Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan sistem informasi dan sistem development life cycle (SDLC). Dibahas konsep pengembangan sistem informasi, pendekatan yang digunakan, dan tahapan umum SDLC seperti analisis, desain, pengembangan, pengujian, implementasi dan pemeliharaan. Juga dibahas model-model SDLC seperti model waterfall dan prototipe.
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, ...
SISTEM INFORMASI
1. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Disusun oleh :
Nama
:
NURMA ARINTI DEWI
NIM
:
2010 – 53 – 146
Kelas
:
VII C
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KUDUS
2013/2014
1
2. 1.
Konsep Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi atau yang sering disebut sebagai
proses pengembangan sistem merupakan suatu tindakan atau aktifitas yang
digunakan orang dalam sistem informasi untuk mengembangkan dan
memelihara sistem informasi atau perangkat lunak yang lama. Proses
pengembangan sistem informasi dilakukan dengan tujuan agar mekanisme
atau sistem kerja suatu sistem tersebut menjadi lebih baik dan semua aspek
lebih terintegrasi sesuai dengan peraturan.
Proses pengembangan sistem informasi dapat menciptakan efisiensi
dalam manajemen sumber daya yang ada, dan perlu diperhatikan bahwa
pengembangan sistem harus memenuhi kriteria atau aturan dalam
meningkatkan keunggulan sistem dalam berkompetensi. Pengembangan
sistem dari sistem yang lama ke sistem yang baru dan terintegrasi dengan
perangkat komputer akan mempermudah dalam pengolahan data agar dapat
menghasilkan informasi berbasis komputer yang lebih berkualitas guna dalam
pengambilan keputusan.
Dalam pengembangan sistem informasi terdiri dari System Analysis
dimana upaya atau usaha untuk mendapatkan gambaran bagaimana sistem
lama itu bekerja dan menganalisa masalah-masalah apa saja yang ada pada
sistem yang lama, dan System Development dimana langkah-langkah untuk
mengembangan sistem informasi yang lama ke sistem yang baru sesuai
dengan cara kerja sistem dan masalah-masalah yang telah dianalisa. Beberapa
hal yang mengacu suatu sistem lama harus dikembangkan menjadi sistem
yang baru diantaranya yaitu :
Masalah (Problem)
Dimana kondisi yang tidak diingkan pada sistem yang lama,
diantaranya yaitu keterbatasan cara kerja sistem yang lama dapat
menyebabkan sistem tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Misalnya kebutuhan informasi yang semakin luas dan semakin
bertambah akan berujung dengan pengelohan data yang dibutuhkan
semakin mengingkat, dikarenakan sistem yang lama tidak dapat
2
3. memenuhi kriteria tersebut mengakibatkan sistem yang lama tidak
efektif, maka tidak akan dihasilkan informasi yang dibutuhkan dan akan
menghambat kinerja manajemen sumber daya yang ada.
Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk mengembangkan sistem yang lama ke sistem
yang baru sangatlah penting terutama tentang kecepatan informasi dalam
dunia pasar. Persaingan pasar yang semakin ketat memicu untuk
memasang rencana-rencana strategis untuk meraih peluang pasar dengan
berhasil. Hal ini dapat menjadi acuan untuk suatu mengembangkan
sistem lama ke sistem baru dapat menyediakan kebutuhan informasi
dengan efektif dan efisien dalam persaingan pasar, agar dalam proses
pengambilan keputusan dapat berjalan dengan sesuai rencana.
Perintah (Directive)
Suatu sistem lama bisa dikembangan ke sistem yang baru bisa
terjadi dengan adanya perintah dari seorang pimpinan atau adanya
pengaruh dari pihak luar. Adanya instruksi-instruksi yang ada, maka
sistem yang lama dapat dikembangkan sesuai dengan instruksi pimpinan,
dari cara kerja sistem itu sendiri sampai informasi yang akan dihasilkan.
