SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
YAZID ALFA RIKO
                                                                          230110080081. KELAS B



                  DAUR HIDUP IKAN LELE (Clarias sp.)




       Ikan lele adalah salah satu ikan yang berasal dari Taiwan dan pertama kali masuk ke
Indonesia pada tahun 1985 melalui sebuh perusahaan swasta di Jakarta (Suryanto, 1986). Lele
(Clarias sp.) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan di
Indonesia, dalam habitatnya ikan lele sangat fleksibel, dapat dibudidayakan dengan padat
penebaran tinggi, pertumbuhannya sangat pesat, dan dapat hidup pada lingkungan dengan kadar
oksigen rendah.

       Menurut Seanin (1984), klasifikasi ikan lele adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
  Sub-kingdom : Metazoa
      Filum : Chordata
         Sub Filum : Vertebrata
             Kelas : Pisces
                  Sub Kelas : Teleostei
                    Ordo : Ostariophysi
                         Sub Ordo : Siluroidea
                           Famili : Clariidae
                              Genus : Clarias
                                  Spesies : Clarias sp.
YAZID ALFA RIKO
                                                                             230110080081. KELAS B



       Hal yang perlu diperhatikan dalam siklus hidup ikan lele ialah sebagai berikut ;

   1. Kualitas Air

       Kualitas air didefinisikan sebagai faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang
kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran tertentu
(Safitri, 2007). Menurut Gustav (1998) dalam Rukmana (2003) kualitas air memegang peranan
penting terutama dalam kegiatan budidaya. Penurunan mutu air dapat mengakibatkan kematian,
pertumbuhan terhambat, timbulnya hama penyakit dan pengurangan rasio konversi pakan. Faktor
yang berhubungan dengan air perlu diperhatikan antara lain : oksigen terlarut, suhu, pH,
amoniak, dan lain- lain.

       Sumber air yang baik dalam pembenihan ikan harus memenuhi kriteria kualitas air. Hal
tersebut meliputi sifat-sifat kimia dan fisika air seperti suspensi bahan padat, suhu, gas terlarut,
pH, kadar mineral, dan bahan beracun. Untuk kegiatan pembenihan lele, air yang digunakan
sebaiknya berasal dari sumur walaupun dalam pemeliharaan di kolam, ikan lele tidak
memerlukan air yang jernih seperti ikan-ikan lainnya.

   2. Oksigen Terlarut

       Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter yang berpengaruh dalam kelangsungan
hidup ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), konsentrasi oksigen terlarut yang menunjang
pertumbuhan dan proses produksi yaitu lebih dari 5 ppm. Ikan lele dapat hidup pada perairan
yang kandungan oksigennya rendah, karena memiliki alat pernafasan tambahan yang disebut
arborescen organ.

       Sumber oksigen dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35%
dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Effendi, 2000). Difusi oksigen ke
air bisa terjadi secara langsung pada kondisi air diam (stagnant) atau terjadi karena agitasi atau
pergolakan masa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun. Difusi oksigen dari
atmosfer ke peraiaran hakekatnya berlangsung relatif lambat meskipun terjadi pergolakan massa
air. Oleh karena itu sumber utama oksigen di perairan alami adalah fotosintesis (Effendi, 2000).
YAZID ALFA RIKO
                                                                         230110080081. KELAS B

Oksigen yang dikonsumsi oleh ikan berbeda pada setiap spesies, ukuran, aktivitas, suhu, jenis
pakan, dan faktor lain (Boyd, 1982 dalam Safitri 2007).

       Meskipun ikan lele mampu bertahan hidup di lingkungan dengan kadar oksigen yang
rendah, namun untuk menunjang agar ikan lele dapat tumbuh secara optimal diperlukan
lingkungan perairan dengan kadar oksigen yang cukup. Kadar oksigen yang baik untuk
menunjang pertumbuhan ikan lele secara optimum adalah harus lebih dari 3 ppm (Viveen et al.,
1977 dalam Stickney, 1993).

