PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
Laporan studi fenomena geografi 1
1. i
LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN I (KKL I)
PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA
Disusun oleh:
Nama : Machfud Albachtiar
NIM : 3201413067
Kelompok : Gunung Kelimutu
Prodi : Pendidikan Geografi
Angkatan : 2013
Jurusan : Geografi
Fakultas : Ilmu Sosial
Dosen pembimbing : 1. Drs. Sunarko, M.Pd.
2. Drs. Abraham Palangan
3. Dr. Eva Banowati, M.Si.
4. Dr. Purwadi Suhandini, S.U.
5. Drs. Sunardi, M.M.
6. Drs. Sutardji
7. Andi Irwan B, S.Pd.M.Pd
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
2. ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia serta inayahnya yang telah diberikan, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan hasil Kuliah Kerja Lapangan satu (KKL 1) dengan
tema“Studi Fenomena Geografi I” ini dengan tepat waktu dan tanpa suatu
halangan apapun yang berarti.
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih atas segala peran serta dan
bantuan dari berbagai pihak atas terselesaikannya laporan ini,antara lain:
Bapak Ibu dosen pembimbing yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, yang telah dengan sabar membimbing saya dengan penuh keikhlasan
dalam kegiatan Studi Fenomena Geografi I.
Keluarga khususnya kedua Orang Tua saya yang tak henti-hentinya
memberikan motivasi,do’a dan bantuan baik materi maupun non-materi
secara langsung maupun secara spiritual.
Kawan-kawanku panitia KKL yang telah merancang, menyiapkan
mendukung dan membantu terlaksanakannya kegiatan ini serta sahabat-
sahabatku yang secara sukarela membantu menyusun laporan ini hingga
waktu yang dibutuhkan sampai selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharpkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sehingga dapat melengkapi serta
menyempurnakan laporan ini demi memberi manfaat serta dapat digunaka
sebagai referensi dalam memahami materi-materi perkuliahan yang
bersangkutan.
Semarang, 22 Mei 2014
Machfud Albachtiar
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA
2.1 Geomorfologi ....................................................................................4
2.2 Geografi sosial...................................................................................8
2.3 Biogeografi......................................................................................13
2.4 Geology of indonesia ......................................................................18
2.5 Geografi pariwisata .........................................................................24
2.6 Meteorologi dan klimatologi...........................................................25
2.7 Geografi tanah.................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN/ TINJAUAN LAPANGAN
3.1 Tempat dan waktu...........................................................................28
3.2 Objek kajian ....................................................................................28
3.3 Variabel...........................................................................................29
3.4 Metode dan alat pengumpulan data.................................................32
3.5 Analisis data ...................................................................................42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Desa Kinahrejo / Kawasan Gunung Merapi....................................44
4.2 Objek Wisata Kaliurang..................................................................50
4.3 Pantai Parangkusumo ......................................................................55
4.4 Bukit Sanduness ..............................................................................60
4. iv
4.5 Pantai Depok ...................................................................................65
4.6 Museum Geospasial ........................................................................72
4.7 Gua Pindul.......................................................................................76
4.8 Pantai Slili .......................................................................................79
4.9 Museum Karst .................................................................................83
4.10 Waduk Gajah Mungkur.................................................................84
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan..........................................................................................87
5.2 Saran................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai seorang geograf harus berfikir geografi (Geographical
Thinking) dalam mempelajari fenomena-fenomena geosfer, proses belajar
yang meliputi cara berfikir dalam faktor, proses dan relasi terhadap
fenomena geosfera (fenomena-fenomena antroposfer, hidrosfer, litosfer, dan
biosfer) secara komperhensif dan integral melalui pendekatan keruangan.
Cara berfikir ini tentulah sangat di perlukan oleh mahasiswa geografi sebagai
calon-calon guru geografi, dalam rangka pembelajaran secara kontekstual
(Contextual Teaching and learning) dilapangan.
Masyarakat manusia berusaha mengolah dan memanipulasi
lingkungan alam sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhannya. Namun
sebenarnya masyarakat manusia tersebut dipengaruhi juga oleh alam
sekitarnya untuk menyesuaikan langkah usahanya, yang di cerminkan melalui
budayanya dalam hal cara bertahan hidup sebagai “Geographical
Adaptation”.
Lingkungan alam sebagai laboratorium geografi yang hidup dan
dinamis dalam prosesnya, namun bersifat pasif dalam menawarkan
kemungkinan-kemungkinan kepada masyarakat manusia yang menempatinya.
Oleh sebab itu, lingkungan alami dan lingkungan sosial yang saling
berpengaruh tersebut, memegang peranan penting sebagai wahana atau
tempat melatih, membimbing mahasiswa untuk melengkapi dan menguji
konsep-konsep geografi melalui “Indoor Geography”.
.
6. 2
1.2 Tujuan
Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami persamaan maupun perbedaan fenomena-fenomena geosfera di
tempat kajian;
2. Memahami sepuluh konsep esensial yang dipelajari dalam Geografi;
3. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mengkaji
fenomena-fenomena geosfera;
4. Menerapkan salah satu pendekatan dalam geografi untuk mengkaji salah
satu fenomena yang dikaji;
5. Memadukan antara konsep-konsep yang dipelajari didalam kelas dengan
kenyataan yang ada dilapangan;
6. Melakukan pengukuran terhadap fenomena fisik yang ada di daerah kajian
dengan menggunakan alat-alat geografi;
7. Memperoleh data sosial dari proses wawancara dan observasi terhadap
masyarakat di daerah yang dikaji;
8. Melakukan tabulasi data sosial yang telah diperoleh melalui proses
wawancara dan observasi;
9. Menganalisis hasil tabulasi data yang telah dilakukan;
10. Menyeimbangkan antara pengetahuan geografi fisik dan geografi sosial;
11. Mencari pengalaman belajar yang dapat digunakan sebagai bekal ketika
menjadi guru;
12. Memunculkan persepsi keruangan didalam benak mahasiswa.
7. 3
1.3 Manfaat
Manfaat dari kuliah kerja lapangan adalah:
1. Dapat memberikan pemahaman mengenai persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer;
2. Menciptakan wawasan keruangan, dimana mahasiswa mampu
memproyeksikan diri dalam ruang yang mencakup sepuluh konsep dasar
esensial geografi dalam gambaran atau deskripsi geografis;
3. Memunculkan persepsi relasi antar fenomena, dimana mahasiswa mampu
memberikan persepsi tentang adanya relasi fenomena-fenomena geosfer
secara timbal balik yang menimbulkan adaptasi geografis pada
masyarakat;
4. Mahasiswa dengan kemampuan akademis dan panca indra mampu
menangkap rasa keindahan melalui penghayatan untuk menikmati
lingkungan fisik sosial yang ada;
5. Menumbuhkan kecintaan tanah air,dimana mahasiswa diajak menyadari
kekayaan maupun kemiskinan alam kita serta kemampuan maupun
kekurangan bangsanya dalam relasi dengan lingkungan.
8. 4
BAB II
LANDASAN TEORI /KAJIAN PUSTAKA
2.1 Geomorfologi
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya termasuk
deskripsi, klasifikasi, genesa, perkembangan dan sejarah permukaan bumi.
Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri
dari tiga kata yaitu: Geos (erath/bumi), morphos (shape/bentuk), logos
(knowledge atau ilmu pengetahuan).
Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi
merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Worcester
(1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran dari
bentuk roman muka bumi.
a. Konsep Dasar Geomorfologi
Untuk mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang
baik dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika
dan kimia yang mana berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka
bumi. Secara garis besar proses pembentukan muka bumi menganut azas
berkelanjutan dalam bentuk daur geomorfik (geomorphic cycles), yang
meliputi pembentukan daratan oleh gaya dari dalam bumi (endogen), proses
penghancuran/pelapukan karena pengaruh luar atau gaya eksogen, proses
pengendapan dari hasil pengahncuran muka bumi (agradasi), dan kembali
terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya merupakan siklus
geomorfologi yang ada dalam skala waktu sangat lama.
b. Relief Bumi
Relief bumi yang dimaksudkan disini adalah mencakup pengertian yang
sangat luas, baik yang terdapat pada benua-benua ataupun yang terdapat
didasar lautan. Berdasarkan atas pengertian yang luas tersebut, maka relief
bumi dapat dikelompokkan atas 3 golongan besar, yaitu :
9. 5
1. Relief Orde I (Relief of the first order)
2. Relief Orde II (Relief of the second order)
3. Relief Orde III (Relief of the third order)
Pengelompokan atas ketiga jenis relief diatas didasarkan pula atas
kejadiannya masing-masing. Karena itu pula didalamnya terkandung unsur
waktu relatif.
c. Macam-macam bentuk lahan
Hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi
akan meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentu disetiap roman muka
bumi ini . Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan
proses eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas , kecepatan jenis dan
lamanya salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah
menyebabkan kenmapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain
umumnya berbeda.
Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat
dibedakan menjadi :
1. Bentuk Lahan Asal Struktural
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau
proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya
(tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir
semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan
structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural
masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat
dicerminkan dari penyebaran reliefnya.
2. Bentuk Lahan Asal Vulkanik
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan
magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi
berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
10. 6
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung
api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian,
seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya.
Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks
gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
3. Bentuk Lahan Asal Fluvial
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air
permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada
daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.
Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga
umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar.
Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan
daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar,
yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan
litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih
ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni
erosi, pengangkutan, dan penimbunan.
4. Bentuk Lahan Asal Marine
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut,
dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas
marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai.
Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi
terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses
abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung
dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan
pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan
muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
5. Bentuk Lahan Asal Pelarutan (Karst)
11. 7
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang
mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang
mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan
keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada
Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh
batugamping.
6. Bentuk Lahan Asal Glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini,
kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal
glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang
alam.
7. Bentuk Lahan Asal Aeolean (Angin)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan
berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh
pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin.
Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan
debu(LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
a. tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah
banyak;
b. adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu
mengangkut dan mengendapkan pasir tersebut;
c. gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
8. Bentuk Lahan Asal Denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses
pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan.
Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi
sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk
12. 8
menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan
abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian
terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi
atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan
relief.
2.2 Geografi Sosial
Geografi Sosial mempunyai objek studi aktifitas manusia sebagai
bagian geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktifitas manusia dengan
lingkungannya yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial (Hasil Seminar
Lokakarya Geografi di Semarang, 1988). Geografi sebagai ilmu spesifik
tentang geosfer tentu saja kajian geografi sosial lebih menekankan kegiatan
manusia sebagai aspek pokoknya tidak dapat dilepaskan dari aspek
lingkungan alam. Konsep tersebut sesuai dengan geografi yang menekankan
“antropocentris” (Sumaatmaja, 1988).
a. Kedudukan dan Kajian Geografi Sosial
Kedudukan geografi sosial dalam studi geografi nonfisik disebut
antropogeografi, berfokus sebagai studi sosial memepelajari bagaiman
manusia beradaptasi dengan wilayhnya dan manusia lainnnya. Geografi sosial
memiliki dua penegrtian yaitu dalam arti luas merupakan bagian studi yang
mengkaji masyarakat dalam ruang permukaan bumi, sedangkan dalam arti
sempit kedudukannya sama/setara dengan geografi ekonomi, geografi
penduduk, dan geografi politik.
Berangkat dari pemikiran Phal(1965) pada tahun 1074 Eyles
menganalisis pola dan proses sosial yang timbul dari persebaraan dan
keterjangkauan sumber daya yang langka. Beroriantasi pada masalah, artinya
geografi sosial harus menangani hasil keruangan sosial (socio spatial) dari
kelangkaan dan persebaran sumber yang dapat dimanfaatkan (barang,
pelayanan, dan fasilitas dimasyarakat). Demikan halnya pemikiran Jones
13. 9
(1975), geograf bidang sosial bertugas mengetahui pola-pola yang timbul dari
kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang, dan mengetahui proses
pembentukan dan proses perubahan pola-pola tersebut yang dipengaruhi oleh
eksistensi kelompok masyarakat. Pemikiran lebih kompleks dri Bintarto
(1968), dikatakannya geografi sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan
dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam serta
aktivitas dan usaha dalam menyesuaikan dan menguasai keadaan alam demi
kemakmuran dan kesejahteraan. Konsekuensi tindakan diawali masa
beradaptasi, memanfaatkan, dan menguasai. Struktur keilmuan dan
kedudukannya menurut (Sumaatmadja,1981), geografi sosial merupakan
cabang geografi manusia yang mempelajari aspek keruangan dari
karakteristik penduduk organisasi sosial dan unsur kebudayaan serta
kemasyarakatan.