Ancaman (Treath)
Suatu sistem informasi yang dibangun tidak menutup kemungkinan
terjadi adanya ancaman dari pihak luar. Misalnya seorang pemimpin
merasa ada pihak dalam atau luar yang mencoba untuk merusak akses
kerja perusahaan, dengan terjadinya hal tersebut bisa dilihat bahwa
sistem yang ada terancam dirusak. Hal tersebut terjadi kemungkinan
kurang keakuratan sistem itu sendiri dan banyaknya pihak yang dapat
mengakses sistem. Maka sistem lama tersebut dikembangkan ke sistem
yang baru dengan adanya pengendalian akses sistem. Pengendalian
sistem tersebut dengan lebih mengamankan akses sistem yang baru,
dengan mengamankan Id dan Password akses yang baru dan mengurangi
pihak yang dapat mengakses sistem baru tersebut.
3
4. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pengembangan sistem
diantaranya yaitu :
Pendekatan Konvensional
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan tradisional
dimana pendekatan ini dalam mengembangkan sistem mengikuti tahaptahapan pada siklus hidup pengembangan sistem. Pengembangan sistem
dengan pendekatan konvensional diawali dengan melihat alur dokumen
dari satu bagian organisasi ke bagian organisasi lainnya dan kemudian
ditentukan proses pengolahan datanya.
Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisa cara kerja sistem
yang dikembangkan, kemudian menganalisa data yang akan menjadi
masukan dan keluaran dari sistem serta tempat penyimpanan data, dan
kelengkapan sumber dan tujuan data.
Pendekatan Struktur Data
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan alur data dokumen
masukan maupun keluaran yang digunakan dalam sistem. Pendekatan ini
dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan konstruksi sequence,
selection, dan repetition.
Information Engineering
Sistem yang dibangun menggunakan pendekatan ini didasari
dengan perencanaan strategis informasi dan kebutuhan informasi
enterpise. Dimana informasi enterpise yaitu menyatukan semua informasi
dari berbagai bagian menjadi satu informasi yang logikal, sehingga akan
dihasilkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah.
Pendekatan Objek
Sistem dikembangakan berdasarkan objek-objek yang telah ada
dalam sistem. Kumpulan objek yang ada mempunyai data dan operasi
yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam sistem setiap objek
menerima pewarisan dari objek lainnya, dan setiap objek mempunyai
kemampuan
polimorfisme.
Polimorfisme
adalah
konsep
yang
4
5. menyatakan bahwa sesuatu yang dapat mempunyai bentuk dan perilaku
berbeda, maka operasi yang sama mungkin mempunyai perbedaan dalam
kelas yang berbeda.
2.
System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru,
namun saat kerja sistem baru ditemukan permasalahan
dalam tahap
pemeliharaan sistem yang kemungkinan tidak dapat diatasi, maka sistem
tersebut akan dikembalikan lagi ke sistem yang lama, hal inilah yang
disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem atau disebut dengan
System Development Life Cycle.
SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu
sistem
perangkat
lunak
dengan
menggunakan
model-model
dan
metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem
perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC yaitu mengakomodasi
beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah
yang berhubungan dengan perangkat lunak.
2.1. Tahapan SDLC secara global :
a. Inisiasi (initiation)
Tahap ini ditandai dengan adanya kebutuhan dari user
yang ada, maka pembuatan proposal proyek perangkat lunak
dimulai dan dibuat berdasarkan konsep sistem yang telah
direncanakan.
b. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep sistem hingga dokumen
lingkup sistem. Kemudian menganalisa manfaat biaya yang
dibuthkan, manajemen rencana dan pembelajaran kemudahan
sistem untuk digunakan. Memperhatikan juga perencanaan resiko
yang kemungkinan dihadapi jika sistem akan diterapakan ke
depannya.
