyarakat berproduksi sesuai dengan
keunggulan komparatif yang dimiliki.
Jadi masyarakat yang kaya akan sumber daya akan lebih banyak berproduksi.
ISU- ISU POKOK DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
• SDA terbatas tersedianya
• Lokasi dari cadangan SDA terletak jauh dari yang memerlukan
• Adanya pergeseran para pengguna dari yang semula memakai SDA yang
renewable menjadi non renewable
• Pemanfaatan SDA yang tidak lagi bijaksana dan berpandangan jangka pendek
• belum adanya pertimbangan lingkungan
• Semakin meningkatnya ketergantungan kita pada SDA kelas rendah
• Semakin terbatasnya kondisi lingkungan global
• Peranan yang diberikan kepada pasar dan menentukan pengelolaan SDA
7. FAKTOR-FAKTOR PENUNDA KELANGKAAN
• Perubahan teknologi : dengan inovasi dimungkinkan efisiensi dan
pemanfaatan SDA kelas rendah sehingga menjamin aliran SDA
• Perdagangan internasional : dengan perdagangan internasional
dimungkinkan dipakainya SDA internasional
Ex : LNG dari Indonesia
bauxit dari Yamaica
CADANGAN, TINGKAT PENGGUNAAN DAN EKSPLORASI
Cadangan akan meningkat dengan adanya penemuan hasill
eksplorasi, eksplorasi akan menghasilkan informasi tambahan tentang
SDA
Tujuan pengelolaan SDA untuk mencapai tingkat penggunaan yang
optimal dan lestari dan tergantung pada pemanfaatan
8. SUMBERDAYA ALAM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang
sumberdaya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan
negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumberdaya alam
yang ada di dalam bumi. Di samping itu dengan pembangunan ekonomi
yang cepat yang dibarengi dengan pembangunan pabrik akan
meningkatkan pencemaran lingkungan.
Pertumbuh. SDA
Ekonomi(Y) Y1 Y=f(R) No
Y0 N1
N=f(Y)
0 0
Ro R1Brg SBDY Yo Y1 Pertumb(Y)
Hub Pertumb Ek dng brang sumbdya Hub Pertumb ek dg persediaan SDA
Pencemaran P=f(Y)
P1
P2
0 Y1 Y2 Pertumb (Y)
Hub. Pertumb dg tk. pencemaran
9. HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK, PERTUMBUHAN
EKONOMI, BARANG SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
Barang dan jasa
Penduduk
Pertumbuhan ek
Pencemaran Lingkungan
Menipisnya SDA
10. Prognosa pertumbuhan pemakaian energi
Pertumbuhan penggunaan energi
• Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari penggunaan energi
• Manusia purba diperkirakan hanya memerlukan energi 10.000 KJ/ hari
untuk makan. Manusia modern memerlukan 1 juta KJ/ hari untuk
berbagai kegiatan termasuk untuk makan dan transportasi
• Kemakmuran suatu negara serta tingkat penggunaan energi dapat dilihat
dari hubungan antara GNP (Gross National Product) per kapita dengan
tingkat pemakaian energi/ kapita.
• Semakin tinggi GNP/ kapita semakin tinggi tingkat pemakaian energinya
per kapita.
• Negara-negara maju rata-rata GNP/ kapitanya tinggi begitu pula tingkat
pemakaian energinya/ kapita.
• Sedangkan negara berkembang karena GNP/ kapita masih rendah,
artinya tingkat kemakmurannya masih rendah, begitu pula tingkat
penggunaan energinya/ kapita
14. World Energy
GDP vs. Energy Consumption
Oman
Turkmenistan
Estonia
Netherlands
Portugal
Czech
Saudi Arabia
Russia
Denmark
Japan
Trinidad & Tobago
Australia
Finland
Norway
Switzerland
Singapore
Canada
Iceland
Kuwait
United States
UAE
Sweden
Belgium
New Zealand
Italy
China
Slovenia
S. Korea
UK
Austria
Israel
Spain
Germany France
Chile
Greece
IrelandSlovakia
Uruguay
Argentina
Mozambique
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000
GDP per capita (million Int. $ at PPP)
EnergyConsumption(thousandmetrictoepercapita)
15. 1. Metoda prognosa intuitif
Berlandaskan bahwa metoda analitis matematis tidak bisa dipakai
begitu saja untuk peramalan, karena banyak faktor ketidak pastian yang
berkembang dengan waktu
• Survei pendapat ahli
Dilakukan terhadap sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu ± 20
orang, secara lisan maupun tertulis. Prognosa individual ini
selanjutnya disarikan untuk prognosa lebih lanjut. Kelemahannya
pendapat yng minoritas meskipun kemungkinan benar akan
tertutup dengan pendapat mayoritas
• Diskusi panel
Sekelompok ahli saling berdiskusi dalam satu tempat sehingga
memperoleh ramalan bersama. Diskusi ini perlu moderator yang
kuat namun pendapat yg ekstrem bisa hilang karena kesepakatan
dan kompomi
Beberapa metoda Prognosa pertumbuhan
16. • Brainstroming
Dapat mengumpulkan seluruh spektrum kemungkinan, setiap anggota
diskusi harus diberi kebebasan mengeluarkan pendapat. Dilakukan
secara bebas dan informal, dan obyektif harus jelas
• Metode delphi
Untuk memperoleh pendapat ahli dalam jumlah agak banyak. Metoda ini
dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dimintakan pendapat secara
tertulis. Setelah disarikan diajukan pertanyaan kepada para ahli untuk
dijawab. Hasil jawaban dirumuskan sebagai bahan diskusi/ pertemuan
pada tahap berikutnya. Meskipun memakan waktu hasil dari metoda ini
banyak dipakai karena memberikan bahan yang berharga
2. Studi kecenderungan (trend) sistemik
Berlandaskan pada asumsi bahwa lengkung perkembangan menunjukkan
sifat kesamaan, lengkung kecenderungan memiliki keteraturan, sehingga
seolah membuktikan bahwa suatu kecenderungan tidak bisa berubah
begitu saja, sehingga dapat dipakai meramalkan untuk yang akan datang.
