Festival Hantu atau Hungry Ghost Festival diperingati setiap bulan ketujuh penanggalan lunar dan memberi kesempatan bagi arwah dan roh untuk mengunjungi dunia. Pada hari keempat belas, pesta besar diadakan untuk para hantu dengan menyajikan makanan dan sesaji. Hari penting lainnya adalah hari ketujuh dan lima belas dimana keluarga menghormati nenek moyang dan melepaskan lentera di sungai.
2. • Biasa diperingati dibulan ke – 7 (penanggalan
lunar ).
• Merupakan kesempatan bagi para arwah dan roh
– roh dineraka termasuk almarhum leluhur, untuk
pergi ke dunia guna mendapatkan hiburan,
mereka dibebas dari alam sengsara selama 1
bulan. Para arwah dan roh – roh dineraka
dilepaskan bebas kedunia manusia pada tanggal
29 bulan 6 imlek dan kembali keneraka lagi pada
tanggal 29 bulan 7 imlek.
3. • Pesta besar diadakan untuk para hantu pada hari
keempat belas bulan tujuh imlek, dimana mereka
membawa makanan dan sesajian untuk menyenangkan
para hantu dan untuk menangkal nasib buruk.
• Dibeberapa Negara Asia Timur diadakan pertunjukan
langsung seperti opera Cina atau drama dan semua
orang diundang untuk hadir. Barisan pertama kursi
selalu kosong, karena ini adalah tempat para hantu
untuk duduk, dimana waktu pertunjukan selalu
diadakan pada malam hari.
4. Asal Usul Festival Hantu
• Seorang murid budha yang memiliki suatu kemampuan untuk
melihat kehidupan orang yang sudah meninggal menggunakan
kemampuannya untuk melihat bagaimana kehidupan orang tuanya
setelah meninggal. Pertama kali ia melihat ayahnya di alam surgawi
yaitu alam para dewa. Namun betapa terkejutnya ia melihat kondisi
ibunya. Ibunya terwujud sebagai seorang hantu kelaparan,
dinamakan hantu kelaparan karena mereka tidak bisa makan karena
sifatnya yang sangat tipis dan rapuh dimana tenggorokan mereka
tidak dapat dilewati oleh makanan apapun. Namun mereka selalu
lapar karena memiliki perut yang gemuk. Ibunya terlahir sebagai
hantu kelaparan karena semasa hidupnya dahulu ia sangat serakah.
Sebagai seorang anak yang berbakti murid budha itu berdoa untuk
ibunya agar ibunya bisa mendapatkan pengampunan dari Tuhan
dan terlahir dalam wujud yang berbeda. Berkat bakti dari sang anak
akhirnya ibu dari murid budha itu berhasil mendapatkan kehidupan
yang lebih baik yaitu menjadi manusia.
5. Hari penting dalam bulan hantu
• Hari pertama bulan tujuh, nenek moyang dihormati dengan
persembahan makanan, dupa, dan uang kertas yang dibakar
sehingga roh dapat menggunakannya. Persembahan untuk
roh yang tanpa keluarga harus dibuat, sehingga mereka tidak
akan membahayakan kita. Persembahan ini biasanya
dilakukan di altar darurat yang didirikan di trotoar di luar
rumah.
6. • Puncaknya adalah di tanggal 15, disebut hari
hantu/hari para roh. Pada hari ini, keluarga yang
hidup akan mengapungkan lentera di sungai untuk
mengingat mereka yang telah meninggal. Mereka
menggunakan papan dan kertas warna-warni untuk
membuat segala macam lentera, dengan lilin
menyala di tengahnya. Saat malam tiba, orang akan
menempatkan lentera dan perahu di sungai untuk
melihat apakah perahu dan lentera itu akan
mengapung atau tidak karena hal itu akan
memberitahu mereka tentang nasib kerabat mereka
yang telah meninggal.
7. • Hari terakhir dari bulan tujuh adalah ketika
Gerbang Neraka ditutup lagi. Para Imam Tao
akan menginformasikan pada roh-roh yang
gentayangan bahwa sudah tiba waktunya
untuk kembali dan karena mereka kembali
masuk ke neraka, maka mereka akan
mengeluarkan suara raungan nyaring ratapan.
8. Do’s and Don’ts
1. Menghindari berdiri di bawah pohon atau di
bawah halte bus pada malam
2. Jangan melangkah atau menendang alat
ibadah dan altar sementara di pinggir jalan.
3. Jangan tinggal di luar sampai larut malam.
Cara terbaik adalah untuk berada di rumah
dengan matahari terbenam
4. Jangan melakukan perjalanan darat, udara,
atau laut.
9. • Membuat altar di persimpangan jalan - untuk
kemudahan mengakses dan keberangkatan roh
dari 4 arah.
• Membuat persembahan – makanan dan
minuman yang disukai almarhum.
• Membakar “Uang neraka" – untuk nenek moyang
di kerajaan bawah.
• Melepaskan perahu kertas dan lentera di sungai
dan danau - memberikan arah untuk roh.
10. • Umumnya, setiap rumah tangga di pinggir
jalan pintu mengabadikan dalam “mangkuk
Gomi, menggantung lentera di bawah atap
• Keluarga akan mempersiapkan rumah kertas
juga berbagai barang dalam lipatan kertas
yang berbentuk seperti berupa uang, emas
batangan, pakaian, gigi palsu, alat kosmetik
dan telepon genggam untuk dibakar sebagai
persembahan bagi para arwah.