Berdasarkan definisi para ahli geograf diatas menyatakan bahwa
bidang sosial mengkaji antroposfer sebagai bagian fenomena geosfer dalam
astu kesatuan yang tidak terpisahkan dari objek material geografi. Sehingga
kajian tersebut sampai saat ini penekanannya pada aktivitas manusia dalam
ruang melalui relasi, interelasi, dan interaksi yang menghaslkan karakteristik
tertentu. Ruang atau space dalam geografi sosial memiliki unsur-unsur :
jarak/panjang, lebar, dan tinggi yang artinya ruang memiliki dimensi.
Dalam geografi sosial, perlu diketahui bahwa runag sosial dapat
berarti sebagai tempat atau wadah dari benda-benda atau perilaku;sebagai
tempat yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha; dan
merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dimanfaatkan untuk manusia. Oleh
karena itu ruang sosial merupakan tema sentral dalam geografi sosial.
Proses, pada ruang terjadi kehidupan atau proses sosial, yaitu tindakan
manusia dalam beradaptasi dan memanfatkan lingkungannya, kaitannya
dengan relasi, interelasi, dan interaksi. Proses tersebut bisa secara mikro atau
makro. Proses sosial yang bersifat mikro menekankan pada kegiatan individu
dan kelompok kecil masyarakat. Misalnya, kepindahan rumah seseorang dari
14. 10
tempat satu ketempat lain, sedangkan migrasi, transmigrasi merupakan proses
sosial yang bersifat makro yang menekankan pada masyrakat secara umum.
Proses yang terjadi secara berulang-ulang, maka akan terbentuk pola
(pattern) yaitu pola kehidupan dan penghidupan atau pola sosial. Pola
tersebut berbeda-beda, hal ini mencerminkan perbedaan sifat daerah dan
penduduknya terwujud adanya bentang sosial yang berbeda-beda (different
sosial landscape). Bentang sosial dapat diartikan sebagai sekelompok
penduduk serta beberapa kelompok penduduk hidup dalam suatu wilayah atau
tempat tertentu dan mempunyai gagasan sama terhadap lingkungannya.
Dalam wilayah yang luas, dengan kondisi geogarfi yang berbeda terjadilah
bermacam-macam kegiatan baik sosial ekonomi maupun sosiokultur,
sehingga terbentukklah struktur kegiatan atau pekerjaan. Struktur pekerjaan
ini mencerminkan nilai-nilai sosial. Sebaliknya nilai-nilai sosial atau
kelompok pekerjaan dapat merupakan kekuatan manjadi unsur peubah yang
dapat menimbulkan diferensiasi bantang darat. Kondisi demikian berpontensi
memunculkan bentang budaya (cultural landscape) seperti pemukiman,
persawahan, perkebunan, pemukiman tertata, ruko, dan lain-lain yang
mencerminkan tingkat kemajuan (development stage) dari penduduk.
b. Unsur-Unsur Geografi Sosial
Unsur-unsur geografi sosial yaitu: manusia, lingkungan alam, relasi
dan interelasi serta interaksi antara manusia manusia dan lingkungan hidup.
1. Manusia
Manusia menggunakan daya atau kemampuan yang dimilikinya yakni
kemampuan penyesuaian, penguasaan, dan cipta untuk memanfaatkan
lingkungan alam untuk kepentingan hidupnya dalam mencapai kemakmuran.
Manusia dapat melengkapi satu sama lain, karena dalam kenyataannya
individu dipengaruhi oleh masyarakat dalam pembentukan pribadinya dan
individu mempengaruhi masyrakat bahkan dapat menyebabkan perubahan
masyarakat. Jadi, manusia sebagai individu adalh bagian dari
15. 11
kelompok/masyarakat karena secara kodrati manusia mempunyai sifat
dinamis dan sebagi makhluk sosial.
Manusia dapat berwujud masyarakat (society) atau komunitas
(community). Masyarakat, mengkaji hubungan manusia dengan manusia lain.
Masyarakat disini berarti kumpulan manusia yang hidup bersama, dan
sebagai anggota masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan individu dan
terbagi dalam kelompok-kelompok, yang berarti individu sebagai anggota
masyarakat, yang sadar bahwa dirinya sebagai bagian dari kelompok; saling
berhubungan satu dengan yang lain; secara bersama memiliki faktor yang
sama; dan mempunyai kaidah yang disepakati bersama.
Sedangkan komunitas merupakan paguyuban, artinya kebersamaa
serta adanya rasa sentimental dan dibatasi oleh adanya lokalitas atau
lokalisasi yang berkaitan dengan runag atau lingkungan. Misalnya masyarakat
desa, masyarakat kota, masyarakat Tengger, dan lain-lain. Jadi komunitas
atau masyarakat setempat adalah istilah yang merujuk pada warga desa,
warga kota, atau warga negara (bangsa).
Komunitas dapat diklasifikasikan dengan kriteria antara lain: jumlah
penduduk, luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, fungsi-fungsi khusus
masyarakat tertentu dapat untuk membedakan bermacam-macam jenis
komunitas, misalnya masyarakat sedrehana, masyarakat pedesaan, perkotaan,
bahkan kini terdapat sebutan sosialita yakni kelompok orang yang memang
berasal dari keluarga kaya atau seseorang yang berpengaruh dan punya
kemampuan.
2. Lingkungan Alam
Lingkungan alam merupakan tempat kediaman dan hidup manusia,
alam menyediakan berbagai kemungkinan bagi kehidupan manusia. Pada
skala tertentu alam mempunyai sifat yang relatif statis karena perubahan alam
terjadi dalam waktu yang lama. Lingkungan alam tersebut mencakup lokasi
geografis, topografi atau relief, struktur geologi, iklim, tanah, tumbuhan, dan
hewan.
16. 12
Lokasi geografi dibedakan atas lokasi absolut yang ditentukan oleh
garis lintang bujur; dan loksi relatif yang bertalian dengan bentuk daratan atau
perairan lain, atau posisi suau tempat terhadap kondisi wilayah yang ada
disekitarnya.
Topografi/relief adalah keadaan tinggi/rendah lahan atau permukaan
bumi beserta kemiringannya. Topografi lahan bisa berupa datarn
rendah/tinggi, bergelombang dan sebagainya. Kondisi topografi setempat
berpengaruh pada kativitas manusianya yang ditimbulkan karena adanay
usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manuisa dalam
mempertahankan hidupnya.
Struktur geologis pada permukaan bumi mempengaruhikeadaan
geomorfologi suatu wilayah yang berpengaruh terhadap berbagai kegitan
ekonomi penduduk.
Iklim adalah faktor lingkungan yang paling penting berpengaruh pada
kegiatan manusia, misalnya berpengaruh pada pertanian, transportasi,
perdagangan, komunikasi dan sebagainya. Selain berpengaruh pada budaya
manusia berpengaruh juga terhadap bentuk ruah, pakaian, makanan dan lain-
lain.
Tanah merupakan lapisan paling atas dari oermukaan bumi yang
diasilakn oleh kombinasi lima foktor pembentuknya (batuan induk, iklim
setempat, vegetasi diatasnya, kegiatan biologis secara fisis dan kimiawi, dan
faktor waktu). Tanah sangat penting bagi manusia untuk berbagai kegiatan
agraris.
3.Relasi, Interelasi, dan Interaksi antara Manusia dan Alam
Relasi, interelasi, dan interaksi antara manusia dan lingkungan alam
dapat menimbulkan gejala akibat. Gejala akibat ini merupakan rangkaian
peristiwa satu dengan lainnya, saling menerangkan yang didalmnya terdapat
unsur sebab akibat (unsur kausalitas). Beberapa akibat antara lain:
a. terjadinya gerakan penduduk (population movement);
17. 13
b. adanya daerah-daerah yang dihuni dan tidak dihuni manusia;
c. adanya aneka kegiatan penduduk.
2.3 Biogeografi
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di
muka bumi. Biogeografi terdiri dari:
1. Zoografi (biogeografi hewan)
2. Fitografi (Biogeografi Tumbuhan)
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies
baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan
dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau.
Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang
pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan
daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace.
Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola
penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6
wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan
hewan yang khas dam unik.
a.Zoografi
Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Salater
(1858) dan diperluas oleh Wallace (1876), Newbigin (1950), Beaufort (1951),
dan Darlington (1957) yang menyusun dan menjelaskannya dengan cara yang
lebih modern.Persebaran hewan terbatas pada daerah-daerah tertentu karena
adanya berbagai barrier atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman
dahulu. Satuan tersbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan.
Wilayah persebaran hewan yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut,
18. 14
gunung, padang pasir, dan iklim. Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya
pada abad 18 menyimpulkan bahwa pada masa silam telah terbentuk pola
penyebaran hewan dalam 6 kelompok daerah yang disebut zoografi dunia.
Daerah Zoografi
Secara garis besar penyebaran hewan-hewan di 6 daerah zoografi adalah
sebagai berikut :
1. Australian
Wilayah ini meliputi: Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-
pulau lain di sekitarnya.
Contoh hewannya adalah: Kanguru, trenggiling, koala, kasuari, burung
cendrawasih, kiwi, kura-kura, kucing, buaya, ikan paru-paru.
2. Oriental
Wilayah ini meliputi : Filipina, Kepualaun Formosa, Ceylon, dan Benua
Asia berikut kepulauan-kepulauannya yang dekat seperti Sumatra, Jawa,
Sulawesi, dan Kalimantan.
Contoh hewannya adalah : Gajah, orangutan, harimau, kera, badak, burung
merak, siamang, gibon, unggas hutan.
3. Ethiopia
Meliputi wilayah :Afrika sebelah selatan Gunung Sahara, Madagasar, Arab
bagian selatan.
Hewan khas :Gorilla, simpanse, badak Afrika, zebra, jerapah, kucing,
anjing, antelope, unta, ayam mutiara, singa, kuda nil.
4. Neartik
Meliputi wilayah:Amerika Utara, seluruh daerah Greenland.
Hewan khas :Bison, caribou, kalkun, musk-ox, salamander, mockingbird,
tikus air, anjing prairi.
19. 15
5. Neotropik
Meliputi wilayah :Amerika bagian tengah dan selatan, dataran rendah
Meksiko dan Hindia Barat.
Hewan khas:Tapir, burung kolibri, kelelawar penghisap darah, orangutan,
kuda sejenis babi.
6. Paleartik
Meliputi wilayah : Pegunungan Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika,
Inggris dan Jepang.
Hewan khas :Bison, landak, babi hutan, sapi, domba, rusa kecil, keledai,
burung rabin, dan sejenis burung magpie.
b.Fitografi
Persebaran tumbuhan ditentukan oleh letak geologis, geografis, dan
faktor fisik yang lain misalnya ketinggian, letak garis lintang, serta curah
hujan. Sistem bioma merupakan salah satu sistem untuk mempelajari
persebaran tumbuhan dan sistem bioma menekankan dinamika komunitas
yang berhubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainnya.
Bioma
Berbagai macam bioma yang ada di dunia, antara lain :
1. Tundra
Artinya daratan tanpa pohon. Terdapat di wilayah paling utara
Skandinavia, Rusia, Siberia, dan Kanada.
Ciri-ciri lingkungan :
a. Dingin, kering
b. Penetrasi sinar matahari sedikit atau tidak ada pada musim-musim
tertentu
c. Suhu rendah –400 (tanah beku)
d. Pada musim panas salju meleleh, hanya pada lapisan tanah sebelah
atas menjadi cair sedang lapisan bawah tetap beku dan dinamakan
permafrost.
20. 16
Tumbuhan yang tersebar dan hidup di hutan ini adalah lumut sphagnum,
lumut kerak, dan berbagai jenis rumput. Terdapat pula tanaman berbiji
semusim, yaitu musim pertumbuhannya pendek (sekitar 60 hari) dan berbunga
serempak. Selain itu juga terdapat tumbuhan bunga seperti strawberry.