5
6. c. Perencanaan (planning)
Mengembangkan
rencana
manajemen
proyek
dan
dokumen perencaaan lainnya yang diperlukan masing-masing
tahapan, sumber daya dan perangkat lunak. Tahapan ini
menghasilkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencari
solusi dari masalah yang muncul dalam sistem.
d. Analisis kebutuhan (requirements analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user) dan
mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan
fungsional. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis
kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru,
observasi lapangan, jajak pendapat, pengamatan sistem yang
serupa dan prototype.
e. Desain (design)
Mentransformasikan sistem lama menjadi sistem baru
yang berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dokumen desain
sistem fokus pada bagaimana
dapat memenuhi fungsi-fungsi
yang dibutuhkan. Ada 2 perancangan dalam desain yaitu
perancangan konseptual dan perancangan fisik.
Perancangan konseptual juga disebut dengan perancangan
logika yang meliputi perancangan DFD, ERD, Normalisasi,
Flowchart System, Flowchart Document dan laporan-laporan
pendukung
lainnya
yang
menjelaskan
perjalanan
sistem.
Perancangan fisik meliputi perancangan input, perancangan
output,
perancangan
form,
perancangan
struktur
tabel,
perancangan klasifikasi kode dan perancangan klasifikasi
perangkat yang dibutuhkan sistem.
f. Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap
termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi
lingkungan sistem yang dibutuhkan. Mempersiapkan prosedur
6
7. kasus pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan
membersihkan program dan peninjauan pengujian.
g. Integrasi dan Pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang dikerjakan
terpisah, dan mencari kesalahan sistem dari kesalaham logika dan
kesalahan pengodean. Kemudian mendemonstrasikan sistem yang
dikembangkan untuk diuji dan memehuni spesifikasi kebutuhan
sistem.
h. Implementasi (implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang sebenarnya,
mengimplementasikan sistem perangkat lunak pada lingkungan
user (adaptasi user dengan sistem) dan menjalankan resolusi dari
permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan
pengujian.
i. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada
lingkungan user termasuk implementasi akhir dan masuk pada
proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan meliputi 3 bagian :
Pemeliharaan
perfektif
yaitu
ditunjukkan
untuk
memperbaharui sistem sebagai tanggapan atas adanya
permintaan atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan
efisiensi sistem.
Pemeliharaan
adatif
yaitu
perubahan
aplikasi
untuk
menyesuaikan diri terhadap perangkat keras dan lunak yang
baru
Pemeliharaan
korektif
yaitu
melaksanakan
perbaikan-
perbaikan kesalahan ang ditemukan pada saat sistem
dijalankan.
j. Diposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan
membangun data sesuai dengan aktifitas user. Pada tahap ini
7
8. ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai
dengan peraturan dan persyaratan yang tepat.
2.2. Model SDLC
2.2.1. Model Waterfall
Sering juga disebut dengan model sekuensial linier
(sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model
ini menyediakan pendekatan alur hidup sistem secara terurut dimulai
analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung.
a. Tahap-tahap model waterfall
Analisis kebutuhan perangkat lunak
Dilakukan pengumpulan kebutuhan sistem infomasi
yang intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan sistem yang
dibutuhkan oleh user. Pengumpulan kebutuhan berupa data
input, proses yang terjadi, output yang diharapkan dengan
melakukan wawancara serta observasi.
Desain
Proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan
sistem termasuk struktur data, arsitektur sistem, representasi
antarmuka,
dan
menterjemahkan
prosedur
kebutuhan
pengodean.
sistem
dari
Pada
tahap
tahap
ini
analisis
kebutuhan dari rancangan sebelum pengodean sampai ke
representasi desain agar dapat diimplementasikan manjadi
program tahap selanjutnya.
Pembuatan kode program
Setelah desain telah dilakukan kemudian diubah ke
dalam sistem yang dimengerti oleh komputer dalam bentuk
bahasa pemrograman. Jika rancangan yang dibuat rinci maka
pengodean sistem dapat dilakukan dengan cepat. Hasil dari
8
9. tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang
telah dibuat pada tahap sebelumnya.