Namun kecenderungan ini hanya memberikan prinsip arah.
Beberapa metoda Prognosa pertumbuhan
19. • Ekstrapolasi trend
Angka-angka realisasi waktu yang lalu dicatat sebagai fungsi waktu,
untuk menentukan lengkung rata-rata, dan kemudian menyambung
lengkung tsb ke masa yang akan datang. Secara sistematis
diusahakan merumuskan dalam fungsi y = f(t). Untuk membuat
fungsi ini diperlukan data sebanyak mungkin agar lebih teliti.
• Korelasi trend
Jumlah energi yang diperlukan mendatang dikaitkan dengan
perkembangan perekonomian. Untuk mewakili perkembangan
perekonomian suatu negara biasanya digunakan Produk Nasional
Bruto (GNP), sehingga GNP/ kapita suatu negara dikorelasikan
dengan kebutuhan energinya.
Beberapa metoda Prognosa pertumbuhan
22. • Cara substitusi
Parameter teknologi sering dapat diramalkan dengan ekstrapolasi
kenaikan substitusi teknologi ini oleh teknologi yang lebih maju.
Model substitusi ini berlandaskan bahwa kemajuan teknologi akan
menggantikan teknologi yang ada, bila penggantian ini berlanjut
hingga beberapa prosen akan berlanjut terus secara linier
3. Analogi pertumbuhan
– Berbagai perkembangan sesuatu di masyarakat memperlihatkan
kesamaan dengan pertumbuhan biologik
– Perkembangan tersebut mengikuti suatu kurva S
– Peramalan dengan menggunakan metoda ini perlu dilakukan review
secara periodik, guna meminimumkan deviasi.
Beberapa metoda Prognosa pertumbuhan
24. KONSERVASI ENERGI
kegiatan pemanfaatan energi secara efisien dan
rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang
memang benar-benar diperlukan untuk menunjang
pembangunan nasional
penggunaan energi yang optimal sesuai
kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi
yang dikeluarkan ( hemat energi hemat biaya )
25. Tujuan
memelihara kelestarian sumber daya alam yang
berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan
teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien,
rasional, untuk mewujudkan kemampuan
penyediaan energi
26. Konservasi Energi
• Era tahun-tahun sebelum “oil Crisis” tahun 1973 pemakaian energi
meningkat pesat mendorong proses industrialisasi di negara maju.
• Obyektifnya adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
efisiensi penggunaan energi tidak dipersoalkan.
• Harga energi umumnya, minyak khususnya amat rendah, serta anggapan
energi jumlah tidak terbatas.
• Terjadinya oil crisis tahun 1973 merubah anggapan tersebut serta
merubah dari era energi murah ke era energi mahal.
• Sejak saat itu efisiensi penggunaan energi menjadi perhatian dalam
perancangan suatu peralatan dan proses.
• Konservasi energi adalah merupakan pemanfaatan sumberdaya energi
dengan daya guna lebih tinggi melalui cara-cara yang layak teknis dan
ekonomis, tidak mengganggu lingkungan dan dapat diterima masyarakat.
• Istilah konservasi energi adalah merupakan semua langkah guna
menurunkan segala kehilangan energi pada semua taraf pengelolaan,
eksploitasi, pengangkutan, pemrosesan sampai pemanfaatan.
• Hemat energi merupakan bagian dari konservasi energi
28. • Kecenderungan jangka panjang, umumnya pertumbuhan ekonomi
dikaitkan dengan pertumbuhan pemakaian energi.
• Di negara maju, elastisitas atau perbandingan antara pertumbuhan
pemakaian energi dan pertumbuhan ekonomi, rata2 kurang dari satu.
• Angka elastisitas ini sejak oil crisis cenderung turun bahkan negatif.
• Diantara penyebabnya adalah selain naiknya harga minyak, juga
dilaksanakannya program konservasi energi.
• Dinegara berkembang angka elastisitanya agak lebih tinggi karena baru
mulai taraf industrialisasi.
• Harga energi dan khususnya harga bahan bakar selain ditentukan nilai
kalornya juga dipengaruhi oleh biaya penyediaan, unsur kemudahan dan
kenyamanan
• Dalam rangka konservasi energi, harga energi perlu mempertimbangkan
pula aspek kelangkaan, prospek yang akan datang, sehingga lebih rasionil
dan tidak boros pemanfaatannya
• Reaksi pemakai adalah menurunkan komsumsi dampaknya akan
melahirkan inovasi substitusi
Konservasi Energi secara umum
29. ENERGI DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Ketersedian energi merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
suatu bangsa
Grafik Hubungan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) dan
Konsumsi Listrik per Kapita
Indonesia
(476)
IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen; yaitu pencapaian umur
panjang, angka melek huruf; rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli
Indonesia berada pada ranking 107 dari 177 negara dalam HDI yang diterbitkan UNDP tahun 2008
Asia
(646)
OECD
(8.365)
30. KONDISI ENERGI 2009
Bauran Energi Primer
Nasional 2009
1065 Juta SBM
1. Akses masyarakat terhadap energi (modern) masih terbatas:
a. Rasio elektrifikasi tahun 2008 sebesar 66% (34%
rumah tangga belum berlistrik);
b. Pengembangan infrastruktur energi (daerah
perdesaan/terpencil dan pulau-pulau terluar pada
umumnya belum mendapatkan akses energi);
2. Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun,
belum diimbangi dengan suplai energi yang cukup;
3. Ketergantungan terhadap Energi Fosil masih tinggi,
cadangannya semakin terbatas;
4. Pemanfaatan energi terbarukan dan implementasi
Konservasi Energi belum optimal;
5. Keterkaitan dengan isu lingkungan:
a. Mitigasi perubahan iklim;
b. Komitmen nasional penurunan emisi 26% pada tahun
2020;
6. Pendanaan untuk pengembangan sektor energi masih
sangat terbatas.
