4. BPH < BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA> ATAU DISEBUT
TUMOR PROSTAT JINAK ADALAH PERTUMBUHAN
BERLEBIHAN YANG TIDAK GANAS. PEMBESARAN
PROSTAT JINAK AKIBAT SEL-SEL PROSTAT
MEMPERBANYAK DIRI MELEBIHI KONDISI NORMAL,
BIASANYA LAKI-LAKI BERUSIA DI ATAS 50 TAHUN.
CYSTOSCOPY adalah
pemeriksaan langsung dari
kandung kemih dengan
menggunakan instrument
yang disebut cystoskop.
6. Gejala klinik terjadi oleh karena 2 hal yaitu :
Penyempitan urethra yang menyebabkan kesulitan
berkemih.
Retensi air kemih dalam kandung kemih,hipertropi kandung
kemih dan cystitis (peradangan pada VU).
7. Gejala klinik dapat berupa :
Frekwensi berkemih bertambah
Nocturia < Berkemih pada tengah malam>
Kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan berkemih
Air kemih masih tetap menetes setelah selesai berkemih
Rasa nyeri pada saat berkemih
Kandung kemih tidak mampu mengosongkan sepenuhnya
pada tiap kali berkemih, air kemih menjadi alkali akibat
stasis dan menjadi subur untuk pertumbuhan bakteri
Hematuria terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat
terlalu meregang.
8. Pengobatan yang lazim diberikan yaitu dengan
tindakan pembedahan. Pada waktu operasi kapsul
kelenjar dibiarkan utuh dan jaringan yang seperti
adoma diangkat dengan salah satu metode berikut ini :
Berbagai bentuk bedah prostate :
Trans urethra prostatic resection < TURP >
Operasi pengangkatan jaringan prostat lewat uretra
Reseksi supra (bagian atas) pubis
Operasi pengangkatan jaringan melalui bagian atas daerah
kemaluan
Reseksi retro (bagian belakang) pubis
Operasi pengangkatan jaringan melaui bagian belakang daerah
kemaluan
Reseksi perineal radikal
Operasi pengangkatan jaringan sampai keakar-akarnya. Dilakukan
pada jaringan pembatas antara anus dan kemaluan
9. ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
Dx medik : TURP a/i BPH
Data : Tn. S, 72 tahun pensiunan mekanis
automobile (pergerakan diri). Nokturia
dialami ± 4 bulan yang lalu. Beberapa
minggu kemudian ia menderita kesukaran
untuk memulai berkemih. Diketahuinya
juga suka menetes setelah berkemih. Pada
pemeriksaan fisik dokter pribadinya
mengetahui bahwa pasien menderita
pembesaran prostate. Ia masuk rumah sakit
untuk cystoskop dan TURP.
10. Keperawatan kolaboratif terdiri dari pemantauan
berbagai komplikasi pasca bedah, termasuk
pendarahaan dan disuria. Kegiatan keperawatan yang
spesifik adalah sbb:
Tanda-tanda dari gejala hemoragi: hematuria, peningkatan
nadi, tekanan darah menurun, gelisah, dingin, kulit
sembab.
Tidak mampu berkemih setelah kateter diangkat.
11. ANALISA MASALAH
No. Problem Etiologi Symptom/sign
1 Perubahan pola Obstruksi sekunder dari TURP Do : urine yang keluar dari kateter
retensi urine sedikit dan berwarna merah
2 Nyeri Spasmus kandung kemih Do : pasien tampak meringis dan
kateter terpasangDs : px
mengatakan nyeri
3 Potensial untuk Pembedahan
infeksi
4 Inkontinen Pengangkatan kateter pascah Susah B.A.K setelah kateter
bedah dibuka
5 Potensial Disfungsi TURP
sexsul
6 Kurangnya Kurangnya informasi. Pasien banyak bertanya
pengetahuan
tentang TURP.
12. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan pola retensi urine berhubungan dengan obstruksi sekunder
dari TURP.
2. Nyeri berhubungan dengan spasmus(menegang) kandung kemih
3. Resti infeksi berhubung dengan pembedahan
4. Inkotinen berhubungan dengan pengangkatan kateter setelah bedah
5. Resti disfungsi sexsual berhubungan dengan TURP
6. Kurangnya pengetahuan tentang TURP berhubungan dengan
kurangnya informasi.
