SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  160
Télécharger pour lire hors ligne
Matematika Ekonomi   1
FAUZIAH DWI UTARI
        120511650


PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PRODI
     MATEMATIKA FKIP UNA
 Kompetensi:
 Mampu menyelesaikan persoalan Ekonomi dan Bisnis
 dengan alat analisis Matematika.

 Literatur
 Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods of
  Mathematical Economics. Third Edition, Mc Graw-
  Hill Book Inc. New York
 Johannes, H dan Handoko, BS. 1994. Pengantar
  Matematika untuk Ekonomi. Edisi ke empat belas.
  LP3ES. Jakarta




                Matematika Ekonomi                   3
Materi:
 Pegertian Matematika
 Himpunan
 Sistem Bilangan
 Fungsi
 Fungsi Linear
 Fungsi non Linear
 Diferensial Fungsi Sederhana
 Diferensial Fungsi Majemuk
 Aljabar Matriks




              Matematika Ekonomi   4
MATEMATIKA
ASAL KATA
Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau
            belajar. Dengan mempelajari mate-
            matika, seseorang akan terbiasa
            mengatur jalan pemikirannya dgn
            sistematis.

 Berpikir matematis:
 Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan
 MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika
 waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
Berpikir matematis:
Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar
menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik,
dia perlu pengetahuan matematika.

Matematika, merupakan sarana = pendekatan
untuk suatu analisa.

Dengan mempelajari matematika, membawa
sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu
yang singkat.



            Matematika Ekonomi                 6
Ekonomi dan Matematika Ekonomi
Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan
  pendekatan matematis dibanding dengan tanpa
  pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya:
a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau
   pokok bahasan menjadi sederhana.
b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif-
   kan logika dengan asumsi-asumsinya.
c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng-
   gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel)
  Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs
  Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi



              Matematika Ekonomi                         7
Kelemahannya pendekatan matematis:
a.      Bahasa matematis tidak selalu mudah
        dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering
        menimbulkan kesukaran.
     Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana
        mengartikan persamaan matematis tersebut,
        mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan
        nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik
        keuntungan dari matematika.
b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan
       dasar matematika, ada kecenderungan:
     (1) membatasi diri dengan hanya memecahkan
          persoalan secara matematis


                 Matematika Ekonomi                     8
(2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat
    demi memudahkan pendekatan matematis
    atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara
    matematika dan statistika dari pada prinsip/
    teori ekonomi.
Kesimpulan dari bahasa adalah:
1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu
    ekonomi.
2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of
    transportation” yaitu membawa pemikiran
    kepada kesimpulan dengan singkat (model)




            Matematika Ekonomi                        9
Matematika Ekonomi dan Ekonometrika
Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan statistika untuk menganalisa data
ekonomi.


                             Data      Ekonometrika
     Matematika
                            Ekonomi


   - Deduksi                          - Induksi
   - Model                            - Mengolah data
                                      - Mengambil
                                        kesimpulan


               Matematika Ekonomi                       10
Teori Ekonomi                            Fakta
                                                  deduktif
 Model atau
 Hipotesis                                Data Ekonomi


                                            Satu Persamaan

Teori Statistika              Metode
                           Ekonometrika
                                            Simultan


                                                  induktif


    Teori                    Teori            Teori
   Diterima                 Ditolak       Disempurnakan

                   Matematika Ekonomi                        11
Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas:
Menurut “Social Science Research Council, seorang
ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan
(gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus
(limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial
differentiation, integrasi multipel).




               Matematika Ekonomi                      12
HIMPUNAN = GUGUS
Silabus:
• Definisi, pencatatan dan himpunan khas
• Himpunan Bagian
• Pengolahan (operasi) himpunan
• Hubungan




             Matematika Ekonomi            13
1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas
 Himpunan adalah kumpulan dari obyek-
 obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini
 menjadi penciri yg membuat obyek/unsur itu
 termasuk dalam himpunan yang sedang
 dibicarakan.
 Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z
 (kapital)
 Obyek atau unsur atau elemen dilambang-
 kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, …
 Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete-
 rusnya.
           Matematika Ekonomi                 14
Dua cara pencatatan suatu himpunan
a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 }
   P = nama himpunan/gugus
   tanda kurawal buka dan kurawal tutup “ dan “
     menyatakan himpunan
   2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen
   Artinya, himpunan P beranggotakan bilangan bulat
     positip: 2, 3, dan 4.
b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap} X = nama
     himpunan
     x = obyek/unsur/elemen
   tanda “/” dibaca dengan syarat
     x bil genap = sifat atau ciri




               Matematika Ekonomi                          15
Cara pendefinisian sifat yang lain:
J = { x / 2 < x < 5 } x merupakan unsur
    Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan
    semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih
    kecil dari 5

Himpunan khas:
a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U)
   Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang
   sedang dibicarakan                                S={
   x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil
b. Himpunan kosong (emty set)                  E=
   { } himpunan kosong atau dicatat dengan “ø”



               Matematika Ekonomi                       16
Perhatikan: P = { 2, 3, 4 }
Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€”
Jadi: 2 € P
      3€P
      4 € P.
Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam”
Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P
dicatat
      5€P
      6€P
Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen”
atau “diluar”.



                Matematika Ekonomi                  17
2. Himpunan bagian
 Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian
 dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap
 unsur A juga merupakan unsur himpunan B.
 A = { 2, 4, 6 };
 B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
 Dicatat : A B,
 baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B
 Sebaliknya dicatat: B    A, baca B mencakup A
 Tanda      dibaca bukan himpunan bagian dan
 tanda      dibaca tidak/bukan mencakup
 Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari
 suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih
 unsur himp itu sebagai unsurnya.

           Matematika Ekonomi                    18
Contoh:                               X = { 1, 2, 3, 4 }
Himpunan bagiannya:
a.Memilih semua unsur:                X4 = { 1, 2, 3, 4 }
b.Memilih tiga unsur                  X31 = { 1, 2, 3 }
                                      X32 = { 1, 2, 4 }
                                      X33 = { 1, 3, 4 }
                                      X34 = { 2, 3, 4 }
  c. Memilih dua unsur             X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 }
                                   X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 }
                                   X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }



              Matematika Ekonomi                                    19
d. Memilih 1 unsur:                      X11 = { 1 }; X12 = { 2 }
                                   X13 = { 3 }; X14 = { 4 }
e. Tanpa memilih                        X0 = {    }
Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n
1 elemen:         1       2 himp bag
2 elemen:       1 2 1     4 himp bag
3 elemen:   1    3 3 1    8 himp bag
4 elemen: 1   4   6 4  1  16 himp bag
5 elemen: 1 5  10 10 5 1  32 himp bag
Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton




              Matematika Ekonomi                                20
3. Pengolahan (operasi) Himpunan
 Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan,
 pembagian. Operasi himpunan: gabungan
 (union), potongan (irisan) dan komplemen.
 Operasi Gabungan ( U )
 A U B = { x / x ε A atau x ε B }
 A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B.
 Jika A = { 3, 5, 7 );             B = { 2, 3, 4, 8 }
 A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }




              Matematika Ekonomi                          21
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir


                                            S

                      A               B




Sifat-sifat gabungan
a. A U B = B U A  Hukum komutasi
b. A   (A U B) dan B              (A U B)


             Matematika Ekonomi                   22
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }
A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B
Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }
       A ∩ B = { 5, 15 }
Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:



                                       s

              A                 B




                  Matematika Ekonomi                      23
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A            (hukum komutasi)
       b. (A ∩ B)      A dan (A ∩ B)        B


Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:



                                        S

              A                     B



               Matematika Ekonomi                      24
Misal: A = { a, b, c, d };           B = { f, b d, g }
       A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
       A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a (A – B)    A; (B – A)              B
      b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing
         atau terputus




                Matematika Ekonomi                       25
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A }                         A’
baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat
                                           positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)

                                          S

                         A

                                     A’
                           A

                Matematika Ekonomi                          26
Sifat: a. A U A’ = S
       b. A ∩ A’ = ø
       c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-
himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }

Kemudian selesaikan :
a). A – B    b). B – A              c) A ∩ B
d). A U B    e) A ∩ B’              f) B ∩ A’
g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’


               Matematika Ekonomi                27
Latihan 2
Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan
himpunan: € atau €



A   B    A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’
€   €
€   €
€   €
€   €




            Matematika Ekonomi                     28
Hubungan

Himpunan Hasil kali Cartesius
Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing
x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut
dapat disusun himpunan yang beranggotakan
pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y).
Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika
diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan
rumah diberi angka 1 hingga 3.

Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan
       Y = {1, 2, 3}

Himpunan hasil kali Cartesius adalah:
X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y}

              Matematika Ekonomi                29
Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb:
                               Y
 X          1                  2          3

     1    (1, 1)          (1, 2)        (1, 3)
     2    (2, 1)          (2, 2)        (2, 3)
     3    (3, 1)          (3, 2)        (3, 3)
     4    (4, 1)          (4, 2)        (4, 3)

X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1),
         (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}




                   Matematika Ekonomi                       30
Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan
      dalam sistem koordinat cartesius berikut:

 Y
                                           PR = {1, 2} malas
                                           PR = {3, 4} rajin

 3       • H1 •            • H4 •          U = {1, 2} kurang mengerti
                                           U = {3} pintar
 2       •        •        •        •
             H2                H3               Terdapat 4 himp bag
 1       •        •        •        •
                                                H1 = {malas ttp pintar}
 0      1         2       3        4       X    H2 = {malas dan krg
                                                      mengerti}
     Gbr: Hubungan nilai ujian
                                                H3 = {rajin ttp krg
     dan nilai pekerjaan rumah
                                                      ngerti}
                                                H4 = {rajin dan pintar}

                      Matematika Ekonomi                            31
Daerah dan Wilayah (Range) hubungan
 Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius:
  H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3),  (3,1),
  (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur
  pertama pasangan urut, disebut dengan Daerah
  hubungan
 Dh = {1, 2, 3, 4}
  Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut
  dengan Wilayah hubungan:
 Wh = {1, 2, 3}




               Matematika Ekonomi                           32
Kesimpulan:
 Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan
  pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap
  unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.
 X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }
 Daerah hubungan
  Dh = { x / x € X}
 Daerah hubungan:
  Wh = { y / y € Y}




              Matematika Ekonomi                          33
SISTEM BILANGAN
  1. Pembagian bilangan
                                             Bilangan

   2; -2;            Nyata
  1,1; -1,1                                                  Khayal
                     + dan -
                                                             Akar negatip

              Rasional                       Irrasional      √(-4) =   2
Hasil bagi dua bil                                  Hasil bagi dua bil bulat,
bulat, pecahan                                      pecahan desimal tak
desimal atau                                        berulang
desimal berulang                                    0,14925253993999… π, ℮
0,1492525
                              1; 4; 8;
              Bulat          termasuk           Pecahan        ½; 2/7 dsb
                             0

                        Matematika Ekonomi                                  34
2. Tanda pertidaksamaan
 Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”
 Tanda > melambangkan “lebih besar dari”
 Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”
 Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan”


3. Sifat
 Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
 Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b
 Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b
 Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d




               Matematika Ekonomi               35
Fungsi
Silabus:
a. Pengertian
b. Macam-macam fungsi
c. Fungsi Linear
d. Fungsi non Linear




          Matematika Ekonomi    36
Pengertian
Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn
hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur
X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap
unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y)

Dengan denah Venn sbb:

        X                         Y
                                  •
                                  •   Hubungan 1 - 1
                                  •




Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap
nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y
yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau
fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR
             Matematika Ekonomi                        37
Perhatikan juga contoh berikut:
           Y

                    y = f(x)
                                             •x1
                                                   •y1
  y1           •                     •
                                             •x2
                                                   •yn
                                             •xn


                                         X
       0       x1                  x2              Y
                                             X

Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung-
kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x)
Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di
transformasikan di dalam himpunan y.
                    Matematika Ekonomi                   38
Transformasi mengandung pengertian yang luas:
a. x menentukan besarnya nilai y
b. x mempengaruhi nilai y
c. Dll.
Pernyataan y = f(x)
dibaca: y merupakan fungsi dari x
atau
dicatat : f : x  y
       aturan                 ditransformasi

simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi
unsur himp. X kedalam himpunan Y
Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan
matematis yang menyatakan hubungan ketergan-
tungan (hub fungsional antara satu variabel
dengan variabel lain
                Matematika Ekonomi                   39
Perhatikan: y = f(x)
            x merupakan sebab (variabel bebas)
            y akibat dari fungsi (variabel terikat)
Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai
Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut
dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf).
Df = { x / x ε X }
Wf = { y / y ε Y }
Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari
        merupakan fungsi dari output Q tiap hari:
        C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas
        limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah
        dan Range dari fungsi biaya?
Jawaban:
Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 }
Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 }  Dapat Anda jelaskan ?
               Matematika Ekonomi                     40
Macam-macam fungsi
a. Fungsi
                      Bentuk umumnya :
   Polinomial
                      y = a + bx + cx2 + . . . + pxn



                                  y
y

                                   Slope = a1
                                                             case c < 0

                                       a0               a0
              x                                 x

Konstan, jika n = 0       Linear, jika n = 1        Kuadratik, jika n = 2
y=a                       y = a + bx                Y = c + bx + ax2



                  Matematika Ekonomi                                      41
y                        •
                                          Titik maksimum


                                      Titik belok
             •                      Fungsi kubik
                                    y = d + cx + bx2 + ax3

                                      x
y

          Titik
          maksimum               Fungsi polinom derajad 4
                                 y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4
                                   Titik minimum
                                          x



        Matematika Ekonomi                                      42
b. Fungsi Rasional
Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua
polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi
hiperbola.
          y
                              Hiperbola:
                              y = (a/x), a > 0



                                      x
          0

c. Fungsi eksponensial dan logaritma
 y                                         y
                                                 Logaritma
              Eksponensial                       y = logbx
              y = bx , b>1



                                                             x
                          x
                 Matematika Ekonomi
                                           0                 43
     0
Fungsi linear
• Fungsi linear merupakan bentuk yang paling dasar
  dan sering digunakan dalam analisa ekonomi
• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat
  dalam analisa ekonomi – misalnya:
  - antara permintaan dan harga
  - invests dan tingkat bunga
  - konsumsi dan pendapatan nasional, dll
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1
  atau fungsi polinom derajad-1.




