SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  107
D e n p a s a rr
                                                                                           Denpasar
                                                                                            Denpasa
            K e rrttth a P e rrtttiiiw iii
            Ker ha Per w
            Ke ha Pe w                         V o lllu m e 0 1
                                               Vo ume 01
                                               Vo ume 01          H a llla m a n 1 – 9 9
                                                                  Ha aman 1 – 99
                                                                  Ha aman 1 – 99           A p rriiill 2 0 1 1
                                                                                           Apr 2011
                                                                                           Ap 2011




KERTHA PERTIWI
       PE
J U R N A L IIL M IIA H M A G IIS T E R K E N O T A R IIA T A N U N IIV E R S IIT A S U D A Y A N A
JURNAL ILMIAH MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA
JURNAL LM A MAG STER KENOTAR ATAN UN ERS TAS UDAYANA
                    AH




           PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
           PROG AM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
              GR
                                             UNIVERSITAS UDAYANA
                                             UN VERSITAS UDAYANA
                                              NI
                                                              2011
                                                              2011
KERTHA PERTIWI
                                    KERTHA PERTIWI
                                  Jurnal Ilmiah Magister Kenotariatan
                              (Scientific Journals of The Master of Notary)
Volume 01                                                                                                    Periode April 2011


                                         Susunan Organisasi Pengelola


                                                   Ketua Penyunting
                                Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.Hum.


                                             Wakil Ketua Penyunting
                                           I Made Tjatra Yasa, SH.,MH.


                                                Penyunting Pelaksana
                              I Gusti Ngurah Alit Widana Putra, ST.,M.Eng.
                                              I Putu Artha Kesumajaya
                                                 I Gde Chandra A. W.


                                                Petugas Administrasi
                                                      I Made Suparsa
                                                       I Ketut Wirasa


                                                     Alamat Redaksi
                    Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                    Jl. Pulau Bali No. 1 Sanglah Denpasar
                                  Telp. : (0361)264812. Fax (0361)264812
                                      E-mail : notariat_unud@yahoo.com
                                Website : http://www.fl.unud.ac.id/notariat/

                                       G a m b a r C o v e r : P u r a d a n S a wa h


     K e r t h a P e r ti wi m e r u p a k a n j u r n a l i l m i a h ya n g d i t e r b i t k a n d u a k a l i s e t a h u n
     ( A p r i l d a n O k t o b e r ) ya n g m e m u a t i n f o r m a s i t e n t a n g b e r b a g a i a s p e k h u k u m
     Kenotariatan dari : (1) hasil penelitian, (2) naskah konseptual/opini, (3)
     r e s e n s i b u k u , d a n i n f o K e n o t a r i a t a n a c t u a l l a i n n ya




                                                                                                                                  i
PENGANTAR REDAKSI


       Om, Swastyastu,
       Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa oleh karena atas perkenan dan rahkmat-Nyalah Jurnal Ilmiah Program Studi
Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana Tahun 2011 Edisi Khusus
Abstrak Tesis dapat diselesaikan. Disusunnya Jurnal Ilmiah Prodi M.Kn Unud ini
dimaksudkan untuk dapat sebagai referensi dan pegangan bagi mahasiswa, dosen maupun
pengelola dalam proses belajar mengajar maupun pengelolaan Program Studi Magister
Kenotariatan Universitas Udayana.
       Jurnal Ilmiah ini memuat beberapa artikel pilihan dari Mahasiswa Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana. Artikel tersebut merupakan ringkasan hasil penelitian
tesis mahasiswa yang sudah diuji dan dapat dipertahankan oleh mahasiswa dalam sidang
ujian dihadapan dewan penguji dan Guru Besar.
       Dengan diterbitkannya Jurnal Ilmiah 2011 ini diharapkan        pelaksanaan dalam
penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih lancar didalam mewujudkan visi dan misi serta
tujuan pendidikan pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Kami
juga memberikan kesempatan kepada para pengajar, pengelola, mahasiswa dan alumni
Program Studi Magister Kenotariatan untuk berpartisipasi dalam menulis artikel ilmiah
dengan tetap mentaati semua aturan atau ketentuan yang tercantum dalam Jurnal Ilmiah ini.
Akhirnya, semoga Jurnal Ilmiah ini bermanfaat untuk semua pihak.
Om, Santih, Santih, Santih, Om.




                                                                     April 2011

                                                                     Redaksi




                                                                                       ii
DAFTAR ISI

                                                                                                                                                         Hlm
Susunan Organisasi Pengelola ……………………………………………………….………                                                                                                    i

Pengantar Redaksi …………………………………………………………………………...                                                                                                         ii

Daftar isi ………………………………………………………………................................                                                                                      iii

Perubahan Hak Guna Bangunan Atas Tanah Menjadi Hak Milik Sebagai Obyek
Jaminan Yang Dibebani Hak Tanggungan
Dewa Nyoman Mahaindra ………………………………………………………………………………...                                                                                                   1

Kedudukan Ahli Waris Yang Beralih Agama Terhadap Warisan Menurut Hukum
Waris Adat Bali
(Studi Kasus Di Desa Adat Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung)
Ida Bagus Gde Widyakusuma……………………………………………………………………………...                                                                                                 6

Efektivitas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fiducia Terhadap
Pendaftaran Jaminan Fiducia Guna Penerbitan Sertifikat Fiducia Sebagai Jaminan
Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Dalam Konflik Sengketa Utang-Piutang
I Kadek Dony Hartawan...............................................................................................................................     10

Efektifitas Akta Persetujuan Di Bawah Tangan Dari Istri Atau Suami Untuk Menjual
Hak Milik Atas Harta Bersama Dalam Pembuatan Akta Perjanjian Perikatan Jual Beli
Dan/Atau Akta Jual Beli Oleh Notaris/Ppat
I Kadek Joni Wahyudi..................................................................................................................................   14

Penerapan Pasal 18 Ayat (1) Huruf G Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dalam
Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah
I Komang Pasek Suseno...............................................................................................................................     18

Penyelesaian Sengketa Nonlitigasi Dalam Terjadi Wanprestasi Pihak Debitur Pada
Pengikatan Jaminan Fidusia
I Wayan Sridana Putra…………………………………………………………………………..…………                                                                                                  21

Kepastian Penguasaan Dan Pemanfaatan Tanah Pekarangan Desa Oleh Desa Pakraman
Berdasarkan Ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
I Wayan Adi Arta Wijaya……………………………………………………………………..…………...                                                                                               25

Akibat Hukum Jual Beli Hak Milik Atas Tanah Harta Bersama Secara Sepihak Di Kota
Denpasar
I Wayan Duparna………………………………………………………………………………………….                                                                                                       30

Perlindungan Hukum Internet Banking Dalam Kaitannya Dengan Data Pribadi
Nasabah
Nyoman Tariani…………………………………………………………………………..………………..                                                                                                     34

Tanggung Gugat Hukum Pengurus Perseroan Terbatas Yang Belum Berstatus Badan
Hukum Terhadap Pihak Ketiga
Richard W.K…………………………………………………………………………………..…………...                                                                                                      38




                                                                                                                                                           iii
Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Dengan Jaminan Yang Belum
Dikuasai Oleh Pt. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sentra Kredit Konsumen
Denpasar
A. A. Ngurah Surya Wirawan, SH................................................................................................................                    42

Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Lunas Hak Milik Atas Tanah Yang Dibuat
Dihadapan Notaris
( Study Di Kabupaten Buleleng )
Aunurrofiq…………………………………………………………………………………………….……                                                                                                                  46

Status Tanah Hak Anggaduh Keraton Kasunanan Surakarta Dengan Berlakunya
Undang-Undang Pokok Agraria
(Studi Kasus Di Kelurahan Baluwarti Surakarta)
Cosmas Dimas Darmoyo Danisworo………………………………………………………………….…...                                                                                                      50

Pemanfaatan Tanah Adat Dalam Pembangunan Pariwisata Di Bali
(Studi Tentang Perjanjian Kerjasama Desa Adat Dengan Investor Di Bidang Pariwisata)
Dewa Bagus Wibawa Utama........................................................................................................................                   53

Penguasaan Tanah Hak Milik Oleh Warga Negara Asing Dengan Menggunakan
Perjanjian Nominee
Eka Krisna Jayanti………………………………………………………………………………………....                                                                                                           58

Okupasi Areal Hak Guna Usaha Dan Penyelesaiannya
(Studi Di Areal Hgu Perkebunan Pt. Kosambi Victorylac Kabupaten Lombok Timur)
Eti Susanti....................................................................................................................................................   61

Prinsip Terang Dan Tunai Dalam Jual Beli Tanah
(Studi Perbandingan Hukum Tanah Sebelum Dan Setelah Berlakunya Undang-Undang Pokok
Agraria)
I Gusti Agung Kusuma Wibawa……………………………………………………………………….…..                                                                                                        65

Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility /
Csr) Di Bidang Kepariwisataan
I Gusti Agung Ngurah Yadnya Ariestana………………………………………………………….………                                                                                                   68

Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Dalam Kontrak Kerjasama Pemberian Kredit
Terhadap Karyawan Tetap (Kretap) Di Pt Bri (Persero) Tbk Cabang Denpasar
I Gusti Ngurah Agung Udra Sanjaya............................................................................................................                     71

Kekuatan Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah Dinamika Pasal 32 Ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
I Gde Eka Putra Martono..............................................................................................................................             76

Pembebanan Hak Tanggungan Terhadap Obyek Jaminan Berupa Hak Atas Tanah
Yang Belum Terdaftar
I Ketut Bobby Hendrawan, S.H....................................................................................................................                  80

Penerimaan Pajak Oleh Ppat Akibat Dari Akta Yang Dikeluarkannya Selaku Pejabat
Pembuat Akta Tanah
I Made Tio Suryawarman, SH…………………………………………………………………………….                                                                                                          84

Otentitas Akta Camat Selaku Ppat Sementara Setelah Berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah
Ida Ayu Mia Mardiati..................................................................................................................................            87


                                                                                                                                                                   iv
Kedudukan Akta Jual Beli Ppat Setelah Terbitnya Sertifikat Pemilikan Hak Atas
Tanah
Indi James Sihombing…………………………………………………………………………………..…                                                                                                        90

Penyelesaian Perceraian Dalam Perkawinan Beda Agama Secara Litigasi Di Pengadilan
Negeri Denpasar
Irenne Maria Debora Salem……………………………………………………………………………….                                                                                                      94

Pembaharuan Pelayanan Publik Di Kantor Pertanahan Dalam Pensertipikatan Hak
Atas Tanah Milik Badan Hukum
H. Jamaluddin..............................................................................................................................................   97

Petunjuk Penulisan Artikel




                                                                                                                                                                   v
PERUBAHAN HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH MENJADI HAK MILIK SEBAGAI
          OBYEK JAMINAN YANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN

                                          Dewa Nyoman Mahaindra
                                   Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                  E-Mail : -

                                                   ABSTRACT

         DEWA NYOMAN MAHAINDRA, Student of Postgraduate Program of Notary Law The University of
Brawijaya – the University of Udayana Class of 2007/2008, “ THE CHANGE OF BUILDING RIGHTS INTO
PROPERTY RIGHTS AS SECURITY OBJECT ENCUMBERED WITH SECURITY RIGHT”, First Supervisor
Prof. Dr. Achmad Sodiki, SH, Second Supervisor: Ngakan Ketut Dunia, SH, MH.

Key words           -    The Change of land right status
                    -    Security Object on Land
                    -    Encumbrance of Security Right on Land
                    -    Legal Protection

                    Housing is a very essential and basic human need. It is a primary need, which is emergency in
nature. Therefore, it is reasonable for those who come from the lower class and middle class to alter the status
of the land and the buildings which they obtain from a Developer from concession into individual proprietary
right, although such land and buildings are still used as collateral by them (the debtors). They propose that the
status of the land be changed from concession into proprietary right which is still used as collateral by a Bank
(the Creditor).
                    Based on the Decree of the State Minister for Agrarian Affairs/Head of National Bureau for
Land Matters of Number 9 of 1997, Number 2 of 1998 and Number 6 of 1998, it is stipulated that Security Right
encumbered upon Concession of Land and the Building built in which has been altered into proprietary right in
banking practices is deemed not applicable any more. However, it greatly depends on whether the bank, as the
source of funds, dares enough to do so or to take risk if something occurs to the Debtor who does not have
anything to substitute for the collateral.
                    The maters which will be explored are: (1) what problems which will be faced when changing
the concession of the land and the building in it into proprietary right as object of security encumbered with
right of collateral; (2) what legal consequences can occur to the bank, as the creditor, related to the land used
as object of security whose status is proposed to alter from concession into proprietary right. (3) What attempts
are made by the Creditor to make sure that the money it has lent will be settled after the alteration from the
Concession of land and the building in it into the Proprietary Right takes place.
                    This is classified into an empirical juridical legal study which is supported by field work, that
is, a legal study which is based on legislation, jurisprudence, contract, and legal values which can be found in
the community. This study employs statute approach, that is, an approach which deeply describes and analyzes
various types of legislations especially those which regulate and have some relevance with the change of right
on land.
                    The research concludes to protect the interest of the creditor/bank which is initially
mortgaged with the security right over the building right that has become omitted, before the change in right is
registered. The holder of the right over the land can give SKMHT with the object proprietary object that he/she
has obtained as the change in the building right. The process of the change in right in the office of land affairs
in its practice commonly takes a very long time even 6 (six) months, while the SKMHT already made has the
effective period of 1 (one) month. This condition leads to a consequence that weakens the bank’s position. As
long as the process of the change in right has not been finished in the office of land affairs, then the SKMHT
that has reached its maturity date must be renewed. If a debtor does not show good attitude, then he/she can
take advantage of the weakness of the bank to delay the time of signing the SKMHT or the APHT; as a result,
the certificate of security right cannot be issued by Head of the office of land affairs. If a debtor is in breach of
contract, the bank will not have preference right over the security. The position of the bank here is the same as
the other creditors, no one will be prioritized in their fulfillment of their debts or the one referred to as con-
                               Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                                1
current creditors. If a debtor is in breach of contract then the sales over the wealth or property of the debtor
will be shared proportionally according to amount of debt of each creditor.
          Because of the fact that the encumbrance of the security right over land resulting from the change in
right from the building right to the proprietary right can lead to a big consequence to the bank as a creditor,
then it is suggested that if a bank receives a proposal from a debtor to make a change in right. It is advisable
that it must be done as carefully and selectively as possible. A bank must make a reanalysis about the
characteristics of a debtor besides making an analysis of legal aspect and other aspects related to it.


                                                 ABSTRAK

                 DEWA NYOMAN MAHAINDRA, Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Kenotariatan
Universitas Brawijaya – Unversitas Udayana Angkatan 2007/2008, “PERUBAHAN HAK GUNA
BANGUNAN ATAS TANAH MENJADI HAK MILIK SEBAGAI OBYEK JAMINAN YANG
DIBEBANI HAK TANGGUNGAN”, Pembimbing I : Prof. Dr. Achmad Sodiki, SH, Pembimbing II : Ngakan
Ketut Dunia, SH., MH.

Kata Kunci       : - Perubahan Hak atas tanah
                   - Obyek Jaminan Hak atas tanah
                   - Pembebanan Hak Tanggungan atas tanah
                   - Perlindungan hukum

                   Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dan mendesak sifatnya,
terlebih-lebih itu merupakan salah satu kebutuhan primer, maka bagi golongan masyarakat menengah ke bawah,
keinginan untuk menjadikan tanah beserta bangunan di atasnya menjadi Hak Milik perorangan, yaitu dengan
mengalihkan Hak Guna Bangunan yang diperolehnya dari Perusahaan Pengembang kemudian dirubah menjadi
Hak Milik merupakan hal yang wajar dan mendasar bagi orang yang bersangkutan, sementara rumah tersebut
sedang dijadikan obyek jaminan kredit oleh orang yang bersangkutan (Debitur). Selama kredit berlangsung
adakalanya Debitur mengajukan permohonan perubahan hak dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik
terhadap obyek jaminan yang sedang dibebani Hak Tanggungan oleh Bank (Kreditur).
          Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
1997, Nomor 2 Tahun 1998 dan Nomor 6 Tahun 1998 menentukan bahwa Hak Tanggungan atas Hak Guna
Bangunan atau hak Pakai gugur dengan hapusnya Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai tersebut yang telah
menjadi Hak Milik Dalam praktek perbankan, kondisi seperti ini sangat tergantung dari keberanian pihak Bank
sebagai penyedia dana dan mengambil resiko jika terjadi sesuatu pada Debitur, sementara Debitur itu sendiri
tidak mempunyai jaminan pengganti. Adapun permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : (1)
Kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam perubahan Hak Guna Bangunan atas tanah menjadi Hak Milik
sebagai obyek jaminan yang dibebani Hak Tanggungan, (2) Bagaimanakah akibat hukumnya bagi Bank sebagai
Kreditur atas Pembebanan Hak Tanggungan atas tanah sebagai obyek jaminan yang sedang dimohonkan
perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik, (3) Bagaimanakah upaya Kreditur untuk menjamin
pelunasan piutangnya setelah terjadinya perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik
                   Penelitian ini tergolong penelitian hukum yuridis empiris yang didukung dengan penelitian
lapangan, yaitu penelitian hukum yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan , yurisprudensi, kontrak,
dan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang didasarkan
atas peraturan perundang-undangan (statuta approach), yaitu dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis
secara mendalam berbagai macam peraturan perundang-undangan khususnya yang mengatur serta ada
relevansinya dengan Perubahan Hak atas tanah.
          Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melindungi kepentingan Kreditur/Bank yang semula
dijamin dengan Hak Tanggungan atas Hak Guna Bangunan yang menjadi hapus, sebelum perubahan hak di
daftar, pemegang hak atas tanah dapat memberikan SKMHT dengan obyek Hak Milik yang diperolehnya
sebagai perubahan dari Hak Guna Bangunan tersebut. Proses perubahan hak di Kantor Pertanahan dalam
pelaksanaannya biasanya memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan bisa lebih dari 6 (enam) bulan,
sedangkan SKMHT yang dibuat jangka waktu berlakunya adalah selama 1 (satu) bulan. Kondisi yang demikian
ini akan membawa konsekwensi yang melemahkan posisi Bank. Selama proses perubahan hak tersebut belum
selesai di Kantor pertanahan, maka SKMHT yang telah jatuh tempo tersebut harus diperbaharui. Apabila
Debitur mempunyai etikad yang tidak baik, maka Debitur bisa saja memanfaatkan kelemahan Bank untuk
mengulur-ngulur waktu penandatanganan SKMHT ataupun APHT tersebut, dengan demikian Sertipikat Hak
Tanggungan tidak akan bisa diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan. Apabila Debitur wanprestasi, Bank
tidak akan memiliki Hak Preferent atas jaminan tersebut. Kedudukan Bank disini sama dengan Kreditur-kreditur

                             Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                             2
lainnya, tidak ada yang didahulukan dalam pemenuhan piutangnya atau disebut dengan Kreditur Konkurent.
Apabila Debitur wanprestasi, maka hasil penjualan atas harta kekayaan Debitur akan dibagikan secara
proporsional menurut besarnya piutang masing-masing Kreditur.
                  Oleh karena pembebanan Hak Tanggungan atas tanah dari hasil perubahan hak dari Hak Guna
Bangunan menjadi Hak Milik membawa resiko yang cukup besar bagi Bank selaku Kreditur, maka disarankan
apabila Bank menerima permohonan Debitur untuk melakukan perubahan hak tersebut, sebaiknya agar
dilakukan secara hati-hati dan selektif mungkin. Bank agar melakukan analisa kembali terhadap karakter dari
Debitur, selain melakukan analisa dari aspek hukum ataupun aspek lainnya.