Minyak,
50.3%
Batubara,
22%
Gas,
22.9%
Air,
3.0%
Panas Bumi,
1.6%
31. ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT
PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI
SUPPLY SUPPLYDEMAND DEMAND
Saat ini: Ke depan:
1. Kebutuhan energi belum efisien
2. Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi fosil
dengan biaya berapapun dan malah disubsidi
3. Energi terbarukan hanya sebagai alternatif
4. Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan
adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan
1. Efisienkan kebutuhan energi
2. Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi
terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided
fossil energy cost, bila perlu disubsidi
3. Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang
4. Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan adalah
sebagai warisan untuk anak-cucu / diekspor
Energi Fosil dengan biaya
berapapun
(Malah Disubsidi)
Energi Terbarukan
Sebagai Alternatif
Kebutuhan Energi
Sektoral
yang belum efisien:
-RumahTangga
- Transportasi
- Industri
- Komersial
Maksimalkan Penyediaan
dan Pemanfaatan Energi
Terbarukan dengan harga
Avoided Fossil Energy
Costs
Energi Fosil sebagai Faktor
Penyeimbang
Kebutuhan Energi
Sektoral yang Efisien:
-RumahTangga
- Transportasi
- Industri
- Komersial
(KONSERVASI)
(DISVERSIFIKASI)
32. KEBIJAKAN UTAMA
1. KONSERVASI ENERGI untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
energi di sisi suplai dan pemanfaatan (Demand Side).
2. DIVERSIFIKASI ENERGI untuk meningkatkan pangsa energi baru
terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side).
33. Konservasi energi nasional menjadi TANGGUNG JAWAB
pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat.
Konservasi energi nasional sebagaimana mencakupi SELURUH TAHAP
PENGELOLAAN
Pengguna dan produsen peralatan hemat energi yang melaksanakan
konservasi energi diberi KEMUDAHAN/INSENTIF oleh pemerintah
Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak melaksanakan
konservasi energi diberi DISINSENTIF oleh pemerintah
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi distur
dengan PERATURAN PEMERINTAH DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH
UU No. 30/2007 tentang Energi
Pasal 25: Konservasi Energi
34. L
E
G
A
L
B
A
S
I
S
Tanggung Jawab
Pemerintah Pusat/
Daerah, Pengusaha dan
Masyarakat
Pelaksanaan
Konservasi Energi
Standar dan label
Kemudahan, Insenti
f dan Disinsentif
Pembinaan dan
Pengawasan
UU NO. 30 / 2007
TENTANG ENERGI
PP No.70/2009
Tentang Konservasi Energi
1 2 43 5
ISI
Merupakan turunan dari UU No. 30/70 tentang energi
Ditandatangani pada tanggal 16 Nopember 2009
Terdiri dari 8 Bab, 31 Pasal
PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI
35. PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI (Pasal 9-14)
Penyediaan Energi
Pengusahaan
Energi
Konservasi Sumber
Daya Energi
Pemanfaatan
Energi
perencanaan; pemilihan
prasarana, sarana, peralatan, bahan, dan
proses;serta pengoperasian sistem energi yang
efisien
penerapan teknologi yang efisien energi yang
memenuhi standar.
mewajibkan pengguna energi > 6.000 TOE* per
tahun untuk menerapkan manajemen energi
sumber daya energi yang diprioritaskan untuk
diusahakan;
jumlah sumber daya energi yang dapat
diproduksi;
pembatasan sumber daya energi yang dalam
batas waktu tertentu tidak dapat diusahakan.
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
KE
36. 1. menunjuk manajer energi;
2. menyusun program konservasi energi;
3. melaksanakan audit energi secara berkala;
4. melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;
5. melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada Pemerintah
Mewajibkan pengguna energi > 6,000 TOE* per tahun untuk
menerapkan manajemen energi antara lain :
KONSERVASI ENERGI DI SISI PEMANFAATAN
(Pasal 12)
*)
Jumlah pengguna energinya tidak terlalu banyak, tetapi total konsumsi energinya
mencapai sekitar 60% dari penggunaan energi di sektor industri.
6000 TOE setara dengan 251,400 giga joule (GJ) atau 69,780 mega watt hour
(MWh).
37. Konservasi Energi dibidang Penyedia Energi
• Konservasi energi tidak hanya berlaku bagi pemakai energi, juga berlaku
bagi penyedia energi, mulai dari pertambangan, konversi dan distribusi,
misalnya pada :
• Pada instalasi penyulingan minyak
• Sistem transportasi
• Penyediaan energi listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi)
• Langkah-langkah yng dapat dipertimbangkan untuk peningkatan efisiensi
pada suatu pusat pembangkit listrik antara lain :
• Meningkatkan efisiensi pembakaran boiler
• Memanfaatkan panas gas buang turbin gas untuk menghasilkan uap
bagi tubin uap.
• Memanfaatkan gas buang dari condenser untuk keperluan lain.