                Matematika Ekonomi                44
 Bentuk umum
 Diturunkan dari fungsi polinom:
  y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
 Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu
               y = a + bx  bentuk umum
 Contoh:
 y = 4 + 2x  a = 4
             b=2
 Pengertian: a = 4 = penggal garis pada
             sumbu vertikal y
              b = 2, adalah koefisien arah atau
                    lereng atau slope garis.




              Matematika Ekonomi                  45
y
                                                   a   a0 = penggal garis
                                        a                   y = ax + b,
                               a                            pada sumbu y
                      a
                                                            yaitu nilai y
             ∆y = a
        ∆x                                                  saat x = 0
b

                                                        x
             1    2           3        4       5
    0

        a = lereng garis atau ∆y/Δx
        pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a


                          Matematika Ekonomi                            46
 Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu
  konstan.
 Latihan-1          y = 4 + 2x
 Penggan garis pada sumbu y = ……………
 Lereng garis :


    x   y     ∆x     ∆y        ∆y/∆x = a    Mendapatkan
                                            penggal garis
   0           -        -               -
                                            pada sumbu y
   1                                        ketika x = 0

   2
   3
   4


                   Matematika Ekonomi                       47
Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x

x    y     ∆x        ∆y              ∆y/∆x = a
-3
                                                 Mendapatkan
-2                                               penggal garis
-1                                               pada sumbu x
                                                 ketika y = 0
0
1
2
3
4


                Matematika Ekonomi                           48
Kurva (grafik) fungsi
 Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena
  lerengnya sama.
 Misalkan y = 36 – 4x                        maka
  a = -4  (∆y/∆x)
         b = 36
 Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik
  potong (penggal) dengan:           sumbu x
  dan penggal dengan sumbu y
 Hubungkan kedua titik penggal tersebut
 Titik penggal pada sb x,  y = .., x = … atau titik
  (…, …)                                         Titik
  penggal pada sb y,  x = .., y = … atau titik (…, …)



               Matematika Ekonomi                        49
Grafik:
 y
 36
         •          (0,36)



 18                        y = 36 – 4x


                          (9,0)
                •                        x
     0
                9

             Grafik dengan lereng negatip




                    Matematika Ekonomi       50
 Gambarkan grafik fungsi:
 y = 2 + 4x
 Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0)
  Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2)
 Gambarkan :


         y

                                    y = 2 + 4x




                                                 x
         0
               Grafik dengan lereng positip

               Matematika Ekonomi                      51
Fungsi non linear (kuadratik)
 Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang
  sering digunakan dalam analisa ekonomi
• Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga
  merupakan hubungan sebab-akibat
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2
  atau fungsi polinom derajad-2.

 Bentuk umum
 Diturunkan dari fungsi polinom:
  y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
 Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2   0, yaitu
  y = a0 + a1x + a2x2
  atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c




               Matematika Ekonomi                         52
 Contoh - 1:                        • Contoh - 2:
 y = 8 – 2x – x2     a=             • y = 2x2 + 4x + 6
  -1 (a < 0)                           a = 2  a > 0)
  b = -2               c               b=4
 =8                                   c=2

Menggambar kurva non linear kuadratik
a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0
   0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0
   Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua
   cara:
   1. Faktorisasi
      Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi
      tersebut menjadi bentuk perkalian ruas-
      ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua
      fungsi yang lebih kecil
                Matematika Ekonomi                        53
Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan: (2 -
x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x)                    (2 -
x)(4 + x) = 0                                  (2 -
x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0)         (4 +
x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0)
2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar)
           -b √ b2 – 4ac
       x = --------------------
                   2c


            - (-2) √ (-2)2 – 4(-1)(8)
        x = -------------------------------
                         2(-1)


             Matematika Ekonomi                       54
2 √ 4 + 32         2 6
 x = ---------------- = ---------
            -2           -2
 x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0)              x2
 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0)
 Hasilnya sama dengan cara faktorisasi.
b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0
 y = 8 – 2x – x2, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8)
c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi-
  m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka
  titik ini harus dicari.




              Matematika Ekonomi                       55
 Mencari titik maks atau min
 Sifat fungsi kuadratik
  a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik
       ekstrim.
     Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0
 b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan:
          -b               b2 – 4ac
     x = ----, dan y = -----------
          2a               -4a
 c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min
    y = 8 – 2x – x2, a < 0  berarti maks        xmaks
 = -(-2)/(2)(-1) = -1
    ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4   = 9.
  titik maks (-1, 9).



               Matematika Ekonomi                       56
 Gambarkan kurvanya:
                                      y




                                  0       x


             Matematika Ekonomi               57
 Hubungan dua garis
 Dua buah garis dengan fungsi linier dapat:
 a. berimpit

                                   Berimpit: Jika dan hanya jika
                                   a1 = a2
                                   b1= b2


 b. Sejajar


                                    Sejajar: Jika dan hanya jika
                                    a1 = a2
                                    b1   b2



              Matematika Ekonomi                               58
c. Berpotongan
                                             Berpotongan: jika dan
     y                                       hanya jika
                   Ttk pot
                                             a1    a2
               •
                                             b1    b2

                                         x


Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya
dapat berpotongan.
 y             Ttk pot
                                                        Ttk pot
     a<0   •                                      • a>0
                y2 = ax2 + bx + c
                               x

                    Matematika Ekonomi                               59
 Mencari titik potong dua garis/persamaan
 Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
  dan y sama pada perpotongan tersebut
 Caranya:                                    (1)
  Bentuk fungsi harus y = f(x)
  (2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik
       potong
 Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3
  x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2
  3y = x +3  y = (1/3)x + 1
  -(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1
  -(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2
                x = 78/10



              Matematika Ekonomi                       60
 Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada
  salah satu fungsi:
 y = (1/3)x + 1,
 untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1
                           y = 26/10
 Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10)




             Matematika Ekonomi                    61
 Mencari titik potong dua garis/persamaan
  (1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23
  Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
  dan y sama pada saat perpotongan tersebut.
 Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x)
  (1) 2x + 3y = 21  3y = 21 – 2x
  atau y = 7 – (2/3)x
  (2) x + 4y = 23  4y = 23 – x
         atau y = (23/4) – (1/4)x
  Titik potong kedua garis:
   7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x
   7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x
           5 = (5/12)x
           x = 12.  y = 11/4  (12, 11/4)

              Matematika Ekonomi                   62
Penggunaan Fungsi dalam ekonomi
Analisa keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar – Model linear
Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses
          demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0)
Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi
          linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd
          turun.
Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi
          linear P. Jika harga naik, maka Qs juga
          naik, dengan syarat tidak ada jlh yang
          ditawarkan sebelum harga lebih tinggi
          dari nol.
Persoalan,bagaimana menentukan nilai
          keseimbangan ?
Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi
pada saat:
                                     Qd = Qs
Qd = a - bP,               slope (-)             (1)
Qs = -c + dP,              slope (+)             (2)
Gambarnya sbb:
           Qd , Qs
      a                                   Qs = -c + dP
                Qd = a -bP


                                                     keseimbangan
      Q0


       0                                         P
               P1        P0
      -c


                     Matematika Ekonomi                             64
Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:
Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1
Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam
ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21)
tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah
positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}


                     4               QS = 4p - 1

                     3              1,3                 keseimbangan




                                          QD = 4 - p2

                     0         1          2

                    -1
               Matematika Ekonomi                                      65
Keseimbangan pasar (lanjutan)
Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an
permintaan dan penawaran dari suatu komoditi
tertentu jika:
       Qd = 16 – P2 , (Permintaan)
       QS = 2p2 – 4p              (penawaran)
       Gambarkan grafiknya
       Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5




             Matematika Ekonomi                    66
Penjelasan
Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs
                 16 – p2 = 2p2 – 4p
                 3p2 – 4p – 16 = 0
Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2
dengan bentuk umum: ax2 + bx + c
Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16

p = (-b)    (b2 – 4ac)1/2 = 4         (16 + 192)1/2 = 3.1 (+)
            2a                            6
           Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4
 Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas
 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1)

                 Matematika Ekonomi                         67
Grafik:
Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2
a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0)
b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2 = 0
   (p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4,        ttk (0, 4)
                         p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4)
c.Titik maks/min: (Q,p)
 Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0
 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16
 atau pada titik (0, 16)




               Matematika Ekonomi                         68
Grafik:
Fungsi penawaran
Qs = 2p2 – 4p
a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0)
b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2 – 4p = 0
  Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0)
                    (p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2)
c. Titik maks/min: (Q,p)
  Q = (-b/2a) = 4/4 = 1
  p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2
  atau pada titik (1, 2)




                Matematika Ekonomi                        69
Grafik:



                p                         Qs




           4
          3.1
                                                    Qd
           2


                                                    Q
               0                    6.4        16

 Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
 Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5,
 terjadi ekses demand
                    Matematika Ekonomi                   70
Penjelasan ekses suplai dan ekses demand




                                  Qs




                                  Qd



 Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses
 supply mendorong harga turun.


             Matematika Ekonomi                 71
DERIFATIF
1.1. Pengantar Kalkulus
Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang
a. Fungsi
b. Derivatif atau fungsi turunan
c. Derivatif parsial dan
d. Integral
sangat luas penggunaannya dalam ilmu
ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife-
rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu
ekonomi diantaranya:
1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan




              Matematika Ekonomi                       72
2) Elastisitas produksi
3) Biaya total, rata-rata dan marginal
4) Revenue dan marginal revenue
5) Maksimisasi penerimaan dan profit.
6) dll.
Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini
membuat seorang ahli ekonomi termasuk Agric.
Economist, atau agribussines manager perlu mendalami
pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-gral.
        Untuk kesempatan ini, kalkulus diferensial dan
aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan.




              Matematika Ekonomi                         73
1.2. Limit fungsi
  Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan
  persamaan:

                   2x2 + x - 3
            h(x) = -------------
                      x-1
 Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian
 rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per-
 hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya 0/0
 (bentuk tak tentu)




             Matematika Ekonomi                     74
Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak-
tornya, sehingga:


             2x2 + x - =             (x-1)(2x +3)
   h(x) = ------------- 3           ------------- = 2x + 3
                x-1                      x-1

                            x2 - 4
 Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak
                             x-2
                                      tentu, untuk x = 2


 Karena itu g(x) disederhanakan menjadi:

         (x – 2)(x + 2)
 g(x) = ------------------- = x + 2.
               x-2

               Matematika Ekonomi                            75
Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai
 berikut:


                                         Fungsi h tdk terdefi-
                                         nisi di titik x = 1. Un-
                                         tuk x 1, maka h(x)
        y                                = 2x + 3. Sehingga
                                         untuk x mendekati
        5
                                         1, h(x) akan mende-
        4                 y = h(x)
                                         kati 5. Dikatakan
        3                                limit fungsi h dititik x
        2                                = 1 adalah 5.
        1

         0   1                       x


             Matematika Ekonomi                                 76
Keadaan di atas, dicatat sebagai:


                           2x2 + x - 3
    lim h(x) = lim ------------- = 5
    x1          x1               x-1

    Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1


Demikian juga dengan g(x) di atas

                 x2 - 4
lim g(x) = lim --------- = 4.
x2       x2
                 x-2




              Matematika Ekonomi               77
1.3. Pengertian Derivatif
Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai
(terdefinisi) pada x = x0 dan y = f(x) kontinu di titik
tersebut, maka:
                                               lim f(x) = f(x0)




     Y                   x -> x0
                                                Y = f(x) diskontinu
                                                pada x = x0
            Y = f(x)

                                                              Y=f(x)

                                           y1
y0                                         y0
             • Y = f(x) kontinu                          •
                 pada x = x0

                                  x                     x0
            x0
Sehingga f(x) – f(x0)                  0
              ------------------    = ---
                 x – x0                0


Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif
            -------------
       x->x0 x – x0       fungsi f dititik x = x0.


 Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x =
 x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau:


              f(x0 + Δx) – f(x0)
      lim      -------------------          merupakan derivatif
                      Δx                    atau turunan fungsi.
     Δx-> 0

               Matematika Ekonomi                              79
Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg:
                   f’(x) atau dy/dx atau
                y’ atau Dxy.
Atau dengan penjelasan lain:
Ump. y = f(x) dengan kurva sbb:
                  y       = f(x)
                  y + Δy = f(x + Δx)
                 Y = f(x)
y1
 y          Δy
       Δx

Besarnya pertambahan adalah:
       x x1
Δy = f(x + Δx) – f(x).
Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
                                      -------------------------------
                                               Δx

                 Matematika Ekonomi                                     80
lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
                                  -----------------------------
           Δx->0                Δx
adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx
Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1,
          dititik x = 5.
Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah
sebesar Δy.
        y + Δy = (x + Δx)2 + 1
        y      = x2       + 1 (-)




             Matematika Ekonomi                                   81
Dengan pengurangan:
     Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1
           = x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1
           = 2xΔx + (Δx)2
     Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2
                  Δx
           = 2x + Δx
  lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx

      dy/dx = 2x +Δx = 2x dititik x = 5,
                    0 ->0                     berarti
   Δx ->0                      Δx ->0
  dy/dx untuk x = 5 adalah 10.




               Matematika Ekonomi                       82
1.4 Rules of differentiation
Rule 1: Derivative of a power function.
Fungsi pangkat (power function) y = xn
       y + Δy = (x + Δx)n
           Δy = (x + Δx)n – y
          Δy = (x + Δx)n – xn
 Ingat kembali bil. Binom Newton
 (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
 (a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4
         = C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3b +
           C(2, 4)a2b2 + C(3, 4)ab3+C(4,4)b3




               Matematika Ekonomi              83
C(i, n)  baca kombinasi tingkat i dari n
 unsur.
C(i, n)  adalah teori kombinasi yang menyatakan
 memilih sebanyak i unsur dari suatu himpunan untuk
 menjadi anggota himpunan bagiannya.
C(0, 4)  berarti kombinasi tingkat 0 dari 4
       unsur.

C(i, n) = ------------


                     n!
             i ! – (n – i)!




              Matematika Ekonomi                      84
n! = n(n-1)(n-2)(n-3) …
    4! = 4. 3. 2. 1 = 24
    0! = 1
Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn
               = C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx +
                               C(2, n)xn-2Δx2 +
                              C(3, n)xn-3Δx3 +
                               C(4, n)xn-4Δx4 +
                            …………         +
                           C(n-1, n)xΔxn-1 - xn




              Matematika Ekonomi                  85
n!         n.n-1.n-2.n-3.
C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1      …
              0!(n-0)!               1.n.n-1.n-2.n-3 …


C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n
                 n!                  n.n-1.n-2.n-3. …
              1!(n-1)!               1.n-1.n-2.n-3. …
C(2, n) = ---------- = ---------------------- = -----

               n!                    n.n-1.n-2.n-3. …     n.n-1
             2!(n-2)!                2.1.n-2.n-3. …        2




                Matematika Ekonomi                             86
Δy = (x + Δx)n – xn
   = xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +
                        2     C(3, n)xn-3Δx3 +
                              C(4, n)xn-4Δx4 +
                           ……             +
                          C(n-1, n)xΔxn-1 - xn
   = nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +
                              C(3, n)xn-3Δx3 +
                               C(4, n)xn-4Δx4 +
                           ……             +
                           C(n-1, n)xΔxn-1




             Matematika Ekonomi                   87
Δy = nxn-1+ n(n-1)xn-2Δx +
 Δx            2          C(3, n)xn-3Δx2 +
                          C(4, n)xn-4Δx3 +
                          ……              +
                          C(n-1, n)xΔxn-2

      Δy
Lim ---- = lim nxn-1 atau         dy/dx = nxn-1
Δx->0 Δx    Δx->0


Contoh: y = x5
        dy/dx = 5x4.
        Mis C = total cost, q = output C = q3
        derivatif C thdp q = 3q2.


             Matematika Ekonomi                   88
Rule 2: Multiplication by a constant.
    y = f(x)= cx2, c adalah konstanta, dy/dx?
    y + Δy = c(x + Δx)2
        Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2
           = c2xΔx + c(Δx)2

        ---- =          c2x           + c(Δx)
          Δy
      lim Δx = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x
          ----

                  Δy
        Δx->0 Δx            Δx->0




                 Matematika Ekonomi             89
Contoh: y =f(x) = 5x2
            f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x

Rule 3: Derivative of a sum
        f(x) = g(x) + h(x)
        Dengan pembuktian yang sama spt
 rule (1) dan (2) diperoleh:
          f’(x) = g’(x) + h’(x)
        Demikian juga untuk:
        f(x) = g(x) + h(x) + k(x)
        f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x)




                Matematika Ekonomi        90
Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih sama
dengan pengurangan atau selisih.
f(x) = g(x) – h(x);
f’(x) = g’(x) – h’(x).

Contoh:
Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37
             g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3
             h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2
             k(x) = -3x; k’(x) = -3
             l(x) = 37; l’(x) = 0
        jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3.




                Matematika Ekonomi                 91
Rule 4: derivative of a product
Fungsi hasil kali berbentuk
                y = f(x) = g(x).h(x)
               f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)

Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2)
           g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2
           h(x) = 3x2;        h’(x) = 6x
Jadi:
           f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2)(2)
                = 12x2 + 18x + 6x2
                = 18x2 + 18x.




                Matematika Ekonomi               92
Rule 5: derivatif of a quotient
        Bentuk umum hasil bagi dua fungsi:

       y = f(x) = g(x)/h(x).

          f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x)
                        [h(x)]2




               Matematika Ekonomi            93
Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1).
      g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2
      h(x) = x + 1; h’(x) = 1

        f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3)

            = 2x + 2 – 2x + 3 (x
                               =      + 1)2
                                        5


                              (x +   1)2      (x + 1)2




                Matematika Ekonomi                       94
Rule 6: Chain rule
Fungsi berantai bentuknya sbb:


y = f(u)
u = g(x)                             y = f(z)
                                     z = g(u)
Dicari derivatif y ter-              u = h(x)
hadap x atau dy/dx.
Dari u = g(x) didpt
                                    Dengan cara yang sama
du/dx.
Dari y = f(u) didpt                 dy   dy du dz
                                       = du
dy/du, Maka                         dx      dz dx


dy
   = dy . du
dx   du dx
               Matematika Ekonomi                       95
Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat
menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg
terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan
(x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga:
                    y = 2x
Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15
unit roti (z), yang digambarkan sebagai:
                    z = 15y
Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x),
maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi
dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa-
lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif).




             Matematika Ekonomi                       96
dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah
kecil perubahan x yaitu
                    dy/dx = 2
Perubahan z apabila ada perubahan y
                  dz/dy = 15
Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah-
an x menjadi:
         dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit.




             Matematika Ekonomi                    97
Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x.
                           v = t2 dan t = 1 + x2

u=  s 3,   du/ds =      3s2         v = t2,  dv/dt = 2t
s = 1 – x  ds/dx = -1               t = 1 + x2  dt/dx = 2x

 y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti
           dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx
                 = u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx)
                 = s3(2t)(2x) + t2(3s2)(-1)
                 = 4s3tx -3t2s2 = s2t(4sx – 3t)
 Substitusi, dy/dx = (1-x)2(1+x2)[4(1-x)(x) – 3(1+x2)]


                Matematika Ekonomi                             98
Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx.
Dengan memakai derivatif fungsi berantai:
Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3
dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2)(2x) = 6x(1 + x2)2.




              Matematika Ekonomi                    99
1.5. Derivatif of higher order
     Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat
      sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua
      dilambangkan dengan:
               d2y/dx2 atau f”(x) atau y”
      Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih
      tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah
      dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde
      yang lebih tinggi.
     Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4,
      dan hitung nilainya untuk x = 2.




              Matematika Ekonomi                     100
f(x) = x3 – 3x2 + 4,         f(2) = 8 – 12 + 4 = 0
f’(x) = 3x2 – 6x,           f’(2) = 12 – 12 = 0
f”(x) = 6x – 6                     f”(2) = 6
f”’(x) = 6                         f”’(2) = 6.




                Matematika Ekonomi                   101
1.5 Derivatif parsial
  Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari
  satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst
  Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel.
  Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,)
  dimana h = harga komoditi itu sendiri
          hkl = harga komoditi lain
          sK = selera konsumen
          i = income
  Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi:
                  z = f(x , y), bila y dianggap tetap,
  maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z ke
  x dapat dihitung.




               Matematika Ekonomi                    102
Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan
parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan:
                ∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx
Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif
parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg:
               ∂z/∂y atau ∂f/∂y atau f y

Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai:
∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y)
        Δx->0        Δx->0
                                    Δx

Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai:
∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y)
          Δy->0      Δy->0         Δy


              Matematika Ekonomi                      103
Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka:
       ∂z/∂x = 6x + 2y
       ∂z/∂y = 2x – 10y

Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb:
Contoh: z = (x2 + y2)3
∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2)2(2x) = 6x(x2 + y2)2
∂z/∂y = f y = 3(x2 + y2)2(2y) = 6y(x2 + y2)2
∂2z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2)(2x) = 24x2(x2 + y2)
∂2z/∂y2 = f yy = 12y(x2 + y2)(2y) = 24y2(x2 + y2)
∂2z/ ∂y∂x = f yx = 12x(x2 + y2)(2y) = derivatif   ∂z/∂x
thd y
              24xy(x2 + y2).
∂2z/∂x∂y = fxy = 12y(x2 + y2)(2x) = 24xy(x2 + y2)


              Matematika Ekonomi                          104
Simbol derivatif parsial ∂z/∂x
         juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx.
Fungsi turunan kedua dilambangkan:
           ∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx
Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan f yx
Fungsi turunan f y terhadap x dilambangkan fxy
                 f yx = fxy




            Matematika Ekonomi                   105
Maksimum dan minimum
                     y = f(x)
akan maksimum pada saat:
                    dy/dx = 0
dan              d2y/dx2 < 0
akan minimum pada saat:
                    dy/dx = 0
dan              d2y/dx2 > 0
akan mempunyai titik belok (inflection point) pada:
                   dy/dx = 0
dan              d2y/dx2 = 0




             Matematika Ekonomi                   106
Apabila fungsinya lebih dari dua variabel:
               z = f(x, y) atau f(x1, x2),


  Maksimum jika                     Minimum jika
  fx = 0, fy = 0                    fx = 0, fy = 0
  fxx < 0, fyy < 0                  fxx > 0, fyy > 0
  fxxfyy – (fxy)2 > 0               fxxfyy – (fxy)2 > 0




               Matematika Ekonomi                         107
Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu-
 nyai titik maksimum, minimum atau titik belok
 dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut.
                 y = f(x) = -x2 + 4x + 7
  dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2
  d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks.
                      pada x = 2.
  nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11




             Matematika Ekonomi                       108
Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:
             z = x2 + xy + y2 – 3x + 2
Langkah-langkah:
a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3
                         f y = x + 2y
b. fx = 0 dan f y = 0
    2x + y – 3 = 0
     x + 2y = 0
   Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.
   Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0
   didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0
   atau 3x = 6  x = 2.



             Matematika Ekonomi                    109
Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.
 Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min

c. Uji dengan derivatif kedua:
   fxx = 2;         f yy = 2;     fxy = f yx = 1
   fxxf yy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0
   artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada
  titik (2, -1).
d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2
               = 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1.




             Matematika Ekonomi                     110
1.5 Aplikasi dalam ekonomi
1) Elastisitas permintaan
  Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan
   jumlah komoditi diminta apabila terdapat perubahan
   harga.
  Jika q = komoditi yg diminta,
  Δq = perubahannya
    p = harga komoditi;
  Δp = perubahannya




              Matematika Ekonomi                        111
Δq/q         Δq/q         Δq p       dq p
Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- --
      Δp/p Δp->0 Δp/p Δp->0 Δp q           dp q


Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2
     hitung elastisitas permintaan jika harga berku-
     rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q =
     10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi-
     nisi dan derivatif.
Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti
                    p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9
Untuk p1 = 1.9,       q = 18-2p2 = 18 – 2(1.9)2 = 10.78
untuk p = 2,          q = 18-2p2 = 18 – 2(2)2 = 10.
berarti               Δq = 10.78 – 10 = 0.78


              Matematika Ekonomi                     112
Jadi menurut pendekatan definisi
       Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56

Dengan pendekatan derivatif:
      Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2/q
       pada harga p = 2, dan q = 10
       Ed = -4(2)2/10 = - 1.60.
Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol,
sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi
hasilnya sedikit berbeda.