2. Taiga
Terdapat di belahan bumi sebelah utara, misalnya di Rusia, dan Eropa
Utara, serta Kanada dan Alaska.
Ciri-ciri lingkungannya adalah:
a. musim dinginnya panjang disertai dengan salju;
b. penetrasi sinar matahari lebih tinggi daripada di Tundra;
c. musim panas lebih panjang dan lebih panas daripada di Tundra,
salju di lapisan atas tanah pada musim ini mencair sehingga dapat
ditumbuhi pohon;
d. curah hujan rata-rata 400 – 600 mm/tahun;
e. suhu sangat rendah mencapai –60 0C;
f. tanah asam dan pedrolid (kurang subur).
Tumbuhan yang tersebar dan hidup di hutan ini terdiri atas anggota-
anggota kelompok pohon jarum, seperti cemara, pinus, pohon spruce,
alder, dan bir. Selain itu terdapat herba semak.
3. Hutan Gugur ( Hutan Desidua)
Terdapat di Amerika Serikat bagian Timur, Eropa Barat, dan beberapa di
Asia seperti Korea dan Jepang Utara.
Ciri-ciri lingkungannya adalah:
a. memiliki empat musim (panas, dingin, semi, dan musim gugur);
b. curah hujan merata sepanjang tahun (75 – 100 cm/tahun);
c. suhu udaranya :
1. dingin pada musim dingin,
2. panas pada musim panas panjang,
3. sejuk pada musim semi dan gugur.
Pohon-pohonnya tidak begitu rapat dan jumlah spesiesnya antara 10 – 20
spesies. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, elu, hikori,
21. 17
sikamor, dan elm yang selalu meranggas (menggugurkan daun-daunnya)
selama musim dingin.
4. Padang Rumput
Terdapat di Eropa (Hongaria, Rusia Selatan), Asia, Amerika Utara dan
Selatan, Afrika Tengah dan Selatan.
Ciri-ciri lingkungannya adalah:
a. curah hujan rendah (25 – 30 cm/tahun);
b. suhu udara 100 – 30 derajat celcius;
c. porositasnya rendah sehingga tidak mampu menyimpan air.
Vegetasi klimaks yang dominan adalah jenis rumput yang diselingi oleh
tumbuhan perdu. Padang rumput tersebut mempunyai nama yang berbeda-
beda di beberapa tempat antara lain:
a. Stepa (di Rusia Selatan);
b. Puzta (di Hongaria);
c. Prairi (Amerika Utara);
d. Pampa (Argentina / Amerika Selatan);
e. Savana (Afrika).
5. Hutan Hujan Tropis
Terdapat di Indonesia, Costa Rica, Amazon, Kongo.
Ciri-ciri lingkungannya adalah:
a. curah hujan paling tinggi (200 – 225 cm/tahun);
b. suhu rata-rata mencapai 25 derajat celcius;
c. musim hujan dan musim kemarau merata sepanjang tahun;
d. intensitas penyinaran tinggi;
e. siang dan malam sama panjang.
Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat
kompleks.Tumbuhan tumbuh dengan subur, rapat, tinggi serta banyak cabang
dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan
khas adalah kelompok liana, anggrek, rotan, dan pasir.
22. 18
6. Padang Pasir ( Gurun)
Terdapat di Asia Kecil, Afrika Utara dan Selatan, Amerika Selatan dan Barat,
China dan Mongolia.
Ciri-ciri lingkungannya adalah:
a. Curah hujan rendah (25 cm/tahun) dan mempunyai kecepatan evaporasi
yang tinggi.
b. Suhu udara mencapai 0 derajat celcius sampai 40 derajat C, gersang,
panas, sangat terik, dan penguapan tinggi.
c. Diberi nama yang berbeda-beda seperti :
1. Gurun atau setengah gurun (RRC, Arab, Australia)
2. Sahara (Afrika Utara)
3. Kalahari (Afrika Selatan)
4. Atakama (Amerika Selatan)
Tumbuhan yang hidup seperti kaktus, tumbuhan Xerofita (jenis tumbuhan
yang tahan pada kondisi kurang air), dan tumbuhan Efemera (tumbuhan yang
pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga, dan memiliki biji yang
dorman). Umumnya tumbuhan yang hidup di padang pasir mempunyai ciri-
ciri seperti memiliki daun berduri atau tidak berdaun sama sekali, memiliki
jaringan batang yang menyimpan air dan perakaran yang panjang dan lebat.
2.4 Geology of Indonesia
Wilayah Indonesia terletak pada daerah tropis dan merupakan
kesatuan wilayah laut yang ditebari pulau-pulau atau kepulauan. Jarak terjauh
Barat – Timur 5.110 km dan jarat terjauh Utara Selatan 1.118 Km. ini berarti
panjang kepulauan Indonesia menduduki + 1/8 equator.
Secara geotektonik Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga
Lempeng benua yaitu antara pertemuan Lempeng Australia, Pasifik dan
Lempeng Eurasia. Pada daerah pertemuan ketiga Lempeng Benua inilah
muncul jalur Mediteran, jalur pasifik (sircum pasifik) dan jalur Australia.
Ketiga jalur ini bersifat vulkanis seismis, oleh karena itu Kepulauan Indonesia
memiliki sifat vulkanis dan sifat seismis. Sebagai akibat kondisi tersebut
maka Kepulauan Indonesia memiliki keadaan geologis yang komplek dan
23. 19
ditunjang oleh kondisi iklim yang basah, menyebabkan dan rumit serta variasi
geomorfik. Ditunjang oleh kondisi iklim yang basah, menyebabkan jenis
tanah yang ada di Kepulauan Indonesia bervariasi.
Secara Geotektonik, wilayah Indonesia berada pada daerah pertemuan
tiga lempeng benua yaitu Lempeng Benua Eurasia, Pasifik dan Lempeng
Australia (Subyoto, 1977, 11a). Ketiga lempeng benua tersebut bergerak
kearah yang tidak sejalan. Lempeng Australia bergerak kearah Utara,
Lempeng Pasifik bergerak kearah Barat Laut. Akibat gerakan ini tepi
lempeng benua satu dengan lainnya berbenturan dengan menghasilkan
temperatur yan tinggi sehingga melelehkan masa batuan disekitarnya dan
terbentuklah kantong-kantong magma. Kantong-kantong magma inilah yang
kemudian menghasilkan jalur-jalur pegunungan, diantaranya Jalur Mediteran,
Sirkum Pasifik dan Jalur Australia.
Geologi Pulau Jawa
Menurut Van Bemmelen, secara fisiografis Pulau Jawa dapat dibagi ke
dalam 7 kondisi geomorfik sebagai berikut :
a. Vulkan-vulkan berusia kuarter (Volcanoes-volcanoes);
b. Dataran Alluvial Jawa Utara (Alluvial plains nothern Java);
c. Antiklinorium Rembang – Madura (Rembang – Madura Anticlinorium);
d. Antiklinorium Bogor, Serayu Utara dan Antiklinorium Kendeng (Bogor,
North–Serayu, and Kendeng – Anticlinorium);
e. Dome dan Igir di Zona Depresi Sentral (Dome and ridges in the central
depretion zone);
f. Zona Depresi Sentral Jawa dan Zone Randublatung (Central depression
zone of java, and Randublatung zona);
g. Pegunungan Selatan (Southern Mountains).
Kondisi fisiografis Jawa, dari Selatan ke Utara dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Pengunungan Selatan (Southern Mountains) (Legenda 7 )
24. 20
Pegunungan selatan sebagai hasil pelipatan pada Maosen dan
berlanjut
kearah Timur yaitu ke Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
(Umbgrove,1949, 41). Pegunungan selatan Jawa merupakan pegunungan
kapur dengan gejala karet dan dibeberapa tempat bagian bawah dari formasi
kapur ini didasari oleh endapan vulkanik andesit tua seperti dapat dilihat di
Batur Angung (Formasi Nglanggran) dan di Merawan.
Pegunungan Selatan Jawa memanjang arah Barat-Timur yang dimulai
dari bagian Timur Teluk Tjiletuh di Jawa Barat sampai ke bagian Barat
Segara Anakan.Dari Segara Anakan sampai ke Parangtritis, Zona Selatan
(Pegunungan Selatan)mengalami penenggelaman dengan sisa-sisa dibeberapa
tempat yang masih beradadi beberapa di atas permukaan air laut yaitu di
Pulau Nusakambangan danKarangbolong. Pada bagian yang mengalami
penenggelaman ini untuk JawaTengah terisi oleh endapan-endapan yang
berasal dari pengunungan SerayuSelatan.
Di bagian Jawa Timur, pegunungan ini dimulai dari parangtritis
sampai ke Blambangan. Nusa Barung adalah bagian pegunungan Selatan
yang berada diatas permukaan laut, sedangkan di Utara Nusa Barung yaitu
dari Pasisiran sampai ke Puger pegunungan Selatan tertutup oleh endapan
yang berasal dari Komplek Ijang.
b. Dome dan Igir-igir di Zona Depresi Sentral (Dome and ridges in the
central
Depression Zone)
Daerah ini berupa pegunungan. Di Jawa Barat adalah pegunungan
Bajah yang memanjang dari Ujung Kulon sampai di Selatan Sukabumi.
Bagian tepi Selatan Pegunungan Bajah ini menyentuh Laut. Di Jawa Tengah,
berupa pegunungan Serayu Selatan yang memanjang dari Majenang sampai
ke pegunungan Kulonprogo.
c. Zone Depresi Jawa Bagian Tengah
Di Jawa Barat zona ini diduduki oleh vulkan-vulkan dalam posisi
melingkar (G.Patuhi, G. Tilu, G. Malabar, G. Mandalawangi, G.
25. 21
Talangabodas, G.Bukittunggal, G. Burangrang dan G. Tangkuban Perahu). Di
Jawa Tengah vulkanvulkannyaposisi yang lurus mengarah Barat Timur.
Sedangkan untuk daerah Jawa Timur di duduki oleh deretan kompleks
vulkan seperti kompleks Lamongan, Kompleks Tengger-Semere, Komplek
Ijang dan Komplek Ijen. Kalau dilihat secara keseluruhan maka deretan
vulkan ini mengarah Barat-Timur dengan posisi agak ke Selatan apabila
dibandingkan dengan deretan di bagian Baratnya (Jawa Tengah). Pada batas
Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat vulkan yang mengarah Utara – Selatan
yaitu vulkan Merapi dan Merbabu. Vulkan-vulkan ini tumbuh pada
pertemuan sesaran antar Zone Ngawi- Kendeng Rodge dengan sesaran
perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
d. Antiklinorium Bogor, Serayu Utara dan Kendeng (Bogor-North Serayu
and
Kendeng Anticlinorium)
Di Jawa Barat Zona Bogor ini di antaranya diduduki oleh Tambakan
Ridges. Sedangkan untuk Jawa Tengah antiklinorium ini berupa pegunungan
Serayu Utara yang membentang dari sebelah Utara Bumiayu sampai ke Barat
Ambarawa. Di Jawa Timur adalah pegunungunan Kendeng yang
membentangi dari sebelah Timur Ambarawa sampai ke sebelah Barat
Wonokromo.
e. Daratan Alluvial Jawa Utara (Alluvial Palin of Northern Java) (Legenda 2)
Tidak semua pantai Utara Jawa berupa dataran Alluvial. di Jawa Barat
dataran Alluvial ini (Dataran pantai Jakarta) membentang dari sekitar Teluk
Bantam sampai ke Cirebon. Sedangkan untuk Jawa Tengah relatif lebih
sempit dibanding dengan dataran Alluvial Jawa Barat bagian Utara. Dataran
alluvial diJawa Tengah membentang dari Timur Cirebon sampai ke
Pekalongan. Kemudian dimulai lagi dari sekitar Kendal sampai Semarang dan
dari Semarang dataran alluvial ini melebar sampai di daerah sekitar Gunung
26. 22
Muria. Di Jawa Timur Bagian Utara tidak diduduki oleh dataran alluvial
melainkan oleh perbukitan yang memanjang dari Barat Purwodadi sampai ke
Utara Gresik (Antiklinorium Rembang). Antiklinorium ini berlanjut ke
Madura, yang terpisahkan oleh Selat Madura. Di Jawa Timur Dataran
Alluvial yang relatif agak luas terdapat segitiga Jombang - Wonokromo –
Bangil dan diantaranya Bojonegoro – Sirabaya berbentuk memanjang.