Pengujian
Setelah pengodean sistem telah dilakukan, maka tahap
selanjutnya yaitu pengujian. Dalam tahap ini dipastikan sistem
secara keseluruhan akan diuji, hal ini bertujuan untuk
meminimalkan kesalahan pada sistem saat pengujian, dan
memastikan keluaran dari sistem sesuai dengan yang
diinginkan.
Pendukung atau pemeliharaan
Suatu sistem yang telah dikembangkan tidak menutup
kemungkinan dapat mengalami perubahan saat dikirimkan ke
user. Kemungkinan terjadi kesalahan dalam sistem yang pada
saat pengujian tidak terdeteksi, atau bisa jadi karena sistem
harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Pada tahapi ini
dapat mengulang pengembangan sistem tersebut dari analisa
spesifikasi kebutuhan untuk perubahan sistem namun tidak
membuat sistem yang baru dari awal kembali.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall
Kelebihan :
Merupakan model pengembangan paling handal dan paling
lama digunakan.
Cocok untuk system software berskala besar.
Cocok untuk system software yang bersifat generik.
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan
mudah dikontrol.
Kekurangan:
Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh
berubah-ubah.
9
10. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi
pada suatu tahapan pengembangan.
2.2.2. Model Prototipe
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan
mengumpulkan
kebutuhan
dan
perbaikan,
desain
cepat,
pembentukan prototipe, evaluasi user terhadap prototipe, perbaikan
dan produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini menyediakan
tampilan dengan simulasi alur sistem sehingga tampak seperti sistem
yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi oleh user hingga
ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe
sangat cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara
lebih detail karena user sering kali lesulitan menyampaikan
kebutuhnya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
a. Runtutan penggunaan model prototipe yaitu:
Reaksi awal dari user
Dimulai dengan menampilkan prototipe sistem kepada
user, kemudian melihat bagaimana reaksi user terhadap
prototipe tersebut, dan apakah sudah sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh user. Reaksi tersebut dikumpulkan dengan
adanya lembar observasi, wawancara ataupun kuisioner.
Saran-saran penguna
Saran dari user merupakan hasil interaksi user dengan
prototipe yang ditampilkan, dengan masukan dari user untuk
perbaikan, pengubahan ataupun penghentian prototipe guna
untuk dapat memenuhi kebutuhan user.
Inovasi
Kemampuan sistem baru yang sebelumnya tidak ada
pada saat pengguna berinterkasi dengan prototipe. Inovasi
10
11. prototipe jika berhasil akan menjadi bagian dari sistem hasil
jadi.
Rencana revisi
Menggambarkan sistem di masa yang datang, dengan
rencana revisi dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan
apa saja yang akan diprototipekan selanjutnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototipe
Kelebihan
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret
daripada secara abstrak.
Untuk digunakan secara standalone.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
Protype terlalu cepat selesai
2.2.3. Model Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) merupakan model
pengembangan sistem yang bersifat inkremental (bertingkat)
terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD membagi tim
pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim
pengerjaan dapat dilakukan secara paralel. Model ini dimulai dari
pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan
aplikasi, dan pengujian.
11
12. a. Tahap-tahapan model ini :
Pemodelan bisnis
Pemodelan ini dilakukan untuk memodelkan fungsi
bisnis
untuk
mengetahui
informasi
apa
saja
yang
mempengaruhi proses binis, informasin apa saja yang akan
dimunculkan, siapa yang akan meembuat informasi tersebut,
bagaimana alr informasi tersebut, dan proses apa saja yang
terkait dengan informasi tersebut.
Pemodelan data
Pengumpulan data-data apa saja yang dibutuhkan
berdasarkan pemodelan bisnis, dan mengidentifikasi setiap
data yang ada dan mendefinisikan hubungan antar data
tersebut.
Pemodelan proses
Mengimplementasikan
didefinisikan
terkait
fungsi
dengan
bisnis
yang
pendefinisian
sudah
data.
Mendeskripsikan proses input ditransformasi menjadi output.