            Matematika Ekonomi                   113
2) Total Cost, Average cost and marginal cost
                       TC = f(q),
   merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost,
  dan q = produk yang dihasilkan.
                     TC/q = f(q)/q
   merupakan fungsi biaya rata-rata.
                      MC = dTC/dq
   merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar-
  ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg
  dibutuhkan per satuan tambahan produk.




             Matematika Ekonomi                      114
Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah
ini.                      TC
      Rp

                                      AC
                                 MC




                                           VC




                                           q


            Matematika Ekonomi                  115
Contoh dengan data diskrit

    q    FC       VC               TC    AC        MC
1       100   10              110       110.00 -
2       100   16              116       58.00   6.0
3       100   21              121       40.33   5.0
4       100   26              126       31.50   5.0
5       100   30              130       26.00   4.0
6       100   36              136       22.67   6.0
7       100   45.5            145.5 20.78       9.5
8       100   56              156       19.50   10.5
9       100   72              172       19.10   16
              Matematika Ekonomi                        116
Contoh dengan fungsi biaya:
TC = q3 – 4q2 + 10q + 75.
FC = Fixed Cost = 75
VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q

 MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10
 AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q

3) Revenue and Marginal revenue
   Apabila fungsi permintaan diketahui, maka
   Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang
   diminta dikali harga.




             Matematika Ekonomi                   117
Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga
 dengan q = f(p) maka:
                        TR = qp = f(p).p
 Marginal Revenue (MR) = dTR/dq.


 Contoh:                               MR = dTR/dq
 Fungsi Permintaan;                       = 9/2 – 3q
 3q + 2p = 9;
                                  TR, MR, p
 2p = 9 – 3q atau
                                                           MR
  p = 9/2 – (3/2)q                 4

 TR = p.q atau
                                                           p
 TR = (9/2)q – (3/2)q2

                                   0                   3
                                                               q
             Matematika Ekonomi                                    118
4). Fungsi produksi
Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak
harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi
oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh
profit maksimum, adalah:
a.   Jumlah produk yang yang akan diproduksi
b.    Menentukan kombinasi input-input yang
       digunakan dan jumlah tiap input tsb.

Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi
disebut dengan FUNGSI PRODUKSI.
Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan
hubungan antara tingkat penggunaan input-input
dengan tingkat output.


             Matematika Ekonomi                 119
Fungsi produksi, secara umum dicatat:
                Q = f(x1, x2, x3, … , xn)
Q = output
xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , n
Apabila dalam proses produksi:
              Q = f(x1/x2, x3, … , xn)
input xI ditambah terus menerus, sedangkan input
lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada
hukum : The law of diminishing returns

“bila satu macam input, terus ditambah
penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak
berubah, maka tam-bahan output yg dihasilkan dari
setiap tambahan input, mulai-mula meningkat,
kemudian menurun, dan akhirnya negatip”.


              Matematika Ekonomi                      120
Tambahan output yg didapat karena adanya tam-
 bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik
 Marginal (Produk Marginal = PM).
           PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n
Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di-
 turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi
 Produk Rata-rata (PR).
           PR = Q/x = f(x)/x
Jadi ada hubungan antara Q atau produk total (PT)
 dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di-
 tunjukkan oleh kurva berikut ini.




              Matematika Ekonomi                     121
Q
                                       X1 Q     PM   PR
                         Q = PT
                                       1   10    -   10

                                       2   24   14 12
                                       3   39   15 13

                                       4   52   13 13

                                       5   61   9    12.2

                                   x
                                       6   66   5    11

                                       7   66   0    9.4

                                       8   64   -2   8
                            PM



                                  PR
                                       x
    Matematika Ekonomi                                   122
Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb:
a. Pada saat PT maks, maka PM = 0
b. Pada saat PR maks, maka PM = PR
c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol
     (origin) menyinggung kurva PT.

 Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika
 input variabel terdiri atas satu input. Untuk
                Q = f(x1, x2)/x3, … , xN)
atau dua input variabel, maka kurvanya dalam
 ruang spt berikut:




            Matematika Ekonomi                    123
z




x1

                              x2




         Matematika Ekonomi        124
MATRIKS
Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang
dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun
dalam bentuk “baris” dan “lajur”.
Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan
(rata-rata)
       Kota    A         B         C
  Bulan
      J      4000      4500     4200

      F      4200      4600     4500

      M      4200      4700     4500
Dengan catatan matriks ditulis:
A = 4000 4500 4200
                                    B= 1 0 1 4
      4200 4600 4500
                                          3 2 6 7
      4200 4700 450
                                          9 8 4 1


Bentuk umum sbb:                     Notasi matriks
A = a11 a12 … a1n
mxn
      a21 a22 … a2n                 Untuk menyederhanakan
                                    dicatat:
      :    :           :
                                    A = (aij)mxn
                                    mxn
      am1 am2 … amn
                                    m = jlh baris; n = jlh lajur


               Matematika Ekonomi                            126
Vektor.
Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris
disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur
dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt
disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor
baris dan beberapa vektor lajur.



Vektor baris:                        Vektor lajur
a’ = (4, 1, 3, 2)                    b= 1           u = u1
x’ = (x1, x2, … xn)                      2             u2
                                         8              :
                                                       un

                Matematika Ekonomi                           127
Beberapa macam bentuk matriks
a. Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n
                  A= 2 0 2 4
                 4x4        4 1 7 7
                            1 2 3 4
                            5 1 4 1
b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji

                                      B=1 0 7 7
                                      4X4
                                            0 5 4 3
                                            7 4 2 5
                                            7 3 5 1

                 Matematika Ekonomi                   128
c. Matriks diagonal                   e. Matriks segitiga atas,
  D = (dij)n.n, dij = 0 utk i j          jika semua unsur di-
                                         bawah diagonal uta-
  D= 3      0     0                      ma bernilai nol.
        0   5     0                     G= 9 9 3
        0    0    7                          0 1 3
                                             0 0 2

d. Matriks identitas
I4 = 1 0 0 0        I2 = 1 0                 Diagonal utama
                                       Jika semua unsur di-
     0 1 0 0                 0 1       atas diagonal utama
     0 0 1 0                           bernilai 0 = matriks
                                       segitiga bawah.
     0 0 0 1
                 Matematika Ekonomi                           129
Penggandaan matriks
 Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q
jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B
atau n = p
 Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur
dimana setiap baris A digandakan dengan setiap
lajur B seperti contoh berikut ini.
  1 1 0     8 -1
  2 4 5    1 1
  6 7 8    1 2




               Matematika Ekonomi                         130
1 1 0   8 -1 = (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1              =
2 4 5   1 1
6 7 8   1 2            1            1
                       1            2
                      (2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1
                               1            1
                               1            2
                      (6 7 8) 8 , (6 7 8)   -1
                               1            1
                               1            1




          Matematika Ekonomi                     131
(1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2)
(2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2)
(6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2)


   9      0         Contoh-2: 3 6 0           x    =
  25    12                          4 2 -7    y
  63    17                                    z
                                    3x + 6y
                                    4x + 2y – 7z




               Matematika Ekonomi                      132
Putaran matriks
Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m,
sedangkan (a’ij) = (aji).
Contoh: A = 3 8 -9                  A’ = 3 1
               1 0 4                     8 0
                                         -9 4
          D= 1 0 4                  D’ = 1 0 4
               0 3 7                      0 3 7
               4 7 2                      4 7 2




                Matematika Ekonomi                        133
Determinan matriks segi
Determinan suatu matriks segi adalah hasil per-
kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak
selajur, dengan tanda tertentu. Determinan
matriks A dicatat det (A) atau |A|


Contoh: Hitung determinan matiks A =      2 7
                                          4 9
        det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10.   -   +




               Matematika Ekonomi                 134
Contoh: Cari determinan matriks

     C= 1 4 7             Cara Sarrus, yaitu dengan
        8 2 5             menambahkan lajur 1 sebagai
        6 9 3             lajur 4 dan lajur 2 sebagai
                          lajur 5 kemudian mengganda-
                           kan angka yang tidak sebaris
                           dan tidak selajur.
                          -        -   -
     det C = 1 4 7 1 4
             8 2 5 8 2
             6 9 3 6 9

                          +        +   +
     = (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9)
      -(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405
              Matematika Ekonomi                      135
Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara
Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per-
kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur.


Pangkat suatu matriks
Suatu matriks segi dengan determinan 0, maka
matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak
singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak
penuh atau dinamakan matriks singular.
Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat
matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat
penuh.



               Matematika Ekonomi                    136
Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks
B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak
matriksnya yang memiliki det 0.
Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka
      3x3
            2 -1 1            p(A)   3, dan kemungkinan
            4 1 1             p(A) = 2.
Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya:
      A11 = 1 1 , det A11 = - 3           0. Berarti p(A) = 2
            2 -1




              Matematika Ekonomi                            137
Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai-
nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks
penyusun persamaan linear dimaksud harus 0 atau
tak singular atau berpangkat penuh.
Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7
      2x1 + 4x2 + x3 = 0
           - 2x2 - x3 = 2



Setelah diubah dg
                                    7 -3   -3   x1 =   7
perkalian matiks
diperoleh                           2 4    1    x2     0
                                    0 -2   -1   x3     2

               Matematika Ekonomi                          138
Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8       0, berarti nilai-nilai x
            2      4       1       dari persamaan li-
            0     -2 -1             near itu dpt dicari.




            Matematika Ekonomi                         139
Persamaan linear dan jawabannya.
Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan
linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari.
Contoh: 5x1 + 3x2 = 30              7x1 – x2 – x3 = 0
         6x1 – 2x2 = 8             10x1 – 2x2 + x3 = 8
                                   6x1 + 3x2 – 2x3 = 7
Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2




              Matematika Ekonomi                         140
Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi-
  nan, sistem persamaan linear di atas dapat
  diselesai-kan dg cara sbb:
a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk
   perkalian matriks.
  5       3    x1 = 30
  6       -2   x2       8
      A        x        d
b. Cari nilai det (A);           det A = -28
c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan
   mengganti lajur ke-1 dengan vektor d.



                    Matematika Ekonomi          141
A1 = 30 3
         8 -2
d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan
   mengganti lajur ke-2 dengan vektor d.
  A2 = 5 30
        6    8
e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140
f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A.
   x1 = -84/-28 = 3;            x2 = -140/-28 = 5.




                 Matematika Ekonomi                  142
Contoh 2         7 -1 -1               x1   = 0
                 10 -2 1               x2     8
                 6 3 -2                x3     7

                        A              x      d

a. Det A = -61
b. Det A1 = 0 -1 -1             = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183
            8 -2 1                                10 8 1
            7 3 -2                                6   7 -2
 det A3 = 7 -1 0 = -244
           10 -2 8
           6 3 7

                  Matematika Ekonomi                         143
MATRIKS KEBALIKAN
Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat
  sebagai A-1.
Cara mencari matriks kebalikan:
a. Dengan matriks adjoint
b. Dengan transformasi penyapuan
c. Dengan metode Doolittle




              Matematika Ekonomi                      144
Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint
Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13
                                      a21 a22 a23
                                      a31 a32 a33
Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang-
 kah-langkah sbb:
a. Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana
   p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3)
  Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak
  matriks dengan menghapus baris p dan
     lajur q.
  Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut:


              Matematika Ekonomi                     145
a11 a12 a13
            a21 a22 a23
            a31 a32 a33


Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32
                                   a32 a33
Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31
                                   a31 a33
Minor unsur a13 = M13 = a21 a22
                                   a31 a32 = a21a32 – a22a31




              Matematika Ekonomi                               146
Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32
                                  a32 a33
Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31
                                  a31 a33
Minor unsur a23 = M23 = a11 a12
                                  a31 a32 = a11a32 – a12a31




             Matematika Ekonomi                               147
Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22
                                  a21 a23
Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21
                                  a21 a23
Minor unsur a33 = M33 = a11 a12
                                  a21 a22 = a11a22 – a12a21




             Matematika Ekonomi                               148
b. Kofaktor.
  Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+qMpq.
  Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1M11

  Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2M12
  Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3M13

  Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1M21
  Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2M22
  Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3M23

  Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1M31
  Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2M32
  Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3M33

               Matematika Ekonomi              149
Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah
matriks kofaktor K:
                    K = α11 α12 α13
                               α21 α22 α23
                               α31 α32 α33



Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’)
Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal
tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap,
tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya
negatip.