28. 24
2.5 Geografi Pariwisata
a. Pengertian dan Konsep Geografi Pariwisata
Geografi adalah ilmu yang menguraikan dan menganalisis variasi
keruangan keadaan permukaan bumi serta umat manusia yang menempatinya.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
Jadi Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu
geografi yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan
wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai
fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu
daerah (wilayah).
Menurut Heru Pramono (2012: 2), geografi pariwisata adalahstudi
terapan dari konsep-konsep, teori-teori, dan pendekatanpendekatangeografi
terhadap aspek-aspek pariwisata pada wilayahpermukaan bumi. Menurut
Pearce (dalam Heru Pramono, 2012: 2)
Terdapat enam wilayah topik yang menyusun komponen geografi pariwisata
yaitu:
a. pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply);
b. pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand);
c. geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort);
d. geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows);
e. dampak priwisata (the impact of tourism);
f. model-model keruangan pariwisata (models tourism space).
b. Analisis daerah (wilayah) Pariwisata yang dapat dilakukan oleh geografi
meliputi:
1. analisis sistem perwilayahan;
2. analisis sosial kemasyarakatan;
3. analisis geografi;
4. analisis ekonomi;
29. 25
5. analisis fisik/daya dukung lingkungan;
6. analisis kondisi sarana dan prasarana;
7. analisis struktur dan pola masyarakat;
8. analisis potensi dansumber daya alam, buatan manusia.
Dalam melaksanakan kegiatan analisis dapat menerapkan rumus-
rumus, statistik, analisis peta dan hasi linterpretasi citra serta pengolahan data
spasial denganSIG.
2.6 Meteorologi Dan Klimatologi
a. Pengertian Meteorologi dan Klimatologi
Meteorologi adalahilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala
cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer)
Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat
iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia.
Unsur- Unsur Cuaca Dan Iklim
a. Penyinaran matahari
Matahari merupakan sumber energi yang penting bagi berlangsungnya
kehidupan di bumi. Energi sinar Matahari sebagian digunakan untuk
memanaskan atmosfer. Proses pemanasan ini dapat berlangsung secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Suhu udara
Akibat penyinaran matahari, permukaan bumi menerima panas. Udara
akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan kembali setelah
diubah dalam bentuk gelombang panjang. Radiasi yang dipancarkan oleh
matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi akan menyerap radiasi
sebesar 51%, selebihnya dipantulkan kembali oleh awan 20%, oleh bumi 4%,
dan oleh atmosfer 6%, serta dibaurkan oleh molekul udara dan debu atmosfer
sebesar 19% .
c. Tekanan udara
30. 26
Tekanan udara adalah berat massa udara pada suatu wilayah. Perbedaan
pemanasan matahari mengakibatkan tekanan udara pada daerah satu dengan
daerah yang lain berbeda. Hal ini karena pemanasan udara paling banyak
terjadi pada atmosfer bagian bawah. Jadi, semakin ke atas atau tinggi suatu
tempat semakin rendah tekanan udaranya.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat
dinamakan Barometer, yang menggunakan skala milimeter air raksa (mm Hg),
milibar (mb), atau atmosfer (atm).
d. Angin
Perbedaan tekanan udara di permukaan bumi mengakibatkan terjadinya
perpindahan massa udara dari daerah yang bertekanan tinggi menuju ke
daerah yang bertekanan rendah sehingga menimbulkan aliran udara. Udara
yang mengalir ini kita namakan angin.
Arah dan kecepatan angin diukur dengan alat yang
disebut anemometer mangkok dan hasil catatannya disebut anemogram.
Adapun satuan yang biasa digunakan dalam menentukan kecepatan angin
adalah kilometer per jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det = 1,854 km/jam).
e. Kelembaban udara
Kelembaban/kelengasan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung
dalam sejumlah massa udara. Untuk mengukur kelembaban udara digunakan
alat Higrometer atau Psycometer Asmann.
f. Awan
Awan merupakan kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang
terjadi karena adanya proses kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat
dalam udara. Nah, awan yang menempel di permukaan bumi lebih dikenal
dengan sebutan kabut.
g. Curah hujan
Titik-titik air yang terkandung di dalam awan semakin banyak dan awan
sudah tidak mampu lagi untuk menampung titik-titik air tersebut, maka akan
dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan atau
presipitasi.Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakanlah alat
yakni fluviograf atau rain gauge yang biasanya menggunakan skala milimeter.
31. 27
2.7 Geografi Tanah
Geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari sebaran jenis tanah di muka
daratan dan faktor yang menentukan sebaran teresbut. Secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai ilmu tanah yang dikaji dari sudut pandang geografi. Kata
geografi dalam geografi tanah merupakan konteks sistem atau metode telaah,
bukan konotasi ilmu (Notohadiprawiro, 1994). Geografi tanah merupakan
cabang ilmu geografi yang mengkaji persebaran satuan-satuan tanah di
permukaan bumi, sifat, dan karakteristik satuan-satuan tanah yang menyelimuti
permukaan bumi, dan pemanfaatan tanah untuk kehidupan (Sartohadi dkk.,
2012)
Sebaran tanah yang membentuk hamparan di muka daratan disebut
pedosfer. Setiap wilayah memiliki mosaik tanah tersendiri karena keragaman
faktor penentunya. Hamparan tanah di muka daratan mencitrakan bentangtanah
yang menjadi salah satu elemen bentanglahan. Mosaik tanah sebagai fakta
kewilayahan dapat diungkap lewat peta tanah. Peta tanah memuat informasi
mengenai nama-nama satuan tanah melalui sistem klasifikasi tertentu secara
konsisten mulai dari skala global hingga detail.
Untuk mengetahui sebaran tanah di muka bumi perlu dipahami terlebih
dulu definisi tanah dan faktor pembentuk tanah. Tanah adalah tubuh alam
(natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-
gaya alam (natural forces) berupa kombinasi dari iklim dan jasad hidup terhadap
bahan-bahan alam (natural material) yang terletak dan dikendalikan relief di
permukaan bumi dalam rentang waktu tertentu(Notohadiprawiro & Supranowo,
1978; Sartohadi dkk,2012).
Tanah terbentuk oleh kerja beberapa faktor alam yaitu:
a. iklim;
b. jasad hidup meliputi vegetasi organime manusia;
c. relief (topografi);
d. bahan induk;
e. waktu.
32. 28
BAB III
METODELOGI TINJAUAN LAPANGAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Istimewa Jogjakarta dan
sekitarnya serta daerah Kabupaten Wonogiri dari tanggal 5 Mei 2014 sampai
dengan 8 Mei 2014. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
geografis masing-masing objek penelitian yaitu meliputi:
a. Desa Kinahrejo atau kawasan Gunung Merapi pada tanggal 5 Mei 2014;
b. Objek Wisata Kaliurang pada tanggal 5 Mei 2014;
c. Pantai Parangkusumo pada tanggal 6 Mei 2014;
d. Sandunes pada tanggal 6 Mei 2014;
e. Museum Geospasial UGM pada tanggal 6 Mei 2014;
f. Pantai Depok pada tanggal 6 Mei 2014;
g. Kandang Bebek/ Pantai Parangtritis pada tanggal 6 Mei 2014;
h. Gua Pindul sebagai kawasan karst pada tanggal 7 Mei 2014;
i. Pantai Slili pada tanggal 7 Mei 2014;
j. Museum Karst di Pracimantoro pada tanggal 8 Mei 2014;
k. Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri pada tanggal 8 Mei 2014.
3.2 Objek Kajian
Objek kajian dalam kajian Studi Fenomena Geografi I ini meliputi
objek kajian geografi pada umumnya yang terbagi menjadi dua kelompok
besar objek kajian yaitu Geografi Fisik dan Geografi Sosial.
a. Geografi Fisik
Geografi fisik ialah geografi yang lebih menekankan pada kajian-
kajian fisik di bumi ini. Dimana kajian geografi fisik meliputi litosfer
(geologi, geomorfologi, dan tanah), atmosfer (meteorologi dan
klimatologi), hidrosfer (hidrologi dan oceanografi), dan biosfer
(biogeografi). Dalam geografi fisik lebih condong pada pengamatan
fenomena alam yang terjadi secara sendirinya. Dalam geografi fisik perlu
33. 29
diadakan pengamatan keadaan alam secara seksama, pengukuran secara
cermat dan mengumpulkan fakta sebanyak mungkin untuk dapat sampai
pada generalisasi yang menghasilkan konsep, prinsip atau teori yang
sifatnya abstark.
Dalam studi fenomena geografi ini yang termasuk dalam kajian
geografi fisik adalah kajian Geologi, Geomorfologi, Meteorologi dan
Klimatologi, Hidrologi dan Biogeografi.
b. Geografi Sosial
Geografi Sosial mempunyai objek studi aktifitas manusia sebagai
bagian geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktifitas manusia
dengan lingkungannya yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial
(Hasil Seminar Lokakarya Geografi di Semarang, 1988). Geografi sebagai
ilmu spesifik tentang geosfer tentu saja kajian geografi sosial lebih
menekankan kegiatan manusia sebagai aspek pokoknya tidak dapat
dilepaskan dari aspek lingkungan alam. Konsep tersebut sesuai dengan
geografi yang menekankan antropocentris (Sumaatmaja, 1988).
Geografi sosial menekankan studi pada aspek antroposfer.
Geografi Sosial secara spesifik memiliki objek kajian tentang tindakan
manusia dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya baik lingkungan alamiah dan lingkungan
manusia. Segala aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
merupakan pokok kajian geografi sosial.
3.3 Variabel
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di
dalam suatu penelitian. Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah
konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-
macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara
memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.
Dalam Penelitian Studi Fenomena Geografi I ini, yang menjadi
variabel penelitian meliputi:
a. Geomorfologi
34. 30
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentukan lahan di
muka bumi dan bagaimana proses terbentuknya bentukan lahan tersebut.
Materi kajian geomorfologi yang dikaji dalam Kuliah Kerja Lapangan
meliputi bentukan lahan diantaranya:
1. Bentukan Lahan Vulkanik
Bentukan asal lahan vulkanik merupakan bentukan lahan yang terjadi
karena aktivitas magma dalam bumi. Bentukan lahan vulkanik ini dikaji
di Desa Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman,
Jogjakarta yang merupakan salah satu desa dilereng gunung Merapi.
Dimana Gunung Merapi merupakan vulkan teraktif didunia. Di desa
tersebut diamati bagaimana kondisi morfologi dari lereng gunung
tersebut dan dijelaskan bagaimana proses dari aktivitas erupsi Gunung
Merapi. Dengan mendatangi desa ini maka pemahaman mengenai
bentukan lahan vulkanik menjadi lebih mendalam.
2. Bentukan Lahan Marine
Bentukan lahan marine atau pantai merupakan bentuk lahan
yang terjadi didaerah pantai yang melibatkan aktivitas arus dan ombak.
Bentukan lahan marine dikaji di daerah Pantai Parangtritis,
Parangkusumo, Depok, Baron, serta Sili. Dari banyak pantai yang dikaji
kita akan dapat membandingkan antara pantai yang satu dengan yang
lainnya. Membandingkan pantai selatan bagian timur dengan pantai
selatan bagian barat. Kita juga dapat menjelaskan mana pantai terangkat
dan mana pantai yang tenggelam.
3. Bentukan Lahan Aeolin
Bentukan lahan aeolin merupakan bentukan lahan yang terjadi
karena aktivitas angin dan interksinya dengan pasir. Bentukan lahan
aeolin ini dapat dilihat di daerah Sanddunes disekitar Parangtritis yang
merupakan satu-satunya situs aeolin di Asia Tenggara. Di sanddunes
tersebut dikaji lebih mendalam bagaimana proses terbentuknya gumuk
pasir dan dilihat secara nyata bagaimana tipe gumuk pasir barchan.