                                             DAFTAR PUSTAKA

a. Buku-buku :

Abdul Hay, Marhais, 1975, Hukum Perbankan di Indonesia, Pradnya Paramita, Bandung
Adjie, Habib, 2000, Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Atas Tanah, CV. Mandar Maju, Bandung
Asikin, H. Zainal, & Amiruddin 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT, RajaGrafindo Persada, Jakarta
Badrulzaman, Mariam Darus, 1987, Bab-bab Tentang Credietverband, Gadai, dan Fidusia, Cetakan IV,
           Alumni, Bandung
Bahsan, M, 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada,
           Jakarta
Budiono, Herlien 2007, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti,
           Bandung
Effendie, Bachtiar, 1993, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaannya, Alumni, Bandung
Hadisaputro, 1984, Pokok-pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, Liberty, Yogyakarta
 Hadikusuma, H. Hilman, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, CV. Mandar Maju,
           Bandung
Hadjon, Philipus M., 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya
Halim, Ridwan, 2001, Bendera Mimbar Filsafat Hukum Indonesia dan Pragmatisasinya (Suatu Analisis Yuridis
           Empiris), Angky Pelita Studyways, Jakarta
Hamzah, Andi, et.al., 1990, Dasar-Dasar Hukum Perumahan, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Hanitidjo Soemitro, Ronny, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta
Harsono, Sony, 1996, Sambutan Menteri Agraria/Kepala BPN pada Seminar Hak Tanggungan atas Tanah dan
           Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, Fakultas Hukum UNPAD, Bandung
Harsono, Boedi, 2005, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi,
           dan Pelaksanaannya, Cetakan kesepuluh (edisi revisi), Djambatan, Jakarta
-----------------------, 2006, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Cetakan
           ketujuhbelas (edisi revisi), Djambatan, Jakarta
Harahap, M. Yahya, 1982, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung
Hasan , Djuhaendah, 1996, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain Yang Melekat Pada
           Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Hermansyah, 2006, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta
Ibrahim, Johannes 2004, Cross Default & Cross Collateral Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, PT.
           Refika Aditama, Bandung
Djumhana, Muhammad 1993, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Kansil, 1997, Pokok-pokok Hukum Hak Tanggungan Atas Tanah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Kansil, C.S.T. dan Christine ST. Kansil, 1997, Pokok-pokok Hukum Hak Tanggungan Atas Tanah, Pustaka,
           Sinar Harapan, Jakarta
Muhammad, Abdulkadir , 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Muljadi, Kartini & Gunawan Widjaja, 2006, Seri Hukum Harta Kekayaan – Hak Tanggungan, cetakan II,
           Kencana, Jakarta
----------------------------------------------, 2007, Seri Hukum Harta Kekayaan : Hak-hak Atas Tanah, Ed.1 Cet.4,
           Kencana, Jakarta.
Mustafa, Bachsan, 1985, Hukum Agraria dalam perspektif, CV.Remadja Karya, Bandung.
Naja, H.R. Daeng, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT. Citra Aditya, Bandung

                              Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                             3
----------------------, 2006, Seri Ketrampilan Merancang Kontrak Bisnis Contract Drafting, PT. Citra Aditya
           Bakti, Bandung
Noor, Aslan, 2006, Konsep Hak Milik Atas Tanah Bagi Bangsa Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Hak Asasi
           Manusia, Mandar Maju, Bandung
 Parlindungan, A.P, 1998, Komentar Atas Undang-undang Pokok Agraria, Mandar Maju, Bandung
Parangin, Effendi, 1989, Hukum Agraria di Indonesia Suatu Telaah dari Sudut Pandang Praktisi Hukum,
           Rajawali, Jakarta
Poesoko, Herowati, 2007, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan                  (Inkonsistensi, Konlik Norma dan
           Kesesatan Penalaran dalam UUHT), Cet. I, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta.
Santoso, Urip, 2005, Hukum Agraria & Hak-hak Atas Tanah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Satrio, J, 1997, Hukum Jaminan, Hak Kebendaan, Hak Tanggungan, (Buku I), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Saleh, K. Wantjik,1997, Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Indonesia, Jakarta
Salman S, Otje, & Anthon F. Susanto, 2007, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan, & Membuka Kembali,
           PT. Refika Aditama, Bandung
Salim, H, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Sjahdeini , ST. Remy, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam
           Perjanjian Kredit Bank, Institut Bankir Indonesia, Jakarta
---------------------------, 1999, Hak Tanggungan Asas-asas, Ketentuan-ketentuan Pokok dan Masalah yang
           Dihadapi oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai Undang-undang Hak Tanggungan), Alumni,
           Bandung
Soekanto, Soerjono, 1983, Penegakan Hukum, PT. Bina Cipta, Bandung
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta
Soerjopratikno, Hartono, 1984, Hutang Piutang Perjanjian Pembayaran, dan Jaminan Hipotik, Cet. I, Seksi
           Notariat FH Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Soimin, Sudaryo, 1993, Status Hukum dan Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta
Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, 1980, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-pokok Hukum Jaminan dan
           Jaminan Perorangan, Liberty, Yogyakarta
---------------------------------------------,1981, Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta
--------------------------------------------,1981, Hukum Perdata, Hak Tanggungan Atas Tanah, Cetakan IV, Liberty,
           Yogyakarta
Soehadi, 1984, Masalah Tanah dan Pembangunan, Akademi Agraria Departemen Dalam Negeri, Yogyakarta
Soekanto, Soerjono, 1983, Penegakan Hukum, PT. Bina Cipta, Bandung
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta
Soerjopratikno, Hartono, 1984, Hutang Piutang Perjanjian Pembayaran, dan Jaminan Hipotik, Cet. I, Seksi
           Notariat FH Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Suardi, 2005, Hukum Agraria, BP IBLAM, Jakarta
Subekti, R, 1982, Jaminan-jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung
---------------, 1995, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
---------------, 1995, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta
Sutedi, Adrian, 2006, Implikasi Hak Tanggungan Terhadap Pemberian Kredit oleh Bank dan Penyelesaian
           Kredit Bermasalah, Cet.I, BP. Cipta Jaya, Jakarta
---------------, 2007, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cet. I, Sinar Grafika, Jakarta
Suyanto, Thomas, 1998, Dasar-dasar Perkreditan, Gramedia, Jakarta
Tri Santoso, Rudi,1996, Kredit Usaha Perbankan, Edisi I, Cet.I, Andi, Yogyakarta
Usman, Rachmadi, 1999, Pasal-Pasal Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah, Djambatan, Jakarta
Wijaya, Gunawan & Ahmad Yani, 2003, Jaminan Fidusia, Cet.3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Waluyo, Bambang, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Cet.II, Sinar Grafika, Jakarta
Wardoyo, Gatot, Aspek-aspek Hukum Perkreditan, Nitro Institut Of Banking, Jakarta
Yudha Hernoko, Agus, 1998, Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Penunjang Kegiatan Perkreditan
           Perbankan Nasional, Tesis, Pascasarjana UNAIR, Surabaya




                              Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                             4
b. Peraturan Perundangan-undangan :

Seri Perpajakan PBB, 2000, Sinar Grafika, Cetakan I, Jakarta
Subekti, R. dan Tjitrosudibio, R., 1995, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta
Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
Undang-undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang berkaitan
         dengan Tanah
Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
         Perbankan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha,
         dan Hak Pakai Atas Tanah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2002, tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara
         Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1996, tentang Bentuk Surat
         Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Buku Tanah Hak
         Tanggungan, dan Sertipikat Hak Tanggungan tersebut
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
         Pelaksanaan Peraturan    Pemerintah No. 24 Tahun 1997, tentan Pendaftaran Tanah
Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 tahun 1998 tentang Pemberian
         Hak Milik atas Tanah Untuk Rumah Tinggal
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 tahun 1998 tentang Perubahan
         Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas Tanah untuk Rumah Tinggal Yang Dibebani Hak Tanggungan
         menjadi Hak Milik
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
         Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan




                           Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                       5
KEDUDUKAN AHLI WARIS YANG BERALIH AGAMA TERHADAP WARISAN
                   MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI
           (Studi Kasus Di Desa Adat Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung)

                                        Ida Bagus Gde Widyakusuma
                                   Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                  E-Mail : -

                                                   ABSTRACT

          IDA BAGUS GDE WIDYAKUSUMA, Student of Master’s Degree of Law Interest in Public Notary
2007, The Statues of heir that change religion againts heiritance system of customary law in Bali (study case in
the village of Batubayan, Abiansemal District, Badung Regency, Bali Province).

Adviser 1 : Warkum Sumitro, S.H.,M.H.
Adviser 2 : Prof.Dr. Wayan P. Windia, S.H.,M.Si.

         Family life in tradition communities in Bali, has a main goal to have children. Offspring are expected
to assume responsibility for implementing liability of a child against their parents. The purpose of the research
is to know about the rights and obligation of a heir that change religion and to know why cange religion have
impact to loose of a heir get their heiritance. Swadarmaning pianak is to perform the ngaben ceremony
(cremation ceremony in Bali, which aims to purify the spirits of people who have died) and continuing
obligations of parents towards family, traditional villages, and temples or Khayangan tiga in heir villages. After
the children carry out their obligations then before he could get his right as heir. Customary law in Bali (awig-
awig), require a child to exercise the rights and obligations as heir must Hinduism. If the heirs to switch
religions, from Hinduism to other religions, which resulted in the death of the rights of heirs to get rights and
implement their obligations, indeed in the Act in 1945 in Article 29 paragraph 2 expressly mentions, that the
state guarantees the freedom of citizens to embrace their religion. Freedom of religion is granted by the 1945
Constitution, causing problems in the customary inheritance system of customary law in Bali. Issues concerning
heirs converted to above also occurred in the village of Batubayan, Abiansemal District, Badung Regency, Bali
Province. Problems that occur include the position of heir to the religious heritage of the switch and also the
death of his parents when his heirs the right switch religions.
         The purpose of the research is to khnow about the rights and obligation of a heir that change religion,
and to know why change religion have impact to loose of a heir get their heiritance.
         The method use is approach of empirical yuridis. Yuridis approach is based from the article/ mips of
law that has connection with the isu. For empirical approach is based from the fact of live in the research field.
Data analysis wich is use is descriptive analysis method as research procedure wich produce descriptive data in
the form of words written or spoken from people and behavior that able to perceive.
         Based on the research, the conclusion is : The heir that change religion at Batubayan Village no more
have rights and obligation to their parents, family and the society. Because the heir that change religion in Bali
mean that they will not be able to do their obligation in religion and heir will only break the family relation
wich their parents(ninggal kedaton) and because of that the heir will loose all of the treasure heiritance that left
by their parents. Change religion is impossible to recive heritage because based on Bali Custom Law, their
loose the right and obligation because their change religion.

Keywords: The Status of a heir that change religion.


                                                   ABSTRAK

        Dalam kehidupan berkeluarga pada masyarakat adat di Bali, memiliki tujuan yang utama yaitu memiliki
keturunan. Keturunan tersebut diharapkan mampu untuk memikul tanggung jawab di dalam menjalankan
swadarmaning pianak (kewajiban dari seorang anak terhadap orangtuanya). Swadarmaning pianak tersebut
adalah melaksanakan upacara pengabenan (upacara pembakaran mayat di Bali, yang bertujuan untuk
                               Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                               6
menyucikan roh dari orang yang telah meninggal) dan meneruskan kewajiban-kewajiban dari orang tuanya
terhadap keluarga, desa adat, dan pura khayangan tiga atau khayangan desa. Setelah anak tersebut
melaksanakan kewajibannya maka barulah ia bisa mendapatkan haknya sebagai ahli waris. Hukum adat di Bali
(awig-awig), mengharuskan bahwa seorang anak agar bisa melaksanakan hak dan kewajiban sebagai ahli waris
haruslah beragama Hindu. Apabila ahli waris beralih agama, dari agama Hindu ke agama lainnya,
mengakibatkan gugurnya hak dari ahli waris tersebut untuk mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya,
memang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 29 ayat 2 secara tersurat menyebutkan, bahwa negara
menjamin kebebasan dari warga negara untuk memeluk agama masing-masing. Kebebasan dalam memeluk
agama yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945, menimbulkan masalah di dalam sistem hukum waris
adat yang adat di Bali. Permasalahan tentang ahli waris beralih agama tersebut diatas juga terjadi di Desa Adat
Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provensi Bali. Permasalahan yang terjadi meliputi
kedudukan ahli waris beralih agama terhadap warisan orang tuanya dan juga gugurnya hak mewaris apabila ahli
warisnya beralih agama.
         Tinjauan pustaka dalam penelitian ini mengungkapkan beberapa pengertian-pengertian mengenai
hukum adat, hukum waris adat, desa adat, gugurnya hak mewaris, pengertian beralih agama, dan beberapa teori-
teori yang di pergunakan untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban ahli waris beralih agama terhadap
warisan, dan untuk mengetahui mengapa beralih agama menyebabkan gugurnya hak mewaris.
         Metode yang dipergunakan adalah metode pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis ini
menekankan dari segi perundang-undangan/peraturan-peraturan yang relevan dengan masalah ini, terutama
hukum adat Bali. Pendekatan empiris, menekankan pada permasalahan yang diteliti berdasarkan kenyatan-
kenyataan yang berkembang di lapangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis
deskriptif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
         Dari hasil wawancara dengan Bendesa Desa Adat Batubayan terdapat 2 keluarga yang beralih agama
dari Agama Hindu menjadi non-Hindu, yang pertama terjadi tahun 1993 dan yang kedua terjadi tahun 2002.
Dari hasil paruman adat dan bedasarkan awing-awig Desa Adat Batubayan memutuskan kedua ahli waris yang
beralih agama harus keluar dari desa adat dan dinyatakan hak-haknya terhadap harta warisan orang tuanya
hilang, karena sudah tidak mungkin lagi melaksanakan keawajibannya sebagai ahli waris.
          Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : Kedudukan ahli waris yang beralih
agama (dari agama Hindu ke agama non-Hindu), menurut hukum adat Bali tidak lagi mempunyai hubungan
hukum dengan ahli waris, mereka ini dikenal dengan ninggal kedaton penuh. Oleh karena itu mereka yang
ninggal kedaton penuh hak mewarisnya gugur. Hal ini juga berlaku di Desa Adat Batubayan, Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa awig-awig Desa
Adat Batubayan secara tegas menyatakan bahwa krama yang bukan beragama Hindu bukanlah krama desa,
sehingga tidak berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh pewaris yang merupakan krama desa, seperti yang
dialami oleh Nyoman Suweca. Beralih agama bagi ahli waris dari agama Hindu ke agama non-Hindu dapat
menyebabkan gugurnya hak mewaris. Karena dengan beralih agama seorang ahli waris tidak mungkin lagi
melaksanakan kewajiban (swadarma) sebagai ahli waris. Kewajiban yang dimaksud ada tiga yaitu, kewajiban
dalam hubungan dengan parhyangan seperti, melaksanakan berbagai aktifitas keagamaan sesuai dengan ajaran
agama Hindu, kewajiban dalam hubungan dengan pawongan seperti, masesana (tolong –menolong), ayah-
ayahan (kerja fisik), pawedalan (urunan) sesuai dengan ajaran agama Hindu, kewajiban dalam pelemahan yaitu,
tata kelola terhadap lingkungan alam yang sesuai dengan ajaran agama Hindu.


                                            DAFTAR PUSTAKA

Ali Afandi, 1997. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Cetakan IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Artadi, I Ketut, 2007. Hukum Adat Bali. PT. Pusatka Bali Post, Denpasar.
------------------.1986. Hukum Adat Bali dengan Aneka Masalahnya. Cetakan I, CV. Sumber Mas Bali, Bekerja
     Sama dengan Bagian Penerbit Fakultas Hukum Unud, Denpasar.
Astiti, Cokorde Istri Putra, dan I Wayan Beni, Ni Nyoman Sukerti. 1984. Hukum Adat Dua (Bagian Dua). Biro
     Dokumentasi dan Publikasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar.
Bruggink, J.J.H., 1996. Refleksi Tentang Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung.

                             Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                            7
Darji Darmodiharjo, 1981. Santiaji Pancasila. Usaha Nasional, Surabaya.
Darsana , I Gusti Putu, 1997. Dinamika Kebudayaan Bali. cet 1, Upada Sastra, Bali.
Dijk, Van, diterjemahkan oleh A. Soehardi, 2006. Pengantar Hukum Adat Indonesia. cetakan IX, CV. Mandar
     Maju, Bandung.
Geriya, I Wayan, 1995. Pariwisata Dan Dinamika Kebudayaan Lokal, Nasional, Global (Bungarampai
     Antropologi Pariwisata ). Upada Sastra, Denapasar.
Hilman Hadikusuma, 1980. Pokok-pokok Pengertian Hukum Adat. Alumni, Bandung.
---------------. 1991. Hukum Waris Indonesia Menurut Perundang-undangan, Hukum Adat, Hukum Agama
     Hindu, Islam. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 1997. Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi Aksara Jakarta.
Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jambatan, Jakarta.
Korn, V. E. diterjemahkan serta diberi catatan oleh I Gede Wayan Pangkat, 1987. Hukum Adat Kekeluargaan Di
     Bali (Het Adatrecht Van Bali bab VII). Biro Dokumentasi dan Publikasi Hukum Adat Fakultas Hukum
     Universitas Udayana, Denpasar.
Liefrinch, F.A.1985. Peraturan Residen Bali dan Lombok, Hukum Waris Bagi Penduduk Adat Bali.
Mahfud M D, 1993. Demokrasidan konstitusi di Indonesia. Liberty Jogyakarta.
Panetja, Gde, 1989. Aneka Catatan Tentang Hukum Adat Bali. Cetakan II, Guna Agung, Denpasar-Bali.
Pudja, I Gde, 1997. Pengantar Tentang Perkawinan Menurut Hukum Hindu. Mayasari, Jakarta.
Saleh Adi Winata, 1976. Pengertian Hukum Adat Menurut Undang-Undang Pokok Agraria. Penerbit Alumni,
     Bandung.
Satjipto Rahardjo, 1982. Ilmu Hukum. Alumni, Bandung.
Soepomo, R. 1986. Bab-Bab Tentang Hukum Adat. Pradnya Paramita, Jakarta.
Soemitro, Ronny Hanitijo, 1999. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta, Cet. V.
Soeripto, KRNH. 1977. Hukum Adat Waris Bali, Cetakan Ke-II Fak. Hukum Universitas Negeri Jember.
-------------------. 1983. Beberapa Bab Tentang Hukum Adat Waris Bali. Fakultas Hukum Universitas Negeri
     Jember.
Sooekanto, Soerjono dan Sulaiman B. Taneko, 1994. Hukum Adat Indonesia. CV. Rajawali, Jakarta.
Suasthawa Darmayuda, I Made,1987. Status Dan Fungsi Tanah Adat Bali Setelah Berlakunya UUPA. CV
     Kayumas Agung, Denpasar.
------------.2001. Desa Adat, Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Di Provinsi Bali. PT Upada Sastra, Denpasar.
Sudikno Mertokusumo, 2000. Penemuan Hukum Sebuah Pengantar. Liberty, Yogyakarta.
Sugangga, I.G.N. 2005. Diktat Hukum Waris Adat (Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro). Denpasar.
Sujanto, 1990. Otonomi Daerah Yang Nyata dan Bertanggung Jawab. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Surpa, I Wayan., 2002. Seputar Desa Pakraman dan Adat Bali. BP, Denpasar.
-------------------,2004. Eksistensi Desa Adat dan Desa Dinas di Bali. Pustaka Bali Post, Denpasar.
Surini Ahlan Sjahrif, 1983. Intisari Hukum Waris. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sirtha, I Nyoman, 2008. Aspek Hukum dalam Konflik Adat di Bali. Udayana Uniersity Press.Denpasar.
Soleman B. Taneko, 1981. Dasar-dasar Hukum Adat & Ilmu Hukum Adat. Alumni Bandung.
Soerojo Wignjodipoero, 1988. Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat. CV. Haji Masagung, Jakarta.
Ter Haar, Bzn di Indonesiakan oleh K.Ng. Soebakti Poesponoto, 1999. Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat.
     Cet. Ke-12, Pradnya Paramita, Jakarta.
Windia, Wayan, 1995. Menjawab Masalah Hukum. PT. BP. Denpasar.
Windia, Wayan P. dan Ketut Sudantra. 2006. Pengantar Hukum Adat Bali. Lembaga Dokumentasi dan
     Publikasi Fakultas Hukum Univ. Udayana, Denpasar.
Windia, Wayan P, 2008. Bali Mawacara Kesatuan Awig-awig, Hukum dan Pemerintahan di Bali. Udayana
     University Press, Denpasar.
--------------------, 2010. Dari Bali Mewacara Menuju Bali Santi. Udayana Press, Denpasar.
Yasin, Sulchan, 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. CV. Putra Karya, Jakarta.