              Matematika Ekonomi                     150
Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1
                                                        0 3 2
                                                        3 0 7
Matriks kofaktor K= 3 2                0 2        0 3    = 21 6 -9
                                   -
                           0 7         3 7        3 0     -7 31 3

                           1 -1        4 -1       4 1      5 -8 12
                       -                      -
                           0 7         3 7        3 0


                           1 -1        4 -1       4 1
                                   -
                           3 2         0 2        0 3



              Matematika Ekonomi                                151
Matriks putaran K = K’ =           21 -7   5
                                   6 31 -8
                                   -9   3 12


Matriks kebalikan = B-1
adalah: (1/det B)K’.
det (B) = (4)(3)(7) +
          (1)(2)(3) +
          (0)(0)(-1)               B-1 = (1/99) 21 -7 5
         -(-1)(3)(3)
         -(2)(0)(4)                            6 31 -8
         -(1)(0)(7) = 99                       -9 3 12



              Matematika Ekonomi                          152
Untuk menguji, maka: BB-1 = I
      4 1 -1        21/99 -7/99 5/99    = 1 0 0
      0 3 2          6/99 31/99 -8/99     0 1 0
      3 0 7        -9/99 3/99 12/99       0 0 1


        B                       B-1        I




               Matematika Ekonomi                 153
PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM
     EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis)

Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in-
dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu
sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me-
menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah,
pembentukan modal maupun ekspor. Sementara
Input suatu sektor dibeli dari sektor lain.




              Matematika Ekonomi                  154
Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu
sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan
persamaan linear. Contoh analisis input-output
Leontief.
Dengan notasi matriks model I-O sbb:
    AX + F = X atau
    X - AX = F atau
    (I – A)X   = F                  pers matriks Leontief
    X = F/(I - A) = (I – A)-1. F.

                      Matriks kebalikan
                      Leontief



               Matematika Ekonomi                      155
0.2       0.3   0.2 ,                 x1 ,    10     Mis. Sektor
                                                     perekonomian
0.4       0.1   0.2                   x2      5      terdiri dari 3
                                                     sekt. Pert, Ind,
0.1       0.3   0.2                   x3       6     dan Jasa.

           A                          x        F


1 0 0 - 0.2              0.3          0.2    = 0.8 -0.3 -0.2
0 1 0           0.4      0.1          0.2     -0.4 0.9 -0.2
0 0 1           0.1      0.3          0.2     -0.1 -0.3   0.8
      I
                                A

           0.8 -0.3 -0.2               x1 = 10
          -0.4 0.9 -0.2                x2      5
          -0.1 -0.3      0.8           x3      6
                I-A                            F
                                      x
                 Matematika Ekonomi                                156
Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah
 M11 -M12 M13       = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24
-M21 M22 -M23             0.30 0.62 0.27             0.34 0.62 0.24
 M31 -M32 M33            0.24 0.24 0.60              0.21 0.27 0.60

(I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’      = 1    0.66 0.30 0.24
                                 0.384 0.34 0.62 0.24

                                          0.21 0.27 0.60


                                   = 1.72 0.78 0.63 = R
                                        0.90 1.61 0.63
                                        0.55 0.70 1.56



                   Matematika Ekonomi                             157
Arti dari matriks kebalikan Leontief:
Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per-
mintaan akhir akan produk Industri, harus
diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian.
R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin-
taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk-
si sebanyak 0.68 satuan produk Industri.




              Matematika Ekonomi                 158
Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu:
                     (I – A)-1F

 X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84
     x2   1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68
     x3   1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36


 Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira-
 malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing-
 masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36
 satuan.
 Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di-
 naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui.



                 Matematika Ekonomi                          159
Penutup: TUHAN Maha Tahu
              tetapi tidak pernah memberi tahu !
        Mengapa ?
              Manusia sudah diberi pikiran
        dan manusia adalah makhluk
                               yang berpikir.
        Matematika merupakan sarana berpikir




          Matematika Ekonomi                       160

Contenu connexe

Tendances

Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Ryan Arifiana Sungkar
 
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1Annisa Khoerunnisya
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat33335
 
2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomi2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomithohaboice
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4rabib
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01KuliahKita
 
himpunan dalam matematika
 himpunan dalam matematika himpunan dalam matematika
himpunan dalam matematikaFarichah Riha
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritSigitpga
 

Tendances (16)

2.himpunan
2.himpunan  2.himpunan
2.himpunan
 
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
 
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab1
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
 
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomi2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomi
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
 
himpunan dalam matematika
 himpunan dalam matematika himpunan dalam matematika
himpunan dalam matematika
 
3.himpunan 3
3.himpunan 33.himpunan 3
3.himpunan 3
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika Diskrit
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 

Similaire à Matematika Ekonomi (20)

Matematika[1]
Matematika[1]Matematika[1]
Matematika[1]
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt
 
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt
 
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdfMATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Teori probabilitas
Teori probabilitasTeori probabilitas
Teori probabilitas
 
Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6
 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
 
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
 
02 himpunan
02 himpunan02 himpunan
02 himpunan
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMPKisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 