35. 31
4. Bentuk Lahan Karts
Bentuk lahan karst merupakan bentukan lahan dari aktivitas batuan
kapur yang terlarut oleh air. Bentukan lahan ini dikaji diderah Gua
Pindul yang terletak di Desa Pijingharjo, Kecamatan Karangmojo
Kabupaten Gunung Kidul. Disini ditunjukan secara nyata bagian-bagian
dari bentukan lahan asal karst. Kemudian penjelasan secara umum dari
lahan asal karst dijelaskan di Museum Karst di Pracimantoro ,
Wonogiri.
b. Geografi Sosial
Secara geografi sosial hal-hal yang dibahas dalam KKL I ini adalah
unsur-unsur geografi sosial yang meliputi manusia, lingkungan alam, dan
interaksi yang terjadi diantara keduanya. Disetiap objek penelitian dapat
dikaji bagaimana aktivitas manusianya yang meliputi aktivitas
sosial,ekonomi maupaun aktivitas politik. Dan dari pola aktivitas tersebut
dapat dipahami bagaimana hubungan interaksi, maupun interelasi bahkan
interpendensi antara manusia dan lingkungannya.
c. Geologi
Dilihat dari ilmu geologi maka materi yang menjadi kajian adalah
jenis batuan penyusun yang terdapat disetiap objek kajian. Kemudian
penjelasan secara geologi bagaimana terbentuknya daerah tersebut.
Geologi yang didalami adalah geologi Indonesia khususnya geologi daerah
Jawa Tengah dan DIY.
d. Biogeografi
Biogeografi merupakan ilmu yang memepelajari persebaran tumbuhan
dan hewan dimuka bumi. Materi yang dikaji adalah persebaran tumbuhan
di daerah objek yang dikaji. Apa saja jenis tumbuhan yang ada di tempat
kajian dan faktor apa saja yang mempengaruhi.
e. Hidrografi
Hidrografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai air dimuka bumi.
Dalam objek kajian ini hidrografi dikaitkan dengan jenis air yang ada di
setiap objek kajian dan pengukuran tingkat salinitas air di masing-masing
36. 32
objek. Dengan mempelajari hal itu maka kita akan tahu bagaimana jenis
air di daerah kajian dan bagaimana pola alirannya.
f. Meteorologi dan Klimatologi
Dalam hal meteorologi dan klimatologi hal yang dikaji adalah
mengenai unsur-unsur cuaca dan iklim seperti halnya angin, suhu udara,
kelembaban udara dan lain sebagainya.
g. Geografi Pariwisata
Dalam geografi pariwisata ini yang dikaji adalah bagaimana
pengembangan wisata didaerah kajian. Dengan metode observasi dan
wawancara dengan masyarakat sekitar daerah kajian.
h. Geografi Tanah
Dalam geografi tanah kajiannya adalah jenis tanah apa yang terdapat di
objek kajian dan bagaimana faktor iklim dan lainnya mempengaruhi jenis
tanah tersebut serta bagaimana dampaknya bagi tanaman yang ditanam
disekitarnya.
3.4 Metode Dan Alat Pengumpulan Data
Dalam kuliah kerja lapangan/ studi fenomena geografi ini terdapat
beberapa data yang diperlukan untuk nantinya diolah menjadi data yang dapat
dibaca dan dianalisis. Untuk itu perlu adanya metode pengumpulan data dan
alat-alat yang digunakan didalamnya. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam KKL I ini adalah sebagai berikut:
a. Metode wawancara
Wawancara merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian. Menurut
A. Muri Yusuf dalam bukunya Metodologi Penelitian Wawancara (2005:140)
menjelaskan bahwa:
Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer) dengan yang
diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat juga
dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to face) antara
interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya langsung
tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang sebelumnya.
37. 33
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang
yang diwawancarai. Jenis wawancara yang dilakukan peneliti adalah
wawancara langsung. Dalam wawancara ini peneliti bertanya langsung pada
narasumber yang terbagi manjadi beberapa narasumber yaitu penduduk
setempat, para pedagang dan nelayan jika objek tersebut adalah pantai.
Alat-alat yang peneliti gunakan dalam metode wawancara adalah:
1. Instrumen Wawancara
Instrumen ini telah dipersiapkan sebelum kegiatan wawancara
berlangsung. Dan peneliti harus memahami apa yang menjadi topik
dalam wawancara tersebut.
2. Alat tulis
alat tulis digunakan untuk mencatat hasl wawancara dengan
narasumber.
b. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan ataupun
mengumpulkan data-data penelitian secara langsung mengenai hal-hal
yang akan diteliti. Anas Sugiono (1998:76) menyatakan secara umum
pengartian observasi adalah cara menghimpung bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan.
Dalam observasi ini yang diamati adalah bagaimana kondisi jalan
didaerah kajian, apa saja tumbuhan yang terdapat didaerah kajian serta
bagaimana pola pertaniannya. Hal-hal tersebut cukup didapatkan dari
pengamatan secara individu.
Oleh karena hal tersebut dilakukan secara individu melalui
pengamatannya sendiri maka alat yang digunakan cukup instrumen dan
alat tulis serta pengamaatan yang dilakukan secara baik dan benar.
38. 34
c. Metode Pengukuran
Metode pengukuran merupakan metode khas yang dilakukan
geograf untuk mengetahui ukuran dari objek kajian geografi fisik. Hal-hal
yang diukur pada KKL I ini meliputi: letak objek kajian, ketinggian
tempat, panjang lereng, hadap lereng, deep/strike, PH tanah, daya dukung
tanah, suhu tanah,kandungan garam air/salinitas, suhu, kecepatan angin
kelembaban udara dan kelembaban udara.
Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. GPS
Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk
menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan
penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini
menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang
mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di
permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan,
arah, dan waktu.
GPS ini digunakan untuk pengukuran letak astronomis dan
letak secara UTM. Selain itu GPS juga digunakan untuk mengukur
ketinggian tempat, tekanan udara dan kelembaban udara.
Gambar 2. GPS
39. 35
2. Kompas Geologi
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari
arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara
akurat. Kompas geologi selain dapat dipakai untuk
mengukur komponen arah, juga besar sudut.
Pada KKL I ini kompas geologi digunakan untuk
mengukur Deep dan Strike suatu lereng. Strike atau jurus
adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang
planar dengan bidang horisontal ditinjau dari arah utara.
Sedangkan Deep adalah derajat yang dibentuk antara
bidang palanar den bidang horisontal yang arahnya tegak
lurus dengan strike.
Gambar 3. Kompas Geologi
3. Soil Tester
Soil tester adalah alat untuk mengukur pH dan kelembapan
tanah. Seperti telah disebutkan, maka alat ini digunakan untuk
mengukur Ph tanah dan juga kelembaban tanah di objek kajian.
40. 36
Gambar 4. Soil tester
4. Pnetrometer
Penetrometer adalah alat untuk mengukur sifat fisik tanah
yang disebabkan karena adanya tahanan penetrasi tanah. Tahanan
penetrasi tanah dapat mengetahui kepadatan tanah dan nilai
tahanan tanah. Pegukuran tanah dengan menggunakan
penetrometer sangat mudah untuk memperoleh data dukung tanah.
Gambar 5. Pnertometer
5. Soil teskit
Soil teskit ini terdiri dari tiga macam cairan yang kegunaannya
berbeda, antara lain:
41. 37
a. H2O2 cairan ini berfungsi untuk mengetahui kandungan
kapur tanah;
b. Hcl berfungsi untuk mengetahui kandungan bahan organik
dalam tanah;
c. αα bifiridil berfungsi untuk mengetahui tingkat drainase
tanah
6. Termometer Tanah
Termometer tanah adalah alat yang digunakan untuk mengukur
secara khusus suhu didalam tanah. Perlunya pengukuran suhu
didalam tanah adalah untuk mengetahui suhu yang cocok untuk
jenis tanaman yang akan ditanam.
7. Hand level
Hand level atau disebut juga Teropong pendatar tangan yaitu
alat digunakan untuk memperoleh pandangan mendatar atau titik-
titik yang sama tingginya dengan ketinggian teropong, menentukan
beda tinggi antara dua titik/tempat, dan menentukan kemiringan
atau lereng antara dua titik tempat.
Dalam objek kajian hand level digunkan untuk mengukur
besar sudut suatu kemiringan lereng.
Gambar 8. Hand level
42. 38
8. Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang
banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau
stasiun prakiraan cuaca.
Gambar 9. Anemometer
9. Palu geologi
Palu geologi adalah sebuah palu khusus yang digunkan untuk
menggali bagian dari batuan untuk mengetahui jenis batuan apa
yang terkandung didalamnya.
Gambar 10. Palu geologi
43. 39
10. Peta RBI
Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang
menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di
wilayah NKRI. Dalam KKL I ini yang digunakan adalah peta RBI
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Wonogiri. Tujuan
penggunaan peta RBI adalah untuk mengetahui letak administratif
objek kajian.
Gambar 11. Peta RBI
11. Peta Geologi
Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu
wilayah. Yang meliputi susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan
bentuk-bentuk ( struktur ) dari masing-masing satuan batuan tersebut.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain :
jenis-jenis batuan, ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan atau
urutan satuan batuan, struktur, pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta
proses yang pernah terjadi di suatu daerah kajian.
44. 40
Gambar 12. Peta geologi
12. Peta geomorfologi
Peta geomorfologi pada hakekatnya adalah suatu gambaran
dari suatu bentangalam(landscape) yang merekam proses-proses
geologi yang terjadi di permukaan bumi. Pada petasatuan
geomorfologi sungai (fluvial), proses-proses geologi seperti erosi
dan pengendapansedimen termasuk di dalamnya. Satuan
geomorfologi seperti teras sungai (stream terrace) dan kipas
aluvial (alluvial fans) merupakan representasi dari proses-proses
pengendapan padasuatu sistem sungai dan menjadi dasar dalam
penarikan batas pada peta geomorfologi.
Gambar 13. Peta geomorfologi
45. 41
13. Higrometer digital
Alat ini digunakan untuk mengukur kelembaban udara dan
suhu udara sekaligus dalam satu alat. Alat ini pula dapat mengukur
suhu maksimum dan minimum. Di objek kajian agar tidak repot
membawa beberapa alat yang fungsinya berbeda dalam
pengukuran suhu, maka untuk lebih praktisnya menggunakan
higrometer digital dianggap lebih baik.
Gambar 14. Higrometer digital
14. IC meter
IC meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar salinitas atau kandungan garam dalam air dan juga
digunakan untuk mengukur kandungan mineral dalam air. Karena
objek kajian KKL I ini kebanyakan adalah pantai maka,
pengukuran menggunakan IC Meter bertujuan untuk
membandingkan tingkat kandungan garam dari beberapa pantai
yang telah dikunjungi.
46. 42
Gambar 15. IC meter
3.5 Analisis Data
Diliht dari cara memperoleh data dapat di pastikan bahwa, data yang
di peroleh merupakan data yang sangat akurat, dimana hal itu di lakukan
melalui 3 metode yaitu wawancara, obserfasi, dan pengukuran dengan
menggunakan alat-alat pengukur. Dari metode ini sehingga dapat diperoleh
data, baik data fisik maupun sosial.
Penggunaan metode wawancara dapat di gunakan untuk memperoleh
informasi mengenai fenomena sosial budaya masyarakat. Informasi-informasi
tersebut seperti, pendapatan, mata pencaharian, pola hubungan antar
masyarakat, dan sebagainya. Selain itu metode wawancara juga dapat
digunakan untuk memperoleh informasi dasar mengenai fenomena fisik atau
lingkungan yang ada di sekitarnya.
Metode obserfasi, sangat perlu di gunakan untuk memperoleh data
tentang suatu fenomena yang pernah/sedang terjadi pada suatu tempat.
Dengan metode obserfasi data yang di peroleh akan sangat akurat dimana
peneliti melihat secara langsung objek kajian atau fenomena yang terjadi di
suatu daerah.
Metode pengukuran, merupakan cara memperoleh data dengan
menggnakan alat ukur, seperti peta geologi, kompas azimuth, GPS dan
lainnya. Oleh karena iti metode ini sangat tepat untuk mengetahui kondisi
47. 43
fisik suatu daerah, dengan melakukan pengukuran data akan semakin
menunjukan tingkat keakuratanya.