Laporan Penelitian:
Makamah Agung, 1980. “Hukum Adat Tenang Warisan, Proyek Penelitian di Wilayah Hukum Pengadilan
   Tinggi Denpasar”. Jakarta.

                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                        8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982. “Proyek Inventarisasi dan dokumentasai Kebudayaan Darerah,
    Pola Pemukiman Pedesaan Daerah Bali”, Jakarta.
Nantri, Ayu Putu. 1982. “Kedudukan Ahli Waris Yang Beralih Agama Menurut Hukum Adat Waris di
    Kabupaten Badung”. Laporan Penelitian, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar.
Majelis Pembinaan Lembaga Adat Daerah Tingkat I Bali, 1995. “Butir-butir Mutiara dalam Pembinaan Desa-
    desa Adat di Bali”, Denpasar.
Bapeda Kabupaten Badung, Pusat Statistik Kabupaten Badung. 2002. “Badung Dalam Angka 2002”. Badung.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, “Buku Saku Statistik Badung”, 2008, Badung.
Putra Santika, Ida Bagus Agung, 2003. “Kendala-kendala Pendaftaran Tanah Waris Bekas Milik Adat Bagi
    Masyarakat Muslim Angantiga Kabupaten Badung, Bali Pada Dewasa Ini”, Tesis, Program Pasca Sarjana
    Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hendratianingsih, S. 2008. ”Identifikasi Kepemilikan Lahan dan Batas Tanah Adat di Bali”. Institut Teknologi
    Bandung, Bandung.
Widya Kusuma Negara, Putu, 2009. ”Kedudukan Kerama Desa Yang Tidak Lagi Beragama Hindu Yang
    Menempati Tanah Karang Desa Di Desa Pekraman Ketewel”, Kabupaten Gianyar. Sekripsi, Fakultas
    Hukum Universitas Udayana, Denpasar.

Seminar:

Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1976. “Seminar Hukum Adat dan Pembinaan Hukum Nasional”, Binacipta,
   Bandung.

Majalah:
Ariani, I Gusti Ayu Agung 1994, “Wanita Dalam Hukum Keluarga dan Warisan di Bali, Suatu Kajian Normatif-
     Sosiologis Dengan Pespektif Gender”, dalam Majalah Kertha Patrika, Hukum Dalam Teori dan Praktek.
     Fakultas Hukum Univ. Udayana, Denpasar.
Philipus M Hadjon, 1994. “Pengkajian Ilmu Hukum Gomatik, (Normatif)”. Majalah Yuridika No. 6 Tahun IX,
     Nopember-Desember, Univ. Airlangga, Surabaya.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Undang-Undang no 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar-Dasar Pokok Agraria.
Undang-Undang no 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Peraturan Daerah:
Peraturan Daerah Provensi Bali No. 3 tahun 2001 tentang Desa Pakraman.
Keputusan Majelis Utama Desa Pakraman (MDP) Bali Nomer: 050/Kep/Psm-1/MDPBali/III/2006.
Keputusan Majelis Utama Desa Pakraman Provensi Bali Nomer: 01/KEP/PSM-3/MDP BALI/X/2010.

Awig-awig dan perarem Desa Adat:
Awig-awig Desa Adat Batubayan.(2009)
Eka Likita Desa Adat Batubayan.(2009)
Perarem Desa Adat Batubayan.(2009)

Media On-line:
http://www.hukum on-line.com
http://www.pustaka.ut.ac.id.com
http://www.EIHUKUM.com




                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                          9
EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN
    FIDUCIA TERHADAP PENDAFTARAN JAMINAN FIDUCIA GUNA PENERBITAN
      SERTIFIKAT FIDUCIA SEBAGAI JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
            KREDITUR DALAM KONFLIK SENGKETA UTANG-PIUTANG

                                           I Kadek Dony Hartawan
                                   Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                  E-Mail : -


                                                   ABSTRACT

         In activity of giving credit, particularly banking credit, credit warranty has important role, because
from here, it will emerge legal problem frequently occur, such as how indeed item position become warranty
object, what warranty used if the items is moving in character and is it giving law protection to its creditor?
How the affectivity from its own statute attracted writer to research and raise it to become thesis title
"STATUTE AFFECTIVITY NUMBER 42 1999 ABOUT FIDUCIA WARRANTY TO REGISTRATION FIDUCIA
WARRANTY FOR FIDUCIA CERTIFICATE PUBLISHING AS LAW PROTECTION WARRANTY TO
CREDITOR IN DISPUTE CONFLICT OF DEBIT CREDIT".
         Fiducia warranty is item warranty for moving object both tangible or intangible regarding to debit
credit between debitor and creditor. Fiducia warranty is given by debitor to creditor to warrant its full payment
debt.
         Fiducia warranty is arranged in Statute Number 42 1999 About Fiducia Warranty. This fiducia
warranty gives position mainly to privilege to fiducia receiver to other creditors.
         In audit field work, frequently we found term Fiducia and Fiducia Warranty, for instance when doing
audit for bank loan account or loan from finance company. It might be among us do not understand what this
term means. The following is a few discussion related to this Fiducia and Fiducia Warranty I obtained from
empirically research. Start from cash loan from creditor (bank) by debitor usually called debit credit law
connection then joining warranty giving in this matter moving object, later raise problem when warranty object
and fiducia warranty are not registered. This causes its has not strong of debitor position (Fiducia receiver). It
means, there is no protection, in what matter? In matter when unpaid debt by debitor.
         How the settlement? Is warranty object can be executed and what causes several banks and finance
agency can not register even though they will know the indemnity. While its own registration function is to run
publicity principle function that means warranty mentioned is under creditor power that from mis registration
obtained fiducia certificate direct to Justice Based on God.

Key words : Debit credit - Warranty - Fiducia - Registration - Certificate -Effective – Statute




                                                   ABSTRAK

         Dalam kegiatan pemberian kredit, khususnya kredit perbankan, jaminan kredit mempunyai peranan
yang sangat penting.karena dari sini akan timbul masalah hukum yang sangat rentan terjadi, seperti bagaimana
sesungguhnya kedudukan benda yang menjadi objek jaminan, jaminan apa yang digunakan jika bendanya
bersifat bergerak dan apakah memberikan perlindungan hukum bagi krediturnya? Bagaimana keefektifan dari
undang-undangnya sendiri yang menarik penulis untuk menelitinya dan mengangkatnya menjadi judul tesis
“EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUCIA
TERHADAP PENDAFTARAN JAMINAN FIDUCIA GUNA PENERBITAN SERTIFIKAT FIDUCIA
SEBAGAI JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM KONFLIK SENGKETA
UTANG-PIUTANG”.
         Jaminan Fiducia adalah jaminan kebendaan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak
berwujud sehubungan dengan hutang-piutang antara debitur dan kreditur. Jaminan fiducia diberikan oleh debitur
kepada kreditur untuk menjamin pelunasan hutangnya.
                              Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                            10
Jaminan Fiducia diatur dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fiducia.
Jaminan fiducia ini memberikan kedudukan yang diutamakan privilege kepada penerima fiducia terhadap
kreditur lainnya.
          Dalam praktek pekerjaan pemeriksaan di lapangan (audit field work) sering kita temukan istilah
Fiducia dan Jaminan Fiducia seperti misalnya ketika melakukan pemeriksaan atas akun pinjaman bank maupun
pinjaman dari perusahaan pembiayaan. Mungkin diantara kita ada yang belum begitu memahami istilah ini.
Berikut sedikit pembahasan terkait dengan masalah Fiducia dan Jaminan Fiducia yang saya peroleh dari
penelitian empiris. Berawal dari pinjam-meminjam uang dari kreditur (bank) oleh debitur yang biasa disebut
hubungan hukum utang-piutang yang kemudian mengikutkan adanya pemberian jaminan dalam hal ini benda
bergerak, yang kemudian timbul masalah ketika objek jaminan dan jaminan fiducianya tidak di daftarkan. Yang
berakibat pada tidak kuatnya kedudukan kreditur (penerima Fiducia). Artinya tidak ada perlindungan, dalam hal
apa? Dalam hal ketika tidak terbayarkan hutang oleh debitur (wanprestasi).
          Bagaimana penyelesaiannya? Apakah objek jaminan dapat di eksekusi, dan apa yang menyebabkan
beberapa bank dan lembaga pembiayaan tidak mendaftarkannya padahal tau akibatnya akan rugi sendiri.
Sedangkan fungsi pendaftarannya sendiri adalah untuk menjalankan fungsi asas publisitas yang berarti bahwa
jaminan yang dimaksud sedang dalam penguasaan pihak kreditur yang dari pendaftaran ini mendapatkan
sertifikat fiducia yang berirah Demi Keadilan Berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa.

Kata Kunci : Utang-piutang—Jaminan—Fiducia—Pendaftaran—Sertifikat—Efektif—Undang-undang.


                                           DAFTAR PUSTAKA

Buku Hukum

Abdulkadir Muhammad, 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Citra Aditya
         Bakti.
Badrulzaman Mariam Darus, 1991. Bab-bab Tentang Credietverband, Gadai dan Fiducia, Cetakan Kelima,
         Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Bahsan. M, 2007. Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Cetakan Pertama, Jakarta : PT.
         Raja Grafindo Persada.
Fuady Munir, 2003. Jaminan Fiducia, Cetakan Kedua, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
_______, 2002. Pengantar Hukum Bisnis "Menata Bisnis Modern di Era Global", Cetakan Pertama, Bandung :
         PT. Citra Aditya Bakti.
Fred B.G. Tumbuan. 2001. "Sessi IV Mencermati Pokok-pokok Undang-undang Fiducia" dalam Undang-
         undang Jaminan Fiducia dan Petunjuk Pelaksanaannya, Arbitrase dan Ketentuan-ketentuan Pokok
         Kekuasaan Kehakiman Tahun 2001. Jakarta : CV. Tamita Utama.
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2000. Seri Hukum Bisnis "Jaminan Fiducia" Jakarta : PT. Raja Grafindo
         Persada.
__________, 2003. Seri Hukum Bisnis " Kepailitan" Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Gunardi. Markus Gunawan, 2007. Kitab Undang-Undang Hukum Kenotariatan, Himpunan Peraturan Tentang
         Kenotariatan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Gautama Sudargo, 1979. Contoh-contoh Kontrak-kontrak, Rekes-rekes & Surat-surat. Resmi Sehari-hari, Jilid
         Kedua, Bandung : Alumni.
Harun Alrasid, 2007. Himpunan Peraturan PerUndang-undangan Republik Indonesia Menurut Sistem
         Engelbrecht, Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Hadjon M Philipus, 2005. Argumentasi Hukum, Cetakan Kedua, Yogyakarta : Gajah Mada University.
Jehani Libertus, 2007. Pedoman Praktis Menyusun Surat Perjanjian. Dilengkapi Contoh-Contoh : Perjanjian
         Jual Beli, Perjanjian Sewa Menyewa, Perjanjian Pinjam Pakai, Perjanjian Pinjam Meminjam,
         Perjanjian Kerja, Perjanjian Franchise, Surat Kuasa, Cetakan Kedua, Jakarta : Visimedia.
Kansil, C. S. T, 1995. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi), Cetakan Kelima, Edisi
         Revisi, Jakarta : PT Pradnya Paramita.



                             Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                         11
Masyhuri & Zainuddin, 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif, Cetakan Pertama, Bandung
         : PT. Refika Aditama.
Naja Daeng, 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book, Cetakan Pertama, Bandung : PT.
         Citra Aditya Bakti.
Peter Mahmud Marzuki, 2008. Penelitian Hukum, Cetakan Keempat, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Rachmat Syafa'at, 2008. Strategi Penelitian Dan Penulisan Ilmu Hukum, Cetakan Pertama, Malang : Setara
         Press.
Rachmadi Usman, 2008. Hukum Jaminan Keperdataan, Cetakan Pertama, Jakarta : Sinar Grafika.
Salindeho John, 1994. Sistem Jaminan Kredit Dalam Era Pembangunan Hukum, Edisi Pertama, Cetakan
         Pertama, Jakarta : Sinar Grafika.
Satrio J, 1993. Hukum Jaminan Hak-hak Jaminan Kebendaan. Cetakan Kedua, Bandung : PT. Citra Aditya
         Bakti.
________,2002. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fiducia, Cetakan Pertama, Bandung : PT.
         Citra Aditya Bakti.
Simorangkir, J.C.T, Erwin Rudy T, Prasetyo, J. T, 2006. Kamus Hukum, Cetakan Kesepuluh. Jakarta : Sinar
Grafika.
Sidharta Arief, 2007. Mauwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum Dan Filsafat
         Hukum, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Refika Aditama.
Soenarto, 2002, KUHP dan KUHAP, Cetakan Ketujuh, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Soerjono Soekanto, 1996. Sosiologi ; Suatu Pengantar, Bandung : Rajawali Pres.
Sucipto Rahardjo, 2000. Ilmu Hukum, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Subekti R, 1991. .Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung : PT. Citra
         Aditya Bakti.
Subekti R. Tjitrosoedibio R, 1994. Kamus Hukum, Cetakan Kedua, Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
__________, 2001. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata "Burgerlijk wetboek ", Cetakan Ketiga Puluh Satu,
         Jakarta : Pradnya Paramita.
__________, 2002. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Dan Undang-Undang Kepailitan. Cetakan Kedua
         Puluh Tujuh, Jakarta : Pradnya Paramita.
Sofwan Sri Soedewi Masjchoen, 1980. ''Hukum Jaminan di Indonesia" Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan
         Jaminan Perorangan, Yogyakarta : Liberty.
___________, 1982. Himpunan Karya Tentang Hukum Jaminan, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Liberty.
Sentosa Sembiring, 2000. Hukum Perbankan, Cetakan Pertama, Bandung : Mandar Maju.
Surini Dahlan Sjarif, 1984. Intisari Hukum Benda Menurut Burgerlijk Wetboek, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sutarno, 2003. Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Jakarta : CV. Alfabeta.
Soebroto Thomas, 1995. Tanya Jawab "Hukum Jaminan Hipotik Fiducia Penanggung dan lain-lain”.
         Cetakan Pertama, Semarang : Dahara Prize.
Tan Thong Kie, 2007. Studi Notariat Dan Serba-Serbi Praktek Notaris, Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Ichtiar
         Baru Van Hoeve.
Wirjono Prodjodikoro, 2000. Azas-azas Hukum Perjanjian, Cetakan Kedelapan, Bandung : Mandar Maju.
Yan Pramadya Puspa, 1977. Kamus Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda, Indonesia, Inggris, Semarang :
         Aneka Ilmu.

Perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999, Tentang Jaminan Fiducia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967, Tentang Pokok Perbankan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7
       Tahun 1992.
Undang-undang Nomor Republik Indonesia 4 Tahun 1996, Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
       Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 Tentang Pendapatan Negara Non Pajak.

                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                        12
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1985, Tentang Rumah Susun.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris .
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2000, Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan
         Fiducia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fiducia.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 139 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Kantor Pendaftaran
         Jaminan Fiducia disetiap Ibukota Propinsi di Wilayah Negara Republik Indonesia.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1991 Tentang Badan Urusan Piutang Dan Lelang
         Negara.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.01.PR.07.10 Tahun 2005
         Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
         Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor M.03.UM.07.10 Tahun 2001 Tentang
         Pembukaan Kantor Pendaftaran Fiducia Di Seluruh Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak
         Asasi Manusia Republik Indonesia.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 23/UKU/Tanggal 28 Februari 1991, Perihal Jaminan Pemberian Kredit.
          Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor C.UM.01.10-11 Tahun 2001
tentang Penghitungan Penetapan Jangka Waktu Penyesuaian dan Pendaftaran Perjanjian Jaminan Fiducia.
         Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor C.UM.02.03-31 tanggal 8 Juli
2002 tentang Standarisasi Laporan Pendaftaran Fiducia dan Registrasi;
         Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor C.HT.01.10-22 Tahun 2005
tentang Standarisasi Prosedur Pendaftaran Jaminan Fiducia.

Media On-line

(http://www.cetro.or.id/media/detik/detik081000.html)
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/15/kha1.htm)
http ://www.hukum on-line.com
http ://www.EIHUKUM.com




                           Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                    13
EFEKTIFITAS AKTA PERSETUJUAN DI BAWAH TANGAN DARI ISTRI ATAU SUAMI
UNTUK MENJUAL HAK MILIK ATAS HARTA BERSAMA DALAM PEMBUATAN AKTA
    PERJANJIAN PERIKATAN JUAL BELI DAN/ATAU AKTA JUAL BELI OLEH
                           NOTARIS/PPAT

                                           I Kadek Joni Wahyudi
                                  Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                 E-Mail : -


                                                  ABSTRACT

         A Notary/PPAT is obliged to give consideration and assessment for acts made by or in front of also
gives view, not for formal truth matter from mentioned act, also about material truth. Sale purchase binding
agreement act and/or sale purchase act can be made by Notary/PPAT if interest party that the party selling
right for land and party that buying right for land facing Notary/PPAT in its work region also should be
attended by all parties that performing mentioned law act or can be represented by someone in attorney based
on legal power of attorney to conduct sale purchase law act. Party selling right for land should be also comply
the terms, that is authorized to sell right for land mentioned. Thus all, party buying should comply subject term
from right for land that will be received. Notary/PPAT is obliged to held investigation or examination carefully
to evidence data truth or term that become completeness in making act and witnessed at least two witnesses that
comply terms to act as witness in making sale purchase law, furthermore, it will be conducted reading and
signing by all parties, witnesses and Notary/PPAT.
         Practically, it can be found sale purchase transaction of right for land, that is sale to mutual property
right husband and wife. Certificate of mutual property right that will be sold registered on behalf of husband
and wife.
         Even though according to seller husband or wife registered in property right certificate is agreed with
buyer to perform sale purchase transaction in Notary/PPAT office, occasionally seller wife or husband that
giving agreement can not attend facing Notary/PPAT to follow sign sale purchase binding agreement act and/or
sale purchase act as agreement sign to sell mutual property right because of busy reason out of town. Seller
husband or wife that come to face Notary/PPAT bring and show agreement from wife or husband usually made
in written. Selling agreement is made in written in form of authentic act and is made in form of act under hand.
         Based on description above, then I tried to research and explain affectivity and law power of
agreement act under hand from wife or husband to sell mutual property right in making sale purchase binding
agreement act and/or sale purchase act by Notary/PPAT.

Key Words : Act, Sale Purchase, Notary/PPAT


                                                  ABSTRAK

          Seorang Notaris/PPAT berkewajiban untuk memberikan pertimbangan dan penilaian atas akta-akta
yang dibuat oleh atau di hadapannya serta memberikan pandangan bukan saja perihal kebenaran formal dari akta
yang bersangkutan, melainkan juga perihal kebenaran materiil darinya. Akta perjanjian perikatan jual beli
dan/atau akta jual beli dapat dibuatkan oleh Notaris/PPAT jika pihak yang berkepentingan yaitu pihak yang
menjual hak atas tanah dan pihak yang membeli hak atas tanah menghadap Notaris/PPAT di wilayah kerjanya
serta harus dihadiri oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang dimaksud atau dapat diwakili oleh
seorang kuasa berdasarkan surat kuasa yang sah untuk melakukan perbuatan hukum jual beli tersebut. Pihak
yang menjual hak atas tanah harus pula memenuhi syarat yaitu berwenang menjual hak atas tanah dimaksud.
Demikian pula pihak yang membeli harus memenuhi syarat subjek dari hak atas tanah yang akan diterima itu.
Notaris/PPAT berkewajiban mengadakan penyelidikan atau pemeriksaan secara hati-hati terhadap kebenaran
data alat bukti atau syarat yang dijadikan kelengkapan dalam pembuatan akta dan disaksikan oleh sekurang-
kurangnya dua orang saksi yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam perbuatan hukum jual
beli itu untuk selanjutnya dilakukan pembacaan dan penandatanganan oleh para pihak, saksi dan Notaris/PPAT.
                              Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                            14
Pada prakteknya dapat ditemukan transaksi jual beli hak atas tanah yaitu penjualan terhadap hak milik
atas harta bersama suami istri. Sertipikat hak milik atas harta bersama yang akan dijual ada yang terdaftar atas
nama suami ada pula yang terdaftar atas nama istri.
          Meskipun menurut pihak penjual suami atau istri yang terdaftar dalam sertipikat hak milik sudah
sepakat dengan pembeli untuk mengadakan transaski jual beli di kantor Notaris/PPAT, terkadang istri atau
suami pihak penjual yang memberikan persetujuan tidak bisa hadir menghadap Notaris/PPAT untuk ikut
menandatangani akta perjanjian perikatan jual beli dan/atau akta jual beli sebagai tanda persetujuan untuk
menjual hak milik atas harta bersama tersebut karena alasan kesibukannya berada dan/atau bertugas di luar
daerah. Pihak penjual suami atau istri yang datang menghadap Notaris/PPAT membawa dan menunjukkan
persetujuan dari istri atau suami yang biasanya dibuat secara tertulis. Persetujuan menjual tersebut ada yang
dibuat tertulis dalam bentuk akta otentik dan ada pula yang dibuat dalam bentuk akta di bawah tangan.
          Berdasarkan dari uraian di atas maka saya berusaha untuk meneliti dan menjelaskan efektifitas dan
kekuatan hukum akta persetujuan di bawah tangan dari istri atau suami untuk menjual hak milik atas harta
bersama dalam pembuatan akta perjanjian perikatan jual beli dan/atau akta jual beli oleh Notaris/PPAT.