Matematika Ekonomi

  • 2. FAUZIAH DWI UTARI 120511650 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PRODI MATEMATIKA FKIP UNA
  • 3.  Kompetensi:  Mampu menyelesaikan persoalan Ekonomi dan Bisnis dengan alat analisis Matematika.  Literatur  Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods of Mathematical Economics. Third Edition, Mc Graw- Hill Book Inc. New York  Johannes, H dan Handoko, BS. 1994. Pengantar Matematika untuk Ekonomi. Edisi ke empat belas. LP3ES. Jakarta Matematika Ekonomi 3
  • 4. Materi:  Pegertian Matematika  Himpunan  Sistem Bilangan  Fungsi  Fungsi Linear  Fungsi non Linear  Diferensial Fungsi Sederhana  Diferensial Fungsi Majemuk  Aljabar Matriks Matematika Ekonomi 4
  • 5. MATEMATIKA ASAL KATA Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau belajar. Dengan mempelajari mate- matika, seseorang akan terbiasa mengatur jalan pemikirannya dgn sistematis. Berpikir matematis: Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
  • 6. Berpikir matematis: Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik, dia perlu pengetahuan matematika. Matematika, merupakan sarana = pendekatan untuk suatu analisa. Dengan mempelajari matematika, membawa sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu yang singkat. Matematika Ekonomi 6
  • 7. Ekonomi dan Matematika Ekonomi Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan pendekatan matematis dibanding dengan tanpa pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya: a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau pokok bahasan menjadi sederhana. b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif- kan logika dengan asumsi-asumsinya. c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng- gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel) Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi Matematika Ekonomi 7
  • 8. Kelemahannya pendekatan matematis: a. Bahasa matematis tidak selalu mudah dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering menimbulkan kesukaran. Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana mengartikan persamaan matematis tersebut, mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik keuntungan dari matematika. b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan dasar matematika, ada kecenderungan: (1) membatasi diri dengan hanya memecahkan persoalan secara matematis Matematika Ekonomi 8
  • 9. (2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat demi memudahkan pendekatan matematis atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara matematika dan statistika dari pada prinsip/ teori ekonomi. Kesimpulan dari bahasa adalah: 1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu ekonomi. 2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of transportation” yaitu membawa pemikiran kepada kesimpulan dengan singkat (model) Matematika Ekonomi 9
  • 10. Matematika Ekonomi dan Ekonometrika Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan statistika untuk menganalisa data ekonomi. Data Ekonometrika Matematika Ekonomi - Deduksi - Induksi - Model - Mengolah data - Mengambil kesimpulan Matematika Ekonomi 10
  • 11. Teori Ekonomi Fakta deduktif Model atau Hipotesis Data Ekonomi Satu Persamaan Teori Statistika Metode Ekonometrika Simultan induktif Teori Teori Teori Diterima Ditolak Disempurnakan Matematika Ekonomi 11
  • 12. Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas: Menurut “Social Science Research Council, seorang ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan (gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus (limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial differentiation, integrasi multipel). Matematika Ekonomi 12
  • 13. HIMPUNAN = GUGUS Silabus: • Definisi, pencatatan dan himpunan khas • Himpunan Bagian • Pengolahan (operasi) himpunan • Hubungan Matematika Ekonomi 13
  • 14. 1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas Himpunan adalah kumpulan dari obyek- obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini menjadi penciri yg membuat obyek/unsur itu termasuk dalam himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z (kapital) Obyek atau unsur atau elemen dilambang- kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, … Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete- rusnya. Matematika Ekonomi 14
  • 15. Dua cara pencatatan suatu himpunan a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 } P = nama himpunan/gugus tanda kurawal buka dan kurawal tutup “ dan “ menyatakan himpunan 2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen Artinya, himpunan P beranggotakan bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4. b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap} X = nama himpunan x = obyek/unsur/elemen tanda “/” dibaca dengan syarat x bil genap = sifat atau ciri Matematika Ekonomi 15
  • 16. Cara pendefinisian sifat yang lain: J = { x / 2 < x < 5 } x merupakan unsur Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih kecil dari 5 Himpunan khas: a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U) Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang sedang dibicarakan S={ x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil b. Himpunan kosong (emty set) E= { } himpunan kosong atau dicatat dengan “ø” Matematika Ekonomi 16
  • 17. Perhatikan: P = { 2, 3, 4 } Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€” Jadi: 2 € P 3€P 4 € P. Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam” Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P dicatat 5€P 6€P Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen” atau “diluar”. Matematika Ekonomi 17
  • 18. 2. Himpunan bagian Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap unsur A juga merupakan unsur himpunan B. A = { 2, 4, 6 }; B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } Dicatat : A B, baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B Sebaliknya dicatat: B A, baca B mencakup A Tanda dibaca bukan himpunan bagian dan tanda dibaca tidak/bukan mencakup Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih unsur himp itu sebagai unsurnya. Matematika Ekonomi 18
  • 19. Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 } Himpunan bagiannya: a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 } b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 } X32 = { 1, 2, 4 } X33 = { 1, 3, 4 } X34 = { 2, 3, 4 } c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 } X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 } X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 } Matematika Ekonomi 19
  • 20. d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 } X13 = { 3 }; X14 = { 4 } e. Tanpa memilih X0 = { } Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n 1 elemen: 1  2 himp bag 2 elemen: 1 2 1  4 himp bag 3 elemen: 1 3 3 1  8 himp bag 4 elemen: 1 4 6 4 1  16 himp bag 5 elemen: 1 5 10 10 5 1  32 himp bag Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton Matematika Ekonomi 20
  • 21. 3. Pengolahan (operasi) Himpunan Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan, pembagian. Operasi himpunan: gabungan (union), potongan (irisan) dan komplemen. Operasi Gabungan ( U ) A U B = { x / x ε A atau x ε B } A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B. Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 } A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 } Matematika Ekonomi 21
  • 22. Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir S A B Sifat-sifat gabungan a. A U B = B U A  Hukum komutasi b. A (A U B) dan B (A U B) Matematika Ekonomi 22
  • 23. Operasi potongan (irisan) = ∩ A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B } A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 } A ∩ B = { 5, 15 } Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir: s A B Matematika Ekonomi 23
  • 24. Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi) b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B Operasi selisih Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B A – B = { x / x € A, tetapi x € B } Diagram Venn A – B sebagai berikut: S A B Matematika Ekonomi 24
  • 25. Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g } A – B = { a, c } serta B – A = { f, g } A – B sering dibaca “A bukan B”. Sifat: a (A – B) A; (B – A) B b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing atau terputus Matematika Ekonomi 25
  • 26. Komplemen A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’ baca “komplemen A” atau “bukan A” Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat positip A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir) S A A’ A Matematika Ekonomi 26
  • 27. Sifat: a. A U A’ = S b. A ∩ A’ = ø c. (A’)’ = A Latihan 1 Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal S dan himpunan- himpunan bagian A serta B jika: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } A = {2, 3, 5, 7 } B = {1, 3, 4, 7, 8 } Kemudian selesaikan : a). A – B b). B – A c) A ∩ B d). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’ g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’ Matematika Ekonomi 27
  • 28. Latihan 2 Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: € atau € A B A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’ € € € € € € € € Matematika Ekonomi 28
  • 29. Hubungan Himpunan Hasil kali Cartesius Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y). Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi angka 1 hingga 3. Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan Y = {1, 2, 3} Himpunan hasil kali Cartesius adalah: X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y} Matematika Ekonomi 29
  • 30. Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb: Y X 1 2 3 1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) 2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) 4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Matematika Ekonomi 30
  • 31. Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan dalam sistem koordinat cartesius berikut: Y PR = {1, 2} malas PR = {3, 4} rajin 3 • H1 • • H4 • U = {1, 2} kurang mengerti U = {3} pintar 2 • • • • H2 H3 Terdapat 4 himp bag 1 • • • • H1 = {malas ttp pintar} 0 1 2 3 4 X H2 = {malas dan krg mengerti} Gbr: Hubungan nilai ujian H3 = {rajin ttp krg dan nilai pekerjaan rumah ngerti} H4 = {rajin dan pintar} Matematika Ekonomi 31
  • 32. Daerah dan Wilayah (Range) hubungan  Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius: H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur pertama pasangan urut, disebut dengan Daerah hubungan  Dh = {1, 2, 3, 4} Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut dengan Wilayah hubungan:  Wh = {1, 2, 3} Matematika Ekonomi 32
  • 33. Kesimpulan:  Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.  X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }  Daerah hubungan Dh = { x / x € X}  Daerah hubungan: Wh = { y / y € Y} Matematika Ekonomi 33
  • 34. SISTEM BILANGAN 1. Pembagian bilangan Bilangan 2; -2; Nyata 1,1; -1,1 Khayal + dan - Akar negatip Rasional Irrasional √(-4) = 2 Hasil bagi dua bil Hasil bagi dua bil bulat, bulat, pecahan pecahan desimal tak desimal atau berulang desimal berulang 0,14925253993999… π, ℮ 0,1492525 1; 4; 8; Bulat termasuk Pecahan ½; 2/7 dsb 0 Matematika Ekonomi 34
  • 35. 2. Tanda pertidaksamaan  Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”  Tanda > melambangkan “lebih besar dari”  Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”  Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan” 3. Sifat  Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b  Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b  Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b  Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d Matematika Ekonomi 35
  • 36. Fungsi Silabus: a. Pengertian b. Macam-macam fungsi c. Fungsi Linear d. Fungsi non Linear Matematika Ekonomi 36
  • 37. Pengertian Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y) Dengan denah Venn sbb: X Y • • Hubungan 1 - 1 • Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR Matematika Ekonomi 37
  • 38. Perhatikan juga contoh berikut: Y y = f(x) •x1 •y1 y1 • • •x2 •yn •xn X 0 x1 x2 Y X Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung- kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x) Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di transformasikan di dalam himpunan y. Matematika Ekonomi 38
  • 39. Transformasi mengandung pengertian yang luas: a. x menentukan besarnya nilai y b. x mempengaruhi nilai y c. Dll. Pernyataan y = f(x) dibaca: y merupakan fungsi dari x atau dicatat : f : x  y aturan ditransformasi simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi unsur himp. X kedalam himpunan Y Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergan- tungan (hub fungsional antara satu variabel dengan variabel lain Matematika Ekonomi 39
  • 40. Perhatikan: y = f(x) x merupakan sebab (variabel bebas) y akibat dari fungsi (variabel terikat) Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf). Df = { x / x ε X } Wf = { y / y ε Y } Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari merupakan fungsi dari output Q tiap hari: C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah dan Range dari fungsi biaya? Jawaban: Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 } Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 }  Dapat Anda jelaskan ? Matematika Ekonomi 40
  • 41. Macam-macam fungsi a. Fungsi Bentuk umumnya : Polinomial y = a + bx + cx2 + . . . + pxn y y Slope = a1 case c < 0 a0 a0 x x Konstan, jika n = 0 Linear, jika n = 1 Kuadratik, jika n = 2 y=a y = a + bx Y = c + bx + ax2 Matematika Ekonomi 41
  • 42. y • Titik maksimum Titik belok • Fungsi kubik y = d + cx + bx2 + ax3 x y Titik maksimum Fungsi polinom derajad 4 y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4 Titik minimum x Matematika Ekonomi 42
  • 43. b. Fungsi Rasional Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi hiperbola. y Hiperbola: y = (a/x), a > 0 x 0 c. Fungsi eksponensial dan logaritma y y Logaritma Eksponensial y = logbx y = bx , b>1 x x Matematika Ekonomi 0 43 0
  • 44. Fungsi linear • Fungsi linear merupakan bentuk yang paling dasar dan sering digunakan dalam analisa ekonomi • Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat dalam analisa ekonomi – misalnya: - antara permintaan dan harga - invests dan tingkat bunga - konsumsi dan pendapatan nasional, dll • Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1 atau fungsi polinom derajad-1. Matematika Ekonomi 44
  • 45.  Bentuk umum  Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn  Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu y = a + bx  bentuk umum Contoh: y = 4 + 2x  a = 4 b=2 Pengertian: a = 4 = penggal garis pada sumbu vertikal y b = 2, adalah koefisien arah atau lereng atau slope garis. Matematika Ekonomi 45
  • 46. y a a0 = penggal garis a y = ax + b, a pada sumbu y a yaitu nilai y ∆y = a ∆x saat x = 0 b x 1 2 3 4 5 0 a = lereng garis atau ∆y/Δx pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a Matematika Ekonomi 46
  • 47.  Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu konstan.  Latihan-1 y = 4 + 2x Penggan garis pada sumbu y = …………… Lereng garis : x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a Mendapatkan penggal garis 0 - - - pada sumbu y 1 ketika x = 0 2 3 4 Matematika Ekonomi 47
  • 48. Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a -3 Mendapatkan -2 penggal garis -1 pada sumbu x ketika y = 0 0 1 2 3 4 Matematika Ekonomi 48
  • 49. Kurva (grafik) fungsi  Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena lerengnya sama.  Misalkan y = 36 – 4x maka a = -4  (∆y/∆x) b = 36  Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik potong (penggal) dengan: sumbu x dan penggal dengan sumbu y  Hubungkan kedua titik penggal tersebut  Titik penggal pada sb x,  y = .., x = … atau titik (…, …) Titik penggal pada sb y,  x = .., y = … atau titik (…, …) Matematika Ekonomi 49
  • 50. Grafik: y 36 • (0,36) 18 y = 36 – 4x (9,0) • x 0 9 Grafik dengan lereng negatip Matematika Ekonomi 50
  • 51.  Gambarkan grafik fungsi:  y = 2 + 4x  Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0) Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2)  Gambarkan : y y = 2 + 4x x 0 Grafik dengan lereng positip Matematika Ekonomi 51
  • 52. Fungsi non linear (kuadratik)  Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang sering digunakan dalam analisa ekonomi • Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga merupakan hubungan sebab-akibat • Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2 atau fungsi polinom derajad-2.  Bentuk umum  Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn  Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 0, yaitu y = a0 + a1x + a2x2 atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c Matematika Ekonomi 52
  • 53.  Contoh - 1: • Contoh - 2:  y = 8 – 2x – x2 a= • y = 2x2 + 4x + 6 -1 (a < 0) a = 2  a > 0) b = -2 c b=4 =8 c=2 Menggambar kurva non linear kuadratik a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0 0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0 Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua cara: 1. Faktorisasi Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi tersebut menjadi bentuk perkalian ruas- ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua fungsi yang lebih kecil Matematika Ekonomi 53