Oleh karena itu data atau iformasi yang diperolehdari hasil Kuliah
Kerja Lapangan, merupakan data yang menunjukan tingkat keakuratan yang
tinggi. Oleh karena itu data ini dapat digunakan untuk berbagai kepentingn,
sehingga dapat digunakan oleh pemerintah untuk perencanaan pembangunan
suatu daerah. Selain itu data ini juga dapat dimanfaatkan oleh para akademisi
untuk memperdalam pengetahuan tentang fenomena yang terjadi pada suatu
daerah. Masyarakat juga dapat memanfaatkan data ini dalam pengembangan
usahanya.
48. 44
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Desa Kinahrejo/ Kawasan Gunung Merapi
a. Deskripsi hasil pengamatan
Di desa Kinahrejo ini mahasiswa melakukan pengukuran, observasi dan
wawancara dengan hasil sebagai berikut:
Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang
dihasilkan adalah Desa Kinahrejo Kecamatan Cangkringan, Kabupaten
Sleman ini terletak pada 070 35’ 29’’ LS dan 110026’ 32’’ BT atau letak
secara UTM-nya adalah 0598777 mU dan 445152 mT. Kemudian letak desa
ini secara geografis berbatasan dengan puncak Gunung Merapi disebelah
Utara, Desa Pakem disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Kaliurang dan
sebelah Timurnya berbatasan dengan objek wisata kaliadem. Desa ini
berjarak 24,4 km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 40 menit.
Topografi didaerah ini adalah bergunung karena berada dilereng
Gunung Merapi dengan ketinggian 974 m dpl. Pada suatu lereng yang
dihitung panjangnya adalah 265 meter dengan hadap lereng menghadap barat.
Kemudian kemiringan lerengnya adalah 300/ 80 %. Dilihat dari geologinya
batuan penyusun desa ini adalah breksi, konglomerat, tuff vulkanik, lava
vulkanik dan andesit. Pengukuran deep/strike menunjukan N 1500 E/ 310.
Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah
tanah vulkaik dengan Ph tanah sebesar 6,9 dan daya dukung tanah sebesar 84
kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 26,60 C. Untuk gerak massa didaerah ini
adalah sangat stabil artinya hampir tidak pernah terjadi pergerakan massa
tanah di daerah ini. Drainase tanah didaerah ini adalah baik kemudian
tanahnya tidak berkapur dan sedikit kandungan organik didalamnya.
49. 45
Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah tanah dalam dengan
stadium aliran sungai muda dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya
dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah sedikit.
Kedalaman air tanah kira-kira 265 m jenis alirannya adalah artesis.
Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah
suhu harian yang sebesar 27,40 C, suhu maksimum 30,20 C ,suhu minimum
26,60C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 696 mmHg dengan kelembaban
udara 60%. Arah anginnya bergerak dari utara ke selatan dengan kecepatan
angin sebesar 0,7 knot.
Jika dilihat secara geomorfologi desa Kinahrejo dapat dideskripsikan
bahwa faktor erosi adalah faktor utama dalam pembentukan bentuk-bentuk
lahan yang ada disekitarnya. Faktor erosi sangat berpengaruh dalam
pembentukan lereng-lereng merapi. Akibat dari aliran piroklastik hasil letusan
merapi yang kemudian membentuk morfologi lereng yang dalam, runang, dan
tipis. Lembah yang dalam tererosi oleh vulkanisme oleh aliran piroklastik ini
dan juga terpengaruh dari gempa vulkanik yang terjadi di daerah itu.
Secara geologi penjelasan mengenai Desa Kinahrejo adalah sebagai
berikut. Vulkan merapi merupakan vulkan teraktif didunia dengan siklus
letusan empat sampai lima tahunan dengan skala besar dalam kurun waktu
limabelas tahunan. Keaktifan sebuah gunung dipengaruhi oleh letak dapur
magmanya dan tekanan-tekanan yang ada. Daerah merapi berada di zona
tengah atau daerah depresi yang banyak terdapat vulkan. Magma pada
Gunung Merapi lebih disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik lempeng
yang kemudian membentuk zona subduksi dimana energi yang dikeluarkan
menyebabkan retakan yang akhirnya disusupi oleh magama pada batuan
dengan struktur yang lemah.
Untuk bagian yang menggunakan metode observasi atau pengamaatn
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti jalan
dengan bentuk rumah yang campuran anatar tradisional dengan modern.
50. 46
Tegalan yang didominasi oleh bambu. Sawah yang terdapat di daerah ini
adalah sawah irigasi dan hutannya adalah hutan tropis heterogen. Bentuk
rumahnya dominan persegi panjang dengan kondisi yang sederhana.
Kebersihannya baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pertanian
dan kebun salak. Karena pertanian maka pekerjaan mayoritas penduduknya
adalah bertani.
Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi
yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk
harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang
ada yaitu padi dan salak. Pengolahan tanahnya menggunakan cangkul, jenis
tanaman kerasnya adalah pohon akasia dan usaha konservasi tanahnya dengan
menggunakan tanaman.
Peternakan di daerah ini adalah peternakan sapi skala kecil dan
intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Tidak ada budidaya ikan disini.
Bagian penunjang wisata meliputi adanya warung makan penyewaan mobil
jeep dan penampilan upacara adat atau upacara bersih desa.
Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat
mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih
modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan
penjualan miras serta pencurian.
Dari data wawancara mengenai penegtahuan masyarakat mengenai
kesiapan bencana adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi adalah
mengamati aktivitas gunung, menyipakan jalur evakuasi, alat
evakuasi dan tempat evakuasi serta sosialisasi jalur evakuasi.
b. Saat terjadi bencana adalah melakukan pengungsian yang
terkoordinasi .
51. 47
c. Pasca letusan maka dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah yang
bekerjasama dengan masyarakat.
Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan
wawancara kepada penduduk Desa Kinahrejo yang bernama Ibu Sakirah yang
berusia 65 tahun pekerjaannya adalah pedagang dengan pengasilan pokok
perminggu adalah Rp 350.000,00. Ibu Sakirah tidak pernah mengeyam
pendidikan sama sekali. Jumlah anggota keluarga Ibu Sakirah sebanyak 2
orang dengan kedua-duanya berjenis kelamin perempuan. Anak pertama
berusia 30 tahun dengan tingkat pendidikan terkhirnya hanya sampai tingkat
SD dan anak keduanya berumur 25 tahun dengan tingkat pendidikannya
adalah setingkat SD. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ibu Sakirah
mengeluarkan biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 300.000,00 per
bulan dan biaya listrik sebesar Rp 20.000,00
Selain dimintai data sebagai penduduk Ibu Sakirah juga dimintai data
sebagi pedagang di Desa Kinahrejo dimana ibu Sakirah telah berdagang sejak
2010. Status tempat berdagangnya adalah hak milik dengan pendapatan
perbulan kurang lebih sekitar Rp 750.000,00. Jenis barang dagangannya
adalah:
No Jenis Makanan Jenis
Minuman
Jenis
Souvenir
Lain-
Lain
1 Nasi Pecel Aqua Baju kaos
2 Keripik tempe Coca-cola topi
3 Telur asin Minuman
ringan
4 Roti Kopi jahe
bubuk
5 Pop mie
6 Permen jahe
54. 50
4.2 Objek Wisata Kaliurang
a. Deskripsi hasil pengamatan
Di objek wisata kaliurang ini mahasiswa melakukan pengukuran,observasi
dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:
Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang
dihasilkan adalah objek wisata kaliurang terletak di Desa Kaliurang
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini terletak pada 070 35’ 29’’
LS dan 110026’ 4’’ BT atau letak secara UTM-nya adalah 0597916 mU dan
445164 mT. Kemudian letak desa ini secara geografis berbatasan dengan
puncak Gunung Merapi disebelah Utara, DIY disebelah Selatan, sebelah
Barat dengan Kabupaten Magelang dan sebelah Timurnya berbatasan dengan
Kabupaten Klaten. Desa ini berjarak 24 km dari pusat kota dalam waktu
tempuh sekitar 40 menit.
Topografi didaerah ini adalah bergunung karena berada dilereng
Gunung Merapi dengan ketinggian 898 m dpl. Pada suatu lereng yang
dihitung panjangnya adalah 30 meter dengan hadap lereng menghadap
selatan. Kemudian kemiringan lerengnya adalah 370. Dilihat dari geologinya
batuan penyusun desa ini adalah breksi, konglomerat, tuff vulkanik, lava
vulkanik dan andesit. Pengukuran deep/strike menunjukan N 950 E/ 690.
Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah
tanah vulkaik dengan Ph tanah sebesar 6,5dan daya dukung tanah sebesar 35
kg/cm2serta suhu tanahnya sebesar 25,20 C. Untuk gerak massa didaerah ini
adalah sangat stabil artinya hampir tidak pernah terjadi pergerakan massa
tanah di daerah ini. Drainase tanah didaerah ini adalah baik kemudian
tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya banyak.
Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah tanah dalam dengan
stadium aliran sungai muda dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya
dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 0,07 ppm dan
kandungan mineralnya 49 ms/cm. Suhu air pada saat pengukuran adalah
21,60C Kedalaman air tanah kira-kira 265 m jenis alirannya adalah juvenil.
55. 51
Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah
suhu harian yang sebesar 26,70 C, suhu maksimum 27,50 C ,suhu minimum
25,10C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 696 mmHg dengan kelembaban
udara 60%. Arah anginnya bergerak dari utara ke selatan dengan kecepatan
angin sebesar 0,7 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 13.33
WIB.
Secara geomorfologi wisata kaliurang dapat dideskripsikan sebagi
lembah hasil dari proses vulkanik vulkan merapi yang kemudian dilalui oleh
air terjun. Air terjun ini berasal dari puncak atas dan mengalir secara periodik
hanya pada musin penghjan yang menjadikan aliran airnya deras.
Daerah ini masih termasuk stadium muda, lembah yang terdapat
disana terbentuk akibat adanya runtuhan yang diguncangkan oleh tenaga-
tenaga vulkanik (gempa vulkanik). Gempa ini menghasilakn gravitasi yaitu
suatu keadaan dimana runtuhan jatuh kebawah. Runtuhan meninggalkan
batuan andesit yang telah pecah yang pecahannya berbentuk kotak-kotak atau
kubus karena telah mengalami pengelupasan. Batuan tersebut hancur dan
terbawa oleh Sungai Opak dan akan menghasilkan sandunes di Parangtritis.
Secara geologi batuan-batuan yang ada dilembah objek wisata
kaliurang adalah batuan andesit dengan unsur mineral utamanya adalah
hornblenda, plagioklas, magnetit dan augit. Pembentukan semua batuan
tersebut adalah akibat dari akktivitas lempeng tektnik di Samudera Hindia
yang menunjam dan membentuk gunung berapi. Vulkan Merapi inilah yang
memunculkan batuan tersebut di daerah kaliurang.
Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti jalan
dengan bentuk rumah yang campuran antara tradisional dengan modern.
Tegalan yang didominasi oleh bambu. Sawah yang terdapat di daerah ini
adalah sawah irigasi dan hutannya adalah hutan tropis heterogen. Bentuk
rumahnya dominan persegi panjang dengan kondisi yang sederhana.
Kebersihannya baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk pertanian
56. 52
dan kebun salak. Karena pertanian maka pekerjaan mayoritas penduduknya
adalah bertani.
Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi
yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk
harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang
ada yaitu campuaran antara ketela pohon, talas, sipung dan alpukat.
Pengolahan tanahnya menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah
pohon-pohon besar heterogen serta usaha konservasi tanahnya dengan
menggunakan tanaman dan terasering dengan media batu.
Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan
intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Tidak ada budidaya ikan disini.
Bagian penunjang wisata meliputi adanya taman rekreas, peginapan, warung
makan,dan warung cinderamata dan penampilan kebudayaan wayang.
Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat
mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih
modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan
penjualan miras serta pencurian.
Dari data wawancara mengenai penegtahuan masyarakat mengenai
kesiapan bencana adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi adalah
mengamati aktivitas gunung, menyipakan jalur evakuasi, alat
evakuasi dan tempat evakuasi serta sosialisasi jalur evakuasi.
b. Saat terjadi bencana adalah melakukan pengungsian yang
terkoordinasi .
c. Pasca letusan maka dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah yang
bekerjasama dengan masyarakat.