Kata kunci: Akta, Jual beli, Notaris/PPAT


                                            DAFTAR PUSTAKA

Buku

AbdulKadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, 2004, Cetakan I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
---------------------------------, Hukum Harta Kekayaan, 1994, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Abdul Manan, Beberapa Masalah Tentang Harta Bersama, Mimbar Hukum, 1997, Nomor: 33, Tahun VIII.
Ali Achmad Chomzah, Hukum Agraria (Pertanahan) Indonesia, 2004, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
A. Pitlo, “Pembuktian dan Daluwarsa”, 1978 terjemahan M. Isa Arif, PT. Intermasa, Jakarta.
Aslan Noor, Konsep Hak Milik Atas Tanah Bagi Bangsa Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Hak Asasi Manusia,
            2006, CV. Mandar Maju, Bandung.
Bachtiar Effendi, Kumpulan Tulisan Tentang Hukum Tanah, 1993, Alumni, Bandung.
Boedi Harsono, Perkembangan Hukum Tanah Adat Melalui Yurisprudensi, disampaikan pada Simposium
            Undang-Undang Pokok Agraria dan Kedudukan Tanah-Tanah Adat Dewasa ini, Banjarmasin, 7
            Oktober 1977.
--------------------, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, 2003, Cetakan Kedua, Universitas Trisakti,
            Jakarta.
Efendi Parangin, Praktik Jual Beli Tanah, 1994, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
G.H.S. Lumbun Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, 1980, Erlangga, Jakarta.
Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Jual Beli, 2004, Cetakan kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Guse Prayudi, Seluk Beluk Perjanjian Yang Terpenting untuk Diketahui Mulai dari A-Z, 2007, Cetakan kedua,
            Pustaka Pena, Yogyakarta.
H. Salim HS dkk, Perancangan Kontrak, & Memorandum of Understanding (MoU), 2007, Sinar Grafika,
            Jakarta.
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Tafsir Tematik UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2008,
            PT. Refika Aditama, Bandung.
H.A. Damanhuri HR, Segi-Segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama, 2007, CV. Mandar Maju,
            Bandung.
Happy Susanto, Pembagian Harta Gono-Gini Saat Terjadi Perceraian, Pentingnya Perjanjian Perkawinan
            Untuk Mengantisipasi Masalah Harta Gono-Gini, 2008, Cetakan Kedua, Visi Media, Jakarta.
Henry Campbell Black, Black Law Dictionary, 1979, Fifth Edition, USA; West Publishing Company.
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata dibidang Kenotariatan, 2007, PT. Citra Aditya Bakti,
            Bandung.
Ida Rosida Suryana, 1999, Peraturan Jabatan Notaris, Universitas Padjajaran, Bandung.

                             Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                           15
I Gede A.B. Wiranata, Dasar-Dasar Etika dan Moralitas, 2005, Cetakan I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah di Indonesia, 1999, Disertasi Program
            Pascasarjana Unair, Surabaya.
-----------------------, Kepastian Hukum Atas Tanah di Indonesia, 2003, Arkola, Cetakan Pertama, Surabaya.
J.J.H. Bruggink alih bahasa Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, 1999, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Jan Michiel Otto, Kepastian Hukum di Negara Berkembang, terjemahan Tristam Moeliono, 2003, Komisi
            Hukum Nasional, Jakarta.
Kartini Soedjendro, Perjanjian Peralihan Hak Atas Tanah yang Berpotensi Konflik (Tafsir Sosial Hukum
            Pejabat Pembuat Akta Tanah-Notaris Ketika Menghadapi Perjanjian Peralihan Hak Atas Tanah yang
            Berpotensi Konflik), 2001, Cetakan Kelima, Kanisius, Yogyakarta.
L.J van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terjemahan Oetarid Sadino, 1986, Pradnya Paramita, Jakarta.
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
            Putusan Pengadilan, 2008, Cetakan ketujuh, Sinar Grafika, Jakarta.
Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, 1970, Lembaga
            Penelitian Hukum dan Kriminologi Fakultas hukum Universitas Padjajaran, Bandung.
Munir Fuady, Sosiologi Hukum Kontemporer, Interaksi Hukum, Kekuasaan, dan Masyarakat, 2007, Cetakan I,
            PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indosesia (Intfoduction to The Indonesia
            Administrative Law), 2002, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, 2005, Pokok-Pokok Tentang Pedoman Penulisan
            Proposal Penelitian Hukum Empiris dan Penulisan Tesis, Denpasar.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
            Indonesia, 1995, Cetakan ke VII, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta.
-------------------------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, Balai Pustaka, Jakarta.
R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, 1993, Rajawali Pers, Jakarta.
R. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, 1993, Pradnya Paramita, Jakarta.
R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kamus Hukum, 1980, Pradnya Paramita, Jakarta.
R. Subekti, Hukum Perjanjian, 1995, PT. Intermasa, Jakarta.
---------------, Pokok-Pokok Hukum Perdata,1980, PT. Intermasa, Jakarta.
---------------, Hukum Pembuktian, 1987, Pradnya Paramita, Jakarta.
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, 1986, Cetakan V, UI Press, Jakarta.
Shidarta, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berpikir, 2006, Cetakan Pertama, PT. Refika
            Aditama, Bandung.
Sjachran Basah, Perlindungan Hukum Atas Sikap Tindak Administrasi Negara, 1992, Alumni, Bandung.
Soerjono Soekanto, Efektifitas Hukum dan Penerapan Sanksi, 1988, CV. Ramadja Karya, Bandung.
---------------------------, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, 1983, Alumni, Bandung.
Suardi, Hukum Agraria, 2005, Cetakan Pertama, Badan Penerbit Iblam, Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, “Hukum Acara Perdata di Indonesia”, 2006, Cetakan I, Edisi Ketujuh, Liberty,
            Yogyakarta.
------------------------------, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), 1991, Edisi ke-3, Liberty, Yogyakarta.
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 2002, Edisi Revisi V, Rineka Cipta.
Tan Thong Kie, Studi Notariat & Serba Serbi Praktek Notaris, 2007, Cetakan pertama, PT. Ichtiar Baru Van
            Hoeve, Jakarta.
Victor Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Grosse Akta dalam Pembuktian dan Eksekusi, 1993, Cetakan
            pertama, Rineka Cipta, Jakarta.
Y.W. Sunindhia dan Ninik Widayanti, Pembaruan Hukum Agraria (Beberapa Pemikiran), 1988, Cetakan
            Pertama, Bina Aksara, Jakarta.

Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                       16
Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Undang-Undang Nomor: 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
Undang-Undang Nomor: 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 6 Tahun 1989, tentang Penyempurnaan Bentuk Akta
          Pejabat Pembuat Akta Tanah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
          Akta Tanah, Lembaran Negara Nomor: 52
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
          Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor: 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 4 Tahun 1999 tentang Ketentuan
          Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor: 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta
          Tanah.

Internet

http:/advokatku.blogspot.com/2009/02/matinya-hak-jual-suami-istri-atas-html.
http://www.hukum.on-line.com
http://irmadevita.com/2008/01/17/legalisasi-dan-waarmerking/Popularity: 11%
http://www.uai.ac.id/index.php/in/hukum/95-pemikiran-ulang-atas-metodologi-penelitian hukum.
www.notariatugm.net/index.php?cm=profil
http://www.pikiranrakyat.com




                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                    17
PENERAPAN PASAL 18 AYAT (1) HURUF G UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN
        KONSUMEN DALAM PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH

                                          I Komang Pasek Suseno
                                  Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                 E-Mail : -


                                                  ABSTRACT

         Bank provides credit to the debtor based on loan agreement made between the debtor and the creditor.
Viewed from it’s form , bank credit agreement generally use a standard contract.
                  Every user of goods and services in Indonesia, their right and obligations are protected by
Law Republic of Indonesia Number 8, year 1999 about Consumer Protection.
                  Inclusion of provisions of the standard clause in the agreement governed in article 18 of
consumer protection law, point (1), sub G, it’ states that the consumers are subject to the new regulation,
additional regulation, continued regulation and/or continuous change of regulation made unilaterally by
entrepreneurs during the period the consumers are using the services they purchased.
                  Standard clause which is prohibited by the law referred to above there are eight types, in fact
in everyday practices is often found application of some standard clause referred to above the bank credit
agreement, standard clause most frequently used by banks on bank credit agreement is a standard clause sub G
which is stated consumers are subject to the new regulation, additional regulation, continued regulation and/or
the consumers are using the services the purchased.

Key word: loan agreement, standard claused


                                                  ABSTRAK

         Bank dalam memberikan kredit kepada debitur didasarkan pada perjanjian kredit yang dibuat antara
debitur dengan kreditur. Dilihat dari bentuknya perjanjian kredit perbankan pada umumnya menggunakan
bentuk perjanjian baku (standard contract).
          Setiap pemakai barang dan jasa di Indonesia dilindungi hak dan kewajibannya dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
          Ketentuan pencantuman klausula baku dalam perjanjian diatur dalam Pasal 18 Undang-undang
Perlindungan Konsumen Ayat (1) huruf G ”Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang
ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan
/atau perjanjian apabila menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan,
lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen
memanfaatkan jasa yang dibelinya;
         Klausula baku yang dilarang oleh undang-undang tersebut diatas ada delapan jenis, pada kenyataannya
dalam prakteknya sehari-hari sering ditemukan penerapan beberapa klausula baku tersebut di atas dalam
perjanjian kredit bank, klausula baku yang paling sering dipergunakan oleh bank di dalam perjanjian kreditnya
adalah klasula baku huruf G yang menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan, lanjutan dan/ atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen
memanfaatkan jasa yang dibelinya.

Kata kunci : perjanjian kredit, klausula baku




                              Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                           18
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1990
___________________, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2000
Amirudin dan H.Zainal Asikin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada, 2004
A. Qirom Syamsudin M, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Yogyakarta; Liberty,
            1985
Direktorat Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan dalam Negeri, Pedoman Klausula Baku di Bidang
            Perbankan, Jakarta; Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Edisi Ketiga, Balai Pustaka, 2005
Edy Putra Tje Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Yogyakarta, Liberty, 1989
Frans Satriyo Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat Kontrak, Jakarta; Visimedia, 2008
H.R. Daeng Naja, Seri Ketrampilan Merancang Kontrak Bisnis Contract Drafting, Bandung; Citra Aditya
            Bakti, 2006
H.R.Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung; Citra Aditya Bakti, 2005.
Henri P Panggabean, Penyalahgunaan Keadaan Sebagai Alasan (baru) untuk Pembatalan Perjanjian,
            Yogyakarta, Liberty, 1992
H.Salim HS. Perkembangan Hukum Kontrak diluar KUH Perdata, Jakarta; PT.Raja Grasindo Persada, 2006
Johanes Ibrahim, Cross Default &Cross Collateral Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Bandung;
            PT. Refika Aditama 2004.
Munir Fuady, Hukum Kontrak, Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2007
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Cetakan Keempat, Bandung; Alumni, 1989
_______________________, Azas Kebebasan Berkontrak dan Kaitannya dengan perjanjian Baku (Standar),
            Media Notariat No. 28-29 Tahun VIII Juli-Oktober 1993
Manhainia Abdul Hay, Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta; Paramita, Cetakan Pertama, 1975
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2001
Philipus M. Hadjon, Perlindungan hukum bagi Rakyat Indonesia, Surabaya; Bina Ilmu,1987
________________, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta; Gajah Mada University, 2002
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Intermasa, Cet. XV, 1994
________, Jaminan – Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung; PT. Citra Aditya
            Bakti, 1989
R.Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Jakarta, Sumur, 1989
R.Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, Bandung, BinaCipta, 1987
R.Soetojo Prawirohamidjojo, Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Surabaya; PT. Bina Ilmu, 984
Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, Bandung; Mandar Maju, 2000
Sukarmi, Cyber Law Kontrak Elektronik dalam Bayang-bayang Pelaku Usaha, Bandung; Pustaka Sutra, 2008
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Bandung; Bina Cipta, 1983.
________________, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta; UI Pers, 1986
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet. Kedua, Jakarta; Penerbit Rajawali, 1986
Siswanto Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2004
Suparmako, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta: BPEF, 1991
Soetrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta; Andi Offset, 1995
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, cetakan ketiga, Bandung; Alfabeta, 2005
Sutan Remy Sahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam
            perjanjian kredit bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta; 1993
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan – Persetujuan Terutama, Cetakan Keenam,
            Bandung; Sumur, 1974
Thomas Suyatno, H.A.Chalik dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama, 2007




                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                       19
Peraturan Perundang Undangan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
          Perbankan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
Kitab Undang-undang Hukum Perdata




                        Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012             20
PENYELESAIAN SENGKETA NONLITIGASI DALAM TERJADI WANPRESTASI PIHAK
             DEBITUR PADA PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA

                                             I Wayan Sridana Putra
                                    Magister Kenotariatan Universitas Udayana
                                                   E-Mail : -


                                                     ABTRACT

           in lending activities, both banking and non banking credit, credit guarantee that has a very important
role, where it often cause breach of contract of the debitor, then how the legal protection against creditors, and
why the parties chose the settlement of disputes out of court in the event of default the debitor. it is interesting
for the writer to examine it and lift it into the title of the thesis "litigation dispute settlement in the event of any
corrections in tort binding fiduciary warranty.
           fiduciary warranty is a guarantee of rights that is charged with the imposition of a transfer that
guarantees the right of ownership rights on the basis of trust provided that the object was transferred ownership
rights remain in control of the owner and objects referred to as collateral for repayment of certain debts which
gives preferred status to the recipient of the fiduciary the other creditors. fiduciary warranty is regulated in law
numer 42 in 1999, about fiduciary warranty.
           in practice in the field based on empirical research conducted by the author, that many found various
problems that occur in relation to the fiduciary warranty. then this is a bit of discussion about the issue. it
begins from the borrowing agreement which was then followed by the guarantee, especially moving
objects. then the problem will arise if the debitor defaults and resulting losses accepted by the creditors. as a
result of default, whether the creditors would receive legal protection? obviously the lender will get legal
protection if the fiduciary has been registered at the registry office fiduciary.
           if the debitor defaults, the lender has the right to execute against the fiduciary. this will be a dispute
for both parties. however, this dispute can be resolved through the street outside the court, meaning that both
sides can resolve the dispute by consultation or negotiation.

keywords: borrow borrow - warranty - fiduciary - breach of contract - legal protection - settlement of disputes.


                                                     ABSTRAK

           dalam kegiatan pemberian kredit, baik itu kredit perbankan maupun non perbankan, bahwa jaminan
kredit mempunyai peranan yang sangat penting, dimana hal tersebut sering menimbulkan masalah hukum yang
rentan terjadi, misalnya apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dari pihak debitur,
kemudian bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditur, dan mengapa para pihak memilih penyelesaian
sengketa di luar pengadilan dalam hal terjadi wanprestasi pihak debitur. hal tersebut menarik bagi penulis untuk
menelitinya dan mengangkatnya menjadi judul tesis “penyelesaian sengketa nonlitigasi dalam terjadinya
wanprestasi pihak debitur pada pengikatan jaminan fidusia.
           jaminan fidusia adalah hak jaminan yang dibebankan dengan pembebanan hak jaminan itu terjadi
pengalihan hak kepemilikan atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda dan dimaksud sebagai agunan bagi pelunasan utang
tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia dari para kreditur lainnya.
jaminan fidusia ini diatur dalam undang-undang no. 42 tahun 1999, tentang jaminan fidusia.
           dalam praktek di lapangan berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh penulis, bahwa banyak
ditemukan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kaitannya dengan jaminan fidusia. kemudian ini adalah
sedikit pembahasan mengenai permasalahan tersebut. hal ini diawali dari perjanjian pinjam meminjam yang
kemudian diikuti dengan adanya jaminan, khususnya benda bergerak. kemudian akan timbul masalah apabila
debitur wanprestasi dan mengakibatkan kerugian yang diterima oleh kreditur. akibat dari wanprestasi, apakah
kreditur akan mendapat perlindungan hukum? jelas kreditur akan mendapat perlindungan hukum apabila
jaminan fidusia tersebut didaftarkan di kantor pendaftaran fidusia.

                                Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                                21
apabila debitur wanprestasi, maka kreditur berhak melakukan eksekusi terhadap jaminan fidusia
tersebut. hal ini akan menjadi suatu sengketa bagi kedua belah pihak. namun sengketa ini dapat diselesaikan
melalui jalan di luar pengadilan, artinya kedua belah pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut dengan jalan
musyawarah atau negosiasi.

kata kunci : pinjam meminjam – jaminan – fidusia – wanprestasi – perlindungan hukum – penyelesaian
sengketa.


                                           DAFTAR PUSTAKA

BUKU HUKUM

Abdul R. Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus),
     Jakarta, Kencana, 2005.
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung, Citra
     Aditya Bakti, 2000.
Abdurrahman dan Samsul Wahidin, Beberapa Catatan Tentang Hukum Jaminan dan Hak-Hak Jaminan Atas
     Tanah, Bandung, Penerbit Alumni, 1985.
Achmad Anwari, Praktek Perbankan di Indonesia (Kredit Investasi), Jakarta, Balai Aksara, 1980.
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Ali Ridho, R, Hukum Dagang (Tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi Dalam Lembaga Keuangan, Pasar Modal,
     Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura dan Asuransi Haji), Bandung, Alumni, 1992.
Bachtiar Sibarani, Soal Undang-undang Fidusia, Jakarta, Jurnal Hukum Bisnis, Yayasan Pengembangan
     Hukum Bisnis, Volume 10, 2000.
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika, 2002.
Budiman N.P.D. Sinaga, Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari Perspektif Sekretaris, Yogyakarta,
     PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Surabaya, PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Modul Hukum Perdata, Jakarta, PT. Pradnya Paramita, Cetakan ke IV,
     1995.
Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat Pada Tanah
     Dalam Konseps Penerapan Asas Pemisahan Horisontal, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996.
Gunawa Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis Jaminan Fidusia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
     2001.
________________, Hukum Arbitrase, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana, Jakarta, Grafiti, 1993.
I Wayan Wiryawan dan I Ketut Artadi, Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan, Denpasar, Udayana
     University Press, 2009.
Jehani Libertas, Pedoman Praktis Menyusun Surat Perjanjian Dilengkapi Contoh-contoh Perjanjian Jual Beli,
     Perjanjian Sewa Menyewa, Perjanjian Pinjam Pakai, Perjanjian Pinjam Meminjam, Perjanjian Kerja,
     Perjanjian Franchise, Surat Kuasa, Jakarta, Visimedia, 2007.
Johannes Ibrahim, Cross Default & Cross Collateral, Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Bandung,
     PT. Refika Aditama, 2004.
John Salindeho, Sistem Jaminan Kredit Dalam Era Pembangunan Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 1991.
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung, Penerbit Alumni, 1994.
Mashudi & Mohammad Chidir Ali (alm), Bab-Bab Hukum Perikatan (Pengertian Elementer), Jakarta, Mandar
     Maju, 1995.
Mas Ahmad Santosa dan Anton L.P. Hutapea, Mendayagunakan Mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa
     Lingkungan (MAPS) di Indonesia, Jakarta, Usaid dan Walhi, 1992.
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori Dan Praktek (Leasing, Factoring, Modal Ventura,
     Pembiayaan Konsumen, Kartu Kredit), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1995.
                             Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                          22
___________, Hukum Perkreditan Kontemporer, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1996.
___________, Jaminan Fidusia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000.
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Surabaya, Bina Ilmu, 1987.
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung, CV. Mandar Maju, 1994.
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta, Sinar Grafika, 2009.
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995.
Rinus Pantouw, Hak Tagih Factor Atas Piutang Dagang, Anjak Piutang (Factoring), Jakarta, Kencana, 2006.
Rony Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1990.
____________________, Hukum dan Masalah Penyelesaian Konflik, Semarang, CV. Agung, 1990.
Salim HS. H, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
___________, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Jakarta, Sinar Grafika, 2001.
___________, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat Di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2003.
Salim HS. H dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Satrio. J, Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1991.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Pers, 1986.
_______________, Efektivifitas Hukum dan Penerapan Sanksi, Bandung, CV. Ramadja Karya, 1988.
_______________, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
     1983.
Sofyan, M.S.S, Bebarapa Masalah Pelaksanaan Lembaga Jaminan Khususnya Fidusia Di Dalam Praktek Dan
     Perkembangannya Di Indonesia, Yogyakarta, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 1977.
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata Hak Jaminan Atas Tanah, Yogyakarta, Liberty, 1974.
Sri Suyatmi dan J. Sudiarto, Problematika Leasing Di Indonesia, Jakarta, Arikha Media Cipta, 1992.
Subekti. R, Jaminan-jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya,
     1991.
Sudargo Gautama, Contoh-Contoh Kontrak, Rekes dan Surat Resmi Sehari-Hari, Bandung, PT Citra Aditya
     Bakti, 1991.
Sudiarto. H dan Zaeni Asyhadie, Mengenal Arbitrase, Salah Satu Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis,
     Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta, Sinar Grafika, 2009.
Supranto. J, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003.
Suryodiningrat, R.M, Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian, Bandung, Tarsito, 1991.
Suyud Margono, ADR (Alternatif Dispute Resolution and Arbitrase) Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum,
     Jakarta, Ghalia Indonesia, 2000.
Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia, Bandung, PT. Alumni, 2004.
Tan Thong Kie, Serba-Serbi Praktek Notaris, Jakaarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000.
Yahya Harahap, Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, Bandung, Citra Aditya
     Bakti, 1997.
Zainal Asikin, Pokok-Pokok Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
     2006.
Zainuddin Ali. H, Sosiologi Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2005.