Pebuatan aplikasi
Mengimplementasikan pemodelan proses dan data
menjadi program. Di dalam model RAD sangat dianjurkan jika
mungkin pemakaian komponen program yang sudah ada.
Pengujian
Pengujian komponen-komponen yang dibuat, jika
sudah pernah teruji maka tim pengembangn komponen dapat
lanjut untuk mengembangkan komponen berikutnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode RAD
Kelebihan
RAD
mengikuti
tahapan
pengembangan
sistem
sepeti
umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan
kembali komponen yang ada (reusable object).
12
13. Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan
dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian
diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
Kekurangan
Tidak cocok untuk proyek skala besar.
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak
dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model
ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
2.2.4. Model Iteratif
Model iteratif (iterative model) mengombinasikan prosesproses pada model waterfall dan iteratif pada model prototipe.
Model iteratif dibuat untuk mengatasi kelemahan dari model
waterfall yang tidak mengakomodasi iterasi, dan mengatasi
kelemahan dari metode prototipe yang memiliki proses terlalu
pendek dan setiap iteratif prosesnya tidak menghasilkan produk,
sedangkan model ini menghasilkan produk setiap tahap inkremen.
a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Iteratif
Kelebihan
Dapat mengakomodasi jika terjadi perubahan pada tahapan
pengembangan yang telah dilaksanakan.
Dapat disesuaikan agar system bisa dipakai selama hidup
software computer.
Cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala
besar.
Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan
bereaksi terhadap resiko setiap tahapan karena system terus
bekerja selama proses.
13
14. Kekurangan
Hanya berlaku untuk Short-Lifetime system.
Tahapan proses tidak terlihat sedang berada ditahapan mana
suatu pekerjaan.
Memerlukan alat ukur kemajuan secara regular.
Perubahan yang sering terjadi dapat merubah struktur system.
Memerlukan tenaga ahli dengan kemampuan tinggi.
2.2.5. Model Spiral
Model spriral (spiral model) menyediakan pengembangan
dengan cara cepat dengan sistem yang memiliki versi yang
bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika
analisa
resiko
menunjukka
adanya
ketidakpastian
terhadap
kebutuhan, maka pengembangan sistem dapat dihentikan.
a. Ada 6 kegiatan dalam model ini yaitu:
Komunikasi dengan pelanggan (customer communication)
Membangun
komunikasi
yang
efektif
antara
pengembang dan user agar dapat menentukan kebutuhan
sistem.
Perencanaan (planning)
Mendefinisikan
sumber
daya,
batasan
waktu
pengembangan sistem, hubungan informasi yang terkait
dengan proyek.
Analisis resiko (risk analisys)
Menentukan resiko dari segi teknis maupun dari segi
manajemen. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model
proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya
dilakukan pada spiral model.
14
15. Rekayasa (engineering)
Membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi
sistem secara teknikal (dapat juga berupa prototipe).
Konstruksi dan peluncuran (construction and release)
Dibutuhkan untuk mengembangkan sistem, testing,
instalasi, dan penyediaan dukungan terhadapa user seperti
training penggunaan sistem serta dokumentasi seperti buku
manual penggunaan sistem.
Evaluasi pelanggan (customer evaluation)
Dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user
berdasarkan evaluasi mereka selama representasi sistem pada
tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi
sistem pada tahan construction and release.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Iteratif
Kelebihan
Pengguna dan developer bisa memahami dengan baik
software yang dibangun karena progress dapat diamati
dengan baik.
Estimasi menjadi lebih realistik seiring berjalannya proyek
karena masalah ditemukan sesegera mungkin.
Lebih mampu menangani perubahan yang sering terjadi pada
software development.
Software engineers bisa bekerja lebih cepat pada proyek.
Kekurangan
Membutuhkan waktu yang lama.
Membutuhkan dana yang besar.
Membutuhkan planning jangka panjang yang baik agar
program bisa selesai dengan baik.