  • 54. Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan: (2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x) (2 - x)(4 + x) = 0 (2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0) (4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0) 2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar) -b √ b2 – 4ac x = -------------------- 2c - (-2) √ (-2)2 – 4(-1)(8) x = ------------------------------- 2(-1) Matematika Ekonomi 54
  • 55. 2 √ 4 + 32 2 6 x = ---------------- = --------- -2 -2 x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0) x2 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0) Hasilnya sama dengan cara faktorisasi. b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0 y = 8 – 2x – x2, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8) c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi- m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka titik ini harus dicari. Matematika Ekonomi 55
  • 56.  Mencari titik maks atau min  Sifat fungsi kuadratik a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik ekstrim. Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0 b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan: -b b2 – 4ac x = ----, dan y = ----------- 2a -4a c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min y = 8 – 2x – x2, a < 0  berarti maks xmaks = -(-2)/(2)(-1) = -1 ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4 = 9.  titik maks (-1, 9). Matematika Ekonomi 56
  • 57.  Gambarkan kurvanya: y 0 x Matematika Ekonomi 57
  • 58.  Hubungan dua garis Dua buah garis dengan fungsi linier dapat: a. berimpit Berimpit: Jika dan hanya jika a1 = a2 b1= b2 b. Sejajar Sejajar: Jika dan hanya jika a1 = a2 b1 b2 Matematika Ekonomi 58
  • 59. c. Berpotongan Berpotongan: jika dan y hanya jika Ttk pot a1 a2 • b1 b2 x Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya dapat berpotongan. y Ttk pot Ttk pot a<0 • • a>0 y2 = ax2 + bx + c x Matematika Ekonomi 59
  • 60.  Mencari titik potong dua garis/persamaan  Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada perpotongan tersebut  Caranya: (1) Bentuk fungsi harus y = f(x) (2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik potong  Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3 x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2 3y = x +3  y = (1/3)x + 1 -(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1 -(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2 x = 78/10 Matematika Ekonomi 60
  • 61.  Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada salah satu fungsi: y = (1/3)x + 1, untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1 y = 26/10 Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10) Matematika Ekonomi 61
  • 62.  Mencari titik potong dua garis/persamaan (1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23 Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada saat perpotongan tersebut.  Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x) (1) 2x + 3y = 21  3y = 21 – 2x atau y = 7 – (2/3)x (2) x + 4y = 23  4y = 23 – x atau y = (23/4) – (1/4)x Titik potong kedua garis: 7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x 7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x 5 = (5/12)x x = 12.  y = 11/4  (12, 11/4) Matematika Ekonomi 62
  • 63. Penggunaan Fungsi dalam ekonomi Analisa keseimbangan pasar Keseimbangan pasar – Model linear Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0) Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd turun. Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi linear P. Jika harga naik, maka Qs juga naik, dengan syarat tidak ada jlh yang ditawarkan sebelum harga lebih tinggi dari nol. Persoalan,bagaimana menentukan nilai keseimbangan ?
  • 64. Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi pada saat: Qd = Qs Qd = a - bP, slope (-) (1) Qs = -c + dP, slope (+) (2) Gambarnya sbb: Qd , Qs a Qs = -c + dP Qd = a -bP keseimbangan Q0 0 P P1 P0 -c Matematika Ekonomi 64
  • 65. Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb: Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1 Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21) tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah positip) maka keseimbangan pada (1, 3)} 4 QS = 4p - 1 3 1,3 keseimbangan QD = 4 - p2 0 1 2 -1 Matematika Ekonomi 65
  • 66. Keseimbangan pasar (lanjutan) Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an permintaan dan penawaran dari suatu komoditi tertentu jika: Qd = 16 – P2 , (Permintaan) QS = 2p2 – 4p (penawaran) Gambarkan grafiknya Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5 Matematika Ekonomi 66
  • 67. Penjelasan Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs 16 – p2 = 2p2 – 4p 3p2 – 4p – 16 = 0 Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2 dengan bentuk umum: ax2 + bx + c Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16 p = (-b) (b2 – 4ac)1/2 = 4 (16 + 192)1/2 = 3.1 (+) 2a 6 Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4 Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1) Matematika Ekonomi 67
  • 68. Grafik: Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2 a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2 = 0 (p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4, ttk (0, 4) p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4) c.Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16 atau pada titik (0, 16) Matematika Ekonomi 68
  • 69. Grafik: Fungsi penawaran Qs = 2p2 – 4p a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2 – 4p = 0 Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0) (p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2) c. Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 4/4 = 1 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2 atau pada titik (1, 2) Matematika Ekonomi 69
  • 70. Grafik: p Qs 4 3.1 Qd 2 Q 0 6.4 16 Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5 Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5, terjadi ekses demand Matematika Ekonomi 70
  • 71. Penjelasan ekses suplai dan ekses demand Qs Qd Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses supply mendorong harga turun. Matematika Ekonomi 71
  • 72. DERIFATIF 1.1. Pengantar Kalkulus Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang a. Fungsi b. Derivatif atau fungsi turunan c. Derivatif parsial dan d. Integral sangat luas penggunaannya dalam ilmu ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife- rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu ekonomi diantaranya: 1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan Matematika Ekonomi 72
  • 73. 2) Elastisitas produksi 3) Biaya total, rata-rata dan marginal 4) Revenue dan marginal revenue 5) Maksimisasi penerimaan dan profit. 6) dll. Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi termasuk Agric. Economist, atau agribussines manager perlu mendalami pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-gral. Untuk kesempatan ini, kalkulus diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan. Matematika Ekonomi 73
  • 74. 1.2. Limit fungsi Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan persamaan: 2x2 + x - 3 h(x) = ------------- x-1 Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per- hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya 0/0 (bentuk tak tentu) Matematika Ekonomi 74
  • 75. Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak- tornya, sehingga: 2x2 + x - = (x-1)(2x +3) h(x) = ------------- 3 ------------- = 2x + 3 x-1 x-1 x2 - 4 Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak x-2 tentu, untuk x = 2 Karena itu g(x) disederhanakan menjadi: (x – 2)(x + 2) g(x) = ------------------- = x + 2. x-2 Matematika Ekonomi 75
  • 76. Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai berikut: Fungsi h tdk terdefi- nisi di titik x = 1. Un- tuk x 1, maka h(x) y = 2x + 3. Sehingga untuk x mendekati 5 1, h(x) akan mende- 4 y = h(x) kati 5. Dikatakan 3 limit fungsi h dititik x 2 = 1 adalah 5. 1 0 1 x Matematika Ekonomi 76
  • 77. Keadaan di atas, dicatat sebagai: 2x2 + x - 3 lim h(x) = lim ------------- = 5 x1 x1 x-1 Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1 Demikian juga dengan g(x) di atas x2 - 4 lim g(x) = lim --------- = 4. x2 x2 x-2 Matematika Ekonomi 77
  • 78. 1.3. Pengertian Derivatif Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x0 dan y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka: lim f(x) = f(x0) Y x -> x0 Y = f(x) diskontinu pada x = x0 Y = f(x) Y=f(x) y1 y0 y0 • Y = f(x) kontinu • pada x = x0 x x0 x0
  • 79. Sehingga f(x) – f(x0) 0 ------------------ = --- x – x0 0 Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif ------------- x->x0 x – x0 fungsi f dititik x = x0. Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x = x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau: f(x0 + Δx) – f(x0) lim ------------------- merupakan derivatif Δx atau turunan fungsi. Δx-> 0 Matematika Ekonomi 79
  • 80. Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg: f’(x) atau dy/dx atau y’ atau Dxy. Atau dengan penjelasan lain: Ump. y = f(x) dengan kurva sbb: y = f(x) y + Δy = f(x + Δx) Y = f(x) y1 y Δy Δx Besarnya pertambahan adalah: x x1 Δy = f(x + Δx) – f(x). Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x) ------------------------------- Δx Matematika Ekonomi 80
  • 81. lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x) ----------------------------- Δx->0 Δx adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1, dititik x = 5. Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah sebesar Δy. y + Δy = (x + Δx)2 + 1 y = x2 + 1 (-) Matematika Ekonomi 81
  • 82. Dengan pengurangan: Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1 = x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1 = 2xΔx + (Δx)2 Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2 Δx = 2x + Δx lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx dy/dx = 2x +Δx = 2x dititik x = 5, 0 ->0 berarti Δx ->0 Δx ->0 dy/dx untuk x = 5 adalah 10. Matematika Ekonomi 82
  • 83. 1.4 Rules of differentiation Rule 1: Derivative of a power function. Fungsi pangkat (power function) y = xn y + Δy = (x + Δx)n Δy = (x + Δx)n – y Δy = (x + Δx)n – xn Ingat kembali bil. Binom Newton (a + b)2 = a2 + 2ab + b2 (a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4 = C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3b + C(2, 4)a2b2 + C(3, 4)ab3+C(4,4)b3 Matematika Ekonomi 83
  • 84. C(i, n)  baca kombinasi tingkat i dari n unsur. C(i, n)  adalah teori kombinasi yang menyatakan memilih sebanyak i unsur dari suatu himpunan untuk menjadi anggota himpunan bagiannya. C(0, 4)  berarti kombinasi tingkat 0 dari 4 unsur. C(i, n) = ------------ n! i ! – (n – i)! Matematika Ekonomi 84
  • 85. n! = n(n-1)(n-2)(n-3) … 4! = 4. 3. 2. 1 = 24 0! = 1 Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn = C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx + C(2, n)xn-2Δx2 + C(3, n)xn-3Δx3 + C(4, n)xn-4Δx4 + ………… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn Matematika Ekonomi 85
  • 86. n! n.n-1.n-2.n-3. C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1 … 0!(n-0)! 1.n.n-1.n-2.n-3 … C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n n! n.n-1.n-2.n-3. … 1!(n-1)! 1.n-1.n-2.n-3. … C(2, n) = ---------- = ---------------------- = ----- n! n.n-1.n-2.n-3. … n.n-1 2!(n-2)! 2.1.n-2.n-3. … 2 Matematika Ekonomi 86
  • 87. Δy = (x + Δx)n – xn = xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 + 2 C(3, n)xn-3Δx3 + C(4, n)xn-4Δx4 + …… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn = nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 + C(3, n)xn-3Δx3 + C(4, n)xn-4Δx4 + …… + C(n-1, n)xΔxn-1 Matematika Ekonomi 87
  • 88. Δy = nxn-1+ n(n-1)xn-2Δx + Δx 2 C(3, n)xn-3Δx2 + C(4, n)xn-4Δx3 + …… + C(n-1, n)xΔxn-2 Δy Lim ---- = lim nxn-1 atau dy/dx = nxn-1 Δx->0 Δx Δx->0 Contoh: y = x5 dy/dx = 5x4. Mis C = total cost, q = output C = q3 derivatif C thdp q = 3q2. Matematika Ekonomi 88
  • 89. Rule 2: Multiplication by a constant. y = f(x)= cx2, c adalah konstanta, dy/dx? y + Δy = c(x + Δx)2 Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2 = c2xΔx + c(Δx)2 ---- = c2x + c(Δx) Δy lim Δx = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x ---- Δy Δx->0 Δx Δx->0 Matematika Ekonomi 89
  • 90. Contoh: y =f(x) = 5x2 f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x Rule 3: Derivative of a sum f(x) = g(x) + h(x) Dengan pembuktian yang sama spt rule (1) dan (2) diperoleh: f’(x) = g’(x) + h’(x) Demikian juga untuk: f(x) = g(x) + h(x) + k(x) f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x) Matematika Ekonomi 90
  • 91. Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih sama dengan pengurangan atau selisih. f(x) = g(x) – h(x); f’(x) = g’(x) – h’(x). Contoh: Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37 g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3 h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2 k(x) = -3x; k’(x) = -3 l(x) = 37; l’(x) = 0 jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3. Matematika Ekonomi 91
  • 92. Rule 4: derivative of a product Fungsi hasil kali berbentuk y = f(x) = g(x).h(x) f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x) Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2) g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2 h(x) = 3x2; h’(x) = 6x Jadi: f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2)(2) = 12x2 + 18x + 6x2 = 18x2 + 18x. Matematika Ekonomi 92
  • 93. Rule 5: derivatif of a quotient Bentuk umum hasil bagi dua fungsi: y = f(x) = g(x)/h(x). f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x) [h(x)]2 Matematika Ekonomi 93
  • 94. Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1). g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2 h(x) = x + 1; h’(x) = 1 f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3) = 2x + 2 – 2x + 3 (x = + 1)2 5 (x + 1)2 (x + 1)2 Matematika Ekonomi 94
  • 95. Rule 6: Chain rule Fungsi berantai bentuknya sbb: y = f(u) u = g(x) y = f(z) z = g(u) Dicari derivatif y ter- u = h(x) hadap x atau dy/dx. Dari u = g(x) didpt Dengan cara yang sama du/dx. Dari y = f(u) didpt dy dy du dz = du dy/du, Maka dx dz dx dy = dy . du dx du dx Matematika Ekonomi 95
  • 96. Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga: y = 2x Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15 unit roti (z), yang digambarkan sebagai: z = 15y Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x), maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa- lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif). Matematika Ekonomi 96
  • 97. dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah kecil perubahan x yaitu dy/dx = 2 Perubahan z apabila ada perubahan y dz/dy = 15 Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah- an x menjadi: dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit. Matematika Ekonomi 97
  • 98. Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x. v = t2 dan t = 1 + x2 u= s 3,  du/ds = 3s2 v = t2,  dv/dt = 2t s = 1 – x  ds/dx = -1 t = 1 + x2  dt/dx = 2x y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx = u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx) = s3(2t)(2x) + t2(3s2)(-1) = 4s3tx -3t2s2 = s2t(4sx – 3t) Substitusi, dy/dx = (1-x)2(1+x2)[4(1-x)(x) – 3(1+x2)] Matematika Ekonomi 98
  • 99. Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx. Dengan memakai derivatif fungsi berantai: Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3 dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2)(2x) = 6x(1 + x2)2. Matematika Ekonomi 99
  • 100. 1.5. Derivatif of higher order Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua dilambangkan dengan: d2y/dx2 atau f”(x) atau y” Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde yang lebih tinggi. Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4, dan hitung nilainya untuk x = 2. Matematika Ekonomi 100
  • 101. f(x) = x3 – 3x2 + 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0 f’(x) = 3x2 – 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0 f”(x) = 6x – 6 f”(2) = 6 f”’(x) = 6 f”’(2) = 6. Matematika Ekonomi 101
  • 102. 1.5 Derivatif parsial Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel. Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,) dimana h = harga komoditi itu sendiri hkl = harga komoditi lain sK = selera konsumen i = income Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi: z = f(x , y), bila y dianggap tetap, maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z ke x dapat dihitung. Matematika Ekonomi 102
  • 103. Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan: ∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg: ∂z/∂y atau ∂f/∂y atau f y Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai: ∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y) Δx->0 Δx->0 Δx Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai: ∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y) Δy->0 Δy->0 Δy Matematika Ekonomi 103
  • 104. Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka: ∂z/∂x = 6x + 2y ∂z/∂y = 2x – 10y Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb: Contoh: z = (x2 + y2)3 ∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2)2(2x) = 6x(x2 + y2)2 ∂z/∂y = f y = 3(x2 + y2)2(2y) = 6y(x2 + y2)2 ∂2z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2)(2x) = 24x2(x2 + y2) ∂2z/∂y2 = f yy = 12y(x2 + y2)(2y) = 24y2(x2 + y2) ∂2z/ ∂y∂x = f yx = 12x(x2 + y2)(2y) = derivatif ∂z/∂x thd y 24xy(x2 + y2). ∂2z/∂x∂y = fxy = 12y(x2 + y2)(2x) = 24xy(x2 + y2) Matematika Ekonomi 104
  • 105. Simbol derivatif parsial ∂z/∂x juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx. Fungsi turunan kedua dilambangkan: ∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan f yx Fungsi turunan f y terhadap x dilambangkan fxy f yx = fxy Matematika Ekonomi 105