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Republik Indonesia. Undang - Undang Dasar 1945.
Republik Indonesia. Undang - Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Republik Indonesia. Undang - Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
    Sengketa.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 tahun
    1992.
Republik Indonesia. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

                            Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                       23
Republik Indonesia. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP).
Republik Indonesia. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006,
     tentang Perusahaan Pembiayaan Menteri Keuangan.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia
dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.




                           Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012                      24
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011
Jurnal ilmiah MKn unud april 2011

Contenu connexe

Similaire à Jurnal ilmiah MKn unud april 2011

Similaire à Jurnal ilmiah MKn unud april 2011 (9)

Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011
Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011
Jurnal Ilmiah MKn Unud oktober 2011
 
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
Jurnal Ilmiah MKn Unud April 2012
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Skripsi psikologi
Skripsi psikologiSkripsi psikologi
Skripsi psikologi
 
60143857 askep-hernia
60143857 askep-hernia60143857 askep-hernia
60143857 askep-hernia
 
Ekologi Lingkungan
Ekologi LingkunganEkologi Lingkungan
Ekologi Lingkungan
 
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
 
amdal
amdalamdal
amdal
 

Dernier

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Dernier (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Jurnal ilmiah MKn unud april 2011

  • 1. D e n p a s a rr Denpasar Denpasa K e rrttth a P e rrtttiiiw iii Ker ha Per w Ke ha Pe w V o lllu m e 0 1 Vo ume 01 Vo ume 01 H a llla m a n 1 – 9 9 Ha aman 1 – 99 Ha aman 1 – 99 A p rriiill 2 0 1 1 Apr 2011 Ap 2011 KERTHA PERTIWI PE J U R N A L IIL M IIA H M A G IIS T E R K E N O T A R IIA T A N U N IIV E R S IIT A S U D A Y A N A JURNAL ILMIAH MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA JURNAL LM A MAG STER KENOTAR ATAN UN ERS TAS UDAYANA AH PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN PROG AM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN GR UNIVERSITAS UDAYANA UN VERSITAS UDAYANA NI 2011 2011
  • 2. KERTHA PERTIWI KERTHA PERTIWI Jurnal Ilmiah Magister Kenotariatan (Scientific Journals of The Master of Notary) Volume 01 Periode April 2011 Susunan Organisasi Pengelola Ketua Penyunting Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.Hum. Wakil Ketua Penyunting I Made Tjatra Yasa, SH.,MH. Penyunting Pelaksana I Gusti Ngurah Alit Widana Putra, ST.,M.Eng. I Putu Artha Kesumajaya I Gde Chandra A. W. Petugas Administrasi I Made Suparsa I Ketut Wirasa Alamat Redaksi Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana Jl. Pulau Bali No. 1 Sanglah Denpasar Telp. : (0361)264812. Fax (0361)264812 E-mail : notariat_unud@yahoo.com Website : http://www.fl.unud.ac.id/notariat/ G a m b a r C o v e r : P u r a d a n S a wa h K e r t h a P e r ti wi m e r u p a k a n j u r n a l i l m i a h ya n g d i t e r b i t k a n d u a k a l i s e t a h u n ( A p r i l d a n O k t o b e r ) ya n g m e m u a t i n f o r m a s i t e n t a n g b e r b a g a i a s p e k h u k u m Kenotariatan dari : (1) hasil penelitian, (2) naskah konseptual/opini, (3) r e s e n s i b u k u , d a n i n f o K e n o t a r i a t a n a c t u a l l a i n n ya i
  • 3. PENGANTAR REDAKSI Om, Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa oleh karena atas perkenan dan rahkmat-Nyalah Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana Tahun 2011 Edisi Khusus Abstrak Tesis dapat diselesaikan. Disusunnya Jurnal Ilmiah Prodi M.Kn Unud ini dimaksudkan untuk dapat sebagai referensi dan pegangan bagi mahasiswa, dosen maupun pengelola dalam proses belajar mengajar maupun pengelolaan Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Jurnal Ilmiah ini memuat beberapa artikel pilihan dari Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Artikel tersebut merupakan ringkasan hasil penelitian tesis mahasiswa yang sudah diuji dan dapat dipertahankan oleh mahasiswa dalam sidang ujian dihadapan dewan penguji dan Guru Besar. Dengan diterbitkannya Jurnal Ilmiah 2011 ini diharapkan pelaksanaan dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih lancar didalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan pendidikan pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Kami juga memberikan kesempatan kepada para pengajar, pengelola, mahasiswa dan alumni Program Studi Magister Kenotariatan untuk berpartisipasi dalam menulis artikel ilmiah dengan tetap mentaati semua aturan atau ketentuan yang tercantum dalam Jurnal Ilmiah ini. Akhirnya, semoga Jurnal Ilmiah ini bermanfaat untuk semua pihak. Om, Santih, Santih, Santih, Om. April 2011 Redaksi ii
  • 4. DAFTAR ISI Hlm Susunan Organisasi Pengelola ……………………………………………………….……… i Pengantar Redaksi …………………………………………………………………………... ii Daftar isi ………………………………………………………………................................ iii Perubahan Hak Guna Bangunan Atas Tanah Menjadi Hak Milik Sebagai Obyek Jaminan Yang Dibebani Hak Tanggungan Dewa Nyoman Mahaindra ………………………………………………………………………………... 1 Kedudukan Ahli Waris Yang Beralih Agama Terhadap Warisan Menurut Hukum Waris Adat Bali (Studi Kasus Di Desa Adat Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung) Ida Bagus Gde Widyakusuma……………………………………………………………………………... 6 Efektivitas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fiducia Terhadap Pendaftaran Jaminan Fiducia Guna Penerbitan Sertifikat Fiducia Sebagai Jaminan Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Dalam Konflik Sengketa Utang-Piutang I Kadek Dony Hartawan............................................................................................................................... 10 Efektifitas Akta Persetujuan Di Bawah Tangan Dari Istri Atau Suami Untuk Menjual Hak Milik Atas Harta Bersama Dalam Pembuatan Akta Perjanjian Perikatan Jual Beli Dan/Atau Akta Jual Beli Oleh Notaris/Ppat I Kadek Joni Wahyudi.................................................................................................................................. 14 Penerapan Pasal 18 Ayat (1) Huruf G Undang-Undang Perlindungan Konsumen Dalam Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah I Komang Pasek Suseno............................................................................................................................... 18 Penyelesaian Sengketa Nonlitigasi Dalam Terjadi Wanprestasi Pihak Debitur Pada Pengikatan Jaminan Fidusia I Wayan Sridana Putra…………………………………………………………………………..………… 21 Kepastian Penguasaan Dan Pemanfaatan Tanah Pekarangan Desa Oleh Desa Pakraman Berdasarkan Ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria I Wayan Adi Arta Wijaya……………………………………………………………………..…………... 25 Akibat Hukum Jual Beli Hak Milik Atas Tanah Harta Bersama Secara Sepihak Di Kota Denpasar I Wayan Duparna…………………………………………………………………………………………. 30 Perlindungan Hukum Internet Banking Dalam Kaitannya Dengan Data Pribadi Nasabah Nyoman Tariani…………………………………………………………………………..……………….. 34 Tanggung Gugat Hukum Pengurus Perseroan Terbatas Yang Belum Berstatus Badan Hukum Terhadap Pihak Ketiga Richard W.K…………………………………………………………………………………..…………... 38 iii
  • 5. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Dengan Jaminan Yang Belum Dikuasai Oleh Pt. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sentra Kredit Konsumen Denpasar A. A. Ngurah Surya Wirawan, SH................................................................................................................ 42 Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Lunas Hak Milik Atas Tanah Yang Dibuat Dihadapan Notaris ( Study Di Kabupaten Buleleng ) Aunurrofiq…………………………………………………………………………………………….…… 46 Status Tanah Hak Anggaduh Keraton Kasunanan Surakarta Dengan Berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria (Studi Kasus Di Kelurahan Baluwarti Surakarta) Cosmas Dimas Darmoyo Danisworo………………………………………………………………….…... 50 Pemanfaatan Tanah Adat Dalam Pembangunan Pariwisata Di Bali (Studi Tentang Perjanjian Kerjasama Desa Adat Dengan Investor Di Bidang Pariwisata) Dewa Bagus Wibawa Utama........................................................................................................................ 53 Penguasaan Tanah Hak Milik Oleh Warga Negara Asing Dengan Menggunakan Perjanjian Nominee Eka Krisna Jayanti……………………………………………………………………………………….... 58 Okupasi Areal Hak Guna Usaha Dan Penyelesaiannya (Studi Di Areal Hgu Perkebunan Pt. Kosambi Victorylac Kabupaten Lombok Timur) Eti Susanti.................................................................................................................................................... 61 Prinsip Terang Dan Tunai Dalam Jual Beli Tanah (Studi Perbandingan Hukum Tanah Sebelum Dan Setelah Berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria) I Gusti Agung Kusuma Wibawa……………………………………………………………………….….. 65 Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility / Csr) Di Bidang Kepariwisataan I Gusti Agung Ngurah Yadnya Ariestana………………………………………………………….……… 68 Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Dalam Kontrak Kerjasama Pemberian Kredit Terhadap Karyawan Tetap (Kretap) Di Pt Bri (Persero) Tbk Cabang Denpasar I Gusti Ngurah Agung Udra Sanjaya............................................................................................................ 71 Kekuatan Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah Dinamika Pasal 32 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah I Gde Eka Putra Martono.............................................................................................................................. 76 Pembebanan Hak Tanggungan Terhadap Obyek Jaminan Berupa Hak Atas Tanah Yang Belum Terdaftar I Ketut Bobby Hendrawan, S.H.................................................................................................................... 80 Penerimaan Pajak Oleh Ppat Akibat Dari Akta Yang Dikeluarkannya Selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah I Made Tio Suryawarman, SH……………………………………………………………………………. 84 Otentitas Akta Camat Selaku Ppat Sementara Setelah Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah Ida Ayu Mia Mardiati.................................................................................................................................. 87 iv
  • 6. Kedudukan Akta Jual Beli Ppat Setelah Terbitnya Sertifikat Pemilikan Hak Atas Tanah Indi James Sihombing…………………………………………………………………………………..… 90 Penyelesaian Perceraian Dalam Perkawinan Beda Agama Secara Litigasi Di Pengadilan Negeri Denpasar Irenne Maria Debora Salem………………………………………………………………………………. 94 Pembaharuan Pelayanan Publik Di Kantor Pertanahan Dalam Pensertipikatan Hak Atas Tanah Milik Badan Hukum H. Jamaluddin.............................................................................................................................................. 97 Petunjuk Penulisan Artikel v
  • 7. PERUBAHAN HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH MENJADI HAK MILIK SEBAGAI OBYEK JAMINAN YANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN Dewa Nyoman Mahaindra Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - ABSTRACT DEWA NYOMAN MAHAINDRA, Student of Postgraduate Program of Notary Law The University of Brawijaya – the University of Udayana Class of 2007/2008, “ THE CHANGE OF BUILDING RIGHTS INTO PROPERTY RIGHTS AS SECURITY OBJECT ENCUMBERED WITH SECURITY RIGHT”, First Supervisor Prof. Dr. Achmad Sodiki, SH, Second Supervisor: Ngakan Ketut Dunia, SH, MH. Key words - The Change of land right status - Security Object on Land - Encumbrance of Security Right on Land - Legal Protection Housing is a very essential and basic human need. It is a primary need, which is emergency in nature. Therefore, it is reasonable for those who come from the lower class and middle class to alter the status of the land and the buildings which they obtain from a Developer from concession into individual proprietary right, although such land and buildings are still used as collateral by them (the debtors). They propose that the status of the land be changed from concession into proprietary right which is still used as collateral by a Bank (the Creditor). Based on the Decree of the State Minister for Agrarian Affairs/Head of National Bureau for Land Matters of Number 9 of 1997, Number 2 of 1998 and Number 6 of 1998, it is stipulated that Security Right encumbered upon Concession of Land and the Building built in which has been altered into proprietary right in banking practices is deemed not applicable any more. However, it greatly depends on whether the bank, as the source of funds, dares enough to do so or to take risk if something occurs to the Debtor who does not have anything to substitute for the collateral. The maters which will be explored are: (1) what problems which will be faced when changing the concession of the land and the building in it into proprietary right as object of security encumbered with right of collateral; (2) what legal consequences can occur to the bank, as the creditor, related to the land used as object of security whose status is proposed to alter from concession into proprietary right. (3) What attempts are made by the Creditor to make sure that the money it has lent will be settled after the alteration from the Concession of land and the building in it into the Proprietary Right takes place. This is classified into an empirical juridical legal study which is supported by field work, that is, a legal study which is based on legislation, jurisprudence, contract, and legal values which can be found in the community. This study employs statute approach, that is, an approach which deeply describes and analyzes various types of legislations especially those which regulate and have some relevance with the change of right on land. The research concludes to protect the interest of the creditor/bank which is initially mortgaged with the security right over the building right that has become omitted, before the change in right is registered. The holder of the right over the land can give SKMHT with the object proprietary object that he/she has obtained as the change in the building right. The process of the change in right in the office of land affairs in its practice commonly takes a very long time even 6 (six) months, while the SKMHT already made has the effective period of 1 (one) month. This condition leads to a consequence that weakens the bank’s position. As long as the process of the change in right has not been finished in the office of land affairs, then the SKMHT that has reached its maturity date must be renewed. If a debtor does not show good attitude, then he/she can take advantage of the weakness of the bank to delay the time of signing the SKMHT or the APHT; as a result, the certificate of security right cannot be issued by Head of the office of land affairs. If a debtor is in breach of contract, the bank will not have preference right over the security. The position of the bank here is the same as the other creditors, no one will be prioritized in their fulfillment of their debts or the one referred to as con- Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 1
  • 8. current creditors. If a debtor is in breach of contract then the sales over the wealth or property of the debtor will be shared proportionally according to amount of debt of each creditor. Because of the fact that the encumbrance of the security right over land resulting from the change in right from the building right to the proprietary right can lead to a big consequence to the bank as a creditor, then it is suggested that if a bank receives a proposal from a debtor to make a change in right. It is advisable that it must be done as carefully and selectively as possible. A bank must make a reanalysis about the characteristics of a debtor besides making an analysis of legal aspect and other aspects related to it. ABSTRAK DEWA NYOMAN MAHAINDRA, Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Kenotariatan Universitas Brawijaya – Unversitas Udayana Angkatan 2007/2008, “PERUBAHAN HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH MENJADI HAK MILIK SEBAGAI OBYEK JAMINAN YANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN”, Pembimbing I : Prof. Dr. Achmad Sodiki, SH, Pembimbing II : Ngakan Ketut Dunia, SH., MH. Kata Kunci : - Perubahan Hak atas tanah - Obyek Jaminan Hak atas tanah - Pembebanan Hak Tanggungan atas tanah - Perlindungan hukum Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dan mendesak sifatnya, terlebih-lebih itu merupakan salah satu kebutuhan primer, maka bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, keinginan untuk menjadikan tanah beserta bangunan di atasnya menjadi Hak Milik perorangan, yaitu dengan mengalihkan Hak Guna Bangunan yang diperolehnya dari Perusahaan Pengembang kemudian dirubah menjadi Hak Milik merupakan hal yang wajar dan mendasar bagi orang yang bersangkutan, sementara rumah tersebut sedang dijadikan obyek jaminan kredit oleh orang yang bersangkutan (Debitur). Selama kredit berlangsung adakalanya Debitur mengajukan permohonan perubahan hak dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik terhadap obyek jaminan yang sedang dibebani Hak Tanggungan oleh Bank (Kreditur). Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997, Nomor 2 Tahun 1998 dan Nomor 6 Tahun 1998 menentukan bahwa Hak Tanggungan atas Hak Guna Bangunan atau hak Pakai gugur dengan hapusnya Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai tersebut yang telah menjadi Hak Milik Dalam praktek perbankan, kondisi seperti ini sangat tergantung dari keberanian pihak Bank sebagai penyedia dana dan mengambil resiko jika terjadi sesuatu pada Debitur, sementara Debitur itu sendiri tidak mempunyai jaminan pengganti. Adapun permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : (1) Kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam perubahan Hak Guna Bangunan atas tanah menjadi Hak Milik sebagai obyek jaminan yang dibebani Hak Tanggungan, (2) Bagaimanakah akibat hukumnya bagi Bank sebagai Kreditur atas Pembebanan Hak Tanggungan atas tanah sebagai obyek jaminan yang sedang dimohonkan perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik, (3) Bagaimanakah upaya Kreditur untuk menjamin pelunasan piutangnya setelah terjadinya perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik Penelitian ini tergolong penelitian hukum yuridis empiris yang didukung dengan penelitian lapangan, yaitu penelitian hukum yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan , yurisprudensi, kontrak, dan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang didasarkan atas peraturan perundang-undangan (statuta approach), yaitu dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis secara mendalam berbagai macam peraturan perundang-undangan khususnya yang mengatur serta ada relevansinya dengan Perubahan Hak atas tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melindungi kepentingan Kreditur/Bank yang semula dijamin dengan Hak Tanggungan atas Hak Guna Bangunan yang menjadi hapus, sebelum perubahan hak di daftar, pemegang hak atas tanah dapat memberikan SKMHT dengan obyek Hak Milik yang diperolehnya sebagai perubahan dari Hak Guna Bangunan tersebut. Proses perubahan hak di Kantor Pertanahan dalam pelaksanaannya biasanya memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan bisa lebih dari 6 (enam) bulan, sedangkan SKMHT yang dibuat jangka waktu berlakunya adalah selama 1 (satu) bulan. Kondisi yang demikian ini akan membawa konsekwensi yang melemahkan posisi Bank. Selama proses perubahan hak tersebut belum selesai di Kantor pertanahan, maka SKMHT yang telah jatuh tempo tersebut harus diperbaharui. Apabila Debitur mempunyai etikad yang tidak baik, maka Debitur bisa saja memanfaatkan kelemahan Bank untuk mengulur-ngulur waktu penandatanganan SKMHT ataupun APHT tersebut, dengan demikian Sertipikat Hak Tanggungan tidak akan bisa diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan. Apabila Debitur wanprestasi, Bank tidak akan memiliki Hak Preferent atas jaminan tersebut. Kedudukan Bank disini sama dengan Kreditur-kreditur Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 2