13. C. INTERVENSI
1. Perubahan pola retensi urine berhubung dengan
obstruksi sekunder dari TURP
Tujuan Rencana Rasional
Tidak terjadi retensi urine Pantau out put urine dan Mendeteksi retensi
karakteristik pada saat dini
Pertahankan irigasi kemih Mencegah bekuan
yang konstan selama 24 darah menyumbat
jam aliran urine
Pertahankan kepatenan Mencegah bekuan
kateter dengan irigasi darah menyumbat
kateter
Usahakan intake cairan < Melancarkan aliran
2500-3000 ml/hari > urine
Setelah kateter diangkat, Mendeteksi dini retensi
pantau terus gejala-gejala urine
retensi
14. 2. NYERI BERHUBUNGAN DENGAN SPASMUS
KANDUNG KEMIH
Tujuan Rencana Rasional
Pasien Pantau pasien pada Untuk mengenal
mengatakan interval yang teratur gejala dini dari
perasaannya lebih selama 48 jam. spasmus kandung
nyaman dan nyeri kemih. Sehingga
hilang dapat memberikan
obat
Kolaborasi tentang Mengurangi nyeri
pemberian analgetik
15. 3. RESTI INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBEDAHAN
Tujuan Rencana Rasional
Tidak ada infeksi Pantau vital sing, laporkan gejala Mencegah sebelum terjadi
shock dan demam shock
Pantau warna urine merah darah Warna urine harus berubah
segar dan bukan merah tua dari merah cerah menjadi
beberapa jam setelah bedah lebih tua pada hari ke2 dan
ke3 setelah operasi
Cegah pemakaian thermometer Dapat menimbulkan
rectal, pemeriksaan rectal atau perdarahan prostate
huknah selama ± 1 minggu
Pertahankan tehnik aseptic dari Meminimalkan potensial
sistem drainase urine, irigasi masuknya kuman yang bisa
hanya bila perlu saja. menyebabkan infeksi.
Usahakan intake yang banyak Meningkatkan output urine
dapat menurunkan potensial
infeksi.
16. 4. INKONTINEN BERHUBUNGAN DENGAN
PENGANGKATAN KATETER SETELAH
PEMBEDAHAN
Tujuan Rencana Rasional
Pasien dapat Kaji terhadap tetesan urine Mendeteksi inkontinen
mengendalikan setelah kateter diangkat.
berkemih. Bila terjadi tetesan : Pasien harus dibesarkan
Katakana kepada pasien
harapannya bahwa itu
bahwa itu biasa dan normal.
kontinen akan pulih.
Penyuluhan latihan
Bantuan untuk
perineal. pengendalian kandung
kemih.
17. 5. RESTI DISFUNGSI SEXSUAL BERHUBUNGAN
DANGAN TURP
Tujuan Rencana Rasional
Fungsi seksual Beri kesempatan pada Agar pasien dapat
dapat pasien untuk memahami.
dipertahankan memperbincangkan
pengaruh TURP terhadap
seksual
Beri informasi sesuai Kurang pengetahuan
dengan kebutuhan dapat membangkitkan
cemas dan berdampak
disfungsi seksual
Cegah hubungan seksual Bisa terjadi perdarahan
selama 3-4 minggu dan ketidaknyamanan.
setelah operasi.
18. 6. KURANG PENGETAHUAN TENTANG TURP
BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA
INFORMASI
Tujuan Rencana Rasional
Pasien Penyuluhan pada pasien :
menguraikan Mencegah aktivitas Dapat menimbulkan
pantangan berat selama 3-4 perdarahan.
kegiatan serta minggu
kebutuhan berobat Mencegah mengedan
lanjutan. Mengedan dapat
waktu B.A.B selama 4-6 menimbulkan
minggu, memakai perdarahan, laksatif
laksatif sesuai dapat membantu pada
kebutuhan. saat B.A.B
Pengelolaan cairan
Mengurangi potensial
sekurang-kurangnya infeksi dan gumpalan
2500-3000 ml/ hari. darah.
Untuk berobat lanjutan
Berobat lanjutan penting
kepada dokter. untuk menjamin tidak
ada perkembangan
komplikasi.
19. D.IMPLEMENTASI
Melaksanakan apa yang telah direncanakan,
mengusahakan yang terbaik bagi pasien.
E. EVALUASI
Perawatan spesifik bagi pasien TURP a/i BPH
dievaluasi atas dasar hasil yang diharapkan dari pasien.
Hasil yang diharapkan adalah :
Tidak terjadi retensi urine
Pasien mengatakan perasaannya nyaman dan nyeri hilang
Tidak terjadi infeksi
Pasien dapat mengendalikan berkemih
Fungsi seksual dapat dipertahankan
Pasien menguraikan pantangan kegiatan serta kebutuhan
berobat lanjutan.