  • 106. Maksimum dan minimum y = f(x) akan maksimum pada saat: dy/dx = 0 dan d2y/dx2 < 0 akan minimum pada saat: dy/dx = 0 dan d2y/dx2 > 0 akan mempunyai titik belok (inflection point) pada: dy/dx = 0 dan d2y/dx2 = 0 Matematika Ekonomi 106
  • 107. Apabila fungsinya lebih dari dua variabel: z = f(x, y) atau f(x1, x2), Maksimum jika Minimum jika fx = 0, fy = 0 fx = 0, fy = 0 fxx < 0, fyy < 0 fxx > 0, fyy > 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0 Matematika Ekonomi 107
  • 108. Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu- nyai titik maksimum, minimum atau titik belok dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut. y = f(x) = -x2 + 4x + 7 dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2 d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks. pada x = 2. nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11 Matematika Ekonomi 108
  • 109. Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari: z = x2 + xy + y2 – 3x + 2 Langkah-langkah: a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3 f y = x + 2y b. fx = 0 dan f y = 0 2x + y – 3 = 0 x + 2y = 0 Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x. Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0 didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0 atau 3x = 6  x = 2. Matematika Ekonomi 109
  • 110. Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1. Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min c. Uji dengan derivatif kedua: fxx = 2; f yy = 2; fxy = f yx = 1 fxxf yy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0 artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada titik (2, -1). d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2 = 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1. Matematika Ekonomi 110
  • 111. 1.5 Aplikasi dalam ekonomi 1) Elastisitas permintaan Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan jumlah komoditi diminta apabila terdapat perubahan harga. Jika q = komoditi yg diminta, Δq = perubahannya p = harga komoditi; Δp = perubahannya Matematika Ekonomi 111
  • 112. Δq/q Δq/q Δq p dq p Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- -- Δp/p Δp->0 Δp/p Δp->0 Δp q dp q Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2 hitung elastisitas permintaan jika harga berku- rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q = 10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi- nisi dan derivatif. Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9 Untuk p1 = 1.9, q = 18-2p2 = 18 – 2(1.9)2 = 10.78 untuk p = 2, q = 18-2p2 = 18 – 2(2)2 = 10. berarti Δq = 10.78 – 10 = 0.78 Matematika Ekonomi 112
  • 113. Jadi menurut pendekatan definisi Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56 Dengan pendekatan derivatif: Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2/q pada harga p = 2, dan q = 10 Ed = -4(2)2/10 = - 1.60. Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol, sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi hasilnya sedikit berbeda. Matematika Ekonomi 113
  • 114. 2) Total Cost, Average cost and marginal cost TC = f(q), merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost, dan q = produk yang dihasilkan. TC/q = f(q)/q merupakan fungsi biaya rata-rata. MC = dTC/dq merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar- ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg dibutuhkan per satuan tambahan produk. Matematika Ekonomi 114
  • 115. Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah ini. TC Rp AC MC VC q Matematika Ekonomi 115
  • 116. Contoh dengan data diskrit q FC VC TC AC MC 1 100 10 110 110.00 - 2 100 16 116 58.00 6.0 3 100 21 121 40.33 5.0 4 100 26 126 31.50 5.0 5 100 30 130 26.00 4.0 6 100 36 136 22.67 6.0 7 100 45.5 145.5 20.78 9.5 8 100 56 156 19.50 10.5 9 100 72 172 19.10 16 Matematika Ekonomi 116
  • 117. Contoh dengan fungsi biaya: TC = q3 – 4q2 + 10q + 75. FC = Fixed Cost = 75 VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10 AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q 3) Revenue and Marginal revenue Apabila fungsi permintaan diketahui, maka Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang diminta dikali harga. Matematika Ekonomi 117
  • 118. Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga dengan q = f(p) maka: TR = qp = f(p).p Marginal Revenue (MR) = dTR/dq. Contoh: MR = dTR/dq Fungsi Permintaan; = 9/2 – 3q 3q + 2p = 9; TR, MR, p 2p = 9 – 3q atau MR p = 9/2 – (3/2)q 4 TR = p.q atau p TR = (9/2)q – (3/2)q2 0 3 q Matematika Ekonomi 118
  • 119. 4). Fungsi produksi Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh profit maksimum, adalah: a. Jumlah produk yang yang akan diproduksi b. Menentukan kombinasi input-input yang digunakan dan jumlah tiap input tsb. Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi disebut dengan FUNGSI PRODUKSI. Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan input-input dengan tingkat output. Matematika Ekonomi 119
  • 120. Fungsi produksi, secara umum dicatat: Q = f(x1, x2, x3, … , xn) Q = output xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , n Apabila dalam proses produksi: Q = f(x1/x2, x3, … , xn) input xI ditambah terus menerus, sedangkan input lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada hukum : The law of diminishing returns “bila satu macam input, terus ditambah penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak berubah, maka tam-bahan output yg dihasilkan dari setiap tambahan input, mulai-mula meningkat, kemudian menurun, dan akhirnya negatip”. Matematika Ekonomi 120
  • 121. Tambahan output yg didapat karena adanya tam- bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik Marginal (Produk Marginal = PM). PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di- turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi Produk Rata-rata (PR). PR = Q/x = f(x)/x Jadi ada hubungan antara Q atau produk total (PT) dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di- tunjukkan oleh kurva berikut ini. Matematika Ekonomi 121
  • 122. Q X1 Q PM PR Q = PT 1 10 - 10 2 24 14 12 3 39 15 13 4 52 13 13 5 61 9 12.2 x 6 66 5 11 7 66 0 9.4 8 64 -2 8 PM PR x Matematika Ekonomi 122
  • 123. Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb: a. Pada saat PT maks, maka PM = 0 b. Pada saat PR maks, maka PM = PR c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol (origin) menyinggung kurva PT. Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk Q = f(x1, x2)/x3, … , xN) atau dua input variabel, maka kurvanya dalam ruang spt berikut: Matematika Ekonomi 123
  • 124. z x1 x2 Matematika Ekonomi 124
  • 125. MATRIKS Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun dalam bentuk “baris” dan “lajur”. Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan (rata-rata) Kota A B C Bulan J 4000 4500 4200 F 4200 4600 4500 M 4200 4700 4500
  • 126. Dengan catatan matriks ditulis: A = 4000 4500 4200 B= 1 0 1 4 4200 4600 4500 3 2 6 7 4200 4700 450 9 8 4 1 Bentuk umum sbb: Notasi matriks A = a11 a12 … a1n mxn a21 a22 … a2n Untuk menyederhanakan dicatat: : : : A = (aij)mxn mxn am1 am2 … amn m = jlh baris; n = jlh lajur Matematika Ekonomi 126
  • 127. Vektor. Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor baris dan beberapa vektor lajur. Vektor baris: Vektor lajur a’ = (4, 1, 3, 2) b= 1 u = u1 x’ = (x1, x2, … xn) 2 u2 8 : un Matematika Ekonomi 127
  • 128. Beberapa macam bentuk matriks a. Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n A= 2 0 2 4 4x4 4 1 7 7 1 2 3 4 5 1 4 1 b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji B=1 0 7 7 4X4 0 5 4 3 7 4 2 5 7 3 5 1 Matematika Ekonomi 128
  • 129. c. Matriks diagonal e. Matriks segitiga atas, D = (dij)n.n, dij = 0 utk i j jika semua unsur di- bawah diagonal uta- D= 3 0 0 ma bernilai nol. 0 5 0 G= 9 9 3 0 0 7 0 1 3 0 0 2 d. Matriks identitas I4 = 1 0 0 0 I2 = 1 0 Diagonal utama Jika semua unsur di- 0 1 0 0 0 1 atas diagonal utama 0 0 1 0 bernilai 0 = matriks segitiga bawah. 0 0 0 1 Matematika Ekonomi 129
  • 130. Penggandaan matriks Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B atau n = p Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur dimana setiap baris A digandakan dengan setiap lajur B seperti contoh berikut ini. 1 1 0 8 -1 2 4 5 1 1 6 7 8 1 2 Matematika Ekonomi 130
  • 131. 1 1 0 8 -1 = (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1 = 2 4 5 1 1 6 7 8 1 2 1 1 1 2 (2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1 1 1 1 2 (6 7 8) 8 , (6 7 8) -1 1 1 1 1 Matematika Ekonomi 131
  • 132. (1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2) (2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2) (6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2) 9 0 Contoh-2: 3 6 0 x = 25 12 4 2 -7 y 63 17 z 3x + 6y 4x + 2y – 7z Matematika Ekonomi 132
  • 133. Putaran matriks Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m, sedangkan (a’ij) = (aji). Contoh: A = 3 8 -9  A’ = 3 1 1 0 4 8 0 -9 4 D= 1 0 4  D’ = 1 0 4 0 3 7 0 3 7 4 7 2 4 7 2 Matematika Ekonomi 133
  • 134. Determinan matriks segi Determinan suatu matriks segi adalah hasil per- kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur, dengan tanda tertentu. Determinan matriks A dicatat det (A) atau |A| Contoh: Hitung determinan matiks A = 2 7 4 9 det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10. - + Matematika Ekonomi 134
  • 135. Contoh: Cari determinan matriks C= 1 4 7 Cara Sarrus, yaitu dengan 8 2 5 menambahkan lajur 1 sebagai 6 9 3 lajur 4 dan lajur 2 sebagai lajur 5 kemudian mengganda- kan angka yang tidak sebaris dan tidak selajur. - - - det C = 1 4 7 1 4 8 2 5 8 2 6 9 3 6 9 + + + = (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9) -(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405 Matematika Ekonomi 135
  • 136. Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per- kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur. Pangkat suatu matriks Suatu matriks segi dengan determinan 0, maka matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak penuh atau dinamakan matriks singular. Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat penuh. Matematika Ekonomi 136
  • 137. Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak matriksnya yang memiliki det 0. Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka 3x3 2 -1 1 p(A) 3, dan kemungkinan 4 1 1 p(A) = 2. Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya: A11 = 1 1 , det A11 = - 3 0. Berarti p(A) = 2 2 -1 Matematika Ekonomi 137
  • 138. Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai- nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks penyusun persamaan linear dimaksud harus 0 atau tak singular atau berpangkat penuh. Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7 2x1 + 4x2 + x3 = 0 - 2x2 - x3 = 2 Setelah diubah dg 7 -3 -3 x1 = 7 perkalian matiks diperoleh 2 4 1 x2 0 0 -2 -1 x3 2 Matematika Ekonomi 138
  • 139. Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8 0, berarti nilai-nilai x 2 4 1 dari persamaan li- 0 -2 -1 near itu dpt dicari. Matematika Ekonomi 139
  • 140. Persamaan linear dan jawabannya. Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari. Contoh: 5x1 + 3x2 = 30 7x1 – x2 – x3 = 0 6x1 – 2x2 = 8 10x1 – 2x2 + x3 = 8 6x1 + 3x2 – 2x3 = 7 Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2 Matematika Ekonomi 140
  • 141. Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi- nan, sistem persamaan linear di atas dapat diselesai-kan dg cara sbb: a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk perkalian matriks. 5 3 x1 = 30 6 -2 x2 8 A x d b. Cari nilai det (A); det A = -28 c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-1 dengan vektor d. Matematika Ekonomi 141
  • 142. A1 = 30 3 8 -2 d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-2 dengan vektor d. A2 = 5 30 6 8 e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140 f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A. x1 = -84/-28 = 3; x2 = -140/-28 = 5. Matematika Ekonomi 142
  • 143. Contoh 2 7 -1 -1 x1 = 0 10 -2 1 x2 8 6 3 -2 x3 7 A x d a. Det A = -61 b. Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183 8 -2 1 10 8 1 7 3 -2 6 7 -2 det A3 = 7 -1 0 = -244 10 -2 8 6 3 7 Matematika Ekonomi 143
  • 144. MATRIKS KEBALIKAN Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat sebagai A-1. Cara mencari matriks kebalikan: a. Dengan matriks adjoint b. Dengan transformasi penyapuan c. Dengan metode Doolittle Matematika Ekonomi 144
  • 145. Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33 Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang- kah-langkah sbb: a. Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3) Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak matriks dengan menghapus baris p dan lajur q. Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut: Matematika Ekonomi 145
  • 146. a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33 Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32 a32 a33 Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31 a31 a33 Minor unsur a13 = M13 = a21 a22 a31 a32 = a21a32 – a22a31 Matematika Ekonomi 146
  • 147. Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32 a32 a33 Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31 a31 a33 Minor unsur a23 = M23 = a11 a12 a31 a32 = a11a32 – a12a31 Matematika Ekonomi 147
  • 148. Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22 a21 a23 Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21 a21 a23 Minor unsur a33 = M33 = a11 a12 a21 a22 = a11a22 – a12a21 Matematika Ekonomi 148
  • 149. b. Kofaktor. Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+qMpq. Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1M11 Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2M12 Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3M13 Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1M21 Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2M22 Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3M23 Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1M31 Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2M32 Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3M33 Matematika Ekonomi 149
  • 150. Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah matriks kofaktor K: K = α11 α12 α13 α21 α22 α23 α31 α32 α33 Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’) Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap, tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya negatip. Matematika Ekonomi 150
  • 151. Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1 0 3 2 3 0 7 Matriks kofaktor K= 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9 - 0 7 3 7 3 0 -7 31 3 1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12 - - 0 7 3 7 3 0 1 -1 4 -1 4 1 - 3 2 0 2 0 3 Matematika Ekonomi 151
  • 152. Matriks putaran K = K’ = 21 -7 5 6 31 -8 -9 3 12 Matriks kebalikan = B-1 adalah: (1/det B)K’. det (B) = (4)(3)(7) + (1)(2)(3) + (0)(0)(-1) B-1 = (1/99) 21 -7 5 -(-1)(3)(3) -(2)(0)(4) 6 31 -8 -(1)(0)(7) = 99 -9 3 12 Matematika Ekonomi 152
  • 153. Untuk menguji, maka: BB-1 = I 4 1 -1 21/99 -7/99 5/99 = 1 0 0 0 3 2 6/99 31/99 -8/99 0 1 0 3 0 7 -9/99 3/99 12/99 0 0 1 B B-1 I Matematika Ekonomi 153
  • 154. PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis) Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in- dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me- menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal maupun ekspor. Sementara Input suatu sektor dibeli dari sektor lain. Matematika Ekonomi 154
  • 155. Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Contoh analisis input-output Leontief. Dengan notasi matriks model I-O sbb: AX + F = X atau X - AX = F atau (I – A)X = F pers matriks Leontief X = F/(I - A) = (I – A)-1. F. Matriks kebalikan Leontief Matematika Ekonomi 155
  • 156. 0.2 0.3 0.2 , x1 , 10 Mis. Sektor perekonomian 0.4 0.1 0.2 x2 5 terdiri dari 3 sekt. Pert, Ind, 0.1 0.3 0.2 x3 6 dan Jasa. A x F 1 0 0 - 0.2 0.3 0.2 = 0.8 -0.3 -0.2 0 1 0 0.4 0.1 0.2 -0.4 0.9 -0.2 0 0 1 0.1 0.3 0.2 -0.1 -0.3 0.8 I A 0.8 -0.3 -0.2 x1 = 10 -0.4 0.9 -0.2 x2 5 -0.1 -0.3 0.8 x3 6 I-A F x Matematika Ekonomi 156
  • 157. Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24 -M21 M22 -M23 0.30 0.62 0.27 0.34 0.62 0.24 M31 -M32 M33 0.24 0.24 0.60 0.21 0.27 0.60 (I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’ = 1 0.66 0.30 0.24 0.384 0.34 0.62 0.24 0.21 0.27 0.60 = 1.72 0.78 0.63 = R 0.90 1.61 0.63 0.55 0.70 1.56 Matematika Ekonomi 157
  • 158. Arti dari matriks kebalikan Leontief: Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per- mintaan akhir akan produk Industri, harus diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian. R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin- taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk- si sebanyak 0.68 satuan produk Industri. Matematika Ekonomi 158
  • 159. Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu: (I – A)-1F X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84 x2 1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68 x3 1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36 Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira- malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing- masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36 satuan. Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di- naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui. Matematika Ekonomi 159
  • 160. Penutup: TUHAN Maha Tahu tetapi tidak pernah memberi tahu ! Mengapa ? Manusia sudah diberi pikiran dan manusia adalah makhluk yang berpikir. Matematika merupakan sarana berpikir Matematika Ekonomi 160