  • 9. lainnya, tidak ada yang didahulukan dalam pemenuhan piutangnya atau disebut dengan Kreditur Konkurent. Apabila Debitur wanprestasi, maka hasil penjualan atas harta kekayaan Debitur akan dibagikan secara proporsional menurut besarnya piutang masing-masing Kreditur. Oleh karena pembebanan Hak Tanggungan atas tanah dari hasil perubahan hak dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik membawa resiko yang cukup besar bagi Bank selaku Kreditur, maka disarankan apabila Bank menerima permohonan Debitur untuk melakukan perubahan hak tersebut, sebaiknya agar dilakukan secara hati-hati dan selektif mungkin. Bank agar melakukan analisa kembali terhadap karakter dari Debitur, selain melakukan analisa dari aspek hukum ataupun aspek lainnya. DAFTAR PUSTAKA a. Buku-buku : Abdul Hay, Marhais, 1975, Hukum Perbankan di Indonesia, Pradnya Paramita, Bandung Adjie, Habib, 2000, Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Atas Tanah, CV. Mandar Maju, Bandung Asikin, H. Zainal, & Amiruddin 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT, RajaGrafindo Persada, Jakarta Badrulzaman, Mariam Darus, 1987, Bab-bab Tentang Credietverband, Gadai, dan Fidusia, Cetakan IV, Alumni, Bandung Bahsan, M, 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Budiono, Herlien 2007, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Effendie, Bachtiar, 1993, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaannya, Alumni, Bandung Hadisaputro, 1984, Pokok-pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, Liberty, Yogyakarta Hadikusuma, H. Hilman, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung Hadjon, Philipus M., 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya Halim, Ridwan, 2001, Bendera Mimbar Filsafat Hukum Indonesia dan Pragmatisasinya (Suatu Analisis Yuridis Empiris), Angky Pelita Studyways, Jakarta Hamzah, Andi, et.al., 1990, Dasar-Dasar Hukum Perumahan, PT. Rineka Cipta, Jakarta Hanitidjo Soemitro, Ronny, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta Harsono, Sony, 1996, Sambutan Menteri Agraria/Kepala BPN pada Seminar Hak Tanggungan atas Tanah dan Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, Fakultas Hukum UNPAD, Bandung Harsono, Boedi, 2005, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi, dan Pelaksanaannya, Cetakan kesepuluh (edisi revisi), Djambatan, Jakarta -----------------------, 2006, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Cetakan ketujuhbelas (edisi revisi), Djambatan, Jakarta Harahap, M. Yahya, 1982, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung Hasan , Djuhaendah, 1996, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain Yang Melekat Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Hermansyah, 2006, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta Ibrahim, Johannes 2004, Cross Default & Cross Collateral Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, PT. Refika Aditama, Bandung Djumhana, Muhammad 1993, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Kansil, 1997, Pokok-pokok Hukum Hak Tanggungan Atas Tanah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Kansil, C.S.T. dan Christine ST. Kansil, 1997, Pokok-pokok Hukum Hak Tanggungan Atas Tanah, Pustaka, Sinar Harapan, Jakarta Muhammad, Abdulkadir , 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Muljadi, Kartini & Gunawan Widjaja, 2006, Seri Hukum Harta Kekayaan – Hak Tanggungan, cetakan II, Kencana, Jakarta ----------------------------------------------, 2007, Seri Hukum Harta Kekayaan : Hak-hak Atas Tanah, Ed.1 Cet.4, Kencana, Jakarta. Mustafa, Bachsan, 1985, Hukum Agraria dalam perspektif, CV.Remadja Karya, Bandung. Naja, H.R. Daeng, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT. Citra Aditya, Bandung Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 3
  • 10. ----------------------, 2006, Seri Ketrampilan Merancang Kontrak Bisnis Contract Drafting, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Noor, Aslan, 2006, Konsep Hak Milik Atas Tanah Bagi Bangsa Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Hak Asasi Manusia, Mandar Maju, Bandung Parlindungan, A.P, 1998, Komentar Atas Undang-undang Pokok Agraria, Mandar Maju, Bandung Parangin, Effendi, 1989, Hukum Agraria di Indonesia Suatu Telaah dari Sudut Pandang Praktisi Hukum, Rajawali, Jakarta Poesoko, Herowati, 2007, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan (Inkonsistensi, Konlik Norma dan Kesesatan Penalaran dalam UUHT), Cet. I, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta. Santoso, Urip, 2005, Hukum Agraria & Hak-hak Atas Tanah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Satrio, J, 1997, Hukum Jaminan, Hak Kebendaan, Hak Tanggungan, (Buku I), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Saleh, K. Wantjik,1997, Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Indonesia, Jakarta Salman S, Otje, & Anthon F. Susanto, 2007, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan, & Membuka Kembali, PT. Refika Aditama, Bandung Salim, H, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Sjahdeini , ST. Remy, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank, Institut Bankir Indonesia, Jakarta ---------------------------, 1999, Hak Tanggungan Asas-asas, Ketentuan-ketentuan Pokok dan Masalah yang Dihadapi oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai Undang-undang Hak Tanggungan), Alumni, Bandung Soekanto, Soerjono, 1983, Penegakan Hukum, PT. Bina Cipta, Bandung Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta Soerjopratikno, Hartono, 1984, Hutang Piutang Perjanjian Pembayaran, dan Jaminan Hipotik, Cet. I, Seksi Notariat FH Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Soimin, Sudaryo, 1993, Status Hukum dan Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, 1980, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Liberty, Yogyakarta ---------------------------------------------,1981, Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta --------------------------------------------,1981, Hukum Perdata, Hak Tanggungan Atas Tanah, Cetakan IV, Liberty, Yogyakarta Soehadi, 1984, Masalah Tanah dan Pembangunan, Akademi Agraria Departemen Dalam Negeri, Yogyakarta Soekanto, Soerjono, 1983, Penegakan Hukum, PT. Bina Cipta, Bandung Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta Soerjopratikno, Hartono, 1984, Hutang Piutang Perjanjian Pembayaran, dan Jaminan Hipotik, Cet. I, Seksi Notariat FH Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Suardi, 2005, Hukum Agraria, BP IBLAM, Jakarta Subekti, R, 1982, Jaminan-jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung ---------------, 1995, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung ---------------, 1995, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta Sutedi, Adrian, 2006, Implikasi Hak Tanggungan Terhadap Pemberian Kredit oleh Bank dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Cet.I, BP. Cipta Jaya, Jakarta ---------------, 2007, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cet. I, Sinar Grafika, Jakarta Suyanto, Thomas, 1998, Dasar-dasar Perkreditan, Gramedia, Jakarta Tri Santoso, Rudi,1996, Kredit Usaha Perbankan, Edisi I, Cet.I, Andi, Yogyakarta Usman, Rachmadi, 1999, Pasal-Pasal Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah, Djambatan, Jakarta Wijaya, Gunawan & Ahmad Yani, 2003, Jaminan Fidusia, Cet.3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Waluyo, Bambang, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Cet.II, Sinar Grafika, Jakarta Wardoyo, Gatot, Aspek-aspek Hukum Perkreditan, Nitro Institut Of Banking, Jakarta Yudha Hernoko, Agus, 1998, Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Penunjang Kegiatan Perkreditan Perbankan Nasional, Tesis, Pascasarjana UNAIR, Surabaya Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 4
  • 11. b. Peraturan Perundangan-undangan : Seri Perpajakan PBB, 2000, Sinar Grafika, Cetakan I, Jakarta Subekti, R. dan Tjitrosudibio, R., 1995, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria Undang-undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang berkaitan dengan Tanah Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, dan Hak Pakai Atas Tanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2002, tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1996, tentang Bentuk Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Buku Tanah Hak Tanggungan, dan Sertipikat Hak Tanggungan tersebut Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, tentan Pendaftaran Tanah Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik atas Tanah Untuk Rumah Tinggal Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 tahun 1998 tentang Perubahan Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas Tanah untuk Rumah Tinggal Yang Dibebani Hak Tanggungan menjadi Hak Milik Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 5
  • 12. KEDUDUKAN AHLI WARIS YANG BERALIH AGAMA TERHADAP WARISAN MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI (Studi Kasus Di Desa Adat Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung) Ida Bagus Gde Widyakusuma Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - ABSTRACT IDA BAGUS GDE WIDYAKUSUMA, Student of Master’s Degree of Law Interest in Public Notary 2007, The Statues of heir that change religion againts heiritance system of customary law in Bali (study case in the village of Batubayan, Abiansemal District, Badung Regency, Bali Province). Adviser 1 : Warkum Sumitro, S.H.,M.H. Adviser 2 : Prof.Dr. Wayan P. Windia, S.H.,M.Si. Family life in tradition communities in Bali, has a main goal to have children. Offspring are expected to assume responsibility for implementing liability of a child against their parents. The purpose of the research is to know about the rights and obligation of a heir that change religion and to know why cange religion have impact to loose of a heir get their heiritance. Swadarmaning pianak is to perform the ngaben ceremony (cremation ceremony in Bali, which aims to purify the spirits of people who have died) and continuing obligations of parents towards family, traditional villages, and temples or Khayangan tiga in heir villages. After the children carry out their obligations then before he could get his right as heir. Customary law in Bali (awig- awig), require a child to exercise the rights and obligations as heir must Hinduism. If the heirs to switch religions, from Hinduism to other religions, which resulted in the death of the rights of heirs to get rights and implement their obligations, indeed in the Act in 1945 in Article 29 paragraph 2 expressly mentions, that the state guarantees the freedom of citizens to embrace their religion. Freedom of religion is granted by the 1945 Constitution, causing problems in the customary inheritance system of customary law in Bali. Issues concerning heirs converted to above also occurred in the village of Batubayan, Abiansemal District, Badung Regency, Bali Province. Problems that occur include the position of heir to the religious heritage of the switch and also the death of his parents when his heirs the right switch religions. The purpose of the research is to khnow about the rights and obligation of a heir that change religion, and to know why change religion have impact to loose of a heir get their heiritance. The method use is approach of empirical yuridis. Yuridis approach is based from the article/ mips of law that has connection with the isu. For empirical approach is based from the fact of live in the research field. Data analysis wich is use is descriptive analysis method as research procedure wich produce descriptive data in the form of words written or spoken from people and behavior that able to perceive. Based on the research, the conclusion is : The heir that change religion at Batubayan Village no more have rights and obligation to their parents, family and the society. Because the heir that change religion in Bali mean that they will not be able to do their obligation in religion and heir will only break the family relation wich their parents(ninggal kedaton) and because of that the heir will loose all of the treasure heiritance that left by their parents. Change religion is impossible to recive heritage because based on Bali Custom Law, their loose the right and obligation because their change religion. Keywords: The Status of a heir that change religion. ABSTRAK Dalam kehidupan berkeluarga pada masyarakat adat di Bali, memiliki tujuan yang utama yaitu memiliki keturunan. Keturunan tersebut diharapkan mampu untuk memikul tanggung jawab di dalam menjalankan swadarmaning pianak (kewajiban dari seorang anak terhadap orangtuanya). Swadarmaning pianak tersebut adalah melaksanakan upacara pengabenan (upacara pembakaran mayat di Bali, yang bertujuan untuk Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 6
  • 13. menyucikan roh dari orang yang telah meninggal) dan meneruskan kewajiban-kewajiban dari orang tuanya terhadap keluarga, desa adat, dan pura khayangan tiga atau khayangan desa. Setelah anak tersebut melaksanakan kewajibannya maka barulah ia bisa mendapatkan haknya sebagai ahli waris. Hukum adat di Bali (awig-awig), mengharuskan bahwa seorang anak agar bisa melaksanakan hak dan kewajiban sebagai ahli waris haruslah beragama Hindu. Apabila ahli waris beralih agama, dari agama Hindu ke agama lainnya, mengakibatkan gugurnya hak dari ahli waris tersebut untuk mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya, memang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 29 ayat 2 secara tersurat menyebutkan, bahwa negara menjamin kebebasan dari warga negara untuk memeluk agama masing-masing. Kebebasan dalam memeluk agama yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945, menimbulkan masalah di dalam sistem hukum waris adat yang adat di Bali. Permasalahan tentang ahli waris beralih agama tersebut diatas juga terjadi di Desa Adat Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provensi Bali. Permasalahan yang terjadi meliputi kedudukan ahli waris beralih agama terhadap warisan orang tuanya dan juga gugurnya hak mewaris apabila ahli warisnya beralih agama. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini mengungkapkan beberapa pengertian-pengertian mengenai hukum adat, hukum waris adat, desa adat, gugurnya hak mewaris, pengertian beralih agama, dan beberapa teori- teori yang di pergunakan untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban ahli waris beralih agama terhadap warisan, dan untuk mengetahui mengapa beralih agama menyebabkan gugurnya hak mewaris. Metode yang dipergunakan adalah metode pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis ini menekankan dari segi perundang-undangan/peraturan-peraturan yang relevan dengan masalah ini, terutama hukum adat Bali. Pendekatan empiris, menekankan pada permasalahan yang diteliti berdasarkan kenyatan- kenyataan yang berkembang di lapangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dari hasil wawancara dengan Bendesa Desa Adat Batubayan terdapat 2 keluarga yang beralih agama dari Agama Hindu menjadi non-Hindu, yang pertama terjadi tahun 1993 dan yang kedua terjadi tahun 2002. Dari hasil paruman adat dan bedasarkan awing-awig Desa Adat Batubayan memutuskan kedua ahli waris yang beralih agama harus keluar dari desa adat dan dinyatakan hak-haknya terhadap harta warisan orang tuanya hilang, karena sudah tidak mungkin lagi melaksanakan keawajibannya sebagai ahli waris. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : Kedudukan ahli waris yang beralih agama (dari agama Hindu ke agama non-Hindu), menurut hukum adat Bali tidak lagi mempunyai hubungan hukum dengan ahli waris, mereka ini dikenal dengan ninggal kedaton penuh. Oleh karena itu mereka yang ninggal kedaton penuh hak mewarisnya gugur. Hal ini juga berlaku di Desa Adat Batubayan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa awig-awig Desa Adat Batubayan secara tegas menyatakan bahwa krama yang bukan beragama Hindu bukanlah krama desa, sehingga tidak berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh pewaris yang merupakan krama desa, seperti yang dialami oleh Nyoman Suweca. Beralih agama bagi ahli waris dari agama Hindu ke agama non-Hindu dapat menyebabkan gugurnya hak mewaris. Karena dengan beralih agama seorang ahli waris tidak mungkin lagi melaksanakan kewajiban (swadarma) sebagai ahli waris. Kewajiban yang dimaksud ada tiga yaitu, kewajiban dalam hubungan dengan parhyangan seperti, melaksanakan berbagai aktifitas keagamaan sesuai dengan ajaran agama Hindu, kewajiban dalam hubungan dengan pawongan seperti, masesana (tolong –menolong), ayah- ayahan (kerja fisik), pawedalan (urunan) sesuai dengan ajaran agama Hindu, kewajiban dalam pelemahan yaitu, tata kelola terhadap lingkungan alam yang sesuai dengan ajaran agama Hindu. DAFTAR PUSTAKA Ali Afandi, 1997. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Cetakan IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Artadi, I Ketut, 2007. Hukum Adat Bali. PT. Pusatka Bali Post, Denpasar. ------------------.1986. Hukum Adat Bali dengan Aneka Masalahnya. Cetakan I, CV. Sumber Mas Bali, Bekerja Sama dengan Bagian Penerbit Fakultas Hukum Unud, Denpasar. Astiti, Cokorde Istri Putra, dan I Wayan Beni, Ni Nyoman Sukerti. 1984. Hukum Adat Dua (Bagian Dua). Biro Dokumentasi dan Publikasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar. Bruggink, J.J.H., 1996. Refleksi Tentang Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 7
  • 14. Darji Darmodiharjo, 1981. Santiaji Pancasila. Usaha Nasional, Surabaya. Darsana , I Gusti Putu, 1997. Dinamika Kebudayaan Bali. cet 1, Upada Sastra, Bali. Dijk, Van, diterjemahkan oleh A. Soehardi, 2006. Pengantar Hukum Adat Indonesia. cetakan IX, CV. Mandar Maju, Bandung. Geriya, I Wayan, 1995. Pariwisata Dan Dinamika Kebudayaan Lokal, Nasional, Global (Bungarampai Antropologi Pariwisata ). Upada Sastra, Denapasar. Hilman Hadikusuma, 1980. Pokok-pokok Pengertian Hukum Adat. Alumni, Bandung. ---------------. 1991. Hukum Waris Indonesia Menurut Perundang-undangan, Hukum Adat, Hukum Agama Hindu, Islam. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 1997. Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi Aksara Jakarta. Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jambatan, Jakarta. Korn, V. E. diterjemahkan serta diberi catatan oleh I Gede Wayan Pangkat, 1987. Hukum Adat Kekeluargaan Di Bali (Het Adatrecht Van Bali bab VII). Biro Dokumentasi dan Publikasi Hukum Adat Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar. Liefrinch, F.A.1985. Peraturan Residen Bali dan Lombok, Hukum Waris Bagi Penduduk Adat Bali. Mahfud M D, 1993. Demokrasidan konstitusi di Indonesia. Liberty Jogyakarta. Panetja, Gde, 1989. Aneka Catatan Tentang Hukum Adat Bali. Cetakan II, Guna Agung, Denpasar-Bali. Pudja, I Gde, 1997. Pengantar Tentang Perkawinan Menurut Hukum Hindu. Mayasari, Jakarta. Saleh Adi Winata, 1976. Pengertian Hukum Adat Menurut Undang-Undang Pokok Agraria. Penerbit Alumni, Bandung. Satjipto Rahardjo, 1982. Ilmu Hukum. Alumni, Bandung. Soepomo, R. 1986. Bab-Bab Tentang Hukum Adat. Pradnya Paramita, Jakarta. Soemitro, Ronny Hanitijo, 1999. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta, Cet. V. Soeripto, KRNH. 1977. Hukum Adat Waris Bali, Cetakan Ke-II Fak. Hukum Universitas Negeri Jember. -------------------. 1983. Beberapa Bab Tentang Hukum Adat Waris Bali. Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Sooekanto, Soerjono dan Sulaiman B. Taneko, 1994. Hukum Adat Indonesia. CV. Rajawali, Jakarta. Suasthawa Darmayuda, I Made,1987. Status Dan Fungsi Tanah Adat Bali Setelah Berlakunya UUPA. CV Kayumas Agung, Denpasar. ------------.2001. Desa Adat, Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Di Provinsi Bali. PT Upada Sastra, Denpasar. Sudikno Mertokusumo, 2000. Penemuan Hukum Sebuah Pengantar. Liberty, Yogyakarta. Sugangga, I.G.N. 2005. Diktat Hukum Waris Adat (Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro). Denpasar. Sujanto, 1990. Otonomi Daerah Yang Nyata dan Bertanggung Jawab. Ghalia Indonesia, Jakarta. Surpa, I Wayan., 2002. Seputar Desa Pakraman dan Adat Bali. BP, Denpasar. -------------------,2004. Eksistensi Desa Adat dan Desa Dinas di Bali. Pustaka Bali Post, Denpasar. Surini Ahlan Sjahrif, 1983. Intisari Hukum Waris. Ghalia Indonesia, Jakarta. Sirtha, I Nyoman, 2008. Aspek Hukum dalam Konflik Adat di Bali. Udayana Uniersity Press.Denpasar. Soleman B. Taneko, 1981. Dasar-dasar Hukum Adat & Ilmu Hukum Adat. Alumni Bandung. Soerojo Wignjodipoero, 1988. Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat. CV. Haji Masagung, Jakarta. Ter Haar, Bzn di Indonesiakan oleh K.Ng. Soebakti Poesponoto, 1999. Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat. Cet. Ke-12, Pradnya Paramita, Jakarta. Windia, Wayan, 1995. Menjawab Masalah Hukum. PT. BP. Denpasar. Windia, Wayan P. dan Ketut Sudantra. 2006. Pengantar Hukum Adat Bali. Lembaga Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Hukum Univ. Udayana, Denpasar. Windia, Wayan P, 2008. Bali Mawacara Kesatuan Awig-awig, Hukum dan Pemerintahan di Bali. Udayana University Press, Denpasar. --------------------, 2010. Dari Bali Mewacara Menuju Bali Santi. Udayana Press, Denpasar. Yasin, Sulchan, 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. CV. Putra Karya, Jakarta. Laporan Penelitian: Makamah Agung, 1980. “Hukum Adat Tenang Warisan, Proyek Penelitian di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Denpasar”. Jakarta. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 8
  • 15. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982. “Proyek Inventarisasi dan dokumentasai Kebudayaan Darerah, Pola Pemukiman Pedesaan Daerah Bali”, Jakarta. Nantri, Ayu Putu. 1982. “Kedudukan Ahli Waris Yang Beralih Agama Menurut Hukum Adat Waris di Kabupaten Badung”. Laporan Penelitian, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar. Majelis Pembinaan Lembaga Adat Daerah Tingkat I Bali, 1995. “Butir-butir Mutiara dalam Pembinaan Desa- desa Adat di Bali”, Denpasar. Bapeda Kabupaten Badung, Pusat Statistik Kabupaten Badung. 2002. “Badung Dalam Angka 2002”. Badung. Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, “Buku Saku Statistik Badung”, 2008, Badung. Putra Santika, Ida Bagus Agung, 2003. “Kendala-kendala Pendaftaran Tanah Waris Bekas Milik Adat Bagi Masyarakat Muslim Angantiga Kabupaten Badung, Bali Pada Dewasa Ini”, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Hendratianingsih, S. 2008. ”Identifikasi Kepemilikan Lahan dan Batas Tanah Adat di Bali”. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Widya Kusuma Negara, Putu, 2009. ”Kedudukan Kerama Desa Yang Tidak Lagi Beragama Hindu Yang Menempati Tanah Karang Desa Di Desa Pekraman Ketewel”, Kabupaten Gianyar. Sekripsi, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar. Seminar: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1976. “Seminar Hukum Adat dan Pembinaan Hukum Nasional”, Binacipta, Bandung. Majalah: Ariani, I Gusti Ayu Agung 1994, “Wanita Dalam Hukum Keluarga dan Warisan di Bali, Suatu Kajian Normatif- Sosiologis Dengan Pespektif Gender”, dalam Majalah Kertha Patrika, Hukum Dalam Teori dan Praktek. Fakultas Hukum Univ. Udayana, Denpasar. Philipus M Hadjon, 1994. “Pengkajian Ilmu Hukum Gomatik, (Normatif)”. Majalah Yuridika No. 6 Tahun IX, Nopember-Desember, Univ. Airlangga, Surabaya. Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Undang-Undang no 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar-Dasar Pokok Agraria. Undang-Undang no 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Peraturan Daerah: Peraturan Daerah Provensi Bali No. 3 tahun 2001 tentang Desa Pakraman. Keputusan Majelis Utama Desa Pakraman (MDP) Bali Nomer: 050/Kep/Psm-1/MDPBali/III/2006. Keputusan Majelis Utama Desa Pakraman Provensi Bali Nomer: 01/KEP/PSM-3/MDP BALI/X/2010. Awig-awig dan perarem Desa Adat: Awig-awig Desa Adat Batubayan.(2009) Eka Likita Desa Adat Batubayan.(2009) Perarem Desa Adat Batubayan.(2009) Media On-line: http://www.hukum on-line.com http://www.pustaka.ut.ac.id.com http://www.EIHUKUM.com Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 9