• Pada sisi transmisi dan distribusi dapat dilakukan dengan menjaga faktor
kerja (cos θ) yang baik, dengan memasang kapasitor serta menjadi rugi-
rugi tegangan dalam batas yang normal
38. • Pada bangunan besar, gedung perkantoran, hotel, kompleks pertokoan
(Mall), lapangan terbang, dll, berpotensi besar untuk dilakukan
konservasi energi.
• Konsumsi energi terbesar pada bangunan besar adalah untuk
penerangan dan pemanasan/ pendinginan ruangan.
• Efisiensi pendinginan ruangan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
isolasi bangunan terutama jendela dan pintu.
• Kebutuhan pemanasan air dapat menggunakan energi buang dari
instalasi pendinginan ruangan
• Di perkantoran dapat dilakukan pengaturan suhu setiap ruangan sesuai
kebutuhan
• Di hotel-hotel besar sering terdapat koridor panjang yang tidak perlu
selalu mendapatkan penerangan, dapat menerapkan teknologi smart
building, dimana lampu hanya akan hidup apabila ada orang yang akan
lewat, dan akan mati setelah orang lewat.
• Pada intinya otomatisasi bangunan besar akan banyak menghasilkan
penghematan di penerangan.
Konservasi Energi dibidang bangunan gedung
39. KEMUDAHAN, INSENTIF DAN DISINSENTIF (Pasal
17, 20 22)
JENIS TARGET FASILITAS
Kemudahan
Pengguna energi
Produsen peralatan
hemat energi
akses informasi mengenai teknologi hemat energi
dan spesifikasinya
layanan konsultansi hemat energi.
Insentif
Pengguna energi fasilitas perpajakan, keringanan pajak daerah dan
bea masuk untuk peralatan hemat energi;
dana suku bunga rendah untuk investasi KE
audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai
oleh Pemerintah
Produsen peralatan
hemat energi
fasilitas perpajakan, keringanan pajak daerah dan
bea masuk komponen untuk peralatan hemat
energi;
dana suku bunga rendah untuk investasi peralatan
hemat energi
Disinsentif
Pengguna energi peringatan tertulis;
pengumuman di media massa
denda
pengurangan pasokan energi
40. PERBANDINGAN INTENSITAS ENERGI
DI SEKTOR INDUSTRI
JENIS INDUSTRI NEGARA INTENSITAS ENERGI
Besi dan baja Indonesia
India
Japan
650 kWh/Ton
600 kWh/Ton
350 kWh/Ton
Semen Indonesia
Jepang
800 Kcal/kg clinker
773 Kcal/kg clinker
Keramik Indonesia
Vietnam
16,6 GJ/Ton
12,9 GJ/Ton
Gelas Indonesia
Korea
12 MJ/ton
10 MJ/ton
Tekstil Indonesia
India
Spinning : 9,59 GJ/Ton
Weaving : 33
Spinning : 3,2
Weaving : 31
41. POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI
SEKTOR INDUSTRI
Faktor penyebab :
• Kemampuan melaksanakan Manajemen Energi masih lemah,
• Belum tersedia insentif yang dapat mendorong pelaksanaan efisiensi
energi
• Penyebaran informasi teknis dan keberhasilan efisiensi energi belum
optimal
JENIS INDUSTRI
POTENSI PENGHEMATAN (%)
Tanpa/ Biaya
Rendah
Biaya Menegah Biaya Tinggi
Besi dan Baja 10 5 13
Semen 5 5 8
Petrokimia 5 5 5
Tekstil 10 5 15
Gelas dan Keramik 5 5 5
Kertas dan Pulp 5 5 5
Makanan 5 5 5
43. POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
DI SEKTOR KOMERSIAL
Faktor penyebab :
• Gedung yang dirancang tidak hemat energi,
• Kemampuan melaksanakan Manajemen Energi masih lemah,
• Belum tersedia insentif yang dapat mendorong pelaksanaan efisiensi
energi
• Penyebaran informasi teknis dan keberhasilan efisiensi energi belum
optimal
JENIS INDUSTRI
POTENSI PENGHEMATAN (%)
Tanpa/ Biaya
Rendah
Biaya Menegah Biaya Tinggi
Hotel 5 5 8
Rumah Sakit 5 5 10
Pusat perbelanjaan (Mall) 5 5 10
Perkantoran Swasta 5 10 12
Perkantoran Pemerintah 5 10 16
44. NO. JENIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PENGHEMATAN (%)
I Sistem Kelistrikan :
1
2
Meningkatkan Faktor Daya
Menurunkan Kelebihan Kapasitas Trafo
5,1
3,3
II Modifikasi Selubung Bangunan :
1
2
Mengurangi Rasio Jendela-Dinding
Memasang Jendela Kaca Ganda
12,7
2,1
III Sistem Tata Udara :
1
2
3
4
5
6
Memasang Chiller Efisiensi Tinggi
Mengurangi Jam Operasi Peralatan AC
Menaikkan Temperatur Set Point AC minimal 250 C
Memasang Variable Speed Pumps
Membersihkan Filter AHU dan Cooling Coils
Memasang AC Kapasitas Kecil untuk Ruangan yang Terpisah
9,6
2,3
3,6
1,6
7,2
1,3
IV Sistem Penerangan :
1
2
Menurunkan Watt Lampu
Mengurangi Jam Nyala Lampu
5,1
2,8
V Elevator/Lift :
1 Meniadakan Operasi Lift untuk 1 Tingkat Lantai 0,2
TIPIKAL PENGHEMATAN ENERGI DI BANGUNAN GEDUNG
45. Jenis Peralatan Hemat Energi Penghematan
Lampu TL berefisiensi tinggi (CFL) yang dapat
menggantikan lampu pijar
80%
Pemanas air bertenaga surya (Solar Water Heater)
dapat menggantikan pemanas air listrik
30%
Balas Elektronik sebagai pengganti balas
elektromagnetik yang digunakan pada lampu TL
20%
Penggunaan AC berefisiensi tinggi (COP di atas 3)
menggantikan AC yang kebanyakan saat ini masih
mempunyai COP sekitar 2
50%
Penggunaan Hydrocarbon Refrigerant
menggantikan Refrigerant jenis CFC
20%
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
DI SEKTOR RUMAH TANGGA
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DIPERKIRAKAN MENCAPAI 35%.