57. 53
Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan
wawancara kepada penduduk di Daerah Kaliurang yang bernama Ibu Harti
berusia 55 tahun pekerjaannya adalah seorang cleaning service dengan
pengasilan pokok perbulan adalah Rp 600.000,00 dan pekerjaan
sampingannya adalah buruh serabutan dengan gaji perbulannya kurang lebih
Rp.400.000,00. Tingkat pendidikan terakhir adalah SD. Jumlah anggota
keluarga Ibu Harti adalah dua orang dengan seorang anak laki-laki berusia 34
tahun dengan tingkat pendidikan terakhir adalah SLTA dan anak keduanya
berjenis kelamin perempuan dengan usia 32 tahun dengan tingkat pendidikan
terakhir adalah setingkat SLTA. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu
Harti menghabiskan biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 700.000,00
per bulan, biaya listrik sebesar Rp 15.000,00-Rp. 20.000,00, pembayaran
PBB sebesar Rp 90.000,00 dan pengeluaran Rp. 18.000, 00 per hari untuk
keperluan lain-lain. Kemudian untuk biaya pengeluaran tak terduga sebesar
Rp. 500.000,00 perbulan.
Selain itu, ada pula seorang penduduk dimintai data sebagai seorang
pedagang yaitu penjual jajanan batagor keliling yaitu Bapak Nurahim. Beliau
ini berasal dari Purwodadi dan mulai berdagang sejak 2006. Status tempat
berdagangnya adalah hak milik dan pendapatnnya sebesar Rp. 3.000.000,00 –
Rp. 6.000.000,00 perbulannya. Pak Nurahim tidak menjual apa-apa selain
batagor.
b. Foto kegiatan
59. 55
Foto kegiatan deskripsi
4.3 Pantai Parangkusumo
a. Deskripsi hasil pengamatan
Di objek kajian pantai Parangkusumo ini mahasiswa melakukan
pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:
Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang
dihasilkan adalah objek wisata parangkusumo ini terletak di Kabupaten
bantul. Tempat ini terletak pada 080 01’ 18’’ LS dan 1100 19’ 30’’ BT atau
letak secara UTM-nya adalah 0585810 mU dan 397589 mT. Kemudian letak
desa ini secara geografis berbatasan dengan DIY disebelah Utara, Samudera
Hindia disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Kabupaten Kulonprogo dan
sebelah Timurnya berbatasan dengan Kabupaten Wonosari atau Pantai Baron.
Tempat ini berjarak 25,5 km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30
menit.
60. 56
Topografi didaerah ini adalah datar dan landai dengan ketinggian 0 m
dpl. Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang
dapat dihitung disini.
Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah
tanah berpasir dengan Ph tanah sebesar 6,5 dan daya dukung tanah sebesar 68
kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 30,80 C. Untuk gerak massa didaerah ini
adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah sedang kemudian
tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya sedikit.
Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal
dengan stadium aliran sungai muda dan tidak pernah terjadi banjir karena
letaknya dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 336
ppm. Kedalaman air tanah kira-kira 5-6 m pada musim penghujan dan 8-12 m
pada musim kemarau. Jenis alirannya adalah artesis.
Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah
suhu harian yang sebesar 31,70 C, suhu maksimum 32,30 C ,suhu minimum
25,90C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 777 mmHg dengan kelembaban
udara 55 %. Arah anginnya bergerak dari baart ke timur dengan kecepatan
angin sebesar 1,7 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 08.33
WIB.
Secara geomorfologi pembentukan Pantai Parangkusumo dipengaruhi
oleh vulkan merapi lebih tepatnya adalah Vulkan Merapi Purba. Pasir yang
ada di pantai parangkusumo adalah pasir yang berasal dari Sungai Opak dan
Sungai Oyo.
Kemudian secara geologi Pantai Parangkusumo merupakan hasil dari
patahan yang mengakibatkan munculnya magma yang menjadi batuan yang
bersifat basaltis, batuan yang ada di Parangkusumo letaknya membentuk
segienam atau dapat dikatakan batuan basaltis yang ada di Parangkusumo
merupakan batuan beku yang telah mengalami pelapukan dikarenakan
terkena hujan dan panas serta ditumbuhi oleh tumbuhan yang akarnya
61. 57
menyusup kedalam batuan sehingga mudah dalam mengalami pelapukan
kimia, fisika, dan biologi.
Pola pemukiman di daerah ini adalah memusat disekitar tempat wisata
dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang baik. Tegalan
yang didominasi oleh pohon buah siwalan. Kebersihannya dirasa kurang baik
dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk kebun siwalan. pekerjaan
mayoritas penduduknya adalah bertani siwalan dan juga berdagang. Tidak
ada aktivitas nelayan disini.
Kondisi jalannya dapat dikatakan rusak ringan dengan sarana
transportasi yang sulit dan kondisi sanitasinya juga kurang baik. Hubungan
antar penduduk harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan
bahasa Indonesia.
Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang
ada yaitu campuaran antara kelapa, siwalan dan lain sebagainya. Pengolahan
tanahnya menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon aksia
serta usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman
keras.
Peternakan di daerah ini adalah peternakan kerbau skala kecil dan
intensifikasinya dengan cara digembalakan. Tidak ada budidaya ikan disini.
Bagian penunjang wisata meliputi adanya peginapan, warung makan, dan
warung cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.
Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat
mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih
modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan
penjualan miras serta pencurian.
Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam
tsunami. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:
a. Kesiapan sebelum bencana
62. 58
1. persiapan tenda-tenda pengungsian;
2. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;
3. dan adanya sosialisasi bencana.
b. Saat terjadinya bencana
1. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;
2. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.
c. Pasca bencana
1. perbaikan infrastruktur;
2. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.
d. Penanggulangan bencana
1. pemasangan alat deteksi bencana tsunami;
2. sosialisasi mitigasi bencana tsunami.
Untuk wilayah Pantai Parangkusumo tidak dilakukan wawancara terhadap
penduduk maupaun pedagang yang ada di tempat tersebut karena terkendala
waktu dan lain sebagainya.
b. Foto Kegiatan
64. 60
4.4 Sandunes
a. Deskripsi hasil pengamatan
Di objek kajian sandunes ini mahasiswa melakukan pengukuran,observasi
dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:
Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang
dihasilkan adalah sandunes ini terletak di Kabupaten bantul. Tempat ini
terletak pada 080 01’ 11’’ LS dan 1100 18’ 58’’ BT atau letak secara UTM-
nya adalah 0584839 mU dan 398103 mT. Kemudian letak desa ini secara
geografis berbatasan dengan bukit andesit purba disebelah Utara, Samudera
Hindia disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Pantai Depok dan sebelah
Timurnya berbatasan dengan Pantai Parngkusumo. Tempat ini berjarak 25,1
km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30 menit.
Topografi didaerah ini adalah bergelombangdengan ketinggian 0 m
dpl. Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang
dapat dihitung disini. Hasil dari pengukuran deep dan strikenya adalah N
1650E/120. Batuan penyusun dari sandunes sendiri adalah sedimen marine
dan pasir.
Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah
tanah berpasir dengan Ph tanah sebesar 7dan daya dukung tanah sebesar 41
kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 37,60 C. Untuk gerak massa didaerah ini
adalah labil. Drainase tanah didaerah ini adalah sedang kemudian tanahnya
sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya sedikit.
Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal
dengan stadium aliran tidak ada dan tidak pernah terjadi banjir karena
letaknya dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 87 ppm.
Kedalaman air tanah kira-kira 3 m. Jenis alirannya adalah artesis.
Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah
suhu harian yang sebesar 380 C, suhu maksimum 39,70 C ,suhu minimum
65. 61
25,90C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 773 mmHg dengan kelembaban
udara 41 %. Arah anginnya bergerak dari timur ke baratdengan kecepatan
angin sebesar 2,1 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 09.30
WIB.
Secara geomorfologi sandunes atau gumuk pasir terbentuk jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut: ada pasir, ada tenaga pengangkut, dan
tidak ada penghalang. Pasir yang ada di sandunes ini berasal dari vulkan
merapi yang menjadi halus karena terbawa oleh arus sungai. Pasir ini terdapat
dari beberapa mineral antara lain adalah horenbelnda, augit, kuarsa, silika,
magnetit. Warna pasir berbeda karena perbedaan massa jenisnya. Di daerah
ini telah ditanami beberapa tanaman yang bertahan dengan keadaaan
kekeringan seperti akasia. Tumbuhan ini berfungsi sebagai pembentuk
sandunes dari pasir merapi yang terbawa oleh angin Pasat Tenggara.
Secara geologi dapat dideskripsikan sebagai berikut merupakan
batuan andesit yang berasal dari Gunung Merapi berupa horenbelnda, augit
dan magnetit.
Pola pemukiman di daerah ini adalah menyebar disekitar tempat
wisata dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang
kurang baik.. Kebersihannya dirasa kurang baik dan penggunaan lahannya
hanya pasir dan juga tumbuhan akasia. Pekerjaan mayoritas penduduknya
adalah berdagang..
Kondisi jalannya dapat dikatakan rusak ringan dengan sarana
transportasi yang sulit dan kondisi sanitasinya juga kurang baik. Hubungan
antar penduduk harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan
bahasa Indonesia.
Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang
ada yaitu akasia. Pengolahan tanahnya menggunakan cangkul, jenis tanaman
kerasnya adalah pohon aksia serta usaha konservasi tanahnya dengan
menggunakan batu dan rumput gajah.
66. 62
Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan
intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Tidak ada budidaya ikan disini.
Bagian penunjang wisata hanya meliputi warung makan, dan warung
cinderamata.
Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat
mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih
modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan
penjualan miras serta pencurian.
Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam badai
pasir. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:
e. Kesiapan sebelum bencana
4. persiapan tenda-tenda pengungsian;
5. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;
6. dan adanya sosialisasi bencana.
f. Saat terjadinya bencana
3. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;
4. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.
g. Pasca bencana
3. perbaikan infrastruktur;
4. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.
h. Penanggulangan bencana
3. pemasangan alat kecepatan angin;
4. sosialisasi mitigasi bencana badai pasir.
Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan
wawancara kepada penduduk disekitar sandunes yang bernama Ibu Sumini
yang berusia 43 tahun pekerjaannya adalah berdagang disekitar sandunes
dengan pengasilan pokok perminggu adalah Rp 350.000,00 dan pekerjaan
sampingannya adalah tukang parkir gaji perminggunya sebesar
Rp.350.000,00. Tingkat pendidikan terakhir adalah tidak sekolah. Jumlah
67. 63
anggota keluarga Ibu Sumini adalah sejumlah lima orang dengan tiga orang
anak yang pertama anak permpuan berusia 29 tahun dengan tingkat
pendidikan terakhir adalah SLTP dan anak keduanya berjenis kelamin
perempuan dengan usia 25 tahun dan tingkat pendidikan terakhirnya adalah
SLTP. Kemudian anak ketiganya yaitu anak laki-laki berusia 17 tahun dan
berpendidikan SLTA. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu Sumini
menghabiskan biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 900.000,00 per
bulan, biaya listrik sebesar Rp 70.000,00, biaya sekolah Rp. 200.000,00 per
bulan, pembayaran PBB sebesar Rp 20.000,00 , pengeluaran untuk telepon
atau pulsa adalah Rp.10.000 per minggu dan pengeluaran Rp. 15.000,00 per
hari untuk keperluan lain-lain. Kemudian untuk biaya pengeluaran tak
terduga sebesar Rp. 50.000,00 perbulan.
Selain dimintai data sebagai penduduk ibu Sumini juga dimintai data
sebagai seorang pedagang. Ternyata Ibu Sumini ini berasal dari Bantul dan
mulai berdagang sejak tahun 2000. Status tempat berdagangnya adalah sewa
dan pendapatnnya sebesar Rp.1.500.000,00 perbulannya. Ibu Sumini menjual
minuman seperti es teh dan minuman isotonik serta menjual souvenir seperti
topi dan selendang.
b. Foto Kegiatan
69. 65
4.5 Museum Geospasial
a. Deskripsi Objek
Museum geospasial adalah museum tentang gumuk pasir di sandunes.
Museum ini terletak di Dusun Depok, Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul.
Terletak di 080 06’ 33” LS dan 1100 18’ 09” BT atau 058333 Mu dan 398975
mT. Secara geografis museum ini dikelilingi oleh perkebunan jambu mete di
sebelah utara dan selatan serta pemukiman di sebelah barat dan timur.