  • 16. EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUCIA TERHADAP PENDAFTARAN JAMINAN FIDUCIA GUNA PENERBITAN SERTIFIKAT FIDUCIA SEBAGAI JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM KONFLIK SENGKETA UTANG-PIUTANG I Kadek Dony Hartawan Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - ABSTRACT In activity of giving credit, particularly banking credit, credit warranty has important role, because from here, it will emerge legal problem frequently occur, such as how indeed item position become warranty object, what warranty used if the items is moving in character and is it giving law protection to its creditor? How the affectivity from its own statute attracted writer to research and raise it to become thesis title "STATUTE AFFECTIVITY NUMBER 42 1999 ABOUT FIDUCIA WARRANTY TO REGISTRATION FIDUCIA WARRANTY FOR FIDUCIA CERTIFICATE PUBLISHING AS LAW PROTECTION WARRANTY TO CREDITOR IN DISPUTE CONFLICT OF DEBIT CREDIT". Fiducia warranty is item warranty for moving object both tangible or intangible regarding to debit credit between debitor and creditor. Fiducia warranty is given by debitor to creditor to warrant its full payment debt. Fiducia warranty is arranged in Statute Number 42 1999 About Fiducia Warranty. This fiducia warranty gives position mainly to privilege to fiducia receiver to other creditors. In audit field work, frequently we found term Fiducia and Fiducia Warranty, for instance when doing audit for bank loan account or loan from finance company. It might be among us do not understand what this term means. The following is a few discussion related to this Fiducia and Fiducia Warranty I obtained from empirically research. Start from cash loan from creditor (bank) by debitor usually called debit credit law connection then joining warranty giving in this matter moving object, later raise problem when warranty object and fiducia warranty are not registered. This causes its has not strong of debitor position (Fiducia receiver). It means, there is no protection, in what matter? In matter when unpaid debt by debitor. How the settlement? Is warranty object can be executed and what causes several banks and finance agency can not register even though they will know the indemnity. While its own registration function is to run publicity principle function that means warranty mentioned is under creditor power that from mis registration obtained fiducia certificate direct to Justice Based on God. Key words : Debit credit - Warranty - Fiducia - Registration - Certificate -Effective – Statute ABSTRAK Dalam kegiatan pemberian kredit, khususnya kredit perbankan, jaminan kredit mempunyai peranan yang sangat penting.karena dari sini akan timbul masalah hukum yang sangat rentan terjadi, seperti bagaimana sesungguhnya kedudukan benda yang menjadi objek jaminan, jaminan apa yang digunakan jika bendanya bersifat bergerak dan apakah memberikan perlindungan hukum bagi krediturnya? Bagaimana keefektifan dari undang-undangnya sendiri yang menarik penulis untuk menelitinya dan mengangkatnya menjadi judul tesis “EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUCIA TERHADAP PENDAFTARAN JAMINAN FIDUCIA GUNA PENERBITAN SERTIFIKAT FIDUCIA SEBAGAI JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM KONFLIK SENGKETA UTANG-PIUTANG”. Jaminan Fiducia adalah jaminan kebendaan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud sehubungan dengan hutang-piutang antara debitur dan kreditur. Jaminan fiducia diberikan oleh debitur kepada kreditur untuk menjamin pelunasan hutangnya. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 10
  • 17. Jaminan Fiducia diatur dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fiducia. Jaminan fiducia ini memberikan kedudukan yang diutamakan privilege kepada penerima fiducia terhadap kreditur lainnya. Dalam praktek pekerjaan pemeriksaan di lapangan (audit field work) sering kita temukan istilah Fiducia dan Jaminan Fiducia seperti misalnya ketika melakukan pemeriksaan atas akun pinjaman bank maupun pinjaman dari perusahaan pembiayaan. Mungkin diantara kita ada yang belum begitu memahami istilah ini. Berikut sedikit pembahasan terkait dengan masalah Fiducia dan Jaminan Fiducia yang saya peroleh dari penelitian empiris. Berawal dari pinjam-meminjam uang dari kreditur (bank) oleh debitur yang biasa disebut hubungan hukum utang-piutang yang kemudian mengikutkan adanya pemberian jaminan dalam hal ini benda bergerak, yang kemudian timbul masalah ketika objek jaminan dan jaminan fiducianya tidak di daftarkan. Yang berakibat pada tidak kuatnya kedudukan kreditur (penerima Fiducia). Artinya tidak ada perlindungan, dalam hal apa? Dalam hal ketika tidak terbayarkan hutang oleh debitur (wanprestasi). Bagaimana penyelesaiannya? Apakah objek jaminan dapat di eksekusi, dan apa yang menyebabkan beberapa bank dan lembaga pembiayaan tidak mendaftarkannya padahal tau akibatnya akan rugi sendiri. Sedangkan fungsi pendaftarannya sendiri adalah untuk menjalankan fungsi asas publisitas yang berarti bahwa jaminan yang dimaksud sedang dalam penguasaan pihak kreditur yang dari pendaftaran ini mendapatkan sertifikat fiducia yang berirah Demi Keadilan Berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa. Kata Kunci : Utang-piutang—Jaminan—Fiducia—Pendaftaran—Sertifikat—Efektif—Undang-undang. DAFTAR PUSTAKA Buku Hukum Abdulkadir Muhammad, 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Badrulzaman Mariam Darus, 1991. Bab-bab Tentang Credietverband, Gadai dan Fiducia, Cetakan Kelima, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Bahsan. M, 2007. Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Fuady Munir, 2003. Jaminan Fiducia, Cetakan Kedua, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. _______, 2002. Pengantar Hukum Bisnis "Menata Bisnis Modern di Era Global", Cetakan Pertama, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Fred B.G. Tumbuan. 2001. "Sessi IV Mencermati Pokok-pokok Undang-undang Fiducia" dalam Undang- undang Jaminan Fiducia dan Petunjuk Pelaksanaannya, Arbitrase dan Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Tahun 2001. Jakarta : CV. Tamita Utama. Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2000. Seri Hukum Bisnis "Jaminan Fiducia" Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. __________, 2003. Seri Hukum Bisnis " Kepailitan" Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Gunardi. Markus Gunawan, 2007. Kitab Undang-Undang Hukum Kenotariatan, Himpunan Peraturan Tentang Kenotariatan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Gautama Sudargo, 1979. Contoh-contoh Kontrak-kontrak, Rekes-rekes & Surat-surat. Resmi Sehari-hari, Jilid Kedua, Bandung : Alumni. Harun Alrasid, 2007. Himpunan Peraturan PerUndang-undangan Republik Indonesia Menurut Sistem Engelbrecht, Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Hadjon M Philipus, 2005. Argumentasi Hukum, Cetakan Kedua, Yogyakarta : Gajah Mada University. Jehani Libertus, 2007. Pedoman Praktis Menyusun Surat Perjanjian. Dilengkapi Contoh-Contoh : Perjanjian Jual Beli, Perjanjian Sewa Menyewa, Perjanjian Pinjam Pakai, Perjanjian Pinjam Meminjam, Perjanjian Kerja, Perjanjian Franchise, Surat Kuasa, Cetakan Kedua, Jakarta : Visimedia. Kansil, C. S. T, 1995. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi), Cetakan Kelima, Edisi Revisi, Jakarta : PT Pradnya Paramita. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 11
  • 18. Masyhuri & Zainuddin, 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Refika Aditama. Naja Daeng, 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Peter Mahmud Marzuki, 2008. Penelitian Hukum, Cetakan Keempat, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Rachmat Syafa'at, 2008. Strategi Penelitian Dan Penulisan Ilmu Hukum, Cetakan Pertama, Malang : Setara Press. Rachmadi Usman, 2008. Hukum Jaminan Keperdataan, Cetakan Pertama, Jakarta : Sinar Grafika. Salindeho John, 1994. Sistem Jaminan Kredit Dalam Era Pembangunan Hukum, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta : Sinar Grafika. Satrio J, 1993. Hukum Jaminan Hak-hak Jaminan Kebendaan. Cetakan Kedua, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. ________,2002. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fiducia, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Simorangkir, J.C.T, Erwin Rudy T, Prasetyo, J. T, 2006. Kamus Hukum, Cetakan Kesepuluh. Jakarta : Sinar Grafika. Sidharta Arief, 2007. Mauwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum Dan Filsafat Hukum, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Refika Aditama. Soenarto, 2002, KUHP dan KUHAP, Cetakan Ketujuh, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soerjono Soekanto, 1996. Sosiologi ; Suatu Pengantar, Bandung : Rajawali Pres. Sucipto Rahardjo, 2000. Ilmu Hukum, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Subekti R, 1991. .Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Subekti R. Tjitrosoedibio R, 1994. Kamus Hukum, Cetakan Kedua, Jakarta : PT. Pradnya Paramita. __________, 2001. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata "Burgerlijk wetboek ", Cetakan Ketiga Puluh Satu, Jakarta : Pradnya Paramita. __________, 2002. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Dan Undang-Undang Kepailitan. Cetakan Kedua Puluh Tujuh, Jakarta : Pradnya Paramita. Sofwan Sri Soedewi Masjchoen, 1980. ''Hukum Jaminan di Indonesia" Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Yogyakarta : Liberty. ___________, 1982. Himpunan Karya Tentang Hukum Jaminan, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Liberty. Sentosa Sembiring, 2000. Hukum Perbankan, Cetakan Pertama, Bandung : Mandar Maju. Surini Dahlan Sjarif, 1984. Intisari Hukum Benda Menurut Burgerlijk Wetboek, Jakarta : Ghalia Indonesia. Sutarno, 2003. Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Jakarta : CV. Alfabeta. Soebroto Thomas, 1995. Tanya Jawab "Hukum Jaminan Hipotik Fiducia Penanggung dan lain-lain”. Cetakan Pertama, Semarang : Dahara Prize. Tan Thong Kie, 2007. Studi Notariat Dan Serba-Serbi Praktek Notaris, Cetakan Pertama, Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Wirjono Prodjodikoro, 2000. Azas-azas Hukum Perjanjian, Cetakan Kedelapan, Bandung : Mandar Maju. Yan Pramadya Puspa, 1977. Kamus Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda, Indonesia, Inggris, Semarang : Aneka Ilmu. Perundang-undangan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999, Tentang Jaminan Fiducia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1967, Tentang Pokok Perbankan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992. Undang-undang Nomor Republik Indonesia 4 Tahun 1996, Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 Tentang Pendapatan Negara Non Pajak. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 12
  • 19. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1985, Tentang Rumah Susun. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris . Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2000, Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fiducia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fiducia. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 139 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Kantor Pendaftaran Jaminan Fiducia disetiap Ibukota Propinsi di Wilayah Negara Republik Indonesia. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1991 Tentang Badan Urusan Piutang Dan Lelang Negara. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.01.PR.07.10 Tahun 2005 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor M.03.UM.07.10 Tahun 2001 Tentang Pembukaan Kantor Pendaftaran Fiducia Di Seluruh Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 23/UKU/Tanggal 28 Februari 1991, Perihal Jaminan Pemberian Kredit. Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor C.UM.01.10-11 Tahun 2001 tentang Penghitungan Penetapan Jangka Waktu Penyesuaian dan Pendaftaran Perjanjian Jaminan Fiducia. Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor C.UM.02.03-31 tanggal 8 Juli 2002 tentang Standarisasi Laporan Pendaftaran Fiducia dan Registrasi; Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor C.HT.01.10-22 Tahun 2005 tentang Standarisasi Prosedur Pendaftaran Jaminan Fiducia. Media On-line (http://www.cetro.or.id/media/detik/detik081000.html) (http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/15/kha1.htm) http ://www.hukum on-line.com http ://www.EIHUKUM.com Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 13
  • 20. EFEKTIFITAS AKTA PERSETUJUAN DI BAWAH TANGAN DARI ISTRI ATAU SUAMI UNTUK MENJUAL HAK MILIK ATAS HARTA BERSAMA DALAM PEMBUATAN AKTA PERJANJIAN PERIKATAN JUAL BELI DAN/ATAU AKTA JUAL BELI OLEH NOTARIS/PPAT I Kadek Joni Wahyudi Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - ABSTRACT A Notary/PPAT is obliged to give consideration and assessment for acts made by or in front of also gives view, not for formal truth matter from mentioned act, also about material truth. Sale purchase binding agreement act and/or sale purchase act can be made by Notary/PPAT if interest party that the party selling right for land and party that buying right for land facing Notary/PPAT in its work region also should be attended by all parties that performing mentioned law act or can be represented by someone in attorney based on legal power of attorney to conduct sale purchase law act. Party selling right for land should be also comply the terms, that is authorized to sell right for land mentioned. Thus all, party buying should comply subject term from right for land that will be received. Notary/PPAT is obliged to held investigation or examination carefully to evidence data truth or term that become completeness in making act and witnessed at least two witnesses that comply terms to act as witness in making sale purchase law, furthermore, it will be conducted reading and signing by all parties, witnesses and Notary/PPAT. Practically, it can be found sale purchase transaction of right for land, that is sale to mutual property right husband and wife. Certificate of mutual property right that will be sold registered on behalf of husband and wife. Even though according to seller husband or wife registered in property right certificate is agreed with buyer to perform sale purchase transaction in Notary/PPAT office, occasionally seller wife or husband that giving agreement can not attend facing Notary/PPAT to follow sign sale purchase binding agreement act and/or sale purchase act as agreement sign to sell mutual property right because of busy reason out of town. Seller husband or wife that come to face Notary/PPAT bring and show agreement from wife or husband usually made in written. Selling agreement is made in written in form of authentic act and is made in form of act under hand. Based on description above, then I tried to research and explain affectivity and law power of agreement act under hand from wife or husband to sell mutual property right in making sale purchase binding agreement act and/or sale purchase act by Notary/PPAT. Key Words : Act, Sale Purchase, Notary/PPAT ABSTRAK Seorang Notaris/PPAT berkewajiban untuk memberikan pertimbangan dan penilaian atas akta-akta yang dibuat oleh atau di hadapannya serta memberikan pandangan bukan saja perihal kebenaran formal dari akta yang bersangkutan, melainkan juga perihal kebenaran materiil darinya. Akta perjanjian perikatan jual beli dan/atau akta jual beli dapat dibuatkan oleh Notaris/PPAT jika pihak yang berkepentingan yaitu pihak yang menjual hak atas tanah dan pihak yang membeli hak atas tanah menghadap Notaris/PPAT di wilayah kerjanya serta harus dihadiri oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang dimaksud atau dapat diwakili oleh seorang kuasa berdasarkan surat kuasa yang sah untuk melakukan perbuatan hukum jual beli tersebut. Pihak yang menjual hak atas tanah harus pula memenuhi syarat yaitu berwenang menjual hak atas tanah dimaksud. Demikian pula pihak yang membeli harus memenuhi syarat subjek dari hak atas tanah yang akan diterima itu. Notaris/PPAT berkewajiban mengadakan penyelidikan atau pemeriksaan secara hati-hati terhadap kebenaran data alat bukti atau syarat yang dijadikan kelengkapan dalam pembuatan akta dan disaksikan oleh sekurang- kurangnya dua orang saksi yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam perbuatan hukum jual beli itu untuk selanjutnya dilakukan pembacaan dan penandatanganan oleh para pihak, saksi dan Notaris/PPAT. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 14
  • 21. Pada prakteknya dapat ditemukan transaksi jual beli hak atas tanah yaitu penjualan terhadap hak milik atas harta bersama suami istri. Sertipikat hak milik atas harta bersama yang akan dijual ada yang terdaftar atas nama suami ada pula yang terdaftar atas nama istri. Meskipun menurut pihak penjual suami atau istri yang terdaftar dalam sertipikat hak milik sudah sepakat dengan pembeli untuk mengadakan transaski jual beli di kantor Notaris/PPAT, terkadang istri atau suami pihak penjual yang memberikan persetujuan tidak bisa hadir menghadap Notaris/PPAT untuk ikut menandatangani akta perjanjian perikatan jual beli dan/atau akta jual beli sebagai tanda persetujuan untuk menjual hak milik atas harta bersama tersebut karena alasan kesibukannya berada dan/atau bertugas di luar daerah. Pihak penjual suami atau istri yang datang menghadap Notaris/PPAT membawa dan menunjukkan persetujuan dari istri atau suami yang biasanya dibuat secara tertulis. Persetujuan menjual tersebut ada yang dibuat tertulis dalam bentuk akta otentik dan ada pula yang dibuat dalam bentuk akta di bawah tangan. Berdasarkan dari uraian di atas maka saya berusaha untuk meneliti dan menjelaskan efektifitas dan kekuatan hukum akta persetujuan di bawah tangan dari istri atau suami untuk menjual hak milik atas harta bersama dalam pembuatan akta perjanjian perikatan jual beli dan/atau akta jual beli oleh Notaris/PPAT. Kata kunci: Akta, Jual beli, Notaris/PPAT DAFTAR PUSTAKA Buku AbdulKadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, 2004, Cetakan I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. ---------------------------------, Hukum Harta Kekayaan, 1994, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Abdul Manan, Beberapa Masalah Tentang Harta Bersama, Mimbar Hukum, 1997, Nomor: 33, Tahun VIII. Ali Achmad Chomzah, Hukum Agraria (Pertanahan) Indonesia, 2004, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. A. Pitlo, “Pembuktian dan Daluwarsa”, 1978 terjemahan M. Isa Arif, PT. Intermasa, Jakarta. Aslan Noor, Konsep Hak Milik Atas Tanah Bagi Bangsa Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Hak Asasi Manusia, 2006, CV. Mandar Maju, Bandung. Bachtiar Effendi, Kumpulan Tulisan Tentang Hukum Tanah, 1993, Alumni, Bandung. Boedi Harsono, Perkembangan Hukum Tanah Adat Melalui Yurisprudensi, disampaikan pada Simposium Undang-Undang Pokok Agraria dan Kedudukan Tanah-Tanah Adat Dewasa ini, Banjarmasin, 7 Oktober 1977. --------------------, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, 2003, Cetakan Kedua, Universitas Trisakti, Jakarta. Efendi Parangin, Praktik Jual Beli Tanah, 1994, Raja Grafindo Persada, Jakarta. G.H.S. Lumbun Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, 1980, Erlangga, Jakarta. Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Jual Beli, 2004, Cetakan kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Guse Prayudi, Seluk Beluk Perjanjian Yang Terpenting untuk Diketahui Mulai dari A-Z, 2007, Cetakan kedua, Pustaka Pena, Yogyakarta. H. Salim HS dkk, Perancangan Kontrak, & Memorandum of Understanding (MoU), 2007, Sinar Grafika, Jakarta. Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Tafsir Tematik UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, 2008, PT. Refika Aditama, Bandung. H.A. Damanhuri HR, Segi-Segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama, 2007, CV. Mandar Maju, Bandung. Happy Susanto, Pembagian Harta Gono-Gini Saat Terjadi Perceraian, Pentingnya Perjanjian Perkawinan Untuk Mengantisipasi Masalah Harta Gono-Gini, 2008, Cetakan Kedua, Visi Media, Jakarta. Henry Campbell Black, Black Law Dictionary, 1979, Fifth Edition, USA; West Publishing Company. Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata dibidang Kenotariatan, 2007, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Ida Rosida Suryana, 1999, Peraturan Jabatan Notaris, Universitas Padjajaran, Bandung. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 15