Disebabkan kurang kesadaran melakukan hemat energi dan penggunaan
peralatan pemanfaat listrik yang belum efisien
46. • Pemakaian energi di rumah tangga umumnya listrik, gas & kayu bakar
serta minyak tanah (pedesaan). Listrik untuk penerangan dan keperluan
lain, gas dan kayu bakar untuk memasak.
• Peluang penghematan energi dapat dilakukan pada penerangan dan
kebutuhan pendinginan ruangan.
• Sebanyak mungkin menggunakan pencahayan alam pada siang hari serta
penggunaan jenis dan ukuran lampu yang sesuai pada malam hari, serta
memaksimalkan menggunakan lampu hemat energi.
• Potensi penghematan lainnya adalah pada pendinginan ruangan karena
sangat padat energi, melalui :
• Pemilihan ukuran yang tepat sesuai luas ruangan
• Menggunakan bahan isolasi ruangan yang tepat dan memperkecil
kebocoran
• Mengunakan alat penerangan dan alat pendingin ruangan hanya saat
dibutuhkan
Konservasi Energi dibidang rumah tangga
47. PENYEBAB UPAYA
Transportasi penumpang masih didominasi kendaraan
pribadi. (saat ini 20 : 80, ideal 60 : 40)
Penyediaan MRT yang aman,
cepat, dan nyaman
Prasarana jalan di perkotaan masih belum memadai (Jakarta
0,6 km/penduduk, Tokyo 2 km/penduduk dan Amerika 7
km/ penduduk)
Pembangunan jalan layang tol
dan non tol
Information Traffic
Management
Kondisi prasarana jalan banyak yang rusak (jalan nasional :
10%, dan jalan provinsi : 30% ),
Pemeliharaan jalan secara rutin
Disiplin berlalulintas masih rendah Penetapan kawasan tertib lalu
lintas
Kendaraan umum merupakan kendaraan tua dan tidak
efisien serta mengganggu lingkungan
Penggunaan BBG untuk
kendaraan umum yang lebih
efisien dan ramah lingkungan
Masih terbatasnya penggunaan kendaraan
berteknologi hemat energi (Hybrid Car, mobil listrik),
yang dapat menghemat hingga 40%
Pengurangan import duty
untuk kendaraan yang hemat
energi
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
DI SEKTOR TRANSPORTASI
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DIPERKIRAKAN MENCAPAI 35%.
48. Konservasi energi dibidang pengangkutan
• Sektor pengangkutan sangat tergantung pada BBM, konsumsi energi
dibidang ini mencapai 30% lebih. Pemakai energi dibidang ini meliputi
mobil, kendaraan besar, kapal dan pesawat terbang serta kereta api.
• Sehingga konservasi dibidang pengangkutan khususnya mobil sangat
berperan besar pada penghematan bahan bakar
• Langkah konservasi yang dapat dilakukan antara lain :
• Membatasi kapasitas mesin mobil
• Membatasi jumlah mobil dan jumlah mobil yang beroperasi dijalan
raya
• Meningkatkan pajak kepemilikan mobil dan pajak behan bakar
• Pengaturan lalu lintas, pembatasan kecepatan
• Dll
• Untuk pengangkutan kereta api memperbanyak penggunaan KRL
• Mengantisipasi hal ini produsen mobil sdh merintis pembuatan mobil
listrik, mobil hybrid bahkan mobil hidrogen.
• Usaha konservasi dibidang ini membutuhkan waktu yang lama
49. Pencemaran dan lingkungan hidup
• Umum
• Pencemaran udara
–Sumber pencemaran
–Pencemaran udara
• Pencemaran atmosfir
• Teknologi lingkungan
50. • Pada umumnya kegiatan dibidang energi mulai penambangan, konversi
hingga pemanfaatannya akan mengganggu kelestarian lingkungan hidup
• Jumlah energi yang diperlukan manusia akan meningkat
terus, sementara itu manusia juga memerlukan lingkungan hidup yang
sehat, sehingga diperlukan suatu keseimbangan dalam pengelolaan
energi
• Pada suatu pemerintahan, apabila peraturan tingkat pengendalian
pencemaran sangat ketat maka biaya energinya akan mahal dan semakin
lemah dan ringan tingkat pengendaliannya semakin murah biaya
energinya
• Sebaliknya bila tingkat pengaturan penjagaan kelestarian lingkungan
suatu negara adalah sangat rendah maka akan banyak kerusakan
lingkungan hidup yang harus dibayar oleh manusia. Dan semakin ketat
tingkat penjagaan kelestarian lingkungan akan semakin sedikit kerusakan
lingkungan yang terjadi dan semakin kecil biaya yang dipikul manusia.
• Penggabungan dua pengaturan diatas akan diperoleh biaya minimum
yang sesuai dengan derajat tingkat pengendalian yang dikehendaki.