   3. Suhu

       Suhu air optimal dalam pertumbuhan ikan lele adalah 28ºC, hal tersebut terkait dengan
laju metebolismenya (Tai et al., 1994). Suhu di luar batas tertentu akan mengurangi selera makan
pada ikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Britz dan Hecht (1987), untuk pembesaran
benih ikan lele didapat bahwa laju pertumbuhan ikan lele akan baik pada suhu 25º-33ºC dan suhu
optimum 30ºC.

   4. Tingkat Keasaman (pH)

       Keasaman (pH) yang sub-optimal berakibat buruk pada spesies kultur dan menyebabkan
ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah. Batas toleransi
ikan terhadap pH adalah bervariasi tergantung suhu, kadar oksigen terlarut, alkalinitas, adanya
ion dan kation, serta siklus hidup organisme tersebut (Pescond 1973 dalam Rohaedi 2002).
Selain itu keasaman (pH) memegang peranan penting dalam bidang perikanan karena
berhubungan dengan kemampuan untuk tumbuh dan bereproduksi. Minimal hidup pada pH 4
dan diatas pH 11 mati (Suyanto, 1999). Nilai pH yang baik untuk lele berkisar antara 6,5-8,5.
Tinggi rendahnya suatu pH dalam perairan salah satunya dipengaruhi oleh jumlah kotoran dalam
lingkungan perairan khususnya sisa pakan dan hasil metabolisme (Arifin, 1991).

   5. Amonia (NH3 )

       Sisa makanan dan kotoran ikan akan terurai antara lain menjadi nitrogen dalam bentuk
amoniak. N-amoniak terlarut dalam air, sehingga tidak dapat diuraikan ke udara melalui aerasi.
N-amoniak akan mengurang daya ikat butir darah merah terhadap oksigen, sehingga
YAZID ALFA RIKO
                                                                             230110080081. KELAS B

pertumbuhan ikan terhambat (DEPTAN, 1999). Ikan sangat peka terhadap amoniak dan
senyawanya. Jumlah amoniak dalam air akan bertambah, sesuai dengan peningkatan aktivitas
dan kenaikan suhu air. Ekskresi ikan juga mempengaruhi kandungan amoniak dalam air.
Ekskresi ikan berasal dari katabolisme protein pakan dan dikeluarkan dalam bentuk amonia dan
urea ke air (Sheperd et al., 1989 dalam Yuniarti, 2006). Kandungan amoniak dalam air sumber
yang baik tidak lebih dari 0,1 ppm. Air yang mengandung 1,0 ppm sudah diangap tercemar. Air
yang mengandung amonia tinggi bersifat toksik karena akan menghambat ekskresi pada ikan
(Chen et al., 1993). Pada sistem budi daya dilakukan pengendalian nitrogen anorganik melalui
penambahan karbon yang menyebabkan penumpukan nitrogen amoniak di dalam kolam akan
menurun diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ikan (Avnimelech, 1994 dalam Suryono,
2000).

                                     Kelangsungan Hidup

         Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu,
sedangkan mortalitas adalah kematian yang terjadi pada suatu populasi organisme yang
menyebabkan berkurangnya jumlah individu di populasi tersebut (Effendi, 1979 dalam
Surantiningsih, 2005 ). Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan prod uksi yang diperoleh
dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara.

         Kelangsungan hidup benih ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air serta
perbandingan antara jumlah makanan dan kepadatannya (Effendi, 2002). Padat tebar yang terjadi
dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat kelangsungan hidup suatu organisme,
terlihat kecenderungannya bahwa makin meningkat padat tebar ikan maka tingkat kelangsungan
hidupnya akan makin kecil (Allen, 1974).

         Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, maka diperlukan
makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Makanan yang dimakan oleh ikan digunakan
untuk kelangsungan hidup dan selebihnya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Peningkatan
padat tebar ikan akan berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan, artinya bahwa
peningkatan padat tebar ikan belum tentu menurunkan tingkat kelangsungan hidup. Walaupun
terlihat kecenderungan bahwa makin meningkat pada tebar ikan maka tingkat kelangsungan
YAZID ALFA RIKO
                                                                           230110080081. KELAS B

hidup akan makin kecil (Bjajasawengka, 1985 dalam Rukmana, 2003). Nilai tingkat
kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73,5-86,0 %. Kelangsungan hidup
ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan
nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan
dengan kepadatan (Gustav, 1998 dalam Safitri. 2007).

     Pertumbuhan

       Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam
berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan
dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampua n
untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan
faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia
air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas (Huet, 1971).

       Ketersediaan pakan dan oksigen sangat penting bagi ikan untuk keberlangsungan
pertumbuhannya. Bahan buangan metabolik akan juga mengganggu pertumbuhan ikan,
konsentrasi dan pengaruh dari faktor- faktor diatas terhadap ikan dapat dipengaruhi oleh tingkat
kepadatan ikan. Pada kondisi kepadatan ikan yang tinggi, ketersediaan pakan dan oksigen bagi
ikan akan berkurang, sedangkan bahan buangan metabolik ikan tinggi. Jika faktor- faktor tersebut
dapat dikendalikan maka peningkatan kepadatan akan mungkin dilakukan tanpa menurunkan laju
pertumbuhan ikan (Hepher, 1978).

       Umumnya ikan lele dapat tumbuh dengan baik dan sempurna pada daerah tropis, untuk di
daerah tinggi bisa hidup, namun proses pertumbuhan lebih lambat, karena mempunyai suhu dan
kedinginan di luar persyaratan. Batas maksimal syarat pertumbuhan ikan lele di daerah dataran
tinggi adalah 600 meter.
YAZID ALFA RIKO
                                                                          230110080081. KELAS B

                                           RESUME


       Ikan lele (Clarias sp.) adalah ikan yang termasuk dalam golongan catfish. Ikan lele
mudah beradaptasi meskipun dalam lingkungan yang kritis, misalnya perairan yang kecil kadar
oksigennya dan sedikit air. Ikan lele juga termasuk ikan omnivor, yaitu pemakan segala jenis
makanan tetapi cenderung pemakan daging atau karnivora. Secara alami ikan lele bersifat
nokturnal, artinya aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap, tetapi dalam
usaha budidaya ikan lele dibuat beradaptasi menjadi diurnal (Suyanto, 2006).

       Habitat ikan lele di alam adalah di perairan tergenang yang relatif dangkal, ada pelindung
atau tempat yang agak gelap dan lebih menyukai substrat berlumpur (Hernowo dan Suyanto,
2003 dalam Jufrie, 2006). Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu
yang berkisar antara 20-30o C, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27 o C, kandunga oksigen
terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH3 sebesar 0.05 ppm (Khairuman dan Amri, 2002 dalam
Aristya, 2006).

       Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan lele yang perlu diperhatikan adalah
padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air. Meskipun ikan lele bisa berta han pada
kolam yang sempit dengan padat tebar yang tinggi tapi dengan batas tertentu. Begitu juga pakan
yang diberikan kualitasnya harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan dan kuantitasnya disesuaikan
dengan jumlah ikan yang ditebar. Penyakit yang menyerang b iasanya berkaitan dengan kualitas
air (Yuniarti, 2006), sehingga kualitas air yang baik akan mengurangi resiko ikan terserang
penyakit dan ikan dapat bertahan hidup.

Contenu connexe

Tendances

Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
Hanapi Suteja
 
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapiaPresentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Ibnu Sahidhir
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
Mustain Adinugroho
 

Tendances (20)

BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakulturBDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
 
Budidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIlaBudidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIla
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
 
3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
 
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapiaPresentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
 
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
3 pemijahan 4. pakan dan manajemen kualitas air ikan hias
 
Fitoplankton di air payau dan laut
Fitoplankton di air payau dan lautFitoplankton di air payau dan laut
Fitoplankton di air payau dan laut
 
Ikhtiologi
IkhtiologiIkhtiologi
Ikhtiologi
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikan
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...
 
Makalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill netMakalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill net
 

Similaire à Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko

Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
Angga Asc
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Roni Darmanto
 
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
Repository Ipb
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
BBAP takalar
 

Similaire à Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko (20)

Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
 
Titip yah
Titip yahTitip yah
Titip yah
 
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdfKelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
Kelompok 4_PPT EUTROFIKASI.pdf
 
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanMakanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
 
Laporan praktikum biologi 1
Laporan praktikum biologi 1Laporan praktikum biologi 1
Laporan praktikum biologi 1
 
Ibu karya
Ibu karyaIbu karya
Ibu karya
 
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
PENDEDERAN IKAN PATIN
PENDEDERAN IKAN PATINPENDEDERAN IKAN PATIN
PENDEDERAN IKAN PATIN
 
Mikroorganisme penyebab kerusakan pada ikan
Mikroorganisme  penyebab kerusakan  pada ikanMikroorganisme  penyebab kerusakan  pada ikan
Mikroorganisme penyebab kerusakan pada ikan
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
 

Plus de Alfarico Rico (7)

Pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawarPembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar
 
Teknik Pembenihan Ikan Patin
Teknik Pembenihan Ikan PatinTeknik Pembenihan Ikan Patin
Teknik Pembenihan Ikan Patin
 
Memahami islam
Memahami islamMemahami islam
Memahami islam
 
Sistem otot pada non ikan
Sistem otot pada non ikanSistem otot pada non ikan
Sistem otot pada non ikan
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Chrysophyta
ChrysophytaChrysophyta
Chrysophyta
 
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangSistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Dernier (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko

  • 1. YAZID ALFA RIKO 230110080081. KELAS B DAUR HIDUP IKAN LELE (Clarias sp.) Ikan lele adalah salah satu ikan yang berasal dari Taiwan dan pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1985 melalui sebuh perusahaan swasta di Jakarta (Suryanto, 1986). Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia, dalam habitatnya ikan lele sangat fleksibel, dapat dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi, pertumbuhannya sangat pesat, dan dapat hidup pada lingkungan dengan kadar oksigen rendah. Menurut Seanin (1984), klasifikasi ikan lele adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Sub-kingdom : Metazoa Filum : Chordata Sub Filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub Ordo : Siluroidea Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias sp.
  • 2. YAZID ALFA RIKO 230110080081. KELAS B Hal yang perlu diperhatikan dalam siklus hidup ikan lele ialah sebagai berikut ; 1. Kualitas Air Kualitas air didefinisikan sebagai faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran tertentu (Safitri, 2007). Menurut Gustav (1998) dalam Rukmana (2003) kualitas air memegang peranan penting terutama dalam kegiatan budidaya. Penurunan mutu air dapat mengakibatkan kematian, pertumbuhan terhambat, timbulnya hama penyakit dan pengurangan rasio konversi pakan. Faktor yang berhubungan dengan air perlu diperhatikan antara lain : oksigen terlarut, suhu, pH, amoniak, dan lain- lain. Sumber air yang baik dalam pembenihan ikan harus memenuhi kriteria kualitas air. Hal tersebut meliputi sifat-sifat kimia dan fisika air seperti suspensi bahan padat, suhu, gas terlarut, pH, kadar mineral, dan bahan beracun. Untuk kegiatan pembenihan lele, air yang digunakan sebaiknya berasal dari sumur walaupun dalam pemeliharaan di kolam, ikan lele tidak memerlukan air yang jernih seperti ikan-ikan lainnya. 2. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), konsentrasi oksigen terlarut yang menunjang pertumbuhan dan proses produksi yaitu lebih dari 5 ppm. Ikan lele dapat hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah, karena memiliki alat pernafasan tambahan yang disebut arborescen organ. Sumber oksigen dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Effendi, 2000). Difusi oksigen ke air bisa terjadi secara langsung pada kondisi air diam (stagnant) atau terjadi karena agitasi atau pergolakan masa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun. Difusi oksigen dari atmosfer ke peraiaran hakekatnya berlangsung relatif lambat meskipun terjadi pergolakan massa air. Oleh karena itu sumber utama oksigen di perairan alami adalah fotosintesis (Effendi, 2000).
  • 3. YAZID ALFA RIKO 230110080081. KELAS B Oksigen yang dikonsumsi oleh ikan berbeda pada setiap spesies, ukuran, aktivitas, suhu, jenis pakan, dan faktor lain (Boyd, 1982 dalam Safitri 2007). Meskipun ikan lele mampu bertahan hidup di lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah, namun untuk menunjang agar ikan lele dapat tumbuh secara optimal diperlukan lingkungan perairan dengan kadar oksigen yang cukup. Kadar oksigen yang baik untuk menunjang pertumbuhan ikan lele secara optimum adalah harus lebih dari 3 ppm (Viveen et al., 1977 dalam Stickney, 1993). 3. Suhu Suhu air optimal dalam pertumbuhan ikan lele adalah 28ºC, hal tersebut terkait dengan laju metebolismenya (Tai et al., 1994). Suhu di luar batas tertentu akan mengurangi selera makan pada ikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Britz dan Hecht (1987), untuk pembesaran benih ikan lele didapat bahwa laju pertumbuhan ikan lele akan baik pada suhu 25º-33ºC dan suhu optimum 30ºC. 4. Tingkat Keasaman (pH) Keasaman (pH) yang sub-optimal berakibat buruk pada spesies kultur dan menyebabkan ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah. Batas toleransi ikan terhadap pH adalah bervariasi tergantung suhu, kadar oksigen terlarut, alkalinitas, adanya ion dan kation, serta siklus hidup organisme tersebut (Pescond 1973 dalam Rohaedi 2002). Selain itu keasaman (pH) memegang peranan penting dalam bidang perikanan karena berhubungan dengan kemampuan untuk tumbuh dan bereproduksi. Minimal hidup pada pH 4 dan diatas pH 11 mati (Suyanto, 1999). Nilai pH yang baik untuk lele berkisar antara 6,5-8,5. Tinggi rendahnya suatu pH dalam perairan salah satunya dipengaruhi oleh jumlah kotoran dalam lingkungan perairan khususnya sisa pakan dan hasil metabolisme (Arifin, 1991). 5. Amonia (NH3 ) Sisa makanan dan kotoran ikan akan terurai antara lain menjadi nitrogen dalam bentuk amoniak. N-amoniak terlarut dalam air, sehingga tidak dapat diuraikan ke udara melalui aerasi. N-amoniak akan mengurang daya ikat butir darah merah terhadap oksigen, sehingga