  • 22. I Gede A.B. Wiranata, Dasar-Dasar Etika dan Moralitas, 2005, Cetakan I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah di Indonesia, 1999, Disertasi Program Pascasarjana Unair, Surabaya. -----------------------, Kepastian Hukum Atas Tanah di Indonesia, 2003, Arkola, Cetakan Pertama, Surabaya. J.J.H. Bruggink alih bahasa Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, 1999, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Jan Michiel Otto, Kepastian Hukum di Negara Berkembang, terjemahan Tristam Moeliono, 2003, Komisi Hukum Nasional, Jakarta. Kartini Soedjendro, Perjanjian Peralihan Hak Atas Tanah yang Berpotensi Konflik (Tafsir Sosial Hukum Pejabat Pembuat Akta Tanah-Notaris Ketika Menghadapi Perjanjian Peralihan Hak Atas Tanah yang Berpotensi Konflik), 2001, Cetakan Kelima, Kanisius, Yogyakarta. L.J van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terjemahan Oetarid Sadino, 1986, Pradnya Paramita, Jakarta. M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, 2008, Cetakan ketujuh, Sinar Grafika, Jakarta. Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, 1970, Lembaga Penelitian Hukum dan Kriminologi Fakultas hukum Universitas Padjajaran, Bandung. Munir Fuady, Sosiologi Hukum Kontemporer, Interaksi Hukum, Kekuasaan, dan Masyarakat, 2007, Cetakan I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indosesia (Intfoduction to The Indonesia Administrative Law), 2002, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, 2005, Pokok-Pokok Tentang Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Hukum Empiris dan Penulisan Tesis, Denpasar. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, Cetakan ke VII, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta. -------------------------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, Balai Pustaka, Jakarta. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, 1993, Rajawali Pers, Jakarta. R. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, 1993, Pradnya Paramita, Jakarta. R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kamus Hukum, 1980, Pradnya Paramita, Jakarta. R. Subekti, Hukum Perjanjian, 1995, PT. Intermasa, Jakarta. ---------------, Pokok-Pokok Hukum Perdata,1980, PT. Intermasa, Jakarta. ---------------, Hukum Pembuktian, 1987, Pradnya Paramita, Jakarta. Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, 1986, Cetakan V, UI Press, Jakarta. Shidarta, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berpikir, 2006, Cetakan Pertama, PT. Refika Aditama, Bandung. Sjachran Basah, Perlindungan Hukum Atas Sikap Tindak Administrasi Negara, 1992, Alumni, Bandung. Soerjono Soekanto, Efektifitas Hukum dan Penerapan Sanksi, 1988, CV. Ramadja Karya, Bandung. ---------------------------, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, 1983, Alumni, Bandung. Suardi, Hukum Agraria, 2005, Cetakan Pertama, Badan Penerbit Iblam, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, “Hukum Acara Perdata di Indonesia”, 2006, Cetakan I, Edisi Ketujuh, Liberty, Yogyakarta. ------------------------------, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), 1991, Edisi ke-3, Liberty, Yogyakarta. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 2002, Edisi Revisi V, Rineka Cipta. Tan Thong Kie, Studi Notariat & Serba Serbi Praktek Notaris, 2007, Cetakan pertama, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. Victor Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Grosse Akta dalam Pembuktian dan Eksekusi, 1993, Cetakan pertama, Rineka Cipta, Jakarta. Y.W. Sunindhia dan Ninik Widayanti, Pembaruan Hukum Agraria (Beberapa Pemikiran), 1988, Cetakan Pertama, Bina Aksara, Jakarta. Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 16
  • 23. Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Undang-Undang Nomor: 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Undang-Undang Nomor: 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 6 Tahun 1989, tentang Penyempurnaan Bentuk Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Lembaran Negara Nomor: 52 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor: 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 4 Tahun 1999 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor: 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Internet http:/advokatku.blogspot.com/2009/02/matinya-hak-jual-suami-istri-atas-html. http://www.hukum.on-line.com http://irmadevita.com/2008/01/17/legalisasi-dan-waarmerking/Popularity: 11% http://www.uai.ac.id/index.php/in/hukum/95-pemikiran-ulang-atas-metodologi-penelitian hukum. www.notariatugm.net/index.php?cm=profil http://www.pikiranrakyat.com Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 17
  • 24. PENERAPAN PASAL 18 AYAT (1) HURUF G UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH I Komang Pasek Suseno Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - ABSTRACT Bank provides credit to the debtor based on loan agreement made between the debtor and the creditor. Viewed from it’s form , bank credit agreement generally use a standard contract. Every user of goods and services in Indonesia, their right and obligations are protected by Law Republic of Indonesia Number 8, year 1999 about Consumer Protection. Inclusion of provisions of the standard clause in the agreement governed in article 18 of consumer protection law, point (1), sub G, it’ states that the consumers are subject to the new regulation, additional regulation, continued regulation and/or continuous change of regulation made unilaterally by entrepreneurs during the period the consumers are using the services they purchased. Standard clause which is prohibited by the law referred to above there are eight types, in fact in everyday practices is often found application of some standard clause referred to above the bank credit agreement, standard clause most frequently used by banks on bank credit agreement is a standard clause sub G which is stated consumers are subject to the new regulation, additional regulation, continued regulation and/or the consumers are using the services the purchased. Key word: loan agreement, standard claused ABSTRAK Bank dalam memberikan kredit kepada debitur didasarkan pada perjanjian kredit yang dibuat antara debitur dengan kreditur. Dilihat dari bentuknya perjanjian kredit perbankan pada umumnya menggunakan bentuk perjanjian baku (standard contract). Setiap pemakai barang dan jasa di Indonesia dilindungi hak dan kewajibannya dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Ketentuan pencantuman klausula baku dalam perjanjian diatur dalam Pasal 18 Undang-undang Perlindungan Konsumen Ayat (1) huruf G ”Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan /atau perjanjian apabila menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya; Klausula baku yang dilarang oleh undang-undang tersebut diatas ada delapan jenis, pada kenyataannya dalam prakteknya sehari-hari sering ditemukan penerapan beberapa klausula baku tersebut di atas dalam perjanjian kredit bank, klausula baku yang paling sering dipergunakan oleh bank di dalam perjanjian kreditnya adalah klasula baku huruf G yang menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/ atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya. Kata kunci : perjanjian kredit, klausula baku Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 18
  • 25. DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1990 ___________________, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2000 Amirudin dan H.Zainal Asikin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada, 2004 A. Qirom Syamsudin M, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Yogyakarta; Liberty, 1985 Direktorat Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan dalam Negeri, Pedoman Klausula Baku di Bidang Perbankan, Jakarta; Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Edisi Ketiga, Balai Pustaka, 2005 Edy Putra Tje Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Yogyakarta, Liberty, 1989 Frans Satriyo Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat Kontrak, Jakarta; Visimedia, 2008 H.R. Daeng Naja, Seri Ketrampilan Merancang Kontrak Bisnis Contract Drafting, Bandung; Citra Aditya Bakti, 2006 H.R.Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung; Citra Aditya Bakti, 2005. Henri P Panggabean, Penyalahgunaan Keadaan Sebagai Alasan (baru) untuk Pembatalan Perjanjian, Yogyakarta, Liberty, 1992 H.Salim HS. Perkembangan Hukum Kontrak diluar KUH Perdata, Jakarta; PT.Raja Grasindo Persada, 2006 Johanes Ibrahim, Cross Default &Cross Collateral Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Bandung; PT. Refika Aditama 2004. Munir Fuady, Hukum Kontrak, Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2007 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Cetakan Keempat, Bandung; Alumni, 1989 _______________________, Azas Kebebasan Berkontrak dan Kaitannya dengan perjanjian Baku (Standar), Media Notariat No. 28-29 Tahun VIII Juli-Oktober 1993 Manhainia Abdul Hay, Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta; Paramita, Cetakan Pertama, 1975 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2001 Philipus M. Hadjon, Perlindungan hukum bagi Rakyat Indonesia, Surabaya; Bina Ilmu,1987 ________________, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta; Gajah Mada University, 2002 R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Intermasa, Cet. XV, 1994 ________, Jaminan – Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 1989 R.Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, Jakarta, Sumur, 1989 R.Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, Bandung, BinaCipta, 1987 R.Soetojo Prawirohamidjojo, Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Surabaya; PT. Bina Ilmu, 984 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, Bandung; Mandar Maju, 2000 Sukarmi, Cyber Law Kontrak Elektronik dalam Bayang-bayang Pelaku Usaha, Bandung; Pustaka Sutra, 2008 Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Bandung; Bina Cipta, 1983. ________________, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta; UI Pers, 1986 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet. Kedua, Jakarta; Penerbit Rajawali, 1986 Siswanto Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2004 Suparmako, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta: BPEF, 1991 Soetrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta; Andi Offset, 1995 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, cetakan ketiga, Bandung; Alfabeta, 2005 Sutan Remy Sahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam perjanjian kredit bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta; 1993 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan – Persetujuan Terutama, Cetakan Keenam, Bandung; Sumur, 1974 Thomas Suyatno, H.A.Chalik dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama, 2007 Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 19
  • 26. Peraturan Perundang Undangan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Kitab Undang-undang Hukum Perdata Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 20
  • 27. PENYELESAIAN SENGKETA NONLITIGASI DALAM TERJADI WANPRESTASI PIHAK DEBITUR PADA PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA I Wayan Sridana Putra Magister Kenotariatan Universitas Udayana E-Mail : - ABTRACT in lending activities, both banking and non banking credit, credit guarantee that has a very important role, where it often cause breach of contract of the debitor, then how the legal protection against creditors, and why the parties chose the settlement of disputes out of court in the event of default the debitor. it is interesting for the writer to examine it and lift it into the title of the thesis "litigation dispute settlement in the event of any corrections in tort binding fiduciary warranty. fiduciary warranty is a guarantee of rights that is charged with the imposition of a transfer that guarantees the right of ownership rights on the basis of trust provided that the object was transferred ownership rights remain in control of the owner and objects referred to as collateral for repayment of certain debts which gives preferred status to the recipient of the fiduciary the other creditors. fiduciary warranty is regulated in law numer 42 in 1999, about fiduciary warranty. in practice in the field based on empirical research conducted by the author, that many found various problems that occur in relation to the fiduciary warranty. then this is a bit of discussion about the issue. it begins from the borrowing agreement which was then followed by the guarantee, especially moving objects. then the problem will arise if the debitor defaults and resulting losses accepted by the creditors. as a result of default, whether the creditors would receive legal protection? obviously the lender will get legal protection if the fiduciary has been registered at the registry office fiduciary. if the debitor defaults, the lender has the right to execute against the fiduciary. this will be a dispute for both parties. however, this dispute can be resolved through the street outside the court, meaning that both sides can resolve the dispute by consultation or negotiation. keywords: borrow borrow - warranty - fiduciary - breach of contract - legal protection - settlement of disputes. ABSTRAK dalam kegiatan pemberian kredit, baik itu kredit perbankan maupun non perbankan, bahwa jaminan kredit mempunyai peranan yang sangat penting, dimana hal tersebut sering menimbulkan masalah hukum yang rentan terjadi, misalnya apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dari pihak debitur, kemudian bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditur, dan mengapa para pihak memilih penyelesaian sengketa di luar pengadilan dalam hal terjadi wanprestasi pihak debitur. hal tersebut menarik bagi penulis untuk menelitinya dan mengangkatnya menjadi judul tesis “penyelesaian sengketa nonlitigasi dalam terjadinya wanprestasi pihak debitur pada pengikatan jaminan fidusia. jaminan fidusia adalah hak jaminan yang dibebankan dengan pembebanan hak jaminan itu terjadi pengalihan hak kepemilikan atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda dan dimaksud sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia dari para kreditur lainnya. jaminan fidusia ini diatur dalam undang-undang no. 42 tahun 1999, tentang jaminan fidusia. dalam praktek di lapangan berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh penulis, bahwa banyak ditemukan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kaitannya dengan jaminan fidusia. kemudian ini adalah sedikit pembahasan mengenai permasalahan tersebut. hal ini diawali dari perjanjian pinjam meminjam yang kemudian diikuti dengan adanya jaminan, khususnya benda bergerak. kemudian akan timbul masalah apabila debitur wanprestasi dan mengakibatkan kerugian yang diterima oleh kreditur. akibat dari wanprestasi, apakah kreditur akan mendapat perlindungan hukum? jelas kreditur akan mendapat perlindungan hukum apabila jaminan fidusia tersebut didaftarkan di kantor pendaftaran fidusia. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 21
  • 28. apabila debitur wanprestasi, maka kreditur berhak melakukan eksekusi terhadap jaminan fidusia tersebut. hal ini akan menjadi suatu sengketa bagi kedua belah pihak. namun sengketa ini dapat diselesaikan melalui jalan di luar pengadilan, artinya kedua belah pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut dengan jalan musyawarah atau negosiasi. kata kunci : pinjam meminjam – jaminan – fidusia – wanprestasi – perlindungan hukum – penyelesaian sengketa. DAFTAR PUSTAKA BUKU HUKUM Abdul R. Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus), Jakarta, Kencana, 2005. Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000. Abdurrahman dan Samsul Wahidin, Beberapa Catatan Tentang Hukum Jaminan dan Hak-Hak Jaminan Atas Tanah, Bandung, Penerbit Alumni, 1985. Achmad Anwari, Praktek Perbankan di Indonesia (Kredit Investasi), Jakarta, Balai Aksara, 1980. Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Ali Ridho, R, Hukum Dagang (Tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi Dalam Lembaga Keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura dan Asuransi Haji), Bandung, Alumni, 1992. Bachtiar Sibarani, Soal Undang-undang Fidusia, Jakarta, Jurnal Hukum Bisnis, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Volume 10, 2000. Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika, 2002. Budiman N.P.D. Sinaga, Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari Perspektif Sekretaris, Yogyakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Surabaya, PT. Raja Grafindo Persada, 2003. C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Modul Hukum Perdata, Jakarta, PT. Pradnya Paramita, Cetakan ke IV, 1995. Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat Pada Tanah Dalam Konseps Penerapan Asas Pemisahan Horisontal, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996. Gunawa Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis Jaminan Fidusia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2001. ________________, Hukum Arbitrase, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000. Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana, Jakarta, Grafiti, 1993. I Wayan Wiryawan dan I Ketut Artadi, Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan, Denpasar, Udayana University Press, 2009. Jehani Libertas, Pedoman Praktis Menyusun Surat Perjanjian Dilengkapi Contoh-contoh Perjanjian Jual Beli, Perjanjian Sewa Menyewa, Perjanjian Pinjam Pakai, Perjanjian Pinjam Meminjam, Perjanjian Kerja, Perjanjian Franchise, Surat Kuasa, Jakarta, Visimedia, 2007. Johannes Ibrahim, Cross Default & Cross Collateral, Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Bandung, PT. Refika Aditama, 2004. John Salindeho, Sistem Jaminan Kredit Dalam Era Pembangunan Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 1991. Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung, Penerbit Alumni, 1994. Mashudi & Mohammad Chidir Ali (alm), Bab-Bab Hukum Perikatan (Pengertian Elementer), Jakarta, Mandar Maju, 1995. Mas Ahmad Santosa dan Anton L.P. Hutapea, Mendayagunakan Mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa Lingkungan (MAPS) di Indonesia, Jakarta, Usaid dan Walhi, 1992. Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori Dan Praktek (Leasing, Factoring, Modal Ventura, Pembiayaan Konsumen, Kartu Kredit), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1995. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 22
  • 29. ___________, Hukum Perkreditan Kontemporer, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1996. ___________, Jaminan Fidusia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000. Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Surabaya, Bina Ilmu, 1987. Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung, CV. Mandar Maju, 1994. Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta, Sinar Grafika, 2009. Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995. Rinus Pantouw, Hak Tagih Factor Atas Piutang Dagang, Anjak Piutang (Factoring), Jakarta, Kencana, 2006. Rony Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1990. ____________________, Hukum dan Masalah Penyelesaian Konflik, Semarang, CV. Agung, 1990. Salim HS. H, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004. ___________, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Jakarta, Sinar Grafika, 2001. ___________, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat Di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2003. Salim HS. H dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Satrio. J, Hukum Jaminan, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1991. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Pers, 1986. _______________, Efektivifitas Hukum dan Penerapan Sanksi, Bandung, CV. Ramadja Karya, 1988. _______________, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1983. Sofyan, M.S.S, Bebarapa Masalah Pelaksanaan Lembaga Jaminan Khususnya Fidusia Di Dalam Praktek Dan Perkembangannya Di Indonesia, Yogyakarta, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 1977. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata Hak Jaminan Atas Tanah, Yogyakarta, Liberty, 1974. Sri Suyatmi dan J. Sudiarto, Problematika Leasing Di Indonesia, Jakarta, Arikha Media Cipta, 1992. Subekti. R, Jaminan-jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya, 1991. Sudargo Gautama, Contoh-Contoh Kontrak, Rekes dan Surat Resmi Sehari-Hari, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1991. Sudiarto. H dan Zaeni Asyhadie, Mengenal Arbitrase, Salah Satu Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta, Sinar Grafika, 2009. Supranto. J, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003. Suryodiningrat, R.M, Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian, Bandung, Tarsito, 1991. Suyud Margono, ADR (Alternatif Dispute Resolution and Arbitrase) Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2000. Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia, Bandung, PT. Alumni, 2004. Tan Thong Kie, Serba-Serbi Praktek Notaris, Jakaarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000. Yahya Harahap, Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1997. Zainal Asikin, Pokok-Pokok Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1995. Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Zainuddin Ali. H, Sosiologi Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2005. DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Republik Indonesia. Undang - Undang Dasar 1945. Republik Indonesia. Undang - Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Republik Indonesia. Undang - Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992. Republik Indonesia. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 23
  • 30. Republik Indonesia. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP). Republik Indonesia. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006, tentang Perusahaan Pembiayaan Menteri Keuangan. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 2011-2012 24