• Perlindungan lingkungan hidup meliputi, mutu air, lahan, udara, daerah
perairan dll. Terhadap sumber pencemaran minyak gas dan batubara
Perlindungan Lingkungan secara umum
51. Biaya
Tingkat pengendalian
pencemaran
A = Biaya energi
B = Biaya kerusakan
lingkungan
C = A + B
= Biaya Total
D
E
Kurva biaya sebagai fungsi pengendalian pencemaran
52. Sumber Pencemaran
• Sumber pencemaran antara lain : minyak dan gas bumi, batubara, panas
bumi, nuklir.
• Pencemaran terbesar pada minyak bumi dan gas alam adalah apabila
terjadi kebocoran, ledakan atau kebakaran baik pada saat eksploitasi,
produksi, transportasi, penyulingan, penyimpanan dan pemakaian.
• Pada batubara pencemaran dapat terjadi pada saat penambangan,
pengangkutan, penyimpanan dan pemakaian.
• Pada tambang terbuka apabila telah selesai penambangan keadaan
tanahnya tidak diperbaiki akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan
pada penyimpanan apabila terbentuk gas dapat terjadi ledakan
• Pada pemakaian batubara baik di industri maupun pusat listrik akan
menghasilkan polutan seperti CO2, SO2 dan lainnya
• Uap air yang keluar dari panas bumi umumnya mengandung banyak
belerang, setelah belerang ini dipisahkan perlu dilakukan penanganan
agar tidak mencemari perairan disekitarnya
• Pada pemanfaatan energi nuklir, pencemaran dapat terjadi apabila
terdapat kebocoran radiasi yang akan merusak organisme yang terkena
radiasi tsb.
53. • Bahan-bahan yang mencemarkan udara antara lain CO2, SO2 dan NO3.
• CO2 sebenarnya merupakan komponen alam yang dibutuhkan dalam
kehidupan terutama untuk proses fotosinthesa pada tumbuhan
• Meningkatnya pembakaran bahan bakar fosil menambah konsentrasi
CO2 di udara yang berdampak pada efek rumah kaca (green house
efect), dimana sinar matahari sebagian besar dapat menembus atmosfir
sebaliknya radiasi dari bumi yang berupa sinar inframerah ditahan oleh
atmosfir yang mengandung banyak CO2.
• Dampaknya suhu bumi rata-rata akan meningkat yang disebut sebagai
global warming
• Pada pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna akan
menghasilkan gas CO yang berupa racun
• SO2 dari hasil pembakarn bahan bakar fosil merupakan polutan yang
serius. Apabila tercampur denganair diudara akan mengakibatkan
turunnya hujan asam yag dapat mematikan kehidupan di
perariran, mengurangi kesuburan tanah pertanian.
• Polusi lain yang juga merupakan racun adalah NO3
Pencemaran udara
54. Pencemaran atmosfir
• Meskipun negara berkembang saat ini dalam proses pembangunan
ekonomi yang tentunya banyak membakar bahan bakar fosil yang
menambah jumlah gas rumah kaca di atmosfir, namun jumlahnya masih
jauh lebih kecil dari yang dikeluarkan negara industri sejak awal abad 20.
• Gas rumah kaca (CO2) yang sudah berada di atmosfir memiliki usia yang
panjang sekali (ribuan tahun)
• Pencemaran atmosfir ini ibarat hutang nasional, hutang kepada alam
yang meminjam hari depan kemampuan alam untuk menampung CO2
telah dilakukan oleh negara maju dalam rangka pertumbuhan ekonomi.
• Sebagaimana hutang nasional, suatu saat besarnya hutang kepada alam
akan berdampak berbahaya pada kehidupan yang akan datang.
• Amerika bertanggung jawab atas sepertiga hutang global kepada
alam, karena perkapita kontribusi rata2 orang Amerika terhadap hutang
kepada alam ini adalah 8 kali dari rata-rata orang dunia
• Negara industri dapat membayar hutang kepada alam ini dengan
berkontribusi pada usaha reforestrasi secara luas, sehingga sebagian CO2
akan diserap oleh hutan2 tersebut
55. Hutang kepada alam (emisi CO2)
Negara Ton/ Kapita
Amerika Serikat 186
Jerman 140
Kanada 134
Cekoslowakia 132
Inggris 125
Australia 102
Uni Soviet 94
Jepang 69
Korea Utara 39
Korea Selatan 17
......
.....
Rata-rata Dunia 30
56. Beberapa teknologi lingkungan
Pada teknologi batubara bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain : coal gasification, coal liquifaction dll.
Pada teknologi berikut adalah usaha untuk mengatasi pencemaraan
yang terjadi akibat emisi boiler PLTU.
1. Presipitator elektrostatik (Electrostatic Precipitator = EP)
– Tugasnya adalah untuk mengeluarkan debu dan partikel halus lainnya dari
gas buang dengan induksi medan listrik dan menariknya ke pelat kolektor
yang diberi muatan berlawanan. Debu dan partikel tsb selanjutnya
dilepaskan dari pelat dan dibuang
– Proses presipitasi dipengaruhi oleh mutu dan jenis bahan bakar, proses
pembakaran serta proses terkait lainnya seperti pemanasan udara, boiler
serta desulfurisasi gas buang
2. Desulfurisasi gas buang (Flue Gas Desulfurization = FGD)
– Tugasnya adalah memisahkan SO2, HCl dan sisa-sisa logam terbang dari
gas buang
– Terdapat dua jenis proses FGD, yaitu proses basah dan proses kering
– Proses basah memanfaatkan air laut dicampur lumpur kapur
– Proses kering mengunakan batu kapur
57. • Low Nox Burner (LNB)
– Teknologi EP dan FGD diterapkan pada gas buang sisa pembakaran, teknologi
LNB meminimalkan NOx sebelum proses pembakaran.