  • 4. YAZID ALFA RIKO 230110080081. KELAS B pertumbuhan ikan terhambat (DEPTAN, 1999). Ikan sangat peka terhadap amoniak dan senyawanya. Jumlah amoniak dalam air akan bertambah, sesuai dengan peningkatan aktivitas dan kenaikan suhu air. Ekskresi ikan juga mempengaruhi kandungan amoniak dalam air. Ekskresi ikan berasal dari katabolisme protein pakan dan dikeluarkan dalam bentuk amonia dan urea ke air (Sheperd et al., 1989 dalam Yuniarti, 2006). Kandungan amoniak dalam air sumber yang baik tidak lebih dari 0,1 ppm. Air yang mengandung 1,0 ppm sudah diangap tercemar. Air yang mengandung amonia tinggi bersifat toksik karena akan menghambat ekskresi pada ikan (Chen et al., 1993). Pada sistem budi daya dilakukan pengendalian nitrogen anorganik melalui penambahan karbon yang menyebabkan penumpukan nitrogen amoniak di dalam kolam akan menurun diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ikan (Avnimelech, 1994 dalam Suryono, 2000). Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu, sedangkan mortalitas adalah kematian yang terjadi pada suatu populasi organisme yang menyebabkan berkurangnya jumlah individu di populasi tersebut (Effendi, 1979 dalam Surantiningsih, 2005 ). Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan prod uksi yang diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Kelangsungan hidup benih ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air serta perbandingan antara jumlah makanan dan kepadatannya (Effendi, 2002). Padat tebar yang terjadi dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat kelangsungan hidup suatu organisme, terlihat kecenderungannya bahwa makin meningkat padat tebar ikan maka tingkat kelangsungan hidupnya akan makin kecil (Allen, 1974). Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, maka diperlukan makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk kelangsungan hidup dan selebihnya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Peningkatan padat tebar ikan akan berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan, artinya bahwa peningkatan padat tebar ikan belum tentu menurunkan tingkat kelangsungan hidup. Walaupun terlihat kecenderungan bahwa makin meningkat pada tebar ikan maka tingkat kelangsungan
  • 5. YAZID ALFA RIKO 230110080081. KELAS B hidup akan makin kecil (Bjajasawengka, 1985 dalam Rukmana, 2003). Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73,5-86,0 %. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan dengan kepadatan (Gustav, 1998 dalam Safitri. 2007). Pertumbuhan Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampua n untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas (Huet, 1971). Ketersediaan pakan dan oksigen sangat penting bagi ikan untuk keberlangsungan pertumbuhannya. Bahan buangan metabolik akan juga mengganggu pertumbuhan ikan, konsentrasi dan pengaruh dari faktor- faktor diatas terhadap ikan dapat dipengaruhi oleh tingkat kepadatan ikan. Pada kondisi kepadatan ikan yang tinggi, ketersediaan pakan dan oksigen bagi ikan akan berkurang, sedangkan bahan buangan metabolik ikan tinggi. Jika faktor- faktor tersebut dapat dikendalikan maka peningkatan kepadatan akan mungkin dilakukan tanpa menurunkan laju pertumbuhan ikan (Hepher, 1978). Umumnya ikan lele dapat tumbuh dengan baik dan sempurna pada daerah tropis, untuk di daerah tinggi bisa hidup, namun proses pertumbuhan lebih lambat, karena mempunyai suhu dan kedinginan di luar persyaratan. Batas maksimal syarat pertumbuhan ikan lele di daerah dataran tinggi adalah 600 meter.
  • 6. YAZID ALFA RIKO 230110080081. KELAS B RESUME Ikan lele (Clarias sp.) adalah ikan yang termasuk dalam golongan catfish. Ikan lele mudah beradaptasi meskipun dalam lingkungan yang kritis, misalnya perairan yang kecil kadar oksigennya dan sedikit air. Ikan lele juga termasuk ikan omnivor, yaitu pemakan segala jenis makanan tetapi cenderung pemakan daging atau karnivora. Secara alami ikan lele bersifat nokturnal, artinya aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap, tetapi dalam usaha budidaya ikan lele dibuat beradaptasi menjadi diurnal (Suyanto, 2006). Habitat ikan lele di alam adalah di perairan tergenang yang relatif dangkal, ada pelindung atau tempat yang agak gelap dan lebih menyukai substrat berlumpur (Hernowo dan Suyanto, 2003 dalam Jufrie, 2006). Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30o C, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27 o C, kandunga oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH3 sebesar 0.05 ppm (Khairuman dan Amri, 2002 dalam Aristya, 2006). Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan lele yang perlu diperhatikan adalah padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air. Meskipun ikan lele bisa berta han pada kolam yang sempit dengan padat tebar yang tinggi tapi dengan batas tertentu. Begitu juga pakan yang diberikan kualitasnya harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan dan kuantitasnya disesuaikan dengan jumlah ikan yang ditebar. Penyakit yang menyerang b iasanya berkaitan dengan kualitas air (Yuniarti, 2006), sehingga kualitas air yang baik akan mengurangi resiko ikan terserang penyakit dan ikan dapat bertahan hidup.