15
16. 3.
Metode dan Tools Pengembangan Sistem Informasi
3.1. Metode pengembangan sistem informasi
a. CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle atau
yang disebut dengan siklus sistem informasi berbasis komputer.
Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan
sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang
harus di hasilkannya.
b. System Development Life Cycle (SDLC)
Merupakan metode yang digunakan oleh para analisis sistem
ataupun pembuat program dengan tahapan-tahapan pekerjaan untuk
membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok untuk
pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan
sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan user,
mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara
efektif dan efisien.
c. Prototyping
Dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke
dalam sistem yang bekerja secara terus menerus dan diperbaiki
melalui kerjasama antar analis dan user. Metode ini menggunakan
data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua manipulasi
sehingga dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini
meliputi langkah pemilahan fungsi, penyusunan sistem informasi,
evaluasi dan penggunaan selanjutnya.
d. Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur
lainnya untuk menentukan kebutuan user dan perancangan sistem
informasi. Proses pengembangan metode ini yaitu mempelajari
apakah
proyek
pengembangan
sistem
memenuhi
kriteria,
mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta
16
17. fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari fungsi-fungsi
yang menjadi prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan
mengimplementasikan sistem informasi.
e. Spiral
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif
dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis model
sekuensial linier. Model iterative ditandai dengan tingkah laku yang
memungkinkan pengembang mengembangkan versi sistem yang
lebih lengkap secara bertahap.
f.
Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada
user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus
pengembangan sistem informasi. Tahap dalam metode ini yaitu
perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user,
menentukan teknik yang dibutukan.
g. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan
sistem berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata.
Tahapan dalam metode ini yaitu perencaan, analisis, perancangan,
dan implementasi. Dari tahapan tersebut dapat diterapkan pada
perancangan sistem secara umum yang menyangkut perangkat lunak,
perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
h. Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem
yang lebih kecil sehingga akan lebih mudah untuk dipahami,
dirancang dan diimplentasikan.
i.
End-user Development
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan,
karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap
analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada
17
18. pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem
informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
j.
Outsourcing
Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara
memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya
adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga
disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek
atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya
adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
3.2. Tools pengembangan sistem informasi
a. Diagram Prosedur Program (Flow Map)
Diagram prosedur sistem atau bagan alir (Flowchart) adalah
diagram yang menunjukkan arus dokumen dari proses suatu fungsi
atau kegiatan dalam suatu prosedur sistem tertentu . Bagan alir ini
digunakan terutama untuk alat bantu komunikas dan untuk
dokumentasi.
b. Diagram Konteks (Contex Diagram)
Diagram konteks adalah bagian dari data flow diagram yang
berfungsi memetakan model lingkungan, yang dipresentasikan
dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan system.
Karakteristik penting dalam diagram konteks adalah sebagai berikut :
Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana system
melakukan komunikasi (sebagai terminator).
Data
masuk,
yaitu
data
yang
diterima
sistem
dari
lingkungannya.
Data keluar, yaitu data yang dihasilkan system.
Penyimpan data (storage), digunakan secara bersamaan antara
sistem dan terminator.
Batasan, antara sistem dan lingkungan
18
19. c. Data Flow Diagram Level (DFDL)
Model ini berfungsi untuk menggambarkan sistem sebagai
jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan
aliran dan penyimpanan data. Tujuan dari DFD adalah membuat atau
mengetahui aliran (track) data seluruhnya dari sistem. Empat
komponen dalam DFDL :
Proses (fungsi)
Aliran data (Data Arrow)
Penyimpana (Data Storage)
Terminator (External or Internal Entities)
d. Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan kamus data
analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem
dengan lengkap pada tahap analisis sistem. Kamus data digunakan
sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem
tentang data yang mengalir ke system yaitu tentang data yang masuk
ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai
sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk
merancang input, laporan-laporan dan database. Kamus data
berperan penting dalam perancangan dan pembangunan sistem
informasi, yang mempunyai fungsi untuk :
Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.
Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui
aliran.
Mendeskripsikan komposisi penyimpan data.
Menspesifikasikan
nilai
dan
satuan
yang
relevan
bagi
penyimpanan.
19
20. Mendeskripsikan hubungan
distrik antara penyimpana yang
akan menjadi titik perhatian dalam ERD.
4. Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
a. Inisiasi (initiation)
Kegiatan dalam tahapan inisiasi :
Menentukan durasi waktu yang dibutuhkan.
Menentukan sumber daya dan sistem yang dibutuhkan.
Merencanakan jadwal pelaksanaan proyek.
b. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
Kegiatan di dalam tahap pengembangan konsep sistem :
Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
Menganalisis manafaat biaya yang dibutuhkan.
c. Perencanaan (planning)
Kegiatan dalam tahap perencaan meliputi :
Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan
melalui pengembangan sistem.
Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan.
Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
d. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Kegiatan utama dalam tahapan analisis kebutuhan :
Pengumpulan informasi.
Mendefinisikan sistem requirement.
Memprioritaskan kebutuhan.
Menyusun dan mengevaluasi alternatif.
Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen.
e. Desain (design)
Beberapa kegiatan utama yang di lakukan pada tahap desain :
Merancang arsitektur aplikasi.
20
21. Meracang antar muka pengguna.
Mendesain dan mengintegrasikan database.
Membuat prototipe untuk detail desain.
Mendesain mengintegrasikan kendali sistem.
f. Pengembangan (development)
Kegiatan di dalam tahap pengembangan :
Membuat basis data dan mempersiapakan prosedur pengujian sistem.
Mempersiapkan berkas pengujian sistem.
Pengodean sistem.
Memperbaiki kesalahan sistem.
g. Integrasi dan pengujian (integration and test)
Kegiatan di dalam tahap integrasi dan pengujian :
Memastikan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
Membutuhkan partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian
menyeluruh dari semua persyaratan.
Memenuhi semua kebutuhan bisnis.
h. Implementasi (implementation)
Kegiatan di dalam tahapan implementasi :
Pembuatan database sesuai skema rancangan.
Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
Pengujian dan perbaikan aplikasi.
i. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Kegiatan di dalam tahap operasi dan pemeliharaan :
Memilih admin untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara
benar melalui kemampuasn sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai
dengan kebutuhan.
j. Disposisi (disposition)
Kegiatan dalam tahap disposisi :
Penghentiaan sistematis sistem untuk memastikan bahwa informasi
penting yang disimpan untuk akses masa depan.
21
22. Referensi
Metode,
Tahap-Tahap
dan
Analisis
Pengembangan
Sistem
Informasi.
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=40486. diakses pada hari kamis
tanggal 12 September 2013 pukul 19.00 WIB.
Metode
SDLC
implentasi
SI-SDLC.
http://fitrihandayanibsi.blogspot.com/2012/12/implementasi-sisteminformasi-sdlc.html. diakses pada hari kamis tanggal 12 September 2013
pukul 19.10 WIB.
PSI_SDLC.ayu_ws.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33373/01+PSI_SDLC
.pdf. diakses pada hari kamis tanggal 12 September 2013 pukul 19.40
WIB.
SDLC. http://aaanbee.blogspot.com/2012/03/sdlc.html. diakses pada hari kamis
tanggal 12 September 2013 pukul 19.20 WIB.
Subhan-metodesisteminformas.
nyoman.staf.narotama.ac.id/files/.../subhan-
metodesisteminformasi.pdf. diakses pada hari kamis tanggal 12 September
2013 pukul 19.25 WIB.
SDLC
(System
Development
Life Cycle).
http://rahyana.wordpress.com/2011/11/25/sdlc-system-development-lifecycle/. diakses pada hari kamis tanggal 12 September 2013 pukul 20.00
WIB.
Shalahuddin, M dan Rosa. A.S (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat
Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung : Modula
22