– Sistem burner ini dipasang pada PLTU sebagai alat tambahan yg dapat
mengurangi emisi NOx sampai 65 %
• Reduksi katalitik selektif (Selective Catalytic Reduction = SCR)
– Merupakan teknologi pasca pembakaran yang dapat mereduksi emisi NOx
lebih besar dari teknologi LNB namun harganya juga lebih mahal
– NH3 kering atau cair, dicampur dengan uap atau udara diinjeksikan dalam gas
buang. Arus campuran gas buang dan amonia ini dealirkan pada lapisan katalis
sehingga terjadi reaksi yang mereduksi NOx menjadi nitrogen dan air
– Katalis yang dapat digunakan antara lain : vanadium pentoksida, titanium
dioksida, zeolit, dll.
– SCR ini biasanya dipasang diantara economizer dan air heater pada PLTU
Beberapa teknologi lingkungan
58. • Memasukkan kembali CO2 ke dalam bumi
– Salah satu usaha untuk mengurangi emisi CO2 dengan cara memasukkan
kembali ke dalam tanah, dengan teknologi carbon sequestration.
– Alternatif lain adalah dengan measukkan ke dalam dasar laut
– Teknologi lain adalah dengan mengubah dulu gas CO2 menjadi bahan padat
baru ditanam di bumi
• Pemancaran sinar elektron
– Merupakan proses pembersihan gas buang secara kering yang memisahkan
secara bersamaan SO2 dan Nox dari gas buang sisa pembakaran boiler
– Gas buang yang sdh bersih dari flyash, dilewatkan pada semprotan pendingin
dimana suhu gas diturunkan dan kelembabannya dinaikkan. Selanjutnya gas
dilewatkan pada suatu bejana yang akan mengalami radiasi dari sinar elektron
energi tinggi. Dengan penambahan amonia, maka SO2 dan NOx akan berubah
menjadi amonium sulfat dan amonium sulfat nitrat. Keduanya selanjutnya
dipisahkan dengan EP, yang menjadi produk samping berupa pupuk.
– gas buang yng sdh bersih selanjutnya dilepaskan melalui cerobong
Beberapa teknologi lingkungan
59. Kebijakan energi
Sektor energi mempunyai peran yang sangat
penting dalam mewujudkan pembangunan nasional
yang berkelanjutan
Pengelolaan, penyediaan dan pemanfaatan
energi nasional perlu dilaksanakan secara optimal
Perlu sebuah kebijakan untuk mengatasi
kelangkaan energi yang semakin parah dan
pertumbuhan energi yang sangat tinggi
60. Kebijakan yang Berjalan
• Intensifikasi energi, kegiatan pemanfaatan
energi secara besar-besaran
• Diversifikasi Energi, kegiatan
penganekaragaman jenis –jenis energi
• Harga Energi, pengaturan harga energi agar
jumlah energi yang dipakai terbatas
• Konservasi Energi
61. Kebijakan energi
• Merupakan usaha untuk mengkoordinasikan pengembangan
berbagai industri energi.
• Bagaimana membagai pasaran berbagai sumber energi
• Bagaimanakah merumuskan hubungan antara berbagai bahan bakar
• Bagaimanakah memperhitungkan faktor lingkungan hidup dalam
berbagai kebijakan yang selaras dengan kebijakan energi
• Kebijakan energi merupakan bagian dari kebijakan ekonomi
menyeluruh sejalan dengan tujuan negara
• Penentuan kebijakan harga energi berpengaruh pada berbagai
aspek, distribusi pendapatan, neraca perdagangan, kesempatan
kerja
• Terdapat saling ketergantungan antara industri energi dengan
sektor ekonomi lainnya
• Perumusan kebijakan energi harus sesuai dengan kerangka
perekonomian secara keseluruhan dan harus dilengkapi dengan
ketentuan pelaksanaannya
62. Kebijakan energi di Indonesia
Tujuan :
• Menjamin penyediaan energi di dalam negeri
• Mengusahakan agar energi fosil di ekspor untuk devisa
negara
• Bahan bakar minyak digunakan sehemat-hematnya,
untuk kegiatan yng belum bisa digantikan (transport,
industri)
• Mengembangkan energi terbarukan guna
menggantikan sumber energi fosil saat ini
• Menjamin pelestarian lingkungan dalam pengelolaan
energi
63. Kebijakan energi di Indonesia
Langkah implementasi :
1. Intensifikasi, usaha peningkatan eksplorasi
sumber energi
2. Diversifikasi, usaha mengurangi ketergantungan
terhadap minyak bumi
3. Konservasi, usaha menggunakan energi secara
lebih efisien
4. Indeksasi, usaha menetapkan untuk setiap
kegiatan jenis energi yang paling sesuai
66. Alokasi SDE yang efisien
• Analisis ekonomi energi yang efektif harus bersifat preskriptif
dan diskriptif, sehingga dapat dipakai sebagai rekomendasi
pembuatan kebijakan energi
• Metoda yang digunakan bisa analisis kemakmuran (welfare
analysis) dan analisis biaya (cost benefit analisis)
• Pola mepakaian energi saat ini bersandar pada non renewable
energy. Keterbatasan sumberdaya energi tsb harus
dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan energi generasi
mendatang
• Alokasi sumberdaya energi tidak hanya perlu efisien saat ini
tetapi juga sepanjang waktu, sehingga alokasi sumberdaya
energi memiliki dimensi statis dan dinamis
68. Solusi:Jawabannya !
Energy Efficiency!
• 43% of energy in the US is wasted unnecessarily
• Incandescent bulb=5% efficient
Fluorescent bulb=20% efficient
• Auto fleet standards = CAFE Standards (Corporate
Average Fuel Economy)
– 12.9 mpg in 1974
– 27.9 mpg today
– 40 mpg CAFE standard would cut gas use by 50%
72. Cara untuk meningkatkan Energy Efficiency
Air to air heat exchangers
Efficient appliances
Efficient electric motors
High-efficiency lighting
Increasing fuel economy
73. Solusi:Jawabannya !
Renewable Energy Resources!