Visi dari museum geospasial ini adalah menjadi pusat unggulan riset inovasi
bidang informasi geospasial untuk pengelolaan SDA kepesisiran secara
terpadu berbasis pendekatan geografi. Di museum ini terdapat lima bangunan
utama yaitu:
a. gedung geo camp untuk penginapan tamu yang biasanya mahasiswa;
b. gedung kerucut yang menyimbolkan Gunung Merapi;
c. lorong yang menyimbolkan Sungi Opak;
d. gedung display berisi alat-alat yang ada di museum;
e. kantor pusat.
Di museum tersebut kita juga disajikan video yang berisi mengenai
dinamika pantai selatan. Pantai selatan terbagi menjadi dua wilayah yaitu
Barat dan Timur. Sebelah barat untuk kehidupan sosial seperti kegiatan
nelayan yang terpusat di Pantai Depok dan sebelah timur itu untuk pusat
pariwisata seperti Pantai Parangtritis. Hubungan antara pantai selatan,
Gunung Merapi dan Sungai Opak adalah pembentukan sandunes yang kini
keberadaannya terancam. Untuk itu museum geospasial ini didirikan atas
kerjasama antara Badan Informasi Geospasial, Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada, dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Museum ini
bertujuan untuk mengonservasikan gumuk pasir Parangtritis yang
merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
71. 67
4.6 Pantai Depok
a. Deskripsi Hasil Pengamatan
Di objek kajian Pantai Depok ini mahasiswa melakukan
pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:
Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang
dihasilkan adalah Pantai Depok ini terletak di Kabupaten Bantul. Tempat ini
terletak pada 080 00’ 50” LS dan 1100 171’ 33” BT atau letak secara UTM-
nya adalah 058224 mU dan 398455 mT. Kemudian letak desa ini secara
geografis berbatasan dengan DIY disebelah Utara, Samudera Hindia
disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Kabupaten Kulonprogo dan sebelah
Timurnya berbatasan dengan Kabupaten Wonosari. Tempat ini berjarak 22,5
km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30 menit.
Topografi didaerah ini adalah datar landai dengan ketinggian 7 m dpl.
Tidak ada pengukuran mengenai lereng karena tidak ada lereng yang dapat
dihitung disini. Hasil dari pengukuran deep dan strikenya adalah N
1160E/100. Batuan penyusun dari sandunes sendiri adalah sedimen marine
dan pasir.
Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah
tanah berpasir gelap dengan Ph tanah sebesar 6,7 dan daya dukung tanah
sebesar 43 kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 35,80 C. Untuk gerak massa
didaerah ini adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah baik
kemudian tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya
sedikit.
Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal
dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya
dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 144 ppm.
Kedalaman air tanah kira-kira 5—8 m. Jenis alirannya adalah artesis.
Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah
suhu harian yang sebesar 36,10 C, suhu maksimum 390 C ,suhu minimum
72. 68
34,70C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 774 mmHg dengan kelembaban
udara 47 %. Arah anginnya bergerak dari utara dengan kecepatan angin
sebesar 2,8 knot dan kegiatan tersebut dilakukan pada pukul 11.00 WIB.
Secara geomorfologi Pantai Depok yang mempunyai pantai yang
terjal terjadi karena adanya penggerusan oleh arus yang sangat kuat. Sehingga
pinggir pantai setiap saat akan semakin terjal karena sistem alam terjadi. Di
Pantai Depok arusnya semakin kencang dengan bertambahnya siang hal
tersebut dikarenakan anginnya juga semakin kuat.
Secara geologi Pantai Depok dapat dijelaskan sebagai berikut
kandungan mineral batuan yang ada di Pantai Depok lebih dominan mineral
batuan magnetit yang bercirikan hitam pekat karena dasarnya semakin ke
barat pasir pantainya berwarna hitam.
Pola pemukiman di daerah ini adalah memanjang mengikuti pantai
dengan bentuk rumah yang persegi panjang dalam kondisi yang baik.
Kebersihannya dirasa baik dan penggunaan lahannya dimanfaatkan untuk
pemukiman dab tempat berdagang. pekerjaan mayoritas penduduknya adalah
nelayan dan juga berdagang.
Kondisi jalannya dapat dikatakan bagus dengan sarana transportasi
yang mudah dan kondisi sanitasinya juga baik. Hubungan antar penduduk
harmonis dengan bahasa pengantar adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Kondisi sosial ekonomi dan budayanya meliputi jenis tanaman yang
ada yaitu campuaran antara cemara laut dan pandan. Pengolahan tanahnya
menggunakan cangkul, jenis tanaman kerasnya adalah pohon akasia serta
usaha konservasi tanahnya dengan menggunakan batu dan tanaman keras.
Peternakan di daerah ini adalah peternakan ayam skala kecil dan
intensifikasinya dengan cara dikandangkan. Disini ada budidya ikan dan juga
lobster skala kecil dan dengan cara tradisional . Bagian penunjang wisata
meliputi adanya pemandian, penginapan, warung makan, dan warung
cinderamata dan penampilan kebudayaan sesaji atau labuhan dilaut.
73. 69
Bagi warga desa adanya kegiatan pariwisata di daerah ini dapat
mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
antara lain: adanya kemajuan dalam gaya hidup dan pola pikir yang lebih
modern. Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya keberadaan WTS dan
penjualan miras serta pencurian.
Bencana alam yang kemungkinan terjadi adalah bencana alam
tsunami. Dimana kesiapan masyarakat mengenai bencana ini adalah:
a. Kesiapan sebelum bencana
1. persiapan tenda-tenda pengungsian;
2. pengarahan jalur evakuasi kepada masyrakat;
3. dan adanya sosialisasi bencana.
b. Saat terjadinya bencana
1. pengangkutan masyarakat menuju tempat pengungsian;
2. pemberian bantuan logistik di tempat pengungsian.
c. Pasca bencana
1. perbaikan infrastruktur;
2. perbaikan mental masyarakat akan trauma bencana.
d. Penanggulangan bencana
1. pemasangan alat deteksi bencana tsunami;
2. sosialisasi mitigasi bencana tsunami.
Kemudian untuk memenuhi tugas dalam instrumen maka dilakukan
wawancara kepada penduduk disekitar Pantai Depok yang bernama Ibu
Tukinah yang berusia 55 tahun pekerjaannya adalah sebagai pelayan di suatu
warung disekitar sandunes dengan pengasilan pokok perbulan adalah
Rp840.000,00 dan pekerjaan sampingannya adalah sebagai buruh dengan gaji
74. 70
perminggunya sebesar Rp.210.000,00. Tingkat pendidikan terakhir adalah
SLTP. Jumlah anggota keluarga Ibu Tukinah adalah sejumlah dua orang
dengan seorang anak yang pertama anak laki-laki berusia 31 tahun dengan
tingkat pendidikan terakhir adalah SMK dan anak keduanya berjenis kelamin
laki-laki juga dengan usia 23 tahun dan tingkat pendidikan terakhirnya
adalah S1. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu Tukinah menghabiskan
biaya untuk makan sehari-hari sebesar Rp 340.000,00 per bulan, biaya listrik
sebesar Rp 20.000,00, biaya sekolah Rp. 1.600.000,00 per bulan, pengeluaran
untuk telepon atau pulsa adalah Rp.30.000 per bulan dan pengeluaran Rp.
15.000,00 per hari untuk keperluan lain-lain. Kemudian untuk biaya
pengeluaran tak terduga sebesar Rp. 75.000,00 perbulan.
Selain dimintai data sebagai penduduk ibu Tukinah juga dimintai data
sebagai seorang pedagang. Ternyata Ibu Tukinah ini berasal dari Wonogiri
dan mulai berdagang sejak tahun 2007. Status tempat berdagangnya adalah
sewa dan pendapatnnya sebesar Rp.2.000.000,00—Rp. 3.000.000,00
perbulannya. Ibu Hartini menjual barang-barang seperti pada tabel berikut:
No Jenis Makanan Jenis
Minuman
Jenis
Souvenir
Lain-
Lain
1 Geplak Aqua Sendal Rokok
2 Jajanan ringan Isotonik Mainan
anak
Pop mie
3 Kerupuk Susu Plastik
6 Permen Sembako
7 Pulsa
Karena di Pantai Depok menjadi pusat nelayan maka dilakukan pula
wawancara terhadap nelayan di Pantai Depok. Kami melakukan wawancara
75. 71
dengan nelayan yang bernama Bapak Sambero berusia 25 tahun. Tingkat
pendidikan terakhir Pak Sambero adalah SLTP. Beliau berasal dari daerah
Gombong, Kebumen. Mulai menjadi nelayan sejak tahun 2000 dan berstatus
sebagai nelayan pemilik dengan penghasilan rata-rata Rp 2.500.000,00 per
bulan. Jika sedang musim ikan maka tangkapan bapak Sambero bisa
mencapai 50 kg dalam sekali melaut. Modal yang diperoleh bapak Sambero
berasal dari modal sendiri. Pemasaran ikannya lebih sering dijual ke TPI atau
Tempat Pelelangan Ikan. Kemudian dalam melaut para nelayan mendapati
hambatan seperti ombak besar dan angin.
b. Foto Kegiatan
4.7 Kandang Bebek/ Kawasan Parangtritis
a. Deskripsi Hasil Pengamatan
Di objek kajian Pantai Parangtritis ini mahasiswa melakukan
pengukuran,observasi dan wawancara dengan hasil sebagai berikut:
Untuk objek geografi fisik dengan metode pengukuran yang
dihasilkan adalah Pantai Parangtritis ini terletak di Kabupaten Bantul. Tempat
ini terletak pada 080 01’ 16” LS dan 1100 20’ 04” BT atau letak secara UTM-
nya adalah 0586861 mU dan 397642 mT. Kemudian letak desa ini secara
geografis berbatasan dengan DIY disebelah Utara, Samudera Hindia
76. 72
disebelah Selatan, sebelah Barat dengan Pantai Parangkusumo dan sebelah
Timurnya berbatasan dengan tebing Pantai Gunung Kidul. Tempat ini
berjarak 25,1 km dari pusat kota dalam waktu tempuh sekitar 30 menit.
Topografi didaerah ini adalah berbukit dengan ketinggian 80 m dpl.
Panjang lerengnya kira-kira 200 meter dan menghadap ke tenggara. Hasil dari
pengukuran deep dan strikenya adalah N 510E/290. Batuan penyusun
darikandang bebek sendiri adalah breksi, konglomerat, tuff vulkanik, sedimen
marine, lava volkanik dan gamping.
Untuk bidang tanah, jenis tanah yang terdapat di daerah ini adalah
tanah terarosa dengan Ph tanah sebesar 5,8dan daya dukung tanah sebesar
108 kg/cm2 serta suhu tanahnya sebesar 33,60 C. Untuk gerak massa didaerah
ini adalah cukup stabil. Drainase tanah didaerah ini adalah baik kemudian
tanahnya sedikit berkapur namun kandungan organik didalamnya sedikit.
Kemudian kondisi hidrologi didaerah ini adalah air tanah dangkal
dengan stadium aliran tua dan tidak pernah terjadi banjir karena letaknya
dilereng gunung. Kandungan garam air di daerah ini adalah 251 ppm dengan
kandungan mineral sebesar 0,31 ms/cm. Kedalaman air tanah kira-kira 5—8
m. Jenis alirannya adalah artesis dan bersifat impermeable.
Dalam bidang meteorologi klimatologi ukuran yang dihitung adalah
suhu harian yang sebesar 30,90 C, suhu maksimum 31,70 C ,suhu minimum
29,90C. Tekanan udara didaerah ini sebesar 750 mmHg dengan kelembaban
udara 61 %. Arah anginnya bergerak dari barat dengan kecepatan angin
sebesar 3,2 knot.
Secara geomorfologi kandang bebek ini merupakan perbukitan andesit
tua. Warna putih pada tebing merupakan bidang patahan yang berstruktur
batuan kapur denganstruktur perlapisan horisontal. Sifat dari batuan kapur
adalah masif(bercelah-celah) sehingga dapat dirembesi oleh air sehingga
melarutkan kapur tersebut. Oleh karena itu aliran air dari Gunung Kidul
mengalir ke Samudera Hindia.