• Biomass
• Hydroelectric power
• Geothermal
• Solar—passive and active
• Wind generation
• Hydrogen power
74. Using Solar Energy to Provide Heat
and Electricity
Passive solar heating
Active solar heating
75. Using Solar Energy to Provide High-
Temperature Heat and Electricity
Solar thermal systems
Photovoltaic (PV) cells
Solar Cell Trade-Offs
76. Producing Electricity from
Moving Water
Large-scale hydropower
Small-scale hydropower
50% of West Coast electricity
7% of US electricity
20% of World’s electricity
Major environmental impacts
High construction costs
82. Entering the Age of
Decentralized Micropower
Centralized power systems
Decentralized power systems
Micropower systems
Fig. 16-39
p. 411
83. Menciptakan Energi masadepan yang berkelanjutan
• Increase fuel efficiency standards for
vehicle, appliances, buildings
• Tax and other financial incentives for energy
efficiency
• Subsidize renewable energy use, research and
development
• Internalize externalities for fossil fuels
• By 2050:
– Increase renewable energy to 50%
– cut coal use by 50%
– phase out nuclear altogether
85. World & National Energy Issues – Quick Overview
World Energy Supply & Demand – Total & Regional
• Total world energy consumption expected to increase 57% by 2025 – 40% in US.
• China’s economic growth is expected to be the highest in the world and have the world’s largest
economy.
86. The Environmental Impact Factor
I = P * C * TF
Environmental Impact, I =
Population, P *
Consumption, C *
Technology & Fuel, TF
87. The Environmental Impact Factor
Coal - abundant resource, but potentially
huge environmental consequences
Petroleum - only viable liquid fuel, but
potential resource problems and a
contributor to GHG emissions
Nuclear - waste disposal problems (?),
potential proliferation aspects, but no real
unsolvable environmental problems
Renewables - diffuse, intermittent, costly
(?), but sustainable and “environmentally-
friendly” and a means for climate change
management
Clean energy, but
somewhat
intermittent
delivery
Coal is the most abundant
fuel – also most carbon
intensive!
88. Improve total system efficiency with
respect to all energy resources
Consider the “Total Picture”
Resource Allocation (fossil fuels and renewables)
Efficient Energy Use (efficiency and conservation)
Effect on Environment (air, soil, and water quality)
Development and Implementation of Alternative Energy
Sources and Technologies
Economics (true cost and life-cycle accounting)
89. Overview
The Challenge
Energy Today - 214 MMBOE/D
US 45.6 MMBOE/Day
Energy 2025 - 300 MMBOE/D
US 60.2 MMBOE/Day
Energy – Basis for Civilization
The Resource Is Adequate
China Oil Consumption is
forecasted to increase
15% in 2004
OECD Oil Consumption is
forecasted to increase
1% in 2004
90. Humanity’s Top Ten Problems
Next 50 Years
1. ENERGY
2. WATER
3. FOOD
4. ENVIRONMENT
5. POVERTY
6. TERRORISM & WAR
7. DISEASE
8. EDUCATION
9. DEMOCRACY
10. POPULATION
2003 6.3 Billion People
2050 8-10 Billion People
Richard Smalley, 2003 (1996 Noble Laureate in Chemistry)
92. The Need for Action
Energy Today – 214 MMBOE/Day
– US 45.6 Million BOE/Day
Energy 2025 – 300 MMBOE/Day
– US 64.3 MMBOE/Day
Growth 18.29 Million BOE/Day
– Over the next 25 years
Portfolio of Energy Options
– Technically Sound
– Economically Sustainable
– Significant in Size
– Minimize Environmental Impact
Need for Investment
– Technology
– Education
– People
Today, 1.6 billion people –
one quarter of the world
population have no
access to electricity.
In 2030, 1.4 billion people
17% of the world
population will still not
have electricity.
2.4 billion people rely on
traditional biomass –
wood, agricultural
residues and dung – for
cooking and heating.
Notes de l'éditeur
Woody biomass is trees and woody plants, including limbs, tops, needles, leaves, and other woody parts, forest grown, from woodlands, or rangelands. Woody biomass can come as fiber straight from the forest, harvesting residues, mill residues, urban and municipal wood waste, and short rotation woody crops.We can obtain woody biomass for energy and other products from a variety of sources. Communities will vary on whether or not they have access to and to what degree things like urban waste wood or land-clearing debris.Forest residues represent a large available source of woody biomass. The Billion Ton Report identified 67 million dry tons annually of logging residues and other removals and more than 8 billion dry tons of biomass as potentially treatable biomass in terms of fuel load reduction in the nation’s forested lands. Hybrid poplars and willows specifically grown as energy feedstock offer further opportunity for woody biomass to assist in energy production. The fast-growing nature of these as well as other tree species can be harvested in four to eight year increments. In some cases these woody plantations can be combined with wastewater disposal efforts such as sewage and waste water from food processing factories.Production agriculture is another source of biomass. Corn has received a lot of attention in terms of ethanol production. Oilseed crops such as soybeans can be refined to produce biodiesel. The non-food portions of biomass left after harvest such as corn stover and nutshells are also useful; they can be combusted for heat energy or converted into transportation fuels such as ethanol. Perennial grasses are another form of biomass. Fairly low nutrient requirements, geographic growing range, and high energy yield make these grasses an ideal biomass source. And let’s not forget waste from animal farms. This waste can be burned directly or used for methane production.